Professional Documents
Culture Documents
Evaluasi Belajar
Evaluasi Belajar
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S. Pd. I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
HAMRIANI
28 19 2217
Nim : 28 19 2217
Muhammadiyah Makassar.
4 Ramadhan 1434 H
Makassar, ------------------------------
12 Juli 2013 M
Di setujui oleh
Pembimbing I Pembimbing II
2
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis
duplikat, tiruan, plagiat dibuat atau dibantu secara langsung orang lain
baik keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal
demi hukum.
4 Ramadhan 1434 H
Makassar, ------------------------------
12 Juli 2013 M
Penulis,
HAMRIANI
3
PRAKATA
4
5. Ibu Dra. Hj. St. Maryam, M.Th.I dan Ibu Dra. Muri Khalid, M. Pd
Pembimbing dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu para dosen yang telah mendidik dan memberikan Ilmu
Pengetahuan selama ini kepada penulis.
7. Bapak Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu
Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar beserta seluruh
jajarannya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian, serta seluruh responden yang telah
memberikan informasinya yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
8. Kepada saudara-saudara penulis yang telah memberikan bantuan
moral maupun materil selama penulis masih dalam jengjang
pendidikan.
9. Dan yang terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
mereka namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tetapi
telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya kepada Allah Swt kami memohon semoga semua pihak
yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya senantiasa
memperoleh balasan disisi-Nya, Amin.
4 Ramadhan 1434 H
Makassar, ------------------------------
12 Juli 2013 M
Penulis
HAMRIANI
5
ABSTRAK
6
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR ISI
8
B. Peranan Evaluasi Pembelajaran Dalam Proses
belajar mengajar Di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 2 Bontoharu Kecamatan Bontoharu
Kabupaten Kepulauan Selayar ..................................... ..43
C. Faktor-Faktor Yang Menjadi Pendorong Dan
Penghambat Peningkatan Kinerja Guru Di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu Kecamatan
Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar .................... ..52
D. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Sekolah Untuk Proses
belajar mengajar Di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 2 Bontoharu Kecamatan Bontoharu
Kabupaten Kepulauan Selayar ..................................... ..57
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 65
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
alamiah yang terjadi begitu saja dalam dunia pendidikan, tetapi sebuah
dengan baik dan seksama, maka yang menjadi faktor utamanya pada
10
umumnya adalah letak ada perencanaan pembelajaran yang tidak jelas.
pembelajaran.
mengajar itu di pahami secara parsial dan tersendiri maka dia akan
kehilangan urgensinya.
tetapi tidak kalah pentingnya dari semua itu adalah evaluasi pembelajaran
program itu hanyalah menjadi benda mati yang tidak memiliki arti apa-apa
11
dan mengangah peserta didik untuk utuk mengingat kembali materi yang
sebuah kesimpulan hasl evaluasi yang lebih obyektif dan akurat. Akurasi
B. Rumusan Masalah
12
Pertama Negeri 2 Bontoharu Kecamatan Bontoharu Kabupaten
Kepulauan Selayar ?
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
13
belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Evaluasi Pengajaran
bersifat formal atau non formal demi tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
efisien.
serta dilakukan melalui proses yang efektif dan efisien guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan yang dapat diketahui setelah dilakukan suatu
evaluasi Pengajaran.
unjuk kerja, proses, orang, obyek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria
15
evaluator bisa saja berpatokan pada kriteria dengan cara
133) adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan Pengajaran yang
dan Pengajaran.
Pengajaran siswa harus ditentukan oleh guru melalui proses evaluasi baik
16
tepat mana kala didahului oleh proses pengukuran, sebaliknya hasil
pengukuran tidak akan memiliki arti apa-apa manakala tidak
dikaitkan dengan proses evaluasi.
adalah proses menentukan nilai belajar siswa, yang didahului oleh proses
pengukuran. Dari pengukuran itu dapat diketahui nilai yang diukur secara
dapat diketahui.
evaluasi yang lugas, tuntas, dan meliputi seluruh kemampuan ranah cipta,
yaitu:
17
e. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode
mengajar yang telah digunakan guru dalam proses
mengombinasikannya dengan metode lain yang serasi.
atau mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang
guru dala posisi apapun dalam proses belajar mengajar. Guru akan lebih
belajar.
berikut:
18
e. Membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan
kemampuan peserta didik;
f. Bahan pertimbangan bagi perubahan atau perbaikan kurikulum;
g. Mengetahui status akademis seseorang murid dalam kelompok;
h. Mengetahui efisiensi metode mengajar yang digunakan;
i. Memberikan laporan kepada murid dan orang tua;
j. Sebagai alat motivasi belajar mengajar;
k. Mengetahui efektifitas cara belajar dan mengajar, apakah yang
telah dilakukan guru benar-benar tepat atau tidak baik berkenan
dengan sikap guru maupun sikap murid.
l. Merupakan bahan feed back (umpan balik) bagi murid, guru dan
program pengajaran.
metode atau tidak, disamping sangat berguna bagi siswa dan orangtua
19
3) Membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik.
dan benar.
belajaran.
