Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/329359703

PERSIAPAN MENULIS MAKALAH PROSIDING

Presentation · December 2018


DOI: 10.13140/RG.2.2.10788.53121

CITATIONS READS

0 2,784

1 author:

Ismail Suardi Wekke


Institut Agama Islam Negeri Sorong
766 PUBLICATIONS 1,457 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Koleksi Buku View project

Mistar: Jurnal Pendidikan View project

All content following this page was uploaded by Ismail Suardi Wekke on 02 December 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PERSIAPAN MENULIS MAKALAH PROSIDING

ISMAIL SUARDI WEKKE


Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong
Email: iswekke@gmail.com

ABSTRACT

This article will highlight some notes in preparing article for proceeding.
The ways may be varied from person to person. This article is only some
notes to be noticed about. There are more than this notes to be presented
in academic level of a paper. Therefore, as an article for preparation,
further reference should be referring to extend this article.

Keywords: proceeding, article for seminar, academic paper

PENGANTAR
Artikel ini berisi uraian singkat mengenai bagian-bagian yang perlu diperhatikan
dalam mempersiapkan sebuah makalah untuk diterbitkan di prosiding. Namun bukan
hanya ini saja, tetap perlu menggunakan gambaran besar terkait dengan penulisan
akademik. Walaupun dalam catatan ini tidak dinyatakan secara khusus tetap saja aspek-
aspek penulisan akademik perlu diperhatikan. Sehingga, catatan dalam artikel ini tidak
mencakup semuanya. Hanya ada beberapa komponen yang dijadikan sebagai catatan.
Beberapa aspek tersebut (tidak sebatas ini saja) antara lain penulisan kalimat yang
berdasar pada Subyek + Predikat + Obyek + Keterangan (SPOK); paragraf terdiri atas
beberapa kalimat, bukan hanya satu kalimat saja; setiap paparan dalam keseluruhan artikel
perlu menggunakan argumentasi ilmiah (akademik), bukan berisi opini semata; penulisan
artikel atau prosiding berbeda dengan pola penulisan artikel opini Koran (Duffy, 2015);
untuk pengecekan keaslian perlu menempatkan pembanding dari referensi yang lain.
Jonsson secara khusus mengemukakan 13 hal berkenaan dengan penulisan
akademik (Jönsson, 2006). Untuk itu, sebuah aktivitas menulis tidak saja terkait dengan
kepangkatan semata, tetapi juga berkaitan dengan kecintaan terhadap profesi pilihan.
Maka, menulis makalah atau artikel sejatinya adalah bagian dari mempertahankan
kecintaan terhadap profesi yang digeluti selama ini. Sebuah publikasi bermula dari
aktivitas akademik seperti penelitian yang terencana dan terstruktur, tanpa itu tidak akan
menghasilkan sebuah publikasi (Cloutier, 2015). Sepenuhnya penulisan akademik perlu
disandarkan pada lingkup teritorial keilmuan (Annous & Nicolas, 2015).
KARAKTERISTIK MAKALAH SEMINAR
Makalah seminar yang juga biasa dipertukarkan dengan artikel ketika menjadi
terbitan dalam sebuah prosiding bisa saja sebuah gagasan, penelitian awal, hasil penelitian
yang sementara berlangsung, atau juga bagian proposal penelitian. Apapun itu, semuanya
tetap mengacu sebagai bagian dari komunikasi ilmiah antara penulis dengan masyarakat
professional yang disertainya.
Sebagai publikasi awal dalam sebuah penelitian, maka ini bisa menjadi komunikasi
peneliti dengan masyarakat untuk kelanjutan penelitian. Secara khusus publikasi makalah,
bisa menjadi landasan awal untuk melakukan penelitian tahap berikutnya. Ini dilakukan
untuk memberikan kesempatan kepada peneliti sehingga mereka bisa memublikasikan
hasil penelitian sejak tahapan awal.
Syarat utama sebuah artikel adalah orisinalitas, dalam bahasa yang lain disebut
otentik (Badley, 2008). Sebuah ide, sesederhana apapun itu jikalau memenuhi kriteria ini
akan sangat layak untuk dipublikasian. Maka, untuk melakukan pengecekan awal, makalah
itu harus memenuhi unsur keaslian. Tidak dalam arti seutuhnya, bisa saja merupakan
modifikasi, penambahan, atau penggunaan analisis tertentu.
Tak lupa dimasukkan pula diskusi atau pembahasan. Dalam teks tersebut
diperlukan dialog penulis dengan pembaca. Bagian diskusi inilah yang menjadi dialog
untuk menegaskan posisi penulis dalam teks tersebut (Lillis, 2011). Tidak saja
mengemukakan apa yang ditemukan, tetapi menambahkan penjelasan tentang posisi
temuan tersebut dalam konteks ilmu pengetahuan.

