Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Nasional Biopet W3 (1) Hiigh Light
Jurnal Nasional Biopet W3 (1) Hiigh Light
ABSTRACT
Passion fruit (Passifloraceae) was derived from tropical South America. Kind of passion fruit
that widely cultivated in South Sulawesi is purple passion fruit (Passiflora edulis). This study aimed
to observe the activity of Passiflora edulis chromosome at different stages of cell division and
observed active mitosis time. The study was conducted by using exploratory descriptive study and
obtained results a mitotic on Passiflora edulis occurs at 09.00 until 15.00 pm. Prophase seen in 5
minute after observation, prometaphase in 80 minute after the first observation, metaphase in 154
minutes after the first observation, anaphase in 227 minutes after the first observation, and telophase
in 317 minutes after the first observation.
Markisa asam berkulit buah ungu (Novel dkk, 2010). Dengan demikian,
merupakan bahan baku utama industri perlunya mempertahankan keberadaan
pengolahan sari buah markisa dan sirup tanaman markisa ungu (Passiflora edulis)
konsentrat. Markisa ini banyak dibudidayakan varietas edulis sebagai tanaman yang banyak
di Sulawesi Selatan, yaitu Kabupaten Gowa, terdapat di daerah Sulawesi Selatan sebagai
Sinjai, Tator, Enrekang, dan Polmas, dan di buah yang memiliki prospek. Karena itu, perlu
dataran tinggi Sumatera Utara yang meliputi adanya pelestarian tanaman markisa dengan
Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, dan mengetahui informasi morfologi dan genetika
Tapanuli Utara. Markisa asam berkulit buah tanaman, khususnya kromosom.
kuning merupakan salah satu jenis markisa
yang tidak banyak dibudidayakan, namun METODE
dapat tumbuh di dataran rendah. Walaupun Pengambilan Bahan. Lokasi
jenis ini tidak banyak dibudidayakan di pengambilan bahan markisa ungu varietas
Indonesia, namun disebagain besar Negara edulis di Dusun Kalebarembeng, Kecamatan
penghasil markisa, kultivar-kultivar markisa Bontonompo, Kabupaten Gowa.
kuninglah yang umum dibudidayakan (Zee Perkecambahan dan Pemotongan
dan Menukat 1995, Verheij dan Coronel 1997, Ujung Akar. Proses perkecambahan benih
Rojas 1997). Markisa jenis konyal atau markisa dilakukan dilaboratorium
markisa manis memiliki rasa yang manis dan Mikrobiologi Universitas Islam Negeri
menyegarkan, enak dikomsumsi sebagai buah Alauddin dengan menggunakan medium tanah
segar. Markisa ini banyak diusahakan di dan aquadest. Setelah tumbuh akar dengan
daerah Alahan Panjang, Kabupaten Solok, panjang sekitar 0,5 cm, langkah selanjutnya
Sumatera Barat. Jenis konyal mempunyai adalah proses pemotongan ujung akar, dimana
potensi pengembangan dan prospek pasar yang akar tersebut dipotong sekitar 3 mm, dengan
cerah. Pasar buah segar markisa konyal antara waktu pemotongan dimulai pada pukul 08.00
lain Jakarta, Bandung, Pekambaru, dan Batam sampai pukul 12.00 WITA dengan interval
(Karsina dkk, 2007). waktu satu jam yang bertujuan untuk
Siklus sel adalah periode dari permulaan mengetahui waktu mitosis dari markisa.
satu pembelahan menuju ke permulaan yang Pembuatan sediaan. Pembuatan sediaan
lainnya, sedangkan reproduksi seluler adalah atau pembuatan preparat pada penelitian ini
proses perputaran dari pertumbuhan mitosis dengan menggunakan metode Squash (Jahier
dan pembelahan sel. Siklus sel terdiri dari dan Tanguy, 1996) yang terdiri dari: (1) Tahap
interfase dan mitosis. Interfase itu sendiri Fiksasi. Dilakukan dengan memotongan ujung
terdiri dari tiga fase (G1, S, dan G2). Sedangkan akar yang masih muda kemudian akar tersebut
mitosis terdiri dari 5 fase yaitu profase, dimasukkan ke dalam botol flakon. Langkah
prometafase, metafase, anafase dan telofase. selanjutnya adalah dilakukan fiksasi dengan
Mitosis adalah proses pembagian genom yang menggunakan larutan asam asetat glasial 45%
telah digandakan oleh sel ke dua sel identik (45 ml asam asetat glasial ditambahkan 55ml
yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis akuades) dengan waktu 15 menit pada suhu
umumnya diikuti oleh sitokinesis yang 4ºC. kemudian, potongan ujung akar tersebut
membagi sitoplasma dan membran sel. Proses dicuci dengan menggunakan akuades
ini menghasilkan dua sel anak yang identik, sebanyak 3 kali pengulangan. Fiksasi
yang memiliki distribusi organel dan dilakukan dengan tujuan untuk
komponen sel yang sama, serta bertujuan mempertahankan komponen dari sel-sel
untuk mempertahankan pasangan kromosom markisa sehingga tetap dalam keadaan hidup.
