Professional Documents
Culture Documents
Fiqih Kontemporer
Fiqih Kontemporer
Fiqih Kontemporer
“Fiqih Kontemporer”
Dosen Pengampu:
SUMATERA BARAT
1445 H/2023 M
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin, terima kasih
kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan mengarahkan
kami dalam membuat karya ilmiah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Kami
berharap makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya kami yang
membuat makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita,
Aamiin.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
1. Pengertian KB .................................................................................... 2
2. Macam-macam KB ............................................................................ 3
3. Alasan Melakukan KB ....................................................................... 4
4. Hukum Melakukan KB ...................................................................... 5
BAB III PENUTUP .................................................................................... 12
A. Kesimpulan ...................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) adalah program pemerintah yang bertujuan
untuk membantu pasangan suami-istri dalam mengatur jumlah anak yang
mereka inginkan serta jarak antara kelahiran anak-anak mereka. Program ini
dirancang untuk memberikan informasi, layanan, dan dukungan yang berkaitan
dengan perencanaan keluarga, kesehatan reproduksi, dan pengendalian
kelahiran.
Ada banyak alasan mengapa seseorang harus melakukan KB, di antaranya
adalah menjaga kesehatan ibu dan bayi, mendorong kecukupan ASI dan pola
asuh yang baik bagi anak, mencegah kehamilan yang tidak direncanakan,
menekan kehamilan yang tidak diinginkan, mencegah gangguan kesehatan
mental keluarga, menurunkan angka kematian maternal serta peningkatan IPM,
menurunkan risiko terjangkitnya kanker rahim dan kanker servik,
mengoptimalkan perencanaan keuangan, meminimalkan risiko gangguan
kesehatan, dan memiliki banyak variasi selain kontrasepsi.
Dengan melakukan KB, keluarga dapat fokus pada pemenuhan kebutuhan
dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan hidup lainnya. Selain itu,
KB juga membantu mengendalikan pertumbuhan penduduk, yang dapat
mencegah tekanan berlebihan pada sumber daya alam, lingkungan, dan
ekonomi negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian KB?
2. Apa saja macam macam KB?
3. Apa alasan melakukan KB?
4. Bagaimana hukum melakukan KB?
C. Tujuan Makalah
Menjelaskan definisi KB, macam macam KB, alasan melakukan KB serta
bagaimana hukum melakukan KB dalam Islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KB
1
Halodoc, Dalam https://www.halodoc.com, Diakses Pada 27 Septerber 2023
2
Kemenkes RI, 2014, Situasi dan Analisis Keluarga Berencana, Jakarta : Pusat Data dan
Informasi
3
BKKBN, 2015, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Jakarta : BKKBN
2
mengatur jarak serta waktu kelahiran. Hal ini dapat dicapai melalui
penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan infertilitas.4
B. Macam-macam KB
1. Metode kontrasepsi sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari dua yaitu metode
kontrasepsi sederhana tanpa alat (Metode Amenore Laktasi (MAL),
senggama terputus (coitus interuptus), metode kalender, metode lendir
serviks, metode suhu basal badan dan simptotermal dan metode
kontrasepsi dengan alat seperti kondom, diafragma, cup serviks dan
spermisida.
2. Metode kontrasepsi modern
Kontrasepsi modern terdiri dari pil, suntik, alat kontrasepsi bawah
kulit (AKBK), alat kontrasepsi bawah rahim (AKDR), metode operatif
wanita (MOW) dan metode operatif pria / MOP.5
Berdasarkan lama efektivitasnya kontrasepsi dapat dibagi menjadi
dua yaitu :
1. MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang), yang termasuk
dalam kategori ini adalah jenis susuk/implan, MOW, IUD dan
MOP.
2. Non MKJP (non metode kontrasepsi jangka panjang), yang
termasuk dalam kategori ini adalah kondom, pil, suntik dan
metode-metode lain selain metode MKJP.
4
Insani, S. D, Nasution, N, & Siregar, R, (2023), Edukasi Pentingnya Penggunaan Kb
Pada Pasangan Usia Subur Di Dusun Iv Cinta Adil Desa Selamat, Jurnal Pengabdian Masyarakat
Putri Hijau, 3(3), 1-6
5
Sari, S. K, Suryani, E & Handayani, R, (2010), Hubungan konseling keluarga berencana
(KB) dengan pengambilan keputusan pasangan usia subur (PUS) dalam penggunaan alat
kontrasepsi, Jurnal Ilmiah Kebidanan, 1(1), 37-47
3
C. Alasan Melakukan KB
Ada banyak alasan mengapa sepasang suami istri melakukan KB,
antara lain sebagai berikut :6
1. Mendorong kecukupan asi dan pola asuh anak yang baik.
Apabila anak yang belum berusia satu tahun sudah
memiliki adik, maka tumbuh kembangnya berisiko terganggu.
