Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS A

A. Pengertian
Virus hepatitis A merupakan virus RNA dari famili Picarnovirus. Virus ini banyak menyerang anak-
anak. Biasanya, jenis hepatitis yang ditimbulkan mengenai masyarakat golongan ekonomi lemah serta
mereka yang tinggal di lingkungan tidak bersih. Price (2001) mengemukakan bahwa sebagian besar
infeksi VHA (Virus Hepatitis A) terjadi pada usia anak-anak dan bersifat asimtomatik.
Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun efek utamanya pada
hati (Syivia A. Price, 2005).
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh rekasi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta
seluler yang khas (Smeltzer, 2001).

B. Etiologi
Nama virusnya HAV/Hepatitis infeksiosa dengan agen virus RNA untai tunggal dan disebabkan oleh
virus RNA dari famili enterovirus serta dapat terjadi pada usia anak-anak & dewasa muda. Tanda dan
gejala dapat terjadi dengan atau tanpa gejala, sakit mirip flu.
Virus ini merupakan virus RNA kecil berdiameter 27 nm yang dapat dideteksi didalam feses pada
masa inkubasi dan fase praikterik. Awalnya kadar antibodi IgM anti-HAV meningkat tajam, sehingga
memudahkan untuk mendiagnosis secara tepat adanya suatu inveksi HAV. Setelah masa akut antibodi
IgG anti-HAV menjadi dominan dan bertahan seterusnya hingga menunjukkan bahwa penderita pernah
mengalami infeksi HAV di masa lampau da memiliki imunitas sedangkan keadaan karier tidak pernah
ditemukan.

C. Penularan
Penularan dapat terjadi melalui fecal-oral dan kontaminasi pada minuman dan makanan yang
tercemar virus hepatitis A, lewat makanan/minuman mentah atau setengah matang, minum air atau es
batu yang terkontaminasi dengan feses, dan kerang-kerangan yang tidak dimasak. HVA juga dapat
menular melalui hubungan seks oral-anal (mulut-dubur) dan jarang menular melalui transfusi parenteral
(infus). Hepatits A adalah bentuk hepatitis yang akut, brarti tidak menyebabkan infeksi kronis. Sekali kita
pernah terkena hepatitis A, kita tidak dapat terinfeksi lagi. Namun, kita masih dapat tertular virus hepatitis
lain.
D. Komplikasi
Penyakit hepatitis kadang-kadang dapat timbul sebagai komplikasi leptospirosis, sifilis, tuberculosis,
toksoplasmosis, dan amebiasis, yang kesemuanya peka terhadap pengobatan khusus. Penyebab
noninfeksiosa meliputi penyumbatan empedu, sirosis empedu primer, keracunan obat, dan reaksi
hipersensitivitas obat. Komplikasi akibat hepatitis A hampir tidak ada, kecuali pada para lansia atau
seseorang yang memang sudah mengidap penyakit kronis hati atau sirosis.

E. Manifestasi klinis
Hepatitis A dibedakan menjadi empat stadium, yaitu masa inkubasi, prikterik (prodromal), ikterik,
dan masa penyembuhan.
a) Fase inkubasi merupakan waktu di antara masuknya virus sampai timbulnya gejala keluhan. Masa
inkubasi berlangsung selama 5-45 hari, dengan rata-rata kurang lebih 25 hari.
b) Fase prodromal terjadi selama 4 hari sampai 1 minggu atau lebih. Gejala masa prodromal adalah
kelelahan (fatigue), rasa tidak enak badan (malaise), nafsu makan berkurang, mual, muntah, rasa
tidak nyaman di daerah perut kanan atas, demam (biasanya suhu kurang dari 39 oC), merasa
dingin, sakit kepala, gejala seperti flu, keluar ingus (nasal discharge), sakit tenggorokan, dan
batuk. Gejala yang jarang dijumpai yaitu terjadinya penurunan berat badan ringan, nyeri sendi
(artralgia), dan mononeuritis cranial atau mononeuritis prifer (sejenis salah urat saraf). Tanda
yang ditemukan biasanya hepatomegali dengan nyeri tekan (70%). Dan manifestasi ektrahepatik
lain pada kulit, sendi, atau splenomegali.
c) Fase ikterik dimulai dengan urine berwarna kuning tua, seperti the atau warna gelap, diikuti oleh
feses berwarna dempull (clay-coloured faeces) kemudian warna sclera, dan kulit perlahan-lahan
menjadi kuning. Muncul juga gejala anoreksia, lesu, lelah, mual dan muntah berat untuk
sementara waktu. Ketika fase sakit kuning (ikterik) ini bertambah berat, maka gejala-gejala
tersebut berkurang dan timbul pruritus atau gejala gatal-gatal pada kulit beberapa dari
sesudahnya. Masa penyembuhan diawali dengan menghilangnya gejala ikterik dan feses kembali
normal dalam empat minggu setelah serangan. Komplikasi yang sering terjadi pada sebagian
kecil pasien adalah hepatitis fulminan (tapi persentasenya kurang dari 1%). Di negara-negara
yang telah maju, insiden infeksi virus hepatitis A telah menurun dalam beberapa tahun terakhir
ini. Penderitanya pun telah beralih pada kalangan yang usianya lebih tua. Hal ini disebabkan oleh
adanya perbaikan kondisi sosial ekonomi yang diikuti dengan perbaikan higiene dan sanitasi.
d) Masa penyembuhan diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan-keluhan lain. Masa yang
paling infektip (berpotensi menularkan penyakitnya) adalah selama dua minggu sebelum timbul
gejala viremia.

