Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 49

DRAFT

1
DAFTAR ISI
DASAR HUKUM ............................................................................... 8
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 11
1.1 Latar Belakang ................................................................ 11
1.2 Tujuan Kegiatan .............................................................. 14
1.3 Ruang Lingkup Kegiatan................................................ 14
1.4 Keluaran (Output) Kegiatan ........................................... 15
BAB II KURIKULUM ....................................................................... 16
2.1 Kurikulum ......................................................................... 16
2.2 Jadwal dan Mata Diklat .................................................. 17
BAB III PESERTA........................................................................... 19
3.1 Persyaratan Diklat .......................................................... 19
3.2 Jumlah Peserta ............................................................... 19
BAB IV FASILITATOR ................................................................... 20
4.1 Tim Fasilitator .................................................................. 20
4.2 Persyaratan Tim Fasilitator ............................................ 20
BAB V FASILITAS DIKLAT ........................................................... 21
5.1 Sarana dan Prasarana ................................................... 21
BAB VI PENYELENGGARAAN .................................................... 24
6.1 Lembaga Penyenggara .................................................. 24
6.2 Waktu Pelaksanaan........................................................ 24
6.3 Pelaksana ........................................................................ 26
6.4 Rencana Pembiayaan dan Penganggaran ................. 26

2
6.5 Format Laporan............................................................... 28
6.5.1 Tata Cara Penulisan ............................................... 28
6.5.2 Ketentuan Sistematika Penulisan ......................... 30
BAB VII EVALUASI ........................................................................ 34
7.1 Evaluasi Peserta ............................................................. 34
7.2 Evaluasi Fasilitator.......................................................... 34
BAB VIII SURAT TANDA TAMAT PELATIHAN ......................... 35
8.1 Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan ........... 35
BAB IX PENUTUP .......................................................................... 36
LAMPIRAN ....................................................................................... 37

3
DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR
Grafik
Grafik 1 Pekerjaan saya saat ini berkaitan dengan
pengumpulan/analisis data, dan laporan perekonomian
....................................................................................... 12
Grafik 2 Pemahaman secara baik metode analisis dan
perumusan Kerangka Ekonomi Makro Daerah ............ 12
Grafik 3 Metode dan proyeksi perumusan Kerangka Ekonomi
Makro Daerah dan Nasional sebaiknya konsisten dan
terintegrasi..................................................................... 13
Grafik 4 Daerah Memerlukan pengetahuan tentang metode
analisis data dan metode penyusunan KEMD ............. 13

Gambar
Gambar 1 Permasalahan dan Tantangan dalam
Pengembangan Kegiatan Dekonsentrasi KEMD ......... 14
Gambar 2 Level Kompetensi atau Tingkat Pemahaman ......... 16
Gambar 3 Miles Stone Kompetensi atau Tingkat Pemahaman
per Provinsi ................................................................... 17
Gambar 4 Layout Ruangan Hari Pertama ................................ 22
Gambar 5 Layout Ruangan Hari Kedua ................................... 23

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Hari Pertama........................................................ 18


Tabel 2 Jadwal Hari Kedua ........................................................... 18
Tabel 3 Jadwal Umum Kegiatan Dekonsentrasi ........................ 24
Tabel 4 Timeline Kegiatan Dekonsentrasi (tentative) ................ 25
Tabel 5 Prakiraan Komposisi Personel/SDM .............................. 26
Tabel 6 Prakiraan Kebutuhan Pembiayaan/Penganggaran Opsi
1 ........................................................................................................ 27
Tabel 7 Prakiraan Kebutuhan Pembiayaan/Penganggaran Opsi
2 ........................................................................................................ 27
Tabel 8 Prakiraan Kebutuhan Pembiayaan/Penganggaran Opsi
3 ........................................................................................................ 28

5
6
7
DASAR HUKUM

DASAR PENGUATAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

UU No. 25/2004 Pasal 2:


(4) Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk:
b) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik
antarDaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah
maupun antara Pusat dan Daerah.

UU No. 25/2004 Pasal 4:


(3) RKP merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat prioritas
pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro yang
mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk
arah kebijakan fiskal, serta program Kementerian/Lembaga, lintas
Kementerian/ Lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

PP No. 17/2017 Pasal 9:


1) Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional bersama-sama menentukan besaran indikator
ekonomi makro.
2) Indikator ekonomi makro sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan untuk penyusunan kerangka ekonomi makro dalam:
a. dokumen RKP; dan
b. dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok
Kebijakan Fiskal.

8
Permen PPN/Ka. Bappenas No. 5/2018 Pasal 12:
(1) Penyusunan dan pembahasan Kerangka Ekonomi Makro
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf b, dilaksanakan
sebagai berikut:
d) Deputi Bidang Ekonomi mengoordinasikan pembahasan target
makro pembangunan yang merupakan turunan dari Kerangka
Ekonomi Makro dengan melibatkan kementerian/lembaga dan
Deputi terkait pada bulan November 1 (satu) tahun sebelum tahun
perencanaan; dan
e) Deputi Bidang Pengembangan Regional melakukan exercise
berdasarkan pada target makro pembangunan yang merupakan
turunan dari Kerangka Ekonomi Makro terhadap pertumbuhan
ekonomi wilayah dan provinsi.

Permendagri No. 86/2017 Pasal 12:


(3) RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf c
merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat rancangan
kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, serta
rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
yang disusun dengan berpedoman pada RKP dan program strategis
nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

9
Give me six hours to chop down a
tree and I will spend the first
four sharpening the axe.
Abraham Lincoln
The 16th President of The US

10
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan amanat UU 25/2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Bappenas diamanatkan untuk
menyusun prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi
makro (KEM) yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program
Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan
dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif. Melalui amanat tersebut diharapkan Bappenas dapat
melakukan proses perencanaan untuk mencapai sasaran
pembangunan yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumber
daya secara efisien, efektif dan dengan cara yang adil dan
berkelanjutan.
Dalam kaitan hal tersebut, penyusunan rancangan KEM
menjadi sangat penting di dalam merumuskan kebijakan pembangunan
nasional terutama yang tercermin dari indikator makro seperti angka
pertumbuhan ekonomi, laju inflasi termasuk pertumbuhan sektoral
seperti pertanian, industri, dan sebagainya. Namun demikian, indikator
makro yang ada di dalam KEM masih terdapat deviasi yang cukup
besar di dalam pelaksanaannya. Deviasi tersebut disebabkan antara
lain oleh adanya missing link metodologi1 penyusunan antara pusat dan
daerah. Contoh lainnya : Dalam perubahan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) Kota Pekalongan Tahun 2017 belum melakukan
penyusunan kerangka ekonomi makro, hanya menganalisis kondisi
existing yang dijadikan landasan dalam menyusun arah kebijakan
ekonomi daerah.
Survei yang dilakukan oleh Direktorat Perencanaan Makro dan
Analisis Statistik, Bappenas menunjukan bahwa 86 persen pegawai
daerah yang berkerja di bagian pengumpulan/analisis data, dan
laporan perekonomian belum memahami sepenuhnya tentang analisis
dan perumusan kerangka ekonomi makro daerah (KEMD) dengan
jumlah responden yang memahaminya hanya sebesar 17 persen

1
Bappenas menggunakan model Financial Programming and Policies (FPP)
di dalam melakukan uji konsistensi perhitungan Kerangka Ekonomi Makro
(KEM).

