Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PENGARUH MASASE KAKI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN

DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI


Aulia Saputri1, Mursal1, Rizki Maulidya1
1
STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe, Indonesia 24300
*Correspondence: mursal@stikeslhokseumawe.ic.id

ABSTRACT
Handling hypertension can be done pharmacologically, namely by massage therapy (massage).
Massage is a sensory integration technique that affects the activity of the autonomic nervous system
which can reduce blood pressure in patients with hypertension. The purpose of the study was to
determine the effect of foot massage on reducing blood pressure in patients with hypertension. The
design of this research is a Quassy experiment, with the design of One Group Pretest and Posttest.
The population in this study were all patients with hypertension who received health services in
January 2021 as many as 45 people. The number of samples as many as 25 respondents was
determined by using the total sampling technique. This research was carried out from August 6 to
August 9, 2021. The analysis was carried out using a computerized process through the t-paired test.
Based on the results of the study, it was found that the blood pressure of patients with hypertension
before foot massage was in the mild category (66.7%) and the blood pressure of patients with
hypertension after foot massage was in the normal category (62.2%). The results of the p-value =
0.000 <0.05, it can be concluded that there is an effect of foot massage on reducing blood pressure
in patients with hypertension.

Keywords : Foot Massage, Blood Pressure

ABSTRAK
Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan cara farmakologis yaitu dengan terapi masase
(pijat). Masase (pijat) merupakan teknik integrasi sensori yang mempengaruhi aktivitas sistem saraf
otonom yang dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh masase kaki terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Desain penelitian ini bersifat Quassy experiment, dengan perancangan One Group Pretest dan
Posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi yang mendapatkan
pelayanan kesehatan pada bulan Januari 2021 sebanyak 45 orang. Jumlah sampel sebanyak 25
responden ditentukan dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 06 Agustus sampai tanggal 09 Agustus 2021. Analisa dilakukan dengan proses
komputerisasi melalui uji t-paired. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tekanan darah
penderita hipertensi sebelum masase kaki berada pada kategori ringan (66.7%) dan tekanan darah
penderita hipertensi sesudah masase kaki berada pada kategori normal (62.2%). Hasil nilai p-value=
0.000<0.05, maka dapati disimpulkan bahwa ada pengaruh masase kaki terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi.

