Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 40

AUDITING II

“PROGRAM DAN PROSEDUR AUDIT PT XL AXIATA Tbk.”

Laporan Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Auditing II

Dosen Pengampu : Dr. Nadirsyah, s.E., M.Si, Ak.

Disusun Oleh :

Dara Mauliza 2001103010137

Dea Remona 2001103010152

Rayhan Iqbal Julhairi 2001103010148

Rifqi Aqilla Divasyah 2001103010121

Syifaul Huzni 1901103010042

Haikal Siddiq 2001103010155

PROGRAM STUDI SARJANA

AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS UNIVERSITAS SYIAH KUALA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai “Prosedur Audit”. Kemudian, penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. Nadirsyah, S.E., M.Si, Ak. Selaku dosen pengampu pada mata
kuliah Auditing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan pada penulisan
makalah ini.

Makalah ini dibuat selain untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Auditing
II, juga bertujuan untuk menjadi bahan pembelajaran bersama baik untuk penulis dan
juga pembaca. Selanjutnya, dalam penulisan makalah ini penulis sadar bahwa
makalah ini belum disusun dengan sempurna. Karenanya, dengan rendah hati penulis
memohon kritik dan saran dari pembaca yang akan membangun dan memotivasi
untuk penyempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 23 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................4
1.1.Sekilas PT XL Axiata Tbk.....................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................8
PROGRAM DAN PROSEDUR AUDIT........................................................................8
2.1 Struktur Tata Kelola............................................................................................10
2.2 Struktur Komite...................................................................................................11
2.3 Peran Dan Tanggung Jawab................................................................................13
1. Proses Pelaporan Keuangan...............................................................................13
2. Audit Eksternal..................................................................................................13
3. Audit internal.....................................................................................................14
4. Manajemen risiko..............................................................................................14
5. Kontrol Internal.................................................................................................14
6. Peraturan Perundang-Undangan........................................................................14
Lain-lain.................................................................................................................14
2.4 Diagram Alir Sistem Penjualan Kredit................................................................15
2.5 Dokumen Yang Digunakan.................................................................................16
2.6 Sistem Dan Prosedur Penjualan...........................................................................17
2.7 Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas.......................................................18
2.8 Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan.................................................20
2.9 Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas.......................................21
2.9 Analisis Sistem Pengendalian Intern...................................................................22
2.10 Sistem Manajemen Resiko............................................................................23
BAB III..........................................................................................................................38

ii
PENUTUP.....................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................39

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Sekilas PT XL Axiata Tbk.


Memulai usaha sebagai perusahaan dagang dan jasa umum pada tanggal 6
Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari. Pada tahun 1996, XL
memasuki sektor telekomunikasi setelah mendapatkan izin operasi GSM 900 dan
secara resmi meluncurkan layanan GSM. Dengan demikian, XL menjadi perusahaan
swasta pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telepon seluler. Di kemudian
hari, melalui perjanjian kerjasama dengan Grup Rajawali dan tiga investor asing
(NYNEX, AIF dan Mitsui), nama Perseroan diubah menjadi PT Excelcomindo
Pratama.

Pada September 2005, XL melakukan Penawaran Saham Perdana (IPO) dan


mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang sekarang dikenal sebagai
Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada saat itu, XL merupakan anak perusahaan Indocel
Holding Sdn. Bhd., yang sekarang dikenal sebagai Axiata Investments (Indonesia)
Sdn. Bhd., yang seluruh sahamnya dimiliki oleh TM International Sdn. Bhd. (“TMI”)
melalui TM International (L) Limited. Pada tahun 2009, TMI berganti nama menjadi
Axiata Group Berhad (“Axiata”) dan di tahun yang sama PT Excelcomindo Pratama
Tbk. berganti nama menjadi PT XL Axiata Tbk. untuk kepentingan sinergi. Saat ini,
mayoritas saham XL dimiliki oleh Axiata melalui Axiata Investments (Indonesia)
Sdn. Bhd (66,5 persen) dan sisanya dipegang oleh publik (33,5 persen).

Dengan pengalaman lebih dari 17 tahun beroperasi di pasar Indonesia, PT XL


Axiata Tbk. (Selanjutnya disebut sebagai “XL” atau “Perseroan”) merupakan salah
satu penyedia layanan seluler terkemuka di Indonesia. Saat ini, XL dipandang sebagai
salah satu penyedia layanan seluler untuk Data dan Telepon terkemuka di Indonesia.
Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi seluler terkemuka di Indonesia,
melalui jangkauan jaringan dan layanan yang luas di seluruh Indonesia, XL
menyediakan layanan bagi pelanggan ritel dan menawarkan solusi bisnis untuk
pelanggan korporat. Layanan-layanan ini meliputi Data, Voice, SMS, dan layanan
4
bernilai tambah telekomunikasi seluler lainnya. XL mengoperasikan jaringan pada
teknologi GSM 900/DCS 1800 dan IMT-2000/3G. XL juga memegang Izin
Penyelenggaraan Jasa Penyediaan Konten, Izin Penyelenggaraan Jasa Akses Internet
(ISP), Izin Penyelenggaraan Jasa Interkoneksi Internet (NAP), Izin Penyelenggaraan
Jasa Internet Telepon untuk Keperluan Publik (VoIP), Izin Penyelenggaraan Jaringan
Penyelenggaraan Jasa Pengiriman Uang dan Izin Penerbit E-Money dari Bank
Indonesia yang memungkinkan XL untuk dapat menyediakan jasa pengiriman uang
kepada pelanggannya.

1.2. Identitas PT XL Axiata Tbk

PT XL Axiata Tbk berkedudukan di Grha XL, Jl. DR. Ide Anak Agung Gde
Agung Lot E4-7 No. 1, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950, telepon
(021)57959887, faksimile (021)57959036, e-mail corpcomm@xl.co.id, website
www.xl.co.id.

PT XL Axiata Tbk berdiri pada tanggal 6 Oktober 1989 berdasarkan Akta


Pendirian No. 55, tanggal 6 Oktober 1989 sebagaimana diubah oleh Akta No. 79
tanggal 17 Januari 1991, keduanya dibuat di hadapan Rachmat Santoso, S.H., Notaris
di Jakarta, dan telah disahkan oleh Menkumham berdasarkan Keputusan No. C2-
515.HT.01.01.TH.91 tanggal 19 Februari 1991, dan didaftarkan dalam daftar
perusahaan di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di bawah No.
670/Not/1991/PN.JKT.SEL dan No. 671/Not/1991/PN.JKT.SEL, keduanya tanggal
21 Agustus 1991, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.
90 tanggal 8 November 1991, Tambahan No. 4070.

Dengan proporsi kepemilikan Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. 66,5%


dan Publik 33,5%. Modal Dasar PT XL Axiata Tbk sebesar Rp. 2.265.000.000.000,
Modal Ditempatkan PT XL Axiata Tbk Rp. 853.449.066.700, Saham PT XL Axiata
Tbk dicatatkan di Bursa pada tanggal 29 September 2005 dengan kode saham EXCL.

1Visi PT XL Axiata Tbk


5
Menjadi yang terdepan dalam memberikan pengalaman menggunakan mobile
internet yang mudah dengan harga yang lebih murah untuk masyarakat Indonesia
dimana Brand XL memiliki daya tarik yang kuat untuk anak muda.

1.3. Bidang Usaha PT XL Axiata Tbk

Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan


adalah untuk melakukan kegiatan dalam usaha penyelenggaraan jasa telekomunikasi
dan/atau jaringan telekomunikasi dan/atau multimedia. Untuk mencapai maksud dan
tujuan tersebut, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai berikut:

 Melaksanakan dan menjalankan kegiatan dalam usaha penyediaan sarana


dan penyelenggaraan jasa dan/atau jaringan telekomunikasi termasuk
namun tidak terbatas pada penyelenggaraan jasa telepon dasar dan jasa
multimedia dan penyelenggaraan jaringan bergerak seluler dan jaringan
tetap tertutup;

 Menyelenggarakan jasa transaksi pembayaran dan pengiriman uang


melalui jaringan telekomunikasi dan informatika;

 Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha penunjang sebagai


berikut:Merencanakan, merekayasa, membangun, menyediakan,
mengembangkan dan mengoperasikan, menyewakan, memelihara serta
pengadaan sarana/fasilitas telekomunikasi termasuk pengadaan sumber daya
untuk mendukung usaha Perseroan dalam penyelenggaraan jasa/atau jaringan
telekomunikasi;

a. Meningkatkan semaksimal mungkin usaha penyelenggaraan jasa dan jaringan


telekomunikasi dimaksud, sehingga mencapai kapasitas yang diinginkan dan
dibutuhkan masyarakat dalam rangka peningkatan pelayanan kepada
masyarakat luas;

b. Menjalankan usaha dan kegiatan pengoperasian (yang meliputi juga


pemasaran serta penjualan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi yang

6
diselenggarakan Perseroan), melakukan pemeliharaan, penelitian,
pengembangan sarana dan/atau fasilitas telekomunikasi, penyelenggaraan
pendidikan dan latihan non formal dalam bidang telekomunikasi baik di
dalam maupun di luar negeri; dan

c. Menyelenggarakan jasa dan jaringan telekomunikasi lainnya termasuk jasa


dan/atau jaringan teknologi informasi.

