Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

ARTIKEL PENELITIAN

PENENTUAN TARIF PELAYANAN GIGI DAN MULUT PADA POLI


GIGI SPESIALISTIK PERIODONSI RSGM UNIMUS DENGAN METODE
ACTIVITY BASED COSTING

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Arinanda Sekar Palupi


NIM: J2A014023

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019
i
ii
iii
PENENTUAN TARIF PELAYANAN GIGI DAN MULUT PADA POLI GIGI
SPESIALISTIK PERIODONSI RSGM UNIMUS DENGAN METODE ACTIVITY
BASED COSTING

Arinanda Sekar Palupi1, drg. Dwi Windu Kinanti Arti, MMR2, drg. Hayyu
Failasufa2
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Muhammadiyah Semarang, Hp. 082313133603, email:
arinpalupi@gmail.com
2
Dosen Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Muhammadiyah Semarang

ABSTRAK

Latar Belakang : RSGM Unimus merupakan rumah sakit gigi dan mulut yang baru
akan beroperasi, tetapi RSGM Unimus berusaha sesuai standar pada Permenkes Nomor
1173/MENKES/PER/2004 tentang Rumah Sakit Gigi dan Mulut. Poli spesialistik
periodonsi merupakan sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut di RSGM Unimus
yang digunakan sebagai obyek penelitian untuk pembuatan penentuan tarif pelayanan
dengan menggunakan metode ABC (Activity based cost).
Tujuan : Mendapatkan keakuratan informasi dalam menentukan tarif pelayanan bagian
rawat jalan poli gigi spesialistik periodonsi RSGM Unimus.
Metode : Diskriptif kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus dilakukan open
end method berupa Focus Group Discussion (FGD).
Hasil : Tarif pelayanan poli gigi spesialistik periodonsi diantaranya: konsultasi Rp
195.242, Operasi crown lengthening Rp 502.141, scaling USS Rp 211.772, tarif
kuretase (root planning) Rp 321.856, Penanganan Gigi Hipersensitif Rp 431.338,
ENAP atau Flap Periodontal Rp 370.694, Splinting wire Rp 343.526, Splinting dengan
fiber Rp 411.055, Splinting dengan fiber berikutnya Rp 411.055, Oclusal Adjustment
Rp 335.011, Gingivektomi Rp 329.681, Frenektomi Rp 329.681, Operculectomy Rp
303.082, Resesi Gingiva Rp 381.541, Osteotomi atau Osteoplasi Rp 382.126,
Depigmentasi gingiva Rp 306.740, Vestibuloplasty Rp 356.695, Ekstirpasi Epulis
Gingiva Rp 378.635, Modified Widman Flap Rp 375.273, Partially Reflected
Mucoperiosteal Flaps Rp 369.670, Hemisection Rp 380.633, Aplikasi Metronidazole
Gel Rp 352.944, Reparasi Fixed Appliance Rp 304.141, Fully Reflected Mucoperiosteal
Rp 369.752, Bone graft Rp 357.217, Platelet rich plasma (Platelet rich fibrin) Rp
357.025.
Kesimpulan : Tarif tersebut telah disesuaikan dengan data yang ada di RSGM
Unimus, sehingga tarif yang didapatkan tidak melambung terlalu tinggi.

Kata Kunci : Activity Based Costing, Focus Group Discussion, Poli Spesialistik
Periodonsi.

