Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

PERADABAN ISLAM DI ASIA TENGGARA

Dosen Pengampu : Diyah Pertywi Setyawati, MM.

Makalah ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Perkembangan Islam

Disusun Oleh :
Watik Dwi Astuti (21.01.01.0087)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI NIDA EL ADABI PARUNG PANJANG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi wabarokatuh.


Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tercurah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang syafaatnya kita selalu nantikan kelak diyaumil akhir.

Kami ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah mendukung, membimbing, dan
memberikan arahan dalam penulisan makalah ini, sehingga makalah ini bisa terselesaikan
walaupun masih sangat banyak kekurangannya.

Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah mendukung serta kepada semua pihak
yang terlibat di dalam penulisan makalah ini .Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini
masih banyak sekali kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Harapan dari kami semoga dengan terselesaikannya makalah
Peradaban Islam di Asia Tenggara ini dapat diambil manfaaatnya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi

Tangerang, Juli 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………1

1.2 Rumusan masalah………………..……………………………...……………… .2

1.3 Tujuan Penulisan……………..…………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kedatangan Islam di Asia Tenggara………..……..…………………………...…3

2.2 Teori Penyebaran Islam di Asia Tenggara………..………….……….………….4

2.3 Perkembangan Keagamaan dan Peradaban Agama Islam di Asia Tenggara…......7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………….………………………………………………..9

3.2 Saran……………………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...………..14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asia Tenggara merupakan tempat tinggal bagi penduduk muslim terbesar di dunia. Islam
merupakan agama mayoritas di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Selain itu,
minoritas Muslim dapat ditemukan di Burma (Myanmar), Singapura, Filipina, Thailand dan
Vietnam. Secara geografis, kawasan Asia Tenggara merupakan tempat yang unik dan menarik
bagi perkembangan agama-agama dunia, sehingga hampir seluruh agama terutama agama
besar pernah singgah dan mendapat pengaruh di beberapa tempat di kawasan ini, termasuk
agama Islam. Bisa dikatakan bahwa penduduk Muslim terbesar ada di kawasan Asia Tenggara.

Islamisasi itu lebih intens dan luas sejak akhir abad ke -12 ketika para guru dari berbagai
tempat di Jazirah Arab mengembara meskipun terjadi beberapa teori tentang kedatangan Islam
di Asia Tenggara, bahwa pedagang Muslim dari kawasan Jazirah Arab telah hadir di beberapa
tempat di Nusantara, sejak abad ke -7 tetapi tidak ada bukti yang memadai bahwa mereka
memusatkan diri menyebarkan Islam. Perkembangan dan Peradaban Islam sangat dipengaruhi
oleh struktur kebudayaan yang dianut oleh masyarakat. Kuatnya unsur kebudayaan dalam
kehidupan sehari-hari mempengruhi penerimaan dan pelaksanaan kegiatan keagamaan.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat
dirumuskan:

1. Bagaimana Kedatangan Islam di Asia Tenggara ?

2. Bagaimana Penyebaran Agama Islam di Asia Tenggara ?

3. Bagaimana Perkembangan dan Peradaban Islam di Asia Tenggara?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas maka dalam penulisan ini akan mendapatkan
Tujuan Pembahasan sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui Kedatangan Islam di Asia Tenggara

2. Untuk Mengetahui Penyebaran Agama Islam di Asia Tenggara

3. Untuk Mengetahui Perkembangan dan Peradaban Islam di Asia Tenggara


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kedatangan Islam di Asia Tenggara

Masuknya agama Islam ke wilayah Asia Tenggara mempunyai keistimewaan yaitu


dengan jalan damai, berangsur, dan diterima dengan sukarela oleh penduduk meskipun tidak
sekaligus, Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan pedagang dan para
sufi secara damai, terbuka ,tanpa pemaksaan sehingga Islam mudah diterima masyarakat Asia
Tenggara.

Mengenai kedatangan Islam di Negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir


semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para
pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman, dan Arabia Selatan. Pada abad ke-
5 sebelum masehi, Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang,
kondisi ini yang dimanfaatkan para pedagang muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam
pada warga sekitar pesisir.

Peradaban Islam di Asia Tenggara tergolong sebagai salah satu bukti bahwa Islam
demikian kuat pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat di kawasan ini, terbukti bahwa
proses masuknya Islam di Asia Tenggara berbeda dengan proses masuknya Islam di wilayah
lainnya yang di sebarluaskan melalui penaklukan Arab dan Turki.