11
sisanya atau sekitar 83 persen menjawab ragu-ragu atau tidak
memahami dengan baik seperti yang tertera dalam grafik 1 dan 2.

Grafik 1 Pekerjaan saya saat Grafik 2 Pemahaman secara


ini berkaitan dengan baik metode analisis dan
pengumpulan/analisis data, perumusan Kerangka Ekonomi
dan laporan perekonomian Makro Daerah

Sumber: Direktorat PMAS, Bappenas

Lebih lanjut lagi, berdasarkan survei yang dilakukan oleh


direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik (PMAS) juga
mengindikasikan bahwa kesadaran akan pentingnya integrasi dan
konsistensi dalam metode dan proyeksi perumusan Kerangka Ekonomi
Makro Daerah dan Nasional sangat tinggi, terbukti dengan hasil survei
yang menjawab setuju dan sangat setuju sebesar 89 persen.

12
Grafik 3 Metode dan proyeksi Grafik 4 Daerah Memerlukan
perumusan Kerangka Ekonomi pengetahuan tentang metode
Makro Daerah dan Nasional analisis data dan metode
sebaiknya konsisten dan penyusunan KEMD
terintegrasi

Sumber: Direktorat PMAS, Bappenas

Berangkat dari kebutuhan inilah maka dipandang perlu


dilakukan penguatan perencanaan Kerangka Ekonomi Makro Daerah
dalam rangka meningkatkan kualitas dokumen perencanaan
pembangunan daerah. Hal ini telah sejalan dengan hasil survei yang
menyatakan bahwa 95 persen responden memandang perlu daerah
memiliki pengetahuan tentang metode analisis data dan metode
penyusunan Kerangka Ekonomi Makro Daerah.
Seiiring degan kondisi tersebut di atas, penerapan paradigma
money follow program dalam proses perencanaan dan penganggaran
melalui pendekatan holistic, integrative, thematic dan spatial (HITS),
maka peran daerah di dalam penyusunan KEM sangat penting dan
perlu ditingkatkan. Hal tersebut di atas diperkuat dengan PP
No.17/2017 yang memberikan mandat bagi Bappenas yakni : (i)
melaksanakan konsep money follow program untuk mencapai prioritas
nasional baik di tingkat nasional maupun lokal; dan (ii) merencanakan
prioritas alokasi anggaran ke tingkat proyek.

13
Gambar 1 Permasalahan dan Tantangan dalam Pengembangan
Kegiatan Dekonsentrasi KEMD

Sumber: Direktorat PMAS, Bappenas

Oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya mandat


tersebut yang selaras dan berkesinambungan maka perlu adanya
dukungan arah kebijakan baik dari tingkat nasional maupun lokal yang
tercermin dalam suatu kerangka ekonomi makro dan regional yang
saling konsisten satu dengan yang lain.

1.2 Tujuan Kegiatan


Kegiatan koordinasi Kerangka Ekonomi Makro pusat dan daerah
bertujuan :
1. Melakukan koordinasi dan sinergi kebijakan antara Kerangka
Ekonomi Makro di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
2. Melakukan koordinasi data dan informasi serta metodologi di
dalam penyusunan Kerangka Ekonomi Makro (pusat dan
daerah).

1.3 Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatan ini sebagai upaya implementasi peran dan tanggungjawab
baru Bappenas yang tertuang dalam PP No. 17/2017 khususnya
sinkronisasi perencanaan kerangka ekonomi makro pusat dan daerah.

14
Kegiatan ini menjadi satu kesatuan dalam kegiatan dekonsentrasi
Kementerian PPN/Bappenas dengan ruang lingkup kegiatan sebagai
berikut:
1. Data dan informasi
- Data yang dimaksud terdiri atas data existing dan proyeksi
yang selaras dengan asumsi ekonomi makro, sektor riil
dan sektor fiskal yang didapat dari Badan Statistik Pusat
dan Provinsi, lembaga internasional dan dinas terkait
- Informasi yang berkaitan dengan penyusunan kerangka
ekonomi makro.
2. Permodelan dan program konsistensi
- Penyajian data baseline dan proyeksi sebagai dasar
perhitungan awal untuk proyeksi dan/atau menggunakan
model ekonometrika sederhana.
- Program konsistensi dengan menggunakan metode
Financial Programming and Policies Bappenas untuk
sektor riil pusat dan daerah yang terintegrasi.

1.4 Keluaran (Output) Kegiatan


Keluaran yang diharapkan dari kegiatan dekonsentrasi ini adalah
sebagai berikut:
1. Tersusunnya permodelan, analisis dan rekomendasi kebijakan
hasil kolaborasi antara staf Direktorat Perencanaan Makro dan
Analisis Statistik dan pemerintah daerah (Bappeda Provinsi);
dan
2. Dokumen hasil koordinasi tim penyusunan Kerangka Ekonomi
Makro pusat dan daerah untuk penyusunan dokumen
perencanaan berjangka waktu tahunan, menengah dan
panjang.

15
BAB II KURIKULUM

2.1 Kurikulum
Untuk mencapai kompetensi seperti yang diuraikan pada Bab pertama
kurikulum yang diajarkan terdiri dari empat tingkatan (level) sebagai
berikut:

Gambar 2 Level Kompetensi atau Tingkat Pemahaman

Sumber: Direktorat PMAS, Bappenas

1. Level 1 (Satu)
Pada tingkatan (level) ini para peserta pelatihan diharapkan
bisa membaca dan menganalisis data ekonomi.
2. Level 2 (Dua)
Pada tingkatan (level) ini para peserta pelatihan diharapkan
mampu mensimulasi dan memproyeksi KEMD.
Level 3 (Tiga)
3. Pada tingkatan (level) ini para peserta pelatihan sudah mampu
mengetahui dan paham kosistensi kerangka kerja antar blok.
4. Level 4 (Empat)
Pada tingkatan (level) ini para peserta pelatihan sudah
mencapai kompetensi yang diharapkan karena sudah bisa
melakukan perumusan kebijakan hingga perancangan prioritas
nasional/daerah.

16
Gambar 3 Milestone Kompetensi atau Tingkat Pemahaman per
Provinsi

Sumber: Direktorat PMAS, Bappenas

Kegiatan ini mempunyai goal pada tahun 2024 pada yaitu pada 34
provinsi sudah mencapai kompetensi level 4 (Empat), sehingga mampu
secara mandiri dalam menyusun dokumen perencanaannya.

