Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 22

Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800

DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

Analisis Quality Control Transaksi Jual Beli Biji Kopi dalam


Perspektif Hukum Islam
Aramida
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
aramida13@gmail.com

ABSTRACT
Quality control is very important applied in business to maintain quality and quantity. In the
community, trades are often carried out for convenience without knowing whether the trade,
in terms of physical control or quality, is in accordance with predetermined standards. In
practice, the physical sale and purchase of coffee beans does not know the object being traded
in terms of shape, quality, taste and price so that control is needed in order to detect fraud
(tadlis) that was carried out. This research uses descriptive analysis method which aims to
analyze and solve problems that occur in the present based on the images seen and heard from
the results of research both in the field or theories in the form of data and books related to the
topic of discussion. Furthermore, the results show that: 1) The quality control system used
includes field supervisors (Internal Control Systems) and technology supervisors, 2) Mixing of
products (tadlis) carried out by collectors greatly affects the selling price of farmers, because
it reduces quality and satisfaction. customers, 3) In the perspective of Islamic law, trading
coffee beans through three marketing networks does not have a problem when viewed from the
object of the contract and the principles of the contract.
Keywords: quality control, transactions, buying and selling, tadlis, islamic law

ABSTRAK
Quality control sangat penting diterapkan dalam bisnis untuk mempertahankan kualitas dan
kuantitas. Di masyarakat sering terjadi perdagangan yang dilakukan untuk memperoleh
kemudahan tanpa mengetahui apakah perdagangan tersebut dalam hal pengawasan fisik
maupun kualitas sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Prakteknya pada jual beli
biji kopi secara fisik tidak mengetahui obyek yang diperjualbelikan dalam hal bentuk, kualitas,
cita rasa dan harga sehingga sangat dibutuhkan pengontrolan guna untuk mengetahui
kecurangan (tadlis) yang dilakukan. Adapun penelitian ini menggunakan metode deskriptif
analisis yang bertujuan untuk menganalisa dan memecahkan masalah yang terjadi pada masa
sekarang berdasarkan gambar yang dilihat dan didengar dari hasil penelitian baik dilapangan
atau teori-teori berupa data-data dan buku-buku yang berkaitan dengan topik pembahasan.
Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Sistem quality control yang digunakan
mencakup pengawas lapangan (Internal Control Sistem) dan pengawas teknologi, 2)
Percampuran produk (tadlis) yang dilakukan oleh pihak pengumpul sangat berpengaruh pada
harga jual beli petani, dikarenakan mengurangi kualitas dan kepuasan pelanggan, 3) Dalam
perspektif hukum Islam perdagangan biji kopi melalui tiga jaringan pemasaran tidak terdapat
masalah jika dilihat dari objek akad dan asas-asas akad.
Kata Kunci : quality control, transaksi, jual beli, tadlis, hukum islam

393
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

PENDAHULUAN ini banyak terjadi sistem dalam


Kopi sebagai objek dagang saat ini pengumpulan biji kopi yang tidak sesuai
yang telah menjadi primadona di dengan Norma dan kaidah Islam. Di mana,
perdagangan internasional dan sudah sistem tersebut juga berdampak negatif
dianggap oleh masyarakat sebagai salah pada kualitas produk kopi. Dalam hal
satu hasil komoditi perkebunan yang penyempurnaan pencapaian tujuan produk,
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi maka terdapat beberapa kebijakan dalam
dan juga membantu perkembangan suatu perusahaan yang sedang beroperasi
perekonomian negara. Kopi berpengaruh seperti membuat perencanaan,
besar terhadap pergerakan pasar, maka dari melaksanakan dan melakukan pengawasan
itu terciptalah jual beli kopi kemudian pada usaha jual beli biji kopi secara
beralih ke biji kopi. Adapun kopi sebagai efektif.2
objek transaksi jual beli memiliki beberapa Usaha jual beli biji kopi oleh
ketentuan untuk dipasarkan, terutama koperasi harus dipertanggungjawabkan
dalam hal kualitas. dengan baik, oleh karena itu dibutuhkan
Pengawasan mutu (quality control) pengawasan yang meliputi pengawasan
1
dalam usaha jual beli biji kopi sangat produk. Adapun proses pengawasan
penting diterapkan dalam persediaan produk terjadi dimulai dengan masuknya
produk kopi. Agar dapat memenuhi kopi dari petani kepada kolektor, kemudian
harapan serta memberi kepuasan kepada kolektor mengolah biji kopi dengan
para pelanggan dalam hal penyediaan memperhatikan mutu fisik yang
produk kopi dengan cara menghasilkan diharapkan dan menjualnya kembali
produk kopi terbaik dan bermutu. Mutu kepada koperasi.
sebagai suatu faktor keunggulan yang Berdasarkan hal tersebut, maka
kompetitif dalam hal persaingan bisnis total quality control memiliki peranan
yang bertujuan untuk menguasai pangsa penting dalam menunjang kelancaran
pasar. Dalam pencapaian mutu biji kopi operasi koperasi sehari-hari di mana
maka harus lebih memperhatikan teknik Koperasi sebagai lembaga yang secara
budidaya teknologi kopi, pengolahan terus-menerus (continuous process)
maupun penyimpanan. Kenyatannya, saat memperoduksi kopi. Dengan demikian

1 2
Murdifin Haming & Mahfud Murdifin Haming & Mahfud
Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern Nurnajamuddin, manajemen Produksi Modern
Operasi Manufaktur dan Jasa Buku 2, (Jakarta: Operasi Manufaktur dan Jasa Buku 2, (Jakarta:
Bumi Aksara,2007), hlm.105. Bumi Aksara, 2007), hlm. 102-103

394
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

kualitas produk kopi merupakan suatu kolektor dengan dilakukannya jual beli biji
bentuk komunikasi secara langsung bagi kopi dari petani kepada kolektor dengan
produsen dan konsumen untuk mengukur harga yang ditentukan oleh kolektor.
sejauh mana kepuasan pelanggan terhadap Selanjutnya kolektor sebagai pengumpul
produk yang dihasilkan. Oleh karena itu kopi milik petani yang telah dipilih oleh
dengan memiliki produk yang berkualitas koperasi tersebut mengolah kopi menjadi
akan mendorong pelanggan untuk tetap barang setengah jadi dan menjual kembali
membeli dan mengkonsumsi produk produk kopi kepada koperasi. Selanjutnya
tersebut, karena mereka dapat merasakan koperasi melakukan quality control atau
kepuasan terhadap produk yang dibelinya yang sering di sebut dengan uji mutu
dan tentu saja bertambah rasa percaya terhadap objek yang diperjualbelikan di
terhadap produk yang dibelinya.3 mana jika produk kopi yang diuji cocok
Koperasi Baitul Qiradh maka dilanjutkan kepada penggilingan
Baburayyan (KBQB) yang terletak di Aceh (huller), kemudian setelah itu baru terdapat
tengah merupakan sebuah lembaga yang administrasi faktur berupa bon dalam
bergerak di bidang manufaktur dengan bentuk rekapan dari kolektor yang
kegiatan usahanya memperdagangkan biji ditujukan kepada koperasi sesuai saran
kopi yang sudah mencapai tingkat ataupun volume kopi yang disetor.
internasional dengan memberlakukan tiga Transaksi pembayaran tersebut dilakukan
jaringan pemasaran yang mencakup; dengan cek atau transfer langsung ke
petani, pengumpul dan koperasi. Serta rekening kolektor dan dikenakan pajak pph
membina sejumlah petani sebagai (pajak penghasilan) 0,25% jika kolektor
penghasil kopi dengan mutu organik memiliki NPWP (nomor pokok wajib
terbaik. Adapun mekanisme yang terjadi pajak) dan jika kolektor tidak memiliki
terhadap tiga jaringan pemasaran, yaitu NPWP (nomor pokok wajib pajak) maka
petani sebagai penghasil awal produk kopi dikenakan pajak pph (pajak penghasilan)
yang terus menerus diawasi oleh pihak 0,50% untuk perkilo gram kopi labu yang
koperasi yang bertanggung jawab dalam dijual. Kemudian produk kopi yang telah
hal kualitas organik serta diberikan diolah serta telah diuji kesempurnaan mutu
peralatan dan pelajaran untuk menjamin dan kualitasnya oleh Koperasi yang
kualitas. Kemudian kopi beralih kepada bertanggung jawab, maka kopi tersebut

3
Robert Pius Perdede dan Asep Hasil Produksi, Jurnal Ilmiah kesatuan, Vol 7 No 1,
Firmansyah, Analisis Total Quality control pada 2005. Di akses pada Hari Senin, Tanggal 23 April
Sub Divisi Painting terhadap Tingkat Kerusakan 2018, pukul 20.13 WIB.

