Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika p-ISSN 2721-8929

http://lebesgue.lppmbinabangsa.id/index.php/home e-ISSN 2721-8937


Vol. 3, No. 1, April 2022 DOI Issue: 10.46306/lb.v3i1

PENGUKURAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)


MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT
EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN REAKTOR PRODUKSI

Joshua Gianfranco1, Muhammad Iqbal Taufik2, Febri Hariadi3, Muchammad Fauzi4


1,2,3,4
Program Studi Teknik Industri Universitas Widyatama Bandung
1
joshua.gianfranco@widyatama.ac.id, 2muhammad.iqbal@widyatama.ac.id,
3
febri.hariadi@widyatama.ac.id, , 4muchammad.fauzi@widyatamac.id

Abstract
Industry in each country has increased, as well as industry in Indonesia which is experiencing a fairly
rapid increase. The improvement of product quality is that it can be done by carrying out maintenance
to the machine used by the company. Total Productive Maintenance (TPM) is a process of machine
maintenance carried out in industry to maximize and can increase productivity. PT XYZ is a
manufacturing company that produces chemicals used for fabric production. This study aims to
measure the level of effectiveness of the equipment used in PT. XYZ and measure how effective total
equipment production. Determine the causal factors of low Overall Equipment Effectiveness (OEE)
value and identify losses incurred, by providing proposed improvements in the factory by applying the
TPM method. OEE values obtained in reactor engines at the plant in the period January-October 2021
with an average value reached of 55.63% - 60.60% are still below the overall equipment effectiveness
(OEE) standard value caused by Quality Ratio which is still below jipm standard with an average value
of 98.54%. Each company can find out the effectiveness of the machine used by using calculations of
the level of effectiveness of equipment using the Total Productive Maintenance (TPM) method based on
overall equipment effectiveness (OEE)values. Method is used to measure the number TPM by using
the Overall equipment effectiveness (OEE) method. The use of this method to provide equipment
performance results and accurate calculations to determine the effective engine that will be.
Keywords: Textile, Total Productive Maintenance (TPM), Overall equipment effectiveness (OEE)

Abstrak
Perindustrian di setiap negara mengalami peningkatan, begitu pun perindustrian di Indonesia yang
mengalami peningkatan cukup pesat. Peningkatan kualitas produk yaitu dapat dengan melakukan
perawatan kepada mesin yang digunakan oleh perusahaan. Total Productive Maintenance (TPM)
merupakan proses pemeliharaan mesin yang dilakukan dalam industri untuk memaksimalkan serta
dapat meningkatkan produktifitas. PT XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi
bahan-bahan kimia yang digunakan untuk produksi kain. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
tingkat efektivitas dari peralatan yang digunakan di PT. XYZ serta mengukur seberapa efektif peralatan
total produksi. Menentukan faktor penyebab dari nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) rendah
serta mengidentifikasikan kerugian yang terjadi, dengan memberikan usulan perbaikan dalam pabrik
dengan menerapkan metode TPM. Nilai OEE yang didapatkan pada mesin reaktor di pabrik pada
periode Januari-oktober 2021 dengan rata-rata nilai yang dicapai sebesar 55.63% - 60.60% masih berada
dibawah nilai standar Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang disebabkan oleh Quality Ratio yang
masih dibawah standar JIPM dengan nilai rata-rata 98,54%. Setiap perusahaan dapat mengetahui
efektifitas mesin yang digunakan dengan menggunakan perhitungan tingkat keefektifan peralatan
menggunakan metode Total Productive Maintenance (TPM) berdasarkan nilai Overall Equipment
Effectiveness (OEE). Metode yang digunakan untuk mengukur penerapan TPM yaitu dengan
menggunakan metode Overall equipment effectiveness (OEE). Penggunaan metode ini untuk
memberikan hasil performa peralatan serta perhitungan yang akurat untuk menentukan seberapa efektif
mesin yang digunakan.
Kata kunci: Tekstil, Total Productive Maintenance (TPM), Overall equipment effectiveness (OEE).

