Tidak Menular (Degeneratif)

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 7

F1:

Latar Belakang; WHO 1999, 60% dari seluruh beban penyakit di dunia di sebabkan oleh penyakit
tidak menular (Degeneratif)

Judul Laporan: Penyuluhan Hari Rabu

Olahraga dan kesehatan

Permasalahan:banyak masyarakat yang belum mengerti tentang olahraga BBTT. Padahal olahraga
harus diimbangi dengan Baik, Benar, Terukur, dan Teratur.

Perencanaan dan pemilihan intervensi: Melakukan penyuluhan di wilayah puskesmas baru ulu
terhadap pasien yang berkunjung sebagai masyarakat.

Pelaksanaan:

Pertama, Baik. Olahraga dengan baik dimulai sejak usia dini hingga usia lanjut

Kedua, benar. Olahraga yang benar dimulai secara bertahap frekuensi dan lamanya berolahraga.
Dimulai dari pemanasan selama 10-15 menit, inti 20-60 menit, dan pendinginan 5-10 menit

Ketiga, terukur. Olahraga ini masuk dalam Training Zona (denyut nadi latihan). Denyut nadi maksimal
(DNM) 220-Umur/menit. 50-60 persen DNM ini adalah untuk pembakaran lemak. Nah, untuk
meningkatkan daya tahan jantung-paru diperlukan 70 persen sampai 85 persen DNM dengan waktu
setengah sampai 1 jam.

Keempat, teratur. Olahraga dilakukan dengan frekuensi secara teratur. Mulai dari 3-5 kali/minggu
dengan selang 1 hari istirahat. Tentunya dilakukan secara bertahap.

Monitoring dan evaluasi:

beberapa dari masyarakat telah mengerti bahwa olahraga dengan baik, benar, terukur, dan teratur
dapat mencegah datangnya penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular di antaranya yakni
penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis, kanker, osteoporosis, dan lain-lain
F4

Latar belakang:

Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE / mikronutrien),
yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir, terkait dengan ukuran ibu, gizi selama
ibu hamil, dan pertumbuhan janin.Salah satu faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi stunting yaitu
status ekonomi orang tua dan ketahanan pangan keluarga.Status ekonomi orang tua dapat dilihat
berdasarkan pendapatan orang tua..

Ketidaktahanan pangan dapat digambarkan dari perubahan konsumsi pangan yang


mengarah pada penurunan kuantitas dan kualitas termasuk perubahan frekuensi konsumsi makanan
pokok. Ketahanan pangan keluarga erat hubungannya dengan ketersediaan pangan yang merupakan
salah satu faktor atau penyebab tidak langsung yang berpengaruh pada status gizi anak. Gizi buruk
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan padabalita, sehingga tinggi badan anak tidak sesuai
dengan umurnya atau disebut denganbalita pendek atau stunting
Berdasarkan hasil RISKESDAS pada tahun 2013 kasus stunting di Indonesia mencapai (37,2
%), tahun 2010 (35,6%), dan tahun 2007 (36,8 %). Hal tersebut tidak menunjukkan penurunan yang
signifikan.

Stunting yang terjadi pada balita dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan
intelektual anak. Secara tidak langsung dampak tersebut dapat berakibat pada penurunan
produktivitas, peningkatan risiko penyakit degenaratif, peningkatan kelahiran bayi dengan berat
badan lahir rendah di masa mendatang.

Judul Laporan: Penyuluhan Hari Rabu

Stunting

Permasalahan: status ekonomi orang tua menjadi faktor resiko terjadinya stunting pada balita di baru
ulu dan ketahanan pangan keluarga menjadi faktor resiko terjadinya stunting pada balita di wilayah
baru ulu serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi yang baik untuk mencegah stunting

Perencanaan dan pemilihan intervensi:

Melakukan penyuluhan di wilayah puskesmas baru ulu terhadap pasien yang berkunjung sebagai
masyarakat mengenai stunting

Pelaksanaan:

memeberikan materi mengenai

Pencegahan stunting

 Penuhi kecukupan nutrisi ibu selama kehamilan dan menyusui, terutama zat besi, asam folat,
dan yodium.
 Lakukan inisiasi menyusui dini dan memberikan ASI eksklusif.

 Lengkapi pengetahuan mengenai MPASI yang baik dan menerapkannya.

