Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga....

/472-488

Jurnal Obstretika Scientia ISSN 2337-6120


Vol. 4 No 2.

Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga dan Pekerjaan Ibu


dengan Kejadian Diare Pada Balita

Rita Ariesta*
Anis Ervina*
Dita Nur Eida*
*AKBID La Tansa Mashiro, Rangkasbitung
Article Info Abstract
Keywords: The study is conducted to discover the
Family’s Socio Economic Status, relationship of family’s socio economic status
Occupation, Diarrhea and mothers’ occupation with the cases of
diarrhea. The case control of the study is
conducted in Puskesmas Mandala, from
May–August 2013. The population of the
study is 170 respondents, consisting of 85
people case sample and 85 people control
sample so that the total sample is 170 people.
The data collection is gathered primarily by
spreading the questionnaire and check-list
instrument. According to the result of
bivariate test toward the family’s socio
economic variable and the occupation of the
mother with diarrhea in toddler, we get P
value of 0.003, indicating that there is a
significant relationship between family’s
socio economic status and the occupation
of the mother with diarrhea cases in
toddler. It is recommended that healthcare
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 4 No. 2 (2016-2017)

professionals can tighten the cooperation with


Puskesmas to frequently inform the mothers
about the cause and effect of diarrhea. The
cooperation includes the involvement of
related institutions to improve the
environmental sanitation, make use of the
vacant land, promote intercropping concept,
make small business capital available to
enhance the people’s income.
Corresponding Author: Tujuan penelitian ingin mengetahui
Rita22ariesta@gmail.com hubungan sosial ekonomi keluarga dan
anis_erv@yahoo.com pekerjaan ibu dengan kejadian diare.
ditatha18@yahoo.com
Rancangan penelitian case control penelitian
ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Mandala, dari bulan Mei–Agustus 2013,
Populasi penelitian 170 responden. Sampel
kasus 85 orang dan sampel kontrol 85 orang
total sampel 170 orang. Teknik
pengumpulan data secara primer dengan
instrumen kuesioner, dan daftar ceklis. Hasil
uji bivariat pada variabel sosial ekonomi
keluarga dan pekerjaan ibu dengan diare
pada balita diperoleh P value:0,006 dari
variabel pekerjaan ibu dengan kejadian diare
pada balita P value:0,003 sehingga
disimpulkan terdapat hubungan yang
bermakna antara sosial ekonomi keluarga
dan pekerjaan ibu dengan kejadian diare
pada balita. Bekerjasama dengan Puskesmas
terkait pemberian informasi yang berulang
khususnya ibu-ibu terkait sebab dan akibat

- 473 -
Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga..../472-488

diare. Kerjasama melibatkan dinas dalam


memperbaiki sanitasi lingkungan,
pemepataan lahan kosong, konsep tumpang
sela, membantu permodalan usaha rakyat
tujuannya untuk peningkatan pendapatan
masyarakat.
©2016 JOS.All right reserved.
Pendahuluan diare menempati urutan 1 penyebab
Diare adalah penyakit sangat kematian bayi pada kelompok umur
sering kita dengar sehingga karena 29 hari sampai 4 tahun. Berdasarkan
terlalu sering terdengar kita penyakit menular menempati
menganggap biasa saja apabila ada peringkat ke-3 setelah TB dan
yang terkena diare. Diare adalah Pneumonia, dan berdasarkan pola
suatu keadaan pengeluaran tinja yang kematian semua umur diare
tidak normal atau tidak seperti menempati urutan ke 13.
biasanya, ditandai dengan peningkat Kepmenkes (2011)
an volume keenceran, serta frekuensi menyatakan pada tahun 2010
lebih dari 3 kali sehari pada anak dan Kejadian Luar Biasa (KLB) diare
pada bayi lebih dari 4 kali sehari masih terjadi di 33 kabupaten atau
dengan atau tanpa lendir darah 11 propinsi dengan jumlah penderita
(Depkes,2007). 4204 dengan kematian 73 orang
Diare adalah pengeluaran (CFR 1,74%) Dimana sulawesi
feses yang tidak normal dan cair. tengah menempati urutan pertama
Bisa juga didefinisikan sebagai disusul oleh Jawa Timur dan
buang air besar yang tidak normal Banten. Ada hubungan negatif
serta berbentuk cair dengan antara kejadian diare dan pendidikan
frekuensi lebih banyak dari serta indeks kekayaan kuantil.
biasanya. Bayi dikatakan diare bila Semakin pendidikan ibu meningkat
sudah lebih dari 4 kali buang air semakin meningkat juga kekayaan
besar (Dewi, 2010). kuantil keluarga dan menurunkan
Data dari Reskesdes (2007) angka kejadian diare.
Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga..../472-488