Received: January 03, 2022 / Accepted: April 29, 2022 / Published Online: April 30, 2022

160
Jurnal Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika
Joshua Gianfranco, Muhammad Iqbal Taufik, Febri Hariadi, Muchammad Fauzi
Vol. 3, No. 1, April 2022 hal.160-172
DOI Artikel: 10.46306/lb.v3i1.109

PENDAHULUAN
Perindustrian di Indonesia semakin berkembang setiap tahunnya, oleh karena itu
industri tekstil merupakan salah satu industri yang diprioritaskan untuk dikembangkan karena
memiliki peran yang penting dalam perekonomian negara yaitu sebagai devisa negara.
Penggunaan mesin yang digunakan pada setiap pabrik tekstil berbeda-beda, hal tersebut
disesuaikan dengan kemampuan dari sebuah perusahaan tersebut. Penggunaan mesin dan
perawatan mesin yang teratur maka akan meningkatkan hasil produksi di perusahaan.
Kelancaran produksi tidak terlepas dari kemampuan manajemen perusahaan. Selain sumber
daya manusia, peralatan merupakan sumber daya yang paling penting untuk memperlancar
proses produksi (Anthara, 2013). PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
tekstil auxiliary’s yang berlokasi di Kabupaten Bandung. PT XYZ memiliki berbagai aditif
kimia tekstil, termasuk untuk proses sizing, pretreatment, dyeing, dan finishing. Dalam
kegiatan produksinya, PT. XYZ tidak terlepas dari peralatan atau mesin produksi yang
memiliki ketersediaan waktu dan kinerja yang selalu siap untuk memenuhi pesanan
perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dari kelancaran suatu proses di lantai produksi
diantaranya dari sumber daya manusia itu sendiri yaitu operator produksi serta fasilitas yang
berada di lantai produksi, seperti mesin dan peralatan pendukung lainnya (Prabowo et al.,
2020). Menggunakan peralatan dan mesin secara efisien dan efektif dapat menjaga mesin
dalam kondisi kerja yang baik, menjaga produktivitas dan menghindari kerugian bagi bisnis.
Faktor kegagalan atau disebut juga dengan enam kerugian adalah kegagalan, konfigurasi,
penyesuaian, idling, stop loss kecil dan kerugian kesalahan (Latief, 2020). PT. XYZ dalam
proses produksinya menggunakan reaktor yang berfungsi sebagai tempat terjadinya proses
pencampuran dari setiap bahan baku guna membuat suatu produk. Dalam pengamatan dan data
yang dikumpulkan, diketahui bahwa mesin reaktor M01 mengalami naik turun dalam output
produk yang dihasilkan. Dimana pada bulan Agustus sampai Oktober mengalami penurunan
kuantitas hasil produksi yaitu 158.725 kg pada bulan agustus, bulan September 132.155 kg dan
October 87.837 kg. Hal ini mengakibatkan produktivitas produksi yang tidak stabil. Maka dari
itu perlu dilakukan pengukuran produktivitas mesin reaktor dengan menggunakan pendekatan
multidisiplin yang didalamnya melibatkan beberapa aspek seperti kecakapan, usaha, teknologi
dan sumber daya lainnya secara terpadu (Dewi, 2015). Perusahaan masih selalu berupaya untuk
terus menerapkan dan melakukan setiap inovasi baru yang mendukung produktivitas dalam
sistem produksi yang ada dimana salah satu contoh tools yang digunakan yaitu total productive
maintenance atau disingkat TPM.

161
Jurnal Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika
Joshua Gianfranco, Muhammad Iqbal Taufik, Febri Hariadi, Muchammad Fauzi
Vol. 3, No. 1, April 2022 hal.160-172
DOI Artikel: 10.46306/lb.v3i1.109