 Kegiatan Usaha/Produk dan Jasa yang Dihasilkan:

 Jasa layanan seluler (meliputi 2G,IMT-2000/3G).

 Jasa akses internet.

 Jasa internet Telepon untuk keperluan publik.

 Jasa Penyedia Konten.

 Jasa pengiriman uang bagi badan usaha selain bank.

 Jasa penerbitan uang elektronik.

 Jasa interkoneksi internet.

 Jaringan tetap tertutup.

7
BAB II

PROGRAM DAN PROSEDUR AUDIT


Prosedur Program audit adalah serangkaian proses yang dilakukan oleh
auditor independen untuk mengevaluasi dan mengaudit laporan keuangan, proses
bisnis, kepatuhan terhadap peraturan, dan pengendalian internal suatu entitas.
Program audit dirancang untuk memastikan bahwa informasi keuangan yang
disajikan oleh suatu entitas benar, andal, dan transparan.

Proses program audit biasanya dimulai dengan memahami bisnis dan


lingkungan di mana suatu entitas beroperasi. Auditor juga mempelajari aspek-
aspek seperti struktur organisasi, pengendalian intern, dan prosedur operasi
entitas. Hal ini bertujuan untuk memahami risiko yang mungkin terjadi dalam
entitas dan memungkinkan auditor untuk merancang program audit yang efektif.

Selanjutnya, auditor akan mengumpulkan bukti untuk mendukung


pernyataan dalam laporan keuangan, termasuk dokumen akuntansi dan keuangan,
seperti faktur, bank statement, dan rekaman transaksi. Auditor akan menguji
akurasi dan kebenaran informasi dalam dokumen ini untuk memastikan bahwa
laporan keuangan benar dan andal.

Selama proses audit, auditor juga akan mengevaluasi pengendalian internal


entitas, yaitu prosedur dan sistem yang digunakan untuk memastikan kepatuhan
terhadap peraturan, keamanan aset, dan akurasi informasi keuangan. Auditor akan
memastikan bahwa pengendalian internal yang diterapkan oleh entitas efektif dan
memadai.

Setelah auditor menyelesaikan program audit, auditor akan menghasilkan


laporan audit. Laporan audit tersebut akan berisi penjelasan tentang apakah
laporan keuangan entitas disajikan secara wajar, apakah pengendalian internal
efektif, dan apakah entitas telah mematuhi peraturan yang berlaku. Laporan audit
ini akan menjadi dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk membuat

8
keputusan.

Secara keseluruhan, program audit sangat penting untuk memastikan


bahwa laporan keuangan entitas benar dan andal. Program audit membantu entitas
untuk meningkatkan pengendalian internal dan efektivitas bisnis mereka, dan juga
memastikan bahwa entitas mematuhi peraturan yang berlaku.

Prosedur audit adalah serangkaian langkah yang dilakukan oleh auditor


independen dalam melaksanakan program audit. Tujuan dari prosedur audit adalah
untuk memperoleh bukti yang cukup dan memadai untuk mendukung kesimpulan
auditor dalam laporan audit. Berikut adalah beberapa contoh prosedur audit yang
umum dilakukan oleh auditor:

Pengumpulan informasi: Auditor mengumpulkan informasi tentang entitas,


termasuk lingkungan bisnis, pengendalian internal, kebijakan akuntansi, dan risiko
yang terkait dengan entitas tersebut.

 Evaluasi risiko: Auditor mengevaluasi risiko yang terkait dengan entitas dan
laporan keuangannya. Auditor mempertimbangkan risiko kecurangan, risiko
kesalahan dalam pencatatan transaksi, dan risiko lainnya yang terkait dengan
bisnis entitas.

 Pemahaman pengendalian internal: Auditor memahami sistem pengendalian


internal entitas untuk menilai apakah sistem tersebut memadai untuk mencegah
dan mendeteksi kesalahan atau kecurangan.

 Pengujian substantif: Auditor melakukan pengujian substantif terhadap


informasi keuangan entitas. Hal ini melibatkan pengujian rinci terhadap
transaksi dan saldo akun dalam laporan keuangan.

 Pengujian kepatuhan: Auditor menguji apakah entitas mematuhi peraturan yang


berlaku, seperti peraturan pajak atau peraturan sektoral.

9
 Konfirmasi: Auditor mengkonfirmasi informasi dengan pihak ketiga, seperti
bank, klien, atau vendor, untuk memastikan kebenaran informasi yang diberikan
oleh entitas.

 Pengujian substansi pengungkapan: Auditor melakukan pengujian terhadap


pengungkapan yang disajikan dalam laporan keuangan entitas untuk memastikan
kebenaran dan kelengkapan informasi yang disajikan.

 Analisis rasio keuangan: Auditor melakukan analisis rasio keuangan untuk


membantu dalam mengevaluasi kinerja keuangan entitas dan membandingkan
kinerja entitas dengan perusahaan sejenis di industri yang sama.

Setelah melakukan prosedur audit, auditor akan mengevaluasi hasil pengujian dan
bukti yang diperoleh untuk membuat kesimpulan tentang kebenaran dan
kewajaran laporan keuangan entitas. Kesimpulan auditor akan dirangkum dalam
laporan audit yang diberikan kepada klien entitas.

2.1 Struktur Tata Kelola


Sesuai XL Axiata memiliki struktur GCG yang disusun berdasarkan fungsi,
kewenangan, dan tanggung jawab masing- masing organ sesuai dengan Undang-
Undang No. 40 tahun 2007, Peraturan OJK terkait, dan Anggaran Dasar.

Struktur GCG XL Axiata secara garis besar dibagi menjadi Organ Utama dan
Organ Pendukungs ebagai berikut:

10
2.2 Struktur Komite
Dalam Komite Audit membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas
pengawasan dalam bentuk opini independen untuk hal-hal yang memerlukan perhatian
Dewan Komisaris sesuai dengan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik,
termasuk didalamnya pemeriksaan Perusahaan penerapan manajemen risiko dan sistem
pengendalian internal sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

11
Muliadi Rahardja

Komisaris Independen / Ketua Komite Nominasi dan


Remunerasi/ Anggota Komite Audit

Julianto Sidarto

Komisaris Independen/ Ketua Komite Audit/ Anggota Komite


Risiko dan Kepatuhan

Benny Redjo Setyono

Anggota Komite Audit

axiata

Nita Skolastika Ruslim

Anggota Komite Audit

12
2.3 Peran Dan Tanggung Jawab
Dalam memenuhi tanggung jawab pengawasan dan pelaksanaan kegiatan
tugas yang diberikan oleh Dewan Komisaris, peran dan tanggung jawab Komite
antara lain terutama terkait dengan pengawasan proses pelaporan keuangan, audit
eksternal dan internal, manajemen risiko, efektivitas pengendalian internal, dan
kepatuhan. terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku. Komite bertanggung
jawab untuk memberikan pendapat independen kepada Dewan Komisaris atas laporan
dan/atau hal-hal yang diberikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, serta
mengidentifikasi hal-hal yang dianggap perlu diperhatikan oleh Dewan Komisaris.

1. Proses Pelaporan Keuangan


 Melakukan penelaahan atas informasi keuangan Perseroan yang akan
dikeluarkan Perseroan kepada publik dan/atau pihak otoritas; antara lain
Laporan Keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi
keuangan Perseroan.
 Melakukan penelaahan atas kualitas dan kecukupan informasi keuangan
Perseroan, termasuk apakah terdapat kelemahan yang material, penyimpangan
yang signifikan dalam pengendalian; tindakan perbaikan yang dilakukan; dan
setiap peristiwa kecurangan yang terjadi.
 Melakukan penelaahan atas pengaduan yang berkaitan dengan proses akutansi
dan pelaporan keuangan Perseroan

2. Audit Eksternal
 Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan
Auditor Eksternal berdasarkan independensi, ruang lingkup penugasan, dan
biayanya.
 Meninjau kecukupan perikatan audit untuk memastikan semua risiko yang
signifikan telah diperhitungkan.

