SP Nazla TK 2

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 21

NAMA : NAZLA FIRNI HANIFAH

NIM : 32722001D21069
D3 KEPERAWATAN 2 A
SEKOLAH TINGGIH ILMU KESEHATAN SUKABUMI

I. Strategi pelaksanaan PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)


A. Konsep tindakan
a. Definisi tindakan
pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya beberapa bagian saja
yang dianggap perlu oleh dokter yang bersangkutan. Pemeriksaan fisik
menggunakan pendekatan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Inpeksi : Tahapan yang bertujuan melihat bagian tubuh dan menentukan apakah
seseorang mengalami kondisi tubuh normal atau abnormal. Inspeksi dilakukan
secara langsung (seperti penglihatan, pendengaran, dan penciuman) dan tidak
langsung (dengan alat bantu).
Palpasi : Pemeriksaan fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan dilakukan
bersamaan dengan inspeksi. Palpasi dilakukan menggunakan telapak tangan, jari,
dan ujung jari. Tujuannya untuk mengecek kelembutan, kekakuan, massa, suhu,
posisi, ukuran, kecepatan, dan kualitas nadi perifer pada tubuh.
Perkusi : Tahapan ini bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawa
kulit. Perkusi bisa dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Auskultrasi : Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk
membedakan suara normal dan abnormal menggunakan alat bantu stetoskop.
Suara yang didengarkan berasal dari sistem kardiovaskuler, respirasi, dan
gastrointestinal.
b. Manfaat tindakan
 Mendeteksi kemungkinan penyakit agar bisa diobati sejak dini.
 Mengidentifikasi masalah apa pun yang mungkin menjadi masalah medis
di masa mendatang.
 Memperbarui imunisasi yang diperlukan.
 Memastikan pasien untuk menjaga pola makan yang sehat dan rutinitas
olahraga.
c. Kaitan dengan kebutuhan dasar pada pasien
Untuk mengetahui adanya kelainan atau tidak pada pasien tersebut.
B. SOP tindakan
a. Persiapan alat yang digunakan untuk tindakan
1. Handscoon
2. Stetoskop
3. Termometer
4. Tensimeter
5. Penlight
6. Refleks hammer
7. Timbangan/pengukur berat badan
8. Otoskop
b. Komunikasi terapeutik dengan pasien dan langkah-langkah tindakan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamualaikum selamat pagi,perkenalkan nama saya Nazla Firni,saya
mahasiswa yang bertugas dari jam 07.00 pagi sampai jam 14.00 siang.”
b. Validasi
“bagaimana ibu hari ini,apakah badan ibu sudah agak membaik?”
c. Kontrak
“ibu kedatangan saya disini untuk melakukan pemeriksaan fisik dari ujung
kepala sampai ujung kaki,waktunya sekitar 5-10 menit apaka ibu
bersedia?”
2. Kerja
“alat-alat nya sudah siap bu,kita mulai prosedurnya ya bu.”
Di mulai dengan :
1. Mencuci tangan
2. Pemeriksaan kepala
 inpeksi (di lihat)
 palpasi (di raba)
3. Pemeriksaan wajah
 Inpeksi (di lihat)
 Palpasi (di raba)
4. Pemeriksaan mata
 Inpeksi (di lihat)
 Palpasi (di raba)
 Lapang pandang
 Ketajaman mata
 Pemerksaan buta warna
5. Pemeriksaan hidung
 Inpeksi (di lihat)
 Palpasi (di raba)
6. Pemeriksaan mulut
 Inpeksi (di lihat)
 Papasi (di raba)
7. Pemeriksaan telinga
 Inpeksi (di lihat)
 Palpasi (di raba)
 Pemeriksaan dengan garputala
8. Pemeriksaan leher
 Inpeksi (di lihat)
 Palpasi (di raba)
9. Pemeriksaan dada (pau-paru dan jantung)
 Inpeksi (di lihat)
 Palpasi (di raba)
 Perkusi ( di ketuk)
 Auskultrasi (di dengar)
10. Pemeriksaan abdomen (peut)
 Inpeksi
 Palpasi
 Perkusi
 Auskultrasi
11. Pemeriksaan punggung
 Inpeksi
 Palpasi
12. Pemeriksaan ektremitas atas dan bawah
 Inpeksi
 Palpasi
 Pemeriksaan reflek
13. Pemeriksaan genetalia
14. Cuci tangan kembali dan bereskan alat.
3. Terminasi
a. Evaluasi klien terhadap tindakan
Evaluasi subjektif
“ibu bagaimana perasaan ibu setelah dilakukan pemeriksaan fisik?”
Evaluasi objektif
Pasien tampak lebih membaik dan tidak ada kelainan.
b. Tindak lanjut
“ibu jika nanti memerlukan sesuatu bisa panggil saya diruang perawat.”
C. Dokumentasi tindakan
Pasien Ny.R telah melakukan pemeriksaan fisik pada jam 07.00 pagi oleh
perawat/petugas Nazla Firni.