TPM merupakan suatu pendekatan dengan tujuan yaitu mengurangi dan


menghilangkan breakdown yang terjadi pada mesin secara inovatif dalam proses maintenance
dengan melakukan optimasi terhadap kefektifan dari setiap peralatan dan juga melakukan
perawatan yang dilakukan secara mandiri oleh operator (Muslim, 2020). Optimasi efektivitas
perangkat melalui TPM ditunjukkan dengan dua kegiatan. Aktivitas yang pertama yaitu
meningkatkan kemampuan secara keseluruhan produktivitas berdasarkan total waktu aktif.
Kegiatan lainnya adalah kualitatif dimana meminimalkan jumlah produk yang cacat (Priyono
et al., 2019). Meningkatkan kualitas produk. Salah satu cara pengukuran kinerja dari mesin
produksi dalam penerapan Total Productive Maintenance yang digunakan adalah Overall
Equipment Effectiveness atau OEE (Wahid, 2020). Pengukuran dengan menggunakan OEE ini
terdiri dari tiga factor utama dimana ketiganya memiliki keterkaitan yaitu Availability,
Performance dan Quality (Jono, 2015). Penggunaan metode OEE ini merupakan salah satu
indikator dari keberhasilan penerapan TPM di perusahaan terutama di lantai produksi (Jono,
2015).
Berdasarkan pemahaman teoritis dan studi pendahuluan yang telah dilakukan secara
langsung di lapangan, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu melakukan analisis
penerapan TPM di PT. XYZ berdasarkan nilai OEE mesin reaktor M01 yang didasarkan pada
factor Availability, Performance dan Quality.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di pabrik Tekstil di Bandung. Jenis data yang digunakan adalah
data sekunder dan digunakan untuk menganalisa penerapan TPM yang dilaksanakan di PT.
XYZ. Data sekunder penelitian didapatkan dari laporan kerja yang ada di PT. XYZ. Dalam
pengamatan dan data yang dikumpulkan, diketahui bahwa mesin reaktor M01 mengalami naik
turun dalam output produk yang dihasilkan. Dimana pada bulan Agustus sampai Oktober
mengalami penurunan kuantitas hasil produksi yaitu 158.725 kg pada bulan agustus, bulan
September 132.155 kg dan October 87.837 kg. Hal ini mengakibatkan produktivitas produksi
yang tidak stabil. Data tersebut merupakan penggunaan mesin Reaktor 01 yang didapatkan dari
data laporan kerja departemen produksi periode Januari – Oktober 2020, data ditunjukkan
dalam tabel 1 sebagai berikut:

162
Jurnal Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika
Joshua Gianfranco, Muhammad Iqbal Taufik, Febri Hariadi, Muchammad Fauzi
Vol. 3, No. 1, April 2022 hal.160-172
DOI Artikel: 10.46306/lb.v3i1.109

Tabel 1. Data mesin Reaktor 01 bulan Januari – Oktober 2020


Number of Production
Periode Total Idle Batch Size Gain/Loss Defective
per month
January 159,49 55,06 38 150.112 1.372 7.125
February 153,19 54,85 35 148.066 1.358 6.350
March 227,82 99,35 46 206.161 1.413 0
April 48,3 18,86 12 51.637 389 4.500
May 8,01 7,5 2 5.000 21 0
June 114,87 40,44 29 129.410 252 0
July 109,48 27,51 28 116.190 1.398 250
August 145,42 41,59 32 158.725 681 43.525
September 122,28 127,91 31 132.155 1.285 15.000
October 90,51 30,16 21 87.837 1.040 560

Total Productive Maintenance (TPM)


TPM merupakan proses perawatan yang dikembangkan untuk meningkatkan
produktivitas dengan membuat proses yang dapat diandalakan dan mengurangi kerugian
(Yoshikazu, 2000). Tujuan dari TPM adalah menjaga mesin berada dalam kondisi baik tanpa
mengganggu proses yang dilakukan sehari-hari. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan
melakukan pemeliharaan secara preventif dan prediktif. TPM terbentuk dari tiga kata
pembentuk, yaitu (Nursubiyantoro et al., 2016):
1. Total
Dalam hal ini TPM melibatkan setiap bagian personel di dalam perusahaan, mulai dari
tingkatan atas hingga tingkatan yang bawah.
2. Productive
Fokus utama yang dilakukan yaitu melakukan pemeliharaan tanpa mengganggu
jalannya produksi dan juga meminimalkan terjadinya masalah pada produksi saat dilakukannya
proses pemeliharaan
3. Maintenance
Berarti memelihara dan menjaga peralatan secara menadiri yang dilakukan oleh
operator produksi agar kondisi peralatan tetap bagus dan terpelihara dengan jalan
membersihkannya, melakukan pelumasan dan memperhatikannya. Proses pemeliharaan
terhadap peralatan yang dilakukan secara mandiri oleh operator produksi guna menjaga kondisi
peralatan tetap pada kondisi bagus dan layak dengan melakukan pembersihan, pelumasan dan
proses lainnya. Maka dari itu TPM sendiri dapat diartikan sebagai hubungan kerjasama yang
erat antara perawatan dan organisasi produksi secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan

