7 Amalan-Amalan-WPS Office

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

7 AMALAN-AMALAN SAAT REKANITA SEDANG HAID DI BULAN RAMADAN

Ramadan adalah bulan mulia yang ditunggu-tunggu oleh setiap muslim. Banyak sekali penggandaan
pahala saat beribadah di bulan ini. Namun kerap kali pelajar putri sedih jika pada bulan ini tidak bisa
ibadah full karena haid. Apa sih haid itu? Haid adalah darah yang keluar dari vagina pada perempuan
yang terjadi setiap bulannya. Namun dengan keistimewaan perempuan tersebut ada beberapa amalan
amalan yang dianjurkan saat rekanita sedang haid di bulan ramadan, berikut penjabarannya :

1. Mencari ilmu.

Mencari ilmu menjadi pilihan bagus ibadah bagi perempuan yang sedang haid atau nifas, baik dilakukan
secara otodidak dengan membaca buku atau kitab, ataupun melalui bimbingan guru dengan mendatangi
majelis-majelis ilmu. Mencari ilmu dalam Islam bersifat wajib (faridlah). Manfaatnya yang sangat besar
bagi diri sendiri dan orang lain membuat kegiatan tersebut masuk kategori ibadah, bahkan setara
dengan jihad.

‫ َو اْلَبْح ُث َع ْنُه ِج َهاٌد‬،‫ َو مَداَرَس َتُه َتْس ِبيٌح‬،‫ َو َطَلَبُه ِع َباَد ٌة‬،‫َتَع َّلُم وا اْلِع ْلَم َفِإَّن َتَع ُّلَم ُه ِهلِل َخ ْش َيٌة‬

“Belajarlah ilmu, sesungguhnya belajar ilmu kerana Allah adalah suatu bentuk ketakwaan. Mencari ilmu
adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih, dan mengkajinya adalah jihad.” (HR Ad-Dailami)

2. Berdzikir

Perempuan haid/nifas, sebagaimana umat Islam pada umumnya, sangat dianjurkan menfaatkan hari
demi hari, detik demi detik, sepanjang bulan suci ini untuk beribadah, termasuk berdzikir. Sayyidah
Aisyah RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasul, andaikan aku bertemu Lailatul Qadar,
doa apa yang bagus dibaca? Rasul menjawab:

‫الَّلُهَّم ِإَّنَك َع ُفٌّو ُتِح ُّب اْلَع ْفَو َفاْعُف َع ِّني‬

"Allâhumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî,’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun,
Engkau menyukai orang yang minta ampunan. Karenanya ampunilah aku).” (HR Ibnu Majah)

3. Berdoa.

Doa juga menjadi pilihan ibadah yang mudah dan sangat dianjurkan bagi perempuan yang sedang haid
atau nifas. Dalam sebuah hadits doa disebut sebagai mukhkhul ‘ibâdah (otak dari ibadah). Doa bisa
dilafalkan dengan bahasa apa saja, kapan saja, dan oleh siapa saja, termasuk oleh perempuan yang
sedang haid atau nifas. Lebih dari sekadar meminta, doa yang berakar kata dari da‘â-yad‘û-du‘â juga
berarti berseru atau memanggil. Doa mengandung ikhtiar mendekatkan diri kepada Allah. Berdoa bisa
juga disebut bermunajat.

4. Memperbanyak istighfar dan sedekah

Amalan ini merupakan perhatian Rasulullah SAW terhadap wanita yang dikatakan oleh beliau
merupakan penghuni paling banyak di neraka. Karenanya, bagi wanita harus memperbanyak mohon
ampun kepada Sang Maha Pengasih dan Penyayang. Istighfar dan Shadaqah lebih layak diperhatikan di
bulan Ramadan, karena bulan ini adalah bulan yang paling mulia di antara seluruh bulan. Imam Muslim
meriwayatkan;

‫َع ْن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن ُع َم َر َع ْن َر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َأَّنُه َقاَل َيا َم ْعَش َر الِّنَس اِء َتَص َّد ْقَن َو َأْك ِثْر َن ااِل ْس ِتْغ َفار َفِإِّني َر َأْيُتُك َّن َأْكَثَر َأْهِل الَّناِر‬
Dari Abdullah bin Umar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: “Wahai
kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyaklah istighfar, Karena aku melihat kaum wanitalah yang
paling banyak menjadi penghuni Neraka.” (H.R.Muslim).

5. Membaca Sholawat

Membaca salawat kepada Nabi Muhammad SAW merupakan ibadah yang mudah, tidak membutuhkan
syarat untuk bersuci. Perempuan yang sedang haid tetap diperbolehkan untuk membaca shalawat.
Sholawat juga memliki banyak keutamaan, dalam satu hadits disebutkan bahwa orang yang membaca
selawat satu kali Allah SWT akan memberi rahmat sepuluh kali

6. Melakukan kegiatan sosial.

Di samping ibadah-ibadah yang bersifat ritual, umat Islam juga diperintahkan untuk memperbanyak
kegiatan positif yang bersifat sosial. Kegiatan sosial tersebut bisa berupa pergaulan secara baik,
menanam pohon, memberi makan kaum fakir, memudahkan urusan orang lain, mengajar, dan lain
sebagainya.

7. Menjamu orang yang berbuka

Orang yang menjamu orang lain untuk berbuka, akan mendapatkan pahala sebagaimana yang
didapatkan orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi pahalanya sedikitpun. At-Tirmidzi
meriwayatkan;

‫َع ْن َزْيِد ْبِن َخ اِلٍد اْلُج َهِنِّي َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َم ْن َفَّطَر َص اِئًم ا َك اَن َلُه ِم ْثُل َأْج ِرِه َغْيَر َأَّنُه اَل َيْنُقُص ِم ْن َأْج ِر الَّصاِئِم َشْيًئا‬

“Dari Zaid bin Khalid Al Juhani berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa
yang memberi makan orang yang berbuka, dia mendapatkan seperti pahala orang yang berpuasa tanpa
mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun” (HR. at Tirmidzi).

Nah, untuk rekanita semua jangan bersedih lagi ya. Mari tingkatkan kualitas diri dan berlomba lomba
dalam kebaikan terutama di bulan ramadhan. Tetap semangat beramal di bulan ramadan. Wallâhu a‘lam
bisshawaf

You might also like