Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 41

NABI MUHAMMAD SAW DALAM

B U D AYA J A W A

M . YA S E R A R A F AT
( D O S E N U I N S U N A N K A L I J A G A YO G YA K A R TA , P E N E L I T I -
P R A K T I S I K E B U D AYA A N )
Di Jawa, Nabi Muhammad saw
tidak langsung disebut atau
dipanggil dengan nama
“Muhammad”. Itu tidak elok. Para
wali dan ngulama dulu
mengajarkan kalau menyebut atau
memanggil Nabi Muhammad saw
itu dengan sebutan atau panggilan
“KANJENG NABI”
KANJENG artinya : INGKANG
JUMENENG (SOSOK YANG PALING
TINGGI DERAJATNYA)

“KANJENG” dalam Bahasa Arab,


sama dengan istilah: A’LAL
MARATIB (MARTABAT PALING
TINGGI) atau SHAHIBUL MAQAM
AL-A’LA (PEMILIK TEMPAT
TERTINGGI)
Gamelan Kyai Sekati, yang memiliki dua
perangkat gamelan: Kyai Nagawilaga dan Kyai GAMELAN KYAI
Gunturmadu, selalu ditabuh dalam acara SEKATI
Sekaten. Sedangkan Sekaten itu adalah
perayaan kelahiran Kanjeng Nabi. Setidaknya
sejak zaman Kesultanan Demak sebagaimana
diceritakan oleh Babad Cirebon, gamelan itu
telah ditempatkan dalam upacara suci. Ada
juga sumber naskah yang menyebutkan bahwa
gamelan keramat itu sudah dibunyikan sejak
zaman sebelumnya.

Mengapa disebut gamelan keramat? Tentu saja


karena ia tidak didentingkan kecuali dalam
rangka untuk mengungkapkan kelahiran
Kanjeng Nabi Muhammad saw.
Setiap Sekaten, gamelan Kyai Nagawilaga
ditempatkan dan didentingkan di pagongan
lor (ruang sebelah utara) di timur Masjid
Gedhe Kauman Yogyakarta. Sedangkan
gamelan Kyai Gunturmadu diruangkan dan
dibunyikan di pagongan kidul (ruang selatan) GAMELAN
sebelah timur masjid kagungan dalem itu. KYAI SEKATI
Keduanya ditabuh bergantian. Kira-kira setiap
30 menit. Bila Kyai Nagawilaga mengaum,
maka Kyai Gunturmadu berdiam. Begitu
sebalik dan seterusnya. Keduanya adalah
ungkapan musikal atas riwayat kelahiran
Kanjeng Nabi saw.
Endog
Abang di
Sekaten
Makna Endhog Abang:
1. Dedaunan di puncak: lambang dunia
atas, yaitu jagad para ruh, malaikat, para
nabi dan rasul.
2. Telur merah di tengah: lambang dunia
manusia
3. Dedaunan di bawah: lambang dunia
hewan, tumbuh-tumbuhan, dan dunia
para lelembut.
4. Sundukan (tusukan) berupa pring:
lambang Kanjeng Nabi Muhammad saw.
Kanjeng Nabi Muhammad
saw disebut sebagai peparing
Gusti Allah. Apa maksud dari
daun-daun, endhog, dan
daun-daun di puncak
disunduk oleh pring-pringan?
Jadi: Kanjeng Nabi Muhammad saw
adalah sosok yang menyangga
keutuhan, keseimbangan, dan
perjalanan seluruh jagad. Baik jagad
para malaikat, jagad manusia, hingga
jagad tumbuh-tumbuhan, hewan,
dan para lelembut.
“MUHAMMAD
SANGGANING
J AG A D ”
- Photo atas: motif hiasan Putri
Mirong
- Photo bawah: motif hiasan
Umpak “Muhammad”

- Sumber:

- Joglo Arsitektur Rumah Jawa karya R.