163
Jurnal Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika
Joshua Gianfranco, Muhammad Iqbal Taufik, Febri Hariadi, Muchammad Fauzi
Vol. 3, No. 1, April 2022 hal.160-172
DOI Artikel: 10.46306/lb.v3i1.109

kualitas produksi, mengurangi waste, mengurangi biaya produksi, meningkatkan kemampuan


peralatan dan pengembangan dari keseluruhan sistem perawatan pada perusahaan manufaktur.
Overall Equiptment Effectiveness (OEE)
Overall Equiptment Effectiveness (OEE) merupakan efektivitas peralatan secara
keseluruhan untuk mengevaluasi seberapa besar nilai performa dan keandalan suatu
mesin(Felecia & Limantoro, 2013).
OEE = Availability x Performance x Quality x 100% (1)
1. Availability Ratio
Availability adalah rasio yang menggambarkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk
proses operasi dimana digunakan untuk mengoperasikan mesin dan peralatan. Availability
adalah rasio antara waktu operasi, dimana menghilangkan waktu henti perangkat, dan waktu
muat (Suliantoro et al., 2017). Dengan rumus sebagai berikut:
Operation Time
Availability Ratio= ×100% (2)
Loading Time
2. Performance Ratio
Performance Ratio adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu alat untuk
menghasilkan barang. Rasio ini adalah hasil dari rasio kecepatan operasi dan tingkat operasi
bersih (Saiful et al., 2014). Dengan rumus sebagai berikut:
Jumlah input × Cycle Time
Performance Ratio= ×100% (3)
Waktu Operasi
3. Quality ratio
Quality rate Product merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan suatu mesin
untuk menghasilkan suatu produk yang memenuhi suatu standar (Hamda, 2018). Rumus yang
digunakan untuk mengukur rasio ini adalah:
Jumlah input − Jumlah cacat
Quality Ratio= ×100% (4)
Jumlah input
Penerapan TPM di PT.XYZ ini dianalisis melalui pencapaian parameter dari
pelaksanaan pilar-pilar TPM. Parameter yang diukur menggunakan parameter OEE adalah
Availability Ratio, Performance Ratio dan Quality Ratio, tujuannya untuk mengetahui
pencapaian aktual dibandingkan dengan target yang ditetapkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

164
Jurnal Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika
Joshua Gianfranco, Muhammad Iqbal Taufik, Febri Hariadi, Muchammad Fauzi
Vol. 3, No. 1, April 2022 hal.160-172
DOI Artikel: 10.46306/lb.v3i1.109

1. Penentuan Availability Ratio


Penentuan dari Availability Ratio didasarkan untuk mengetahui besar ketersediaan
daripada mesin yang digunakan dengan memperhitungkan ketersediaan waktu operasi dan
waktu loading. Berikut merupakan contoh perhitungan dari Availability Ratio:
Operation Time
Availability Ratio= ×100%
Loading Time
159,49
Availability Ratio= ×100%
233,55
Availability Ratio=68,29%