1
THE DETERMINATION OF TOOTH AND MOUTH SERVICE COST IN THE
PERIODONTIC SPECIALISTIC POLY AT RSGM UNIMUS WITH ACTIVITY
BASED COSTING METHOD

Arinanda Sekar Palupi1, drg. Dwi Windu Kinanti Arti, MMR2, drg. Hayyu
Failasufa2
1
Students of Undergraduate Degree of Dentistry, Faculty of Dentistry, Muhammadiyah
University of Semarang, Mobile. 082313133603, email: arinpalupi412@gmail.com
2
Lecturer of Undergraduate Degree of Dentistry, Faculty of Dentistry, Muhammadiyah
University of Semarang

ABSTRACT

Introduction: Unimus RSGM is a new dental and oral hospital that will operate, but
Unimus RSGM strives according to the standards in the Minister of Health Regulation
Number 1173 / MENKES / PER / 2004 concerning the Dental and Oral Hospital.
Periodontology specialist polyclinic is one of the dental and oral health care facilities at
Unimus Hospital which will be used as an object in research to make service tariff
determination. The method used in determining rates is the ABC method (activity-based
costs).
Aim:Obtain an accurate information in determining service rates for the
Periodontic specialistic poly of RSGM Unimus.
Method: Descriptive qualitative with open case study design method in the form of
Focus Group Discussion (FGD).
Results: The rates of periodontal specialist dental poly based on calculations include:
consultation of Rp. 195,242, crown lengthening of Rp. 50,141, scaling USS Rp. 211,772,
curettage or root planning rates of Rp. 321,856, Hypersensitive Handling of Rp. 431,338,
ENAP or Periodontal Flap Rp. 370,694, Wire Splint Rp. 343,526, Splint with fiber Rp.
411,055, Splint with the next fiber Rp. 411,055, Oclusal Adjustment of Rp. 335,011,
Gingivectomy Rp. 329,681, Frenectomy Rp. 329,681, Operculectomy Rp. 303,082,
Gingiva Recession Rp. 381,541, Osteotomy or Osteoplation Rp. 382.126, Gingiva
Depigmentation Rp 306.740, Vestibuloplasty Rp. 356,695, Exstirpation Epulis Gingiva
Rp. 378,635, Modified Widman Flap Rp. 375,273, Partially Reflected Mucoperiosteal
Flaps Rp. 369,670, Hemisection Rp. 380,633, Application of Metronidazole Gel Rp.
352,944, Reparation fixed appliance Rp. 304,141, Fully Reflected Mucoperiosteal Rp
369.752, Bone graft Rp. 357,217, Platelet-rich plasma or Platel et rich fibrin Rp. 357,025.
Conclusion: Rates have been adjusted to the data which available at RSGM Unimus, so
that the rates obtained do not rise too high.

Keywords: Activity Based Costing, Focus Group Discussion, Periodontic specialistic


