Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA

Volume 8 (No.2) Tahun 2022 (Hal 141 s.d 155) ISSN: 2715-470X (Online) / 2477-6181 (cetak)

Pengembangan Buku Ajar Berbasis Model Pembelajaran ASSURE Untuk


Mengajarakan Pemecahan Masalah

Anisatur Rohmah Abstract: Textbooks based on the ASSURE learning model can
Universitas Muhammadiyah be an alternative learning resource that utilizes technology. This
Sidoarjo, Indonesia study aims to: 1) describe the validity of developing textbooks
E-mail: anisaarrohmah2@gmail.com based on the ASSURE learning model to teach problem solving,
2) describe the practicality of developing textbooks based on the
ASSURE learning model to teach problem solving, and 3)
Ria Wulandari*)
describe the effectiveness of developing textbooks based on the
Universitas Muhammadiyah learning model to teach solution to problem. The research uses the
Sidoarjo, Indonesia ADDIE development model. The research data were obtained
E-mail: ria.wulandari@umsida.ac.id from validity sheets, learning implementation observation sheets,
student activity observation sheets, solution sheets and constraints
in learning, as well as problem solving descriptions. The results of
data analysis show that the validity of the textbooks is 88.32 –
*) Corresponding Author
95.4% including valid qualifications, the practicality of textbooks
Article History: is 78 – 100% declared reliable and the effectiveness of textbooks
Received : 31 Januari 2022 is 69% – 74% including the medium – high category. Thus, the
Revised : 13 Juni 2022 development of textbooks based on the ASSURE learning model
Accepted : 25 September 2022 to teach problem solving is declared valid, practical and effective
so that the product is feasible to use.

Intisari: Buku ajar berbasis model pembelajaran ASSURE dapat


menjadi alternatif sumber belajar yang memanfaatkan sebuah
teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan
validitas pengembangan buku ajar berbasis model pembelajaran
ASSURE untuk mengajarkan pemecahan masalah, 2)
mendeskripsikan kepraktisan pengembangan buku ajar berbasis
model pembelajaran ASSURE untuk mengajarkan pemecahan
masalah, dan 3) mendeskripsikan keefektifan pengembangan
buku ajar berbasis model pembelajaran untuk mengajarkan
pemecahan masalah. Penelitian menggunakan model
pengembangan ADDIE. Data penelitian diperoleh dari lembar
validitas, lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran,
lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar solusi dan kendala
dalam pembelajaran, serta soal uraian pemecahan masalah. Hasil
analisis data menunjukkan kevalidan buku ajar sebesar 88,32 –
95,4% termasuk kualifikasi valid, kepraktisan buku ajar sebesar
78 – 100% dinyatakan reliabel dan keefektifan buku ajar sebesar
69% – 74% termasuk kategori sedang – tinggi. Dengan demikian,
pengembangan buku ajar berbasis model pembelajaran ASSURE
untuk mengajarkan pemecahan masalah dinyatakan valid, praktis
dan efektif sehingga produk layak untuk digunakan

Keywords: Textbook Development, ASSURE Learning Model, ADDIE Development Model, Problem Solving.

141
Anisatur Rohmah, Ria Wulandari, Pengembangan Buku Ajar Berbasis..| 142

PENDAHULUAN memecahkan suatu permasalahan dalam


kehidupan sehari – hari (Permendikbud No. 21
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Tahun 2016). Pemecahan masalah dalam IPA
adalah salah satu mata pelajaran sangat merupakan bagian yang sangat penting,
penting dalam kurikulum sekolah tingkat dikarenakan di dalam kegiatan memecahkan
SMP/MTs yang di dalamnya terdapat suatu permasalahan menuntut peserta didik
keterkaitannya dengan alam dan untuk menemukan konsep – konsep dalam
bagaimana cara mencari tahu mengenai pembelajaran secara mandiri sehingga proses
sesuatu secara sistematis (Juhji, 2016). pembelajaran tersebut akan lebih aktif dan
Ilmu Pengetahuan Alam dapat diartikan bermakna (Sumiantari, Suardana & Selamet,
bahwa IPA sebagai produk dan IPA 2019). Adapun indikator pemecahan masalah
sebagai proses dalam pembelajaran di terdiri dari 4 indikator yaitu, memahami sebuah
tingkat SMP/MTs (Raharjo & Saputro, permasalahan (Understood the problem),
2016). Adapun IPA sebagai produk ini di menyusun rencana dalam pemecahan masalah
dalamnya berkaitan dengan produk yang (Device a plan), melaksanakan rencana dalam
dihasilkan, dimana mengandung berbagai pemecahan masalah (Carry out the plan),
teori, fakta, hukum ataupun tentang prinsip memeriksa ulang hasil yang telah diperoleh
– prinsip yang telah diuji kebenarannya (Look back) (Prastiwi & Nurita, 2018).
sedangkan IPA sebagai proses ini bahwa di
dalamnya berkaitan dengan suatu proses Namun pada faktanya berdasarkan
yang bertujuan untuk memecahkan sebuah penelitian terdahulu di SMPN 1
permasalahan di lingkungan alam Balongpanggang bahwa dalam tahap pertama
sekitarnya. Dengan demikian, Ilmu melakukan observasi berupa wawancara di
Pengetahuan Alam (IPA) tidak hanya SMPN 1 Balongpanggang dengan memperoleh
mementingkan suatu dari segi produk saja hasil yaitu kemampuan peserta didik dalam
namun dari segi proses juga sangat menyelesaikan atau memecahkan masalah
dibutuhkan agar peserta didik tersebut masih tergolong rendah, hal tersebut
dapat membangun atau mencari mengenai dikarenakan peserta didik sudah terbiasa diberi
pembelajaran IPA yang telah diterapkan pelajaran dan bukannya peserta didik mencari
dalam kehidupan sehari – hari. serta menyelesaikan sebuah permasalahan
dengan mandiri. Pernyataan tersebut didukung
Di dalam pembelajaran Ilmu dengan data observasi berupa tes dengan
Pengetahuan Alam (IPA) kurikulum 2013 indikator pemecahan masalah yang meliputi
(K13) bahwa proses pembelajaran sudah memahami masalah, menyusun rencana
tidak lagi berpusat kepada pendidik pemecahan masalah, melaksanakan pemecahan
(teacher centered) melainkan sekarang masalah dan memerika kembali hasil yang
sudah berpusat kepada peserta didik diperoleh. Dengan demikian, hasil dari
(student centered) (Jufri, 2013). Dimana penelitian tersebut masih tergolong rendah
kurikulum 2013 ini di dalamnya terdapat dalam memecahkan sebuah permasalahan
peranan penting dalam kemampuan untuk dengan indikator yang telah diujikan (Prastiwi
melakukan suatu pemecahan masalah yang & Nurita, 2018). Adapun kenyataan yang
terlihat pada kompetensi dasar terjadi di lapangan SMP Negeri 1 Bangil,
pembelajaran IPA tingkat SMP/MTs bahwa masih banyak siswa yang mengalami
menyatakan bahwa “Peserta didik kesulitan dalam menentukan dan memecahkan
diharapkan nantinya mampu memahami sebuah permasalahan yang berkaitan dengan
berbagai konsep dan prinsip yang terdapat materi pembelajaran IPA. Dimana siswa hanya
dalam IPA dan saling keterkaitannya serta mampu sampai menyusun rencana dalam
diterapkan untuk menyelesaikan atau
143 | Anisatur Rohmah, Ria Wulandari, Pengembangan Buku Ajar Berbasis…