Ismunandar K ( 1990)
Motif hiasan
- Putri Mirong
Umpak saka atau pilar
serambi Masjid Ad-Darojat
Babadan,Yogyakarta.
Umpak saka atau
pilar serambi
Masjid Gedhe
Kauman,
Yogyakarta.
BRAMARA WILAMBITA:
“MUHAMMAD” DI NISAN-MAKAM

Hiasan seperti ini, dalam telusuran kami, disebut


“bramara wilambita”. Dalam Bahasa melayu
sebanding dengan istilah “Lebah bergayut”. Istilah
ini menjadi ciri penanda bahwa Kanjeng Nabi saw
dan orang mukmin laksana seekor lebah yang
terus memberikan kemanfaatan. Bagaimana
bentuk hiasan tersebut?
“MUHAMMAD”
DI NISAN-MAKAM
LOKASI:

J A L A N P R I N G M AYA N G , B A B A D A N B A R U ,
P R I N G G O L AYA N
“MUHAMMAD”
DI NISAN-MAKAM
LOKASI:
GEDONGAN, KOTAGEDHE
“MUHAMMAD”
DI NISAN-MAKAM
LOK ASI:
GUWOSARI, PA JANGAN, BANTUL
“MUHAMMAD”
DI NISAN-MAKAM
LOK ASI:
DI ATAS GOA SEL ARONG, PA JANGAN, BANTUL
“MUHAMMAD”
DI NISAN-MAKAM
LOK ASI :

TRIYAGAN, SUKOHARJO , SUKOHARJO


“MUHAMMAD” DI NISAN MAKAM ORANG JAWA ABAD KE-19-20
“MUHAMMAD” DI NISAN MAKAM ORANG JAWA ABAD KE-19-20
“MUHAMMAD” DI NISAN MAKAM ORANG JAWA ABAD KE-19-20
“MUHAMMAD” DI NISAN MAKAM ORANG JAWA ABAD KE-19-20
“MUHAMMAD” DI NISAN MAKAM ORANG JAWA ABAD KE-19-20
• Ilustrasi gapura mihrab di sisi selatan
dan utara Mihrab Masjid Gedhe Kauman
• Berisi anjuran untuk mempercepat
gerak dalam rangka pelaksanaan salat
Jumat.
• Termasuk anjuran untuk tidak berkata-
kata ketika khutbah sedang disampaikan
oleh juru khutbah
• Ada kaligrafi “Muhammad salira” di sana.
• Didampingi oleh kaligrafi nama “Abu
Bakar” dan “Umar” di sisi kanan. Serta
nama “Utsman” dan “Ali” di sisi kiri.
• 7 Nama Mulia di Mihrab Masjid Gedhe
Kauman Yogyakarta
• Nama-nama manusia mulia terpahat
dengan aksara Arab di bagian bawah
kaligrafi "Muhammad salira" dan
kaligrafi petikan ayat al-Quran Surat Ali
Imran 39.
• Terletak di bagian hiasan mihrab
Masjid Kauman Yogyakarta. Saya
sebutkan dari urutan kanan ke kiri
berdasarkan ejaan arab:
• HAMZAH, ZAKARIYA, YAHYA,
FATHIMAH, HASAN, HUSEIN, ABBAS
HAMZAH, ZAKARIYA,
YAHYA, FATHIMAH, HASAN,
HUSEIN, ABBAS

Selama kami menjelajahi Makam


dan masjid, juga amat jarang ada
nama beliau2 terpahat menjadi
hiasan. Biasanya hanya Kanjeng
Nabi saw, Ali, Fathimah, Hasan,
Husein. Kalau tidak 4 khalifah
ditambah Fathimah, Hasan,
Husein
Lungguhe Dina lan Pasaran
Kidung Sarira Ayu/Rumeksa Ing Wengi (anggitanipun Sunan Kalijaga).
Tembang ini berisi doa (kidungan) untuk memohon penjagaan/perlindungan
kepada Allah swt dengan menyebut/ngalap berkah para nabi, para sahabat,
ibu Kanjeng Nabi saw, dan tedak-turunipun.
MANTRA “SARESMI (JIMA’)” SUPAYA TIDAK BISA
PISAH SUAMI-ISTRI

