Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

MAKALAH PKN

demokrasi Pancasila periode 1945-1949

KELOMPOK 1

Disusun oleh:

Aan Wulandari
Adevia alviona
Adelia Salsabila
Adinda putri pratama
Ahmad Zaenal
Amelia
Dede agustian candra

KELAS XI MIPA 2
SMAN 1 BOJONGMANGU
TAHUN AJARAN 2023/2024
“CERDAS, BERAKHLAK, BERPRESTASI”

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmatNyakami dapat menyelesaikan makalah Pelaksanaan Demokrasi dari
Tahun 1945 - 1949.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pelaksanaan demokrasi yang terjadi di
Indonesia dalam kurun waktutertentu. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya
harapkan. Untuk itu, ksmi berharap adanya kritik, sarandan usulan demi perbaikan
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yangsempurna tanpa
sarana yang membangun.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Akhirkata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.

DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ...................................................................................................................
..........
Daftar
isi .............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Identifikasi masalah
C.Rumusan masalah
.............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
............................................................................................................................
BAB III PENUTUP
A.kesimpulan
B.saran
........................................................................................................................
Daftar pustaka
..........................................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Periode 1945-1949 merupakan tahun-tahun ujian bagi kehidupan masyarakat
Indonesia, karena selalu diwarnai dengan gejolak dan konflik sebagai usaha
untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan, usaha yang dilakukan ialah
dengan membentuk tentara dan laskar perjuangan rakyat. Di berbagai daerah
hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak
lebih dari sisa-sisa tatanan kolonial Belanda dan pendudukan Jepang (Rizaldin
dalam Histma, 2013:2). Begitu halnya di Sumatera Timur, melihat masih
banyaknya Kesultanan-Kesultanan yang berpihak pada pemerintahan Sekutu,
maka dilancarkan sebuah revolusi yang lebih dikenal dengan revolusi sosial pada
awal Maret tahun 1946.menjelaskan revolusi sosial Sumatera Timur dilancarkan
atas intruksi kelompok seperti Pesindo, PNI dan PKI yang bekerjasama dengan
Persatuan Perjuangan, tujuan dilancarkannya revolusi sosial ini untuk
melenyapkan Raja-Raja yang dicurigai sebagai mata-mata Belanda, menyita harta
kekayaan untuk digunakan dalam perjuangan nasional, serta menghapuskan
sistem Feodalisme. Namun menurut (Avan, 2012:74) revolusi sosial terjadi
karena kemarahan orang-orang yang merasa sakit hati dan merasa tertindas
terhadap kekuasaan bangsawan lokal dan juga memanfaatkan melemahnya
kekuataan kekuasaan Kesultanan dikarenakan proklamasi kemerdekaan.
Menurut Husny (1985:47) menjelaskan bahwa: berita tentang akan melutusnya
revolusi sosial di Sumatera Timur ini diistilahkan orang dengan kata “telah hamil
berat”. Dalam peristiwa revolusi sosial ini banyak dilakukan pembunuhan dan
penjarahan terhadap harta-harta Kesultanan. Pembantaian atas kaum
bangsawan ini memang sulit di terima logika. Dengan tuduhan sebagai “antek
penjajah”, yang dialamatkan kepada kaum bangsawan Sumatera Timur, atas
tuduhan ini dijadikan dasar untuk tindakan pembantaian, perampokan, bahkan
pemerkosaan.Namun di Kesultanan Deli, barisan gerakan revolusioner tidak