Beberapa faktor yang dapat sebanyak 322 700 anak. Kabupaten


menyebabkan terjadinya diare Lebak sendiri menyumbang kasus
adalah faktor lingkungan, gizi, penderita diare di Kabupaten Lebak,
pendidikan, sosial ekonomi dan Banten, sejak Januari-Oktober 2016
perilaku masyarakat. Faktor mencapai 10 ribu orang. Tingginya
lingkungan merupakan salah satu penderita diare karena warga
penyebab terjadinya diare yaitu mengonsumsi makanan tanpa
kebersihan lingkungan dan mengutamakan higienis atau
perorangan seperti kebersihan air kebersihan, seperti mencuci tangan
yang digunakan untuk susu dan dan memasak air tidak sampai
makanan. Dari faktor gizi misalnya mendidih. Selain itu juga akibat
tidak diberikannya makanan rendahnya PHBS, buruknya sanitasi,
tambahan meskipun anak telah dan kurangnya tingkat kebersihan
berusia lebih dari 6 bulan (Sirait, lingkungan masyarakat. Masyarakat
2010). Data SDKI (2012) prepalensi Kabupaten Lebak bahkan masih
tertinggi diare terjadi pada anak uria banyak ditemukan buang air besar
6-35 bulan diperkirakan karena anak (BAB) di kebun maupun daerah
sudah mendapatkan Makanan aliran sungai (Malia.2017).
Pendamping ASI (MPASI), jika Penyebab utama diare
dilihat dari sumber air minum maka adalah terdapat beberapa kuman di
diare terjadi lebih banyak (18%) usus salah satunya adalah rotavirus,
pada anak yang tidak memiliki selain itu ada banyak hal yang ikut
sumber air minum layak dan tinggal mempercepat kejadian diare timbul
dalam rumah tangga yang tidak misalnya tidak diberikan ASI secara
memilki fasilitas toliet. Jika dilihat eksklusif, penggunaan susu botol
dari kuatil kekayaan maka diare yang tidak bersih, penggunaan air
terjadi pada rumah tangga dengan yang tercemar atau tidak ada budaya
kuantil kekayaan terendah. cuci tangan yang baik. Virus yang
Menurut propil kesehatan masuk kedalam tubuh berkembang
Indonesia (2016) penemuan kasus biak dan mengakibatkan tidak
diare di Banten pada tahun 2016 terserapnya makanan akan

475
Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga..../472-488

menyebabkan tekanan osmotik kepada keluarga bahkan masyarakat.


dalam rongga usus meninggi, Melihat keluarga dari status
sehingga terjadi pergeseran air dan ekonomi keluarga tersebut menurut
elektrolitke dalam rongga usus. Hal penulis memiliki korelasi dengan
ini akan menyebakan peningkatan gaya hidup. Ketika penghasilan
seksresi air dan elektrolit dalam yang didapat keluarga besar dan
rongga usus yang menurunkan memadai maka keluarga tersebut
peristaltik usus akibatnya bakteri akan mampu memenuhi kebutuhan
tumbuh berlebihan dan pangan sandang dan papan bukan
menimbulkan diare (Ngastiah,2005). hanya sekedar ada tetapi juga
Anak-anak yang tidak terpenuhi syarat kesehatannya. Anak
mendapatkan perawatan yang baik mendapatkan pangan dengan gizi
selama diare akan jatuh pada yang bervariasi sehingga kebutuhan
keadaan-keadaan seperti dehidrasi gizi bisa terpenuhi, mendapatkan
dimana kehilangan air lebih banyak sandang yang nyaman, bersih serta
daripada pemasukan air, gangguan papan dengan lingkungan yang tidak
keseimbangan asam-basa, kumuh. Selain itu status ekonomi
hipoglikemia yang membuat anak menurut penulis juga dapat
lemas, apatis bahkan syock, menggambarkan tingkat pendidikan,
gangguan gizi yang menyebabkan tingkat pengetahuan serta informasi
penurunan berat badan dalam waktu yang didapat. Pendidikan yang
singkat, gangguan sirkulasi yang tinggi ternyata dapat membuat pola
dapat menyebabkan hypoksia, pikir lebih berwawasan, tidak
penurunan kesadaran dan akhirnya mudah mengikuti informasi tanpa
kematian (Sitiatava,2012). tauh kebenarannya.
Mengingat banyaknya faktor Menurut Adisasmito
yang dapat menyebabkan timbulnya (2007) ada beberapa hal yang
diare maka menurut penulis mempengaruhi faktor sosial
penyelesain masalahnya bukan ekonomi dalam keluarga yaitu
hanya dari faktor mengobati jumlah balita dalam keluarga, jenis
diarenya saja tetapi meliputi edukasi pekerjaan, pendidikan ibu,
Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga..../472-488