poly

2
PENDAHULUAN beroperasi, akan tetapi RSGM Unimus
berusaha sesuai standar yang ditetapkan
Rumah Sakit Gigi dan Mulut adalah rumah
pada Permenkes Nomor
sakit yang menyediakan pelayanan
1173/MENKES/PER/2004 tentang Rumah
kesehatan gigi dan mulut, sedangkan
Sakit Gigi dan Mulut.3 Rumah Sakit
berdasarkan Permenkes tahun 2014 Rumah
sebagai sarana penunjang pendidikan perlu
Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) merupakan
dirancang sesuai standar yang ditetapkan
sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut
supaya dapat meluluskan dokter gigi
perorangan yang menyediakan pelayanan
berkualitas yang berpengalaman dalam hal
pengobatan dan pemulihan tanpa
menangani pasien. Berdasarkan pada
mengabaikan pelayanan peningkatan
survey awal yang dilakukan di Fakultas
kesehatan dan pencegahan penyakit yang
Kedokteran Gigi Universitas
dilaksanakan melalui pelayanan rawat
Muhammadiyah Semarang, Jawa Tengah
jalan, gawat darurat dan pelayanan
pada tahun 2017, RSGM Universitas
tindakan medik. Fakultas Kedokteran Gigi
Muhammadiyah Semarang rencananya
Universitas Muhammadiyah Semarang
akan mulai beroperasi pada tahun 2018.
(FKG UNIMUS) merupakan satu dari 32
Jumlah poli di RSGM Unimus ada 8 poli
Pendidikan Kedokteran Gigi di Indonesia
yaitu poli klinik dokter gigi umum, poli
yang terdiri dari 13 FKG dan 19 Program
spesialistik pedodonsi, poli spesialistik
Studi Kedokteran Gigi (Konsil Kedokteran
ortodonsi, poli spesialistik konservasi, poli
Indonesia, 2017).2 Program Studi
spesialistik periodonsi, poli spesialistik
Kedokteran Gigi Unimus dalam upaya
bedah mulut, poli spesialistik prostodonsi,
meningkatkan mutu pendidikan dan
poli spesialistik oral medicine atau
lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Unimus,
penyakit mulut (Peraturan Menteri
maka wajib membangun sarana penunjang
Kesehatan Nomor 1173 Tahun 2004).3
pendidikan yaitu RSGMP sesuai dengan
Poli spesialistik periodonsi merupakan
Undang-Undang Republik Indonesia
salah satu sarana pelayanan kesehatan gigi
Nomor 20 Tahun 2013 Tentang
dan mulut di RSGM Unimus yang akan
Pendidikan Kedokteran pasal 6 ayat (3)
digunakan sebagai obyek dalam penelitian
yang mewajibkan setiap penyelenggara
untuk pembuatan penentuan tarif
pendidikan memiliki rumah sakit
pelayanan. Dasar pemilihan poli
pendidikan. RSGM Universitas
spesialistik periodonsi dikarenakan
Muhammadiyah Semarang merupakan
penyakit periodontal merupakan salah satu
rumah sakit gigi dan mulut yang baru akan
masalah kesehatan gigi dan mulut yang
3
sering dialami masyarakat Indonesia dan pemacu biaya (cost driver) untuk
memiliki prevalensi cukup tinggi menentukan seberapa besar konsumsi
menyerang semua kelompok umur overhead dari setiap produk. Penggunaan
6
(Nandya dkk, 2012). Prevalensi penyakit pendekatan metode ABC tersebut
periodontal pada semua kelompok umur di diharapkan dapat menghasilkan biaya
Indonesia berdasarkan (Nandya dkk, 2012) satuan yang lebih akurat, karena lebih
mengatakan bahwa prevalensi penyakit memudahkan penelusuran biaya overhead
periodontal mencapai angka 96,58%.6 Poli yang dikonsumsi oleh produk. Islam telah
spesialistik periodonsi merupakan poli mengajarkan kepada seluruh umat manusia
