Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

IEJST Vol. 6 No. 1 (2022) Hal.

18-24

Available online at:


https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/IEJST/article/view/12897

INDUSTRIAL ENGINEERING JOURNAL of


the UNIVERSITY of SARJANAWIYATA
TAMANSISWA
IEJST
ISSN (Online): 2613-9812

Analisis Pengaruh Intensitas Pencahayaan terhadap Kelelahan


Mata Mahasiswa Menggunakan Metode Regression Statistical
Analysis dan Analisis Deskriptif

Stefani Galuh Kristanti1, Dian Tiara Rezalti2*


1, 2
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
*Corresponding author: tiara.rezalti@gmail.com

ARTICLE INFORMATION ABSTRACT


Received : 2 June 2022 Lack of lighting intensity levels can harm students. The most
Revised : 18 June 2022 significant impact is the occurrence of eye fatigue. Eye fatigue is
Published : 30 June 2022 a condition in which the eye muscles are overused. They are forced
to work hard to see objects for a long time. This study aimed to
KEYWORDS determine the effect of lighting intensity on student eye fatigue, the
Fatigue level of eye fatigue in students when working on assignments, and
Intensity the level of student performance when working on assignments at
Lighting certain lighting levels. The research data was taken at the
Regression Statistical Analysis Integrated Laboratory of the Bachelorwiyata University
Student Tamansiswa on May 24-25, 2022. In processing the data, the
method used was Regression Statistical Analysis, a statistical
method used to form a model or relationship between one or more
independent variables X with a response variable. Y. The results
showed that the intensity of lighting affected eye fatigue in
students. In session 1 the results were Y=26.62+7.49X, in session
2 the results were Y=23.96+5.47X, and in session 3 the results
were Y=26.65+4.17X. Lighting also affects student performance,
as indicated by the average score in session 1 is 35.50, in session
2, the average value is 55.33, and session 3 shows an average
score of 47.67.

1. PENDAHULUAN
Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara
segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan
keterbatasan manusia baik fisik maupun mental, sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi
lebih baik [1]. Pemahaman yang baik dalam bidang ergonomi akan dapat menghindari terjadinya
kecelakaan kerja maupun terjadinya penyakit karena aktivitas pekerjaan tersebut [2]. Beberapa faktor
lingkungan fisik yang mempengaruhi kinerja antara lain suhu dan kelembaban [3], serta pencahayaan.
Ketika melakukan pekerjaan, maka mata pekerja akan secara langsung berinteraksi dengan lingkungan
kerjanya. Oleh sebab itu, diperlukan pencahayaan yang memadai untuk keselamatan dan kesehatan
kerja. Kurangnya pencahayaan dapat berdampak negatif pada mahasiswa. Dampak yang paling
signifikan adalah terjadinya kelelahan mata.
Peneliti sebelumnya meneliti bahwa dari 69 siswa, terdapat 14 siswa yang mengalami kelelahan
mata akibat intensitas cahaya di ruang kelas yang tidak sesuai dengan standar. Saran yang diberikan
yaitu penyelenggara pendidikan diharapkan untuk menambah cahaya buatan yaitu lampu sebanyak 3
titik di dalam ruangan [4]. Selain itu, terdapat penelitian yang membahas tentang evaluasi kondisi