PANDUAN TEKNIS
Tahapan awal penulisan makalah perlu mencermati author guidelines. Artikel ini
secara khusus hanya memberikan catatan-catatan terkait dengan satu penerbit saja, yaitu
IOP Publishing. Untuk itu, perlu memperhatikan template yang khusus disiapkan pihak
IOP. Kedua, perlu memperhatikan dengan teliti model reference yang digunakan IOP
Publishing yaitu model Vancouver dengan penggunaan bracket []. Akan sangat bagus jika
penulisan referensi menggunakan alat bantu seperti Mendeley, atau Zotero. Referensi yang
digunakan hanya dari sumber-sumber dalam jaringan (online). Idealnya, 100% berasal dari
jurnal. Kalaupun menggunakan buku tidak lebih dari 80%. Judul-judul buku dalam bahasa
Indonesia yang dirujuk, tidak perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Termasuk,
perlu menggunakan kepustakaan yang mutakhir, sebut saja 10 tahun terakhir. Dalam setiap
bidang ilmu terdapat buku atau referensi monumental. Maka, referensi perlu
dipertimbangkan untuk dijadikan sebagai acuan. Wajib menghindari penggunaan blog atau
Wikipedia. Keduanya, tidak perlu digunakan dalam komunikasi akademik, sebab tidak ada
yang memberikan telaah dan menjamin data yang ada sebagai referensi yang kredibel.
Perlu dibedakan antara data dengan referensi. Jikalau data, digunakan dalam hasil
(result). Sementara referensi digunakan paling tidak dalam dua hal yaitu pendahuluan
(introduction) dan pembahasan (diskusi). Data yang digunakan, semakin lama akan
semakin bagus. Sementara referensi semakin mutakhir semakin bagus. Untuk itu, perlu
memperhatikan kemutakhiran tahun terbit sebuah artikel atau buku.
Secara khusus, tidak ada batasan halaman dari penerbit. Untuk menjadi kesamaan
pandangan, maka halaman minimal 5, dan maksimal 10. Termasuk di dalamnya daftar
pustaka. Jenis huruf dan besarannya, sepenuhnya mengikut kepada template yang
disiapkan IOP.
Selanjutnya, penulisan nama penulis minimal dengan dua suku kata. Sebagai
contoh Fulan, maka ditulis Fulan Fulan. Bisa juga ditambahkan nama orang tua atau nama
marga. Penggunaan nama dengan kata tunggal, akan menjadi kendala teknis ketika
makalah sudah terindeks di pangkalan data seperti Scopus. Pencarian nama penulis di
Scopus memerlukan minimal dua suku kata. Menulis bersama-sama bukan saja sebuah
tantangan tetapi akan memberikan kesempatan dalam menyelesaikan sebuah artikel. Dalam
satu pandangan, bisa saja nilai yang didapatkan untuk keperluan kepangkatan akan
mengecil. Tetapi, justru dengan berkolaborasi akan memungkinkan terbitnya beberapa
artikel (Colen & Petelin, 2004).
Pada afiliasi tetap menggunakan sebagaimana apa adanya, tidak perlu
diterjemahkan menjadi bahasa Inggris. Sebagai nama, maka dituliskan dalam bentuk
aslinya. Jikalaupun diterjemahkan, maka menggunakan terjemahan resmi yang seragam
sesuai dengan ketentuan lembaga masing-masing. Sebagai contoh Universitas Islam
Negeri, tiak perlu diterjemahkan menjadi State Islamic University. Penggunaan nama yang
berbeda, bisa jadi akan direkam oleh pangkalan data sebagai nama yang berbeda.
Adapun setelah penulisan afiliasi, penulis perlu mencantumkan surat elektronik. Ini
menjadi instrumen untuk memudahkan komunikasi khalayak ramai kepada penulis. Surat
eletronik yang dicantumkan, akan sangat bagus kalau menggunakan email institusi.
Kalaupun menggunakan email dengan layanan publik sebaiknya mencantumkan nama
formal, bukan dengan sapaan apalagi kalau tidak mencerminkan nama penulis. Tanpa perlu
mencantumkan nomor telepon, apalagi nomor telepon seluler pribadi.
Komposisi penulisan menggunakan IMRAD + CAR. Jikalau menggunakan struktur
lain, bisa saja sepanjang ditulis dengan menggunakan kelaziman akademik. Secara khusus,
IOP Publishing tidak membatasi pada struktur tertentu. Hanya saja, kalau menggunakan
IMRAD + CAR bisa menjadi panduan umum untuk menulis. Walaupun dari pelbagai
lintas keilmuan, dapat saja menggunakan pola IMRAD + CAR.
Pengecekan akhir, makalah hanya ditulis dengan bahasa Inggris, tidak dengan
bahasa yang lain. Untuk itu, sebelum dikirim ke sekretariat panitia, penulis perlu
mendapatkan bantuan proofreader atau editing dari penyunting ahli yang menguasai
bahasa Inggris. Bukan saja kemampuan bahasa semata tetapi juga perlu kemampuan
knowledge dalam bidang tersebut. Sehingga bahasa yang digunakan dapat dimengerti oleh
masyarakat antarbangsa. Perlu menghindari untuk menggunakan penerjemahan dengan
mesin seperti Google Translate. Pengecekan manual tetap perlu dilakukan,
walaubagaimanapun kemampuan manusia dengan segala keterbatasan tetap perlu
dipergunakan berbanding penggunaan mesin. Demi untuk memastikan bahwa bahasa yang
digunakan sesuai dengan konteks. Bahasa atau kosakata yang digunakan mesin kadang
tidak memenuhi konteks sebuah kalimat (Coxhead, 2012).