3
4

2.2 Teori Penyebaran Agama Islam di Asia Tenggara

Dalam proses masuknya Islam di Asia Tenggara, ada beberapa jalur yang digunakan,
jalur tersebut semua disesuaikan dengan budaya timur yang mengedepankan keramahtamahan,
sehingga hal ini memudahkan Islam untuk masuk dan berkembang di kawasan ini. Berkaitan
dengan hal ini Uka Tjandra Sasmita mengemukakan ada enam saluran masuknya Islam ke
Asia Tenggara yang berkembang, yaitu:

a. Saluran Perdagangan

Sejak abad ke-1 kawasan laut Asia Tenggara khususnya selat malaka, telah memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional
karena posisinya yang menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur, Asia Tenggara dan Asia
Barat. Kesibukan lalu lintas perdagangan kawasan Asia Tenggara pada abad ke-7 sampai abad
ke-16 itu membuat pedagang-pedagang muslim (Arab, Persia, dan India) turut ambil bagian
dalam perdagangan di negeri-negeri Barat, Tenggara, dan Timur Benua Asia.

Pengaruh inilah yang menjadikan adanya perubahan sistem kehidupan di Asia Tenggara
yang sebelumnya di masa Kerajaan Berjaya, kepercayaan yang dominan dikalangan
masyarakat adalah dinamisme. Dengan adanya pengaruh pedagang Islam banyak kemudian
masyarakat beralih menganut monotheisme.

Salah satu kerajaan yang memiliki peran dalam penyebaran sejarah peradaban Islam
di Asia Tenggara adalah Samudera Pasai Kerajaan ini sampai sekarang dipercayai sebagai
kerajaan Islam tertua dan pertama yang ada di Indonesia dan di Asia Tenggara, yang berpusat
di Aceh, dipimpin seorang raja Muslim yang bernama Sultan Malikus Shaleh.
5

b. Saluran Perkawinan

Dari sudut ekonomi para pedagang Muslim memiliki status soial yang lebih baik
daripada kebanyakan pribumi sehingga berpengaruh terhadap puteri-puteri bangsawan tertarik
menjadi isteri saudagar-saudagar tersebut, sebelum melakukan pernikahan para calon isteri
saudagar tersebut diislamkan terlebih dahulu, setelah mereka mempunyai keturunan,
lingkungan mereka semakin luas, terbentuklah kampung-kampung, daerah-daerah juga
kerajaan-kerajaan Muslim.

Dalam penyebaran agama Islam jalur perkawinan lebih menguntungkan karena apabila
saudagar Muslim menikah dengan anak bangsawan, anak raja atau anak adipati turut
mempercepat Islamisasi. Demikian yang terjadi antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel
dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri
Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.

c. Saluran Tasawuf

Menurut seorang ahli sejarah Australia H. John menyatakan bahwa proses Islamisasi di
Asia Tenggara dipengaruhi ajaran Tasawuf dan amalannya serta adanya dakwah cerdas yang
dilakukan oleh para Sufi yang datang bersama dengan pedagang Muslim. Pengajar Tasawuf
atau para Sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh
masyarakat terutama di Indonesia, seperti contoh: mereka mahir dalam soal kepercayaan/
mantra/ magic dan mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan, dengan Tasawuf, Islam yang
diajarkan kepada penduduk mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang
sebelumnya menganut Hindu sehingga agama Islam mudah diterima dan dimengerti. Diantara
ahli Tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran
Indonesia seperti Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di
Jawa, ajaran mistik ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke- 20 M ini.
6

d. Saluran Pendidikan

Islamisasi juga dilakukan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama melalui pendidikan
di sekolah maupun pesantren. Di pesantren atau pondok calon guru,calon kiai atau ulama
mendapatkan pendidikan agama, setelah keluar mereka kembali ke kampong masing-masing
untuk berdakwah ke tempat-tempat tertentu untuk mengajarkan Islam. Misalnya: pesantren
yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Surabaya dan Sunan Giri di Giri. Keluaran
pesantren ini banyak diundang ke Maluku untuk berdakwah.