F. Faktor – faktor yang mempengaruhi


Penyakit hati disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
a) Pola hidup yang tak sehat. tubuh dipaksa untuk bekerja keras sampai-sampai tidak
memperhatikan asupan gizi.
b) Pekerja malam atau yang sering bergadang, rentan mengidap penyakit hati. Ini disebabkan secara
biologis fungsi hatinya dipicu untuk bekerja lebih cepat sehingga detoksifikasi lebih tinggi.
akibatnya, kondisi tubuh mudah drop.
c) Adanya infeksi virus atau bakteri
d) Kecandual alkohol
e) Efek samping obat-obatan tertentu yang merupakan racun bagi hati
f) Kelainan bawaan lahir
g) Kelainan-kelainan dalam metabolisme tubuh
h) Kurang gizi
i) Tidak memperhatikan kebersihan alat-alat makan dan minum

G. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan akibat
reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul.
Unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembanganya inflamasi pada hepar,
pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel- sel hepar ini
menyebabkan kerusakan sel-sel hepar.
Setelah lewat masanya, sel-sel hepar hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respons
sistem imun tubuh dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. oleh karenanya, sebagian besar
pasien yang mengalami hepatitis dapat sembuh dengan fungsi hepar normal. Fase ini juga ditandai dengan
inflamasi dan peregangan kapsul hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran
kanan atas. hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati. timbulnya ikhterus
disebabkan karena kerusakan sel parenkim hati. walaupun jumlah bilirubin yang belum mengalami
konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu
intrapatik, maka terjadi kerusakan dalam konjugasi. akibatnya bilirubin tidak sempurna dikeluarkan
melalui duktus hepatikus. hal ini dikarenakan terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan
regurgitasi pada duktuli empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirect), maupun bilirubin yang
sudah mengalami konjugasi (bilirubin direct).
Jadi, ikhterus yang timbul, terutama disebabkan karena adanya kerusakan dalam pengangkutan,
konjungsi, dan ekskresi bilirubin. tinja mengandung sedikit sterkobilin, sehingga tampak pucat (abolish).
Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat diekskresi ke dalam kemih, sehingga
bilirubin urine menjadi pisitif dan urine berwarna gelap. peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat
disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang menimbulkan gatal-gatal pada kulit karena
ikhtesus.

H. Pohon masalah
I. Pencegahan
Timbulnya hepatitis dalam barak-barak atau panti perawatan sering merupakan petunjuk sanitasi dan
higiene perorangan yang buruk. Pengendaliannya langsung ditunjukkan pada pencegahan
terkontamiasinya makana, air, atau sumber-sumber lainnya oleh tinja. Kebersihan seperti mencuci tangan
setelah BAB atau sebelum makan, penggunaan piring dan alat makan sekali pakai, dan pemakaian
desinfektan natrium hipoklorit 0,5% sangat penting dalam mencegah penyebaran HAV selama fase akut
penyakit. Tindakan konservatif yang berlebihan, seperti penggunaan jubah, masker, dan sarung tangan,
biasanya tidak perlu kecuali jika hendak mengadakan kontak langsung dengan tinja atau benda-benda
yang terkontaminasi tinja. Walaupun kita belum menerima vaksinasi terhadap hepatitis A, ada beberapa
hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah infeksi HAV:

a) Hindari air, termasuk es yang mungkin tercemar kotoran


b) Hindari kerang-kerangan yang mentah dan kuang masak
c) Selalu cuci tangan dengan sabun dan air setelah ke kamar mandi, mengganti popok bayi, dan
sebelum menyiapkan makanan
d) Memakai penghalang lateks untuk seks oral-anal

J. Pemeriksaan diagnostik
a) Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan pigmen
1) Urobilirubin direk
2) Bilirubin serum total
3) Bilirubin urine
4) Urobilirubin urine
5) Urobilirubin feses
2. Pemeriksaan protein
1) Protein total serum
2) Albumin serum
3) Globulin serum
4) HbsAg
3. Waktu protombin
1) Respon waktu terhadap vitamin K
4. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
1) AST atau SGOT
2) ALT atau SGPT
3) LDH
4) Amonia serum
b) Radiologi
1. Rontgen abdomen
2. Kolestogram dan kalangiogram
3. Arteriografi pembuluh darah seliaka
c) Pemeriksaan tambahan
1. Laparoskopi
2. Biospi hati

K. Penatalaksanaan medis
a) Pengobatan pada hepatitis virus lebih ditekankan pada tindakan pencegahan
b) Rawat jalan kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan menyebabkan dehidrasi.
c) Mempertahankan asupan kalori dan cairan memadai
d) Obat-obatan yang tidak penting harus dihentikan
e) Pemantauan fungsi hati dan serologi hati HVB enam bulan kemudian, bila terdapat peningkatan
titer SGOT-SGTP lebih besar dari sepuluh kali nilai batas atas normal, koagulopati, ensefalopati,
sebab dapat dicurigai adanya hepatitis fulminan.
f) Pemeriksaan HbeAg, Ig anti-HBc, SGOT/PT, dan USG hati.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2011. Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 12. Jakarta : EGC.
Dongoes, Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Cahnoto. 2010. Askep Pada Pasien Hepatitis. (http://cahnoto.blogspot.com/2010/04/askep-pada-pasien-
hepatitis.html) Diakses tanggal 9 September 201
Carpenito, Lynda Juall. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Haryono, Rudi. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Subianto, Teguh. 2009. Asuhan Keperawatan Hepatitis. (http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/06/asuhan-
keperawatan-hepatitis.html) Diakses tanggal 9 September 2014.

You might also like