II. Strategi pelaksanaan KEBUTUHAN RASA NYAMAN (MENGGANTI


ALAT TENUN TERTUTUP DAN TERBUKA DENGAN PASIEN DI
ATASNYA)
A. Konsep tindakan
a. Definisi tindakan
Merupakan suatu tindaakan mengganti alat tenun yang kotor dengan yang bersih
pada tempat tidur pasien dengan pasien di atasnya.
b. Manfaat tindakan
- Untuk menciptakan lingkungan yang bersih,tenang,dan nyaman.
- Untuk menghilangkan hal yang daapt mengiritasi kulit dengan
menciptakan alat tidur dan selimut yang bebas dari kotoran dan
lipatan.
- Untuk menciptakan gambaran diri dan harga diri klien dengan
menciptakan alat tidur yang bersih,rapih,dan nyaman.
- Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme.
c. Kaitan dengan kebutuhan dasar pada pasien
Untuk menjaga kebersihan pada pasien yang sedang sakit,dan memberikan
kenyamanan.
B. SOP tindakan
a. Persiapan alat yang digunakan untuk tindakan
1. Sprei
2. Sarung bantal
3. Selimut
4. Perlak (jika dibutuhkan)
b. Komunikasi terapeutik dengan pasien dan laangkah-langkah tindakan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamualaikum selamat pagi,perkenalkan nama saya Nazla Firni,saya
mahasiswa yang bertugas dari jam 07.00 pagi sampai jam 14.00 siang.”
b. Validasi
“ibu bagaimana keadaannya hari ini?”
c. Kontrak
“ibu hari ini saya akan menggani sprei,tujuannya agar ibu merasa nyaman
dan sprei terlihat bersih,rapih,waktunya kurang ebih 10 menit,apakah ibu
bersedia?”
2. Kerja
1. Mencuci tangan
2. Persiapkan alat
3. Miringkan pasien ke salah satu sisi (membelakangi perawat)
4. Lepaskan alat-alat tenun dari bawah kasur pasien lalu di gulung satu
persatu dan masukan ke tempat alat tenun yang kotor
5. Pasang sprei dengan lipatan memanjang,masukan ujung-ujung sprei ke
bawah kasur
6. lalu tarik sprei sebelahnya untuk memasukannya lagi ke ujung atas dan
bawah
7. rapihkan sisi sisinya
8. selanjutnya memasangkan sarung bantal
9. pasang selimut
10. membereskan alat
11. cuci tangan kembali
3. Terminasi
a. Evaluasi klien terhadap tindakan
Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan ibu sekarang setelah linen diganti?”
Evaluasi objektif
klien tampak lebih nyaman
b. Tindak lanjut
“ibu jika nanti memerlukakan sesuatu bisa panggil saya di ruang perawat.”
C. Dokumentasi tindakan
Telah dilakukan tindakan mengganti alat tenun pada pasien Ny.L pada jam 08.00 pagi
oleh perawat/petugas Nazla Firni.

III. Strategi pelaksanaan KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN (PEMBERIAN


OBAT)
A. Konsep tindakan
a. Definisi tindakan
Dalam dunia medis pula, injeksi kerap dikenal sebagai teknik pemberian obat
melalui parenteral, yaitu pemberian melalui rute selain saluran pencernaan.
Injeksi parenteral meliputi injeksi subkutan, intramuskular,
intravena,intracutan,rektal.
Oral : cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah,
mengobati,mengurangi, rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
Subcutan : pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada
jaringan konektif atau lemak di bawah dermis.
Intramuskular : cairan tertentu dimasukkan langsung kedalam otot yang
memiliki banyak pembuluh darah. Pemberian obat dengan cara ini dilakukan
pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk
menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan
bagian atas. menggunakan jarum suntik yang memiliki diameter 5 hingga 10
mililiter dengan panjang 6 hingga 8 sentimeter.
Intracutan : memasukkan obat ke dalam lapisan dermal kulit tepat di bawah
epidermis dengan menggunakan jarum suntik khusus. Selain untuk tes alergi,
injeksi intrakutan juga dapat digunakan untuk tes Mantoux dan uji sensitivitas
obat (misalnya terhadap antibiotik).
Intravena : obat diberikan langsung ke dalam pembuluh darah menggunakan
jarum atau tabung. Istilah intravena berarti menuju ke dalam pembuluh darah.
Penggunaan suntikan secara intravena sering digunakan karena dapat
memberikan dosis obat yang besar dan cepat.
Rektal : Supositoria (rektal) Supositoria adalah cara pemberian obat melalui
rektal (anus). Pemberian obat secara supositoria memungkinkan obat langsung
terserap tubuh dan bekerja lebih cepat karena tidak perlu melalui saluran
pencernaan.
b. Manfaat tindakan
Injeksi dilakukan untuk mencapai tujuan medis tertentu. Mulai dari
penyembuhan, hingga pencegahan penyakit. Cairan yang diberikan
melalui injeksi akan disesuaikan dengan kondisi medis atau dengan resep
dokter. Penyerapan obat ke dalam tubuh dipengaruhi oleh area dan kedalaman
lokasi suntik.
c. Kaitan dengan kebutuhan dasar pada pasien
Untuk penyembuhan penyakit pada pasien atau cairan lainnya,dengan cara
memasukan obat ke dalam tubuh melewati pencernaan ataupun bukan.
B. SOP tindakan
a. Persiapan alat yang digunakan untuk tindakan
1. Alas
2. Bengkok
3. Handscoon
4. Kapas alcohol
5. Obat yang diperlukan
6. Pengencer (aquadest/NaCl)
7. Spuit sesuai kebutuhan
8. Bak spuit
9. Kassa
10. Tourniquet
b. Komunikasi terapeutik dengan pasien dan angkah-langkah tindakan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamualaikum selamat pagi,perkenalkan nama saya Nazla
Firni,saya mahasiswa yang bertugas dari jam 07.00 pagi sampai jam
14.00 siang.”
b. Validasi
“bagaimana keadaannya hari ini ibu,apakah sudah membaik?”
c. Kontrak
“ibu hari ini saya akan melakukan tindakan pemberian obat dengan
cara memasukan cairan pada tubuh melalui suntikan,tujuannya untuk
membantu kesembuhan ibu,waktunya sekitar 2-5 menit,apakah ibu
bersedia?”
2. Kerja
1. Mencuci tangan
2. Memakai handscoon
3. Melakukan cek ulang obat yang akan diberikan
4. Mengkalkulasikan dosis sesuai dengan kebutuhan klien
5. Membersihkan alat dan bagian atas botol dengan alcohol
6. Menyiapkan spuit dengan tepat
7. Memasukan obat ke dalam spuit dengan cara memasukan jarum ke
dalam botol obat
8. Memeriksa adanya udara dlam spuit
9. Mengecek ulang volume obat dengan tepat
10. Mlepas jarum dalam spuit sesudaya
11. Bereskan alat
12. Mencuci tangan kembali.
3. Terminasi
a. Evaluasi klien terhadap tindakan
Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan dan apa yang ibu rasakan setelah dilakukan
tindakan pemberian obat?”
Evaluasi objektif
Pasien tampak agak membaik
b. Tindak lanjut
“ibu jika ibu memerlukan bantuan,keluarga ibu bisa panggil saya di
ruang perawat”
C. Dokumentasi tindakan
Telah dilakukan tindakan pemberian obat dengan cara memasukan cairan melalui
suntikan terhadap pasien Ny.Y pada jam 13.00 siang oleh perawat/petugas Nazla
Firni.