Pengajaran.
kemampuan anaknya.
20
4) Memprakirakan kemungkinan berhasil tidaknya anak tersebut
a. Tipe evaluasi
paling tidak dua tipe evaluasi yang dikaitkan dengan dua fungsi. Kedua
dari evaluasi formatif dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi guru
21
Uraian di atas menunjukkan bahwa evaluasi mempunyai dua tipe
pula dijadikan sebagai umpan balik yang bisa dimanfaatkan oleh guru
Evaluasi dalam bentuk tes ujian, secara umum terdiri dari dua
macam yakni bentuk tes uraian (essay) dan bentuk obyektif
(obyektive test). Dua bentuk ini, dapat diklasifikasikan bagi
bebeapa tipe, misalnya tes uraian terbatas (restricted essay).
Sedangkan butir tes obyektif dapat dibagi lagi menjadi tiga yaitu
tes benar salah (true-false), menjodohkan (matching) dan pilihan
ganda (multiple choice)
baik yang bersifat terbatas maupun bebas (extended essay) dan bentuk
tes yang bersifat beragam di atas menjadi ukuran dalam proses evaluasi
22
a. Pre-test dan Post-test
tertulis.
yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah
sangat terbatas.
b. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pre test. Tujuannya adalah
c. Evaluasi Diagnostik
23
d. Evaluasi Formatif
setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya ialah untuk
e. Evaluasi Sumatif
siswa pada akhir periode pelaksanaan program ajaran. Evaluasi ini lazim
dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran. Hasilnya
bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.
ketercapaian hasil dari proses belajar mengajar memiliki banyak tipe dan
dan seterusnya.
24
B. Proses Belajar Mengajar
sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
25
sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar, sehingga terkadang disebut
dalam bentuk tercapainya hasil belajar. Dari pernyataan ini ada tiga hal
berbeda satu sama lain yakni proses belajar pada satu sisi dan proses
26
Interaksi dan perpaduan antara keduanya (belajar mengajar)
media belajar yang ada. Guru sebagai pengajar merupakan unsur yang
dan murid dalam posisi dan kedudukan yang setara atau sama, tetapi
mengatur keadaan kelas agar tumbuh suasana senang, ceria bagi peserta
didik.
27
peserta didik untuk dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan
a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri peserta didik baik yang bersifat
manusia itu ada (hadir) maupun tidak ada (tidak hadir). Dengan kata lain
cuaca, alat-alat yang dipakai belajar, seperti alat tulis menulis, buku-buku,
dapat mempengaruhi proses belajar mengajar oleh karena itu harus diatur
b. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta
lelah dan hal ini biasanya terkait dengan dua hal yakni kecukupan nutrisi
28
daripada itu keadaan panca indera yang terganggu karena penyakit
misalnya buta, tuli dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi proses
belajar mengajar.
diantaranya adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik baik
yang bersifat sosial maupun non sosial serta faktor yang berasal dari
dalam diri peserta didik baik yang bersifat jasmaniyah maupun rohaniyah.
sebagai berikut:
sekelas atau sekelompoknya. Jadi pemberian skor atau nilai peserta didik
29
semangat kerja sama. Dengan kata lain keberhasilan peserta didik hanya
peserta didik
Keuntungannya yaitu:
prestasi kelompok
pengajaran
siswa
30
dianggap berhasil. Keberhasilan tersebut meliputi ketiga ranah yang telah
diuraikan sebelumnya.
apa yang telah dicapai peserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian
meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik, dan bukan
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
jawabkan.
judul skripsi ini sangat sesuai dan relevan dengan pengetahuan dan
C. Variabel Penelitian
variable dengan arti ubahan, faktor tak tetap, atau gejala yang dapat
diubah-ubah.