Normalnya, jarak anak pertama dan kedua antara 3 hingga 5 tahun.
Jika anak yang belum berusia 2 tahun sudah memiliki adik, maka
ASI untuk anak pertama tidak bisa penuh 2 tahun. Hal tersebut
memungkinkan anak mengalami gangguan kesehatan. Sementara
itu, orang tua yang memiliki dua anak akan mengalami kesulitan
membagi waktu. Akibatnya, anak yang lebih besar akan kurang
perhatian. Padahal, anak masih membutuhkan perhatian penuh dari
kedua orang tuanya.
6
Halodoc, Dalam https://www.halodoc.com/kesehatan/kb-keluarga-berencana, Diakses
Pada 28 September 2023
4
Perlu dipahami, keluarga berencana dapat mencegah
kehamilan dan kelahiran yang berjarak dekat dan tidak diinginkan.
Dengan begitu angka kematian bayi juga dapat berkurang. Ibu
meninggal akibat melahirkan dan disertai kesehatan yang buruk
juga dapat dihindari.
D. Hukum Melakukan KB
5
2. Syekh al-Hariri (Mufti besar Mesir). Sama halnya dengan Imam
Ghazali, Syekh al-Hariri juga membolehkan KB, yaitu: untuk
menjarangkan anak, untuk menghindari suatu penyakit bila ia
mengandung, untuk menghindari kemudharatan bila ia mengandung
dan melahirkan, untuk menjaga kesehatan si ibu.
3. Syekh Mahmud Syaltut, dibolehkan KB dengan motif bukan
pembatasan kelahiran tetapi untuk mengatur kelahiran.7
Adapun dasar dibolehkannya KB dalam Islam menurut dalil aqli
adalah karena pertimbangan kesejahteraan penduduk yang di idam-
idamkan oleh bangsa dan negara. Sebab kalau pemerintah tidak
melaksanakannya, maka keadaan rakyat di masa datang dapat menderita.
Oleh karena itu, pemerintah menempuh suatu cara untuk mengatasi
ledakan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan
perekonomian nasional, dengan mengadakan program KB, untuk
mencapai kemaslahatan seluruh rakyat.
7
Maslani, Hasbiyallah, Masail Fiqhiyah Al-Hadisyah, h. 66
8
Mahjuddin, Masail al-Fiqhiyah, Berbagai Kasus yang dihadapi Hukum Islam Masa
Kini, (Jakarta: Kalam Mulia, 2003), h. 65
6
seorang anak manusia. Larangan ini didasarkan kepada firman Allah
SWT:
َ قُ ْل ت َ َعالَ ْوا اَتْ ُل َما َح َّر َم َربُّ ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم ا َ ََّّل ت ُ ْش ِر ُك ْوا ِب ٖه
شيْـًٔا
ق ن َْح ُن ن َْر ُزقُ ُك ْم ٍ ٍۗ سانً ۚا َو ََّل ت َ ْقتُلُ ْْٓوا ا َ ْو ََّل َد ُك ْم ِ ّم ْن ا ِْم ََل
َ َّو ِب ْال َوا ِل َدي ِْن ا ِْح
َ ۚنَ َو ََّل ت َ ْقتُلُواَ ََ ََ َر ِم ْن ََا َو َما ب َ َ َما َ اح ِ َواِيَّا ُه ْم َۚو ََّل ت َ ْق َربُوا ْالََ َو
ق ٰذ ِل ُك ْم َو ه
َصى ُك ْم بِ ٖه لَعَلَّ ُك ْم ت َ ْع ِقلُ ْون ِ ّ ٍۗ ّٰللاُ ا ََِّّل بِ ْال َح
س الَّتِ ْي َح َّر َم ه
َ َْ َّالن
Artinya : “Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yang
diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-
Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak,
janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah
yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka;
janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang
terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu
membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan
alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan
kepadamu agar kamu mengerti.(QS. AL-An‟am:151)9
2. Prof. Dr. M.S. Madkour Guru Besar Hukum Islam pada Fakultas
Hukum, dalam tulisannya antara lain: "bahwa beliau tidak menyetujui
KB jika tidak ada alasan yang membenarkan perbuatan itu, beliau
berpegang kepada prinsip: "hal-hal yang mendesak membenarkan
perbuatan terlarang" 10
Menentukan halal dan haram dalam Islam harus berdasarkan
keterangan yang bisa dipertanggungjawabkan. Jika dilihat tujuannya, KB
9
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur‟an Departemen Agama RI, AlQur‟an dan
Terjemahnya, h. 148
10
M.Ali Hasan, Masail Fiqhiyah Al-Hadisyah, pada Masalah-Masalah Kontemporer
Hukum Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), h. 37
7
memiliki orientasi yang berbeda-beda. Ini juga dapat menentukan hukum
KB menurut Islam dilihat dari peruntukannya.