dapat menangkap Sultan Deli, dikarenakan Sultan yang berada istana Maimun
dapat terlindungi dari amukan rakyat dikarenakan istana tersebut dijaga oleh
tentara sekutu, dimana pasukan sekutu menempatkan markas mereka di istana
Maimunsehingga gerakan revolusi sosial tidak sanggup menyerang istana
tersebut. Istana Sultan Deli yang terletak dekat “benteng” pertahanan sekutu di
Medan, saat terjadinya revolusi sosial, istana sudah dalam perlindungan Inggris,
di tempat-tempat lain di Deli, pemuda-pemuda Melayu dengan
persenjataannya.yang tidak memadai yang diorganisasi oleh PADI bersama
pasukan ke-V yang persenjataannya lebih baik bersiap membela datuk-datuknya.
Peristiwa ini juga mengakibatkan memburuknya hubungan antar suku di
Sumatera Timur maupun diluarnya, dimana kaum bangsawan pribumi di
Sumatera Timur diantaranya orang Melayu, mereka sangat takut menyebutkan
identitasnya sebagai orang Melayu setelah peristiwa itu. menjelaskan kekerasan
3 Maret menghancurkan apa yang masih tersisa dari pemerintahan Republik di
Sumatera Timur, penjabat-penjabat yang selamat dari penangkapan mengurung
dirinya sendiri di dalam rumah masing-masing. Tidak dipungkiri bahwa rasa takut
yang terjadi pada semua bangsawan bangsawan yang selamat dari peristiwa
berdarah tersebut, namun apakah revolusi sosial yang terjadi 70 tahun yang lalu
masih merupakan sebuah kejadian berdarah yang menakutkan atau sejarah yang
kelam dari Kesultanan Sumatera Timur dan menjadi akhir dari sistem Kesultanan
Sumatera Timur tersebut, tidak perlu di ingat oleh generasi muda Melayu di
zaman sekarang ini.Sehingga ini memunculkan persepsi masyarakat terhadap
peristiwa revolusi sosial di Sumatera Timur 1946 yang merupakan hal penting
dalam upaya menanamkan kesadaran terhadap peristiwa sejarah, apakah
revolusi sosial merupakan sejarah kelam di Sumatera Timur yang terjadi di awal
kemerdekaan Indonesia, atau gerakan yang awalnya memiliki tujuan
mempertahankan Republik dari Sekutu namun berakhir dengan pembunuhan,
penjarahan dan pemerkosaan terhadap bangsawan-bangsawan di Sumatera
Timur. Bila dilihat dari kejadian tersebut, menurut sebagian orang Melayu
berpendapat bahwa kejadian tersebut juga memiliki tujuan yang tersembunyi
yaitu pemusnahan etnis terhadap puan-puan di Sumatera Timur. Namun ada
juga masyarakat Melayu yang berpendapat bahwa kejadian revolusi sosial terjadi
dikarenakan untuk mempertahankan kemerdekaan Republik dan menghapuskan
tatanan pemerintahan yang berkaitan dengan Feodalisme. Perbedaan
pandangan ini berawal dari perbedaan persepsi dan perbedaan faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi itu sendiri. Inilah yang menjadi ketertarikan penulis
untuk mengakat judul “Persepsi Orang Melayu di Medan Maimun Terhadap
Revolusi Sosial di Kesultanan Deli 1946”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah
adalah sebagai berikut:
1. Latar belakang terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Deli tahun 1946.
2. Dampak peristiwa revolusi sosial di Kesultanan Deli tahun 1946.
3. Persepsi orang Melayu di Medan Maimun terhadap revolusi sosial di Kesultanan
Deli tahun 1946.
4. Pemahaman orang Melayu di Medan Maimun terhadap revolusi sosial di
Kesultanan Deli tahun 1946.

C. Rumusan Masalah
Agar penulis terarah dalam melaksanakan penulisannya, maka merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana latar belakang terjadinya revolusi sosial di Kesultanan Deli
tahun 1946?
2.Bagaimana dampak dari peristiwa revolusi sosial di Kesultanan Deli
tahun 1946?
3. Bagaimana persepsi orang Melayu di Medan Maimun terhadap revolusi
sosial di Kesultanan Deli tahun 1946?

