Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

Macam-Macam Metode Analisis Penganggaran Modal

Perhitungan anggaran modal perusahaan terbagi ke dalam beberapa jenis metode analisis.
Adapun macam-macam metode capital budgeting adalah sebagai berikut.
1. Internal Rate of Return (IRR)
Jenis yang pertama adalah Internal Rate of Return (IRR), yakni metode perhitungan yang
diketahui lebih detail dan akurat dibanding lainnya. Sebab, IRR tidak sekadar
mempertimbangkan future value atau potensi masa depan, tetapi juga sekaligus menggunakan
aspek waktu dalam perhitungannya.
2. Net Present Value (NPV)
Jenis berikutnya dari capital budgeting adalah Net Present Value (NPV). Berbeda dari
Internal Rate of Return, metode perhitungan satu ini hanya menggunakan future value atau
potensi perusahaan di masa mendatang. Untuk mengatakan bahwa proyek layak
dilaksanakan, manajer keuangan setidaknya harus memperoleh nilai di atas 0 rupiah dalam
perhitungan ini.
3. Average Rate of Return (ARR)
Jenis lainnya adalah Average Rate of Return (ARR). Ini merupakan metode perhitungan yang
dilakukan berdasar atas penghasilan rata-rata tahunan perusahaan.
4. Payback Period (PP)
Jenis terakhir dari capital budgeting adalah Payback Period (PP), yaitu metode perhitungan
yang dilakukan berdasarkan periode waktu pengembalian profit. Angka periode yang didapat
dalam perhitungan ini umumnya bertolakbelakang dengan kelayakan proyek.
Maksudnya, semakin tinggi angka yang dihasilkan dalam perhitungan PP, maka semakin
kecil kelayakan suatu proyek untuk diilanjutkan.

Contoh Kasus Capital Budgeting


Dalam metode IRR, contoh kasus capital budgeting adalah sebagai berikut.
Proyek A diketahui mampu memperoleh keuntungan sebanyak 30% dari pendanaan selama
10 tahun, sementara proyek B memperoleh keuntungan 20% untuk pendanaan 5 tahun.
Keduanya sama-sama mendapat pendanaan senilai Rp80.000.000. Maka, nilai IRR tiap
proyek ialah:
IRR proyek A
= [Rp80.000.000 + (30% x Rp80.000.000)] / 10 tahun
= Rp104.000.000 / 10 tahun = Rp10.400.000
IRR proyek B
= [Rp80.000.000 + (20% x Rp80.000.000)] / 5 tahun
= Rp96.000.000 / 5 tahun = Rp19.200.000
Walaupun persentase keuntungan yang dihasilkan proyek A lebih besar, akan tetapi dari
perhitungan IRR, proyek B jauh lebih banyak. Sehingga, yang layak memperoleh pendanaan
ialah proyek B.
Sedangkan, dengan perhitungan NPV, contoh capital budgeting adalah sebagai berikut.
PT. Budi Bakti ingin melakukan pendanaan senilai Rp500.0000.000 pada salah satu proyek
perusahaannya, yaitu proyek X atau Y. Proyek X memperoleh cashflow setiap tahun senilai
Rp50.000.000 dalam jangka 10 tahun dengan discount rate 5%. Sementara, proyek Y
memperoleh cashflow tahunan senilai Rp45.000.000 untuk jangka waktu 15 tahun dengan
discount rate yang sama. Maka:
NPV Proyek X
= (Rp50.000.000 x 10 tahun) – 5%(Rp50.000.000 x 10 tahun)
= Rp500.000.000 – Rp25.000.0000 = Rp475.000.000
NPV Proyek Y
= (Rp45.000.000 x 15 tahun) – 5%(Rp45.000.000 x 15 tahun)
= Rp675.000.000 – Rp33.750.0000 = Rp641.250.000
Dari perhitungan tersebut, proyek yang layak didanai ialah proyek Y karena nilai NPV lebih
besar.

You might also like