13
 Memberikan pendapat independen atas perbedaan pendapat yang melibatkan
Manajemen dan Auditor Eksternal atas jasa yang diberikan kepada
Perusahaan.

3. Audit internal
 Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Auditor Internal
dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan Auditor
Internal

4. Manajemen risiko
Meninjau manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi (jika Perusahaan
tidak memiliki Komite Risiko di bawah Dewan Komisaris), termasuk eksposur risiko
utama Perusahaan dan langkah-langkah yang diambil untuk memantau dan
mengendalikan eksposur tersebut.

5. Kontrol Internal
Meninjau dan mengevaluasi efektivitas dan/atau kelemahan pengendalian
internal Perusahaan.

6. Peraturan Perundang-Undangan
Meninjau kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal dan peraturan lainnya yang terkait dengan kegiatannya.

Lain-lain
 Melakukan kajian dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
terkait potensi benturan kepentingan Perusahaan.
 Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perusahaan.

14
2.4 Diagram Alir Sistem Penjualan Kredit

1. Fungsi Penjualan
Fungsi penjualan menerima surat order dari fungsi kredit yang telah
diotorisasi oleh fungsi kredit dan manajer sales dan distribusi. Kemudian staff
penjualan membuat order penjualan terdiri dari dua lembar yaitu, lembar
pertama untuk fungsi gudang dan lembar kedua untuk fungsi penjualan.
Stelah barang dikirim ke pelanggan, fungsi penjualan menerima delivery
order lembar keempat, stelah itu fungsi penjualan membuat faktur penjualan
sebagai dasar penagihan piutang
2. Fungsi Gudang
Petugas gudang barang jadi akan menerima formulir order penjualan lembar
pertama kemudian menyiapkan barang dan memeriksa kesesuaian barang
dengan dokumen tersebut, stelah itu staff administrasi gudang akan membuat
enam rangkap delivery order yang akan ditujukan ke bagian gudang, ke
departemen EDP, departemen sales and distribution, bagian ekspedisi, bagian
penagihan dan yang terakhir ke jasa pengangkutan
3. Fungsi Pengiriman
Fungsi pengiriman akan mereima delivery oprder lembar keempat yang
kemudian fungsi pengiriman membuat surat jalan yang terdiri dari tiga
rangkap. Pertama dikirim kepada pelanggan, kedua dikirim kepada fungsi
akuntansi dan yang terkhir diarsipkan oleh fungsi Ekspedisi
4. Fungsi Penagihan
Fungsi penagihan akan menerima faktur penjualan lembar pertama yang
nantinya akan diserahkan ke pembeli dan faktur penjualan lembar kedua dari
fungsi penjualan dan delivery order lembar kelima dari fungsi gudang.
Kemudian fungsi penagihan akan melakukan penagihan ke pelanggan dengan
menyerahkan bukti setor sementara lembar pertama diberikan kepada
pelanggan dan lembar kedua akan diberikan ke fungsi akuntansi untuk dicatat
bahwa telah terjadi transaksi pembayaran ke hari itu. Untuk faktur penjualan
15
lembar kedua, delivery order lembar kelima diarsipkan oleh fungsi penagihan.

5. Fungsi Akuntansi dan Keuangan


Fungsi akuntansi akan menerima faktur penjualan lembar keempat dari fungsi
penjualan dan surat jalan lembar kedua dari fungsi pengiriman yang kemudian
dokumen itu diarsipkan, kemudian fungsi akuntansi akan menjurnal sesuai
tanggal pengiriman barang dan dokumen, yakni piutang usaha pada penjualan
dan harga pokok penjualan kepada persediaan barang jadi.

2.5 Dokumen Yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam penjualan kredit Sistem penjualan kredit PT XL Axiata
Tbk akan melibatkan beberapa dokumen yang digunakan dalam prosesnya. Beberapa
dokumen yang mungkin terlibat dalam sistem penjualan kredit PT XL Axiata Tbk antara
lain:
 Aplikasi Kredit: Dokumen ini berisi informasi lengkap tentang pemohon kredit,
termasuk identitas pribadi, informasi pekerjaan, dan informasi keuangan. Aplikasi
kredit ini harus diisi oleh calon pelanggan sebelum disetujui untuk mendapatkan
kredit dari PT XL Axiata Tbk.

 Kontrak Penjualan Kredit: Dokumen ini berisi perjanjian antara PT XL Axiata Tbk
dengan pelanggan terkait dengan pembelian barang atau layanan menggunakan
kredit. Kontrak ini akan mencantumkan rincian pembelian, tanggal pembayaran, dan
bunga yang dikenakan pada kredit.

 Surat Perjanjian: Dokumen ini berisi perjanjian tertulis antara PT XL Axiata Tbk
dengan pelanggan yang menjelaskan hak dan kewajiban masing-masing pihak.

 Surat Kredit: Dokumen ini akan mengkonfirmasi persetujuan kredit dari PT XL


Axiata Tbk untuk pelanggan. Surat kredit ini akan mencantumkan jumlah kredit yang
disetujui dan rincian persyaratan pembayaran.

16
 Surat Tagihan: Dokumen ini akan dikirimkan oleh PT XL Axiata Tbk kepada
pelanggan untuk menagih pembayaran kredit. Surat tagihan ini akan mencantumkan
rincian jumlah tagihan dan tanggal jatuh tempo.

 Surat Kuasa: Dokumen ini diperlukan jika pelanggan tidak mampu membayar kredit
pada waktu yang ditentukan. Pelanggan dapat memberikan kuasa kepada orang lain
untuk membayar kredit atas namanya.

 Tanda Terima Pembayaran: Dokumen ini akan diberikan oleh PT XL Axiata Tbk
kepada pelanggan setelah pembayaran kredit diterima. Tanda terima pembayaran ini
akan mencantumkan tanggal dan jumlah pembayaran yang diterima oleh PT XL
Axiata Tbk dari pelanggan.

2.6 Sistem Dan Prosedur Penjualan

Sistem dan prosedur penjualan di PT XL Axiata Tbk dapat melibatkan beberapa tahap
dan prosedur sebagai berikut:sebagai berikut:

 Identifikasi Prospek Pelanggan: Pada tahap ini, PT XL Axiata Tbk akan melakukan
survei dan analisis pasar untuk mengidentifikasi prospek pelanggan potensial. PT XL
Axiata Tbk akan memperoleh data pelanggan dan mengidentifikasi calon pelanggan
yang memenuhi syarat untuk membeli produk atau layanan.

 Presentasi Produk atau Layanan: Setelah mengidentifikasi calon pelanggan, PT XL


Axiata Tbk akan melakukan presentasi tentang produk atau layanan yang ditawarkan.
Tim penjualan akan memberikan informasi yang lengkap dan jelas tentang produk
atau layanan dan manfaatnya kepada calon pelanggan.

 Penawaran Harga: Setelah presentasi produk atau layanan, PT XL Axiata Tbk akan
memberikan penawaran harga kepada calon pelanggan. Tim penjualan akan
menjelaskan tentang biaya produk atau layanan, termasuk biaya kredit dan bunga
17
yang berlaku.

 Negosiasi Harga: Jika calon pelanggan meminta diskon atau penawaran harga yang
lebih baik, tim penjualan akan melakukan negosiasi dengan calon pelanggan. PT XL
Axiata Tbk akan mencoba menawarkan harga yang sesuai dengan kebutuhan calon
pelanggan.

 Pembayaran dan Kontrak: Setelah negosiasi harga selesai, calon pelanggan yang
setuju akan melakukan pembayaran awal dan menandatangani kontrak penjualan
kredit. Kontrak penjualan kredit ini akan mencantumkan rincian pembelian, tanggal
pembayaran, dan bunga yang dikenakan pada kredit.

 Pengiriman Produk atau Layanan: Setelah kontrak ditandatangani dan pembayaran


awal diterima, PT XL Axiata Tbk akan mengirimkan produk atau layanan kepada
pelanggan.