 Biasakan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan
air, terutama sebelum menyiapkan makanan dan setelah buang air besar atau buang air
kecil, meminum air yang terjamin kebersihannya, dan mencuci peralatan makan dengan
sabun cuci piring. Semua ini dilakukan untuk mencegah anak terkena penyakit infeksi
Monitoring dan evaluasi:

sebagian masyarakat baru ulu mengerti tentang penanganan sedini mungkin untuk mencegah
terjadinya perburukan gizi diantaranya stunting.

F3:

Latar Belakang;

ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi dan tidak menerima makanan tambahan
lainnya selama enam bulan pertama kelahiran dan dilanjutkan sampai usia dua tahun. ASI eksklusif
yang diberikan pada 6 bulan pertama dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada bayi

ASI eksklusif yaitu air susu ibu yang diberikan kepada bayi sampai6 bulan tanpa ditambahka
dengan makanan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, pisang, bubur susu, biskuit,
dan lainnya. Bayi yang diberikan ASI eksklusif dapat terhindar dari berbagai penyakit. ASI
terdapatberbagai macam nutrisiyang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan otak yaitu berupa
taurin,laktosa, DHA, AA,Omega 3 dan Omega 6

Hasil capaian pemberian ASI eksklusif masih rendah karena kesadaran masyarakat dalam
mendorong peningkatan pemberian ASI eksklusifmasih relatif rendah

Hasil penelitian Februhartanty (2008) menyatakan bahwa kegagalan dalam pemberian ASI
eksklusifkarena tingkat pengetahuan ibu yang rendah dan rendahnya pengetahuan ibu salah satu
penyebabnya kurangnya informasi dari petugas kesehatan mengenai pentingnya pemberian ASI
eksklusif dan ibu yang sudah mengetahui pentingnya ASI eksklusif tetapi tidak diterapkan sehingga
ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya.

Oleh karena itu pengetahuan yang baik berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif sebagai

perkembangan dan pertumbuhan bayi.

Judul Laporan: Penyuluhan Hari Rabu

Pentingnya asi eksklusif

Permasalahan:

Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya asi eksklusif

Perencanaan dan pemilihan intervensi:

Melakukan penyuluhan di wilayah puskesmas baru ulu terhadap pasien yang berkunjung sebagai
masyarakat terutama ibu menyusui mengenai pentingnya asi eksklusif

Pelaksanaan:

Memberikan materi tentang pentingnya Asi eksklusif:


> Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Pemberian ASI Eksklusif usia 0-6 bulan menentukan kualitas
kehidupan anak dan masa depannya
>> Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Pemberian ASI Eksklusif usia 0-6 bulan adalah kasih sayang dan
kepedulian ibu kepada anak

Monitoring dan evaluasi:

sebagian masyarakat baru ulu terutama ibu menyusui telah mengerti tentang pentingnya asi
eksklusif

F6:

Latar Belakang;

Anemia merupakan dampak masalah gizi pada remaja putri. Anemia gizi disebabkan
oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, dapat karena kekurangan
konsumsi atau gangguan absorpsi. Wanita muda memiliki risiko yang lebih tinggi menderita anemia
dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami pendarahan menstruasi yang
teratur (Almatsier, 2009).

Wanita usia subur (WUS) merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia
gizi. Program penanggulangan anemia gizi telah dikembangkan yaitu dimulai dari remaja putri tingkat
sekolah SMP, SMA, dan sederajat, serta wanita di luar sekolah yang termasuk dalam kategori WUS.

Faktor yang mempengaruhi hemoglobin ada berbagai macam antara lain rendahnya
asupan zat gizi (asupan protein, asupan zat besi, asupan vitamin C, dan asupan vitamin A). Feritin
adalah protein lain yang penting dalam metabolisme besi. Pada kondisi normal, feritin meyimpan besi
yang dapat diambil kembali untuk digunakan sesuai kebutuhan (Gallagher, 2008).

Konsumsi makanan berkaitan erat dengan status gizi. Remaja yang memiliki status gizi
kurang akan beresiko terkena anemia terutama pada remaja putri.

Untuk itu diakukan sosialisasi pemberian sulfas ferrosus agar para pelajar remaja putri
dapat memahami pentingnya sulfas ferrosus untuk mencegah terjadinya anemia.

