Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

DEFINISI KONSEP & DEFINISI OPERASIONAL

 Industri halal merupakan proses kegiatan pengolahan barang yang didasarkan pada
jaminan syariah, sehingga produk yang dihasilkannya baik (thayib), sehat, aman dan
tidak membahayakan, karenanya halal untuk dikonsumsi, dinikmati atau digunakan.
 Definisi Industri halal merujuk pada sektor ekonomi yang berfokus pada produksi,
penjualan, dan distribusi produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama
Islam.
 Istilah “halal” berasal dari bahasa Arab yang berarti “diperbolehkan” atau “halal secara
syariat”. Dalam konteks industri, halal mengacu pada barang dan jasa yang diproduksi
dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam syariat Islam, seperti pemrosesan
yang sah, penggunaan bahan-bahan yang halal, dan penghindaran dari bahan-bahan yang
diharamkan, seperti unsur babi dan alcohol.
 Konsep halal tidak semata hanya menjauhi zat yang tidak boleh dikonsumsi (haram)
tetapi juga termasuk aspek keselamatan dan kualitas yang terkait dengan proses
pengolahan, penan ganan, peralatan yang digunalan, penyimpanan, pengemasan,
transportasi dan distribusi.
 Konsep Kelembagaan Industri Halal mencakup prinsip-prinsip halal yang meliputi etika
dan tanggung jawab sosial dalam proses produksi, yang melibatkan kesejahteraan
pekerja, hak-hak konsumen, dan partisipasi masyarakat yang adil
 Beberapa unsur yang dapat dikembangkan menjadi strategi pengembangan industri halal
dalam konteks Indonesia termasuk klaster halal, pengembangan kawasan industri halal,
dan lembaga sertifikasi halal.

DASAR HUKUM ISLA

 QS. Al-Baqarah (2) : 168


Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi. Janganlah mengikuti langkah-langkah setan karena setan adalah musuh yang nyata
bagimu” (QS. al-Baqarah [2]: 168).

 QS. Al-Baqararah : 172

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ُك ُلو۟ا ِم ن َطِّيَٰب ِت َم ا َر َز ْقَٰن ُك ْم َو ٱْشُك ُرو۟ا ِهَّلِل ِإن ُك نُتْم ِإَّياُه َتْعُبُد وَن‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang


baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar
kepada-Nya kamu menyembah.

Ayat di atas memerintahkan agar manusia hanya mengkonsumsi produk halal. Dalam Islam,
halal dan baik adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya berpengaruh besar dalam
pembentukan psikis dan fisik manusia, begitu juga perilaku dan pembentukan akhlak. Hal ini
menjadi tolak ukur dari cerminan penilaian awal yang mempengaruhi perilaku seseorang, karena
makanan dan minuman bagi umat Islam tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan secara
lahiriah saja, akan tetapi juga bagian dari kebutuhan spiritual yang mutlak dipenuhi

 Hadist Nabi SAW


diriwayatkan sahabat Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah saw bersabda:“Perut adalah
telaga bagi raga. Pembuluh-pembuluh darah berujung padanya. Jika perut sehat,
pembuluhpembuluh itu akan sehat. Sebaliknya, jika perut sakit, pembuluh darah pun akan
ikut sakit.” (HR Thabrani).
Berkenaan dengan hal ini, Imam al-Ghazali mengumpamakan urusan makanan dalam
agama, ibarat fondasi pada sebuah bangunan. Menurutnya, jika fondasi itu kuat dan
kokoh, maka bangunan itu pun akan berdiri tegak dan kokoh. Demikian sebaliknya,
apabila pondasi itu lemah dan rapuh, niscaya bangunan itu pun akan ambruk dan runtuh.

PENDAPAT PARA AHLI


 Menurut sebuah studi, salah satu strategi pengembangan industri produk halal di
Indoenesia adalah dengan membangun sumber saya manusia yang berkeHLIn di bidang
produk halal
 Indoenesia memiliki potensi besar untuk menjadi global halal hub dan produsen terbesar
produk halal di dunia. Hal ini di dukung oleh roadmap pengembangan ekonomi syariah
dan industri halal nasional yang menjadikan Indonesia sebagai pusat atau destinasi halal
dunia (global halal hub). Selain itu, keuntungan bagi pengusaha dan pelaku usaha
nasional juga akan bertambah dengan kerjasama pengembangan teknologi di bidang
halal, diversifikasis produk yang diminati.
 Bank Indonesia menyebutkan bahwa beberapa lembaga penjamin halal juga melakukan
penjaminan produk halal untuk kebutuhan ekspor.
 Kemenperin menaruh harapan agar program Industri halal berperan penting dalam
pemulihan ekonomi dan dapat menjadi pendorong bagi para pelau industri halal untuk
meningkatkan kontribusi bagi kemajuan industri halal nasional. Indonesia merupakan
tuan rumah bagi umat muslim indonesia untuk produk dan layanan halal sebesar USD184
miliar pada tahun 2020 dan diproyeksikan meingkat sebesar 14,96% pada tahun 2025
atau mencapai USD281,6 miliar.
Pendapat penulis:
Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip halal harus menjadi fokus utama dalam seluruh rantai
pasokan dan produk industri halal, sehingga proses pengawasan dan audit yang ketat
diperlukan untuk memastikan bahwa standar halal dipatuhi secara konsisten dan bahwa
konsumen dapat memiliki keyakinan dalam kehalalan produk yang mereka beli.
Islam dalam memenuhi kebutuhannya, seorang muslim harus senantiasa sejalan dengan
Al-Quran dan Sunah. Segi kualitas, setiap muslim bukan hanya harus memperhatikan
halal tidaknya sebuah produk, namun juga tentang nilai ke-thayib-an (baik) untuk
kesehatan selain aspek ‘rasa’ yang sering menjadi pilihan
DAFTAR PUSTAKA

Muharam, Abdus Salam. 2023. Korelasi industri halal dan sustainability :


Mengembangkan Keberlanjutan Dalam Ekonomi Berbasis Halal. Diakses dari
https://ibantu.id/korelasi-industri-halal-sustainability-ekonomi-halal/. Terakhir diakses
pada tanggal 24 september 2023

Usman, Mohammad., Siti Harizah. 2022. Industri Halal dalam perspektif Islam. Jurnal
Ekonomi Islam Vol. 2 No. 3 (2022).

Bakar, Abu., Dkk. 2021. Analisis Fiqih Industri Halal. Jurnal Tausiah FAI UISU Vol. 11
No. 1 (2022).
Yulia, Lady. 2015. Strategi Pengembangan Industri Produk halal. Jurnal Bimas Vol.8.
No.1 2015

You might also like