pendapatan, jumlah anak dalam dengan kejadian diare di wilayah


keluarga dan faktor ekonomi. pisangan ciputat timur jika
Dan berbagai faktor yang diteliti penghasilan meningkat maka yang
faktor ekonomi dan pendapatan dibeli bisa bervariasi,mereka yang
keluargalah yang menunjukkan berpendapoatan rendah memiliki
hubungan yang signfikan. keterbatasan dalam usaha
Indikator besar kecilnya pencegahan penyakit dan
pendapatan dapat dilihat dari standar pemanfaatan sarana kesehatan.
Upah Minimum. Upah Minimum Hal ini juga sejalan dengan
Kabupaten (UMK) Lebak tahun penelitian Rahmawati (2009) yang
2015 adalah 1.728.000. menyimpulkan bahwa kejadian diare
Penetapan Upah Minimum lebih sering muncul pada bayi dan
didasarkan pada Kebutuhan Hidup balita yang status ekonomi
Layak (KHL) dengan keluarganya rendah. Apabila tingkat
memperhatikan produktivitas dan pendapatan baik, maka fasilitas
pertumbuhan ekonomi Komponen kesehatan mereka khususnya di
Kebutuhan hidup layak digunakan dalam rumahnya akan terjamin,
sebagai dasar penentuan Upah masalahnya dalam penyediaan air
Minimum, dimana dihitung bersih, penyediaan jamban sendiri
berdasarkan kebutuhan hidup atau jika mempunyai ternak akan
pekerja dalam memenuhi kebutuhan diberikan kandang yang baik dan
mendasar yang meliputi kebutuhan terjaga kebersihannya.
akan pangan 2100kkal perhari, Astuti (2015) dalam
perumahan, pakaian, pendidikan dan penelitiannya menyimpulkan ada
sebagainya artinya apabila hubungan antara pekerjaan ibu
pendapatan dibawah upah minumun dengan kejadian diare pada balita
dianggap sebagai pendapatan rendah dengan Or 3,340 pada CI 95% yang
(Wikiipedia.2017). memilki pengertian bahwa ibu yang
Dalam penelitian Amalya tidak bekerja memilki resiko 3,340
(2010) penghasilan keluarga kali balitanya mengalami diare
menunjukan adanya hubungan dibandingkan ibu yang bekerja.

477
Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga..../472-488

Berdasarkan laporan kasus kontrol merupakan suatu


Puskesmas Mandala tahun 2012 penelitian survey analitik yang
Desa Kadu Agung Timur memiliki menyangkut bagaimana faktor
angka kesakitan diare sebanyak 59 risiko dipelajari dengan
dari 807 balita yang terkena diare, menggunakan pendekatan
yaitu 7,31 dari total populasi dan retrospective. Dengan kata lain,
mengalami peningkatan di tahun efek (penyakit atau status
2013 dari 831 balita di Desa Kadu kesehatan) diidentifikasi pada saat
Agung Timur terdapat 85 balita ini, kemudian faktor risiko
yang terkena diare, yaitu 10,22 % diidentifikasi ada atau terjadinya
dari total populasi balita yang ada pada waktu yang lalu
di Kaduagung Timur dan tidak (Notoatmodjo,2010). Adapun tujuan
terdapat angka kematian. dari penelitian ini adalah untuk
Hasil survey peneliti pada mengetahui hubungan sosial
pendahuluan awal yang dilakukan ekonomi dan pekerjaan ibu.
kepada 10 orang ibu yang memiliki Menurut Sulistyaningsih,
anak balita dan didapatkan hasil (2011). Berdasarkan hubungan
bahwa ternyata hanya 4 dari 10 fungsional antara satu dengan yang
orang ibu itu yang berpenghasilan lainnya dibedakan menjadi dua
lebih dari UKM (Upah Minimum variabel, yaitu variabel bebas at au
Kabupaten), sedangkan 7 orang variabel yang mempengaruhi atau
dari 10 ibu yang memiliki balita ibu yang menjadi sebab perubahannya
yang tidak tidak bekerja. variabel bebas dalam penelitian ini
Metodelogi Penelitian adalah sosial ekonomi dan
Berdasarkan penelitian dan pekerjaan ibu. Variabel terikat
tujuan yang hendak dicapai, adalah variabel yang dipengaruhi
penelitian ini menggunakan metode atau yang menjadi akibat karena
penelitian survey analitik dengan adanya variabel bebas. Dalam
rancangan penelitian kasus kontrol penelitian ini variabel terikatnya
(case control) dengan menggunakan yaitu kejadian diare.
pendekatan retrospektif. Penelitian Berdasarkan data Badan
Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga..../472-488

