Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI SENSORI

Disusun Oleh:

Syafiva Sunnahwiyah PO71202230068


Putri Balqis PO71202230069
Rd.M.Habul Hasan A PO71202230070
Shafara Nabila PO71202230071
Vidya Naradhiva Arsy PO71202230024
Zelpia PO71202230048
Dita Ayu Astuti PO71202230092
Yustina Dalimunthe PO71202230084

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus skizofrenia selalu diikuti
dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi. Data dari RisKesDas 2018,
menunjukkan bahwa prevelensi gangguan jiwa di Indonesia 7.0% dan
tertinggi di provinsi bali dengan presentase 11.0%. sedangkan yang terendah
di provinsi kepulauan riau dengan jumlah presentase 3.0%.dirumah sakit jiwa
di Indonesia, pasien dengan diagnose medis skizofrenia, sebanyak 70%
pasien gangguan jiwa mengalami halusinasi pendengaran, 20% mengalami
halusinasi penglihatan dan 10% mengalami halusinasi penghidu, pengecap
dan peraba.
Berdasarkan data tersebut diketahui jenis halusinasi yang paling
banyak diderita oleh pasien dengan skizofrenia adalah halusinasi
pendengaran. Terjadinya halusinasi itu sendiri dapat menyebabkan klien
menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan
kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan
lingkungan disekitarnya. Tanda dan gejala pada Penderita halusinasi adalah
mulai merasa terganggu dan kehilangan kendali serta mungkin berusaha
menghilangkan halusinasinya itu. Misal mendengar suara-suara yang
mengejek. Tanda-tandanya: Nadi meningkat, pernafasan, tekanan darah
meningkat, Konsentrasi berkurang. Individu merasa malu dan menarik diri
dari orang lain Badriyah, S. (2020).
Penatalaksanaan pasien dengan halusinasi ada beberapa seperti
farmakoterapi, terapi kejang listrik, psikoterapi dan rehabilitas yang
diantaranya terapi okupasi, terapi sosial, TAK, terapi lingkungan. Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK): TAK adalah upaya memfasilitasi kemampuan
sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu
gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan
persepsi sensori. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana
pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan,perabaan atau penghiduan. Pasien
merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada, Herawati, Y. A. dan N.
(2021).
Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat
menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya
sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas
Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol
halusinasi yang dialaminya. Atas dasar tersebut, maka kami menganggap
dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi
sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasinya dengan lingkungan
sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang
sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK
klien dapat bekerja sama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.
1.2 Tujuan
a. Tujuan umum :
Klien dapat mengenal haluinasi yang dialaminya, mengontrol
halusinasinya, dan mengikuti program pengobatan secara optimal.
b. Tujuan khusus:
1) Klien dapat mengenal halusinasi.
2) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Klien
dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.
3) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum
obat
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Halusinasi merupakan distorsi persepsi palsu yang terjadi pada
respon neurobiologist maladaptive, penderita sebenarnya mengalami distorsi
sensori sebagai hal yang nyata dan meresponnya. Diperkirakan ≥ 90%
penderita gangguan jiwa jenis halusinasi. dengan bentuk yang bervariasi
tetapi sebagian besarnya mengalami halusinasi pendengaran yang dapat
berasal dari dalam diri individu atau dari luar individu tersebut, suara yang
didengar bisa dikenalnya, jenis suara tunggal atau multiple yang dianggapnya
dapat memerintahkan tentang perilaku individu itu sendiri (Yanti, et al,
2020).
Halusinasi juga merupakan salah satu gejala gangguan persepsi
sensori yang dialami oleh pasien gangguan mental. biasanya penderita
merasakan sensasi suara, penegelihatan, rasa, sentuhan, atau penciuman tanpa
rangsangan yang nyata (Pardede, 2020).
2.2 Penyebab
Menurut Keliat,2019 penyebabnya adalah :
a. Kurang tidur
b. Isolasi sosia
c. Mengurung diri
d. Kurang kegiatan sosial
2.3 Psiko-Patologi
Proses terjadinya halusinasi diawali dari atau dengan adanya orang
yang menderita halusinasi akan menganggap sumber dari halusinasinya
berasal dari lingkungan atau stimulus eksternal, pada fase awal masalah ini
menimbulkan peningkatan kecemasan yang terus dan sistem pendukung yang
kurang akan menghambat atau membuat persepsi untuk membedakan antara
apa yang dipikirkan dengan perasaan sendiri menurun.
Meningkatnya pada fase comforting klien mengalami emosi yang
berlanjut seperti cemas, kesepian, perasaan berdosa dan sensorinya dapat
dikontrol bila cemas dapat diatur, pada fase ini klien cendrung merasa
nyaman dengan halusinasinya, pada fase conderming klien mulai menarik
diri, pada fase controlling klien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya
berhenti, pada fase confuering klien lama kelamaan sensorinya terganggu,
klien meras terancam dengan halusinasinya terutama bila tidak menuruti
perintahnya.
2.4 Tanda dan Gejala
Menurut Keliat, 2019 tanda dan gejalanya adalah :
Mayor
Subjektif :
1. Mendengar suara orang bicara tanpa ada orangnya
2. Melihat benda, orang, atau sinar tanpa ada objeknya
3. Menghidu bau-bauan yang tidak sedap, seperti bau badan padahal tidak
4. Merasakan pengecapan yang tidak enak
5. Merasakan rabaan atau Gerakan badan
Objektif:
1. Bicara sendiri
2. Tertawa sendiri
3. Melihat ke satu arah
4. Mengarahkan telinga ke arah tertentu
5. Tidak dapat memfokuskan pikiran
6. Diam sambil menikmati halusinasinya
Minor
Subjektif
1. Sulit tidur
2. Khawatir
3. Takut
Objektif:
1. Konsentrasi buruk
2. Disorientasi waktu, tempat. orang, atau situasi
3. Afek datar
4. Curiga
5. Menyendiri, melamun
6. Mondar-mandir
7. Kurang mampu merawat diri
2.5 Pohon Masalah