BAB II
Pembahasan
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1945-1949 .Bagi bangsa
Indonesia, hak untuk menentukan nasib sendiri merupakan hak yang harus
dipertahankan dan diperjuangkan. Sebagai konsekuensinya, banyak perlawanan-
perlawanan dari rakyat kepada tentara sekutu dan NICA dimana-mana. Terbukti
dengan adanya pertempuran diBandung, Surabaya, dan tempat-tempat lain yang
mereka datangi.Munculnya perlawanan-perlawanan sengit tersebut memaksa Belanda
melakukan perundingan dan perjanjian dengan Indonesia. Akhirnya setelah melalui
perjuangan panjang,Belanda mau mengakui kedaulatan Indonesia dengan
disetujuinya perjanjian Konferensi MejaBundar (KMB) pada tanggal 27 Desember
1949 di Istana Dam, Amsterdam. Namun, bangsa Indonesia harus menerima
berdirinya negara yang tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi dan kehendak UUD
1945, sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia berubah menjadi Negara
Republik Indonesia Serikat berdasarkan konstitusi RIS.PembukaanTahun 1945-1949
merupakan masa pemerintahan revolusi kemerdekaan. Sistem Pemerintahan
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1945-1949 Pada masa ini ternyata
masih terbagi ke dalam dua periode, yakni:a. 18 Agustus 1945 - 14 November 1945
dimana berlaku sistem pemerintahan Presidensiil. b. 14 November 1945 - 27
Desember 1949 dimana berlaku sistem pemerintahan Parlementer Muculnya Partai-
Partai Politik Beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, banyak partai politik
yang bermunculan. Hal ini dikarenakan adanya Maklumat Pemerintah Republik
Indonesia 3 November 1945.Perubahan Sistem Kabinet Berubahnya sistem kabinet
Presidensiil menjadi sistem kabinet Parlementer didasarkan atas usul badan pekerja
KNIP yakni pada tanggal 11 November 1945. Hal ini diperkuat dengan
dikeluarkannya Maklumat Pemerintah Republik Indonesia tanggal 14 November
1945.Revolusi kemerdekaan adalah sebuah konflik bersenjata dan pertentangan
diplomasiantara Republik Indonesia yang baru lahir melawan Kerajaan Belanda.
Rangkaian peristiwa ini terjadi mulai dari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945 hingga pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Kerajaan
Belanda pada 29 Desember 1949.Dampak revolusi kemerdekaan bagi pelaksanaan
demokrasi di Indonesia adalah elemen-elemen demokrasi belum dapat sepenuhnya
terlaksana di Indonesia, karena Indonesia masihterfokus untuk mempertahankan
kemerdekaan dalam revolusi kemerdekaan, dimana Belanda masih ingin menguasai
Indonesia.Pelaksanaan demokrasi baru terbatas pada berfungsinya media yang
mendukung revolusi kemerdekaan.Maklumat Pemerintah Republik Indonesia 3
November 1945 "Berhubung dengan usul Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia
Pusat kepada Pemerintah, supaya diberikan kesempatan kepada rakyat seluas-
luasnya untuk mendirikan partai-partai politik, dengan restriksi bahwa partai-partai
politik itu hendaknya memperkuat perjuangan kita mempertahankan kemerdekaan
dan menjamin keamanan masyarakat, Pemerintah menegaskan pendiriannya
yangtelah diambil beberapa waktu yang lalu, bahwa:
1.Pemerintah menyukai timbulnya partai-partai politik karena dengan adanya
partai-partaiitulah dapat dipimpin ke jalan yang teratur segala aliran paham yang
ada dalam masyarakat.
2.Pemerintah berharap supaya partai-partai politik itu telah tersusun, sebelum
dilangsungkannya pemilihan anggota Badan-badan Perwakilan Rakyat pada bulan
Januari 1946."Jadi, revolusi kemerdekaan berisi pertentangan antara Republik
Indonesia yang ingin mempertahankan kemerdekaan dengan Belanda yang masih
ingin memiliki Indonesia dandampaknya bagi Indoneisa adalah belum bisa
menjalankan pemerintahan demokratis secara sempurna seperti yang sudah