395
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

dijual kepada eksportir dengan adanya sering terjadi tadlis (penipuan) di mana
sertifikasi fairtrade4 perkilogram pada menampakkan barang yang buruk dalam
setiap produk. bentuk yang nampaknya bagus sehingga
Dalam hal ini terdapat Peraturan memperoleh keuntungan yang besar.
Pemerintah mengenai pengawasan biji Dalam memproduksi suatu barang untuk
kopi akan tetapi hanya sampai pada tahap meningkatkan kemaslahatan, namun juga
petani kopi saja, sedangkan pengawasan yang utama adalah meningkatkan kualitas
pada tahap kolektor dan Koperasi tidak dan kuantitas pada setiap produk yang akan
terdapat Peraturan Pemerintah yang diciptakan guna untuk mencapai produk
mengaturnya melainkan diatur oleh yang memiliki kualitas tinggi (High
masing-masing Koperasi yang bergerak di Quality) yang berdampak baik bagi suatu
bidang manufaktur biji kopi. Sehingga perusahaan. Pada prinsipnya dalam Islam
pada masing-masing koperasi terdapat mengajarkan bahwa dalam menciptakan
perbedaan Standar Operasional Prosedur suatu produk yang berkualitas baik
(SOP) terhadap pengawasan pada kolektor tentunya harus menggunakan pengawasan,
dikarenakan tidak ada Peraturan kejujuran, dan keberkahan sehingga dalam
Pemerintah yang mengaturnya. menjalankan suatu proses produksi dengan
Berdasarkan perspektif Islam, menerapkan prinsip dan nilai syariat Islam.
Kualitas terbagi atas dua yaitu kualitas dari Maka tidak akan ada kejanggalan pada
segi konvensional dan kualitas dari segi produk yang akan dipasarkan dan tentunya
syariah, di mana perbedaannya ditinjau akan berdampak baik bagi perusahaan dan
dari praktiknya. Seperti kualitas produk para konsumennya.5 Kemudian kualitas
dari konvensional dilihat dari transaksi jual dilihat dari ekonomi Islam, kualitas tidak
belinya terdapat penekanan kualitas hanya berpatokan pada tujuan materi
produk hanya semata-mata untuk semata namun sebagai tuntutan Islam
merealisasikan tujuan materi dengan dalam seluruh bidang kehidupan.6
membeli produksi menggunakan biaya HASIL PEMBAHASAN
serendah mungkin dan menjualnya
kembali dengan harga yang mahal dan juga

4
http://www.sadakoffie.com/apa-itu- Umroh di Kawasan Religi Sunan Ampel Surabaya.s
sertifikasi-fair-trade/,di Akses Pada Tanggal 13 (Surabaya: 2018), hlm.2.
6
Oktober 2018. Jaribah Bin Ahmad Al-haritsi, Fikih
5
Venty Putri Damayanti, Quality Control Ekonomi Umar Bin Al-Khattab, (Jakarta : Pustaka
Dalam Meningkatkan Kualitas Produk Perusahaan Al-Kautsar, 2015), hlm.79.
pada Perusahaan Pusat Oleh-Oleh Haji dan

396
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

1 Konsep Hukum Islam Tentang Objek dalam akad ijarah (sewa).9 Terdapat pula
Transaksi Jual Beli dan Kualitas hal-hal yang tidak boleh dijadikan sebagai
Produksi objek akad secara syariat atau ‘urf
Makna objek secara umum yaitu (kebiasaan), seperti khamr yang tidak
hal perkara atau orang yang menjadi pokok boleh menjadi objek akad sesama kaum
pembicaraan, sasaran, tujuan, pelengkap muslimin, wanita yang diharamkan
dan tujuan penderita, sehingga yang menikahinya karena ada hubungan nasab
dimaksud objek transaksi adalah suatu atau sepersusuan tidak boleh menjadi istri
benda maupun manfaat yang dilakukannya untuk kerabatnya, dan sebagainya.
tukar menukar antara kedua belah pihak Persoalan objek transaksi dalam
atau lebih.7 Sementara itu arti transaksi hukum Islam menjadi pembahasan yang
adalah persetujuan jual beli (dalam urgen. Sebab kerelaan pelaku transaksi
perdagangan) antara dua belah pihak, yang tidak dapat dilepaskan dari eksistensi objek
dilakukan dengan cara pelunasan dan transaksi. Objek transaksi yang
pembayaran.8 dimaksudkan untuk membentuk suatu akad
Suatu benda yang dikenai dan berlaku akibat-akibat hukum akad.
pekerjaan disebut dengan objek. Objek Objek yang dimaksudkan dapat berupa
dalam jual beli merupakan hal terpenting benda, manfaat benda, jasa atau pekerjaan,
yang harus ada dalam transaksi jual beli, atau suatu yang lain yang tidak
karena objek tersebut termasuk ke dalam bertentangan dengan syariah. Benda
rukun jual beli yang keempat. Objek jual meliputi benda bergerak dan benda tidak
beli disebut juga dengan ma’qud ‘alaih, di bergerak maupun benda berbadan dan
mana suatu transaksi dilakukan di atasnya, tidak berbadan.10
sehingga akan terdapat implikasi hukum Objek transaksi atau Ma’qud ‘alaih
tertentu. Ma’qud ‘alaih bisa berupa aset- dapat juga diartikan sebagai benda-benda
aset finansial (sesuatu yang bernilai yang diakadkan, seperti benda yang dijual
ekonomis) ataupun aset non finansial, dalam akad jual beli, dalam akad hibbah,
seperti wanita dalam akad pernikahan, dalam akad gadai, utang yang dijamin
ataupun bisa berupa manfaat seperti halnya seseorang dalam akad kafalah.11 Dimana

7 10
Tri Kurnia Nurhayati, Kamus Lengkap Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Eska Media,2003), Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007),
hlm. 481. hlm.190.
8 11
Ibid., hlm.852. Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah,
9
Dimyauddin Djuwaini. Pengantar Fiqh; (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), hlm.47
Ma’qud ‘Alaih (objek transaksi). 2008. hlm. 57-58