https:/doi.org/10.30738/iejst.v6i1.12897 18
IEJST Vol. 6 No. 1 (2022) Hal. 18-24

pencahayaan dalam ruangan yang nyaman. Bertujuan untuk mengetahui respon psikologis dalam
ruangan yang menggunakan pencahayaan lampu LED. Peneliti menggunakan metode Statistical
Analysis [5]. Peneliti berikutnya membahas tentang pencahayaan di ruang kelas serta keluhan kelelahan
mata mahasiswa. Hasil yang didapat yaitu tingkat intensitas pencahayaan di ruang kelas STIKes
Dharma Husada masih dibawah nilai ambang batas, sehingga menyebabkan kelelahan mata pada
mahasiswa [6]. Peneliti berikutnya menyebutkan bahwa perbaikan pencahayaan ruang kelas dapat
menurunkan kelelahan mata sebesar 38,53% dan kebosanan belajar sebesar 67,43%. Saran yang
diberikan peneliti yaitu kepada pihak sekolah disarankan untuk memerhatikan luminansi serta daya
lampu yang dipasang di ruang kelas untuk mendapatkan tingkat pencahayaan yang memenuhi standar.
Kepada pengguna kelas khususnya guru dan peserta didik disarankan untuk membuka tirai pada jendela,
tujuannya adalah untuk memberi celah cahaya matahari dapat lebih banyak memasuki ruang kelas, serta
menghidupkan lampu sebagai penerangan buatan [7].
Pada penelitian lain disebutkan bahwa penelitian ditujukan untuk menggambarkan kondisi
pencahayaan dan mengukur jumlah intensitas cahaya di area kerja PT. UJT Indonesia. Hasil yang
diperoleh adalah sistem pencahayaan di area kerja adalah tipe pencahayaan langsung yaitu
memanfaatkan cahaya alami dan buatan, pencahayaan tidak merata dan standar pencahayaan tidak
tercapai. Usulan desain pencahayaan baru adalah ketinggian dan tipe lampu ruangan, diperlukan
penggantian jumlah armatur lampu dengan tipe MAS LED tube 1200 mm UO 16 Watt 865 T8 2500
Lumen 24 Unit [8]. Peneliti selanjutnya membahas tentang pengaruh intensitas pencahayaan terhadap
kelelahan mata pekerja. Peneliti memiliki tujuan untuk mengevaluasi intensitas pencahayaan dan faktor
pendukung keluhan mata serta memberikan rekomendasi terhadap perusahaan dengan pencahayaan
yang tidak memenuhi standar guna menerangi risiko keluhan mata pada pekerja. Hasil dari penelitian
ini adalah pencahayaan di hampir seluruh area produksi tidak memenuhi standar, terdapat hubungan
yang signifikan atau bermakna antara faktor kondisi sumber pencahayaan dan usia pekerja dengan
keluhan kelelahan mata yang dialami oleh pekerja [9].
Selain itu, peneliti selanjutnya memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kontras tread edge
highlighter guna meningkatkan keamanan. Hasil yang diperoleh yaitu kontras level 50% lebih
direkomendasikan dan efektif dibandingkan dengan tingkat kontras level 70% [10]. Peneliti berikutnya
memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh pencahayaan integratif, kualitas tidur, dan fungsi kognitif
pekerja selama shift pagi di pabrik perakitan. Hasil yang diperoleh yaitu pencahayaan integratif bekerja
di lingkungan industri nyata dengan pekerja shift, baik fungsi kognitif dan kualitas tidur ditingkatkan
dengan tingkat pencahayaan 192 lux dengan pengaturan standar pencahayaan [11].