 Penagihan dan Penerimaan Pembayaran: Setelah produk atau layanan diterima oleh
pelanggan, PT XL Axiata Tbk akan mengirimkan surat tagihan kepada pelanggan
untuk menagih pembayaran kredit. PT XL Axiata Tbk akan menerima pembayaran
kredit sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah disepakati dengan pelanggan.

 Pemeliharaan Hubungan Pelanggan: PT XL Axiata Tbk akan berusaha menjaga


hubungan baik dengan pelanggan dan memberikan layanan purna jual yang baik agar
pelanggan merasa puas dengan produk atau layanan yang telah dibeli. Hal ini
diharapkan dapat memperkuat citra positif dan meningkatkan loyalitas pelanggan
pada PT XL Axiata Tbk.2.7 Sistem dan Prosedur

18
2.7 Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas
Prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi penerimaan kas
menurut Bodnar dan Hopwood (2006:316-320) adalah sebagai berikut:

Mailroo. Pembayaran pelanggan akan diterima dalam mailroom. Surat akan dibuka
dan cek serta bukti pembayaran akan dipisahkan. Cek disahkan dan dijumlahkan
secara hati-hati. Daftar pembayaran yang berisi pembayaran yang diterima, disiapkan.
Daftar pembayaran merupakan saldo dari jumlah cek secara keseluruhan yang
diterima, dan perjanjian dari jumlah tersebut yang telah disetujui. Tembusan daftar
pembayaran dan bukti pembayaran diberikaan ke bagian piutang dagang. Cek dan
control diberikan ke penerimaan kas sebagai deposit. Tembusan daftar pembayaran
dan kontrol total disimpan urut tanggal.

 Penerimaan Kas

Cek diterima dari mailroom bersama dengan penerimaan kas dari tunai (jika
ada) dan slip setoran disiapkan. Daftar pembayaran dan kontrol total diterima dari
mailroom dicocokkan dengan slip setoran perjanjian tentang jumlah yang telah
disetujui. Daftar pembayaran kemudian digunakan untuk memposting jumlah
pembayaran yang diterima dari mailroom ke jurnal penerimaan kas. Jurnal disiapkan
dan dilanjutkan ke buku besar. Daftar pembayaran, kontrol total, dan tembusan slip
disimpan urut tanggal. Deposit dilanjutkan seluruhnya ke bank.

 Piutang dagang

Piutang dagang diposting ke rekening piutang dagang. Yang diposting ke


buku besar adalah totalnya. Kontrol total dicocokkan dengan daftar pembayaran.
Perjanjian untuk jumlah ini disetujui. Piutang dagang diurutkan dan disimpan urut
pelanggan. Daftar pelanggan dan tembusan kontrol total yang diposting disimpan urut
tanggal. Tembusan kontrol total dilanjutkan ke buku besar.

 Buku besar

Jurnal dari penerimaan kas dan kontrol total diterima dari rekening - rekening
dagang untuk dibandingkan. Jumlahnya kemudian diposting ke buku besar. Sumber
19
posting ke buku besar adalah jurnal dari kasir sejumlah pembayaran yang diterima
untuk didepositkan. Jumlah ini harus direkonsiliasikan dengan total item yang
diposting ke buku besar piutang dagang. Jurnal dan kontrol total disimpan urut
tanggal.

 Bank

Bank menerima setoran dan melakukan validasi tembusan slip setoran. Tembusan
slip setoran yang telah divalidasi dikembalikan ke audit internal. Slip setoran yang
telah divalidasi disimpan urut tanggal.

 Audit internal

Audit internal menerima laporan bank secara periodic. Rekonsiliasi bank secara
independen merupakan pengendalian yang penting dalam proses bisnis penerimaan
kas.

Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian internal terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan


prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umumnya
yaitu menjaga aktiva perusahaan, memastikan akurasi dan keandalan catatan serta
informasi akuntansi, mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan, dan
mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak
manajemen (Hall, 2007:181) Berdasarkan pengertian tersebut diatas, dapat
disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern merupakan struktur organisasi,
metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan yang bertujuan untuk mengurangi
atau meminimumkan kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakjujuran, kelalaian,
inefisiensi atau pemborosan.

2.8 Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan


Analisis terhadap fungsi-fungsi yang terkait penjualan dan penagihan pada PT
XL Axiata Tbk.. Tangerang fungsi penjualan, penerimaan uang dan bagian instalasi.
Ketiga fungsi tersebut saling berkaitan dengan Monita (Monitoring Pendapatan
Tunai) sebagai alat TI (Teknologi Informasi) dan manajemen untuk membantu

20
perusahaan merencanakan dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Berdasarkan
analisis terhadap fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi
penjualan pada penjualan produk sudah efektif karena ketiga fungsi tersebut sudah
memiliki tugas dan kewenangan yang sesuai.

 Analisis terhadap dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem informasi


akuntansi penjualan pada penjualan. Agar pelaksanaan sistem informasi

akuntansi penjualan dapat berjalan dengan lancar dan tepat maka diperlukan
dokumen yang mendukung pelaksanaan tersebut dengan baik. Berdasarkan
analisis yang dilakukan pada penjualan, dokumen yang digunakan oleh PT XL
Axiata Tbk. sudah baik.
 Sistem dan prosedur penjualan

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada PT XL Axiata Tbk.. sistem dan


prosedur penjualan melibatkan dua fungsi yang terkait, yaitu bagian
pelayanan penjualan dan penerimaan uang. Pada dokumen yang digunakan
sudah sangat baik, system online yang digunakan mendukung serta
mempercepat kinerja perusahaan.

2.9 Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas


Penggunaan sistem informasi akuntansi menjadi perhatian khusus bagi PT XL
Axiata dalam memonitor aktivitas keuangan perusahaan, sehingga pengambilan
keputusan perusahaan dapat tepat dan relevan. Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Kas di PT XL Axiata Tbk adalah sistem yang memungkinkan perusahaan
untuk mengumpulkan, memproses, merekam, dan melaporkan semua transaksi
penerimaan kas secara akurat dan efisien. Beberapa analisis sistem informasi
akuntansi penerimaan kas PT XL Axiata Tbk yang dapat dilakukan antara lain:

 Pencatatan Transaksi Penerimaan Kas: PT XL Axiata Tbk memiliki sistem


informasi akuntansi penerimaan kas yang memungkinkan perusahaan untuk
mencatat semua transaksi penerimaan kas dengan akurat dan efisien. Pencatatan
transaksi penerimaan kas akan mencakup informasi tentang jenis penerimaan kas,
sumber penerimaan kas, jumlah penerimaan kas, dan keterangan lainnya.

21
 Integrasi Sistem Informasi Akuntansi: PT XL Axiata Tbk dapat memanfaatkan
sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang terintegrasi dengan sistem
informasi akuntansi lainnya di perusahaan. Integrasi sistem informasi akuntansi
akan memungkinkan PT XL Axiata Tbk untuk memperoleh informasi yang lengkap
dan terkait dengan transaksi penerimaan kas, termasuk informasi tentang keuangan
perusahaan secara keseluruhan.

 Pemrosesan Data: Sistem informasi akuntansi penerimaan kas PT XL Axiata Tbk


memiliki kemampuan untuk memproses data transaksi penerimaan kas dengan
cepat dan akurat. Pemrosesan data yang cepat dan akurat akan memungkinkan
perusahaan untuk memperoleh informasi tentang penerimaan kas secara real-time.

 Laporan Keuangan: PT XL Axiata Tbk dapat memanfaatkan sistem informasi


akuntansi penerimaan kas untuk menghasilkan laporan keuangan yang lengkap dan
akurat. Laporan keuangan yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengambil
keputusan bisnis yang tepat.

 Pengendalian Internal: Sistem informasi akuntansi penerimaan kas PT XL Axiata


Tbk memiliki fitur pengendalian internal yang dapat membantu perusahaan untuk
mengelola risiko dan mencegah kecurangan. PT XL Axiata Tbk dapat
memanfaatkan sistem informasi akuntansi penerimaan kas untuk melakukan
pengawasan terhadap transaksi penerimaan kas dan mengidentifikasi potensi
masalah yang dapat mempengaruhi keuangan perusahaan.

 Pemantauan Kinerja: Sistem informasi akuntansi penerimaan kas PT XL Axiata


Tbk dapat digunakan untuk memantau kinerja penerimaan kas secara real-time. PT
XL Axiata Tbk dapat memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh sistem
informasi akuntansi penerimaan kas untuk mengidentifikasi peluang bisnis baru dan
meningkatkan kinerja penerimaan kas di masa depan.