397
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

objek akad termasuk kedalam rukun jual bukan harta, seperti akad dalam pernikahan
beli pada pembagian ketiga dan jumhur dan dapat pula berbentuk suatu
ulama menyebutkan bahwa yang termasuk kemanfaatan seperti dalam masalah upah-
ke dalam objek akad adalah barang yang mengupah, dan lain-lain.13
diakadkan dan harga. Dari uraian di atas maka dapat
Objek transaksi dalam jual beli disimpulkan bahwa ma’qud alaih adalah
juga dapat dimaknakan sebagai suatu harta yang dijadikan alat pertukaran oleh
benda atau manfaat yang dibutuhkan oleh orang yang berakad, yang biasa disebut
satu orang atau lebih yang dilakukannya dengan barang jualan atau harga. Dimana
tukar menukar harta benda secara sukarela jual beli dianggap sah apabila ma’qud
atau proses mengalihkan hak kepemilikan alaih adalah barang yang tetap atau
kepada orang lain dengan adanya bermanfaat, berbentuk, dapat diserahkan,
kompensasi tertentu dan dilakukan dalam dapat dilihat oleh orang-orang yang
koridor syariat terutama pada praktek jual berakad, tidak bersangkutan dengan milik
beli yang dipenuhi berbagai unsur orang lain, dan tidak ada larangan dari
penipuan, keculasaan dan kedzaliman. syara’.
Oleh karena itu dengan merealisasikan Pada objek transaksi terdapat
keinginan seseorang yang terkadang tidak beberapa syarat yang harus dipenuhi agar
mampu diperolehnya, maka dengan dapat melakukan transaksi yakni sebagai
adanya jual beli dia mampu untuk berikut:14
memperoleh sesuatu yang diinginkannya, 1. Objek akad ada ketika akad dilakukan
karena pada umumnya kebutuhan Akad tidak sah dilakukan terhadap
seseorang sangat terkait dengan sesuatu sesuatu yang ma’dum (tidak ada) seperti
yang dimiliki saudaranya. Adapun benda- menjual tanaman yang belum tampak
benda yang dijadikan akad tersebut adalah hasilnya, karena ada kemungkinan ia tidak
benda yang bentuknya tampak dan tumbuh. Tidak boleh juga dilakukan akad
membekas.12 Objek transaksi yang berupa terhadap sesuatu yang mengandung risiko
barang tersebut dapat berbentuk harta untuk tidak ada, seperti menjual hewan
benda, seperti barang dagangan, benda yang masih dalam kandungan karena ada

12 13
Abdul Rahman Ghazaly,Fiqh Rahmat Syafei, Fiqih
Muamalah,(Jakarta: Kencana, 2010),hlm.75. Muamalah,(Bandung: Pustaka Setia, 2000),
hlm,61.
14
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa
Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani, 2011), hlm. 493.

398
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

kemungkinan ia lahir dalam keadaan mati. Barang yang dijadikan objek akad harus
Tidak sah juga mengadakan akad untuk berbentuk harta yang dimiliki atau
sesuatu yang mustahil ada di masa yang mutaqawwim (dikuasai atau digenggam).
akan datang seperti akad dengan seorang Jika tidak demikian maka akad menjadi
dokter untuk menyembuhkan penyakit batal. Maka, menjual sesuatu yang tidak
orang yang sudah mati, karena mayat tidak dianggap harta secara syariat seperti
bisa menjadi objek pengobatan, atau akad bangkai dan darah atau
dengan seorang pekerja untuk memanen menghibbahkannya, menjadikannya
tanaman yang sudah terbakar. Semua akad sebagai jaminan, mewaqafkannya atau
tersebut adalah batal. mewasiatkannya adalah batal, karena
Objek akad sudah harus ada secara sesuatu yang bukan harta tidak sah untuk
konkret ketika kontrak dilangsungkan atau dimiliki sama sekali.
diperkirakan akan ada pada masa akan 3. Barang tersebut dapat diserahkan pada
datang dalam kontrak-kontrak tertentu waktu proses akad
seperti dalam kontrak salam, istishna’, Atas kesepakatan para fuqaha,
ijarah, dan mudharabah. Dalam penentuan disyaratkan adanya kemampuan untuk
objek akad pada transaksi yang tertentu menyerahkan barang saat akad terjadi.
terdapat perbedaan pendapat dari para Maka, sebuah akad tidak sah apabila si
ulama. Maka dari itu dapat didefenisikan pengakad tidak mampu menyerahkan
bahwa setiap objek akad yang tidak ada objek yang diakadkan, meskipun barang
saat akad boleh dijadikan objek transaksi tersebut ada dan milik pengakad. Dalm
dengan syarat objek tersebut dipastikan kondisi ini akad menjadi batal.
tersedia pada waktu penyerahannya. Syarat ini sangat penting dalam
Pendapat ini sesuai dengan kaidah al-ashlu muawadhah maliyyah (kepemilikan dalam
fil mu;amalat al-ibahah (hukum asal yang Islam) berdasarkan kesepakatan para
berlaku dalam muamalah adalah boleh), ulama dan juga dalam hal-hal yang bersifat
juga berdasarkan maslahat masyarakat tabarru’at, tidak sah menjual suatu barang
pelaku pasar dengan banyaknya inovasi yang tidak dapat diserahkan kepada yang
produk pasar dan ragam kebutuhan membeli, seperti ikan dalam laut, barang
masyarakat terhadap produk-produk pasar rampasan yang masih berada di tangan
tersebut. yang merampasnya, barang yang sedang
2. Objek yang diakadkan dibolehkan dijaminkan, hal tersebut disebabkan
secara syariat mengandung tipu daya. Sebagaimana
sabda Rasulullah Saw, yang berbunyi:

399
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

menjelaskan ia terbuat dari jenis ini dan


َ ‫ع ْن‬
‫س ِع ْي ِد‬ َ ‫َار‬ ِ ‫ع ْن اأَبِي َح‬
ِ ‫از ِم ب ِْن ِد ْين‬ َ ِ‫ع ْن َمالِك‬ َ ‫ي‬ َ ‫َحدَّ ثَنِي يَ ْح‬ ukurannya ini.
‫ع ْن بَي ِْع ْالغ ََر ِر‬
َ ‫س َل هللااِ ﷺ نَ َهى‬ َّ ‫ب‬
ُ ‫أن َر‬ ِ َّ‫سي‬َ ‫ب ِْن ْال ُم‬
2 Implementasi Objek Transaksi
Artinya:“Yahya meriwayatkan kepadaku
Terhadap Harga
dari Malik, dari Abu Hazim bin Dinar, dari
Sa’id bin Al-Musayyib, bahwa Rasulullah Implementasi objek transaksi
Saw melarang jual beli (yang terdapat
terhadap harga bertujuan untuk dapat
unsur) penipuan”.15
mewujudkan keseimbangan antara harga
4. Objek akad harus jelas dan diketahui
dan barang yang akan diperjualbelikan.
oleh kedua pengakad
Dalam hal menetapkan harga pada barang
Menurut para fuqaha, objek akad harus
tidak dapat menggunakan cara yang
diketahui untuk menghalangi adanya
bertentangan dengan praktik-praktik
perselisihan dikarenaokan larangan yang
syariat dan tidak halal, sebagaimana firman
disebutkan di dalam sunnah untuk
Allah dalam QS, An-Nisa :29 yang
melakukan ba’i gharar (jual beli yang
berbunyi:
mengandung gharar) dan ba’i majhul (jual
beli terhadap sesuatu yang tidak diketahui. ‫ۤياَيُّ َها ا َّل ِذيْنَ ا َ َمنُ ْواالَت َأْ ُكلُ ۤ ْوا ا َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم ِب ْالبَاطِ ِل ا َّ ِۤال ا َ ْن‬
Untuk diketahuinya sebuah barang, َ ُ‫اض مِ ْن ُك ْۗ ْم َو َال ت َ ْقتُلُ ْْٓوا ا َ ْنف‬
َ‫س ُك ْۗ ْم ا َِّن هللاا‬ ٍ ‫ع ْن ت ََر‬ َ ً ‫ت َ ُك ْونَ تِ َج َرة‬
.‫َكانَ ِب ُك ْم َرحِ ْي َما‬
dapat dilakukan dengan cara menunjuknya Artinya:“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu saling memakan harta
apabila barang itu ada, atau dengan
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
melihatnya ketika akad dilaksanakan atau dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu.
sebelum akad tapi dalam tempo yang
Dan janganlah kamu membunuh dirimu,
diperkirakan barang itu tidak berubah sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.”
sampai akad dilaksanakan. Melihat
sebagian barang sudah dianggap cukup, Pernyataan Al-Qur’an di atas, yang
jika semua bagian barang tersebut sama, dimaksud dengan bisnis yaitu proses
atau dengan menyampaikan sifat yang bisa dimana terjadi pertukaran kepentingan
menghindari timbulnya jahalah fahisyah sebagai keuntungan tanpa melakukan
(ketidaktahuan terhadap barang yang akan penekanan yang tidak dihalalkan atau
menimbulkan persengketaan atau tindakan penipuan terhadap kelompok lain
perselisihan, penj.), yaitu dengan dan tidak membolehkan praktek suap dan
menjelaskan jenis, macam, dan ukurannya, riba yang merugikan salah satu pihak.
seperti kalau barang itu adalah besi dengan

15
Imam Malik bin Anas, Al Muwaththa’ Abdullah, jilid II,(Jakarta: Pustaka Azzam, 2010),
Imam Malik, Takhij: Muhammad Ridwan, Syarif hlm. 72.