direncanakan, dikarenakan masih terfokus untuk memenangkan revolusi
kemerdekaan itu.Ciri Sistem Pemerintahan Presidensiil :
1.Bentuk negara Republik
2.Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan adalah Presiden
3.Presiden dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum
4.Masa jabatan Kepala Pemerintahan ditentukan oleh waktu yang telah diatur
dalam konstitusi
5.Presiden tidak bertanggung jawab kepada Parlemen, karena legitimasinya berada
langsung pada rakyat yang memilihnya.Ciri Sistem Pemerintahan Parlementer :
1.Bentuk negara Monarki atau Republik
2.Kepala Negara adalah Presiden, sedangkan Kepala Pemerintahan adalah Perdana
Menteri
3.Pemilihan Perdana Menteri dipilih oleh Parlemen
4.Masa jabatan Kepala Pemerintahan tidak ditentukan
5.Perdana Menteri bertanggung jawab kepada Parlemen, karen dipilih oleh
ParlemenSetelah dikeluakannya maklumat itu, secara resmi muncul 10 partai politik,
yaitu :
1.Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), yang dipimpin oleh Dr.
SoekimanWirjosandjoyo, berdiri 7 November 1945.
2.PKI (Partai Komunis Indonesia), yang dipimpin oleh Mr. Moch. Yusuf, berdiri 7
November1945.
3.PBI (Partai Buruh Indonesia), yang dipimpin oleh Njono, berdiri 8 November 1945.
4Partai Rakyat Jelata, yang dipimpin oleh Sutan Dewanis, berdiri 8 November 1945.
5.Parkindo (Partai Kristen Indonesia), yang dipimpin oleh Ds. Probowinoto, berdiri
10 November 1945.
6.PSI (Partai Sosialis Indonesia), yang dipimpin oleh Mr. Amir Sjarifuddin, berdiri 10
November 1945.
7.PRS (Partai Rakyat Sosialis), yang dipimpin oleh Sutan Syahrir, berdiri 20
November 1945.PSI dan PRS kemudian bergabung dengan nama Partai Sosialis, yang
dipimpin oleh SutanSyahrir, Amir Sjarifuddin, dan Oei Hwee Goat, pada Desember
1945.
8.PKRI (Partai Katholik Republik Indonesia), yang dipimpin oleh I.J. Kasimo, berdiri
8Desember 1945.
9.Permai (Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia), yang dipimpin oleh J.B. Assa,
berdiri 17Desember 1945.
10.PNI (Partai Nasional Indonesia), yang dipimpin oleh Sidik Djojosukarto, berdiri 29
Januari1946. PNI didirikan sebagai hasil penggabungan antara PRI (Partai Rakyat
Indonesia),Gerakan Republik Indonesia, dan Serikat Rakyat Indonesia, yang masing-
masing telah berdiri antara bulan November dan Desember 1945.
Jadi, maksud dikeluarkannya maklumat tersebut yakni memberitahukan bahwa
pemerintah menyetujui adanya kemunculan berbagai partai politik asalkan fungsi
utamanya adalah ikut serta memenangkan revolusi kemerdekaan dengan
menanamkan kesadaran untuk bernegara serta menanamkan semangat anti
penjajahan.Ada beberapa alasan diubahnya sistem pemerintahan Presidensiil
menjadi Parlementer :
1.Karena sistem pemerintahan ini dianggap sebagai cermin demokrasi Indonesia.
2.Langkah ini salah satunya berfungsi untuk mengurangi kekuasaan presiden sebagai
satu-satunya pemegang kekuasaan tertinggi di negara, karena dengan keharusan
Presiden untuk melapor atau bertanggung jawab kepada Parlemen menunjukkan
bahwa Presiden tidak absolut sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
3.Veto tak percaya dari BP-KNIP terhadap kabinet yang ada, usulan dari BP-KNIP
kepada pemerintah
4.Anggapan bahwa sistem presindensil menjadikan kekuasaan presiden menjadi tak
terbatas.Usulan dari BP-KNIP kepada pemerintah yang disiarkan dalam
pengumuman Badan Pekerja KNIP No. 5 tahun 1945 tanggal 11 November 1945
yang berbunyi :
“Supaya lebih tegas adanya kedaulatan rakyat dalam susunan pemerintahan
Republik Indonesia, maka berdasarkan pasal IV Aturan Peralihan Undang-Undang
Dasar yang dirubah, badan Pekerja dalam rapatnya telah membicarakan soal
pertanggungawaban para Menteri kepada Badan perwakilan Rakyat(menurut sistem
sementara kepada Komite Nasional Pusat)”

