UKL UPL PT Bukit Safa Marwa

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 428

RENCANA USAHA PERTAMBANGAN

DAN PENGOLAHAN BATU GAMPING


(LUAS 20 HA)

LOKASI
JORONG KAPALO KOTO NAGARI HALABAN
KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
PROVINSI SUMATERA BARAT

TAHUN 2023

Kantor : Jorong Durian Nagari Kamang Mudiak Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam
Lokasi Tambang : Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban Kec Lareh Sago Halaban
Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENANAMAN MODAL
DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
Jl.Setia Budi No.15.Telp.0751-811341, 811343 Fax.0751-811342
http://dpmptsp.sumbar.go.id
PADANG

KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT


NOMOR : 570/1252-Periz/DPM&PTSP/IX/2023

TENTANG
PERSETUJUAN PERNYATAAN KESANGGUPAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

RENCANA USAHA PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATU GAMPING


DI JORONG KAPALO KOTO NAGARI HALABAN KECAMATAN LAREH SAGO
HALABAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

OLEH PT. BUKIT SAFA MARWA

DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA


GUBERNUR SUMATERA BARAT,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah


Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
ditetapkan:
1) Pasal 3 ayat (1): Persetujuan Lingkungan wajib dimiliki
oleh setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang memiliki
Dampak Penting atau tidak penting terhadap
lingkungan;
2) Pasal 3 ayat (2): Persetujuan Lingkungan diberikan
kepada Pelaku Usaha atau Instansi Pemerintah;
3) Pasal 3 ayat (3): Persetujuan Lingkungan menjadi
prasyarat penerbitan Perizinan Berusaha atau
Persetujuan Pemerintah;
4) Pasal 3 ayat (4): Persetujuan Lingkungan dilakukan
melalui: a. penyusunan Amdal dan uji kelayakan
Amdal; atau b. penyusunan Formulir UKL-UPL dan
pemeriksaan Formulir UKL-UPL;
5) Pasal 64 ayat (1): Persetujuan Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup
merupakan a. bentuk Persetujuan Lingkungan dan b.
prasyarat penerbitan Perizinan Berusaha atau
Persetujuan Pemerintah;
b. bahwa Rencana Usaha Pertambangan dan Pengolahan
Batu Gamping di Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban
Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh
Kota oleh PT. Bukit Safa Marwa merupakan kegiatan yang
wajib memiliki Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a sampai dengan huruf b, perlu menetapkan

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
Keputusan Gubernur tentang Persetujuan Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup Rencana
Usaha Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping di
Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban Kecamatan Lareh
Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota oleh PT. Bukit
Safa Marwa.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang
Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun
1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra
Tingkat I Sumatera Barat, Jambi, dan Riau Sebagai
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1646);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2013);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3419);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059), sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 238);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
7. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 32);
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 4 Tahun 2021 tentang Daftar Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 267);
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan
Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 268);
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara dan Persyaratan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
294).

Memperhatikan : 1. Hasil rapat pemeriksaan UKL-UPL Rencana Usaha


Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping di Jorong
Kapalo Koto Nagari Halaban Kecamatan Lareh Sago
Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota oleh PT. Bukit Safa
Marwa pada tanggal 12 Juli 2023;
2. Hasil rapat pemeriksaan perbaikan UKL-UPL Rencana
Usaha Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping di
Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban Kecamatan Lareh
Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota oleh PT. Bukit
Safa Marwa pada tanggal 22 Agustus 2023;
3. Nota Dinas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi
Sumatera Barat Nomor : 660/1648/TL-2023 tanggal 12
September 2023 perihal Penyampaian draft Persetujuan
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Usaha Pertambangan dan Pengolahan Batu
Gamping di Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban
Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh
Kota oleh PT. Bukit Safa Marwa dan Penerbitan dan
Pengumuman Persetujuan Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : Keputusan Gubernur Sumatera Barat Tentang Persetujuan


Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Usaha Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping
di Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban Kecamatan Lareh Sago
Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota oleh PT. Bukit Safa
Marwa;

KESATU : Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan adalah:


1. Nama Pelaku Usaha : PT. Bukit Safa Marwa
dan/atau Kegiatan
2. Jenis Usaha dan/atau : Penambangan dan
Kegiatan Pengolahan Batu
Gamping
3. Kode KBLI : 08102
4. Nama penanggung jawab : Aulia D Miral Delisman
usaha dan/atau kegiatan
5. Jabatan : Direktur

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
6. Alamat Kantor : Jorong Durian Nagari
Kamang Mudiak
Kecamatan Kamang
Magek Kabupaten Agam
Lokasi Kegiatan : Jorong Kapalo Koto
Nagari Halaban
Kecamatan Lareh Sago
Halaban Kabupaten
Lima Puluh Kota

No. Garis Bujur (BT) Garis Lintang


Garis Garis Garis Garis Garis Garis LU/LS
Bujur Bujur Bujur Lintang Lintang Lintang
(°) (Menit) (Detik) (°) (Menit) (Detik)
1. 100 44 54,000 0 20 35,000 LS
2. 100 44 54,000 0 20 39,800 LS
3. 100 44 51,000 0 20 39,800 LS
4. 100 44 51,000 0 20 53,000 LS
5. 100 44 39,000 0 20 53,000 LS
6. 100 44 39,000 0 20 39,800 LS
7. 100 44 43,000 0 20 39,800 LS
8. 100 44 43,000 0 20 35,000 LS

KEDUA : Ruang lingkup kegiatan dalam Persetujuan Pernyataan


Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup ini meliputi:
1. Tahap Persiapan:
a. Sosialisasi rencana kegiatan;
b. Pembebasan lahan;
c. Penerimaan tenaga kerja;
d. Pembangunan dan pengoperasian base-camp;
e. Mobilisasi material dan peralatan;
f. Pembuatan jalan;
g. Pembangunan sarana prasarana;
h. Pembersihan lahan.
2. Tahap Produksi:
a. Pengupasan dan penyimpanan tanah pucuk;
b. Penggalian dan penimbunan tanah penutup;
c. Penambangan;
d. Peledakan batuan;
e. Pemuatan dan pengangkutan raw material;
f. Pengolahan batuan;
g. Penumpukan produk batuan;
h. Pengangkutan produk batuan;
i. Reklamasi;
j. Utilitas tambang.
3. Tahap Pasca Operasi:
a. Reklamasi;
b. Pemutusan hubungan kerja.

Dampak lingkungan yang ditimbulkan meliputi:


1. Tahap Persiapan:
a. Munculnya persepsi masyarakat;
b. Keresahan masyarakat;
c. Kesempatan kerja;
d. Peluang usaha;

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
e. Penurunan kualitas air permukaan;
f. Perkembangan vektor penyakit;
g. Timbulan limbah bahan berbahaya dan beracun;
h. Penurunan kualitas udara dan kebisingan;
i. Gangguan lalu lintas;
j. Kerusakan jalan;
k. Perubahan struktur komunitas tumbuhan;
l. Peningkatan air larian;
m. Peningkatan pendapatan masyarakat;
n. Kecemburuan sosial;
o. Gangguan habitat biota aquatis;
p. Gangguan habitat fauna – satwa liar;
q. Peningkatan erosi permukaan lahan;
r. Pendangkalan badan perairan;
s. Perubahan iklim mikro;
t. Timbulan sampah.
2. Tahap Produksi:
a. Penurunan kualitas udara dan kebisingan;
b. Peningkatan erosi permukaan lahan;
c. Penurunan kualitas air permukaan;
d. Pendangkalan badan perairan;
e. Perubahan bentang alam;
f. Munculnya persepsi masyarakat;
g. Timbulnya getaran;
h. Gangguan lalu lintas;
i. Perbaikan kualitas lingkungan;
j. Perkembangan vektor penyakit;
k. Timbulan limbah bahan berbahaya dan beracun;
l. Penurunan kualitas tanah;
m. Gangguan habitat biota aquatis;
n. Keresahan masyarakat;
o. Kerusakan jalan.
3. Tahap Pasca Operasi:
a. Perbaikan kualitas lingkungan;
b. Keresahan tenaga kerja.

KETIGA : Rencana Usaha Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping


di Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban Kecamatan Lareh Sago
Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota oleh PT. Bukit Safa
Marwa wajib memenuhi komitmen Persetujuan Teknis sebelum
operasi terkait dengan lingkup Persetujuan Teknis.

KEEMPAT : Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam


Amar KEDUA, PT. Bukit Safa Marwa wajib:
1. Melakukan pengelolaan dan pemantauan dampak
lingkungan hidup sebagaimana tercantum dalam lampiran I
Keputusan ini;
2. Mematuhi dan melaksanakan syarat-syarat teknis sesuai:
a. Lampiran II Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu
Air Limbah;
b. Lampiran III Rincian Teknis Penyimpanan Sementara
Limbah B3;
c. Lampiran IV Persetujuan Standar Teknis Analisis
Dampak Lalu Lintas.
3. Mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
4. Mendokumentasikan seluruh kegiatan pengelolaan yang
dilakukan terkait dengan pelaksaan kegiatan ini;
5. Menyusun laporan pelaksanaan kewajiban sebagaimana
poin 1 (satu), paling sedikit 1 (satu) kali 6 (enam) bulan
selama Rencana Usaha Pertambangan dan Pengolahan
Batu Gamping di Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban
Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh
Kota berlangsung dan menyampaikan kepada:
a. Gubernur Sumatera Barat melalui Kepala Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat;
b. Bupati Lima Puluh Kota melalui Kepala Dinas
Lingkungan Hidup Perumahan Rakyat dan Permukiman
Kabupaten Lima Puluh Kota.
c. Instansi terkait sebagaimana tercantum dalam matrik
UKL-UPL.

KELIMA : Apabila dalam pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan timbul


dampak lingkungan hidup di luar dari dampak yang dikelola
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Keputusan Gubernur
ini, penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib
melaporkan kepada instansi sebagaimana dimaksud dalam
Amar KEEMPAT angka 5 (lima) paling lama 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak diketahui timbulnya dampak lingkungan hidup di
luar dampak yang wajib dikelola.

KEENAM : PT. Bukit Safa Marwa dikenakan sanksi administratif apabila


ditemukan pelanggaran administratif sebagaimana tercantum
dalam Pasal 49 ayat (6) huruf g poin 1 Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

KETUJUH : PT. Bukit Safa Marwa wajib memberikan akses kepada pejabat
pengawas lingkungan hidup untuk melakukan pengawasan
sesuai dengan kewenangan sebagaimana tercantum dalam
Pasal 49 ayat (6) huruf g poin 2 Peraturan Pemerintah Nomor
22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

KEDELAPAN : PT. Bukit Safa Marwa wajib mengajukan permohonan


perubahan Persetujuan Lingkungan apabila terjadi perubahan
atas rencana usaha dan/atau kegiatannya dan/atau oleh
sebab lain sesuai dengan kriteria perubahan yang tercantum
dalam Pasal 89 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

KESEMBILAN : Persetujuan Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan


Hidup ini merupakan prasyarat penerbitan Persetujuan
Berusaha.

KESEPULUH : Persetujuan Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan


Hidup ini berlaku selama:
a. Usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada
perubahan atas usaha dan/atau kegiatan dimaksud;
b. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batuan
Gamping berlaku.

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
KESEBELAS : Dokumen UKL-UPL Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping di Jorong Kapalo Koto Nagari
Halaban Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima
Puluh Kota oleh PT. Bukit Safa Marwa yang mendapatkan
legalitas berupa cap final merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


BELAS

Ditetapkan di Padang
pada tanggal 14 September 2023
An. GUBERNUR SUMATERA BARAT
KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI SUMATERA BARAT

Tembusan ini disampaikan kepada Yth.:


1. Bapak Gubernur Sumatera Barat di Padang sebagai
laporan;
2. Bapak Bupati Lima Puluh Kota di Sarilamak;
3. Sdr. Ka. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat
di Padang;
4. Sdr. Ka. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi
Sumatera Barat di Padang;
5. Sdr. Ka. Dinas Lingkungan Hidup Perumahan Rakyat dan Permukiman
Kabupaten Lima Puluh Kota di Sarilamak;
6. Pertinggal.

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


LAMPIRAN I
KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
NOMOR : 570/1268-Periz/DPM&PTSP/IX/2023
TENTANG
PERSETUJUAN PERNYATAAN KESANGGUPAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATU GAMPING
DI JORONG KAPALO KOTO NAGARI HALABAN KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
OLEH PT. BUKIT SAFA MARWA
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A TAHAP Munculnya Sesuai hasil Melakukan sosialisasi - Lingkungan - Tahap -Melakukan sosialisasi rencana - Lingkungan - Tahap Persiapan Pelaksana :
1 PERSIAPAN Persepsi wawancara bebas rencana usaha social Persiapan usaha pertambangan batuan social '- Periode 1 (satu) Direktur
Sosialisasi Masyarakat terungkap bahwa pertambangan batuan masyarakat - Pelaporan setempat terkait lingkup recana masyarakat kali Pengawas :
Rencana Sebagian wilayah secara menyeluruh Jorong Kapalo setiap usaha pertambangan dan Jorong Kapalo - Pelaporan setiap - Dinas
'Kegiatan Jorong Kapalo Koto (komprehensif) kepada Koto 6 (enam) bulan pengolahan batu gamping oleh Koto 6 (enam) bulan Lingkungan
telah mengetahui masyarakat setempat - Kantor Wali PT. Bukit Safa Marwa. - Kantor Wali Hidup (LH)
sekaligus turut melalui Pemerintah Nagari Nagari Halaban. -Melakukan wawancara bebas Nagari Halaban. Provinsi
mendukung dan Kecamatan dengan dengan anggota masyarakat Sumatera Barat
rencana kegiatan muatan diantaranya sebagai setempat terkait berbagai - Dinas Energi
pertambangan dan berikut : kemungkinan dampak bersifat dan Sumber
pengolahan batu - Lingkup rencana usaha menguntungkan bagi masyarakat Daya Mineral
gamping. pertambangan batuan (batu seiring pelaksanaan rencana (ESDM)
gamping) termasuk usaha pertambangan batuan Provinsi
pembebasan lahan dan (batu gamping). Sumatera Barat
rencana kegiatan peledakan - Dinas
batuan guna memudahkan Analisa dan evaluasi data hasil Lingkungan
pekerjaan pemantauan lingkungan dilakukan Hidup
'- Peluang kerja bagi secara deskripitf dan Perumahan
angkatan kerja setempat. perbandingan (komparatif) Rakyat dan
'- Peluang usaha bagi terhadap intensitas dampak. Permukiman
masyarakat lain. (LHPERKIM)
- Kontribusi bagi Kabupaten
pembangunan Nagari. Lima Puluh
Kota.
- Pemerintah
Kec Lareh Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari Halaban

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 1


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pelaporan :
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM Kab
Lima Puluh
Kota
- Gubernur
Sumatera Barat
melalui Dinas
LH Provinsi
Sumatera Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 2


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2 Pembebasan Munculnya Proses - Pembebasan lahan - Lingkungan - Tahap - Melakukan wawancara bebas - Lingkungan - Tahap Persiapan Pelaksana :
Lahan Persepsi pembebasan lahan dilakukan melalui social Persiapan dengan masyarakat wilayah social '- Periode 1 (satu) Direktur
Masyarakat seluas 20 ha bagi musyawarah untuk masyarakat - Pelaporan setempat terkait tanggapan masyarakat kali Pengawas :
rencana kegiatan mencapai mufakat bersama Jorong Kapalo setiap pelaksanaan pembebasan lahan Jorong Kapalo - Pelaporan setiap - Dinas LH
dilakukan dengan dengan kepala kaum dan Koto 6 (enam) bulan bagi rencana usaha Koto 6 (enam) bulan Provinsi
menerapkan seluruh anggota kaum - Kantor Wali pertambangan dan pengolahan - Kantor Wali Sumatera Barat
musyawarah dan bersangkutan. Selain itu, Nagari Halaban batu gamping oleh PT. Bukit Safa Nagari Halaban - Dinas ESDM
mufakat bersama muatan musyawarah juga Marwa. Provinsi
pihak- 'pihak yang merumuskan kontribusi yang - Melakukan wawancara bebas Sumatera Barat
terkait (Kepala menjadi kewajiban piha- dengan anggota masyarakat - Dinas
Kaum dan Ninik pihak terkait. setempat sehubungan LHPERKIM
Mamak) di Jorong - Melakukan ganti kerugian kesepakatan kewajiban pihak- Kabupaten
Kapalo Koto. terhadap tanaman bernilai pihak yang terkait dalam Lima Puluh
ekonomis yang diusahakan pembebasan lahan. Kota.
masyarakat di lokasi - Pemerintah
rencana kegiatan Analisa dan evaluasi data hasil Kec Lareh Sago
pertambangan batuan. - pemantauan lingkungan dilakukan Halaban
Setelah kegiatan secara deskripitf dan - Pemerintah
pertambangan berakhir, perbandingan (komparatif) Nagari Halaban
lahan bekas tambang terhadap intensitas dampak.
dilakukan perbaikan Pelaporan :
(reklamasi) agar dapat - Bupati Lima
dimanfaatkan kembali Puluh Kota
sebagai lahan produksi melalui Dinas
kemudian diserahkan LHPERKIM Kab
kembali kepada masyarakat Lima Puluh
pemegang ulayat atau Kota
pengolah sebelumnya. - Gubernur
Sumatera Barat
melalui Dinas
LH Provinsi
Sumatera Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 3


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3 Pembebasan Keresahan Proses - Pembebasan lahan - Lingkungan - Tahap - Melakukan wawancara bebas - Lingkungan - Tahap Persiapan Pelaksana :
Lahan Masyarakat pembebasan lahan dilakukan melalui social Persiapan dengan masyarakat wilayah social '- Periode 1 (satu) Direktur
telah dilakukan musyawarah untuk masyarakat - Pelaporan setempat terkait tanggapan masyarakat kali Pengawas :
melalui asas mencapai mufakat bersama Jorong Kapalo setiap pelaksanaan pembebasan lahan Jorong Kapalo - Pelaporan setiap - Dinas LH
musyawarah dan dengan kepala kaum dan Koto 6 (enam) bulan bagi rencana usaha Koto 6 (enam) bulan Provinsi
mufakat sekaligus seluruh anggota kaum - Kantor Wali pertambangan dan pengolahan - Kantor Wali Sumatera Barat
disetuju oleh pihak bersangkutan. Selain itu, Nagari Halaban batu gamping oleh PT. Bukit Safa Nagari Halaban - Dinas ESDM
terkait (Kepala muatan musyawarah juga Marwa. Provinsi
Kaum dan Ninik merumuskan kontribusi yang - Melakukan wawancara bebas Sumatera Barat
Mamak) di wilayah menjadi kewajiban piha- dengan anggota masyarakat - Dinas
Jorong Kapalo pihak terkait. setempat sehubungan LHPERKIM
Koto. - Melakukan ganti kerugian kesepakatan kewajiban pihak- Kabupaten
terhadap tanaman bernilai pihak yang terkait dalam Lima Puluh
ekonomis yang diusahakan pembebasan lahan. Kota.
masyarakat di lokasi - Pemerintah
rencana kegiatan Analisa dan evaluasi data hasil Kec Lareh Sago
pertambangan batuan. pemantauan lingkungan dilakukan Halaban
- Memenuhi harapan atau secara deskripitf dan - Pemerintah
permintaan masyarakat perbandingan (komparatif) Nagari Halaban
terkait peluang usaha terhadap intensitas dampak.
setelah pembebasan lahan. Pelaporan :
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM Kab
Lima Puluh
Kota
- Gubernur
Sumatera Barat
melalui Dinas
LH Provinsi
Sumatera Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 4


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3 Penerimaan
a Tenaga Kerja Kesempatan Kerja Penerimaan tenaga - Mengadakan - Lingkungan - Tahap - Melakukan pendataan jumlah - Lingkungan - Tahap Persiapan Pelaksana :
Kelibatan kerja sebanyak 55 pemberitahuan kepada social Persiapan dan dan penempatan Angkatan kerja social dan Tahap Operasi Direktur
angkatan kerja orang dan masyarakat setempat terkait masyarakat Tahap Operasi setempat serta tenaga kerja dari masyarakat Produksi Pengawas :
wilayah setempat kesempatan kerja penerimaan tenaga kerja Jorong Kapalo Produksi daerah lain dalam pelaksanaan Jorong Kapalo - Periode setiap 6 - Dinas LH
bagi angkatan kerja bagi rencana usaha Koto - Pelaporan rencana usaha pertambangan Koto (enam) bulan Provinsi
setempat pertambangan dan - Kantor Wali setiap dan juga pengolahan batu - Kantor Wali - Pelaporan setiap Sumatera Barat
diperkirakan > 60 % pengolahan batu gamping Nagari Halaban 6 (enam) bulan gamping. Nagari Halaban 6 (enam) bulan - Dinas ESDM
dari jumlah melalui pengumuman di - Melakukan wawancara bebas Provinsi
penduduk yang kantor Wali Nagari atau dengan angkatan kerja setempat Sumatera Barat
'tergolong usia kerja lingkungan sosial Jorong dan perangkat Pemerintahan - Dinas
pada wilayah Kapalo Koto. Nagari Halaban terkait proses LHPERKIM
Nagari Halaban - Memberikan pelatihan penerimaan tenaga kerja bagi Kabupaten
(training) bagi seluruh pelaksanaan rencana kegiatan. Lima Puluh
tenaga kerja agar Kota.
kemampuan bekerja Analisa dan evaluasi data hasil - Dinas
memenuhi kebutuhan usaha pemantauan lingkungan dilakukan Perindustrian
pertambangan dan secara deskripitf dan dan Tenaga
pengolahan batuan perbandingan (komparatif) Kerja
terhadap intensitas dampak Kabupaten
sekaligus data hasil pemantauan Lima Puluh
periode sebelumnya Kota
(kecendrungan atau trend - Pemerintah
evaluation dan criticial level Kec Lareh Sago
evaluation atau tingkat kritis). Halaban
- Pemerintah
Nagari Halaban

Pelaporan :
- Bupati Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 5


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Kelibatan Kecemburuan Proses kelibatan '- Membatasi kelibatan - Lingkungan - Tahap '- Melakukan wawancara bebas - Lingkungan - Tahap Persiapan Pelaksana :
angkatan kerja Sosial Angkatan 'kerja angkatan kerja yang berasal social Persiapan dan dengan angkatan kerja setempat social dan Tahap Operasi Direktur
wilayah setempat setempat dari daerah lain dalam masyarakat Tahap Operasi dan perangkat Pemerintahan masyarakat Produksi Pengawas :
berpeluang pelaksanaan kegiatan Jorong Kapalo Produksi Nagari Halaban terkait kehadiran Jorong Kapalo - Periode setiap 6 - Dinas LH
menimbulkan pertambangan dan Koto - Pelaporan tenaga kerja dari daerah lain yang Koto (enam) bulan Provinsi
kecemburan sosial pengolahan batu gamping. - Kantor Wali setiap terlibat dalam pelaksanaan - Kantor Wali - Pelaporan setiap Sumatera Barat
dari angkatan kerja '- Memberikan pelatihan Nagari Halaban 6 (enam) bulan rencana kegiatan. Nagari Halaban 6 (enam) bulan - Dinas ESDM
yang tidak dapat (training) bagi seluruh - Melakukan wawancara bebas Provinsi
terlibat. tenaga kerja agar dengan angkatan kerja setempat Sumatera Barat
kemampuan bekerja yang tidak terlibat kegiatan - Dinas
memenuhi kebutuhan usaha pertambangan dan pengolahan LHPERKIM
pertambangan dan batuan. Kabupaten
pengolahan batuan Lima Puluh
Analisa dan evaluasi data hasil Kota.
pemantauan lingkungan - Pemerintah
dilakukan secara deskripitf dan Kec Lareh Sago
perbandingan (komparatif) Halaban
'terhadap intensitas dampak - Pemerintah
sekaligus data hasil pemantauan Nagari Halaban
'periode sebelumnya
(kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM Kab
Lima Puluh
Kota
- Gubernur
Sumatera Barat
melalui Dinas
LH Provinsi
Sumatera Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 6


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Proses kelibatan Munculnya Mempertimbangkan - Mengadakan - Lingkungan - Tahap - Melakukan wawancara bebas - Lingkungan - Tahap Persiapan Pelaksana :
Angkatan wilayah Persepsi factor kesempatan pemberitahuan kepada social Persiapan dan dengan angkatan kerja setempat social dan Tahap Operasi Direktur
setempat Masyarakat kerja (> 60 %) bagi masyarakat setempat terkait masyarakat Tahap Operasi dan perangkat Pemerintahan masyarakat Produksi Pengawas :
angkatan kerja penerimaan tenaga kerja Jorong Kapalo Produksi Nagari Halaban terkait proses Jorong Kapalo - Periode setiap 6 - Dinas LH
wilayah setempat, bagi rencana usaha Koto - Pelaporan penerimaan tenaga kerja bagi Koto (enam) bulan Provinsi
peluang muncul pertambangan dan - Kantor Wali setiap pelaksanaan rencana kegiatan. - Kantor Wali - Pelaporan setiap Sumatera Barat
persespi pengolahan batu gamping Nagari Halaban 6 (enam) bulan - Melakukan wawancara bebas Nagari Halaban 6 (enam) bulan - Dinas ESDM
masyarakat yang melalui pengumuman di dengan angkatan kerja setempat Provinsi
'merugikan menjadi kantor Wali Nagari atau dan perangkat Pemerintahan Sumatera Barat
kecil lingkungan social Jorong Nagari Halaban terkait kehadiran - Dinas
Kapalo Koto. tenaga kerja dari daerah lain yang LHPERKIM
- Membatasi kelibatan terlibat dalam pelaksanaan Kabupaten
angkatan kerja yang berasal rencana kegiatan. Lima Puluh
dari daerah lain dalam Kota.
pelaksanaan kegiatan Analisa dan evaluasi data hasil - Pemerintah
pertambangan dan pemantauan lingkungan dilakukan Kec Lareh Sago
pengolahan batu gamping. secara deskripitf dan Halaban
perbandingan (komparatif) - Pemerintah
'terhadap intensitas dampak Nagari Halaban
sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya Pelaporan :
(kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM Kab
Lima Puluh
Kota
- Gubernur
Sumatera Barat
melalui Dinas
LH Provinsi
Sumatera Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 7


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Kelibatan Peluang Usaha Seiring dengan - Memberikan kesempatan - Tapak rencana - Tahap '- Melakukan pendataan - Tapak rencana - Tahap Persiapan Pelaksana :
masyarakat lain kegiatan kepada masyarakat kegiatan Persiapan dan kepemilikan dan jumlah kegiatan dan Tahap Operasi Direktur
dalam usaha pertambangan setempat yang memiliki - Lingkungan Tahap Operasi kendaraan angkut batuan di areal - Lingkungan Produksi Pengawas :
pertambangan batuan, masyarakat kendaraan angkut sebagai social Produksi kerja tambang. social - Periode setiap 6 - Dinas LH
setempat dapat pelaksana angkutan batuan masyarakat - Pelaporan - Melakukan pendataan jumlah masyarakat (enam) bulan Provinsi
pula menjadi di areal kerja tambang atau Jorong Kapalo setiap masyarakat setempat yang Jorong Kapalo - Pelaporan setiap Sumatera Barat
pelaksana angkutan menuju tempat lain. Koto 6 (enam) bulan terlibat dalam pengadaan Koto 6 (enam) bulan - Dinas ESDM
batuan bahkan - Memberikan peluang makanan dan minuman ternaga Provinsi
pemasok makanan usaha kepada masyarakat kerja usaha pertambangan dan Sumatera Barat
dan minuman setempat dalam bentuk pengolahan batu gamping. - Dinas
tenaga kerja. pengadaan makanan dan LHPERKIM
minuman tenaga kerja yang 'Analisa dan evaluasi data hasil Kabupaten
terlibat kegiatan pemantauan lingkungan dilakukan Lima Puluh
pertambangan dan secara deskripitf dan Kota.
pengolahan batu gamping. perbandingan (komparatif) - Pemerintah
terhadap intensitas dampak Kec Lareh Sago
sekaligus data hasil pemantauan Halaban
periode sebelumnya - Pemerintah
(kecendrungan dan tingkat kritis) Nagari Halaban

Pelaporan :
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM Kab
Lima Puluh
Kota
- Gubernur
Sumatera Barat
melalui Dinas
LH Provinsi
Sumatera Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 8


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
e - Kelibatan Peningkatan Seiring dengan '- Besaran upah atau gaji - Tapak rencana - Tahap - Melakukan pendataan besaran - Tapak - Tahap Pelaksana :
angkatan kerja Pendapatan kegiatan pokok tenaga kerja yang kegiatan Persiapan dan gaji pokok yang diterima tenaga rencana Persiapan dan Direktur
wilayah setempat Masyarakat pertambangan terlibat dalam usaha - Lingkungan Tahap Operasi kerja dibandingkan besaran UMP kegiatan Tahap Operasi Pengawas :
'- Kelibatan batuan, pendapatan pertambangan batuan social Produksi tahun berjalan - Lingkungan Produksi - Dinas LH
masyarakat lain masyarakat ditetapkan berdasarkan atas masyarakat - Pelaporan - Pendataan jadwal penyerahan social - Periode setiap 6 Provinsi
dalam usaha 'setempat yang Upah Minimum Provinsi Jorong Kapalo setiap upah kepada tenaga kerja masyarakat (enam) bulan Sumatera
pertambangan. terlibat juga (UMP) tahun berjalan. Koto 6 (enam) bulan - Melakukan wawancara bebas Jorong Kapalo - Pelaporan setiap Barat
berpeluang '- Upah tenaga kerja dengan tenaga kerja terkait Koto 6 (enam) bulan - Dinas ESDM
mengalami diserahkan sesuai dengan besaran upah yang diterimna dari Provinsi
kenaikan dari saat waktu yang telah disepakati keterlibatan dalam usaha Sumatera
ini. saat memulai kerja. pertambangan dan kecukupan Barat
- Merumuskan harga untuk kebutuhan. - Dinas
makanan dan minuman - Melakukan wawancara bebas LHPERKIM
tenaga kerja bersama dengan masyarakat pemasok Kabupaten
dengan masyarakat makanan dan minuman tenaga Lima Puluh
pemasok agar diperoleh nilai kerja usaha pertambangan batuan Kota.
yang wajar dan memberikan terkait besaran nilai harga - Pemerintah
keuntungan terhadap kedua makanan dan minuman yang Kec Lareh
belah pihak. disepakati. Sago Halaban
- Pemerintah
Analisa dan evaluasi data hasil Nagari
pemantauan lingkungan dilakukan Halaban
secara deskripitf dan
perbandingan (komparatif) Pelaporan :
terhadap intensitas dampak - Bupati Lima
sekaligus data hasil Puluh Kota
pemantauan.periode sebelumnya melalui Dinas
(kecendrungan dan tingkat kritis). LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 9


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
4 Pengoperasian
a Base-Camp Penurunan Pengaliran air - Seluruh air limbah Base-camp - Tahap - Melakukan pendataan - Base-camp - Tahap Pelaksana :
Timbulan air Kuaitas Air limbah domestik domestik tenaga kerja Persiapan periode pengurasan tangki - Tangki Persiapan dan Direktur
limbah Permukaan (jumlah timbulan dialirkan menuju unit '- Pelaporan septik. septik Tahap Operasi Pengawas :
domestik diperkirakan 900 tangki septik. setiap 6 - Melakukan pendataan - Perairan Produksi - Dinas LH
L per-hari seiring Berdasarkan jumlah (enam) bulan ceceran air limbah di sekitar anak Sungai - Periode setiap 6 Provinsi
kehadiran 30 timbulan air limbah bekas lokasi base-camp dan tangki Aia Dingin (enam) bulan Sumatera
orang tenaga serta air kotor tenaga septik. > Bagian hulu - Pelaporan setiap Barat
kerja kerja (30 orang) sebanyak - Melakukan pemeriksaan (0° 20' 48,66" 6 (enam) bulan - Dinas
Pembangunan 2.100 L per-hari dan kualitas air anak sungai Aia LS 100° 44' ESDM
sarana pengurasan setelah 6 Dingin dengan parameter pada 37,09" BT) Provinsi
prasarana (enam) bulan kapasitas Tabel 3.2.1 berikut. > Bagian hilir Sumatera
tambang) 'akan tangki septik adalah 20,00 (0° 20' 48,45" Barat
turut m3. NO PARAMETER SAT BAKU
MUTU
LS 100° 44' - Dinas
menurunkan - Jaringan air limbah 1 Zat Padat Terlarut mg/L 1,000 41,72" BT) LHPERKIM
'kualitas perairan domesik dilengkapi alat 2 Zat Padat Tersuspensi mg/L 50
Kabupaten
3 pH - 6-9
anak 'sungai Aia ukur debit pada bagian 4 BOD5 mg/L 3 Lima Puluh
Dingin. inlet dan outlet tangki 5 COD mg/L 25 Kota.
6 DO mg/L >4
septik. 7 Amoniak mg/L 0.20 - Dinas
- Melakukan pengurasan 8 Minyak dan Lemak mg/L 1 Kesehatan
9 Total Coliform /100 ml 5,000
tangki septik secara Kabupaten
berkala setelah 6 (enam) Lima Puluh
bulan melalui kerja sama Kota
dengan pihak pengelola - Pemerintah
Instalasi Pengolahan Analisa data mengacu Baku Kec Lareh
Lumpur Tinja (IPLT) yang Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai Sago
terdekat (dalam hal IPLT Lampiran VI Peraturan Halaban
Kota Payakumbuh). Pemerintah Republik Indonesia - Pemerintah
Nomor : 22 Tahun 2021 Nagari
tentang Penyelenggaraan Halaban
Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Analisa dan evaluasi data hasil
pemantauan lingkungan Pelaporan :
dilakukan secara deskripitf dan - Bupati Lima
perbandingan (komparatif) Puluh Kota
terhadap intensitas dampak melalui Dinas
sekaligus data hasil LHPERKIM
pemantauan periode Kab Lima
sebelumnya (kecendrungan Puluh Kota
dan tingkat kritis). - Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
10
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah." Barat
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Timbulan air Gangguan 'Pengaliran air - Seluruh air limbah Base-camp - Tahap - Melakukan pendataan - Perairan - Tahap Persiapan Pelaksana :
limbah Habitat Biota limbah domestik domestik tenaga kerja Persiapan kehadiran jenis ikan di anak Sungai - Periode setiap 6 Direktur
domestik Aquatis (jumlah timbulan dialirkan menuju unit '- Pelaporan lingkungan perairan anak Aia Dingin (enam) bulan Pengawas :
diperkirakan 900 tangki bioseptik. setiap 6 sungai Aia Dingin. Selain > Bagian hulu - Pelaporan setiap - Dinas LH
L per-hari seiring Berdasarkan atas jumlah (enam) bulan secara langsung, pendataan (0° 20' 48,66" 6 (enam) bulan Provinsi
kehadiran 30 timbulan air bekas dan air dapat dilakukan melalui LS 100° 44' Sumatera
orang tenaga kotor tenaga kerja (20 pengumpulan informasi 37,09" BT) Barat
kerja orang) sebanyak 600 L masyarakat setempat. > Bagian hilir - Dinas
Pembangunan per-hari, kapasitas tangki - Melakukan pengambilan (0° 20' 48,45" ESDM
sarana septik adalah 5,00 m3) contoh (sample) plankton dan LS 100° 44' Provinsi
prasarana sehingga pengurasan juga benthos pada lingkungan 41,72" BT) Sumatera
tambang) akan dapat dilakuakn setiap 7 perairan anak sungai Aia Barat
turut (tujuh) hari. Dingin untuk analisis struktur - Dinas
menimbulkan - Jaringan air limbah komunitas. Analisa data (indek LHPERKIM
gangguan habitat domesik dilengkapi alat keanekaragaman jenis) Kabupaten
biota aquatis ukur debit pada bagian dilakukan menerapkan formula Lima Puluh
(ikan, plankton inlet dan outlet tangki Shannon-Winner. Kota.
dan benthos) di septik - Pemerintah
lingkungan - Melakukan pengurasan Analisa dan evaluasi data hasil Kec Lareh
perairan anak tangki septik secara pemantauan lingkungan Sago
Sungai Aia berkala setiap 7 (tujuh) dilakukan secara deskripitf dan Halaban
Dingin. hari melalui kerja sama perbandingan (komparatif) - Pemerintah
dengan pihak pengelola terhadap intensitas dampak Nagari
Instalasi Pengolahan sekaligus data hasil Halaban
Lumpur Tinja (IPLT) yang pemantauan periode
terdekat (dalam hal IPLT sebelumnya (kecendrungan
Kota Payakumbuh). dan tingkat kritis).
Pelaporan :
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 11


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Timbulan Perkembangan Timbulan - Melakukan Base-camp - Tahap - Melakukan pendataan Base-camp - Tahap Persiapan Pelaksana :
sampah Vektor sampah di lokasi pengumpulan timbulan Persiapan ceceran sampah di lingkungan - Periode setiap 6 Direktur
Penyakit base-camp sampah di setiap lokasi '- Pelaporan base-camp. (enam) bulan Pengawas :
(jumlah timbulan sumber menggunakan setiap 6 - Melakukan pendataan - Pelaporan setiap - Dinas LH
diperkirakan 7,5 tong sampah (bin) (enam) bulan kehadiran vektor penyakit 6 (enam) bulan Provinsi
– 9,0 kg atau 52 kapasitas 40 L (nyamuk, lalat, tikus rumah Sumatera
– 60 L setiap hari Lokasi dan jumlah tong ataupun kecoa) di lingkungan Barat
seiring kehadiran sampah diuraikan berikut. base-camp. - Dinas
30 orang tenaga > Kantor : 1 (satu) buah ESDM
kerja tong sampah (kapasitas Provinsi
Pembangunan 40 L). Analisa dan evaluasi data hasil Sumatera
sarana > Tempat istirahat tenaga pemantauan lingkungan Barat
prasarana kerja : 1 (dua) buah tong dilakukan secara deskripitf dan - Dinas
tambang) 'akan sampah (kapasitas 40 L). perbandingan (komparatif) LHPERKIM
turut - Melakukan terhadap intensitas dampak Kabupaten
meningkatkan pengumpulan dan sekaligus data hasil Lima Puluh
kehadiran vektor pemilahan sampah dari pemantauan 'periode Kota.
penyakit jenis setiap tong sampah (bin) sebelumnya (kecendrungan - Pemerintah
lalat atau kecoa. lalu ditempatkan pada dan tingkat kritis). Kec Lareh
kompartemen sampah 5 Sago
(lima) warna dengan Halaban
peruntukan berikut. - Pemerintah
> Wadah berwarna hijau Nagari
bagi pengumpulan Halaban
sampah yang dapat
dilakukan pengomposan.
> Wadah berwarna
kuning untuk Pelaporan :
pengumpulan sampah - Bupati Lima
bahan plastik, karet atau Puluh Kota
bahan sejenis yang melalui Dinas
dapat digunakan kembali. LHPERKIM
> Wadah warna biru bagi Kab Lima
sampah kertas atau Puluh Kota
kemasan dari kertas. - Gubernur
> Wadah warna merah Sumatera
bagi limbah bahan Barat melalui
berbahaya dan beracun Dinas LH
> Wadah warna abu-abu Provinsi
bagi selain sampah di Sumatera
atas. Barat
- Melakukan
pengangkutan sampah
terpilah ke Tempat
Penampungan
Sementara (TPS) sampah 12
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
di pasar
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum Halaban
yang sah." yang
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yangdikelola
diterbitkanoleh
BSrE.Pemerintah
Kabupaten Lima Puluh
Kota untuk pengelolaan
lebih lanjut.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Timbulan Perkembangan Timbulan Pemerintah Kabupaten
sampah Vektor sampah di lokasi Lima Puluh Kota untuk
Penyakit base-camp pengelolaan lebih lanjut
(jumlah timbulan - Melakukan
diperkirakan 7,5 penyimpanan sementara
– 9,0 kg atau 52 timbulan limbah B3 pada
– 60 L setiap hari lokasi base-camp.
seiring kehadiran Kemudian, dipindahkan
30 orang tenaga ke TPS Limbah B3 saat
kerja TPS Limbah B3 telah
Pembangunan tersedia.
sarana
prasarana
tambang) akan
turut
meningkatkan
'kehadiran vektor
penyakit jenis
lalat atau kecoa.

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 13


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Pemeliharaan Timbulan Timbulan limbah '- Menugaskan mekanik Base-camp - Tahap - Melakukan pendataan Base-camp - Tahap Persiapan Pelaksana :
Peralatan Limbah B3 B3 berasal dari untuk mengumpulkan Persiapan ceceran limbah B3 di areal - Periode setiap 6 Direktur
pemeliharaan seluruh minyak pelumas '- Pelaporan kerja base-camp. (enam) bulan Pengawas :
peralatan di bekas, bekas filter minyak setiap 6 '- Melakukan pendataan - Pelaporan setiap - Dinas LH
lokasi base- pelumas, bekas filter (enam) bulan ceceran limbah B3 di 6 (enam) bulan Provinsi
camp minyak solar, bekas kain lingkungan base-camp. Sumatera
majun, bekas kemasan - Melakukan pendataan Barat
minyak pelumas ataupun pendataan mutasi limbah B3 - Dinas
baterai (accu) bekas yang dihasilkan dan disimpan ESDM
menggunakan wadah di TPS Limbah B3. Provinsi
kedap air. Sumatera
- Melakukan Barat
penyimpanan sementara Analisa dan evaluasi data hasil - Dinas
timbulan limbah B3 pada pemantauan lingkungan LHPERKIM
lokasi base-camp. 'dilakukan secara deskripitf dan Kabupaten
Kemudian, dipindahkan perbandingan (komparatif) Lima Puluh
ke TPS Limbah B3 saat terhadap intensitas dampak Kota.
TPS Limbah B3 telah sekaligus data hasil - Pemerintah
tersedia. pemantauan periode Kec Lareh
sebelumnya (kecendrungan Sago
dan tingkat kritis). Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan :
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 14


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
5 Mobilisasi
Material dan
a Peralatan Penurunan - Pengangkutan - Melakukan penyiraman - Jalan masuk - Tahap '- Pengukuran kualitas udara - Jalan - Tahap Persiapan Pelaksana :
- Emisi debu, Kualitas Udara material berupa permukaan badan jalan tambang Persiapan dan kebisingan lingkungan masuk Periode Direktur
gas buang dan Kebisingan pasir (80 m3), masuk tambang (akses) - Jalan kerja '- Pelaporan setempat dengan parameter tambang (0° > Kualitas udara Pengawas :
(SO2, NO2, batu (1.380 m3), secara berkala – jikalau tambang setiap 6 pada Tabel 3.2.2 berikut. 20' 33,25" LS setiap 6 (enam) - Dinas LH
CO) dan kerikil koral (735 musim kemarau, (enam) bulan 100° 44' bulan Provinsi
tingkat m3), semen (250 penyiraman jalan NO PARAMETER SAT BAKU DURASI
24,55" BT) Sumatera
MUTU
kebisingan sak), kayu (20 dilakukan setiap jam. 1 Partikluat Debu < 100 µm (TSP) µg/m3 230 '- Jalan kerja
24 jam > Kebisingan setiap Barat
kendaraan m3), besi dan Untuk pelaksanaan 2 Gas Sulfur Dioksida (SO2) µg/m3 150 1 jamtambang (0° 3 (tiga) bulan - Dinas
3 Gas Nitrogen Dioksida (NO2) µg/m3 200 1 jam
angkut. lainnya memakai kegiatan digunakan truk 4 Gas Karbon Monoksida (CO) µg/m3 10,000 1 jam
20' 42,4" LS '- Pelaporan setiap ESDM
- Imbasan kendaraan bak tangki air (water truck). 5 Kebisingan dB(A) 55+3 100° 44'
24 jam 6 (enam) bulan Provinsi
debu terbuka (pick-up) - Kendaraan yang > Evaluasi data kebisingan 47,6" BT) Sumatera
permukaan atau truk ringan digunakan bagi mengacu Keputusan Menteri Barat
jalan seiring - Pengangkutan pengangkutan material Negara Lingkungan Hidup No. - Dinas
aktifitas alat berat dan peralatan telah lulus Kep-48/MENLH/11/1996 LHPERKIM
kendaraan menggunakan keur agar faktor emisi > Evaluasi kualitas udara data Kabupaten
angkut. kendaraan truk debu, emisi gas buang mengacu Lampiran VII Lima Puluh
ringan, truk berat dan kebisingan menjadi Peraturan Pemerintah Republik Kota.
dan bahkan kecil. Indonesia Nomor : 22 Tahun - Dinas
trailer 2021 tentang Penyelenggaraan Kesehatan
Perlindungan dan Pengelolaan Kabupaten
Lingkungan Hidup. Lima Puluh
> Evaluasi data kebisingan Kota
mengacu Keputusan Menteri - Pemerintah
Negara Lingkungan Hidup No. Kec Lareh
Kep-48/MENLH/11/1996 Sago
tentang Baku Tingkat Halaban
Kebisingan. - Pemerintah
Nagari
Analisa dan evaluasi data hasil Halaban
pemantauan lingkungan
dilakukan secara deskripitf dan Pelaporan :
perbandingan (komparatif) - Bupati Lima
'terhadap intensitas dampak Puluh Kota
sekaligus data hasil melalui Dinas
pemantauan periode LHPERKIM
sebelumnya (kecendrungan Kab Lima
dan tingkat kritis). Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat15
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Aktifitas Gangguan Lalu - Pengangkutan Pengelolaan lingkungan - Areal - Tahap - Melakukan pengamatan Bagian jalan - Tahap Persiapan Pelaksana :
kendaraan Lintas material berupa yang akan diterapkan tambang Persiapan intensitas gangguan lalu lintas Provinsi '- Periode setiap 6 Direktur
angkut material pasir (80 m3), sesuai muatan - Bagian jalan '- Pelaporan sekitar persilangan (crossing) (enam) bulan Pengawas :
dan peralatan batu (1.380 m3), ANDALALIN (Lampiran 3) Provinsi setiap 6 akses tambang dengan bagian '- Pelaporan setiap - Dinas LH
kerikil - koral sebagaimana uraian (enam) bulan jalan Provinsi. 6 (enam) bulan Provinsi
(735 m3), semen berikut. '- Melakukan wawancara Sumatera
(250 sak), kayu - Melakukan pelebaran bebas dengan masyarakat Barat
(20 m3), besi jalan akses menuju lokasi pemakai jalan terkait intensitas - Dinas
dan lainnya tambang serta pelebaran gangguan lalu lintas di sekitar ESDM
memakai radius tikungan (belok) lokasi persilangan akses Provinsi
kendaraan bak pada akses masuk dan tambang dengan bagian jalan Sumatera
terbuka (pick-up) keluar tambang menjadi Provinsi. Barat
atau truk ringan. 8,0 m. - Dinas
'- Pengangkutan '- Pengaturan sirkulasi Analisa dan evaluasi data hasil LHPERKIM
alat berat masuk dan keluar pemantauan lingkungan Kabupaten
menggunakan kendaraan angkut dilakukan secara deskripitf dan Lima Puluh
kendaraan truk material dan peralatan. perbandingan (komparatif) Kota.
ringan, truk berat - Penyediaan sarana terhadap intensitas dampak - Dinas
dan bahkan pencucian roda sekaligus data hasil Perhubungan
trailer kendaraan agar tidak pemantauan 'periode Kabupaten
membawa material sebelumnya (kecendrungan Lima Puluh
(lumpur) saat keluar jalan dan tingkat kritis). Kota.
lingkungan menuju jalan - Dinas
Provinsi. Perhubungan
- Melakukan pembersihan Provinsi
ceceran tanah di Sumatera
permukaan jalan Provinsi Barat
sekitar lokasi akses - Pemerintah
tambang. Kec Lareh
'- Pengangkutan Sago
peralatan dan material Halaban
tidak dilakukan saat jam - Pemerintah
sibuk hari kerja (pukul Nagari
07.00 - 08.00 dan 16.00 – Halaban
17.00 WIB) dan jam sibuk
hari libur (pukul 11.45 – Pelaporan :
12.45 WIB). - Bupati Lima
- Menyediakan petugas Puluh Kota
pengatur atau melalui Dinas
pengamanan lalu lintas LHPERKIM
yang telah mengikuti Kab Lima
pelatiahn untuk mengatur Puluh Kota
lalu lintas pada wilayah - Gubernur
internal dan eksternal. Sumatera
Barat melalui
Dinas16
LH
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah." Provinsi
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE. Sumatera
Barat
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Aktifitas Kerusakan - Pengangkutan '- Melakukan perkerasan - Akses '- Tahap - Melakukan pengamatan - Akses - Tahap Persiapan Pelaksana :
kendaraan Jalan material berupa permukaan jalan tambang Persiapan intensitas kerusakan tambang - Periode setiap 6 Direktur
angkut material pasir (80 m3), lingkungan sebelum '- Bagian jalan - Pelaporan permukaan jalan lingkungan - Bagian jalan (enam) bulan Pengawas :
dan peralatan batu (1.380 m3), jadwal pelaksanaan Provinsi setiap 6 yang dimanfaatkan untuk Provinsi - Pelaporan setiap - Dinas LH
kerikil -koral (735 kegiatan mobilisasi (enam) bulan pengangkutan material dan - Lingkungan 6 (enam) bulan Provinsi
m3), semen (250 material dan peralatan. peralatan. social Sumatera
sak), kayu (20 - Memastikan kendaraan - Melakukan wawancara bebas masyarakat Barat
m3), besi dan angkut material dan dengan masyarakat setempat Jorong - Dinas
lainnya memakai peralatan tidak melanggar terkait aksesibilitas Kapalo Koto ESDM
kendaraan bak ketentuan Over (kelancaran) pengangkutan Provinsi
terbuka (pick-up) Dimension Over Load produksi pertanian pada jalan Sumatera
atau truk ringan (ODOL). lingkungan. Barat
- Pengangkutan '- Melakukan perbaikan - Melakukan pengamatan - Dinas
alat berat konstruksi bagian bahu intensitas kerusakan bahu LHPERKIM
menggunakan jalan Provinsi yang jalan Provinsi di sekitar lokasi Kabupaten
kendaraan truk mengalami kerusakan akses tambang. Lima Puluh
ringan, truk berat akibat mobilisasi material Kota.
dan bahkan dan peralatan. 'Analisa dan evaluasi data hasil - Dinas Bina
trailer pemantauan lingkungan Marga Cipta
dilakukan secara deskripitf dan Karya dan
perbandingan (komparatif) Tata Ruang
'terhadap intensitas dampak Provinsi
sekaligus data hasil Sumatera
pemantauan 'periode Barat
sebelumnya (kecendrungan - Pemerintah
dan tingkat kritis). Kec Lareh
Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan :
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah." Barat17
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
6 Pembuatan Pelaksana :
a Jalan Penurunan - Pekerjaan jalan - Melakukan penyiraman - Jalan masuk '- Tahap Melakukan pengukuran '- Jalan - Tahap Persiapan Direktur
- Emisi debu, Kualitas Udara masuk melalui permukaan badan jalan tambang Persiapan kualitas udara dan kebisingan masuk '- Periode Pengawas :
gas buang dan Kebisingan peningkatan masuk dan jalan tambang - Jalan kerja - Pelaporan lingkungan setempat dengan tambang (0° > Kualitas udara - Dinas LH
(SO2, NO2, bagikapasitas secara berkala – jikalau tambang setiap 6 parameter pada Tabel 3.2.2 20' 33,25" LS setiap 6 (enam) Provinsi
CO) dan jalan lingkungan musim kemarau, (enam) bulan sebelumnya. 100° 44' bulan Sumatera
tingkat sepanjang 750 m penyiraman jalan - Evaluasi kualitas udara data 24,55" BT) > Kebisingan setiap Barat
kebisingan alat dengan lebar 6 dilakukan setiap jam. mengacu Lampiran VII - Jalan kerja 3 (tiga) bulan - Dinas
serta m. Untuk pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik tambang (0° - Pelaporan setiap ESDM
kendaraan. '- Pekerjaan jalan kegiatan digunakan truk Indonesia Nomor : 22 Tahun 20' 42,4" 6 (enam) bulan Provinsi
- Imbasan tambang tangki air (water truck). 2021 tentang Penyelenggaraan LS100° 44' Sumatera
debu sepanjang 800 m Sumber air dapat Perlindungan dan Pengelolaan 47,6" BT) Barat
permukaan dengan lebar 14 memanfaatkan aliran Lingkungan Hidup. - Dinas
jalan seiring m. permukaan (parit alam) - Evaluasi data kebisingan LHPERKIM
aktifitas - Penggunaan yang terdapat di mengacu Keputusan Menteri Kabupaten
kendaraan. alat berat jenis lingkungan sekitar. Negara Lingkungan Hidup No. Lima Puluh
excavator (1 unit) - Alat berat dan Kep-48/MENLH/11/1996 Kota.
dan dozer (1 kendaraan yang tentang Baku Tingkat - - Dinas
unit). digunakan bagi pekerjaan Kebisingan. Kesehatan
jalan masuk tambang Kabupaten
(akses) dan jalan 'Analisa dan evaluasi data hasil Lima Puluh
tambang dilengkapi pemantauan lingkungan Kota t
dilengkapi knalpot sesuai dilakukan secara deskripitf dan - Pemerintah
dengan standar pabrik perbandingan (komparatif) Kec Lareh
untuk menanggulangi terhadap intensitas dampak Sago
intensitas kebisingan. sekaligus data hasil Halaban
pemantauan periode - Pemerintah
sebelumnya (kecendrungan Nagari
dan tingkat kritis). Halaban

Pelaporan :
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 18


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Perubahan Peningkatan 'Pembersihan - Pembersihan lahan bagi - Jalan masuk '- Tahap - Melakukan pendataan - Jalan - Tahap Persiapan Pelaksana:
tutupan lahan Erosi Lahan lahan (luas jalan tambang dilakukan tambang Persiapan dan intensitas erosi permukaan masuk dan Tahap Operasi Direktur
rencana 14,00 secara bertahap sesuai '- Jalan kerja Tahap lahan di sepanjang jalan tambang Produksi Pengawas
ha) untuk kemajuan kegiatan tambang Operasi lingkungan (akses tambang). '- Jalan kerja - Periode setiap 6 - Dinas LH
penambangan pertambangan batuan. Produksi '- Melakukan pendataan tambang (enam) bulan Provinsi
batuan '- Segera melakukan - Pelaporan intensitas lumpur di sepanjang - Pelaporan setiap Sumatera
perkerasan permukaan setiap 6 saluran samping jalan 6 (enam) bulan Barat
jalan lingkungan (akses (enam) bulan lingkungan (akses tambang). - Dinas
tambang) untuk - Melakukan pendataan ESDM
mencegah erosi intensitas lumpur di sepanjang Provinsi
permukaan lahan. saluran samping jalan Sumatera
'- Pengadaan saluran tambang. Barat
samping jalan lingkungan - Dinas
(akses tambang) untuk Analisa dan evaluasi data hasil LHPERKIM
mengalirkan air hujan. pemantauan lingkungan Kabupaten
'- Melakukan pengerukan dilakukan secara deskripitf dan Lima Puluh
lumpur pada saluran perbandingan (komparatif) Kota.
samping jalan tambang 'terhadap intensitas dampak - Pemerintah
secara berkala dan sekaligus data hasil Kec Lareh
material lumpur pemantauan 'periode Sago
ditimbunkan pada lokasi sebelumnya (kecendrungan Halaban
dispisal area overburden. dan tingkat kritis). - Pemerintah
- Melakukan pengerukan Nagari
lumpur pada kolam Halaban
pengendap secara
berkala dan material Pelaporan :
lumpur ditimbunkan pada - Bupati Lima
lokasi dispisal area Puluh Kota
overburden. melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 19


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Pelindian Penurunan '- Pekerjaan jalan - Seluruh material (tanah) - Jalan masuk '- Tahap - Melakukan pemeriksaan - Kolam - Tahap Persiapan Pelaksana:
material galian Kualitas Air masuk melalui hasil galian saluran tambang Persiapan dan kualitas air kolam pengendap pengendap dan Tahap Operasi Direktur
oleh air hujan Permukaan peningkatan bagi samping jalan lingkungan '- Jalan kerja Tahap dengan parameter pada Tabel > Keluaran Produksi Pengawas
kapasitas jalan (akses tambang) tambang Operasi 3.2.3 di bawah ini. (0° 20' 44,5" - Periode setiap 6 - Dinas LH
lingkungan ditimbunkan di sempadan Produksi LS 100° 44' (enam) bulan Provinsi
sepanjang 750 m luar drainase kemudian - Pelaporan NO PARAMETER SAT BAKU
38,1" BT) - Pelaporan setiap Sumatera
MUTU
dengan lebar 6 dipadatkan secara setiap 6 1 Zat Padat Terlarut mg/L 2,00> 6 (enam) bulan Barat
m. mekanis. (enam) bulan 2 Zat Padat Tersuspensi mg/L Pembuangan
200 - Dinas
3 pH - 6-
- Pekerjaan jalan - Pengadaan saluran 4 BOD5 mg/L
(0° 20' 48,66"
50
ESDM
tambang samping jalan tambang 5 COD mg/L LS 100°44'
100 Provinsi
sepanjang 800 m sepanjang 800 m x lebar Analisa data hasil pemeriksaan 44,24" BT) Sumatera
dengan lebar 14 0,50 m x tinggi 0,84 m mengacu Kadar Maksimum Air '- Perairan Barat
m. atau 0,85 m. Limbah Golongan I Lampiran anak Sungai - Dinas
- Pengadaan kolam XLVII Peraturan Menteri Aia Dingin LHPERKIM
pengendap pada bagian LingkunganHidup Nomor : 5 > Bagian Kabupaten
akhir saluran samping Tahun 2014 tentang Baku hulu (0° 20' Lima Puluh
jalan tambang dengan Mutu Air Limbah. 48,66" LS Kota.
kapasitas 9.00,00 m3 - Melakukan pemeriksaan 100° 44' - Dinas
(dalam 3,00 m x panjang kualitas air anak sungai Aia 37,09" BT) Kesehatan
100,00 m x lebar 30,00 Dingin dengan parameter > Bagian hilir Kabupaten
m) sebagaimana Tabel 3.2.1 (0° 20' 48,45" Lima Puluh
- Melakukan pengerukan sebelumnya. Analisa data LS 100° 44' Kota
lumpur pada saluran mengacu Baku Mutu Air 41,72" BT) - Pemerintah
samping jalan tambang Sungai Kelas 2 sesuai Kec Lareh
dan kolam pengendap Lampiran VI Peraturan Sago
secara berkala. Material Pemerintah Republik Indonesia Halaban
lumpur ditimbunkan pada Nomor 22 Tahun 2021 tentang - Pemerintah
lokasi dispisal area Penyelenggaraan Nagari
overburden. Pekerjaan Perlindungan dan Pengelolaan Halaban
pengerukan dilakukan Lingkungan Hidup
menggunakan alat berat Pelaporan :
jenis excavator Analisa dan evaluasi data hasil - Bupati Lima
sedangkan pemantauan lingkungan Puluh Kota
pengangkutann lumpur 'dilakukan secara deskripitf dan melalui Dinas
dengan kendaraan angkut perbandingan (komparatif) LHPERKIM
yang memiliki bak terhadap intensitas dampak Kab Lima
tertutup. sekaligus data hasil Puluh Kota
pemantauan periode - Gubernur
sebelumnya (kecendrungan Sumatera
dan tingkat kritis). Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 20


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Pelindian Gangguan - Pekerjaan jalan - Seluruh material (tanah) - Jalan masuk '- Tahap - Melakukan pendataan '- Parit alam - Tahap Persiapan Pelaksana:
material galian Habitat Biota masuk melalui hasil galian saluran tambang Persiapan dan kehadiran jenis ikan di sekitar akses dan Tahap Operasi Direktur
oleh air hujan Aquatis peningkatan bagi samping jalan lingkungan '- Jalan kerja Tahap lingkungan parit alam dan juga tambang (0° Produksi Pengawas
kapasitas jalan (akses tambang) tambang Operasi anak sungai Aia Dingin di 20' 33,25" LS - Periode setiap 6 - Dinas LH
lingkungan ditimbunkan di sempadan Produksi sekitar lokasi pekerjaan jalan 100° 44' (enam) bulan Provinsi
sepanjang 750 m luar drainase kemudian - Pelaporan lingkungan (akses tambang) 24,55" BT) - Pelaporan setiap Sumatera
dengan lebar 6 dipadatkan secara setiap 6 dan jalan kerja tambang. - Perairan 6 (enam) bulan Barat
m mekanis. (enam) bulan Khusus di lingkungan perairan anak Sungai - Dinas
- Pekerjaan jalan - Melakukan pengerukan anak Sungai Aia Dingin, Aia Dingin ESDM
tambang lumpur pada saluran sebagai indikator ekologis > Bagian Provinsi
sepanjang 800 m samping lingkungan adalah kehadiran jenis gariang hulu (0° 20' Sumatera
dengan lebar 14 (aksea tambang) secara (Labeobarbus tambroides). 48,66" LS Barat
m. berkala dan material. - Melakukan pengambilan 100° 44' - Dinas
lumpur ditimbunkan di contoh (sample) plankton dan 37,09" BT) LHPERKIM
sempadan luar drainase benthos di lingkungan perairan > Bagian hilir Kabupaten
'- Melakukan pengerukan parit alam dan anak Sungai Aia (0° 20' 48,45" Lima Puluh
lumpur pada saluran Dingin untuk analisis struktur LS 100° 44' Kota.
samping jalan tambang komunitas. Analisis data indek 41,72" BT) - Pemerintah
dan kolam pengendap keanekaragaman jenis (indek Kec Lareh
secara berkala. Material diversitas) menerapkan Sago
lumpur ditimbunkan pada formula Shannon-Winner. Halaban
lokasi dispisal area - Pemerintah
overburden. Analisa dan evaluasi data hasil Nagari
pemantauan lingkungan Halaban
dilakukan secara deskripitf dan
perbandingan (komparatif) Pelaporan :
terhadap intensitas dampak - Bupati Lima
sekaligus data hasil Puluh Kota
pemantauan periode melalui Dinas
sebelumnya (kecendrungan LHPERKIM
dan tingkat kritis) Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 21


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
e Perubahan Perubahan - Pekerjaan jalan - Pembersihan lahan bagi 'Jalan kerja '- Tahap '- Melakukan pendataan luas Jalan kerja - Tahap Persiapan Pelaksana:
tutupan lahan Struktur masuk melalui jalan tambang dilakukan tambang Persiapan dan kemajuan pembersihan lahan tambang dan Tahap Direktur
Tumbuhan peningkatan bagi secara bertahap sesuai Tahap bagi pembangunan jalan Operasi Produksi Pengawas
kapasitas jalan kemajuan kegiatan Operasi tambang. - Periode setiap 6 - Dinas LH
lingkungan pertambangan batuan. Produksi '- Melakukan luas serta jenis (enam) bulan Provinsi
sepanjang 750 m - Melakukan penghijauan - Pelaporan dan jumlah tanaman - Pelaporan setiap Sumatera
dengan lebar 6 bagian tanggul jalan setiap 6 penghijauan pada bagian 6 (enam) bulan Barat
m. tambang dengan jenis (enam) bulan tanggul jalan tambang. - Dinas
- Pekerjaan jalan tanaman bernilai ESDM
tambang ekonomis - diantaranya Analisa dan evaluasi data hasil Provinsi
sepanjang 800 m jenis karet (tanaman pemantauan lingkungan Sumatera
dengan lebar 14 pioneer). Penghijauan dilakukan secara deskripitf dan Barat
m. dilaksanakan perbandingan (komparatif) - Dinas
menerapkan metoda terhadap intensitas dampak LHPERKIM
potisasi. sekaligus data hasil Kabupaten
pemantauan'periode Lima Puluh
sebelumnya (kecendrungan Kota.
dan tingkat kritis). - Pemerintah
Kec Lareh
Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 22