400
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

Keseimbangan atau sering juga Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-


hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”
disebut dengan harga pasar, hal tersebut
dilakukan dengan cara tawar menawar 2. Asas melakukan transaksi secara
antara penjual dan pembeli dalam sukarela, yaitu kerelaan yang
menetapkan harga sehingga tercapainya sebenarnya, bukan kerelaan yang
kesepakatan antara kedua belah pihak. bersifat semu dan seketika. Tanpa ada
Kecenderungan pembeli adalah paksaan dari pihak mana pun.
menginginkan harga murah dengan Sebagaimana dengan diharamkannya
kualitas barang yang tinggi, sedangkan ba’i al-Gharar (jual beli yang
penjual memiliki kecenderungan untuk mengandung unsur spekulasi dan
mendapatkan keuntungan yang banyak. penipuan).
Kecenderungan berlawanan ini tidak akan 3. Asas keadilan, yaitu adanya
menghasilkan transaksi jika tidak ada keseimbangan baik dari segi produksi,
kesepakatan harga. Oleh karena itu cara memperolehnya, maupun
kesepakatan harga timbul dengan adanya pendistribusian. Dalam arti kedua
tawar menawar antara penjual dengan pihak yang melakukan transaksi
pembeli dengan diberlakukannya asas-asas ekonomi harus berlaku dan
transaksi dalam ekonomi Islam, yaitu:16 diperlakukan secara adil dalam
1. Setiap transaksi pada dasarnya konteks pengertian luas dan konkrit.
mengikat para pihak yang melakukan Hal ini sangat berkaitan dengan
transaksi, kecuali apabila transaksi itu doktrin-doktrin yang tersebut dalm Al-
menyimpang dari hukum syara’, Quran yang sangat menjunjung tinggi
seperti memperdagangkan barang keadilan dan sangat anti kezaliman,
haram. (Lihat QS. Al-Ma’idah: 1) maka dalam praktek transaksi
ekonomi Islam tidak dikenal dengan
ُ‫ت لَ ُك ْم بَحِ ْي َمة‬ ْ َّ‫يَاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ۤ ْوا ا َ ْوفُ ْوا بِ ْالعُقُ ِْۗد اُحِ ل‬
riba, karena riba menurut ajaran Islam
‫ص ْي ِد َواَ ْنت ُ ْم‬
َّ ‫غي َْر ُمحِ لِى ال‬ َ ‫علَ ْي ُك ْم‬ َْ
َ ‫اال ْن َع ِام ا َِّال َمايُتْ ٰل‬
ْۗ
.ُ‫ُح ُرم ا َِّن هللااَ يَ ْح ُك ُم َماي ُِر ْيد‬ termasuk Simbol yang berpihak pada
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
kezaliman.
penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan 4. Asas saling menguntungkan, yaitu
dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu)
tidak terdapat satu pihak pun yang
dengan tidak menghalalkan berburu ketika
kamu sedang mengerjakan haji. dirugikan baik dari pihak penjual

16
https://harumanw.wordpress.com/2012/
03/12/azas-azas-transaksi-dalam-ekonomi-islam/
di akses hari rabu tanggal 20 jam 13.30 WIB.

401
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

maupun pembeli. Dalam konteks ini dan barang yakni dengan dilakukannya
hak memilih, jujur, dan amanah sangat tawar menawar antara kedua belah pihak
berperan penting oleh kedua belah yang bertransaksi guna untuk menghindari
pihak agar dapat saling kecenderungan yang berlawanan antara
menguntungkan. pihak jual dan pihak beli dan tidak keluar
5. Asas saling menolong dan saling dari ruang lingkup syariat.
membantu. Syarat-syarat transaksi
dirancang dan dilaksanakan secara 3 Konsep Kualitas Produksi
bebas tetapi penuh tanggung jawab, Konsep produksi adalah salah satu
tidak menyimpang dari hukum syara’ di antara konsep-konsep paling tua yang
dan adab sopan santun. Islam menuntut para penjual. Dimana konsep
mewajibkan agar setiap transaksi, produksi berpendapat bahwa para
dilandasi dengan niat yang baik dan pelanggan akan menyukai produk-produk
ikhlas karena Allah SWT, sehingga yang tersedia secara luas dan harganya
terhindar dari segala bentuk penipuan, murah. Manajemen dalam organisasi yang
dan sebagainya. berorientasi pada produksi mengerahkan
6. Adat kebiasaan atau ‘urf yang tidak segenap upayanya untuk mencapai
menyimpang dari syara’, boleh efisiensi produksi yang tinggi dan liputan
digunakan untuk menentukan batasan distribusi yang luas.17
atau kriteria-kriteria dalam transaksi. Konsep kualitas dapat
Seperti dalam akad sewa-menyewa didefenisiskan dengan penggambaran
rumah. karakteristik langsung dari suatu produk,
Dari uraian di atas dapat seperti performansi, keandalan,
disimpulkan bahwa dalam menentukan kemudahan dalam penggunaan, estetika
harga terhadap barang yang dan sebagainya. Dalam era globalisasi
diperjualbelikan yaitu dengan melihat secara trategik, kualitas didefenisikan
harga pasaran yang sedang terjadi, akan sebagai segala sesuatu yang mampu
tetapi harga juga ditentukan berdasarkan memenuhi keinginan atau kebutuhan
keadaan barang yang akan dijual sehingga pelanggan (meeting the needs of customer).
tercapainya keseimbangan. Agar dapat Keunggulan suatu produk terukur melalui
terwujudnya keseimbangan antara harga tingkat kepuasan pelanggan.

17
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran,
Analisis, Perencanaan dan Pengendalian Edisi
Kelima,(Jakarta: Erlangga, 1996), hlm. 24.

