Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

ISSN 2338-9613

JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK

INTERAKSI SOSIAL ANGGOTA DEWAN DALAM PENYUSUNAN PERATURAN


DAERAH DPRD KABUPATEN HALMAHERA SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA.

DEREIFEL AMIHI
FLORENCE DAICY LENGKONG
VERY Y. LONDA

Abstrack : At the level of making a rule, from the government side certainly considers the various policies issued
such as Government Regulation. The Government Regulation is a legislation in Indonesia that set or issued by
President to execute the rule as it should be. In Government Regulation material is a material to execute the
constitution, of which inside the legislation was stated that the Government Regulation is an organic rule rather
than constitution according to the hierarchy its should not overlap or be in contrast. The Government Regulation
was made with purpose to restrain society of group and opinion freedom and also to fill in the blanks of rules that
don’t exist yet. Local Parliament is regional people’s representative institutions who executes the Local Government
function as the Regional Government Partners. And certainly in executing this function, there are also main duty
and main function of the Local Parliament which of the duties and authorities was about: to form the Local
Regulation about District Revenue and Expenditure Budget that submitted by the Regional Leader. And it is
inseparable to be a supervision of the implementation of Regional Regulation and District Revenue and
Expenditure Budget that submitted by the Regional Leader. And it has functions as Legislation Function,
Budgeting Function, and Supervision Function.

Pendahuluan
Berdasarkan dengan amanat Undang-Undang Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, merupakan hubungan kerja yang kedudukannya
pemerintahan daerah mempunyai kewenangan setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang
untuk mengurus sendiri urusan pemerintahan setara bermakna bahwa diantara lembaga
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintahan Daerah itu memiliki kedudukan
Otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi yang sama dan sejajar, artinya tidak saling
seluas luasnya dalam arti daerah diberikan membawahi. Hal ini dapat dicerminkan dalam
kewenangan mengurus dan mengatur semua membuat kebijakan daerah berupa Peraturan
urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan Daerah. Hubungan kemitraan bermakna bahwa
Pemerintah Pusat, termasuk dalam pembuatan antara Pemerintah Daerah dan DPRD adalah
produk hukum, yaitu Peraturan Daerah. sama-sama mitra sekerja dalam membuat
Pemerintahan Daerah yang dimaksud adalah kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi
Pemerintah Kabupaten dan DPRD yang daerah sesuai dengan fungsi masing-masing
bersinergi dalam pembuatan Peraturan Daerah. sehingga antar kedua lembaga itu membangun
Dalam hal ini DPRD merupakan lembaga yang suatu hubungan kerja yang sifatnya saling
mempunyai tiga fungsi pokok yaitu fungsi mendukung bukan merupakan lawan ataupun
legislasi, anggaran, dan pengawasan, sedangkan pesaing satu sama lain dalam melaksanakan
Pemerintah Daerah (eksekutif) mempunyai fungsi masing-masing.
kewenangan untuk mengajukan rancangan Substansi undang-undang tersebut yaitu
Peraturan Daerah (selanjutnya disebut Ranperda) bagaimana kedudukan, struktur, dan kewenangan
serta merupakan lembaga yang menjalankan serta tugas lembaga negara pasca amandemen.
Peraturan Daerah (selanjutnya disebut Perda) Tampak jelas perubahan khususnya pada lembaga
yang sudah ditetapkan. DPRD yang memiliki kewenangan lebih luas. Hal
ini tercermin dalam struktur kelembagaan DPRD,
ISSN 2338-9613
JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK

yang didalamnya semakin meneguhkan adanya menjalankan peraturan sebagaimana mestinya.