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
e Perubahan Gangguan - Pekerjaan jalan '- Pembersihan lahan bagi Jalan kerja '- Tahap - Melakukan pendataan luas Jalan kerja - Tahap Persiapan Pelaksana:
tutupan lahan Habitat Fauna masuk melalui jalan tambang dilakukan tambang Persiapan dan kemajuan pembersihan lahan tambang dan Tahap Direktur
(Satwa Liar) peningkatan bagi secara bertahap sesuai Tahap bagi pembangunan jalan Operasi Produksi Pengawas
kapasitas jalan kemajuan kegiatan Operasi tambang. - Periode setiap 6 - Dinas LH
lingkungan pertambangan batuan. Produksi - Melakukan luas serta jenis (enam) bulan Provinsi
sepanjang 750 m '- Melakukan penghijauan - Pelaporan dan jumlah tanaman - Pelaporan setiap Sumatera
dengan lebar 6 bagian tanggul jalan setiap 6 penghijauan pada bagian 6 (enam) bulan Barat
m. tambang dengan jenis (enam) bulan tanggul jalan tambang. - Dinas
- Pekerjaan jalan tanaman bernilai - Melakukan pendataan ESDM
tambang ekonomis - diantaranya kehadiran jenis fauna atau Provinsi
sepanjang 800 m jenis karet (tanaman satwa liar di sekitar jalan Sumatera
dengan lebar 14 pioneer). Penghijauan tambang. Barat
m. dilaksanakan - Dinas
menerapkan metoda Analisa dan evaluasi data hasil LHPERKIM
potisasi. pemantauan lingkungan Kabupaten
dilakukan secara deskripitf dan Lima Puluh
perbandingan (komparatif) Kota.
terhadap intensitas dampak - Pemerintah
sekaligus data hasil Kec Lareh
pemantauan 'periode Sago
sebelumnya (kecendrungan Halaban
dan tingkat kritis). - Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 23


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
6 Pembangunan
Sarana dan
a Prasarana Perubahan Pembangunan '- Pembersihan lahan bagi Sarana '- Tahap - Melakukan pendataan luas Sarana - Tahap Persiapan Pelaksana:
Tambang Struktur sarana dan sarana dan prasarana prasarana Persiapan dan kemajuan pembersihan lahan prasarana dan Tahap Direktur
Perubahan Tumbuhan 'prasarana tambang dilakukan tambang Tahap bagi pembangunan sarana tambang Operasi Produksi Pengawas
tutupan lahan tambang pada secara terbatas sesuai Operasi prasarana tambang. - Periode setiap 6 - Dinas LH
'lahan seluas kebutuhan. Produksi - Melakukan luas serta jenis (enam) bulan Provinsi
2.580 m2. '- Melakukan penghijauan - Pelaporan dan jumlah tanaman - Pelaporan setiap Sumatera
ruang terbuka di lokasi setiap 6 penghijauan pada areal 6 (enam) bulan Barat
sarana dan prasarana (enam) bulan terbuka di lokasi sarana - Dinas
tambang dengan jenis prasarana tambang. ESDM
tanaman yang bernilai Provinsi
ekonomis - diantaranya Analisa dan evaluasi data hasil Sumatera
jenis karet (tanaman pemantauan lingkungan Barat
pioneer) Penghijauan dilakukan secara deskripitf dan - Dinas
dilaksanakanmenerapkan perbandingan (komparatif) LHPERKIM
metoda potisasi 'terhadap intensitas dampak Kabupaten
sekaligus data hasil Lima Puluh
pemantauan periode Kota.
sebelumnya (kecendrungan - Pemerintah
dan tingkat kritis). Kec Lareh
Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 24


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Perubahan Gangguan Pembangunan - Pembersihan lahan bagi Sarana '- Tahap '- Melakukan pendataan luas Sarana - Tahap Persiapan Pelaksana:
tutupan lahan Habitat Fauna sarana dan sarana dan prasarana prasarana Persiapan dan kemajuan pembersihan lahan prasarana dan Tahap Direktur
(Satwa Liar) 'prasarana tambang dilakukan tambang Tahap bagi pembangunan sarana tambang Operasi Produksi Pengawas
tambang pada secara terbatas sesuai Operasi prasarana tambang. - Periode setiap 6 - Dinas LH
'lahan seluas kebutuhan. Produksi - Melakukan luas serta jenis (enam) bulan Provinsi
2.580 m2. '- Melakukan penghijauan - Pelaporan dan jumlah tanaman - Pelaporan setiap Sumatera
ruang terbuka di lokasi setiap 6 penghijauan pada areal 6 (enam) bulan Barat
sarana dan prasarana (enam) bulan terbuka di lokasi sarana - Dinas
tambang dengan jenis prasarana tambang. ESDM
tanaman yang bernilai '- Melakukan pendataan Provinsi
ekonomis - diantaranya kehadiran jenis fauna atau Sumatera
jenis karet (tanaman satwa liar di sekitar lokasi Barat
pioneer). Penghijauan sarana prasarana tambang. - Dinas
dilaksanakanmenerapkan LHPERKIM
metoda potisasi. Analisa dan evaluasi data hasil Kabupaten
pemantauan lingkungan Lima Puluh
dilakukan secara deskripitf dan Kota.
perbandingan (komparatif) - Pemerintah
terhadap intensitas dampak Kec Lareh
sekaligus data hasil Sago
pemantauan 'periode Halaban
sebelumnya (kecendrungan - Pemerintah
dan tingkat kritis). Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 25


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Perubahan Peningkatan Pembangunan - Pembersihan lahan bagi Sarana '- Tahap - Melakukan pendataan Sarana - Tahap Persiapan Pelaksana:
tutupan lahan Erosi Lahan sarana dan sarana dan prasarana prasarana Persiapan dan intensitas erosi permukaan prasarana dan Tahap Direktur
prasarana tambang dilakukan tambang Tahap lahan di lingkungan sarana tambang Operasi Produksi Pengawas
tambang pada secara terbatas sesuai Operasi prasarana tambang. - Periode setiap 6 - Dinas LH
'lahan seluas kebutuhan. Produksi - Melakukan pendataan (enam) bulan Provinsi
2.580 m2. '- Melakukan penghijauan - Pelaporan intensitas lumpur di sepanjang - Pelaporan setiap Sumatera
ruang terbuka di lokasi setiap 6 saluran keliling sarana 6 (enam) bulan Barat
sarana dan prasarana (enam) bulan prasarana tambang. - Dinas
tambang dengan jenis ESDM
tanaman yang bernilai Analisa dan evaluasi data hasil Provinsi
ekonomis - diantaranya pemantauan lingkungan Sumatera
jenis karet (tanaman dilakukan secara deskripitf dan Barat
pioneer). Penghijauan perbandingan (komparatif) - Dinas
dilaksanakanmenerapkan 'terhadap intensitas dampak LHPERKIM
metoda potisasi. sekaligus data hasil Kabupaten
- Mengadakan saluran pemantauan 'periode Lima Puluh
keliling sarana prasarana sebelumnya (kecendrungan Kota.
tambang (lebar dan tingkat kritis). - Pemerintah
pemukaan 40 cm x tinggi Kec Lareh
40 cm) lalu mengalirkan Sago
air hujan menuju saluran Halaban
samping jalan tambang. - Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 26


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Perubahan Pendangkalan Pembangunan - Pembersihan lahan bagi Sarana '- Tahap - Melakukan pendataan '- Sarana - Tahap Persiapan Pelaksana:
tutupan lahan Badan Perairan sarana dan sarana dan prasarana prasarana Persiapan dan intensitas erosi permukaan prasarana dan Tahap Direktur
prasarana tambang dilakukan tambang Tahap lahan di lingkungan sarana tambang Operasi Produksi Pengawas
tambang pada secara terbatas sesuai Operasi prasarana tambang. '- Perairan - Periode setiap 6 - Dinas LH
'lahan seluas kebutuhan. Produksi - Melakukan pendataan anak Sungai (enam) bulan Provinsi
2.580 m2. '- Melakukan penghijauan - Pelaporan intensitas lumpur di sepanjang Aia Dingin - Pelaporan setiap Sumatera
ruang terbuka di lokasi setiap 6 saluran keliling sarana > Bagian 6 (enam) bulan Barat
sarana dan prasarana (enam) bulan prasarana tambang. hulu (0° 20' - Dinas
tambang dengan jenis '- Melakukan pendataan 48,66" LS ESDM
tanaman yang bernilai intensitas lumpur pada badan 100° 44' Provinsi
ekonomis - diantaranya air anak sungai Aia Dingin. 37,09" BT) Sumatera
jenis karet (tanaman Analisa dan evaluasi data hasil > Bagian hilir Barat
pioneer). Penghijauan pemantauan lingkungan (0° 20' 48,45" - Dinas
dilaksanakanmenerapkan dilakukan secara deskripitf dan LS 100° 44' LHPERKIM
metoda potisasi. perbandingan (komparatif) 41,72" BT) Kabupaten
- Mengadakan saluran terhadap intensitas dampak Lima Puluh
keliling sarana prasarana sekaligus data hasil Kota.
tambang (lebar pemantauan periode - Pemerintah
pemukaan 40 cm x tinggi sebelumnya (kecendrungan Kec Lareh
40 cm) lalu mengalirkan dan tingkat kritis). Sago
air hujan menuju saluran Halaban
samping jalan tambang - Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 27


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
e Pelindian Penurunan Pembangunan - Pembersihan lahan bagi Sarana '- Tahap - Melakukan pendataan luas - Sarana - Tahap Persiapan Pelaksana:
material galian Kualitas Air sarana dan sarana dan prasarana prasarana Persiapan dan kemajuan pembersihan lahan prasarana dan Tahap Direktur
oleh air hujan Permukaan prasarana tambang dilakukan tambang Tahap bagi pembangunan sarana tambang Operasi Produksi Pengawas
tambang pada secara terbatas sesuai Operasi prasarana tambang. '- Perairan - Periode setiap 6 - Dinas LH
'lahan seluas kebutuhan. Produksi '- Melakukan pemeriksaan anak Sungai (enam) bulan Provinsi
2.580 m2. '- Melakukan penghijauan - Pelaporan kualitas air anak sungai Aia Aia Dingin - Pelaporan setiap Sumatera
ruang terbuka di lokasi setiap 6 Dingin dengan parameter > Bagian 6 (enam) bulan Barat
sarana dan prasarana (enam) bulan sebagaimana Tabel 3.2.1 hulu (0° 20' - Dinas
tambang dengan jenis sebelumnya. Analisa data 48,66" LS ESDM
tanaman yang bernilai mengacu Baku Mutu Air 100° 44' Provinsi
ekonomis - diantaranya Sungai Kelas 2 sesuai 37,09" BT) Sumatera
jenis karet (tanaman Lampiran VI Peraturan > Bagian hilir Barat
pioneer). Penghijauan Pemerintah Republik Indonesia (0° 20' 48,45" - Dinas
dilaksanakanmenerapkan Nomor : 22 Tahun 2021 LS 100° 44' LHPERKIM
metoda potisasi. tentang Penyelenggaraan 41,72" BT) Kabupaten
- Mengadakan saluran Perlindungan dan Pengelolaan Lima Puluh
keliling sarana prasarana Lingkungan Hidup Kota.
tambang (lebar '- Dinas
pemukaan 40 cm x tinggi Analisa dan evaluasi data hasil Kesehatan
40 cm) lalu mengalirkan pemantauan lingkungan Kabupaten
air hujan menuju saluran dilakukan secara deskripitf dan Lima Puluh
samping jalan tambang perbandingan (komparatif) Kota
terhadap intensitas dampak - Pemerintah
sekaligus data hasil Kec Lareh
pemantauan 'periode Sago
sebelumnya (kecendrungan Halaban
dan tingkat kritis). - Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 28


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
f Pelindian Gangguan Pembangunan - Pembersihan lahan bagi Sarana '- Tahap - Melakukan pendataan - Sarana - Tahap Persiapan Pelaksana:
material galian Habitat Biota sarana dan sarana dan prasarana prasarana Persiapan dan kehadiran jenis ikan di prasarana dan Tahap Direktur
oleh air hujan Aquatis prasarana tambang dilakukan tambang Tahap lingkungan perairan anak tambang Operasi Produksi Pengawas
tambang pada secara terbatas sesuai Operasi sungai Aia Dingin sekitar lokasi '- Perairan - Periode setiap 6 - Dinas LH
'lahan seluas kebutuhan. Produksi kegiatan Sebagai indikator anak Sungai (enam) bulan Provinsi
2.580 m2. '- Melakukan penghijauan - Pelaporan ekologis adalah kehadiran jenis Aia Dingin - Pelaporan setiap Sumatera
ruang terbuka di lokasi setiap 6 ikan gariang (Labeobarbus > Bagian 6 (enam) bulan Barat
sarana dan prasarana (enam) bulan tambroides). hulu (0° 20' - Dinas
tambang dengan jenis - Melakukan pengambilan 48,66" LS ESDM
tanaman yang bernilai contoh (sample) plankton dan 100° 44' Provinsi
ekonomis - diantaranya benthos di lingkungan perairan 37,09" BT) Sumatera
jenis karet (tanaman anak sungai Aia Dingin untuk > Bagian hilir Barat
pioneer). Penghijauan analisis struktur komunitas. (0° 20' 48,45" - Dinas
dilaksanakanmenerapkan Analisis data bagi indek LS 100° 44' LHPERKIM
metoda potisasi. keanekaragaman jenis (indek 41,72" BT) Kabupaten
- Mengadakan saluran diversitas) menerapkan Lima Puluh
keliling sarana prasarana formula Shannon-Winner. Kota.
tambang (lebar - Pemerintah
pemukaan 40 cm x tinggi Analisa dan evaluasi data hasil Kec Lareh
40 cm) lalu mengalirkan pemantauan lingkungan Sago
air hujan menuju saluran dilakukan secara deskripitf dan Halaban
samping jalan tambang perbandingan (komparatif) - Pemerintah
terhadap intensitas dampak Nagari
sekaligus data hasil Halaban
pemantauan periode
sebelumnya (kecendrungan Pelaporan:
dan tingkat kritis). - Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 29


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
7 Pembersihan
a Lahan Penurunan 'Penggunaan '- Alat berat dan - Jalan - Tahap Melakukan pengukuran - Jalan kerja - Tahap Persiapan Pelaksana:
'- Emisi debu, Kualitas Udara alat berat jenis kendaraan yang tambang Persiapan kualitas udara dan kebisingan tambang (0° - Periode Direktur
gas buang dan Kebisingan excavator (1 unit) digunakan untuk - Areal kerja - Pelaporan lingkungan setempat dengan 20' 42,4" LS > Kualitas udara Pengawas
(SO2, NO2, dan juga dozer pekerjaan jalan tambang, tambang setiap 6 parameter pada Tabel 3.2.2 100° 44' setiap 6 (enam) - Dinas LH
CO) dan (1 unit) sekaligus sarana prasarana dan (enam) bulan sebelumnya. 47,6" BT) bulan Provinsi
tingkat kendaraan truk pembersihan lahan '- Evaluasi kualitas udara data '- Areal kerja > Kebisingan Sumatera
kebisingan alat ringan dilengkapi dilengkapi mengacu Lampiran VII tambang (0° setiap 3 (tiga) Barat
serta knalpot sesuai standar Peraturan Pemerintah Republik 20' 37,5" LS bulan - Dinas
kendaraan. pabrik untuk Indonesia Nomor : 22 Tahun 100° 44' - Pelaporan setiap ESDM
'- Imbasan menanggulangi intensitas 2021 tentang Penyelenggaraan 45,3" BT) 6 (enam) bulan Provinsi
debu kebisingan. Perlindungan dan Pengelolaan Sumatera
permukaan - Melakukan penyiraman Lingkungan Hidup. Barat
jalan seiring badan jalan kerja - Evaluasi data kebisingan - Dinas
aktifitas tambang secara berkala – mengacu Keputusan Menteri LHPERKIM
kendaraan. jika musim kemarau, Negara Lingkungan Hidup No. Kabupaten
penyiraman jalan Kep-48/MENLH/11/1996 Lima Puluh
dilakukan setiap jam. tentang Baku Tingkat Kota.
Untuk pelaksanaan Kebisingan. - Dinas
kegiatan digunakan truk Kesehatan
tangki air (water truck). Analisa dan evaluasi data hasil Kabupaten
pemantauan lingkungan Lima Puluh
dilakukan secara deskripitf dan Kota
perbandingan (komparatif) - Pemerintah
terhadap intensitas dampak Kec Lareh
sekaligus data hasil Sago
pemantauan periode Halaban
sebelumnya (kecendrungan - Pemerintah
dan tingkat kritis). Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 30
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Perubahan Perubahan Pembersihan '- Pembersihan lahan bagi Areal kerja - Tahap - Melakukan pendataan luas Areal kerja '- Tahap Pelaksana:
tutupan lahan Struktur lahan (luas areal kerja tambang tambang Persiapan dan kemajuan pembersihan lahan tambang Persiapan dan Direktur
Tumbuhan rencana 14,00 dilakukan secara Tahap bagi areal kerja tambang. Tahap Operasi Pengawas
ha) untuk bertahap sesuai dengan Operasi - Melakukan pendataan Produksi - Dinas LH
penambangan kemajuan kegiatan Produksi kehadiran Rafflesia sp dan - Periode setiap 6 Provinsi
batuan pertambangan batuan. - Pelaporan juga Amorphophalus sp (jenis (enam) bulan Sumatera
'- Melakukan setiap 6 tumbuhan dilindungi) pada - Pelaporan setiap Barat
perlindungan (enclave) (enam) bulan lahan arah Selatan (areal 6 (enam) bulan - Dinas
terhadap lahan arah enclave). ESDM
Selatan yang terindikasi Provinsi
sebagai habitat Rafflesia 'Analisa dan evaluasi data hasil Sumatera
sp (status jenis langka pemantauan lingkungan Barat
dan dilindungi) dan dilakukan secara deskripitf dan - Dinas
Amorphophalus sp (jika perbandingan (komparatif) LHPERKIM
setelah terbentuk bunga terhadap intensitas dampak Kabupaten
dan diketahui jenis sekaligus data hasil Lima Puluh
Amorphopalus titanum pemantauan periode Kota.
maka termasuk jenis sebelumnya (kecendrungan - Pemerintah
tumbuhan dilindungi). dan tingkat kritis). Kec Lareh
Luas lahan enclave Sago
adalah 1,80 ha (18.000 Halaban
m2). - Pemerintah
'- Melakukan pengawasan Nagari
areal perlindungan Halaban
(enclave) dari aktifitas
masyarakat setempat. Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 31


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Perubahan Gangguan Pembersihan - Pembersihan lahan bagi Areal kerja - Tahap - Melakukan pendataan luas Areal kerja '- Tahap Pelaksana:
tutupan lahan Habitat Fauna lahan (luas areal kerja tambang tambang Persiapan dan kemajuan pembersihan lahan tambang Persiapan dan Direktur
(Satwa Liar) rencana 14,00 dilakukan secara Tahap bagi areal kerja tambang Tahap Operasi Pengawas
ha) untuk bertahap sesuai dengan Operasi - Melakukan pendataan Produksi - Dinas LH
penambangan kemajuan kegiatan Produksi kehadiran jenis fauna atau - Periode setiap 6 Provinsi
batuan pertambangan batuan - Pelaporan satwa liar di sekitar areal kerja (enam) bulan Sumatera
- Melakukan perlindungan setiap 6 tambang. - Pelaporan setiap Barat
(enclave) terhadap lahan (enam) bulan 6 (enam) bulan - Dinas
arah Selatan yang Analisa dan evaluasi data hasil ESDM
terindikasi sebagai habitat pemantauan lingkungan Provinsi
Rafflesia sp (status jenis 'dilakukan secara deskripitf dan Sumatera
langka dan dilindungi) perbandingan (komparatif) Barat
dan Amorphophalus sp terhadap intensitas dampak - Dinas
(jenis tumbuhan sekaligus data hasil LHPERKIM
dilindungi). Areal yang pemantauan periode Kabupaten
dimaksud juga dapat sebelumnya (kecendrungan Lima Puluh
menjadi habitat berbagai dan tingkat kritis). Kota.
jenis fauna atau satwa liar - Pemerintah
setempat. Kec Lareh
Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 32


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Perubahan Peningkatan Pembersihan - Pembersihan lahan bagi Areal kerja - Tahap - Melakukan pendataan luas Areal kerja '- Tahap Pelaksana:
tutupan lahan Air Larian lahan (luas areal kerja tambang tambang Persiapan dan kemajuan pembersihan lahan tambang Persiapan dan Direktur
rencana 14,00 dilakukan secara Tahap bagi areal kerja tambang Tahap Operasi Pengawas
ha) untuk bertahap sesuai dengan Operasi '- Melakukan pendataan Produksi - Dinas LH
penambangan kemajuan kegiatan Produksi intensitas limpasan permukaan - Periode setiap 6 Provinsi
batuan pertambangan batuan - Pelaporan waktu hujan di sepanjang (enam) bulan Sumatera
- Melakukan penghijauan setiap 6 drainase samping jalan - Pelaporan setiap Barat
ruang terbuka di areal (enam) bulan tambang dan drainase keliling 6 (enam) bulan - Dinas
kerja tambang dengan sarana prasarana tambang. ESDM
jenis tanaman yang Provinsi
bernilai ekonomis 'Analisa dan evaluasi data hasil Sumatera
diantaranya jenis karet pemantauan lingkungan Barat
(tanaman pioneer). dilakukan secara deskripitf dan - Dinas
Penghijauan perbandingan (komparatif) LHPERKIM
dilaksanakan terhadap intensitas dampak Kabupaten
menerapkan metoda sekaligus data hasil Lima Puluh
potisasi. pemantauan 'periode Kota.
sebelumnya (kecendrungan - Pemerintah
dan tingkat kritis). Kec Lareh
Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 33


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
e Perubahan Peningkatan Pembersihan - Pembersihan lahan bagi - Areal kerja - Tahap - Melakukan pendataan - Areal kerja '- Tahap Pelaksana:
tutupan lahan Erosi Lahan lahan (luas areal kerja tambang tambang Persiapan dan intensitas lumpur di sepanjang tambang Persiapan dan Direktur
rencana 14,00 dilakukan secara - Jalan Tahap saluran samping jalan - Jalan Tahap Operasi Pengawas
ha) untuk bertahap sesuai dengan tambang Operasi tambang. tambang Produksi - Dinas LH
penambangan kemajuan kegiatan Produksi '- Melakukan pendataan - Periode setiap 6 Provinsi
batuan pertambangan batuan - Pelaporan intensitas lumpur di lokasi (enam) bulan Sumatera
- Melakukan penghijauan setiap 6 kolam pengendap (sediment - Pelaporan setiap Barat
ruang terbuka di areal (enam) bulan ponds). 6 (enam) bulan - Dinas
kerja tambang dengan ESDM
jenis tanaman yang Analisa dan evaluasi data hasil Provinsi
bernilai ekonomis pemantauan lingkungan Sumatera
diantaranya jenis karet 'dilakukan secara deskripitf dan Barat
(tanaman pioneer). perbandingan (komparatif) - Dinas
Penghijauan terhadap intensitas dampak LHPERKIM
dilaksanakan sekaligus data hasil Kabupaten
menerapkan metoda pemantauan 'periode Lima Puluh
potisasi. sebelumnya (kecendrungan Kota.
- Melakukan pengerukan dan tingkat kritis). - Pemerintah
lumpur pada saluran Kec Lareh
samping jalan tambang Sago
secara berkala dan Halaban
material lumpur - Pemerintah
ditimbunkan pada lokasi Nagari
dispisal area overburden. Halaban
- Melakukan pengerukan
lumpur pada kolam Pelaporan:
pengendap secara - Bupati Lima
berkala dan material Puluh Kota
lumpur ditimbunkan pada melalui Dinas
lokasi dispisal area LHPERKIM
overburden. Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 34


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
f Perubahan Penurunan Pembersihan - Pembersihan lahan bagi - Areal kerja - Tahap - Melakukan pemeriksaan '- Kolam '- Tahap Pelaksana:
tutupan lahan Kualitas Air lahan (luas areal kerja tambang tambang Persiapan dan kualitas air kolam pengendap pengendap Persiapan dan Direktur
Permukaan rencana 14,00 dilakukan secara - Jalan Tahap dengan parameter > Keluaran Tahap Operasi Pengawas
ha) untuk bertahap sesuai dengan tambang Operasi sebagaimana Tabel 3.2.3 (0° 20' 44,5" Produksi - Dinas LH
penambangan kemajuan kegiatan Produksi sebelumnya. Analisa data hasil LS 100° 44' - Periode setiap 6 Provinsi
batuan pertambangan batuan - Pelaporan pemeriksaan mengacu Kadar 38,1" BT) (enam) bulan Sumatera
- Melakukan penghijauan setiap 6 Maksimum Air Limbah > - Pelaporan setiap Barat
ruang terbuka di areal (enam) bulan Golongan I Lampiran XLVII Pembuangan 6 (enam) bulan - Dinas
kerja tambang dengan Peraturan Menteri (0° 20' 48,66" ESDM
jenis tanaman yang LingkunganHidup Nomor : 5 LS 100°44' Provinsi
bernilai ekonomis Tahun 2014 tentang Baku 44,24" BT) Sumatera
diantaranya jenis karet Mutu Air Limbah. - Perairan Barat
(tanaman pioneer). '- Melakukan pemeriksaan anak Sungai - Dinas
Penghijauan kualitas air anak sungai Aia Aia Dingin LHPERKIM
dilaksanakan Dingin dengan parameter > Bagian Kabupaten
menerapkan metoda sebagaimana Tabel 3.2.1 hulu (0° 20' Lima Puluh
potisasi. sebelumnya. Analisa data 48,66" LS Kota.
- Melakukan pengerukan mengacu Baku Mutu Air 100° 44' Dinas
lumpur pada saluran Sungai Kelas 2 sesuai 37,09" BT) Kesehatan
samping jalan tambang Lampiran VI Peraturan > Bagian hilir Kabupaten
secara berkala dan Pemerintah Republik Indonesia (0° 20' 48,45" Lima Puluh
material lumpur Nomor : 22 Tahun 2021 LS 100° 44' Kota
ditimbunkan pada lokasi tentang Penyelenggaraan 41,72" BT) - Pemerintah
dispisal area overburden. Perlindungan dan Pengelolaan Kec Lareh
- Melakukan pengerukan Lingkungan Hidup Sago
lumpur pada kolam Halaban
pengendap secara Analisa dan evaluasi data hasil - Pemerintah
berkala dan material pemantauan lingkungan Nagari
lumpur ditimbunkan pada dilakukan secara deskripitf dan Halaban
lokasi dispisal area perbandingan (komparatif)
overburden. terhadap intensitas dampak Pelaporan:
sekaligus data hasil - Bupati Lima
pemantauan periode Puluh Kota
sebelumnya (kecendrungan melalui Dinas
dan tingkat kritis). LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 35


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
g Perubahan Gangguan Pembersihan - Pembersihan lahan bagi - Areal kerja - Tahap - Melakukan pendataan - Perairan '- Tahap Pelaksana:
tutupan lahan Habitat Biota lahan (luas areal kerja tambang tambang Persiapan dan kehadiran jenis ikan di anak Sungai Persiapan dan Direktur
Aquatis rencana 14,00 dilakukan secara - Jalan Tahap lingkungan perairan anak Aia Dingin Tahap Operasi Pengawas
ha) untuk bertahap sesuai dengan tambang Operasi sungai Aia Dingin sekitar lokasi > Bagian Produksi - Dinas LH
penambangan kemajuan kegiatan Produksi kegiatan. Sebagai indikator hulu (0° 20' - Periode setiap 6 Provinsi
batuan pertambangan batuan - Pelaporan ekologis adalah kehadiran jenis 48,66" LS (enam) bulan Sumatera
- Melakukan penghijauan setiap 6 ikan gariang (Labeobarbus 100° 44' - Pelaporan setiap Barat
ruang terbuka di areal (enam) bulan tambroides). 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas
kerja tambang dengan - Melakukan pengambilan > Bagian hilir ESDM
jenis tanaman yang contoh (sample) plankton dan (0° 20' 48,45" Provinsi
bernilai ekonomis benthos di lingkungan perairan LS 100° 44' Sumatera
diantaranya jenis karet anak sungai Aia Dingin untuk 41,72" BT) Barat
(tanaman pioneer). analisis struktur komunitas. - Dinas
Penghijauan Analisis data bagi indek LHPERKIM
dilaksanakan keanekaragaman jenis (indek Kabupaten
menerapkan metoda diversitas) menerapkan Lima Puluh
potisasi. formula Shannon-Winner. Kota.
- Melakukan pengerukan Dinas
lumpur pada saluran Analisa dan evaluasi data hasil Kesehatan
samping jalan tambang pemantauan lingkungan Kabupaten
secara berkala dan dilakukan secara deskripitf dan Lima Puluh
material lumpur perbandingan (komparatif) Kota
ditimbunkan pada lokasi terhadap intensitas dampak - Pemerintah
dispisal area overburden. sekaligus data hasil Kec Lareh
- Melakukan pengerukan pemantauan 'periode Sago
lumpur pada kolam sebelumnya (kecendrungan Halaban
pengendap secara dan tingkat kritis). - Pemerintah
berkala dan material Nagari
lumpur ditimbunkan pada Halaban
lokasi dispisal area
overburden. Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 36


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
h Perubahan Pendangkalan Pembersihan - Melakukan pengerukan - Areal kerja - Tahap - Melakukan pendataan '- Jalan '- Tahap Pelaksana:
tutupan lahan Badan Perairan lahan (luas lumpur pada saluran tambang Persiapan dan intensitas lumpur di sepanjang tambang Persiapan dan Direktur
rencana 14,00 samping jalan tambang - Jalan Tahap saluran samping jalan - Kolam Tahap Operasi Pengawas
ha) untuk secara berkala dan tambang Operasi tambang. pengendap Produksi - Dinas LH
penambangan material lumpur Produksi - Melakukan pendataan - Perairan - Periode setiap 6 Provinsi
batuan ditimbunkan pada lokasi - Pelaporan intensitas lumpur di lokasi anak Sungai (enam) bulan Sumatera
dispisal area overburden. setiap 6 kolam pengendap (sediment Aia Dingin - Pelaporan setiap Barat
- Melakukan pengerukan (enam) bulan ponds). > Bagian 6 (enam) bulan - Dinas
lumpur pada kolam - Melakukan pendataan hulu (0° 20' ESDM
pengendap secara intensitas lumpur pada badan 48,66" LS Provinsi
berkala dan material air anak sungai Aia Dingin. 100° 44' Sumatera
lumpur ditimbunkan pada 37,09" BT) Barat
lokasi dispisal area Analisa dan evaluasi data hasil > Bagian hilir - Dinas
overburden. pemantauan lingkungan (0° 20' 48,45" LHPERKIM
- Melakukan pengerukan dilakukan secara deskripitf dan LS 100° 44' Kabupaten
lumpur pada saluran perbandingan (komparatif) 41,72" BT) Lima Puluh
keliling lokasi sarana 'terhadap intensitas dampak Kota.
prasarana tambang dan sekaligus data hasil - Pemerintah
material lumpur pemantauan periode Kec Lareh
ditimbunkan pada lokasi sebelumnya (kecendrungan Sago
dispisal area overburden dan tingkat kritis). Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 37


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
i Perubahan Perubahan Pembersihan '- Pembersihan lahan bagi - Jalan - Tahap - Melakukan luas serta jenis - Jalan '- Tahap Pelaksana:
tutupan lahan Iklim Mikro lahan (luas jalan tambang dan areal tambang Persiapan dan dan jumlah tanaman tambang Persiapan dan Direktur
rencana 14,00 kerja tambang dilakukan - Sarana Tahap penghijauan pada bagian - Sarana Tahap Operasi Pengawas
ha) untuk secara bertahap sesuai prasarana Operasi tanggul jalan tambang dan prasarana Produksi - Dinas LH
penambangan dengan kemajuan tambang Produksi ruang terbuka di lokasi sarana tambang - Periode setiap 6 Provinsi
batuan kegiatan pertambangan - Areal kerja - Pelaporan prasarana tambang. - Areal kerja (enam) bulan Sumatera
batuan. tambang setiap 6 - Melakukan pengukuran suhu tambang - Pelaporan setiap Barat
- Melakukan penghijauan (enam) bulan udara dan kelembaban udara 6 (enam) bulan - Dinas
bagian tanggul jalan pada jalan tambang, sarana ESDM
tambang dan ruang prasarana dan areal kerja Provinsi
terbuka di lokasi sarana tambang. Sumatera
prasarana tambang Barat
dengan jenis tanaman Analisa dan evaluasi data hasil - Dinas
bernilai ekonomis - pemantauan lingkungan LHPERKIM
diantaranya jenis karet dilakukan secara deskripitf dan Kabupaten
(tanaman pioneer). perbandingan (komparatif) Lima Puluh
Penghijauan terhadap intensitas dampak Kota.
dilaksanakan dengan sekaligus data hasil - Pemerintah
menerapkan metoda pemantauan'periode Kec Lareh
potisasi. sebelumnya (kecendrungan Sago
dan tingkat kritis). Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 38


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
j Pelaksanaan Timbulan Pembersihan - Seluruh tegakan yang - Jalan - Tahap - Melakukan pendataan jumlah Sarana '- Tahap Pelaksana:
pembersihan Sampah lahan (luas dapat dimanfaatkan tambang Persiapan tegakan yang dimanfaatkan prasarana Persiapan dan Direktur
lahan rencana 14,00 digunakan bagi - Sarana - Pelaporan untuk pembangunan sarana tambang Tahap Operasi Pengawas
ha) untuk pembangunan sarana prasarana setiap 6 prasarana tambang. Produksi - Dinas LH
penambangan prasarana tambang atau tambang (enam) bulan - Melakukan pendataan jumlah - Periode setiap 6 Provinsi
batuan diserahkan kepada - Areal kerja tegakan yang diserahkan (enam) bulan Sumatera
masyarakat yang tambang kepada masyarakat setempat. - Pelaporan setiap Barat
membutuhkan. - Melakukan pendataan 6 (enam) bulan - Dinas
Pemanfaatan dari kehadiran vektor penyakit ESDM
tegakan atau hasil hutan (nyamuk lalat, tikus rumah Provinsi
hasil kayu mengacu ataupun kecoa) di lingkungan Sumatera
peraturan dan perundang- sarana prasarana tambang. Barat
undangan yang berlaku. - Dinas
- Bagian tegakan yang Analisa dan evaluasi data hasil LHPERKIM
tidak dapat dimanfaatkan, pemantauan lingkungan Kabupaten
ditumpuk sementara dilakukan secara deskripitf dan Lima Puluh
waktu di lokasi kegiatan perbandingan (komparatif) Kota.
pembersihan lahan lalu terhadap intensitas dampak - Pemerintah
diangkut menuju disposal sekaligus data hasil Kec Lareh
area seiring Tahap pemantauan periode Sago
Operasi Produksi batuan. sebelumnya (kecendrungan Halaban
- Tidak melakukan dan tingkat kritis) - Pemerintah
pembakaran tegakan di Nagari
lokasi rencana kegiatan. Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 39


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
B TAHAP
1 OPERASI
PRODUKSI
a Pengupasan Penurunan Penggunaan alat - Melakukan penyiraman - Jalan '- Tahap Melakukan pengukuran - Jalan kerja - Tahap Persiapan Pelaksana:
dan Kualitas Udara berat jenis badan jalan tambang tambang Persiapan kualitas udara dan kebisingan tambang (0° - Periode Direktur
Penyimpanan dan Kebisingan excavator (1 secara berkala – jika - Areal kerja '- Pelaporan lingkungan setempat dengan 20' 42,4" LS > Kualitas udara Pengawas
Tanah Pucuk unit), dozer '(1 musim kemarau, tambang setiap 6 parameter pada Tabel 3.2.2 100° 44' setiap 6 (enam) - Dinas LH
- Emisi debu, unit) serta penyiraman jalan (enam) bulan sebelumnya. 47,6" BT) bulan Provinsi
gas buang kendaraan dilakukan setiap jam. '- Evaluasi kualitas udara data - Areal kerja > Kebisingan Sumatera
(SO2, NO2, angkut jenis Untuk pelaksanaan mengacu Lampiran VII tambang (0° setiap 3 (tiga) Barat
CO) dan dump truck dan kegiatan digunakan truk Peraturan Pemerintah Republik 20' 37,5" LS bulan - Dinas
tingkat truk ringan. tangki air (water truck). Indonesia Nomor : 22 Tahun 100° 44' - Pelaporan setiap ESDM
kebisingan alat Sumber air dapat 2021 tentang Penyelenggaraan 45,3" BT) 6 (enam) bulan Provinsi
serta memanfaatkan air yang Perlindungan dan Pengelolaan Sumatera
kendaraan. terkumpul pada kolam Lingkungan Hidup. Barat
- Imbasan pegendap. - Evaluasi data kebisingan - Dinas
debu - Seluruh alat berat dan mengacu Keputusan Menteri LHPERKIM
permukaan kendaraan yang Negara Lingkungan Hidup No. Kabupaten
jalan seiring digunakan bagi Kep-48/MENLH/11/1996 Lima Puluh
aktifitas pelaksanaan pekerjaan tentang Baku Tingkat Kota.
kendaraan. tambang dilengkapi Kebisingan. - Dinas
knalpot sesuai standar Kesehatan
pabrik untuk Analisa dan evaluasi data hasil Kabupaten
menanggulangi intensitas pemantauan lingkungan Lima Puluh
kebisingan. dilakukan secara deskripitf dan Kota
- Penggunaan bahan perbandingan (komparatif) - Pemerintah
bakar dengan kandungan terhadap intensitas dampak Kec Lareh
sulfur yang rendah (jenis sekaligus data hasil Sago
Dexlite atau Pertamina pemantauan periode Halaban
Dex) bagi alat berat dan sebelumnya (kecendrungan - Pemerintah
kendaraan angkut agar dan tingkat kritis). Nagari
emisi debu dan gas Halaban
buang juga menjadi lebih
rendah. Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
40
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah." Barat
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Pelindian Peningkatan Penyimpanan - Pengupasan dan - Areal kerja '- Tahap - Melakukan pendataan luas - Areal kerja - Tahap Operasi Pelaksana:
timbunan Erosi 'Lahan tanah pucuk penyimpanan tanah tambang - Operasi pembukaan lahan tambang Produksi Direktur
tanah pucuk '(perkiraan pucuk dilakukan secara Topsoil Produksi (pengupasan tanah pucuk). -Topsoil - Periode setiap 6 Pengawas
oleh air hujjan jumlah 2.756 m3) bertahap sesuai storage '- Pelaporan - Melakukan pendataan storage (enam) bulan - Dinas LH
pada lokasi kemajuan tambang. setiap 6 intensitas erosi permukaan - Pelaporan setiap Provinsi
topsoil storage - Menutup permukaan (enam) bulan lahan (erosi parit atau alur) 6 (enam) bulan Sumatera
'(1 lokasi dengan timbunan tanah pucuk yang terjadi di lokasi Barat
luas lahan 1.500 menggunakan mulsa pengupasan tanah pucuk dan - Dinas
m2). berupa jerami atau lokasi penyimpanan tanah ESDM
Leguminosae Cover Crop pucuk (topsoil storage). Provinsi
(LCC) jenis Sumatera
Callopogonium Analisa dan evaluasi data hasil Barat
mucunoides yang cepat pemantauan lingkungan - Dinas
tumbuh dan memiliki dilakukan secara deskripitf dan LHPERKIM
daun lebar agar erosi perbandingan (komparatif) Kabupaten
dapat dikendalikan. terhadap intensitas dampak Lima Puluh
sekaligus data hasil Kota.
pemantauan periode - Pemerintah
sebelumnya (kecendrungan Kec Lareh
dan tingkat kritis). Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 41


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Pelindian Peningkatan Penyimpanan - Pengupasan dan - Areal kerja '- Tahap - Melakukan pendataan luas - Areal kerja - Tahap Operasi Pelaksana:
timbunan Erosi 'Lahan tanah pucuk penyimpanan tanah tambang - Operasi pembukaan lahan tambang Produksi Direktur
tanah pucuk (perkiraan jumlah pucuk dilakukan secara Topsoil Produksi (pengupasan tanah pucuk). -Topsoil - Periode setiap 6 Pengawas
oleh air hujjan 2.756 m3) pada bertahap sesuai storage '- Pelaporan - Melakukan pendataan storage (enam) bulan - Dinas LH
lokasi topsoil kemajuan tambang. setiap 6 intensitas erosi permukaan - Pelaporan setiap Provinsi
storage '(1 lokasi - Menutup permukaan (enam) bulan lahan (erosi parit atau alur) 6 (enam) bulan Sumatera
dengan luas timbunan tanah pucuk yang terjadi di lokasi Barat
lahan 1.500 m2). menggunakan mulsa pengupasan tanah pucuk dan - Dinas
berupa jerami atau lokasi penyimpanan tanah ESDM
Leguminosae Cover Crop pucuk (topsoil storage). Provinsi
(LCC) jenis Sumatera
Callopogonium Analisa dan evaluasi data hasil Barat
mucunoides yang cepat pemantauan lingkungan - Dinas
tumbuh dan memiliki dilakukan secara deskripitf dan LHPERKIM
daun lebar agar erosi perbandingan (komparatif) Kabupaten
dapat dikendalikan. terhadap intensitas dampak Lima Puluh
sekaligus data hasil Kota.
pemantauan 'periode - Pemerintah
sebelumnya (kecendrungan Kec Lareh
dan tingkat kritis). Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 42


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Pelindian Penurunan Penyimpanan - Pengupasan dan - Topsoil '- Tahap - Melakukan pendataan - Topsoil - Tahap Operasi Pelaksana:
timbunan Kualitas Air tanah pucuk penyimpanan tanah storage Operasi keberadaan dan efektifitas storage Produksi Direktur
tanah pucuk Permukaan (perkiraan jumlah pucuk dilakukan secara - Jalan Produksi mulsa ataupun LCC di - Kolam - Periode setiap 6 Pengawas
oleh air hujjan 2.756 m3) pada bertahap sesuai tambang '- Pelaporan permukaan timbunan tanah pengendap (enam) bulan - Dinas LH
lokasi topsoil kemajuan tambang. - Kolam setiap 6 pucuk dan tanah penutup. > Keluaran - Pelaporan setiap Provinsi
storage '(1 lokasi - Menutup permukaan pengendap (enam) bulan - Melakukan pendataan (0° 20' 44,5" 6 (enam) bulan Sumatera
dengan luas timbunan tanah pucuk intensitas lumpur di lokasi LS 100° 44' Barat
lahan 1.500 m2). menggunakan mulsa kolam pengendap (sediment 38,1" BT) - Dinas
berupa jerami atau ponds). > ESDM
Leguminosae Cover Crop '- Melakukan pemeriksaan Pembuangan Provinsi
(LCC) jenis kualitas air kolam pengendap (0° 20' 48,66" Sumatera
Callopogonium dengan parameter LS 100°44' Barat
mucunoides yang cepat sebagaimana Tabel 3.2.3 44,24" BT) - Dinas
tumbuh dan memiliki sebelumnya - Perairan LHPERKIM
daun lebar agar erosi Analisa data hasil pemeriksaan anak Sungai Kabupaten
dapat dikendalikan. mengacu Kadar Maksimum Air Aia Dingin Lima Puluh
'- Melakukan pengerukan Limbah Golongan I Lampiran > Bagian Kota.
lumpur pada saluran XLVII Peraturan Menteri hulu (0° 20' - Dinas
samping jalan tambang LingkunganHidup Nomor: 5 48,66" LS Kesehatan
secara berkala dan Tahun 2014 tentang Baku 100° 44' Kabupaten
material lumpur Mutu Air Limbah. 37,09" BT) Lima Puluh
ditimbunkan pada lokasi - Melakukan pemeriksaan > Bagian hilir Kota
dispisal area overburden. kualitas air anak sungai Aia (0° 20' 48,45" - Pemerintah
- Melakukan pengerukan Dingin dengan parameter LS 100° 44' Kec Lareh
lumpur pada kolam sebagaimana Tabel 3.2.1 41,72" BT) Sago
pengendap secara sebelumnya. Analisa data Halaban
berkala dan material mengacu Baku Mutu Air - Pemerintah
lumpur ditimbunkan pada Sungai Kelas 2 sesuai Nagari
lokasi dispisal area Lampiran VI Peraturan Halaban
overburden. Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2021 tentang Pelaporan:
Penyelenggaraan - Bupati Lima
Perlindungan dan Pengelolaan Puluh Kota
Lingkungan Hidup melalui Dinas
LHPERKIM
Analisa dan evaluasi data hasil Kab Lima
pemantauan lingkungan Puluh Kota
dilakukan secara deskripitf dan - Gubernur
perbandingan (komparatif) Sumatera
'terhadap intensitas dampak Barat melalui
sekaligus data hasil Dinas LH
pemantauan periode Provinsi
sebelumnya (kecendrungan Sumatera
dan tingkat kritis). Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 43


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
e Pelindian Gangguan Penyimpanan - Pengupasan dan - Topsoil '- Tahap - Melakukan pendataan - Perairan '- Tahap Pelaksana:
timbunan Habitat Biota tanah pucuk penyimpanan tanah storage Persiapan dan kehadiran jenis ikan di anak Sungai Persiapan dan Direktur
tanah pucuk Aquatis (perkiraan jumlah pucuk dilakukan secara - Jalan Tahap lingkungan perairan anak Aia Dingin Tahap Operasi Pengawas
oleh air hujjan 2.756 m3) pada bertahap sesuai tambang Operasi sungai Aia Dingin sekitar lokasi > Bagian Produksi - Dinas LH
lokasi topsoil kemajuan tambang. - Kolam Produksi kegiatan. Sebagai indikator hulu (0° 20' - Periode setiap Provinsi
storage '(1 lokasi - Menutup permukaan pengendap '- Pelaporan ekologis adalah kehadiran jenis 48,66" LS 6 (enam) bulan Sumatera
dengan luas timbunan tanah pucuk setiap 6 ikan gariang (Labeobarbus 100° 44' '- Pelaporan Barat
lahan 1.500 m2). menggunakan mulsa (enam) bulan tambroides). 37,09" BT) setiap 6 (enam) - Dinas
berupa jerami atau - Melakukan pengambilan > Bagian hilir bulan ESDM
Leguminosae Cover Crop contoh (sample) plankton dan (0° 20' 48,45" Provinsi
(LCC) jenis benthos di lingkungan perairan LS 100° 44' Sumatera
Callopogonium anak sungai Aia Dingin untuk 41,72" BT) Barat
mucunoides yang cepat analisis struktur komunitas. - Dinas
tumbuh dan memiliki Analisis data bagi indek LHPERKIM
daun lebar agar erosi keanekaragaman jenis (indek Kabupaten
dapat dikendalikan. diversitas) menerapkan Lima Puluh
'- Melakukan pengerukan formula Shannon-Winner. Kota.
lumpur pada saluran - Pemerintah
samping jalan tambang Analisa dan evaluasi data hasil Kec Lareh
secara berkala dan pemantauan lingkungan Sago
material lumpur dilakukan secara deskripitf dan Halaban
ditimbunkan pada lokasi perbandingan (komparatif) - Pemerintah
dispisal area overburden. 'terhadap intensitas dampak Nagari
- Melakukan pengerukan sekaligus data hasil Halaban
lumpur pada kolam pemantauan periode
pengendap secara sebelumnya (kecendrungan Pelaporan:
berkala dan material dan tingkat kritis). - Bupati Lima
lumpur ditimbunkan pada Puluh Kota
lokasi dispisal area melalui Dinas
overburden. LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 44


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
f Pelindian Pendangkalan Penyimpanan - Melakukan pengerukan - Topsoil '- Tahap - Melakukan pendataan - Disposal '- Tahap Operasi Pelaksana:
timbunan Badan Perairan tanah pucuk lumpur pada saluran storage Operasi intensitas lumpur di lokasi area Produksi Direktur
tanah pucuk (perkiraan jumlah samping jalan tambang - Disposal Produksi kolam pengendap (sediment - Perairan - Periode setiap Pengawas
oleh air hujjan 2.756 m3) pada secara berkala dan area '- Pelaporan ponds). anak Sungai 6 (enam) bulan - Dinas LH
lokasi topsoil material lumpur - Badan air setiap 6 - Melakukan pendataan Aia Dingin '- Pelaporan Provinsi
storage '(1 lokasi ditimbunkan pada lokasi anak Sungai (enam) bulan intensitas lumpur di sepanjang > Bagian setiap 6 (enam) Sumatera
dengan luas dispisal area overburden. Aia Dingin badan perairan anak sungai hulu (0° 20' bulan Barat
lahan 1.500 m2). - Melakukan pengerukan Aia Dingin yang bersempadan 48,66" LS - Dinas
lumpur pada kolam dengan areal kerja 100° 44' ESDM
pengendap secara pertambangan. 37,09" BT) Provinsi
berkala dan material > Bagian hilir Sumatera
lumpur ditimbunkan pada 'Analisa dan evaluasi data hasil (0° 20' 48,45" Barat
lokasi dispisal area pemantauan lingkungan LS 100° 44' - Dinas
overburden. dilakukan secara deskripitf dan 41,72" BT) LHPERKIM
- Melakukan pengerukan perbandingan (komparatif) Kabupaten
lumpur pada badan air terhadap intensitas dampak Lima Puluh
anak Sungai Aia Dingin sekaligus data hasil Kota.
Penimbunan tanah pemantauan 'periode - Dinas
penutupsecara berkala sebelumnya (kecendrungan Kesehatan
dan material lumpur dan tingkat kritis). Kab Lima
ditimbunkan pada lokasi Puluh Kota
dispisal area overburden. - Pemerintah
Kec Lareh
Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 45


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2 Penggalian
dan
a Penimbunan Penurunan Penggunaan alat - Melakukan penyiraman - Jalan - Tahap Melakukan pengukuran - Jalan kerja - Tahap Pelaksana:
Tanah Penutup Kualitas Udara berat jenis badan jalan tambang tambang Persiapan kualitas udara dan kebisingan tambang (0° Persiapan Direktur
- Emisi debu, dan Kebisingan excavator (2 secara berkala – jika - Areal kerja - Pelaporan lingkungan setempat dengan 20' 42,4" LS - Periode Pengawas
gas buang unit), dozer (1 musim kemarau, tambang setiap 6 parameter pada Tabel 3.2.2 100° 44' > Kualitas udara - Dinas LH
(SO2, NO2, unit) serta penyiraman jalan (enam) bulan 'sebelumnya. 47,6" BT) setiap 6 (enam) Provinsi
CO) dan kendaraan dilakukan setiap jam. - Evaluasi kualitas udara data - Areal kerja bulan Sumatera
tingkat angkut jenis Untuk pelaksanaan mengacu Lampiran VII tambang (0° > Kebisingan Barat
kebisingan alat dump truck dan kegiatan digunakan truk Peraturan Pemerintah Republik 20' 37,5" LS setiap 3 (tiga) - Dinas
serta truk ringan tangki air (water truck). Indonesia Nomor : 22 Tahun 100° 44' bulan ESDM
kendaraan. - Seluruh alat berat dan 2021 tentang Penyelenggaraan 45,3" BT) - Pelaporan Provinsi
- Imbasan kendaraan yang Perlindungan dan Pengelolaan setiap 6 (enam) Sumatera
debu digunakan bagi Lingkungan Hidup. bulan Barat
permukaan pelaksanaan pekerjaan - Evaluasi data kebisingan - Dinas
jalan seiring tambang dilengkapi mengacu Keputusan Menteri LHPERKIM
aktifitas knalpot sesuai standar Negara Lingkungan Hidup No. Kabupaten
kendaraan. pabrik untuk Kep-48/MENLH/11/1996 Lima Puluh
menanggulangi intensitas tentang Baku Tingkat Kota.
kebisingan. Kebisingan. - Dinas
- Penggunaan bahan Kesehatan
bakar dengan kandungan Analisa dan evaluasi data hasil Kab Lima
sulfur yang rendah (jenis pemantauan lingkungan Puluh Kota
Dexlite atau Pertamina dilakukan secara deskripitf dan - Pemerintah
Dex) bagi alat berat dan perbandingan (komparatif) Kec Lareh
kendaraan angkut agar terhadap intensitas dampak Sago
emisi debu dan gas sekaligus data hasil Halaban
buang juga menjadi lebih pemantauan periode - Pemerintah
rendah. sebelumnya (kecendrungan Nagari
dan tingkat kritis). Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 46
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Pelindian Peningkatan Penimbunan - Penggalian dan - Areal kerja '- Tahap - Melakukan pendataan luas - Areal kerja '- Tahap Operasi Pelaksana:
timbunan Erosi 'Lahan tanah penutup penimbunan tanah tambang Operasi pembukaan lahan tambang Produksi Direktur
tanah penutup '(perkiraan penutup dilakukan secara - Disposal Produksi (pengupasan tanah penutup). - Disposal - Periode setiap Pengawas
oleh air hujan jumlah 8.268 m3) bertahap sesuai area - Pelaporan - Melakukan pendataan area 6 (enam) bulan - Dinas LH
pada lokasi kemajuan tambang. setiap 6 intensitas erosi permukaan - Pelaporan Provinsi
disposal area '(1 - Menutup permukaan (enam) bulan lahan (erosi parit atau alur) setiap 6 (enam) Sumatera
lokasi dengan timbunan tanah pucuk yang terjadi di lokasi bulan Barat
luas lahan 1.500 menggunakan mulsa pengupasan tanah penutup - Dinas
m2) berupa jerami atau dan lokasi penimbunan tanah ESDM
Leguminosae Cover Crop penutup (disposal area). Provinsi
(LCC) jenis Sumatera
Callopogonium Analisa dan evaluasi data hasil Barat
mucunoides yang cepat pemantauan lingkungan - Dinas
tumbuh dan memiliki dilakukan secara deskripitf dan LHPERKIM
daun lebar agar erosi perbandingan (komparatif) Kabupaten
dapat dikendalikan. 'terhadap intensitas dampak Lima Puluh
sekaligus data hasil Kota.
pemantauan periode - Pemerintah
sebelumnya (kecendrungan Kec Lareh
dan tingkat kritis). Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 47


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Pelindian dan Penurunan Penimbunan - Penggalian dan - Areal kerja '- Tahap - Melakukan pendataan - Areal kerja '- Tahap Operasi Pelaksana:
erosi timbunan Kualitas Tanah tanah penutup penimbunan tanah tambang Operasi keberadaan dan efektifitas tambang Produksi Direktur
tanah penutup '(perkiraan penutup dilakukan secara - Disposal Produksi mulsa ataupun LCC di - Disposal - Periode setiap Pengawas
jumlah 8.268 m3) bertahap sesuai area - Pelaporan permukaan timbunan tanah area 6 (enam) bulan - Dinas LH
pada lokasi kemajuan tambang. setiap 6 penutup. - Pelaporan Provinsi
disposal area '(1 - Menutup permukaan (enam) bulan - Melakukan pemeriksaan setiap 6 (enam) Sumatera
lokasi dengan timbunan tanah pucuk kualitas Fisika-Kimia atau bulan Barat
luas lahan 1.500 menggunakan mulsa factor kesuburan tanah di - Dinas
m2) berupa jerami atau lokasi timbunan tanah penutup ESDM
Leguminosae Cover Crop dengan parameter meliputi Provinsi
(LCC) jenis tekstur, pH, P tersedia dan Sumatera
Callopogonium kandungan bahan organik (C, Barat
mucunoides yang cepat N total dan C/N). - Dinas
tumbuh dan memiliki LHPERKIM
daun lebar agar erosi 'Analisa dan evaluasi data hasil Kabupaten
dapat dikendalikan. pemantauan lingkungan Lima Puluh
dilakukan secara deskripitf dan Kota.
perbandingan (komparatif) '- Dinas
terhadap intensitas dampak Kesehatan
sekaligus data hasil Kabupaten
pemantauan 'periode Lima Puluh
sebelumnya (kecendrungan Kota
dan tingkat kritis) - Pemerintah
Kec Lareh
Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 48


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Pelindian dan Penurunan Penimbunan - Menutup permukaan - Disposal '- Tahap '- Melakukan pemeriksaan '- Kolam '- Tahap Operasi Pelaksana:
erosi timbunan Kualitas Air tanah penutup timbunan tanah pucuk area Operasi kualitas air kolam pengendap pengendap Produksi Direktur
tanah penutup Permukaan pada lokasi menggunakan mulsa - Jalan Produksi dengan parameter > Keluaran - Periode setiap Pengawas
disposal area '(1 berupa jerami atau tambang - Pelaporan sebagaimana Tabel 3.2.3 (0° 20' 44,5" 6 (enam) bulan - Dinas LH
lokasi dengan Leguminosae Cover Crop - Kolam setiap 6 sebelumnya. Analisa data hasil LS 100° 44' - Pelaporan Provinsi
luas lahan 1.500 (LCC) jenis pengendap (enam) bulan pemeriksaan mengacu Kadar 38,1" BT) setiap 6 (enam) Sumatera
m2) Callopogonium Maksimum Air Limbah > bulan Barat
mucunoides yang cepat Golongan I Lampiran XLVII Pembuangan - Dinas
tumbuh dan memiliki Peraturan Menteri (0° 20' 48,66" ESDM
daun lebar agar erosi LingkunganHidup Nomor: 5 LS 100°44' Provinsi
dapat dikendalikan Tahun 2014 tentang Baku 44,24" BT) Sumatera
- Melakukan pengerukan Mutu Air Limbah. '- Perairan Barat
lumpur pada saluran - Melakukan pemeriksaan anak Sungai - Dinas
samping jalan tambang kualitas air anak sungai Aia Aia Dingin LHPERKIM
secara berkala dan Dingin dengan parameter > Bagian Kabupaten
material lumpur sebagaimana Tabel 3.2.1 hulu (0° 20' Lima Puluh
ditimbunkan pada lokasi sebelumnya. Analisa data 48,66" LS Kota.
dispisal area overburden. mengacu Baku Mutu Air 100° 44' '- Dinas
- Melakukan pengerukan Sungai Kelas 2 sesuai 37,09" BT) Kesehatan
lumpur pada kolam Lampiran VI Peraturan > Bagian hilir Kabupaten
pengendap secara Pemerintah Republik Indonesia (0° 20' 48,45" Lima Puluh
berkala dan material Nomor: 22 Tahun 2021 tentang LS 100° 44' Kota
lumpur ditimbunkan pada Penyelenggaraan 41,72" BT) - Pemerintah
lokasi dispisal area Perlindungan dan Pengelolaan Kec Lareh
overburden. Lingkungan Hidup Sago
Halaban
Analisa dan evaluasi data hasil - Pemerintah
pemantauan lingkungan Nagari
dilakukan secara deskripitf dan Halaban
perbandingan (komparatif)
terhadap intensitas dampak Pelaporan:
sekaligus data hasil - Bupati Lima
pemantauan periode Puluh Kota
sebelumnya (kecendrungan melalui Dinas
dan tingkat kritis). LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 49


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
e Pelindian dan Gangguan Penimbunan - Menutup permukaan - Disposal '- Tahap '- Melakukan pendataan Perairan '- Tahap Pelaksana:
erosi timbunan Habitat Biota tanah penutup timbunan tanah pucuk area Persiapan dan kehadiran jenis ikan di anak Sungai Persiapan dan Direktur
tanah penutup Aquatis '(perkiraan menggunakan mulsa - Jalan Tahap lingkungan perairan anak Aia Dingin Tahap Operasi Pengawas
jumlah 8.268 m3) berupa jerami atau tambang Operasi sungai Aia Dingin sekitar lokasi > Bagian Produksi - Dinas LH
pada lokasi Leguminosae Cover Crop - Kolam Produksi kegiatan Sebagai indikator hulu (0° 20' - Periode setiap Provinsi
disposal area '(1 (LCC) jenis pengendap - Pelaporan ekologis adalah kehadiran jenis 48,66" LS 6 (enam) bulan Sumatera
lokasi dengan Callopogonium setiap 6 ikan gariang (Labeobarbus 100° 44' - Pelaporan Barat
luas lahan 1.500 mucunoides yang cepat (enam) bulan tambroides). 37,09" BT) setiap 6 (enam) - Dinas
m2) tumbuh dan memiliki - Melakukan pengambilan > Bagian hilir bulan ESDM
daun lebar agar erosi contoh (sample) plankton dan (0° 20' 48,45" Provinsi
dapat dikendalikan benthos di lingkungan perairan LS 100° 44' Sumatera
- Melakukan pengerukan anak sungai Aia Dingin untuk 41,72" BT) Barat
lumpur pada saluran analisis struktur komunitas. - Dinas
samping jalan tambang Analisis data bagi indek LHPERKIM
secara berkala dan keanekaragaman jenis (indek Kabupaten
material lumpur diversitas) menerapkan Lima Puluh
ditimbunkan pada lokasi formula Shannon-Winner. Kota.
dispisal area overburden. - Pemerintah
- Melakukan pengerukan Analisa dan evaluasi data hasil Kec Lareh
lumpur pada kolam pemantauan lingkungan Sago
pengendap secara dilakukan secara deskripitf dan Halaban
berkala dan material perbandingan (komparatif) - Pemerintah
lumpur ditimbunkan pada terhadap intensitas dampak Nagari
lokasi dispisal area sekaligus data hasil Halaban
overburden. pemantauan periode
sebelumnya (kecendrungan Pelaporan:
dan tingkat kritis). - Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 50


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
t Pelindian dan Pendangkalan Penimbunan - Melakukan pengerukan - Topsoil '- Tahap - Melakukan pendataan - Topsoil '- Tahap Operasi Pelaksana:
erosi timbunan Badan Perairan tanah penutup lumpur pada saluran storage Operasi intensitas lumpur di lokasi storage Produksi Direktur
tanah penutup '(perkiraan samping jalan tambang - Disposal Produksi kolam pengendap (sediment - Disposal - Periode setiap Pengawas
jumlah 8.268 m3) secara berkala dan area - Pelaporan ponds). area 6 (enam) bulan - Dinas LH
pada lokasi material lumpur - Badan air setiap 6 - Melakukan pendataan - Perairan - Pelaporan Provinsi
disposal area '(1 ditimbunkan pada lokasi anak Sungai (enam) bulan intensitas lumpur di sepanjang anak Sungai setiap 6 (enam) Sumatera
lokasi dengan dispisal area overburden. Aia Dingin badan perairan anak sungai Aia Dingin bulan Barat
luas lahan 1.500 - Melakukan pengerukan Aia Dingin yang bersempadan > Bagian - Dinas
m2) lumpur pada kolam dengan areal kerja hulu (0° 20' ESDM
pengendap secara pertambangan. 48,66" LS Provinsi
berkala dan material 100° 44' Sumatera
lumpur ditimbunkan pada Analisa dan evaluasi data hasil 37,09" BT) Barat
lokasi dispisal area pemantauan lingkungan > Bagian hilir - Dinas
overburden. dilakukan secara deskripitf dan (0° 20' 48,45" LHPERKIM
'- Melakukan pengerukan perbandingan (komparatif) LS 100° 44' Kabupaten
lumpur pada badan air terhadap intensitas dampak 41,72" BT) Lima Puluh
anak Sungai Aia Dingin sekaligus data hasil Kota
secara berkala dan pemantauan periode - Dinas
material lumpur sebelumnya (kecendrungan Kesehatan
ditimbunkan pada lokasi dan tingkat kritis). Kabupaten
dispisal area overburden. Lima Puluh
Kota
- Pemerintah
Kec Lareh
Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 51