Judul Laporan: Penyuluhan Pelajar Putri

Sosialisasi Penggunaan Sulfas ferrosus

Permasalahan:

Kurangnya pemahaman pelajar putri di SMAN 3 Balikpapan mengenai pentingnya pemberian sulfas
ferrosus

Perencanaan dan pemilihan intervensi:

Melakukan sosialisasi di wilayah SMAN 3 Balikpapan terhadap pelajar putri mengenai penggunaan
sufas ferrosus
Pelaksanaan:

Memberikan materi tentang :

Anemia ialah suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit
dalam darah kurang dari nilai standar (normal).

 Tanda-tanda Anemia

1. 5 L (Lemah, letih, lesu, lunglai, lalai) 2. Pucat pada wajah 3. Pucat pada kuku tangan 4. Pucat pada
kelopak mata bagian bawah 5. Lidah terlihat licin

 Penyebab Anemia

• Kurang mengkonsumsi bahan makanan protein • Kurang mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung Zat besi • Wanita yang mengalami menstruasi Bahaya Anemia 1. Konsentrasi belajar
menurun 2. Menurunnya Prestasi 3. Berkurangnya semangat belajar 4. Mudah terserang peyakit
5. Bagi calon ibu, beresiko melahirkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

 Cara Mencegah Anemia

1. Makan makanan sumber zat besi 2. Kurangi konsumsi teh dan kopi Bahan makanan tinggi zat besi
Bahan makanan yang menghambat penyerapan zat besi

Monitoring dan evaluasi:

sebagian pelajar putri SMAN 3 Balikpapan telah mengerti tentang pentingnya penggunaan sulfas
ferrosus

F2:

Latar Belakang

Nyamuk mengakibatkan bermacam-macam gangguan kenyamanan, misalnya akibat gigitan


nyamukdapat menyebabkan dermatitis, alergika dannyeri. Beberapa spesies nyamuk dapat
berperansebagai vektor yang dapat menularkan penyakit yang bisa menimbulkan kematian. Penyakit-
penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk antara lain: malaria, Demam Berdarah
Dengue(DBD), chikungunya, demam kuning, filariasis limfatik dan japanese ancehephalitis(radang
otak) (Kesetyaningsih, 2008).Penyakit DBDtelah menjadi masalah kesehatan masyarakat dinegara-
negaratropis Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Baratyang menyita perhatian para ahli kesehatan
dunia.

Penyakit DBD termasuk dalam sepuluh penyebab perawatan di rumah sakit dan kematian pada
anak-anak, sedikitnya di delapan negara tropis Asia salah satunya yaitu Indonesia (Ginanjar,
2008).Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara
Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (Brahimdkk,2010).

Menurut Rita (2011), hingga kini Indonesia merupakan salah satu negara yang masih berisiko
terhadap DBD, karena sampai dengan tahun 2010 sekitar 70% kabupaten/ kota masih termasuk
kategori endemis. Hal ini berarti 2dari 497 kabupaten/ kota di Indonesia,348 kabupaten/ kota di
antaranya termasuk daerah endemis.
Oleh karean itu diperlukan penyuluhan mengenai kesehatan lingkungan agar bebas dari
nyamuk sebagai penyebab DBD.

Judul Laporan: Penyuluhan Hari Rabu

Masih adakah jentik nyamuk di rumah?

Permasalahan:

Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai lingkungan yang sehat dirumah maupun sekitarnya

Perencanaan dan pemilihan intervensi:

Melakukan penyuluhan di wilayah puskesmas baru ulu terhadap pasien yang berkunjung sebagai
masyarakat terutama ibu menyusui mengenai lingkungan yang sehat dirumah maupun sekitarnya

Pelaksanaan:

Memberikan materi tentang lingkungan yang sehat:

1. Menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi


penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan
air lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk
membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding
tersebut. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap
hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering
selama 6 bulan.
2. Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti
bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur
barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat
berpotensi menjadi sarang nyamuk.
3. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang),
kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-
barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam
berdarah.

Yang dimaksudkan Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti berikut:

 Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk


 Menggunakan obat anti nyamuk
 Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
 Gotong Royong membersihkan lingkungan
 Periksa tempat-tempat penampungan air
 Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup
 Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras
 Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar
 Menanam tanaman pengusir nyamuk

Monitoring dan evaluasi:

sebagian masyarakat baru ulu telah mengerti tentang nyamuk sebagai penyebab demam berdarah
serta bagaimana agar lingkungan menjadi sehat

You might also like