spesialistik yang menangani pasien yang (bukan saja untuk umat Islam) untuk
mempunyai permasalahan dengan jaringan senantiasa memberikan pelayanan yang
penyangga gigi dan tulang dibawahnya, berkualitas sebagaimana firman Allah
termasuk diantaranya gusi, tulang rahang, SWT: Hai orang-orang yang beriman
atau selaput periodontal (Fajarrid, 2011).1 nafkanlah (dijalan Allah) sebagian dari
Tindakan perawatan yang dilakukan pada hasil usahamu yang baik-baik dan
poli spesialistik periodonsi salah satunya sebagian dari apa yang kami keluarkan
scaling sampai operasi flap dan kuret dari bumi untuk kamu. Dan janganlah
(Fajarrid, 2011).1 Metode pembuatan kamu memilih yang buruk-buruk lalu
penentuan tarif pelayanan gigi dan mulut menafkahkan daripadanya, padahal kamu
pada RSGM Unimus di bagian poli sendiri tidak mau mengambilnya
spesialistik periodonsi akan menggunakan melainkan dengan memincingkan mata
metode ABC (Activity based cost). Metode terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa
ABC (Activity based cost) merupakan cost Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji (Q.S.
activity yang dibebankan kepada produk al-Baqarah [2]: 267).
atau jasa berdasarkan konsumsi produk
Penafsiran potongan ayat al qur’an surat
atau jasa atas aktivitas, yang kemudian
al-Baqarah tersebut apabila kita tarik ke
akan menghasilkan informasi kos produk
ranah pelayanan, maka ayat tersebut dapat
yang akurat (Mulyadi, 2007).4,5 Metode
bermakna bahwa para petugas pelayanan
ABC mempunyai landasan bahwa setiap
kesehatan, hendaknya melayani dan
biaya yang dikeluarkan tentu ada
memperlakukan seseorang dengan baik
penyebabnya, dan penyebab biaya tersebut
sebagaimana ia memperlakukan dirinya
dapat diolah sesuai dengan kondisi yang
sendiri. Dalil di atas dapat disimpulkan
ada (Patalle, 2009).7 Aktivitas-aktivitas
bahwa Islam telah mengajarkan tentang
yang digunakan pada metode ABC sebagai
4
bagaimana cara memberikan pelayanan Jenis penelitian ini merupakan penelitian
kesehatan yang baik dengan cara deskriptif kualitatif dengan rancangan
memberikan pelayanan komprehensip baik penelitian studi kasus dilakukan open end
bio-psiko-sosio-kultural maupun spiritual method berupa Focus Group Discussion
yang ditujukan kepada individu maupun (FGD). Subjek pada penelitian ini adalah
masyarakat. Pelayanan kesehatan ini dapat pihak pimpinan dan pihak manajemen
berupa bantuan kepada orang-orang yang RSGM Unimus dengan menggunakan
membutuhkan perawatan kesehatan gigi wawancara open end method untuk
dan mulut. Pelayanan kesehatan dalam menentukan tarif poli gigi spesialistik
islam merupakan manifestasi dari fungsi periodonsi. Penelitian ini dilakukan di
manusia sebagai khalifah dan hamba Allah wilayah kerja RSGM Unimus
dalam melaksanakan kemanusiaannya, Kedungmundu II Semarang bagian poli
menolong manusia lain yang mempunyai gigi spesialistik periodonsi. Alasan
masalah kesehatan gigi dan mulut serta pemilihan lokasi penelitian karena RSGM
memenuhi kebutuhan dasarnya baik aktual Unimus adalah rumah sakit pendidikan
maupun potensial. Berdasarkan uraian di yang baru akan dioperasionalkan, sehingga
atas membuat penulis tertarik untuk memerlukan rancangan tarif pelayanan