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3 Penambangan
a Emisi debu, Penurunan Penggunaan alat - Melakukan penyiraman - Jalan '- Tahap Melakukan pengukuran '- Jalan kerja - Tahap Pelaksana:
gas buang Kualitas Udara berat jenis badan jalan tambang tambang Persiapan kualitas udara dan kebisingan tambang (0° Persiapan Direktur
(SO2, NO2, dan Kebisingan excavator (3 secara berkala – jika - Sarana - Pelaporan lingkungan setempat dengan 20' 42,4" LS '- Periode Pengawas
CO) dan unit), dozer (1 musim kemarau, prasarana setiap 6 parameter pada Tabel 3.2.2 100° 44' > Kualitas udara - Dinas LH
'tingkat unit), mesin bor penyiraman jalan tambang (enam) bulan sebelumnya. 47,6" BT) setiap 6 (enam) Provinsi
kebisingan alat batuan (1 unit) dilakukan setiap jam. - Areal kerja - Evaluasi kualitas udara data - Areal kerja bulan Sumatera
berat serta kendaraan Untuk pelaksanaan tambang mengacu Lampiran VII tambang (0° > Kebisingan Barat
angkut truk berat kegiatan digunakan truk Peraturan Pemerintah Republik 20' 37,5" LS setiap 3 (tiga) - Dinas
jenis dump truck tangki air (water truck). Indonesia Nomor: 22 Tahun 100° 44' bulan ESDM
(8 unit) dan truk - Seluruh alat berat dan 2021 tentang Penyelenggaraan 45,3" BT) - Pelaporan Provinsi
kecil atau truk kendaraan yang Perlindungan dan Pengelolaan setiap 6 (enam) Sumatera
ringan (4 unit). digunakan bagi Lingkungan Hidup bulan Barat
pelaksanaan pekerjaan - Evaluasi data kebisingan - Dinas
tambang dilengkapi mengacu Keputusan Menteri LHPERKIM
knalpot sesuai standar Negara Lingkungan Hidup No. Kabupaten
pabrik untuk Kep-48/MENLH/11/1996 Lima Puluh
menanggulangi intensitas tentang Baku Tingkat Kota
kebisingan. Kebisingan. - Dinas
- Penggunaan bahan Kesehatan
bakar dengan kandungan Analisa dan evaluasi data hasil Kabupaten
sulfur yang rendah (jenis pemantauan lingkungan Lima Puluh
Dexlite atau Pertamina dilakukan secara deskripitf dan Kota
Dex) bagi alat berat dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah
kendaraan angkut agar terhadap intensitas dampak Kec Lareh
emisi debu dan gas sekaligus data hasil Sago
buang juga menjadi lebih pemantauan periode Halaban
rendah. sebelumnya (kecendrungan - Pemerintah
dan tingkat kritis). Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 52
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Pengambilan Perubahan Pengambilan - Penambangan Areal tambang - Tahap - Melakukan pengukuran Areal - Tahap Operasi Pelaksana:
Batuan Bentang Alam batuan secara dilaksanakan Operasi geometri areal kerja tambang tambang Produksi Direktur
'berjenjang menerapkan metoda Produksi meliputi sudut lereng galian, - Periode setiap Pengawas
semenjak elevasi quarry sisi bukit (side hill '- Pelaporan lebar bench – jalan kerja, tinggi 6 (enam) bulan - Dinas LH
'710 m hingga methode) atau setiap 6 bench (jenjang) areal kerja, - Pelaporan Provinsi
elevasi 600 m pengambilan batuan (enam) bulan elevasi galian (tinggi) dari setiap 6 (enam) Sumatera
dimulai pada elevasi permukaan sekitar. bulan Barat
paling tinggi. Setelah - Melakukan pendataan - Dinas
elevasi suatu areal kerja kejadian longsoran lereng ESDM
mengalami penurunan tambang secara berkala, baik Provinsi
setiap 6 m, lokasi galian pada areal tambang aktif Sumatera
berpindah ke areal kerja maupun areal tambang yang Barat
lain secara berkelanjutan. telah selesai (areal bekas - Dinas
- Untuk mencegah tambang). LHPERKIM
peluang longsor batuan, Kabupaten
geometri rencana Analisa dan evaluasi data hasil Lima Puluh
penambangan diuraikan pemantauan lingkungan Kota
berikut: dilakukan secara deskripitf dan - Pemerintah
> Tinggi jenjang tidak perbandingan (komparatif) Kec Lareh
lebih 6 m. terhadap intensitas dampak Sago
> Lebar jenjang sekaligus data hasil Halaban
sekurangnya 5 m. pemantauan periode - Pemerintah
> Kemiringan lereng sebelumnya (kecendrungan Nagari
tunggal tidak lebih 45 dan tingkat kritis). Halaban
derajat.
> Kemiringan lereng Pelaporan:
keseluruhan tidak lebih 60 - Bupati Lima
derajat. Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 53


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Pengambilan Munculnya 'Pengambilan - Menyampaikan - Areal - Tahap - Melakukan pendataan - Areal - Tahap Operasi Pelaksana:
Batuan Persepsi batuan yang kemajuan produksi tambang Operasi kemajuan produksi batuan dan tambang Produksi Direktur
Masyarakat diikuti dengan batuan kepada pihak- - Lingkungan Produksi kewajiban yang dipenuhi - Lingkungan - Periode setiap Pengawas
pemenuhan pihak yang terkait secara social '- Pelaporan terhadap pihak-pihat terkait. social 6 (enam) bulan - Dinas LH
kewajiban berkala setiap bulan agar masyarakat setiap 6 - Melakukan wawancara bebas masyarakat - Pelaporan Provinsi
kepada pihak- tidak timbul kecurigaan setempat. (enam) bulan dengan Pemerintah Nagari setempat. setiap 6 (enam) Sumatera
pihak yang masyarakat satu sama Halaban dan juga tokoh bulan Barat
terkait sesuai lain. masyarakat Jorong Kapalo - Dinas
kesepakatan - Selau memenuhi Koto terkait pemenuhan ESDM
sebelumnya kewajiban kepada pihak- kewajiban dari pelaksana Provinsi
pihak terkait sesuai kegiatan tambang batuan. Sumatera
dengan kesepakatan Barat
yang dibuat sejak awal Analisa dan evaluasi data hasil - Dinas
rencana kegiatan pemantauan lingkungan LHPERKIM
pertambangan batuan dilakukan secara deskripitf dan Kabupaten
- Seluruh pihak terkait perbandingan (komparatif) Lima Puluh
yang menerima kewajiban terhadap intensitas dampak Kota
dari keberadaan usaha sekaligus data hasil - Pemerintah
pertambangan batuan pemantauan periode Kec Lareh
memberitahu satu sama sebelumnya (kecendrungan Sago
lain sebagai bentuk asas dan tingkat kritis). Halaban
keterbukaan. - Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 54


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Pelindian Penurunan Pengambilan - Selalu mengatur '- Areal - Tahap - Melakukan pemeriksaan - Kolam - Tahap Operasi Pelaksana:
permukaan Kualitas Air batuan secara kemiringan permukaan tambang Operasi kualitas air kolam pengendap pengendap Produksi Direktur
areal kerja oleh Permukaan 'berjenjang areal kerja ke arah '- Kolam Produksi dengan parameter > Keluaran - Periode setiap Pengawas
air hujan semenjak elevasi saluran jalan tambang pengendap '- Pelaporan sebagaimana Tabel 3.2.3 (0° 20' 44,5" 6 (enam) bulan - Dinas LH
'710 m hingga agar material yang setiap 6 sebelumnya. Analisa data hasil LS 100° 44' - Pelaporan Provinsi
elevasi 600 m mengalami pelindian (enam) bulan pemeriksaan mengacu Kadar 38,1" BT) setiap 6 (enam) Sumatera
selalu mengalir menuju Maksimum Air Limbah > bulan Barat
kolam pengendap. Jika Golongan I Lampiran XLVII Pembuangan - Dinas
elevasi permukaan areal Peraturan Menteri (0° 20' 48,66" ESDM
kerja jauh lebih rendah LingkunganHidup Nomor : 5 LS (0° 20' Provinsi
dari elevasi kolam Tahun 2014 tentang Baku 48,66" LS Sumatera
pengendap, dilakukan Mutu Air Limbah. - Perairan Barat
penambahan kolam - Melakukan pemeriksaan anak Sungai - Dinas
pengendap dengan kualitas air anak sungai Aia Aia Dingin LHPERKIM
kapasitas yang sama Dingin dengan parameter > Bagian Kabupaten
pada elevasi yang lebih sebagaimana Tabel 3.2.1 hulu (0° 20' Lima Puluh
rendah. sebelumnya. Analisa data 48,66" LS Kota
'- Melakukan pengerukan mengacu Baku Mutu Air 100° 44' '- Dinas
lumpur pada kolam Sungai Kelas 2 sesuai 37,09" BT) Kesehatan
pengendap secara Lampiran VI Peraturan > Bagian hilir Kabupaten
berkala dan material Pemerintah Republik Indonesia (0° 20' 48,45" Lima Puluh
lumpur ditimbunkan pada Nomor: 22 Tahun 2021 tentang LS 100° 44' Kota
lokasi dispisal area Penyelenggaraan 41,72" BT) - Pemerintah
overburden. Perlindungan dan Pengelolaan Kec Lareh
Lingkungan Hidup Sago
Analisa dan evaluasi data hasil Halaban
pemantauan lingkungan - Pemerintah
dilakukan secara deskripitf dan Nagari
perbandingan (komparatif) Halaban
terhadap intensitas dampak
sekaligus data hasil Pelaporan:
pemantauan periode - Bupati Lima
sebelumnya (kecendrungan Puluh Kota
dan tingkat kritis) melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 55


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
e Pelindian Gangguan Pengambilan - Selalu mengatur '- Areal - Tahap - Melakukan pendataan - Perairan - Tahap Pelaksana:
permukaan Habitat Biota batuan secara kemiringan permukaan tambang Persiapan dan kehadiran jenis ikan di anak Sungai Persiapan dan Direktur
areal kerja Aquatis 'berjenjang areal kerja ke arah '- Kolam Tahap lingkungan perairan anak Aia Dingin Tahap Operasi Pengawas
semenjak elevasi saluran jalan tambang pengendap Operasi sungai Aia Dingin sekitar lokasi > Bagian Produksi - Dinas LH
'710 m hingga agar material yang Produksi kegiatan. Sebagai indikator hulu (0° 20' - Periode setiap Provinsi
elevasi 600 m mengalami pelindian '- Pelaporan ekologis adalah kehadiran jenis 48,66" LS 6 (enam) bulan Sumatera
selalu mengalir menuju setiap 6 ikan gariang (Labeobarbus 100° 44' - Pelaporan Barat
kolam pengendap. Jika (enam) bulan tambroides). 37,09" BT) setiap 6 (enam) - Dinas
elevasi permukaan areal - Melakukan pengambilan > Bagian hilir bulan ESDM
kerja jauh lebih rendah contoh (sample) plankton dan (0° 20' 48,45" Provinsi
dari elevasi kolam benthos di lingkungan perairan LS 100° 44' Sumatera
pengendap, dilakukan anak sungai Aia Dingin untuk 41,72" BT Barat
penambahan kolam analisis struktur komunitas. - Dinas
pengendap dengan Analisis data bagi indek LHPERKIM
kapasitas yang sama keanekaragaman jenis (indek Kabupaten
pada elevasi yang lebih diversitas) menerapkan Lima Puluh
rendah. formula Shannon-Winner. Kota
'- Melakukan pengerukan - Pemerintah
lumpur pada kolam Analisa dan evaluasi data hasil Kec Lareh
pengendap secara pemantauan lingkungan Sago
berkala dan material dilakukan secara deskripitf dan Halaban
lumpur ditimbunkan pada perbandingan (komparatif) - Pemerintah
lokasi dispisal area 'terhadap intensitas dampak Nagari
overburden. sekaligus data hasil Halaban
pemantauan periode
sebelumnya (kecendrungan Pelaporan:
dan tingkat kritis). - Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 56


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
f Pelindian Pendangkalan Pengambilan - Melakukan pengerukan '- Areal - Tahap - Melakukan pendataan - Areal - Tahap Operasi Pelaksana:
permukaan Badan Perairan batuan secara lumpur pada saluran tambang Operasi intensitas lumpur di lokasi tambang Produksi Direktur
areal kerja 'berjenjang samping jalan tambang '- Kolam Produksi kolam pengendap (sediment - Kolam - Periode setiap Pengawas
semenjak elevasi secara berkala dan pengendap - Pelaporan ponds). pengendap 6 (enam) bulan - Dinas LH
'710 m hingga material lumpur - Badan air setiap 6 - Melakukan pendataan - Perairan - Pelaporan Provinsi
elevasi 600 m ditimbunkan pada lokasi anak Sungai (enam) bulan intensitas lumpur di sepanjang anak Sungai setiap 6 (enam) Sumatera
dispisal area overburden. Aia Dingin badan perairan anak sungai Aia Dingin bulan Barat
- Melakukan pengerukan Aia Dingin yang bersempadan > Bagian - Dinas
lumpur pada kolam dengan areal kerja hulu (0° 20' ESDM
pengendap secara pertambangan. 48,66" LS Provinsi
berkala dan material 100° 44' Sumatera
lumpur ditimbunkan pada 'Analisa dan evaluasi data hasil 37,09" BT) Barat
lokasi dispisal area pemantauan lingkungan > Bagian hilir - Dinas
overburden. dilakukan secara deskripitf dan (0° 20' 48,45" LHPERKIM
'- Melakukan pengerukan perbandingan (komparatif) LS 100° 44' Kabupaten
lumpur pada badan air 'terhadap intensitas dampak 41,72" BT Lima Puluh
anak sunga Aia Dingin sekaligus data hasil Kota
secara berkala dan pemantauan 'periode '- Dinas
material lumpur sebelumnya (kecendrungan Kesehatan
ditimbunkan pada lokasi dan tingkat kritis). Kabupaten
dispisal area overburden. Lima Puluh
Kota
- Pemerintah
Kec Lareh
Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 57


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
4 Peledakan - Tahap Operasi Pelaksana:
a Batuan Timbulnya Penggunaan - Pelaksana peledakan - Areal - Tahap - Melakukan pendataan - Areal Produksi Direktur
Penggunaan Getaran bahan peledak batuan dilakukan tambang Operasi geometri peledakan yang tambang (0° - Periode setiap Pengawas
bahan peledak jenis ANFO menerapkan pola - - Hunian Produksi diterapkan (jarak burden, jarak 20' 37,5" LS 6 (enam) bulan - Dinas LH
dengan jumlah Pelaksana peledakan masyarakat - Pelaporan spasi, jumlah lubang ledak dan 100° 44' - Pelaporan Provinsi
sebanyak 250 kg batuan dilakukan - Bagian jalan setiap 6 factor kedalaman lubang 45,3" BT) setiap 6 (enam) Sumatera
setiap menerapkan pola jumlah Provinsi (enam) bulan ledak). '- Hunian bulan Barat
peledakan. lubang ledak 10 (sepuluh) - Melakukan pengukuran masyarakat - Dinas
buah, kedalaman lubang getaran di lingkungan hunian yang terdekat ESDM
ledak 6 m dan jumlah masyarakat saat pelaksanaan (0° 20' 40,5" Provinsi
bahan peledak (ANFO) peledakan batuan. Analisa LS 100° 44' Sumatera
tidak lebih 250 kg setiap data mengacu Baku Tingkat 23,7" BT) Barat
peledakan. Getaran Mekanik sesuai - Dinas
- Arah peledakan batuan Lampiran II Keputusan Menteri LHPERKIM
atau kemiringan lubang Negara Lingkungan Hidup Kabupaten
ledak di buat ke Timur Nomor: 49 Tahun 1996 tentang Lima Puluh
dengan tujuan berikut Baku Tingkat Getaran Kota
> Mencegah peluang - Melakukan wawancara bebas '- Dinas
lemparan batu (flying rock dengan masyarakat setempat Kesehatan
ke arah sarana prasarana terkait intensitas getaran yang Kabupaten
tambang dan areal dirasakan atau kerusakan Lima Puluh
pertanian sawah. bangunan seiring peledakan Kota
> Intensitas getaran ke batuan di lokasi kegiatan - Pemerintah
lingkungan hunian pertambangan batuan. Kec Lareh
masyarakat turut menjadi Sago
kecil. Analisa dan evaluasi data hasil Halaban
- Melakukan pemantauan lingkungan - Pemerintah
pemberitahuan kepada dilakukan secara deskripitf dan Nagari
masyarakat setempat perbandingan (komparatif) Halaban
jadwal atau waktu terhadap intensitas dampak
pelaksanaan peledakan sekaligus data hasil Pelaporan:
batuan. pemantauan periode - Bupati Lima
- Melakukan pengamanan sebelumnya (kecendrungan Puluh Kota
lingkungan sekitar radius dan tingkat kritis). melalui Dinas
500 m selama LHPERKIM
pelaksanaan peledakan Kab Lima
batuan. Lingkungan yang Puluh Kota
dimaksud meliputi - Gubernur
aktifitas masyarakat di Sumatera
areal persawahan dan Barat melalui
kebun campuran Dinas LH
sempadan lokasi Provinsi
tambang. Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 58


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Penyimpanan Munculya Penyimpanan '- Melakukan sosialisasi - Areal - Tahap - Melakukan wawancara bebas - Areal - Tahap Operasi Pelaksana:
dan persepsi ramuan bahan kepada masyarakat tambang Operasi dengan masyarakat setempat tambang Produksi Direktur
penggunaan Masyarakat peledak di dalam setempat terkait - Hunian Produksi terkait pemahaman tata cara - Hunian - Periode setiap Pengawas
bahan peledak 'gudang bahan pelaksanaan masyarakat - Pelaporan pelaksanaan penyimpanan dan masyarakat 6 (enam) bulan - Dinas LH
peledak penyimpanan dan setiap 6 pengamanan bahan peledak di - Pelaporan Provinsi
pengamanan bahan (enam) bulan lokasi tambang batuan setiap 6 (enam) Sumatera
peledak pada lokasi '- Melakukan wawancara bulan Barat
kegiatan tambang. bebas dengan masyarakat - Dinas
- Melakukan sosialisasi setempat terkait radius aman ESDM
kepada masyarakat saat peledakan. Provinsi
setempat terkait Sumatera
pelaksanaan peledakan Analisa dan evaluasi data hasil Barat
batuan dengan muatan pemantauan lingkungan - Dinas
berikut. dilakukan secara deskripitf dan LHPERKIM
> Peledakan yang akan perbandingan (komparatif) Kabupaten
dilaksanakan termasuk terhadap intensitas dampak Lima Puluh
kriteria daya ledak rendah sekaligus data hasil Kota
(soft explosive). pemantauan periode - Pemerintah
> Selama pelaksanaan sebelumnya (kecendrungan Kec Lareh
peledakan batuan akan dan tingkat kritis). Sago
dilakukan pengamanan Halaban
lingkungan sekitar radius - Pemerintah
500 m termasuk Nagari
pengamanan lingkungan Halaban
kerja masyarakat pada
kebun campuran dan Pelaporan:
areal persawahan di - Bupati Lima
sempadan lokasi Puluh Kota
tambang. melalui Dinas
> Jadwal pelaksanaan LHPERKIM
batuan. Kab Lima
> Penggunaan sirine Puluh Kota
untuk pemberitahuan - Gubernur
jadwal pelaksanaan Sumatera
peledakan batuan. Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 59


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Timbulnya Keresahan Penggunaan - Melakukan sosialisasi - Areal - Tahap - Melakukan wawancara bebas - Areal - Tahap Operasi Pelaksana:
getaran dan Masyarakat bahan peledak kepada masyarakat tambang Operasi dengan masyarakat setempat tambang Produksi Direktur
lemparan jenis ANFO setempat terkait - Hunian Produksi terkait radius aman saat - Hunian - Periode setiap Pengawas
batuan dengan jumlah pelaksanaan peledakan masyarakat - Pelaporan peledakan. masyarakat 6 (enam) bulan - Dinas LH
sebanyak 250 kg batuan dengan muatan setiap 6 - Melakukan wawancara bebas - Pelaporan Provinsi
setiap berikut. (enam) bulan dengan masyarakat setempat setiap 6 (enam) Sumatera
peledakan. > Peledakan yang akan terkait intensitas getaran yang bulan Barat
dilaksanakan termasuk dirasakan atau kerusakan - Dinas
kriteria daya ledak rendah bangunan seiring peledakan ESDM
(soft explosive). batuan di lokasi kegiatan Provinsi
> Selama pelaksanaan pertambangan batuan. Sumatera
peledakan batuan akan Barat
dilakukan pengamanan Analisa dan evaluasi data hasil - Dinas
lingkungan sekitar radius pemantauan lingkungan LHPERKIM
500 m termasuk dilakukan secara deskripitf dan Kabupaten
pengamanan lingkungan perbandingan (komparatif) Lima Puluh
kerja masyarakat pada 'terhadap intensitas dampak Kota
kebun campuran dan sekaligus data hasil - Pemerintah
areal persawahan di pemantauan periode Kec Lareh
sempadan lokasi sebelumnya (kecendrungan Sago
tambang. dan tingkat kritis). Halaban
> Jadwal pelaksanaan - Pemerintah
batuan. Nagari
> Penggunaan sirine Halaban
untuk pemberitahuan
jadwal pelaksanaan Pelaporan:
peledakan batuan. - Bupati Lima
- Melakukan Puluh Kota
pemberitahuan kepada melalui Dinas
masyarakat setempat LHPERKIM
jadwal atau waktu Kab Lima
pelaksanaan peledakan Puluh Kota
batuan dengan cara - Gubernur
membunyikan sirine (30 Sumatera
menit dan 15 menit Barat melalui
sebelum peledakan Dinas LH
dimulai). Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 60


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
5 Pemuatan dan
Pengangkutan
Batuan Penurunan Penggunaan alat - Melakukan penyiraman - Areal kerja - Tahap 'Melakukan pengukuran - Jalan - Tahap Pelaksana:
- Emisi debu, Kualitas Udara berat jenis permukaan jalan tambang tambang Operasi kualitas udara dan kebisingan masuk Persiapan Direktur
gas buang dan Kebisingan excavator (3 unit) secara berkala – jika - Jalan masuk Produksi lingkungan setempat dengan tambang (0° - Periode Pengawas
(SO2, NO2, sekaligus musim kemarau, tambang - Pelaporan parameter pada Tabel 3.2.2 20' 28,5" LS > Kualitas udara - Dinas LH
CO) dan kendaraan penyiraman jalan setiap setiap 6 'sebelumnya 100° 44' setiap 6 (enam) Provinsi
tingkat angkut truk kecil jam. Untuk pelaksanaan (enam) bulan - Evaluasi kualitas udara data 34,9" BT) bulan Sumatera
kebisingan dengan ritasi 106 kegiatan penyiraman mengacu Lampiran VII - Areal kerja > Kebisingan Barat
kendaraan – 107 kali setiap jalan digunakan truk Peraturan Pemerintah Republik tambang (0° setiap 3 (tiga) - Dinas
angkut. hari atau truk tangki air (water truck). Indonesia Nomor : 22 Tahun 20' 37,5" LS bulan ESDM
- Imbasan ringan (ritasi - Seluruh kendaraan 2021 tentang Penyelenggaraan 100° 44' - Pelaporan Provinsi
debu berkisar 254 – angkut batuan dilengkapi Perlindungan dan Pengelolaan 45,3" BT) setiap 6 (enam) Sumatera
permukaan 255 kali setiap knalpot sesuai standar Lingkungan Hidup. bulan Barat
jalan seiring hari). pabrik untuk - Evaluasi data kebisingan - Dinas
aktifitas menanggulangi intensitas mengacu Keputusan Menteri LHPERKIM
kendaraan kebisingan. Negara Lingkungan Hidup No. Kabupaten
amgkut. '- Kendaraan angkut Kep-48/MENLH/11/1996 Lima Puluh
batuan tidak berjalan tentang Baku Tingkat Kota
secara beriringan agar Kebisingan. - Dinas
imbasan debu permukaan Kesehatan
jalan dapat dikurangi. Analisa dan evaluasi data hasil Kabupaten
- Penggunaan bahan pemantauan lingkungan Lima Puluh
bakar dengan kandungan dilakukan secara deskripitf dan Kota
sulfur yang rendah (jenis perbandingan (komparatif) - Pemerintah
Dexlite atau Pertamina terhadap intensitas dampak Kec Lareh
Dex) bagi alat berat dan sekaligus data hasil Sago
kendaraan angkut agar pemantauan periode Halaban
emisi debu dan gas sebelumnya (kecendrungan - Pemerintah
buang juga menjadi lebih dan tingkat kritis). Nagari
rendah. Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat61
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
6 Pengolahan
Batuan Penurunan Pengolahan - Melakukan penyiraman Areal kerja - Tahap - Melakukan pendataan Areal kerja - Tahap Pelaksana:
Emisi debu, Kualitas Udara batuan (500 ton permukaan areal kerja pengolahan Operasi spesifikasi masker yang pengolahan Persiapan Direktur
gas buang dan Kebisingan per-hari) pengolahan batuan batuan Produksi digunakan tenaga kerja batuan (0° - Periode setiap Pengawas
(SO2, NO2, menggunakan secara berkala – jika - Pelaporan pengolahan batuan. 20' 42,8" LS 6 (enam) bulan - Dinas LH
CO) dan unit stone musim kemarau, setiap 6 '- Melakukan pengukuran 100° 44' - Pelaporan Provinsi
kebisingan crusher (1 unit) penyiraman dilakukan (enam) bulan kualitas udara dan kebisingan 39,2" BT) setiap 6 (enam) Sumatera
mesin produksi yang memiliki setiap jam. Pelaksanaan lingkungan setempat dengan bulan Barat
kapasitas kegiatan menggunakan parameter pada Tabel 3.2.2 - Dinas
terpasang 20 ton truk tangki air (water sebelumnya. ESDM
per-jam truck). > Evaluasi kualitas udara data Provinsi
- Melakukan mengacu Lampiran VII Sumatera
pemeliharaan unit mesin Peraturan Pemerintah Republik Barat
produksi pengolahan Indonesia Nomor: 22 Tahun - Dinas
batuan (crusher) melalui 2021 tentang Penyelenggaraan LHPERKIM
pemberian gemuk Perlindungan dan Pengelolaan Kabupaten
(grease) secara berkala Lingkungan Hidup. Lima Puluh
untuk menanggulangi > Evaluasi data kebisingan Kota
intensitas kebisingan. mengacu Keputusan Menteri - Dinas
- Mewajibkan seluruh Negara Lingkungan Hidup No. Kesehatan
tenaga kerja pengolahan Kep-48/MENLH/11/1996 Kabupaten
batuan menggunakan tentang Baku Tingkat Lima Puluh
masker yang mampu Kebisingan. Kota
menyaring partikel - Pemerintah
berukuran 0,5 mikron. Analisa dan evaluasi data hasil Kec Lareh
- Melakukan pemeriksaan pemantauan lingkungan Sago
kesehatan saluran dilakukan secara deskripitf dan Halaban
pernafasan tenaga kerja perbandingan (komparatif) - Pemerintah
pengolahan batuan terhadap intensitas dampak Nagari
secara berkala. sekaligus data hasil Halaban
pemantauan periode
sebelumnya (kecendrungan Pelaporan:
dan tingkat kritis). - Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
Barat
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah." 62
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
7 Penumpukan
a Produk Batuan Penurunan Penumpukan '- Pengolahan batuan Areal - Tahap - Melakukan volume dan - Areal - Tahap Pelaksana:
Imbasan debu Kualitas Udara batuan produk dilakukan sesuai pesanan tumpukan Operasi jumlah tumpukan batuan tumpukan Persiapan Direktur
permukaan pada ruang pihak lain agar tumpukan batuan (stock Produksi produk. batuan (stock - Periode setiap Pengawas
tumpukan lahan terbuka. batuan produk di lokasi pile) - Pelaporan - Melakukan pengukuran pile) 6 (enam) bulan - Dinas LH
batuan stock pile tidak banyak setiap 6 kualitas udara (kandungan - Jalan kerja - Pelaporan Provinsi
sehingga peluang (enam) bulan debu total) di sekitar area tambang (0° setiap 6 (enam) Sumatera
imbasan debu menjadi penumpukan batuan produk. 20' 42,4" LS bulan Barat
kecil. Evaluasi data mengacu 100° 44' - Dinas
- Melakukan penyiraman muatan Lampiran VII Peraturan 47,6" BT) ESDM
tumpukan batuan di lokasi Pemerintah Republik Indonesia Provinsi
stock pile secara berkala Nomor: 22 Tahun 2021 tentang Sumatera
terutama saat musim Penyelenggaraan Barat
kemarau. Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan - Dinas
kegiatan menggunakan Lingkungan Hidup. LHPERKIM
truk tangki air (water Kabupaten
truck). Analisa dan evaluasi data hasil Lima Puluh
pemantauan lingkungan Kota
dilakukan secara deskripitf dan - Dinas
perbandingan (komparatif) Kesehatan
terhadap intensitas dampak Kabupaten
sekaligus data hasil Lima Puluh
pemantauan periode Kota
sebelumnya (kecendrungan - Pemerintah
dan tingkat kritis). Kec Lareh
Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
Sumatera
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE. Barat
63
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Pelindian Penurunan Penumpukan - Pengolahan batuan - Areal - Tahap - Melakukan pemeriksaan - Kolam - Tahap Operasi Pelaksana:
tumpukan Kualitas Air batuan produk dilakukan sesuai pesanan tumpukan Operasi kualitas air kolam pengendap pengendap Produksi Direktur
batuan produk Permukaan pada ruang pihak lain agar tumpukan batuan (stock Produksi dengan parameter > Keluaran - Periode setiap Pengawas
lahan terbuka. batuan produk di lokasi pile) - Pelaporan sebagaimana Tabel 3.2.3 (0° 20' 44,5" 6 (enam) bulan - Dinas LH
stock pile tidak banyak - Jalan setiap 6 sebelumnya. Analisa data hasil LS 100° 44' - Pelaporan Provinsi
sehingga peluang tambang (enam) bulan pemeriksaan mengacu Kadar 38,1" BT) setiap 6 (enam) Sumatera
imbasan debu menjadi - Kolam Maksimum Air Limbah > bulan Barat
kecil. pengendap Golongan I Lampiran XLVII Pembuangan - Dinas
- Mengarahkan Peraturan Menteri (0° 20' 48,66" ESDM
kemiringan areal atau LingkunganHidup Nomor : 5 LS 100°44' Provinsi
lokasi penumpukan Tahun 2014 tentang Baku 44,24" BT) Sumatera
batuan produk (stock pile) Mutu Air Limbah. - Perairan Barat
ke saluran jalan tambang - Melakukan pemeriksaan anak Sungai - Dinas
agar material yang kualitas air anak sungai Aia Aia Dingin LHPERKIM
mengalami pelindian Dingin dengan parameter > Bagian Kabupaten
(lumpur) mengalir menuju sebagaimana Tabel 3.2.1 hulu (0° 20' Lima Puluh
kolam pengendap. sebelumnya. Analisa data 48,66" LS Kota
- Melakukan pengerukan mengacu Baku Mutu Air 100° 44' - Dinas
lumpur pada saluran Sungai Kelas 2 sesuai 37,09" BT) Kesehatan
samping jalan tambang Lampiran VI Peraturan > Bagian hilir Kabupaten
secara berkala dan Pemerintah Republik Indonesia (0° 20' 48,45" Lima Puluh
material lumpur Nomor: 22 Tahun 2021 tentang LS 100° 44' Kota
ditimbunkan pada lokasi Penyelenggaraan 41,72" BT - Pemerintah
dispisal area overburden. Perlindungan dan Pengelolaan Kec Lareh
- Melakukan pengerukan Lingkungan Hidup Sago
lumpur pada kolam Halaban
pengendap secara Analisa dan evaluasi data hasil - Pemerintah
berkala dan material pemantauan lingkungan Nagari
lumpur ditimbunkan pada dilakukan secara deskripitf dan Halaban
lokasi dispisal area perbandingan (komparatif)
overburden 'terhadap intensitas dampak Pelaporan:
sekaligus data hasil - Bupati Lima
pemantauan periode Puluh Kota
sebelumnya (kecendrungan melalui Dinas
dan tingkat kritis). LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 64


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Pelindian Gangguan Penumpukan - Mengarahkan - Areal - Tahap - Melakukan pendataan - Perairan - Tahap Pelaksana:
tumpukan Habitat Biota batuan produk kemiringan areal atau tumpukan Persiapan dan kehadiran jenis ikan di anak Sungai Persiapan dan Direktur
batuan produk Aquatis pada ruang lokasi penumpukan batuan (stock Tahap lingkungan perairan anak Aia Dingin Tahap Operasi Pengawas
lahan terbuka. batuan produk (stock pile) pile) Operasi sungai Aia Dingin sekitar lokasi > Bagian Produksi - Dinas LH
ke saluran jalan tambang - Jalan Produksi kegiatan. Sebagai indikator hulu (0° 20' - Periode setiap Provinsi
agar material yang tambang - Pelaporan ekologis adalah kehadiran jenis 48,66" LS 6 (enam) bulan Sumatera
mengalami pelindian - Kolam setiap 6 ikan gariang (Labeobarbus 100° 44' - Pelaporan Barat
(lumpur) mengalir menuju pengendap (enam) bulan tambroides). 37,09" BT) setiap 6 (enam) - Dinas
kolam pengendap. - Melakukan pengambilan > Bagian hilir bulan ESDM
- Melakukan pengerukan contoh (sample) plankton dan (0° 20' 48,45" Provinsi
lumpur pada saluran benthos di lingkungan perairan LS 100° 44' Sumatera
samping jalan tambang anak sungai Aia Dingin untuk 41,72" BT Barat
secara berkala dan analisis struktur komunitas. - Dinas
material lumpur Analisis data bagi indek LHPERKIM
ditimbunkan pada lokasi keanekaragaman jenis (indek Kabupaten
dispisal area overburden. diversitas) menerapkan Lima Puluh
'- Melakukan pengerukan formula Shannon-Winner. Kota
lumpur pada kolam - Pemerintah
pengendap secara Analisa dan evaluasi data hasil Kec Lareh
berkala dan material pemantauan lingkungan Sago
lumpur ditimbunkan pada dilakukan secara deskripitf dan Halaban
lokasi dispisal area perbandingan (komparatif) - Pemerintah
overburden. 'terhadap intensitas dampak Nagari
sekaligus data hasil Halaban
pemantauanperiode
sebelumnya (kecendrungan Pelaporan:
dan tingkat kritis). - Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
65
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Pelindian Pendangkalan Penumpukan - Melakukan pengerukan - Areal - Tahap - Melakukan pendataan - Kolam - Tahap Operasi Pelaksana:
tumpukan Badan Perairan batuan produk lumpur pada saluran tumpukan Operasi intensitas lumpur di lokasi pengendap Produksi Direktur
batuan produk pada ruang samping jalan tambang batuan (stock Produksi kolam pengendap (sediment - Perairan - Periode setiap Pengawas
lahan terbuka. secara berkala dan pile) - Pelaporan ponds). anak Sungai 6 (enam) bulan - Dinas LH
material lumpur - Jalan setiap 6 - Melakukan pendataan Aia Dingin - Pelaporan Provinsi
ditimbunkan pada lokasi tambang (enam) bulan intensitas lumpur di sepanjang > Bagian setiap 6 (enam) Sumatera
dispisal area overburden. - Kolam badan perairan anak sungai hulu (0° 20' bulan Barat
'- Melakukan pengerukan pengendap Aia Dingin yang bersempadan 48,66" LS - Dinas
lumpur pada kolam - Badan air dengan areal kerja 100° 44' ESDM
pengendap secara anak Sungai pertambangan 37,09" BT) Provinsi
berkala dan material Aia Dingin > Bagian hilir Sumatera
lumpur ditimbunkan pada Analisa dan evaluasi data hasil (0° 20' 48,45" Barat
lokasi dispisal area pemantauan lingkungan LS 100° 44' - Dinas
overburden. dilakukan secara deskripitf dan 41,72" BT LHPERKIM
- Melakukan pengerukan perbandingan (komparatif) Kabupaten
lumpur pada badan air terhadap intensitas dampak Lima Puluh
anak Sungai Aia Dingin sekaligus data hasil Kota
secara berkala dan pemantauan periode - Dinas
material lumpur sebelumnya (kecendrungan Kesehatan
ditimbunkan pada lokasi dan tingkat kritis). Kabupaten
dispisal area overburden. Lima Puluh
Kota
- Pemerintah
Kec Lareh
Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : Sumatera
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
Barat

66
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
8 Pengangkutan
a Produk Batuan Penurunan Kegiatan - Melakukan pengaturan - Areal kerja - Tahap - Melakukan pendataan jadwal - Bagian - Tahap Operasi Pelaksana:
Emisi debu, Kualitas Udara pengangkutan keberangkatan kendaraan tamban Operasi keberangkatan kendaraan jalan Provinsi Produksi Direktur
gas buang dan Kebisingan batuan dari areal angkut batuan tidak pada - Jalan masuk Produksi angkutan batuan dari areal - Jalan - Periode setiap Pengawas
'(SO2, NO2, kerja tambang waktu bersamaan agar tambang g - Pelaporan tambang. masuk 6 (enam) bulan - Dinas LH
CO) dan menggunakan imbasan debu permukaan setiap 6 - Melakukan pendataan tambang (0° - Pelaporan Provinsi
kebisingan 'kendaraan jenis jalan menjadi kecil. (enam) bulan ceceran material (tanah) di 20' 28,5" LS setiap 6 (enam) Sumatera
kendaraan truk kecil - Melakukan penyiraman sekitar lokasi persilangan jalan 100° 44' bulan Barat
angkut batuan 'kapasitas permukaan jalan masuk masuk tambang dengan 34,9" BT) - Dinas
muatan 12 ton tambang secara berkala – bagian jalan Provinsi. ESDM
(ritasi 106 – 107 jika musim kemarau, - Melakukan pengukuran Provinsi
kali setiap hari penyiraman jalan setiap kualitas udara dan kebisingan Sumatera
dan juga truk jam. Untuk pelaksanaan lingkungan setempat dengan Barat
ringan kapasitas kegiatan penyiraman parameter pada Tabel 3.2.2 - Dinas
muatan 5 ton jalan digunakan truk sebelumnya. LHPERKIM
(ritasi 254 – 255 tangki air. > Evaluasi kualitas udara data Kabupaten
kali 'setiap hari) - Seluruh kendaraan mengacu Lampiran VII Lima Puluh
angkut batuan lulus uji Peraturan Pemerintah Republik Kota
keur sehingga emisi Indonesia Nomor: 22 Tahun - Dinas
debu, emisi gas buang 2021 tentang Penyelenggaraan Kesehatan
dan kebisingan menjadi Perlindungan dan Pengelolaan Kabupaten
kecil. Lingkungan Hidup. Lima Puluh
- Melakukan pembersihan > Evaluasi data kebisingan Kota
roda kendaraan angkut mengacu Keputusan Menteri - Pemerintah
batuan sebelum Negara Lingkungan Hidup No. Kec Lareh
meninggalkan areal Kep-48/MENLH/11/1996 Sago
tambang agar tidak tentang Baku Tingkat Halaban
membawa lumpur atau Kebisingan. - Pemerintah
tanah ke badan jalan Nagari
Provinsi dan tidak timbul Analisa dan evaluasi data hasil Halaban
imbasan debu di pemantauan lingkungan
permukaan jalan Provinsi dilakukan secara deskripitf dan Pelaporan:
atau bahkan peluang perbandingan (komparatif) - Bupati Lima
kecelakaan lalu lintas. terhadap intensitas dampak Puluh Kota
- Melakukan pembersihan sekaligus data hasil melalui Dinas
permukaan jalan Provinsi pemantauan periode LHPERKIM
dari ceceran lumpur atau sebelumnya (kecendrungan Kab Lima
tanah yang terbawa roda dan tingkat kritis). Puluh Kota
kendaraan angkut batuan - Gubernur
dari lokasi rencana Sumatera
kegiatan. Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 67
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Aktifitas Gangguan Lalu Kegiatan Pengelolaan lingkungan - Areal - Tahap - Melakukan pengamatan Bagian jalan - Tahap Operasi Pelaksana:
kendaraan Lintas pengangkutan yang akan diterapkan tambang Operasi intensitas gangguan lalu lintas Provinsi Produksi Direktur
angkut batuan batuan dari areal sesuai muatan - Bagian jalan Produksi sekitar persilangan (crossing) - Periode setiap Pengawas
kerja tambang ANDALALIN (Lampiran 3) Provinsi - Pelaporan akses tambang dengan bagian 6 (enam) bulan - Dinas LH
menggunakan sebagaimana uraian setiap 6 jalan Provinsi. - Pelaporan Provinsi
'kendaraan jenis berikut. (enam) bulan - Melakukan wawancara bebas setiap 6 (enam) Sumatera
truk kecil - Melakukan pengaturan dengan masyarakat pemakai bulan Barat
'kapasitas sirkulasi masuk dan jalan terkait intensitas - Dinas
muatan 12 ton keluar kendaraan gangguan lalu lintas di sekitar ESDM
(ritasi 106 – 107 angkutan produk batuan. lokasi persilangan akses Provinsi
kali setiap hari - Pemasangan alat tambang dengan bagian jalan Sumatera
dan juga truk penerangan jalan pada Provinsi. Barat
ringan kapasitas akses masuk dan keluar - Dinas
muatan 5 ton dan internal kawasan Analisa dan evaluasi data hasil LHPERKIM
(ritasi 254 – 255 tambang. pemantauan lingkungan Kabupaten
kali 'setiap hari) - Penyediaan lokasi dilakukan secara deskripitf dan Lima Puluh
pencucian roda perbandingan (komparatif) Kota
kendaraan truk terhadap intensitas dampak - Dinas
pengangkut dan menutup sekaligus data hasil Perhubungan
rapat material dengan pemantauan periode Kabupaten
terpal sebelum sebelumnya (kecendrungan Lima Puluh
mennggalkan lokasi dan tingkat kritis). Kota
kegiatan. - Dinas
- Melakukan pembersihan Perhubungan
ceceran tanah di Provinsi
permukaan jalan Provinsi Sumatera
sekitar lokasi akses Barat
tambang. - Pemerintah
- Pengangkutan produk Kec Lareh
batuan tidak dilakukan Sago
saat jam sibuk hari kerja Halaban
(pukul 07.00 - 08.00 dan - Pemerintah
16.00 – 17.00 WIB) dan Nagari
jam sibuk hari libur (pukul Halaban
11.45 – 12.45 WIB).
- Menyediakan petugas Pelaporan:
pengatur atau - Bupati Lima
pengamanan lalu lintas Puluh Kota
yang telah mengikuti melalui Dinas
pelatiahn untuk mengatur LHPERKIM
lalu lintas pada wilayah Kab Lima
internal dan eksternal. Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas68
LH
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah." Provinsi
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE. Sumatera
Barat
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Aktifitas Kerusakan Kegiatan - Melakukan perkuatan - Akses - Tahap - Melakukan pengamatan Bagian jalan - Tahap Operasi Pelaksana:
kendaraan Jalan pengangkutan bahu jalan di sekitar tambang Operasi intensitas kerusakan bahu Provinsi Produksi Direktur
angkut batuan batuan dari areal akses tambang dengan - Bagian jalan Produksi jalan Provinsi di sekitar lokasi - Periode setiap Pengawas
kerja tambang menggunakan beton Provinsi - Pelaporan akses tambang. 6 (enam) bulan - Dinas LH
menggunakan bertulang (struktur rigid) setiap 6 - Melakukan pengamatan - Pelaporan Provinsi
'kendaraan jenis agar peluang kerusakan (enam) bulan intensitas gangguan lalu lintas setiap 6 (enam) Sumatera
truk kecil badan jalan dapat yang terjadi di sekitar lokasi bulan Barat
'kapasitas diminimalkan. bahu jalan yang mengalami - Dinas
muatan 12 ton - Memastikan kendaraan kerusakan persilangan akses ESDM
(ritasi 106 – 107 barang pengangkut tambang dengan bagian jalan Provinsi
kali setiap hari bahan baku maupun Provinsi. Sumatera
dan juga truk bahan produksi tidak Barat
ringan kapasitas melanggar ketentuan Analisa dan evaluasi data hasil - Dinas
muatan 5 ton Over Dimension Over pemantauan lingkungan LHPERKIM
(ritasi 254 – 255 Load (ODOL). dilakukan secara deskripitf dan Kabupaten
kali 'setiap hari) - Memberitahu pihak perbandingan (komparatif) Lima Puluh
Dinas Bina Marga Cipta intensitas dampak sekaligus Kota
Karya dan Tata Ruang data hasil pemantauan periode - Dinas Bina
Provinsi Sumatera Barat sebelumnya (kecendrungan Marga Cipta
terkait kerusakan bahu dan tingkat kritis). Karya dan
jalan atau badan jalan Tata Ruang
Provinsi di sempadan Provinsi
lokasi rencana kegiatan. Sumatera
Barat
- Pemerintah
Kec Lareh
Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat69
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
9 Reklamasi
- Perbaikan - Perbaikan Pelaksanaan - Melakukan penebaran Areal bekas Tahap - Melakukan pendataan luas Areal bekas - Tahap Operasi Pelaksana:
kualitas tanah. Iklim Mikro reklamasi bagi tanah penutup dan dan tambang Operasi lahan reklamasi. tambang Produksi Direktur
- Perbaikan - Perbaikan lahan terbuka tanah pucuk secara Produksi - Melakukan pendataan jenis - Periode setiap Pengawas
kualitas air Kualitas Udara merata di atas permukaan - Pelaporan dan jumlah dari tanaman 6 (enam) bulan - Dinas LH
permukaan dan Kebisingan lahan bekas tambang setiap 6 penghijauan yang ditanam. - Pelaporan Provinsi
- Peningkatan - Perbaikan - Sehubungan faktor (enam) bulan - Melakukan pendataan jumlah setiap 6 (enam) Sumatera
kehadiran Bentang Alam permukaan lahan akhri dan jenis dari tanaman bulan Barat
fauna atau - Perbaikan tambang adalah batuan penghijauan yang dilakukan - Dinas
satwa liar Hidrologi - penghijauan dlakukan penyulaman. ESDM
- Perbaikan Perbaikan menerapkan metoda Provinsi
iklim mikro Tanah dan potisasi. Analisa dan evaluasi data hasil Sumatera
Lahan - Penebaran bibit LCC pemantauan lingkungan Barat
jenis Callopogonium dilakukan secara deskripitf dan - Dinas
mucunoides di atas perbandingan (komparatif) LHPERKIM
permukaan areal terhadap intensitas dampak Kabupaten
penghijauan. LCC sekaligus data hasil Lima Puluh
berperan penting untuk pemantauan periode Kota
memasok (fiksasi) sebelumnya (kecendrungan - Pemerintah
Nitrogen di dalam tanah. dan tingkat kritis) Kec Lareh
- Melakukan penanaman Sago
tumbuhan penghijauan Halaban
diantaranya jenis karet - Pemerintah
(Hevea brasiliensis) Nagari
ataupun gmelina Halaban
(Gmelina arborea) sesuai
kualitas tanah dan Pelaporan:
lingkungan setempat. - Bupati Lima
- Melakukan Puluh Kota
pemeliharaan tanaman melalui Dinas
penghijauan meliputi LHPERKIM
penyiraman, pemupukan, Kab Lima
penyiangan secara Puluh Kota
berkala ataupun - Gubernur
penyulaman – Sumatera
penanaman kembali Barat melalui
tanaman yang tidak Dinas LH
tumbuh dengan baik atau Provinsi
mati. Sumatera
- Merumuskan Rencana Barat
Penutupan Tambang
sesuai muatan Rencana
Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Lima
Puluh Kota dan
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 70
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10 Utilitas
a Tambang Penurunan Penggunaan unti - Penggunaan unit Bangunan Tahap '- Melakukan pendataan jenis Bangunan - Tahap Operasi Pelaksana:
Emisi debu, Kualitas Udara Generating Set Generating Set tipe Generating Operasi bahan bakar yang digunakan Generating Produksi Direktur
gas buang dan Kebisingan 25 kVA sebagai senyap (silent) agar Set Produksi untuk operasional Generating Set - Setiap 1 x 12 Pengawas
(SO2, NO2, sumber energi intensitas kebisingan - Pelaporan Set. bulan jika - Dinas LH
CO) dan listrik cadangan yang timbul jauh lebih setiap 6 - Melakukan pengukuran penggunaan Provinsi
kebisingan pada saat aliran kecil. .- Melakukan (enam) bulan besaran emisi gas buang Generating Set Sumatera
Generating Set listrik PT. PLN pemeliharaan unit (meliputi parameter NO2 dan > 1.000 jam Barat
'(Persero) GENSET secara berkala CO) pada cerobong setiap tahun, - Dinas
mengalami agar emisi partikel (debu) Generating Set melalui kerja atau ESDM
gangguan. serta gas buang (SO2, sama dengan laboratorium - Setiap 3 (tiga) Provinsi
NO2 dan CO) tidak besar. yang terakreditasi. tahun jika Sumatera
Aktifitas dimaksud melalui kerja sama dengan penggunaan Barat
meliputi penggantian laboratorium yang Generating Set - Dinas
minyak pelumas, filter terakreditasi. < 1.000 jam LHPERKIM
minyak pelumas atau > Kadar maksimum NO2 = setiap tahun Kabupaten
komponen lain sesuai 3.400 mg/Nm3. - Pelaporan Lima Puluh
dengan rekomendasi > Kadar maksimum CO = 170 setiap 6 (enam) Kota
pabrik atau setiap 250 mg/Nm3. bulan - Dinas
jam operasional. Analisa data hasil pengukuran Kesehatan
- Penggunaan bahan mengacu Lampiran I dari Kabupaten
bakar dengan angka Peraturan Menteri Lingkungan Lima Puluh
cetan tinggi (minimal 51) Hidup dan Kehutanan Nomor: Kota
untuk mengurangi 11 Tahun 2021 tentang Baku - Pemerintah
konsentrasi emisi debu Mutu Mesin Dengan Kec Lareh
dan emisi gas buang Pembakaran Dalam atau Sago
seiring dengan Genset – Bahan Bakar Minyak. Halaban
operasional Generating - Melakukan pengukuran - Pemerintah
Set. tingkat kebisingan pada jarak 0 Nagari
- Melakukan m, 5 m, 10 m, 15 m, 20 m dan Halaban
pemeliharaan secara 25 m dari lokasi bangunan.
berkala cerobong pada Generating Set. Analisa data Pelaporan:
pada mesin diesel hasil pengukuran mengacu - Bupati Lima
(generator drive) Keputusan Menteri Negara Puluh Kota
Generating Set Lingkungan Hidup Nomor: melalui Dinas
- Melakukan pencatatan Kep-48/MENLH/11/1996 LHPERKIM
jam operasiona tentang Baku Tingkat Kab Lima
Generating Set dalam Kebisingan. Puluh Kota
bentuk log book. Data jam Analisa dan evaluasi data hasil - Gubernur
operasional menjadi pemantauan lingkungan Sumatera
acuan bagi frekuensi dilakukan secara deskripitf dan Barat melalui
pemantauan emisi perbandingan (komparatif) Dinas LH
Generating Set. terhadap intensitas dampak Provinsi
sekaligus data hasil Sumatera
pemantauan periode Barat
sebelumnya (kecendrungan 71
dan tingkat kritis).
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
B Sarana dan
Prasarana
1) Tambang Penurunan Pengaliran air Pengelolaan lingkungan - Mushalla - Tahap Melakukan pemeriksaan - Keluaran - Tahap Pelaksana:
Timbulan air Kuaitas Air olahan dari sesuai muatan Persetujua - Tempat Persiapan dan kualitas air olahan keluaran unit ABR (0° Persiapan dan Direktur
limbah Permukaan keluaran unit Teknis Pemenuhan Baku istirahat Tahap ABR dengan parameter pada 20' 35,00" LS Tahap Operasi Pengawas
domestik pengolahan air Mutu Air Limbah sebagai tenaga kerja Operasi Tabel 3.2.4 berikut 100°44' Produksi - Dinas LH
limbah domestik. berikut. - Workshop Produksi 44,20" BT) - Periode Provinsi
- Timbulan air limbah - Unit ABR - Pelaporan NO PARAMETER SAT BAKU- Titik pemantauan Sumatera
MUTU
domestik sebanyak 4.040 (IPAL) setiap 6 pembuangan > Air limbah Barat
1 Zat Padat Tersuspensi mg/L 30
L per-hari akan diolah (enam) bulan 2 pH - 6-
air limbah setiap 1 (satu) - Dinas
secara biologis 3 BOD5 mg/L pada anak
30 bulan ESDM
menggunakan unit 4 COD mg/L sungai Aia
100 > Badan air Provinsi
Anaerobic Baffle Reactor 5 Amoniak mg/L Dingin (0° 20'
10 setiap 6 (enam) Sumatera
6 Khlorin Bebas mg/L 0.0
(ABR) dengan kapasitas 48,66" LS bulan Barat
6 Minyak dan Lemak mg/L
6,54 m3 per-hari. Unit 7 Total Coliform /100 ml 3,00
100°44' - Pelaporan - Dinas
proses pengolahan air 44,24" BT) setiap 6 (enam) LHPERKIM
limbah meliputi tangki Analisa data hasil pemeriksaan - Perairan bulan Kabupaten
ekualisasi, ABR (bak mengacu Lampiran 1 anak Sungai - Pelaporan Lima Puluh
pengendap dan bak Peraturan Menteri Lingkungan Aia Dingin setiap 6 (enam) Kota
kompartemen ABR atau Hidup dan Kehutanan Nomor: > Bagian bulan - Pemerintah
baffle reactor) sekaligus P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2 hulu (0° 20' Kec Lareh
bak khlorinasi untuk 016 tentang Baku Mutu Air 48,66" LS Sago
pembubuhan desinfektan Limbah Domestik. 100° 44' Halaban
berupa kaporit (dosis - Melakukan pemeriksaan 37,09" BT) - Pemerintah
pembubuhan sebanyak kualitas air anak sungai Aia > Bagian hilir Nagari
0,169 kg per-hari). Dingin dengan parameter (0° 20' 48,45" Halaban
- Air olahan keluaran ABR sebagaimana Tabel 3.2.1 LS 100° 44'
selanjutkan dialirkan sebelumnya. Analisa data 41,72" BT) Pelaporan:
menuju sungai Aia Dingin mengacu Baku Mutu Air - Bupati Lima
menggunakan jaringan Sungai Kelas 2 sesuai Puluh Kota
pipa. Lampiran VI Peraturan melalui Dinas
- Air yang akan digunakan Pemerintah Republik Indonesia LHPERKIM
bagi penyiraman areal Nomor : 22 Tahun 2021 Kab Lima
kerja stone crusher (2.500 tentang Penyelenggaraan Puluh Kota
L per-hari) akan menguap Perlindungan dan Pengelolaan - Gubernur
sehingga tidak Lingkungan Hidup Sumatera
menimbulkan air limbah. Barat melalui
Analisa dan evaluasi data hasil Dinas LH
pemantauan lingkungan Provinsi
dilakukan secara deskripitf dan Sumatera
perbandingan (komparatif) Barat
terhadap intensitas dampak
sekaligus data hasil
pemantauan periode
sebelumnya (kecendrungan
dan tingkat kritis) 72
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2) Timbulan air Gangguan Pengaliran air - Timbulan air limbah - Mushalla - Tahap - Melakukan pendataan Perairan - Tahap Pelaksana:
limbah Habitat Biota olahan dar domestik sebanyak 4.040 - Tempat Persiapan dan kehadiran jenis ikan di anak Sungai Persiapan dan Direktur
domestik Aquatis keluaran unit L per-hari akan diolah istirahat Tahap lingkungan perairan anak Aia Dingin Tahap Operasi Pengawas
pengolahan air secara biologis tenaga kerja Operasi sungai Aia Dingin sekitar lokasi - Bagian hulu Produksi - Dinas LH
limbah domestik. menggunakan unit - Workshop Produksi kegiatan. Sebagai indikator (0° 20' 48,66" - Periode setiap Provinsi
Anaerobic Baffle Reactor - Unit ABR - Pelaporan ekologis adalah kehadiran jenis LS 100° 44' 6 (enam) bulan Sumatera
(ABR) dengan kapasitas (IPAL) setiap 6 ikan gariang (Labeobarbus 37,09" BT) - Pelaporan Barat
6,54 m3 per-hari. Unit (enam) bulan tambroides). - Bagian hilir setiap 6 (enam) - Dinas
proses pengolahan air - Melakukan pengambilan (0° 20' 48,45" bulan ESDM
limbah meliputi tangki contoh (sample) plankton dan LS 100° 44' Provinsi
ekualisasi, ABR (bak benthos di lingkungan perairan 41,72" BT) Sumatera
pengendap dan bak anak sungai Aia Dingin untuk Barat
kompartemen ABR atau analisis struktur komunitas. - Dinas
baffle reactor) sekaligus Analisis data bagi indek LHPERKIM
bak khlorinasi untuk keanekaragaman jenis (indek Kabupaten
pembubuhan desinfektan diversitas) menerapkan Lima Puluh
berupa kaporit (dosis formula Shannon-Winner. Kota
pembubuhan sebanyak Analisa dan evaluasi data hasil - Pemerintah
0,169 kg per-hari). pemantauan lingkungan Kec Lareh
- Air olahan keluaran ABR dilakukan secara deskripitf dan Sago
selanjutkan dialirkan perbandingan (komparatif) Halaban
menuju sungai Aia Dingin terhadap intensitas dampak - Pemerintah
menggunakan jaringan sekaligus data hasil Nagari
pipa. pemantauan periode Halaban
- Air yang akan digunakan sebelumnya (kecendrungan
bagi penyiraman areal dan tingkat kritis). Pelaporan:
kerja stone crusher (2.500 - Bupati Lima
L per-hari) akan menguap Puluh Kota
sehingga tidak melalui Dinas
menimbulkan air limbah. LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 73


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3) Timbulan Perkembangan 'Seiring - Melakukan -Kantor - Tahap - Melakukan pendataan -Kantor - Tahap Pelaksana:
sampah Vektor kehadiran tenaga pengumpulan timbulan - Mushalla Persiapan dan ceceran sampah di lingkungan - Mushalla Persiapan dan Direktur
Penyakit kerja (55 orang), sampah di setiap lokasi - Tempat Tahap kantor, tempat istirahat tenaga - Tempat Tahap Operasi Pengawas
jumlah timbulan sumber menggunakan istirahat Operasi kerja dan areal kerja workshop. istirahat Produksi - Dinas LH
sampah terhitung tong sampah (bin) tenaga kerja Produksi - Melakukan pendataan tenaga kerja - Periode setiap Provinsi
berkisar 13,75 – kapasitas 40 L. Lokasi - Workshop - Pelaporan kehadiran vektor penyakit - Workshop 6 (enam) bulan Sumatera
16,50 kg atau dan jumlah tong sampah setiap 6 (nyamuk, lalat, tikus rumah - Pelaporan Barat
96,25 – 110,00 L diuraikan berikut. (enam) bulan ataupun kecoa) di lingkungan setiap 6 (enam) - Dinas
setiap hari. > Kantor: 1 (satu) buah kantor, tempat istirahat tenaga bulan ESDM
tong sampah (kapasitas kerja dan areal kerja workhsop. Provinsi
40 L). Sumatera
> Tempat istirahat tenaga Analisa dan evaluasi data hasil Barat
kerja: 2 (dua) buah tong pemantauan lingkungan - Dinas
sampah (kapasitas 40 L). dilakukan secara deskripitf dan LHPERKIM
> Workshop: 2 (dua) buah perbandingan (komparatif) Kabupaten
tong sampah (kapasitas terhadap intensitas dampak Lima Puluh
40 L). sekaligus data hasil Kota
- Melakukan pemantauan periode - Dinas
pengumpulan dan sebelumnya (kecendrungan Kesehatan
pemilahan sampah dari dan tingkat kritis). Kabupaten
setiap tong sampah (bin) Lima Puluh
lalu ditempatkan pada Kota
kompartemen sampah 5 - Pemerintah
(lima) warna dengan Kec Lareh
peruntukan berikut. Sago
> Wadah berwarna hijau Halaban
bagi pengumpulan - Pemerintah
sampah yang dapat Nagari
dilakukan pengomposan. Halaban
> Wadah berwarna
kuning untuk Pelaporan:
pengumpulan sampah - Bupati Lima
bahan plastik, karet atau Puluh Kota
bahan sejenis yang dapat melalui Dinas
digunakan kembali. LHPERKIM
> Warna biru bagi Kab Lima
sampah kertas atau Puluh Kota
kemasan kertas - Gubernur
> Wadah warna merah Sumatera
bagi limbah bahan Barat melalui
berbahaya dan beracun Dinas LH
> Warna abu-abu bagi Provinsi
residu (selain sampah di Sumatera
atas) Barat
- Melakukan
pengangkutan sampah 74
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
terpilah
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat buktisetiap
hukum 2 (dua)
yang sah."hari
keyang
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik Tempat Penampungan
diterbitkan BSrE.
Sementara (TPS)
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
sampah di pasar Halaban
yang dikelola Pemerintah
Kabupaten Lima Puluh
Kota untuk pengelolaan
lebih lanjut. Kegiatan
pengangkutan dilakukan
oleh petugas yang
ditunjuk.
- Memasang papan
larangan buang sampah
sembarangan, larangan
membakar sampah dan
menghimbau agar seluruh
pekerja melakukan
pemilahan sampah

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 75


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Pemeliharaan Timbulan Timbulan limbah - Menugaskan mekanik - Workshop - Tahap - Melakukan pengawasan pada - Workshop - Tahap Pelaksana:
Peralatan dan Limbah B3 B3 berasal dari untuk selalu -Kantor Persiapan dan saat menempatkan dan/atau -Kantor Persiapan dan Direktur
Sarana pemeliharaan mengumpulkan minyak - Tempat Tahap memindahkan limbah B3 dari - Tempat Tahap Operasi Pengawas
Prasarana sarana pelumas bekas, bekas istirahat Operasi ruang/ lokasi penyimpanan istirahat Produksi - Dinas LH
Tambang prasarana filter minyak pelumas, tenaga kerja Produksi limbah B3. tenaga kerja - Periode setiap Provinsi
tambang dan bekas filter minyak solar, - TPS Limbah - Pelaporan - Melakukan pemeriksaan - TPS 6 (enam) bulan Sumatera
pengolahan bekas kain majun, bekas B3 (0° 20' setiap 3 (tiga) terhadap kemasan Limbah B3. Limbah B3 - Pelaporan Barat
batuan kemasan minyak pelumas 35,20" LS bulan - Melakukan pencatatan (0° 20' 35,20" setiap 6 (enam) - Dinas
ataupun baterai (accu) 100° 44' kegiatan penyimpanan limbah LS 100° 44' bulan ESDM
bekas menggunakan 50,50" BT) B3. 50,50" BT) Provinsi
wadah kedap air. - Melakukan pengawasan Sumatera
- Menyimpan seluruh terhadap prosedur Barat
timbulan limbah B3 dalam housekeeping - Dinas
kemasan sesuai dengan - Melaporkan dokumen LHPERKIM
karakteristik limbah B3. pencatatan ke instansi penerbit Kabupaten
'- Menempatkan seluruh Persetujuan Lingkungan Lima Puluh
limbah B3 di lokasi TPS (frekuensi pelaporan minimal 1 Kota
LB3. x 6 bulan) dan disimpan di TPS - Pemerintah
'- Melakukan penyimpan Limbah B3. Kec Lareh
LB3 sesuai masa simpan Sago
mengacu Peraturan Analisa dan evaluasi data hasil Halaban
Menteri Lingkungan pemantauan lingkungan - Pemerintah
Hidup dan Kehutanan dilakukan secara deskripitf dan Nagari
'Nomor 6 Tahun 2021 perbandingan (komparatif) Halaban
tentang Tata Cara dan terhadap intensitas dampak
Persyaratan Pengelolaan sekaligus data hasil Pelaporan:
Limbah Bahan Berbahaya pemantauan periode - Bupati Lima
dan Beracun sebelumnya (kecendrungan Puluh Kota
- Menyerahkan seluruh dan tingkat kritis). melalui Dinas
limbah B3 kepada pihak LHPERKIM
ketiga sebagai pengelola Kab Lima
lanjutan (pihak Puluh Kota
Pengumpul LimbahB3, - Gubernur
Pengangkut Limbah B3 Sumatera
dan Pengolah Limbah B3) Barat melalui
yang memiliki izin. Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 76


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
C TAHAP
a PASCA
OPERASI '- Perbaikan Pelaksanaan - Melakukan penebaran - Areal bekas - Tahap Pasca - Melakukan pendataan luas - Areal bekas - Tahap Pasca Pelaksana:
Reklamasi Iklim Mikro reklamasi bagi tanah penutup dan dan tambang Operasi lahan reklamasi. tambang Operasi Direktur
- Perbaikan - Perbaikan seluruh lahan tanah pucuk secara - Areal bekas - Pelaporan - Melakukan pendataan jenis - Areal bekas - Periode setiap Pengawas
kualitas tanah. Kualitas Udara yang turut merata di atas permukaan sarana setiap 6 dan jumlah dari tanaman sarana 6 (enam) bulan - Dinas LH
- Perbaikan dan Kebisingan terganggu akibat lahan bekas tambang. prasarana (enam) bulan penghijauan yang ditanam. prasarana - Pelaporan Provinsi
kualitas air - Perbaikan kegiatan - Sehubungan faktor tambang - Pemeriksaan kualitas Fisika- tambang setiap 6 (enam) Sumatera
permukaan Bentang Alam tambang permukaan lahan akhri (kantor, Kimia atau faktor kesuburan (kantor, bulan Barat
- Peningkatan - Perbaikan tambang adalah batuan tempat tanah di lokasi penghijauan tempat - Dinas
kehadiran Hidrologi penghijauan dlakukan istirahat (parameter pH, P tersedia, istirahat ESDM
fauna atau - Perbaikan menerapkan metoda tenaga kerja tekstur dan bahan organik : C, tenaga kerja Provinsi
satwa liar Tanah dan potisasi dan workshop) N total dan C/N). dan Sumatera
- Perbaikan Lahan - Melakukan penebaran - Lingkungan - Melakukan pemeriksaan workshop) Barat
iklim mikro bibit LCC berupa social kualitas perairab parit alam - Dinas
Callopogonium masyarakat dengan parameter zat padat LHPERKIM
mucunoides di atas Jorong Kapalo terlarut, zat padat tersuspensi, Kabupaten
permukaan areal Koto pH, BOD, COD dan DO. Lima Puluh
penghijauan. Adapun Analisa hasil pemeriksaan Kota
keberadaan LCC mengacu Baku Mutu Air - Pemerintah
berperan penting untuk Sungai Kelas 2 sesuai muatan Kec Lareh
memasok (fiksasi) Lampiran VI Peraturan Sago
Nitrogen di dalam tanah. Pemerintah Republik Indonesia Halaban
- Melakukan penanaman Nomor : 22 Tahun 2021 - Pemerintah
tumbuhan penghijauan tentang Penyelenggaraan Nagari
diantaranya jenis karet Perlindungan dan Pengelolaan Halaban
(Hevea brasiliensis) Lingkungan Hidup
ataupun gmelina - Melakukan pendataan Pelaporan:
(Gmelina arborea) sesuai kehadiran fauna atau satwa liar - Bupati Lima
kualitas tanah dan di lokasi penghijauan. Puluh Kota
lingkungan setempat. melalui Dinas
'- Melakukan Analisa dan evaluasi data hasil LHPERKIM
pemeliharaan tanaman pemantauan lingkungan Kab Lima
penghijauan meliputi dilakukan secara deskripitf dan Puluh Kota
penyiraman, pemupukan, perbandingan (komparatif) - Gubernur
penyiangan secara terhadap intensitas dampak Sumatera
berkala ataupun sekaligus data hasil Barat melalui
penyulaman – pemantauan periode Dinas LH
penanaman kembali sebelumnya (kecendrungan Provinsi
tanaman yang tidak dan tingkat kritis). Sumatera
tumbuh dengan baik atau Barat
mati.