2. METODE
Lokasi dalam penelian ini adalah Laboratorium Terpadu Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa di Jl.
Rara Mendut, Wirogunan, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55151.
Waktu penelitian ini yaitu pada tanggal 24-25 Mei 2022. Adapun tahapan dalam melaksakan penelitian
dimulai dari mengidentifikasi masalah, kemudian merumuskan masalah, sehingga dapat dikerucutkan
metode yang akan digunakan. Setelah menentukan metode yang akan digunakan, maka tahap
selanjutnya adalah mengumpulkan data, yaitu data tingkat intensitas pencahayaan dan data kuesioner
terhadap para responden. Setelah data diperoleh, maka data diolah menggunakan metode regression
Statistical Analysis dan Analisis Deskriptif. Selanjutnya hasil pengolahan data dibahas dan
disimpulkan.
Jenis data yang diperlukan yaitu yaitu data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu data yang
diperoleh dari hasil observasi dan pengukuran yang berupa data laboratorium dan data pengukuran
intensitas pencahayaan. Laboratorium dalam penelitian ini adalah laboratorium pendidikan, yaitu
Laboratorium Terpadu Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Sedangkan data pengukuran tingkat
intensitas pencahayaan adalah pengukuran tingkat kelelahan mata mahasiswa, dan pengukuran tingkat
kinerja mahasiswa pada saat di Laboratorium. Pengujian dilakukan terhadap 30 mahasiswa. Sedangkan
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi literatur yang meliputi data Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No.5 tahun 2018, tentang nilai ambang batas tingkat pencahayaan untuk jenis pekerjaan
yang berganti-ganti untuk menulis dan membaca.
Dalam melakukan penelitian, diperlukan adanya data untuk memperoleh hasil penelitian. Data-
data tersebut diperoleh dari beberapa langkah, yaitu observasi, pengukuran, dan studi literatur. Langkah

19
IEJST Vol. 6 No. 1 (2022) Hal. 18-24

observasi adalah langkah pada pengumpulan data ini dengan cara pengamatan di lapangan secara
langsung untuk melihat objek penelitian dan mendapatkan data yang diperlukan. Sedangkan langkah
pengukuran dilakukan dengan mengukur tingkat intensitas pencahayaan menggunakan lux meter,
tingkat kelelahan mata mahasiswa, dan tingkat kinerja mahasiswa. Dan terakhir adalah langkah studi
literatur, yaitu metode pengumpulan data menggunakan buku atau jurnal referensi yang berkaitan
dengan pencahayaan dan regression analitical analysis. Pengolahan data pada penelitian ini
menggunakan metode Regression Statistical Analysis yaitu suatu metode analisis yang biasa digunakan
untuk melihat pengaruh antara dua atau banyak variabel. Regresi linier adalah metode yang digunakan
untuk membentuk model atau hubungan antara satu atau lebih variabel bebas X disebut sebagai regresi
linier sederhana, sedangkan jika terdapat lebih dari satu variabel X, disebut sebagai regresi linier
berganda [12]. Persamaan regresi yang ditentukan menggunakan rumus pada Persamaan 1.
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
(1)
Dimana Y adalah dependent variable dan X adalah independent variable. Sedangkan a adalah konstanta
yang dicari dengan Persamaan 2 dan b adalah koefisien regresi yang dicari dengan Persamaan 3.
(Ʃ𝑌)(Ʃ𝑋 2 ) − (Ʃ𝑋)(Ʃ𝑋𝑌)
𝑎=
𝑛Ʃ𝑋² − (Ʃ𝑋)²
(2)
𝑛Ʃ𝑋𝑌 − (Ʃ𝑋)(Ʃ𝑌)
𝑏=
𝑛Ʃ𝑋² − (Ʃ𝑋)²
(3)
Selain itu, analisis penelitian juga menggunakan metode analisis deskriptif. Metode analisis
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi [13].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengambilan data pengerjaan task dilakukan sebanyak 3 sesi. Sesi 1 dengan tingkat intensitas
pencahayaan dibawah nilai ambang batas yaitu sebesar 100 lux, dilanjutkan sesi 2 dengan tingkat
intensitas pencahayaan sesuai dengan nilai ambang batas yaitu 300 lux, dan sesi 3 dengan tingkat
intensitas pencahayaan diatas nilai ambang batas yaitu sebesar 400 lux. Pengambilan data dilaksanakan
selama dua hari di Laboratorium Terpadu, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Data yang
dihasilkan seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil task
Score Score
Responden Responden
Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3
1 40 60 45 16 35 35 55
2 20 35 20 17 25 40 50
3 25 60 55 18 35 35 70
4 15 35 45 19 35 55 35
5 35 65 60 20 30 55 40
6 25 50 65 21 55 75 65
7 30 60 35 22 50 55 55
8 35 60 60 23 20 45 35
9 25 55 30 24 45 60 60
10 35 80 35 25 55 55 55
11 35 60 40 26 50 70 60
12 40 45 70 27 30 60 40
13 50 70 55 28 40 70 35
14 30 65 30 29 50 55 50
15 30 45 45 30 40 50 35
Rata-Rata 35,50 55,33 47,67