402
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

Karakteristik sistem kualitas dengan berkembangnya teknologi dan


modern dicirikan dalam Lima aspek, yaitu: informasi permintaan berubah menjadi
berorientasi pada pelanggan, adanya lebih demanding (menuntut). persaingan
partisipasi aktif yang dipimpin oleh pasar semakin kuat dikarenakan barang
manajemen puncak, adanya pemahaman yang diproduksi oleh setiap perusahaan
dari setiap orang terhadap tanggung jawab melimpah. Oleh karena itu perusahaan
spesifik untuk berkualitas, adanya aktivitas tidak hanya menekankan kuantitas akan
yang berorientasi pada tindakan tetapi kualitas produksi juga sangat penting
pencegahan kerusakan dan adanya suatu untuk menjadi patokan suatu barang agar
filosofi yang menganggap bahwa kualitas dapat menguasai pangsa pasar.
merupakan jalan hidup (way of life). Jaribah Bin Ahmad Al-Haritsi
Manajemen kualitas di definisikan sebagai mendefenisikan makna produksi yang
suatu cara meningkatkan performansi, dikenal dalam ekonomi sekarang sebagai
secara terus menerus (continuous terminologi baru. Terminologi ini tidak
improvement) pada setiap level operasi mengandung makna kontemporernya
atau proses, dalam setiap area fungsional dalam satu fase, namun melalui beberapa
dari suatu organisasi dengan menggunakan fase sebelum menjadi terminologi yang
sumber daya manusia dan modal yang baku, yaitu produksi adalah setiap bentuk
tersedia.Beberapa hal penting yang aktifitas yang dilakukan manusia untuk
terkandung dalam definisi tersebut adalah mewujudkan manfaat atau
adanya perencanaan kualitas, pengendalian menambahkannya dengan cara
kualitas, jaminan kualitas, dan peningkatan mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi
kualitas.18 yang disediakan Allah Swt sehingga
Kualitas produksi sangat berperan menjadi maslahat, untuk memenuhi
penting dalam hal menjalankan sebuah kebutuhan manusia. Lembaga-lembaga
bisnis. Karena kualitas produksi ekonomi konvensional mulai dari para
merupakan salah satu faktor yang pelaku perdagangan hingga para ahli ilmu
mempengaruhi kepuasan konsumen. Pada alam hanya membatasi makna prosuksi
dasarnya kualitas tidak begitu diperhatikan pada sebagian aktifitas, dan tidak pada
oleh pasar dimana pasar hanya sebagian yang lain. Sebab para pelaku
menekankan kepada kuantitas, seiring perdagangan berpendapat bahwa

18
http://repository.ut.ac.id/4792/1/EKMA
4265-M1.pdf, diakses pada tanggal 30 Januari 2019.

403
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

perdagangan eksternal sebagai satu- khusus berupa perencanaan strategis,


satunya aktifitas yang menghasilkan dan penentuan kebijaksanaan,
perdagangan internal tidak dinilai sebagai penganggaran, koordinasi dengan
peghasil sesuatu, dikarenakan apa yang manajer-manajer lain (manajer
mendatangkan keuntungan satu pihak di material, pembelian persediaan, mutu,
dalamnya, yang berarti merugikan pihak fasilitas dan lini produksi)
lainnya. Kemudian para ahli ilmu alam 2. Sistem, sistem produksi juga
berpendapat bahwa pertanian merupakan memberikan wawasan untuk
aktifitas ekonomi yang menghasilkan. rancangan dan manajemen sistem
Selanjutnya kaum tradisionalis baru yang produktif pada bidang fungsional
mengkaitkan produksi dengan di luar fungsi operasi. Sebagai contoh
kemanfaatan. Hingga setiap bentuk jasa penjualan sebagai fungsi
aktifitas ekonomi yang mendatangkan pemasaran dapat dipandang sebagai
kemanfaatan atau menambahkannya sistem yang produktif dengan input,
dinilai sebagai aktifitas produksi. Dan juga transformasi, dan output.
termasuk produk jasa dan segala 3. Keputusan, pengambilan keputusan
bentuknya.19 sebagai elemen penting dari
Manajemen produksi yang baik manajemen produksi. Fokus
akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keputusan ini memberikan dasar untuk
yang akan dihasilkan menjadi semakin membagi produksi berdasarkan
baik. Terdapat 3 hal yang harus bentuk keputusan utama manajemen
diperhatikan dalam manajemen produksi, produksi, yaitu proses kapasitas,
yaitu: persediaan, tenaga kerja, dan mutu.
1. Fungsi, di dalam suatu organisasi, Keputusan ini memperjelas apa yang
manajer operasi bertanggung jawab dilakukan oleh manajer operasi
untuk mengelola departemen atau industri.
organisasi yang menghasilkan barang Kebijaksanaan manajemen
dan jasa yang menyangkut koordinasi produksi dan operasi berhubungan erat
dan pelaksanaan fungsi operasi. Selain dengan kebijaksanaan fungsional yang
itu, tanggung jawab manajer operasi lain, khususnya dengan kebijaksanaan
juga menyangkut tanggung jawab

19
Jaribah Bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih
Ekonomi Umab Bin Al-Khattab, (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2006), hlm. 37-38.

404
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

pemasaran, kebijaksanaan finansial, dan pandangan ini, kualitas adalah proses dan
kebijaksanaan sumber daya manusia.20 bukan hasil akhir. Adapun pembeli suatu
Dari uraian di atas dapat produk bukan hanya sekedar ingin
disimpulkan bahwa kualitas produksi dapat memiliki produk tersebut karena
diartikan sebagai salah satu kebijakan kualitasnya. Para pembeli membeli barang
penting dalam mengukur baik buruknya dan jasa, karena barang atau jasa tersebut
sesuatu yang dihasilkan, baik berupa dapat digunakan sebagai alat untuk
produk maupun jasa. Dalam meningkatkan memuaskan kebutuhan dan keinginan.
daya saing produk dan jasa yang harus Dengan kata lain seseorang membeli
memberi kepuasan kepada konsumen yang produk bukan karena fisik produk semata-
melebihi atau paling tidak sama dengan mata, akan tetapi karena manfaat yang
kualitas produk dari pesaing. Kualitas ditimbulkan dari produk yang dibelinya
produk sebagai suatu usaha untuk tersebut.21
memenuhi atau melebihi harapan Kualitas berkaitan erat dengan
pelanggan, dimana suatu produk tersebut kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan
memiliki kualitas yang sesuai dengan dorongan khusus bagi para pelanggan
standar kualitas yang telah ditentukan, dan untuk menjalin ikatan relasi saling
kualitas merupakan kondisi yang selalu menguntungkan dalam jangka panjang
berubah karena selera atau harapan dengan perusahaan. Ikatan emosional
konsumen pada suatu produk selalu semacam ini memungkinkan perusahaan
berubah. untuk memahami dengan seksama harapan
dan kebutuhan spesifik pelanggan.
4 Implementasi Kualitas Terhadap Garvin mengemukakan delapan
Objek Transaksi dan Harga dimensi kualitas yang bisa digunakan
Pada dasarnya kualitas adalah sebagai kerangka perencanaan dan analisis
tujuan yang sulit di pahami, karena strategik, yaitu:
harapan para konsumen akan selalu 1. Kinerja (performance) karakteristik
berubah. Setiap standar baru ditemukan, dari operasi pokok dari produk inti
maka konsumen akan menuntut lebih (core product) yang dibeli.
untuk mendapatkan standar baru lain yang 2. Fitur atau ciri-ciri tambahan yaitu
lebih baru dan lebih baik. Dalam karakteristik sekunder atau pelengkap.

20 21
Farid, Kewirausahaan Syariah, (Jakarta: Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran:
Kencana, 2017), hlm. 261-262. Dasar, Konsep, dan Strategi, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1996), hlm. 202.