2.2 Jadwal dan Mata Diklat


Dalam pelatihan ini membutuhkan waktu dua hari untuk memberikan
pendalaman materi dan praktikum kepada para peserta pelatihan.
Berikut susunan jadwal bimbingan teknis selama dua hari tersebut:

17
Tabel 1 Jadwal Hari Pertama

Day Jam Mata Kuliah Jenis Kegiatan Substansi


09.00-09.30 Survei Pemahaman Peserta - Awal
1 09.30-12.00 Sesi 1: KEM Pusat dan Daerah
09.30-10.00 Paparan Dir. PMAS Bappenas: Tentang KEM Pusat
Bappeda: Tentang Potensi dan Kondisi Sosial Ekonomi
10.00-10.30 Paparan Ka Bappeda Tentang KEM
Rapat koordinasi dengan narasumber Daerah
10.30-11.00 Paparan Perwakilan BI BI: Tentang Dukungan BI terhdap ekonomi daerah
11.00-11.30 Paparan BPS BPS: Data dan informasi daerah
11.30-12.00 Diskusi
12.00-13.00 ISHOMA
13.00-15.00 Sesi 2: Membaca Data Ekonomi Konsinyering dengan narasumber Bappenas: Data-data ekonomi dan cara membacanya
13.00-14.00 Paparan Dit. PMAS
14.00-15.00 Latihan dan diskusi
Bappenas: Teori Makroekonomi, penjelasan Financial
15.00-17.00 Sesi 3: Teori dan Penjelasan FPP Konsinyering dengan narasumber
Programming & Policies dan Penjelasannya
15.00-16.00 Paparan Dit. PMAS
16.00-16.30 Coffe Break dan Sholat
16.30-17.00 Diskusi
17.00-17.30 Penutup/Diskusi Tanya Jawab

Tabel 2 Jadwal Hari Kedua

Day Jam Mata Kuliah Jenis Kegiatan Substansi


09.00-10.30 Sesi 1 : Koordinasi Teknis – Blok Riil 1 Konsinyering dengan narasumber
2 09.00-09.30 Pemaparan Blok Riil 1 Blok Riil Sisi Pengeluaran
09.30-10.30 Praktikum
10.30-12.00 Sesi 2 : Koordinasi Teknis – Blok Riil 2 Konsinyering dengan narasumber
10.30-11.00 Pemaparan Blok Riil 2 Blok Riil Sisi Lapangan Usaha
11.00-12.00 Praktikum
12.00-13.00 ISHOMA
13.00-14.30 Sesi 3 : Koordinasi Teknis – Analisis Harga Konsinyering dengan narasumber
13.00-13.30 Pemaparan Analisis Harga Blok Riil deflator, IHK
13.30-14.30 Praktikum
14.30-16.00 Sesi 4 : Koordinasi Teknis – Analisis Asumsi Konsinyering dengan narasumber
14.30-15.00 Pemaparan Analisis Asumsi Indikator Nilai Tukar, Lifting, dll
15.00-16.00 Praktikum
16.00-16.30 Sholat dan Coffebreak
16.30-18.00 Sesi 5 : Koordinasi Teknis – Proyeksi Konsinyering dengan narasumber
16.30-17.00 Pemaparan Analisis Asumsi Metode Proyeksi: Elastisitas,
17.00-18.00 Praktikum Rasio, Share, regresi sederhana
18.00-18.30 Survei Pemahaman Peserta - Akhir

18
BAB III PESERTA

3.1 Persyaratan Diklat


Persyaratan dalam kegiatan diklat ini meliputi:
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2. Minimal Pendidikan D3/Sederajat
3. Dapat Mengoperasikan Ms. Excel dan Word
4. Bidang tugas di bagian ekonomi dan terlibat dalam
penyusunan dokumen perencanaan RKPD dan RPJMD
5. Minimal telah mulai bekerja di unit ekonomi selama (2) dua
tahun
6. Unit Kerja sekurang-kurangnya mengusulkan 15 calon
peserta
7. Bersedia untuk membuat laporan sesuai dengan keluaran
(output) yang disepakati
8. Membawa laptop masing-masing
Para calon peserta sebelumnya akan diminta untuk mengisi formulir 1
sebagai pendataan calon peserta, dan apabila jumlah calon peserta
melebihi kapasitas (15 orang) akan dilakukan seleksi agar
mendapatkan peserta yang sesuai kualifikasi dan proses belajar
mengajar yang efektif dan efisien.

3.2 Jumlah Peserta


Untuk jumlah peserta yang akan mengikuti kegiatan diklat ini maksimal
15 orang. Peserta akan dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yang terdiri
dari lima orang per kelompok selama kegiatan praktikum/koordinasi
teknis di hari kedua pelatihan/bimtek.

19
BAB IV FASILITATOR

4.1 Tim Fasilitator


Fasilitator pada kegiatan diklat ini terdiri dari pegawai negeri, tenaga
ahli, pakar, praktisi, dan narasumber lainnya yang memiliki kompetensi
dan pengalaman dalam menyusun Kerangka Ekonomi Makro (KEM).

4.2 Persyaratan Tim Fasilitator


Fasilitator Tenaga Pengajar
Fasilitator tenaga pengajar harus memiliki pengalaman dan
pengetahuan untuk menyusun KEM, minimal sudah berada di level 3
dan 4.

Fasilitator Narasumber
Fasilitator narasumber adalah pajabat golongan setingkat eselon 1
(satu) dan eselon 2 (dua) yang berpengalaman dan memiliki bidang
tugas yang terkait dengan perencanaan dan ekonomi makro.

Fasilitator Teknis dan Administrasi


Fasilitator teknis dan administrasi ini meliputi tim yang membuat
persiapan baik dari konsep pelatihan, jadwal pelatihan, berkoordinasi
dengan instansi yang ada di daerah sampai pembiayaan dan
dokumentasi.

20
BAB V FASILITAS DIKLAT

5.1 Sarana dan Prasarana


Penyelenggaraan kegiatan pelatihan membuat Kerangka Ekonomi
Makro Daerah (KEMD) menggunakan prasarana yang memadai.
Prasarana yang diperlukan sebagai berikut sesuai kebutuhan dan
ketersediaan yaitu:
• Aula;
• Ruang kelas;
• Ruang diskusi;
• Ruang seminar;
• Ruang kantor;
• Ruang makan;
• Tempat ibadah.