20
IEJST Vol. 6 No. 1 (2022) Hal. 18-24

Berdasarkan Tabel 1, diperoleh hasil rata-rata 35,50 pada sesi 1 dengan tingkat intensitas
pencahayaan sebesar 100 lux. Pada sesi 2 diperoleh hasil rata-rata 55,33 dengan tingkat intensitas
pencahayaan sebesar 300 lux. Kemudian pada sesi 3 didapat hasil rata-rata 47,67 dengan tingkat
intensitas pencahayaan sebesar 400 lux. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat intensitas
pencahayaan berpengaruh terhadap kinerja mahasiswa. Saat tingkat intensitas pencahayaan dibawah
nilai ambang batas, nilai rata-rata task lebih rendah dibandingkan pada saat tingkat intensitas
pencahayaan sesuai dengan nilai ambang batas yang menunjukkan hasil rata-rata 55,33. Saat tingkat
intensitas pencahayaan diatas nilai ambang batas nilai rata-rata pengerjaan task yaitu 47,67,
menunjukkan bahwa nilai rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan kinerja pada saat tingkat
intensitas pencahayaan sesuai dengan nilai ambang batas. Setelah pengerjaan task, mahasiswa
kemudian mengisi kuesioner Visual Fatigue Index (VFI) yang terdiri dari 22 pertanyaan. Data hasil
perhitungan kuesioner menggunakan skala likert skala 1 sampai 4 pada sesi 1, sesi 2, dan sesi 3 dapat
dilihat pada Tabel 2. Selanjutnya dilakukan perhitungan regresi kuesioner masing-masing sesi, seperti
terlihat pada Tabel 3.
Tabel 2. Hasil Kuesioner
Sesi 1 (Ʃ) Sesi 2 (Ʃ) Sesi 3 (Ʃ)
No Pertanyaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Apakah mata anda kabur jika melihat 13 12 5 0 22 7 1 0 23 7 0 0
atau tidak fokus sewaktu mengerjakan
task
2 Apakah mata anda terasa lelah jika 5 18 7 0 19 10 1 0 18 12 0 0
membaca
3 Apakah mata anda sering berkedip- 8 18 4 0 20 5 5 0 22 8 0 0
kedip saat membaca
4 Apakah jika mengerjakan task membuat 14 14 2 0 22 8 0 0 23 6 1 0
kepala anda sakit (dalam waktu singkat)
5 Apakah anda terasa lelah jika anda 8 15 7 0 20 9 1 0 14 16 0 0
mengerjakan task
6 Apakah anda kehilangan konsentrasi 0 18 10 2 22 8 0 2 11 12 7 2
ketika membaca
7 Apakah anda menutup sebelah mata 23 6 1 0 29 1 0 0 29 1 0 0
jika membaca
8 Apakah kata-kata dalam tulisan 17 13 0 0 28 2 0 0 28 1 1 0
bergerak jika mata anda berkedip
9 Apakah baris yang anda baca pernah 5 19 6 0 19 9 2 0 15 13 2 0
terlewatkan atau terulang lagi Ketika
anda sedang membaca
10 Apakah pada saat anda sedang 11 17 2 0 21 8 1 0 21 8 1 0
membaca dan melihat tiba-tiba pada
benda dalam ruangan yang anda lihat
terasa kabur sesaat
11 Apakah penglihatan anda lebih buruk 8 11 11 0 7 21 2 0 9 15 6 0
pada sore hari dan malam hari daripada
pagi hari
12 Ketika mulai mengerjakan dan anda 14 12 3 1 19 10 1 0 24 4 2 0
membaca tulisannya sebentar apakah
mata anda kabur
13 Apakah anda sewaktu mengerjakan task 9 17 3 1 12 17 1 0 17 11 1 1
mata anda selalu melihat terus-menerus
tanpa berkedip
14 Apakah dalam mengerjakan task jarak 1 19 9 1 9 17 2 2 10 17 2 1
kertas dengan mata kurang dari 40 cm
15 Apakah anda sering lupa mengingat apa 4 14 10 2 11 15 3 1 18 10 2 0
yang anda baca
16 Sewaktu mengerjakan apakah lembar 10 14 6 0 18 9 3 0 19 9 2 0
soal lebih tinggi dari pandangan anda