1. Hukum KB Dianggap Haram
Dalam sebuah hadis, Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
Jika dilihat dari dua tujuan tersebut, hukum KB menurut Islam bisa
menjadi haram jika orientasinya bukan untuk kemaslahatan dan
menyelamatkan.
8
dipertemukan karena sama-sama untuk mencegah kehamilan, dan sama
sekali tidak memutuskan kehamilan.
Artinya : “Dari Jabir ia berkata, kita melakukan „azl pada masa Rasulullah saw
kemudian hal itu sampai kepada Nabi saw tetapi beliau tidak melarang
kami” (H.R. Muslim).
َّ صلَّى
ُّٰللا َ ّٰللاِ َّ سو َل ُ ض ْرتُ َر َ ت َح ْ َشةَ قَال َ ع َّكاُ ت ِ ب أ ُ ْخٍ ت َو ْهِ َع ْن ُج َدا َمةَ ِب ْن
َ ََاس َو ُه َو يَقُو ُل لَقَ ْد َه َم ْمتُ أ َ ْن أ َ ْن ََى َع ْن ْال ِغيلَ ِة فَن
َُ ْرت ٍ سلَّ َم فِي أُنَ َعلَ ْي ِه َو
ش ْيئًا ث ُ َّمَ ض ُّر أ َ ْو ََّل َد ُه ْم َذ ِل َك
ُ َس فَإ ِ َذا ُه ْم يُ ِغيلُون أ َ ْو ََّل َد ُه ْم فَ ََل ي ِ َوم َوف
َ ار ِ الر
ُّ فِي
ُّ َِ سلَّ َم َذ ِل َك ْال َوأْ ُد ْال َخ
ي َّ صلَّى
َ ّٰللاُ َع َليْه َو َ ّٰللاِ َّ سو ُلُ ال َر َ َسأَلُوهُ َع ْن ْال َع ْز ِل فَق
َ
رواه مسلم--
Artinya : “Dari Judamah bin Wahb saudara perempuan „Ukkasyah ia berkata,
saya hadir pada saat Rasulullah saw bersama orang-orang, beliau
berkata, sungguh aku ingin melarang ghilah (menggauli istri pada
9
masa menyusui) kemudian aku memperhatikan orang-orang romawi
dan parsi ternyata mereka melakukan ghilah tetapi sama sekali tidak
membahayakan anak-anak mereka. Kemudian mereka bertanya
tentang „azl, lantas Rasulullah saw berkata, itu adalah pembunuhan
yang terselubung”. (HR. Muslim)
ِيث َم َع َغي ِْرهَا يُ ْج َم ُع بَ ْينَ ََا ِبأ َ َّن َما َو َر َد فِي النَّ َْي ِ َم ْح ُمو ٌل
ُ ث ُ َّم َه ِذ ِه ْاْل َ َحاد
11
Muhyiddin Syaraf an-Nawawi, al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin al-Hajjaj, Bairut-
Dar Ihya` at-Turats, cet ke-2, 1329 H, juz, 10, h. 9
10
Penjelasan singkat di atas setidaknya bisa dijadikan sebagai
rujukan mengenai kebolehan KB. Bahkan NU pada tepatnya tanggal 21-25
Syawal 1379 H/ 18-22 April 1960 dalam Konbes Pengurus Besar Syuriyah
NU ke-1 telah membahas mengenai Family Planing (Perencanaan
Keluarga). Dan pada Muktamar ke-28 di Ponpes Al-Munawwir Krapyak
26-28 Rabiul Akhir 1410 H/ 25-28 Nopember 1989 M juga telah
memutuskan kebolehan menggunakan spiral sama dengan „azl¸ atau alat
kontrasepsi yang lain.12
12
Ahkamul Fuqaha, Surabaya-Khalista bekerjasama dengan LTN PBNU, cet ke-1, 2011,
h, 302 dan 450-452
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan karena kami sadar ini merupakan
keterbatasan dari kami. Kami berharap adanya kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini dan kedepannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI, 2014, Situasi dan Analisis Keluarga Berencana, Jakarta : Pusat
Data dan Informasi