405
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

3. Realiabilitas, yaitu kemungkinan kecil beli dari produsen ke tangan konsumen.


akan mengalami kerusakan atau gagal Melalui penetapan harga, akan terlihat
digunakan. posisi kelayakan mutu produk dari nilai
4. Kesesuaian dengan spesifikasi, yaitu ekonomisnya. Karena permasalahan ini,
sejauh mana karakteristik desain dan perusahaan biasanyan mengadakan
operasi memenuhi standar-standar penetapan harga yang disepakati sebelum
yang telah ditetapkan sebelumnya. barang beredar di pasaran. Menurut
5. Daya tahan, berkaitan dengan berapa Machfoedz 2005, tujuan dari penetapan
lama produk tersebut dapat terus suatu harga adalah untuk mencapai target
digunakan. perusahaan, mendapatkan laba dari
6. Serviceability, yaitu kemampuan penjualan, meningkatkan serta
melayani. Layanan yang diberikan mengembangkan produksi produk, serta
tidak terbatas hanya sebelum meluaskan target pemasaran. Penetapan
penjualan, tetapi selama proses harga suatu produk atau jasa tergantung
penjualan hingga purna jual, yang juga dari tujuan perusahaan atau penjual yang
mencakup layanan reparasi dan memasarkan produk tersebut.
ketersediaan komponen yang Dari uraian di atas dapat
dibutuhkan. disimpulkan bahwa kualitas sangat penting
7. Estetika, yaitu daya tarik produk diterapkan pada objek transaksi untuk
terhadap panca indera, seperti bentuk memenuhi kriteria daya saing pasar yang
fisik dan desain yang menarik. semakin pesat untuk mengharapkan nilai
8. Kualitas yang dipersepsikan yaitu citra harga yang bagus, akan tetapi di sisi lain
dan reputasi produk serta tanggung kualitas juga sangat tidak diperhatikan jika
jawab perusahaan terhadapnya. permintaan semakin banyak dan nilai
Biasanya karena kurangnya harga juga tidak begitu dipermasalahkan.
pengetahuan pembeli akan atribut atau Akan tetapi jika nilai permintaan semakin
fitur produk yang akan dibeli, maka banyak kemudian kualitas barang tidak
pembeli mempersepsikan kualitasnya memenuhi standar maka nilai harga bisa
dari aspek harga dan nama merek.22 menurun.
Adapun harga memegang peranan
penting dalam terjadinya kesepakatan jual-

22
Fandi Tjiptono, Service, Quality dan
Satisfaction Edisi ke Empat, (Yogyakarta: C.V
Ando Offset, 2016), hlm. 134-135.

406
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

5 Penerapan Hukum Islam Terhadap pada spekulasi, dimana hak-hak semua


Kualitas Produksi Objek Transaksi pihak yang terlibat dalam bisnis itu tidak
Menjadi sesuatu yang sangat dilaksanakan dengan seksama. Yang
berarti adalah nilai penting dalam akibatnya memungkinkan sebagian dari
pemasaran, karena Rasulullah SAW pihak yang terlibat bisa menarik
membangun kepuasan pelanggannya keuntungan namun dengan merugikan
melalui kualitas produk dan juga nilai-nilai pihak lain. Oleh karena itu dalam
yang terkandung di dalam Islam. bertransaski juga harus memperhatikan
Kemudian seiring dengan kemajuan kualitas produksi agar terpenuhi rasa
zaman, kualitas disesuaikan dengan cara keinginan dan kepuasan.
pandang masing-masing konsumen.23 Tadlis dikenal sebagai unsur penipuan
Islam menerapkan Kualitas produksi lebih pada transaksi yang terjadi dalam
mengarah kepada manfaat dan halalan hubungan jual beli antara dua belah pihak
tayyiban (bermutu). Maksud dari pada dimana penjual menjual barang yang
manfaat yaitu keuntungan yang diperoleh bermerek palsu, atau menjual barang
dari barang atau jasa tersebut. Baik dengan hanya memperlihatkan sebagian
keuntungan dari kualitas yang diperoleh sampelnya yang berkualitas baik dan
maupun produksi.Penjual dapat memilih menyembunyikan bagian lainnya yang
barang yang dijualnya dengan kualitas berkualitas buruk, sedangkan pembeli
yang tinggi agar lebih menguntungkan dari tidak mengetahui hakikat yang sebenarnya,
pada barang dengan kualitas yang rendah, sebagaimana lazimnya berlaku dalam
sehingga respon pembeli menjadi lebih transasksi jual beli barang dengan sistem
positif. “karungan”, serta mejual barang dengan
Terdapat beberapa indikator terkait mmenyebut harga barang sebesar yang
kualitas produksi barang yang dianjurkan tidak semestinya termasuk dalam katagori
dalam Islam, meliputi: “penipuan/tadlis” di sini adalah seorang
1. Larangan penipuan penjual yang meyakinkan pembeli dengan
Secara umum Islam melarang semua menyatakan barang yang dijual “bermutu
bentuk transaksi yang akan menimbulkan tinggi” padahal hakikatnya tidak demikian,
kesulitan dan masalah, sebuah bentuk Nabi Saw melarang bentuk jual beli yang
transaksi yang hanya semata berdasarkan mengandung unsur penipuan, karena hal

23
IkaYuniaFauzia, Etika Bisnis dalam
Islam, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm.103.

407
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

ini bagian upaya membuka jalan penaikan harga barang yang melebihi
kemaksiatan (saddudz dzariah).24 harga pasar, di mana kenaikan tersebut
Sebagaimana hadits Rasululullah SAW tidak diketahui oleh pembeli atau disebut
yang berbunyi: ghaban. Akan halnya tadlis dilihat dari
،‫طعَا ًما‬ َ ‫سو َل هللااِ ﷺ َم َّر بِ َر ُج ٍل بَ ْي ُع‬ ُ ‫ أَ َّن َر‬، َ ‫ع ْن أَبِى ه َُري َْرة‬ َ waktu penyerahan berkenaan dengan
،ِ‫ي ِإلَ ْي ِه أَ ْن أَدْخِ ْل َيدَكَ ِف ْيه‬ ‫و‬ ُ ‫أ‬ َ ‫ف‬ ، ‫ه‬‫لر‬ ‫ب‬ ْ
‫خ‬ َ ‫أ‬ َ ‫ف‬ ‫؟‬ ‫ْع‬
‫ي‬ ‫ب‬َ ‫ت‬ ‫ْف‬ ‫ي‬‫ك‬َ :ُ ‫ه‬ َ ‫ل‬َ ‫أ‬ َ َ‫ف‬
‫س‬
َ ِ‫َ َ ُ ْ ح‬ ِ َ perjanjian atas sesuatu yang pada saat
َ ‫ لَي‬:‫س ْو ُل هللااِ ﷺ‬
‫ْس‬ ُ ‫ فَقَ َل َر‬،‫ فَإِذَا ه َُو َم ْبل ْول‬،ِ‫فَأَدْ َخ َل يَدَهُ فِ ْيه‬
ُ
َّ ‫مِ نَّا َم ْن غ‬
.‫َش‬ kontraknya memang dimilikinya, tetapi
pihak tersebut mengetahui bahwa ia tidak
Artinya: “Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu Anhu bahwasanya sanggup untuk melaksanakan pekerjaan
Rasululullah Saw pernah melewati
tersebut sesuai dengan kontraknya pada
seorang lelaki yang menjual makanan.
Kemudian Rasulullah mennyainya, saat kontrak tersebut berakhir.26
“bagaimana kamu menjual?” lelaki
Adapun ghisy dalam bisnis adalah
tersebut memberitahu bagaimana caranya
dia menjual. Rasulullah SAW mendapat menyembunyikan cacat barang dan
wahyu agar beliau memerintahkan kepada
mencampur dengan barang-barang baik
lelaki itu untuk memasukkan tangannya ke
dalam makanan. Lelaki tersebut dengan yang jelek. Hal tersebut juga
memasukkan tangannya ke dalam
termasuk penipuan dalam perdagangan.
makanan. Setelah dimasukkan tangannya
itu menjadi basah. Lalu Rasulullah SAW Terdapat beberapa bentuk penipuan yang
bersabda, “tidak termasuk umatku orang
dilarang keras di dalam Al-Qur’an yaitu:27
yang menipu”.25
Prilaku tadlis dapat berlaku dalam a. Tathfif (Curang dalam timbangan)
empat kategori berikut: kuantitas, kualitas, Secara kebahasaan tahfif berarti
harga dan waktu penyerahan. Tadlis secara berdikit-dikit, berhemat-hemat, pelit. Al-
kuantitas dapat terjadi karena adanya Mutahaffif orang yang mengurangi bagian
pedagang yang mengurangi takaran atau orang lain tatkala dia melakukan
timbangan atas barang yang dijualnya. timbangan/takaran untuk orang lain.
Sementara tadlis secara kualitas terjadi Beberapa ulama juga mendefinisikan yang
dikarenakan adanya ketidakjujuran yang labih luas dari tahfif yaitu termasuk orang
menyembunyikan cacat barang yang yang menerima gaji secara penuh namun
ditawarkan. Adapun tadlis yang dapat dia tidak menunaikan tugas-tugasnya
terjadi dalam kategori harga, adanya secara jujur dan efesien.

