Soal Materi Tauhid Dan Taqdir

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

TUGAS PAI

SOAL MATERI TAUHID DAN TAQDIR

Farrel Ardian Ramadheni


1402223250
AK-46-08

1. Sebutkan macam-macam tauhid?


a. Tauhid Rubibiyah
b. Tauhid Uluhiyah
c. Tauhid Asma wa Sifat
d. Tauhid Rububiyah, Mulkiyah, Uluhiyah dan Asma wa Sifat
2. Tauhid merupakan … Islam?
a. Inti ajaran
b. Asas amal
c. Pandanga
d. a dan b benar
3. Pengertian tauhid yang benar adalah?
a. Mengesakan Allah Swt dalam seluruh eksistensinya
b. Satu
c. Tunggal
d. Tidak beranak dan tidak diperanak
4. Pengertian qodo dan qodar yang benar adalah?
a. Takdir
b. Ketetapan dan kadar
c. Keputusan
d. ketentuan
5. Di Bawah ini yang termasuk dalam taqdir mubrom adalah?
a. Usia, kaya, dan miskin
b. Pintar, bodoh
c. Jenis kelamin, warna kulit, sifat air mengalir ke bawah
d. Soleh, Nakal
SOAL ESSAY
1. Jelaskan pengertian tauhid yang utuh berdasarkan A-Qur’an!
2. Sebutkan pembagian tauhid dan jelaskan korelasi antara satu bagian dengan bagian yang
lainnya!
3. Jelaskan bagaimana pengaruh tauhid yang harus nampak dalam kehidupan sehari-hari
sebagai bukti bahwa seseotang bertauhid!
4. Sebutkan pembagian taqdir dan jelaskan masing-masingnya dengan memberikan contoh!
5. Bagaimana konsep taqdir dalam Islam?

JAWABAN

1. Tauhid yang berarti mengesakan. Tauhid terdapat disurat Al-Ikhlas yang disebut juga
surat At-Tauhid : “ Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada
seorang pun yang setara dengan Dia.”

2. Pembagian Tauhid terbagi atas 3, yaitu Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah,


Tauhidul Asma’ Was Shifat.

Korelasi diantara Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Uluhiyyah adalah Barangsiapa yang
meyakini keesaan Allah dalam rububiyyah-Nya, yaitu meyakini bahwa Allah itu Esa,
tidak ada sekutu bagi-Nya dalam menciptakan makhluk, maka keyakinan tersebut
mengharuskannya mempertuhankan-Nya dalam beribadah, mengesakan, dan
mentauhidkan-Nya dalam segala bentuk peribadatan.

Korelasi antara Tauhidul Asma` was Shifat dengan Kedua Macam Tauhid yang Lainnya
adalah “Mengesakan Allah dalam nama dan sifat-Nya mencakup kedua macam tauhid
yang lainnya (Tauhid Rububiyyah dan Uluhiyyah sekaligus)”.
Dalam nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya ada yang menunjukkan uluhiyyah-Nya,
seperti Allah, Al-Gafur, At-Tawwab, dan ada pula yang menunjukkan rububiyyah Allah,
seperti Al-Khaliq, Ar-Razzaq, dan yang lainnya. Wallahu a’lam.