meneliti tentang Penentuan Tarif kesehatan gigi dan mulut. Rancangan tarif
Pelayanan Gigi Dan Mulut Pada Poli Gigi pelayanan ini nantinya akan membantu
Spesialistik Periodonsi RSGM Unimus memudahkan dalam perhitungan
Dengan Metode Activity Based Costing. menentukan biaya harga pokok
Pembuatan penentuan tarif pelayanan ini berdasarkan aktivitas. Waktu penelitian
dapat membantu memudahkan dalam akan dilaksanakan pada bulan Desember –
menjalankan sistem pelayanan kesehatan Februari 2019. Jenis data yang digunakan
gigi dan mulut di RSGM Unimus yang dalam penelitian adalah data primer dan
akan digunakan untuk melayani data sekunder. Data primer adalah data
masyarakat. yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian berupa data yang meliputi
METODE PENELITIAN
perhitungan aktivitas hingga biaya satuan
Penelitian ini telah mendapatkan
yang didapatkan di poli gigi spesialistik
persetujuan dari komite etik Fakultas
periodonsi yang nantinya akan diolah
Kedokteran Universitas Muhammadiyah
sesuai dengan tahapan perhitungan biaya
Semarang (UNIMUS) dengan terbitnya
satuan (unit cost) dengan menggunakan
Ethical Clearance No. 045/EC/FK/2018.
metode Activity Based Costing (ABC).
5
Data sekunder adalah data yang diperoleh platelet rich fibrin. Asumsi jumlah pasien
atau dikumpulkan oleh peneliti selama yang digunakan yaitu asumsi jumlah
melakukan penelitian dari sumber-sumber pasien dalam satu tahun. Penentuan asumsi
yang telah ada, berupa data yang diperoleh jumlah pasien yang digunakan pada setiap
dari pihak manajemen RSGM Unimus jenis pelayanan pada poli gigi spesialistik
berupa fix cost bahan habis pakai pada poli periodonsi didapatkan dari data hasil
gigi spesialistik periodonsi untuk penelitian pendahuluan di RSGM Unimus,
memperoleh estimasi biaya dari setiap yaitu, menggunakan asumsi pasien dalam
aktifitas. Instrumen pengumpulan data sehari berjumlah 1 pasien untuk 3 shift
menggunakan lembar tabel perhitungan dengan jumlah hari kerja 6 hari, sehingga
biaya, smartphone atau tape recorder didapatkan total asumsi pasien pertahun
sebagai alat perekam suara selama proses sebanyak 288. Penggunaan asumsi pasien
wawancara berlangsung.pada FGD (focus ini hanya pada tindakan tertentu saja yaitu
group discussion). tindakan penanganan gigi hipersensitif.
Pada penggunaan asumsi pasien dalam
HASIL PENELITIAN
sehari berjumlah 2 pasien untuk 3 shift
Tindakan Pelayanan pada poli gigi
dengan jumlah hari kerja 6 hari, sehingga
spesialistik periodonsi yang dilakukan
didapatkan total asumsi pasien pertahun
perhitungan penentuan tarif pelayanan
sebanyak 576. Penggunaan asumsi pasien
diantaranya: Tindakan Scalling USS,
ini hanya pada tindakan tertentu saja yaitu
kuretase (Root planning), penanganan gigi
kuretase atau root planning. Pada
hipersensitif, ENAP (Flap Periodontal),
penggunaan asumsi pasien dalam sehari
splinting wire, splinting dengan fiber,
berjumlah 3 pasien untuk 3 shift dengan
splinting dengan fiber berikutnya, oclusal
jumlah hari kerja 6 hari, sehingga
adjustment, gingivektomi, frenektomi,
didapatkan total asumsi pasien pertahun
operculectomy, resesi gingiva, operasi
sebanyak 864. Penggunaan asumsi pasien
crown lengthening, osteotomi atau