permasalahan sedangkan melaksanakan pemecahan masalah. Hal tersebut dapat dilihat


dan memeriksa ulang siswa tersebut belum dari wawancara dengan guru pengajar IPA
mampu melakukannya. Hal tersebut kelas VIII G – H. Dimana buku ajar yang
dikarenakan masih banyak siswa yang digunakan di SMP Negeri 1 Bangil merupakan
hanya menghafal konsep dan kurang hasil penyusunan dari Musyawarah Guru Mata
mampu dalam menggunakan konsep Pelajaran (MGMP) Se – kabupaten Pasuruan
tersebut apabila menemukan konsep dalam dan siswa hanya dipinjami dari perpustakaan
kehidupan sehari – hari, dan bahkan siswa sehingga ketika selesai pembelajaran 1
kurang mampu dalam menentukan semester buku ajar tersebut di kembalikan lagi.
masalah beserta merumuskannya (Trianto, Di dalam buku ajar tersebut terdapat materi,
2009). Lembar Kerja Siswa (LKS), soal evaluasi
pembelajaran dan daftar pustaka yang belum
Salah satu cara untuk memperbaiki
dapat memberikan peserta didik dalam
pemecahan masalah siswa adalah dengan
menemukan konsep – konsep baru. Selain buku
menggunakan buku ajar. Buku ajar
ajar tersebut, model pembelajaran yang
merupakan salah satu bahan yang nantinya
digunakan masih berpusat pada guru (teacher
dipergunakan oleh peserta didik untuk
centered) sehingga siswa berperan hanya
membantu dalam memecahkan sebuah
mendengarkan dan memahami penjelasan yang
permasalahan yang ada di sekolah.
telah dijelaskan oleh guru. Hal tersebut dapat
Menurut Sitepu (2014:17) bahwa buku ajar
berdampak pada keaktifan siswa dalam
merupakan buku acuan wajib yang
melakukan proses pembelajaran.
digunakan di satuan pendidikan mulai
dasar, menengah ataupun perguruan tinggi, Berdasarkan permasalahan yang dialami
didalamnya memuat sebuah materi diatas, maka peneliti mempertimbangkan dan
pembelajaran yang telah disusun memiliki inisiatif untuk membuat suatu
berdasarkan standar nasional pendidikan. penelitian dan pengembangan mengenai buku
Kriteria – kriteria buku ajar yang baik ajar berbasis model pembelajaran ASSURE.
terdiri dari 8 diantaranya akurat (akurasi), Buku ajar merupakan salah satu informasi yang
sesuai (relevansi), komunikatif, lengkap sangat penting dalam kegiatan pembelajaran
dan sistematis, berorientasi pada student dan di dalamya terdiri dari beberapa materi
centered sehingga dapat menemukan yang teah disusun secara sistematis. Menurut
sebuah konsep – konsep yang baru, Rahman (2018) model pembelajaran ASSURE
berpihak kepada ideologi, bangsa dan merupakan suatu model pembelajaran dengan
Negara, kaidah bahasa yang digunakan memanfaatkan suatu media dan teknologi di
baik dan benar, buku ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga peserta
berdasarkan ejaan yang disempurnakan didik dapat merasakan suatu pengalaman
(EYD) (Akbar, 2013:34). Keunggulan – belajar yang baru di sekolah. Kelebihan model
keunggulan buku ajar ini adalah dapat pembelajaran ASSURE diantaranya lebih
membantu pendidik dalam melaksanakan sederhana dan mudah untuk diimplementasikan
kurikulum, menjadi pegangan dalam atau diterapkan oleh setiap pendidik dalam
menentukan metode pembelajaran, proses pembelajaran, model pembelajaran
memberi pelajaran yang baru dengan tersebut dapat direncanakan dan diterapkan
menemukan sebuah konsep baru (Tarigan, dalam waktu yang relatif singkat, komponen
2013). Berdasarkan kondisi lapangan di dalam model pembelajaran cukup lengkap
SMP Negeri 1 Bangil bahwa buku ajar untuk digunakan mendesain pelaksanaan
yang digunakan selama ini oleh guru masih pembelajaran, model ini diterapkan sangat
belum mampu meningkatkan kemampuan sesuai dengan desain proses pembelajaran di