Selain itu Penyelenggaraan kegiatan pelatihan membuat Kerangka


Ekonomi Makro Daerah (KEMD) juga menggunakan sarana sebagai
berikut sesuai kebutuhan dan ketersediaan:
• Papan tulis (White Board)
• Flip Chart;
• Sound system;
• Komputer/Laptop;
• LCD Projector;
• Jaringan Wireless fidelity (Wi-fi),
• Buku referensi;
• Modul/Bahan Ajar;

Agar proses aktualisasi pengetahuan dapat berlangsung dengan


mudah pada saat pembelajaran, maka layout atau tata letak ruangan
dibedakan menjadi dua bagian yaitu untuk hari pertama dan hari kedua.
Karena ada dua kegaiatan berbeda dalam dua hari. Detil layout
ruangan kelas seperti di bawah ini:

21
Gambar 4 Layout Ruangan Hari Pertama

22
Gambar 5 Layout Ruangan Hari Kedua

Keterangan:
P1-15 : Peserta Pelatihan 1-15
N1-4 : Narasumber 1-4

23
BAB VI PENYELENGGARAAN

6.1 Lembaga Penyenggara


Penyelenggaraan Diklat Sinergi Kerangka Ekonomi Makro Daerah
(KEMD) dilaksanakan oleh Kementerian PPN/Bappenas melalui unit
kerja Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik

6.2 Waktu Pelaksanaan


Penyelenggaraan Diklat KEMD dilaksanakan selama dua hari kerja,
berikut rincian alokasi waktu per mata diklat:

Tabel 3 Jadwal Umum Kegiatan Dekonsentrasi

Mata Diklat Keterangan


Pembukaan Kegiatan Hari Pertama
Survey Pemahaman Peserta Kegiatan Hari Pertama
Diskusi Dengan Narasumber Kegiatan Hari Pertama
Praktikum Dengan Narasumber Kegiatan Hari Kedua
Presentasi Hasil Pelatihan Kegiatan Hari Kedua
Penutup Kegiatan Hari Kedua

24
Tabel 4 Timeline Kegiatan Dekonsentrasi (tentative)
2018 2019
No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Analisis laporan evaluasi pangripta nusantara Bappenas
2 Rakor Penjaringan utk provinsi
3 Persiapan bahan administrasi
4 Persiapan bahan substansi:
5 Kegiatan lecture (D1) di Daerah
6 Kegiatan lecture (D1) di JKT/BGR
7 Pelatihan (D2) di JKT/BGR
8 Pelatihan (D2) ke Daerah
9 Monitoring Triwulanan (M)
10 Asistensi ke Daerah (A)
Posisi Saat ini
Daerah Tujuan
1 Jatim D1-2 M2 M2 M3 A1
2 DIY Persiapan Tim Pusat
3 Sumsel
Komunik
4 Sumut
5 Sulsel asi Tim
6 Kalsel Dekon REHAT REHAT REHAT
7 Pabar Bisa diisi Bisa diisi
8 Malut Komunik
9 NTT dengan dengan
asi Tim
10 Kepri asistensi asistensi
11 Banten Daerah

25
6.3 Pelaksana
Pelaksanaan diklat KEMD dikoordinasikan melalui direktorat yang
membidangi Perencanaan Makro dan Analisis Statistik dengan
melakukan hal-hal berikut :
1. Menyusun rencana pelaksanaan program diklat KEMD meliputi
antara lain jumlah peserta, fasilitator, sarana dan prasarana,
jadwal dan kegiatan pelaksanaan serta pembiayaan;
2. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
program serta evaluasi paska diklat;
3. Menyampaikan laporan keseluruhan kegiatan pelaksanaan
program kepada Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian
PPN/Bappenas.

6.4 Rencana Pembiayaan dan Penganggaran


Pelaksanaan diklat KEMD dikoordinasikan melalui direktorat yang
membidangi Perencanaan Makro dan Analisis Statistik dengan
prakiraan pembiayaan/penganggaran sebagai berikut:
1. Komposisi personel dalam perhitungan

Tabel 5 Prakiraan Komposisi Personel/SDM


RINCIAN: Orang
A. Personel Bappenas
1. Direktur/Eselon II/Yang Mewakili 1
2. Kasubdit/Perencana Muda 1
3. PTT/Pendamping 1

B. Personel Bappeda
1. Kepala Bappeda Provinsi/Yang Mewakili 1
2. 15 Orang Peserta Bimtek 15
3. Tim Panitia, dll *

C. Personel Instansi Lain


1. Kepala BPS Provinsi/Yang Mewakili 1
2. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi/Yang Mewakili 1
Total Asumsi Personel 21
*Menyesuaikan dengan kebutuhan daerah

26
2. Kegiatan dilakukan di ibukota provinsi
Tabel 6 Prakiraan Kebutuhan Pembiayaan/Penganggaran
Opsi 1
Penjabaran Komponen Belanja
BELANJ A PERJ ALANAN BIASA
01. Personel Bappenas
-Tiket (PP) 3 org 1 kali 1 hari 3 OT
-Taksi Jakarta 3 org 2 kali 1 hari 6 OT
-Taksi Palembang (Sumatera Selatan) 3 org 2 kali 1 hari 6 OT
-Lumpsum 3 org 1 kali 4 hari 12 OH
-Hotel Eselon II 1 org 1 kali 3 hari 3 OH
-Hotel Eselon III/Gol IV 1 org 1 kali 3 hari 3 OH
-Hotel Eselon IV/Gol III 1 org 1 kali 3 hari 3 OH
-Uang Representasi Eselon II 1 org 1 kali 2 hari 2 OT
BELANJ A PERJ ALANAN DINAS PAKET MEETING
02. Personel Bappeda *(Tidak termasuk tim panitia)
Seminar/Workshop (15 org x 2 hari x 1 kali, full day, Palembang)
Eselon I/II 3 org 1 kali 2 hari 6 OH
Eselon III ke bawah 15 org 1 kali 2 hari 30 OH
Uang Harian Konsinyering Fullboard
Eselon I/II 3 org 1 kali 2 hari 6 OH
Eselon III ke bawah 15 org 1 kali 2 hari 30 OH
Transport dalam kota 36 OH
BELANJ A J ASA PROFESI
03. Personel Bappenas, Bappeda, BI, dan BPS
Narasumber
-Pejabat Eselon II (Diskusi Panel) 4 org 1 kali 3 jam 12 OJ
-Pejabat Eselon III ke bawah (Hari-1) 1 org 2 kali 2 jam 4 OJ
-Pejabat Eselon III ke bawah (Hari-2) 1 org 5 kali 2 jam 10 OJ
Moderator 1 org 1 kali 1 OK

3. Kegiatan dilakukan di ibukota negara


Tabel 7 Prakiraan Kebutuhan Pembiayaan/Penganggaran
Opsi 2
Penjabaran Komponen Belanja
BELANJ A PERJ ALANAN DINAS PAKET MEETING
01. Personel Bappenas, Bappeda, BI, dan BPS *(Tidak termasuk tim panitia)
Seminar/Workshop (15 org x 2 hari x 1 kali, full day, Ibukota Prov.)
Eselon I/II 3 org 1 kali 2 hari 6 OH
Eselon III ke bawah 15 org 1 kali 2 hari 30 OH
Uang Harian Konsinyering Fullboard
Eselon I/II 3 org 1 kali 1 hari 3 OH
Eselon III ke bawah 15 org 1 kali 2 hari 30 OH
Transport dalam kota 36 OH
BELANJ A PERJ ALANAN BIASA
02. Personel Bappeda, BI, dan BPS *(Tidak termasuk tim panitia)
-Tiket (PP) 18 org 1 kali 1 hari 18 OT
-Taksi Jakarta 18 org 2 kali 1 hari 36 OT
-Taksi Palembang 18 org 2 kali 1 hari 36 OT
-Lumpsum 18 org 1 kali 2 hari 36 OH
-Hotel Eselon II 3 org 1 kali 3 hari 9 OH
-Hotel Eselon III/Gol IV 0 org 1 kali 3 hari 0 OH
-Hotel Eselon IV/Gol III 15 org 1 kali 3 hari 45 OH
-Uang Representasi Eselon II 3 org 1 kali 2 hari 6 OT
BELANJ A J ASA PROFESI
03. Personel Bappenas, Bappeda, BI, dan BPS
Narasumber
-Pejabat Eselon II (Diskusi Panel) 4 org 1 kali 3 jam 12 OJ
-Pejabat Eselon III ke bawah (Hari-1) 1 org 2 kali 2 jam 4 OJ
-Pejabat Eselon III ke bawah (Hari-2) 1 org 5 kali 2 jam 10 OJ
Moderator 1 org 1 kali 1 OK