ini hanya pada tindakan tertentu
osteoplasi, depigmentasi gingiva,
diantaranya ENAP atau Flap Periodontal,
vestibuloplasty, ekstirpasi epulis gingiva,
Splinting wire, Splinting dengan fiber,
modified widman flap, partially reflected
Splinting dengan fiber berikutnya, Oclusal
mucoperiosteal flaps, hemisection, aplikasi
Adjustment, Gingivektomi, Frenektomi,
metronidazole gel, reparasi fixed
Operculectomy, Resesi Gingiva, Operasi
appliance, fully reflected mucoperiosteal,
Crown Lengthening, Osteotomi atau
bone graft dan platelet rich plasma atau
Osteoplasi, Depigmentasi gingiva,
6
Vestibuloplasty, Ekstirpasi Epulis Gingiva, biaya alat tulis kantor, biaya kursi
Modified Widman Flap, Partially konsultasi, biaya kebersihan, biaya listrik,
Reflected Mucoperiosteal Flaps, biaya air, biaya keamanan, biaya gaji
Hemisection, Aplikasi Metronidazole Gel, tenaga non medis. Biaya langsung adalah
Reparasi Fixed Appliance, Fully Reflected biaya yang dibebankan kepada pasien
Mucoperiosteal, Bone graft, Platelet rich secara langsung dalam kegiatan aktivitas
plasma atau Platelet rich fibrin. Pada pelayanan tindakan yang dilakukan yaitu
penggunaan asumsi pasien dalam sehari diantaranya: biaya bahan habis pakai,
berjumlah 8 pasien untuk 3 shift dengan biaya gaji dokter gigi spesialis, biaya gaji
jumlah hari kerja 6 hari, sehingga perawat.
didapatkan total asumsi pasien pertahun Tabel 1.1 Biaya Tidak Langsung
sebanyak 2304. Penggunaan asumsi pasien
ini hanya pada tindakan tertentu saja
diantaranya yaitu pada tindakan Scaling
USS. Pada penggunaan asumsi pasien
dalam sehari berjumlah 20 pasien untuk 3
shift dengan jumlah hari kerja 6 hari,
sehingga didapatkan total asumsi pasien
pertahun sebanyak 5760. Penggunaan Tabel 1.2 Biaya Langsung
asumsi pasien ini hanya digunakan untuk
asumsi pasien konsultasi tanpa tindakan di
poli gigi spesialistik periodonsi. Tahap
pada penelitian ini adalah mengindentikasi Tabel 1.3 Alat dan Bahan Habis Pakai
aktivitas yang telah didapatkan pada poli
gigi spesialistik periodonsi yaitu dengan
membagi biaya aktivitas menjadi dua
bagian yaitu biaya tidak langsung dan
biaya langsung. Biaya tidak langsung
adalah biaya yang tidak dibebankan secara
langsung kedalam aktivitas tindakan
pelayanan, diantaranya biaya pemeliharaan
gedung, biaya pemeliharaan fasilitas, biaya
penyusutan kompresor, biaya penyusutan
dental unit, biaya AC dan Maintenance,
7
Langkah kedua adalah menggolongkan pelaksanaan pelayanan pada poli gigi
cost driver dengan cara menentukan spesialistik periodonsi RSGM Unimus,
kelompok aktivitas dan tarif per unit cost selanjutnya mengidentifikasi biaya seluruh
driver. Cost driver berfungsi sebagai aktivitas dan penggolongan terhadap cost
penghubung antara biaya aktivitas dengan driver, kemudian menentukan tarif per unit
obyek biaya dan menunjukkan pengukuran cost driver, dengan rumus:
kuantitas pengeluaran dari aktivitas.
Penggolongan cost driver dibuat berbeda-
beda sesuai dengan asumsi jumlah pasien Tabel 1.5 Penentuan tarif per unit (20
yang telah ditentukan pada setiap jenis pasien per hari)
pelayanan pada poli gigi spesialistik
periodonsi, contohnya sebagai berikut:
Tabel 1.4 Cost driver dari aktivitas (20
pasien per hari)

