Professional Documents
Culture Documents
6 +Nurdila+Nasution+129-140
6 +Nurdila+Nasution+129-140
Abstract: This paper discusses the hadith according to its affiliation, namely marfu'
mauquf and maqthu' hadith which in hadith literature are known as narrations based on
prophets, companions and tabi'in. Analyzed based on the definition of hadith which states
that hadith is the words, deeds, and interpretations of the prophet, then the position of
marfu' mauquf hadith and maqthu' hadith needs to be emphasized. Because these two
hadiths are viewed from the affiliation, namely to whom the hadith is attributed, if it is to
the prophet then the hadith is called marfu', if it is to a friend then the hadith is mauquf
hadith and if it is to a friend then the hadith is maqtu hadith. The distribution is regardless
of whether the history is authentic or not. So there is a history of marfu' which is authentic,
some are not, there is a history of mauquf which is authentic and some are not the same for
maqtu'. This paper can show that some mauquf hadiths that meet certain requirements can
be elevated to the status of marfu' hadiths, but all maqthu' hadiths cannot be seen as
hadiths. All maqthu' hadiths are the opinions of the tabi'in.
PENDAHULUAN
Hadis adalah segala yang dinisbatkan kepada Nabi SAW.baik
perkataan, perbuatan, maupun keizinannya. Menurut Muhadditsin,
khabar identik dengan hadis. Sekalipun ada segolongan yang
mengkhususkan khabar yang selain hadis seperti sejarah.Adapun Atsar
ialah segala yang dinisbatkan kepada sahabat Rasul.Sebagian ulama
berpendapat bahwa Atsar adalah periwayatan secara mutlak dari
Rasulullah SAW.atau sahabat (Mahmud Ali Fayyad, 1998:17) Hadis Nabi
merupakan sumber hukum ajaran Islam kedua setelah al- Qur’an
dikarenakan ia merupakan bayan (penjelas) terhadap ayat-ayat al- Quran
yang masih global, umum dan yang mutlak (Muhammad Ajjaj al-Khatib,
1989:46)
Dengan demikian hadis menduduki posisi dan fungsi yang cukup
signifikan dalam ajaran Islam. Pada sisi lain, al-Qur’an berbeda dengan
hadis, Nabi, misalnya dari segi periwayatan, al-Qur’an seluruhnya bersifat
qath’i al-wurud, sedangkan untuk hadis Nabi pada umumnya bersifat
zhannial-wurud. Di dalam mengklasifikasikan hadîts, ulama hadîts
berbeda-beda didalam menetapkan jumlah macam-macam hadîts. Ibn
Taimiyah mengungkapkan, “secara umum, berdasarkan keadaan Perawi
dan keadaan matan hadits sangat banyak macamnya. Menurut Imam Al-
Nawâwiy pembagian hadîts mencapai 65 macam, menurut Al-Suyûtiy
pembagian hadîts mencapai 82 macam, menurut Ibn Katsîr sebanyak 65
macam danAbu Fadhl al-Jizâwiy di dalam kitab Al-Turas- membaginya
menjadi 63 macam.Hal ini terjadi karena mereka melihat klasifikasinya
secara umum,dengan tidak melihat dan menggunakan tipologi yang jelas
(Thohir, 2015) Untuk memudahkan pemahaman dan pengenalan hadîts
nabi besertaistilah-istilah yang terkait dengannya, maka pemakalah
akanmenjabarkannya di dalam makalah singkat yang berjudul Klasifiksi
Hadîts Ditinjau Dari Berbagai Aspek Pembahasannya meliputi : Pembagian
hadîts berdasarkan bentuk asal, pembagian hadîts berdasarkansifat asal,
pembagian hadîts berdasarkan Jumlah periwayat, pembagianhadîts
berdasarkan kwalitas serta pembagian hadîts berdasarkan
penisbatan.(Fachruddin Azmi, 2021)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi pustaka (library research) yaitu
penelitian yang bersumber dari bahan-bahan kepustakaan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Oleh karena itu, yang dilakukan
adalah eksplorasi terhadap sejumlah data baik itu data primer maupun
data sekunder dengan langkah konkret sebagai berikut: membaca serta
menelaah secara mendalam data primer yaitu Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 39 Tahun 2008, buku, dan jurnal yang merupakan
hasil penelitian. Sementara itu, untuk data sekunder, penulis menelaah dan
mengkaji berbagai buku dan karya tulis ilmiah yang relevan dengan
penelitian ini, kemudian selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pisau
analisis pendidikan. (Haryono, 2020) Metode pengumpulan data dengan
mengumpulkan berbagai buku, artikel, jurnal yang di dalamnya mengkaji
pendidikan karakter dan pendidikan Islam. Setelah data itu terkumpul
kemudian dilakukan sebuah pemilahan antara buku, jurnal dan artikel
yang membahas tentang pendidikan karakter dan pendidikan Islam.
Selanjutnya dianalisis secara deduktif dan induktif.(Lexy J. Moleong, 2019)
Metode deduktif digunakan dalam rangka memperoleh gambaran tentang
pendidikan karakter sebagai kajian pendidikan Islam secara detail.
Sementara metode induktif digunakan dalam rangka memperoleh dan
mengungkapkan gambaran mengenai pendidikan Islam secara
utuh.(Wijaya et al., 2021)
Abdurrazaq, (c). Kitab-kita Tafsir, seperti karya Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim
dan Ibnu Al Mundzir
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari mempelajari tentang ulumul
Hadist ini bahwa Hadist merupakan perkataan,perbuatan
bagindaRasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ilmu hadist
ini juga sangat banyak terdapat bagian-bagian penting yang harus
diperhatikan dari segi semua aspek nya . karena hadist dapat dikategorikan
memiliki beberapa macam dan jenis yang diliat dari keaslian Hadist
tersebut. Terutamanya hadita seperti Hadist Marfu’, Hadist Mauquf, dan
Hadist Maqthu. Hal ini menandakan mempelajarinya harus dengan hati-
hati sehingga tidak ada kekeliruan dalam menghafal serta memhaminya .
Daftra Pustaka