e. Saluran Kesenian

Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Sunan
Kalijaga adalah tokoh paling mahir dalam mementaskan wayang, Beliau tidak pernah meminta
upah pertunjukan, tetapi Beliau meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan
kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan
Ramayana, tetapi cerita tersebut disisipkan ajaran-ajaran juga nama-nama pahlawan Islam.
Kesenian lainnya juga bisa dipakai sebagai alat Islamisasi. Seperti seni ukir, seni bangunan,
sastra (hikayat,babad, dan lain sebagainya).

f. Saluran Politik

Kebanyakan penduduk masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu.
Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di suatu wilayah. Kemenangan
kerajaan Islam secara politis dapat menarik penduduk kerajaan bukan Islam masuk memeluk
agama Islam.
7

Terdapat 3 teori yang diharapkan dapat membantu memperjelas tentang masuknya Islam di
Asia Tenggara yang sebenarnya antara lain:

1. Menekankan peran kaum pedagang yang ada di wilayah Asia Tenggara kemudian melakukan
asimilasi dengan jalan menikah, kelompok pertama yang memeluk agama Islam adalah dari
penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu lintas Muslim dan menjadi persekutuan
dalam bersaing menghadapi pedagang Hindu dari Jawa.

2. Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan para sufi
bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan politisi yang memasuki
lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum pedagang dan memasuki wilayah
perkampungan pedalaman. Mereka mampu mengkomunikasikan visi agama yang sesuai
dengan keyakinan yang telah berkembang di wilayah Asia Tenggara, dengan demikian bahwa
masuknya Islam ke Asia Tenggara tidak lepas dengan kultur daerah setempat.

3. Lebih menekankan pada makna Islam bagi masyarakat umum dari pada kalangan elit
pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ideologis, bagi kebijakan individual,
bagi kaum tani dan komunitas pedagang. Tidak ada proses tunggal dalam penyebran Islam di
Asia Tenggara. Namun para pedagang kaum sufi pengembara, pengaruh para murid yang telah
belajar agama dan penyebaran di berbagai sekolah merupakan faktor penting dalam penyebaran
agama Islam.

2.3 Perkembangan keagamaan dan peradaban Islam di Asia Tenggara

Masuknya Islam di Asia Tenggara sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara,
khususnya selat malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam perdagangan
intenasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China sejalan pula dengan muncul
dan berkembangnya kekuasaan besar yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907 M), kerajaan
Sriwijaya (abad ke-7 sampai 14 ) dan Dinasti Umayyah (660-749 M).
8

Mulai abad ke-7 orang Muslim Persia dan Arab berdagang sampai ke negeri China pada
pemerintahan Tai Tsung (627-650 M) kaisar kedua dari Dinasti Tang, Muslim pertama
bernama Sa’ad bin Abi Waqqas adalah seorang Mubaligh juga sahabat Nabi Muhammad SAW.
Ia mendirikan Masjid bernama wa zhin zi yang artinya masjid kenangan nabi di Canto, sampai
sekarang Muslim China membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka yang
langsung dibawa oleh sahabat Nabi. Kedatangan Islam di Asia Tenggara dapat dihubungkan
dengan pemberitaan I-Cing seorang musafir Budha yang mengadakan perjalanan dengan
berlayar menggunakan kapal dengan sebutan kapal Po-Sse menuju arah selatan ke Bhoga (di
daerah Palembang di Sumatera Selatan).

Ada beberapa pendapat dari para ahli sejarah mengenai masuknya Islam ke Indonesia:

1. Menurut Zainal Arifin Abbas, Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 (684
M).datang seorang Pepimpin Arab ke Tiongkok dan sudah mempunyai pengikut dari Sumatera
Utara, jadi Islam pertama kali ke Indonesia ada di Sumatera Utara.

2. Menurut Dr. Hamka, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 674 M, saat itu datang
utusan raja Arab Ta Cheh (Muawiyah bin Abu Sufyan) ke kerajaan Ho Ling (Kaling/Kalingga)
untuk membuktikan Keadilan, kemakmuran dan keamanan pemerintah Ratu Shima di Jawa.

3. Menurut Drs. Junied Parinduri, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 670 M karena
di Barus Tapanuli, terdapat sebuah makam yang bertuliskan Haa Miim.

4. Pada tanggal 17-20 Maret 1963 di Medan mengadakan seminar yang mengambil kesimpulan
bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad 1 H/ abad ke-7 M langsung dari Arab, daerah
pertama yang didatangi ialah pesisir Sumatera.

