Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 1

Pasien anak dalam kasus ini menderita pneumonia tipe CAP, kemudian berkembang pula

menjadi HAP/VAP. CAP berat adalah penyebab paling umum sindrom gangguan
pernapasan akut / acute respiratory distress syndrome (ARDS), yang terjadi pada sekitar 7-
10% pasien intensive care unit (ICU) dengan CAP.4 ARDS pada anak masih menjadi
penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas, dengan tingkat kematian sebesar 50% pada
anak-anak dengan ARDS pediatri yang berat.5 Mikroorganisme penyebab paling umum pada
CAP adalah Streptococcus pneumoniae. Selain itu, patogen tipikal lainnya yang
berkontribusi terhadap CAP termasuk Moraxella catarrhalis, Staphylococcus aureus, dan
Klebsiella pneumoniae. Patogen atipikal termasuk Chlamydophila pneumoniae juga
merupakan penyebab umum CAP.6
Dibandingkan dengan CAP, HAP dan VAP lebih cenderung menjadi infeksi yang
disebabkan oleh bakteri yang terkolonisasi dan patogen yang multidrug resistant (MDR).7
VAP yang juga termasuk dalam HAP, sering menjadi penyebab infeksi yang didapat di ICU.
Infeksi ini berhubungan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Peningkatan
resistensi antibiotik, terutama di antara bakteri basil Gram-negatif, membuat pilihan terapi
antibiotik empiris menjadi kompleks.8 Prinsip-prinsip yang menentukan penggunaan
antimikroba untuk HAP adalah "Pilih antimikroba empiris dengan bijak (dengan spektrum
luas), inisiasi lebih awal, lakukan dengan jadwal pemberian dosis yang tepat, turunkan
dengan cepat (menjadi spektrum sempit) dan hentikan dengan segera (setelah durasi yang
memadai)".7
Beta-laktam merupakan salah satu antibiotik pilihan untuk eradikasi patogen. Untuk
terapi parenteral rawat inap, direkomendasikan dosis penisilin G atau ampisilin yang lebih
tinggi. Satu-satunya antibiotik golongan sefalosporin yang terbukti lebih unggul dari penisilin
dalam eradikasi S. pneumoniae, bahkan jika resisten, adalah ceftriaxone. Tidak ada
kegagalan mikrobiologi yang dilaporkan untuk S. pneumoniae dengan ceftriaxone MIC 4,0
mg/mL. Dengan demikian, ceftriaxone atau cefotaxime dalam dosis standar disarankan oleh
semua pedoman sebagai alternatif dalam kasus kegagalan pengobatan lini pertama, kondisi
klinis yang parah pada pasien anak.9

You might also like