Kata Kunci : Masase Kaki, Tekanan Darah

1
PENDAHULUAN Aceh mencapai 21%. Sedangkan untuk jenis
Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelamin menunjukkan prevalensi sebesar
yang dikenal dengan istilah silent killer karena 22,8% untuk jenis kelamin laki-laki dan
gejalanya hanya sedikit, bahkan terkadang 28,8% untuk jenis kelamin perempuan, adapun
tanpa gejala. Hal ini yang menyebabkan prevalensi hipertensi menurut umur, umur 75
sedikit sekali orang beranggapan bahwa tahun keatas menduduki peringkat tertinggi
kondisi ini mengancam jiwa padahal sebesar 63,8% dan yang terendah pada umur
hipertensi merupakan penyebab utama stroke, 15-24 sebesar 8,7% (Dinkes Provinsi Aceh,
serangan jantung, gagal jantung, gagal ginjal, 2020).
dimensia dan kematian prematur. Apabila Berdasarkan data dari Dinas Kabupaten
tidak ditanggapi dengan serius, umur Bireuen pada tahun 2020 menunjukkan jumlah
penderitanya bisa diperpendek 10-20 tahun penderita hipertensi menurut jenis kelamin
(Sheps, 2015). sebanyak 26.373 orang yang terdiri dari laki-
Hipertensi merupakan masalah laki sebanyak 9.112 orang dan perempuan
kesehatan besar diseluruh dunia sebab sebanyak 17.261 orang (Dinkes Kabupaten
tingginya prevalensi dan berhubungan dengan Bireuen, 2020).
peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler Berdasarkan laporan Puskesmas Kuala
(World Health Organization, 2020). Menurut Kabupaten Bireuen tahun 2020, bahwa pasien
data World Health Organization (WHO) tahun hipertensi yang berobat jalan di Puskesmas
2020 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di tersebut rata-rata berumur > 40 tahun dengan
dunia menderita hipertensi. Artinya, 1 dari 3 jumlah penderita hipertensi menurut jenis
orang di dunia terdiagnosis menderita kelamin sebanyak 736 orang yang terdiri dari
hipertensi, hanya 36,8% di antaranya yang laki-laki sebanyak 267 orang dan perempuan
minum obat. Jumlah penderita hipertensi di sebanyak 469 orang (Puskesmas Kuala, 2020).
dunia terus meningkat setiap tahunnya, Walaupun demikian, hipertensi masih
diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar belum mendapat perhatian yang cukup.
orang yang terkena hipertensi. Diperkirakan Penyebab utamanya karena penyakit ini baru
juga setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal menunjukkan gejala setelah tingkat lanjut.
akibat hipertensi dan komplikasi (WHO, Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan
2020). cara farmakologis yaitu dengan obat-obat anti
Berdasarkan hasil Riset Dasar hipertensi atau secara non farmakologis yaitu
Kesehatan Dasar (Riskesdas) melaporkan dengan modifikasi gaya hidup atau bisa juga
bahwa hipertensi berada pada tingkat tertinggi kombinasi dari kedua-duanya (Dekker, 2016).
dari 5 penyakit tidak menular di Indonesia Pada saat ini anti-hipertensi diperlukan,
dengan prevalensi sebesar 31,7% pada tahun pengobatan non-farmakologis dapat digunakan
2007, kemudian menurun pada tahun 2013 sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek
menjadi 25,8% dan pada tahun 2018 pengobatan yang lebih baik. Pengobatan non
menunjukan prevalensi hipertensi mengalami farmakologis merupakan intervensi wajib
peningkatan secara nasional mencapai 34,1%. yang harus dilakukan pada setiap pengobatan
Berdasarkan angka tersebut angka kejadian hipertensi. Salah satu terapi non farmakologis
hipertensi tertinggi terdapat di Kalimantan yang ditawarkan untuk menurunkan hipertensi
Selatan mencapai (44,1%) serta terendah dengan terapi masase (pijat). Teknik
terdapat di papua (22,2%) (Riskesdas, 2018). pemijatan dapat menghilangkan sumbatan
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan dalam aliran darah sehingga aliran darah dan
Provinsi Aceh pada tahun 2020 menunjukkan energi didalam tubuh kembali lancar (Smeltzer
prevalensi penyakit hipertensi di Provinsi & Bare, 2018).