Pusat Statistik (BPS) Kabupaten yang digunakan adalah 170 orang.


Lebak, jumlah populasi balita yang Lokasi pada penelitian ini
berusia sekitar 1-5 tahun di Desa adalah Desa Kaduagung Timur
Kaduagung Timur Wilayah Kerja Kecamatan Cibadak kabupaten
Puskesmas Mandala tahun 2013 Lebak. Analisis dalam penelitian ini
sebanyak 831 orang. Sampel kasus menggunakan analisis univariat dan
yang digunakan pada penelitian ini biavariat. Analisis bivariat ini
adalah ibu yang memiliki balita dilakukan terhadap dua variable
yang mengalami diare yang tercatat yang diduga berhubungan atau
di Puskesmas Mandala Tahun 2013 berkorelasi. Menggunakan tabulasi
yang berjumlah 85 orang. silang dan ujis tatistic menggunakan
Sedangkan sampel kontrol yang uji Chi Square (X2) dengan tingkat
digunakan pada penelitian ini kemaknaan (p-value) p<0,05. Maka
adalah balita yang tidak mengalami dikatakan kedua variabel ini
diare berjumlah 85 orang yang memiliki hubungan yang bermakna
diambil secara simple random dengan tingkat kepercayaan 95%.
sampling. Jadi keseluruhan sampel
Hasil Penelitian
Tabel 1
Distribusi Kejadian Diare pada Balita di Desa Kadu Agung Timur
wilayah kerja Puskesmas Mandala tahun 2013
Diare Frekuensi Persentasi
Ya 100 58,8
Tidak 70 41,2
Jumlah 170 100,0
Tabel 1 Menunjukan bahwa lebih dari ½ balita yang mengalami diare
(58,8%).
Tabel 2
Distribusi Responden berdasarkan Sosial ekonomi Keluarga di Desa
Kadu Agung Timur wilayah kerja Puskesmas Mandala tahun 2013
Sosial Ekonomi Frekuensi Persentasi
Kurang mampu 136 80,0
Mampu 34 20,0
Jumlah 170 100,0

479
Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga..../472-488

Tabel 2 Menunjukan bahwa hampir seluruh responden (80,0%) memiliki


pendapatan keluarga yang kurang dari UMK .
Tabel 3
Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan Ibu di Desa Kadu Agung
Timur wilayah kerja Puskesmas Mandala tahun 2013
Pekerjaan Ibu Frekuensi Persentasi
Tidak Bekerja 131 77,1
Bekerja 39 22,9
Jumlah 170 100,0
Tabel 3 Menunjukan bahwa lebih dari ½ responden (77,1%) tidak bekerja.
Tabel 4
Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga dengan Kejadian Diare Pada Balita di
Desa Kadu Agung Timur wilayah kerja Puskesmas Mandala tahun 2013
Sosial Kejadian Diare Jumlah P Value OR
Ekonomi Ya Tidak
Kurang 87 47 136
mampu (87,0%) (77,0%) (80,0%)
Mampu 13 21 34 0,006 2,868
(13,0%) (30,0%) (20%)
Jumlah 100 70 170
(100,0%) (100,0%) (100,0%)
Table 4 menunjukan bahwa kejadian diare pada balita proporsinya lebih
tinggi terjadi pada keluarga yang kurang mampu (87,0%) dibandingkan dengan
yang tidak mengalami diare 13,0% sedangkan kejadian diare pada balita
proporsinya lebih rendah pada keluarga yang sosial ekonominya mampu
dibandingkan yang tidak mengalami diare. Hasil uji statistic dengan
menggunakan Chi Square pada α=0,05 didapatkan nilai P sebesar 0,006 (P<0,05)
yang berarti bahwa secara statistic terdapat hubungan yang bermakna antara
sosial ekonomi keluaraga dengan kejadian diare pada balita di Desa Kaduagung
Timur Wilayah Kerja Puskesmas Mandala tahun 2013. Diperoleh Confidence
Interval 1,321-6,227 dan Odds Ratiosebesar 2,868, artinya keluarga yang
memiliki pendapatan kurang dari UMK 3 kali lebih besar balitanya mengalami
diare dibandingkan dengan ibu balita yang memiliki pendapatan lebih dari UMK.
Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga..../472-488