143
Anisatur Rohmah, Ria Wulandari, Pengembangan Buku Ajar Berbasis..| 144

setiap sekolah baik formal maupun diperoleh dan dianalisis berupa data kualitatif
informal (Tung, 2017). Adapun buku ajar dan kuantitatif. Desain pengembangan dapat
model pembelajaran ASSURE ini dapat dilihat pada Gambar 1. Penggunaan model
memberikan dampak besar bagi peserta ADDIE ini dikarenakan model tersebut lebih
didik dalam menemukan dan tepat digunakan sebagai desain pembelajaran
menyelesaikan setiap permasalahan yang yang bersifat generik dengan salah satunya
akan dilakukan, dikarenakan model mengembangkan bahan ajar berupa buku ajar.
pembelajaran tersebut juga dapat
mendorong kompetensi para peserta didik
dalam proses pembelajaran berlangsung
(Kahar, 2018). Pengembangan buku ajar
berbasis model pembelajaran ASSURE ini
berguna bagi peserta didik yang nantinya
dapat menemukan sebuah permasalahan
serta memecahkan permasalahan yang
dilakukan secara bersama – sama dengan
kelompok masing – masing. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam Gambar 1. Model pengembangan ADDIE
(Branch, 2009)
penerapan model pembelajaran ASSURE
ini sangat berpengaruh atau efektif
terhadap hasil belajar peserta didik dan A. Prosedur Penelitian
dapat memberikan sebuah kontribusi yang
Adapun prosedur penelitian dan
nyata untuk meningkatkan hasil belajar
pengembangan mengenai buku ajar berbasis
peserta didik, memecahkan sebuah
permasalahan serta mampu memotivasi model pembelajaran ASSURE untuk
peserta didik dalam mengikuti proses mengajarkan pemecahan masalah yang
pembelajaran IPA berlangsung. dilakukan oleh peneliti dengan model
ADDIE terdiri dari 5 tahapan (Branch,
METODE 2009). Desain prosedur pengembangan
model ADDIE dapat dilihat pada gambar 2
A. Jenis Penelitian berikut.
Penelitian ini termasuk kedalam
Research and Development (R&D).
Menurut Sugiyono (2012) “Metode
Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R &
D” menyatakan bahwa metode penelitian
dan pengembangan (Research and
Development) merupakan suatu metode
penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai produk tertentu dan
dapat menguji suatu keefektifan produk
tersebut. Model penelitian dan
Gambar 2. Prosedur pengembangan model
pengembangan (Research and
ADDIE (Branch, 2009)
Development) yang dilakukan adalah
model ADDIE yang meliputi 5 tahapan
Berdasarkan gambar 2 diatas mengenai
yaitu Analyze, Design, Development,
prosedur pengembangan model ADDIE ini
Implementation, Evaluation. Data tersebut
145 | Anisatur Rohmah, Ria Wulandari, Pengembangan Buku Ajar Berbasis…

terdiri lima tahapan yaitu Analyze, Design, B. Data, Instrumen dan Teknik
Development, Implementation, Evaluation. Pengumpulan Data
Dimana pada bagian tahapan Analyze, Data dalam penelitian dan
peneliti melakukan suatu analisis yang
pengembangan ini adalah data kuantitatif dan
nantinya berguna untuk menentukan dan kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari suatu
menjelaskan kebutuhan di dalam proses tanggapan atau komentar dari validator
pembelajaran serta mengumpulkan sebuah
mengenai pengembangan buku ajar berbasis
informasi yang berkaitan dengan produk model pembelajaran ASSURE untuk
yang dikembangkan yaitu buku ajar mengajarkan pemecahan masalah. Sedangkan
berbasis model pembelajaran ASSURE
data kuantitatif diperoleh dari hasil penilaian
untuk mengajarkan pemecahan masalah para ahli, kepraktisan buku ajar, dan hasil
yang terdiri dari 2 langkah diantaranya belajar kognitif siswa terkait kemampuan
analisis kebutuhan dan analisis tugas.
pemecahan masalah.
Tahap berikutnya adalah
Instrumen dalam penelitian ini adalah
Design, Development dan Implementation. lembar validasi buku ajar, lembar pengamatan
Ketiga tahapan tersebut saling berkaitan
kepraktisan dan soal uraian pemecahan
satu sama lain. Dimana tahapan Design ini masalah. Dimana lembar pengamatan tersebut
dimulai dengan peneliti melakukan suatu berupa lembar validasi buku ajar berbasis
penyusunan tes, pemilihan media,
model pembelajaran ASSURE yang digunakan
pemilihan format dan desain awal. Setelah
untuk melihat kelayakan dari buku ajar yang
itu, desain tersebut akan dilakukan suatu telah dikembangkan yang mencakup aspek
tahapan Development yaitu dengan
kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek
memvalidasikan produk kepada para ahli kegrafikan (Jufrida, dkk, 2019), lembar
hingga produk tersebut dapat diterapkan pengamatan kepraktisan yang digunakan untuk
kepada siswa. Kemudian tahapan
melihat keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas
Implementation ini akan dilakukan suatu siswa yang terjadi dalam pembelajaran
uji coba lapangan terbatas dan uji coba
berlangsung, kendala – kendala dan solusi yang
lapangan luas atau penerapan yang dapat diberikan dalam pembelajaran
bertujuan untuk mengetahui kelayakan
berlangsung, serta soal uraian pemecahan
buku ajar berbasis model pembelajaran
masalah ini digunakan untuk mengetahui rata –
ASSURE di dalam proses pembelajaran. rata hasil pretest – posttest siswa.
Tahap terakhir adalah Evaluation. C. Teknik Analisis Data
Dimana peneliti akan melakukan suatu
perhitungan hasil penelitian mengenai Teknik analisis data yang digunakan dalam
pengembangan buku ajar berbasis model penelitian ini adalah teknik analisis data
pembelajaran ASSURE untuk kualitatif deskriptif dan teknik analisis data
mengajarkan pemecahan masalah pada kuantitatif. Dimana di dalam teknik analisis
kelas VIII di SMP Negeri 1 Bangil serta data kualitatif ini digunakan ketika
membuat laporan hasil penelitian yang mendeskripsikan suatu produk yang akan
telah dilakukan. dikembangkan. Sedangkan teknik analisis
data kuantitatif ini digunakan ketika peneliti
tersebut menjelaskan hasil validitas,
kepraktisan dan keefektifan dari berbagai