27
4. Kegiatan dilakukan di ibukota provinsi (Kantor Bappeda)
Tabel 8 Prakiraan Kebutuhan Pembiayaan/Penganggaran
Opsi 3
Penjabaran Komponen Belanja
BELANJA PERJALANAN BIASA
01. Personel Bappenas
-Tiket (PP) 3 org 1 kali 1 hari 3 OT
-Taksi Jakarta 3 org 2 kali 1 hari 6 OT
-Taksi Palembang (Sumatera Selatan) 3 org 2 kali 1 hari 6 OT
-Lumpsum 3 org 1 kali 4 hari 12 OH
-Hotel Eselon II 1 org 1 kali 3 hari 3 OH
-Hotel Eselon III/Gol IV 1 org 1 kali 3 hari 3 OH
-Hotel Eselon IV/Gol III 1 org 1 kali 3 hari 3 OH
-Uang Representasi Eselon II 1 org 1 kali 2 hari 2 OT
BELANJA BAHAN
02. Personel Bappeda *(Tidak termasuk tim panitia)
Konsumsi Rapat Tim (21 org x 2 kali x 2 hari) 21 org 2 kali 2 hari 84 OK
BELANJA JASA PROFESI
03. Personel Bappenas, Bappeda, BI, dan BPS
Narasumber
-Pejabat Eselon II (Diskusi Panel) 4 org 1 kali 3 jam 12 OJ
-Pejabat Eselon III ke bawah (Hari-1) 1 org 2 kali 2 jam 4 OJ
-Pejabat Eselon III ke bawah (Hari-2) 1 org 5 kali 2 jam 10 OJ
Moderator 1 org 1 kali 1 OK

Perhitungan dan asumsi diatas adalah bersifat indikatif dengan


memperkirakan jumlah personel yang efektif dan efisien, akan tetapi
dapat menyesuaikan dengan kebutuhan daerah yang ingin
menyelenggarakan. Standar dalam penganggaran menyesuaikan
dengan satuan biaya yang ada di daerah masing-masing bila dilakukan
di ibukota provinsi dan PMK Nomor 32/PMK.02/2018 tentang Standar
Biaya Masukan Tahun Anggaran 2019 bila dilakukan di ibukota negara.

6.5 Format Laporan


Laporan akhir dalam kegiatan dekonsentrasi ini disusun sekali dalam 1
(satu) tahun dengan proses penyusunannya melalui pemantauan dan
asistensi yang dilakukan oleh Direktorat Perencanaan Makro dan
Analisis Statistik. Detil laporan melingkupi hal-hal berikut beserta
penjelasannya di bawah ini:

6.5.1 Tata Cara Penulisan


• Naskah dibuat di kertas berukuran A4 (297 x 210 mm) HVS 80
gr/m2 dan boleh dicetak bolak-balik.

28
• Jenis huruf yang dipakai untuk penulisan laporan akhir adalah
Calibri ukuran 12 dengan spasi 1,5.
• Bahasa yang dipakai ialah bahasa Indonesia yang baku (dalam
kalimat terdapat subjek, predikat dan agar lebih sempurna,
dapat ditambah dengan objek dan keterangan). Ejaan dan
penggunaan tanda baca disesuaikan dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
terbaru (saat ini adalah Permendikbud no. 50 tahun 2015).
Kosakata dalam bahasa Indonesia merujuk pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI).
• Kalimat-kalimat tidak boleh menampilkan sudut pandang orang
pertama atau orang kedua (saya, aku, kita, engkau, dan lain-
lainnya), tetapi ditulis dalam bentuk pasif.
• Batas-batas pengetikan ditinjau dari tepi kertas Tepi atas,
bawah, kiri, dan kanan: 2,54 cm (normal)
• Ruang yang terdapat pada halaman naskah harus terisi penuh.
Artinya, pengetikan harus dimulai dari batas tepi kiri sampai ke
batas tepi kanan sehingga tidak ada ruang yang terbuang,
kecuali jika memulai alinea baru, memasukkan persamaan,
tabel, gambar (in line with text), judul subbab, atau hal-hal lain
yang khusus. Jika menggunakan perangkat lunak (seperti
Microsoft Word), pilih alternatif justified.
• Alinea baru ditulis menjorok pada ketikan yang ke – 5 dari batas
tepi kiri. Jika menggunakan perangkat lunak, maka alinea baru
tersebut dapat dimulai mengikuti pengaturan otomatis tab dari
perangkat lunak tersebut.
• Kalimat diawali dengan huruf besar (kapital). Bilangan,
lambang, atau rumus kimia yang memulai suatu kalimat harus
dieja dengan huruf. Contoh: “Sepuluh ekor tikus...”
• Bilangan diketik dengan angka, kecuali jika terdapat pada
permulaan kalimat, maka bilangan tersebut harus dieja.
Contoh: “menggunakan 10 g bahan…”
• Bilangan desimal ditandai dengan koma bukan dengan titik.
Contoh: “Rata-rata berat telur adalah 50,5 g.”
• Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa titik di
belakangnya. Contoh: “Setiap jarak 1km terdapat 2 bangku di
tepi jalan untuk beristirahat.”

29
• Judul bab ditulis mulai dari tepi kiri, ditebalkan, dan ditulis
dengan huruf besar (kapital), ukuran 14, dan format Heading 1
style pada Microsoft Word.
• Judul subbab diketik mulai dari tepi kiri, ditebalkan, dan ditulis
dengan huruf besar (kapital), ukuran 13, dan format Heading 2
style pada Microsoft Word. Kalimat pertama sesudah judul
subbab dimulai dengan alinea baru di bawah judul, ditulis
menjorok sesuai ketentuan.
• Judul anak subbab diketik mulai dari tepi kiri, dan ditulis dengan
huruf besar (kapital), ukuran 12, dan format Heading 3 style
pada Microsoft Word. Kalimat pertama sesudah judul subbab
dimulai dengan alinea baru di bawah judul, tetapi rata kiri.
Alinea selanjutnya ditulis menjorok sesuai ketentuan.
• Daftar isi dibuat secara otomatis melalui menu reference, table
of contents pada Microsoft Word dengan perubahan sesuai
dengan format penulisan di atas.
• Grafik, Tabel, Bagan, dan Persamaan diberikan penomoran
dengan menggunakan reference, insert caption, insert table of
content sehingga pembuatan daftar tabel dan daftar grafik
dapat dibuat secara otomatis. Pada masing-masing grafik,
tabel, bagan, dan persamaan sebisa mungkin diberikan
sumbernya.
• Sampul dibuat dari kertas Buffalo atau yang sejenis dan
sebaiknya diperkuat dengan karton dan dilapisi dengan plastik
(dilaminating). Tulisan yang tercetak pada sampul sama
dengan yang terdapat terdapat pada halaman judul.
• Warna sampul disesuaikan dengan Regional masing-masing
o Regional Sumatera : Merah
o Regional Jawa-Bali : Hijau
o Regional Nusa Tenggara : Putih
o Regional Kalimantan : Hitam
o Regional Sulawesi : Coklat
o Regional Maluku : Biru
o Regional Papua : Kuning