Tabel 5
Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Diare Pada Balita di Desa Kadu
Agung Timur wilayah kerja Puskesmas Mandala tahun 2013
Pekerjaan Kejadian Diare Jumlah Valeu OR
Ibu Ya Tidak
Tidak 85 46 131
Bekerja (85,0%) (65,7%) (77,1%)
Bekerja 15 24 39
(15,0%) 0,003 2,957
(34,3%) (22,9%)
Jumlah 100 70 170 (100,0
(100,0%) (100,0%) %)
Tabel 5 Ibu yang tidak bekerja proporsinya lebih tinggi (85,0%)
pada balita yang mengakami diare dibandingkan dengan balita yang tidak yang
tidak mengalami diare sedangkan,ibu yang bekerja proporsinya lebih tinggi
pada balita yang tidak mengalami diare (15,0%) dibandingkan balita yang
mengalami diare.
Hasil uji statistic dengan menggunakan Chi Square pada α=0,05
didapatkan nilai P sebesar 0,003 (P<0,05) yang berarti bahwa secara
statistic. T erdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kejadian
diare pada balita di Desa Kaduagung Timur Wilayah Kerja Puskesmas
Mandala tahun 2013. Diperoleh hasil Confidence Interval 1,413-6,185 dan
Odds Ratio sebesar 2,957, artinya ibu yang memiliki balita yang tidak bekerja
memiliki resiko 3 kali lebih besar mengalami kejadian diare dibandingkan
dengan ibu yang bekerja.
Pembahasan dengan dengan yang tidak
1. Hubungan Sosial Ekonomi mengalami diare 13,0% sedangkan
Keluarga dengan Kejadian Diare kejadian diare pada balita
pada Balita proporsinya lebih rendah pada
Dari hasil penelitian keluarga yang sosial ekonominya
menunjukan bahwa kejadian diare mampu dibandingkan yang tidak
pada balita proporsinya lebih tinggi mengalami diare. Hasil uji statistic
terjadi pada keluarga yang kurang dengan menggunakan Chi Square
mampu (87,0%) dibandingkan pada α=0,05 didapatkan nilai P

481
Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga..../472-488

sebesar 0,006 (P<0,05) yang berarti keluarganya rendah. Apabila tingkat


bahwa secara statistic terdapat pendapatan baik, maka fasilitas
hubungan yang bermakna antara kesehatan mereka khususnya di
sosial ekonomi keluarga dengan dalam rumahnya akan terjamin,
kejadian diare pada balita di Desa masalahnya dalam penyediaan air
Kaduagaung Timur Wilayah Kerja bersih, penyediaan jamban sendiri
Puskesmas Mandala tahun 2013. atau jika mempunyai ternak akan
Diperoleh Confidence Interval diberikan kandang yang baik dan
1,321-6,227 dan Odds Ratio sebesar terjaga kebersihannya.
2,863 artinya keluarga yang Penghitungan UMK
memiliki pendapatan kurang dari dilakukan pemerintah berdasarkan
UMK 3 kali lebih besar balitanya kebutuhan hidup pekerja dalam
mengalami diare dibandingkan memenuhi kebutuhan mendasar
dengan ibu balita yang memiliki individu. Ketika pendapatan masih
pendapatan lebih dari UMK. berada dibawah UMR tergambarkan
Ini sejalan dengan penelitian bahwa pemenuhan kebutuhan dasar
Amalya (2010) penghasilan manusia mengalami kendala.
keluarga menunjukan adanya Sedangkan kita memahami untuk
hubungan dengan kejadian diare di hidup sehat membutuhkan berbagai
wilayah pisangan ciputat timur jika usaha mulai dari makanan sehat, air
penghasilan meningkat maka yang minum yang bersumber dari tempat
dibeli bisa bervariasi,mereka yang yang tidak tercemar, lingkungan
berpendapatan rendah memiliki rumah yang bersih dan sanitasi
keterbatasan dalam usaha rumah yang sehat. tentu itu semua
pencegahan penyakit dan menurut peneliti memerlukan dana .
pemanfaatan sarana kesehatan. Ketika hal diatas tidak terpenuhi
Begitu juga dengan penelitian maka kecenderungan untuk
Rahmawati (2009) yang terjangkit penyakit diare lebih besar
menyimpulkan bahwa kejadian kemungkinannya.
diare lebih sering muncul pada bayi Kita tahu bahwa untuk
dan balita yang status ekonomi mencegah penyakit diare yang kita
Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga..../472-488