3. Menurut bahasa, tauhid adalah Bahasa Arab yang berarti mengesakan atau
menganggap sesuatu itu esa atau tunggal. Dalam ajaran Islam, yang dimaksud dengan
tauhid adalah keyakinan akan keesaan Allah swt. Sebagai Tuhan yang telah menciptakan,
memelihara, dan menentukan segala sesuatu yang ada di alam ini. Dalam ajaran tauhid,
paling tidak ada tiga hal mendasar yang dibicarakan. Yaitu , Ilāhiyyāt, Nubuwwāt, dan
Sam’iyyāt. Dalam ketiga ajaran dasar ini, termuat ajaran tentang malaikat, kitab dan
takdir. Dan dari ajaran dasar inilah ditegakkan rukun-rukun Islam, berupa syahadat, salat,
puasa, zakat dan haji serta ibadah-ibadah lainnya. Dan buah dari ketiga ajaran Islam ini
(yakni Iman, Islam dan Ihsān) adalah baiknya prilaku atau akhlak seorang hamba Allah
swt. baik dalam rangka berhubungan dengan Allah swt. dengan sesama manusia, ataupun
dengan alam lingkungannya. Semua hal ini, telah direalisasikan oleh Nabi Besar
Muhammad saw. dalam kehidupan beliau sehari-hari. Dan kita sebagai umat beliau
diminta untuk meneladani seluruh aspek kehidupan beliau semampu kita. Salah satu
prilaku Nabi Muhammad saw. yang harus kita teladani adalah memelihara dan
mengendalikan lidah dari pembicaraan dan omongan yang terkadang membawa kepada
dosa dan perbuatan maksiat. Terkadang kita senang dengan tontonan di televisi yang
menayangkan acara gosip atau membeberkan keaiban orang, atau kita terbuai oleh berita
hoax dan turut serta dalam menyebarkannya.

4. Takdir Mubram

Pengertian dari takdir mubram adalah takdir yang sudah ditetapkan dan tidak dapat
diubah lagi meskipun dengan menggunakan segala cara. Pasalnya, takdir mubram
merupakan ketentuan mutlak yang berasal dari Allah SWT. Artinya, manusia tidak bisa
menolak atau mengganti terhadap terciptanya takdir mubram ini. Beberapa contoh yang
termasuk dalam golongan takdir mubram di antaranya adalah proses kelahiran manusia
dari orang tuanya. Kematian seseorang juga menjadi ketetapan ALLAH SWT.

Takdir Muallaq

Takdir Muallaq adalah takdir atau ketetapan dari Allah SWT yang dapat diubah oleh
umat manusia dengan wujud adanya ikhtiar atau semacam usaha. Artinya, manusia masih
diberikan peran dalam mengganti atau merubah terhadap adanya takdir tersebut. Salah
satu hal yang dapat dipakai sebagai contoh semisal masalah kemiskinan. Ketika seorang
manusia ditakdirkan menjadi miskin, maka ia masih bisa merubah takdir yang sedang
dialami tersebut. Yakni dengan jalan bekerja keras agar tidak menjadi miskin seperti
sebelumnya.

5. Takdir merupakan hukum sebab akibat yang berlaku secara pasti sesuai dengan
ketentuan Allah SWT, yang baik maupun yang buruk. Dalam bahasa Arab, takdir
disebut qadara atau yuqaddiru atau taqdir. Arti harfiahnya adalah ukuran, ketentuan.
Takdir dalam Alquran terdapat dalam Alquran Surah Al Anam ayat 96, Surah Al Furqan
ayat 2, Surah Yasin ayat 38, dan Surah Fussilat ayat 12. Keseluruhan ayat tersebut
terdapat tiga kesimpulan.
Pertama, takdir berlaku untuk fenomena alam, artinya hukum dan ketentuan dari Tuhan
mengikat perilaku alam sehingga hukum sebab akibat yang terjadi di alam ini dapat
dipahami manusia.
Kedua, takdir Tuhan terkait hukum sosial (sunnatullah). Hukum ini melibatkan manusia
di dalamnya. Ketiga, akibat dari takdir dalam arti hukum kepastian Allah yang baru
diketahui setalah berada di akhirat.
Takdir yang seperti ini yang harus diyakini dengan keimanan. Selama manusia masih di
dunia, dampaknya belum bisa dibuktikan hanya melalui Alquran, manusia
membayangkannya saja. Inilah yang disebut qadarullah, nasib manusia yang ditentukan
oleh perbuatannya selama di dunia.
Takdir tidak sama dengan menerima nasib secara pasrah, dalam arti tidak mau berusaha
sama sekali. Islam sangat menekankan pentingnya Usaha dan amal perbuatan. Dalam
Alquran dinyatakan manusia tidak akan mendapatkan sesuatu selain yang dia usahakan,
dan bahwa hasil usahanya itu akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan dibalas
dengan balasan yang setimpal sesuai Surah An Najm ayat 39-41.

You might also like