IV. Strategi pelaksanaan KEBUTUHAN PERSONAL


HYGIENE(MEMANDIKAN DAN MERAWAT KEBERSIHAN BADAN
PASIEN)
A. Konsep tindakan
a. Definisi tindakan
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan
diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya.
b. Manfaat tindakan
Personal hygiene merupakan langkah terbaik yang bisa dilakukan seseorang
agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Karena kebiasaan bersih tersebut
kuman maupun bakteri akan sulit berkembang.
c. Kaitan dengan kebutuhan dasar pada pasien
Untuk menjaga kebersihan pada pasien yang sedang sakit,agar pasien
bersih,aman dan nyaman.
B. SOP tindakan
a. Persiapan alat yang digunakan untuk tindakan
1. Baki dan alas
2. Selimut mandi
3. Handuk
4. Baskom
5. Ember
6. Gayung
7. Handscoon
8. Kom
9. Nearbeken
10. Sabun
11. Shampo
12. Kasa
13. Kapas
14. Barascort
15. Lotion
16. Bedak tabur
17. Pakaian bersih untuk ganti
18. Sisir
19. Gunting kuku
b. Komunikasi terapeutik dengan pasien dan langkah-langkah tindakan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamualaikum selamat pagi,perkenalkan nama saya Nazla Firni,saya
mahasiswa yang bertugas dari jam 07.00 pagi sampai jam 14.00 siang.”
d. Validasi
“ibu bagaimana keadaannya hari ini?”
e. Kontrak
“ibu hari ini saya akan memandikan ibu,tujuannya agar badan ibu bersih
dari bakteri,nyaman dan kondisi ibu membaik,waktunya kurang lebih 10-
20 menit,apakah ibu bersedia?”
2. Kerja
1. Mencuci tangan dan memakai handscoon
2. Memasangkan handuk di bahu menutupi dada klien
3. Memasang talang di bawah kepala,ujung talang sampai ke ember
4. Membersihkan rambut pasien dengan memakaikan shampoo
5. Membersihkan wajah
6. Membersihkan lengan
7. Membersihkan dada dan abdomen
8. Membersihkan kaki da ujung jari
9. Memersihkan genetalia
10. Bilas
11. Pasangkan handuk di bawah bada hingga kaki
12. Keringkan
13. Sisir rambut
14. Bersihkan kuku jari tangan dan kaki
15. Bereskan alat
16. Cuci tangan kembali
3. Terminasi
a. Evaluasi klien tehadap tindakan
Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan ibu sekarang setelah saya mandikan?”
Evaluasi objektif
Pasien tampak terlihat lebih bersih dan segar.
b. Tindak lanjut
“ibu jika ibu memerlukan bantuan,keluarga ibu bisa panggil saya di
ruang perawat”

C. Dokumentasi tindakan
Telah di lakukan tindakan memandikan pada Ny.S pada jam 09.00 pagi oleh
perawat/petugas Nazla Firni.