lakukan buka saja mengobati yang diare tidak menjadi wabah disuatu
sakit tetapi memutuskan mata rantai lingkungan. Perlunya kerja sama
penyebabnya. Menurut Juffie dengan pihak puskesmas terkait
(2010), upaya pencegahan diare manfaat ASI eksklusif, cara
dapat dilakukan dengan cara penyiapan MPASI, budaya cuci
pemberian ASI yang benar, tangan dan informasi kesehatan
memperbaiki penyiapan dan lainnya yang menunjang
penyimpanan makanan pendamping pemberantasan diare. Informasi jika
ASI, penggunaan air bersih yang diberikan secara berulang ulang
cukup, membudayakan kebiasaan tingkat pemahamannya akan lebih
mencuci tangan dengan sabun baik, sehingga perilaku
sehabis buang air besar dan kesehatannya akan lebih baik.
sebelum makan, penggunaan Selain itu menurut peneliti perlunya
jamban yang bersih dan hiegienis kerjasama lintas sektoral yang
oleh seluruh anggota keluarga, melibatkan aparat pemerintahan
membuang tinja bayi yang benar juga tata pamong didesa dalam
dan memperbaiki daya tahan tubuh memperbaiki sanitasi lingkungan,
penjamu. Cara-cara yang dapat menjaga kebersihan wilayah.
dilakukan untuk meningkatkan daya Jika di lihat dari jenis
tahan tubuh anak dan dapat pekerjaan responden sebagian besar
mengurangi resiko diare antara lain bertani atau berkebun. Untuk
dengan memberi ASI paling tidak menambah pendapat keluarga jenis
sampai usia 2 tahun, meningkatkan pertanian dan perkebunan ini dapat
nilai gizi makanan pendamping menggunakan konsep tumpang sela
ASI dan mengkomsusmsi makanan artinya kita dapat menanam tanaman
dalam jumlah yang cukup untuk lain saat tanaman pokoknya masih
memperbaiki status gizi anak. kecil atau belum produktif. Pola
Edukasi sangat diperlukan penanaman ini dapat
untuk menanggulangi masalah diare. memaksimalkan lahan sehingga hasil
Walau pendapatan kecil tetapi masih panen pada lahan tidak luas bisa
banyak hal yang bisa dilakukan agar beberapa kali dengan usia panen dan

483
Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga..../472-488

jenis tanaman berbeda, petani 2,957, artinya ibu yang memiliki


mendapat hasil jual yang saling balita dan tidak bekerja memiliki
menguntungkan atau menggantikan resiko 3 kali lebih besar
dari tiap jenis tanaman berbeda dan, mengalami kejadian diare
risiko kerugian dapat ditekan karena dibandingkan dengan ibu yang
terbagi pada setiap tanaman. bekerja.
(Wikipedia,2017). Penelitian ini menunjukan
2. Hubungan Pekerjaan dengan bahwa pekerjaan ibu memiliki
Kejadian Diare Pada Balita. hubungan yang bermakna terhadap
Dari hasil penelitian kejadian diare pada balita .Karena
didapatkan ibu yang tidak bekerja pada umumnya ketika bekerja ibu
proporsinya lebih tinggi (85,0%) bertemu dengan banyak orang
pada balita yang mengakami diare melakukan sosialisasi dengan
dibandingkan dengan balita yang berbagai tipe manusia dimana saat
tidak yang tidak mengalami diare interaksi itu terjadilah transper ilmu
sedangkan, ibu yang bekerja dan pengetahuan secara langsung.
proporsinya lebih tinggi pada Keaktipan bersosialisasi inilah yang
balita yang tidak mengalami diare menurut penulis membuat ibu ibu
(15,0%) dibandingkan balita yang mendapatkan informasi yang lebih
mengalami diare. Hasil uji statistic banyak dibanding yang tidak
dengan menggunakan Chi Square bekerja. Dalam pekerjaan ibu juga
pada α=0,05 didapatkan nilai P memilki teman teman sebagai
sebesar 0,003 (P<0,05) yang berarti tempat cerita sehingga ketika
bahwa secara statistic terdapat anaknya mengalami diare
hubungan yang bermakna antara seyogianya ibu akan bertanya pada
pekerjaan dengan kejadian diare teman temannya apa yang harus
pada balita di Desa Kaduagung dilakukan. Ibu ibu yang bekerja juga
Timur Wilayah Kerja Puskesmas biasanya melek teknologi ibu ibu ini
Mandala tahun 2013. Diperoleh terpapar dengan penggunaan
hasil Confidence Interval 1,413- informasi menggunakan
6,185 dan Odds Ratio sebesar Handpohone dimana didalamnya
Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga..../472-488