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 77


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
NO SUMBER JENIS BESARAN STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DAMPAK INSTITUSI
DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGELOLAAN LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PELAKSANA
LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN BENTUK PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN DAN
LINGKUNGAN PENGAWAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Pemutusan Keresahan Pemutusan - Mengadakan pesangon Areal bekas - Tahap Pasca - Melakukan pendataan - Areal bekas - Tahap Pasca Pelaksana:
Hubungan Tenaga Kerja hubungan kerja bagi seluruh tenaga kerja tambang Operasi besaran nilai pesangon yang tambang Operasi Direktur
Kerja '(jumlah 55 yang terlibat dalam Tahap - Pelaporan dialokasikan terhadap tenaga - Lingkungan - Periode setiap Pengawas
orang) pada Operasi Produksi dengan setiap 6 kerja seiring pemutusan social 6 (enam) bulan - Dinas LH
akhir Tahap jumlah atau besaran (enam) bulan hubungan kerja. masyarakat - Pelaporan Provinsi
Pasca Operasi mengacu peraturan - Melakukan wawancara bebas Jorong setiap 6 (enam) Sumatera
perundang-undangan dengan tenaga kerja Kapalo Koto. bulan Barat
yang berlaku. pertambangan sebelumnya - Dinas
- Menerbitkan Surat terkait usaha ekonomi setelah ESDM
Pengalaman Kerja bagi kegiatan pertambangan batuan Provinsi
seluruh tenaga yang (batu gamping) berakhir. Sumatera
terlibat dalam kegiatan Barat
Tahap Operasi Produksi Analisa dan evaluasi data hasil - Dinas
sebelumnya. Adapun pemantauan lingkungan LHPERKIM
surat keterangan dilakukan secara deskripitf dan Kabupaten
dimaksud dapat perbandingan (komparatif) Lima Puluh
digunakan oleh pihak lain terhadap intensitas dampak Kota
sebagai bahan sekaligus data hasil - Dinas
pertimbangan (referensi) pemantauan periode Perindustrian
untuk bekerja. sebelumnya (kecendrungan dan Tenaga
dan tingkat kritis). Kerja
Kabupaten
Lima Puluh
Kota
- Pemerintah
Kec Lareh
Sago
Halaban
- Pemerintah
Nagari
Halaban

Pelaporan:
- Bupati Lima
Puluh Kota
melalui Dinas
LHPERKIM
Kab Lima
Puluh Kota
- Gubernur
Sumatera
Barat melalui
Dinas LH
Provinsi
Sumatera
Barat78
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
Ditetapkan di Padang
pada tanggal 14 September 2023
An. GUBERNUR SUMATERA BARAT
KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI SUMATERA BARAT

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 79


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
NOMOR : 570/1268-Periz/DPM&PTSP/IX/2023
TENTANG
PERSETUJUAN PERNYATAAN KESANGGUPAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA PERTAMBANGAN DAN
PENGOLAHAN BATU GAMPING
DI JORONG KAPALO KOTO NAGARI HALABAN
KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN KABUPATEN
LIMA PULUH KOTA
OLEH PT. BUKIT SAFA MARWA

PERSETUJUAN TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH


Berdasarkan Surat Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat Nomor
660/780/P2KLPHL-2023 tanggal 17 April 2023 perihal Persetujuan Teknis
Pembuangan Air Limbah Domestik Kegiatan PT. Bukit Safa Marwa.

Ditetapkan di Padang
pada tanggal 14 September 2023
An. GUBERNUR SUMATERA BARAT
KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI SUMATERA BARAT

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
NOMOR : 570/1268-Periz/DPM&PTSP/IX/2023
TENTANG
PERSETUJUAN PERNYATAAN KESANGGUPAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA PERTAMBANGAN DAN
PENGOLAHAN BATU GAMPING
DI JORONG KAPALO KOTO NAGARI HALABAN
KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN KABUPATEN
LIMA PULUH KOTA
OLEH PT. BUKIT SAFA MARWA

RINCIAN TEKNIS PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3


Dalam melaksanakan kegiatan penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun
Rencana Usaha Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping di Jorong Kapalo Koto
Nagari Halaban Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota, PT.
Bukit Safa Marwa selaku penanggung jawab kegiatan wajib:
1. a. Mematuhi ketentuan tentang jenis limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
yang telah diizinkan untuk disimpan yang berasal dari kegiatan sendiri sesuai
Tabel di butir 5 (lima);
b. Penanggung jawab kegiatan tidak diperkenankan menyimpan dan menerima
limbah bahan berbahaya dan beracun dari pihak atau sumber lain;
c. Simbol dan label kemasan disesuaikan dengan jenis dan karakteristik limbah
bahan berbahaya dan beracun.

2. Bangunan Penyimpanan
a. Rancang bangun dan luas penyimpanan sesuai dengan jenis, jumlah, dan
karakteristik limbah bahan berbahaya dan beracun yang dimiliki yaitu berupa

gudang TPS limbah B3 dengan koordinat 0°20’ 35,20” LS dan 100°44’ 50,50”
BT;
b. Kondisi tempat penyimpanan tersebut di butir 2.a di atas tidak dapat diubah
ataupun dipindah tanpa seizin Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera
Barat;
c. Tidak diperkenankan menyimpan limbah bahan berbahaya dan beracun di
tempat lain selain tempat penyimpanan sebagaimana butir 2.a;
d. Butir 2.a di atas harus mengacu kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

3. Melaksanakan tata cara penyimpanan:


a. Mengatur semua limbah bahan berbahaya dan beracun yang disimpan sesuai

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
jenis, karakteristiknya pada tempat yang sudah ditentukan;
b. Semua limbah bahan berbahaya dan beracun yang tersimpan sebagaimana
pada butir 2.a dalam tempat penyimpanan harus dalam keadaan kering;
c. Menghindari tumpahan, ceceran dari jenis-jenis limbah bahan berbahaya dan
beracun yang disimpan khususnya bahan yang mudah terbakar atau meledak
dan melakukan prosedur penanganan keadaan darurat yang baik;
d. Mencatat arus jumlah limbah bahan berbahaya dan beracun yang keluar dan
masuk tempat penyimpanan sesuai dengan jenis dan jumlah volumenya ke
dalam formulir Log Book Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IX Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
e. Membuat dan melaporkan Neraca Limbah B3 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran IX Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang umum (standar) harus dimiliki
oleh penanggung jawab kegiatan antara lain peralatan pemadam kebakaran dan
fasilitas pertolongan pertama.

5. Melakukan penyimpanan jenis limbah B3 paling lama:


Kode Jenis Limbah B3 Kategori Maksimal Cara Pengelolaan
Limbah Masa Per Jenis LB3
B3 Simpan yang Dihasilkan
Limbah B3
B105d Minyak Pelumas 2 365 hari Diserahkan pada
Bekas pihak lainnya
yang berizin
B110d Bekas kain majun, 2 365 hari Diserahkan pada
bekas filter minyak pihak lainnya
pelumas, bekas filter yang berizin
minyak solar
B107d Bekas lampu neon 2 365 hari Diserahkan pada
(TL) dan LED, pihak lainnya
Baterai bekas yang berizin
A102d Baterai (accu) bekas 1 180 hari Diserahkan pada
pihak lainnya
yang berizin
A307-2 Residu tangki solar 1 180 hari Diserahkan pada
pihak lainnya

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
yang berizin
B104d Bekas kemasan 2 365 hari Diserahkan pada
bahan kimia pihak lainnya
(Amonium nitrat yang berizin
sebagai ramuan
bahan peledak)

6. Pelaku usaha berkomitmen melakukan perubahan Persetujuan Lingkungan dalam


hal terjadi perubahan kegiatan penyimpanan sementara limbah B3.

Ditetapkan di Padang
pada tanggal 14 September 2023
An. GUBERNUR SUMATERA BARAT
KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI SUMATERA BARAT

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.
LAMPIRAN IV
KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
NOMOR : 570/1268-Periz/DPM&PTSP/IX/2023
TENTANG
PERSETUJUAN PERNYATAAN KESANGGUPAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA USAHA PERTAMBANGAN DAN
PENGOLAHAN BATU GAMPING
DI JORONG KAPALO KOTO NAGARI HALABAN
KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN KABUPATEN
LIMA PULUH KOTA
OLEH PT. BUKIT SAFA MARWA

PERSETUJUAN TEKNIS ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS


Berdasarkan Surat Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat Nomor
551.2/167/APP-II/2023 tanggal 27 Februari 2023 perihal Persetujuan Standar Teknis

Ditetapkan di Padang
pada tanggal 14 September 2023
An. GUBERNUR SUMATERA BARAT
KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI SUMATERA BARAT

UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 :


"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


@5{riffiIwA
SURAT PERNYATAAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Aulia D lt'liral De lisman


Jabatan : Direktur
Alamat Kantor : .lorong Durian |lagari Kamang Mudiak Kecamatan Kamang Magek
Kabupaten Aga n Provinsi Sumatera Barat

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas n lma badan hukum atau instansi PT BUKIT SAFA MARWA
dengan inimenyatakan :

1. Formulir Upaya Pengelolaan Lingkunlan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
bagi rencana usaha pertambangan drrn pengolahan batu gamping disusun mengacu Lampiran lll
dari Peraturan Pemerintah Republik lrdonesia Nomor 22Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingku rgan Hidup.
2, Kamiakan melaksanakan kewajiban untuk :

a. Memenuhi persyaratan, standar can baku mutu lingkungan dan/atau kriteria baku kerusakan
lingkungan sesuai dengan L,KL UF'L dan peraturan perundang-undangan;
b. Menyampaikan laporan pelaksana an terhadap persyaratan dan kewajiban sebagaimana yang
dimaksud dalam UKL UPL setiap 6 (enam) bulan sekali kepada instansi terkait sesuai yang
tercantum dalam UKL UPL.
c, Melakukan pengelolaan dan pem rntauan dampak lingkungan hidup sebagaimana tercantum
dalam UKL UPL.
d. Mengajukan permohonan perubalran Persetujuan Lingkungan apabila terjadi perubahan atas
rencana usaha danlatau kegiatanr ya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Kami bersedia memberikan akses ba ;i pejabat pengawas lingkungan hidup untuk melaksanakan
pengawasan sesuai kewenangan.
Demikian Surat Pernyataan ini karni bual dengan sesungguhnya, untuk dapat dipergunakan sebagai-
mana mestinya.

Halaban, iuni2023
Yang fvbnyatakan
SAFA MARWA

w
t0t
M
r:,A . PT BUKIT
SAFA MARV,',,I.
ruxrr
tataQ.tout'

Aulia D MiralDelisman
Direktur
7 lrT. B
SA I. A
T
RWA
Rencana Usaha ?e*ambanqan dan
Tenqolahan Batv Gampnq

KATA PENGANTAR

Provinsi Sumatera Barat merupaka'r salal satu dari wilayah di lndoneia dengan kekayaan alam berupa

batubara, batu gamping, minyak dan gas rang tinggi. Deposit batugamping di Provinsi Sumatera Barat

terdeteksi mencapai 2 triliun ton tersebar 1i Kabupaten Pasaman, Lima Puluh Kota, Sijunjung, Padang

Panjang dan Solok. Untuk wilayah Kabup aten l""ima Puluh Kota, cadangan batu gamping diantaranya

terdapat di Jorong Kapalo Koto Na,.gari N; gari i'ialaban Kecamatan Lareh Sago Halaban. Sehubungan

potensi dimaksud, PT. BUKIT SAFA MAiIWA telah melakukan kegiatan eksplorasi atau penyelidikan

pada lahan seluas 20,00 ha. Seteiah pei;erjaan penyelidikan dan juga penyusunan Studi Kelayakan

{Persetujuan Tekno Ekonomi Studi Kelayirkan PT. Bukit Safa Marwa diterbitkan oleh Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Sunratera llarat rnelaluisurat Nomor: 540/780/MB/ ESDM/2022 tanggal

14 Septmber 2022), selanjutnya ak;an diajrkan pula lzin Usaha Pertambangan (tUP) Operasi Produksi.

,Adapun lingkup rencana kegiatan nreliputi pertambangan batuan dan pengolahan batuan.

Rencana usaha pertambangan dan peng:lahan batuan berpeluang menimbulkan perubahan kualitas

iingkungan hidup. Sebagaimana muatan E erita Acara R.apat Penapisan dan Penetapan Jenis Dokumen

Lingkungan dan Persetujuan Tekr:is Rercana Usaha PT. Bukit Safa Marwa yang diterbitkan Dinas

Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barrt tanggal 26 September 2A22, bagi rencana kegiatan wajib

disusun UKL-UPL. Acuan penyusurtan Fcrmulir UKL-UPL berdasarkan muatan Lampiran lll Peraturan
Pemerintah Republik lndonesia Nomor . 12 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Demikian kajian lingkungan berupa Formrilir UKL-UPL ini disampaikan. Semoga dapat menjadi bahan

pertimbangan untuk perumusan dan penerapan kebijakan yang diperlukan.

PT. BUKIT SAFA MARWA

PT. BUKIT
SAFAMARWA
.urrt ttttQ4

Aulia D Miral Delisman


Direktur

Formulrr UKL - UFL hal-t


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

DAFTAR ISI

hal
SURAT PERNYATAAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I PENDAHULUAN I-1


1.1. Identitas Pemrakarsa dan Penyusun UKL-UPL I-1
1.2. Latar Belakang I-1
1.3. Tujuan dan Manfaat Rencana Kegiatan I-3
1.4. Dasar Penyusunan UKL-UPL I-3

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN II-1


2.1. Nama Rencana Usaha/Kegiatan II-1
2.3. Lokasi Rencana Usaha/Kegiatan II-1
2.3. Skala Rencana Usaha/Kegiatan II-2
2.3.1. Keadaan Cadangan II-2
2.3.2. Jumlah Cadangan II-2
2.3.3. Rencana Pemanfaatan Lahan II-2
2.3.4. Rencana Lereng Tambang II-5
2.3.5. Sistim dan Tata Cara Penambangan II-5
2.3.6. Lokasi Penambangan II-7
2.3.7. Kebutuhan Peralatan II-7
2.3.8. Rencana Jam Kerja Produksi II-7
2.3.9. Rencana Produksi II-8
2.4. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha/Kegiatan dengan RTRW II-8
2.5. Persetujuan Teknis II-9
2.5.1. Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah II-9
2.5.2. Pemenuhan Baku Mutu Emisi II-9
2.5.3. Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 II-10
2.5.4. Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) II-11
2.6. Uraian Rencana Kegiatan yang Dapat Menimbulkan Dampak II-12
2.6.1. Tahap Persiapan II-12
2.6.2. Tahap Operasi Produksi II-19
2.6.3. Tahap Pasca Operasi II-35
2.7. Kondisi Kualitas Lingkungan Saat Ini II-39
2.7.1. Komponen Geo Fisik-Kimia II-39
2.7.2. Komponen Biologi II-49
2.7.3. Komponen Sosial Masyarakat II-52
2.7.4. Kegiatan Lain di Sekitar Lokasi Tapak Rencana Kegiatan II-58

Formulir UKL – UPL hal - ii


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN SERTA UPAYA III-1


PENGELOLAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
3.1. Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan III-1
3.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan serta Standar Pengelolaan dan III-1
Pemantauan Lingkungan Hdup

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Formulir UKL – UPL hal - iii


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

DAFTAR TABEL

hal
Tabel 2.1. Kompilasi Koordinat WIUP dan Usulan IUP Operasi Produksi II – 1
Tabel 2.2. Kompilasi Rencana Penggunaan Lahan II – 2
Tabel 2.3. Kompilasi Rencana Jenis dan Jumlah Peralatan dan Kendaraan II – 7
Tabel 2.4. Kompilasi Rencana Produksi Raw Material II – 8
Tabel 2.5. Lingkup dan Jadwal Tentativ Kegiatan Tahap Persiapan II – 12
Tabel 2.6. Kompilasi Rencana Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja II – 13
Tabel 2.7. Kompilasi Rencana Pembangunan dan Pemanfaatan Base-Camp II – 15
Tabel 2.8. Kompilasi Rencana Sarana Prasarana Penunjang Tambang II – 17
Tabel 2.9. Kompilasi Estimasi Kebutuhan Ramuan Bahan Peledak Untuk Satu Kali II – 23
Peledakan
Tabel 2.10. Kompilasi Rencana Ukuran dan Jumlah Produksi Pengolahan Batuan (Batu II – 24
Pecah)
Tabel 2.11. Kompilasi Rencana Kegiatan Penutupan Tambang dan Jadwal Tentative II – 35
Tabel 2.12. Kompilasi Rencana Reklamasi – Program Penutupan Tambang II – 35
Tabel 2.13. Kompilasi Rencana Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja Tahap Pasca II – 38
Operasi
Tabel 2.14. Kompilasi Rencana Jenis dan Jumlah Peralatan dan Kendaraan Tahap Pasca II – 38
Operasi
Tabel 2.15. Data Curah Hujan Wilayah Rencana Kegiatan II – 39
Tabel 2.16. Kualitas Udara dan Kebisingan di Lingkungan Lokasi Rencana Kegiatan II – 43
Tabel 2.17. Kompilasi Hasil Pemeriksaan Kualitas Perairan Anak Sungai Aia Dingin II – 45
Tabel 2.18. Komposisi Kualitas Tanah Lokasi Rencana Kegiatan II – 46
Tabel 2.19. Kompilasi Laju Erosi Permukaan Tanah di Lokasi Rencana Kegiatan II – 47
Tabel 2.20. Kompilasi Kehadiran Jenis Tumbuhan Liar Dominan II – 49
Tabel 2.21. Kompilasi Jenis dan Skala Kehadiran Fauna – Satwa Liar II – 50
Tabel 2.22. Kompilasi Jenis Ikan Perairan Anak Sungai Aia Dingin di Sekitar Lokasi II – 51
Rencana Kegiatan
Tabel 2.23. Stuktur Komunitas Plankton dan Benthos di Lingkungan Perairan Sekitar II – 51
Lokasi Rencana Kegiatan
Tabel 2.24. Kompilasi Jumlah Penduduk Halaban Menurut Mata Pencaharian II – 53
Tabel 2.25. Kompilasi 10 (Sepuluh) Kasus Penyakit Terbanyak di Wilayah Rencana II – 54
Kegiatan (Keadaan Tahun 2022)
Tabel 2.26. Kompilasi Geometri Ruas Jalan Povinsi di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan II – 56
Tabel 2.27. Kompilasi Kapasitas dan Kinerja Jalan Batas Kota Payakumbuh – Sitangkai II – 57
di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan

Formulir UKL – UPL hal - iv


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

Tabel 3.1. Matrik Identifikasi Dampak Rencana Usaha Pertambangan dan Pengolahan III – 2
Batu Gamping
Tabel 3.2. Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan III – 4
Lingkungan Hidup (UPL) Rencana Usaha Pertambangan dan Pengolahan
Batu Gamping PT. Bukit Safa Marwa

Formulir UKL – UPL hal - v


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

DAFTAR GAMBAR

hal
Indek Peta Administrasi Propinsi Sumatera Barat
Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Lima Puluh Kota I–5
Gambar 2. Peta Lokasi Rencana Kegiatan I–6
Gambar 3. Peta Lokasi Rencana Tambang II – 3
Gambar 4. Peta Rencana Lay Out Tambang II – 4
Gambar 5. Bagan Alir Rencana Penambangan Batuan II – 5
Gambar 6. Peta Rencana Blok Penambangan II – 6
Gambar 7. Struktur Organisasi Kerja PT. Bukit Safa Marwa II – 14
Gambar 8. Model Lay-Out Gudang Bahan Peledak II – 18
Gambar 9. Model Pengelolaan Tanah Pucuk (Topsoil) II – 20
Gambar 10. Rencana Pola Peledakan dan Geometri Lubang Ledak II – 22
Gambar 11. Model Lay Out Rencana Pengolahan Batuan II – 25
Gambar 12. Model Penampang Saluran Air Hujan II – 28
Gambar 13. Rancangan Kolam Pengendap Air Limpasan II – 30
Gambar 14. Peta Rencana Pasca Tambang II – 36
Gambar 15. Peta Topografi Wilayah Rencana Kegiatan II – 41
Gambar 16. Peta Geologi Lokasi Rencana Kegiatan II – 42
Gambar 17. Grafik Proporsi Lalu Lintas Kendaraan II – 56
Gambar 18. Grafik Volume Lalu Lintas Kendaraan Hari Kerja II – 57
Gambar 19. Grafik Volume Lalu Lintas Kendaraan Hari Libur II – 58
Gambar 20. Bagan Alir Dampak Rencana Usaha Pertambangan dan Pengolahan Batu III – 3
Gamping
Gambar 21. Peta Lokasi UKL Tahap Persiapan III – 21
Gambar 22. Peta Lokasi UKL Tahap Persiapan III – 22
Gambar 23. Peta Lokasi UKL Tahap Operasi Produksi III – 23
Gambar 24. Peta Lokasi UKL Tahap Operasi Produksi III – 24
Gambar 25. Peta Lokasi UKL Tahap Pasca Operasi III – 25
Gambar 26. Rekomendasi Penanganan Dampak Lalu Lintas Tahap Operasi Produksi III – 26
Pertambangan Batuan
Gambar 27. Peta Lokasi UPL Tahap Persiapan III – 27
Gambar 28. Peta Lokasi UPL Tahap Persiapan III – 28
Gambar 29. Peta Lokasi UPL Tahap Operasi III – 29

Formulir UKL – UPL hal - vi


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

Gambar 30. Peta Lokasi UPL Tahap Operasi III – 30


Gambar 31. Peta Lokasi UPL Tahap Pasca Operasi III – 31

Formulir UKL – UPL hal - vii


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Salinan Perizinan Rencana Kegiatan


Lampiran 2 Salinan Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
Lampiran 3 Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3
Lampiran 4 Salinan Rekomendasi Teknis ANDALALIN
Lampiran 5 Foto-Foto Lingkungan Lokasi Rencana Kegiatan
Lampiran 6 Salinan Hasil Pemeriksaan Kualitas Lingkungan
Lampiran 7 Kertas Kerja Perhitungan Dampak
Lampiran 8 Curriculum Vitae Penyusun Formulir UKL-UPL
Lampiran 9 Lain – Lain

Formulir UKL – UPL hal - viii


Lokasi
Rencana Kegiatan
Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

BAB I
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

1.1. IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN UKL-UPL

A. Identitas Pemkarsa

 Nama Perusahaan : PT. BUKTI SAFA MARWA


 Rencana Kegiatan : Pertambangan Batuan (Batu Gamping) – Nomor KBLI 08102
 Penanggung Jawab : Aulia D Miral Delisman
 Jabatan : Direktur
 Alamat : Jorong Durian Nagari Kamang Mudiak Kecamatan Kamang Magek
Kabupaten Agam
 Nomor Telepon : 085271 858491 (Kepala Teknik Tambang)
 Lokasi Kegiatan : Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban Kec Lareh Sago Halaban
Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat

B. Penyusun UKL-UPL

 Tisno Hari, BE (Teknik Geologi)

 Drs. Zaldi Patriyanus (Anggota Tim – Biologi – AMDAL A)

 Asmanita Siregar, SE (Anggota Tim – Sosial Ekonomi – AMDAL A)

1.2. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor : 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara menerangkan bahwa pelaksanaan
usaha pertambangan mineral dan batubara memuat penerapan kebijakan mengutamakan penggunaan
mineral untuk kepentingan dalam negeri. Karena mineral merupakan sumber daya alam tak terbarukan,
pengelolaannya perlu dilaksanakan seoptimal mungkin, efisien, berkelanjutan, transparan, berwawasan
lingkungan dan berkeadilan agar dapat diperoleh manfaat untuk kemakmuran rakyat secara luas.

Diantara jenis bahan galian mineral bukan logam adalah batu kapur atau batu gamping. Batu gamping
(limestone – CaCO3) merupakan batuan sedimen yang terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate).
Sumber utama calcite adalah organisme laut. Organisme tersebut mengeluarkan shell lalu terdeposit di

Formulir UKL-UPL BAB I hal - 1


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

lantai samudera sebagai pelagic ooze. Secara umum, batu gamping berwarna putih abu-abu kebiru-
biruan, bersifat pejal, berbutir halus hingga kasar, mudah menyerap air dan juga mudah dihancurkan.
Saat ini, penggunaan batu gamping telah mencakup sektor pertanian, industri kimia, industri makanan
dan industri logam. Dalam usaha pertanian, batu gamping bermanfaat sebagai pupuk (keasaman tanah
akan berkurang dari pengapuran) penggunaan kapur tohor (quicklime), kapur padam (hidratedlime)
ataupun tepung kapur. Sementara itu, di bidang industri kimia, batu gamping digunakan untuk produksi
kaustik soda dan alkali lain menggunakan solvany proses – light calcite yang berfungsi sebagai filler,
extender coating pada industri kertas, cat, karet farmasi dan plastik.

Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu dari wilayah di Indoneia dengan kekayaan alam berupa
batubara, batu gamping, minyak dan gas yang tinggi. Deposit batugamping di Provinsi Sumatera Barat
terdeteksi mencapai 2 triliun ton tersebar di Kabupaten Pasaman, Lima Puluh Kota, Sijunjung, Padang
Panjang dan Solok (Jamarun dkk., 2015). Karakter batu gamping di Sumatra Barat umumnya berwarna
putih, berstruktur masif, dan memiliki tekstur kristalin (Marin dkk., 2019).

Untuk wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota, cadangan batu gamping diantaranya terdapat di Jorong
Kapalo Koto Nagari Halaban Kecamatan Lareh Sago Halaban. Sehubungan potensi yang dimaksud,
PT. BUKIT SAFA MARWA telah melakukan kegiatan eksplorasi atau penyelidikan pada lahan seluas
20,00 ha. Izin pelaksanaan kegiatan didasarkan Keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal Nomor : 1048/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Untuk Komoditas Batuan Kepada PT. Bukit Safa Marwa (salinan pada Lampiran 1).

Dari pekerjaan eksplorasi dengan menerapkan metoda garis kontur (isoline) diketahui jumlah cadangan
batu gamping 4.403.042 m3 atau setara 11.447.910 ton pada lahan seluas 14,00 ha dan ketinggian 600
– 710 m dari permukaan laut (beda tinggi 110 m). Pengesahan terhadap hasil pekerjaan eksplorasi
diterbitkan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Barat melalui surat Nomor :
540/781/MB/ESDM/2022 tanggal 14 September 2022 perihal Laporan Akhir Eksplorasi IUP Batuan
Batu Gamping PT. Bukit Safa Marwa (salinan pada Lampiran 1).

Berdasarkan hasil penyeldikan, telah disusun Studi Kelayakan yang diantaranya merumuskan rencana
penambangan secara terbuka (open mining) menerapkan metoda quarry (pengambilan batuan dimulai
dari areal kerja dengan elevasi paling tinggi ke arah elevasi yang rendah), penambangan batuan akan
dilakukan secara mekanis dan peledakan (blasting) dengan rencana produksi maksimal 468.000 ton
per-tahun, pengolahan batuan menjadi batu pecah (split) untuk memperoleh nilai tambah (added value)

Formulir UKL-UPL BAB I hal - 2


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

sekaligus analisa ekonomi (finansial) rencana kegiatan pertambangan batuan. Pengesahan terhadap
Studi Kelayakan diterbitkan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Barat melalui
surat Nomor : 540/780/MB/ ESDM/2022 tanggal 14 Septmber 2022 perihal Persetujuan Tekno Ekonomi
Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa (salinan pada Lampiran 1). Untuk selanjutnya akan diajukan Izin
Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Lokasi rencana kegiatan dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 berikutnya.

Sebagaimana muatan dari Studi Kelayakan (2022), produk batuan di lokasi areal kerja tambang adalah
batu pecah (split). Selanjutnya, produk batuan dapat dimanfaatkan untuk konstruksi bangunan bahkan
tepung kapur pertanian setelah dilakukan pengolahan lanjutan oleh pihak lain.

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT RENCANA KEGIATAN

A. Tujuan

a. Menggali sumberdaya alam bahan galian mineral bukan logam berupa batu gamping sesuai
dengan kaidah pertambangan yang baik.

b. Menggali potensi bahan galian batu gamping untuk dapat memenuhi kebutuhan pembangunan
sarana prasarana umum oleh pemerintah maupun pihak lain.

c. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi anggota masyarakat di sekitarnya
sesuai keterampilan dan potensi sumber daya alam.

B. Manfaat

a. Memenuhi kebutuhan batuan bagi usaha ekonomi masyarakat di wilayah Jorong Kapalo Koto
dan Nagari Halaban ataupun daerah lain.

b. Turut mendorong pertumbuhan usaha ekonomi yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan
oleh masyarakat setempat seiring kegiatan penambangan batu gamping.

c. Memberikan konstribusi menguntungkan bagi masyarakat terutama di wilayah Jorong Kapalo


Koto dan Nagari Halaban, Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota sekaligus Provinsi Sumatera
Barat secara umum dalam bentuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).

1.4. TUJUAN DAN KEGUNAAN FORMULIR UKL-UPL

A. Tujuan

a. Untuk mengidentifikasi komponen rencana kegiatan yang berpeluang menimbulkan dampak.

b. Mengidentifikasi komponen lingkungan hidup yang berpeluang mengalami perubahan akibat


pelaksanaan rencana kegiatan.

Formulir UKL-UPL BAB I hal - 3


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

c. Memperkirakan jenis dan ukuran dampak lingkungan yang berpeluang terjadi.

d. Merumuskan mitigasi dampak dalam bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup.

B. Kegunaan

a. Untuk mencegah ataupun mengendalikan peluang dampak pelaksanaan rencana kegiatan agar
intensitas perubahan kualitas lingkungan menjadi kecil.

b. Sebagai pedoman pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang menjadi acuan dalam
pelaksanaan rencana kegiatan.

1.5. DASAR PENYUSUNAN UKL-UPL

Selain bersifat menguntungkan, pelaksanaan rencana kegiatan juga berpeluang menimbulkan kerugian
terhadap lingkungan hidup. Tinjauan peraturan dan perundang-undangan serta pertimbangan dokumen
lingkungan yang harus disusun bagi rencana kegiatan diuraikan berikut.

1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : 4 Tahun 2021 tentang Daftar Usaha
dan atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingungan Hidup, Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup – Lampiran I K. Sektor Energi dan
Sumber Daya Mineral, rencana kegiatan pertambangan mineral bukan logam atau batuan dengan
luas perizinan ≥ 5 ha < 200 ha (menengah – tinggi) atau luas daerah terbuka untuk pertambangan
< 50 ha per-tahun (menengah – tinggi) atau kapasitas produksi ≥ 100.000 < 500.000 ton per-tahun
termasuk kriteria rencana kegiatan yang wajib memiliki UKL-UPL.

2. Berita Acara Rapat Penapisan dan Penetapan Jenis Dokumen Lingkungan dan Persetujuan Teknis
Rencana Usaha PT. Bukit Safa Marwa yang diterbitkan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera
Barat tanggal 26 September 2022 (salinan pada Lampiran 1) menyatakan bahwa bagi rencana
kegiatan wajib disusun UKL-UPL.

Formulir UKL-UPL BAB I hal - 4


GAMBAR 1
PETA ADMINISTRASI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Lokasi
Rencana Kegiatan

Formulir UKL - UPL Bab I hal - 5


GAMBAR 2
PETA LOKASI RENCANA KEGIATAN

KETERANGAN

Batas WIUP PT Bukit Safa Marwa

1 0o 20’ 35,00” 100o 44’ 54,00”


2 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 54,00”
3 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 51,00”
4 0o 20’ 53,00” 100o 44’ 51,00”
5 0o 20’ 53,00” 100o 44’ 39,00”
6 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 39,00”
7 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 43,00”
8 0o 20’ 35,00” 100o 44’ 43,00”

Sumber Peta :
1. Keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor : 1048/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Untuk Komoditas Batuan Kepada PT. Bukit Safa Marwa
2. Dokumen Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa (2022)
3. Citra Satelit 2023
4. Pengamatan Lapangan
Dibuat oleh : PT Bukit Safa Marwa

Formulir UKL - UPL Bab I hal - 6


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

BAB II
URAIAN RENCANA KEGIATAN

2.1. NAMA RENCANA USAHA/KEGIATAN

Usaha pertambangan batu gamping secara terbuka (open mining) dengan menerapkan metoda quarry
sisi bukit (side hill method ) dan pengolahan batuan dengan produk batu pecah (split).

2.2. LOKASI RENCANA USAHA/KEGIATAN

Secara administratif, lokasi rencana kegiatan berada di wilayah Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban
Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota. Sesuai dengan muatan WIUP, koordinat
geografis lokasi usulan IUP Operasi Produksi tersaji pada Tabel 2.1 di bawah ini. Sementara itu, peta
lokasi rencana tambang sebagaimana Gambar 3 berikutnya.

Tabel 2.1.
Kompilasi Koordinat WIUP dan Usulan IUP Operasi Produksi

NO. TITIK KOORDINAT LINTANG SELATAN (LS) BUJUR TIMUR (BT)


1. Titik 01 0o 20’ 35,00” 100o 44’ 54,00”
2. Titik 02 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 54,00”
3. Titik 03 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 51,00”
4. Titik 04 0o 20’ 53,00” 100o 44’ 51,00”
5. Titik 05 0o 20’ 53,00” 100o 44’ 39,00”
6. Titik 06 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 39,00”
7. Titik 07 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 43,00”
8. Titik 08 0o 20’ 35,00” 100o 44’ 43,00”
Sumber : PT. Bukit Safa Marwa, 2023.

Lokasi rencana kegiatan cukup jauh (jarak berkisar 750 m) dari hunian masyarakat dan jalan Provinsi
ruas Batas Kota Payakumbuh – Sitangkai (P.44). Berdasarkan kesepakatan dengan Pemerintah Nagari
Halaban, bagi akses tambang akan dimanfaatkan jalan lingkungan (kondisi permukaan saat ini masih
tanah). Sehubungan hal dimaksud, lingkungan sekitar secara umum dikemukakan sebagai berikut.

 Lingkungan sekitar jalan lingkungan (rencana akses tambang) berupa usaha ekonomi masyarakat
(warung makanan dan minuman 1 unit), kebun campuran dan areal pertanian sawah. Pemanfaatan
jalan lingkungan saat ini oleh masyarakat diantaranya untuk pengangkutan produksi tanaman dari
kebun campuran dan juga sawah.

 Lingkungan lokasi tambang adalah perbukitan batu kapur (gamping), tutupan lahan meliputi kebun
campuran, semak belukar dan sebagian besar tegakan alamiah. Aliran permukaan (arah Selatan)
berupa anak sungai Aia Dingin memiliki elevasi lebih rendah dari lokasi rencana tambang.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 1


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

2.3. SKALA RENCANA USAHA/KEGIATAN

2.3.1. Keadaan Cadangan

Sesuai dengan hasil eksplorasi atau penyelidikan rinci yang terungkap dalam Studi Kelayakan (2022),
bahan galian batu gamping di lokasi rencana kegiatan bersifat menerus dan relatif homogen. Tidak ada
struktur yang mempengaruhi batuan setempat secara signifikan.

2.3.2. Jumlah Cadangan

Berdasarkan muatan Studi Kelayakan (2022), jumlah cadangan terukur batu gamping di lokasi rencana
kegiatan mencapai 4.403.042 m3 (setara 11.447.910 ton) pada lahan seluas 14,00 ha dan ketinggian
600 – 710 m dari permukaan laut (beda tinggi 110 m).

2.3.3. Rencana Pemanfaatan Lahan

Rencana pemanfaatan lahan dari 20,00 ha meliputi areal tambang (luas 14,00 ha), areal penyimpanan
tanah pucuk (topsoil storage), areal pengolahan batuan, gudang bahan peledak, sarana prasarana
tambang dan jalan kerja tambang (mine haul). Selain itu, sebagian kecil dari lahan juga tidak dilakukan
penambangan (luas 35.100 m2 = 3,51 ha) karena faktor batuan yang relatif jauh di bawah permukaan
tanah sehingga dinilai kurang ekonomis. Kompilasi rencana penggunaan lahan sebagaimana Tabel 2.2
di bawah ini dan peta rencana lay-out tambang dapat dilihat pada Gambar 4.

Tabel 2.2.
Kompilasi Rencana Penggunaan Lahan

NO RENCANA PENGGUNAAN LAHAN JUMLAH


LUAS (M2) %
1. Areal Tambang 140.000 70,00
2. Areal Penimbunan Tanah Pucuk (Topsoil Storage) 1.500 0,75
3. Areal Penimbunan Tanah Penutup (Disposal Area) 1.500 0,75
4. Areal Pengolahan Batuan 5.000 2,50
4. Sarana Prasarana Tambang
a. Kantor dan Pos SATPAM (Akses Tambang) 60 0,03
b. Mushalla 40 0,02
c.Tempat Istirahat Tenaga Kerja 200 0,10
d. Areal Workshop dan Bangunan Generating Set 620 0,31
e. Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3 30 0,02
f.
Gudang Bahan Peledak 1.600 0,80
g. Kolam Pengendap 3.000 1,50
h. Jembatan Timbang 120 0,06
i.
Instalasi Pengolahan Air Limbah 30 0,02
5. Jalan Tambang – Mine Haul (Panjang 800 m x Lebar 14 m) 11.200 5,60
6. Areal Tidak Ditambang (Termasuk Areal Enclave) 35.100 17,55
JUMLAH 200.000 100.00
Sumber : Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa, 2023.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 2


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

2.3.4. Rencana Lereng Tambang

Studi Kelayakan (2022) diantaranya mengemukakan rencana lereng tambang yang akan diterapkan
bagi pelaksanaan penambangan, sebagai berikut.

 Tinggi bench : 6 m.

 Lebar bench : 5 m.

 Kemiringan antar bench : 45o.

 Kemiringan lereng overall : 60o.

2.3.5. Sistim dan Tata Cara Penambangan

Sesuai dengan kondisi atau keadaan batu gamping pada lokasi rencana kegiatan, maka sistim dan tata
cara penambangan yang akan diterapkan diuraikan berikut.

A. Sistim Penambangan

Sistim penambangan adalah terbuka (open pit) dan tata cara penambangan quarry sisi bukit (side
hill method). Bagan alir tata cara penambangan sebagaimana Gambar 5 di bawah ini sedangkan
rencana blok penambangan dapat dilihat pada Gambar 6 berikutnya.

PENGUPASAN DAN PENGGALIAN DAN


PEMBERSIHAN
PEMINDAHAN PENIMBUNAN
LAHAN
TANAH PUCUK TANAH PENUTUP

LOKASI KEGIATAN TOPSOIL DISPOSAL


PIHAK LAIN STORAGE AREA

PENGOLAHAN
REKLAMASI
BATUAN

PEMUATAN DAN
PELEDAKAN PENGAMBILAN
PENGANGKUTAN
BATUAN BATUAN
BATUAN

Gambar 5. Bagan Alir Rencana Penambangan Batuan

B. Tata Cara Penambangan

Sehubungan faktor batu gamping di permukaan relatif tidak keras, penambangan tahap awal dapat
menggunakan rock breaker yang dipasang pada bagian ujung lengan (arm) unit excavator. Seiring
penurunan elevasi permukaan kerja, selanjutnya dilakukan peledakan (blasting) batuan.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 5


GAMBAR 3
PETA LOKASI RENCANA TAMBANG

KETERANGAN

Usulan IUP Operasi Produksi


Rencana Akses Tambang

1 0o 20’ 35,00” 100o 44’ 54,00”


2 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 54,00”
3 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 51,00”
4 0o 20’ 53,00” 100o 44’ 51,00”
5 0o 20’ 53,00” 100o 44’ 39,00”
6 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 39,00”
7 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 43,00”
8 0o 20’ 35,00” 100o 44’ 43,00”

Sumber Peta :
1. Keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor : 1048/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Untuk Komoditas Batuan Kepada PT. Bukit Safa Marwa
2. Dokumen Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa (2022)
3. Citra Satelit 2023
4. Pengamatan Lapangan
Dibuat oleh : PT Bukit Safa Marwa

Formulir UKL - UPL Bab II hal - 3


1 8
5 9 10
7
2 3

11

4 12

13

14a

14b

KETERANGAN
01. Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Disposal Area Arah Limpasan
02. Kantor 11. Pos SATPAM (Gudang HANDAK) Permukaan
03. Timbangan 12. Gudang Bahan Peledak
04. Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. IPAL Domestik
05. Mushalla 14. Kolam Pengendap (a=awal, b=kedua)
06. Areal Pengolahan Batuan
07. Workshop Jalan Tambang
08. TPS Limbah B3
09. Topsoil Storage Drainase Jalan Tambang
GAMBAR 4
Usulan IUP Operasi Produksi PETA RENCANA LAYOUT TAMBANG

Formulir UKL - UPL Bab II hal - 4


`

1 8
5 9 10
7
2 3

11

4 12

13

14a

14b

KETERANGAN
01. Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Disposal Area Usulan IUP Operasi
02. Kantor 11. Pos SATPAM (Gudang HANDAK) Produksi
03. Timbangan 12. Gudang Bahan Peledak
04. Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. IPAL Domestik Arah Limpasan
05. Mushalla 14. Kolam Pengendap (a=awal, b=kedua) Permukaan
06. Areal Pengolahan Batuan
07. Workshop Jalan Tambang
08. TPS Limbah B3
09. Topsoil Storage Drainase Jalan Tambang
Rencana Blok Penambangan GAMBAR 6
PETA RENCANA BLOK PENAMBANGAN

Formulir UKL - UPL Bab II hal - 6


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

2.3.6. Lokasi Penambangan

Sesuai faktor sebaran bahan galian batu gamping bersifat menerus dan relatif homogen, penambangan
dimulai dari elevasi paling tinggi (+ 710 m) ke arah elevasi batas penambangan rencana (+ 600 m) atau
beda tinggi 110 m. Berdasarkan penurunan elevasi secara berjenjang (tinggi setiap jenjang 6 m dengan
beda tinggi 110 m) dan tinggi setiap lereng 6 m, maka akan terbentuk 20 (dua puluh) lereng.

2.3.7. Kebutuhan Peralatan

Untuk mendukung rencana kegiatan dibutuhkan berbagai jenis peralatan (alat berat dan juga alat bor
batuan), kendaraan angkut serta stone crusher kapasitas 25 ton/jam (1 unit) bagi pengolahan batuan.
Kompilasi peralatan dan kendaraan dimaksud tersaji pada Tabel 2.3 di bawah ini.

Tabel 2.3.
Kompilasi Rencana Jenis dan Jumlah Peralatan dan Kendaraan

NO JENIS PERALATAN TPE KAPASITAS JUMLAH STATUS


DAN KENDARAAN SATUAN VOLUME UNIT
A. PERALATAN
1. Excavator Cat 320 atau PC 200 BCM/Jam 90,00 3 Milik Sendiri
2. Dozer D 6 atau D85 SS BCM/Jam 260,00 1 Milik Sendiri
3. Wheel Loader - BCM/Jam 440,00 1 Milik Sendiri
4. Drilling Machine Tamrock CH 660 - - 1 Milik Sendiri
5. Stone Crusher - ton/jam 25,00 1 Milik Sendiri
6. Generating Set Perkins KVA 25,00 1 Milik Sendiri
B. KENDARAAN
1. Dump Truck Mitsubishi ton 12,00 8 Milik Sendiri
2. Light Truck Mitsubishi ton 5,00 4 Milik Sendiri
3. Fuel Truck Mitsubishi ton 14,00 1 Milik Sendiri
4. Water Truck Mitsubishi ton 10.00 1 Milik Sendiri
5. Light Vehicle Mitsubishi ton 1,50 3 Milik Sendiri
6. Sepeda Motor Honda - - 1 Milik Sendiri
Sumber : Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa, 2022.

2.3.8. Rencana Jam Kerja Produksi

A. Pertambangan Batuan

Waktu kerja efektif 8 jam per-hari (1 shift siang), jam kerja produksi pukul 08.00 – 12.00 WIB dan
13.00 – 17.00 WIB dengan jam istirahat dan peledakan batuan pukul 12.00 – 13.00 WIB.

B. Pengolahan Batuan

Waktu kerja efektif 20 jam per-hari (2 shift – siang dan malam), jam kerja produksi shift siang pukul
07.00 – 12.00 WIB dan 13.00 – 18.00 WIB (istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB), jam kerja produksi
shift malam pukul 19.00 – 24.00 WIB dan 01.00 – 06.00 WIB (istirahat pukul 24.00 – 01.00 WIB).

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 7


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

2.3.9. Rencana Produksi

Sesuai peraturan perundang-undangan, IUP Operasi Produksi pertambangan batuan diberikan dalam
jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima)
tahun. Berdasarkan jumlah cadangan dan ketetapan di atas, sebagaimana Tabel 2.4 produksi batuan
(raw material) direncanakan 260.000 – 468.000 ton per-tahun dengan recovery rencana 98 % sehinga
perolehan batuan keseluruhan 6.217.120 ton. Sisa cadangan yang masih banyak setelah jangka waktu
15 (lima belas) tahun terkait dengan keterbatasan kapasitas produksi dan pengolahan batuan.

Tabel 2.4.
Kompilasi Rencana Produksi Raw Material

NO TAHUN RAW MATERIAL


PRODUKSI KUMULATIF RECOVERY JUMLAH KUMULATIF
(MT) (MT) (%) (MT (MT)
1. Tahun 2023 260.000 260.000 98 % 254.800 254.800
2. Tahun 2024 416.000 676.000 98 % 407,680 662.480
3. Tahun 2025 416.000 1.092.000 98 % 407,680 1.070.160
4. Tahun 2026 416.000 1.508.000 98 % 407,680 1.477.840
5. Tahun 2027 416.000 1.924.000 98 % 407,680 1.885.520
6. Tahun 2028 416.000 2.340.000 98 % 407,680 2.293.200
7. Tahun 2029 416.000 2.756.000 98 % 407,680 1.700.880
8. Tahun 2030 416.000 3.172.000 98 % 407,680 3.108.560
9. Tahun 2031 416.000 3.588.000 98 % 407,680 3.516.240
10. Tahun 2032 416.000 4.004.000 98 % 407,680 3.923.920
11. Tahun 2033 468.000 4.472.000 98 % 458.640 4.382.560
12. Tahun 2034 468.000 4.940.000 98 % 458.640 4.841.200
13. Tahun 2035 468.000 5.408.000 98 % 458.640 5.299.840
14. Tahun 2036 468.000 5.876.000 98 % 458.640 5.758.480
15. Tahun 2037 468.000 6.344.000 98 % 458.640 6.217.120
JUMLAH 6.344.000 6.217.120
CADANGAN 11.447.910
SISA 5.103.910
Sumber : Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa, 2022.

2.4. KESESUAIAN LOKASI RENCANA USAHA/KEGIATAN DENGAN RTRW

Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota melalui surat Nomor : 600/832/PUPR/LK/VII-2021 tanggal 14
Juli 2021 (salinan pada Lampiran 1) menyatakan bahwa lokasi rencana kegiatan berada di Kawasan
Pertambangan dan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor : 7 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2012-2032. Kemudian,
melalui surat Nomor : 522.1/451/KPHL-LPK/VI-2021 tanggal 02 Juni 2021 (salinan pada Lampiran 1),
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Lima Puluh Kota
menerangkan lokasi rencana kegiatan berada di luar kawasan hutan atau pada Areal Penggunaan Lain
(APL) dan tidak termasuk Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru (PIPPIB).

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 8


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

2.5. PERSETUJUAN TEKNIS

Sesuai ketentuan Pasal 53 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, penyusunan formulir UKL
UPL dimulai dengan penyediaan data dan informasi: a. deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan dan/
atau b. Persetujuan Teknis. Pasal 57 ayat (4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22
Tahun 2021 menjelaskan bahwa Persetujuan Teknis terdiri atas : a. pemenuhan Baku Mutu air limbah;
b. pemenuhan Baku Mutu emisi; c. Pengelolaan Limbah B3; dan/atau d. analisis mengenai dampak lalu
lintas. Adapun proses Persetujuan Teknis dilakukan sebelum pemeriksaan formulir UKL UPL.

2.5.1. Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah

Pasal 1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran
diantaranya menerangkan air limbah adalah air yang berasal dari suatu proses dalam suatu kegiatan.

Sesuai lingkup rencana kegiatan – dalam hal aktifitas tenaga kerja, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi
Sumatera Barat telah menerbitkan Persetujuan Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah melalui surat Nomor
: 660/780/P2KLPHL-2023 tanggal 17 April 2023 perihal Persetujuan Teknis Pembuangan Air Limbah
Domestik Kegiatan PT. Bukit Safa Marwa (salinan pada Lampiran 2). Adapun muatan dari Persetujuan
Teknis yang dimaksud diantaranya sebagai berikut.

1. Jumlah timbulan air limbah domestik sebanyak 4.040 L per-hari. Sementara itu, air yang digunakan
untuk penyiraman areal kerja stone crusher (2.500 L per-hari) akan menguap (100 %).

2. Pengolahan air limbah secara biologis menggunakan unit Anaerobic Baffle Reactor (ABR) dengan
kapasitas 6,54 m3 per-hari. Unit proses terdiri dari tangki ekualisasi, ABR (bak pengendap dan bak
kompartemen ABR) serta bak khlorinasi untuk pembubuhan kaporit (dosis 0,169 kg per-hari).

3. Air olahan keluaran unit ABR dialirkan menuju sungai Aia Dingin menggunakan jaringan pipa – titik
koordinat pembuangan air limbah (outfall) adalah 0° 20' 48,66" LS 100°44' 44,24" BT. Berdasarkan
data koordinat oultet IPAL dengan titik pembuangan, panjang jaringan pipa pembuangan ± 415 m.
Lingkungan di sepanjang jaringan pipa berupa semak belukar, kebun campuran dan hutan.

2.5.2. Pemenuhan Baku Mutu Emisi

Pasal 1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran
juga menjelaskan bahwa pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya zat, energi dan/atau

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 9


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia. Sementara itu, emisi adalah pencemar
udara yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara,
mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi pencemaran udara.

Sesuai perencanaan, sumber energi listrik yang utama berasal dari jaringan listrik PT. PLN (Persero).
Sementara itu, sumber listrik cadangan adalah unit Generating Set (kapasitas rencana 25 kVA) yang
hanya akan digunakan untuk penerangan. Memperhatikan muatan dari Lampiran XI Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan
Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran menjelaskan, kajian teknis
pembuangan emisi diterapkan bagi sumber tidak bergerak.

Sumber emiisi tidak bergerak di lokasi rencana kegiatan adalah Generating Set. Mempertimbangkan
pemakaian Generating Set hanya pada saat gangguan aliran listrik PLN (Persero) atau tidak menerus,
tidak dibutuhkan Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Emisi. Meskipun demikian, seiring dengan
penggunaan sebagai sumber energi listrik cadangan tetap dilakukan pemantauan emisi Generating Set
secara berkala setiap 1 x 12 bulan jika jam penggunaan Generating Set > 1.000 jam setiap tahun atau
setiap 3 tahun jika penggunaan Generating Set < 1.000 jam setiap tahun.

2.5.3. Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3

Berdasarkan lingkup rencana kegiatan pertambangan sekaligus pengolahan batuan dengan dukungan
berbagai jenis peralatan dan kendaraan termasuk peledakan akan menimbulkan limbah yang termasuk
golongan bahan berbahaya dan beracun (limbah B3). Sehubungan dengan penghasil, disusun Rincian
Teknis Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana Lampiran 3.

Pasal 295 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa kewajiban terhadap pemenuhan
standar dan/atau rincian teknis penyimpanan limbah B3 dilakukan dengan cara berikut.

 Melakukan identifikasi limbah B3 yang dihasilkan.

 Melakukan pencatatan nama dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan.

 Melakukan penyimpanan seluruh limbah B3 sesuai peraturan perundang-undangan.

 Menyusun laporan penyimpanan limbah B3 (format pada Lampiran 3) serta menyampaikan laporan
penyimpanan limbah B3 secara berkala setiap 1 x 6 bulan kepada instansi penerbit persetujuan
lingkungan melalui tauatan https://plb3.menlhk.go.id.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 10


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

2.5.4. Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN)

Muatan dari Pasal 99 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan menyatakan bahwa setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman
dan infrastruktur yang berpeluang menimbulkan gangguan terhadap keamanan dan keselamatan serta
ketertiban, kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.

Berdasarkan ketentuan yang diatur Lampiran Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : 17 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas dan keberadaan jalan yang bersilangan dengan
akses lokasi rencana kegiatan adalah jalan Provinsi ruas Batas Kota Payakumbuh – Sitangkai (P.44),
Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat melalui surat Nomor : 551.11/068/DISHUB-SB/XI/2022
perihal Pemberitahuan Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) menerangkan bahwa bagi rencana
kegiatan dilengkapi dengan Standar Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas.

Persetujuan Standar Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas diterbitkan oleh Dinas Perhubungan Provinsi
Sumatera melalui surat Nomor : 551.2/67/APP-II/2023 tanggal 27 Februari 2023 perihal Persetujuan
Standar Teknis (salinan pada Lampiran 4). Muatan dari Standar Teknis diantaranya sebagai berikut.

 Melakukan pelebaran jalan akses menuju lokasi tambang serta pelebaran radius tikungan (belok)
pada akses masuk dan keluar tambang menjadi 8,0 m.

 Pemasangan rambu-rambu pada kawasan operasional tambang.

 Pengaturan sirkulasi masuk dan keluar kendaraan.

 Pemasangan alat penerangan jalan pada akses masuk – keluar dan internal kawasan tambang.

 Penyediaan fasilitas parkir untuk kendaraan berat.

 Menyediakan lokasi stock pile atau lahan penempatan material dan peralatan yang digunakan.

 Penyediaan lokasi pencucian roda kendaraan truk pengangkut dan menutup rapat material dengan
terpal sebelum mennggalkan lokasi kegiatan.

 Melakukan pembersihan ceceran tanah.

 Pengaturan jadwal pengangkutan material pukul 07.00 – 08.00 WIB.

 Menyediakan petugas pengatur atau pengamanan lalu lintas yang bersertifikat untuk mengatur lalu
lintas pada wilayah internal dan eksternal.

Adapun pelaksanaan beberapa rekomendasi terkait lalu lintas, akan dilakukan apda Tahap Persiapan
dan menerus selama Tahap Operasi Produksi batuan di lokasi rencana kegiatan.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 11


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

2.6. URAIAN RENCANA KEGIATAN YANG DAPAT MENIMBULKAN DAMPAK

2.6.1. Tahap Persiapan

Beberapa aktifitas yang berlangsung pada Tahap Persiapan diproyeksikan selesai dalam jangka waktu
6 (enam) bulan. Lingkup kegiatan dan jadwal tentativ sebagaimana Tabel 2.5 di bawah ini.

Tabel 2.5.
Lingkup dan Jadwal Tentativ Kegiatan Tahap Persiapan

NO. URAIAN KEGIATAN PELAKSANAAN (BULAN)


1 2 3 4 5 6
1. Sosialisasi Rencana Kegiatan
2. Pembebasan Lahan
3. Penerimaan Tenaga Kerja
4. Pembangunan Base-Camp
5. Mobilisasi Material dan Peralatan
6. Pembuatan Jalan Tambang
7. Pembangunan Sarana dan Prasarana Tambang
8. Pembersihan Lahan
Sumber : PT. Bukit Safa Marwa, 2023.

A. Sosialisasi Rencana Kegiatan

Merupakan kegiatan pemberian pemahaman kepada masyarakat setempat terkait rencana usaha
pertambangan batu gamping. Sosialisasi akan dilaksanakan pihak PT. Bukit Safa Marwa bersama
dengan Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Nagari setempat.

B. Pembebasan Lahan

Untuk pelaksanaan rencana kegiatan, akan dilakukan pula pembebasan lahan seluas 20 ha. Status
lahan dimaksud merupakan ulayat kaum Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban. Penggunaan lahan
yang berlangsung saat ini adalah kebun campuran, hutan dan semak belukar. Berdasarkan muatan
kesepakatan awal dengan kepala kaum yang terkait (salinan pada Lampiran 1), pembebasan lahan
dilakukan melaui pemanfaatan bersama dengan pendekatan berikut.

 Sehubungan status lahan yang akan dibebaskan adalah ulayat kaum, dilakukan musyawarah
bersama kepala kaum, anggota kaum bersangkutan dan Pemerntah Nagari. Selain itu, muatan
musyawarah juga merumuskan kontribusi yang menjadi kewajiban pihak-pihak terkait.

 Jikalau ada tanaman yang bernilai ekonomis, pembebasan lahan juga melalui ganti kerugian
terhadap tanaman sesuai hasil musyawarah.

 Setelah usaha pertambangan berakhir, lahan bekas tambang dilakukan reklamasi agar menjadi
produktif lalu diserahkan kepada masyarakat pemegang ulayat atau pengolah sebelumnya.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 12


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

C. Penerimaan Tenaga Kerja

1. Kualifikasi Tenaga Kerja

Sebagaimana kompilasi pada Tabel 2.6 di bawah ini, sebagian besar tenaga kerja yang akan
terlibat merupakan angkatan kerja setempat – struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 7.
Proses penerimaan tenaga kerja dilakukan melalui seleksi secara tertulis dan juga wawancara
dengan melibatkan Pemerintah Nagari Halaban.

Tabel 2.6.
Kompilasi Rencana Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja

NO. BAGIAN – UNIT KERJA RENCANA PENEMPATAN JUMLAH ASAL


TENAGA KERJA (ORANG) TENAGA KERJA
1. Engineering Manager Tambang / Kepala Teknik 1 Daerah Lain
Wakil Kepala Teknik / Supervisor 1 Daerah Lain
Supervisor 1 Daerah Lain
Safety Health dan Environment (SHE) 1 Daerah Lain
Kepala Gudang Bahan Peledak 1 Daerah Lain
Juru Ledak 1 Daerah Lain
2. Administrasi dan Umum Administrasi 2 Setempat
HUMAS dan Security (SATPAM) 8 Setempat
3. Operasional Produksi Foreman 2 Setempat
Operator 7 Setempat
Sopir 16 Setempat
4. Pengolahan Batuan Pengawas 1 Daerah Lain
Teknisi 2 Setempat
Pekerja 4 Setempat
5. Workshop Logistik 2 Setempat
Mekanik Alat Berat 2 Setempat
Mekanik Kendaraan 2 Setempat
Elektrikal 1 Setempat
JUMLAH 55
Sumber : PT. Bukit Safa Marwa, 2023.