32
Sementara itu Agung (2010 : 46) mengemukakan bahwa:
atribut, sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
D. Definisi Operasional
33
2. Proses belajar mengajar adalah langkah-langkah, atau tahapan-
1. Populasi
kesimpuannya”.
populasi adalah:
34
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
baik itu mencakup benda, manusia, kejadian, atau hal-hal yang ada
yang menjadi populasi adalah kepala sekolah, guru dan siswa di Sekolah
Tabel 1
Keadaan populasi guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu
Kecamatan Bontoharu tahun ajaran 2012 / 2013
Jenis kelamin
No Guru dan siswa Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Guru 8 14 22
2 Kelas VII 25 30 55
3 Kelas VIII 29 29 58
4 Kelas IX 21 20 41
Jumlah 83 93 176
Sumber data : Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu
Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar
tahun ajaran 2012 / 2013
35
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah populasi kepala
2. Sampel
sampel.
36
penarikan besarnya jumlah yang mewakilli populasi melainkan
dari 100 maka peneliti mengambil sampel 25% dari jumlah populasi yang
ada. Untuk lebih jelasnya keadaan sampel dari kepala sekolah, guru dan
ini:
Tabel 2
Keadaan sampel kepala sekolah, guru dan siswa Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2 Bontoharu Kecamatan Bontoharu Kabupaten
Kepulauan Selayar Tahun ajaran 2012 / 2013
Jenis Kelamin
No Guru Siswa Jumlah Sampel
Laki-laki Perempuan
1 Guru 8 14 22 4
2 Kelas VII 25 30 55 11
3 Kelas VIII 29 29 58 12
Kelas IX 21 20 41 8
Jumlah 83 93 176 35
Sumber data: Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu
Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar
Tahun ajaran 2012 / 2013
berjumlah.35 orang.
F. Instrumen Penelitian
37
pengumpulan data. Karena itu dalam menentukan instrumen atau alat
penelitiannya, harus relevan dengan masalah dan aspek yang diteliti agar
1. Pedoman Observasi
38
Dari uraian di atas maka observasi bertujuan untuk mengumpulkan
data dan informasi mengenai suatu fenomena baik yang berupa persitiwa,
maupun tindakan serta untuk mengukur perilaku kelas baik perilaku guru
2. Pedoman Wawancara
bahwa ada dua macam wawancara yaitu wawancara terstruktur, dan tidak
terstruktur.
39
a. Wawancara terstruktur (Structured Interview)
dalam penelitian dan dialog dengan para guru mata pelajaran untuk
3. Pedoman Angket
40
memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpul
data.
4. Pedoman Dokumentasi
bahan tertulis baik berupa buku, majalah, jurnal yang dianggap penting.
maupun film yang bersifat dokumen pribadi maupun dokumen resmi. Dari
41
belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu
Oleh karena itu data yang dikumpulkan ini bersifat empiris Adapun
sebagai berikut:
1. Observasi
akurat.
2. Wawancara
42
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu Kecamatan Bontoharu
3. Angket
4. Dokumentasi
berikut:
43
Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu Kecamatan Bontoharu
hal yang bersifat umum kepada hal-hal yang bersifat khusus atau
kesimpulan.
44
BAB IV
a. Visi sekolah : unggul dalam mutu, berpijak pada iman dan taqwa
dimiliki.
45
4. Menumbuhkan dan mendorong keunggulan
dan seni
a. Keadaan guru
Kepulauan Selayar.
46
Tabel 3
Keadaan Guru SMP Negeri 2 Bontoharu Tahun Ajaran 2012 / 2013
b. Keadaan Siswa.
47
Tabel 4
Keadaan Siswa SMP Negeri 2 Bontoharu Kecamatan Bontoharu
Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2012 / 2013
pengajar dan siswa, tetapi harus didukung pula oleh sarana dan
yang dapat memberi suasana edukatif. Karena itu, masalah sarana dan
fasilitas ini, tetap menjadi bagian dari objek penelitian dalam setiap
kegiatan meneliti.
bawah:
48
Tabel 5
Sarana Fasilitas Belajar SMP Negeri 1 Bontoharu Kabupaten Kepulauan
Selayar Tahun Ajaran 2012 / 2013
49
B. Urgensi Evaluasi Pengajaran Dalam Proses belajar mengajar di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu Kecamatan
Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar
sebuah sekolah. Oleh karena itu kinerja guru harus selalu ditingkatkan
Tabel 6
Pendapat responden tentang urgensi evaluasi pengajaran dalam proses
belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu
Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar.