ada grub grub yang diikuti sehingga diperhatikan. Ditambah lagi jika
untuk mendapatkan informasi ibu kehidupan sosial ibu hanya berkisar
dapat bertanya atau menggunakan disekitar rumah, bersama sama
internet. dengan ibu yang tidak bekerja
Astuti (2015) dalam lainnya. Dari hasil pengamatan
penelitiannya menyimpulkan ada peneliti ibu ibu yang tidak bekerja
hubungan antara pekerjaan ibu ini memilki tingkat pendidikan
dengan kejadian diare pada balita rendah sehingga wawasan dan
dengan OR 3,340 pada CI 95% yang keingintahuan terhadap suatu
memilki pengertian bahwa ibu yang masalah kurang oleh karena itu saat
tidak bekerja memilki resiko 3,340 penting bagi pihak puskesmas
kali balitanya mengalami diare menjangkau ibu ibu tersebut dengan
dibandingkan ibu yang bekerja. informasi yang dilakukan berulang
Menurut peneliti ketika ibu ulang sehingga membentuk
bekerja artinya ada pendapatan lain pengetahuan yang benar.
selain dari suami. Pendapatan yang Simpulan
didapat ibu ini dapat digunakan 1. Proporsi balita yang mengalami
dengan leluasa oleh ibu untuk diare di Desa Kaduagung Timur
perbaikan pangan anaknya sehingga wilayah kerja Puskesmas
kebutuhan pangan anaknya mandala Tahun 2013 sebesar
terpenuhi dan terhindar dari (58,8%).
kekurangan gizi yang berdampak 2. Sebagian besar ibu yang
pada sistim kekebalan tubuh memiliki balita pernah diare di
anaknya yang baik. Hal ini Desa Kaduagung timur Tahun
berbanding terbalik dari ibu yang 2013 memiliki sosial ekonomi
tidak bekerja. Ibu yang hanya keluarga yang rendah (80,0%).
mengandalkan pendapatan dari 3. Sebagian besar ibu yang
suaminya tentunya tidak leluasa memiliki balita pernah diare di
menggunakan uang yang ada Desa Kaduagung Timur wilayah
ditambah lagi banyak kebutuhan kerja Puskesmas Mandala Tahun
kebutuhan lain yang harus 20013 tidak bekerja (77,1%).

485
Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga..../472-488

4. Terdapat hubungan antara sosial mengerti cara merawat balita


ekonomi keluarga dan pekerjaan dengan diare.
ibu dengan kejadian diare pada Perlunya kerjasama lintas
balita di Desa Kaduagung Timur sektoral yang melibatkan aparat
wilayah kerja Puskesmas pemerintahan juga tata pamong
Mandala Tahun 2013. didesa misalnya bekerjasama
Saran dengan dinas kebersihan dalam
Mengingat bahwa penyebab memperbaiki sanitasi lingkungan,
diare bukan hanya dari satu faktor menjaga kebersihan wilayah,
saja tetapi banyak faktor yang bekerjasama dengan dinas kelautan
mendukung kejadian diare tersebut dan pertanian untuk penambahan
maka sangat diperlukan kerjasama wawasan akan pemepataan lahan
dengan pihak Puskesmas terkait kosong, konsep tumpang sela dalam
sosialisasi yang dilakukan berulang penanaman dapat juga melibatkan
ulang kepada masyarakat dengan dinas koperasi UKM menengah dan
melibatkan lintas sektoral perdagangan untuk membantu
khususnya ibu-ibu yang permodalan usaha rakyat dimana
mempunyai balita supaya diberikan semuanya itu tujuannya untuk
penyuluhan mengenai diare terkait peningkatan pendapatan
cara pencengahan, mengatasi, serta masyarakat.
sebab dan akibat yang ditimbulkan Perlunya penambahan
olah diare juga semakin variabel variabel lain yang belum
menggalakan tentang ASI Eksklusif diteliti misalnya sanitasi rumah ,
misalnya manfaat ASI eksklusif, jumlah penghuni rumah dan lain
cara penyiapan MPASI, budaya cuci sebagainya agar dapat
tangan dan informasi kesehatan mengembangkan penelitian ini
lainnya yang menunjang dengan meneliti faktor-faktor yang
pemberantasan diare sehingga mempengaruhi kerentanan terhadap
diharapkan dengan hal tersebut ibu- diare dan sehingga dapat
ibu mengerti dan dapat melakukan memberikan wawasan atau ilmu
tindakan pencengahan serta yang lebih luas tentang diare
Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga..../472-488