2. Tingkat Gaji dan Upah

Gaji atau upah tenaga kerja meliputi gaji pokok (sesuai Upah Minimum Provinsi tahun berjalan),
lembur dan tunjangan lain (jika ada). Kemudian, seluruh tenaga kerja juga diikutsertakan dalam
program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) secara keseluruhan.

3. Hubungan Kerja

Hubungan kerja tahap awal menerapkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Perubahan
hubungan kerja ditentukan oleh prestasi tenaga kerja setelah jangka waktu atau masa PKWTT
berakhir. Adapun hubungan kerja yang dimaksud selanjutnya juga akan dicatatkan pada Dinas
Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Lima Puluh Kota.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 13


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

D. Pembangunan dan Pengoperasian Base-Camp

Untuk mendukung pekerjaan pembangunan sarana prasarana tambang, akan diadakan pula base-
camp dengan konstruksi semi permanen (bangunan sementara) sebagaimana Tabel 2.7 di bawah
ini. Penggunaan unit base-camp diantaarnya tempat bekerja dan isitirahat tenaga kerja (rencana 30
orang), pemeliharaan peralatan dan penempatan sementara material bangunan.

Tabel 2.7.
Kompilasi Rencana Pembangunan dan Pemanfaatan Base-Camp

NO. RENCANA BANGUNAN SATUAN VOLUME KETERANGAN


DAN SARANA PRASARANA
1. Direksi Keet m2 40 Ruang Kegiatan Administrasi
2. Tempat Istirahat Tenaga Kerja (30 orang) m2 40 -
3. Tempat Pemeliahraan Peralatan m2 200 -
4. Areal Parkir Kendaraan dan Peralatan m2 300 -
5. Areal Penumpukan Material m2 200 -
6. Air Bersih
a. Sumber - - Parit Alam
b. Rencana Pemakaian L/detik/org 30 Cuci dan kakus tenaga kerja
7. Sarana Prasarana
a. Tangki Bio-Septik unit 1 Kapasitas 20,00 m3
b. Persampahan unit 2 Tong Sampah Kapasitas 40 L
8. Sumber Energi Listrik kVA 30 PT. PLN (Persero)
kVA 25 Generating Set
Sumber : PT. Bukit Safa Marwa, 2023.

Berdasarkan kegiatan yang akan berlangsung di lokasi base-camp sekaligus aktifitas tenaga kerja,
akan timbul air limbah domestik bahkan timbulan limbah domestik padat (sampah) sebagai sumber
perkembangan vektor penyakit. Selain itu, pemeliharaan berkala peralatan turut pula menghasilkan
limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3).

 Seiring kehadiran tenaga kerja (direncanakan 30 orang) dan jumlah air bersih kebutuhan dasar
kebersihan 30 L per-orang/hari (Buku Panduan Pengembangan Air Minum Direktorat Jenderal
Cipta Karya, 2007) dan berwudhuk 12 L per-orang, jumlah timbulan air limbah domestik 1.200 L
per-hari. Penanganan dilakukan menggunakan unit tangki septik dan pengurasan melalui kerja
sama dengan pihak pengelola Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terdekat. Sesuai
rencana kapasitas tangki septik (20,00 m3), pengurasan dilakukan setelah 6 (enam) bulan.

 Berasumsi base-camp sebagai rumah non-permanen, timbulan sampah berkisar 0,25 – 0,30 kg
atau 1,75 – 2,00 L per-orang/hari (Damanhuri, 2004). Dari kehadiran tenaga kerja (30 orang),
jumlah timbulan sampah mencapai 7,5 – 9,0 kg atau 52 – 60 L setiap hari. Untuk itu, disediakan
tong sampah kapasirtas 40 L sebanyak 2 (dua) unit dan pengangkutan sampah menuju Tempat
Penampungan Sementara (TPS) sampah di Pasar Halaban setiap 2 (dua) hari.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 15


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

E. Mobilisasi Material dan Peralatan

Kebutuhan material pembangunan sarana prasarana meliputi pasir (80 m3), batu (1.380 m3), kerikil
atau koral (735 m3), semen (250 sak), kayu (20 m3), besi dan lainnya. Pengangkutan memakai
kendaraan bak terbuka (pick-up) atau truk ringan. Sementara itu, beberapa peralatan yang tersaji
pada Tabel 2.3 sebelumnya diangkut menggunakan truk ringan, truk berat bahkan trailer.

F. Pembuatan Jalan

1. Jalan Masuk Tambang (Acces Road)

Lingkup dari pekerjaan melakukan peningkatan kapasitas jalan lingkungan eksisting yang akan
dimanfaatkan sebagai jalan masuk tambang (access road). Jalan sepanjang ± 750 m dan lebar
saat ini ± 3,0 m (konstruksi permukaan tanah) merupakan jalan usaha tani. Terkait rencana
pemanfaatan telah disepakati beberapa hal dengan Pemerintahan Nagari.

 Pihak PT Bukit Safa Marwa berkewajiban melakukan peningkatan kapasitas jalan dari lebar
± 3,0 m menjadi ± 6,0 m sekaligus pemeliharaan jalan secara berkala. Untuk itu, akan
dilakukan pembebasan lahan melalui ganti kerugian kepada pihak yang menguasai.

 Masyarakat setempat tetap dapat memanfaatkan jalan dimaksud sebagaimana semula.

a. Pekerjaan Drainase Samping dan Gorong-Gorong

 Pekerjaan drainase samping – lebar rencana 0,50 m dan kedalaman 0,50 m – dilakukan
secara mekanis menggunakan alat berat jenis excavator (1 unit). Material (tanah) hasil
galian ditimbunkan di sempadan luar drainase kemudian dipadatkan.

 Pekerjaan gorong-gorong atau box culvert pada bagian jalan yang melintasi parit alam.

b. Perkerasan Badan Jalan

Perkerasan badan jalan (lebar ± 6,0 m) dengan batu bagian bawah (tebal rencana 30 cm –
kebutuhan batu ± 1.350 m3) dan koral (kerikil) untuk bagian atas (tebal rencana 15 cm –
kebutuhan koral ± 675 m3). Pekerjaan menggunakan alat berat jenis excavator (1 unit) dan
dozer (1 unit) yang dimulai dari lokasi persilangan dengan jalan Provinsi.

2. Jalan Kerja Tambang (Mine Haul)

Pembangunan jalan kerja tambang (mine haul) dengan konstruksi permukaan perkerasan batu
dan kerikil, panjang rencana ± 800 m, lebar ± 14 m, faktor kemiringan badan jalan 2,0 % dan
sudut tanjakan (grade) berkisar 5,0 – 10,0 %. Beberapa lingkup pekerjaan diuraikan berikut.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 16


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

 Pembersihan lahan menggunakan alat berat jenis excavator dan dozer. Bagian tegakan –
tumbuhan yang dapat dimanfaatkan akan dikumpulkan sedangkan bagian lainnya dicincang
dan ditempatkan pada ruang di luar sempadan jalan (dibiarkan mengalami pembusukan).

 Pekerjaan galian material tanah badan jalan hingga lapisan keras atau permukaan batuan
menggunakan alat berat jenis excavator.

 Seluruh material tanah hasil galian ditimbunkan pada lokasi topsoil storage untuk digunakan
bagi pelaksanaan kegiatan reklamasi.

G. Pembangunan Sarana dan Prasarana

Berbagai bentuk dan jenis sarana prasarana penunjang kegiatan penambangan akan dibangun di
areal kerja. Sebagian besar sarana prasarana dimaksud adalah berupa bangunan semi permanen.
Kompilasi sarana prasarana yang dibutuhkan, disajikan pada Tabel 2.8 di bawah ini.

Tabel 2.8.
Kompilasi Rencana Sarana Prasarana Penunjang Tambang

NO. JENIS SARANA PRASARANA SATUAN LUAS KONSTRUKSI


1. Kantor dan Pos SATPAM (Akses Tambang) m2 40,00 Semi Permanen
2. Mushalla m2 40,00
3. Tempat Istirahat Tenaga Kerja m2 200,00 Semi Permanen
4. Gudang Bahan Peledak dan Pos SATPAM m2 1.600,00 Permanen
5. Workshop m2 600,00 Semi Permanen
6. TPS Limbah B3 m2 30,00 Permanen
7. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL ABR) m2 30,00 Semi Permanen
8. Kolam Pengendap m2 3.000,00 Beton Bertulang
9. Jembatan Timbang m2 120,00 Permanen
10. Bangunan Generating Set m2 20,00 Semi Permanen
JUMLAH 5.700,00
Sumber : PT. Bukit Safa Marwa, 2023.

Gudang bahan peledak terdiri dari beberapa unit bangunan permanen yang akan digunakan untuk
penyimpanan beberapa jenis ramuan bahan peledak. Peruntukkan dari bangunan diantaranya bagi
penyimpanan amonium nitrat (1 unit), detonator listrik (1 unit), detonating relay conector atau Nonel
(1 unit) dan dinamit powergel (1 unit). Rencana lay-out dapat dilihat pada Gambar 8. Selanjutnya,
tata cara pengamanan ramuan bahan peledak didasarkan atas muatan Keputusan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral Nomor : 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah
Teknik Pertambangan yang Baik dan Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Nomor :
309.K/30/DJB/2018 tentang Petunjuk Teknis Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan serta
Keselamatan Fasilitas Penimbunan Bahan Bakar Cair pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara. Beberapa bentuk kegiatan pengamanan sebagaimana uraian berikut.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 17


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

 Setiap bangunan gudang ramuan bahan peledak dibatasi tanggul tanah (lebar dasar 2,0 m dan
lebar atas 1,0 m dengan tinggi tanggul 1,0 m).

 Setiap bangunan gudang ramuan bahan peledak dilengkapi dengan Alat Pemadam Api Ringan,
alat ukur suhu (thermometer), alat ukur kelembaban udara (hygrometer), alat penyalur petir.

 Areal gudang ramuan bahan peledak dilengkapi dengan Pos Penjagaan dan dijaga selama 24
jam oleh petugas SATPAM atau anggota POLRI.

Gudang
Tanggul
Amonium Nitrat Tanah
(400 m2)

Gudang
DRC / Nonel
(100 m2)

Pagar
Kawat Duri

Gudang
Dinamit
(100 m2)

Gudang
Detonator Listrik
(100 m2)

Pos
Jaga

A A Gambar 8. Model Lay-Out Gudang Bahan Peledak

H. Pembersihan Lahan

Kegiatan pembersihan lahan diantaranya dilaksanakan untuk pembangunan sarana dan prasarana
tambang serta persiapan penambangan. Aktfitas akan berlangsung secara mekanis menggunakan
alat dorong (dozer), alat gali-muat (excavator) dan juga peralatan mekanis kecil berupa chain-saw.
Tegakan yang dapat dimanfaatkan akan digunakan bagi pembangunan sarana prasarana tambang
sedangkan lainnya ditumpuk sementara waktu kemudian diangkut menuju disposal area.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 18


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

2.6.2. Tahap Operasi Produksi

A. Pengupasan dan Peyimpanan Tanah Pucuk

Studi Kelayakan (2022) tidak mengungkapkan jumlah topsoil di lokasi rencana kegiatan. Dari hasil
observasi diketahui, tanah pucuk (topsoil) memiliki ketebalan rata-rata 20 cm. Keberadaan topsoil
hanya di lokasi rencana sarana prasarana tambang karena bentang alam relatif datar dan rencana
jalan tambang (panjang 800 m) berupa punggung perbukitan batu gamping yang akan ditambang.
Sehubungan perbukitan batu gamping, sebaran tanah pucuk tidak merata, cendrung semakin tipis
bahkan hampir tidak ada pada bagian tengah hingga puncak. Sehubungan pemanfaatan kembali,
pelaksanaan penyimpanan tanah pucuk (topsoil) dilakukan sebagaimana uraian berikut dan model
penanganan dapat dilihat pada Gambar 9.

 Seluruh tanah pucuk (perkiraan jumlah ± 2.756 m3 – sarana prasarana tambang 516 m3 dan
jalan tambang 2.240 m3) disimpan pada topsoil storage – tinggi timbunan tidak lebih 1,50 m
Selain itu, dapat langsung ditebar pada areal bekas tambang (persiapan reklamasi). Agar tidak
terjadi pelindian (leaching) dan erosi, permukaan timbunan tanah pucuk ditutup menggunakan
mulsa (jerami) atau tanaman penutup permukaan tanah (Leguminosae Cover Crop – LCC).

 Mengadakan drainase keliling di bagian kaki topsoil storage kemudian mengarahkan air kerja
menuju kolam pengendap (sediment ponds).

Oleh karena seluruh tanah pucuk akan dimanfaatkan kembali sebagai media tumbuh bagi tanaman
penghijauan (revegetasi), penanganan yang diterapkan pada topsoil storage menjadi tolok ukur
dalam hal keberhasilan penghijauan.

B. Penggalian dan Penimbunan Tanah Penutup (Overburden)

Sesuai hasil observasi, di lokasi rencana sarana prasarana tambang dan jalan tambang terdapat
overburden (subsoil) di bawah lapisan tanah pucuk dengan ketebalan rata-rata ± 60 cm (perkiraan
jumlah 8.268 m3). Penggalian menggunakan alat gali (excavator) lalu diangkut dengan kendaraan
angkut jenis dump truck) ke lokasi disposal area dan areal bekas tambang.

1. Disposal Area

Kegiatan penimbunan sekaligus pemadatan dilakukan secara mekanis memakai alat dorong
(dozer). Penimbunan overburden pada disposal area berpeluang menghasilkan air kerja, yang
berasal dari pelindian timbunan oleh air hujan. Untuk itu, seluruh air kerja dari disposal area
diarahkan menuju kolam pengendap (sediment pond).

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 19


GAMBAR 9
MODEL PENGELOLAAN TANAH PUCUK (TOPSOIL)

Keadaan Awal (Alamiah)

Original Surface
Topsoil

Pembersihan Lahan dan Pemindahan Tanah Pucuk Tahap Awal


Areal Kerja Tambang

Topsoil
Storage Jalan
Tambang
Areal Bekas Tambang

Pembersihan Lahan dan Pemindahan Tanah Pucuk Tahap Selanjutnya

Areal Kerja Tambang

Topsoil
Storage Jalan
Tambang

Formulir UKL-UPL Bab II hal - 20


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

2. Areal Bekas Tambang

Selain pada disposal area, kegiatan penimbunan overburden juga dilakukan pada areal bekas
tambang yang tidak dilakukan lagi penambangan atau telah final. Dalam kegiatan ini, seluruh
overburden ditimbunkan kembali secara bertahap. Areal bekas tambang dimaksud selanjutnya
ditata lalu dihamparkan tanah pucuk kemudian dilakukan penghijauan.

C. Penambangan (Pengambilan Batu Gamping)

Untuk tahap awal, penambangan dapat dilakukan secara mekanis menggunakan alat berat jenis
excavator. Sehubungan faktor kekerasan batuan yang berada di bawah permukaan, penambangan
selanjutnya membutuhkan peledakan (blasting). Setelah kegiatan peledakan selesai, penggalian
batu gamping dilaksanakan menggunakan alat gali muat (excavator).

D. Peledakan

Sesuai perencanaan, kegiatan peledakan batuan akan dilakukan melalui kerja sama dengan pihak
lain yang memiliki izin sesuai peraturan dan perundang-undangan. Sistem peledakan menerapkan
box cut – pola peledakan dengan runtuhan batuan ke arah depan dan membentuk kotak.

1. Rencana Alat Bor (Drilling Machine)

Alat bor (drilling machine) yang akan digunakan bagi pembuatan lubang ledak adalah Tamrock
CHA 660 atau sekelas.

2. Peledakan dan Bahan Peledak

a. Jenis Bahan Peledak

Penggunaan bahan peledak ditujukan untuk membongkar serta meremukan massa batuan
agar memudahkan galian dan pengangkutan. Jenis bahan peledak yang digunakan adalah
amonium nitrat fuel oil (ANFO) dan dinamit powergel magnum.

b. Rencana Geometri Peledakan

Pola peledakan yang akan diterapkan zig-zag. Sementara itu, rencana geometri peledakan
sebagaimana uraian berikut dan dapat dilihat pada Gambar 10.

 Pola peledakan : Zig-zag.

 Jumlah lubang ledak setiap peledakan : 10 buah.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 21


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

 Jarak antara (spasi) lubang ledak : 6,0 – 8,0 m.

 Jarak burden : 4,0 – 6,0 m.

 Kedalaman lubang ledak : 6,0 m.

POLA PELEDAKAN ZIG-ZAG

GEOMETRI
LUBANG LEDAK

Keterangan
D : Diameter Lubang
B : Burden
H : Kedalaman Lubang
L : Tinggi Jenjang
T : Stemming
J : Subdrilling
S : Spacing

Gambar 10. Rencana Pola Peledakan dan Geometri Lubang Ledak

Berdasarkan geometri di atas dengan berasumsi jumlah kebutuhan ramuan bahan peledak
sebagaimana Tabel 2.9 berikut ini, akan dihasilkan raw material sebanyak 2.880,00 BCM ≈
8.236,80 ton setiap peledakan (nilai Berat Jenis batu gamping insitu adalah 2,86).

Jikalau rencana produksi raw material diproyeksikan 468.000 ton per-tahun atau ≈ 167.143
BCM dan produksi setiap peledakan 2.880 BCM, peledakan berlangsung 58 – 59 kali setiap
tahun (4 – 5 kali per-bulan). Sesuai jumlah penggunaan Amonium Nitrat (250 kg setiap kali
peledakan), peledakan termasuk kategori soft explosive atau daya ledak rendah.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 22


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

Tabel 2.9.
Kompilasi Estimasi Kebutuhan Ramuan Bahan Peledak Untuk Satu Kali Peledakan

NO RENCANA GEOMETRI PELEDAKAN RENCANA RAMUAN BAHAN PELEDAK


GEOMETRI SATUAN VOLUME RAMUAN SATUAN VOLUME
1. Jumlah Lubang Ledak buah 10,0 Amonium Nitrat kg 250
2. Jarak Spasi m 6,0 – 8,0 Dinamit kg 10
3. Jarak Burden m 4,0 – 6,0 Nonel Ben / Nonel Trunk buah 10 / 10
4. Kedalaman Lubang Ledak m 6,0 DRC huah 10
Jumlah Produksi Peledakan = Jarak Burden (6 m) x Jarak Spasi (8 m) x Jumlah Lubang Ledak (10) x
Kedalaman Lubang (6 m) = 2.880,00 BCM
Sesuai rencana produksi batuan bulanan, peledakan dapat dilakukan 3 – 4 kali setiap builan
Sumber : PT. Bukit Safa Marwa, 2023.

Sehubungan penggunaan bahan peledak, akan dihasilkan batuan dengan fragmentasi yang
tidak seragam diantaranya berukuran 30 cm, 50 cm, 70 cm, 80 cm atau bahkan >100 cm.
Pengecilan ukuran >100 cm selanjutnya dilakukan secara mekanis menggunakan alat berat
jenis excavator dengan cara menekan bucket di permukaan batuan.

Lebih jauh, seiring dengan pelaksanaan peledakan berpeluang terjadi lemparan batu (flying
rock) dari lokasi peledakan ke lingkungan sekitar. Keputusan Menter Energi dan Sumber
Daya Mineral Nomor : 1827/K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik menerangkan bahwa jarak aman peledakan bagi alat dan fasilitas
pertambangan 300 (tiga ratus) meter dan terhadap manusia 500 (lima ratus) meter. Untuk
itu, sebelum dan selama peledakan jarak aman harus dipastikan.

E. Pemuatan dan Pengangkutan Raw Material

Setelah peledakan, terhadap raw material batuan dilakukan pengumpulan di areal kerja atau front
tambang menggunakan alat berat jens excavator lalu dimuat ke atas kendaraan angkut dump truck
jenis tronton. Tujuan pengangkutan adalah lokasi kegiatan pengolahan. Oleh sebab itu, di lokasi
rencana kegiatan tidak ada areal penumpukan batuan (stock yard).

F. Pengolahan Batuan

Pengolahan batuan hanya untuk memperkecil ukuran batuan. Produk batuan dapat dimanfaatkan
untuk bangunan bahkan tepung kapur pertanian setelah pengolahan lanjutan oleh pihak lain.

1. Komponen Stone Crusher

 Feeder dan Hooper – komponen yang mengatur aliran dan pemisahan bahan baku serta
penerima bahan baku atau batuan (raw material).

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 23


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

 Grizzly Bar – unit berupa batang-batang (bars) besi paralel dengan jarak yang dapat diatur
sedemikian rupa, sehingga ukuran batuan yang jatuh ke dalam unit crusher sesuai dengan
ukuran rencana produk.

 Belt conveyor – unit ban berjalan untuk memindahkan material secara langsung dari satu
unit ke unit kerja berikutnya.

 Bin dan Hooper Bawah – unit yang berfungsi menampung sementara produk atau sebagai
kontainer untuk penyimpanan produk.

2. Rencana Produksi

Sesuai recovery produksi tambang, jumlah raw material 458.640 ton per-tahun (rata-rata 1.274
ton per-hari). Sementara itu, kapasitas rencana stone crucher 25 ton per-jam (500 ton per-hari
untuk waktu kerja 20 jam, shift siang pukul 07.00 – 12.00 WIB dan 13.00 – 18.00 WIB dan shift
malam pukul 19.00 – 24.00 WIB dan 01.00 – 06.00 WIB). Artinya, sebagian besar raw material
juga diangkut ke lokasi kegiatan pihak lain. Rencana jumlah produksi pengolahan batuan tersaji
pada Tabel 2.10 dan rencana lay out pengolahan sebagaimana Gambar 11 berikutnya.

Tabel 2.10.
Kompilasi Rencana Ukuran dan Jumlah Produksi Pengolahan Batuan (Batu Pecah)

NO UKURAN RENCANA PRODUKSI


BATU PECAH (SPLIT) RASIO TON/HARI TON/BULAN TON/TAHUN
1. Ukuran 0,5 – 6 cm 5% 25,00 625,00 7.500,00
2. Ukuran 6 – 10 cm 10 % 50,00 1.250,00 15.000,00
3. Ukuran 10 – 20 cm 30 % 150,00 3.750,00 45.000,00
4. Ukuran 20 – 30 cm 30 % 150,00 3.750,00 45.000,00
5. Ukuran > 30 mm 25 % 125,00 3.125,00 37.500,00
JUMLAH 100 % 500,00 12.500,00 150.000,00
Sumber : PT. Bukit Safa Marwa, 2023.

3. Pemecahan Batuan

a. Primary Crusher – Jaw Crusher

Tipe dari unit primary crusher yang digunakan jaw crusher. Adapun jaw crusher merupakan
mesin penekan (compression) dengan rasio pemecahan 6 : 1.

b. Secondary Crusher – Roll Crusher

Untuk menghasilkan produk berukuran tertentu (sesuai permintaan konsumen), secondary


crusher yang digunakan adalah roll crusher. Kapasitas roll crusher tergantung jenis batuan,
ukuran crusher primer, ukuran rencana produk, lebar roda, kecepatan roda berputar.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 24


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

4. Penumpukan Produk Batuan

Sebelum diangkut menuju lokasi kegiatan pihak lain, untuk sementara batuan produk ditumpuk
pada areal penumpukan (stock pile).

5. Pemuatan dan Pengangkutan Produk

Kegiatan pemuatan material produk (split) ke atas truk menggunakan alat muat (wheel loader)
atau excavator. Kendaraan angkut yang digunakan jenis truk kecil (kapasitas muatan 12 ton)
dan truk ringan (kapasitas muatan 5 ton). Prasarana jalan yang dimanfaatkan adalah jalan kerja
tambang dan jala lingkungan dengan permukaan diperkeras. Sesuai kapasitas, ritasi kendaraan
truk kecil 106 – 107 kali setiap hari sedangkan truk ringan 254 – 255 kali setiap hari.

Gambar 11. Model Lay Out Rencana Pengolahan Batuan

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 25


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

G. Reklamasi

Reklamasi merupakan kegiatan untuk memperbaiki areal bekas tambang menjadi lahan produktif.
Lingkup rencana kegiatan reklamasi diantaranya sebagai berikut.

 Pembibitan atau pengadaan tanaman penghijauan.

 Penataan disposal area termasuk penghamparan topsoil.

 Penanaman tanaman penghijauan.

 Perawatan tanaman penghijauan (penyiraman, pemupukan, penyiangan secara berkala atau


penyulaman – penanaman kembali tanaman yang mati).

Sesuai faktor iklim dan kualitas tanah setempat, tanaman penghijauan yang diusahakan jenis karet
– pemilihan tanaman jug memperhatikan penggunaan lahan sebelumnya berupa kebun campuran
dengan komoditi utama adalah karet. Sementara itu, tata guna lahan setelah usaha pertambangan
batuan berakhir dikemukakan berikut.

 Areal bekas disposal area dan bekas topsoil storage direncanakan menjadi lahan produktif.

 Areal bekas tambang direncanakan menjadi lahan produktif.

H. Utilitas Tambang

1. Penirisan Air Kerja

Diantara konsekwensi penambangan secara terbuka, harus melakukan penanganan penirisan


air kerja sekaligus areal penumpukan batuan produk (stock pile). Rencana penanganan adalah
pembuatan parit – saluran air hujan di sempadan jalan kerja tambang dan stock pile kemudian
dialirkan secara gravitasi menuju kolam pengendap (sedimentation ponds).

Dari penggunaan data curah hujan Stasiun Tanjung Pati dan Stasiun Buo (kurun waktu selama
10 tahun terakhir), luas daerah aliran sungai dan koefisien air larian, besaran air larian (surface
run-off) di wilayah setempat 7,48 m3 per-detik (salinan pada Lampiran 6). Sehubungan dengan
faktor debit (Q) air larian diketahui, faktor peubah yang dibutuhkan dalam rancangan dimensi –
kapasitas drainase rencana berbentuk persegi meliputi kecepatan aliran dan luas penampang.
Pendekatan perhitungan menggunakan persamaan berikut.

Q=VxA
dimana Q = debit aliran (m3/detik).
V = kecepatan aliran (m/detik)
A = luas penampang (m2).

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 26


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

A=Bxh
B = A/h
dimana A = luas penampang (m2).
B = lebar dasar (m)
h = tinggi air (m).

V = 1/n x r2/3 x S1/2


dimana V = kecepatan aliran (m/detik).
n = koefisien kekasaran Manning.
r = jari-jari hidrolik.
S = kemiringan pemukaan aliran (dasar drainase).

r = A/P
dimana r = Jari-jari hidrolik
A = luas penampang (m2).
P = perimeter basah (A + 2 x kedalaman sungai).
Sumber : Asdak, C., (1995).
Luas penampang drainase merupakan hasil perkalian antara lebar rencana dengan tinggi muka
air. Sedangkan faktor kekasaran Manning (n) yang digunakan untuk kecepatan aliran mengacu
Asdak (1995) adalah 0,045 – kriteria saluran dinding batuan, tidak lurus, tidak teratur dengan
kriteria sedang dengan pertimbangan saluran dibuat menggunakan alat berat dan berada pada
areal kerja tambang batuan. Hasil perhitungan sebagaimana uraian di bawah ini.

Kemiringan drainase = Elevasi hulu – elevasi hilir


Panjang Drainase
Elevasi hulu (upstream) = 690 m.
Elevasi hilir (downstream) = 670 m.
Panjang drainase = 800 m
= 690 – 670
800
= 0,025
Lebar dasar saluran rencana (B) = 1,20H.
Luas penampang saluran (A) = B x h.
= 1,20H x H = 1,20H2
Keliling basah saluran (P) = B+2H = 1,20H+2H
= 3,20H
Jari-jari hidrolik (r) = A/P
= (1,20H2) / (3,20H) = 0,375H
Kecepatan aliran (V) = 1/n x r2/3 x S1/2
= (1/0,045) x (0,375H)2/3 (0,025)½
= 1,827H2/3
Debit (Q) = AxV
7,48 m3 per-detik = 1,20 H2 x 1,827H2/3
H8/3 = 3,411
H = 1,58
= 1,58 m.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 27


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

Sebagaimana hasil perhitungan untuk debit limpasan 7,48 m3 per-detik, panjang saluran 800 m
dengan lebar 1,20 m dibutuhkan tinggi keliling basah saluran 1,58 m. Mempertimbangkan tinggi
jagaan 0,3 H (0,3 x 1,58 m = 0,48 m), tinggi saluran seharusnya adalah 2,06 m atau 2,00 m.
Model dari penampang saluran dapat dilihat pada Gambar 12 berikut.

0,48 m

2,06 m

1,20 m

Gambar 12. Model Penampang Saluran Air Hujan

Selanjutnya, air limpasan yang tertampung dan mengalir pada saluran atau draianse kemudian
diarahkan menuju kolam pengendap (sedimentation pond).

Untuk mengetahui kebutuhan kapasitas kolam pengendap dengan asumsi konsentrasi padatan
tersuspensi di dalam air limpasan sebesar < 40 % dapat digunakan persamaan Stokes. Hasil
dari perhitungan kebutuhan kolam dimaksud dan waktu pengendapan – waktu yang dibutuhkan
padatan (lumpur) mengendap – sebagaimana uraian di bawah ini.

A = Qtotal / V
dimana A = luas kolam pengendap (m2).
Q = debit air masuk kolam pengendap (m/3detik)
V = kecepatan pengendapan (m/detik).

Vt = g x D2 x (ρp – ρa)
18μ
dimana Vt = kecepatan pengendapan ke arah bawah (m/detik).
g = percepatan gravitasi (m/detik2)
D = diameter partikel (m) – untuk lumpur 2 x 10-6 m.
ρp = berat jenis partikel padatan (kg/m3) – untuk lumpur 2.650 kg/m3.
ρa = berat jenis air (kg/mdetik)
μ = kekentalan dinamik air.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 28


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

tv = ht / Vt
dimana tv = waktu pengendapan (detik/menit).
ht = kedalaman kolam pengendap (m)
Vt = kecepatan pengendapan (m/detik).

Kecepatan pengendapan Vt = g x D2 x (ρp – ρa)


18μ
g = 9,8.
D = 2 x 10-6
ρp = 2.650
ρa = 1.000
μ = 1,8 x 10-6
Vt = 0,001996 m per-detik.
Luas kolam pengendap A = Qtotal
V
= 7,48 m3 per-detik
0,001996 m per-detik
= 2.999,63 m2.
Kedalaman kolam pengendap (h) direncanakan 3,00 m sesuai ukuran bucket alat berat jenis
excavator tipe PC 200 atau sekelas yang akan digunakan untuk pengerukan berkala. Aliran air
limbah dalam kolam pengendap dibuat zig-zag (model pada Gambar 13) agar pengendapan
berjalan optimal. Hasil perhitungan kapasitas kolam pengendap sebagaimana uraian berikut.

Luas kolam pengendap (A) = 2.999,63 m2


Lebar kolam pengendap = 30,00 m.
Panjang kolam pengendap = 2.999,63 m2
30,00 m
= 99,99 m = 100,00 m.
Kapasitas kolam pengendap = 100 m x 30 m x 3 m
= 9.000 m3.
Waktu pengendapan tv = ht / Vt
Vt = 0,001996 m per-detik.
tv = 3,00 m
0,001996 m per-detik.
= 1.502,78 detik
= 25,05 menit.
Berdasarkan hasil perhitungan, kapasitas kolam pengendap yang dibutuhkan 9.000 m3 dengan
dimensi kedalaman (tinggi) 3,00 m x panjang 100 m x lebar 30 m. Dari kecepatan pengendapan
0,001996 m per-detik, waktu pengendapan lumpur terhitung selama 25,05 menit. Lebih jauh,
agar efektifitas kolam pengendap selalu terjaga, dilakukan pengerukan lumpur secara berkala.
Sesuai perencanaan, pengerukan lumpur menggunakan alat berat jenis excavator tipe PC 200
atau sekelas. Partikel padatan berpeluang mengendap dengan baik jika waktu yang dibutuhkan
material untuk keluar dari kolam pengendap (th) > dari tv atai tv < th.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 29


L = 30 m

L = 30 m

L = 30 m
P = 100 m

L = 30 m

GAMBAR 13
RANCANGAN KOLAM PENGENDAP AIR LIMPASAN

Formulir UKL - UPL Bab II hal - 30


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

Kecepatan air dalam kolam (vh) = Q total / A


Q = 7,48 m3/detik
A = 2.999,63 m2
vh = 7,48 m3/detik
2.999,63 m2
= 0,0025 m/detik
th = P / vh
= 100 m / 0,0025 m/detik
= 40.102,04 detik
= 668,37 menit
Berdasarkan atas hasil perhitungan terhadap nilai tv < th (25,05 menit < 668,37 menit), peluang
persentase atau efisiensi dari pengendapan (jumlah material yang diendapkan di dalam kolam
pengendap) dapat dihitung sebagai berikut.

Persentase pengendapan = Waktu yang dibutuhkan air keluar kolam x 100%


Waktu yang dibutuhkan air keluar + lama pengendapan
= ([668,37 menit]/[668,37 menit + 20,05 menit]) x 100%
= 50,76 %
Dari hasil perhitungan, padatan yang berhasil diendapkan sebanyak 50,76 % dari total padatan
yang masuk ke dalam kolam pengendap dan sisanya (49,24 %) masih melayang tetap di dalam
air sebagai padatan tersuspensi namun tetap akan mengendap.

Jika lama hujan 2 jam setiap hari, jumlah padatan terendapkan sebagai berikut.
= 0,34408 m3/detik x 3600 detik/jam x 2 jam/hari x 50,76 %
= 1.257.551 m³/hari
Waktu pengerukan = Volume kolam / volume total padatan yang diendapkan
= 9.000 m³
1.257.551 m³/hari
= 7,16 hari = 7 hari
Sesuai hasil perhitungan, dari kapasitas kolam pengendap yang dibutuhkan sebesar 9.000 m3
dengan waktu pengendapan selama 25,05 menit dan efektifitas pengendapan yang mencapai
50,76 % diperlukan pengerukan lumpur setiap 7 (tujuh) hari. Selanjutnya, seluruh material hasil
pengerukan (lumpur) ditimbunkan pada lokasi disposal area.

Sehubungan rencana penambangan batuan dimulai elevasi + 700 m, untuk tahap awal kolam
pengendap ditempatkan pada elevasi + 660 m (beda tinggi 40 m). Kemudian, seiring penurunan
elevasi areal kerja tambang dibuat kolam pengendap yang kedua pada elevasi + 590 m. Melalui
penyesuaian penempatan elevasi kolam pengendap dengan kemajuan (elevasi) tambang, tidak
dibutuhkan pemompaan dalam penyaliran air kerja dari areal kerja menuju kolam pengendap
atau dapat berlangsung secara gravitasi.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 31


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

a. Peralatan

 Alat Pelindung Diri (APD) berupa sepatu kerja (safety shoes), ear plug, masker mulut
dan hidung, topi pengaman (helm), body protector dan sebagainya sesuai kebutuhan.

 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ditempatkan pada peralatan produksi (seluruh alat
berat dan kendaraan yang digunakan untuk pekerjaan tambang) sekaligus bangunan.
Sementara itu, Alat Pemadam Api Berat (APAB) akan ditempatkan di lokasi bangunan
penyimpanan bahan bakar dan gudang bahan peledak.

Seluruh bentuk APD wajib digunakan tenaga kerja selama bekerja dan selama berada di
areal kerja. Sementara itu, APAR dan APAB dilakukan pemeriksaan secara berkala setiap 6
(enam) bulan. Jikalau saat pemeriksaan berat APAR atau APAB berkurang 10 % dari berat
semula, dilakukan pengisian ulang (refill).

b. Pelaksanaan K3

Beberapa bentuk program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang akan diterapkan di
lingkungan kerja tambang diantaranya sebagai berikut.

 Pelaksanaan safety talk secara berkala setiap minggu dengan tema potensi kecelakaan
kerja, pemakaian APD di areal kerja tambang dan selama bekerja, kondisi lingkungan
kerja yang tidak aman, pelaksanaan peledakan batuan termasuk penanganan terhadap
bahan peledak yang tidak meledak (miss fire) dan sebagainya.

 Melakukan pendataan kebutuhan, keberadaan dan efektifitas dari penempatan rambu-


rambu lalu lintas pada jalan tambang (mine haul).

 Melakukan pendataan dan penyelidikan (investigasi) lokasi kerja tidak aman pada areal
tambang meliputi faktor lereng dan jalan kerja, kecelakaan kerja (kecelakaan terhadap
alat, kendaraan maupun tenaga kerja).

 Melakukan simulasi penanggulangan keadaan darurat bahaya kebakaran, longsor di


areal kerja, ledakan ataupun luapan air limpasan pada kolam pengendap.

 Mengikuti ataupun melakukan sendiri kegiatan pendidikan dan pelatihan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) Pertambangan bagi seluruh tenaga kerja.

Secara keseluruhan, penerapan program K3 pertambangan mengacu ketentuan yang tertuang


di dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 1827.K/30/MEM/2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 32


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

3. Pemakaian Air Bersih dan Energi

a. Sumber Air Bersih dan Jumlah Pemakaian

 Sumber air bersih berasal mata air yang terdapat di sekitar lokasi rencana kegiatan.

 Standar Teknis Pembuangan Air Limbah ke Badan Air (2023) mengungkapkan, jumlah
pemakaian air untuk kegiatan domestik sebanyak 4,04 m3 per-hari.

b. Jenis Sumber Energi

1) PT. PLN (Persero)

Energi (listrik) yang dibutuhkan bagi kegiatan tambang dan pengolahan batuan berasal
dari jaringan listrik PT. PLN (Persero).

2) Generating Set

Sumber listrik cadangan saat terjadi gangguan aliran listrik PT. PLN (Persero) adalah
unit Generating Set dengan kapasitas 25 kVA. Penggunaan listrik Generating Set hanya
untuk penerangan dan operasional pengolahan air limbah domestik.

4. Sarana Prasarana Tambang

a. Air Limbah Domestik

1) Sumber dan Jumlah Timbulan

 Sumber dari aktifitas cuci dan kakus tenaga kerja.

 Jumlah timbulan air limbah = pemakaian air bersih ± 4,04 m3 per-hari.

2) Rencana Penanganan

 Standar Teknis Pembuangan Air Limbah ke Badan Air (2023) merumuskan, seluruh
timbulan air limbah domestik dari lokasi rencana kegiatan diolah menggunakan unit
Anaerobic Baffle Reactor (ABR) dengan kapasitas pengolahan 6,54 m3 per-hari.

 Air olahan keluaran ABR dialirkan menuju sungai Aia Dingin dengan jaringan pipa.

b. Limbah Domestik Padat (Sampah)

1) Sumber

 Kantor dan mushalla.

 Workshop.

 Tempat istirahat tenaga kerja.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 33


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

2) Jenis dan Volume

 Berasumsi sarana prasarana sebagai bangunan semi permanen, timbulan sampah


berkisar 0,25 – 0,30 kg atau 1,75 – 2,00 L per-orang/hari (Damanhuri, 2004).

 Berdasarkan jumlah kehadiran tenaga kerja (55 orang), jumlah timbulan sampah
terhitung berkisar 13,75 – 16,50 kg atau 96,25 – 110,00 L setiap hari.

3) Rencana Penanganan

Pengelolaan menerapkan pemilahan sejak dari sumber melalui pengumpulan memakai


kompartemen sampah terdiri dari 5 (lima) warna dengan peruntukan berikut.

 Wadah warna hijau bagi pengumpulan sampah yang dapat dilakukan pengomposan
terdiri dari sisa makanan, sisa buah-buahan ataupun jatuhan bagian tanaman di
areal pekarangan (daun atau ranting).

 Wadah warna kuning untuk pengumpulan sampah bahan plastik, karet atau bahan
sejenis yang dapat digunakan kembali (reuse).

 Wadah warna biru bagi sampah kertas atau kemasan dari kertas.

 Wadah warna merah bagi limbah bahan berbahaya dan beracun meliputi beling,
kaca, gelas beling, logam (bersifat korosif), bekas detergen, bekas lampu neon (TL),
sisa obat nyamuk ataupun bekas kemasan tinta cetak (catridge bekas).

 Wadah warna abu-abu bagi residu atau selain sifat sampah di atas.

Seluruh sampah terpilah dikumpulkan menggunakan wadah terpisah berdasarkan atas


karakteristik sampah. Khusus sampah yang tergolong limbah B3 disimpan pada Tempat
Penyimpanan Sementara (TPS Limbah B3) lalu diserahkan kepada pihak Pengumpul
Limbah B3 dan Pengangkut Limbah B3 yang memiliki izin.

5. Pemeliharaan Sarana Prasarana

Seiring kegiatan pemeliharaan berkala alat berat, kendaraan serta sarana prasarana tambang
akan timbul pula limbah yang tergolong bahan berbahaya dan beraucn. Sesuai hasil identifikasi
sebelumnya, jenis limbah B3 diantaranya minyak pelumas bekas, filter minyak pelumas, filter
minyak solar, accu bekas, bekas kain majun dan sebagainya. Penanganan dilakukan melalui
pengumpulan limbah B3 kemudian disimpan sementara waktu di TPS Limbah B3. Sebelum
masa simpan berakhir, seluruh limbah B3 diserahkan kepada pihak Pengumpul Limbah B3 dan
Pengangkut Limbah B3 yang memiliki izin untuk dikelola lebih lanjut.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 34


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

2.6.3. Tahap Pasca Operasi

Kegiatan pada Tahap Pasca Operasi yang akan dilakukan PT. Bukit Safa Marwa merupakan rangkaian
penutupan tambang diantaranya melakukan reklamasi dan pemutusan hubungan kerja dengan tenaga
kerja. Jadwal rencana kegiatan penutupan tambang dimaksud tersaji pada Tabel 2.11 di bawah ini.

Tabel 2.11.
Kompilasi Rencana Kegiatan Penutupan Tambang dan Jadwal Tentative

NO. RENCANA KEGIATAN JADWAL (TAHUN – TRIWULAN)


PENUTUPAN TAMBANG TAHUN 1 TAHUN 2
I II III IV I II
A. TAPAK BEKAS TAMBANG
1. Pembongkaran Fasilitas Tambang
2. Reklamasi Bekas Fasilitas Tambang
B. FASILITAS PENUNJANG
1. Pembongkaran Bangunan
2. Pembongkaran Jaringan Listrik
3. Pembongkaran Peralatan, Mesin & Tangki
4. Pembongkaran Gudang Bahan Peledak
5. Reklamasi
C. PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
D. SOSIAL EKONOMI
1. Pemutusan Hubungan Kerja
2. Pengembangan Usaha Alternatif
E. PEMANTAUAN
Sumber : PT. Bukit Safa Marwa, 2023.

A. Reklamasi

Adalah kelanjutan aktifitas yang sama Tahap Operasi Produksi. Kompilasi rencana kegiatan tersaji
pada Tabel 2.12 di bawah ini dan peta rencana rona akhir sebagaimana Gambar 14.

Tabel 2.12.
Kompilasi Rencana Reklamasi – Program Penutupan Tambang

NO LOKASI REKLAMASI RENCANA KEGIATAN REKLAMASI


A. Tapak Bekas Tambang
1. Areal Bekas Tambang Penataan dan Penghijauan – Lahan Produktif
2. Bekas Kolam Pengendap Penataan dan Penghijauan – Lahan Produktif
3. Jalan Tambang (Mine Haul) Pemanfaatan Lain – Jalan Lingkungan Nagari
B. Bekas Fasilitas Penunjang
1. Kantor Pembongkaran, Penataan dan Penghijauan – Lahan Produktif
2. Tempat Istirahat Tenaga Kerja Pembongkaran, Penataan dan Penghijauan – Lahan Produktif
3. Mushalla Pembongkaran, Penataan dan Penghijauan – Lahan Produktif
4. Workshop Pembongkaran, Penataan dan Penghijauan – Lahan Produktif
5. Gudang Bahan Peledak Pembongkaran, Penataan dan Penghijauan – Lahan Produktif
6. IPAL dan TPS Limbah B3 Pembongkaran, Penataan dan Penghijauan – Lahan Produktif
7. Pos SATPAM Pembongkaran, Penataan dan Penghijauan – Lahan Produktif
8. Jalan Masuk (Access Road) Pemanfaatan Lain – Jalan Lingkungan Nagari
Sumber : PT. Bukit Safa Marwa, 2023.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 35


1 8
5 9 10
7
2 3

11

4 12

13

14a

14b

KETERANGAN
01. Bekas Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Bekas Disposal Area
02. Bekas Kantor 11. Bekas Pos SATPAM (Gudang HANDAK)
03. Bekas Timbangan 12. Bekas Gudang Bahan Peledak
04. Bekas Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. Bekas IPAL
05. Bekas Mushalla 14. Bekas Kolam Pengendap
06. Bekas Areal Pengolahan Batuan
07. Bekas Workshop Bekas Jalan Tambang
08. Bekas TPS Limbah B3
09. Bekas Topsoil Storage Bekas Drainase Jalan Tambang
Lahan Produktif GAMBAR 14
PETA RENCANA PASCA TAMBANG

Formulir UKL - UPL Bab II hal - 36


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

Adapun lokasi rencana kegiatan reklamasi diantaranya tapak bekas tambang dan bekas fasilitas
penunjang tambang. Sementara itu, bekas jalan masuk tambang (access road) dan bekas jalan
tambang akan dimanfaatkan bagi kegunaan lain – diserahkan kepada masyarakat setempat untuk
dimanfaatkan sebagai jalan lingkungan. Setelah pelaksanaan reklamasi – dalam hal ini pekerjaan
memenuhi peraturan perundang-undangan dan dapat diterima pihak yang berkepentingan, seluruh
lahan bekas tambang diserahkan kepada masyarakat berwenang.

Sesuai dengan kondisi lingkungan setempat, jenis tanaman penghijauan yang diusahakan adalah
karet dan petai cina sebagai jenis pemula (pioneer). Mempertimbangkan lokasi kegiatan reklamasi
adalah bekas tambang batuan, pekerjaan penghijauan dapat menerapkan metoda potisasi. Adapun
rencana tata guna lahan setelah penambangan berakhir dikemukakan berikut ini.

1. Tapak Bekas Tambang

 Seluruh areal bekas tambang menjadi lahan produktif dengan tanaman utama jenis karet
dan juga petai cina.

 Bekas jalan masuk (akses) dan jalan kerja tambang (mine haul) untuk pemanfaatan lain –
dapat dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai jalan lingkungan.

Penanaman karet dilakukan dengan jarak tanam 6,0 m x 4,0 m. Sedangkan petai cina sebagai
jenis pemula (pioneer) ditanam diantara individu karet.

2. Fasilitas Penunjang

 Seluruh bekas areal penunjang diperuntukkan sebagai lahan produktif dengan tanaman
utama jenis karet dan petai cina.

 Areal terbuka lainnya akan diperuntukkan sebagai lahan produktif dengan jenis tanaman
utama adalah karet dan petai cina.

Penanam tanaman penghijauan karet dengan jarak tanam 6,0 m x 4,0 m. Sementara itu, petai
cina sebagai jenis pemula (pioneer) ditanam diantara individu karet.

Pelaksanaan berbagai kegiatan penutupan tambang akan melibatkan tenaga kerja Tahap Operasi
sebelumnya. Kompilasi rencana kualifikasi rencana tenaga kerja dimaksud tersaji pada Tabel 2.13
di bawah ini. Kemudian, untuk mendukung pelaksanaan beberapa kegiatan reklamasi dibutuhkan
pula beberapa jenis peralatan dan kendaraan angkut. Kompilasi peralatan dan kendaraan angkut
yang dimaksud disajikan pada Tabel 2.14 berikutnya.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 37


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

Tabel 2.13.
Kompilasi Rencana Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja Tahap Pasca Operasi

NO. BAGIAN – UNIT KERJA RENCANA PENEMPATAN JUMLAH ASAL


TENAGA KERJA (ORG)
1. Engineering Manager Tambang / Kepala Teknik 1 Daerah Lain
Mandor (Foreman) 2 Daerah Lain
2. Operasional Operator 2 Setempat
Sopir 4 Setempat
Administrasi 1 Daerah Lain
3. Workshop Logistik 1 Daerah Lain
Mekanik Alat Berat 1 Daerah Lain
Mekanik Kendaraan 1 Daerah Lain
Elektrikal 2 Daerah Lain
Helper 6 Setempat
4. Sarana Prasarana Tukang 1 Setempat
Pekerja 8 Setempat
JUMLAH 30
Sumber : PT. Bukit Safa Marwa, 2023.

Tabel 2.14.
Kompilasi Rencana Jenis dan Jumlah Peralatan dan Kendaraan Tahap Pasca Operasi

NO JENIS PERALATAN DAN KENDARAAN MERK TIPE/JENIS JUMLAH (UNIT)


1. Excavator Komatsu PC 200 1
2. Dozer Komatsu D 85 SS 1
3. Dump Truck Mitsubishi Fuso 2
4. Water Truck Mitsubishi Colt Diesel 1
5. Light Truck Mitsubishi Colt Diesel 1
6. Light Vehicle Toyota Hilux 2
7. Generating Set (25 kVA) - - 1
Sumber : PT. Bukit Safa Marwa, 2023.

B. Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan hubungan kerja akan berlangsung pada akhir Tahap Operasi Produksi sesuai dengan
batas (limit) cadangan batu gamping yang dapat ditambang atau saat Izin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi batuan berakhir setelah dilakukan perpanjangan. Adapun kegiatan pemutusan
atau pelepasan tenaga kerja dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan secara garis besar sebagaiman uraian berikut.

 Mengadakan pesangon bagi seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan Tahap Operasi
Produksi sebelumnya. Besaran pesangon ditetapkan sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.

 Menerbitkan Surat Pengalaman Kerja bagi seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan
Tahap Operasi Produksi sebelumnya. Surat yang dimaksud dapat dimanfaatkan sebagai salah
satu bahan pertimbangan untuk bekerja di tempat lain.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 38


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

2.7. KONDISI KUALITAS LINGKUNGAN SAAT INI

2.7.1. Komponen Geo Fisik-Kimia

A. Iklim

1. Curah Hujan

Data curah hujan di wilayah rencana kegiatan rentang waktu tahun 2013 sampai tahun 2022
sebagaimana Tabel 2.15 berikut diperoleh dari Stasiun Curah Hujan Tanjung Pati dan Stasiun
Curah Hujan Buo yang dikelola Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera
Barat. Berdasarkan atas nilai Q terhitung 9,09 – 33,33 %, tipe iklim wilayah setempat menurut
klasifikasi Schmidt dan Ferqusson termasuk kriteria A (kategori basah).

Tabel 2.15.
Data Curah Hujan Wilayah Rencana Kegiatan

NO BULAN ST TJG PATI ST BUO RATA-RATA


Jml Hujan Hari Jml Hujan Hari Jml Hujan Hari
1. Januari 111,70 10 129,00 9 120,35 10
2. Pebruari 129,50 11 136,80 10 133,15 11
3. Maret 199,50 13 139,80 12 169,85 13
4. April 232,90 16 155,63 11 194,26 14
5. Mei 144,60 12 110,10 8 127,35 10
6. Juni 113,20 9 94,10 7 103,65 8
7. Juli 77,90 6 67,40 5 72,65 5
8. Agustus 129,00 9 130,90 10 129,95 9
9. September 163,10 12 95,10 9 129,10 10
10. Oktober 188,33 12 137,80 9 163,07 10
11. Nopember 268,10 16 151,11 12 209,61 14
12. Desember 219,20 15 150,80 9 185,00 12
JUMLAH 1.977,43 141 1.498,54 111 1.737,98 126
NILAI Q (%) 33,33 0,00 9,09
Sumber : Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Barat, 2023.
Catt : Hari = Jumlah Hari Hujan.
Nilai Q = Persentase perbandingan jumlah bulan basah dengan jumlah bulan kering.
Bulan basah curah hujan > 200 mm per-bulan, bulan kering curah hujan < 200 mm per-bulan.

2. Suhu Udara dan Kelembaban Udara

Studi Kelayakan (2022) juga mengungkapkan faktor iklim mikro (suhu udara dan kelembaban
udara) lingkungan setempat atau daerah pertambangan batuan – dalam hal ini tidak terlepas
dari daerah beriklim tropis – sebagaimana uraian berikut.

 Suhu udara rata-rata 28 oC dengan suhu tertinggi 33 oC dan suhu terendah 22 oC.

 Kelembaban udara rata-rata 80,00 % dengan kelembaban yang paling rendah 95,50 % dan
paling tinggi 58,00 %.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 39


GAMBAR 15
PETA TOPOGRAFI WILAYAH RENCANA KEGIATAN

KETERANGAN

Sungai

Batas Daerah Aliran Sungai

Usulan IUP Operasi Produksi

Formulir UKL - UPL Bab II hal - 41


GAMBAR 16
PETA GEOLOGI LOKASI RENCANA KEGIATAN

Formulir UKL - UPL Bab II hal - 42


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

B. Fisiografi

1. Geomorfologi

Studi Kelayakan (2022) mengungkapkan, bentang alam lokasi rencana kegiatan merupakan
perbukitan bergelombang kuat hingga sangat kuat (terjal), elevasi 600 – 740 m dari permukaan
laut dengan faktor kemiringan lereng berkisar 300 – 800 (agak miring sampai sangat curam).

Sesuai hasil pengamatan dan orientasi peta topografi, lahan relatif datar hanya 10 % dari luas
IUP (elevasi 670 – 680 m dari permukaan laut). Lahan yang dimaksud akan dimanfaatkan untuk
sarana prasarana tambang termasuk lokasi rencana pengolahan batuan – penempatan stone
crusher. Peta topografi dapat dilihat pada Gambar 15.

2. Geologi

Berdasarkan atas muatan Studi Kelayakan (2022) dan juga hasil orientasi peta Geologi lembar
Solok oleh PH. Silitonga dan Kastowo (1995) – dapat dilihat pada Gambar 16 – dapat diketahui
bahwa batuan penyusun lokasi rencana kegiatan diantaranya berupa batuan karbonant (PCkt)
dan desit gunung Malintang (Qamg).

3. Stratigrafi

a. Batuan Karbonat (PCkl)

Berumur karbon, terdiri dari batu gamping pejal berongga, berwarna putih, abu-abu dan
kemerah-merahan, besar butir umumnya berkisar 0,5 – 5,00 mm.

b. Desit Gunung Malintang (Qamg)

Batuan berumur pliosen, terdiri dari breksi andesit sampel basal, aglomerat, pecahan lava
berongga, endapan lahar dan lava.

4. Struktur Geologi

Tektonik Sumatera dipengaruhi interaksi konvergen antara dua lempeng yang berbeda jenis.
Arah gerak kedua lempeng terhadap jalur subduksi membentuk sudut sehingga pembentukan
struktur geologi di ulau Sumatera didominasi sesar-sesar mendatar dekstral. Hubungan struktur
geologi satu sama lainnya, selain mengontrol sebaran batuan di permukaan juga menjadikan
pulau Sumatera kompleks secara tektonik. Terbentuknya sejumlah struktur sesar cukup rapat
ternyata diikuti aktifitas magmatik yang menghasilkan tubuh-tubuh intrusi batuan beku.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 40


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

C. Kualitas Udara dan Kebisingan

Untuk mengetahui fluktuasi kualitas udara meliputi partikluat debu < 100 µm (TSP), gas SO2, NO2
dan CO serta tingkat kebisingan di lingkungan lokasi rencana kegiatan telah dilakukan pengukuran
melalui kerja sama dengan laboratorium yang terakreditasi. Kompilasi data hasil pengukuran tersaji
pada Tabel 2.16 di bawah ini dan uraian berikut.

Tabel 2.16.
Kualitas Udara dan Kebisingan di Lingkungan Lokasi Rencana Kegiatan

NO PARAMETER SATUAN HASIL UJI BAKU MUTU/


PEMERIKSAAN LOK 01 LOK 02 NAB
1. Partikluat Debu < 100 µm (TSP) µg/m3 16,90 18,80 230
2. Gas Sulfur Dioksida (SO2) µg/m3 4,45 3,94 150
3. Gas Nitrogen Dioksida (NO2) µg/m3 15,90 17,50 200
4. Gas Karbon Monoksida (CO) µg/m3 349,00 336,00 10.000
5. Kebisingan dB(A) - 48,60 55+3
Dianalisa pada UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, 2021.
Catt. Lokasi 01 = Lokasi rencana sarana prasarana tambang (koordinat 00o 20’ 37,5” LS 100º 44’ 45,3” BT).
Lokasi 02 = Lokasi akses tambang (koordinat 00o 20’ 28,5” LS 100º 44’ 34,9” BT).

Secara keseluruhan, kualitas udara yang meliputi parameter partikluat debu < 100 µm (TSP), gas
SO2, NO2 dan CO pada lingkungan setempat masih memenuhi Baku Mutu udara ambien mengacu
muatan Lampiran VII Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sementara itu, intensitas atau
tingkat kebisingan juga memenuhi Nilai Ambang Batas (NAB) lingkungan hunian sesuai ketentuan
dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-48/MENLH/11/1996 tentang
Baku Tingkat Kebisingan. Keadaan demikian berkaitan dengan belum adanya lalu lintas kendaraan
yang intensif pada jalan lingkungan atau rencana akses lokasi rencana kegiatan, kecuali lalu lintas
kendaraan bermotor roda dua yang digunakan masyarakat untuk menuju areal budidaya.

D. Getaran

Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 49 Tahun 1996 tentang Baku
Tingkat Getaran menyatakan bahwa getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan sarana dan
peralatan kegiatan manusia sedangkan getaran seismik atau getaran tanah disebabkan peristiwa
alam dan kegiatan manusia. Sehubungan rencana kegiatan peledakan batuan akan timbul getaran
mekanik. Mempertimbangkan jumlah penggunaan bahan peledak yang terbatas, timbulan getaran
lingkungan setempat dengan frekuensi 10 Hz diperkirakan masih memenuhi Baku Tingkat Getaran
Mekanik atau tidak menimbulkan kerusakan bangunan.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 43


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

E. Hidrologi

1. Daerah Aliran Sungai

Dari hasil orientasi peta Topografi (skala 1. : 50.000) sebagaimana Gambar 15, lokasi rencana
kegiatan dapat dinyatakan sebagai sub Daerah Aliran Sungai (sub DAS) Ngalau Simandalo
yang merupakan sub DAS Batang Sinamar dan bagian DAS Batang Kuantan.

2. Aliran Permukaan

Sesuai hasil pendataan, aliran permukaan di lokasi rencana kegiatan juga disebut masyarakat
sebagai sungai Aia Dingin. Sementara itu, dari hasil orientasi peta Topografi (skala 1. : 50.000),
sungai Aia Dingin berada di luar lokasi rencana kegiatan. Untuk itu, terhadap aliran permukaan
yang sama selanjutnya disebut anak sungai Aia Dingin. Keberadaan sungai dimaksud terdapat
arah Selatan. Berdasarkan rencana batas elevasi penggalian batuan hingga 600 m dari muka
laut, memungkinkan anak sungai Aia Dingin tidak tergganggu secara fisik.

3. Sungai Bawah Tanah

Sungai bawah tanah merupakan salah satu hasil bentukan proses pelarutan. Palmer (2007)
menyebutkan, gua merupakan bentukan rongga kosong di bawah tanah hasil pelarutan batuan
soluble. Kusumayudha (2005) menerangkan, keberadaan gua karst yang terhubung satu sama
lain menjadikannya sebagai sistem perguaan. Sistem perguaan ketika terisi air menghasilkan
bentukan sungai bawah tanah dan kadang-kadang keluar ke permukaan sebagai mata air. Dari
penelusuran lokasi rencana kegiatan yang dilakukan secara berkeliling, tidak ditemukan gua
sebagai indikasi keberadaan sungai bawah tanah. Cekungan dalam yang terbentuk arah Timur,
memiliki parit alam untuk pengaliran air limpasan menuju badan air (anak sungai).

4. Koefisien Air Larian (Run-Off)

Adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah air hujan menjadi air larian atau
limpasan permukaan dengan jumlah air hujan yang meresap ke tanah. Semakin besar koefisien
air larian, makin banyak air hujan yang menjadi limpasan permukaan atau sebaliknya.

Berdasarkan tutupan lahan lokasi rencana kegiatan diantaranya hutan alamiah (hutan tidak
terganggu), kebun campuran, semak belukar serta mengacu Asdak, C. (1995), secara komposit
koefisien air larian terhitung 0,15 {(0,01+0,25+0,20)/3}. Artinya, air hujan yang menjadi limpasan
permukaan hanya 15 % dan lainnya (85 %) mengalami infiltrasi.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 44


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

5. Besaran Air Larian (Surface Run-Off)

Dari perhitungan memakai metoda rasional Moonobe diperoleh intensitas curah hujan setempat
3,12 mm per-jam dan luas daerah tangkapan hujan (DAS) adalah 134,96 ha = 1,35 km2. Untuk
besaran air larian digunakan rumus dalam Asdak, C. (1995) berikut.

Q = 0,0028 C I A
dimana : Q = Debit air larian (m3 per-detik).
C = Koefisien air larian.
I = Intensitas hujan (mm per-jam).
A = Luas daerah tangkapan hujan (km2).
Sumber : Asdak (1995).
Berdasarkan hasil perhitungan, besaran air larian (surface run-off) di lokasi rencana kegiatan
mencapai 0,18 m3 per-detik atau 180,00 L per-detik.

6. Kualitas Air Permukaan

Kualitas air anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi rencana kegiatan diketahui dari pengambilan
contoh (sample) serta pemeriksaan laboratorium. Kompilasi data pada Tabel 2.17 di bawah ini
menunjukkan, secara umum kualitas perairan yang dimaksud masih memenuhi Baku Mutu Air
Sungai Kelas 2 berdasarkan Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Tabel 2.17.
Kompilasi Hasil Pemeriksaan Kualitas Perairan Anak Sungai Aia Dingin

NO PARAMETER SATUAN HASIL MUTU AIR


UJI KELAS 2
A. FISIKA
1. Zat Padat Terlarut (TDS) mg/L 35,90 1.000
2. Zat Padat Tersuspensi (TSS) mg/L 5,98 50
B. KIMIA
1. pH -- 7,93 6–9
2. BOD5 mg/L 2,20 3
3. COD mg/L 11,70 25
4. DO mg/L 7,07 >4
5. Nitrat (NO3-N) mg/L 0,431 10
6. Nitrit (NO2-N) mg/L < 0,002 0,06
7. Amoniak sebagai N mg/L < 0,012 0,2
8. Belerang sebagai H2S mg/L 0,004 0,002
9. Fenol mg/L 0,041 0,005
10. Minyak dan Lemak mg/L <0,345 1
11. Deterjen sebagai MBAS mg/L < 0,010 0,2
C. MIKROBIOLOGI
1. Fecal Coliform CPU/100 ml < 100 1.000
2. Total Coliform CPU/100 ml 2.920 5.000
Dianalisa pada UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, 2023.
Catt : Koordinat lokasi contoh (sample) 00o 20’ 48,45” LS 100o 44’ 41,72” BT.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 45


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

Adapun nilai parameter belerang (H2S) yang tidak memenuhi Baku Mutu Air Sungai Kelas 2
berkemungkinan terkait dengan aktifitas masyarakat di kebun campuran dan pertanian sawah –
dalam hal pemupukan tanaman atau pengendalian hama menggunakan bahan kimia. Selain itu,
juga hasil proses pembusukan bagian tumbuhan yang terlarut dalam aliran permukaan.