“Pemerintah Republik Indonesia setelah mengalami ujian-ujian yang hebat


dengan selamat, dalam tingkatan pertama dari usahanya menegakkan diri, merasa
bahwa saat sekarang sudah tepat untuk menjalankan macam-macam tindakan
darurat guna menyempurnakan tata usaha Negara kepada susunan demokrasi. Yang
terpenting dalam perubahan-perubahan susunankabinet baru itu ialah, tanggung
jawab adalah di dalam tangan Menteri.”
1.Perbedaan mendasar berkenaan dengan Kepala Negara dan Kepala
Pemerintahannya. Sistem pemerintahan Presidensil, Presiden sebagai Kepala Negara
sekaligus Kepala Pemerintahan.Sedangkan pada sistem pemerintahan Parlementer,
Presiden berperan sebagai Kepala Negara dan Perdana Menteri.
2.Sistem pemerintahan Presidensil yang ada di Indonesia tidak berlangsung lama.
Hanya diawal kemerdekaan, yaitu sejak 12 September 1945 sampai 14 November
1945. Sementara sejak 14 November 1945, dengan dikeluarkannya maklumat
tersebut, secara gamblang indonesia menjadikan dirinya sebagai negara kabinet
Parlementer di mana Presiden bertanggung jawab kepada Parlemen (KNIP) yang
berfungsi sebagai badan Legislatif, sesuai dengan Pasal 4 Aturan Peralihan dalam
UUD 1945 (sebelum amandemen) & Maklumat Wakil Presiden No.X 16 Oktober
1945 yang menyebutkan KNIP sebagai fungsi Legislatif.
3.Perdana Menteri pertama Indonesia adalah Sutan Syahrir.
4.Dalam kabinet ini Menteri-Menteri tidak lagi menjadi pembantu dan bertanggung
jawab kepada Presiden, tetapi bertanggung jawab kepada KNIP
5.KNIP menjadi lembaga yang menjadi cikal bakal DPR yang berfungsi sebagai badan
Legislatif
Isi Maklumat Wakil Presiden No.X 16 Oktober 1945
Maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16 Oktober 1945 tentang perubahan
fungsiKNIP dari pembantu menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut
serta menetapkan GBHN sebelum terbentuknya MPR, DPR, dan DPA Pasal 4 Aturan
Peralihan dalam UUD 1945(sebelum amandemen) "Sebelum Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,dan Dewan Pertimbangan
Agung dibentuk menurut Undang-Undang Dasar ini, segalakekuasaannya dijalankan
oleh Presiden dengan bantuan sebuah komite nasional."
Nederlandsch Indië Civil Administratie atau Netherlands-Indies Civil
Administration(disingkat NICA; lit. "Pemerintahan Sipil Hindia Belanda") adalah
tentara sekutu yang bertugas mengontrol daerah Hindia Belanda setelah Jepang
menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada Perang Dunia II pada pertengahan 14
Agustus 1945.
Isi perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) yang disetujui pada tanggal 27
Desember1949 yaitu :
1.Keradjaan Nederland menyerahkan kedaulatan atas Indonesia yang sepenuhnya
kepada Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersjarat lagi dan tidak dapat
ditjabut, dan karenaitu mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai Negara yang
merdeka dan berdaulat
2.Republik Indonesia Serikat menerima kedaulatan itu atas dasar ketentuan-
ketentuan padaKonstitusinja; rantjangan konstitusi telah dipermaklumkan kepada
Keradjaan Nederland.
3.Kedaulatan akan diserahkan selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949
Suasana KMB (Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus
hingga 2 November 1949.
Konstitusi Republik Indonesia Serikat, atau lebih dikenal dengan atau Konstitusi
RIS adalah konstitusi yang berlaku di Republik Indonesia Serikat sejak tanggal 27
Desember 1949(yakni tanggal diakuinya kedaulatan Indonesia dalam bentuk RIS)
hingga diubahnya kembali bentuk negara federal RIS menjadi negara kesatuan RI
pada tanggal 17 Agustus 1950.Sejak tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi yang
berlaku di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia,
atau dikenal dengan sebutan UUDS 1950.