145
Anisatur Rohmah, Ria Wulandari, Pengembangan Buku Ajar Berbasis..| 146

aspek yang telah dikembangkan selama melihat keterlaksanaan proses pembelajaran,


proses pengembangan produk. Data aktivitas siswa beserta kendala – kendala yang
kuantitatif ini berasal dari aspek – aspek muncul ketika proses pembelajaran. Adapun
penilaian dengan menggunakan check – untuk melihat data tersebut dengan
list dan kriteria yang digunakan dalam menggunakan berbagai kriteria kepraktisan
kategori skor berbentuk skala likert. (Santi & Santosa, 2016), sebagai berikut:
Tabel 1. Kategori Skor Bentuk Skala Likert Tabel 3. Kriteria Kepraktisan Buku Ajar
Berbasis Model Pembelajaran ASSURE
Skor Keterangan
4 Sangat baik Persentase (%) Kriteria
3 Baik
2 Kurang baik 79% < skor ≤ 100% Sangat baik
1 Tidak baik 59% < skor ≤ 79% Baik
Data tersebut dapat diperoleh dari
39% < skor ≤ 59% Kurang baik
hasil validasi dengan menggunakan
teknik analisis data presentase yang 0% < skor ≤ 39% Sangat kurang
dinyatakan oleh persamaan (1) (Akbar, Selanjutnya, analisis data hasil
2013). yang digunakan mengukur keefektifan
TSE pengembangan buku ajar berbasis model
V= TSM X 100%
pembelajaran ASSURE untuk mengajarkan
pemecahan masalah dapat dilakukan dengan
Dimana V adalah presentase
menggunakan rumus N – Gain yang
tingkat penilaian, TSE adalah total skor
dinyatakan oleh persamaan (2)
empirik yang diperoleh, dan TSM adalah
(Archambault, 2008).
total skor maksimum.
(2) Skor posttest - skor pretest
Data presentase tersebut yang diperoleh N – Gain = x 100%
skor maksimum - skor pretest
dengan menggunakan rumus persamaan diatas
yang nantinya diubah menjadi data kualitatif. Dimana N – Gain adalah Gain yang
Dimana data tersebut menggunakan berbagai maksimum, skor pretest adalah nilai awal
kriteria penilaian (Subali, dkk, 2012), sebagai pembelajaran, skor posttest adalah nilai akhir
berikut: pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis
Tabel 2. Kriteria Validasi Buku Ajar Berbasis
Model Pembelajaran ASSURE
menggunakan perhitungan N – Gain, hasil skor
Gain ini ternormalisasi dalam 3 kategori
Kriteria (Archambault, 2008), sebagai berikut:
Presentase (%) Kualifikasi
Kelayakan
79% < skor ≤ 100% Valid Tidak Tabel 4. Kriteria N – Gain Ternormalisasi
perlu revisi Persentase (%) Klasifikasi
59% < skor ≤ 79% Cukup valid Tidak N – Gain > 70% Tinggi
perlu revisi 30% ≤ N – Gain ≤ 70% Sedang
39% < skor ≤ 59% Kurang valid Revisi N – Gain < 30% Rendah
0% < skor ≤ 39% Tidak valid Revisi
Kemudian, analisis data hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
yang digunakan untuk melihat kepraktisan
Pada bagian ini dijelaskan hasil
pengembangan buku ajar berbasis model pembuatan buku ajar, hasil validitas dan uji coba.
pembelajaran ASSURE yaitu dengan Pembuatan buku ajar yang digunakan adalah
147 | Anisatur Rohmah, Ria Wulandari, Pengembangan Buku Ajar Berbasis…

buku ajar berbasis model pembelajaran buku ajar berbasis model pembelajaran
ASSURE. Validitas dilakukan kepada para ASSURE disajikan pada Gambar 3.
ahli media sekaligus ahli materi tentang
Cahaya dan Alat Optik. Uji coba dilakukan
2 tahapan yaitu uji coba terbatas hanya
menggunakan 10 siswa secara heterogen
yang terdapat di kelas VIII H dan uji coba
luas sebanyak 29 siswa secara heterogen di
kelas VIII G. Di dalam suatu penelitian
tersebut, bahwa terdapat 3 kriteria yang
harus terlampaui supaya produk yang
dikembangkan tersebut layak digunakan
yaitu mengenai validitas, kepraktisan dan
keefektifan.
1. Buku Ajar Berbasis Model
Pembelajaran ASSURE
Buku ajar berbasis model
pembelajaran ASSURE ini merupakan salah Gambar 3. Desain buku ajar berbasis model
pembelajaran ASSURE
satu buku ajar yang didalamnya
memanfaatkan sebuah media dan teknologi.
2. Validitas Buku Ajar Berbasis Model
Buku ajar didalamnya memuat sebuah
Pembelajaran ASSURE Oleh Para Ahli
materi, penyelidikan atau percobaan dan
Validitas dilakukan kepada tiga para ahli
evaluasi pembelajaran tentang cahaya dan
media dari Dosen Prodi Pendidikan Ilmu
alat optik. Adapun format pembuatan buku
Pengetahuan Alam dan Guru Mata Pelajaran
ajar berbasis model pembelajaran ASSURE
Ilmu Pengetahuan Alam SMP Negeri 1 Bangil.
dirancang sesuai tahapan pengembangan
Para ahli media tersebut memliki keahlian dalam
yang memenuhi beberapa kriteria seperti
bidang media pembelajaran dan materi cahaya
kriteria valid, praktis dan efektif. Buku ajar
dan alat optik. Komponen – komponen yang
yang memenuhi kriteria baik yang terdiri
terdapat di dalam lembar validasi buku ajar
dari 8 meliputi, akurat (akurasi), sesuai
berbasis model pembelajaran ASSURE adalah
(relevansi), komunikatif, lengkap dan
kelayakan isi, kebahasaan, kegrafikan dan
sistematis, berorientasi kepada student
penyajian (Jufrida, dkk, 2019). Hasil validasi
centered, berpihak kepada ideologi bangsa
dapat dilihat pada Tabel 5.
dan negara, kaidah bahasa yang digunakan
Tabel 5. Hasil validasi buku ajar berbasis model
baik dan benar, buku ajar yang ditulis pembalajaran ASSURE para ahli media
menggunakan ejaan, istilah serta struktur Rata –
Komponen Kualifikasi
yang tepat, terbaca (buku ajar yang di Rata (%)
dalamnya keterbacaan tinggi tersebut Kelayakan isi (9 95,4% Valid
mengadung panjang kalimat dan struktur sub komponen)

kalimat yang sesuai dengan pembaca) Kebahasaan (5 88,32% Valid


(Akbar, 2013:34). Buku ajar yang telah sub komponen)
dikembangkan kemudian di validasikan Kegrafikan (5 sub 90% Valid
kepada para ahli bertujuan untuk melihat komponen)
suatu kelayakan buku ajar tersebut. Desain