V. Strategi pelaksanaan KEBUTUHAN NUTRISI


A. Konsep tindakan
a. Definisi tindakan
Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah proses
tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk
pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh. Nutrient adalah zat
organik dan anorganik dalam makanan yang diperlukan tubuh agar dapat
berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan, aktivitas, mencegah
defisiensi, memeliharan kesehatan dan mencegah penyakit, memelihara fungsi
tubuh, kesehatan jaringan, dan suhu tubuh, meningkatkan kesembuhan, dan
membentuk kekebalan.
b. Manfaat tindakan
Nutrisi bermanfaat untuk menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerak dan
fungsi fisik,sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan
sel-sel tubuh dan sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh.
c. Kaitan dengan kebutuhan dasar pada pasien
atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus,
hipertensi,jantung koroner,kanker,dan anoreksia.
B. SOP tindakan
a. persiapan alat yang digunakan untuk tindakan
1. Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi.
Melihat kondisi pasiennya
2. Handscoon bersih
3. Spuit
4. Stetoskop
5. Perlak
6. Plester
7. Bengkok
8. Pen LightJelly / Pelumas
9. Gunting

b. Komunikasi terapeutik dengan pasien dan langkah-langkah tindakan


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamualaikum selamat pagi,perkenalkan nama saya Nazla Firni,saya
mahasiswa yang bertugas dari jam 07.00 pagi sampai jam 14.00 siang.”
b. Validasi
“ibu bagaimana keadaannya hari ini?”
c. Kontrak
“ibu hari ini saya akan memasang NGT pada ibu,tujuannya untuk
membantu kebutuhan nutrisi ibu ,waktunya kurang lebih 5-10
menit,apakah ibu bersedia?”
2. Kerja
1. mencuci tangan
2. Cek lubang hidung dengan cara menutup lubang hidung satu persatu,
dan bersihkan
3. lubang hidung dengan menggunakan tissue.
4. Pasang handuk atau alas di dada klien, dekatkan bengkok.
5. Pakai sarung tangan bersih. Ukur panjang selang yang akan
dimasukan :
6. Daun telinga bagian bawah ke hidung, dari hidung menuju prossesus
xyphoideus.
7. Ujung dahi sampai prossesus xyphoideus.
8. Tandai ukuran NGT sesuai dengan ukuran yang didapat dari klien.
9. lumuri ujung selang ( 10-20 cm ) dengan jelly secukupnya.
10. Masukan selang dengan perlahan-lahan ke lubang hidung yang paling
11. lapang sambil menganjurkan klien untuk menelan.
Memperhatikan respon klien saat memasukan selang NGT dari batuk
dan kebiru-biruan. Bila ada tanda-tanda batuk dan kebiru-biruan cabut
selang dengan cepat.
12. Cek dengan menggunakan pen light apakah selang masuk atau
menggulung.
13. Masukan selang sampai batas yang telah ditandai.
14. Cek selang NGT :
15. Memasukan ujung selang dalam mangkok/kom berisi air, jika ada
gelembung udara berarti selang masuk ke saluran pernafasan.
16. Pasangkan selang dengan spuit, dan aspirasi/tarik. Bila ada cairan
keluar saat ditarik maka benar masuk ke lambung.
17. Masukan udara dari spuit 50 cc ( 10-20 ml ) dan dengarkan dengan
stetoskop di daerah lambung.
18. Fiksasi selang yang berada di hidung dengan plester dengan teknik
yang benar.
19. Pasang corong/spuit 50 cc pada pangkal selang, masukkan air matang
kira-kira 15 cc, kemudian masukan makanan cair sesuai perencanaan
dengan benar ( tidak didorong ).
20. Setelah makanan habis selang dibilas dengan air matang kembali.
21. Bersihkan sekitar hidung dan mulut klien dengan tissue.
Jika selang harus dipasang tetap, maka ujung selang ditutup dengan
kassa dan plester, atau biarkan terbuka bila tujuan NGT untuk
dekompresi lambung
22. .Buka sarung tangan, dan bereskan alat.
23. Atur kembali posisi yang nyaman untuk klien.
24. Mencuci tangan kembali.
3. Terminasi
a. Evaluasi klien terhadap tindakan
Evaluasi subjektif
“bagaimana ibu perasaannya setelah dilakukan pemasangan
NGT,sedikit sakit ya bu?”
Evaluasi objektif
Pasien tampak nyaman dengan bantuan NGT untuk pemenuhan nutrisi
b. Tindak lanjut
“ibu jika nanti ibu memerlukan bantuan,keluarga ibu bisa panggil saya
di ruang perawat”
C. Dokumentasi tindakan
Telah dilakukan tindakan pemenuhan nutrisi dengan cara pemasanggan NGT
terhadap pasien Ny.C pada jam 10.00 pagi oleh perawat/petugas Nazla Firni.