PENUTUP
Isu penting yang perlu juga diperhatikan adalah plagiat, termasuk self plagiarism.
Jangan sampai sebuah artikel yang sudah diterbitkan sebelumnya diolah kembali untuk
diterbitkan. Salah satu pengecekan yang dapat digunakan adalah ketersediaan ISBN atau
ISSN. Jikalau sebuah terbitan sudah tersematkan ISBN atau ISSN, maka tidak bisa diolah
kembali untuk diterbitkan dalam bentuk apapun juga. Termasuk penerbitan yang sementara
yang diterbitkan hanya dalam bentuk cetak sekalipun, tidak memungkinkan untuk diolah
dan diterbitkan kembali. Sebaiknya, dilakukan pengecekan dengan menggunakan aplikasi
seperti Turnitin sebelum makalah itu dikirimkan ke sekretariat. Sehingga penulis sudah
melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum diperiksa kembali oleh tim penyunting.
Satu-satunya cara yang dimungkinkan untuk terbitan yang sudah terpublikasi
dengan melakukan self citation. Hanya saja, penggunaan rujukan dengan self citation
tersebut tidak berlebihan. Untuk menyebut angka, tidak melebihi 10-20% dari keseluruhan
referensi yang digunakan.
Setelah artikel selesai, maka perlu disimpan dalam beberapa hari. Tidak langsung
dikirimkan. Setelah itu, penulis kembali menelaah. Perlakukan seperti ini akan membantu
penulis untuk melakukan pengecekan. Secara khusus, dapat pula penulis melakukan retreat
sehingga dengan adanya suasana yang santai akan memberikan kesempatan untuk
menyunting artikel yang sudah ada (Petrova & Coughlin, 2012).

DAFTAR PUSTAKA

Annous, S., & Nicolas, M. O. (2015). Academic Territorial Borders: A Look at the Writing
Ethos in Business Courses in an Environment in Which English Is a Foreign
Language. Journal of Business and Technical Communication, 29(1), 93–111.
https://doi.org/10.1177/1050651914548457.
Badley, G. (2008). Developing (authentic?) academic writers. Quality Assurance in
Education, 16(4), 363–374. https://doi.org/10.1108/09684880810906508.
Cloutier, C. (2015). How I Write: An Inquiry Into the Writing Practices of Academics.
Journal of Management Inquiry, 1–16. https://doi.org/10.1177/1056492615585875.
Colen, K., & Petelin, R. (2004). Challenges in collaborative writing in the contemporary
corporation. Corporate Communications: An International Journal, 9(2), 136–145.
https://doi.org/10.1108/13563280410534339.
Coxhead, a. (2012). Academic Vocabulary, Writing and English for Academic Purposes:
Perspectives from Second Language Learners. RELC Journal, 43(1), 137–145.
https://doi.org/10.1177/0033688212439323,
Duffy, a. (2015). Journalism and Academic Writing: Sibling Rivalry or Kissing Cousins?
Asia Pacific Media Educator, 25(1), 5–12.
https://doi.org/10.1177/1326365X15575562.
Jönsson, S. (2006). On academic writing. European Business Review, 18(6), 479–490.
https://doi.org/10.1108/09555340610711102.
Lillis, T. (2011). Legitimizing dialogue as textual and ideological goal in academic writing
for assessment and publication. Arts and Humanities in Higher Education, 10(4),
401–432. https://doi.org/10.1177/1474022211398106.
Petrova, P., & Coughlin, A. (2012). Using structured writing retreats to support novice
researchers. International Journal for Researcher Development, 3(1), 79–88.
https://doi.org/10.1108/17597511211278661.

View publication stats

You might also like