Perhitungan Availability Ratio pada mesin Reaktor 01 dari bulan Januari hingga Oktober dapat
dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Availability Ratio Mesin Reaktor 01
Loading Down Operatio
Period Availabilit
Time time n Time
e 2020 y (%)
(hours) (hours) (hours)
Jan 233.55 74.06 159.49 68.29
Feb 225.54 72.35 153.19 67.92
Mar 350.17 122.35 227.82 65.06
Apr 73.16 24.86 48.3 66.02
May 16.51 8.5 8.01 48.52
Jun 169.81 54.94 114.87 67.65
Jul 150.99 41.51 109.48 72.51
Aug 203.01 57.59 145.42 71.63
Sept 265.69 143.41 122.28 46.02
Oct 131.17 40.66 90.51 69.00
2. Perhitungan Performance Ratio
Penentuan dari Performance Ratio didasarkan untuk penentuan keefektifan reaktor
pada saat melakukan proses produksi. Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah imput, ideal
cycle time dan waktu operasi. Berikut merupakan contoh dari perhitungan performance ratio
Jumlah input × Cycle Time
Performance Ratio= ×100%
Waktu Operasi

165
Jurnal Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika
Joshua Gianfranco, Muhammad Iqbal Taufik, Febri Hariadi, Muchammad Fauzi
Vol. 3, No. 1, April 2022 hal.160-172
DOI Artikel: 10.46306/lb.v3i1.109

151,484 × 3,24
Performance Ratio= ×100%
159,49
Performance Ratio= 85,48%
Perhitungan Performance Ratio mesin Reaktor 01 dari bulan Januari hingga bulan Oktober
dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Performance Ratio Mesin Reaktor 01
Processe
2020 Operatio
Ideal Cycle d PE
Perio n Time
Time (s/Kg) Product (%)
d (hour)
(Kg)
85.48
Jan 3.24 151,484 159.49
87.79
Feb 3.24 149,424 153.19
82.00
Mar 3.24 207,574 227.82
96.94
Apr 3.24 52,026 48.3
56.42
May 3.24 5,021 8.01
101.5
Jun 3.24 129,662 114.87
9
Jul 3.24 117,588 109.48
96.67
Aug 3.24 159,406 145.42
98.66
Sept 3.24 133,440 122.28
98.21
Oct 3.24 88,877 90.51
88.38

3. Perhitungan Quality Ratio


Penentuan nilai dari Quality Ratio dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
keefektifan daripada proses produksi berdasarkan kualitas yang dihasilkan. Perhitungan
kualitas ini didasarkan pada jumlah input produksi dan jumlah cacat yang terjadi. Berikut
merupakan contoh dari perhitungan quality ratio:
Jumlah input − Jumlah cacat
Quality Ratio= ×100%
Jumlah input
151,484 − 7,125
Quality Ratio= ×100%
151,484
Quality Ratio= 95,30%

166
Jurnal Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika
Joshua Gianfranco, Muhammad Iqbal Taufik, Febri Hariadi, Muchammad Fauzi
Vol. 3, No. 1, April 2022 hal.160-172
DOI Artikel: 10.46306/lb.v3i1.109

Perhitungan Quality Ratio mesin Reaktor 01 dari bulan Januari hingga bulan oktober dapat
dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4. Quality Ratio Mesin Reaktor 01


Defectiv
2020 Processed
e QP
Perio Amount
Amount (%)
d (Kg)
(Kg)
Jan 151,484 7,125 95.30
Feb 149,424 6,350 95.75
Mar 207,574 0 100.00
Apr 52,026 4,500 91.35
May 5,021 0 100.00
Jun 129,662 0 100.00
Jul 117,588 250 99.79
Aug 159,406 43,525 72.70
Sept 133,440 15,000 88.76
Oct 88,877 560 99.37

4. Penentuan Overall Equipment Effectiveness


Setelah mendapatkan nilai masing-masing dari availability ratio, performance ratio
dan quality ratio, maka langkah selanjutnya yaitu menghitung nilai dari Overall Equipment
Effectiveness (OEE) dari mesin reaktor 01. Nilai OEE didapatkan dengan mengalikan nilai dari
availability, performance dan quality. Berikut contoh dari perhitungan OEE:
OEE= Availability × Performance × Ratio
OEE= 68,29% × 85,48% × 95,30%
OEE= 55,63%
Perhitungan OEE mesin Reaktor 01 periode Januari hingga Oktober, dapat dilihat pada tabel
5:

Tabel 5. Perhitungan OEE Mesin Reaktor 01


Periode Quality (%) OEE (%)