24 26
Farid, Kewirausahaan Syariah,(Jakarta: Husni Mubarrak A. Latief, Fiqih Islam
Kencana, 2017), hlm. 169. dan Problematika Kontemporer, (Banda Aceh,
25
Nashiruddin Muhammad, Al-Albani, ArraniryPress dan Lembaga Naskan Aceh (NASA),
Shahih Sunan Abu Daud (Seleksi Hadits Shahih 2012), hlm. 143.
27
dari Kitab Sunan Abu Daud) Buku II, (Jakarta: Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Dalam
Pustaka Azzam, 2006), hlm. 582. Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), hlm.
136-139.

408
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

b. Tidak Jujur bidang produksi dan mengikuti ketentuan


Ketidakjujuran adalah bentuk syara’. Halalan tayyiban juga
kecurangan yang paling buruk. Orang yang didefenisikan sebagai makanan yang tidak
tidak jujur akan selalu berusaha untuk mempunyai unsur syubhah serta tidak
melakukan penipuan pada orang lain, berdosa sekiranya diambil.
kapan dan dimana saja kesempatan itu Adapun syarat-syarat untuk
terbuka bagi dirinya. memenuhi unsur halal suatu objek
c. Kebohongan dan Ingkar Janji transaksi, terutama pada makanan yaitu:
Kebohongan adalah salah satu dari a. Tidak memudaratkan atau
tanda ciri-ciri orang munafik dalam bidang mengganggu fungsi normal tubuh dan
bisnis, dampak kebohongan akan sangat fikiran.
terasa dan tidak mungkin untuk diabaikan. b. Bebas dari najis dan bukan produk
Statemen yang salah dalam perdagangan yang diperoleh dari sumber yang
bukan hanya akan membahayakan bertentangan dengan syara’.
konsumen, namun juga akan c. Bebas daripada produk yang diambil
mendatangkan bahaya yang demikian berat dari sesuatu yang haram.
bagi para produser dan juga para pedagang. d. Sumber dan cara perolehan yang halal,
2. Halalan tayyiban berpusat dari rezeki yang halal
Halalan tayyiban (bermutu) adalah dibenarkan oleh syara’
sesuatu atau benda yang baik dan suci yang e. Peralatan bersih dan suci daripada
diperbolehkan oleh syara’. Al-tayyib dalam najis, baik pada saat penyediaan,
makanan adalah sihat, profesional dan pemprosesan, pengilangan,
aman. Sebagaimana firman Allah dalam pembungkusan atau pemasaran.
Qs. Al-Baqarah: 168 yang berbunyi: Suatu objek yang memenuhi unsur
‫طيِب ًْۗا َو َال تَتَّبِعُ ْوا‬
َ ً‫ض َح ٰلٰل‬ ْ ‫اس ُكلُ ْوا مِ َّما ف‬
ِ ‫ِىاال ْر‬ ُ َّ‫ٰياَيُّ َهاالن‬ halal terdapat syarat halal bagi makanan
َ ‫ط ْۗ ِن اِنَّهُ لَ ُك ْم‬
. َ‫عد ٌُّو ُّمبِيْن‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ت ال‬ ُ
ِ ‫ُخط ٰو‬
yaitu peralatan bersih dan suci daripada
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah najis, baik pada saat penyediaan,
yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.”

Berdasarkan kepada ayat di atas yang


menjelaskan tentang kewajiban mencari
makanan-makanan halal dan berkualitas di

409
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

pemprosesan, pengilangan, pembungkusan kecurangan, Al-Qur’an menyarankan agar


atau pemasaran.28 ada saksi, “dan hendaklah kamu
Keuntungan dalam berbisnis secara mengadakan saksi kalau kamu berjual-
sehat dan benar menurut ajaran Islam telah beli, dan janganlah penulis dan saksi itu
diberi jaminan oleh Allah Swt, mempersulit”. (QS. Al-Baqarah: 282).
sebagaimana firman Allah dalam QS, al- 3. Jujur dan amanah
jumu’ah: 10 yang berbunyi: Ketika muamalah bertujuan untuk
‫ض ِل‬ ِ ‫ص ٰلوة ُ فَا ْنتَش ُِر ْوا فِى ْاالَ ْر‬
ْ َ‫ض َو ْبتَغُ ْوا مِ ْن ف‬ َّ ‫ت ال‬ ِ َ‫ضي‬ ِ ُ‫فَ ِاذَا ق‬ mendapatkan rezeki dan keuntungan, maka
َّ َّ ْ
. َ‫هللااِ َواذ ُك ُروهللااَ َكثِي ًْرا لعَل ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْون‬
dikarenakan kerakusan untuk
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, mendapatkannya mendorong seseorang
maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
untuk berbohong dan berkhianat dalam
dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu bermuamalah. Oleh karena itu, Allah SWT
beruntung.”
memerintahkan hamba-Nya untuk
Bisnis yang telah melibatkan Allah bersikap jujur, transparan, dan dapat
adalah dengan meniatkan bisnis sebagai dipercaya. Kejujuran merupakan penyebab
ibadah, dengan mencari keuntungan utama keberkahan rezeki dan harta,
melalui jalan yang halal dan sesuai dengan sedangkan kebohongan dan memendam
kiat-kiat yang telah ditetapkan dalam suatu menjadi penyebab utama bagi
syariat serta jujur dan amanah. Dalam ketidakberkahan dan kerugian. Wajib bagi
dunia bisnis, sebagian besar aktivitas pedagang Muslim untuk selalu jujur dalam
mengarah pada persoalan jual beli, perkataan dan perbuatannya, sehingga
meskipun prinsip jual beli berperan sangat Allah mengucurkan berkah kepadanya
luas, melakukan jual beli dibenarkan dalam dalam berdagang. Sesungguhnya seorang
Qs. Al-Baqarah: 275, yantg berbunyi: pedagang yang selalu jujur bisa membuat
ْۗ ‫الر ٰب‬
‫وا‬ ِ ‫َوا َ َح َّل هللااُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم‬ hatinya menjadi teguh dan apa yang
Artinya: “Allah menghalalkan jual beli,
disampaikan selalu mengena. Di depan
dan mengharamkan riba”.
konsumen, ia terkesan tenang. Sikap inilah
Dimana dalam bertransaksi apabila
yang memunculkan keyamanan bagi kedua
jual beli tersebut menyangkut barang yang
belah pihak.29
sangat besar nilainya, agar tidak terjadi

28
Ridwan Nurdin dan Azmil Umur, Universitas Islam Negeri Ar-raniry Darussalam
Hukum Islam Kontemporer (praktek masyarakat Banda Aceh), hlm. 265-267.
29
Malaysia dan Indonesia), (Banda Aceh: Abul Futuh Shabri, Sukses Bisnis Berkat
Diterbitkan atas Kerjasama Universiti Tekhnologi Wasiat Nabi, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007),
Mara Melaka dan Fakultas Syariah dan Hukum hlm. 196.