yang sama melalui pembelahan inti secara (2) Tahap Maserasi. Pada tahap maserasi
berturut-turut. Proses mitosis terjadi di dalam potongan ujung akar yang telah difiksasi serta
sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu dicuci bersih selanjutnya dilakukan proses
sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang maserasi dengan menggunakan larutan HCl
sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang) 1N (1 ml asam klorida ditambah 11ml
Vol 2, Juni 2014 Biogenesis 50
akuades) kurang lebih 11 menit dengan suhu penutup tersebut diberi kuteks yang bertujuan
55ºC dalam inkubator. Kemudian potongan agar bagian tepi gelas penutup melekat dengan
ujung akar tersebut dicuci dengan akuades baik serta diberi label. Selanjutnya preparat
sebanyak 3 kali. Tahap maserasi dilakukan kromosom tersebut disimpan di lemari
dengan laruran HCL bertujuan untuk pendingin pada suhu 4ºC sampai waktu
melisiskan lamela tengah. (3) Tahap pengamatan. Squash bertujuan untuk
Pewarnaan. Proses pewarnaan dilakukan pada menipiskan sel, agar sel menyebar.
bagian ujung akar yang telah dimaserasi dan Pengamatan dan Pemotretan. Preparat
dibersihkan. Selanjutnya adalah tahap yang telah diperoleh kemudian diamati
pewarnaan dengan menggunakan larutan aceto dibawah mikroskop dengan menggunakan
orcein 1% (1 gram orcein yang dilarutkan mikroskop binokuler ”Prima Star Ziess”.
dalam 100ml asam asetat 45%) selama 20 Selanjutnya mengamati dibawah mikroskop
menit pada suhu kamar. Pewarnaan dengan fase-fase mitosis (Profase, Prometafase,
larutan orcein bertujuan untuk pewarnaan Metafase, Anafase dan Telofase).
kromosom. (4) Pemencetan. Proses
pemencetan dilakukan setelah potongan ujung HASIL
akar tersebut diwarnai. cuplikan dari ujung Berdasarkan dari hasil penelitian
akar tersebut selanjutnya diletakkan pada gelas “Preparasi Kromosom Fase mitosis Markisa
preparat namun sebelum ditutup dengan gelas Ungu (Passiflora edulis) varietas edulis
penutup terlebih dahulu ditetesi gliserin, Sulawesi Selatan” yang dilakukan dengan
langkah selanjutnya adalah dilakukan proses menggunakan jenis penelitian deskriptif
pemencetan (squash) dengan menggunakan eksploratif, telah diperoleh hasil sebagai
ujung pensil. Kemudian bagian tepi gelas berikut:
1
NURUL MUHLISYAH dkk Biogenesis 51
1
Vol 2, Juni 2014 Biogenesis 52
Tabel 2. Waktu Pengamatan Fase-fase mitosis pada markisa ungu (P. edulis) varietas edulis yang dimulai
pada pukul 09.00 WITA
No. Fase-fase pembelahan mitosis Waktu Pembelahan (menit ke-)
1. Profase 5
2. Prometafase 80
3. Metafase 154
4. Anafase 227
5. Telofase 317
pada pukul 12.47 WITA setelah Beberapa tanaman aktif membelah pada
pengamatan pertama. Menurut Elrod pagi hari berkisar antara jam 07.00-12.00
(2002), Selama anaphase, kromatid- WITA, namun pada kultivar tertentu diperoleh
kromatid memisah di bagian sentromer dan waktu pembelahan optimum pada malam hari
tertarik ke kutub-kutub yang pada jam 22.00. Pada P. edulis, sel aktif
berseberangan. membelah pada pukul 09.00 sampai jam 15.00
5. Telofase WITA. Pembelahan sel pada tanaman berbeda-
Pada preparat akar P. edulis, fase beda karena memilki morfologi yang berbeda-
telofase terlihat pada menit ke-317 atau beda pula, seperti pada P. edulis yang memiliki
pada pukul 14.17 WITA setelah kulit biji yang keras sehingga proses
pengamatan. Menurut Elrod (2002), pada perkecambahan pun terbilang lama, akar
fase telofase, masing-masing set kromatid muncul pada 1-2 bulan setelah penanaman.