6.5.2 Ketentuan Sistematika Penulisan


• Bagian Awal
Bagian awal laporan akhir terdiri dari

30
1. Halaman Judul
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi dan daftar lainnya yang diperlukan seperti daftar
grafik, daftar tabel, daftar bagan, daftar persamaan, dan
daftar lampiran, serta
4. Ringkasan.

• Bagian Utama
1. LATAR BELAKANG
1.1. Pendahuluan
Berisi tentang gambaran umum permasalahan yang
ditemukan akibat tidak sinkronnya antara perencanaan di
daerah dengan perencanaan di pusat. Isi subbab ini dapat
menyesuaikan dari isi yang tercantum dalam
Juklak/Juknis Kegiatan Dekonsentrasi.
1.2. Tujuan Kegiatan
Berisi tentang tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini
selama 1 (satu) tahun anggaran 2019. Isi subbab ini dapat
menyesuaikan dari isi yang tercantum dalam
Juklak/Juknis Kegiatan Dekonsentrasi.
1.3. Ruang Lingkup
Berisi tentang ruang lingkup sebagai batasan kegiatan
dekonsentrasi ini agar lebih focus dan terukur. Ruang
lingkup meliputi data, informasi dan jenis kegiatan yang
dilakukan. Isi subbab ini dapat menyesuaikan dari isi yang
tercantum dalam Juklak/Juknis Kegiatan Dekonsentrasi.
1.4. Metode Pelaksanaan
Berisi teknik-teknik dalam pengembangan kapasitas
(capacity building) melalui diskusi dan pelatihan teknis
yang dilakukan pada kegiatan dekonsentrasi ini. Isi
subbab ini dapat menyesuaikan dari isi yang tercantum
dalam Juklak/Juknis Kegiatan Dekonsentrasi.
1.5. Keluaran (Output) Kegiatan
Berisi penjelasan dokumen laporan, dokumen proses
pengerjaan dan kemampuan khusus yang telah dikuasai
untuk menunjang keberhasilan kegiatan dekonsentrasi ini.
Isi subbab ini dapat menyesuaikan dari isi yang tercantum
dalam Juklak/Juknis Kegiatan Dekonsentrasi.

31
2. PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL DAN
INDONESIA
2.1. Perkembangan Perekonomian Global
Berisi tentang penjelasan kondisi saat ini terkait
pertumbuhan dan isu-isu yang hangat tentang ekonomi di
negara-negara mitra dagang Indonesia dan
perkembangan harga komoditas sebagai produk yang
masih mendominasi ekspor Indonesia.
2.2. Perkembangan Perekonomian Indonesia
2.2.1.Perkembangan Ekonomi Terkini
Berisi tentang perkembangan ekonomi triwulanan
Indonesia ditinjau dari PDB sisi pengeluaran dan PDB
sisi lapangan usaha.
2.2.2.Inflasi dan Stabilitas Keuangan
Berisi tentang perkembangan inflasi dan komponen
pembentuknya serta perkembangan sektor keuangan
berupa pertumbuhan penyaluran kredit, pertumbuhan
penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan juga rasio
NPL (Non-Performing Loan) di Indonesia beserta
analisisnya.

3. PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH TERKINI


3.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi
Berisi tentang perkembangan ekonomi triwulanan daerah
(provinsi) terkait ditinjau dari PDRB sisi pengeluaran dan
PDRB sisi lapangan usaha.
3.2. Perkembangan Stabilitas Ekonomi dan Keuangan Daerah
Provinsi
Berisi tentang perkembangan inflasi dan komponen
pembentuknya serta perkembangan sektor keuangan
berupa pertumbuhan penyaluran kredit, pertumbuhan
penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan juga rasio
NPL (Non-Performing Loan) di daerah beserta
analisisnya.

4. PERKEMBANGAN OUTLOOK EKONOMI 2018 DAN 2019


4.1. Outlook Ekonomi Nasional 2018 dan 2019
Berisi tentang prakiran pertumbuhan ekonomi,
pertumbuhan PDB sisi pengeluaran dan PDB sisi

32
lapangan usaha secara nasional yang ada di nasional
dengan mengacu baik pada kondisi terkini maupun target-
target pertumbuhan yang ada di dokumen negara.
4.2. Outlook Ekonomi Daerah (Provinsi) 2018 dan 2019
Berisi tentang prakiran pertumbuhan ekonomi,
pertumbuhan PDRB sisi pengeluaran dan PDRB sisi
lapangan usaha di daerah (provinsi) terkait yang ada di
nasional dengan mengacu baik pada kondisi terkini,
target-target pertumbuhan yang ada di dokumen negara
dan dari hasil pelatihan dalam kegiatan dekonsentrasi.

5. REKOMENDASI KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH


(PROVINSI)
5.1. Sektor Riil pada Sisi Pengeluaran
Berisi alternatif kebijakan yang dapat diambil oleh
pengambil keputusan dan para pemangku kepentingan
untuk mendorong perekonomian yang ditinjau dari PDRB
sisi pengeluatan atau demand side berupa kebijakan
dalam menjaga pengeluaran konsumsi rumah tangga,
pengeluaran konsumsi pemerintah, peningkatan investasi
(PMTB) dan kebijakan dalam perdagangan baik dalam
maupun luar negeri yang terdiri atas kebijakan impor,
ekspor dan net ekspor regional.
5.2. Sektor Riil pada Sisi Lapangan Usaha
Berisi alternatif kebijakan yang dapat diambil oleh
pengambil keputusan dan para pemangku kepentingan
untuk mendorong perekonomian yang ditinjau dari
kebijakan pengembangan nilai tambah produk unggulan
daerah pada struktur PDRB sisi lapangan usaha atau
supply side.

• Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri dari lampiran (jika ada)

33
BAB VII EVALUASI

7.1 Evaluasi Peserta


Peserta akan dievaluasi menggunakan kuesioner dan
kelengkapan dokumen yang diminta oleh tim dekon ini.