2
Masase atau pijat adalah penggunaan Hipertensi. Hasil penelitian dapatkan P Value
tekanan dan gerakan yang bervariasi untuk Hasil uji statistic didapatkan p Value 0.000
memanipulasi otot dan jaringan lunak lainnya. untuk tekanan sistolik dan p Value 0.001
Dengan melemaskan jaringan lunak tubuh, untuk tekanan diastolik, yang berarti pada nilai
lebih banyak darah dan oksigen dapat α 0.05 dapat disimpulkan terdapat pengaruh
mencapai daerah yang terkena dampak dan masase kaki terhadap penurunan tekanan
mengurangi nyeri. Masase (pijat) merupakan darah pada kelompok dewasa yang mengalami
teknik integrasi sensori yang mempengaruhi hipertensi di wilayah kerja puskesmas Gisting.
aktivitas sistem saraf otonom. Apabila Berdasarkan dari hasil survei awal yang
seseorang mempersepsikan sentuhan sebagai telah penulis lakukan pada 11 penderita
stimulus rileks maka akan muncul respon hipertensi dengan melakukan wawancara
relaksasi (Patria, 2019). mengenai pelaksanaan masase kaki terhadap
Menurut Trisnowiyanto (2012) dalam penurunan tekanan darah, 7 penderita
Haryani (2019), manfaat masase kaki adalah mengatakan belum pernah mendapatkan
memperlancar peredaran darah dan getah treatment dengan menggunakan masase kaki,
bening. Dimana masase kaki akan membantu hal ini disebabkan oleh pasien jarang ke
memperlancar metabolisme dalam tubuh. Puskesmas dan kurangnya tingkat kepedulian
Treatment masase kaki akan mempengaruhi keluarga terhadap dirinya. Sedangkan 4
kontraksi dinding kapiler sehingga terjadi penderita lainnya mengatakan pernah
keadaan vasodilatasi atau melebarnya beberapa kali melakukan kegiatan atau latihan
pembuluh darah kapiler dan pembuluh getah masase kaki, setelah melakukan masase kaki
bening. Aliran oksigen dalam darah penderita mengatakan hipertensi yang mereka
meningkat, pembuangan sisa-sisa metabolik rasakan berkurang dan mereka berkeinginan
semakin lancar sehingga memacu hormon melakukannya secara rutin.
endorphin yang berfungsi memberikan rasa Adapun tujuan penelitian yaitu untuk
nyaman. mengetahui apakah ada pengaruh masase kaki
Hasil penelitian yang dilakukan oleh terhadap penurunan tekanan darah pada
Fitriani (2017), dengan judul Pengaruh penderita hipertensi.
Masase Kaki Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah METODELOGI
Kerja Puskesmas Bontomarannu Kab. Gowa. Dalam penelitian ini, peneliti
Hasil penelitian menggambarkan bahwa hasil menggunakan desain penelitian Quassy
dari pemberian intervensi masase kaki experiment, dengan perancangan One Group
mempunyai pengaruh terhadap penurunan Pretest dan Posttest, dimana rancangan ini
tekanan darah dibandingkan dengan kelompok menggunakan hubungan sebab akibat dengan
yang tidak diberikan intervensi masase kaki. cara melibat satu kelompok subjek.
Hasil uji wilcoxon didapatkan nilai signifikan Bentuk rancangan ini tidak ada
p=0.004 (tekanan darah sistol) dan p=0.005 kelompok pembanding (control) tetapi
(tekanan darah diastol) hal ini dilakukan observasi pertama (pretest) yang
mengidentifikasi adanya pengaruh masase memungkinkan peneliti dapat menguji
kaki terhadap penurunan tekanan darah pada perubahan yang terjadi setelah perlakuan
penderita hipertensi. (masase kaki pada penderita hipertensi).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Populasi adalah wilayah generalisasi
Patria (2019), dengan judul Pengaruh Masase yang terdiri atas objek/ subjek yang
Kaki Terhadap Penurunan Tekanan Darah mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
Pada Kelompok Dewasa Yang Mengalami yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

3
dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik
(sintesis) (Masturoh, 2018). Populasi dalam Responden Berdasarkan Jenis
penelitian ini adalah seluruh penderita Kelamin (n=45)
hipertensi yang mendapatkan pelayanan No Jenis Kelamin Frekuensi
Persentase
kesehatan pada bulan Januari 2021 sebanyak (%)
1 Laki-Laki 24 53.3
45 orang.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan 2 Perempuan 21 46.7
Jumlah 45 100
karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang
secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan Berdasarkan Tabel 2 diatas, didapatkan
(Masturoh, 2018). Teknik pengambilan bahwa jenis kelamin responden paling banyak
sampel dalam penelitian ini adalah Total berada pada jenis kelamin laki-laki yang
Sampling adalah teknik pengambilan sampel berjumlah 24 responden (53.3%).
dimana jumlah sampel sama dengan populasi.
Jumlah sampel dalam penelitian ini seluruh Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik
penderita hipertensi yang mendapatkan Responden Berdasarkan Pendidikan
pelayanan kesehatan pada bulan Januari 2021 (n=45)
sebanyak 45 orang.
Instrument penelitian yang digunakan Pendidikan Persentase
No Frekuensi
dalam penelitian ini berupa lembar observasi. Terakhir (%)
Analisa data dalam penelitian ini, yaitu 1 SD 5 11.1
analisis univariat yang bertujuan untuk 2 SMP 9 20.0
3 SMA 19 42.2
menjelaskan atau mendeskripsikan setiap 4 PT 12 26.7
variable penelitian. Analisis bivariat adalah Jumlah 45 100
analisis yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Berdasarkan Tabel 3 diatas, didapatkan
Dilakukan uji uji-t (t test dependent) dengan bahwa pendidikan responden paling banyak
tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05). berada pada tingkat SMA yang berjumlah 19
responden (42.2%)
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden Berdasarkan Umur Responden Berdasarkan Pekerjaan
(n=45) (n=45)
Persentase
No Umur Frekuensi
(%) Persentase
1 26-35 tahun 1 2.2 No Pekerjaan Frekuensi
(%)
2 36-45 tahun 9 20.0 1 Petani 8 17.9
3 46-55 tahun 23 51.1 2 PNS 4 8.9
4 56-65 tahun 12 26.7 3 Pedagang 11 24.4
Jumlah 45 100 4 Pekerja
Swasta 9 20.0
Berdasarkan Tabel 1 diatas, didapatkan 5 IRT 13 28.9
bahwa responden paling banyak berada pada Jumlah 45 100
rentang umur 46-55 tahun yang berjumlah 23
Berdasarkan Tabel 4 diatas, didapatkan
responden (51.1%).
bahwa mayoritas responden tidak bekerja yang
berjumlah sebanyak 13 responden (28.9%).