alat kelengkapan yang secara khusus menangani Dalam materi peraturan pemerintah merupakan
fungsi legislasi yakni Badan Legislasi Daerah. materi untuk menjalankan undang-undang, yang
Kemudian pasca Pemerintahan Daerah Badan dimana dalam peraturan perundang-undangan
Legislasi berubah nomenklatur menjadi Badan dinyatakan bahwa peraturan pemerintah sebagai
Pembentukan Peraturan Daerah (selanjutnya aturan organic daripada undang-undang menurut
disebut Bapemperda) dan ketika MD3 menyebut hirarkinya tidak boleh timpang tindih atau
fungsi DPRD adalah fungsi legislasi, maka bertolak belakang. Peraturan Pemerintah dibuat
kemudian untuk memperjelas perbedaan tersebut dengan tujuan mengekang kebebasan
dapat dilihat Pemerintah Daerah yang mencabut berkelompok dan berpendapat warganya dan pula
dan menyatakan tidak berlaku materi muatan UU bertujuan mengisi kekosongan aturan yang belum
MD3 yang khusus mengatur mengenai DPRD, ada.
baik DPRD Provinsi maupun DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan
Kabupaten/Kota. lembaga perwakilan rakyat daerah yang
MD3 ialah Majelis Permusyawaratan Rakyat, melaksanakan fungsi-fungsi pemerintah daerah
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan sebagai mitra jajaran pemerintah daerah. Dan
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat daerah. tentunya dalam melaksanakan fungsin tersebut,
Secarah keseluruhan, MD3 ini mengatur ada pula Tugas pokok dan fungsi dari DPRD.
keseluruhan fungsi, tujuan serta mekanisme- Tugas pokok dan fungsi DPRD yang dimana
mekanisme teknis atas institusi-institusi tugas dan wewenang antara lain: Membentuk
legislative diindonesia. Segalah penjelasan dan peraturan daerah kabupaten bersana kepala
penjabaran perihal susunan kedudukan, tugas dan daerah, dan juga membahas dan memberikan
wewenang, keanggotaan, fraksi, pengambilan persetujuan rancangan peraturan daerah
keputusan. Tujuan adannya MD3 ini ialah mengenai anggaran pendapatan dan belanja
disamping perkembangan system ketatanegaraan daerah kabupaten yang diajukan oleh kepala
pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, daerah. Dan tak terlepas menjadi pengawasan
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah anggaran pendapatan dan belanja daerah
dimaksudkan untuk upaya meningkatkat kinerja kabupaten yang diajukan oleh kepala daerah. Dan
masing-masing lembaga perwakilan dalam memiliki fungsi sebagai fungsi legislasi, fungsi
melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan pengganggaran dan fungsi pengawan.
prinsip saling mengimbangi yang dilandasi Bapemperda adalah alat kelengkapan DPRD yang
prinsip penyelenggaraan pemerintah yang bersih bersifat tetap secara kelembagaan dan dibentuk
dan berwibawa serta sekaligus meningkatkan pada saat rapat tatib tentang pembentukan alat
kewibawaan dan kepercayaan masyarakat kelengkapan DPRD. Peran Bapemperda Daerah
terhadap fungsi representasi lembaga perwakilan sebagai alat kelengkapan DPRD yaitu meliputi
yang memperjuangkan aspirasi rakyat. prakarsa pembuatan Peraturan Daerah dan
Dalam tataran pembentukan suatun aturan, dari pembahasan rancangan Peraturan Daerah. Dalam
pihak pemerintah tentunya memikirkan berbagai Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
kebijakan yang dikeluarkan semisalnya Peraturan diatur ketentuan mengenai teknik penyusunan
Pemerintah. Peraturan Pemerintah merupakan peraturan perundang-undangan. Selain itu, untuk
peraturan perunang-undangan di Indonesia yang meningkatkan kualitas perancangan peraturan
di tetapkan atau di keluarkan oleh presiden untuk perundang-undangan perlu pula mendukung hal
ISSN 2338-9613
JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK

yang terkait dengan tenaga perancang peraturan sebelum penetapan rancangan perda tentang
perundang-undangan sebagai tenaga fungsional APBD. Keempat, dalam program pembentukan
yang mempunyai tugas menyiapkan, mengolah, perda dapat dimuat daftar komulatif terbuka.
dan merumuskan rancangan peraturan Kelima, dalam keadaan tertentu DPRD atau
perundang-undangan dan instrument hukum Kepala Daerah dapat mengajukan rancangan
lainnya. Dalam meningkatkan kualitas peraturan perda diluar program pembentukan perda dengan
daerah dapat dinilai dari senitivitas perda tersebut sala satu alasan : mengatasi keadaan luar biasa,
terhadap kebutuhan masyarakat daerah. Oleh keadaan konflik, atau bencana alam.
karena itu dalam merealisasikan konsep peraturan Dalam pembentukan peraturan daerah (perda),
perundang-undangan yang terencana, terpadu, diwajibkan harus dilakukan secara efektif dan
dan sistematis maka dibutuhkan sebuah sebuah efisien dimana masyarakat berhak memberikan
sistem yang mampu mewadahi tujuan tersebut, masukan secara lisan dan/atau tertulis dalam
yaitu melalui Program Pembentukan Peraturan pembentukan perda. Secara prinsipil, tidak ada
Daerah (selanjutnya disebut Properda). larangan bagi perda untuk memuat sejumlah
Dalam Pembentukan Peraturan Perundang- ketentuan pidana hanya saja bersifat restriktif
undangan, pengaturan mengenai penyusunan sudah dijelaskan yaitu, Perda dapat memuat
Properda telah diuraikan secara lebih jelas dan ketentuan tentang pembebanan biaya paksaan
memperkuat posisi DPRD sebagai pemegang penegakkan hukum, seluruhnya atau sebagian
kekuasaan membentuk Peraturan Daerah. kepala pelanggar sesuai peraturan perundang-
Program pembentukan peraturan daerah undangan.
(Properda) adalah instrumen perencanaan Fungsi pembentukan perda juga merupakan sala
Properda Provinsi atau Peraturan Daerah satu fungsi strategis DPRD dalam
Kabupaten/Kota yang disusun secara terencana, menyelenggarakan pemerintahan daerah. Melalui
terpadu, dan sistematis. Dasar hukum Properda fungsi pembentukan perda tersebut, DPRD dapat
substansinya adalah perencanaaan penyusunan mengakomodir dan menyalurkan aspirasi
Perda Kabupaten/Kota mempunyai sinergitas masyarakat terkait kebijakan penyelenggaraan
dengan Properda Provinsi, artinya Peraturan pemerintah dan pembangunan daerah yang perlu
Daerah Kabupaten/Kota yang ditetapkan tidak dituangkan atau diatur peraturan daerah (perda).
boleh bertentangan dengan Peraturan Daerah Dalam fungsi strategis tentang pemerintah
Provinsi. daerah, bahwa setiap anggota DPRD memiliki
Dalam pembentukan Perda atau suatu Peraturan hak untuk mengusungkan rancangan perda atau
Daerah dapat berpedoman pada program legislasi yang dikenal dengan usul prakarsa. Peraturan
daerah (prolegda). Ada juga mekanismenya daerah sebagai sebuah produk hukum, maka
sebagaimana: Pertama, perencanaan penyusunan dalam pembentukan harus menganut asas-asas
peraturan daerah (perda) dilakukan dalam pembentukan peraturan Perundang-undangan
program pembentukan perda. Program yaitu asas kejelasan tujuan dapat dilaksanakan
pembentukan perda disusun oleh DPRD dan dan kejelasan rumusan.
kepala daerah dengan jangka waktu 1 (satu) Dalam pembentukan peraturan daerah tentunya
Tahun berdasarkan skala prioritas pembentukan tak semudah dengan apa yang terbayangkan, ada
rancangan perda. Kedua, program pembentukan beberapa permasalahan yang merupakan faktor
perda ditetapkan dengan keputusan DPRD. pengganjal terbentuknya Perda yaitu: pertama,
Ketiga, penyusunan dan penetapan program kepentingan politik dinilai masih mendominasi
pembentukan perda dilakukan setiap tahun pembentukan peraturan daerah (perda) yang
ISSN 2338-9613
JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK

akhirnya menimbulkan masalah. Pada era kelompok sosial. Interaksi ini pasti terjadi dimana
otonomi daerah banyak perda yang harus saja, kapan saja, dan pada siapa saja. Tidak
diklarifikasi atau dibatalkan karena bertantangan terkecuali di sebuah kelompok sosial yang
dengan peraturan perundang-undangan yang berisikan banyak individu, interaksi ini dapat
lebih tinggi, kepentingan umum, dan kesusilaan. terjadi apabila terdapat kontak dan komunikasi.
Deregulasi perda bermasalah dalam rangka Kontak ini hanya sebatas entah itu kontak secara
percapatan pembentukan ekonomi daerah. fisik ataupun dengan tatapan namun belum ada
Kedua, dimana dalam pembuatan peraturan tindakan secara konkret sedangkan komunikasi
daerah tentunya dibutukan partisipasi masyarakat adalah salah satu unsur dalam interaksi dimana
yang dapat dilakukan baik dalam tahap penyiapan peran komunikasi ini sangat penting untuk
maupun pembahasan. Dalam konteks hak asasi menjadi sarana mengantar dan menerima
manusia, setiap hak pada masyarakat informasi, mengikat kesatuan organisasi, dan
menimbulkan kewajiban pemerintah daerah membantu individu atau kelompok mencapai
untuk memenuhi ha katas partisipasi masyarakat suatu tujuan, dengan kata lain komunikas ini
dalam penyusunan perda tersebut. adalah perpanjangan tangan dari kontak.
Keterlibatan masyarakat dalam proses Komunikasi ini terjadi dimana saja dan bisa
perencanaan pembangunan, perencanaan terjadi pada siapa saja, tidak terkecuali mau itu
pembentukan kebijakan, pemantauan dari hasil orang perseorangan, orang dan organisasi ataupun
pembangunan dan keberlakuan suatu kebijakan, organisasi dengan organisasi. Komunitas,
adalah hal yang mendorong suksesnya suatu organisasi ataupun kelompok sosial merupakan
pembangunan yang befektif dan efisien. wadah yang berdaya guna maksimal ketika orang-
Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi orang yang berada di dalamnya merasa nyaman
dalam proses pembangunan itu sendiri satu sama lain dan memiliki satu tujuan yang
merupakan permasalahan yang perlu dicarih sama. Adakalanya masyarakat perlu memiliki
pemecahannya. Mendorong bukan mengharuskan atau mengikuti kelompok sosial, organisasi
pertisipasi masyarakat seperti halnya mendorong ataupun komunitas yang ada karena dalam
rakyat untuk mau berkorban, juga membutukan kelompok sosial, organisasi atau komunitas
insentif-insentif sendiri. Karena yang kita ketahui tersebut dapat menjadi wadah bagi masyarakat
bersama partisipasi masyarakat merupakan wujud untuk bertukar pikiran. Komunikasi ini bersifat
demokrasi. Sebagaimna bahwa demokrasi yang universal dapat terjadi antar jabatan yang ada di
dijalankan diindonesia adalah demokrasi dalam komunitas tersebut karena dalam
perwakilan. Anggota DPRD merupakan komunitas pasti terdapat jabatan-jabatan yang
representasi rakyat yang dipilih dalam pemilihan memisahkan job description sehingga disadari
umum. atau tidak terjadilah suatu tingkatan-tingkatan di
Interaksi terjadi dalam kehidupan masyarakat dalam suatu komunitas tersebut. Komunikasi
dalam segala aspek. Manusia sebagai makhluk dapat berupa komunikasi internal dan komunikasi
sosial tidak dapat dipisahkan dengan interaksi eksternal. Komunikasi internal adalah
sosial karena pada dasarnya interaksi dalam komunikasi yang terjadi antar anggota ataupun
masyarakat merupakan hal yang utama. Interaksi pengurus di dalam komunitas tersebut, sedangkan
memegang peranan penting dalam hubungan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang
ataupun jalinan antara individu satu dengan terjadi antara orang-orang di dalam komunitas ini
individu lainnya, kelompok satu dengan dengan orang-orang di luar komunitas tersebut.
kelompok lainnya, dan individu dengan
ISSN 2338-9613
JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh
sosial, karena interaksi sosial merupakan syarat pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini.
utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk Berangkat dari teori Interaksi sosial yang
lain proses sosial hanya merupakan bentuk- didalamnya teori perbandingan sosial
bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi (soekanto;2015 : Sosiologi suatu pengantar),
sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis tekanan seseorang untuk berkomunikasi dengan
yang menyangkut hubungan antara orang-orang- anggota kelompok lainnya akan mengalami
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia. peningkatan, jika muncul ketidaksetujuan yang
berkaitan dengan suatu kejadian atau
TINJAUAN PUSTAKA
peristiwa;kalau tingkat pentingnya peristiwa
Formulasi Kebijakan yang telah di lakukan tersebut meningkat dan apabila hubungtan dalam
sebelumnya pada penelitian terdahulu. Penulis kelompok (group cohesiveness) juga
mencoba merujuk beberapa hasil penelitian menunjuikan peningkatan. selain itu, setelah
tersebut, sala satunya, hasil penelitian skripsi yng keputusan kelompok dibuat, para anggota
di tulis oleh karlivon meta, tentang Formulasi kelompok akan saling berkomunikasi untuk
Kebijakan Peraturan Desa di Desa Bataka mendapatkan informasi yang mendukung atau
Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera membuat individu-individu dalam kelompok
Selatan lebih merasa senang dengan keputusan yang
Konsep Interaksi Sosial dibuat tersebut.
Teori perbandingan sosial (soekanto;2015 :
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan Sosiologi suatu pengantar) ini diupayakan untuk
sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan dapat menjelaskan bagaimana tindak komunikasi
antara orang perorang, antarkelompok manusia, dari para anggota kelompok mengalami
serta antara orang peroarang dan kelompok pemingkatan atau penurunan. Dorongan yang
manusia. Proses sosial pada hakikatnya adalah kita rasakan untuk berkomunikasi tentang suatu
pengaruh timbal balik antara berbagai bidang kejadian dengan anggota lainnya dalam
kehidupan bersama. Lebih lanjut Menurut kelompok dapat meningkat bila kita menyadari
Soerjono Soekanto (2015:45) Hakikat hidup bahwa kita tidak setuju dengan suatu kejadian,
bermasyarakat itu sebenarnya adalah terdiri dari apabilah kejadian itu makin menjadi penting dan
relasi-relasi yang mempertemukan mereka dalam apabila sifat keterkaitan kelompok juga semakin
usaha-usaha bersama dalam aksi dan tindakan meningkat. Sebagai suatu anggota kelompok, kita
yang berbalas-balasan. Sehingga orang saling lebih cenderung mengarahkan komunikasi kita
menggapi tindakan mereka. tentang suatu kejadian pada mereka yang
Dengan demikian, dapat pula diartikan bahwa kelihatannya paling setuju dengan kita dalam hal
masyarakat merupakan jaringan relasi-relasi kejaditan tersebut. Kita juga cenderung
hidup yang timbal balik. Yang satu berbicara, mengurangi komunikasi dengan mereka yang kita
yang lain mendengarkannya; yang satu bertanya, tidak ingin lagi ikut serta sebagai anggota
yang lainnya menjawab; yang satu memberi kelompok. Jika anggota kelompok yang menjadi
perintah, yang lainnya menaati; yang satu berbuat sasaran penyampaian pendapat-pendapat kita
jahat, yang lain membalas dendam; dan yang satu menunjukan gejalah akan berubah fikiran, maka
mengundang, yang lainnya datang. Jadi selalu dorongan yang kita rasakan untuk berkomunikasi
tampak bahwa orang saling mempengaruhi. Dan dengan individu tersebut akan meningkat.
hasil interaksi inilah sangat ditentukan oleh nilai
Dimensi Interaksi Sosial
ISSN 2338-9613
JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK

Pemahaman terkait interaksi sosial anggota itu mewujudkan perilaku, dimana perilaku
dewan dalam penyusunan peraturan daerah, dapat tersebut merupakan reaksi terhadap perasaan
juga ditelaah melalui dimensi interaksi sosial. yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Menurut Soerjono Soekanto (2015: 61) Komunikasi merupakan awal mula terjalinnya
mengemukakan dimensi interasi sosial yaitu: suatu hubungan, baik hubungan kerjasama
1. Adanya kontak sosial, (social contact), yang ataupun hubungan apapun itu dalam kehidupan
dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antar manusia. Di sisi lain komunikasi juga terkadang
individu, antar individu dengan kelompok dan mengakibatkan sutau pertentangan atau
antar kelompo. Selain itu, suatu kontak dapat pula pertikaian. Hal ini disebabkan karena adanya
bersifat langsung maupun tidak langsung. Pada kesalahpahaman atau masing-masing pihak tidak
interaksi sosial mengandung makna tentang ada yang mau mengalah ketika berkomunikasi
kontak sosial secara timbal balik atau inter- satu sama lain.
stimulansi dan respon antara indivdiu-individu
dan kelompok-kelompok. Kontak pada dasarnya Menurut Soerjono Soekanto (2012:55) Interaksi
merupakan aksi dari individu atau kelompok dan sosial akan berlangsung apabila terjadi saling aksi
mempunyai makna bagi pelakunya, yang dan reaksi antara kedua belah pihak. Interaksi
kemudian ditangkap oleh individu atau kelompok sosial tidak akan terjadi jika manusia mengadakan
lain. Kontak sosial dapat bersifat posistif ataupun hubungan yang langsung dengan sesuatu yang
negatif. Yang bersifat positif mengarah pada sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem
suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif syarafnya sebagai akibat hubungannya tersebut.
mengarah pada sutau pertentangan atau bahkan Berlangsungnya suatu proses interaksi terutama
sama sekali tidak menghasilkan sutau interaksi antara individu dan kelompok didasari oleh
sosial. Suatu kontak sosial dapat pula bersifat beberapa faktor, antara lain factor :
primer ataupun sekunder. Kontak primer terjadi a. Imitasi
apabila yang mengadakan hubungan langsung Imitasi sangat kuat peranannya dalam
bertemu dan berhadapan muka, sedangkan kontak interaksi sosial. Tampak jelas dalam dunia
yang sekunder memerlukan sutau perantara. mode, adat istiadat, dunia usaha, perilaku
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga kejahatan dan lain sebagainya. Faktor ini
bentuk, yaitu: sangat berperan dalam pergaulan masyarakat.
1. Antara orang perorangan. b. Sugesti
2. Antara orang perorangan dengan suatu Faktor sugesti yang dimaksudkan, sugesti
kelompok manusia atau sebaliknya. secara psikologi dimana seorang individu
3. Antara suatu kelompok manusia dengan menerima cara penglihatan atau pedoman
kelompok manusia lainnya. tingkah laku dari orang lain tampak kritik.
2. Adanya komunikasi, yaitu seseorang memberi Sugesti ini merupakan proses pengoperan atau
arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan penerimaan sesuatu hal yang dilakukan
apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. seseorang atau masyarakat tampak kritik atau
Orang yang bersangkutan kemudian memberi penelitian lebih cermat.
reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan c. Identifikasi
oleh orang tersebut. Komunikasi muncul setelah Faktor identifikasi dimaksudnya adalah
kontak berlangsung. Komunikasi timbul apabila dorongan untuk yang berproses tidak saja
seseorang individu memberi tafsiran pada perilau lahiriah, tetapi juga meliputi batiniah. Pada
orang lain. Dengan tafsiran tersebut, lalu seorang tahap proses ini terjadi berlangsung tidak
ISSN 2338-9613
JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK

sadar, irasional untuk melengkapi norma yang organisasi merupakan fakta-fakta yang penting
berlangsung mulai dari lingkungan terkecil dalam kerjasama yang berguna.
sampai pada masyarakat umum yang saling
mengambil norma-norma, sikap perilaku, 2. Akomodasi
nilai-nilai dan lain sebagainya dari Istilah akomodasi digunakan dalam dua arti, yaitu
sekelilingnya yang secara umum dapat untuk menunjuk pada suatu proses keadaan atau
merubah masyarakat. keseimbangan dalam interaksi orang-perorangan
d. Simpati atau kelompok manusia yang kaitannya dengan
Faktor yang dimaksudkan adanya persaan norma-norma sosial yang berlaku dalam
yang terdapat didalam diri seseorang masyarakat. Sebagai suatu proses dimana
dimanapun ia berada yang merasa tertarik menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
kepada orang lain. Prosesnya berdasarkan meredakan suatu pertentangan demi mencapai
persaan semata-mata dan tidak melalui kestabilan.
penilaian berdasarkan rasio. Menurut Gillin dan Gillin(2012:69) akomodasi
untuk menggambarkan suatu proses dalam
Menurut Soerjono Soekanto (2012:58) Bentuk- hubungan-hubungan sosial yang sama artinya
bentuk interaksi sosial dapat menghasilkan proses dengan adaptasi yang dipergunakan oleh ahli-ahli
sosial yang asosiatif dan disosiatif yaitu faktor biologi untuk menunjukan pada suatu proses
yang dipengaruhi dari dalam dan diluar itu dimana makhluk-makhluk hidup menyesuaikan
sendiri. Berikut ini adalah proses-proses interaksi dirinya dengan alam sekitar
yang terjadi antara lain: Melalui prose Asosiatif Proses Disosiatif meliputi:
dan Disosiatif 1. Persaingan (Competition)
proses Asosiatif meliputi: Persaingan atau competition dapat diartikan
1. Kerjasama (Cooperation) sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau
Beberapa sosiologi menganggap bahwa kelompok-kelompok manusia yang bersaing
kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial mencari keuntungan melalui bidang-bidang
yang pokok. Kerjasama yang dimaksudkan kehidupan yang pada suatu masa terdapat tertentu
sebagai suatu usaha bersama antara orang- menjadi pusat perhatian umum (baik
perorangan atau kelompok manusia untuk perseorangan maupun kelompok manusia)
mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. dengan cara menarik perhatian publik atau
Kerjasama timbul karena orientasi dengan mempertajam prasangka yang telah ada
orangperorangan terhadap kelompoknya (yaitu tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
in-group-nya) dan kelompok lainnya (yang 2. Pertentangan atau Pertikaian
merupakan out-group-nya). Pribadi maupun kelompok menyadari bahwa
Charles H. Cooley (2012:65-87) adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri
menggambarkan bahwa betapa penting fungsi badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-
kerjasama yang timbul apabila orang menyadari pola perilaku dan seterusnya dengan pihak lain.
bahwa mereka mempunyai kepentingan- Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang
kepentingan yang sama dan pada saat bersamaan ada hingga menjadi suatu pertentangan atau
mempunyai cukup pengetahuan dan pertikaian (conflik). Perasaan
pengendalian terhadap diri sendiri untuk memegang peranan penting dalam mempertajam
memenuhi kepentingan tersebut; kesadaran akan perbedaan-perbedaan untuk saling
adanya kepentingan yang sama dan adanya menghancurkan. Perasaan tersebut biasanya
ISSN 2338-9613
JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK

berbentuk amarah dan rasa benci yang kami dapat menghadirkan produk peraturan
menyebabkan dorongan-dorongan untuk melukai daerah yang membawa potensi-potensi
atau menyerang pihak lain, atau untuk menekan tertentu. konflik perbedaan pendapat,
dan menghancurkan individu atau kelompok yang perbedaan tafsiran. Dengan terjadinya
menjadi lawan. Pertentangan atau pertikaian konflik ini, upaya yang dapat
selanjutnya disebut sebagai pertentangan saja menyelesaikannya dengan dikonsultasikan
karena merupakan suatu proses sosial dimana kementrian melalui Biro Hukum Provinsi.
individu atau kelompok berusaha untuk Dalam penyusunan peraturan daerah
memenuhi tujuannya dengan jalan menentang keuntungan yang di dapat oleh Anggota
pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau Dewan yaitu objek pendapatan untuk
kekerasan. kepentingan Daerah itu sendiri.
b) DPRD melakukan kerja sama dengan
Formulasi Kebijakan
perguruan tinggi dalam rangka mencetur
Perumusan (formulasi) kebijakan merupakan sala naskah akademik. Dan tentunya terdapat
satu tahap dari rangkaian proses pembuatan dan berbagai konflik seperti perbedaan
pelaksanaan suatu kebijakan. Menurut Dunn pendapat. Dan keuntungannya kepentingan
(2000 :132), perumusan kebijakan merupakan daerah dapat terkakomodir.
pengembangan dan sintesis terhadap alternatif- c) Kerja sama bentuknya dikembalikan ke
alternatif pemecahan masalah dan pula menurut Badan Pembuat Peraturan Daerah
Winaro (2002 : 29) menyatakan masing-masing (BAMPERDA). Dan bentuk kerja samanya
alternative bersaing untuk dipilih sebagai sudah berjalan dengan baik, yang menjadi
kebijakan dalam rangka untuk memecahkan harapan kami kirannya produk peraturan
masalah. daerah (PERDA) dapat membawa potensi-
potensi terutama potensi sumberdaya yang
METODE PENELITIAN dapat dihasilkan, untuk pendapatan daerah
Metode penelitian ini menggunakan metode itu sendiri. Persaingan juga selalu terjadi
penelitian kualitatif. Informan yaitu 1. Orang dalam penyusunan peraturan daerah, tetapi
Ketua DPRD Halmahera Selatan, 1. Orang Wakil persaingan seputan perbedaan pendapat,
Ketua II DPRD, 1. Orang Sekwan DPRD 3.badan perbedaan tafsiran dan perbedaan bentuk
legislasi, 2. Fraksi. Teknik pengumpulan data ide-ide atau gagasan.
yang dipakai yaitu d) Bentuk kerja sama yang terjadi antar fraksi
wawancara,observasi/dokumentasi. Dan teknik dan antar lembaga DPRD dengan perguruan
analisa data menggunakan, kategori data, reduksi tinggi terkait. . kerja sama yang dilakukan
data, interpretasi data, penarikan kesimpulan. sudah berjalan dengan baik. Konflik selalu
terjadi dalam penyusunan peraturan daerah
HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu perbedaan pendapat. Cara
Hasil Wawancara mengakomodir kepentingan dalam
a) kerja sama yang terjadi antara Pimpinan pembahasan dengan menyarankan kepada
dewan dengan Badan pembuat peraturan semuah pihak terkait dalam penyusunan
daerah (BAMPERDA) dan pula secara peraturan daaerah agar setiap tanggapan
kelembagaan Dewan Perwakilan Rakyat menentukannya pada aspek
Daerah dengan Pemerintah daerah, . Dengan yuridis,sosiologis, dan antropologis.
pengaruh Kerja sama yang dilakukan
sebetulnya sangat penting. menjadi harapan
ISSN 2338-9613
JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK

e) Kerja sama antar lembaga yaitu DPRD dan kerja sama lembaga DPRD
dengan sala satu Universitas Ternate (BAMPERDA) dengan Universitas terkait
Fakultas Hukum untuk penyusunan naska untuk pembuatan dokumen naska akademik.
Akademik. harapan kedepan lewat sejauh ini bentuk kerja samanya sangat baik.
pembentukan peraturan daerah ini untuk Dalam penyusunan peraturan daerah,
mengakomodir kepentingan-kepentingan tentunya ada konflik yang terjadi. Yaitu
jangka panjang dari daerah itu sendiri. konflik perbedaan pendapat, dengan konflik
Konflik yang biasa terjadi ialah seputar tersebut Upaya atau cara atau mencegah
perbedaan pendapat atau ide-ide tentang yang dapat di lakukan ialah negosiasi.
aspek-aspek yuridis atau aspek ketentuan
Pembahasan
peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi diatasmya. Sejauh ini akomodasinya Berdasarkan dari pengumpulan data sesuai
sudah baik. Sarannya dilihat dari urgansinya indicator atau dimensi yang telah di kemukakan
sebuah peraturan daerah untuk segra oleh Soerjono Soekanto (2012:58) yaitu : Kerja
membuat peraturan daerah yang terkait sama (Cooperation), Akomodasi
dengan kepentingan-kepentingandar (Accommodation), Persaingan (Competition),
masyarakat di daerah itu sendiri. Pertentangan atau Pertikaian. Sebagai bentuk
f) Kerja sama antar praksi dan kerja sama antar apabila terjadi masalah lewat pembahasan
lembaga DPRD dengan Universitas ternate penyusunan peraturan daerah dari DPRD
Fakultas Hukum untuk penyusunan naska (Bamperda) dengan Universitas terkait, agar
akademik. Harapan kedepannya dengan terlaksananya interaksi sosial.
terbentuknya peraturan daerah ini dapat 1. Kerjasama (Cooporation)
berdampak baik terhadap masyarakat. Beberapa sosiologi menganggap bahwa
Konflik perdebatan yang sering terjadi. kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial
Keuntungan yang di dapatkan dari peraturan yang pokok. Kerjasama yang dimaksudkan
daerah ialah seluruh kepentingan- sebagai suatu usaha bersama antara orang-
kepentingan terkait kebaikan daerah ini perorangan atau kelompok manusia untuk
dapat di akomodis dalam pembahasan mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
penyusunan peraturan daerah. Kerjasama merupakan salah satu indikator dalam
g) Kerja sama antar fraksi dan komisi untuk proses interaksi sosial. Kerjasama merupakan
mendukung peraturan daerah yang berasal sesuatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama
dari inisiatif gabungan fraksi dan komisi, untuk mencapai tujuan dan ada unsure saling
dan kerja sama lembaga DPRD membantu satu sama lain, Sarwono dan Meinardo
(BAMPERDA) dengan Universitas terkait. (2009).
Universitas terkait untuk pembuatan 2. Akomodasi (Accomodation)
dokumen naska akademik. Sangat baik . Akomodasi sangat diperlukan dalam sebuah
Harapannya dapat dihadirkan naska interaksi sosial apalagi dalam penyusunan
akademik terkait dengan pembuatan peraturan daerah. Akomodasi memiliki beberapa
peraturan daaerah dan berdampak baik bentuk, seperti dijelaskan (Soekanto: 2006)
terhadap masyarakat. dalam akomodasi terdapat beberapa tujuan yaitu:
h) Kerja sama antar fraksi dan komisi untuk pertama mengurangi pertentangan yang terjadi
mendukung peraturan daerah yang berasal dengan menghasilkan solusi baru yang dapat
dari inisiatif gabungan fraksi dan komisi, diterima oleh pihak- pihak yang terlibat dan
kedua untuk mengatasi atau mencegah terjadinya
ISSN 2338-9613
JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK

konflik sebagai akumulasi pertentangan yang 4. Pertantangan sering terjadi akan tetapi dapat di
terjadi. atasi dengan baik, dan tidak sampai pada
3. Persaingan (Competition) pertikaian.
Persaingan atau competition dapat diartikan
Saran
sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau
kelompok-kelompok manusia yang bersaing Pembentukan suatu peraturan daerah seharusnya
mencari keuntungan melalui bidang-bidang memudahkan masyarakat, namun juga
kehidupan yang pada suatu masa terdapat tertentu memudahkan pengawasan yang akan dilakukan
menjadi pusat perhatian umum (baik oleh daerah, sehingga pada akhirnya akan
perseorangan maupun kelompok manusia) membuat penyelenggaraan tugas pemeintah
dengan cara menarik perhatian publik atau daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
dengan mempertajam prasangka yang telah ada masyarakat di daerah tersebut.
tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Oleh karena itu dari pembahasan diatas dapat
4. Pertentangan atau Pertikaian disarankan :
Pribadi maupun kelompok menyadari bahwa 1. Kerja sama yang terjalin dengan baik,
adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri hendaknya dapat dipertahankan dan selalu
badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola- mengutamakan pembangunan di daerah lewat
pola perilaku dan seterusnya dengan pihak lain. peraturan daerah.
Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang 2. Akomodasi yang diterapkan untuk
ada hingga menjadi suatu pertentangan atau mengakomodir kepentingan daerah maupun
pertikaian (conflik). kepentingan rakyat lebih diutamakan, agar
daerah kita bersama lebih maju lagi.
PENUTUP
3. Persaingan yang terjadi diseputaran perbedaan
Kesimpulan
pendapat, kirannya dapat di selesaikan dengan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
melihat pendapat yang tebih tepatnya
yang sudah dianalisis yang telah di uraikan pada
mengarah ke pembangunan daerah,
bab sebelumnya, maka penelitian mengenai
kesejahteraan masyarakat.
proses interaksi sosial anggota dewan dalam
4. Pertantangan sering terjadi, sehingga
penyusunan peraturan daerah DPRD Kabupaten
disarankan kiranya jangan sampai terjadi
Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara dapat
pertikaian, dan haruslah diutamakan kebaikan
disimpulkan,:
daerah dan kebaikan masyarakat.
1. Kerja sama sudah berjalan dengan sangat baik,
dan bentuk kerja samanya Antar Fraksi, DAFTAR PUSTAKA
DPRD (melalui PANSUS) dengan Universitas
Sulaiman, King Faisal. 2017. Teori Peraturan
Khairun Ternate, dan DPRD dengan
Perundang-Undangan dan Aspek
Pemerintah Daerah Pengujiannya. Yogyakarta: Thafa Media.
2. Akomodasi yang di terapkan sangat baik, Walgito, Bimo. 2009. Psikologi Sosial.
karna mengakomodir setiap kepentingan- Yogyakarta: Andi Offset.
kepentingan demi dan untuk kesejahteraan Soekanto, Soerjono. 2015. Sosiologi Suatu
rakyat. Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
3. Persaingan yang terjadi tidak terlalu rumit Persada.
untuk diselesaikan, dan bentuk-bentuk William, Dunn N. 2000. Analisis Kebijakan
persaingan seperti perbedaan pendapat, Publik. Yogyakarta: Gadjahmada
perbedaan tafsiran. University Press.
ISSN 2338-9613
JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK

Gunawan, Ary H. 2010. Sosiologi Pendidikan. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang
Jakarta: Rineka Cipta. Susunan dan Kedudukan MD3.
Winarno, Budi. 2002. Kebijakan Publik; Teori Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
dan Proses. Yogyakarta: Media Pemerintahan Daerah.
Presindo UU No. 26 Tahun 2007 Dalam pasal 33 ayat (1)
Moleong, L. J. 2008. Metode Penelitian Kualitatf. dan (2) tentang pengelolaan keadilan
Bandung: Remaja Rosdakarya. tata ruang.
Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Sugyiono. 2009. Memahami Penelitian
Surakarta: Lembaga Penelitian Kualitatif. Bandung, Alfabeta.
Universias Sebelas Maret. Sunarto, Kamanto,2004, Pengantar Sosiologi,
Kuswanto dan Bambang Siswanto. 2003. (Jakarta : Fakultas Ekonomi
Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai. Universitas Indonesia), 43.
Ibrahim, Anis. 2008. Legislasi dan Demokrasi Sunyoto Usman, 2015, Esai Esae Sosiologi
dan Konfigurasi Politik Hukum dalam Perubahan Sosial, (Yogyakarta : Pustaka
Pembentukan Hukum di Daerah. Malang: Pelajar.
In-TRANS Publishing.
Hamidi, Jazim. 2011. Optik Hukum Peraturan
Daerah Bermasalah. Jakarta: Pretasi
Pustaka.
Winarno, Budi. 2002. Kebijakan Publik: Teori
dan Proses. Yogyakarta: Media
Presindo.
Purnawati, Laily. 2014. Proses Formulasi
Kebijakan Publik. Tulungagung: FISIP
Universitas Ulungagung.
Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar kebijakan
Publik. Bandung; Alfabeta.
Marbun, B. N. 2005. DPRD dan Otonomi Daerah.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Gerungan, W. A. 2004. Psikologi Sosial.
Bandung: Refika Aditama.
Setiadi, Elly M dan Usma Kolip. 2011. Pengantar
Sosiologi. Jakarta: Kencana.
Setiawan, Irfan. 2018. Handbook Pemerintahan
Daerah. Yogyakarta: Wahana
Resolusi.
Yunita, Norma. 2014. Edisi Terbaru dan
Terlengkap UUD 1945 dan Amandemen.
Jakarta: Kunci Aksara.
Zuraida, Ida. 2013. Teknik Penyusunan
Peraturan Daerah. Jakarta: Sinar Grafika.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan.

You might also like