7.2 Evaluasi Fasilitator


Evaluasi fasilitator dilakukan oleh peserta. Aspek yang dinilai
oleh peserta adalah :
1. Sistematika penyajian;
2. Kemampuan menyajikan;
3. Ketepatan waktu dan kehadiran;
4. Penggunaan metode dan sarana Diklat;
5. Sikap dan perilaku;
6. Cara menjawab pertanyaan dari peserta;
7. Penggunaan bahasa;
8. Pemberian motivasi kepada peserta;
9. Kerjasama antar fasilitator (dalam tim).

Penilaian terhadap fasilitator dengan mempertimbangkan


masukan dari peserta sebagai pembanding. Hasil penilaian
diolah dan disampaikan fasilitator sebagai masukan untuk
peningkatan kualitas pengajaran pada masa mendatang.

7.3 Koordinasi Pemantauan dan Evaluasi (Contact Person/ Nara


Hubung)
Koordinasi dalam rangka kegiatan pemantauan dan evaluasi
kegiatan dekonsentrasi ini dapat dilakukan langsung dengan
ketua tim Kegiatan Dekonsentrasi Sinergi KEMD – Bappenas,
melalui saudara Fajar Hadi Pratama, ST dengan alamat surat
elektronik fajar.pratama@bappenas.go.id.

34
BAB VIII SURAT TANDA TAMAT PELATIHAN

8.1 Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan


Kepada peserta Diklat KEMD yang telah menyelesaikan seluruh
program dengan baik, diberikan Surat Tanda Tamat Pelatihan
(STTP). Jenis dan bentuk, serta ukuran STTP ditetapkan oleh
Pejabat Setingkat Eselon 3. Penandatangan STTP Diklat KEMD
oleh Pejabat Eselon 2.

Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan masih bersifat


tentative/optional sesuai dengan kebutuhan instansi terkait dan
harap menghubungi panitia KEMD untuk mengkonfirmasi
kebutuhan pencetakan STTP tersebut.

35
BAB IX PENUTUP

Pedoman ini merupakan panduan Bappenas dalam


menyelenggarakan program Diklat Sinergi Kerangka Ekonomi Makro
Daerah.
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut
dalam panduan/petunjuk teknis tersendiri.

Ditetapkan di Jakarta

Desember 2018

36
LAMPIRAN

DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN


ANALISIS STATISTIK BAPPENAS
FORMULIR PENDAFTARAN PELATIHAN SINERGI KERANGKA
EKONOMI MAKRO DAERAH

1. Nama (sesuai ijazah terakhir) :


2. NIP :
3. Tempat/tanggal lahir :
4. Jenis Kelamin : (L / P)
5. Alamat Rumah :
Kab/Kota/Provinsi :
Kode Pos :
6. Telpon/Fax/HP :
7. Alamat Email :
8. Nama Instansi Asal :
Nama Unit Kerja :
9. Alamat Unit Kerja :
Kab/Kota/Provinsi :
Kode Pos :
10. Telpon/Fax/HP :
11. Jabatan sekarang :
Golongan :
12. PendidikanTerakhir : (S1 / S2 / S3)
Perguruan Tinggi :
Fakultas Pendidikan Terakhir :
Jurusan Pendidikan Terakhir :
13. Lulus tahun Pendidikan Terakhir :
14. IPK : dari skala 4,00
15. Apakah sebelumnya sudah pernah mengikuti pelatihan tentang
KEM (Kerangka Ekonomi Makro) sebelumnya? (Ya/Belum)
Dimana?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
16. Uraikan secara singkat tugas pekerjaan Saudara sehari-hari saat
ini:……………..……….……..…...................................................................
............................……………..……….……..….............................................
..................................................……………..……….……..….......................

37
Dengan ini kami menyatakan bahwa, informasi di atas adalah yang
sebenarnya dan dapat dipertanggung jawabkan.

Tempat, DD/MM/YYYY

Menyetujui,
Pejabat Eselon II Yang bersangkutan,

TTd dan Stempel TTd


(………………………) (……....……………………)

38
KERANGKA ACUAN KERJA
Diskusi Pengantar Kegiatan Bimbingan
Teknis/Asistensi/Pembahasan Sinergi Kerangka
Ekonomi Makro Daerah Dalam Rangka
Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Perencanaan
Pembangunan Daerah

Pendahuluan

Sesuai dengan amanat UU 25/2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional, Bappenas
diamanatkan untuk menyusun prioritas pembangunan,
rancangan kerangka ekonomi makro (KEM) yang
mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh
termasuk arah kebijakan fiskal, serta program
Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga,
kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif. Melalui amanat tersebut
diharapkan Bappenas dapat melakukan proses
perencanaan untuk mencapai sasaran pembangunan yang
telah ditetapkan dengan menggunakan sumber daya
secara efisien, efektif dan dengan cara yang adil dan
berkelanjutan.
39
Dalam kaitan hal tersebut, penyusunan rancangan
KEM menjadi sangat penting di dalam merumuskan
kebijakan pembangunan nasional terutama yang tercermin
dari indikator makro seperti angka pertumbuhan ekonomi,
laju inflasi termasuk pertumbuhan sektoral seperti
pertanian, industri, dan sebagainya. Namun demikian,
indikator makro yang ada di dalam KEM masih terdapat
deviasi yang cukup besar di dalam pelaksanaannya.
Deviasi tersebut disebabkan antara lain oleh adanya
missing link metodologi penyusunan antara pusat dan
daerah.
Berangkat dari kebutuhan inilah maka dipandang
perlu dilakukan penguatan perencanaan Kerangka
Ekonomi Makro Daerah dalam rangka meningkatkan
kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah.
Seiiring degan kondisi tersebut di atas, penerapan
paradigma money follow program dalam proses
perencanaan dan penganggaran melalui pendekatan
holistic, integrative, thematic dan spatial (HITS), maka
peran daerah di dalam penyusunan KEM sangat penting
dan perlu ditingkatkan.

40
Hal tersebut di atas diperkuat dengan PP
No.17/2017 yang memberikan mandat bagi Bappenas
yakni : (i) melaksanakan konsep money follow program
untuk mencapai prioritas nasional baik di tingkat nasional
maupun lokal; dan (ii) merencanakan prioritas alokasi
anggaran ke tingkat proyek. Oleh karena itu, untuk
mendukung tercapainya mandat tersebut yang selaras dan
berkesinambungan maka perlu adanya dukungan arah
kebijakan baik dari tingkat nasional maupun lokal yang
tercermin dalam suatu kerangka ekonomi makro dan
regional yang saling konsisten satu dengan yang lain.

Tujuan Workshop:

Kegiatan ini bertujuan:


1. Melakukan koordinasi dan sinergi kebijakan antara
Kerangka Ekonomi Makro di tingkat pusat maupun
di tingkat daerah.
2. Melakukan koordinasi data dan informasi serta
metodologi di dalam penyusunan Kerangka
Ekonomi Makro (pusat dan daerah).

