Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kasus Pasal 354 Kuhp TPT
Makalah Kasus Pasal 354 Kuhp TPT
Makalah Kasus Pasal 354 Kuhp TPT
DISUSUN OLEH :
E1A017192
FAKULTAS HUKUM
PURWOKERTO
2021
1
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3
B. PERMASALAHAN...............................................................................5
A. KESIMPULAN.......................................................................................11
B. SARAN....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
muncul di era ini. Kejahatan baru yang mucul dalam masyarakat mengakibatkan
masyarakat menginginkan hidup yang damai, tertib, dan adil. Penyebab suatu
dengan istilah Strafbaarfeit dan dalam kepustakaan tentang hukum pidana sering
tindak pidana.1 Tindak pidana merupakan suatu bentuk perilaku menyimpang yang
selalu ada dan melekat pada setiap bentuk masyarakat, dalam arti bahwa tindak pidana
akan selalu ada seperti penyakit dan kematian yang selalu berulang seperti halnya
dengan musim yang selalu berganti dari tahun ke tahun.2 Perilaku menyimpang itu
1
Amir Ilyas, 2012, Asas-Asas Hukum Pidana Memahami Tindak Pidana Dan Pertanggungjawaban Pidana
Sebagai Syarat Pemidanaan (Disertai Teori-Teori Pengantar Dan Beberapa Komentar), Yogyakarta: Rangkang
Education Yogyakarta & PuKAP-Indonesia, hlm. 18
2
R. Soesilo, 1985, Kriminologi (Pengetahuan Tentang Sebab-Sebab Kejahatan), Bogor: Politeia, hlm. 3
3
Saparinah, 1976, Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang, Bulan Bintang, Jakarta, hlm. 25-26
3
Tindak pidana penganiayaan diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) Pasal 351-355 KUHP yang dibagi menjadi 5 jenis penganiayaan, yaitu:
Dalam makalah ini akan membahas mengenai penganiayaan berat yang diatur
dalam Pasal 354 KUHP. Salah satu kasus yang berkaitan dengan permasalahan yang
Rabu, 27 Januari 2021 di kediaman korban Deki Susanto (DS), Solsel, dua
mobil rombongan mendatangi rumah korban DS dan bertanya pada istri korban.
atribut kepolisian. Kedatangan orang tersebut tidak sesuai SOP kepolisian yang
menunjukan bahwa mereka adalah penegak hukum. Tanpa ada surat perintah
penggeledahan, tiba-tiba saja mereka langsung masuk ke rumah, dan memburu DS.
Hal ini tentu saja menjadi sebuah teror bagi keluarga korban. Kondisi itu membuat
istri korban histeris dan mengejar ke arah belakang. Ketika ke belakang, istri korban
melihat suaminya dalam keadaan menyerah kepada aparat. Tiba-tiba Brigadir Kamsep
Rianto (KS) yang ada di dalam rumah menodongkan pistol. Karena ditodong orang
tidak jelas, tentu kaget dan lari. Istrinya histeris, ketika lari pintu dapur terbuka
sedikit, tiba-tiba saja di luar terjadi penembakan. Kejadian itu dilihat istri dan anak-
anak korban yang salah satunya masih berumur 4 tahun. Setelah itu korban jatuh, baru
pihak kepolisian melepaskan tembakan ke atas sebanyak empat kali. Pada saat
ditembak, di situ istri korban tidak ada melihat goresan luka pada petugas, bekas kena
4
bacok, kena tusuk, dan lainnya. Bahkan orang yang menembak masih sanggup
tindak pidana yang diatur dalam Pasal 354 KUHP tentang tindak pidana penganiayaan
B. PERMASALAHAN
1. Faktor apa saja yang memberatkan tindak pidana penganiayaan berat yang diatur
2. Bagaimana hukuman bagi pelaku tindak pidana penganiayaan berat yang diatur
metode pemecahan masalah yang tepat akan diperoleh validitas data serta dapat
1. Jenis Penelitian
5
pada pustaka sebagai suatu objek studi. Pustaka hakekatnya merupakan hasil
kajian pustaka (library research), maka penelitian ini dilakukan dengan cara
maka kemudian akan diolah dengan beberapa teknik, yaitu sebagai berikut:
tindak pidana penganiayaan berat dalam Pasal 354 ayat (1) Kitab Undang-
yang dipertanyakan.
6
Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
secara keseluruhan, mulai dari deskripsi kasus, landasan hukum yang dipakai
oleh Hakim, isi putusan kemudian dilakukan analisis berdasarkan data yang
ada.
