Teks Askep

You might also like

Download as txt, pdf, or txt
Download as txt, pdf, or txt
You are on page 1of 2

Pengkajian

Hasil pengkajian diperoleh data Pasien mengatakan saat dibawa kerumah sakit merasa
nyeri di dada dan sesak saat bernafas. Pasien mengatakan sesak bertambah saat
melakukan aktivitas dan BAB. Pasien juga mengeluh nyeri pada dada seperti ditekan
benda berat. Pasien kemudian dibawa ke IGD Puskesmas Sribhawono dengan Td:150/80
mmHg, N: 78 x/ menit, RR: 22 x/ menit, S: 36,7ºC, SpO2 90%. Pada saat dilakukan
pengkajian pasien mengatakan masih sesak nafas. Pasien tampak lemah dan aktivitas
tampak dibantu oleh keluarga. Pasien mengatakan sulit tidur karena sesak, pasien
Terpasang transfusi darah pada tangan kanan, terapi O2 nasal kanul 3 liter/menit,
terpasang kateter dan monitor tanda-tanda vital.

CHF menimbulkan berbagai gejala klinis yang dirasakan pasien, beberapa diantaranya
adalah dispnea, ortopnea dan Paroximal Noctural Dyspnea.Dispnea mengakibatkan
pasien sering terbangun di malam hari dan harus duduk atau berdiri untuk
meringankan sesak. Hal ini berdampak pada terganggunya istirahat dan tidur pasien.
Gejala yang paling umum terjadi yaitu rasa mengantuk sepanjang hari dan kesulitan
tidur. Tidur merupakan suatu kegiatan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dan
merupakan suatu kebutuhan dasar bagi manusia, dimana pada saat istirahat dan tidur
tubuh melakukan pemulihan dan mengumpulkan stamina kembali dari aktivitas yang
telah dilakukan selama terjaga sehingga dapat kembali ke kondisi yang lebih optimal
(Guyton,2014)
Salah satu masalah yang muncul akibat dari terganggunya tidur yaitu menurunnya
kualitas tidur. Kualitas tidur merupakan suatu keadaan seseorang dapat dengan mudah
untuk memulai tidur dan mempertahankan tidur, komponen dari kualitas tidur dapat
digambarkan dengan lama waktu tidur dan keluhan – keluhan yang dirasakan diwaktu
tidur dan saat bangun tidur (Perry and Potter, 2016)
Menurut pendapat penulis Penderita gagal jantung sering mengalami kualitas tidur
yang buruk. Jantung yang sudah mengalami gangguan jika disertai dengan kualitas
tidur yang buruk akan menyebabkan kerja jantung semakin berat, proses revitalisasi
fisik dan psikologis menurun sehingga memperparah penyakit yang diderita dan tentu
akan memperpanjang hari rawatan pada pasien dan berakhir dengan bertambahnya angka
morbiditas. Oleh karena itu dibutuhkan intervensi dalam penanganannya, apalagi
komponen kualitas tidur yang sering dialami penderita gagal jantung adalah latensi
tidur yang panjang atau kesulitan untuk memulai tidur, berlanjut durasi tidur yang
pendek dan berefek tidur yang tidak efisien, dimana dalam hal ini sangat dibutuhkan
peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan terutama dalam pemberian
kenyamanan bagi pasien menjelang tidur

Diagnosa
Diagnosa pada pasien ditemukan Gangguan pertukaran gas b.d Perubahan membran
alveolar-kapiler, Intolerensi aktifitas b.d Kelemahan umum dan menjadi fokus utama
intervensi adalah Gangguan pola tidur b.d Suhu lingkungan sekitar
Munculnya berbagai gejala klinis pada pasien gagal jantung tersebut akan
menimbulkan masalah keperawatan dan mengganggu kebutuhan dasar manusia salah satu
diantaranya adalah tidur seperti adanya nyeri dada pada aktivitas, dyspnea pada
istirahat atau aktivitas, letargi dan gangguan tidur. Tidur yang tidak adekuat dan
kualitas tidur buruk dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
fisiologi dan psikologi. Dampak fisiologi meliputi penurunan aktivitas sehari-hari,
rasa lelah, lemah, daya tahan tubuh menurun dan ketidakstabilan tanda-tanda vital.
Kualitas tidur yang buruk mengakibatkan proses perbaikan kondisi pasien akan
semakin lama sehingga akan memperpanjang masa perawatan di rumah sakit. Dampak
kualitas tidur kurang pada penderita gagal jantung berhubungan dengan kualitas
hidupnya, dapat mengakibatkan depresi sehingga dapat terjadi peningkatan kematian,
sudden cardiac death dan ventrikuler aritmia (Puspita Dewi, 2017).
Penulis berpendapat tidak ada ke sengaja antara teori dan jurnal, dimana pasien
gagal jantung akan mengalami kekurangan tidur dan berdampak terhadap kualitas
hidupnya,cenderung menderita depresi yang berdampak terhadap.,peningkatan kematian
dan ventrikuler aritmia.
Intervensi
Rencana intervensi dilakukan kepada pasien mencakup 3 masalah keperawatan yang
ditemukan, namun yang menjadi fokus intervensi adalah tindakan back massage

Back massage adalah tindakan massage yang dilakukan pada bagian punggung dengan
usapan yang perlahan selama 3-10 menit (Potter & Perry, 2010). Massage punggung ini
dapat menyebabkan timbulnya mekanisme penutupan terhadap impuls nyeri saat
melakukan gosokan penggung yang dilakukan dengan lembut.
Penulis berpendapat massage akan mempengaruhi proses kontraksi dinding kapiler
sehingga terjadi keadaan vasodilatasi atau melebarnya pembuluh darah kapiler dan
pembuluh getah bening. Aliran oksigen dalam darah meningkat, pembuangan sisa-sisa
metabolic semakin lancar sehingga memacu hormone endorphin yang berfungsi
memberikan rasa nyaman.
Impelemnetasi dan evaluasi

You might also like