4
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah disimpulkan bahwa ada pengaruh masase kaki
Pada Penderita Hipertensi Sebelum terhadap penurunan tekanan darah pada
dan Sesudah Dilaksanakan Masase penderita hipertensi.
Kaki (n=45)
PEMBAHASAN
Tekanan Pretest Posttest Karakteristik Responden
No
Darah F % F % Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
1 Normal 0 0.0 28 62.2 bahwa berada pada rentang umur 46-55 tahun
2 Ringan 30 66.7 17 37.8 yang berjumlah 23 responden (51.1%). Umur
3 Berat 15 33.3 0 0.0 responden dapat menjadi salah satu faktor
Jumlah 45 100 45 100 yang berpengaruh dalam melakukan kontrol
tekanan darah karena umur akan berpengaruh
Berdasarkan Tabel 5 di atas didapatkan terhadap cara pandang, pemikiran dan
bahwa tekanan darah pada penderita hipertensi penilaian terhadap tata cara masase kaki yang
sebelum dilaksanakan masase kaki, dihubungkan dengan pengalaman yang pernah
didapatkan responden yang memiliki tekanan dialami.
darah ringan lebih tinggi sebanyak 30 orang Pekerjaan responden mayoritasnya tidak
(66.7%), dibandingkan dengan yang berat bekerja yang berjumlah sebanyak 13
sebanyak 15 orang (33.3%). responden (28.9%). Profesi dan pekerjaan
Tekanan darah pada penderita hipertensi seseorang akan mempengaruhi pendapatan
sesudah dilaksanakan masase kaki, didapatkan yang diterimanya, semakin baik tingkat
responden yang memiliki tekanan darah pekerjaan responden maka semakin baik
normal lebih tinggi sebanyak 28 orang dalam melakukan kontrol tekanan darah.
(62.2%), dibandingkan dengan yang ringan Pendidikan responden mayoritas berada
sebanyak 17 orang (37.8%). pada tingkat SMA yang berjumlah 19
responden (42.2%). Hal tersebut menunjukkan
Tabel 6. Pengaruh Masase Kaki Terhadap
bahwa responden didominasi dengan latar
Penurunan Tekanan Darah Pada
belakang pendidikan yang cukup baik,
Penderita Hipertensi (n=45)
sehingga memiliki pengetahuan yang baik
terkait dengan pelayanan informasi kontrol
Tekanan p-
N Mean SD SE Nilai t tekanan darah. Tingkat pendidikan seseorang
Darah value
PreTe 4 2.3 0.47 0.07 juga akan mempengaruhi nilai-nilai yang
st 5 333 673 107 30.7 0.00 dianutnya, cara berfikir, cara pandang bahkan
PostT 4 1.3 0.49 0.07 57 0 persepsinya terhadap suatu masalah.
est 5 778 031 309 Jenis kelamin responden mayoritasnya
berada pada jenis kelamin laki-laki yang
Berdasarkan tabel 6 di atas hasil uji berjumlah sebanyak 24 responden (53.3%).
statistik menunjukkan bahwa nilai mean Data distribusi jenis kelamin konsumen
pretest lebih besar 2.3333, dibandingkan menunjukkan bahwa responden dengan jenis
dengan nilai mean posttest 1.3778 dengan kelamin laki-laki dan laki-laki hampir
standar deviasi pretest 0.47673 dan posttest berimbang sehingga tidak ada suatu dominasi
0.49031. Pelaksanaan masase kaki terhadap jenis kelamin tertentu dan diharapkan mampu
penurunan tekanan darah pada penderita mewakili keadaan keduanya.
hipertensi menghasilkan nilai-t sebesar 30.757
dengan p value=0.000 < α=0.05, maka Ha
diterima dan Ho ditolak, jadi dapat