VI. Strategi pelaaksanaan KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


A. Konsep tindakan
a. Definisi tindakan
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu proses metabolisme
tubuh yang merupakan perubahan yang tetap untuk berespon terhadap
stressor fisiologi dalam lingkungan. Adapun pemberian dilakukan dengan
cara melalui infus (IVF). Pemasangan infus merupakan teknik
memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah banyak dan waktu yang lama, dengan menggunakan alat
Infus set yang sesuai.
b. Manfaat tindakan
1. Mempertahankan menganti cairan serta Mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh yang mengandung air
elektrolit, vitamin protein lemak dan kalori yang tidak dapat
dipertahankan secara oral.
2. Memperbaiki asam basa
3. Pemeliharaan nutrisi
4. Pemberian obat-obatan intavena kedalam tubuh lewat intra vena
c. Kaitan dengan kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
1. Diare yang dapat menyebabkan dehidrasi, secara terus menerus dapat
menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan dehidrasi. Kondisi ini
sangat berbahaya bagi tubuh terutama pada anak-anak. Pada tahap
awal, dehidrasi menyebabkan keluhan lemas dan merasa haus.
Sementara pada keadaan berat, dapat mengancam nyawa
2. Demam Berdarah Pemenuhan kebutuhan cairan merupakan salah satu
terapi penting pada pengobatan demam berdarah. Pasien demam
berdarah terkadang juga mengalami mual dan muntah. Kondisi ini
dapat mempersulit masuknya asupan cairan untuk pasien.Bahkan,
dalam keadaan mual berat, pasien bisa jatuh pada fase demam berdarah
dengan dehidrasi berat. Jika tidak ditangani dengan tepat dan segera,
maka kematian dapat terjadi. Karena itu, kebutuhan cairan saat terkena
demam berdarah perlu dipenuhi dengan optimal.
3. Intake air tidak adekuat, terutama orang yang sangat muda atau sangat
tua;
4. Ketidakmampuan fisik atau mental untuk mengambil air.
5. Intake atau produksi pelarut berlebihan: diabetes militus, overdosis,
kehilangan air berlebihan.
B. SOP tindakan
a. Persiapan alat yang digunakan
1. Infus set
2. Abocat
3. Caairan yang dibutuhkan
4. Baki
5. Handscoon
6. Tourniquet
7. Perlak
8. Plester
9. Bengkok
10. alcohol swab
b. komunikasi terapeutik pada pasien dan langkah-langkah tindakan
1. Orientasi
a. salam terapeutik
“assalamualaikum selamat pagi,perkenalkan nama saya Nazla
Firni,saya mahasiswa yang bertugas dari jam 07.00 pagi sampai jam
14.00 siang.”
b. Validasi
“bagaimana keadaannya hari ini pak,apakah sudah membaik?”
c. Kontrak
“ibu hari ini saya akan mengganti cairaan infus bapak,tujuannya untuk
mencegah dehidrasi agar kebutuhan cairan dan elektrolit dapat
terpenuhi, waktunya sekitar 10 menit,apakah bapak bersedia?”
2. Kerja
1. Jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Isi form persetujuan tindakan medik dan pasien diminta untuk
menandatanganinya untuk RB.
3. Siapkan Siapkan alat dan bahan
4. Cuci tangan
5. Pakai sarung tangan
6. Tentukan Tentukan daerah vena yang akan digunakan
7. Bersihkan area dari bulu-bulu jika ada
8. Pasang tourniquet
9. Disinfeksi daerah penusukan
10. Tusukan jarum Abbocath dengan posisi 45º, lubang jarum
menghadap ke atas dan setelah tampak darah pada pangkal abocath
masukan kanul perlahan lahan dan secara bersamaan jarum
dikeluarkan dengan cara mendorongnya sambil tangan yang lain
menahan kanule tepat ditempatnya
11. Lepas tourniquet
12. Hubungkan kanule infuse dengan set infuse dan fiksasi kanule
abocath dengan membalut kain kasa steril
13. Sesuaikan kecepatan aliran pemberian cairan (tetesan cairan) sesuai
indikasi atau sesuai instruksi dokter