21
IEJST Vol. 6 No. 1 (2022) Hal. 18-24

Sesi 1 (Ʃ) Sesi 2 (Ʃ) Sesi 3 (Ʃ)


No Pertanyaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
17 Apakah anda merasakan mata penat dan 2 21 7 0 13 15 2 0 11 18 1 0
letih saat selesai mengerjakan task
18 Apakah penglihatan anda terasa ganda/ 20 7 3 0 23 7 0 0 23 6 1 0
berbayang
19 Apakah anda sering/ pernah mengalami 10 14 6 0 14 12 4 0 10 15 4 1
nyeri pada leher, bahu, dan pinggang
20 Apakah mata anda terasa kering ketika 13 10 7 0 13 17 0 0 14 14 2 0
membaca
21 Apakah anda lupa untuk 1 24 5 0 10 14 6 0 7 18 5 0
mengistirahatkan mata anda Ketika
mengerjakan task
22 Apakah anda merasa kedua mata anda 15 12 3 0 23 7 0 0 20 9 1 0
tidak berfungsi dengan baik

Tabel 3. Perhitungan Regresi


Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3
n
2 2 2 2
X Y X Y XY X Y X Y XY X Y X2 Y2 XY
1 2 38 4 1.444 76 2 36 4 1.296 72 1 29 1 841 29
2 1 40 1 1.600 40 1 25 1 625 25 1 37 1 1.369 37
3 1 32 1 1.024 32 2 35 4 1.225 70 1 32 1 1.024 32
4 2 51 4 2.601 102 2 29 4 841 58 1 34 1 1.156 34
5 1 31 1 961 31 1 30 1 900 30 2 29 4 841 58
6 3 42 9 1.764 126 1 34 1 1.156 34 2 35 4 1.225 70
7 2 39 4 1.521 78 1 28 1 784 28 1 27 1 729 27
8 3 49 9 2.401 147 2 21 4 441 42 1 27 1 729 27
9 2 50 4 2.500 100 1 32 1 1.024 32 1 35 1 1.225 35
10 2 48 4 2.304 96 1 27 1 729 27 1 23 1 529 23
11 2 40 4 1.600 80 1 32 1 1.024 32 1 27 1 729 27
12 3 55 9 3.025 165 2 45 4 2.025 90 2 33 4 1.089 66
13 3 47 9 2.209 141 1 27 1 729 27 1 23 1 529 23
14 1 40 1 1.600 40 1 23 1 529 23 1 35 1 1.225 35
15 1 29 1 841 29 1 28 1 784 28 1 27 1 729 27
16 2 33 4 1.089 66 1 32 1 1.024 32 2 28 4 784 56
17 1 33 1 1.089 33 1 32 1 1.024 32 1 34 1 1.156 34
18 3 54 9 2.916 162 3 46 9 2.116 138 2 47 4 2.209 94
19 2 43 4 1.849 86 1 33 1 1.089 33 1 25 1 625 25
20 1 49 1 2.401 49 1 31 1 961 31 1 36 1 1.296 36
21 2 44 4 1.936 88 2 33 4 1.089 66 2 36 4 1.296 72
22 1 33 1 1.089 33 1 28 1 784 28 1 33 1 1.089 33
23 1 33 1 1.089 33 1 37 1 1.369 37 1 29 1 841 29
24 1 39 1 1.521 39 1 37 1 1.369 37 1 38 1 1.444 38
25 1 24 1 576 24 1 21 1 441 21 1 27 1 729 27
26 2 41 4 1.681 82 2 34 4 1.156 68 2 37 4 1.369 74
27 1 32 1 1.024 32 1 32 1 1.024 32 1 37 1 1.369 37
28 1 30 1 900 30 1 26 1 676 26 1 32 1 1.024 32
29 2 31 4 961 62 1 32 1 1.024 32 1 30 1 900 30
30 2 38 4 1.444 76 1 26 1 676 26 1 32 1 1.024 32
Jumlah 52 1.188 106 48.960 2.178 39 932 59 29.934 1.257 37 954 51 31.124 1.199