Persoalan tentang kapan masuknya Islam ke Nusantara, dalam hal ini Azra mengatakan:
“Mungkin benar bahwa Islam sudah diperkenalkan dan ada di Nusantara pada abad pertama,
tetapi setelah abad ke-12 pengaruh Islam kelihatan lebih nyata. Karena itu, proses islamisasi
nampaknya mengalami perkembangan antara abad ke-12 dan ke-16.”
9

hal menarik yang patut diperhatikan, berkaitan dengan proses islamisasi wilayah Nusantara
adalah dengan apa yang dikatakan oleh Azyumardi Azra “bahwa yang mula-mula masuk Islam
adalah para penguasa”. Dalam kaitan ini, sosiolog Muslim bernama Ibn Khaldun menyatakan
"al-nasu 'ala al-dini mulukihim".Yang artinya dengan mengislamkan penguasa, berarti dengan
sendirinya akan memudahkan pengislaman penduduk atau rakyatnya.bahkan dengan
sendirinya rakyat akan mengikuti agama yang dianut oleh rajanya. Pemimpin memiliki peran
besar dalam membentuk perkembangan masyarakat hingga masalah agamapun cenderung
mengikuti Pemimpinnya. Nusantara adalah sebutan (nama) bagi seluruh kepulauan Indonesia.
Namun demikian, berbicara tentang awal kedatangan Islam di Asia Tenggara, dimana
Indonesia adalah negara yang tergolong awal dalam hal kedatangan Islam di Asia Tenggara,
maka teori ini menjadi relevan untuk kontek kedatangan Islam di Asia Tenggara.

Pemikiran dalam berbagai aspek ajaran Islam, seperti filsafat, tasawuf, dan lainnya itu
berada dalam proses perkembangan Islam di Asia Tenggara. Pada masa kekuasaan Kerajaan
Malaka bahwa Islamisasi Asia Tenggara mendapatkan dorongan baru, daerah baru di Sumatera
yang kemudian masuk kedalam kekuasaan Malaka setelah Aru, Petir, Lambri antara lain
ampar, Indra Giri, Siak, Jambi, Bengkalis, Riau dan Lingga juga telah masuk Islam. Di
semenanjung Malaya, seperti Pahang, Pattani, Kedah, Johor juga menerima Islam. Dari Malaka
Islamisasi masuk ke pesisir Pulau Jawa, di tahun 1478 kerajaan Majapahit dikalahkan kerajaan
Islam yang dipimpin oleh Raja Demak. Para penyebar agama Islam yang berasal dari Demak
kemudian mengislamkan warga Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Maluku menjadi wilayah
Islam pada tahun 1498. Pulau Mindano diislamkan lebih awal pada tahun 1460, pada akhir
abad ke-15 Brunai telah masuk Islam. Dari Sulu dan Mindano Islam menyebar ke wilayah
Utara Filipina, berdirilah Kerajaan Islam di sana. Bahkan Manila berada dibawah kekuasaan
Islam, yang kemudian dihancurkan oleh Spanyol tahun 1570. Kesultanan Brunai juga
mengislamkan wilayah yang berada dalam kekuasaannya. Sedangkan Makasar menerima
Islam pada tahun 1603, kemudian mengislamkan Bugis, Sumbawa, Lombok. Setelah Bugis
menerima Islam kemudian menyebar ke Flores, seluruh Jawa bertahap menerima Islam kecuali
Bali yang masih bertahan sebagai kerajaan Hindu.
10

Islamisasi di Asia Tenggara membawa persamaan dibidang Pendidikan, pendidikan


tidak lagi menjadi hak istimewa kaum bangsawan akan tetapi melibatkan seluruh lapisan
masyarakat. Setiap Muslim diharapkan mampu membaca Qur’an dan memahami asas-asas
Islam secara rasional, bahasa lokal diperluas dengan kosakata dan gaya bahasa Arab, bahasa
Melayu digunakan sebagai bahasa sehari-hari di Asia Tenggara dan menjadi media pengajaran
agama, bahasa Melayu juga berperan penting sebagai bahasa pemersatu. Budaya politik Hindu-
Budha juga kepemimpinan telah digantikan dengan ide-ide juga lembaga yang bernafaskan
Islam, hukum Islam telah dijalankan walaupun belum secara keseluruhan.