167
Jurnal Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika
Joshua Gianfranco, Muhammad Iqbal Taufik, Febri Hariadi, Muchammad Fauzi
Vol. 3, No. 1, April 2022 hal.160-172
DOI Artikel: 10.46306/lb.v3i1.109

Availability Performance
(%) (%)
January 68,29% 85,48% 95,30% 55,63%
February 67,92% 87,79% 95,75% 57,09%
March 65,06% 82% 100% 53,35%
April 66,02% 96,94% 91,35% 58,46%
May 48,52% 56,42% 100% 27,37%
June 67,65% 101,59% 100% 68,73%
July 72,51% 96,67% 99,79% 69,95%
August 71,63% 98,66% 72,70% 51,38%
September 46,02% 98,21% 88,76% 40,12%
October 69% 88,38% 99,37% 60,60%

5. Total Productive Maintenance (TPM)


Hasil perhitungan nilai OEE dapat menjadi acuan penelitian guna analisis lebih lanjut.
Nilai OEE dapat dilihat dalam grafik di gambar 1, dimana terlihat bahwa nilai OEE mengalami
fluktuasi dari rentang Bulan Januari – Oktober 2020.

Gambar 1. Grafik nilai pencapaian Overall Equipment Effectiveness (OEE)


Berdasarkan grafik nilai Overall Equipment Effectiveness, diketahui perhitungan sebagai
berikut:
1. Periode Januari – Oktober 2020 nilai Overall Equipment Effectiveness berkisar antara
55.63% - 60.60%. Nilai perhitungan Availability Ratio berkisar antara 68.29% - 69%,

168
Jurnal Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika
Joshua Gianfranco, Muhammad Iqbal Taufik, Febri Hariadi, Muchammad Fauzi
Vol. 3, No. 1, April 2022 hal.160-172
DOI Artikel: 10.46306/lb.v3i1.109

Performance Ratio berkisar antara 85.48% - 88.38% dan Quality Ratio dengan nilai
95.30% - 99.37%.
2. Nilai Overall Equipment Effectiveness tertinggi terdapat pada bulan Juli sebesar 69.95
%. Yang didapatkan dari tingkat Availability Ratio sebesar 72.51%, Performance Ratio
sebesar 96.67% dan nilai Quality Ratio sebesar 99.79%.
3. Nilai Overall Equipment Effectiveness terendah terjadi pada bulan Mei sebesar 27.73%.
Yang didapatkan dari tingkat Availability Ratio sebesar 48.52%, Performance Ratio
sebesar 56.42% dan nilai Quality Ratio sebesar 100%.

Setelah nilai Overall Equipment Effectiveness diketahui, kemudian untuk mengetahui


perbandingan nilai Overall Equipment Effectiveness dengan World Standard OEE, berikut
tabel 6 untuk melihat perbandingan:
Tabel 6. Perbandingan Nilai Perhitungan Availability Ratio, Performance Ratio dan Quality
Ratio dengan standar world classs
Periode Availability% Standar% Ket. Performance% Standar% Ket. Quality% Standar% Ket. OEE% Standar% Ket.
January 68,29 TMS 85,48 TMS 95,3 TMS 55,63 TMS
February 67,92 TMS 87,79 TMS 95,75 TMS 57,09 TMS
March 65,06 TMS 82 TMS 100 MS 53,35 TMS
April 66,02 TMS 96,94 MS 91,35 TMS 58,46 TMS
May 48,52 TMS 56,42 TMS 100 MS 27,73 TMS
90 92 99 85
June 67,65 TMS 101,59 MS 100 MS 68,73 TMS
July 72,51 TMS 96,67 MS 99,79 MS 69,95 TMS
August 71,63 TMS 98,66 MS 72,7 TMS 51,38 TMS
September 46,02 TMS 98,21 MS 88,76 TMS 40,12 TMS
October 69 TMS 88,38 TMS 99,37 MS 60,6 TMS

Berdasarkan perbandingan nilai Availability Ratio, Performance Ratio dan Quality Ratio
terhadap standar World Class dapat diketahui:
1. Berdasarkan hasil tersebut, nilai Availability bulan Januari-Oktober menunjukan hasil
Tidak Masuk Standar. Dari perbandingan nilai Availability dengan ketetapan nilai
Availability World Class yang lebih besar dari 90%. Dapat disimpulkan bahwa pada mesin
Reaktor 01 mempunyai permasalahan terhadap nilai availability yang kurang baik.
2. Nilai Performance Ratio menunjukkan belum standar, karena rentan Bulan Januari-
Oktober hasil nilai Performance Ratio berfluktuasi 5 bulan masuk standar dan 5 bulan
berada dibawah standar yaitu lebih kecil dari 92%.