Dengan memanfaatkan sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang efisien dan
akurat, PT XL Axiata Tbk dapat memperoleh manfaat berupa pengelolaan keuangan
yang lebih baik dan pengambilan keputusan bisnis yang tepat.

22
2.9 Analisis Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian intern pada unsur organisasi sudah efektif, hal ini dilihat dengan
adanya pemisahan fungsi, antara fungsi penjualan, penerimaan uang, dan instalasi.
Tujuannya agar tidak adanya pembebanan tugas yang besar pada fungsi-fungsi yang
terkait dan menghindari kecurangan.

2.10 Sistem Manajemen Resiko

Sistem Manajemen Risiko (Enterprise Risk Management) di PT XL Axiata Tbk merupakan


suatu proses yang sistematis dan terintegrasi dalam mengidentifikasi, menganalisis,
mengevaluasi, mengontrol, dan memantau risiko-risiko yang terkait dengan operasi
perusahaan, dengan tujuan untuk mencapai tujuan strategis perusahaan. Berikut adalah
beberapa elemen dari sistem manajemen risiko PT XL Axiata Tbk:

 Penetapan Kebijakan dan Prosedur: PT XL Axiata Tbk memiliki kebijakan dan


prosedur yang mengatur bagaimana risiko-risiko diidentifikasi, dianalisis, dievaluasi,
dikendalikan, dan dipantau. Kebijakan dan prosedur ini digunakan sebagai panduan
bagi seluruh pegawai dan manajemen dalam mengelola risiko di perusahaan.

 Identifikasi Risiko: PT XL Axiata Tbk melakukan identifikasi risiko-risiko yang


mungkin terjadi dalam berbagai aspek bisnis perusahaan. Risiko-risiko yang
teridentifikasi mencakup risiko operasional, risiko finansial, risiko strategis, dan
risiko reputasi.

 Evaluasi Risiko: PT XL Axiata Tbk melakukan evaluasi risiko dengan mengevaluasi


potensi dampak dan probabilitas terjadinya risiko yang teridentifikasi. Evaluasi risiko
dilakukan secara periodik untuk memastikan bahwa risiko yang diidentifikasi tetap
relevan dan aktual.

 Pengendalian Risiko: PT XL Axiata Tbk mengembangkan strategi pengendalian


risiko yang efektif dengan mempertimbangkan dampak dan probabilitas terjadinya
risiko. Strategi pengendalian risiko mencakup tindakan pencegahan, tindakan

23
korektif, transfer risiko, dan retensi risiko.

 Pemantauan dan Pelaporan Risiko: PT XL Axiata Tbk memantau risiko-risiko yang


telah diidentifikasi dan dievaluasi secara periodik untuk memastikan bahwa
pengendalian risiko yang diterapkan efektif dan risiko tetap terkendali. Pelaporan
risiko dilakukan kepada manajemen dan dewan direksi untuk memberikan informasi
yang relevan dan aktual mengenai risiko-risiko yang terkait dengan operasi
perusahaan.

 Budaya Manajemen Risiko: PT XL Axiata Tbk mempromosikan budaya manajemen


risiko yang kuat di seluruh organisasi. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan
kesadaran dan pemahaman mengenai risiko dan pentingnya manajemen risiko di
seluruh level organisasi.

Dengan menerapkan sistem manajemen risiko yang efektif, PT XL Axiata Tbk dapat
meminimalkan risiko dan memaksimalkan peluang dalam mencapai tujuan bisnis
perusahaan secara efektif dan efisien. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk mengambil
keputusan yang tepat dan mengelola risiko dengan baik sehingga dapat mencapai
pertumbuhan dan keberhasilan yang berkelanjutan.

2.11 Audit Atas Penjualan

Audit atas penjualan PT XL Axiata Tbk. adalah proses pemeriksaan terhadap transaksi
penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa
transaksi penjualan yang dicatat oleh perusahaan terdokumentasi dengan baik dan sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.

Beberapa hal yang menjadi fokus dalam audit atas penjualan PT XL Axiata Tbk. antara
lain:

 Keakuratan dan kelengkapan data penjualan: Audit dilakukan untuk memastikan


bahwa data penjualan yang tercatat dalam laporan keuangan PT XL Axiata Tbk.
akurat dan lengkap

24
 Keabsahan transaksi penjualan: Audit dilakukan untuk memastikan bahwa transaksi
penjualan yang dicatat oleh PT XL Axiata Tbk. sah dan sesuai dengan aturan yang
berlaku.

 Prosedur penerimaan pesanan dan pengiriman produk: Audit dilakukan untuk


memastikan bahwa PT XL Axiata Tbk. memiliki prosedur yang tepat dalam
penerimaan pesanan dan pengiriman produk.

 Sistem pengendalian internal: Audit dilakukan untuk memastikan bahwa PT XL


Axiata Tbk. memiliki sistem pengendalian internal yang baik untuk mencegah
adanya kesalahan atau kecurangan dalam transaksi penjualan.

 Kepatuhan terhadap regulasi dan kebijakan internal: Audit dilakukan untuk


memastikan bahwa PT XL Axiata Tbk. mematuhi regulasi dan kebijakan internal
yang berlaku dalam melakukan transaksi penjualan

.
Pemeriksaan pendahuluan atau preliminary audit merupakan tahap awal dalam proses audit
atas penjualan PT XL Axiata Tbk. Pada tahap ini, auditor akan melakukan analisis dan
evaluasi terhadap sistem pengendalian internal PT XL Axiata Tbk. serta menilai risiko-risiko
yang ada dalam transaksi penjualan.
Beberapa hal yang dilakukan dalam pemeriksaan pendahuluan audit atas penjualan PT XL
Axiata Tbk. antara lain:
 Memahami bisnis PT XL Axiata Tbk.: Auditor harus memahami bisnis PT XL
Axiata Tbk. dengan baik, termasuk jenis produk atau jasa yang ditawarkan, pasar
yang dilayani, serta cara perusahaan melakukan penjualan.
 Analisis risiko: Auditor akan menilai risiko-risiko yang terkait dengan transaksi
penjualan PT XL Axiata Tbk., seperti risiko kesalahan pencatatan, risiko kecurangan,
atau risiko pengendalian.
 Memahami sistem pengendalian internal: Auditor akan memahami sistem
pengendalian internal PT XL Axiata Tbk. untuk menilai efektivitasnya dalam
mengelola risiko-risiko yang ada dalam transaksi penjualan.
 Mengevaluasi kebijakan dan prosedur penjualan: Auditor akan mengevaluasi
kebijakan dan prosedur penjualan PT XL Axiata Tbk. untuk memastikan bahwa
25
transaksi penjualan dilakukan dengan benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
 Menilai kinerja dan integritas manajemen: Auditor akan menilai kinerja dan
integritas manajemen PT XL Axiata Tbk. untuk memastikan bahwa manajemen
perusahaan telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko-risiko
dalam transaksi penjualan dan memastikan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku.

Melalui pemeriksaan pendahuluan, auditor dapat memahami dengan baik bisnis PT XL


Axiata Tbk. dan menilai risiko-risiko yang terkait dengan transaksi penjualan. Hal ini dapat
membantu auditor dalam merencanakan audit yang efektif dan efisien serta menemukan
masalah atau kelemahan dalam sistem pengendalian internal yang perlu diperbaiki .

Pemeriksaan mendalam dalam audit atas penjualan PT XL Axiata Tbk dapat dilakukan oleh
auditor independen setelah melakukan audit pendahuluan. Pemeriksaan mendalam biasanya
dilakukan apabila auditor menemukan indikasi adanya kesalahan atau kecurangan dalam
transaksi penjualan pada saat audit pendahuluan. Berikut adalah beberapa langkah yang
biasanya dilakukan dalam pemeriksaan mendalam audit atas penjualan PT XL Axiata Tbk:

 Memperdalam Pemahaman atas Bisnis dan Risiko: Auditor melakukan pengamatan


dan wawancara dengan karyawan PT XL Axiata Tbk. untuk memperdalam
pemahaman atas bisnis perusahaan dan risiko-risiko yang terkait dengan transaksi
penjualan.
 Memperdalam Evaluasi atas Sistem Pengendalian Internal: Auditor memperdalam
evaluasi atas sistem pengendalian internal PT XL Axiata Tbk., khususnya pada
prosedur penerimaan pesanan, pengiriman produk, dan penagihan.
 Memeriksa Transaksi dengan Lebih Mendalam: Auditor melakukan pemeriksaan
lebih mendalam atas transaksi penjualan tertentu yang memiliki indikasi adanya
kesalahan atau kecurangan, termasuk memeriksa dokumen pendukung seperti
kontrak penjualan, surat pesanan, faktur penjualan, dokumen pengiriman, dan lain-
lain.
 Menganalisis dan Menilai Bukti: Auditor melakukan analisis dan penilaian yang
lebih mendalam atas bukti-bukti yang diperoleh, termasuk mengonfirmasi kebenaran

26
dan keakuratan bukti-bukti tersebut.
 Memperkuat Kesimpulan dan Rekomendasi: Auditor memperkuat kesimpulan dan
rekomendasi yang dihasilkan pada saat audit pendahuluan, serta menambahkan
rekomendasi baru sesuai dengan temuan baru yang ditemukan pada saat pemeriksaan
mendalam.
 Menyusun Laporan Audit: Auditor menyusun laporan audit yang berisi hasil audit
atas penjualan PT XL Axiata Tbk., termasuk temuan-temuan dan rekomendasi.