serta berdampak pada upaya Depkes RI, 2007. Pedoman


yang dapat dilakukan untuk Pemberantasan Penyakit Diare
mengatasi pencegahan diare. Edisi Ketiga. Dit jen PPM &
Daftar Pustaka PL . Jakarta
Adisasmito W. 2007. Faktor Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010.
Resiko Diare Pada Bayi dan Asuhan Neonatus Bayi dan
Balita di Indonesia. Anak Balita. Jakarta: Salemba
www.slideshare.net. diakses Medika.
tanggal 20/06/2014 Irma Puspita Puji Astuti, Intan
Amalya Lidia .2010. Hubungan Silviana.2015. Faktor faktor
faktor lingkungan dan sosial yang berhubungan dengan
ekonomi dengan kejadian diare kejadian Diare pada balita di
Pada balita Di Kelurahan Wilayah Kerja Puskesmas
Pisangan Ciputat Timur Bulan tengal Angus Kabupaten
Agustus 2010. Universitas tangerang. http://digilib
Islam Negri Syarif esaunggul. ac.id/public/UEU-
Hidayatullah Jakarta. http:/ Undergraduate-8281-
/repository. uinjkt.ac.i JURNAL.pdf diakses 11 mei
d/dspace/bitstream/123456789/ 2016
25965/1/LYDIA%20AMALIY Jufrie,Met al.,2010.Buku Ajar
A-fkik.pdf diakses 10 Mei Gastroenterologi Hepatologi.
2016 www. academia. Edu.
Asima Sirat, Rohana Murni Saragih. Com diakses tanggal
2010. Faktor-faktor Yang 12/07/2014.
Berhubungan dengan kejadian Kementrian Kesehatan RI . 2011.
diare Pada Balita Di Desa Situasi Diare di Indonesia.
Simanabun Kec. Silou Buletin Jendela Data dan
Kabupaten Simalungun. Informasi kesehatan. ISSN
www.google.com.diakses 2088-270x triwulan ke-2 2011
tanggal 9/7/2014 Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia .2017. Data dan

487
Rita Ariesta, Anis Ervina dan Dita Nur Eida/ Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga..../472-488

Informasi Kesehatan Propil Survei Demografi dan Kesehatan


kesehatan Indonesia 2016., Indonesia (SDKI). 2012.
Pusat data dan informasi Jakarta: Badan Pusat Statistik.
kementrian Kesehatan RI 2017. Prevalensi Diare Diakses
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak tanggal 23 Agustus 2016 Dari:
Sakit. editor Monica Ester. http:// survei
Jakarta: EGC. demografidankesehatanindones
Malia Indiana .2016 Antisipasi iaSDKI.com
Peningatan Kasus Diare http:// Putra, Sitiatava Rizema. (2012).
www. harnas. co/ Asuhan Neonatus Bayi dan
2016/11/08/antisipasi- Balita Untuk Keperawatan
peningkatan-kasus-diare diakses 5 dan Kebidanan. Yogyakarta:
april 2017 D- medika
Rahmawati, A. 2008. Penanganan Wikipedia. 2017. Upah Minimum.
Diare Di Rumah Tangga https://id.wikipedia.org/wiki/
Merupakan Upaya Menekan Upah_minimum diakses 10
Angka Kesakitan Diare Pada april 2017
Anak Balita. Jurnal Kesehatan ---------------------Tumpang Sari,
Masyarakat.2008; 19 (1). .://id.wikipedia.org/wiki/Tump
RISKESDAS ( Riset Kesehatan ang_sari diakses 10 april 2017
Dasar). 2007. Jakarta: Badan
Penelitian dan.
Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan,
Republik Indonesia.
http://www.litbang.depkes.go
.id/sites/download/buku_lapo
ran/lapnas_riskesdas20
10/Laporan_riskesdas_2010.p
df diakses 2 Mei 2017

You might also like