Langkah berikutnya menghitung


pembebanan biaya aktivitas ke masing-
masing produk yang menggunakan cost
driver. BOP yang dibebankan =

Kemudian menghitung unit cost dengan


Langkah ketiga adalah Penentuan Tarif per menjumlah seluruh biaya per aktivitas,
unit dihitung dengan menggunakan rumus: contoh perhitungannya sebagai berikut:

Jumlah aktivitas Tabel 1.6 Tarif Konsultasi


𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑑𝑟𝑖𝑣𝑒𝑟
.
Jumlah aktivitas yang dimaksud adalah
jumlah biaya serta cost driver yaitu jumlah
pasien.
Analisa data yang digunakan pada
penelitian ini sebagai berikut :
Mengumpulkan seluruh komponen biaya
8
Hasil yang didapatkan dari perhitungan
tarif pelayanan menggunakan metode ABC
pada poli gigi spesialistik periodonsi,
selanjutnya dilakukan Focus Group
Discussion (FGD) dengan pihak pimpinan
dan pihak manajemen RSGM Unimus.
untuk memperoleh masukan perihal biaya
yang telah dihitung. FGD pada penelitian
ini dilakukan sebanyak 4 kali. Langkah
selanjutnya yang terakhir melakukan
analisis kembali terhadap perhitungan
berdasarkan hasil FGD dan perhitungan PEMBAHASAN
metode ABC. Rumus untuk menghitung
Berdasarkan hasil perhitungan tarif
tarif pelayanannya adalah :
pelayanan pada poli gigi spesialistik
Tarif = Cost pelayanan + Laba + Jasa Medis periodonsi menggunakan metode ABC,
maka pada penelitian ini mendapatkan tarif
Hasil akhir dari melakukan Focus Group
tindakan poli gigi spesialistik periodonsi
Discussion (FGD) dengan pihak pimpinan
sebagai berikut :
dan pihak manajemen RSGM Unimus
Tabel 1.8 Tarif Pelayanan dan
perihal biaya yang telah dihitung, adalah
Tindakan Poli Gigi Spesialistik
sebagai berikut:
Periodonsi
Tabel 1.7 Koding Data hasil akhir Focus
Group Discussion