7. Pemanfaatan Air Permukaan

Sebagaimana hasil pendataan, tidak ada pemanfaatan air anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi
rencana kegiatan. Hal demikian terkait erat dengan tidak ada hunian masyarakat.

F. Tanah dan Lahan

1. Kualitas Tanah

Untuk mengetahui kualitas tanah – nilai beberapa paremeter Fisika dan Kimia tanah di lokasi
rencana kegiatan telah dilakukan pemeriksaan beberapa nilai parameter Fisika-Kimia. Hasil uji
kualitas yang dimaksud tersaji pada Tabel 2.18 di bawah ini.

Tabel 2.18.
Komposisi Kualitas Tanah Lokasi Rencana Kegiatan

NO. PARAMETER SATUAN HASIL PEMERIKSAAN


LOKASI 1 LOKASI 2
1. Tekstur
a. Pasir % 4,86 2,25
b. Debu % 11,39 8,87
c. Liat % 83,74 88,88
2. pH H2O - 4,68 4,70
Kriteria Masam Masam
3. Bahan Organik
a. C Organik % 5,48 3,36
Kriteria Tinggi Tinggi
b. N Total % 0,44 0,44
Kriteria Sgt Tinggi Rendah
c. C/N 12,45 12,92
Kriteria Sgt Rendah Sgt Tinggi
Dianalisis pada Laboratorium Tanah BPTP Sukarami Solok, 2023.
Kriteria Penilaian sesuai Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Edisi Revisi.

2. Laju Erosi Permukaan Tanah

Erosi terhadap tanah adalah resultant dari faktor iklim (intensitas hujan), kualitas tanah, terain
(kemiringan dan panjang lereng) sekaligus tindakan konservasi. Perhitungan besaran potensi
erosi lahan menerapkan formula USLE (Universal Soil Loss Equation) berdasarkan faktor di
atas serta tutupan lahan berupa semak tidak terganggu tersaji pada Tabel 2.19 berikut.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 46


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

Tabel 2.19.
Kompilasi Laju Erosi Permukaan Tanah di Lokasi Rencana Kegiatan

NO LOKASI R K LS C P A TINGKAT
(KELAS LERENG) (Ton/Ha/Th) BAHAYA EROSI
1. E1 (Lereng 15 – 30 %) 2.138,53 0,06 0,12 0,01 0,01 0,002 Sedang – Berat
2. E2 (Lereng 30 – 45 %) 2.138,53 0,06 0,19 0,01 0,01 0,003 Sedang – Berat
3. E2 (Lereng 45 – 60 %) 2.138,53 0,06 0,27 0,01 0,01 0,004 Sedang – Berat
RATA-RATA 0,003 Sedang – Berat
Sumber : Hasil Analisis, 2023.
Ket. : R (Erosivitas Hujan), K (Erodibilitas Tanah), LS (Faktor Lereng), C (Faktor Pengelolaan Tanaman),
P (Tindakan Konservasi Tanah), A (Prediksi Laju Erosi).
B = Berat (Solum Tanah Dangkal sampai Sangat Dangkal), SB = Sangat Berat.

Sesuai kompilasi di atas, besaran erosi atau peluang perpindahan (transport) tanah oleh air
hujan berkisar 0,002 – 0,004 ton/ha per-tahun. Jika didasarkan atas Tingkat Bahaya Erosi dari
Departemen Kehutanan (1985), Tingkat Bahaya Erosi (TBE) bagi solum tanah sangat dangkal
(< 30 cm) hingga dangkal (30 – 60 cm) tergolong sedang sampai berat.

G. Kawasan Rawan Bencana

Kajian Risiko Bencana Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2021-2025 oleh Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lima Puluh Kota (2021) mengemukakan, potensi bencana di
Kabupaten Lima Puluh Kota diantaranya sebagai berikut.

1. Gempa Bumi

Kabupaten Lima Puluh Kota didominasi perbukitan dan pegunungan sekaligus adanya gunung
berapi yang aktif. Potensi bahaya gempa cukup besar mengingat pulau Sumatera secara umum
berada di daerah tektonik aktif dimana lempeng Samudera Hindia bergerak ke arah Utara dan
menghujam secara menyerong lempeng Benua Eurasia yang bergerak ke Selatan. Pergerakan
dimaksud akan memicu pergerakan sesar/patahan yang ada di wilayah Kabupaten Lima Puluh
Kota dan menyebabkan pergerakan tanah. Percepatan gempa di Kabupaten Limapuluh Kota
diperkirakan dapat mencapai 0.3g dengan skala MMI hingga VII. Kawasan rawan gempa bumi
tersebar di Kecamatan Bukik Barisan, Gunuang Omeh, Harau, Pangkalan Koto Baru, Kapur IX,
Payakumbuh dan Kecamatan Suliki.

2. Gerakan Tanah atau Longsor

Gejala umum tanah longsor diantaranya muncul retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan
arah tebing, muncul mata air baru secara tiba-tiba, tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 47


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

Peristiwa tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota umumnya terdapat pada
daerah dengan kondisi geologi tidak stabil dan sering dipicu hujan deras. Tanah longsor turut
menyebabkan terganggu infrastruktur umum berupa jalan. Kawasan rawan gerakan tanah atau
longsor meliputi jalur Payakumbuh-Suliki-Koto Tinggi, Payakumbuh-Suliki-Baruah Gunuang dan
Payakumbuh-Mahek, jalur Payakumbuh-Mungka-Simpang Kapuak, jalur Pangkalan-Kapur IX.

3. Banjir dan Banjir Bandang

Dengan bentang alam berbukit serta dilalui banyak sungai menjadikan Kabupaten Lima Puluh
Kota rawan terhadap bahaya banjir dan banjir bandang. Banjir juga dapat terjadi ketika aliran air
sungai melebihi kapasitas penampang sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah
dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Kawasan rawan banjir dan banjir
bandang meliputi Kecamatan Payakumbuh, Situjuah Limo Nagari, Bukik Barisan.

4. Angin Puting Beliung

Angin puting beliung adalah fenomena alam yang umumnya terjadi saat musim pancaroba atau
pergantian musim penghujan ke musim kemarau. Di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota, angin
puting beliung disebut angin limbubu. Kawasan rawan bencana angin puting beliung meliputi
Kecamatan Guguak, Bukik Barisan, Suliki, Harau, Pangkalan Koto Baru dan Akabiluru.

5. Bahaya Kebarakan

Kebakaran dapat terjadi secara tidak sengaja atau disengaja sehingga membahayakan nyawa
manusia, bangunan dan ekologi. Kebakaran hutan adalah peristiwa terbakarnya vegetasi yang
dapat memusnahkan rumah dan atau sumber daya pertanian.

Berdasarkan uraian di atas dan penentuan tingkat bahaya dalam Kajian Risiko Bencana Kabupaten
Lima Puluh Kota Tahun 2021-2025 oleh BPBD Kabupaten Lima Puluh Kota (2021), lokasi rencana
kegiatan (Nagari Halaban) terhadap kawasan rawan bencana diuraikan berikut.

 Potensi bahaya gempa bumi : Sedang.

 Potensi bahaya banjir : Rendah.

 Potensi gerakan tanah dan longsor : Rendah.

 Potensi bahaya angin puting beliung (cuaca ekstrim) : Rendah.

 Potensi bahaya kebakaran : Rendah.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 48


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

2.7.2. Komponen Biologi

A. Tumbuhan (Flora)

Sebagaimana dikemukakan, tutupan lahan lokasi rencana kegiatan diantaranya kebun campuran,
semak belukar dan sebagian besar tegakan alamiah (hutan). Berdasarkan lokasi rencana kegiatan
pada elevasi 600 – 740 m dari permukaan laut, tipe vegetasi alamiah setempat termasuk komunitas
hutan dataran rendah. Kompilasi hasil pendataan tumbuhan tersaji pada Tabel 2.20 di bawah ini.

Tabel 2.20.
Kompilasi Kehadiran Jenis Tumbuhan Liar Dominan

NO. JENIS NAMA SUKU SKALA HABIT


LOKAL KEHADIRAN
1. Pandanus tectorius Pandan Rimbo Pandanaceae Banyak Herba
2. Eugenia cymosa Kalek Myrtaceae Sangat Banyak Pohon
3. Nephelium sp Rambutan Rimbo Sapindaceae Cukup Banyak Pohon
4. Callophyllum inophyllum Bintangua Guttiferae Jarang Pohon
5. Mallotus barbatus Sapek Euphorbiaceae Jarang Pohon
6. Quercus sp Barangan Fagaceae Jarang Pohon
7. Piper aduncum Siriah-siriah Piperaceae Cukup Banyak Semak
8. Schima walichii Tamasu Theaceae Cukup Banyak Pohon
9. Commersonia batramia -- Tiliaceae Cukup Banyak Pohon
10. Vitex trifolia Laban Verbenaceae Jarang Pohon
11. Macaranga gigantea Sapek Euphorbiaceae Cukup Banyak Pohon
12. Amorphophalus sp Kaladi Araceae Jarang Pohon
13. Ficus fulva Baliak Angin Moraceae Cukup Banyak Pohon
14. Villebrunea rubescens -- Tiliaceae Cukup Banyak Pohon
15. Artocarpus communis Tarok Moraceae Jarang Pohon
16. Gironniera subequalis Indaruang Sterculiaceae Cukup Banyak Pohon
17. Ficus benyamina Baringin Moraaceae Jarang Pohon
18. Eugenia sp Kalek Mytaceae Cukup Banyak Pohon
19. Alangium sp Kayu Musang Alangiaceae Jarang Pohon
20. Ficus deltoideus -- Moraceae Banyak Semak
21. Macaranga triloba Sapek Euphorbiaceae Cukup Banyak Pohon
22. Ficus benyamina Baringin Moraceae Jarang Pohon
23. Trema orientalis -- Ulmaceae Cukup Banyak Pohon
24. Tetrasigma sp Aka Vitaceae Jarang Liana
25. Monophylea sp -- Gesneriaceae Cukup Banyak Herba
26. Melastoma sp -- Melastomaceae Cukup Banyak Herba
Sumber : Hasil Pengamatan dan Pendataan, 2023.

Sebagaimana kompilasi di atas, keberadaan jenis Pandanus tectorius dan Ficus deltoideus menjadi
petunjuk bahwa tumbuhan setempat merupakan komunitas dari tumbuhan batu kapur (lime stone).
Tidak ditemukan jenis tumbuhan berstatus dilindungi ataupun terancam punah mengacu Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.20/
MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/ 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 49


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

Sesuai hasil pendataan, di lokasi rencana kegiatan arah Selatan (komunitas tegakan alamiah) juga
ditemukan jenis Amorphophalus sp yang masih dalam pertumbuhan vegetaif (belum ada bunga).
Selain itu, keberadaan jenis Tetrasigma sp memberikan indikasi keberadaan Rafflesia sp. Adapun
habitat jenis Rafflesia sp diantaranya gunung Malintang yang terdapat di wilayah Nagari Halaban.
Untuk itu, sebagian lokasi rencana kegiatan arah Selatan harus dipertahankan (enclave).

B. Fauna – Satwa Liar

Tutupan lahan berupa semak belukar, kebun campuran dan tegakan alamiah merupakan habitat
berbagai jenis fauna atau satwa liar. Dari pendataan melalui penelusuran jejak, kotoran, warna kulit
atau tubuh, suara (vokal) serta pengumpulan informasi masyarakat setempat, beberapa jenis fauna
– satwa liar di lokasi rencana kegiatan tersaji pada Tabel 2.21 di bawah ini.

Tabel 2.21.
Kompilasi Jenis dan Skala Kehadiran Fauna – Satwa Liar

NO. JENIS NAMA LOKAL HASIL PENDATAAN STATUS


Hasil Skala
Identifikasi Kehadiran
A. MENYUSUI (MAMALIA)
1. Sus crofa Kandiak/Babi Jejak Banyak Tidak Dilindungi
2. Macaca fascicularis Karo/Kera Lihat Cukup Banyak Tidak Dilindungi
3. Hylobathes syndactilus Ungko Lihat, Vokal Cukup Banyak Dilindungi
4. Presbitys melalophos Siamang Lihat, Vokal Jarang Dilindungi
5. Callociurus sp Tupai Lihat Cukup Banyak Tidak Dilindungi
6. Hystrix brachiura Landak/Gunjo Masyarakat Jarang Tidak Dilindungi
B. BURUNG (AVES)
1. Heliastur indus Alang Sarok Lihat Jarang Dilindungi
2. Treron vernans Punai Lihat, Vokal Cukup Banyak Dilindungi
3. Oriolus chinensis Mantilau Lihat Cukup Banyak Tidak Dilindungi
4. Copsychus saularis Murai Lihat Cukup Banyak Tidak Dilindungi
5. Amourornis phoenicus Ruak-Ruak Lihat Cukup Banyak Tidak Dilindungi
6. Turnix susciator Puyuah Lihat Cukup Banyak Tidak Dilindungi
7. Lonchura maja Bondo Lihat Cukup Banyak Tidak Dilindungi
8. Lonchura punctulata Pipik Lihat Banyak Tidak Dilindungi
9. Lonchura striata Pipik Lihat Banyak Tidak Dilindungi
10. Megalaima sp Tagun-Tagun Lihat, Vokal Jarang Tidak Dilindungi
11. Streptopelia chinensis Balam Lihat, Vokal Cukup Banyak Tidak Dilindungi
12. Picnonotus goiavier Barabah Lihat, Vokal Jarang Tidak Dilindungi
C. MELATA (REPTILIA)
1. Mabuya multifasciata Bingkaruang Lihat Banyak Tidak Dilindungi
2. Varanus salvator Biawak Lihat Cukup Banyak Tidak Dilindungi
3. Phyton reticulatus Ula Simancik Masyarakat Jarang Tidak Dilindungi
4. Draco volans Cicak Tubin Lihat Jarang Tidak Dilindungi
5. Dryophis prasinus Ula Ijau Daun Lihat Jarang Tidak Dilindungi
D. AMPHIBIA
1. Bufo melanostictus Koncek Kasek Lihat Cukup Banyak Tidak Dilindungi
2. Rana limnocharis Koncek Hijau Lihat Jarang Tidak Dilindungi
Sumber : Hasil Pengamatan dan Pendataan, 2022.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 50


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

Dari kompilasi Tabel 2.21 diketahui, kehadiran jenis fauna di lokasi rencana kegiatan diantaranya
anggota kelompok menyusui (mamalia), burung (aves), melata (reptilia) dan amphibia. Sebagian
besar anggota kelompok menyusui dan beberapa jenis burung berstatus dilindungi sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/
2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/ 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

C. Biota Aquatis

1. Ikan

Pendataan kehadiran jenis ikan pada lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi
rencana kegiatan dilakukan melalui pengamatan dan wawancara bebas dengan masyarakat
setempat. Sesuai hasil pendataan pada Tabel 2.22, seluruh jenis ikan memiliki habitat berupa
lingkungan perairan bersih. Adapun kehadiran jenis ikan gariang (Labeobarbus tambroides)
dapat menjadi indikator kualitas perairan setempat.

Tabel 2.22.
Kompilasi Jenis Ikan Perairan Anak Sungai Aia Dingin di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan

NO JENIS NAMA LOKAL STATUS SKALA KEHADIRAN


1. Puntius binotatus Kapareh Tidak Dilindungi Banyak
2. Puntius lateristriatus Pantau Tidak Dilindungi Banyak
3. Lebistes sp Pantau Tidak Dilindungi Banyak
4. Labeobarbus tambroides Gariang Tidak Dilindungi Cukup Banyak
Sumber : Hasil Identifikasi dan Pengamatan, 2023.

2. Mikrobiota Aquatis (Plankton dan Benthos)

Selain kehadiran ikan, lingkungan perairan juga dissusun komunitas plankton dan benthos. Dari
hasil analisa, komunitas plankton disusun 18 jenis dan indek keanekaragaman jenis (H’) 2,200
sedangkan komunitas benthos disusun 8 jenis (indek keanekaragaman jenis berskiar 1,365).
Kompilasi data dimaksud disajikan pada Tabel 2.23 di bawah ini.

Tabel 2.23.
Stuktur Komunitas Plankton dan Benthos di Lingkungan Perairan Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan

NO. KELOMPOK SATUAN JUMLAH JUMLAH INDEK


JENIS INDIVIDU DIVERSITAS
1. Plankton /Liter 18 102 2,200
2. Benthos /m2 8 33 1,365
Sumber : Hasil Identifikasi dan Pengamatan, 2023.
Catt : Koordinat lokasi contoh (sample) 00o 20’ 48,45” LS 100o 44’ 41,72” BT.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 51


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

Berdasarkan nilai – indeks keanekaragaman jenis plankton dan kriteria Lee, Wang dan Kuo (1978)
dan Hawkes (1979) lingkungan badan perairan anak sungai Aia Dingin di sekitar rencana lokasi
kegiatan telah mengalami pencemaran ringan namun masih tergolong baik.

2.7.3. Komponen Sosial Masyarakat

A. Kependudukan

1. Jumlah Penduduk

Sesuai hasil pendataan pada Kantor Wali Nagari setempat, jumlah penduduk wilayah Nagari
Halaban (keadaan akhir tahun 2022) tercatat 5.429 jiwa terdiri dari 1.358 Kepala Keluarga (KK).
Adapun penduduk laki-laki sebanyak 2.708 jiwa dan perempuan 2.721 jiwa.

2. Kepadatan Penduduk

 Secara demografi, kepadatan penduduk menggambarkan jumlah jiwa penduduk per-km2


dari luas wilayah administratif.

 Berdasarkan atas perbandingan jumlah penduduk (5.429 jiwa) dengan luas wilayah Nagari
(66,15 km2), kepadatan penduduk Nagari Halaban berkisar 82 – 83 jiwa per-Km2.

B. Perekonomian

1. Penguasaan Lahan

Dari wawancara bebas dengan tokoh masyarakat Jorong Kapalo Koto diketahui, penguasaan
lahan pada wilayah setempat masih bersifat komunal yang berada di bawah wewenang Kepala
Kaum (mamak). Hal demikian terkait erat dengan status lahan ulayat kaum dan anggota kaum
hanya memiliki hak pengusahaan atau hak memanfaatkan.

Sehubungan penguasaan lahan dan sebagaimana sistem adat Minangkabau dikenal beberapa
lahan ulayat meliputi ulayat kaum, ulayat suku dan ulayat Nagari.

 Ulayat kaum – penguasaan lahan oleh suatu kaum dan pengelolaan di bawah kepala kaum
(penghulu kaum). Lahan ulayat kaum pada umumnya sudah terbagi untuk masing-masing
keluarga dalam satu kaum (saparuik) dengan bentuk ganggam bauntuak atau hak usaha.

 Ulayat suku – penguasaan lahan oleh suatu suku dengan pengelolaan berada di bawah
kepala suku (penghulu suku).

 Ulayat Nagari – lahan ulayat yang dimiliki Nagari dengan penguasaan penghulu Nagari
secara bersama-sama.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 52


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

2. Mata Pencaharian

Sesuai potensi sumber daya alam, mata pencaharian masyarakat yang utama adalah petani
(40,44 %), pengrajin tenun songket Halaban (14,51 %) dan wiraswasta atau pedagang sebagai
mata pencaharian sampingan (3,81 %). Dari pendataan di kantor Wali Nagari, jumlah penduduk
menurut mata pencaharian tersaji pada Tabel 2.24 di bawah ini.

Tabel 2.24.
Kompilasi Jumlah Penduduk Halaban Menurut Mata Pencaharian

NO. MATA PENCAHARIAN JUMLAH


JIWA %
1. Karyawan
a. Aparatur Sipil Negara (ASN) 65 1,55
b. TNI/POLRI 4 0,10
c.Swasta 85 2,02
2. Wiraswasta – Pedagang 160 3,81
3. Petani. 1.700 40,44
4. Tukang 150 3,57
5. Buruh 420 9,99
6. Pensiuinan 40 0,95
7. Peternak 25 0,59
8. Jasa 80 1,90
9. Pengrajin 610 14,51
10. Pekerja Seni 5 0,12
11. Lainnya 110 2,62
11. Tidak Bekerja 750 17,84
JUMLAH 4.204 100,00
Sumber : Kantor Wali Nagari Halaban, 2023.

C. Sosial Budaya

1. Agama dan Kepercayaan

Seluruh penduduk wilayah Jorong Kapalo Koto dan Nagari Halaban beragama Islam. Untuk itu,
sendi kehidupan sosial masyarakat dipengaruhi nilai-nilai Islami yang kuat.

2. Adat Istiadat (Pola Kebiasaan)

Etnis yang tumbuh substansial di wilayah rencana kegiatan adalah Minangkabau. Oleh sebab
itu, norma atau tatanan yang berlaku di tengah kehidupan masyarakat merupakan implementasi
dari falsafah Minangkabau adat basandi syarak – syarak basandi Kitabullah.

3. Sikap dan Persepsi Masyarakat

Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan, telah dilakukan wawancara
bebas beberapa orang anggota masyarakat setempat dengan hasil sebagai berikut.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 53


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

 Sebagian besar anggota masyarakat di wilayah Jorong Kapalo Koto telah mengetahui dan
mendukung rencana usaha pertambangan batu gamping.

 Masyarakat mengemukakan bahwa lahan bagi lokasi rencana kegiatan dapat dibebaskan
melalui musyawarah dan mufakat antara pihak yang berkepentingan. Kemudian, terhadap
bahan galian hasil kegiatan pertambangan dilakukan pemanfaatan bersama.

 Anggota masyarakat di wilayah Jorong Kapalo Koto berharap terlibat sebagai pekerja pada
usaha pertambangan batuan (batu gamping).

D. Kesehatan Masyarakat

1. Kasus Penyakit Terbanyak

Sebagaimana data dari PUSKESMAS Halaban, kasus penyakit dominan di wilayah setempat
meliputi Infeksi Saluran Pernafasan Atas (33,05 %), gastritis – tukak lambung (20,29 %) dan
rheumatik (12,67 %). Kompilasi kasus penyakit terbanyak tersaji pada Tabel 2.25 berikut.

Tabel 2.25.
Kompilasi 10 (Sepuluh) Kasus Penyakit Terbanyak di Wilayah Rencana Kegiatan
(Keadaan Tahun 2022)

NO KASUS PENYAKIT TERBANYAK JUMLAH


KUNJUNGAN %
1. Infeksi Saluran Pernafasan Bagian Atas (ISPA) 1.197 33,05
3. Gastritis (Tukak Lambung) 735 20,29
2. Rheumatik 459 12,67
4. Demam (Febris) 383 10,57
5. Infeksi Kulit 259 7,15
6. Diare 234 6,46
7. Influenza 111 3,06
8. Luka (Abses) 88 2,43
9. Tekanan Darah Tinggi (Hypertensi) 81 2,24
10. Asma 75 2,07
JUMLAH 3.622 100,00
Sumber : PUSKESMAS Halaban, 2023.

2. Vektor Penyakit

Sebagaimana hasil pendataan, vektor penyakit di lingkungan hunian masyarakat Jorong Kapalo
Koto diantaranya jenis Culex sp (lalat) dan Anopheles sundaicus (nyamuk vektor malaria).

3. Jamban

Sebagaimana data PUSKESMAS Halaban (2023), cakupan masyarakat Jorong Kapalo Koto
terhadap jamban yang layak tercatat 1.075 jiwa atau 86,50 % dari jumlah penduduk. Untuk itu,
aktifitas mandi, cuci dan kakus (MCK) lebih banyak berlangsung di dalam rumah.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 54


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

4. Sumber Air Bersih

Sesuai data PUSKESMAS Halaban (2023), jumlah penduduk Jorong Kapalo Koto tercatat 1.230
jiwa, jumlah sarana air bersih 345 unit dan penduduk pengguna air bersih 1.083 jiwa. Artinya,
sebagian kecil masyarakat Jorong Kapalo masih belum mendapatkan pelayanan air bersih.

5. Persampahan

Sesuai hasil wawancara bebas dan pengamatan diketahui, penanganan sampah rumah tangga
(domestik) oleh masyarakat setempat diantaranya melalui pembakaran, penimbunan di areal
pekarangan atau pembuangan sembarang tempat. Hal dimaksud terkait Tempat Penampungan
Sementara (TPS) sampah telah ada di pusat Nagari Halaban.

E. Sarana Prasarana Umum

1. Listrik

Energi listrik utama masyarakat berasal dari jaringan listrik PT. PLN (Persero). Sebagian kecil
anggota masyarakat – terutama yang memilki usaha ekonomi, memanfaatkan pula Generating
Set sebagai sumber energi listrik cadangan.

2. Telekomunikasi

Saat ini, jaringan telekomunikasi berupa telepon cellular juga telah menjangkau wilayah Nagari
Halaban dan Jorong Kapalo Koto termasuk lokasi rencana kegiatan. Artinya, seluruh anggota
masyarakat setempat dapat melakukan komunikasi secara luas.

3. Pendidikan

Keberadaan sarana pendidikan di Nagari Halaban meliputi Pendidikan Anak Usia Dini (1 unit)
Taman Kanak (2 unit), Sekolah Dasar (5 unit) dan Sekolah Menengan Pertama (2 unit). Adapun
sarana pendidikan yang lebih tinggi terdapat di pusat Kecamatan Lareh Sago Halaban, pusat
Kabupaten Lima Puluh Kota, kota Payakumbuh atau pusat Provinsi.

4. Prasarana Jalan

Prasarana jalan pada wilayah rencana kegiatan diantaranya bagian jalan Provinsi ruas Batas
Kota Payakumbuh – Sitangkai (P.44) dengan konstruksi permukaan aspal beton sekaligus jalan
lingkungan (konstruksi cor beton atau jalan tanah). Sementara itu, akses menuju lokasi rencana
kegiatan tambang bersilangan (crossing) dengan bagian jalan Provinsi dimaksud.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 55


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

5. Lalu Lintas

a. Geometri Jalan

Hasil pekerjaan ANDALALIN (2022) mengungkapkan geometri ruas jalan Provinsi di sekitar
lokasi rencana akses sebagaimana Tabel 2.26 berikut.

Tabel 2.26.
Kompilasi Geometri Ruas Jalan Povinsi di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan

NO. NAMA RUAS JALAN TIPE LEBAR SPLIT LEBAR


JALAN JALAN ARAH BAHU
(m) (m)
1. Batas Kota Payakumbuh – Sitangkai 2/2 UD 7,00 50 : 50 1,50
2. -- - - - -
Sumber : ANDALALIN, 2022.
Catt : Tipe jalan 2/2 UD = jalan 2 jalur 2 arah tidak terbagi.

b. Proporsi Lalu Lintas Kendaraan

Sesuai hasil pekerjaan ANDALALIN (2022), jenis dan persentase kendaraan yang melintas
jalan Provinsi di sempadan lokasi rencana kegiatan dapat dilihat pada Gambar 17 berikut.

Gambar 18. Grafik Proporsi Lalu Lintas Kendaraan

c. Kapasitas dan Kinerja Jalan

Kapasitas ruas jalan dalam suatu sistem jaringan jalan adalah jumlah kendaraan maksimum
yang memiliki kemungkinan cukup untuk melewati atau memanfaatkan ruas jalan dimaksud

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 56


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

(satu arah ataupun dua arah) dalam periode waktu tertentu dan di bawah kondisi jalan dan
lalu lintas umum. Sementara itu, kinerja jalan menunjukkan kemampuan ruas jalan melayani
arus lalu lintas kendaraan pada ruas jalan dimaksud. Faktor penentu kinerja jalan meliputi
kapasitas jalan, derajat kejenuhan, waktu perjalanan dan kecepatan rata-rata.

Hasil pekerjaan ANDALALIN (2022) terkait kapasitas dan kinerja jalan Provinsi ruas Batas
Kota Payakumbuh – Sitangkai di sempadan akses lokasi rencana kegiatan sebagaimana
Tabel 2.27 di bawah ini. Sementara itu, volume lalu lintas saat hari kerja (weekday) dan hari
libur (weekend) dapat dilihat pada Gambar 18 dan Gambar 19 berikutnya.

Tabel 2.27.
Kompilasi Kapasitas dan Kinerja Jalan Batas Kota Payakumbuh – Sitangkai di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan

NO. URAIAN ARAH KAPASITAS JUMLAH DERAJAT LEVEL OF


LALU JALAN KENDRAAN KEJENUHAN SERVICE
LINTAS (C=smp/jam) (Q=smp/jam) (VC RATIO) (LOS)
A. HARI KERJA
1. Jam Puncak (Peak Hour) Pagi 2 Arah 3.100 481 0,16 A
2. Jam Puncak (Peak Hour) Siang 2 Arah 3.100 491 0,16 A
3. Jam Puncak (Peak Hour) Sore 2 Arah 3.100 476 0,15 A
B. HARI LIBUR
1. Jam Puncak (Peak Hour) Pagi 2 Arah 3.100 368 0,12 A
2. Jam Puncak (Peak Hour) Siang 2 Arah 3.100 388 0,13 A
3. Jam Puncak (Peak Hour) Sore 2 Arah 3.100 382 0,12 A
Sumber : ANDALALIN, 2022.
Catt : Jumlah Kendaraan = Hasil perhitungan jumlah lalu lintas, Derajat Kejenuhan = VCR (Volume
Capacity Ratio), Level of Service (LOS) = Tingkat Pelayanan Jalan.

Gambar 18. Grafik Volume Lalu Lintas Kendaraan Hari Kerja

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 57


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

Gambar 19. Grafik Volume Lalu Lintas Kendaraan Hari Libur

Sesuai kompilasi di atas, faktor derajat kejenuhan (volume capacity ratio – VCR) ruas jalan
berkisar 0,15 – 0,16 pada hari kerja dengan nilai LOS termasuk kriteria A (artinya, arus lalu
lintas stabil dan kecepatan kendaraan tidak dibatasi kondisi lalu lintas – dalam hal ini tidak
terjadi kemacetan). Sedangkan nilai VCR hari libur 0,12 – 0,13 dan nilai LOS kriteria A.

d. Jam Puncak Lalu Lintas

 Jam puncak lalu lintas pada hari kerja berlangsung pukul 15.00 – 16.00 WIB dengan
volume lalu lintas kedua arah 491 smp/jam.

 Jam puncak lalu lintas hari libur pada pukul 10.30 – 11.30 WIB (volume lalu lintas kedua
arah sebanyak 388 smp/jam).

2.7.4. Kegiatan Lain di Sekitar Lokasi Tapak Rencana Kegiatan

Sebagaimana hasil pendataan dan pengamatan, kegiatan lain yang terdapat di sekitar lokasi rencana
kegiatan sebagai berikut.

 Areal kerja tambang batuan yang dikelola oleh PT. Sumbar Calcium Pratama (jarak ± 1,00 km arah
Timur) dan CV. Permata Halaban (jarak ± 1,60 km arah Timur).

 Bagian jalan Provinsi ruas Batas Kota Payakumbuh – Sitangkai.

 Hunian dan usaha ekonomi masyarakat berupa warung makanan dan minuman di sekitar lokasi
persilangan (crossing) akses rencana kegiatan.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 58


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

 Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV yang bersilangan (crossing) dengan akses
lokasi rencana kegiatan.

Dari beberapa akftifitas dimaksud, usaha ekonomi masyarakat berupa warung makanan dan minuman
berpeluang berinteraksi dengan rencana usaha pertambangan dan pengolahan batu gamping terutama
selama Tahap Operasi Produksi – dalam hal ini diantaranya pelaksanaan pengangkutan hasil produksi
batuan dari lokasi rencana kegiatan.

Formulir UKL-UPL BAB II hal - 59


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN SERTA
UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP

3.1. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN

Untuk dapat mengetahui peluang dampak lingkungan dari pelaksanaan rencana usaha pertambangan
dan pengolahan batu gamping digunakan matrik interaksi sebagaimana Tabel 3.1 dan juga bagan alir
(flow chart) pada Gambar 20 berikutnya.

3.2. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN SERTA STANDAR PENGELOLAAN


DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Sehubungan dengan Sistem Informasi Lingkungan Hidup sebagaimana ketentuan Pasal 480 Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup belum tersedia di tingkat Provinsi Sumatera Barat, upaya pengelolaan
lingkungan hidup (UKL) bagi rencana kegiatan akan diterapkan melalui beberapa pendekatan meliputi
pendekatan Teknologi, Sosial Ekonomi dan Kelembagaan.

Rumusan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup bagi rencana
kegiatan disajikan pada Tabel 3.2 sementara itu lokasi upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup dapat dilihat pada Gambar 21 sampai Gambar 31.

Formulir UKL-UPL BAB III hal - 1


Tabel 3.1.
Matrik Identifikasi Dampak Rencana Usaha Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

KOMPONEN KEGIATAN TAHAPAN


PERSIAPAN OPERASI PRODUKSI PASCA
OPERASI
UTILITAS

PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN BASE-CAMP

PENGGALIAN DAN PENIMBUNAN TANAH PENUTUP

PEMUATAN DAN PENGANGKUTAN RAW MATERIAL


PENGUPASAN DAN PENYIMPANAN TANAH PUCUK
MOBILISASI MATERIAL DAN PERALATAN

PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA


PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA

ENERGI LISTRIK (GENERATING SET)


PENGANGKUTAN PRODUK BATUAN
SOSIALISASI RENCANA KEGIATAN

PENUMPUKAN PRODUK BATUAN

SARANA PRASARANA TAMBANG

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


PENERIMAAN TENAGA KERJA

PENGOLAHAN BATUAN
PEMBERSIHAN LAHAN
PEMBEBASAN LAHAN

PELEDAKAN BATUAN
PEMBUATAN JALAN

PENAMBANGAN

REKLAMASI
REKLAMASI
KOMPONEN LINGKUNGAN

A GEO FISIK-KIMIA
1 Iklim
a. Suhu Udara   
b. Kelembaban Udara   
2 Kualitas Udara dan Kebisingan
a. Partikluat Debu < 100 µm (TSP)             
b. Konsentrasi Gas SO2            
c. Konsentrasi Gas NO2            
d. Konsentrasi Gas CO            
e. Tingkat Kebisingan            
3 Getaran
a. Getaran Mekanis 
b. Getaran Sesmik
4 Fisiografi
a. Geomorfologi   
b. Geologi
X X
x X
+ X
+ X
+ X
+
x
5 Hidrologi
a. Koefisien Air Larian     
b. Sedimentasi         
c. Kualitas Air Permukaan           
6 Tanah dan Lahan
a. Kualitas Tanah    
b. Erosi Permukaan Lahan     

B BIOLOGI / HAYATI
a. Flora     
X + X +
b. Fauna - Satwa Liar     
c. Biota Aquatis          

C SOSIAL MASYARAKAT
a. Mata Pencaharian 
x + + x
b. Tingkat Pendapatan 
c. Kesempatan Kerja 
+ + x X
+ X
+ X
x X
d. Sikap dan Persepsi     
+ + X X X X
e. Keresahan Masyarakat   
+ +
f. Kecemburuan Sosial 
+
g. Persampahan  
h. Vektor Penyakit  
i. Bahan Berbahaya dan Beracun  
j. Prasarana Jalan  
k. Lalu Lintas  

Ket  Interaksi komponen rencana kegiatan dengan lingkungan (dampak rencana kegiatan).
+

Formulir UKL-UPL BAB III hal - 2


T
a
Gambar 20
Bagan Alir Dampak Rencana Usaha Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

SOSIALISASI PEMBERITAHUAN MUNCULNYA


RENCANA KEGIATAN RENCANA KEGIATAN PERSEPSI MASYARAKAT

PERUMUSAN MUNCULNYA
PEMBEBASAN LAHAN KERESAHAN MASYARAKAT
PEMBEBASAN LAHAN PERSEPSI MASYARAKAT

KELIBATAN ANGKATAN PENINGKATAN PENDAPATAN


PENERIMAAN TENAGA KERJA KESEMPATAN KERJA
KERJA SETEMPAT MASYARAKAT

PROSES KELIBATAN MUNCULNYA


KECEMBURUAN SOSIAL
ANGKATAN KERJA SETEMPAT PERSEPSI MASYARAKAT

KELIBATAN PENINGKATAN PENDAPATAN


PELUANG USAHA
MASYARAKAT LAIN MASYARAKAT

PEMBANGUNAN DAN TIMBULAN AIR PENURUNAN KUALITAS GANGGUAN HABITAT


PENGOPERASIAN BASE-CAMP LIMBAH DOMESTIK AIR PERMUKAAN BIOTA AQUATIS

PERKEMBANGAN
TIMBULAN SAMPAH
VEKTOR PENYAKIT

PEMELIHARAAN BERKALA
TIMBULAN LIMBAH B3
PERALATAN

MOBILISASI MATERIAL EMISI DEBU, GAS BUANG DAN PENURUNAN KUALITAS UDARA
DAN PERALATAN KEBISINGAN KENDARAAN DAN KEBISINGAN

AKTIFITAS KEDARAAN ANGKUT


GANGGUAN LALU LINTAS
MATERIAL DAN PERALATAN

KERUSAKAN JALAN

EMISI PERALATAN PENURUNAN KUALITAS UDARA


PEMBUATAN JALAN
PERSIAPAN

DAN KENDARAAN DAN KEBISINGAN

PERUBAHAN TUTUPAN PERUBAHAN STRUKTUR GANGGUAN HABITAT


LAHAN KOMUNITAS TUMBUHAN FAUNA - SATWA LIAR

PENINGKATAN AIR LARIAN PENINGKATAN EROSI


(RUN OFF) PERMUKAAN LAHAN

PENURUNAN KUALITAS GANGGUAN HABITAT


AIR PERMUKAAN BIOTA AQUATIS

PENDANGKALAN
BADAN PERAIRAN

PEMBANGUNAN PERUBAHAN TUTUPAN PERUBAHAN STRUKTUR GANGGUAN HABITAT


SARANA PRASARANA LAHAN KOMUNITAS TUMBUHAN FAUNA - SATWA LIAR

PENINGKATAN AIR LARIAN PENINGKATAN EROSI


(RUN OFF) PERMUKAAN LAHAN

PENURUNAN KUALITAS GANGGUAN HABITAT


AIR PERMUKAAN BIOTA AQUATIS

PENDANGKALAN
BADAN PERAIRAN

PERUBAHAN TUTUPAN PERUBAHAN STRUKTUR GANGGUAN HABITAT


PEMBERSIHAN LAHAN
LAHAN KOMUNITAS TUMBUHAN FAUNA - SATWA LIAR

PERUBAHAN IKLIM MIKRO

PENINGKATAN AIR LARIAN PENINGKATAN EROSI


(RUN OFF) PERMUKAAN LAHAN

PELAKSANAAN PENURUNAN KUALITAS GANGGUAN HABITAT


TIMBULAN SAMPAH
PEMBERSIHAN LAHAN AIR PERMUKAAN BIOTA AQUATIS

EMISI PERALATAN PENURUNAN KUALITAS UDARA PENDANGKALAN


DAN KENDARAAN DAN KEBISINGAN BADAN PERAIRAN

PENGUPASAN DAN EMISI PERALATAN PENURUNAN KUALITAS UDARA


PENYIMPANAN TANAH PUCUK DAN KENDARAAN DAN KEBISINGAN

PELINDIAN PERMUKAAN LAHAN PENINGKATAN EROSI PENURUNAN


DAN TIMBUNAN TANAH PUCUK PERMUKAAN LAHAN KUALITAS TANAH

PENURUNAN KUALITAS GANGGUAN HABITAT


AIR PERMUKAAN BIOTA AQUATIS

PENDANGKALAN
BADAN PERAIRAN

PENGGALIAN DAN EMISI PERALATAN PENURUNAN KUALITAS UDARA PENURUNAN


PENIMBUNAN TANAH PENUTUP DAN KENDARAAN DAN KEBISINGAN KUALITAS TANAH

PELINDIAN PERMUKAAN LAHAN PENINGKATAN EROSI


DAN TIMBUNAN TANAH PENUTUP PERMUKAAN LAHAN

PENURUNAN KUALITAS GANGGUAN HABITAT


AIR PERMUKAAN BIOTA AQUATIS

PENDANGKALAN
BADAN PERAIRAN

EMISI PERALATAN PENURUNAN KUALITAS UDARA


PENAMBANGAN
DAN KENDARAAN DAN KEBISINGAN

PENGAMBILAN BATUAN PERUBAHAN BENTANG ALAM

MUNCULNYA
PERSEPSI MASYARAKAT

PENURUNAN KUALITAS GANGGUAN HABITAT


PELINDIAN PERMUKAAN LAHAN
AIR PERMUKAAN BIOTA AQUATIS
OPERASI PRODUKSI

PENDANGKALAN
BADAN PERAIRAN

PELEDAKAN BATUAN PENGGUNAAN BAHAN PELEDAK TIMBULNYA GETARAN KERESAHAN MASYARAKAT

MUNCULNYA
PERSEPSI MASYARAKAT

PEMUATAN DAN EMISI PERALATAN PENURUNAN KUALITAS UDARA


PENGANGKUTAN RAW MATERIAL DAN KENDARAAN DAN KEBISINGAN

EMISI DAN KEBISINGAN PENURUNAN KUALITAS UDARA


PENGOLAHAN BATUAN
PERALATAN DAN KEBISINGAN

PENUMPUKAN IMBASAN DEBU


PENURUNAN KUALITAS UDARA
PRODUK BATUAN TUMPUKAN BATUAN

PENURUNAN KUALITAS GANGGUAN HABITAT


PENIRISAN TUMPUKAN BATUAN
AIR PERMUKAAN BIOTA AQUATIS

PENDANGKALAN
BADAN PERAIRAN

PENGANGKUTAN EMISI PERALATAN PENURUNAN KUALITAS UDARA


PRODUK BATUAN DAN KENDARAAN DAN KEBISINGAN

AKTIFITAS KEDARAAN
GANGGUAN LALU LINTAS KERUSAKAN JALAN
ANGKUT BATUAN

PENATAAN AREA BEKAS PERBAIKAN


REKLAMASI
TAMBANG DAN PENGHIJAUAN KUALITAS LINGKUNGAN

EMISI DEBU, GAS BUANG PENURUNAN KUALITAS UDARA


UTILITAS TAMBANG
DAN KEBISINGAN GENSET DAN KEBISINGAN

TIMBULAN AIR PENURUNAN KUALITAS GANGGUAN HABITAT


LIMBAH DOMESTIK AIR PERMUKAAN BIOTA AQUATIS

PERKEMBANGAN
TIMBULAN SAMPAH
VEKTOR PENYAKIT

PEMELIHARAAN
TIMBULAN LIMBAH B3
SARANA PRASARANA
OPERASI

PENATAAN AREA BEKAS PERBAIKAN


PASCA

REKLAMASI
TAMBANG DAN PENGHIJAUAN KUALITAS LINGKUNGAN

PEMUTUSAN PENURUNAN
KERESAHAN TENAGA KERJA
HUBUNGAN KERJA NILAI PENDAPATAN

KOMPONEN KEGIATAN SUMBER DAMPAK DAMPAK UTAMA DAMPAK IKUTAN

Formulir UKL-UPL BAB III hal - 3


Tabel 3.2.
MATRIK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP RENCANA USAHA PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATU GAMPING PT. BUKIT SAFA MARWA

NO SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTITUSI PELAKSANA
BENTUK LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI JANGKA WAKTU DAN PENGAWAS
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN DAN PERIODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

A TAHAP PERSIAPAN
1 Sosialisasi Rencana Munculnya Persepsi Sesuai hasil wawancara Melakukan sosialisasi rencana usaha pertambangan batuan - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat wilayah - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Kegiatan Masyarakat bebas terungkap bahwa secara menyeluruh (komprehensif) kepada masyarakat masyarakat Jorong - Pelaporan setiap setempat terkait lingkup recana usaha pertambangan dan masyarakat Jorong - Periode 1 (satu) kali Pengawas :
sebagian besar masyarakat setempat melalui Pemerintah Nagari dan Kecamatan dengan Kapalo Koto 6 (enam) bulan pengolahan batu gamping oleh PT. Bukit Safa Marwa. Kapalo Koto - Pelaporan setiap - Dinas Lingkungan Hidup (LH) Provinsi
wilayah Jorong Kapalo Koto muatan diantaranya sebagai berikut. - Kantor Wali Nagari - Melakukan wawancara bebas dengan anggota masyarakat - Kantor Wali Nagari 6 (enam) bulan Sumatera Barat
telah mengetahui sekaligus - Lingkup rencana usaha pertambangan batuan (batu Halaban. setempat terkait berbagai kemungkinan dampak bersifat Halaban. - Dinas Energi dan Sumber Daya
turut mendukung rencana gamping) termasuk pembebasan lahan dan rencana menguntungkan bagi masyarakat seiring pelaksanaan Mineral (ESDM) Provinsi Sumatera
kegiatan pertambangan dan kegiatan peledakan batuan guna memudahkan pekerjaan. rencana usaha pertambangan batuan (batu gamping). Barat
pengolahan batu gamping. - Peluang kerja bagi angkatan kerja setempat. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Dinas Lingkungan Hidup Perumahan
- Peluang usaha bagi masyarakat lain. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Rakyat dan Permukiman (LHPERKIM)
- Kontribusi bagi pembangunan Nagari. terhadap intensitas dampak. Kabupaten Lima Puluh Kota.
- Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

2 Pembebasan Lahan Munculnya Persepsi Proses pembebasan lahan - Pembebasan lahan dilakukan melalui musyawarah untuk - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat wilayah - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Masyarakat seluas 20 ha bagi rencana mencapai mufakat bersama dengan kepala kaum dan masyarakat Jorong - Pelaporan setiap setempat terkait tanggapan pelaksanaan pembebasan lahan masyarakat Jorong - Periode 1 (satu) kali Pengawas :
kegiatan dilakukan dengan seluruh anggota kaum bersangkutan. Selain itu, muatan Kapalo Koto 6 (enam) bulan bagi rencana usaha pertambangan dan pengolahan batu Kapalo Koto - Pelaporan setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
menerapkan musyawarah musyawarah juga merumuskan kontribusi yang menjadi - Kantor Wali Nagari gamping oleh PT. Bukit Safa Marwa. - Kantor Wali Nagari 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
dan mufakat bersama pihak- kewajiban piha-pihak terkait. Halaban. - Melakukan wawancara bebas dengan anggota masyarakat Halaban. - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
pihak yang terkait (Kepala - Melakukan ganti kerugian terhadap tanaman bernilai setempat sehubungan kesepakatan kewajiban pihak-pihak Puluh Kota
Kaum dan Ninik Mamak) di ekonomis yang diusahakan masyarakat di lokasi rencana yang terkait dalam pembebasan lahan. - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
Jorong Kapalo Koto. kegiatan pertambangan batuan. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Nagari Halaban
- Setelah kegiatan pertambangan berakhir, lahan bekas dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Pelaporan :
tambang dilakukan perbaikan (reklamasi) agar dapat terhadap intensitas dampak. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
dimanfaatkan kembali sebagai lahan produksi kemudian LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
diserahkan kembali kepada masyarakat pemegang ulayat - Gubernur Sumatera Barat melalui
atau pengolah sebelumnya. Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

3 Pembebasan Lahan Keresahan Proses pembebasan lahan - Pembebasan lahan dilakukan melalui musyawarah untuk - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat wilayah - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Masyarakat telah dilakukan melalui asas mencapai mufakat bersama dengan kepala kaum dan masyarakat Jorong - Pelaporan setiap setempat terkait tanggapan pelaksanaan pembebasan lahan masyarakat Jorong - Periode 1 (satu) kali Pengawas :
musyawarah dan mufakat seluruh anggota kaum bersangkutan. Selain itu, muatan Kapalo Koto 6 (enam) bulan bagi rencana usaha pertambangan dan pengolahan batu Kapalo Koto - Pelaporan setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
sekaligus disetuju oleh pihak musyawarah juga merumuskan kontribusi yang menjadi - Kantor Wali Nagari gamping oleh PT. Bukit Safa Marwa. - Kantor Wali Nagari 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
terkait (Kepala Kaum dan kewajiban piha-pihak terkait. Halaban. - Melakukan wawancara bebas dengan anggota masyarakat Halaban. - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
Ninik Mamak) di wilayah - Melakukan ganti kerugian terhadap tanaman bernilai setempat sehubungan kesepakatan kewajiban pihak-pihak Puluh Kota
Jorong Kapalo Koto. ekonomis yang diusahakan masyarakat di lokasi rencana yang terkait dalam pembebasan lahan. - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
kegiatan pertambangan batuan. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Nagari Halaban
- Memenuhi harapan atau permintaan masyarakat terkait dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Pelaporan :
peluang usaha setelah pembebasan lahan. terhadap intensitas dampak. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

3 Penerimaan Tenaga Kerja


a Kelibatan angkatan kerja Kesempatan Kerja Penerimaan tenaga kerja - Mengadakan pemberitahuan kepada masyarakat setempat - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan jumlah dan penempatan angkatan - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
wilayah setempat sebanyak 55 orang dan terkait penerimaan tenaga kerja bagi rencana usaha masyarakat Jorong dan Tahap Operasi kerja setempat serta tenaga kerja dari daerah lain dalam masyarakat Jorong dan Tahap Operasi Pengawas :
kesempatan kerja bagi pertambangan dan pengolahan batu gamping melalui Kapalo Koto Produksi pelaksanaan rencana usaha pertambangan dan juga Kapalo Koto Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
angkatan kerja setempat pengumuman di kantor Wali Nagari atau lingkungan sosial - Kantor Wali Nagari - Pelaporan setiap pengolahan batu gamping. - Kantor Wali Nagari - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
diperkirakan > 60 % dari Jorong Kapalo Koto. Halaban. 6 (enam) bulan - Melakukan wawancara bebas dengan angkatan kerja Halaban. 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
jumlah penduduk yang - Memberikan pelatihan (training) bagi seluruh tenaga kerja setempat dan perangkat Pemerintahan Nagari Halaban - Pelaporan setiap Puluh Kota
tergolong usia kerja pada agar kemampuan bekerja memenuhi kebutuhan usaha terkait proses penerimaan tenaga kerja bagi pelaksanaan 6 (enam) bulan - Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
wilayah Nagari Halaban pertambangan dan pengolahan batuan. rencana kegiatan. Kabupaten Lima Puluh Kota
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan atau trend evaluation - Bupati Lima Puluh Kota
dan criticial level evaluation atau tingkat kritis). - Gubernur Sumatera Barat.

Formulir UKL-UPL Bab III hal - 4


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Kelibatan angkatan kerja Kecemburuan Sosial Proses kelibatan angkatan - Membatasi kelibatan angkatan kerja yang berasal dari - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan - Melakukan wawancara bebas dengan angkatan kerja - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
wilayah setempat kerja setempat berpeluang daerah lain dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan masyarakat Jorong dan Tahap Operasi setempat dan perangkat Pemerintahan Nagari Halaban masyarakat Jorong dan Tahap Operasi Pengawas :
menimbulkan kecemburan dan pengolahan batu gamping. Kapalo Koto Produksi terkait kehadiran tenaga kerja dari daerah lain yang terlibat Kapalo Koto Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
sosial dari angkatan kerja - Memberikan pelatihan (training) bagi seluruh tenaga kerja - Kantor Wali Nagari - Pelaporan setiap dalam pelaksanaan rencana kegiatan. - Kantor Wali Nagari - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
yang tidak dapat terlibat. agar kemampuan bekerja memenuhi kebutuhan usaha Halaban. 6 (enam) bulan - Melakukan wawancara bebas dengan angkatan kerja Halaban. 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
pertambangan dan pengolahan batuan. setempat yang tidak terlibat kegiatan pertambangan dan - Pelaporan setiap Puluh Kota
pengolahan batuan. 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Nagari Halaban
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Pelaporan :
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

c Proses kelibatan angkatan Munculnya Persepsi Mempertimbangkan faktor - Mengadakan pemberitahuan kepada masyarakat setempat - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan - Melakukan wawancara bebas dengan angkatan kerja - Lingkungan sosial - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
wilayah setempat Masyarakat kesempatan kerja (> 60 %) terkait penerimaan tenaga kerja bagi rencana usaha masyarakat Jorong dan Tahap Operasi setempat dan perangkat Pemerintahan Nagari Halaban masyarakat Jorong dan Tahap Operasi Pengawas :
bagi angkatan kerja wilayah pertambangan dan pengolahan batu gamping melalui Kapalo Koto Produksi terkait proses penerimaan tenaga kerja bagi pelaksanaan Kapalo Koto Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
setempat, peluang muncul pengumuman di kantor Wali Nagari atau lingkungan sosial - Kantor Wali Nagari - Pelaporan setiap rencana kegiatan. - Kantor Wali Nagari - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
persespi masyarakat yang Jorong Kapalo Koto. Halaban. 6 (enam) bulan - Melakukan wawancara bebas dengan angkatan kerja Halaban. 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
merugikan menjadi kecil. - Membatasi kelibatan angkatan kerja yang berasal dari setempat dan perangkat Pemerintahan Nagari Halaban - Pelaporan setiap Puluh Kota
daerah lain dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan terkait kehadiran tenaga kerja dari daerah lain yang terlibat 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
dan pengolahan batu gamping. dalam pelaksanaan rencana kegiatan. - Pemerintah Nagari Halaban
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan Pelaporan :
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

d Kelibatan masyarakat lain Peluang Usaha Seiring dengan kegiatan - Memberikan kesempatan kepada masyarakat setempat - Tapak rencana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kepemilikan dan jumlah kendaraan - Tapak rencana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
dalam usaha pertambangan pertambangan batuan, yang memiliki kendaraan angkut sebagai pelaksana kegiatan dan Tahap Operasi angkut batuan di areal kerja tambang. kegiatan dan Tahap Operasi Pengawas :
masyarakat setempat dapat angkutan batuan di areal kerja tambang atau menuju - Lingkungan sosial Produksi - Melakukan pendataan jumlah masyarakat setempat yang - Lingkungan sosial Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
pula menjadi pelaksana tempat lain. masyarakat Jorong - Pelaporan setiap terlibat dalam pengadaan makanan dan minuman ternaga masyarakat Jorong - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
angkutan batuan bahkan - Memberikan peluang usaha kepada masyarakat setempat Kapalo Koto 6 (enam) bulan kerja usaha pertambangan dan pengolahan batu gamping. Kapalo Koto 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
pemasok makanan dan dalam bentuk pengadaan makanan dan minuman tenaga Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pelaporan setiap Puluh Kota
minuman tenaga kerja. kerja yang terlibat kegiatan pertambangan dan pengolahan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
batu gamping. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Nagari Halaban
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

e - Kelibatan angkatan kerja Peningkatan Seiring dengan kegiatan - Besaran upah atau gaji pokok tenaga kerja yang terlibat - Tapak rencana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan besaran gaji pokok yang diterima - Tapak rencana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
wilayah setempat Pendapatan pertambangan batuan, dalam usaha pertambangan batuan ditetapkan berdasarkan kegiatan dan Tahap Operasi tenaga kerja dibandingkan besaran UMP tahun berjalan. kegiatan dan Tahap Operasi Pengawas :
- Kelibatan masyarakat lain Masyarakat pendapatan masyarakat atas Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun berjalan. - Lingkungan sosial Produksi - Pendataan jadwal penyerahan upah kepada tenaga kerja. - Lingkungan sosial Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
dalam usaha setempat yang terlibat juga - Upah tenaga kerja diserahkan sesuai dengan waktu yang masyarakat Jorong - Pelaporan setiap - Melakukan wawancara bebas dengan tenaga kerja terkait masyarakat Jorong - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
pertambangan berpeluang mengalami telah disepakati saat memulai kerja. Kapalo Koto 6 (enam) bulan besaran upah yang diterimna dari keterlibatan dalam Kapalo Koto 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
kenaikan dari saat ini. - Merumuskan harga makanan dan minuman tenaga kerja usaha pertambangan dan kecukupan untuk kebutuhan. - Pelaporan setiap Puluh Kota
bersama dengan masyarakat pemasok agar diperoleh nilai - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
yang wajar dan memberikan keuntungan terhadap kedua pemasok makanan dan minuman tenaga kerja usaha - Pemerintah Nagari Halaban
belah pihak. pertambangan batuan terkait besaran nilai harga makanan Pelaporan :
dan minuman yang disepakati. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Gubernur Sumatera Barat melalui
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).

Formulir UKL-UPL Bab III hal - 5


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
4 Pengoperasian Base-Camp
a Timbulan air limbah domestik Penurunan Kuaitas Air Pengaliran air limbah - Seluruh air limbah domestik tenaga kerja dialirkan menuju Base-camp - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan periode pengurasan tangki septik. - Base-camp - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Permukaan domestik (jumlah timbulan unit tangki septik. Berdasarkan jumlah timbulan air limbah - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan ceceran air limbah di sekitar lokasi - Tangki septik - Periode setiap Pengawas :
diperkirakan 900 L per-hari bekas serta air kotor tenaga kerja (30 orang) sebanyak 6 (enam) bulan base-camp dan tangki septik. - Perairan anak sungai 6 (enam) bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
seiring kehadiran 30 orang 2.100 L per-hari dan pengurasan setelah 6 (enam) bulan, - Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin Aia Dingin - Pelaporan setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
tenaga kerja pembangunan kapasitas tangki septik adalah 20,00 m3. dengan parameter pada Tabel 3.2.1 berikut. > Bagian hulu 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
sarana prasarana tambang) - Jaringan air limbah domesik dilengkapi alat ukur debit pada NO PARAMETER SAT BAKU (0° 20' 48,66" LS Puluh Kota
akan turut menurunkan bagian inlet dan outlet tangki septik MUTU 100° 44' 37,09" BT) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
1 Zat Padat Terlarut mg/L 1,000
kualitas perairan anak - Melakukan pengurasan tangki septik secara berkala setelah > Bagian hilir Puluh Kota
2 Zat Padat Tersuspensi mg/L 50
sungai Aia Dingin. 6 (enam) bulan melalui kerja sama dengan pihak pengelola (0° 20' 48,45" LS - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
3 pH - 6-9
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terdekat 4 BOD5 mg/L 3
100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
(dalam hal IPLT Kota Payakumbuh). 5 COD mg/L 25 Pelaporan :
6 DO mg/L >4 - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
7 Amoniak mg/L 0.20 LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
8 Minyak dan Lemak mg/L 1 - Gubernur Sumatera Barat melalui
9 Total Coliform /100 ml 5,000 Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai
Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif)
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).

b Timbulan air limbah domestik Gangguan Habitat Pengaliran air limbah - Seluruh air limbah domestik tenaga kerja dialirkan menuju Base-camp - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Biota Aquatis domestik (jumlah timbulan unit tangki bioseptik. Berdasarkan atas jumlah timbulan air - Pelaporan setiap perairan anak sungai Aia Dingin. Selain secara langsung, Aia Dingin Pengawas :
diperkirakan 900 L per-hari bekas dan air kotor tenaga kerja (20 orang) sebanyak 6 (enam) bulan pendataan dapat dilakukan melalui pengumpulan informasi - Bagian hulu - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
seiring kehadiran 30 orang 600 L per-hari, kapasitas tangki septik adalah 5,00 m3) masyarakat setempat. (0° 20' 48,66" LS - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
tenaga kerja pembangunan sehingga pengurasan dapat dilakuakn setiap 7 (tujuh) hari - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan juga 100° 44' 37,09" BT) - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
sarana prasarana tambang) - Jaringan air limbah domesik dilengkapi alat ukur debit pada benthos pada lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir Puluh Kota
akan turut menimbulkan bagian inlet dan outlet tangki septik untuk analisis struktur komunitas. Analisa data (indek (0° 20' 48,45" LS - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
gangguan habitat biota - Melakukan pengurasan tangki septik secara berkala setiap keanekaragaman jenis) dilakukan menerapkan formula 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
aquatis (ikan, plankton dan 7 (tujuh) hari melalui kerja sama dengan pihak pengelola Shannon-Winner. Pelaporan :
benthos) di lingkungan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang terdekat Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
perairan anak sungai (dalam hal IPLT Kota Payakumbuh). dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Aia Dingin. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

c Timbulan sampah Perkembangan Vektor Timbulan sampah di lokas - Melakukan pengumpulan timbulan sampah di setiap lokasi Base-camp - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan ceceran sampah di lingkungan Base-camp - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Penyakit base-camp (jumlah timbulan sumber menggunakan tong sampah (bin) kapasitas 40 L. - Pelaporan setiap base-camp. - Periode setiap Pengawas :
diperkirakan 7,5 – 9,0 kg Lokasi dan jumlah tong sampah diuraikan berikut. 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan kehadiran vektor penyakit (nyamuk, 6 (enam) bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
atau 52 – 60 L setiap hari > Kantor : 1 (satu) buah tong sampah (kapasitas 40 L). lalat, tikus rumah ataupun kecoa) di lingkungan base-camp. - Pelaporan setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
seiring kehadiran 30 orang > Tempat istirahat tenaga kerja : 1 (dua) buah tong Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
tenaga kerja pembangunan sampah (kapasitas 40 L). dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Puluh Kota
sarana prasarana tambang) - Melakukan pengumpulan dan pemilahan sampah dari setiap terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
akan turut meningkatkan tong sampah (bin) lalu ditempatkan pada kompartemen periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Puluh Kota
kehadiran vektor penyakit sampah 5 (lima) warna dengan peruntukan berikut. - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
jenis lalat atau kecoa. > Wadah berwarna hijau bagi pengumpulan sampah yang - Pemerintah Nagari Halaban
dapat dilakukan pengomposan. Pelaporan :
> Wadah berwarna kuning untuk pengumpulan sampah - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
bahan plastik, karet atau bahan sejenis yang dapat LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
digunakan kembali. - Gubernur Sumatera Barat melalui
> Wadah warna biru bagi sampah kertas atau kemasan Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
dari kertas.
> Wadah warna merah bagi limbah bahan berbahaya
dan beracun
> Wadah warna abu-abu bagi selain sampah di atas.
- Melakukan pengangkutan sampah terpilah ke Tempat
Penampungan Sementara (TPS) sampah di pasar Halaban
yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota
untuk pengelolaan lebih lanjut.
- Melakukan penyimpanan sementara timbulan limbah B3
pada lokasi base-camp. Kemudian, dipindahkan ke TPS
Limbah B3 saat TPS Limbah B3 telah tersedia.