169
Jurnal Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika
Joshua Gianfranco, Muhammad Iqbal Taufik, Febri Hariadi, Muchammad Fauzi
Vol. 3, No. 1, April 2022 hal.160-172
DOI Artikel: 10.46306/lb.v3i1.109

3. Nilai Quality Ratio menunjukkan belum standar, karena rentan Bulan Januari-Oktober
hasil nilai Quality Ratio berfluktuasi 5 bulan masuk standar dan 5 bulan berada dibawah
standar yaitu lebih kecil dari 99%.
4. Overall Equipment Effectiveness Tidak Masuk Standar pada bulan Januari-Oktober karena
masih berada dibawah standar 85%. Hal ini disebabkan karena hasil nilai pada tiga variable
penentu nilai OEE tidak tercapai.

KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Proses kegiatan yang dilakukan terhadap mesin reaktor 01 nilai yang didapat dari Overall
equipment effectiveness rata-rata di PT. XYZ dengan rentan waktu bulan Januari sampai
dengan bulan oktober masih berada dibawah ambang batas standar dengan nilai di bawah
70% semua. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan meggunakan Overall Equipment
Effectiveness (OEE) dalam sistem analisa perawatan terhadap mesin reaktor 01 dengan
sistem perawatan yang masih belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan JIPM
yaitu >85%. Perhitungan yang dihasilkan terlihat bahwa keseluruhan nilai dari availability
rate berada dibawah 75%, performance rate 89,21% serta nilai quality rate sebesar 94,3%.
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai availability rate dan nilai
quality rate masih belum memenuhi standar world class OEE. Hasil nilai availability rate
didapat karena kinerja dari maintenance masih cukup kurang maksimal sehingga waktu
breakdown pada saat jam kerja masih terlihat besar. Sedangkan hasil quality rate didapat
karena masih sedikit dari hasil produksi yang berhasil lolos quality control, sehingga reject
meningkat. Nilai performance rate sendiri masih belum mencapai nilai standar world class
OEE, karena hasil tersebut didapat berdasarkan kecepatan produksi yang melambat dari
yang telah direncanakan sebelumnya. Rata-rata hasil dari perhitungan Overall Equipment
Effectiveness adalah sebesar 54,3% dengan nilai tersebut maka masih berada dibawah
standar world class OOE yaitu 85%. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya nilai OEE
yaitu dapat terletak pada faktor manusia itu sendiri yang berupa operator kurang teliti dalam
melaksanakan pekerjaannya, kurang disiplin serta kemampuan operator yang kurang
terlatih. Sedangkan untuk faktor yang selanjutnya dapat bersumber dari mesin itu sendiri
berupa usia mesin yang sudah cukup tua, waktu set up terlalu lama, serta kondisi spare part

170
Jurnal Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika
Joshua Gianfranco, Muhammad Iqbal Taufik, Febri Hariadi, Muchammad Fauzi
Vol. 3, No. 1, April 2022 hal.160-172
DOI Artikel: 10.46306/lb.v3i1.109

yang menurun. Faktor material pun dapat mempengaruhi merendahnya nilai OEE yang
dapat berupa melipatnya kain sehingga menggangu proses produksi selanjutnya. Faktor
terakhir yang dapat mempengaruhi menurunnya nilai OEE yaitu faktor lingkungan yang
terdapat pada lingkungan kumuh, suhu ruangan yang tidak mendukung proses produksi,
dan mesin yang terlalu terbuka.