Berdasarkan Tabel 3, maka analisis regresinya pada sesi 1 yaitu a = 26,62 dan b = 7,49. Apabila
dimasukkan dalam Persamaan 1, yaitu Y = a + bX, maka diperoleh persamaan Y1 = 26,62 + 7,49X1.
Persamaan sesi 1 tersebut dapat diartikan bahwa tingkat intensitas pencahayaan semakin di bawah nilai
ambang batas, maka kelelahan mata pada mahasiswa semakin bertambah. Selanjutnya analisis regresi

22
IEJST Vol. 6 No. 1 (2022) Hal. 18-24

pada sesi 2 yaitu a = 23,96 dan b = 5,47. Apabila dimasukkan dalam persamaan 1, maka diperoleh
persamaan Y2 = 23,96 + 5,47X2. Persamaan sesi 2 tersebut dapat diartikan bahwa tingkat intensitas
pencahayaan sesuai dengan nilai ambang batas, maka kelelahan mata pada mahasiswa sudah berkurang
dibandingkan pada sesi 1. Sedangkan analisis regresinya pada sesi 3 yaitu a = 26,65 dan b = 4,17.
Apabila dimasukkan pada persamaan 1, maka diperoleh persamaan Y3 = 26,65 + 4,17X3. Persamaan
sesi 3 tersebut dapat diartikan bahwa tingkat intensitas pencahayaan diatas nilai ambang batas,
kelelahan mata pada mahasiswa bertambah dibandingkan dengan sesi 2.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
intensitas pencahayaan berpengaruh terhadap kelelahan mata pada mahasiswa. Tingkat kelelahan mata
pada mahasiswa saat mengerjakan task berdasarkan hasil analisis menggunakan metode Regression
Statistical Analysis pada sesi 1 didapat hasil Y1 = 26,62 + 7,49X1, artinya adalah tingkat intensitas
pencahayaan semakin dibawah nilai ambang batas, kelelahan mata pada mahasiswa semakin
bertambah. Pada sesi 2 didapat hasil Y2 = 23,96 + 5,47X2, menunjukkan bahwa dengan tingkat intensitas
pencahayaan sesuai dengan nilai ambang batas, tingkat kelelahan sudah berkurang dibandingkan
dengan sesi 1. Pada sesi 3 didapatkan hasil Y3= 26,65 + 4,17X3, menunjukkan bahwa, tingkat intensitas
pencahayaan diatas nilai ambang batas, kelelahan mata pada mahasiswa bertambah dibandingkan
dengan sesi 2. Tingkat intensitas pencahayaan berpengaruh terhadap kinerja mahasiswa, dilihat dari
hasil rata-rata nilai pada sesi 1 adalah 35,50, pada sesi 2 rata-rata nilai 55,33, dan sesi 3 menunjukkan
hasil nilai rata-rata 47,67.