Formulir UKL-UPL Bab III hal - 6


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Pemeliharaan Peralatan Timbulan Limbah B3 Timbulan limbah B3 berasal - Menugaskan mekanik untuk mengumpulkan seluruh minyak Base-camp - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan ceceran limbah B3 di areal kerja Base-camp - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
dari pemeliharaan peralatan pelumas bekas, bekas filter minyak pelumas, bekas filter - Pelaporan setiap base-camp. - Periode setiap Pengawas :
di lokasi base-camp minyak solar, bekas kain majun, bekas kemasan minyak 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan ceceran limbah B3 di lingkungan 6 (enam) bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
pelumas ataupun baterai (accu) bekas menggunakan base-camp. - Pelaporan setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
wadah kedap air. - Melakukan pendataan pendataan mutasi limbah B3 yang 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Melakukan penyimpanan sementara timbulan limbah B3 dihasilkan dan disimpan di TPS Limbah B3. Puluh Kota
pada lokasi base-camp. Kemudian, dipindahkan ke TPS Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
Limbah B3 saat TPS Limbah B3 telah tersedia. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat

5 Mobilisasi Material dan


Peralatan
a - Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas - Pengangkutan material - Melakukan penyiraman permukaan badan jalan masuk - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan - Pengukuran kualitas udara dan kebisingan lingkungan - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan berupa pasir (80 m3), tambang (akses) secara berkala – jikalau musim kemarau, - Jalan kerja tambang - Pelaporan setiap setempat dengan parameter pada Tabel 3.2.2 berikut. (0° 20' 33,25" LS - Periode Pengawas :
tingkat kebisingan batu (1.380 m3), kerikil - penyiraman jalan dilakukan setiap jam. Untuk pelaksanaan 6 (enam) bulan NO PARAMETER SAT BAKU DURASI 100° 44' 24,55" BT) > Kualitas udara - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
kendaraan angkut. koral (735 m3), semen kegiatan digunakan truk tangki air (water truck). MUTU - Jalan kerja tambang setiap 6 (enam) - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Imbasan debu permukaan (250 sak), kayu (20 m3), - Kendaraan yang digunakan bagi pengangkutan material 1 Partikluat Debu < 100 µm (TSP) µg/m3 230 24 jam (0° 20' 42,4" LS bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
jalan seiring aktifitas besi dan lainnya memakai dan peralatan telah lulus keur agar faktor emisi debu, emisi 2 Gas Sulfur Dioksida (SO2) µg/m3 150 1 jam 100° 44' 47,6" BT) > Kebisingan Puluh Kota
kendaraan angkut. kendaraan bak terbuka gas buang dan kebisingan menjadi kecil. 3 Gas Nitrogen Dioksida (NO2) µg/m3 200 1 jam setiap 3 (tiga) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
(pick-up) atau truk ringan 4 Gas Karbon Monoksida (CO) µg/m3 10,000 1 jam bulan Puluh Kota
- Pengangkutan alat berat 5 Kebisingan dB(A) 55+3 24 jam - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
menggunakan kendaraan > Evaluasi data kualitas udara (kandungan debu total atau 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
truk ringan, truk berat dan TSP, gas SO2, NO2 dan CO) mengacu Lampiran VII Pelaporan :
bahkan trailer Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 - Bupati Lima Puluh Kota
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan - Gubernur Sumatera Barat
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
> Evaluasi data kebisingan mengacu Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan.
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif)
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).

b Aktifitas kendaraan angkut Gangguan Lalu Lintas - Pengangkutan material Pengelolaan lingkungan yang akan diterapkan sesuai muatan - Areal tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pengamatan intensitas gangguan lalu lintas Bagian jalan Provinsi - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
material dan peralatan berupa pasir (80 m3), ANDALALIN (Lampiran 3) sebagaimana uraian berikut. - Bagian jalan Provinsi - Pelaporan setiap sekitar persilangan (crossing) akses tambang dengan - Periode setiap Pengawas :
batu (1.380 m3), kerikil - - Melakukan pelebaran jalan akses menuju lokasi tambang 6 (enam) bulan bagian jalan Provinsi. 6 (enam) bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
koral (735 m3), semen serta pelebaran radius tikungan (belok) pada akses masuk - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat pemakai - Pelaporan setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
(250 sak), kayu (20 m3), dan keluar tambang menjadi 8,0 m. jalan terkait intensitas gangguan lalu lintas di sekitar lokasi 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
besi dan lainnya memakai - Pengaturan sirkulasi masuk dan keluar kendaraan angkut persilangan akses tambang dengan bagian jalan Provinsi. Puluh Kota
kendaraan bak terbuka material dan peralatan. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Dinas Perhubungan Kabupaten
(pick-up) atau truk ringan - Penyediaan sarana pencucian roda kendaraan agar tidak dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Kabupaten Lima Puluh Kota
- Pengangkutan alat berat membawa material (lumpur) saat keluar jalan lingkungan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Dinas Perhubungan Provinsi
menggunakan kendaraan menuju jalan Provinsi. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Sumatera Barat
truk ringan, truk berat dan - Melakukan pembersihan ceceran tanah di permukaan jalan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
bahkan trailer Provinsi sekitar lokasi akses tambang. - Pemerintah Nagari Halaban
- Pengangkutan peralatan dan material tidak dilakukan saat Pelaporan :
jam sibuk hari kerja (pukul 07.00 - 08.00 dan 16.00 – 17.00 - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
WIB) dan jam sibuk hari libur (pukul 11.45 – 12.45 WIB).
- Menyediakan petugas pengatur atau pengamanan lalu LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
lintas yang telah mengikuti pelatiahn untuk mengatur lalu - Gubernur Sumatera Barat melalui
lintas pada wilayah internal dan eksternal. Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

c Aktifitas kendaraan angkut Kerusakan Jalan - Pengangkutan material - Melakukan perkerasan permukaan jalan lingkungan - Akses tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pengamatan intensitas kerusakan permukaan - Akses tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
material dan peralatan berupa pasir (80 m3), sebelum jadwal pelaksanaan kegiatan mobilisasi material - Bagian jalan Provinsi - Pelaporan setiap jalan lingkungan yang dimanfaatkan untuk pengangkutan - Bagian jalan Provinsi - Periode setiap Pengawas :
batu (1.380 m3), kerikil - dan peralatan. 6 (enam) bulan material dan peralatan. - Lingkungan sosial 6 (enam) bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
koral (735 m3), semen - Memastikan kendaraan angkut material dan peralatan tidak - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat setempat masyarakat Jorong - Pelaporan setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
(250 sak), kayu (20 m3), melanggar ketentuan Over Dimension Over Load (ODOL). terkait aksesibilitas (kelancaran) pengangkutan produksi Kapalo Koto 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
besi dan lainnya memakai - Melakukan perbaikan konstruksi bagian bahu jalan Provinsi pertanian pada jalan lingkungan. Puluh Kota
kendaraan bak terbuka yang mengalami kerusakan akibat mobilisasi material - Melakukan pengamatan intensitas kerusakan bahu jalan - Dinas Bina Marga Cipta Karya dan
(pick-up) atau truk ringan dan peralatan. Provinsi di sekitar lokasi akses tambang. Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat
- Pengangkutan alat berat Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
menggunakan kendaraan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
truk ringan, truk berat dan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
bahkan trailer periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
5 Pembuatan Jalan
a - Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas - Pekerjaan jalan masuk - Melakukan penyiraman permukaan badan jalan masuk dan - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan Melakukan pengukuran kualitas udara dan kebisingan - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan melalui peningkatan bagi jalan tambang secara berkala – jikalau musim kemarau, - Jalan kerja tambang - Pelaporan setiap lingkungan setempat dengan parameter pada Tabel 3.2.2 (0° 20' 33,25" LS - Periode Pengawas :
tingkat kebisingan alat kapasitas jalan lingkungan penyiraman jalan dilakukan setiap jam. Untuk pelaksanaan 6 (enam) bulan sebelumnya. 100° 44' 24,55" BT) > Kualitas udara - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
serta kendaraan. sepanjang 750 m dengan kegiatan digunakan truk tangki air (water truck). Sumber air - Evaluasi kualitas udara data mengacu Lampiran VII - Jalan kerja tambang setiap 6 (enam) - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Imbasan debu permukaan lebar 6 m. dapat memanfaatkan aliran permukaan (parit alam) yang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 (0° 20' 42,4" LS bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
jalan seiring aktifitas - Pekerjaan jalan tambang terdapat di lingkungan sekitar. Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan 100° 44' 47,6" BT) > Kebisingan Puluh Kota
kendaraan. sepanjang 800 m dengan - Alat berat dan kendaraan yang digunakan bagi pekerjaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. setiap 3 (tiga) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
lebar 14 m. jalan masuk tambang (akses) dan jalan tambang dilengkapi - Evaluasi data kebisingan mengacu Keputusan Menteri bulan Puluh Kota
- Penggunaan alat berat dilengkapi knalpot sesuai dengan standar pabrik untuk Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
jenis excavator (1 unit) menanggulangi intensitas kebisingan. tentang Baku Tingkat Kebisingan. 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
dan dozer (1 unit). Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan Pelaporan :
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

b Perubahan tutupan lahan Peningkatan Erosi Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi jalan tambang dilakukan secara - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan intensitas erosi permukaan lahan - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Lahan rencana 14,00 ha) untuk bertahap sesuai kemajuan kegiatan pertambangan batuan. - Jalan kerja tambang dan Tahap Operasi di sepanjang jalan lingkungan (akses tambang). - Jalan kerja tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan - Segera melakukan perkerasan permukaan jalan lingkungan Produksi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(akses tambang) untuk mencegah erosi permukaan lahan. - Pelaporan setiap saluran samping jalan lingkungan (akses tambang). - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Pengadaan saluran samping jalan lingkungan (akses 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
tambang) untuk mengalirkan air hujan. saluran samping jalan tambang. - Pelaporan setiap Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
pada lokasi dispisal area overburden. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
lokasi dispisal area overburden. - Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

c Pelindian material galian Penurunan Kualitas - Pekerjaan jalan masuk - Seluruh material (tanah) hasil galian saluran samping jalan - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pemeriksaan kualitas air kolam pengendap - Kolam pengendap - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
oleh air hujan Air Permukaan melalui peningkatan bagi lingkungan (akses tambang) ditimbunkan di sempadan luar - Jalan kerja tambang dan Tahap Operasi dengan parameter pada Tabel 3.2.3 di bawah ini. > Keluaran dan Tahap Operasi Pengawas :
kapasitas jalan lingkungan drainase kemudian dipadatkan secara mekanis. Produksi NO PARAMETER SAT BAKU (0° 20' 44,5" LS Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
MUTU
sepanjang 750 m dengan - Pengadaan saluran samping jalan tambang sepanjang - Pelaporan setiap 100° 44' 38,1" BT) - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1 Zat Padat Terlarut mg/L 2,000
lebar 6 m. 800 m x lebar 0,50 m x tinggi 0,84 m atau 0,85 m. 6 (enam) bulan 2 Zat Padat Tersuspensi mg/L 200
> Pembuangan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Pekerjaan jalan tambang - Pengadaan kolam pengendap pada bagian akhir saluran 3 pH - 6-9 (0° 20' 48,66" LS - Pelaporan setiap Puluh Kota
sepanjang 800 m dengan samping jalan tambang dengan kapasitas 9.00,00 m3 4 BOD5 mg/L 50 100°44' 44,24" BT) 6 (enam) bulan - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
lebar 14 m. (dalam 3,00 m x panjang 100,00 m x lebar 30,00 m) 5 COD mg/L 100 - Perairan anak sungai Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan Analisa data hasil pemeriksaan mengacu Kadar Maksimum Aia Dingin - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
tambang dan kolam pengendap secara berkala. Material Air Limbah Golongan I Lampiran XLVII Peraturan Menteri > Bagian hulu - Pemerintah Nagari Halaban
lumpur ditimbunkan pada lokasi dispisal area overburden. LingkunganHidup Nomor : 5 Tahun 2014 tentang Baku (0° 20' 48,66" LS Pelaporan :
Pekerjaan pengerukan dilakukan menggunakan alat berat Mutu Air Limbah. 100° 44' 37,09" BT) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
jenis excavator sedangkan pengangkutann lumpur dengan - Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin > Bagian hilir LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
kendaraan angkut yang memiliki bak tertutup. dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya. (0° 20' 48,45" LS - Gubernur Sumatera Barat melalui
Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai 100° 44' 41,72" BT) Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif)
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).

d Pelindian material galian Gangguan Habitat - Pekerjaan jalan masuk - Seluruh material (tanah) hasil galian saluran samping jalan - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan - Parit alam sekitar akses - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
oleh air hujan Biota Aquatis melalui peningkatan bagi lingkungan (akses tambang) ditimbunkan di sempadan luar - Jalan kerja tambang dan Tahap Operasi parit alam dan juga anak sungai Aia Dingin di sekitar lokasi tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
kapasitas jalan lingkungan drainase kemudian dipadatkan secara mekanis. Produksi pekerjaan jalan lingkungan (akses tambang) dan jalan (0° 20' 33,25" LS Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
sepanjang 750 m dengan - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan - Pelaporan setiap kerja tambang. Khusus di lingkungan perairan anak sungai 100° 44' 24,55" BT) - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
lebar 6 m. lingkungan (aksea tambang) secara berkala dan material 6 (enam) bulan Aia Dingin, sebagai indikator ekologis adalah kehadiran - Perairan anak sungai 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Pekerjaan jalan tambang lumpur ditimbunkan di sempadan luar drainase. jenis gariang (Labeobarbus tambroides). Aia Dingin - Pelaporan setiap Puluh Kota
sepanjang 800 m dengan - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan > Bagian hulu 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
lebar 14 m. tambang dan kolam pengendap secara berkala. Material benthos di lingkungan perairan parit alam dan anak sungai (0° 20' 48,66" LS - Pemerintah Nagari Halaban
lumpur ditimbunkan pada lokasi dispisal area overburden. Aia Dingin untuk analisis struktur komunitas. Analisis data 100° 44' 37,09" BT) Pelaporan :
indek keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan > Bagian hilir - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
formula Shannon-Winner. (0° 20' 48,45" LS LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 100° 44' 41,72" BT) - Gubernur Sumatera Barat melalui
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
e Perubahan tutupan lahan Perubahan Struktur - Pekerjaan jalan masuk - Pembersihan lahan bagi jalan tambang dilakukan secara Jalan kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan Jalan kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Tumbuhan melalui peningkatan bagi bertahap sesuai kemajuan kegiatan pertambangan batuan. dan Tahap Operasi bagi pembangunan jalan tambang. dan Tahap Operasi Pengawas :
kapasitas jalan lingkungan - Melakukan penghijauan bagian tanggul jalan tambang Produksi - Melakukan luas serta jenis dan jumlah tanaman penghijauan Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
sepanjang 750 m dengan dengan jenis tanaman bernilai ekonomis - diantaranya jenis - Pelaporan setiap pada bagian tanggul jalan tambang. - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
lebar 6 m. karet (tanaman pioneer). Penghijauan dilaksanakan 6 (enam) bulan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Pekerjaan jalan tambang menerapkan metoda potisasi. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pelaporan setiap Puluh Kota
sepanjang 800 m dengan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
lebar 14 m. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat

e Perubahan tutupan lahan Gangguan Habitat - Pekerjaan jalan masuk - Pembersihan lahan bagi jalan tambang dilakukan secara Jalan kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan Jalan kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Fauna (Satwa Liar) melalui peningkatan bagi bertahap sesuai kemajuan kegiatan pertambangan batuan. dan Tahap Operasi bagi pembangunan jalan tambang. dan Tahap Operasi Pengawas :
kapasitas jalan lingkungan - Melakukan penghijauan bagian tanggul jalan tambang Produksi - Melakukan luas serta jenis dan jumlah tanaman penghijauan Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
sepanjang 750 m dengan dengan jenis tanaman bernilai ekonomis - diantaranya jenis - Pelaporan setiap pada bagian tanggul jalan tambang. - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
lebar 6 m. karet (tanaman pioneer). Penghijauan dilaksanakan 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan kehadiran jenis fauna atau satwa liar 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Pekerjaan jalan tambang menerapkan metoda potisasi. di sekitar jalan tambang. - Pelaporan setiap Puluh Kota
sepanjang 800 m dengan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
lebar 14 m. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat

6 Pembangunan Sarana
dan Prasarana Tambang
a Perubahan tutupan lahan Perubahan Struktur Pembangunan sarana dan - Pembersihan lahan bagi sarana dan prasarana tambang Sarana prasarana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan Sarana prasarana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Tumbuhan prasarana tambang pada dilakukan secara terbatas sesuai kebutuhan. tambang dan Tahap Operasi bagi pembangunan sarana prasarana tambang. tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
lahan seluas 2.580 m2. - Melakukan penghijauan ruang terbuka di lokasi sarana dan Produksi - Melakukan luas serta jenis dan jumlah tanaman penghijauan Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
prasarana tambang dengan jenis tanaman yang bernilai - Pelaporan setiap pada areal terbuka di lokasi sarana prasarana tambang. - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ekonomis - diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). 6 (enam) bulan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Penghijauan dilaksanakanmenerapkan metoda potisasi. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat

b Perubahan tutupan lahan Gangguan Habitat Pembangunan sarana dan - Pembersihan lahan bagi sarana dan prasarana tambang Sarana prasarana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan Sarana prasarana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Fauna (Satwa Liar) prasarana tambang pada dilakukan secara terbatas sesuai kebutuhan. tambang dan Tahap Operasi bagi pembangunan sarana prasarana tambang. tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
lahan seluas 2.580 m2. - Melakukan penghijauan ruang terbuka di lokasi sarana dan Produksi - Melakukan luas serta jenis dan jumlah tanaman penghijauan Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
prasarana tambang dengan jenis tanaman yang bernilai - Pelaporan setiap pada areal terbuka di lokasi sarana prasarana tambang. - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ekonomis - diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan kehadiran jenis fauna atau satwa liar 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Penghijauan dilaksanakanmenerapkan metoda potisasi. di sekitar lokasi sarana prasarana tambang. - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Pelaporan :
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Bupati Lima Puluh Kota
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Gubernur Sumatera Barat

c Perubahan tutupan lahan Peningkatan Erosi Pembangunan sarana dan - Pembersihan lahan bagi sarana dan prasarana tambang Sarana prasarana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan intensitas erosi permukaan lahan Sarana prasarana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Lahan prasarana tambang pada dilakukan secara terbatas sesuai kebutuhan. tambang dan Tahap Operasi di lingkungan sarana prasarana tambang. tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
lahan seluas 2.580 m2. - Melakukan penghijauan ruang terbuka di lokasi sarana dan Produksi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
prasarana tambang dengan jenis tanaman yang bernilai - Pelaporan setiap saluran keliling sarana prasarana tambang. - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ekonomis - diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). 6 (enam) bulan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Penghijauan dilaksanakanmenerapkan metoda potisasi. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Mengadakan saluran keliling sarana prasarana tambang terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
(lebar pemukaan 40 cm x tinggi 40 cm) lalu mengalirkan periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
air hujan menuju saluran samping jalan tambang. - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat

d Perubahan tutupan lahan Pendangkalan Badan Pembangunan sarana dan - Pembersihan lahan bagi sarana dan prasarana tambang Sarana prasarana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan intensitas erosi permukaan lahan - Sarana prasarana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Perairan prasarana tambang pada dilakukan secara terbatas sesuai kebutuhan. tambang dan Tahap Operasi di lingkungan sarana prasarana tambang. tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
lahan seluas 2.580 m2. - Melakukan penghijauan ruang terbuka di lokasi sarana dan Produksi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang - Perairan anak sungai Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
prasarana tambang dengan jenis tanaman yang bernilai - Pelaporan setiap saluran keliling sarana prasarana tambang. Aia Dingin - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ekonomis - diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan intensitas lumpur pada badan air > Bagian hulu 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Penghijauan dilaksanakanmenerapkan metoda potisasi. anak sungai Aia Dingin. (0° 20' 48,66" LS - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Mengadakan saluran keliling sarana prasarana tambang Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
(lebar pemukaan 40 cm x tinggi 40 cm) lalu mengalirkan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) > Bagian hilir Pelaporan :
air hujan menuju saluran samping jalan tambang. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan (0° 20' 48,45" LS - Bupati Lima Puluh Kota
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). 100° 44' 41,72" BT) - Gubernur Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
e Pelindian material galian Penurunan Kualitas Pembangunan sarana dan - Pembersihan lahan bagi sarana dan prasarana tambang Sarana prasarana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan - Sarana prasarana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
oleh air hujan Air Permukaan prasarana tambang pada dilakukan secara terbatas sesuai kebutuhan. tambang dan Tahap Operasi bagi pembangunan sarana prasarana tambang. tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
lahan seluas 2.580 m2. - Melakukan penghijauan ruang terbuka di lokasi sarana dan Produksi - Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin - Perairan anak sungai Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
prasarana tambang dengan jenis tanaman yang bernilai - Pelaporan setiap dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya. Aia Dingin - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ekonomis - diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). 6 (enam) bulan Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai > Bagian hulu 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
Penghijauan dilaksanakanmenerapkan metoda potisasi. Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (0° 20' 48,66" LS - Pelaporan setiap Puluh Kota
- Mengadakan saluran keliling sarana prasarana tambang Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
(lebar pemukaan 40 cm x tinggi 40 cm) lalu mengalirkan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup > Bagian hilir Puluh Kota
air hujan menuju saluran samping jalan tambang. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan (0° 20' 48,45" LS - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat

f Pelindian material galian Gangguan Habitat Pembangunan sarana dan - Pembersihan lahan bagi sarana dan prasarana tambang Sarana prasarana - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
oleh air hujan Biota Aquatis prasarana tambang pada dilakukan secara terbatas sesuai kebutuhan. tambang dan Tahap Operasi perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi kegiatan. Aia Dingin dan Tahap Operasi Pengawas :
lahan seluas 2.580 m2. - Melakukan penghijauan ruang terbuka di lokasi sarana dan Produksi Sebagai indikator ekologis adalah kehadiran jenis ikan - Bagian hulu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
prasarana tambang dengan jenis tanaman yang bernilai - Pelaporan setiap gariang (Labeobarbus tambroides). (0° 20' 48,66" LS - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ekonomis - diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). 6 (enam) bulan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
Penghijauan dilaksanakanmenerapkan metoda potisasi. benthos di lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir - Pelaporan setiap Puluh Kota
- Mengadakan saluran keliling sarana prasarana tambang untuk analisis struktur komunitas. Analisis data bagi indek (0° 20' 48,45" LS 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
(lebar pemukaan 40 cm x tinggi 40 cm) lalu mengalirkan keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
air hujan menuju saluran samping jalan tambang. formula Shannon-Winner. Pelaporan :
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

7 Pembersihan Lahan
a - Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas Penggunaan alat berat jenis - Alat berat dan kendaraan yang digunakan untuk pekerjaan - Jalan tambang - Tahap Persiapan Melakukan pengukuran kualitas udara dan kebisingan - Jalan kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan excavator (1 unit) dan juga jalan tambang, sarana prasarana dan pembersihan lahan - Areal kerja tambang - Pelaporan setiap lingkungan setempat dengan parameter pada Tabel 3.2.2 (0° 20' 42,4" LS - Periode Pengawas :
tingkat kebisingan alat dozer (1 unit) sekaligus dilengkapi dilengkapi knalpot sesuai standar pabrik untuk 6 (enam) bulan sebelumnya. 100° 44' 47,6" BT) > Kualitas udara - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
serta kendaraan. kendaraan truk ringan menanggulangi intensitas kebisingan. - Evaluasi kualitas udara data mengacu Lampiran VII - Areal kerja tambang setiap 6 (enam) - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Imbasan debu permukaan - Melakukan penyiraman badan jalan kerja tambang secara Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 (0° 20' 37,5" LS bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
jalan seiring aktifitas berkala – jika musim kemarau, penyiraman jalan dilakukan Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan 100° 44' 45,3" BT) > Kebisingan Puluh Kota
kendaraan. setiap jam. Untuk pelaksanaan kegiatan digunakan truk dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. setiap 3 (tiga) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
tangki air (water truck). - Evaluasi data kebisingan mengacu Keputusan Menteri bulan Puluh Kota
Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
tentang Baku Tingkat Kebisingan. 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan Pelaporan :
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Bupati Lima Puluh Kota
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).

b Perubahan tutupan lahan Perubahan Struktur Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi areal kerja tambang dilakukan Areal kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan Areal kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Tumbuhan rencana 14,00 ha) untuk secara bertahap sesuai dengan kemajuan kegiatan dan Tahap Operasi bagi areal kerja tambang. dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan pertambangan batuan. Produksi - Melakukan pendataan kehadiran Rafflesia sp dan juga Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan perlindungan (enclave) terhadap lahan arah - Pelaporan setiap Amorphophalus sp (jenis tumbuhan dilindungi) pada lahan - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
Selatan yang terindikasi sebagai habitat Rafflesia sp (status 6 (enam) bulan arah Selatan (areal enclave). 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
jenis langka dan dilindungi) dan Amorphophalus sp (jika Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pelaporan setiap Puluh Kota
setelah terbentuk bunga dan diketahui jenis Amorphopalus dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
titanum maka termasuk jenis tumbuhan dilindungi). Luas terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Nagari Halaban
lahan enclave adalah 1,80 ha (18.000 m2). periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
- Melakukan pengawasan areal perlindungan (enclave) dari - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
aktifitas masyarakat setempat. LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

c Perubahan tutupan lahan Gangguan Habitat Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi areal kerja tambang dilakukan Areal kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan Areal kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Fauna (Satwa Liar) rencana 14,00 ha) untuk secara bertahap sesuai dengan kemajuan kegiatan dan Tahap Operasi bagi areal kerja tambang. dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan pertambangan batuan. Produksi - Melakukan pendataan kehadiran jenis fauna atau satwa liar Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan perlindungan (enclave) terhadap lahan arah - Pelaporan setiap di sekitar areal kerja tambang. - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
Selatan yang terindikasi sebagai habitat Rafflesia sp dan 6 (enam) bulan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
Amorphophalus sp (jenis tumbuhan dilindungi). Areal yang dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pelaporan setiap Puluh Kota
dimaksud juga dapat menjadi habitat berbagai jenis fauna terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
atau satwa liar setempat. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Perubahan tutupan lahan Peningkatan Air Larian Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi areal kerja tambang dilakukan Areal kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan luas kemajuan pembersihan lahan Areal kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
rencana 14,00 ha) untuk secara bertahap sesuai dengan kemajuan kegiatan dan Tahap Operasi bagi areal kerja tambang. dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan pertambangan batuan. Produksi - Melakukan pendataan intensitas limpasan permukaan waktu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan penghijauan ruang terbuka di areal kerja - Pelaporan setiap hujan di sepanjang drainase samping jalan tambang dan - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
tambang dengan jenis tanaman yang bernilai ekonomis 6 (enam) bulan drainase keliling sarana prasarana tambang. 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). Penghijauan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pelaporan setiap Puluh Kota
dilaksanakan menerapkan metoda potisasi. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Nagari Halaban
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat

e Perubahan tutupan lahan Peningkatan Erosi Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi areal kerja tambang dilakukan - Areal kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang - Areal kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Lahan rencana 14,00 ha) untuk secara bertahap sesuai kemajuan kegiatan tambang - Jalan tambang dan Tahap Operasi saluran samping jalan tambang. - Jalan tambang dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan - Melakukan penghijauan ruang terbuka di areal kerja Produksi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di lokasi kolam Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
tambang dengan jenis tanaman yang bernilai ekonomis - Pelaporan setiap pengendap (sediment ponds). - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). Penghijauan 6 (enam) bulan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
dilaksanakan menerapkan metoda potisasi. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pelaporan setiap Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Pemerintah Nagari Halaban
pada lokasi dispisal area overburden. Pelaporan :
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
lokasi dispisal area overburden. - Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

f Perubahan tutupan lahan Penurunan Kualitas Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi areal kerja tambang dilakukan - Areal kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pemeriksaan kualitas air kolam pengendap - Kolam pengendap - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Air Permukaan rencana 14,00 ha) untuk secara bertahap sesuai dengan kemajuan kegiatan - Jalan tambang dan Tahap Operasi dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.3 sebelumnya. > Keluaran dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan pertambangan batuan. Produksi Analisa data hasil pemeriksaan mengacu Kadar Maksimum (0° 20' 44,5" LS Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan penghijauan ruang terbuka di areal kerja - Pelaporan setiap Air Limbah Golongan I Lampiran XLVII Peraturan Menteri 100° 44' 38,1" BT) - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
tambang dengan jenis tanaman yang bernilai ekonomis 6 (enam) bulan LingkunganHidup Nomor : 5 Tahun 2014 tentang Baku > Pembuangan 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). Penghijauan Mutu Air Limbah. (0° 20' 48,66" LS - Pelaporan setiap Puluh Kota
dilaksanakan menerapkan metoda potisasi. - Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin 100°44' 44,24" BT) 6 (enam) bulan - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya. - Perairan anak sungai Puluh Kota
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai Aia Dingin - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
pada lokasi dispisal area overburden. Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia > Bagian hulu - Pemerintah Nagari Halaban
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan (0° 20' 48,66" LS Pelaporan :
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 100° 44' 37,09" BT) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan > Bagian hilir LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) (0° 20' 48,45" LS - Gubernur Sumatera Barat melalui
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 100° 44' 41,72" BT) Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).

g Perubahan tutupan lahan Gangguan Habitat Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi areal kerja tambang dilakukan - Areal kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Biota Aquatis rencana 14,00 ha) untuk secara bertahap sesuai dengan kemajuan kegiatan - Jalan tambang dan Tahap Operasi perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi kegiatan. Aia Dingin dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan pertambangan batuan. Produksi Sebagai indikator ekologis adalah kehadiran jenis ikan - Bagian hulu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan penghijauan ruang terbuka di areal kerja - Pelaporan setiap gariang (Labeobarbus tambroides). (0° 20' 48,66" LS - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
tambang dengan jenis tanaman yang bernilai ekonomis 6 (enam) bulan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
diantaranya jenis karet (tanaman pioneer). Penghijauan benthos di lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir - Pelaporan setiap Puluh Kota
dilaksanakanmenerapkan metoda potisasi. untuk analisis struktur komunitas. Analisis data bagi indek (0° 20' 48,45" LS 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan formula Shannon-Winner. Pelaporan :
pada lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
lokasi dispisal area overburden. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

h Perubahan tutupan lahan Pendangkalan Badan Pembersihan lahan (luas - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan - Areal kerja tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang - Jalan tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Perairan rencana 14,00 ha) untuk tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan - Jalan tambang dan Tahap Operasi saluran samping jalan tambang. - Kolam pengendap dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan pada lokasi dispisal area overburden. Produksi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di lokasi kolam - Perairan anak sungai Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap - Pelaporan setiap pengendap (sediment ponds). Aia Dingin - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan intensitas lumpur pada badan air > Bagian hulu 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
lokasi dispisal area overburden. anak sungai Aia Dingin. (0° 20' 48,66" LS - Pelaporan setiap Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran keliling Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
lokasi sarana prasarana tambang dan material lumpur dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) > Bagian hilir - Pemerintah Nagari Halaban
ditimbunkan pada lokasi dispisal area overburden. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan (0° 20' 48,45" LS Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). 100° 44' 41,72" BT) - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 11

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
i Perubahan tutupan lahan Perubahan Iklim Mikro Pembersihan lahan (luas - Pembersihan lahan bagi jalan tambang dan areal kerja - Jalan tambang - Tahap Persiapan - Melakukan luas serta jenis dan jumlah tanaman penghijauan - Jalan tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
rencana 14,00 ha) untuk tambang dilakukan secara bertahap sesuai dengan - Sarana prasarana dan Tahap Operasi pada bagian tanggul jalan tambang dan ruang terbuka - Sarana prasarana dan Tahap Operasi Pengawas :
penambangan batuan kemajuan kegiatan pertambangan batuan. tambang Produksi di lokasi sarana prasarana tambang. tambang Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan penghijauan bagian tanggul jalan tambang dan - Areal kerja tambang - Pelaporan setiap - Melakukan pengukuran suhu udara dan kelembaban udara - Areal kerja tambang - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ruang terbuka di lokasi sarana prasarana tambang dengan 6 (enam) bulan pada jalan tambang, sarana prasarana dan areal 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
jenis tanaman bernilai ekonomis - diantaranya jenis karet kerja tambang. - Pelaporan setiap Puluh Kota
(tanaman pioneer). Penghijauan dilaksanakan dengan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
menerapkan metoda potisasi. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

j Pelaksanaan pembersihan Timbulan Sampah Pembersihan lahan (luas - Seluruuh tegakan yang dapat dimanfaatkan digunakan bagi - Jalan tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan jumlah tegakan yang dimanfaatkan Sarana prasarana - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
lahan rencana 14,00 ha) untuk pembangunan sarana prasarana tambang atau diserahkan - Sarana prasarana - Pelaporan setiap untuk pembangunan sarana prasarana tambang. tambang - Periode setiap Pengawas :
penambangan batuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Pemanfaatan dari tambang 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan jumlah tegakan yang diserahkan 6 (enam) bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
tegakan atau hasil hutan hasil kayu mengacu peraturan - Areal kerja tambang kepada masyarakat setempat. - Pelaporan setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
dan perundang-undangan yang berlaku. - Melakukan pendataan kehadiran vektor penyakit (nyamuk, 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Bagian tegakan yang tidak dapat dimanfaatkan, ditumpuk lalat, tikus rumah ataupun kecoa) di lingkungan sarana Puluh Kota
sementara waktu di lokasi kegiatan pembersihan lahan lalu prasarana tambang. - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
diangkut menuju disposal area seiring Tahap Operasi Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Nagari Halaban
Produksi batuan. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Pelaporan :
- Tidak melakukan pembakaran tegakan di lokasi rencana terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
kegiatan. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

B TAHAP OPERASI PRODUKSI


1 Pengupasan dan
Penyimpanan Tanah Pucuk
a - Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas Penggunaan alat berat jenis - Melakukan penyiraman badan jalan tambang secara - Jalan tambang - Tahap Persiapan Melakukan pengukuran kualitas udara dan kebisingan - Jalan kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan excavator (1 unit), dozer berkala – jika musim kemarau, penyiraman jalan dilakukan - Areal kerja tambang - Pelaporan setiap lingkungan setempat dengan parameter pada Tabel 3.2.2 (0° 20' 42,4" LS - Periode Pengawas :
tingkat kebisingan alat (1 unit) serta kendaraan setiap jam. Untuk pelaksanaan kegiatan digunakan truk 6 (enam) bulan sebelumnya. 100° 44' 47,6" BT) > Kualitas udara - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
serta kendaraan. angkut jenis dump truck tangki air (water truck). Sumber air dapat memanfaatkan - Evaluasi kualitas udara data mengacu Lampiran VII - Areal kerja tambang setiap 6 (enam) - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Imbasan debu permukaan dan truk ringan. air yang terkumpul pada kolam pegendap. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 (0° 20' 37,5" LS bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
jalan seiring aktifitas - Seluruh alat berat dan kendaraan yang digunakan bagi Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan 100° 44' 45,3" BT) > Kebisingan Puluh Kota
kendaraan. pelaksanaan pekerjaan tambang dilengkapi knalpot sesuai dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. setiap 3 (tiga) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
standar pabrik untuk menanggulangi intensitas kebisingan. - Evaluasi data kebisingan mengacu Keputusan Menteri bulan Puluh Kota
- Penggunaan bahan bakar dengan kandungan sulfur yang Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
rendah (jenis Dexlite atau Pertamina Dex) bagi alat berat tentang Baku Tingkat Kebisingan. 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
dan kendaraan angkut agar emisi debu dan gas buang Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan Pelaporan :
juga menjadi lebih rendah. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Bupati Lima Puluh Kota
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).

b Pelindian timbunan tanah Peningkatan Erosi Penyimpanan tanah pucuk - Pengupasan dan penyimpanan tanah pucuk dilakukan - Areal kerja tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan luas pembukaan lahan (pengupasan - Areal kerja tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
pucuk oleh air hujjan Lahan (perkiraan jumlah 2.756 m3) secara bertahap sesuai kemajuan tambang. - Topsoil storage Produksi tanah pucuk). - Topsoil storage Produksi Pengawas :
pada lokasi topsoil storage - Menutup permukaan timbunan tanah pucuk menggunakan - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan intensitas erosi permukaan lahan - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan mulsa berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) 6 (enam) bulan (erosi parit atau alur) yang terjadi di lokasi pengupasan 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). jenis Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan tanah pucuk dan lokasi penyimpanan tanah pucuk - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. (topsoil storage). 6 (enam) bulan Puluh Kota
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat

c Pelindian dan erosi Penurunan Kualitas Penyimpanan tanah pucuk - Pengupasan dan penyimpanan tanah pucuk dilakukan - Areal kerja tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan keberadaan dan efektifitas mulsa - Areal kerja tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
timbunan tanah pucuk Tanah (perkiraan jumlah 2.756 m3) secara bertahap sesuai kemajuan tambang. - Topsoil storage Produksi ataupun LCC di permukaan timbunan tanah pucuk - Topsoil storage Produksi Pengawas :
pada lokasi topsoil storage - Menutup permukaan timbunan tanah pucuk menggunakan - Pelaporan setiap - Melakukan pemeriksaan kualitas Fisika-Kimia atau faktor - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan mulsa berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) 6 (enam) bulan kesuburan tanah di lokasi timbunan tanah pucuk dengan 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). jenis Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan parameter meliputi tekstur, pH, P tersedia dan kandungan - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. bahan organik (C, N total dan C/N). 6 (enam) bulan Puluh Kota
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Pelindian dan erosi Penurunan Kualitas Penyimpanan tanah pucuk - Pengupasan dan penyimpanan tanah pucuk dilakukan - Topsoil storage - Tahap Operasi - Melakukan pendataan keberadaan dan efektifitas mulsa - Topsoil storage - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
timbunan tanah pucuk Air Permukaan (perkiraan jumlah 2.756 m3) secara bertahap sesuai kemajuan tambang. - Jalan tambang Produksi ataupun LCC di permukaan timbunan tanah pucuk dan - Kolam pengendap Produksi Pengawas :
pada lokasi topsoil storage - Menutup permukaan timbunan tanah pucuk menggunakan - Kolam pengendap - Pelaporan setiap tanah penutup. > Keluaran - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan mulsa berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan intensitas lumpur di lokasi kolam (0° 20' 44,5" LS 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). jenis Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan pengendap (sediment ponds). 100° 44' 38,1" BT) - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. - Melakukan pemeriksaan kualitas air kolam pengendap > Pembuangan 6 (enam) bulan Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.3 sebelumnya. (0° 20' 48,66" LS - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan Analisa data hasil pemeriksaan mengacu Kadar Maksimum 100°44' 44,24" BT) Puluh Kota
pada lokasi dispisal area overburden. Air Limbah Golongan I Lampiran XLVII Peraturan Menteri - Perairan anak sungai - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap LingkunganHidup Nomor : 5 Tahun 2014 tentang Baku Aia Dingin - Pemerintah Nagari Halaban
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada Mutu Air Limbah. > Bagian hulu Pelaporan :
lokasi dispisal area overburden. - Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin (0° 20' 48,66" LS - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya. 100° 44' 37,09" BT) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai > Bagian hilir - Gubernur Sumatera Barat melalui
Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (0° 20' 48,45" LS Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan 100° 44' 41,72" BT)
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif)
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).

e Pelindian dan erosi Gangguan Habitat Penyimpanan tanah pucuk - Pengupasan dan penyimpanan tanah pucuk dilakukan - Topsoil storage - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
timbunan tanah pucuk Biota Aquatis (perkiraan jumlah 2.756 m3) secara bertahap sesuai kemajuan tambang. - Jalan tambang dan Tahap Operasi perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi kegiatan. Aia Dingin dan Tahap Operasi Pengawas :
pada lokasi topsoil storage - Menutup permukaan timbunan tanah pucuk menggunakan - Kolam pengendap Produksi Sebagai indikator ekologis adalah kehadiran jenis ikan - Bagian hulu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan mulsa berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) - Pelaporan setiap gariang (Labeobarbus tambroides). (0° 20' 48,66" LS - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). jenis Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan 6 (enam) bulan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. benthos di lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir - Pelaporan setiap Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan untuk analisis struktur komunitas. Analisis data bagi indek (0° 20' 48,45" LS 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
pada lokasi dispisal area overburden. formula Shannon-Winner. Pelaporan :
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
lokasi dispisal area overburden. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

f Pelindian dan erosi Pendangkalan Badan Penyimpanan tanah pucuk - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan - Topsoil storage - Tahap Operasi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di lokasi kolam - Topsoil storage - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
timbunan tanah pucuk Perairan (perkiraan jumlah 2.756 m3) tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan - Disposal area Produksi pengendap (sediment ponds). - Disposal area Produksi Pengawas :
pada lokasi topsoil storage pada lokasi dispisal area overburden. - Badan air anak sungai - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang badan - Perairan anak sungai - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan - Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap Aia Dingin 6 (enam) bulan perairan anak sungai Aia Dingin yang bersempadan Aia Dingin 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada dengan areal kerja pertambangan. > Bagian hulu - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan (0° 20' 48,66" LS 6 (enam) bulan Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada badan air anak sungai dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) 100° 44' 37,09" BT) - Dinas Kesehatan Kab Lima Puluh Kota
Aia Dingin secara berkala dan material lumpur ditimbunkan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan > Bagian hilir - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
pada lokasi dispisal area overburden. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). (0° 20' 48,45" LS - Pemerintah Nagari Halaban
100° 44' 41,72" BT) Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

2 Penggalian dan Penimbunan


Tanah Penutup
a - Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas Penggunaan alat berat jenis - Melakukan penyiraman badan jalan tambang secara - Jalan tambang - Tahap Persiapan Melakukan pengukuran kualitas udara dan kebisingan - Jalan kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan excavator (2 unit), dozer berkala – jika musim kemarau, penyiraman jalan dilakukan - Areal kerja tambang - Pelaporan setiap lingkungan setempat dengan parameter pada Tabel 3.2.2 (0° 20' 42,4" LS - Periode Pengawas :
tingkat kebisingan alat (1 unit) serta kendaraan setiap jam. Untuk pelaksanaan kegiatan digunakan truk 6 (enam) bulan sebelumnya. 100° 44' 47,6" BT) > Kualitas udara - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
serta kendaraan. angkut jenis dump truck tangki air (water truck). - Evaluasi kualitas udara data mengacu Lampiran VII - Areal kerja tambang setiap 6 (enam) - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Imbasan debu permukaan dan truk ringan. - Seluruh alat berat dan kendaraan yang digunakan bagi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 (0° 20' 37,5" LS bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
jalan seiring aktifitas pelaksanaan pekerjaan tambang dilengkapi knalpot sesuai Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan 100° 44' 45,3" BT) > Kebisingan Puluh Kota
kendaraan. standar pabrik untuk menanggulangi intensitas kebisingan. dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. setiap 3 (tiga) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
- Penggunaan bahan bakar dengan kandungan sulfur yang - Evaluasi data kebisingan mengacu Keputusan Menteri bulan Puluh Kota
rendah (jenis Dexlite atau Pertamina Dex) bagi alat berat Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
dan kendaraan angkut agar emisi debu dan gas buang tentang Baku Tingkat Kebisingan. 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
juga menjadi lebih rendah. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan Pelaporan :
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 13

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Pelindian timbunan tanah Peningkatan Erosi Penimbunan tanah penutup - Penggalian dan penimbunan tanah penutup dilakukan - Areal kerja tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan luas pembukaan lahan (pengupasan - Areal kerja tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
penutup oleh air hujan Lahan (perkiraan jumlah 8.268 m3) secara bertahap sesuai kemajuan tambang. - Disposal area Produksi tanah penutup). - Disposal area Produksi Pengawas :
pada lokasi disposal area - Menutup permukaan timbunan tanah pucuk menggunakan - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan intensitas erosi permukaan lahan - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan mulsa berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) 6 (enam) bulan (erosi parit atau alur) yang terjadi di lokasi pengupasan 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). jenis Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan tanah penutup dan lokasi penimbunan tanah penutup - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. (disposal area). 6 (enam) bulan Puluh Kota
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat

c Pelindian dan erosi Penurunan Kualitas Penimbunan tanah penutup - Penggalian dan penimbunan tanah penutup dilakukan - Areal kerja tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan keberadaan dan efektifitas mulsa - Areal kerja tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
timbunan tanah penutup Tanah (perkiraan jumlah 8.268 m3) secara bertahap sesuai kemajuan tambang. - Disposal area Produksi ataupun LCC di permukaan timbunan tanah penutup. - Disposal area Produksi Pengawas :
pada lokasi disposal area - Menutup permukaan timbunan tanah penutup dengan mulsa - Pelaporan setiap - Melakukan pemeriksaan kualitas Fisika-Kimia atau faktor - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) jenis 6 (enam) bulan kesuburan tanah di lokasi timbunan tanah penutup dengan 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan parameter meliputi tekstur, pH, P tersedia dan kandungan - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. bahan organik (C, N total dan C/N). 6 (enam) bulan Puluh Kota
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Puluh Kota
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat

d Pelindian dan erosi Penurunan Kualitas Penimbunan tanah penutup - Menutup permukaan timbunan tanah penutup dengan mulsa - Disposal area - Tahap Operasi - Melakukan pemeriksaan kualitas air kolam pengendap - Kolam pengendap - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
timbunan tanah penutup Air Permukaan pada lokasi disposal area berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) jenis - Jalan tambang Produksi dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.3 sebelumnya. > Keluaran Produksi Pengawas :
(1 lokasi dengan luas lahan Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan - Kolam pengendap - Pelaporan setiap Analisa data hasil pemeriksaan mengacu Kadar Maksimum (0° 20' 44,5" LS - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. 6 (enam) bulan Air Limbah Golongan I Lampiran XLVII Peraturan Menteri 100° 44' 38,1" BT) 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan LingkunganHidup Nomor : 5 Tahun 2014 tentang Baku > Pembuangan - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan Mutu Air Limbah. (0° 20' 48,66" LS 6 (enam) bulan Puluh Kota
pada lokasi dispisal area overburden. - Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin 100°44' 44,24" BT) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya. - Perairan anak sungai Puluh Kota
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai Aia Dingin - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
lokasi dispisal area overburden. Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia > Bagian hulu - Pemerintah Nagari Halaban
Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan (0° 20' 48,66" LS Pelaporan :
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 100° 44' 37,09" BT) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan > Bagian hilir LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) (0° 20' 48,45" LS - Gubernur Sumatera Barat melalui
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 100° 44' 41,72" BT) Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).

e Pelindian dan erosi Gangguan Habitat Penimbunan tanah penutup - Menutup permukaan timbunan tanah penutup dengan mulsa - Disposal area - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
timbunan tanah penutup Biota Aquatis (perkiraan jumlah 8.268 m3) berupa jerami atau Leguminosae Cover Crop (LCC) jenis - Jalan tambang dan Tahap Operasi perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi kegiatan. Aia Dingin dan Tahap Operasi Pengawas :
pada lokasi disposal area Callopogonium mucunoides yang cepat tumbuh dan - Kolam pengendap Produksi Sebagai indikator ekologis adalah kehadiran jenis ikan - Bagian hulu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan memiliki daun lebar agar erosi dapat dikendalikan. - Pelaporan setiap gariang (Labeobarbus tambroides). (0° 20' 48,66" LS - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan 6 (enam) bulan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan benthos di lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir - Pelaporan setiap Puluh Kota
pada lokasi dispisal area overburden. untuk analisis struktur komunitas. Analisis data bagi indek (0° 20' 48,45" LS 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada formula Shannon-Winner. Pelaporan :
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

f Pelindian dan erosi Pendangkalan Badan Penimbunan tanah penutup - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan - Topsoil storage - Tahap Operasi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di lokasi kolam - Topsoil storage - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
timbunan tanah penutup Perairan (perkiraan jumlah 8.268 m3) tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan - Disposal area Produksi pengendap (sediment ponds). - Disposal area Produksi Pengawas :
pada lokasi disposal area pada lokasi dispisal area overburden. - Badan air anak sungai - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang badan - Perairan anak sungai - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 lokasi dengan luas lahan - Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap Aia Dingin 6 (enam) bulan perairan anak sungai Aia Dingin yang bersempadan Aia Dingin 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
1.500 m2). secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada dengan areal kerja pertambangan. > Bagian hulu - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan (0° 20' 48,66" LS 6 (enam) bulan Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada badan air anak sungai dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) 100° 44' 37,09" BT) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
Aia Dingin secara berkala dan material lumpur ditimbunkan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan > Bagian hilir Puluh Kota
pada lokasi dispisal area overburden. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). (0° 20' 48,45" LS - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3 Penambangan
a Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas Penggunaan alat berat jenis - Melakukan penyiraman badan jalan tambang secara - Jalan tambang - Tahap Persiapan Melakukan pengukuran kualitas udara dan kebisingan - Jalan kerja tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan excavator (3 unit), dozer berkala – jika musim kemarau, penyiraman jalan dilakukan - Sarana prasarana - Pelaporan setiap lingkungan setempat dengan parameter pada Tabel 3.2.2 (0° 20' 42,4" LS - Periode Pengawas :
tingkat kebisingan alat berat (1 unit), mesin bor batuan setiap jam. Untuk pelaksanaan kegiatan digunakan truk tambang 6 (enam) bulan sebelumnya. 100° 44' 47,6" BT) > Kualitas udara - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
(1 unit) serta kendaraan tangki air (water truck). - Areal kerja tambang - Evaluasi kualitas udara data mengacu Lampiran VII - Areal kerja tambang setiap 6 (enam) - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
angkut truk berat jenis dump - Seluruh alat berat dan kendaraan yang digunakan bagi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 (0° 20' 37,5" LS bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
truck (8 unit) dan truk kecil pelaksanaan pekerjaan tambang dilengkapi knalpot sesuai Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan 100° 44' 45,3" BT) > Kebisingan Puluh Kota
atau truk ringan (4 unit). standar pabrik untuk menanggulangi intensitas kebisingan. dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. setiap 3 (tiga) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
- Penggunaan bahan bakar dengan kandungan sulfur yang - Evaluasi data kebisingan mengacu Keputusan Menteri bulan Puluh Kota
rendah (jenis Dexlite atau Pertamina Dex) bagi alat berat Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
dan kendaraan angkut agar emisi debu dan gas buang tentang Baku Tingkat Kebisingan. 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
juga menjadi lebih rendah. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan Pelaporan :
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Bupati Lima Puluh Kota
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).

b Pengambilan Batuan Perubahan Bentang Pengambilan batuan secara - Penambangan dilaksanakan menerapkan metoda quarry Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan pengukuran geometri areal kerja tambang Areal tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
Alam berjenjang semenjak elevasi sisi bukit (side hill methode) atau pengambilan batuan Produksi meliputu sudut lereng galian, lebar bench – jalan kerja, Produksi Pengawas :
710 m hingga elevasi 600 m dimulai pada elevasi paling tinggi. Setelah elevasi suatu - Pelaporan setiap tinggi bench (jenjang) areal kerja, elevasi galian (tinggi) - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
areal kerja mengalami penurunan setiap 6 m, lokasi galian 6 (enam) bulan dari permukaan sekitar. 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
berpindah ke areal kerja lain secara berkelanjutan. - Melakukan pendataan kejadian longsoran lereng tambang - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Untuk mencegah peluang longsor batuan, geometri rencana secara berkala, baik pada areal tambang aktif maupun 6 (enam) bulan Puluh Kota
penambangan diuraikan berikut : areal tambang yang telah selesai (areal bekas tambang). - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
> Tinggi jenjang tidak lebih 6 m. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Nagari Halaban
> Lebar jenjang sekurangnya 5 m. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Pelaporan :
> Kemiringan lereng tunggal tidak lebih 45 derajat. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Bupati Lima Puluh Kota
> Kemiringan lereng keseluruhan tidak lebih 60 derajat. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Gubernur Sumatera Barat

c Pengambilan Batuan Munculnya Persepsi Pengambilan batuan yang - Menyampaikan kemajuan produksi batuan kepada pihak- - Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan kemajuan produksi batuan dan - Areal tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
Masyarakat diikuti dengan pemenuhan pihak yang terkait secara berkala setiap bulan agar tidak - Lingkungan sosial Produksi kewajiban yang dipenuhi terhadap pihak-pihat terkait. - Lingkungan sosial Produksi Pengawas :
kewajiban kepada pihak- timbul kecurigaan masyarakat satu sama lain. masyarakat setempat. - Pelaporan setiap - Melakukan wawancara bebas dengan Pemerintah Nagari masyarakat setempat. - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
pihak yang terkait sesuai - Selau memenuhi kewajiban kepada pihak-pihak terkait 6 (enam) bulan Halaban dan juga tokoh masyarakat Jorong Kapalo Koto 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
kesepakatan sebelumnya. sesuai dengan kesepakatan yang dibuat sejak awal terkait pemenuhan kewajiban dari pelaksana kegiatan - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
rencana kegiatan pertambangan batuan. tambang batuan. 6 (enam) bulan Puluh Kota
- Seluruh pihak terkait yang menerima kewajiban dari Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
keberadaan usaha pertambangan batuan memberitahu dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
satu sama lain sebagai bentuk asas keterbukaan. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat

b Pelindian permukaan areal Penurunan Kualitas Pengambilan batuan secara - Selalu mengatur kemiringan permukaan areal kerja ke arah - Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan pemeriksaan kualitas air kolam pengendap - Kolam pengendap - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
kerja oleh air hujan Air Permukaan berjenjang semenjak elevasi saluran jalan tambang agar material yang mengalami - Kolam pengendap Produksi dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.3 sebelumnya. > Keluaran Produksi Pengawas :
710 m hingga elevasi 600 m pelindian selalu mengalir menuju kolam pengendap. Jika - Pelaporan setiap Analisa data hasil pemeriksaan mengacu Kadar Maksimum (0° 20' 44,5" LS - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
elevasi permukaan areal kerja jauh lebih rendah dari 6 (enam) bulan Air Limbah Golongan I Lampiran XLVII Peraturan Menteri 100° 44' 38,1" BT) 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
elevasi kolam pengendap, dilakukan penambahan kolam LingkunganHidup Nomor : 5 Tahun 2014 tentang Baku > Pembuangan - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
pengendap dengan kapasitas yang sama pada elevasi Mutu Air Limbah. (0° 20' 48,66" LS 6 (enam) bulan Puluh Kota
yang lebih rendah. - Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin 100°44' 44,24" BT) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya. - Perairan anak sungai Puluh Kota
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai Aia Dingin - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
lokasi dispisal area overburden. Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia > Bagian hulu - Pemerintah Nagari Halaban
Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan (0° 20' 48,66" LS Pelaporan :
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 100° 44' 37,09" BT) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan > Bagian hilir LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) (0° 20' 48,45" LS - Gubernur Sumatera Barat melalui
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 100° 44' 41,72" BT) Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).

c Pelindian permukaan areal Gangguan Habitat Pengambilan batuan secara - Selalu mengatur kemiringan permukaan areal kerja ke arah - Areal tambang - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
kerja Biota Aquatis berjenjang semenjak elevasi saluran jalan tambang agar material yang mengalami - Kolam pengendap dan Tahap Operasi perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi kegiatan. Aia Dingin dan Tahap Operasi Pengawas :
710 m hingga elevasi 600 m pelindian selalu mengalir menuju kolam pengendap. Jika Produksi Sebagai indikator ekologis adalah kehadiran jenis ikan - Bagian hulu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
elevasi permukaan areal kerja jauh lebih rendah dari - Pelaporan setiap gariang (Labeobarbus tambroides). (0° 20' 48,66" LS - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
elevasi kolam pengendap, dilakukan penambahan kolam 6 (enam) bulan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
pengendap dengan kapasitas yang sama pada elevasi benthos di lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir - Pelaporan setiap Puluh Kota
yang lebih rendah. untuk analisis struktur komunitas. Analisis data bagi indek (0° 20' 48,45" LS 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada formula Shannon-Winner. Pelaporan :
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 15

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
d Pelindian permukaan areal Pendangkalan Badan Pengambilan batuan secara - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan - Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di lokasi kolam - Areal tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
kerja Perairan berjenjang semenjak elevasi tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan - Kolam pengendap Produksi pengendap (sediment ponds). - Kolam pengendap Produksi Pengawas :
710 m hingga elevasi 600 m pada lokasi dispisal area overburden. - Badan air anak sungai - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang badan - Perairan anak sungai - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap Aia Dingin 6 (enam) bulan perairan anak sungai Aia Dingin yang bersempadan Aia Dingin 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada dengan areal kerja pertambangan. > Bagian hulu - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan (0° 20' 48,66" LS 6 (enam) bulan Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada badan air anak sungai dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) 100° 44' 37,09" BT) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
Aia Dingin secara berkala dan material lumpur ditimbunkan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan > Bagian hilir Puluh Kota
pada lokasi dispisal area overburden. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). (0° 20' 48,45" LS - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

4 Peledakan Batuan
a Penggunaan bahan peledak Timbulnya Getaran Penggunaan bahan peledak - Pelaksana peledakan batuan dilakukan menerapkan pola - Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan geometri peledakan yang diterapkan - Areal tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
jenis ANFO dengan jumlah zig-zag dengan geometri jarak burden 6 m, jarak spasi 8 m, - Hunian masyarakat Produksi (jarak burden, jarak spasi, jumlah lubang ledak dan faktor (0° 20' 37,5" LS Produksi Pengawas :
sebanyak 250 kg setiap jumlah lubang ledak 10 (sepuluh) buah, kedalaman lubang - Bagian jalan Provinsi - Pelaporan setiap kedalaman lubang ledak). 100° 44' 45,3" BT) - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
peledakan. ledak 6 m dan jumlah bahan peledak (ANFO) tidak lebih 6 (enam) bulan - Melakukan pengukuran getaran di lingkungan hunian - Hunian masyarakat 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
250 kg setiap peledakan. masyarakat saat pelaksanaan peledakan batuan. Analisa yang terdekat - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Arah peledakan batuan atau kemiringan lubang ledak data mengacu Baku Tingkat Getaran Mekanik sesuai (0° 20' 40,5" LS 6 (enam) bulan Puluh Kota
di buat ke Timur dengan tujuan berikut Lampiran II Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup 100° 44' 23,7" BT) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
> Mencegah peluang lemparan batu (flying rock ke arah Nomor : 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran Puluh Kota
sarana prasarana tambang dan areal pertanian sawah. - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat setempat - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
> Intensitas getaran ke lingkungan hunian masyarakat turut terkait intensitas getaran yang dirasakan atau kerusakan - Pemerintah Nagari Halaban
menjadi kecil. bangunan seiring peledakan batuan di lokasi kegiatan Pelaporan :
- Melakukan pemberitahuan kepada masyarakat setempat pertambangan batuan. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
jadwal atau waktu pelaksanaan peledakan batuan. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Melakukan pengamanan lingkungan sekitar radius 500 m dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Gubernur Sumatera Barat melalui
selama pelaksanaan peledakan batuan. Lingkungan yang terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
dimaksud meliputi aktifitas masyarakat di areal persawahan periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
dan kebun campuran sempadan lokasi tambang.

b Penyimpanan dan Munculya persepsi Penyimpanan ramuan - Melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat terkait - Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat setempat - Areal tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
penggunaan bahan Masyarakat bahan peledak di dalam pelaksanaan penyimpanan dan pengamanan bahan - Hunian masyarakat Produksi terkait pemahaman tata cara pelaksanaan penyimpanan - Hunian masyarakat Produksi Pengawas :
peledak gudang bahan peledak. peledak pada lokasi kegiatan tambang. - Pelaporan setiap dan pengamanan bahan peledak di lokasi tambang batuan. - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat terkait 6 (enam) bulan - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat setempat 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
pelaksanaan peledakan batuan dengan muatan berikut. terkait radius aman saat peledakan. - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
> Peledakan yang akan dilaksanakan termasuk kriteria Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan Puluh Kota
daya ledak rendah (soft explosive). dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
> Selama pelaksanaan peledakan batuan akan dilakukan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Nagari Halaban
pengamanan lingkungan sekitar radius 500 m termasuk periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
pengamanan lingkungan kerja masyarakat pada kebun - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
campuran dan areal persawahan di sempadan lokasi LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
tambang. - Gubernur Sumatera Barat melalui
> Jadwal pelaksanaan batuan. Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
> Penggunaan sirine untuk pemberitahuan jadwal
pelaksanaan peledakan batuan.

c Timbulnya getaran dan Keresahan Penggunaan bahan peledak - Melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat terkait - Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat setempat - Areal tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
lemparan batuan Masyarakat jenis ANFO dengan jumlah pelaksanaan peledakan batuan dengan muatan berikut. - Hunian masyarakat Produksi terkait radius aman saat peledakan. - Hunian masyarakat Produksi Pengawas :
sebanyak 250 kg setiap > Peledakan yang akan dilaksanakan termasuk kriteria - Pelaporan setiap - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat setempat - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
peledakan. daya ledak rendah (soft explosive). 6 (enam) bulan terkait intensitas getaran yang dirasakan atau kerusakan 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
> Selama pelaksanaan peledakan batuan akan dilakukan bangunan seiring peledakan batuan di lokasi kegiatan - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
pengamanan lingkungan sekitar radius 500 m termasuk pertambangan batuan. 6 (enam) bulan Puluh Kota
pengamanan lingkungan kerja masyarakat pada kebun Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
campuran dan areal persawahan di sempadan lokasi dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Nagari Halaban
tambang. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Pelaporan :
> Jadwal pelaksanaan batuan. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
> Penggunaan sirine untuk pemberitahuan jadwal LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
pelaksanaan peledakan batuan. - Gubernur Sumatera Barat melalui
- Melakukan pemberitahuan kepada masyarakat setempat Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
jadwal atau waktu pelaksanaan peledakan batuan dengan
cara membunyikan sirine (30 menit dan 15 menit sebelum
peledakan dimulai).
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
5 Pemuatan dan
Pengangkutan Batuan
- Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas Penggunaan alat berat jenis - Melakukan penyiraman permukaan jalan tambang secara - Areal kerja tambang - Tahap Operasi Melakukan pengukuran kualitas udara dan kebisingan - Jalan masuk tambang - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan excavator (3 unit) sekaligus berkala – jika musim kemarau, penyiraman jalan setiap jam. - Jalan masuk tambang Produksi lingkungan setempat dengan parameter pada Tabel 3.2.2 (0° 20' 28,5" LS - Periode Pengawas :
tingkat kebisingan kendaraan angkut truk kecil Untuk pelaksanaan kegiatan penyiraman jalan digunakan - Pelaporan setiap sebelumnya. 100° 44' 34,9" BT) > Kualitas udara - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
kendaraan angkut. dengan ritasi 106 – 107 kali truk tangki air (water truck). 6 (enam) bulan - Evaluasi kualitas udara data mengacu Lampiran VII - Areal kerja tambang setiap 6 (enam) - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Imbasan debu permukaan setiap hari atau truk ringan - Seluruh kendaraan angkut batuan dilengkapi knalpot sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 (0° 20' 37,5" LS bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
jalan seiring aktifitas (ritasi berkisar 254 – 255 standar pabrik untuk menanggulangi intensitas kebisingan. Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan 100° 44' 45,3" BT) > Kebisingan Puluh Kota
kendaraan amgkut. kali setiap hari). - Kendaraan angkut batuan tidak berjalan secara beriringan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. setiap 3 (tiga) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
agar imbasan debu permukaan jalan dapat dikurangi. - Evaluasi data kebisingan mengacu Keputusan Menteri bulan Puluh Kota
- Penggunaan bahan bakar dengan kandungan sulfur yang Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 - Pelaporan setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
rendah (jenis Dexlite atau Pertamina Dex) bagi alat berat tentang Baku Tingkat Kebisingan. 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
dan kendaraan angkut agar emisi debu dan gas buang Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan Pelaporan :
juga menjadi lebih rendah. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

6 Pengolahan Batuan
Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas Pengolahan batuan (500 ton - Melakukan penyiraman permukaan areal kerja pengolahan Areal kerja pengolahan - Tahap Operasi - Melakukan pendataan spesifikasi masker yang digunakan Areal kerja pengolahan - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan per-hari) menggunakan unit batuan secara berkala – jika musim kemarau, penyiraman batuan Produksi tenaga kerja pengolahan batuan. batuan (0° 20' 42,8" LS - Periode setiap Pengawas :
kebisingan mesin produksi stone crusher (1 unit) yang dilakukan setiap jam. Pelaksanaan kegiatan menggunakan - Pelaporan setiap - Melakukan pengukuran kualitas udara dan kebisingan 100° 44' 39,2" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
memiliki kapasitas terpasang truk tangki air (water truck). 6 (enam) bulan lingkungan setempat dengan parameter pada Tabel 3.2.2 - Pelaporan setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
20 ton per-jam - Melakukan pemeliharaan unit mesin produksi pengolahan sebelumnya. 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
batuan (crusher) melalui pemberian gemuk (grease) > Evaluasi kualitas udara data mengacu Lampiran VII Puluh Kota
secara berkala untuk menanggulangi intensitas kebisingan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
- Mewajibkan seluruh tenaga kerja pengolahan batuan Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Puluh Kota
menggunakan masker yang mampu menyaring partikel dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
berukuran 0,5 mikron. > Evaluasi data kebisingan mengacu Keputusan Menteri - Pemerintah Nagari Halaban
- Melakukan pemeriksaan kesehatan saluran pernafasan Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 Pelaporan :
tenaga kerja pengolahan batuan secara berkala. tentang Baku Tingkat Kebisingan. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Gubernur Sumatera Barat melalui
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).