atau 62% memilih urgen, 8 responden atau 24% memilih sangat urgen, 5
50
dengan jumlah responden yang memilih berperan sebanyak 21 responden
atau 62%.
proses belajar mengajar yang di tunjukkan selama ini dari tahun ketahun,
lain adalah penilai kelas . penilaian kelas sebagai bagian dari evaluasi
51
Pertama Negeri 2 Bontoharu Kecamatan Bontoharu Kabupaten
Tabel 7
Pendapat responden tentang urgensi evaluasi pengajaran pada aspek
penilaian kelas dalam proses belajar mengajar di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2 Bontoharu Kecamatan Bontoharu
Kabupaten Kepulauan Selayar.
atau 56% memilih urgen, 9 responden atau 26% memilih sangat urgen, 6
memilih berperan. Hal ini dikuatkan pula dengan hasil wawancara dengan
52
menerus terutama dalam proses pembelajaran di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu Kecamatan Bontoharu
Kabupaten Kepulauan Selayar. (Wawancara, 20 Juli 2013)
kekurangan atau kelebihan. Selain dari pada itu adalah aspek penilaian
program.
Tabel 8
Pendapat responden tentang urgensi evaluasi pengajaran pada aspek
penilaian program dalam proses belajar mengajar di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2 Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar
53
Hasil olah angket di atas memperlihatkan bahwa 15 responden
memilih berperan. Hal ini diperkuat pula dengan hasil wawancara oleh
lagi.
54
Selanjutnya, evaluasi pelajaran juga dilakukan pada aspek
guru yang dimulai sebagai bagian dari evaluasi pengajaran juga berperan
berikut
Tabel 9
Pendapat responden tentang urgensi evaluasi pengajaran pada aspek
penghargaan terhadap kinerja individu guru
atau 50% memilih urgen, 9 responden atau 26% memilih sangat urgen, 8
55
Dengan adanya penghargaan terhadap kinerja individu guru, guru-
guru disekolah ini pada umumnya merasa senang, sehingga kinerja
mereka pun mengalami peningkatan. Misalnya lebih bersemangat
dan disiplin dalam mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri
2 Bontoharu Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar.
(Wawancara, 20 Juli 2013)
oleh karena dengan adanya evaluasi pengajaran pada aspek ini, serta
evaluasi pengajaran.
56
Tabel 10
Pendapat responden tentang urgensi evaluasi pengajaran pada aspek
pelaksanaan fungsi-fungsi hasil evaluasi pengajaran di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu Kecamatan Bontoharu
Kabupaten Kepulauan Selayar.
atau 50% memilih urgen, 13 responden atau 38% memilih sangat urgen, 4
resporden atau 50%, memilih urgen. Hal ini dikuatkan pula Nurhayati guru
57
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
sebagai berikut :
58
a. Kurangnya kepedulian sebagian orang tua terhadap belajar anak
mereka.
belajar. Ketidak pedulian orang tua dalam hal ini tidak hanya merugikan
anak atau mengorbankan anak itu sendiri, tetapi juga akan mengganggu
tersebut tidak hanya menjadi siswa tidak terarah dalam belajarnya akan
tetapi juga telah menjadi penghambat bagi proses belajar mengajar dalam
59
b. Kurangnya sebagian sarana dan prasarana belajar.
dan prasarana yang masih kurang juga dapat menjadi penghambat bagi
efektifitas kerja, motivasi dan inovasi kerja hanya dapat terlaksana dengan
siswa.
60
Siswa sebagai manusia yang tumbuh dan berkembang dalam
permasalahan tertentu yang dihadapi oleh siswa. Hal ini diperburuk pula
dengan sikap apriori dari sebagian guru yang hanya memiliki tipe pengajar
61
masalah siswa yang muncul dalam proses belajar mengajar di Sekolah
yang sama, namun dalam kenyataannya ada saja sebaliknya siswa yang
temannya siswa yang lain. Siswa semacam ini, tidak jarang telah menjadi
guru yang seharusnya dapat mengajar dengan efektif dan efisien namun
efektifitas dan efisiensi tersebut menjadi berkurang ketika dia harus fokus
menghadapi siswa yang tidak memiliki motivasi belajar yang baik. Hal ini
berikut ini.