41
Format:

● Presentasi 15 menit menggunakan slide power point


(atau sejenisnya)
● Diskusi dengan para panelis

Pembicara dan Topik Pembahasan:

1. Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik


Bappenas
a. Hubungan Kerangka Ekonomi Makro dan
Pembangunan Daerah
b. Urgensi Kerangka Ekonomi Makro Daerah

2. Kepala BPS Provinsi


a. Potret perekonomian provinsi dilihat dari
struktur ekonomi baik dari sisi penawaran
(supply side) dan sisi permintaan (demand
side).
b. Ketersediaan data tingkat daerah untuk
membentuk Kerangka Ekonomi Makro
Daerah data di sektor riil (PDRB ADHB,

42
PDRB ADHK baik sisi pengeluaran maupun
lapangan usaha, Inflasi provinsi, PDRB
Deflator, Pengangguran, Kemiskinan, Rasio
Gini, IPM), fiskal (Pendapatan, Belanja,
Pembiayaan), eksternal (Ekspor, Impor baik
antar provinsi maupun dengan luar negeri),
dan moneter)
c. Kelayakan, keberlanjutan, kelengkapan, dan
hambatan dalam pengumpulan data di tingkat
daerah dan sinkronisasi data dengan
penyedia data daerah seperti Bank
Indonesia.

3. Kepala Bappeda Provinsi


a. Proyek dan program yang telah dan akan
dilakukan di tahun 2019 dan 2020 yang akan
meningkatkan aktivitas ekonomi dan social.
b. Rencana RPJMD, Isu Strategis, Prioritas, dan
Target Pembangunan Daerah
c. Hubungan dan konsistensi Kerangka
Ekonomi Makro Pusat dan Daerah dalam
Perencanaan Pembangunan Daerah

43
4. Kepala BI Provinsi
a. Indikator Moneter dan Sektor keuangan
dalam Kerangka Ekonomi Makro Daerah
(termasuk di dalamnya jumlah uang beredar,
penyaluran kredit, NPL, dan DPK, inflasi)
b. pendekatan metodologi provinsi dalam
memproyeksi inflasi daerah (money supply,
survey, dll)
c. Analisis dan proyeksi ekonomi makro daerah
yang dilakukan Bank Indonesia kantor
Perwakilan Provinsi

Peserta:

Forum ini akan dihadiri oleh Pegawai Bappeda Provinsi,


Kabupaten, Kota dan OPD yang terkait dengan Bidang
tugas di bagian ekonomi serta terlibat dalam penyusunan
dokumen perencanaan RKPD dan RPJMD dengan minimal
telah mulai bekerja di unit tersebut sekurang-kurangnya
selama 2 (dua) tahun sekaligus dihadiri oleh peserta bimtek
Sinergi Kerangka Ekonomi Makro Daerah.

44
Jadwal dan Tempat:

1. Jadwal : Hari, DD/MM/YYYY


2. Tempat : Dalam/Luar Kantor Bappeda
3. Rundown Kegiatan : Terlampir

45
Waktu Kegiatan Keterangan
09.15 – 09.30 Pembukaan: Kepala Bappeda Provinsi
Tema: Sinergi Kebijakan Ekonomi Makro Daerah Moderator:

Narasumber: Kepala Bagian


09.30 – 11.30 ‘1. Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Perencanaan Ekonomi
‘2. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Makro Bappenas/Kepala
‘3. Kepala Bappeda Provinsi Bidang Ekonomi Bappeda
‘4. Kepala BPS Provinsi Provinsi

11.30 – 12.00 Diskusi dan Tanya Jawab


12.00 – 13.00 ISHOMA

46
KOP INSTANSI
Nomor : ….., Februari 20….
Sifat :
Lampiran : 3 (tiga) Lembar
Perihal : Undangan sebagai Narasumber

Kepada Yth.
Kepala BPS Provinsi….
di
Tempat

Sesuai dengan amanat UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,


Bappenas diamanatkan untuk menyusun prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro
(KEM) yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal,
serta program Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam bentuk
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Melalui amanat tersebut diharapkan
Bappenas dapat melakukan proses perencanaan untuk mencapai sasaran pembangunan yang telah
ditetapkan dengan menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan dengan cara yang adil dan
berkelanjutan.

Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini kami mohon kehadiran Bapak/Ibu pada diskusi
Kegiatan Bimbingan Teknis/Asistensi/Pembahasan Kerangka Ekonomi Makro Regional Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas Perencanaan Pembangunan yang dijadwalkan akan diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal :

Waktu : 09.00-12.00

Tempat :

Mengingat pentingnya acara tersebut, mohon agar Bapak/Ibu dapat memberikan konfirmasi
kehadiran melalui sdr. ….. atau …. paling lambat… (H-3).

Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Kepala Bappeda Provinsi

(Nama Lengkap)
(NIP)

Tembusan Yth.
KOP INSTANSI
Nomor : ….., Februari 20….
Sifat :
Lampiran : 3 (tiga) Lembar
Perihal : Undangan sebagai Narasumber

Kepada Yth.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi….
di
Tempat

Sesuai dengan amanat UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,


Bappenas diamanatkan untuk menyusun prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro
(KEM) yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal,
serta program Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam bentuk
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Melalui amanat tersebut diharapkan
Bappenas dapat melakukan proses perencanaan untuk mencapai sasaran pembangunan yang telah
ditetapkan dengan menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan dengan cara yang adil dan
berkelanjutan.

Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini kami mohon kehadiran Bapak/Ibu pada diskusi
Kegiatan Bimbingan Teknis/Asistensi/Pembahasan Kerangka Ekonomi Makro Regional Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas Perencanaan Pembangunan yang dijadwalkan akan diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal :

Waktu : 09.00-12.00

Tempat :

Mengingat pentingnya acara tersebut, mohon agar Bapak/Ibu dapat memberikan konfirmasi
kehadiran melalui sdr. ….. atau …. paling lambat… (H-3).

Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Kepala Bappeda Provinsi….

(Nama Lengkap)
(NIP)

Tembusan Yth.
KOP INSTANSI
Nomor : ….., Februari 20….
Sifat :
Lampiran : 3 (tiga) Lembar
Perihal : Undangan sebagai Narasumber

Kepada Yth.
Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik, Bappenas

di
Tempat

Sesuai dengan amanat UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,


Bappenas diamanatkan untuk menyusun prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro
(KEM) yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal,
serta program Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam bentuk
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Melalui amanat tersebut diharapkan
Bappenas dapat melakukan proses perencanaan untuk mencapai sasaran pembangunan yang telah
ditetapkan dengan menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan dengan cara yang adil dan
berkelanjutan.

Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini kami mohon kehadiran Bapak/Ibu pada diskusi
Kegiatan Bimbingan Teknis/Asistensi/Pembahasan Kerangka Ekonomi Makro Regional Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas Perencanaan Pembangunan yang dijadwalkan akan diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal :

Waktu : 09.00-12.00

Tempat :

Mengingat pentingnya acara tersebut, mohon agar Bapak/Ibu dapat memberikan konfirmasi
kehadiran melalui sdr. ….. atau …. paling lambat… (H-3).

Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Kepala Bappeda Provinsi….

(Nama Lengkap)
(NIP)

Tembusan Yth.

You might also like