Di wilayah Muangthai hukum Islam diterapkan terus didalam undang-undangnya


terdapat 42 pasal yang diambil dari mahzab syafi’i, di muangthai terdapat 2000 masjid.Peranan
Islam dalam politik lebih nampak di Malaysia, partai Islam menyatakan dalam kampanyenya
untuk membentuk Negara Islam, partai Islam mempunyai dukungan yang sangat besar dari
masyarakat yang mempunyai penduduk mayoritas Islam seperti Kelantan, Trengganu, Kedah
dan Perlis. Angkatan Islam Malaysia berada dibagian terdepan dalam mempromosikan citra
positif Islam kepada kaum muslim maupun non muslim yang bertujuan untuk mewujudkan
gaya hidup muslim yang baik.

Menurut pendapat Azmi Islam datang pertama kali ke Malaysia sejak abad ke7 M.
pedagang Arab Islam sudah sampai ke pulau Melayu, tentu juga singgah di pelabuhan dagang
Malaysia. Sejalan dengan pendapat tersebut Abdullah dkk. menegaskan: Para pedagang ini
singgah di pelabuhan Sumatera untuk mendapatkan barang-barang keperluan dan sementara
menanti perubahan angin Mosun, ada di antara mereka yang singgah di pelabuhan Tanah
Melayu seperti Kedah, Trengganu dan Malaka. dengan demikian boleh dikatakan bahwa Islam
telah tiba di Tanah Melayu pada abad ke- 7M. dikemukakan oleh Fatimi, bahwa Islam datang
pertama kali di sekitar abad ke-8 H (14 M). Ia berpegang pada penemuan Batu Bersurat di
Trengganu tahun 702H (1303M). Batu Bersurat itu ditulis dengan huruf Arab. Pada sebuah
sisinya, memuat pernyataan yang memerintahkan para penguasa dan pemerintah untuk
berpegang teguh pada keyakinan Islam dan ajaran Rasulullah. Sisi lainnya memuat daftar
singkat mengenai 10 aturan dan mereka yang melanggarnya akan mendapat hukuman.
11

Menurut pendapat Majul bahwa Islam tiba di Malaysia sekitar abad ke-15 dan ke-16
Kedua pendapat ini, baik Fatimi maupun Majul, juga tidak dapat diterima karena ada bukti
yang lebih kuat yang menunjukkan bahwa Islam telah tiba pada abad ke-3 H (10 M). Pendapat
terakhir ini didasarkan pada penemuan batu nisan di Tanjung Inggris, Kedah pada tahun 1965.
Pada batu nisan itu tertulis nama Syeikh Abd alQadir ibn Husayn Syah yang meninggal pada
tahun 291 H (940 M). Menurut sejarawan, Syeik Abd al-Qadir adalah seorang da’i keturunan
Persia. Penemuan ini merupakan suatu bukti bahwa Islam telah datang ke Malaysia pada sekitar
abad ke-3 H (10M). Baik Fatimi maupun Majul agaknya tidak mengetahui tentang penemuan
batu nisan di Tanjung Kedah ini dan tulisan tentangnya di majalah Mastika, karena tulisan
tersebut baru diterbitkan tahun 1965, sedangkan penelitian mereka masing-masing dihasilkan
tahun 1963 dan 1964. Terjadi perbedaan pendapat untuk mempelajari peradaban Islam di
wilayah ini karena keragaman dan keluasan wilayah, di mana pada kenyataannya tidak setiap
wilayah atau masing-masing bagian dari wilayah itu sama-sama bisa diketahui dengan baik,
sehingga menimbulkan anakronisme yang tidak akurat.Sumber-sumber spekulasi lainnya
adalah menyangkut cara dan situasi di mana islamisasi di Semenanjung Melayu ini terjadi.
Mengenai asal-usul penyebaran, perdebatan akademis berpusat di Arabia dan India.
Sebagaimana diketahui secara umum, sebelum Islam datang ke Tanah Melayu, orang-orang
Melayu adalah penganut animisme, hinduisme dan budhisme. Namun demikian, sejak
kedatangannya, Islam secara berangsur-angsur mulai diyakini dan diterima sebagai agama baru
oleh masyarakat Melayu Nusantara.