yang dimiliki oleh siswa atau dengan kata lain tidak seluruh siswa memiliki
62
motivasi yang sama dalam belajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri
yang sama
Ada dua hal yang memang tidak dapat dipisahkan dalam proses
biologis dan spiritual siswa adalah anak dari orang tuanya secara biologis
karena dia yang melahirkannya, namun di sekolah siswa adalah anak dari
63
gurunya di sekolah secara spiritual karena gurunya lah yang mengajarkan
sebagai berikut:
terbangunnya komunikasi dua arah antara orang tua dan pihak sekolah
dapat tertangani dengan tuntas dan lebih baik lagi dari sebelumnya.
upaya lain yang juga dilakukan sekolah untuk meningkatakan kinerja guru
melengkapi sarana dan prasarana yang masih kurang sebab saran dan
64
menjalankan tugas-tugas profesional keguruannya, sehingga
65
dapat terbangun dengan baik, dengan orang tua misalnya bilamana
66
setiap rombongan belajar di kelas atau di sekolah selalu ada motivasi
sedang, atau kurang dan bahkan ada siswa yang memiliki motivasi belajar
sama sekali, sehingga tidak jarang kondisi semacam ini telah menjadi
faktor penghambat bagi proses belajar mengajar. Untuk itulah salah satu
kolektif.
motivasi kepada siswa yang kurang bahkan tidak termotivasi untuk belajar
sama sekali, yang harus dilakukan oleh guru dengan cara menggali faktor-
faktor yang menjadi penyebab kurang atau tidak adanya motivasi belajar
67
keluarnya. Sedangkan pendekatan kolektif adalah sebuah pendekatan
maupun kolektif.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pembelajaran.
sama
69
motivasi kepada siswa lewat pendekatan individual maupun
kolektif.
B. Saran
komunikasi yang baik agar siswa bisa lebih termotivasi lagi dalam
70
DAFTAR PUSTAKA
Al quran
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2009. Edisi baru. Jakarta; Tim Pustaka
Poenix.
Mujib, Abdul dan Mudzakkir, Jusuf. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Edisi I.
Cet. III. Jakarta; Kencana Prenada Media
71
Nata, Abudina. 2010. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran.
Edisi I. Cet. I. Jakarta: Kencana Prenada Media Goup.
72
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
I. Petunjuk Wawancara
1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan,
terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah tersedia.
2. Jawablah tes wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian
karena jawaban Bapak/Ibu akan sangat membantu kelengkapan
data yang penulis butuhkan. Dan sebelumnya tak lupa kami
ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuannya.
Jazakumullah Khairan Katsiran
73
Pertama Negeri 2 Bontoharu Kecamatan Bontoharu Kabupaten
Kepulauan Selayar ? Sebutkan minimal 5 !
3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala-
kendala evaluasi pengajaran dalam proses belajar mengajar di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu Kecamatan
Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar ? Sebutkan minimal 5 !
4. Sebutkan inidkatornya minimal 5 yang menunjukkan bahwa
evaluasi pengajran urgen dalam proses belajar mengajar di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu Kecamatan
Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar !
5. Sebutkan 5 indikator hal-hal yang urgen dalam proses belajar
mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu
Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar !
74
PEDOMAN ANGKET UNTUK GURU DAN SISWA
I. Keterangan Angket
1. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data obyektif dari guru
dan siswa dalam rangka penyusunan skripsi.
2. Dengan mengisi angket ini, berarti telah ikut serta membantu kami
dalam penyelesaian studi.
75
IV. Daftar Pertanyaan
1. Apakah evaluasi pengajaran urgen dalam proses belajar
mengajardi Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu
Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar ?
a. Sangat urgen c. Kurang urgen
b. Urgen d. Tidak urgen
2. Apakah penilaian kelas sebagai bagian dari evaluasi hasil
pembelajaran, urgen dalam proses belajar mengajar di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu Kecamatan Bontoharu
Kabupaten Kepulauan Selayar ?
a. Sangat urgen c. Kurang urgen
b. Urgen d. Tidak urgen
3. Apakah penilaian program sebagai bagian dari evaluasi hasil
pembelajaran, urgen dalam proses belajar mengajar di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu Kecamatan Bontoharu
Kabupaten Kepulauan Selayar ?
a. Sangat urgen c. Kurang urgen
b. Urgen d. Tidak urgen
4. Apakah penghargaan terhadap kinerja individu guru urgen dalam
proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2
Bontoharu Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar ?
a. Sangat urgen c. Kurang urgen
b. Urgen d. Tidak urgen
5. Apakah pelaksanaan fungsi-fungsi evaluasi urgen dalam proses
belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2
Bontoharu Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar ?
a. Sangat urgen c. Kurang urgen
b. Urgen d. Tidak urgen
76