yang memisah berkumpul pada kedua kutub Bahan utama yang sering digunakan pada
sel dan kromatid tersebut kini berubah penelitian mitosis adalah akar yang masih
menjadi kromosom. muda, asam asetat 45% yang bertujuan untuk
Menurut Rindyastuti dan Daryono (2009), mempertahankan kesegaran agar P.edulis,
lama fase mitosis secara khusus diatur oleh gen HCL 1 N dengan tujuan untuk melisiskan
dan bervariasi antara spesies yang satu dengan lamela tengah, dan aceto orcein yang bertujuan
spesies lainnya, antara organ yang satu dengan untuk mewarnai kromosom. Pada akar muda
organ yang lainnya dalam satu spesies, bahkan tersebut terdapat jaringan maristematik yang
antara tipe sel satu dengan tipe sel yang masih aktif untuk membelah. Selain itu juga
lainnya. Waktu pembelahan mitosis P. edulis digunakan kolkisin sebagai reagen untuk
varietas edulis pada penelitian ini terlihat pada memperjelas pengamatan fase mitosis.
jam 09.00-15.00 WITA. Pada penelitian yang Menurut Suminah (2002), induksi kolkisin
dilakukan sebelumnya pada beberapa spesies merupakan mekanisme yang sering digunakan
berbeda menyebutkan bahwa waktu mitosis untuk mendorong terjadinya mutasi, sehingga
papasan I (Coccinia grandis (L) Voigt) terjadi perubahan bentuk, ukuran dan jumlah
dimulai pada jam 08.00-11.30 (Rindyastuti kromosom (pengurangan dan penambahan)
dan Daryono (2009), jeruk nipis (Citrus sehingga pengamatan pun lebih mudah
aurantifolia) pada jam 08.00-08.30 WIB, jeruk dilakukan. Dalam penelitian Induksi Poliploidi
purut (Cirus hystrix DC) pada jam 08.00-09.30 Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
WIB (Arisuryanti dkk, 2007). Namun berbeda dengan pemberian kolkisin perubahan yang
dengan papasan II yang waktu mitosis dimulai terjadi ditandai secara visual dengan
pada jam 08.30-09.30 WIB, 11.00-12.00 dan membesarnya ujung akar (Jw: jendulan).
14.00-14.30 WIB (Rindyastuti dan Daryono, Pada penelitian ini, hasil yang diperoleh
2009), begitupun dengan waktu mitosis aktif tidak begitu jelas pada setiap fase dikarenakan
pada tomat varietas Berlian, varietas Intan proses pewarnaan pada ujung akar P.edulis
(Darmawan, 2010) dan pada cabai rawit yang kurang lama. Menurut Setiawan (2000),
(Capsicum frutencent) varietas cakra putih Setiap kultivar tanaman memiliki daya serap
(Tricahya, 2012) yaitu pada jam 08.30 WITA. pewarna yang berbeda-beda pada setiap
Sedangkan pada bawang putih (Allium sativum kromosomnya, sehingga dibutuhkan waktu
L.) diperoleh waktu pembelahan optimum yang lebih lama untuk penetrasi. Hal ini sangat
pada jam 09.00 (Suminah, 2002). dipengaruhi jenis tumbuhan. Perbedaan
Pada tanaman mata kucing (Dimocarpus tanggapan terhadap reaksi warna ini
malesianus) menunjukkan bahwa waktu menunjukkan perbedaan gen dan protein yang
mitosis aktif tanaman mata kucing antara dihasilkan.
pukul 07.00-09.00 WITA, (Hardian et.al., Aceto orsein sangat cocok untuk ujung
2011). Sedangkan pada kacang kapri (Pisum akar karena penetrasinya cepat, serta tahan
sativum L.) waktu pembelahan optimum lama. Nurjannah (2011), pewarnaan pada Akar
diperoleh pada jam 22.00 (Suminah, 2002). planlet anggrek Phalaenopsis gigantea,
Vol 2, Juni 2014 Biogenesis 54
Wiendra NM, Pharmawati M, Astiti NP. 2011. Poliploid Tanaman Pacar air (Impatiens
Pemberian Kholkisin Dengan Lama balsamina S.). Jurnal Biologi XV
Perendaman Berbeda Pada induksi Universitas Udayana. vol 1 (1):9-14.