Identifikasi Melayu dan Islam, di antaranya bisa dilekatkan pada hakikat


kepemimpinan politik Melayu tradisional (kesultanan), yang dipimpin oleh sultan. “Sultan”
adalah istilah yang digunakan untuk menyebut penguasa Muslim. Istilah ini berasal dari bahasa
Arab dan melambangkan kekuasaan Islam di negeri itu. Kitab Undang-Undang Malaka bahkan
menyebut sultan Malaka sebagai ”Khalifah al-mu’minin, zill Allah fi al-alam” yang berarti
Pemimpinnya orang-orang beriman, bayang-bayang Allah di muka bumi. Ini mengandung
makna bahwa sultan bertanggung jawab langsung kepada Tuhan untuk memelihara dan
mengembangkan agama Islam. Karena itu, para sultan tidak hanya punya peranan vital dalam
kepemimpinannya sebagai institusi politik Muslim, dan pembentukan serta pengembangan
institusi-institusi Muslim seperti pendidikan dan peradilan agama,
12

tetapi juga terlibat langsung dalam berbagai aktivitas keagamaan dan kajian-kajian
keislaman sehingga Islam terasa begitu mewarnai kebudayaan Melayu.

Pemerintah Singapura memegang prinsip kebebasan dalam beragama dan melindungi


kepercayaan penduduknya, Majelis Ulama Islam Singapura (MUIS) diberikan tanggung jawab
unutk mengatur administrasi hukum Islam di Singapura, seperti mengumpulkan zakat,
pengaturan ibadah haji,organisasi agama. MUIS juga berwenang mengeluarkan fatwa,
pengelolaan seluruh masjid yang ada di Singapura serta berusaha menciptakan warga muslim
Singapura lebih baik dibidang pendidikan agar nanti mampu memberikan sumbangan bagi
pembangunan Singapura yang merupakan kepentingan bersama.

Orang-orang Islam di Filipina menamakan diri mereka dengan sebutan Moro yang
mayoritas adalah nelayan dan petani yang melahirkan Muslim Independent Movement (MIM),
Moro National Liberation Front (MNLF) yang berjuang mempertahankan, meningkatkan
pembangunan, kesejahteraan dan pelaksanaan hukum keluarga bagi muslim di Filipina.

Di bawah bimbingan para ulama Arab dan dukungan Negara Islam semakin berkembang
lahirlah ulama-ulama Islam sebagai pemimpin, sistem pendidikan Islam dirancang. Masjid ,
surau menjadi lembaga pusat pengajaran, ibadah haji diselenggarakan. Sejumlah karya
dibidang teologi, hukum, sastra dan sejarah bermunculan serta tokoh-tokoh ulama intelektual
mempunyai jaringan keilmuan yang luas baik di dalam maupun di luar negeri sehingga dapat
menunjang perkembangan Agama Islam di Asia Tenggara.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Islam masuk dan berkembang di Asia Tenggara melalui proses dengan berbagai saluran
dalam penyebarannya, seperti melalui saluran perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan,
kesenian juga saluran politik. Islam adalah agama yang didalamnya terdapat ajaran mulia
berpedoman pada Al Qur’an sehingga mudah diterima masyarakat setempat. keseluruhan
perjalanan sejarah umat Islam di Asia Tenggara telah menyebabkan terjadinya percampuran
kebudayaan lokal dengan ajaran Islam sehingga membuahkan budaya baru yang dinamis dan
dapat diterimanya Islam secara damai di Asia Tenggara.

Selain itu telah didirikan berbagai lembaga atau organisasi di berbagai Negara di Asia
Tenggara yang menunjukkan bahwa kebangkitan Islam di Asia Tenggara telah mengalami
perkembangan yang merupakan periode kejayaan Islam dimana kaum muslim mendominasi
bidang perdagangan, pelayaran, mempunyai pengaruh politik dan kekuasaan yang besar,
datang dengan semangat serta misi keagamaan.Mereka adalah orang-orang yang
berbudaya,terpelajar sehingga di Asia Tenggara Islam berkembang cukup pesat.

3.2 Saran

Demikian uraian makalah ini tentang Peradaban Islam di Asia Tenggara yang dapat
kami sampaikan, semoga dapat diambil manfaatnya. Kami sangat menyadari tentunya masih
banyak kekurangan dari kami pribadi, kami mengharapkan saran dan kritik untuk
menyempurnakan makalah kami ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati. 2014. Islam di Asia Tenggara Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Alauddin Makasar. Jurnal Rihlah Vol. 11 No.1.

Herawati Andi. 2018. Eksistensi Islam di Asia Tenggara Ash Shahabah UIM Makasar

Azyumardi Azra. 2005 Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad
XVII dan XVIII Jakarta Kencana.

14

You might also like