410
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

Ketika fitrah seseorang lurus dan oleh manajemen koperasi seperti


jiwanya terhindar dari hawa nafsu, maka pengecekan produk kopi di saat panen
hal tersebut dapat membentuk kepribadian maupun pasca panen dengan
yang amanah. Membiasakan amanah mengandalkan pengawasan oleh pihak ICS
dalam bermuamalah, maka amanat yang (Internal Control Sistem) maupun
diberikan padanya bisa dipercaya, baik teknologi yang sesuai dengan standar
diamanati satu kwintai maupun satu dinar, kualitas yang telah di tetapkan oleh pihak
karena menyadari diperintahkan untuk koperasi. Sistem pengawasan tersebut
menyampaikan amanah dan dilarang untuk bertujuan untuk mempertahankan kualitas,
mengkhianatinya. Di antara bentuk-bentuk harga serta cita rasa produk kopi.
sifat amanah adalah jujur dalam Dalam melakukan penerapan
memberikan nasehat. Hal tersebut sistem pengawasan untuk memastikan
merupakan sifat yang dipegang teguh oleh tidak terdapat percampuran produk (tadlis)
pedagang Muslim, dan harus adanya yang mempengaruhi kualitas, kuantitas,
kemauan untuk mengamalakan sifat harga serta kepuasan pelanggan terhadap
tersebut sehingga perniagaannya menjadi produksi kopi oleh koperasi sebagai pusat
ibadah yang mengandung ibadah.30 perdagangan ekspor biji kopi, di mana
Dari uraian di atas dapat disimpulkan pihak koperasi melakukan pengawasan
bahwa dalam perspektif hukum Islam yang ketat dan rutin terhadap pihak pekerja
kualitas objek transaksi hanya dilihat pada koperasi sesuai dengan bidangnya masing-
barang yang memiliki manfaat dan halalan masing dengan ketentuan pengawasan
tayyiban, jika suatu objek transaksi yang dilakukan mulai dari para petani
bermanfaat dan halal maka hal tersebut binaan koperasi sebagai penghasil produk
sudah dianggap berkualitas. kopi, kemudian kolektor sebagai
KESIMPULAN penghubung produk kopi dari petani
Sistem pengawasan yang dilakukan kepada koperasi, selanjutnya koperasi
oleh Koperasi Baitul Qiradh Baburayyan sebagai pusat pengecekan serta penstabilan
dalam mengontrol kualitas produknya produk biji kopi mulai dari kadar air, daya
yakni dilakukan dengan berbagai macam kecambah, kemurnian fisik serta cita rasa.
pengawasan untuk tercapainya suatu Dalam penerepan sistem pengawasan mutu
tujuan yang diinginkan. Adapun bentuk- produk kopi, pihak koperasi senantiasa
bentuk sistem pengawasan yang dilakukan merujuk kepada standar operasional

30
Ibid., hlm. 200.

411
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

prosedur (SOP) Koperasi Baitul Qiradh ArraniryPress dan Lembaga Naskan


Aceh (NASA).
Baburayyan.
IkaYuniaFauzia, 2013, Etika Bisnis dalam
Perspektif hukum Islam, quality Islam, Jakarta: Kencana.
Imam Malik bin Anas, 2010, Al
control atau pengawasan terhadap kualitas
Muwaththa’ Imam Malik, Takhij:
produk biji kopi sudah memenuhi unsur- Muhammad Ridwan, Syarif
Abdullah, jilid II, Jakarta: Pustaka
unsur hukum Islam, seperti pada
Azzam.
pengawasan kualitas produk ataupun cita Jaribah Bin Ahmad Al-haritsi, 2015, Fikih
Ekonomi Umar Bin Al-Khattab,
rasa produk. Akan tetapi tujuan KBQB
Jakarta : Pustaka Al-Kautsar.
dalam melakukan pengawasan semata- Murdifin Haming & Mahfud
Nurnajamuddin, 2007, manajemen
mata hanya untuk untuk merealisasikan
Produksi Modern Operasi
tujuan materi dengan membeli produksi Manufaktur dan Jasa Buku 2,
Jakarta: Bumi Aksara.
menggunakan biaya serendah mungkin dan
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Dalam Islam,
menjualnya kembali dengan harga yang 2001, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Nashiruddin Muhammad, Al-Albani,
mahal serta tidak terpenuhinya azas
2006, Shahih Sunan Abu Daud
ekonomi Islam pada tahap keseimbangan (Seleksi Hadits Shahih dari Kitab
Sunan Abu Daud) Buku II, Jakarta:
dan kebebasan, seperti terdapatnya
Pustaka Azzam.
Peraturan Pemerintah yang hanya Philip Kotler, 1996, Manajemen
Pemasaran, Analisis, Perencanaan
mengatur masalah pertaniannya saja dan
dan Pengendalian Edisi Kelima,
juga tidak terdapatnya kebebasan pada Jakarta: Erlangga.
Rahmat Syafei, 2000, Fiqih Muamalah,
petani dan kolektor dikarenakan mereka
Bandung: Pustaka Setia.
merupakan binaan dari koperasi itu sendiri. Ridwan Nurdin dan Azmil Umur, Hukum
Islam Kontemporer (praktek
DAFTAR PUSTAKA
masyarakat Malaysia dan
Abdul Rahman Ghazaly, 2010, Fiqh
Indonesia), Banda Aceh: Diterbitkan
Muamalah, Jakarta: Kencana.
atas Kerjasama Universiti
Abul Futuh Shabri, 2007, Sukses Bisnis
Tekhnologi Mara Melaka dan
Berkat Wasiat Nabi, Jakarta: Pustaka
Fakultas Syariah dan Hukum
Al-Kautsar.
Universitas Islam Negeri Ar-raniry
Dimyauddin Djuwaini, 2008, Pengantar
Darussalam Banda Aceh
Fiqh; Ma’qud ‘Alaih (objek
Syamsul Anwar, 2007, Hukum Perjanjian
transaksi).
Syariah, Jakarta: PT RajaGrafindo
Farid, 2017, Kewirausahaan Syariah,
Persada.
Jakarta: Kencana.
Sofjan Assauri, 1996, Manajemen
Fandi Tjiptono, 2016, Service, Quality dan
Pemasaran: Dasar, Konsep, dan
Satisfaction Edisi ke Empat,
Strategi, Jakarta: PT RajaGrafindo
Yogyakarta: C.V Ando Offset.
Persada.
Hendi Suhendi, 2002, Fiqih Muamalah,
Tri Kurnia Nurhayati, 2003, Kamus
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta:
Husni Mubarrak A. Latief, 2012, Fiqih
Eska Media.
Islam dan Problematika
Wahbah Az-Zuhaili, 2011, Fiqih Islam Wa
Kontemporer, Banda Aceh,

412
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

Adillatuhu, Jakarta: Gema Insani. Jurnal Ilmiah kesatuan, Vol 7 No 1,


Venty Putri Damayanti, Quality Control 2005
Dalam Meningkatkan Kualitas http://www.sadakoffie.com/apa-itu-
Produk Perusahaan pada sertifikasi-fair-trade/,di Akses Pada
Perusahaan Pusat Oleh-Oleh Haji Tanggal 13 Oktober 2018.
dan Umroh di Kawasan Religi Sunan https://harumanw.wordpress.com/2012/03
Ampel Surabaya,Surabaya: 2018 /12/azas-azas-transaksi-dalam-
Robert Pius Perdede dan Asep Firmansyah, ekonomi-islam/ di akses hari rabu
Analisis Total Quality control pada tanggal 20 jam 13.30 WIB.
Sub Divisi Painting terhadap http://repository.ut.ac.id/4792/1/EKMA42
Tingkat Kerusakan Hasil Produksi, 65-M1.pdf, diakses pada tanggal 30
Januari 2019.

413
Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam Vol 9 No 02 Oktober 2021 P-ISSN: 2339-2800
DOI: 10.30868/am.v9i02.1321 E-ISSN: 2581-2556

414

You might also like