BAB III
Penutup

A.Kesimpulan
Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang menyangkut perkembangan demokrasi
pada periode ini, tapi pada periode tersebut telah diletakkan hal-hal dasar bagi
perkembangandemokrasi di Indonesia untuk masa selanjutnya, antara lain :
1.Pemberian hak-hak politik secara menyeluruh tanpa ada diskriminasi yang
bersumber dariras, agama, suku, dan kedaerahan.
2.Presiden yang secara konstitusional ada kemungkinan untuk menjadi seorang
diktator,dibatasi kekuasaannya ketika KNIP dibentuk untuk menggantikan parlemen
3.Dengan maklumat Pemerintah, maka dimungkinkan terbentuknya sejumlah partai
politikyang kemudian menjadi peletak dasar bagi sistem kepartaian di Indonesia
untuk masa-masa-masa selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik kita.

B. Saran
1. Pelaksanaan Demokrasi Pancasila di Indonesia ini harus benar-benar berjalan
Luber dan jurdil, tidak adanya diskriminasi terhadap salah salu partai pada saat
Pemilu, dan tidak adanya Money Politik. Karen Money politik itu berarti tidak
demokrasi, hak untuk memberikan pendapat maupun hak suara tidak dari hati
nurani tetapi melainkan dari uang sogokan.
2. Pelaksanaan pemilu yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi, harus berjalan
sesua konsep-konsep demokrasi itu sendiri. Konsep-konsep demokrasi harus benar-
benar dilaksanakan dengan baik. Agar tidak adanya masyarakat yang protes dan
melakukan hal-hal yang tidak benar seperti unjuk rasa, pembakaran alat-alat peraga
kampanye, ancaman-ancaman bagi kader-kader partai-partai politik itu sendiri.
3. Pemerintah pusat dan daerah harus tegas dalam menjalankan sistem demokrasi
di Indonesia. Harus tegas mengambil sikap dan menjadi penengah saat
berlangsungnya pesta demokrasi yaitu pemilu legislative bahkan pemilu presiden
harus juga menjadi sikap independen tidak memihak kepada salah satu calon atau
partai politik. Baik lembaga-lembaga pemerintahan baik dari derah maupun pusat
harus bersikap netral. Bahkan penyelenggara pemilu, pemantau pemilu dan komite
pengawas pemilu yang notabenenya harus bersikap netral tetap harus berjalan
sesuai prosedur yang berlaku jangan melakukan hal kecurangan.
4. Bagi masyarakat Indonesia yang juga melaksanakan sistem demokrasi juga harus
jujur dan adil. Laksanakan hak dan kewajiban sebagai bangsa Indonesia dengan baik
dan besar. Ketika memberikan hak pendapat dan suara dengan hati nurani sendiri
dan tidak terpengaruh hanya dengan selembar uang. Masyarakat harus membantu
agar terlaksanakan sistem demokrasi di Indonesia berjalan dengan Azas-azasnya
yang benar dan jangan menjadi pihak-pihak yang tidak seharusnya merusak sistem
demokrasi Indonesia itu sendiri.

You might also like