Tanpa laku, dipakai ketika mau nganu. Ubun-ubun istri dipijat ringan,
lalu dibacakan mantra ini (Kitab Wedhamantra, 1979: 7)

Allah mlebu, Muhammad metu,


wahananing Rasul mlebu, aja pisah
yen ora karepku
MANTRA PENAWAR WISA
Kitab Wedhamantra, 1979: 17

Jabarail nurunaken tawa, Nabi


Muhammad kang anawa, tawa saking
karsaning Allah

Ketika hendak diminumkan atau diteteskan, membaca doa:

Allahumma ya arhamur rahimin, rahimun


MANTRA PENUNGGU RUMAH
Dibaca ketika hendak bepergian dengan sikap laku pasrah, pintu ditutup, entah
dikunci atau tidak sama saja (Kitab Wedhamantra, 1979: 20). Ini doanya:

Asyhadu anna Pratimah, Pratiwi Allah, ya


Rasulullah, ya aku panutaning Allah, wis
Pratimah tunggua omah, resanen
cacekelanmu saisine omah
MANTRA MENENANGKAN ORANG YANG
DIKUASAI NAFSU
Sarana kapandeng tengahing manik (ini saya belum tahu maksudnya apa). Dari Kitab Wedhamantra,
Ini mantranya:

Jrone mripatmu Muhammad, jrone


mripatku Allah, jrone mripatmu
Allah, jrone mripatku Muhammad
MANTRA PENERANG HATI
Dibaca tiga kali: pagi, siang, sore di luar rumah. Ini mantranya:

Ana puji seninjong, pujine saleleran, pujine wong lara ati, ya


Allah nyuwun ngapura, ya Allah nyuwun tetamba, ana lara
seka neraka, tibakna panase iman, godhogen kuwali taras,
banyonana sabar drana, tutupana sadat Muhammad,
kayonana tobat, sugokna sabar tawekal, ana kembang
sajroning bumi ambune terus kedhaton, ana padhang dudu
padhanging rembulan, ya iki padhange wong ngemu iman, ya
hu Allah, ya hu Allah ya hu Allah
MANTRA UNTUK BERJALAN MALAM HARI

Manfaatnya mendapatkan anugerah ilmu dari Allah. (Kitab


Wedhamantra, 1979: 23). Ini mantranya:

Ya Allah ya Hu ya Muhammad
MANTRA KUNGKUM
Doa ketika kungkum atau tapa masuk ke dalam air hingga batas seleher. Kungkum adalah lakunya
Ibu Hawa ketika terpisah dari baginda Adam. (Kitab Wedhamantra, 1979: 26). Ini mantranya:

Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh. Putih-putihing mripatku
Sayidina Kilir, ireng-irenging mripatku
Kanjeng Sunan Kalijaga, telenging
mripatku Kanjeng Nabi Muhammad
MANTRA & SARANA NUMBALI RUMAH SUPAYA
TIDAK KENA BERBAGAI BENCANA
Membawa tali benang diputerkan di rumah setiap jam 6.30 sore, dimulai dengan
berdiri di tengah pintu rumah bagian depan sambil membaca mantra:

Putih-putihing mripatku pucuking ilatku Muhammad, ireng-


irenging mripatku tengahing ilatku Rasul, telenging mripatku
poking ilatku Allah, lebune napasku Allah, wetuning napasku
Rasul-Muhammad.

Setelah membaca mantra ini lalu berjalan ke arah kanan mengelilingi rumah tiga kali tidak boleh
caturan (berbicara) alias harus mbisu sambil membaca:

Allah Muhammad Allah Muhammad


MANTRA MANDI SEHARI-HARI

dari Kitab primbon japamantra, halaman 25

Niyatingsun adus banyu Muhammad,


sajatine lanang sajatining manusa, cahya
adus cahya ingadusan ing sagara urip, urip
tan kenaning pati, anom tan kenaning
tuwa, langgeng tan kenaning owah
WALLAHU
A’LAM

You might also like