DAFTAR PUSTAKA
Anthara, I. M. A. (2013). Analisa Usulan Penerapan Total Productive Maintenance (TPM)
(Studi Kasus di Divisi Mekanik PERUM DAMRI Bandung). Jurnal Majalah Ilmiah
Unikom, 7(2), 167–176.
Dewi, N. C. (2015). Analisis Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) dengan
Perhitungan Overall Equipment Efectiveness (OEE) dan Six Big Losses Mesin Cavitec
PT Essentra Surabaya (Studi Kasus PT Essentra). None, 4(4), 17.
Felecia, & Limantoro, D. (2013). Total Productive Maintenance di PT. X. Jurnal Titra, 1(1),
13–20.
Hamda, P. (2018). Analisis Nilai Overall Equipment Effectiveness (Oee) Untuk Meningkatkan
Performa Mesin Exuder Di Pt Pralon. Jurnal Ilmiah Teknologi Dan Rekayasa, 23(2), 112–
121. https://doi.org/10.35760/tr.2018.v23i2.2461
Jono. (2015). Total Productive Maintenance (TPM) pada Perawatan Mesin Boiler
Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE). Jurnal Teknik Industri
Dan Informasi, 3(2), 47–62.
Latief, A. (2020). Analisis Total Productive Maintenance (Tpm) Menggunakan Overall
Equipment Effectiveness (Oee) Di Pt. Perkebunan Nusantara Vi Ophir. Jurnal Sains Dan
Teknologi: Jurnal Keilmuan Dan Aplikasi Teknologi Industri, 19(2), 86.
https://doi.org/10.36275/stsp.v19i2.204
Muslim, A. C. (2020). Perancangan Strategi Total Productive Maintenance. JITMI (Jurnal
Ilmiah Teknik Dan Manajemen Industri), 3(2), 83–90.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.32493/jitmi.v3i2.y2020.p83-90
Nursubiyantoro, E., Puryani, P., & Rozaq, M. I. (2016). Implementasi Total Productive
Maintenance (Tpm) Dalam Penerapan Overall Equipment Effectiveness (Oee). Opsi,
9(01), 24. https://doi.org/10.31315/opsi.v9i01.2169
Prabowo, R. F., Hariyono, H., & Rimawan, E. (2020). Total Productive Maintenance (TPM)
pada Perawatan Mesin Grinding Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness
(OEE). Journal Industrial Servicess, 5(2), 207–212.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.36055/jiss.v5i2.8001
Priyono, S., Machfud, M., & Maulana, A. (2019). Penerapan Total Productive Maintenance
(TPM) Pada Pabrik Gula Rafinasi di Indonesia (Studi Kasus: PT. XYZ). Jurnal Aplikasi
Bisnis Dan Manajemen, 5(2), 265–277. https://doi.org/10.17358/jabm.5.2.265
Saiful, S., Rapi, A., & Novawanda, O. (2014). PENGUKURAN KINERJA MESIN
DEFEKATOR I DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT
EFFECTIVENESS(Studi Kasus pada PT. Perkebunan XY ). Journal of Engineering and
Management Industial System, 2(2), 5–11.
https://doi.org/10.21776/ub.jemis.2014.002.02.2
Suliantoro, H., Susanto, N., Prastawa, H., Sihombing, I., & Mustikasari, A. (2017). Penerapan
Metode Overall Equipment Effectiveness (Oee) Dan Fault Tree Analysis (Fta) Untuk

171
Jurnal Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika
Joshua Gianfranco, Muhammad Iqbal Taufik, Febri Hariadi, Muchammad Fauzi
Vol. 3, No. 1, April 2022 hal.160-172
DOI Artikel: 10.46306/lb.v3i1.109

Mengukur Efektifitas Mesin Reng. Jati Undip : Jurnal Teknik Industri, 12(2), 105.
https://doi.org/10.14710/jati.12.2.105-118
Wahid, A. (2020). Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Produksi Dengan Metode
Overall Equipment Effectiveness (OEE) Pada Proses Produksi Botol (PT. XY Pandaan –
Pasuruan). Jurnal Teknologi Dan Manajemen Industri, 6(1), 12–16.
https://doi.org/10.36040/jtmi.v6i1.2624

172

You might also like