Pemeriksaan mendalam audit atas penjualan PT XL Axiata Tbk. dilakukan dengan tujuan
untuk memastikan kebenaran dan keabsahan transaksi penjualan serta meningkatkan
efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan. Hasil pemeriksaan mendalam dapat
membantu perusahaan dalam mengatasi masalah dan perbaikan yang diperlukan pada proses
bisnis terkait dengan penjualan, sehingga dapat memperkuat kredibilitas dan kepercayaan
pelanggan dan investor.

PT XL Axiata Tbk. adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan layanan


telekomunikasi. Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan ini antara lain penjualan
layanan telekomunikasi seperti paket data, telepon seluler, dan layanan internet, serta
pengembangan infrastruktur jaringan dan teknologi telekomunikasi.

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, PT XL Axiata Tbk. juga melakukan audit atas
penjualan dan penagihan sebagai bagian dari upaya memastikan kebenaran dan keabsahan
transaksi serta memperkuat sistem pengendalian internal perusahaan. Audit tersebut
dilakukan oleh auditor independen dan terdiri dari beberapa tahap, yaitu audit pendahuluan
dan pemeriksaan mendalam.

Hasil audit tersebut kemudian digunakan untuk menyusun laporan keuangan dan laporan
tahunan perusahaan, yang menjadi salah satu alat evaluasi kinerja dan pertanggungjawaban
perusahaan kepada pemangku kepentingan, seperti pemegang saham, regulator, dan
masyarakat.

27
Dalam menjalankan tugasnya, PT XL Axiata Tbk. juga harus mematuhi peraturan dan
persyaratan yang ditetapkan oleh regulator dan pemerintah dalam industri telekomunikasi,
serta berkomitmen untuk menjalankan praktik bisnis yang etis dan bertanggung jawab secara
sosial dan lingkungan.
PT XL Axiata Tbk. memiliki kebijakan terkait penjualan yang mengatur prinsip-prinsip dan
tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh karyawan dan manajemen perusahaan dalam
menjalankan kegiatan penjualan. Beberapa kebijakan tersebut antara lain:
 Kebijakan Integritas Penjualan
PT XL Axiata Tbk. menetapkan prinsip integritas penjualan yang meliputi kejujuran,
keadilan, dan transparansi dalam setiap transaksi penjualan yang dilakukan.
Kebijakan ini memastikan bahwa seluruh karyawan dan manajemen perusahaan
harus menjalankan praktik bisnis yang etis dan bertanggungjawab.
 Kebijakan Pelaporan Transaksi Penjualan
PT XL Axiata Tbk. menetapkan kebijakan pelaporan transaksi penjualan yang
mengatur tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh karyawan dan manajemen
perusahaan dalam pelaporan transaksi penjualan. Kebijakan ini memastikan bahwa
seluruh transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan tercatat secara akurat
dan terpercaya.
 Kebijakan Peningkatan Kualitas Layanan
PT XL Axiata Tbk. menetapkan kebijakan peningkatan kualitas layanan yang
mengatur tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk
meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan. Kebijakan ini
memastikan bahwa seluruh karyawan dan manajemen perusahaan berkomitmen
untuk memberikan layanan yang terbaik dan memuaskan bagi pelanggan.
 Kebijakan Penggunaan Teknologi
PT XL Axiata Tbk. menetapkan kebijakan penggunaan teknologi yang mengatur
tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh karyawan dan manajemen perusahaan
dalam menggunakan teknologi untuk menjalankan kegiatan penjualan. Kebijakan ini
memastikan bahwa seluruh karyawan dan manajemen perusahaan menggunakan
teknologi dengan cara yangbenardanbertanggungjawab.

28
Pengendalian internal pada penjualan PT XL Axiata Tbk. mencakup beberapa aspek, seperti:
 Prosedur Penjualan
Perusahaan memiliki prosedur penjualan yang terstandarisasi dan telah ditetapkan
secara tertulis. Prosedur ini mencakup tahap-tahap penjualan mulai dari pemesanan,
penagihan, hingga pengiriman barang atau pelayanan jasa. Prosedur ini berfungsi
sebagai panduan bagi karyawan dalam menjalankan proses penjualan, sehingga
diharapkan dapat mengurangi risiko kesalahan atau kecurang

 Monitoring dan Evaluasi


Perusahaan melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap seluruh
aktivitas penjualan untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian internal yang
diterapkan. Hasil monitoring dan evaluasi ini digunakan sebagai acuan untuk
melakukan perbaikan dan peningkatan sistem pengendalian internal yang ada.
Dengan menerapkan pengendalian internal yang baik pada proses penjualan, PT XL Axiata
Tbk. dapat memastikan bahwa penjualan dilakukan dengan cara yang benar, efektif, dan
efisien. Selain itu, pengendalian internal juga dapat membantu perusahaan dalam melindungi
aset, memastikan keandalan informasi keuangan, serta memastikan bahwa seluruh aktivitas
perusahaan dilakukan sesuai dengan peraturan dan prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku.

PT XL Axiata Tbk. memiliki sistem pelaporan dan tindak lanjut yang ketat
terhadap aktivitas penjualan. Beberapa langkah yang dilakukan perusahaan
dalam hal pelaporan dan tindak lanjut pada penjualan
 Pelaporan Penjualan
Setiap transaksi penjualan dicatat dalam sistem dan laporan penjualan
disusun secara periodik oleh bagian akuntansi. Laporan tersebut berisi
informasi seperti jumlah penjualan, harga jual, diskon yang diberikan,
serta penerimaan pembayaran dari pelanggan. Laporan penjualan ini
akan digunakan sebagai dasar untuk pembuatan laporan keuangan
perusahaan.
29
 Analisis Laporan Penjualan
Laporan penjualan yang disusun oleh bagian akuntansi dianalisis oleh
manajemen untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas penjualan telah
dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Selain itu,
manajemen juga melakukan analisis tren penjualan untuk
mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan potensi peningkatan
penjualan di masa depan.
 Tindak Lanjut Terhadap Pelaporan
Jika terdapat temuan atau ketidaksesuaian dalam aktivitas penjualan,
maka tindak lanjut dilakukan oleh bagian terkait untuk memperbaiki dan
memastikan kesalahan tersebut tidak terulang kembali. Tindak lanjut ini
dapat berupa perbaikan prosedur atau pelatihan untuk karyawan yang
terlibat dalam aktivitas penjualan.
 Pengawasan dan Audit Internal
PT XL Axiata Tbk. melakukan pengawasan dan audit internal secara
berkala untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas penjualan telah
dilakukan sesuai dengan prosedur dan prinsip-prinsip etika bisnis yang
berlaku. Hasil pengawasan dan audit internal ini digunakan sebagai dasar
untuk melakukan perbaikan dan peningkatan sistem pengendalian
internal.