Resiko perilaku kekrasan

Gangguan Presepsi Sensori:


halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Mashudi, S. (2021).
BAB III
STANDAR PELAKSANAAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI
A. Metode Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Metode yang digunakan pada terapi aktifitas kelompok (TAK) ini adalah
metode:
1. Perkenalan diri pada seluruh perawat
2. Menanyakan perasaan klien pada saat terapi berjalan
B. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Sabtu,23 September 2023
Jam : 09.00 WIB - selesai
Tempat : Ruang Sigma
C. Peserta TAK
Pasien yang mengikuti kegiatan ini adalah pasien halusinasi yang ada di
Ruang Rawat Inap Sigma
Pasien yang mengikuti TAK :
D. Media dan Alat
1. Handphone
2. Speaker
3. Musik / lagu
4. Buku catatan dan Pulpen
5. Kursi
6. Name tag
E. Pengorganisasian
TAK
1. Leader : Rd.M.Habul Hasan .A.
2. Co. Leader : Dita Ayu .A
3. Fasilitator : Syafiva,Putri Balqis,Shafara,Zelpia dan Yustina
4. Observer : Vidya
F. Uraian Tugas Pelaksanaan
1. Leader :
1. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok menyiapkan proposal kegiatan TAK.
2. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya.
3. Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib
menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
2. Co Leader:
1. Mendampingi Leader
2. Menjelaskan anturan permainan
3. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
klien
4. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan
yang telah dibuat
5. Mengambil alih posisi leader jika mengalami blocking dalam proses
terapi
3. Fasilitator :
1. Menyediakan faslitas selama kegiatan berlangsung ikut serta dalam
kegiatan kelompok
2. Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
3. Kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi

4. Observer :
1. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2. Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien
selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
3. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan
4. Memberikan hadiah (reward) bagi pasien yang menang dalam
permainan
G. Kriteria Pasien
1. Pasien dengan Halusinasi yang sudah kooperatif
2. Pasien yang tidak mengalami gangguan komunikasi verbal
3. Pasien bisa tulis dan baca
4. Pasien yang bersedia mengikuti TAK
H. Antisipasi Masalah
1. Sebelum kegiatan dilaksanakan, perawat memberi kesempatan
kepada setiap peserta untuk ke toilet
2. Fasilitator memotivasi peserta yang tidak berpastisipasi
3. Menjaga pintu keluar untuk mengantisipasi klien melarikan diri
dari tempat kegiatan
I. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a) Membuat kontrak dengan anggota kelompok
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
Salam dari leader kepada klien. Leader/Co. Leader memperkenalkan
diri dan tim terapis lainnya.
b) Evaluasi / Validasi
Leader menanyakan perasaan dan keadaan klien saat ini.
c) Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main yaitu:
a. Berkenalan dengan anggota kelompok
b. Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus minta
izin pada pemimpin TAK
c. Lama kegiatan 30 menit
d. Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap Kerja
Untuk melakukan permainan ini dibutuhkan beberapa kursi dan
music yang diputar.Kurangi satu kursi dari jumlah peserta yang
akan bermain,jadi misalnya ada 10 peserta sediakan 9
kursi.Persilahkan peserta untuk berlari-lari kecil disekitar kursi
ketika music diputar dan ketika music berhenti secara mendadak
peserta akan berusaha mencari kursi dan mendudukinya.Peserta
yang tidak dapat kursi dapat keluar dari permainan dan
permainan dilanjutkan kembali sampai dapat satu pemenang

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut
1. Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaannya jiwa terjadi halusinasi