147
Anisatur Rohmah, Ria Wulandari, Pengembangan Buku Ajar Berbasis..| 148

Rata – menurut Subali, dkk (2012) bahwa


Komponen Kualifikasi
Rata (%) pengembangan buku ajar berbasis model
Penyajian (6 sub 91,67% Valid pembelajaran dinyatakan valid apabila
komponen) memenuhi skor minimal 59% dari keseluruhan
Hasil validasi buku ajar berbasis model unsur yang terdapat di dalam lembar validasi
pembelajaran ASSURE kepada para ahli buku ajar tersebut.
media pada Tabel 5, dapat dilihat bahwa 3. Kepraktisan Buku Ajar Berbasis Model
kelayakan isi diperoleh rata – rata dari 3 Pembelajaran ASSURE
validator termasuk kedalam kualifikasi Kepraktisan buku ajar berbasis model
Valid (V) dengan persentase 95,4%, pembelajaran ASSURE ini dilakukan pada tahap
kebahasaan termasuk kedalam kualifikasi implementasi. Dimana tahap implementasi ini
Valid (V) dengan persentase 88,32%, dilakukan pada uji coba terbatas dan uji coba
kegrafikan termasuk kedalam kualifikasi luas. Uji kepraktisan dilakukan dengan
Valid (V) dengan persentase 90% dan menggunakan lembar pengamatan
penyajian termasuk kedalam kualifikasi keterlaksanaan pembelajaran IPA berbasis
Valid (V) dengan persentase 91,67%. model pembelajaran ASSURE, lembar
Dengan demikian, secara keseluruhan buku pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran
ajar berbasis model pembelajaran ASSURE IPA berbasis model pembelajaran ASSURE,
ini layak untuk digunakan dengan sedikit lembar pengamatan kendala – kendala dan solusi
revisi. Revisi yang dimaksud ini adalah dalam pembelajaran IPA berbasis model
kritik dan saran dari para ahli media. pembelajaran ASSURE. Dimana sintaks dari
Adapun kritik dan saran dari para ahli model pembelajaran ASSURE terdiri dari 6
media adalah secara keseluruhan isi dan diantaranya Analyze learner, States objectives,
materi yang terdapat di dalam buku ajar Select methods, media and materials, Utilize
sudah lengkap sesuai dengan model media and materials, Require learner, Evaluate
pembelajaran ASSURE (Analyze learner, and revise (Bachtiar, 2016). Berikut hasil
States objectives, Select methods, media kepraktisan buku ajar berbasis model
and materials, Utilize media and materials, pembelajaran ASSURE dari segi uji coba
Require learner, Evaluate and revise) terbatas dan uji coba luas.
untuk mengajarkan pemecahan masalah, a. Keterlaksanaan pembelajaran IPA berbasis
namun di setiap pertemuan harus diberikan model pembelajaran ASSURE
suatu fenomena (analyze learner), dimana Lembar pengamatan keterlaksanaan terdiri
siswa diberikan sebuah fenomena dalam dari 8 aspek yang bertujuan untuk melihat
kehidupan sehari – hari ini bertujuan untuk keterlaksanaan guru dalam pembelajaran
memahami materi yang akan dibahas serta berlangsung. Data hasil analisis keterlaksanaan
background buku ajar sangat berwarna terlihat pada Tabel 6.
sehingga lebih baik diganti dengan warna Tabel 6. Keterlaksanaan Pembelajaran IPA
putih bertujuan untuk mempermudah siswa Berbasis Model Pembelajaran ASSURE
membaca dan melihat. Berdasarkan Uji Coba Uji Coba
Aspek
tahapan hasil para ahli media mengenai Terbatas Luas
pengembangan produk buku ajar yang Analyze learners 4,00 4,00
State objectives 3,65 3,74
peneliti lakukan bahwa produk sudah dapat
Select method, media 3,73 3,72
dikatakan valid dan layak digunakan serta and materials
diujikan kepada peserta didik. Adapun
149 | Anisatur Rohmah, Ria Wulandari, Pengembangan Buku Ajar Berbasis…

Aspek
Uji Coba Uji Coba Lembar pengamatan aktivitas siswa
Terbatas Luas dalam pembelajaran IPA terdiri dari 4 aspek
Pendahuluan (Utilize 3,58 3,64
yang bertujuan untuk melihat aktivitas siswa
media and materials)
Kegiatan inti 3,73 3,81 dalam proses pembelajaran berlangsung. Data
(Require learner and analisis aktivitas siswa terlihat pada Tabel 7.
participation) Tabel 7. Aktivitas dalam Pembelajaran IPA
Penutup (Evaluate 3,50 3,61 Berbasis Model Pembelajaran ASSURE
and revise) Uji Coba Uji Coba
Suasana kelas 3,13 3,40 Aspek
Terbatas Luas
Alokasi waktu 4,00 4,00 Memahami tujuan 4,00 4,00
Jumlah 29,32 29,92 pembelajaran
Rata – Rata 3,66 3,74 Memahami 3,34 3,38
Kategori Sangat Sangat pembelajaran
Baik Baik berbasis model
Koef. R (%) 91,5% 93,5% pembelajaran
ASSURE
Berdasarkan hasil perhitungan Memahami proses 3,25 3,46
keterlaksanaan pembelajaran IPA berbasis pembelajaran untuk
memecahkan suatu
model pembelajaran ASSURE pada uji
permasalahan
terbatas kelas VIII H dan uji luas kelas VIII Aktif dalam proses 3,12 3,43
G bahwa didapatkan hasil Sangat Baik (SB) pembelajaran
dan reliabel dengan persentase sebesar 78 – Jumlah 13,71 14,27
100%. Perolehan hasil tersebut dikarenakan Rata – Rata 3,42 3,56
Kategori Sangat Sangat
penggunaan buku ajar yang baik.
Baik Baik
Pengembangan buku ajar berbasis model Koef. R (%) 85,5% 89%
pembelajaran ASSURE telah memenuhi
kriteria buku ajar yang baik yaitu akurat Berdasarkan hasil perhitungan
(akurasi), sesuai (relevansi), komunikatif, Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA
lengkap dan sistematis, berorientasi kepada berbasis model pembelajaran ASSURE pada
student centered, berpihak kepada ideologi uji terbatas dan uji luas bahwa didapatkan
bangsa dan Negara, kaidah bahasa yang hasil yang berbeda. Dimana aktivitas siswa
digunakan baik dan benar, buku ajar yang pada uji terbatas kelas VIII H mendapatkan
ditulis menggunakan ejaaan yang hasil Baik (B) dan reliabel dengan
disempurnakan (EYD), istilah dan struktur persentase 78 – 100% sedangkan aktivitas
yang digunakan tepat dan terbaca (Akbar, siswa pada uji luas kelas VIII G
2013:34). Aspek – aspek yang digunakan ini mendapatkan hasil Sangat Baik (SB) dan
terkait dengan ASSURE yaitu analyze reliabel dengan persentase 84 – 100%. Hal
learners, state objectives, select method, tersebut dapat dilihat pada tabel tabel 8
media and materials, pendahuluan (utilize diatas. Perolehan hasil tersebut dikarenakan
media and materials), kegiatan inti (require pendidik atau guru memberikan sebuah
learner and participation), penutup aktivitas yang mampu berpusat kepada
(evaluate and revise), suasana kelas dan student centered, membuat peserta didik
alokasi waktu. memanfaatkan sebuah media dan teknologi
b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dan membuat peserta didik atau siswa
berbasis model pembelajaran ASSURE menemukan sebuah konsep (melakukan

