Professional Documents
Culture Documents
Yuyun Khatirina (01044882326004) - PPAk - Pelaporan Korporat - Resume Etika Dan Tata Kelola
Yuyun Khatirina (01044882326004) - PPAk - Pelaporan Korporat - Resume Etika Dan Tata Kelola
NIM : 01044882326004
MK : Pelaporan Korporat
Prodi : PPAk
1. ETIKA
a. Pengertian Etika
Wiley (1995) menyebutkan bahwa etika terkait dengan moral, kewajiban, tanggung jawab, dan
keadilan sosial. Les Montja (2016) menyebutkan etika atau filosofi moral adalah sebuah prinsip
filosofis kolektif yang mencakup konsep definisi, argumen, serta rekomendasi tentang perilaku
yang dianggap baik dan buruk. Ada beberapa teori etika yang menjelaskan apakah suatu perilaku
atau keputusan telah dilakukan secara etis atau tidak, yaitu teori relativitas (relativism theory),
teori utilatarian (utilitarianism theory), teori egoisme (egoism theory), teori deontologi
(deontology theory), teori perintah Tuhan (the divine command theory), dan teori etika kebajikan
(virtue ethics theory) (Al-Aidaros, Shamsudin, dan Idris, 2013). Teori etika membantu dalam
merencanakan dan mengambil keputusan atau melakukan tindakan, terutama jika dihadapkan
pada permasalahan/konflik/dilema etika. Salah satu unsur penting dalam pengambilan keputusan
terkait dilema etika tersebut adalah adanya panduan yang menjadi acuan, yaitu kode etik profesi.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bersama dengan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI, dan
Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) telah mengesahkan Kode Etik Akuntan Indonesia
pada tanggal 18 November 2019 dan berlaku efektif 1 Juli 2020. Kode Etik Akuntan Indonesia
ini merupakan adopsi dari Handbook of the Code of Ethics for Professional Accountans 2018
Edition yang dikeluarkan oleh IESBA-IFAC.
Kode Etik Akuntan Profesional yang diterbitkan IAI terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1. Bagian 1: Kepatuhan Terhadap Kode Etik
2. Bagian 2: Akuntan yang Bekerja di Bisnis
3. Bagian 3: Akuntan yang Berpraktik Melayani Publik
4. Bagian 4A: Independensi Dalam Perikatan Audit dan Perikatan Reviu
5.Bagian 4B: Independensi Dalam Perikatan Asurans Selain Perikatan Audit dan Perikatan Reviu
• Integritas
• Objektivitas
• Kerahasiaan
• Perilaku Profesional.
2. TATA KELOLA
a. Pengertian Tata Kelola
Merupakan suatu sistem (struktur dan proses/mekanisme) pengelolaan (mengarahkan dan
mengendalikan) Perusahaan yang melibatkan manajemen, dewan pengawas, pemegang saham
dan pemangku kepentingan lainnya, berupaya mewujudkan keseimbangan kewenangan antar
organ dan tunduk terhadap peraturan perundang-undangan dan etika berusaha. Tujuannya
mewujudkan nilai bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan kepentingan pemangku
kepentingan lainnya.
b. Prinsip Tata Kelola Perusahaan
Prinsip Tata Kelola Perusahaan (Menurut G20/ OECD):
• Ensuring the basis for an effective corporate governance framework
• The rights and equitable treatment of shareholders and key ownership functions
• Institutional investors, stock markets and other intermediaries
• The role of stakeholders in corporate governance
• Disclousure and transparency
• The responsibility of the board
g. Dewan
• Pada negara yang menganut one-tier board, istilah “dewan” merujuk pada board of
director yang berperan sebagai oversight board (dewan pengawas).
• Pada negara yang menganut two -tier board, peran dewan pengawas dijalankan oleh
dewan komisaris dan organ pendukungnya.
Peran dewan dalam tata Kelola Perusahaan, yaitu:
a) Seluruh anggota dewan wajib menjalankan duty of care dan duty of loyalty dalam
menjalankan tugas fidusianya.
b) Dewan memperlakukan seluruh kelompok pemegang saham secara adil
c) Dewan menjadi teladan penerapan standar etika yang tinggi dan senantiasa menunjukkan
perhatiannya terhadap kepentingan pemangku kepentingan
d) Dewan menjalankan beberapa fungsi utama terkait aspek strategis Perusahaan, tata
Kelola, manajemen sumber daya manusia manajemen kunci, termasuk aspek kinerja dan
remunerasinya, organisasi dewan, konflik kepentingan, integritas pelaporan keuangan
serta pengungkapan dan komunikasi Perusahaan.
e) Dewan mampu melakukan penilaian independent yang obyektif.
h. Fungsi Dewan
Dalam prinsip ke- 6 GCG OECD, salah satu fungsi kunci dewan adalah memastikan integritas
sistem akuntansi dan pelaporan keuangan perusahaan, termasuk audit independen dan bahwa
sistem pengendalian yang sesuai sudah ada, khususnya sistem untuk manajemen risiko,
pengendalian keuangan dan operasional, serta kepatuhan terhadap hukum dan standar yang
relevan.
Menurut OECD, pelaksanaan prinsip ke- 6 dapat diwujudkan dalam hal berikut:
1. Dewan memastikan terdapat pembagian tanggung jawab dan kewenangan yang jelas terkait
pelaporan keuangan.
2. Dewan memastikan bahwa manajemen telah memiliki sistem / mekanisme pengawasan
yang memadai.
3. Dewan memastikan terdapat jalur komunikasi langsung antara audit internal dengan dewan
atau organ pendukung dewan seperti komite audit.
4. Dewan dibantu komite audit melakukan reviu atas kebijakan akuntansi perusahaan yang
menjadi dasar pelaporan keuangan.
5. Dewan memastikan bahwa perusahaan telah memiliki dan melaksanakan pengendalian
internal, kode etik serta program kepatuhan secara efektif.