2. Terapis meminta klien untuk memperagakan cara mengatasi


halusinasi dengan cara menghardik
3. Terapis meminta klien untuk melaporkan kegiatan terjadwal untuk
mengatasi halusinasi

4. Terapis meminta klien untuk menyebutkan cara mengatasi


halusinasi dengan bercakap-cakap

5. Terapis meminta kliem untuk menyeubtkan cara minum obat

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol


halusinasi

2. Menyepakati waktu dan tempat


J. Setting Tempat
L
K Co Keterangan:
L : Leader
K K
Co : Co leader
F : Fasilitator
F K K : Klien
O : Observer
F
K Petunjuk: Klien duduk melingkar
K
O bersama perawat

K. Tata Tertib dan Antisipasi Masalah


1. Tata tertib pelaksanaan TAK Halusinasi
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAK dimulai
c. Peserta berpakaian rapi, bersih, dan sudah mandi
d. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan
TAK berlangsung
e. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari
permainan
g. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai
h. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAK telah habis,
sedangkan permainan belum selesai, maka pemimpin akan meminta
persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK

2. Antispasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAK Penanganan


klien yang tidak efektif saat aktifitas kelompok:
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk
menjawab sapaan perawat atau klien yang lain

3. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:


a. Panggil nama klien
b. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu
klien boleh kembali lagi

4. Bila ada klien lain ingin ikut


a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan
pada klien yang telah dipilih
b. Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain
yang mungkin dapat diikuti oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk
dengan tidak memberi
d. peran pada permainan tersebut
L. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1. Mahasiswa sudah membuat dan mengkonsultasikan proposal TAK
ke dosen pembimbing dan Kepala Ruangan

2. Dosen Pembimbing menyetujui untuk melakukan TAK

3. Semua perlengkapan dan media selama yang digunakan selama


kegiatan tersedia

4. Mahasiswa hadir sesuai dengan kesepakatan kontrak waktu dengan


klien dan supervisi

5. Mahasiswa mmpu berkomunikasi dengan baik pada pasien

6. Mahasiswa menjalankan terapi aktivitas kelompok

2. Evaluasi Proses
1. Kegiatan dimulai sesuai jadwal yang sudah disepakati antara
mahasiswa, dosen pembimbing, kepala ruangan dan pasien.

2. Mahasiswa datang dan menyiapkan kegiatan sebelum pukul 09.00


WIB

3. Mahasiswa telah menguasai jalan nya kegiatan dari TAK

3. Evaluasi Hasil
1. Klien mampu menyebutkan isi, waktu, situasi, dan perasaannya jika
terjadi halusinasi

2. Klien mampu menyebutkan cara mengatasi halusinasi dan


memperagakan cara untuk mengantisipasi halusinasi (menghardik)

3. Klien mampu menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan untuk


mengatasi halusinasi (kegiatan terjadwal)
SESI TAK STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI

SESI 1: MENGENAL HALUSINASI


Formulir Evaluasi
No Nama Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
Klien isi halusinasi waktu situasi perasaan saat
terjadinya terjadinya halusinasi
halusinasi halusinasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

.SESI 2 : MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK


Formulir Evaluasi
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1. Menyebutkan cara yang
selama ini digunakan
mengatasi halusinasi

2. Menyebutkan efektivitas
cara
3. Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik

4. Memperagakan
menghardik halusinasi
SESI 3 : MENGENAL HALUSINASI
Formulir Evaluasi
No Nama Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
Klien isi halusinasi waktu situasi perasaan saat
terjadinya terjadinya halusinasi
halusinasi halusinasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

SESI 4 : MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK


Formulir Evaluasi
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1. Menyebutkan cara yang
selama ini digunakan
mengatasi halusinasi

2. Menyebutkan efektivitas
cara
3. Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik

4. Memperagakan
menghardik halusinasi
DAFTAR PUSTAKA

Badriyah, S. (2020). Konseling Kelompok dengan Teknik Thought Stopping


untuk Mereduksi Kecemasan Sosial Siswa. Jurnal Fokus Konseling,
6(1), 19–25.https://doi.org/10.52657/jfk.v6i1.1111 (diakses 12 maret
2023)
Departemen Kesehatan. 2019 Keliat et al, 2021. Keperawatan Jiwa : Terapi
Aktivitas Kelompok. Ed.2 Keliat et al,2019. Asuhan Keperawatan
Jiwa. Jakarta:EGC Departemen Kesehatan 2019
Keliat et al,2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGC Standart Intervensi
Keperawatan Indonesia (2018). World Health Organization, 2020
Herawati, Y. A. dan N. (2021). Perbedaan Kemampuan Mengontrol Halusinasin
Pasien Skizofrenia Melalui Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi
Persepsi. JurnalKeperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, Volume 9 N(2).
Mashudi, S. (2021). Asuhan Keperawatan Skizofrenia. Asuhan Keperawtan
Skizofrenia, Juni.

You might also like