149
Anisatur Rohmah, Ria Wulandari, Pengembangan Buku Ajar Berbasis..| 150

suatu pemecahan masalah). Hal tersebut analisis kendala – kendala dan solusi terlihat
sesuai dengan pembelajaran Ilmu pada Tabel 8.
Pengetahuan Alam (IPA) kurikulum Tabel 8. Kendala – kendala dan solusi dalam
2013 (K13) bahwa proses pembelajaran pembelajaran IPA
sudah tidak lagi berpusat kepada Keterangan Uji Coba Uji Coba
Terbatas Luas
pendidik (teacher centered) melainkan
Kendala Siswa dalam Siswa dalam
sekarang sudah berpusat kepada peserta proses proses
didik (student centered) (Jufri, 2013). pembelajaran pembelajaran
Di dalam kurikulum 2013 (K13) ini masih terdapat masih
salah satunya model pembelajaran yang beberapa yang terdapat
pasif, dalam beberapa
telah diterapkan adalah model
pembelajaran yang pasif
pembelajaran ASSURE. Model daring dan terdapat
pembelajaran ASSURE ini merupakan menggunakan siswa masih
salah satu model pembelajaran yang google meet terlambat
berorientasi pada suatu pemanfaatan kebanyakan mengumpulka
mematikan n tugas tepat
media dan teknologi yang bertujuan
kamera, waktu waktu
untuk mendukung dan menciptakan relatif singkat
suatu proses pembelajaran serta dan terdapat
aktivitas pembelajaran yang akan siswa
diinginkan (Pribadi, 2011). Adapun di terlambat
mengumpukan
kurikulum 2013 (K13) ini juga
tugas
menyatakan bahwa didalam Solusi Guru bertanya Guru
pembelajaran IPA tingkat SMP/MTs kepada siswa memberikan
mempunyai peranan yang sangat terkait materi sebuah soal
penting dalam melakukan suatu yang pretest –
dijelaskan, posttest yang
pemecahan masalah. Menurut
guru berbentuk
Permendikbud No. 21 Tahun 2016 menghimbau essay dan
menyatakan bahwa “Peserta didik untuk guru
diharapkan nantinya mampu memahami menyalakan memberikan
berbagai konsep serta prinsip yang kamera ketika jangka waktu
proses lebih panjang
terdapat di dalam Ilmu Pengeatahuan
pembelajaran, dalam
Alam (IPA) dan saling keterkaitannya guru pengumpulan
serta diterapkan untuk dapat menyampaika tugas namun
memecahkan sebuah permasalahan. n materi harus di
c. Kendala – kendala dan solusi dalam secara baik kumpulkan
dengan sebelum PAT
pembelajaran IPA berbasis model
menggunakan dilaksanakan.
pembelajaran ASSURE model
Lembar pengamatan kendala – pembelajaran
kendala dan solusi dalam pembelajaran IPA ASSURE dan
ini bertujuan untuk melihat kendala apa saja guru
mengingatkan
yang muncul dalam pembelajaran
terkait tugas
berlangsung berserta guru akan memberikan melalui grup
solusi agar tidak terjadi kembali pada WA atau chat
pembelajaran selanjutnya. Data hasil pribadi.
151 | Anisatur Rohmah, Ria Wulandari, Pengembangan Buku Ajar Berbasis…

pembelajaran IPA dengan minimal masuk


kedalam kualifikasi Baik (B), aktivitas siswa
diatas 70% relevan dalam pembelajaran IPA dan
Berdasarkan hasil tersebut bahwa kendala – kendala yang dihadapi dalam proses
kendala – kendala dan solusi dalam pembelajaran beserta solusi – solusi yang dapat
pembelajaran IPA berbasis model diberikan.
pembelajaran ASSURE pada uji terbatas
4. Keefektifan Buku Ajar Berbasis Model
dan uji luas ini terdapat perbedaan. Hal
Pembelajaran ASSURE
tersebut dapat terjadi dikarenakan
lingkungan belajar, minat peserta didik dan Keefektifan buku ajar berbasis model
kemampuan kognitif siswa. Menurut pembelajaran ASSURE ini dapat dikatakan
Wibowo (2012) bahwa lingkungan belajar efektif apabila sebuah produk yang telah
ini merupakan segala sesuatu yang berada di dikembangkan mengalami peningkatan hasil
luar individu peserta didik, dimana belajar mengenai pemecahan masalah. Hal
keseluruhan dari perilaku individu tersebut tersebut dapat dilihat dari suatu nilai pretest dan
berinteraksi dengan lingkungan baik posttest yang diberikan oleh guru berupa soal
disadari maupun tidak disadari. Keadaan uraian pemecahan masalah sebanyak 20 soal
pandemic Covid – 19 ini pendidik sulit uraian. Dimana soal tersebut didalamnya
untuk menciptakan lingkungan belajar yang meliputi 4 indikator pemecahan masalah
aktif dikarenakan proses pembelajaran diantarannya understood the problem, device a
relatif singkat. Kemudian menurut Hamdani plan, out the plan, look back (Prastiwi & Nurita,
(2011:140) bahwa minat peserta didik 2018). Berikut hasil keefektifan buku ajar
merupakan suatu kecenderungan yang berbasis model pembelajaran dari segi uji coba
bertujuan untuk memerhatikan serta terbatas dan uji coba luas.
mengingat suatu hal dengan terus menerus
Tabel 9. Hasil Pretest – Posttest dan N – Gain Uji
sehingga pendidik memberikan pertanyaan Coba Terbatas dan Uji Coba Luas
kepada peserta didik mengenai materi yang
telah disampaikan. Menurut Susanto (2011) Keterangan Uji Coba Uji Coba
Terbatas Luas
kemampuan kognitif ini merupakan
Pretest 53,1 50,27
kemampuan yang dimiliki individu Posttest 85,6 87,24
bertujuan untuk menghubungkan, menilai N – Gain 0,69 0,74
dan mempertimbangkan atas kejadian atau Kategori Sedang Sangat Baik
peristiwa yang telah terjadi sehingga
pendidik memberikan sebuah soal pretest –
Berdasarkan hasil perhitungan pretest –
posttest mengenai materi yang telah
posttest dan N – Gain uji coba terbatas dan uji
disampaikan bertujuan untuk melihat
coba luas terdapat peningkatan. Uji coba terbatas
kemampuan kognitif yang dimiliki oleh
dilakukan pada siswa kelas VIII H sebanyak 10
peserta didik.
siswa sedangkan uji coba luas dilakukan pada
Berdasarkan data yang telah diperoleh siswa kelas VIII G sebanyak 29 siswa. Hal
mengenai kepraktisan buku ajar berbasis tersebut menunjukkan pada uji coba terbatas
model pembelajaran ASSURE bahwa pada didapatkan N – Gain sebesar 0,69 termasuk
uji terbatas maupun uji luas dapat kategori sedang dan uji coba luas didapatkan N
dinyatakan praktis. Kepraktisan tersebut – Gain sebesar 0,74 termasuk kategori tinggi.
dapat dilihat dari keterlaksanaan Data hasil persentase belajar kognitif pemecahan