5
Tekanan Darah (Pretest dan Posttest) menjaga makanannya, kurang berolahraga dan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan juga masih mempunyai kebiasaan lain yang
tekanan darah pada penderita hipertensi bisa memicu tekanan darah tinggi seperti
sebelum dilaksanakan masase kaki, kebiasaan merokok serta minum kopi. Adanya
didapatkan responden yang memiliki tekanan penurunan hal ini dapat dikarenakan setelah
darah ringan lebih tinggi sebanyak 30 orang lansia melakukan masase kaki selama 2 kali
(66.7%), dibandingkan dengan yang berat sesuai dengan prosedur. Masase kaki
sebanyak 15 orang (33.3%). Tekanan darah memberikan rasa nyaman dan mempunyai
pada penderita hipertensi sesudah efek terhadap penurunan tekanan darah lansia.
dilaksanakan masase kaki responden yang Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
memiliki tekanan darah normal lebih tinggi disimpulkan pentingnya masase kaki karena
sebanyak 28 orang (62.2%), dibandingkan dapat menurunkan tekanan darah pada lansia
dengan yang ringan sebanyak 17 orang hipertensi, maka petugas kesehatan dapat
(37.8%). memberikan penyuluhan kepada lansia
Hipertensi didefinisikan sebagai hipertensi tentang masase kaki sebagai salah
tekanan darah yang meningkat pada sistolik satu cara alternatif yang dapat digunakan
lebih 140 mmHg sedangkan diastoliknya lebih untuk menurunkan tekanan darah agar
dari 90 mmHg dan ini dilakukan di dua kali melakukan kontrol tekanan darah secara rutin
pengukuran dalam kondisi pasien tenang dan menjaga pola makan, istirahat dan
dengan jarak waktu lima menit (Kemenkes RI, olahraganya.
2019). Faktor yang mempengaruhi hipertensi
pada seseorang salah satunya yaitu usia Pengaruh Masase Kaki Terhadap
sehingga hipertensi pada usia lanjut apabila Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
tidak segera diobati dengan baik akan Hipertensi
menyebabkan komplikasi pada usia lanjut Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
tersebut seperti Struke, Gagal Ginjal dan nilai mean pretest lebih besar 2.3778,
jantung Koroner (Potter dan Perry, 2015). dibandingkan dengan nilai mean posttest
Masase kaki ini sangat diperlukan 1.3333 dengan standar deviasi pretest 0.08581
terutama bagi lansia penderita hipertensi dan posttest 0.07107. Pelaksanaan masase
karena manfaatnya dapat menurunkan tekanan kaki terhadap penurunan tekanan darah pada
darah. Masase kaki ialah pemberian energi penderita hipertensi menghasilkan nilai-t
yang dimasukkan pada tubuh melalui sebesar 33.618 dengan p value=0.000 <
pemijatan untuk memperlancar peredaran α=0.05, maka Ha diterima dan Ho ditolak, jadi
darah, melenturkan otot-otot, meningkatkan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
daya tahan tubuh, relaksasi, meningkatkan masase kaki terhadap penurunan tekanan
kekuatan pikiran dan tubuh, menstabilkan darah pada penderita hipertensi.
emosi, meningkatkan kualitas tidur, Menurut Trisnowiyanto (2012) dalam
restrukturisasi tulang, otot, dan organ, Haryani (2019), manfaat masase kaki adalah
menyembuhkan cedera baru serta lama, memperlancar peredaran darah dan getah
meningkatkan konsentrasi dan ingatan, bening. Dimana masase kaki akan membantu
meningkatkan rasa percaya diri dan harmoni memperlancar metabolisme dalam tubuh.
(Irvine dan Leslie, 2015). Treatment masase kaki akan mempengaruhi
Menurut asumsi peneliti lansia yang kontraksi dinding kapiler sehingga terjadi
menderita hipertensi dapat dikarenakan lansia keadaan vasodilatasi atau melebarnya
kurang teratur dalam mengontrol tekanan pembuluh darah kapiler dan pembuluh getah
darah kepada petugas kesehatan, kurang bening. Aliran oksigen dalam darah

