Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 5 - Sejarah Ketatanegaraan RI (B) 4
Kelompok 5 - Sejarah Ketatanegaraan RI (B) 4
Oktober 1945
Kelompok 5
Sejarah Ketatanegaraan RI
(B)
AnggotA KELOMPOK
Ikmal Yaqinaka Ashro Panatagama (13030121120015)
Naufal Dhiyaulhaq Rabbani (13030121130034)
Galang Herdhananda (13030121130051)
Ilsa Shofiana Fatwa Dewi (13030121140101)
Marcellita Putri Vicy Hidayat (13030121140131)
Latar belakang
Dekrit presiden dibentuk karena pada mulanya system pemerintahan Indonesia
yang seharusnya di tanggung oleh 4 alat perlengkapan negara, yaitu presiden,
wakil presiden, para Menteri dan komite nasional, belum bisa terbentuk
dikarenakan kondisi negara yang belum memungkinkan, dengan demikian
kekuasaan menjadi bertitik berat pada tangan presiden. Oleh karena hal
tersebut, wakil presiden mengumunkan maklumat nomor X tahun 1945 atas usul
dari komite nasional pusat. Isi dari maklumat atau dekrit wakil presiden ini
adalah penunjukan komite nasional pusat untuk bertindak sebagai badan yang
memegang kekuasaan legislative dan dapat ikut menetapkan Garis Besar Haluan
Negara (GBHN) sebelum terbentuknya MPR dan DPR, hal ini berarti segala
peundang undangan harus disetujui oleh Presiden dan KNIP.
Sejarah
penetapan
dekrit wakil
presiden
Sejarah
Dekrit Wakil Presiden atau "Vice Presidential Decree" biasanya mengacu pada tindakan atau keputusan
yang diambil oleh wakil presiden dalam beberapa konteks tertentu. Sejarah penetapan dekrit semacam
ini dapat bervariasi tergantung pada negara dan situasinya. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, wakil
presiden tidak memiliki wewenang untuk mengeluarkan dekrit seperti presiden, sehingga tidak ada
sejarah penetapan dekrit wakil presiden di sana.
Namun, dalam konteks negara lain yang mungkin memiliki sistem pemerintahan yang berbeda, sejarah
penetapan dekrit wakil presiden dapat bervariasi. Ini mungkin terkait dengan keputusan atau tindakan
khusus yang diambil oleh wakil presiden dalam pelaksanaan tugasnya.
Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah penetapan dekrit wakil presiden dalam
konteks negara tertentu, mungkin akan membantu jika Anda memberikan informasi tambahan tentang
negara atau situasi yang Anda maksud.
Dampak dekrit wapres bagi
sistem pemerintahan indonesia
Dekrit Wapres mengakhiri masa demokrasi parlementer di Indonesia
dan mengakibatkan pemerintahan dipimpin langsung oleh Presiden
Soekarno, yang mengarah pada kelahiran sistem demokrasi terpemandu
Peran parlemen secara bertahap diambil alih oleh Presiden, dan periode
pemerintahan oleh partai politik berakhir
SETELAH MENDENGAR pembicaraan oleh KNIP tentang usul supaya MPR dan
DPR dibentuk, kekuasaannya yang hingga sekarang dijalankan oleh Presiden dengan
bantuan sebuah Komite Nasional menurut Pasal IV Aturan Peralihan dari UUD
hendaknya dikerjakan oleh Komite Nasional Pusat dan supaya pekerjaan Komite
Nasional Pusat itu sehari-harinya berhubung dengan gentingnya keadaan dijalankan
oleh sebuah badan bernama Dewan Pekerja yang bertanggung jawab kepada Komite
Nasional Pusat.
MENIMBANG bahwa di dalam keadaan yang genting ini perlu ada badan yang ikut
bertanggung jawab tentang nasib bangsa Indonesia, di sebelah Pemerintah.
ISI DEKRIT WAPRES NO. X
16 OKTOBER 1945
MENIMBANG selanjutnya bahwa usul tadi berdasarkan paham kedaulatan rakyat.
Bahwa Komite Nasional Pusat, sebelum terbentuk MPR dan DPR diserahi kekuasaan
legislatif dan ikut menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), serta
menyetujui bahwa pekerjaan KNIP sehari-hari berhubung dengan gentingnya
keadaan dijalankan oleh sebuah Badan Pekerja yang dipilih di antara mereka dan yang
bertanggung jawab kepada Komite Nasional Pusat.