151
Anisatur Rohmah, Ria Wulandari, Pengembangan Buku Ajar Berbasis..| 152

masalah uji coba terbatas dapat dilihat pada siswa dengan persentase sebesar 45%.
Tabel 10.
Berdasarkan data yang telah diperoleh
Tabel 10. Hasil Belajar Kognitif Pemecahan mengenai keefektifan buku ajar berbasis model
Masalah Siswa Kelas VIII H (Uji Coba pembelajaran ASSURE bahwa pada uji coba
Terbatas) terbatas dan uji coba luas dapat dinyatakan
No Kategori Persentase (%) efektif, dikarenakakan hal tersebut dapat dilihat
dari suatu peningkatan hasil belajar kognitif
1 Tinggi 60%
pemecahan masalah siswa kelas VIII G – H
2 Sedang 40% dengan minimal termasuk kedalam kategori
sedang. Dimana keefektifan tersebut diperoleh
dari pengembangan buku ajar yang baik
Berdasarkan hasil uji pretest – sehingga menjadikan kegiatan pembelajaran
posttest yang terlihat pada Tabel 9 diatas yang bermakna (Trianto, 2011). Bermakna yang
bahwa setiap siswa pada kelas VIII H dimaksud dalam kegiatan pembelajaran ini
berjumlah 10 siswa mengalami suatu adalah peserta didik mampu untuk menemukan
peningkatan. Dimana pada kelas VIII H konsep – konsep dalam pembelajaran secara
siswa yang mengalami peningkatan hasil mandiri mengenai pemecahan masalah,
belajar kognitif pemecahan masalah dikarenakan pemecahan masalah termasuk
termasuk kategori tinggi sekitar 4 siswa bagian sangat penting dalam pelajaran IPA
dengan persentase sebesar 40% dan kategori (Sumiantari, Suardana & Selamet, 2019). Hal
sedang sekitar 6 siswa dengan persentase tersebut sejalan dengan penelitian yang
sebesar 60%. Kemudian data hasil dilakukan oleh Prastiwi, M. D (2018) bahwa
persentase belajar kognitif pemecahan peningkatan kemampuan pemecahan masalah
masalah uji coba luas dapat dilihat pada pada pretest – posttest mengalami suatu
Tabel 11. peningkatan yaitu dari 41,27% menjadi 74,01%.
Tabel 11. Hasil Belajar Kognitif Pemecahan Adapun Penelitian yang dilakukan oleh Rahman
Masalah Siswa Kelas VIII G (Uji Coba Luas) (2017) bahwa peningkatan kemampuan
pemecahan masalah pada uji coba I dengan uji
No Kategori Persentase (%)
coba II mengalami peningkatan yaitu dari
1 Tinggi 55% 80,46% menjadi 81,20% sehingga dikatakan
2 Sedang 45%
efektif.

Berdasarkan hasil suatu uji pretest – KESIMPULAN DAN SARAN


posttest yang terlihat pada Tabel 9 diatas Simpulan
bahwa didapatkan setiap siswa kelas VIII G
Berdasarkan hasil analisis dan
berjumlah 29 siswa mengalami
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat
pengembangan buku ajar berbasis model
siswa yang mengalami peningkatan hasil
pembelajaran ASSURE di SMP Negeri 1 Bangil
belajar kognitif pemecahan masalah pada
kelas VIII G – H adalah valid, praktis dan efektif,
kelas VIII G termasuk kedalam kategori
dengan dibuktikan hasil validasi buku ajar
tinggi sekitar 16 siswa dengan persentase
berbasis model pembelajaran ASSURE yang
sebesar 55% dan kategori sedang sekitar 13
diberikan oleh validator minimal kategori Valid
153 | Anisatur Rohmah, Ria Wulandari, Pengembangan Buku Ajar Berbasis…