14. Buang jarum abocath kedalam Safety Box atau kotak atau plabotl
15. Rapihkan alat-alat
16. Lepas sarung tangan dan buang dalam sampah infeksius
17. Cuci tangan kembali.
3. Terminasi
a. Evaluasi klien terhadap tindakan
Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan bapak setelah diganti cairan infus?”
Evaluasi objektf
Klien tampak tenang dan nyaman
b. Tindak lanjut
“pak nanti kalau infusannya macet atau habis nanti keluarga bapak bisa
panggil saya di ruangan perawat”
C. Dokumentasi tindakan
Telah dilakukan tindakan pergantian kebutuhan cairan dan elektrolit berupa
infusan terhadap Tn.A pada jam 11.00 oleh perawat/petugas Nazla Firni.
VII. Strategi pelaksanaan KEBUTUHAN ELIMINASI (FEKAL DAN URINE)
A. Konsep tindakan
a. Definisi tindakan
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa
urin atau bowel (feses).
b. Manfaat tindakan
Membantu mengeluarkan fases akibat konstipasi atau impaksi fekal ,
Membantu defaksi yang normal sebagai bagian dari program latihan
defakasi (bowel training program) dan Tindakan pengobatan / pemeriksaan
diagnostik.
c. Kaitan dengan kebutuhan dasar pada pasien dengan gangguan
Konstipasi, Kebiasaan buang air besar yang tidak teratur, Penggunaan
laxative yang berlebihan dan Peningkatan stress psikologis.
B. SOP tindakan a.
a. Persiapan alat yang digunakan untuk tindakan
1. Wadah enema (huknah)
2. Volume larutan hangat
3. Slang rektal dengan ujung bulat
4. Slang menghubungkan slang rectal ke wadah (slang irrigator)
5. Klem pengatur pada slang
6. Termometer air untuk mengukur suhu larutan
7. elumas Vaseline atau jeli
8. Perlak pengalas
9. Selimut mandi
10. Kertas toilet
11. Pispot
12. Baskom, waslap dan handuk, serta sabun
13. Sarung tangan sekali pakai/ handscoon dan masker
14. Tiang intravena
15. Bengkok
16. Disinfektan
b. Komunikas terapeutik dengan pasien dan langkah-langkah tindakan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamualaikum selamat pagi,perkenalkan nama saya Nazla
Firni,saya mahasiswa yang bertugas dari jam 07.00 pagi sampai jam
14.00 siang.”
b. Validasi
“ibu bagaimana keadaannya hari ini?”
c. Kontrak
“ibu hari ini saya akan membantu untuk pembuangan BAK DAN
BAB ibu,apakah ibu bersedia?”
2. Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan pada pasien , lalu pasang
sampiran bila pasien dirawat di bangsal umum .
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan .
4. Pasang pengalas dibawah gluteal .
5. Tempatkan pispot diatas pengalas tepat dibawah glutea dengan posisi
bagian lubang pispot tepat dibawah anus . Pada saat meletakkan pispot
anjurkan pasien untuk mengangkat daerah glutea ( bila pasien mampu
untuk memudahkan meletakkan pispot .
6. Setelah posisi pispot tepat dibawah glutea , tanyakan pada pasien
tentang kenyamanan posisi tersebut . Jaga privasi pasien selama
prosedur tersebut .
7. Anjurkan pasien untuk defekasi pada tempatnya pispot yang telah
terpasang.
8. Setelah selesai siram daerah anus dan sekitarnya sampai bersih dengan
bantuan tangan yang bersarung tangan , kemudian keringkan dengan
tissue .
9. Catat tanggal defekasi,karakteristik feses seperti jumlah,konsistensi,
warna,bau,dan respons pasien selama prosedur.
3. Terminasi
a. Evaluasi klien terhadap tindakan
Evaluasi subjektif
“bagaimana ibu perasaannya setelah membuang BAK dan BAB?”
Evaluasi objektif
“pasien tampak lebih tenang dan nyaman”
b. Tindak lanjut
“ibu jika memerlukan bantuan,nanti keluarga ibu bisa panggil sya
di ruang perawat”
C. Dokumentasi tindakan
Telah di lakukan pembuangan kebutuhan eliminasi terhadap Ny.T pada jam
13.30 siang oleh perawat/petugas Nazla Firni.