6
meningkat, pembuangan sisa-sisa metabolik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
semakin lancar sehingga memacu hormon Kelompok Dewasa Yang Mengalami
endorphin yang berfungsi memberikan rasa Hipertensi. Hasil penelitian dapatkan P Value
nyaman. Hasil uji statistic didapatkan p Value 0.000
Pada saat ini anti-hipertensi diperlukan, untuk tekanan sistolik dan p Value 0.001
pengobatan non-farmakologis dapat digunakan untuk tekanan diastolik, yang berarti pada nilai
sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek α 0.05 dapat disimpulkan terdapat pengaruh
pengobatan yang lebih baik. Pengobatan non masase kaki terhadap penurunan tekanan
farmakologis merupakan intervensi wajib darah pada kelompok dewasa yang mengalami
yang harus dilakukan pada setiap pengobatan hipertensi di wilayah kerja puskesmas Gisting.
hipertensi. Salah satu terapi non farmakologis Menurut asumsi peneliti, masase
yang ditawarkan untuk menurunkan hipertensi dengan melemaskan jaringan lunak tubuh,
dengan terapi masase (pijat). Teknik lebih banyak darah dan oksigen dapat
pemijatan dapat menghilangkan sumbatan mencapai daerah yang terkena dampak dan
dalam aliran darah sehingga aliran darah dan mengurangi nyeri. Masase (pijat) merupakan
energi didalam tubuh kembali lancar (Smeltzer teknik integrasi sensori yang mempengaruhi
& Bare, 2018). aktivitas sistem saraf otonom. Apabila
Penyakit hipertensi merupakan penyakit seseorang mempersepsikan sentuhan sebagai
yang dikenal dengan istilah silent killer karena stimulus rileks maka akan muncul respon
gejalanya hanya sedikit, bahkan terkadang relaksasi.
tanpa gejala. Hal ini yang menyebabkan Berdasarkan penjabaran diatas dapat
sedikit sekali orang beranggapan bahwa disimpulkan ada pengaruh masase kaki
kondisi ini mengancam jiwa padahal terhadap penurunan tekanan darah pada
hipertensi merupakan penyebab utama stroke, penderita hipertensi. Ketika melaksanakan
serangan jantung, gagal jantung, gagal ginjal, masase pada otot-otot kaki maka tingkatkan
dimensia dan kematian prematur. Apabila tekanan ke otot ini dengan bertahap untuk
tidak ditanggapi dengan serius, umur memperlancar aliran darah ke jantung.
penderitanya bisa diperpendek 10-20 tahun
(Sheps, 2015). KESIMPULAN
Hasil penelitian Fitriani (2017), dengan Berdasarkan penelitian pada pengaruh
judul Pengaruh Masase Kaki Terhadap masase kaki terhadap penurunan tekanan
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita darah pada penderita hipertensi, didapatkan
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas hasil ada pengaruh masase kaki terhadap
Bontomarannu Kab. Gowa. Hasil penelitian penurunan tekanan darah pada penderita
menggambarkan bahwa hasil dari pemberian hipertensi dengan p value = 0.000<0.05.
intervensi masase kaki mempunyai pengaruh
terhadap penurunan tekanan darah UCAPAN TERIMA KASIH
dibandingkan dengan kelompok yang tidak a. STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
diberikan intervensi masase kaki. Hasil uji yang telah memberikan izin, ilmu dan
wilcoxon didapatkan nilai signifikan p=0.004 arahan dalam melaksanakan penelitian.
(tekanan darah sistol) dan p=0.005 (tekanan b. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada
darah diastol) hal ini mengidentifikasi adanya Kepala dan Pasien Puskesmas yang telah
pengaruh masase kaki terhadap penurunan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.
tekanan darah pada penderita hipertensi.
Sedangkan hasil penelitian Patria
(2019), dengan judul Pengaruh Masase Kaki