(V), kepraktisan buku ajar dinyatakan REFERENSI


praktis dengan dibuktikan adanya Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat
keterlaksanaan pembelajaran IPA berbasis Pembelajaran. Cetakan Kesatu. Bandung:
model pembelajaran ASSURE pada uji coba Remaja Rosdakarya.
terbatas maupun uji coba luas minimal
termasuk kategori Baik (B), aktivitas siswa
diatas 70% relevan dalam pembelajaran Archambault, J. (2008). The Effect of Developing
IPA, dan kendala – kendala yang dihadapi Kinematics Concepts Graphically Prior to
oleh guru dalam proses pembelajaran dapat indtroducing Algebraic Proble Solving
dicarikan solusinya, keefektifan buku ajar Techniques. Action Research Required for
dengan dibuktikan adanya hasil belajar the Master of Natural Science Degree with
kognitif pemecahan masalah siswa pada uji Concentration in Physics; Arizona State
coba terbatas dan uji coba luas mengalami University.
peningkatan dan termasuk dalam kategori
sedang. Peneliti berharap agar penelitian ini
dapat dilakukan pada materi dan mata Bachtiar, R. S. (2016). “Pengaruh Desain
Pembelajaran ASSURE terhadap Hasil
pelajaran yang lainnya.
Belajar Siswa Sekolah Dasar” dalam
Saran Jurnal INOVASI, Vol. 18, No. 1.
Berdasarkan hasil penelitian yang Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
diperoleh, maka saran yang dapat diberikan Surabaya.
oleh peneliti adalah melakukan suatu
pengembangan buku ajar berbasis model
pembelajaran ASSURE sampai pada tahap Branch, R. M. (2009). Intructional Desight-The
diseminasi serta melatihkan pemecahan ADDIE Approach. New York: Springer.
masalah kepada peserta didik sehingga hasil
yang diperoleh menjadi lebih maksimal.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar.
Hal. 140. Bandung: Pustaka Setia.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pelaksanaan penelitian ini tidak Jufri, A. W. (2013). Belajar dan Pembelajaran
terlepas dari bantuan banyak pihak. Penulis Sains. Bandung. Pustaka: Reka Cipta.
mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing serta dosen Pendidikan IPA
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang Jufrida, dkk. (2019). “Pengembangan Buku Ajar
telah memberikan bimbingan, motivasi, IPA Berbasis Kearifan Lokal Jambi pada
arahan, kritikan dan saran yang akan Materi Tekanan serta Getaran dan
membangun kepada penulis serta Gelombang” dalam Indonesian Journal of
terimakasih kepada keluarga besar guru, Science and Mathematics Education, Vol.
siswa SMP Negeri 1 Bangil yang telah 2, No. 3, (Hal. 287-297). E-ISSN: 2615-
memberikan izin dan bantuan kepada 8639. Jambi.
penulis dalam melaksanakan penelitian.

Juhji. (2016). “Peningkatan Keterampilan Proses


Sains Siswa melalui Pendekatan Inkuiri

153
Anisatur Rohmah, Ria Wulandari, Pengembangan Buku Ajar Berbasis..| 154

Terbimbing” dalam Jurnal Penelitian Vol. 5, No. 3, (Hal. 1332).


dan Pembelajaran IPA, Vol. 2, No. 1,
(Hal. 60-61). e-ISSN: 2477-2038.
Serang. Rahman, A. A. (2017). “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Berbasis
Pendekatan Realistik untuk Meningkatkan
Kahar, M. S. (2018). “Motivation Analysis Kemampuan Pemecahan Masalah
Learning in the Implementation of Matematis Siswa SMPN 3 Langsa” dalam
Physics Practicum” dalam Jurnal Jurnal MAJU, Vol. 4, No. 1. ISSN: 2355-
Ilmiah Pendidikan MIPA, Vol. 8, No. 3782. Aceh.
1.

Rahman, S. (2018). “Peningkatan Hasil Belajar


Permendikbud No. 21. (2016). Standar Isi PKN Melalui Menerapkan Model
Pendidikan Dasar dan Menengah. Pembelajaran ASSURE pada Siswa
Jakarta. Sekolah Dasar” dalam Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Sekolah Dasar, Vol. 5,
No. 2. p-ISSN: 2303-307X, e-ISSN: 2541-
Pramartasari, N, Marpaung, R. R. T & 5468. Universitas Trunojoyo.
Achmad, A. (2018). “Efektivitas
Media Pembelajaran Monopoli
Berbasis ASSURE terhadap Santi, I. K. L & Santosa, R. H. (2016).
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta “Pegembangan Perangkat Pembelajaran
Didik” dalam Jurnal Biotekdidik. Menggunakan Pendekatan Saintifik pada
Lampung. Materi Pokok Geometri Ruang SMP”
dalam Jurnal Pendidikan Matematika,
Vol. 11, No. 1. p-ISSN: 1978-4538, e-
Prastiwi, M. D & Nurita. (2018). ISSN: 2527-421X. Universitas Negeri
“Kemampuan Pemecahan Masalah Yogyakarta. Indonesia.
pada Siswa Kelas VII SMP” dalam
Jurnal Pensa, Vol. 06, No. 02, (Hal.
99). Surabaya. Sitepu. (2014). Penulisan Buku Teks Pelajaran.
Bandung: Remaja Rosda Karya Offset.
Subali, dkk. (2012). Pengembangan CD
Pribadi, R. (2011). Model ASSURE untuk
Pembelajaran Lagu Anak untuk
Mendesain Pembelajaran Sukses.
Menumbuhkan Pemahaman SAINS Siswa
Jakarta: Dian Rakyat.
Sekolah Dasar. Jurnal. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.

Raharjo, T. B & Saputro, E. (2016). “Desain


Riset Perangkat Pembelajaran
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitaif
Menggunakan Media KIT Listrik
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
yang dilengkapi PhET Berbasis
Inkuiri untuk Melatihkan
Keterampilan Proses Sains” dalam
Sumiantari, N. L. E, Suardana, I. N & Selamet,
Unnes Science Education Journal,
K. (2019). “Pengaruh Model Problem
155 | Anisatur Rohmah, Ria Wulandari, Pengembangan Buku Ajar Berbasis…

Based Learning terhadap Tarigan, H. G. (2013). Menulis sebagai Suatu


Kemampuan Pemecahan Masalah Keterampilan Berbahasa. Bandung:
IPA Siswa Kelas VIII SMP” dalam Angkasa.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Trianto. (2009). Mendesain Model
Sains Indonesia, Vol. 2. No. 1. ISSN:
Pembelajaran Inovatif – Progresif.
2623-0852. Indonesia.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Sundayana, R. (2019). “Perbandingan
Desain Pembelajaran ASSURE dan
PPSI untuk Meningkatkan Trianto. (2011). Mendesain Model
Kemampuan Pemecahan Masalah Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep,
Matematis dan Kemandirian Belajar” dan Implementasinya pada KTSP. Jakarta:
dalam Jurnal Pendidikan Kencana Prenada Media Group.
Matematika, Vol. 8, No. 1. p-ISSN:
2086-428, e-ISSN: 2527-8827. Jawa
Barat. Tung, K. Y. (2017). Desain Instruksional
Perbandingan Model dan
Implementasinya. Yogyakarta: CV. ANDI
Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak OFFSET
Usia Dini. Hal. 48. Jakarta: Kencana.

155

You might also like