VIII. Strategi pelaksanaan KEBUTUHAN OKSIGENISASI


A. Konsep tindakan
a. definisi tindakan
Pemberian Oksigen adalah salah satu tindakan untuk meningkatkan tekanan
parsial oksigen pada inspirasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan
nasal kanul, simple mask, RBM mask dan NRBM mask.
b. Manfaat Tindakan
Mempertahankan, meningkatkan oksigen dan Mencegah atau mengatasi
hipoksia
c. Kaitan dengan kebutuhan dasar pada
Dengan gangguan hipoksemia, atau kondisi khusus seperti pneumothorax dan
keracunan karbon monoksida.
B. SOP TINDAKAN
a. Persiapan alat yang digunakan untuk tindakan
1. Tabung oksigen (oksigen dinding) berisi oksigen lengkap dengan
flowmeter dan humidifier yang berisi aquades sampai batas pengisian
2. Nasal kanul (pemilihan alat sesuai kebutuhan)
3. Plester (jika di butuhkan)
4. Gunting plester (jika di butuhkan)
5. Cotton budd
b. Komunikasi terapeutik dengan pasien dan langkah-langkah tindakan
1. Orientasi
a.salam terapeutik
“assalamualaikum selamat pagi,perkenalkan nama saya Nazla Firni,saya
mahasiswa yang bertugas dari jam 07.00 pagi sampai jam 14.00 siang.”
b.Validasi
“bapak bagaimana keadaannya hari ini?apakah sudah agak membaik?”
c.Kontrak
“bapak kedatangan saya kesini untuk melakukan tindakan pemasangan
oksigen,tujuannya untuk membantu pernfasan bapak,waktunya 5-10
menit,apakah bapak bersedia?”
2. Kerja
1. Cuci tangan dan memakai handscoon
2. Pasien diatur dalam posisi aman dan nyaman (semi fowler)
3. Siapkan nasal kanul 1 set tabung oksigen (oksigen central)
4. Hubungkan nasal kanul dengan flowmeter pada tabung oksigen atau
oksigen dinding
5. Bila hidung pasien kotor, bersihkan lubang hidung pasien dengan
cotton budd atau tissu
6. Cek fungsi flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi oksigen
dan mengamati adanya gelembung udara dalam humidifier
7. Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen melalui nasal kanul
kepunggung tangan perawat
8. Pasang nasal kanul kelubang hidung pasien dengan tepat
9. Tanyakan pada pasien, apakah aliran oksigennya terasa atau tidak
10. Bereskan alat
11. Cuci tangan kembali
3. Terminasi
a.Evaluasi klien terhadap tindakan
Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaannya pak setelah di pasang oksigen,apakah nafas nya lebih
baik?”
Evaluasi objektik
Pasien tampak lebih tenang dan nyaman
b.Tindak lanjut
“bapak jika memerlukan bantuan,nanti keluarga bapak bisa panggil saya di
ruang perawat”
C. Dokumentasi tindakan
Telah dilakukan pemasangan oksigen pada pasien Tn.D pada jam 08.30 pagi oleh
perawat/petugas Nazla Firni.
IX. Strategi pelaksanaan KEBUTUHAN AKTIVITAS
A. Konsep tindakan
a. Definisi Tindakan Kebutuhan Aktivitas
Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) adalah kemampuan seseorang untuk
berjalan bangkit berdiri dan kembali ke tempat tidur, kursi, kloset duduk, dan
sebagianya disamping kemampuan mengerakkan ekstermitas atas.
b. Manfaat Tindakan Kebutuhan Aktivitas
Seseorang dapat melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari dan aktifitas
rekreasi,mempertahankan kesehatannya, mempertahankan diri (melindungi
diri dari trauma),mempertahankan konsep diri.
c. Kaitan dengan kebutuhan dasar pada pasien dengan gangguan/menderita
asma
Asma yaitu jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan
yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang
menimbulkan sesak atau sulit bernapas, sehingga pemberian posisi semi
fowler dianggap sebagai tindakan alternatif menurunkan sesak sehingga pasien
dapat tidur lebih nyaman.
B. SOP tindakan
a. alat yang digunakanuntuk tindakan
1. Persiapan Bed
2. Bantal
3. Selimut
b. Komunikasi terapeutik dengan pasien dan langkah-langkah tindakan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamualaikum selamat pagi,perkenalkan nama saya Nazla
Firni,saya mahasiswa yang bertugas dari jam 07.00 pagi sampai
jam 14.00 siang.”
b. Validasi
“bagaimana bapak tidurnya semalem?”
c. Kontrak
“karena bapak mengeluh sesak,pak saaya akan membantu bapak untuk
posisi semi fowler dan fowler agar sesak bapak berkurang,waktunya
kurang lebih 5 menit,apakah bapak bersedia?”
2. Kerja
Semi fowler
1. Cuci tangan
2. Gunakan handscoon
3. Pasien di dudukkan, sandaran punggung atau kursi di letakkan di
bawah atau di atas
4. kasur di bagian kepala, di atur sampai setengah duduk dan di
rapikan.
5. Bantal di susun menurut kebutuhan. Pasien di baringkan kembali
dan pada ujung kakinya di pasang penahan.
6. Pada tempat tidur khusus (functional bed) pasien dan tempat
tidurnya langsung di atur setengah duduk dengan sudut 30-45˚, di
bawah lutut di tinggikan sesuai kebutuhan. Kedua lengan di topang
dengan bantal.
7. Rapikan tempat tidur
8. Lepaskan handscoon dan cuci tangan
Fowler
9. Dekatkan alat ke klien
10. Cuci tangan dan gunakan handscoon
11. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan
12. Naikkan kepala tempat tidur 15-45untuk fowler rendah dan 45-
900untuk fowler tinggi
13. Letakan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal jika ada
celah disana
14. Letakan bantal kecil dibawah kepala klien
15. Letakkan bantal kecil di bawah kaki mulai dari lutut sampai tumit
16. Pastikan tidak ada tekanan pada area popletia dan lutut dalam
keaadan fleksi
17. Letakkan gulungan handuk di samping masing-masing paha
18. Topang kaki dengan bantalan kaki
19. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan jika ada
kelemahan pada klien
20. Lepaskan handscoon dan cuci tangan
3. Terminasi
a. Evaluasi terhadap tindakan
Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan bapak setelah dilakukan tindakan
memposisikan fowler dan semi fowler”
Evaluasi objektif
Klien tampak mengurang sesaknya.
b. Tindak lanjut
“Nanti jika ibu masih terasa sesak lagi lakukan posisi yang sudah
saya tadi ajarkan”
C. Dokumentasi tindakan
Telah dilakukan tindakan memposisikan semi fowler dan fowler pada pasien
sesak nafas Tn.U jam 11.00 oeh perawat/petugas Nazla Firni.