7
DAFTAR PUSTAKA Irvine, K., & Leslie, S. J. (2015). Spesific
Haemodynamis Effects of Reflexology.
Ahmad Zunaidi, Susi Nurhayati, Tut Wuri Departement of Nursing & Midwifery
Prihatin. (2019). Pengaruh Massage Stirling University, Center for Health
Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada Science Old Perth Road, Iverness, IV2
Penderita Hipertensi Di Klinik Sehat 3JH.
Hasta Therapetika Tugurejo
Semarang. Jurnal Keperawatan. Jurch, S. E. (2016). Clinical Massage Therapy
: Assessment And Therapy Of
Berman dan Evans. (2015). Retail Orthopedic Conditions. New York:
Management. 12 th. Edition. Jakarta; McGraw-Hill.
Pearson.
Kemenkes R.I, (2014). Langkah Awal
Brunner & Suddarth, (2018). Buku Ajar Penanganan Hipertensi. Jakarta:
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Ditjen Kesehatan Indonesia.
volume 2. Jakarta EGC.
Kemenkes R.I, (2016). Prosedur Masase Kaki
Dinkes Aceh, (2020). Angka Kejadian Pada Penderita Hipertensi. Jakarta:
Hipertensi di Aceh. Banda Aceh: Ditjen Kesehatan Indonesia.
Provinsi Aceh.
Masturoh, I., dan N. Anggita. (2018).
Dinkes Bireuen, (2020). Angka Kejadian Metodologi Penelitian Kesehatan.
Hipertensi di Kabupaten Bireuen. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Kota Juang: Kabupaten Bireuen.
Nurarif. A. H. (2015). Aplikasi Asuhan
Dekker. (2016). Hypertension In High Risk In Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Pregnancy. USA: Elsevier Health Medis & Nanda NIC-NOC. Jogjakarta:
Sciences. P: 599-627. Media Action.

Fauzi, Isma. (2017). Buku Pintar Deteksi Dini Namikoshi, Toru. (2016). Shiatsu Pijat
Gejala, & Pengobatan Asam Urat, Tradisional Jepang. Bandung: Pionir
Diabetes & Hipertensi. Yogyakarta: Jaya.
Araska.
Priyonoadi. (2017). Terapi masase frirage.
Fitriani. (2017). Pengaruh Masase Kaki Penatalaksanaan Cedera Pada
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Anggota Tubuh Bagian Atas.
Pada Penderita Hipertensi Di Yogyakarta: FIK UNY.
Wilayah Kerja Puskesmas
Bontomarannu Kab. Gowa. Jurnal PERKI. (2015). Pedoman Tatalaksana
Keperawatan. Hipertensi pada Penyakit
Kardiovaskular. Perhimpunan Dokter
Henderson, C., & Jones, K. (Eds.). (2015). Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
Buku ajar-Konsep kebidanan (Ria Jakarta.
Anjarwati, Renata Komalasari & Dian
Adiningsih, Penerjemah). Jakarta: Patria, J & Hawks, J. (2019). Keperawatan
EGC. medikal bedah. Jakarta: Salemba
Emban.
Haryani. (2019). Pengaruh Masase Kaki
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Patria, S. (2019). Pengaruh Masase Kaki
Pada Kelompok Dewasa Yang Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Mengalami Hipertensi. Jurnal Pada Kelompok Dewasa Yang
Keperawatan. Mengalami Hipertensi. Jurnal
Keperawatan.

8
Potter PA & Perry AG. (2015). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan Konsep,.
Proses dan Praktik Edisi 4, Jakarta:
EGC.

Riskesdas. (2018). Kejadian hipertensi di


Indonesia. Jakarta: Riset Kesehatan
Dasar.

Sheps, S. G., (2015), Mayo Clinic Hipertensi,


Mengatasi Tekanan Darah Tinggi,
26,158, Jakarta, PT Intisari
Mediatama.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: PT Alfabet.

Setiati, Siti. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam. Jilid II Ed. VI. Jakarta: Interna
Publishing.

Sudoyo AW. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna
Publishing.

Susan G, Salvo. (2017). Massage Therapy


Priciples and Practise. W.B. Saunders
Company : Philadelphia.

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2018). Buku


Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta :
EGC.

Sulistyaningsih. (2016). Metodelogi


penelitian kuantatif-kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tjipto, Soeroso. (2018). Ilmu Lutut Olahraga.


Jakarta: Binarupa Aksara.

WHO. (2020). Laporan angka hipertensi di


dunia. Diakses dari
http://www.who.com/upload/docs/ime
d/pdf/.

You might also like