7
BAB II
A. Faktor yang memberatkan tindak pidana penganiayaan yang diatur dalam Pasal
Penganiayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar
aniaya yang mempunyai arti menyiksa, mempersakiti dengan bengis, kemudian kata
dasar tersebut diberi imbuhan pe-an sehingga menjadi penganiayaan yang berarti
KUHP telah dijelaskan dan diatur mengenai penganiayaan beserta akibat hukumnya
penganiayaan yaitu Pasal 351 sampai dengan Pasal 355, dan masih banyak pula pasal-
pasal lain yang behubungan dengan pasal tersebut yang mengatur mengenai
sengaja menyebabkan sakit atau luka pada orang lain, akan tetapi suatu perbuatan
yang menyebabkan sakit atau luka pada orang lain tidak dapat dianggap sebagai
Sedangkan menurut H.R. (Hooge Raad), penganiayaan adalah setiap perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan rasa sakit atau luka kepada orang lain,
dan semata-mata menjadi tujuan dari orang itu dan perbuatan tadi tidak boleh
Penganiayaan berat (zwar lichamelijk letsel toebrengt) atau dapat disebut juga
menjadikan berat pada tubuh orang lain haruslah dilakukan dengan sengaja.
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, hlm.
40
5
Leden Marpaung, 2002, Tindak Pidana Terhadap Nyawa dan Tubuh (Pemberantasan dan Prevensinya),
Jakarta: Sinar Grafika, hlm 5
6
Ibid.
8
Kesengajaan itu harus mengenai ketiga unsur dari tindak pidana yaitu, perbuatan yang
dilarang, akibat yang menjadi pokok alasan diadakan larangan itu dan bahwa
perbuatan itu melanggar hukum. Ketiga unsur diatas harus disebutkan dalam undang-
undang sebagai unsur dari tindak pidana, seorang jaksa harus teliti dalam
merumuskan apakah yang telah dilakukan oleh seorang terdakwa dan ia harus
menyebutkan pula tuduhan pidana semua unsur yang disebutkan dalam undang-
undang sebagai unsur dari tindak pidana. Apabila dihubungkan dengan unsur
luka berat. Mengenai luka berat disini bersifat abstrak bagaimana bentuknya luka
berat, kita hanya dapat merumuskan luka berat yang telah di jelaskan dalam Pasal 90
a) Jatuh sakit atau luka yang tak dapat diharapkan akan sembuh lagi dengan
e) Lumpuh (kelumpuhan).
f) Akal (tenaga faham) tidak sempurna lebih lama dari empat minggu.
Pada pasal 90 KUHP diatas telah dijelaskan tentang golongan yang bisa
dikatakan luka berat, sedangkan akibat kematian pada penganiayaan berat bukanlah
9
B. Hukuman bagi pelaku tindak pidana penganiayaan berat yang diatur dalam
Banyak sekali cara-cara maupun modus kejahatan yang ada di dunia, hal ini
sering kali membuat para penegak hukum berpikir keras mencari bagaimana cara
menjerat si pelaku. Modus kejahatan tersebut dibuat untuk membuat kabur suatu
tindak pidana atau membuat tindakan dari pelaku tersebut menjadi ringan ketika
dirumuskan dalam Pasal 354 KUHP yang rumusannya adalah sebagai berikut :
1. Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, dipidana karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah di pidana dengan
pidana penjara paling lama sepuluh tahun.
Berdasarkan Pasal 354 KUHP tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
a) Seseorang yang melukai orang lain dengan sengaja sehingga orang lain
tersebut mengalami luka berat, maka dapat dijatuhi hukuman pidana penjara
10
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Undang-Undang Hukum Pidana bisa kita lihat pada Pasal 354 KUHP. Unsur
kesengajaan dalam tindak pidana penganiayaan harus mengenai ketiga unsur dari
tindak pidana yaitu, perbuatan yang dilarang, akibat yang menjadi pokok alasan
diadakan larangan itu dan bahwa perbuatan itu melanggar hukum. Ketiga unsur diatas
harus disebutkan dalam undang-undang sebagai unsur dari tindak pidana, seorang
jaksa harus teliti dalam merumuskan apakah yang telah dilakukan oleh seorang
terdakwa dan ia harus menyebutkan pula tuduhan pidana semua unsur yang
terhadap akibatnya yakni luka berat. Pada Pasal 90 KUHP diatas telah dijelaskan
tentang golongan yang bisa dikatakan luka berat, sedangkan akibat kematian pada
Hukuman bagi pelaku tindak pidana penganiayaan berat yang diatur dalam
Pasal 354 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yaitu seseorang yang melukai orang
lain dengan sengaja sehingga orang lain tersebut mengalami luka berat, maka dapat
dijatuhi hukuman pidana penjara karena melakukan penganiayaan berat paling lama
delapan tahun, kemudian seseorang yang melukai orang lain dengan sengaja sehingga
perbuatan tersebut mengakibatkan orang lain tersebut meninggal dunia, maka dapat
11
B. SARAN
Undang Hukum Pidana sebaiknya para penegak hukum dengan cermat dan konsisten
melihat suatu perbuatan atau suatu tindak pidana. Unsur-unsur dalam perbuatan
tindak pidana penganiayaan sangat jelas tertuang dalam KUHP bahkan dalam
persidangan pun masyarakat tetap mengawal proses hukum untuk menanti keadilan.
Keyakinan masyarakat akan kompetensi dari para penegak hukum tidak diragukan
lagi tetapi konsistensi serta integritas dari para penegak hukum untuk tetap
12
DAFTAR PUSTAKA
13