X. Strategi pelaksanaan KEBUTUHAN


PSIKOSOSIAL,BERDUKA,TERMINAL DAN MENJELANG AJAL
A. Konsep tindakan
a. Definisi tindakan
- Kebutuhan Psikososial
Kebutuhan Psikososial Kebutuhan psikososial adalah setiap perubahan dalam
kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik maupun sosial yang
mempunyai pengaruh timbal balik.
- Berduka
Berduka adalah respon fisik dan psikologis yang terpola spesifik pada individu
yang mengalami kehilangan. Respon/reaksi normal, karena melalui proses
berduka individu mampu memutus ikatan dengan benda/orang yang terpisah
dan berikatan dengan benda/orang baru.
- Terminal
Penyakit terminal merupakan penyakit yang secara medis tidak bisa
disembuhkan lagi, dan penyakit ini terjadi pada stadium lanjut. Orientasi
pelayanan yang diberikan pada pasien tidak hanya penyembuhan saja, namun
juga perawatan yang membuat pasien bisa mencapai kualitas Kondisi terminal
merupakan keadaan sakit dimana tidak ada lagi harapan lagi pasien untuk bisa
sembuh menurut akal sehat. Keadaan seperti ini bisa diakibatkan oleh
penyakit tertentu atau mengalami kecelakaan.
- Menjelang Ajal
Perawatan menjelang ajal adalah perawatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dengan membantu
mengatasi berbagai masalah penderitaan fisik, psikologis, sosial dan spiritual
pada pasien yang tidak lagi responsif terhadap tindakan kuratif.
b. Manfaat Tindakan:
- Kebutuhan Psikososial
Dengan diberikannya rasa hormat serta dicintai seorang pasien bisa
mempertahankan kehidupannya dan kesehatannya.
- Berduka
Agar keluarga pasien bisa beradaptasi dengan kondisi dan kenyatann yang
dihadapi
- Terminal
*Untuk memenuhi kebutuhan psikiologis
*Untuk memenuhi kebutuhan sosial
Menghilangkan/mengulangi rasa kesendirian, takut atau depresi
Tahap acceptance (tahap menerima)
- Menejelang Ajal
Pasien atau keluarga pasien bisa meningkatkan kualitas hidup pasien maupun
keluarga dan mempersiapkan kematian yang baik
c. Kaitan dengan kebutuhan dasar pada pasien dengan gangguan Kanker Serviks
Kanker serviks merupakan kanker yang tumbuh pada sel-sel dileher rahim.
Kanker ini awalnya berkembang secara perlahan dan baru menunjukan ketika
sudah stadium akhir. Dengan adanya kebutuhan terminal ini akan sebagian
membantu dalam proses keperawatan kemotrapi dan penyembuhan.
B. SOP tindakan
a. Persiapan alat yang digunakan untuk tindakan
- Kebutuhan Psikososial
Tidak ada
- Berduka
Tidak ada
- Terminal
Melakukan cuci tangan
Identifikasi Pasien
Jaga Privasi Pasien
Monitoring ABCD pasien
- Menjelang Ajal
Tidak ada
b. Komunikasi terapeutik dengan pasien dan langkah-langkah tindakan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamualaikum selamat pagi,perkenalkan nama saya Nazla
Firni,saya mahasiswa yang bertugas dari jam 07.00 pagi sampai
jam 14.00 siang.”
b. Validasi
“bagaimana ibu keadaannya hari ini?”
c.Kontrak
“sesuai hasil data yang sudah saya peroleh hari ini ibu akan melakukan
kemoterapi yang pertama. Tindakan ini bertujuan untuk menghancurkan
sel kanker yang berbahaya bagi tubuh dan membantu ibu dalam proses
penyembuhan, saya juga akan membantu ibu dalam proses
merileksasikan tubuh ibu. Tindakan akan dilaksankan selama 2-3
jam,apakah ibu bersedia?”
2. Kerja
- Kebutuhan Psikososial
Wawancara terbuka
Wawancara tertutup dengan menggunakan instrument kaji cepat
Activity Daily Living Mapping
- Berduka
Peran penting tenaga kesehatan, khususnya perawat adalah membantu
menyediakan dukungan yang tepat dan efektif pada keluarga atau
populasi yang mengalami reaksi berduka (bereavement) agar dapat
beradaptasi dengan kondisi dan kenyataan yang dihadapi (19)
Salahsatu dukungan yang dapat diberikan pada keluarga atau populasi
yang mengalami reaksi berduka (bereavement) adalah dukungan
spiritual.
- Terminal
*Tindakan memenuhi kebutuhan jasmaniah
Hilangkan rasa nyeri dengan memberikan anti nyeri
Ubah psosisi tidur dan perawatan fisik
-Penuhi kebutuhan nutrisi melalui cairan infus, sonde
*Tindakan memenuhi kebutuhan emosi
Tenankan pasien bila mengalami ketakutan yang hebat
-Dampingi pasien yang ingin membincangkan kehidupan dimasa lalu
-Tawarkan pemdampingan dan bimbingan doa Berikan kesempatan
kepada keluarga mendampingi pasien
Berikan kesempatan kepadda keluarga untuk memberikan tuntutan
menjelang ajal.
- Menjelang Ajal
Peran penting perawat dalam fase yang di alami oleh pasien kritis
mempunyai karakteristik yang berbeda. Sehingga perawat juga
memberikan respon yang berbeda pula. Dalam berkomunikasi perawat
juga harus memperhatikan pasien tersebut berada di fase mana,
sehingga mudah bagi perawat dalam menyesuaikan kehilangan yang di
alami pasien.
3. Terminasi
a. Evaluasi terhadap tindakan
Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan ibu setelah melakukan keoterapi?”
Evaluasi objektif
Klien tampak lebih baik dan tenang
Tindak lanjut
“jika ibu memerlukan bantuan,nanti keluarga ibu bis panggil say di
ruang perawat.”
C. Dokumentasi tindakan
Telah dilakukan tindakan kemoterapi pada pasien kanker serviks Ny.I pada jam
08.00 di bantu oleh perawat/petugas Nazla Firni.

You might also like