9
Pada tabel 1.8 Tarif pelayanan dan tahap kedua yaitu melakukan
tindakan poli gigi spesialistik periodonsi pengelompokkan penggerak aktivitas
diatas bervariasi untuk setiap jenis atau cost driver. Cost driver disini
pelayanan dan tindakannya dikarenakan menggunakan asumsi jumlah pasien
pada setiap jenis pelayanan di poli gigi dalam satu tahun. Pada tahap kedua ini
spesialistik periodonsi terdapat perbedaan setelah melakukan pengelompokkan
dalam penggunaan alat dan bahan habis cost driver maka dilanjutkan dengan
pakainya serta cost driver atau jumlah melakukan perhitungan tarif. Tarif yang
pasien untuk setiap jenis pelayanannya. didapatkan sudah melalui proses FGD
Dari tabel diatas didapatkan hasil (Focus Group Discussion) dengan
perhitungan tarif terendah yaitu pada pihak pimpinan dan pihak manajemen
pelayanan konsultasi sebesar Rp 195.242 RSGM Unimus.
dan untuk tarif tertinggi yaitu pada 2. Hasil dari melakukan FGD dengan
tindakan pelayanan Operasi crown pihak pimpinan menginginkan jasa
lengthening sebesar Rp 502.141. Tinggi medis sebesar 50% dengan laba 30%
dan rendahnya suatu tarif tersebut untuk setiap tindakan pelayanan pada
dipengaruhi oleh cost driver atau jumlah poli gigi spesialistik periodonsi. Tarif
pasien. Hasil perhitungan tarif pelayanan pelayanan dan tindakan pada poli gigi
yang telah didapatkan tersebut merupakan spesialistik periodonsi yang didapatkan
keputusan dari hasil Focus Group bervariasi untuk setiap jenis
Discussion (FGD) dengan pihak pimpinan pelayanannya dikarenakan pada setiap
dan pihak manajemen RSGM Unimus. jenis pelayanan di poli gigi spesialistik
periodonsi terdapat perbedaan dalam
SIMPULAN
penggunaan alat dan bahan habis
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pakainya serta cost driver atau jumlah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
pasien untuk setiap jenis pelayanannya.
1. Perhitungan menggunakan metode
3. Dari hasil perhitungan tarif didapatkan
ABC (Activity Based Costing)
tarif terendah yaitu pada pelayanan
dilakukan dengan melalui beberapa
konsultasi sebesar Rp 195.242 dan
tahap. Tahap pertama yaitu dengan
untuk tarif tertinggi yaitu pada tindakan
melakukan identifikasi biaya ke
pelayanan Operasi crown lengthening
aktivitas yang menimbulkan terbaginya
sebesar Rp 502.141, kemudian untuk
dua biaya yaitu biaya langsung dan
tarif pelayanan tindakan yang lainnya
biaya tidak langsung, kemudian pada
yaitu sebagai berikut: tarif scaling USS
10
sebesar Rp 211.772, tarif kuretase (root tindakan tersebut belum tersedia
planning) Rp 321.856, Penanganan data pasien atas tindakan-tindakan
Gigi Hipersensitif Rp 431.338, ENAP tersebut di RSGM Unimus.
atau Flap Periodontal Rp 370.694, Sehingga pihak manajemen
Splinting wire Rp 343.526, Splinting memberikan asumsi jumlah
dengan fiber Rp 411.055, Splinting pasiennya sebesar 3 pasien per
dengan fiber berikutnya Rp 411.055, hari.
Oclusal Adjustment Rp 335.011,
SARAN
Gingivektomi Rp 329.681, Frenektomi
Rp 329.681, Operculectomy Rp Pihak RSGM Unimus sebaiknya untuk
303.082, Resesi Gingiva Rp 381.541, kedepannya dalam menentukan tarif
Osteotomi atau Osteoplasi Rp 382.126, pelayanan pada poli gigi spesialistik
Depigmentasi gingiva Rp 306.740, periodonsi dapat mempertimbangkan
Vestibuloplasty Rp 356.695, Ekstirpasi untuk menggunakan tarif yang telah
Epulis Gingiva Rp 378.635, Modified dihitung dan ditentukan melalui
Widman Flap Rp 375.273, Partially perhitungan menggunakan metode ABC
Reflected Mucoperiosteal Flaps Rp (Activity Based Costing) dan Pihak RSGM
369.670, Hemisection Rp 380.633, Unimus sebaiknya melakukan pendataan
Aplikasi Metronidazole Gel Rp jumlah pasien untuk setiap tindakan
352.944, Reparasi Fixed Appliance Rp pelayanan di poli gigi. Bagi Pihak Peneliti
304.141, Fully Reflected Selanjutnya, diharapkan dapat melakukan
Mucoperiosteal Rp 369.752, Bone graft analisis tarif pelayanan gigi dan mulut
Rp 357.217, Platelet rich plasma atau pada poli gigi spesialistik periodonsi
Platelet rich fibrin Rp 357.025. Tinggi dengan lebih terperinci. Hal ini
dan rendahnya suatu tarif tersebut dikarenakan dalam melakukan penentuan
dipengaruhi oleh cost driver atau cost driver masih terdapat banyak asumsi.
jumlah pasien. DAFTAR PUSTAKA
4. Dari hasil perhitungan atau tarif
1. Fajarrid. 2011. Kedokteran Gigi
pelayanan yang telah didapatkan
Klinik. Surabaya: EGC.
menunjukkan bahwa beberapa
2. Http://www.kki.go.id/assets/data/arsip
jenis tindakan pelayanan pada poli
/Pdgi.Masalah_Pembinaan_Dan_Peng
gigi spesialistik periodonsi
awasan_Mutu_Dokter_Gigi_Palemba
memiliki beberapa tarif yang
ng__.pdf.
tinggi dikarenakan pada beberapa
11
3. Kementerian Kesehatan RI. 2004.
Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1173 tentang
Rumah Sakit Gigi dan Mulut. Jakarta:
Indonesia.
4. Mulyadi. 2007. Activity Based Cost
System: Sistem Informasi Biaya Untuk
Pemberdayaan Karyawan,
Pengurangan Biaya, dan Penentuan
Secara Akurat Kos Produk dan Jasa.
Edisi 2. Yogyakarta: UPPSTIM
YKPN.
5. Mulyadi. 2007. Sistem Akuntansi.
Jakarta: Salemba Empat.
6. Nandya, Maduratna E, Augustina WF.
2012. Status Kesehatan Jaringan
Periodontal Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 Dibandingkan Dengan
Pasien Non Diabetes Melitus
Berdasarkan GPI. Jurnal UNAIR.
Surabaya: Departemen Periodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Airlangga.
7. Patalle, T. 2009. Perhitungan Unit
Cost Dengan Metode Activity Based
Costing Sebagai Dasar Rasionalisasi
Tarif Pelayanan ICU DI RSUD
Provinsi Sulawesi Tenggara. Tesis.
Surabaya: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.

12

You might also like