UCAPAN TERIMA KASIH


Dalam menyelesaikan jurnal ini, saya mendapat bimbingan serta dukungan. Untuk itu dalam
kesempatan ini, saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Retno Widiastuti, S.T., M.Eng. selaku Dosen
Pembimbing 1 Tugas Akhir, Ibu Dian Tiara Rezalti, S.T., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing 2 Tugas
Akhir, Erlina Nurochman, dan Dede Yulian selaku rekan penelitian, serta keluarga dan teman-teman
saya yang telah memberikan dukungannya kepada saya.

DAFTAR PUSTAKA
[1] T. Tarwaka, S. H. A. Bakri and L. Sudiajeng, Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Produktivitas, Surakarta: UNIBA Press, 2004.
[2] P. H. Nisansha, L. D. Fathimahhayati and M. E. Isharyani, "Analisis Permasalahan Ergonomi di
Workshop CV. Prawa Karsa dengan Menggunakan Metode Ergonomic Checkpoint,"
INDUSTRIAL ENGINEERING JOURNAL of the UNIVERSITY of SARJANAWIYATA
TAMANSISWA (IEJST), vol. 3, no. 1, pp. 1-12, 2019.
[3] D. T. Rezalti and A. E. Susetyo, "Kadar Suhu dan kelembaban di Ruang Produksi Wedang Uwuh
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa," INDUSTRIAL ENGINEERING JOURNAL of the
UNIVERSITY of SARJANAWIYATA TAMANSISWA (IEJST), vol. 4, no. 2, pp. 70-78, 2020.
[4] A. Witjaksono and W. Kurniasari, "Gambaran Intensitas Pencahayaan Dan Kelelahan Mata Pada
Siswa SDN Pagadean Subang," Jurnal Sehat Masada, vol. 12, no. 1, pp. 73-84, 2018.
[5] N. Kakitsuba, "Comfortable indoor lighting conditions for LEDlights evaluated from
psychological and physiological responses," Applied Ergonomics, vol. 82, p. 102941, 2020.
[6] A. Nugroho and F. Syahrian, "Deskripsi Tata Letak Proyektor dan Pencahayaan di Ruang Kelas
serta Keluhan Kelelahan Mata Mahasiswa/i STIKes Dharma Husada Bandung," Jurnal Sehat
Masada, vol. 14, no. 2, pp. 190-196, 2020.
[7] N. P. D. Sutarnitri, D. M. Citrawathi and I. M. Sutajaya, "Perbaikan Pencahayaan Ruang Kelas
Menurunkan Kelelahan Mata dan Kebosanan Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Biologi di
SMA," Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha, vol. 7, no. 3, pp. 164-172, 2020.

23
IEJST Vol. 6 No. 1 (2022) Hal. 18-24

[8] T. H. Suryatman and O. Hermawan, "Perbaikan Intensitas Cahaya Pengguna Komputer dengan
Pendekatan Ergonomi di PT. UJT Indonesia," Jurnal Teknik, vol. 10, no. 1, pp. 59-73, 2021.
[9] R. N. G. Putra, A. E. Nugraha and D. Herwanto, "Analisis Pengaruh Intensitas Pencahayaan
terhadap Kelelahan Mata Pekerja," TEKNIKA, vol. 15, no. 1, pp. 81-97, 2021.
[10] M. Bjelica, I. C. Levine and A. C. Novak, "Increasing the contrast edge highlighters improves
stair descent safety in older adults with simulated visual impairment," Applied Ergonomics, vol.
97, p. 103525, 2021.
[11] E. Van de Putte, S. Kindt, P. Bracke, M. Stevens, M. Vansteenkiste, L. Vandevivere and W. R.
Ryckaert, "The influence of integrative lighting on sleep and cognitive functioning of shift
workers during the morning shift in an assembly plant," Applied Ergonomics, vol. 99, p. 103618,
2022.
[12] D. Kurniawan, "Regresi Linier," 2008. [Online].
Available: https://ineddeni.files.wordpress.com/2008/07/regresi_linier.pdf.
[Accessed 1 Juli 2022].
[13] S. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung: Alfabeta, 2013.

24

You might also like