Dengan sistem pelaporan dan tindak lanjut yang baik, PT XL Axiata Tbk.
dapat memastikan bahwa aktivitas penjualan dilakukan secara efektif dan
efisien. Selain itu, tindak lanjut yang tepat dapat membantu perusahaan untuk
mengurangi risiko kecurangan atau kesalahan dalam aktivitas penjualan dan
meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan
30
2.12 Audit Atas Penagihan

Audit atas penagihan PT XL Axiata Tbk dilakukan untuk memastikan efektivitas dan
efisiensi dari sistem pengendalian internal yang digunakan perusahaan dalam
mengelola dan menagih piutang. Berikut adalah beberapa tahapan dalam audit atas
penagihan PT XL Axiata Tbk:
 Pemahaman atas Sistem Pengendalian Internal,Auditor harus memahami sistem
pengendalian internal yang digunakan oleh PT XL Axiata Tbk untuk mengelola dan
menagih piutang. Hal ini meliputi pemahaman terhadap kebijakan penagihan,
prosedur-prosedur yang digunakan dalam mengelola piutang, dan struktur organisasi
yang terlibat dalam proses penagihan.
 Evaluasi Risiko,Auditor harus melakukan evaluasi risiko untuk memahami potensi
risiko-risiko yang terkait dengan penagihan piutang, seperti risiko kecurangan atau
kesalahan dalam pengelolaan piutang. Evaluasi risiko juga melibatkan identifikasi
terhadap faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses penagihan, seperti
kondisi ekonomi atau persaingan di industri.
 Pengujian Substantif,Setelah memahami sistem pengendalian internal dan
mengevaluasi risiko, auditor melakukan pengujian substantif untuk menguji
keefektifan sistem pengendalian internal. Hal ini meliputi pengujian terhadap
dokumen penagihan, prosedur-prosedur penagihan, dan proses rekonsiliasi antara
piutang dan penerimaan.
 Evaluasi Hasil Audit,Setelah melakukan pengujian substantif, auditor mengevaluasi
hasil audit dan memberikan rekomendasi perbaikan atau peningkatan atas sistem
pengendalian internal yang digunakan PT XL Axiata Tbk. Rekomendasi ini akan
membantu perusahaan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses
penagihan piutang serta meminimalkan risiko-risiko yang terkait dengan penagihan.
 Pelaporan,Setelah selesai melakukan audit, auditor menyusun laporan audit yang
berisi hasil temuan dan rekomendasi perbaikan. Laporan audit ini disampaikan
kepada manajemen PT XL Axiata Tbk dan pihak-pihak terkait lainnya.

Dengan melakukan audit atas penagihan, PT XL Axiata Tbk dapat memastikan bahwa
sistem pengendalian internal yang digunakan untuk mengelola dan menagih piutang
xx
xi
efektif dan efisien. Audit ini juga membantu perusahaan untuk mengidentifikasi
potensi risiko-risiko terkait dengan penagihan piutang dan memberikan rekomendasi
perbaikan untuk meningkatkan proses penagihan piutang dan meminimalkan risiko-
risiko tersebut.
 Proses penagihan: PT XL Axiata Tbk memiliki sistem penagihan yang terpusat dan
terintegrasi. Pelanggan diberikan beberapa pilihan untuk melakukan pembayaran,
seperti melalui ATM, internet banking, mobile banking, layanan pelanggan, gerai,
dan agen resmi. Setelah pembayaran dilakukan, sistem akan otomatis mengeluarkan
kwitansi dan memperbarui status pembayaran pelanggan.
 Pelaporan penagihan: PT XL Axiata Tbk memiliki sistem pelaporan penagihan yang
terstruktur dan berkala. Data penagihan dipantau dan direkapitulasi secara teratur
untuk memastikan bahwa semua transaksi telah tercatat dengan benar. Laporan
penagihan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi
kinerja keuangan perusahaan.
 Audit penagihan: PT XL Axiata Tbk melakukan audit internal dan eksternal terhadap
proses penagihan secara berkala. Audit ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas
dan efisiensi sistem penagihan, serta memastikan bahwa transaksi telah tercatat
dengan benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
 Penanganan tunggakan: PT XL Axiata Tbk memiliki kebijakan penanganan
tunggakan yang terstruktur dan transparan. Pelanggan yang terlambat membayar
tagihan akan diberikan pemberitahuan dan peringatan. Jika tunggakan masih belum
diselesaikan setelah sejumlah tahap penanganan, maka PT XL Axiata Tbk akan
mengambil tindakan lebih lanjut, seperti pemutusan layanan.

Dengan pengendalian intern yang efektif dan audit yang berkala, PT XL Axiata Tbk
berusaha memastikan bahwa proses penagihan dilakukan secara akurat dan transparan,
sehingga dapat meminimalkan risiko kehilangan pendapatan dan memperkuat kepercayaan
pelanggan.

Meskipun PT XL Axiata Tbk memiliki sistem penagihan yang terpusat dan terintegrasi serta
kebijakan yang terstruktur dan transparan dalam menangani tunggakan, namun ada beberapa

xx
xi
kelemahan pada proses penagihan yang perlu diperhatikan, di antaranya:

 Tunggakan: Tunggakan adalah salah satu masalah utama dalam proses penagihan.
Meskipun PT XL Axiata Tbk memiliki kebijakan yang jelas dalam menangani
tunggakan, namun hal ini dapat berdampak negatif terhadap pendapatan perusahaan
jika tidak ditangani dengan efektif. Selain itu, tingginya tingkat tunggakan dapat
menunjukkan adanya kekurangan pada sistem penagihan atau kebijakan yang kurang
efektif.
 Kesalahan dalam pencatatan: Kesalahan dalam pencatatan dapat terjadi dalam
berbagai tahapan proses penagihan, mulai dari perekaman data pelanggan hingga
pengolahan transaksi pembayaran. Hal ini dapat mempengaruhi keakuratan laporan
penagihan dan mengganggu kinerja keuangan perusahaan.
 Kurangnya pelatihan staf: Pelatihan staf yang kurang dapat mempengaruhi
efektivitas proses penagihan. Sebagai contoh, staf yang tidak terlatih mungkin tidak
mampu memberikan informasi yang tepat dan jelas kepada pelanggan mengenai
metode pembayaran yang tersedia atau mengatasi masalah pembayaran yang
dihadapi pelanggan.
 Ketidakpatuhan pelanggan: Meskipun PT XL Axiata Tbk memiliki kebijakan yang
jelas terkait proses penagihan, namun pelanggan yang tidak patuh atau tidak
mengikuti prosedur pembayaran dapat mempengaruhi efektivitas proses penagihan
dan kinerja keuangan perusahaan.

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, PT XL Axiata Tbk perlu terus meningkatkan sistem
dan proses penagihan, memperkuat pengendalian intern, serta memberikan pelatihan kepada
staf dan edukasi kepada pelanggan. Selain itu, audit yang berkala dapat membantu
mengidentifikasi dan menangani masalah dalam proses penagihan secara tepat waktu.

PT XL Axiata Tbk memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas terkait pelaporan dan tindak
lanjut pada proses penagihan. Setiap transaksi penagihan yang dilakukan akan dicatat secara
terperinci dan terdokumentasi dengan baik. Laporan penagihan yang dihasilkan akan
disajikan dalam laporan keuangan perusahaan dan dipublikasikan secara transparan.

xx
xi
Selain itu, PT XL Axiata Tbk memiliki tim yang bertanggung jawab untuk menindaklanjuti
setiap transaksi penagihan yang belum terselesaikan atau menimbulkan masalah. Tim
tersebut akan menghubungi pelanggan untuk memberikan informasi tentang tunggakan dan
mengusulkan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tim juga akan memonitor setiap
transaksi penagihan yang sedang diproses dan memberikan laporan status secara berkala
kepada manajemen perusahaan.

Selain tindakan yang diambil oleh tim penagihan, PT XL Axiata Tbk juga memberikan
kemudahan bagi pelanggan untuk melaporkan masalah pembayaran dan memperoleh
bantuan melalui berbagai saluran komunikasi, seperti pusat layanan pelanggan, email, atau
media sosial.

Sebagai tindak lanjut dari laporan penagihan, PT XL Axiata Tbk akan memperbaiki sistem
dan prosedur yang tidak efektif, memberikan pelatihan kepada staf, dan mengoptimalkan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan. PT XL Axiata Tbk juga akan
melakukan evaluasi secara berkala terhadap kebijakan dan prosedur penagihan yang ada
untuk memastikan bahwa perusahaan selalu mengikuti praktik terbaik dalam industri
telekomunikasi.

 Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif Terhadap Transaksi


Siklus Penjualan dan Penagihan Transaksi Penjualan

Tujuan Audit yang Berkaitan Pengujian Pengendalian Pengujian Subtantif terhadap


dengan Transaksi Transaksi
Penjualan tercatat merupakan Memeriksa permintaan Mereview jurnal penjualan
untuk pengiriman yang pembelian pelanggan sebagai dan master file untuk
dibuat untuk pelanggan bukti penerimaan kredit dan transaksi dengan jumlah
nonfiktif (occurence) faktur penjualan, serta besar atau tidak biasa
mengobservasi apakah
laporan bulanan telah dikirim

Transaksi penjualan yang Memeriksa akun untuk Melacak dokumen


ada telah dicatat dokumen pengiriman yang pengiriman terpilih kepada
(completeness) berulang dan jumlah file jurnal penjualan untuk
xx
xi
pada petugas pengendali data memastikan bahwa dokumen
awal tersebut sudah dimasukkan
ke jurnal
Penjualan tercatat merupakan Memeriksa faktur penjualan Melacak ayat pada jurnal
untuk barang yang untuk dokumen pendukung penjualan kepada faktur
dikirimkan dan ditagih serta dan daftar harga yang penjualan serta menghitung
dicatat secara benar diterima untuk keakuratan kembali harga dan tambahan
(accuracy) otorisasi pada faktur penjualan

Penjualan tercatat telah Memeriksa bukti bahwa Menggunakan software audit


secara benar dimasukkan ke master file piutang usaha untuk foot dan cross-foot
dalam master filepiutang telah terekonsiliasi dengan jurnal penjualan serta
usaha dan telah diringkas buku besar melacak jumlah total
secara tepat (posting and terhadap buku besar
summarization)

Siklus Penjualan dan Penagihan - Transaksi Penerimaan Kas

Tujuan Audit yang Berkaitan Pengujian Pengendalian Pengujian Subtantif terhadap


dengan Transaksi Transaksi

Penerimaan kas tercatat Mengobservasi apakah Mereview jurnal dan master


merupakan untuk dana yang akuntan merekonsiliasi akun file penerimaan kas untuk
telah diterima perusahaan bank dan memeriksa jumlah transaksi dalam jumlah besar
(occurence) file pada petugas pengendali atau tidak biasa, serta
data awal menyiapkan bukti
penerimaan kas
Kas yang diterima telah Mengobservasi prelisting Mendapatkan prelisting
dicatat dalam jurnal penerimaan kas dan penerimaan kas dan melacak
penerimaan kas dukungan dari cek yang akan jumlah terhadap jurnal
(completeness) datang penerimaan kas, termasuk
menguji nama, jumlah, dan
tanggal, serta
membandingkan prelisting
dengan slip duplikat deposit
Penerimaan kas telah di Mengobservasi apakah Mendapatkan prelisting
deposit dan dicatat akuntan merekonsiliasi akun penerimaan kas dan melacak
sebagaimana jumlah yang bank dan memeriksa jumlah jumlah terhadap jurnal
diterima (accuracy) file pada petugas pengendali penerimaan kas, termasuk
data awal menguji nama, jumlah, dan
tanggal, serta menyiapkan
bukti penerimaan kas

xx
xv
Penerimaan kas telah secara Memeriksa bukti bahwa Melacak entri terpilih dari
benar dimasukkan ke dalam master file piutang usaha jurnal penerimaan kas pada
master filepiutang usaha dan telah terekonsiliasi dengan master file piutang usaha dan
telah diringkas secara tepat buku besar pengujian terhadap tanggal
(posting and summarization) dan jumlah

 Prosedur Analitis Subtantif

Siklus Penjualan dan Penagihan


Prosedur Analitis Salah Saji yang Mungkin
Dapat Terjadi

Membandingkan persentase Lebih saji atau kurang saja


margin kotor dengan tahun dari penjualan dan piutang
sebelumnya (dari lini usaha
produk)

Membandingkan penjualan Lebih saji atau kurang saja


(dari lini produk) setiap dari penjualan dan piutang
bulan usaha

Membandingkan retur Lebih saji atau kurang saja


penjualan dan penyisihan dari retur penjualan dan
sebagai sebuah presentase penyisisihan serta piutang
dari penjualan kotor dengan usaha
tahun sebelumnya (dari lini
produk)
Membandingkan saldo Salah saji dalam piutang
pelanggan individu terhadap usaha dan akun laporan laba
jumlah di tahun sebelumnya rugi yang berhubungan

Membandingkan beban Ada piutang usaha yang


piutang tak tertagih sebagai belum dimasukkan ke dalam
sebuah persentase dari daftar tak tertagih
penjualan kotor dengan
tahun sebelumnya

Pengujian Terhadap Rincian Saldo Pada Siklus Penjualan dan Penagihan

xx
xv
Tujuan Audit yang Berkaitan Prosedur Pengujian Terhadap
dengan Saldo Rincian Saldo

Piutang usaha dalam aged Mendapatkan aged trial


trial balance dengan jumlah balance piutang usaha dan
pada master file berhubungan, melacak saldo kepada buku
dan totalnya ditambahkan besar, lalu menggunakan
secara benar serta sesuai software audit untuk meng-
dengan buku besar (detail tie- footdan cross footaged trial
in) balance

Piutang usaha pada aged trial Mengonfirmasi piutang usaha


balance ada (existence) menggunakan konfirmasi
positif, melaksanakan
prosedur alternatif untuk
semua konfirmasi yang tidak
kembali pada permintaan
kedua dan ketiga, serta
mereview neraca saldo
piutang usaha untuk piutang
berjumlah besar dan tidak
biasa.
Piutang usaha yang ada telah Lacak akun-akun dari master
dimasukkan dalam aged trial file piutang usaha ke aged
balance (completeness) trial balance

Piutang usaha dalam neraca Mengonfirmasi piutang usaha


saldo sudah akurat (accuracy) menggunakan konfirmasi
positif, melaksanakan
prosedur alternatif untuk
semua konfirmasi yang tidak
kembali pada permintaan
kedua dan ketiga, serta
mereview neraca saldo
piutang usaha untuk piutang
berjumlah besar dan tidak
biasa.

xx
xv
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

PT XL Axiata Tbk. PT XL Axiata Tbk. didirikan pada tahun 1989 dengan


nama PT Grahametropolitan Lestari. Pada tahun 1995, perusahaan berganti nama
menjadi PT Excelcomindo Pratama dan mulai menyediakan layanan telekomunikasi
seluler. Pada tahun 2005, perusahaan diakuisisi oleh Axiata Group Berhad
(sebelumnya bernama Telekom Malaysia International) dan kemudian berganti nama
menjadi PT XL Axiata Tbk.
Pihak manajemen telah menetapkan uraian dan pembagian tugas secara
tertulis atau sistematisFormulir/dokumen yang digunakan pada PT XL Axiata
Tbk.baik dalam prosedur penjualan maupun daiam prosedur penagihan,menunjukkan
bahwa praktek yang sehat akan membuaat perusahaan melakukan kinerja yang bagus
dan baikKeamanan atas harta perusahaan sudah terjamin. Semua penerimaan kas
yang berasal dari penagihan piutang perusahaan sudah dapat dikontrol dengan sangat
baik
PT XL Axiata Tbk. sangat memperhatikan aspek pengendalian internal, ini
terbukti dari masuknya audit internal ke dalam struktur organisasi dari perusahaan.
Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi efektifitas sistem pengendalian internal,
Memastikan bahwa seluruh prosedur telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan
tepat waktu, Serta memastikan Realibilty informasi operasional dan keuangan serta
kepatuhan atas ketentuan dan kebijakan perseroan. Sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai dengan tepat, efektif dan efisien.

xx
xv
DAFTAR PUSTAKA

Arens,Alvin A,Randall J. Elder,Mark S, Beasly,2008. Auditing dan Jasa


Assurance.Edisi kedua belas, Erlangga, Jakarta

Guy,Dan M., C. Wayne Alderman,dan Alan J. Winters,2002, Auditing,EdisiKelima


Jilid 1,Erlangga,Jakarta.
Puradiredja,Mulyadi T, 1998. Auditing, Salemba Empat,Jakarta.
Warren, Carl S, James, M.Reeve dan Philip E, Fess,2006. Akuntansi,Salemba
Empat,Jakarta.
http://www.xlaxiata.co.id/id/ruang-investor/laporan-per-kuartal
https://beta-xlaxiata.ext.dp.xl.co.id/id/ruang-investor/laporan-tahunan?
field_year_value=All
Iskandar, D. (2015). Analysis of factors affecting the success of the application of
accounting information system. International Journal of scientific &
Technology research, 4(2), 155-162

Susanto, A. (2018, June). The Influence of Information Technology on the Quality of


Accounting Information System. In Proceedings of the 2018 2nd High

iv

You might also like