7 Penumpukan Produk
Batuan
a Imbasan debu permukaan Penurunan Kualitas Penumpukan batuan produk - Pengolahan batuan dilakukan sesuai pesanan pihak lain Areal tumpukan batuan - Tahap Operasi - Melakukan volume dan jumlah tumpukan batuan produk. - Areal tumpukan batuan - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
tumpukan batuan Udara pada ruang lahan terbuka. agar tumpukan batuan produk di lokasi stock pile tidak (stock pile) Produksi - Melakukan pengukuran kualitas udara (kandungan debu (stock pile) - Periode setiap Pengawas :
banyak sehingga peluang imbasan debu menjadi keil. - Pelaporan setiap total) di sekitar area penumpukan batuan produk. Evaluasi - Jalan kerja tambang 6 (enam) bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan penyiraman tumpukan batuan di lokasi stock pile 6 (enam) bulan data mengacu muatan Lampiran VII Peraturan Pemerintah (0° 20' 42,4" LS - Pelaporan setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
secara berkala terutama saat musim kemarau. Pelaksanaan Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2021 tentang 100° 44' 47,6" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
kegiatan menggunakan truk tangki air (water truck). Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Puluh Kota
Lingkungan Hidup. - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan Puluh Kota
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Nagari Halaban
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat

b Pelindian tumpukan batuan Penurunan Kualitas Penumpukan batuan produk - Pengolahan batuan dilakukan sesuai pesanan pihak lain - Areal tumpukan batuan - Tahap Operasi - Melakukan pemeriksaan kualitas air kolam pengendap - Kolam pengendap - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
produk Air Permukaan pada ruang lahan terbuka. agar tumpukan batuan produk di lokasi stock pile tidak (stock pile) Produksi dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.3 sebelumnya. > Keluaran Produksi Pengawas :
banyak sehingga peluang imbasan debu menjadi keil. - Jalan tambang - Pelaporan setiap Analisa data hasil pemeriksaan mengacu Kadar Maksimum (0° 20' 44,5" LS - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Mengarahkan kemiringan areal atau lokasi penumpukan - Kolam pengendap 6 (enam) bulan Air Limbah Golongan I Lampiran XLVII Peraturan Menteri 100° 44' 38,1" BT) 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
batuan produk (stock pile) ke saluran jalan tambang agar LingkunganHidup Nomor : 5 Tahun 2014 tentang Baku > Pembuangan - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
material yang mengalami pelindian (lumpur) mengalir Mutu Air Limbah. (0° 20' 48,66" LS 6 (enam) bulan Puluh Kota
menuju kolam pengendap. - Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin 100°44' 44,24" BT) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya. - Perairan anak sungai Puluh Kota
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai Aia Dingin - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
pada lokasi dispisal area overburden. Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia > Bagian hulu - Pemerintah Nagari Halaban
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan (0° 20' 48,66" LS Pelaporan :
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 100° 44' 37,09" BT) - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan > Bagian hilir LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) (0° 20' 48,45" LS - Gubernur Sumatera Barat melalui
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan 100° 44' 41,72" BT) Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 17

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Pelindian tumpukan batuan Gangguan Habitat Penumpukan batuan produk - Mengarahkan kemiringan areal atau lokasi penumpukan - Areal tumpukan batuan - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
produk Biota Aquatis pada ruang lahan terbuka. batuan produk (stock pile) ke saluran jalan tambang agar (stock pile) dan Tahap Operasi perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi kegiatan. Aia Dingin dan Tahap Operasi Pengawas :
material yang mengalami pelindian (lumpur) mengalir - Jalan tambang Produksi Sebagai indikator ekologis adalah kehadiran jenis ikan - Bagian hulu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
menuju kolam pengendap. - Kolam pengendap - Pelaporan setiap gariang (Labeobarbus tambroides). (0° 20' 48,66" LS - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan 6 (enam) bulan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan benthos di lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir - Pelaporan setiap Puluh Kota
pada lokasi dispisal area overburden. untuk analisis struktur komunitas. Analisis data bagi indek (0° 20' 48,45" LS 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada formula Shannon-Winner. Pelaporan :
lokasi dispisal area overburden. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

d Pelindian tumpukan batuan Pendangkalan Badan Penumpukan batuan produk - Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan - Areal tumpukan batuan - Tahap Operasi - Melakukan pendataan intensitas lumpur di lokasi kolam - Kolam pengendap - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
produk Perairan pada ruang lahan terbuka. tambang secara berkala dan material lumpur ditimbunkan (stock pile) Produksi pengendap (sediment ponds). - Perairan anak sungai Produksi Pengawas :
pada lokasi dispisal area overburden. - Jalan tambang - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan intensitas lumpur di sepanjang badan Aia Dingin - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Melakukan pengerukan lumpur pada kolam pengendap - Kolam pengendap 6 (enam) bulan perairan anak sungai Aia Dingin yang bersempadan > Bagian hulu 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
secara berkala dan material lumpur ditimbunkan pada - Badan air anak sungai dengan areal kerja pertambangan. (0° 20' 48,66" LS - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
lokasi dispisal area overburden. Aia Dingin Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan Puluh Kota
- Melakukan pengerukan lumpur pada badan air anak sungai dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) > Bagian hilir - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
Aia Dingin secara berkala dan material lumpur ditimbunkan terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan (0° 20' 48,45" LS Puluh Kota
pada lokasi dispisal area overburden. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

8 Pengangkutan Produk
Batuan
a Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas Kegiatan pengangkutan - Melakukan pengaturan keberangkatan kendaraan angkut - Areal kerja tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan jadwal keberangkatan kendaraan - Bagian jalan Provinsi - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan batuan dari areal kerja batuan tidak pada waktu bersamaan agar imbasan debu - Jalan masuk tambang Produksi angkutan batuan dari areal tambang. - Jalan masuk tambang Produksi Pengawas :
kebisingan kendaraan tambang menggunakan permukaan jalan menjadi kecil. - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan ceceran material (tanah) di sekitar (0° 20' 28,5" LS - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
angkut batuan kendaraan jenis truk kecil - Melakukan penyiraman permukaan jalan masuk tambang 6 (enam) bulan lokasi persilangan jalan masuk tambang dengan bagian 100° 44' 34,9" BT) 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
kapasitas muatan 12 ton secara berkala – jika musim kemarau, penyiraman jalan jalan Provinsi. - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
(ritasi 106 – 107 kali setiap setiap jam. Untuk pelaksanaan kegiatan penyiraman jalan - Melakukan pengukuran kualitas udara dan kebisingan 6 (enam) bulan Puluh Kota
hari dan juga truk ringan digunakan truk tangki air. lingkungan setempat dengan parameter pada Tabel 3.2.2 - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
kapasitas muatan 5 ton - Seluruh kendaraan angkut batuan lulus uji keur sehingga sebelumnya. Puluh Kota
(ritasi 254 – 255 kali emisi debu, emisi gas buang dan kebisingan menjadi kecil. > Evaluasi kualitas udara data mengacu Lampiran VII - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
setiap hari) - Melakukan pembersihan roda kendaraan angkut batuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 - Pemerintah Nagari Halaban
sebelum meninggalkan areal tambang agar tidak membawa Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Pelaporan :
lumpur atau tanah ke badan jalan Provinsi dan tidak timbul dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
imbasan debu di permukaan jalan Provinsi atau bahkan > Evaluasi data kebisingan mengacu Keputusan Menteri LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
peluang kecelakaan lalu lintas. Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 - Gubernur Sumatera Barat melalui
- Melakukan pembersihan permukaan jalan Provinsi dari tentang Baku Tingkat Kebisingan. Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
ceceran lumpur atau tanah yang terbawa roda kendaraan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan
angkut batuan dari lokasi rencana kegiatan. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif)
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).

b Aktifitas kendaraan angkut Gangguan Lalu Lintas Kegiatan pengangkutan Pengelolaan lingkungan yang akan diterapkan sesuai muatan - Areal tambang - Tahap Operasi - Melakukan pengamatan intensitas gangguan lalu lintas Bagian jalan Provinsi - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
batuan batuan dari areal kerja ANDALALIN (Lampiran 3) sebagaimana uraian berikut. - Bagian jalan Provinsi Produksi sekitar persilangan (crossing) akses tambang dengan Produksi Pengawas :
tambang menggunakan - Melakukan pengaturan sirkulasi masuk dan keluar - Pelaporan setiap bagian jalan Provinsi. - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
kendaraan jenis truk kecil kendaraan angkutan produk batuan. 6 (enam) bulan - Melakukan wawancara bebas dengan masyarakat pemakai 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
kapasitas muatan 12 ton - Pemasangan alat penerangan jalan pada akses masuk dan jalan terkait intensitas gangguan lalu lintas di sekitar lokasi - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
(ritasi 106 – 107 kali setiap keluar dan internal kawasan tambang. persilangan akses tambang dengan bagian jalan Provinsi. 6 (enam) bulan Puluh Kota
hari dan juga truk ringan - Penyediaan lokasi pencucian roda kendaraan truk Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Dinas Perhubungan Kabupaten
kapasitas muatan 5 ton pengangkut dan menutup rapat material dengan terpal dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Kabupaten Lima Puluh Kota
(ritasi 254 – 255 kali sebelum mennggalkan lokasi kegiatan. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Dinas Perhubungan Provinsi
setiap hari) - Melakukan pembersihan ceceran tanah di permukaan jalan periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Sumatera Barat
Provinsi sekitar lokasi akses tambang. - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Pengangkutan produk batuan tidak dilakukan saat jam sibuk - Pemerintah Nagari Halaban
hari kerja (pukul 07.00 - 08.00 dan 16.00 – 17.00 WIB) Pelaporan :
dan jam sibuk hari libur (pukul 11.45 – 12.45 WIB). - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
- Menyediakan petugas pengatur atau pengamanan lalu LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
lintas yang telah mengikuti pelatiahn untuk mengatur lalu - Gubernur Sumatera Barat melalui
lintas pada wilayah internal dan eksternal. Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 18

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
c Aktifitas kendaraan angkut Kerusakan Jalan Kegiatan pengangkutan - Melakukan perkuatan bahu jalan di sekitar akses tambang - Akses tambang - Tahap Operasi - Melakukan pengamatan intensitas kerusakan bahu jalan Bagian jalan Provinsi - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
batuan batuan dari areal kerja dengan menggunakan beton bertulang (struktur rigid) agar - Bagian jalan Provinsi Produksi Provinsi di sekitar lokasi akses tambang. Produksi Pengawas :
tambang menggunakan peluang kerusakan badan jalan dapat diminimalkan. - Pelaporan setiap - Melakukan pengamatan intensitas gangguan lalu lintas - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
kendaraan jenis truk kecil - Memastikan kendaraan barang pengangkut bahan baku 6 (enam) bulan yang terjadi di sekitar lokasi bahu jalan yang mengalami 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
kapasitas muatan 12 ton maupun bahan produksi tidak melanggar ketentuan Over kerusakan. - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
(ritasi 106 – 107 kali setiap Dimension Over Load (ODOL). persilangan akses tambang dengan bagian jalan Provinsi. 6 (enam) bulan Puluh Kota
hari dan juga truk ringan - Memberitahu pihak Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Dinas Bina Marga Cipta Karya dan
kapasitas muatan 5 ton Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat terkait kerusakan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat
(ritasi 254 – 255 kali bahu jalan atau badan jalan Provinsi di sempadan lokasi terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
setiap hari) rencana kegiatan. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

9 Reklamasi
- Perbaikan kualitas tanah. - Perbaikan Iklim Pelaksanaan reklamasi bagi - Melakukan penebaran tanah penutup dan dan tanah pucuk Areal bekas tambang - Tahap Operasi - Melakukan pendataan luas lahan reklamasi. Areal bekas tambang - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
- Perbaikan kualitas air Mikro lahan terbuka secara merata di atas permukaan lahan bekas tambang. Produksi - Melakukan pendataan jenis dan jumlah dari tanaman Produksi Pengawas :
permukaan - Perbaikan Kualitas - Sehubungan faktor permukaan lahan akhri tambang adalah - Pelaporan setiap penghijauan yang ditanam. - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Peningkatan kehadiran Udara dan batuan.penghijauan dlakukan menerapkan metoda potisasi. 6 (enam) bulan - Melakukan pendataan jumlah dan jenis dari tanaman 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
fauna atau satwa liar Kebisingan - Penebaran bibit LCC jenis Callopogonium mucunoides penghijauan yang dilakukan penyulaman. - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Perbaikan iklim mikro - Perbaikan Bentang di atas permukaan areal penghijauan. LCC berperan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan Puluh Kota
Alam penting untuk memasok (fiksasi) Nitrogen di dalam tanah. dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Perbaikan Hidrologi - Melakukan penanaman tumbuhan penghijauan diantaranya terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Nagari Halaban
- Perbaikan Tanah jenis karet (Hevea brasiliensis) ataupun gmelina (Gmelina periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Pelaporan :
dan Lahan arborea) sesuai kualitas tanah dan lingkungan setempat. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
- Melakukan pemeliharaan tanaman penghijauan meliputi LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
penyiraman, pemupukan, penyiangan secara berkala - Gubernur Sumatera Barat melalui
ataupun penyulaman – penanaman kembali tanaman Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
yang tidak tumbuh dengan baik atau mati.
- Merumuskan Rencana Penutupan Tambang sesuai muatan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lima
Puluh Kota dan memenuhi aspirasi masyarakat setempat.

8 Utilitas Tambang
a Emisi debu, gas buang Penurunan Kualitas Penggunaan unti Generating - Penggunaan unit Generating Set tipe senyap (silent) agar Bangunan Generating - Tahap Operasi - Melakukan pendataan jenis bahan bakar yang digunakan Bangunan Generating - Tahap Operasi Pelaksana : Direktur
(SO2, NO2, CO) dan Udara dan Kebisingan Set 25 kVA sebagai sumber intensitas kebisingan yang timbul jauh lebih kecil. . Set Produksi untuk operasional Generating Set. Set Produksi Pengawas :
kebisingan Generating Set energi listrik cadangan pada - Melakukan pemeliharaan unit GENSET secara berkala - Pelaporan setiap - Melakukan pengukuran besaran emisi gas buang (meliputi - Setiap 1 x 12 bulan - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
saat aliran listrik PT. PLN agar emisi partikel (debu) serta gas buang (SO2, NO2 6 (enam) bulan parameter NO2 dan CO) pada cerobong Generating Set jika penggunaan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
(Persero) mengalami dan CO) tidak besar. melalui kerja sama dengan laboratorium yang terakreditasi. Generating Set - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
gangguan. Aktifitas dimaksud meliputi penggantian minyak pelumas, > Kadar maksimum NO2 = 3.400 mg/Nm3. > 1.000 jam setiap Puluh Kota
filter minyak pelumas atau komponen lain sesuai dengan > Kadar maksimum CO = 170 mg/Nm3. tahun, atau - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
rekomendasi pabrik atau setiap 250 jam operasional. Analisa data hasil pengukuran mengacu Lampiran I dari - Setiap 3 (tiga) tahun Puluh Kota
- Penggunaan bahan bakar dengan angka cetan tinggi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan jika penggunaan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
(minimal 51) untuk mengurangi konsentrasi emisi debu Nomor : 11 Tahun 2021 tentang Baku Mutu Mesin Dengan Generating Set - Pemerintah Nagari Halaban
dan emisi gas buang seiring dengan operasional Pembakaran Dalam atau Genset – Bahan Bakar Minyak. < 1.000 jam setiap Pelaporan :
Generating Set. - Melakukan pengukuran tingkat kebisingan pada jarak tahun - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
- Melakukan pemeliharaan secara berkala cerobong pada 0 m, 5 m, 10 m, 15 m, 20 m dan 25 m dari lokasi bangunan - Pelaporan setiap LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
pada mesin diesel (generator drive) Generating Set Generating Set. Analisa data hasil pengukuran mengacu 6 (enam) bulan - Gubernur Sumatera Barat melalui
- Melakukan pencatatan jam operasiona Generating Set Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
dalam bentuk log book. Data jam operasional menjadi Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.
acuan bagi frekuensi pemantauan emisi Generating Set. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif)
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 19

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Sarana dan Prasarana
Tambang
1) Timbulan air limbah domestik Penurunan Kuaitas Air Pengaliran air olahan dari Pengelolaan lingkungan sesuai muatan Persetujua Teknis - Mushalla - Tahap Persiapan - Melakukan pemeriksaan kualitas air olahan keluaran ABR - Keluaran unit ABR - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Permukaan keluaran unit pengolahan Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah sebagai berikut. - Tempat istirahat dan Tahap Operasi dengan parameter pada Tabel 3.2.4 berikut (0° 20' 35,00" LS dan Tahap Operasi Pengawas :
air limbah domestik. - Timbulan air limbah domestik sebanyak 4.040 L per-hari tenaga kerja Produksi NO PARAMETER SAT BAKU 100°44' 44,20" BT) Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
akan diolah secara biologis menggunakan unit Anaerobic - Workshop - Pelaporan setiap MUTU - Titik pembuangan air - Periode pemantauan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
Baffle Reactor (ABR) dengan kapasitas 6,54 m3 per-hari. - Unit ABR (IPAL) 6 (enam) bulan 1 Zat Padat Tersuspensi mg/L 30 limbah pada anak > Air limbah setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
Unit proses pengolahan air limbah meliputi tangki ekualisasi, 2 pH - 6-9 sungai Aia Dingin 1 (satu) bulan Puluh Kota
ABR (bak pengendap dan bak kompartemen ABR atau 3 BOD5 mg/L 30 (0° 20' 48,66" LS > Badan air setiap - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
baffle reactor) sekaligus bak khlorinasi untuk pembubuhan 4 COD mg/L 100 100°44' 44,24" BT) 6 (enam) bulan - Pemerintah Nagari Halaban
desinfektan berupa kaporit (dosis pembubuhan sebanyak 5 Amoniak mg/L 10 - Perairan anak sungai - Pelaporan setiap Pelaporan :
0,169 kg per-hari). 6 Khlorin Bebas mg/L 0.03 Aia Dingin 6 (enam) bulan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
- Air olahan keluaran ABR selanjutkan dialirkan menuju 6 Minyak dan Lemak mg/L 5 > Bagian hulu - Pelaporan setiap LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
sungai Aia Dingin menggunakan jaringan pipa. 7 Total Coliform /100 ml 3,000 (0° 20' 48,66" LS 6 (enam) bulan - Gubernur Sumatera Barat melalui
- Air yang akan digunakan bagi penyiraman areal kerja stone Analisa data hasil pemeriksaan mengacu Lampiran 1 100° 44' 37,09" BT) Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
crusher (2.500 L per-hari) akan menguap sehingga tidak Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan > Bagian hilir
menimbulkan air limbah. Nomor : P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku (0° 20' 48,45" LS
Mutu Air Limbah Domestik. 100° 44' 41,72" BT)
- Melakukan pemeriksaan kualitas air anak sungai Aia Dingin
dengan parameter sebagaimana Tabel 3.2.1 sebelumnya.
Analisa data mengacu Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai
Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor : 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif)
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).

2) Timbulan air limbah domestik Gangguan Habitat Pengaliran air olahan dari - Timbulan air limbah domestik sebanyak 4.040 L per-hari - Mushalla - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan kehadiran jenis ikan di lingkungan Perairan anak sungai - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Biota Aquatis keluaran unit pengolahan akan diolah secara biologis menggunakan unit Anaerobic - Tempat istirahat dan Tahap Operasi perairan anak sungai Aia Dingin sekitar lokasi kegiatan. Aia Dingin dan Tahap Operasi Pengawas :
air limbah domestik. Baffle Reactor (ABR) dengan kapasitas 6,54 m3 per-hari. tenaga kerja Produksi Sebagai indikator ekologis adalah kehadiran jenis ikan - Bagian hulu Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
Unit proses pengolahan air limbah meliputi tangki ekualisasi, - Workshop - Pelaporan setiap gariang (Labeobarbus tambroides). (0° 20' 48,66" LS - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
ABR (bak pengendap dan bak kompartemen ABR atau - Unit ABR (IPAL) 6 (enam) bulan - Melakukan pengambilan contoh (sample) plankton dan 100° 44' 37,09" BT) 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
baffle reactor) sekaligus bak khlorinasi untuk pembubuhan benthos di lingkungan perairan anak sungai Aia Dingin - Bagian hilir - Pelaporan setiap Puluh Kota
desinfektan berupa kaporit (dosis pembubuhan sebanyak untuk analisis struktur komunitas. Analisis data bagi indek (0° 20' 48,45" LS 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
0,169 kg per-hari). keanekaragaman jenis (indek diversitas) menerapkan 100° 44' 41,72" BT) - Pemerintah Nagari Halaban
- Air olahan keluaran ABR selanjutkan dialirkan menuju formula Shannon-Winner. Pelaporan :
sungai Aia Dingin menggunakan jaringan pipa. Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
- Air yang akan digunakan bagi penyiraman areal kerja stone dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
crusher (2.500 L per-hari) akan menguap sehingga tidak terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
menimbulkan air limbah. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

3) Timbulan sampah Perkembangan Vektor Seiring kehadiran tenaga - Melakukan pengumpulan timbulan sampah di setiap lokasi - Kantor - Tahap Persiapan - Melakukan pendataan ceceran sampah di lingkungan - Kantor - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
Penyakit kerja (55 orang), jumlah sumber menggunakan tong sampah (bin) kapasitas 40 L. - Mushalla dan Tahap Operasi kantor, tempat istirahat tenaga kerja dan areal kerja - Mushalla dan Tahap Operasi Pengawas :
timbulan sampah terhitung Lokasi dan jumlah tong sampah diuraikan berikut. - Tempat istirahat Produksi workshop. - Tempat istirahat Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
berkisar 13,75 – 16,50 kg > Kantor : 1 (satu) buah tong sampah (kapasitas 40 L). tenaga kerja - Pelaporan setiap - Melakukan pendataan kehadiran vektor penyakit (nyamuk, tenaga kerja - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
atau 96,25 – 110,00 L > Tempat istirahat tenaga kerja : 2 (dua) buah tong - Workshop 6 (enam) bulan lalat, tikus rumah ataupun kecoa) di lingkungan kantor, - Workshop 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
setiap hari. sampah (kapasitas 40 L). tempat istirahat tenaga kerja dan areal kerja workhsop. - Pelaporan setiap Puluh Kota
> Workshop : 2 (dua) buah tong sampah (kapasitas 40 L). Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan 6 (enam) bulan - Dinas Kesehatan Kabupaten Lima
- Melakukan pengumpulan dan pemilahan sampah dari setiap dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Puluh Kota
tong sampah (bin) lalu ditempatkan pada kompartemen terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
sampah 5 (lima) warna dengan peruntukan berikut. periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Pemerintah Nagari Halaban
> Wadah berwarna hijau bagi pengumpulan sampah yang Pelaporan :
dapat dilakukan pengomposan. - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
> Wadah berwarna kuning untuk pengumpulan sampah LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
bahan plastik, karet atau bahan sejenis yang dapat - Gubernur Sumatera Barat melalui
digunakan kembali. Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
> Warna biru bagi sampah kertas atau kemasan kertas
> Wadah warna merah bagi limbah bahan berbahaya
dan beracun
> Warna abu-abu bagi residu (selain sampah di atas)
- Melakukan pengangkutan sampah terpilah setiap 2 (dua)
hari ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah
di pasar Halaban yang dikelola Pemerintah Kabupaten
Lima Puluh Kota untuk pengelolaan lebih lanjut. Kegiatan
pengangkutan dilakukan oleh petugas yang ditunjuk.
- Memasang papan larangan buang sampah sembarangan,
larangan membakar sampah dan menghimbau agar
seluruh pekerja melakukan pemilahan sampah
Formulir UKL-UPL Bab III hal - 20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
b Pemeliharaan Peralatan Timbulan Limbah B3 Timbulan limbah B3 berasal - Menugaskan mekanik untuk selalu mengumpulkan minyak - Workshop - Tahap Persiapan - Melakukan pengawasan pada saat menempatkan dan/atau - Workshop - Tahap Persiapan Pelaksana : Direktur
dan Sarana Prasarana dari pemeliharaan sarana pelumas bekas, bekas filter minyak pelumas, bekas filter - Kantor dan Tahap Operasi memindahkan limbah B3 dari ruang/ lokasi penyimpanan - Kantor dan Tahap Operasi Pengawas :
Tambang prasarana tambang dan minyak solar, bekas kain majun, bekas kemasan minyak - Tempat istirahat Produksi limbah B3. - Tempat istirahat Produksi - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
pengolahan batuan pelumas ataupun baterai (accu) bekas menggunakan tenaga kerja - Pelaporan setiap - Melakukan pemeriksaan terhadap kemasan Limbah B3. tenaga kerja - Periode setiap - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
wadah kedap air. - TPS Limbah B3 3 (tiga) bulan - Melakukan pencatatan kegiatan penyimpanan limbah B3. - TPS Limbah B3 6 (enam) bulan - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Menyimpan seluruh timbulan limbah B3 dalam kemasan (0° 20' 35,20" LS - Melakukan pengawasan terhadap prosedur housekeeping. (0° 20' 35,20" LS - Pelaporan setiap Puluh Kota
sesuai dengan karakteristik limbah B3. 100° 44' 50,50" BT) - Melaporkan dokumen pencatatan ke instansi penerbit 100° 44' 50,50" BT) 6 (enam) bulan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Menempatkan seluruh limbah B3 di lokasi TPS LB3. Persetujuan Lingkungan (frekuensi pelaporan minimal - Pemerintah Nagari Halaban
- Melakukan penyimpan LB3 sesuai masa simpan mengacu 1 x 6 bulan) dan disimpan di TPS Limbah B3. Pelaporan :
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
Nomor : 6 Tahun 2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Gubernur Sumatera Barat melalui
- Menyerahkan seluruh limbah B3 kepada pihak ketiga periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
sebagai pengelola lanjutan (pihak Pengumpul LimbahB3,
Pengangkut Limbah B3 dan Pengolah Limbah B3) yang
memiliki izin.

C TAHAP PASCA OPERASI


a Reklamasi
- Perbaikan kualitas tanah. - Perbaikan Iklim Pelaksanaan reklamasi bagi - Melakukan penebaran tanah penutup dan dan tanah pucuk - Areal bekas tambang - Tahap Pasca - Melakukan pendataan luas lahan reklamasi. - Areal bekas tambang - Tahap Pasca Pelaksana : Direktur
- Perbaikan kualitas air Mikro seluruh lahan yang turut secara merata di atas permukaan lahan bekas tambang. - Areal bekas sarana Operasi - Melakukan pendataan jenis dan jumlah dari tanaman - Areal bekas sarana Operasi Pengawas :
permukaan - Perbaikan Kualitas terganggu akibat kegiatan - Sehubungan faktor permukaan lahan akhri tambang adalah prasarana tambang - Pelaporan setiap penghijauan yang ditanam. prasarana tambang - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
- Peningkatan kehadiran Udara dan tambang batuan.penghijauan dlakukan menerapkan metoda potisasi. (kantor, tempat istirahat 6 (enam) bulan - Pemeriksaan kualitas Fisika-Kimia atau faktor kesuburan (kantor, tempat istirahat 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
fauna atau satwa liar Kebisingan - Melakukan penebaran bibit LCC berupa Callopogonium tenaga kerja dan tanah di lokasi penghijauan (parameter pH, P tersedia, tenaga kerja dan - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
- Perbaikan iklim mikro - Perbaikan Bentang mucunoides di atas permukaan areal penghijauan. Adapun workshop) tekstur dan bahan organik : C, N total dan C/N). workshop) 6 (enam) bulan Puluh Kota
Alam keberadaan LCC berperan penting untuk memasok (fiksasi) - Lingkungan sosial - Melakukan pemeriksaan kualitas perairab parit alam dengan - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Perbaikan Hidrologi Nitrogen di dalam tanah. masyarakat Jorong parameter zat padat terlarut, zat padat tersuspensi, pH, - Pemerintah Nagari Halaban
- Perbaikan Tanah - Melakukan penanaman tumbuhan penghijauan diantaranya Kapalo Koto BOD, COD dan DO. Analisa hasil pemeriksaan mengacu Pelaporan :
dan Lahan jenis karet (Hevea brasiliensis) ataupun gmelina (Gmelina Baku Mutu Air Sungai Kelas 2 sesuai muatan Lampiran VI - Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
arborea) sesuai kualitas tanah dan lingkungan setempat. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Melakukan pemeliharaan tanaman penghijauan meliputi Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan - Gubernur Sumatera Barat melalui
penyiraman, pemupukan, penyiangan secara berkala Pengelolaan Lingkungan Hidup Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
ataupun penyulaman – penanaman kembali tanaman - Melakukan pendataan kehadiran fauna atau satwa liar
yang tidak tumbuh dengan baik atau mati. di lokasi penghijauan.
Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan
dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif)
terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis).

b Pemutusan Hubungan Kerja Keresahan Tenaga Pemutusan hubungan kerja - Mengadakan pesangon bagi seluruh tenaga kerja yang Areal bekas tambang - Tahap Pasca - Melakukan pendataan besaran nilai pesangon yang - Areal bekas tambang - Tahap Pasca Pelaksana : Direktur
Kerja (jumlah 55 orang) pada terlibat dalam Tahap Operasi Produksi dengan jumlah atau Operasi dialokasikan terhadap tenaga kerja seiring pemutusan - Lingkungan sosial Operasi Pengawas :
akhir Tahap Pasca Operasi besaran mengacu peraturan perundang-undangan - Pelaporan setiap hubungan kerja. masyarakat Jorong - Periode setiap - Dinas LH Provinsi Sumatera Barat
yang berlaku. 6 (enam) bulan - Melakukan wawancara bebas dengan tenaga kerja Kapalo Koto. 6 (enam) bulan - Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat
- Menerbitkan Surat Pengalaman Kerja bagi seluruh tenaga pertambangan sebelumnya terkait usaha ekonomi setelah - Pelaporan setiap - Dinas LHPERKIM Kabupaten Lima
yang terlibat dalam kegiatan Tahap Operasi Produksi kegiatan pertambangan batuan (batu gamping) berakhir. 6 (enam) bulan Puluh Kota
sebelumnya. Adapun surat keterangan dimaksud dapat Analisa dan evaluasi data hasil pemantauan lingkungan - Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
digunakan oleh pihak lain sebagai bahan pertimbangan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan (komparatif) Kabupaten Lima Puluh Kota
(referensi) untuk bekerja. terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan - Pemerintah Nagari Halaban
periode sebelumnya (kecendrungan dan tingkat kritis). - Pemerintah Kec Lareh Sago Halaban
- Pemerintah Nagari Halaban
Pelaporan :
- Bupati Lima Puluh Kota melalui Dinas
LHPERKIM Kab Lima Puluh Kota
- Gubernur Sumatera Barat melalui
Dinas LH Provinsi Sumatera Barat

Formulir UKL-UPL Bab III hal - 21


GAMBAR 21
PETA LOKASI UKL TAHAP PERSIAPAN
DI LUAR AREAL TAMBANG
LL

KU
SM

KU

KA
LL LL
KU LL

KA
KETERANGAN
KA
Usulan IUP Operasi Produksi
Rencana Akses Tambang

SM Lokasi UKL Sosial Masyarakat (Munculnya Persepsi Masyarakat,


Keresahan Masyarakat, Kesempatan Kerja, Peluang Berusaha,
Peningkatan Pendapatan Masyarakat)

KU Lokasi UKL Penurunan Kualitas Udara dan Kebisingan

LL Lokasi UKL Gangguan Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan


AL Lokasi UKL Peningkatan Air Larian, Peingkatan Erosi Lahan,
Penurunan Kualitas Air Permukaan dan Gangguan Habitat
Biota Aquatis

Sumber Peta :
1. Keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor : 1048/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Untuk Komoditas Batuan Kepada PT. Bukit Safa Marwa
2. Dokumen Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa (2022)
3. Citra Satelit 2023
4. Pengamatan Lapangan
Dibuat oleh : PT Bukit Safa Marwa

1 0o 20’ 35,00” 100o 44’ 54,00”


2 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 54,00”
3 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 51,00”
4 0o 20’ 53,00” 100o 44’ 51,00”
5 0o 20’ 53,00” 100o 44’ 39,00”
6 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 39,00”
7 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 43,00”
8 0o 20’ 35,00” 100o 44’ 43,00”

Formulir UKL - UPL Bab III hal - 22


1 8 LB
5 FN KU FN
VP
FN
7 TS
IM
9 TS
TS 10 KU
SM KU LB IM
2 3
VP
11
FN
VP 12
4

13
FN
AL
6 KU
IM
TS

14a
AL

TS
IM
KU
AL
FN

14b

Koordinat Areal Enclave (Luas 1,80 Ha)


NO LS BT
1 0 20 45.72 100 44 42.95
2 0 20 46.50 100 44 43.21
3 0 20 47.43 100 44 43.94
4 0 20 47.88 100 44 44.29
5 0 20 48.51 100 44 44.88
6 0 20 49.72 100 44 44.78
TS 7 0 20 50.24 100 44 43.85
IM 8 0 20 50.73 100 44 43.20
KU 9 0 20 50.93 100 44 42.84
AL 10 0 20 50.96 100 44 42.64
FN 11 0 20 50.88 100 44 41.21
12 0 20 50.25 100 44 40.14
13 0 20 48.96 100 44 39.60
14 0 20 47.98 100 44 39.75
15 0 20 47.40 100 44 39.89
16 0 20 46.89 100 44 40.07
17 0 20 46.50 100 44 40.42
18 0 20 46.27 100 44 40.88
19 0 20 45.93 100 44 42.03

KETERANGAN
01. Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Disposal Area SM AL
Lokasi UKL Sosial Masyarakat (Munculnya Lokasi UKL Peningkatan Air Larian,
02. Kantor 11. Pos SATPAM (Gudang HANDAK)
Persepsi Masyarakat, Keresahan Masyarakat, Peingkatan Erosi Lahan, Penurunan
03. Timbangan 12. Gudang Bahan Peledak
Kesempatan Kerja, Peluang Berusaha, Kualitas Air Permukaan, Gangguan Habitat
04. Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. IPAL Domestik
Peningkatan Pendapatan Masyarakat) Biota Aquatus dan Pendangkalan Badan Air
05. Mushalla 14. Kolam Pengendap (a=awal, b=kedua)
06. Areal Pengolahan Batuan KU TS Lokasi UKL Timbulan Sampah
Lokasi UKL Penurunan Kualitas Udara dan
07. Workshop
Kebisingan
08. TPS Limbah B3 Jalan Tambang FN Lokasi UKL Perubahan Struktur Komunitas
09. Topsoil Storage Drainase Jalan Tambang VP Lokasi UKL Perkembangan Vektor Penyakit Tumbuhan dan Gangguan Habitat Fauna
Rencana Blok Penambangan LB Lokasi UKL Timbulan Limbah B3 GAMBAR 22
IM Lokasi UKL Perubahan Iklim Mikro PETA LOKASI UKL TAHAP PERSIAPAN

Formulir UKL - UPL Bab III hal - 23


GAMBAR 23
PETA LOKASI UKL TAHAP OPERASI PRODUKSI
DI LUAR AREAL TAMBANG
LL

KU
SM

KU

KU

KETERANGAN
KU
Usulan IUP Operasi Produksi
Rencana Akses Tambang

SM Lokasi UKL Sosial Masyarakat (Munculnya Persepsi Masyarakat


dan Keresahan Masyarakat, )

KU Lokasi UKL Penurunan Kualitas Udara dan Kebisingan


LL Lokasi UKL Gangguan Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan

Sumber Peta :
1. Keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor : 1048/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Untuk Komoditas Batuan Kepada PT. Bukit Safa Marwa
2. Dokumen Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa (2022)
3. Citra Satelit 2023
4. Pengamatan Lapangan
Dibuat oleh : PT Bukit Safa Marwa

1 0o 20’ 35,00” 100o 44’ 54,00”


2 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 54,00”
3 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 51,00”
4 0o 20’ 53,00” 100o 44’ 51,00”
5 0o 20’ 53,00” 100o 44’ 39,00”
6 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 39,00”
7 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 43,00”
8 0o 20’ 35,00” 100o 44’ 43,00”

Formulir UKL - UPL Bab III hal - 24


1 AL 8 LB
5 VP KT KT
VP
AL
7 9 10
AL KU LB
2 VP 3
LB
11
GT
VP 12
4LB
LB
13
AL KU

14
AL

KU
GT
KL

14b

Koordinat Areal Enclave (Luas 1,80 Ha)


NO LS BT
1 0 20 45.72 100 44 42.95
2 0 20 46.50 100 44 43.21
3 0 20 47.43 100 44 43.94
4 0 20 47.88 100 44 44.29
5 0 20 48.51 100 44 44.88
6 0 20 49.72 100 44 44.78
7 0 20 50.24 100 44 43.85
KU
8 0 20 50.73 100 44 43.20
GT
9 0 20 50.93 100 44 42.84
KL
10 0 20 50.96 100 44 42.64
11 0 20 50.88 100 44 41.21
12 0 20 50.25 100 44 40.14
13 0 20 48.96 100 44 39.60
14 0 20 47.98 100 44 39.75
15 0 20 47.40 100 44 39.89
16 0 20 46.89 100 44 40.07
17 0 20 46.50 100 44 40.42
18 0 20 46.27 100 44 40.88
19 0 20 45.93 100 44 42.03

KETERANGAN
01. Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Disposal Area KL Lokasi UKL Penurunan Kualitas Udara dan AL Lokasi UKL Penurunan Kualitas Air
02. Kantor 11. Pos SATPAM (Gudang HANDAK) Kebisingan Permukaan, Gangguan Habitat Biota
03. Timbangan 12. Gudang Bahan Peledak Aquatis dan Pendangkalan Badan Air
04. Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. IPAL Domestik BA Lokasi UKL Perubahan Bentang Alam
05. Mushalla 14. Kolam Pengendap (a=awal, b=kedua) GT Lokasi UKL Timbulnya Getaran KL Lokasi UKL Perbaikan Kualitas
06. Areal Pengolahan Batuan Lingkungan
07. Workshop VP Lokasi UKL Perkembangan Vektor Penyakit
08. TPS Limbah B3 Jalan Tambang
LB Lokasi UKL Timbulan Limbah B3
09. Topsoil Storage Drainase Jalan Tambang
KT Lokasi UKL Penurunan Kualitas Tanah
Rencana Blok Penambangan GAMBAR 24
PETA LOKASI UKL TAHAP OPERASI PRODUKSI

Formulir UKL - UPL Bab III hal - 25


1 8
5 9 KL 10 KL
KL KL 7
2 3
SM
11 KL
KL
4 12

13 KL
6

KL

14a

KL

14b

KL

KETERANGAN
01. Bekas Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Bekas Disposal Area KL Lokasi UKL Perbaikan Kualitas
02. Bekas Kantor 11. Bekas Pos SATPAM (Gudang HANDAK) Lingkungan
03. Bekas Timbangan 12. Bekas Gudang Bahan Peledak
04. Bekas Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. Bekas IPAL SM Lokasi UKL Keresahan Tenaga Kerja
05. Bekas Mushalla 14. Bekas Kolam Pengendap
06. Bekas Areal Pengolahan Batuan
07. Bekas Workshop Bekas Jalan Tambang
08. Bekas TPS Limbah B3
09. Bekas Topsoil Storage Bekas Drainase Jalan Tambang
Lahan Produktif GAMBAR 25
PETA LOKASI UKL TAHAP PASCA OPERASI

Formulir UKL - UPL Bab III hal - 26


GAMBAR 26. REKOMENDASI PENANGANAN DAMPAK LALU LINTAS TAHAP OPERASI PRODUKSI PERTAMBANGAN BATUAN

Formulir UKL - UPL Bab III hal - 27


GAMBAR 27
PETA LOKASI UPL TAHAP PERSIAPAN
DI LUAR AREAL TAMBANG
LL

KU
SM

KU

KA
LL LL
KU LL

KA
KETERANGAN
KA
Usulan IUP Operasi Produksi
Rencana Akses Tambang

SM Lokasi UPL Sosial Masyarakat (Munculnya Persepsi Masyarakat,


Keresahan Masyarakat, Kesempatan Kerja, Peluang Berusaha,
Peningkatan Pendapatan Masyarakat)

KU Lokasi UPL Penurunan Kualitas Udara dan Kebisingan

LL Lokasi UPL Gangguan Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan


AL Lokasi UPL Peningkatan Air Larian, Peingkatan Erosi Lahan,
Penurunan Kualitas Air Permukaan dan Gangguan Habitat
Biota Aquatis

Sumber Peta :
1. Keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor : 1048/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Untuk Komoditas Batuan Kepada PT. Bukit Safa Marwa
2. Dokumen Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa (2022)
3. Citra Satelit 2023
4. Pengamatan Lapangan
Dibuat oleh : PT Bukit Safa Marwa

1 0o 20’ 35,00” 100o 44’ 54,00”


2 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 54,00”
3 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 51,00”
4 0o 20’ 53,00” 100o 44’ 51,00”
5 0o 20’ 53,00” 100o 44’ 39,00”
6 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 39,00”
7 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 43,00”
8 0o 20’ 35,00” 100o 44’ 43,00”

Formulir UKL - UPL Bab III hal - 28


1 8 LB
5 TS FN KU TS FN
VP
FN
7 IM
9 TS
10 KU
SM KU LB IM
2 3 KU
VP
11
FN
VP 12
4

13
FN
AL
6 KU
IM
TS

14a
AL

TS
IM
KU
AL
FN

14b

Koordinat Areal Enclave (Luas 1,80 Ha)


NO LS BT
1 0 20 45.72 100 44 42.95
2 0 20 46.50 100 44 43.21
3 0 20 47.43 100 44 43.94
4 0 20 47.88 100 44 44.29
5 0 20 48.51 100 44 44.88
6 0 20 49.72 100 44 44.78
TS 7 0 20 50.24 100 44 43.85
IM 8 0 20 50.73 100 44 43.20
FN
KU 9 0 20 50.93 100 44 42.84
AL AL 10 0 20 50.96 100 44 42.64
FN 11 0 20 50.88 100 44 41.21
12 0 20 50.25 100 44 40.14
13 0 20 48.96 100 44 39.60
14 0 20 47.98 100 44 39.75
15 0 20 47.40 100 44 39.89
16 0 20 46.89 100 44 40.07
17 0 20 46.50 100 44 40.42
18 0 20 46.27 100 44 40.88
19 0 20 45.93 100 44 42.03

KETERANGAN
01. Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Disposal Area SM AL
Lokasi UPL Sosial Masyarakat (Munculnya Lokasi UPL Peningkatan Air Larian,
02. Kantor 11. Pos SATPAM (Gudang HANDAK)
Persepsi Masyarakat, Keresahan Masyarakat, Peingkatan Erosi Lahan, Penurunan
03. Timbangan 12. Gudang Bahan Peledak
Kesempatan Kerja, Peluang Berusaha, Kualitas Air Permukaan, Gangguan Habitat
04. Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. IPAL Domestik
Peningkatan Pendapatan Masyarakat) Biota Aquatus dan Pendangkalan Badan Air
05. Mushalla 14. Kolam Pengendap (a=awal, b=kedua)
06. Areal Pengolahan Batuan KU TS Lokasi UPL Timbulan Sampah
Lokasi UPL Penurunan Kualitas Udara dan
07. Workshop Kebisingan
08. TPS Limbah B3 Jalan Tambang FN Lokasi UPL Perubahan Struktur Komunitas
09. Topsoil Storage Drainase Jalan Tambang VP Lokasi UPL Perkembangan Vektor Penyakit Tumbuhan dan Gangguan Habitat Fauna

Rencana Blok Penambangan LB Lokasi UPL Timbulan Limbah B3 GAMBAR 28


IM Lokasi UPL Perubahan Iklim Mikro PETA LOKASI UPL TAHAP PERSIAPAN

Formulir UKL - UPL Bab III hal - 29


GAMBAR 29
PETA LOKASI UPL TAHAP OPERASI PRODUKSI
DI LUAR AREAL TAMBANG
LL

KU
SM

KU

KU

KETERANGAN
KU
Usulan IUP Operasi Produksi
Rencana Akses Tambang

SM Lokasi UPL Sosial Masyarakat (Munculnya Persepsi Masyarakat


dan Keresahan Masyarakat, )

KU Lokasi UPL Penurunan Kualitas Udara dan Kebisingan


LL Lokasi UPL Gangguan Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan

Sumber Peta :
1. Keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor : 1048/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Untuk Komoditas Batuan Kepada PT. Bukit Safa Marwa
2. Dokumen Studi Kelayakan PT. Bukit Safa Marwa (2022)
3. Citra Satelit 2023
4. Pengamatan Lapangan
Dibuat oleh : PT Bukit Safa Marwa

1 0o 20’ 35,00” 100o 44’ 54,00”


2 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 54,00”
3 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 51,00”
4 0o 20’ 53,00” 100o 44’ 51,00”
5 0o 20’ 53,00” 100o 44’ 39,00”
6 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 39,00”
7 0o 20’ 39,80” 100o 44’ 43,00”
8 0o 20’ 35,00” 100o 44’ 43,00”

Formulir UKL - UPL Bab III hal - 30


1 AL 8 LB
5 VP KT KT
VP
AL
7 9 10
AL KU LB
2 VP 3 KU
LB
11
GT
VP 12
4LB
LB
13
AL KU

14a
AL

KU
GT
KL

14b

Koordinat Areal Enclave (Luas 1,80 Ha)


NO LS BT
1 0 20 45.72 100 44 42.95
2 0 20 46.50 100 44 43.21
3 0 20 47.43 100 44 43.94
4 0 20 47.88 100 44 44.29
5 0 20 48.51 100 44 44.88
6 0 20 49.72 100 44 44.78
7 0 20 50.24 100 44 43.85
KU
8 0 20 50.73 100 44 43.20
GT
9 0 20 50.93 100 44 42.84
KL
AL 10 0 20 50.96 100 44 42.64
11 0 20 50.88 100 44 41.21
12 0 20 50.25 100 44 40.14
13 0 20 48.96 100 44 39.60
14 0 20 47.98 100 44 39.75
15 0 20 47.40 100 44 39.89
16 0 20 46.89 100 44 40.07
17 0 20 46.50 100 44 40.42
18 0 20 46.27 100 44 40.88
19 0 20 45.93 100 44 42.03

KETERANGAN
01. Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Disposal Area KL Lokasi UPL Penurunan Kualitas Udara dan AL Lokasi UPL Penurunan Kualitas Air
02. Kantor 11. Pos SATPAM (Gudang HANDAK) Kebisingan Permukaan, Gangguan Habitat Biota
03. Timbangan 12. Gudang Bahan Peledak
Aquatis dan Pendangkalan Badan Air
04. Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. IPAL Domestik BA Lokasi UPL Perubahan Bentang Alam
05. Mushalla 14. Kolam Pengendap (a=awal, b=kedua) KL Lokasi UPL Perbaikan Kualitas
GT Lokasi UPL Timbulnya Getaran
06. Areal Pengolahan Batuan Lingkungan
07. Workshop VP Lokasi UPL Perkembangan Vektor Penyakit
08. TPS Limbah B3 Jalan Tambang
09. Topsoil Storage LB Lokasi UPL Timbulan Limbah B3
Drainase Jalan Tambang
KT Lokasi UPL Penurunan Kualitas Tanah
Rencana Blok Penambangan GAMBAR 30
PETA LOKASI UPL TAHAP OPERASI PRODUKSI

Formulir UKL - UPL Bab III hal - 31


1 8
5 9 KL 10 KL
KL KL 7
2 3
SM
11 KL
KL
4 12

13 KL
6

KL

14a

KL

14b

KL

KETERANGAN
01. Bekas Pos SATPAM (Akses Tambang) 10. Bekas Disposal Area KL Lokasi UPL Perbaikan Kualitas
02. Bekas Kantor 11. Bekas Pos SATPAM (Gudang HANDAK) Lingkungan
03. Bekas Timbangan 12. Bekas Gudang Bahan Peledak
04. Bekas Tempat Istirahatn Tenaga Kerja 13. Bekas IPAL SM Lokasi UPL Keresahan Tenaga Kerja
05. Bekas Mushalla 14. Bekas Kolam Pengendap
06. Bekas Areal Pengolahan Batuan
07. Bekas Workshop Bekas Jalan Tambang
08. Bekas TPS Limbah B3
09. Bekas Topsoil Storage Bekas Drainase Jalan Tambang
Lahan Produktif GAMBAR 31
PETA LOKASI UPL TAHAP PASCA OPERASI

Formulir UKL - UPL Bab III hal - 32


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

DAFTAR PUSTAKA

a. --------------, 2018. Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Pedoman Perencanaan Teknik Terinci Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
b. --------------, 2002. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Pedoman/Petunjuk Teknik
dan Manual Air Minum Perkotaan (Sistim Penyediaan Air Minum Perkotaan).
c. --------------, 2018. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 26 Tahun 2018
tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral
dan Batubara.

d. --------------, 2018. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.106/MENLHK/
SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang
Dilindungi.

e. --------------, 2018. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 1827.K/30/MEM/
2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik.

f. --------------, 2021. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

g. --------------, 2021. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : 4 Tahun 2021
tentang Daftar Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.

h. Asdak, Chay, 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University
Press.

i. Ayat, Asep, 2011. Panduan Lapangan Burung-Burung Agroforest di Sumatera. Word Agroforesty
Centre.
j. Bukit Syafa Marwa, PT., 2022. Dokumen Studi Kelayakan.

k. Bukit Syafa Marwa, PT., 2022. Standar Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas. Rencana Operasional
Tambang Batu Kapur/Gamping.

l. Bukit Syafa Marwa, PT., 2023. Standar Teknis Pembuangan Air Limbah ke Badan Air Permukaan.
Kegiatan Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping.

m. Jamarun, N., Yuwan, S., Juita, R. and Rahayuningsih, J., 2015. Synthesis And Characterization
Carbonate Apatite from Bukit Tui Limestone Padang Indonesia. Journal of Applicable Chemistry,
4(2): 542-549.

Formulir UKL – UPL


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

n. Marin, J., Winarno, T., dan Rahmadani, U., 2019. Pengaruh Intrusi Basalt terhadap Karakteristik
dan Kualitas Batugamping pada Quarry Bukit Karang Putih, Indarung, Padang, Sumatra Barat.
Jurnal Geosains dan Teknologi, 2(3): 98-106.
o. Jukka Naapuri, 1988. Surface Drilling and Blasting. Tamrock. Finland.

p. MacKinnon, J., K. Phillips dan B. van Ballen. 1994. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan
Kalimantan (Termasuk Sabah, Sarawak dan Brunei Darussalam) LIPI-Seri Panduan Lapangan.
Bogor: Puslitbang Biologi-LIPI.

q. Rau, J.G. and D.C. Wooten, (1980). Environmental Impact Analysis Handbook. Mc Graw-Hill Book
Co. New York.

r. Soemarwoto, O., 2005. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
s. Whitmore, T.C., 1972. Tree Flora of Malaya. Longman Group Limited. London.

Formulir UKL – UPL


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

LAMPIRAN 1
SALINAN PERIZINAN RENCANA KEGIATAN

Formulir UKL – UPL


PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
PERSETUJUAN KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
UNTUK KEGIATAN BERUSAHA
NOMOR : 07102110211307004

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Pemerintah Republik Indonesia
menerbitkan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang kepada:
1.Nama Pelaku Usaha : PT BUKIT SAFA MARWA
2.NPWP : 76.150.974.4-202.000
3.Alamat Kantor : Jorong Durian, Kel. Kamang Mudiak, Kec. Kamang Magek, Kab. Agam,
Provinsi Sumatera Barat
No. Telepon : 8126656666
Email : pt.b.safamarwa@gmail.com
4.Status Penanaman Modal : PMDN
5.Kode Klasifikasi Baku Lapangan : 08102
Usaha Indonesia (KBLI)
6.Judul KBLI : Penggalian Batu Kapur/Gamping
7.Skala Usaha : Usaha Menengah
8.Lokasi Usaha
a. Alamat : Jorong Kapalo Koto
b. Kawasan :-
c. Desa/Kelurahan : Halaban
d. Kecamatan : Lareh Sago Halaban
e. Kabupaten/Kota : Kabupaten Lima Puluh Kota
f. Provinsi : Sumatera Barat
g. Koordinat Geografis yang dimohon : Lihat lampiran
9.Luas tanah yang dimohon : 20 Ha

Dinyatakan disetujui.
Dengan ketentuan:
1. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang diterbitkan secara otomatis berdasarkan Pasal 181
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
2. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang ini sebagai dokumen yang menyatakan kesesuaian antara
rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RTR selain RDTR, dan sebagai dasar pemrosesan Perizinan
Berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang ini berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak
penerbitan dan dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Pemegang Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang hanya dapat melakukan permohonan Perizinan
Berusaha sesuai dengan lokasi yang disetujui.
5. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang merupakan dasar untuk mengurus perizinan selanjutnya
pada instansi yang berwenang.
6. Pemegang Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang wajib mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan.

1. Dokumen ini diterbitkan sistem OSS berdasarkan data dari Pelaku Usaha, tersimpan dalam sistem OSS, yang menjadi tanggung jawab Pelaku
Usaha.
2. Dalam hal terjadi kekeliruan isi dokumen ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
3. Data lengkap Perizinan Berusaha dapat diperoleh melalui sistem OSS menggunakan hak akses.
Diterbitkan tanggal: 07 Oktober 2021
a.n. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional
Menteri Investasi/
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal,

Ditandatangani secara elektronik

Dicetak tanggal: 17 Desember 2021

1. Dokumen ini diterbitkan sistem OSS berdasarkan data dari Pelaku Usaha, tersimpan dalam sistem OSS, yang menjadi tanggung jawab Pelaku
Usaha.
2. Dalam hal terjadi kekeliruan isi dokumen ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
3. Data lengkap Perizinan Berusaha dapat diperoleh melalui sistem OSS menggunakan hak akses.
LAMPIRAN
PERSETUJUAN KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
UNTUK KEGIATAN BERUSAHA
NOMOR : 07102110211307004

Tabel Koordinat yang dimohonkan


No. Lintang Bujur
1 100.7427668290397 -0.3335745342835767
2 100.7426649217468 -0.3338961983060439
3 100.7424888622436 -0.333814352391293
4 100.7423563598021 -0.3340983357763055
5 100.7419977761622 -0.3338565211241029
6 100.7420857575528 -0.3336659005441037
7 100.742185520116 -0.3337329412885742
8 100.742304371386 -0.3333427994386478
9 100.7427668290397 -0.3335745342835767

1. Dokumen ini diterbitkan sistem OSS berdasarkan data dari Pelaku Usaha, tersimpan dalam sistem OSS, yang menjadi tanggung jawab Pelaku
Usaha.
2. Dalam hal terjadi kekeliruan isi dokumen ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
3. Data lengkap Perizinan Berusaha dapat diperoleh melalui sistem OSS menggunakan hak akses.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

LEMBAR PENGESAHAN
Dokumen ini disahkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia dengan menggunakan tanda tangan digital.
This Document approved by the Ministry of Energy and Mineral Resource of the Republic of
Indonesia with digital signature.

Kepada (To)
PT Bukit Safa Marwa
Jorong Durian, Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam
Provinsi Sumatera Barat
Jenis Perizinan (Licensing Type)
WIUP Mineral Bukan Logam Jenis Tertentu dan Batuan
WIUP of Non-Metallic Minerals and / Rocks in the Minister's jurisdiction

Pemalsuan atau modifikasi terhadap dokumen ini akan dituntut sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia.
Forgery or modification of this document will be prosecuted in accordance with laws and
regulations.

Jakarta, 8 Agustus 2021


Ditandatangani secara elektronik oleh:
Dirjen Minerba

Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin, M.Sc.

Validasi terhadap dokumen secara digital dapat dilakukan dengan mengunjungi website
perizinan.esdm.go.id
Digital validation of this document could be done by visiting perizinan.esdm.go.id

Catatan:
1. UU ITE No. 11 Tahun 2008 Pasal 5 Ayat 1 "Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya
merupakan alat bukti hukum yang sah"
2. Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
JALAN PROF. DR. SOEPOMO, SH. NO. 10 JAKARTA 12870
TELEPON: (021) 8295608 FAKSIMILE: (021) 8297642 E-Mail: djmb@esdm.go.id www.minerba.esdm.go.id

Nomor : 28/MB.03/DJB/WIUP/2021
Sifat : Segera
Lampiran : 1 (Satu) berkas
Hal : Persetujuan Pemberian Wilayah Izin Usaha
Pertambangan Batuan Komoditas Batu Gamping kepada
PT Bukit Safa Marwa

Yang terhormat,
Direktur PT Bukit Safa Marwa
di
Tempat

Sehubungan dengan permohonan Saudara Nomor RojnQ2 tanggal 19 Juli 2021 hal
Permohonan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Batuan, dengan ini kami
memberikan persetujuan atas WIUP Batuan kepada:
Nama Pemohon : PT Bukit Safa Marwa
Jorong Durian, Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang
Alamat :
Magek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat
Golongan : Batuan
Komoditas : Batu Gamping
Luas : 20 Hektare
Kode dan Nama KBLI : 08102 - Penggalian Batu Kapur/Gamping
Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban, Kecamatan Lareh Sago
Lokasi :
Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat

Persetujuan ini diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Pemberian WIUP Batuan Komoditas Batu Gamping ini bukan merupakan surat izin
untuk melakukan kegiatan usaha pertambangan dan dilarang digunakan untuk
keperluan lain di luar maksud dan tujuan surat persetujuan ini;

2. Dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah surat persetujuan
pemberian WIUP Batuan ini diterima, PT Bukit Safa Marwa harus:
a. menempatkan jaminan kesungguhan Eksplorasi dalam bentuk Deposito
Berjangka pada Bank Pemerintah atas nama Direktur Jenderal Mineral dan
Batubara QQ PT Bukit Safa Marwa dengan besaran jaminan Rp. 5.000.000 (lima
juta rupiah); dan
b. menyampaikan permohonan Izin Usaha Pertambangan kepada Menteri
Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan tembusan Direktur
Jenderal Mineral dan Batubara disertai dengan kelengkapan persyaratan.

3. Apabila PT Bukit Safa Marwa tidak mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud pada
3.
angka 1 dan 2 di atas, maka PT Bukit Safa Marwa dianggap mengundurkan diri serta
biaya pencadangan wilayah menjadi milik Pemerintah dan WIUP yang telah diberikan
menjadi wilayah terbuka.

Persetujuan ini berlaku sejak tanggal ditandatangani dan pelaksanaannya agar


dilaporkan kepada Direktur Jenderal Mineral dan Batubara.

a.n Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral


Direktur Jenderal Mineral dan Batubara

ttd.

Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin, M.Sc


NIP. 19630324 199001 1 001
Tembusan:
1. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
2. Menteri Dalam Negeri
3. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
4. Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
5. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
6. Menteri Agraria dan Tata Ruang
7. Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
8. Inspektur Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
9. Kepala Badan Geologi
10. Gubernur Sumatera Barat
11. Bupati Lima Puluh Kota
Lampiran I
Surat Direktur Jenderal Mineral dan Batubara
NOMOR : 28/MB.03/DJB/WIUP/2021
TANGGAL : 08 Agustus 2021
DAFTAR KOORDINAT
WILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN

Nama Perusahaan : PT Bukit Safa Marwa


Lokasi
- Provinsi : Sumatera Barat
- Kabupaten : Kabupaten Lima Puluh Kota
Golongan : Batuan
Komoditas : Batu Gamping
Kode Wilayah : 1113075442021001
Luas : 20 Hektare

Garis Bujur Garis Lintang


No.
D M S D M S LU/LS
1 100 44 54,000 0 20 35,000 LS
2 100 44 54,000 0 20 39,800 LS
3 100 44 51,000 0 20 39,800 LS
4 100 44 51,000 0 20 53,000 LS
5 100 44 39,000 0 20 53,000 LS
6 100 44 39,000 0 20 39,800 LS
7 100 44 43,000 0 20 39,800 LS
8 100 44 43,000 0 20 35,000 LS

a.n Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral


Direktur Jenderal Mineral dan Batubara

ttd.

Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin, M.Sc


NIP. 19630324 199001 1 001
Lampiran II
Surat Direktur Jenderal Mineral dan Batubara
NOMOR : 28/MB.03/DJB/WIUP/2021
TANGGAL : 08 Agustus 2021
PETA WILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN
Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

LAMPIRAN 2
SALINAN PERSETUJUAN TEKNIS
PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH

Formulir UKL – UPL


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

LAMPIRAN 3
RINCIAN TEKNIS PENYIMPANAN LIMBAH B3

Formulir UKL – UPL


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

RINCIAN TEKNIS PENYIMPANAN


LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
PT. BUKIT SAFA MARWA

A. Identifikasi Limbah B3

Berdasarkan atas lingkup rencana kegiatan pertambangan sekaligus pengolahan batuan dengan
dukungan berbagai jenis peralatan, kendaraan sekaligus peledakan akan turut timbul limbah yang
termasuk golongan bahan berbahaya dan beracun (limbah B3). Hasil identifikasi terhadap jenis
timbulan limbah B3 tersaji pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1.
Kompilasi Sumber dan Jumlah Timbulan Limbah B3 Setiap Tahun

NO. NAMA KODE SUMBER KARKTERISTIK JUMLAH


LIMBAH B3 LIMBAH B3 PER-TAHUN
1. Minyak Pelumas Bekas B105d Pemeliharaan alat berat, Toksik, Cairan 2.888 L
kendaraan, Generating Set Mudah Menyala
2. Bekas Kain Majun, Bekas B110d Pemeliharaan alat berat, Toksik, Padatan 65 kg
Filter Minyak Pelumas, Bekas kendaraan, Generating Set Mudah Menyala
Filter Minyak Solar
3. Bekas Lampu Neon (TL) dan B107d Pemeliharaan sarana Toksik (Beracun), 60 gr
LED, Baterai Bekas parsarana Padatan
4. Baterai (Accu) Bekas A102d Pemeliharaan alat berat, Korosif 60 kg
kendaraan, Generating Set
5. Residu Tangki Solar A307-2 Pemeliharaan tangki bahan Toksik (Beracun), 3 kg
bakar solar Cairan
6. Bekas Kemasan Bahan Kmia B104d Peledakan batuan Toksik (Beracun), 10 kg
(Amonium Nitrat sebagai Padatan
ramuan bahan peledak)
Sumber : Hasil Pendataan, 2023.

B. TPS Limbah B3

1. Lokasi Penyimpanan

 Lokasi di sempadan lokasi workshop dengan mempertimbangkan faktor sumber dan jumlah
timbulan limbah B3 yang paling banyak.

 Jarak dari bangunan Gudang Bahan Peledak lebih 500 m.

 Titik koordinat 0° 20' 35,20" LS 100° 44' 50,50" BT.

Pasal 287 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa lokasi
penyimpanan limbah B3 harus bebas banjir dan tidak rawan bencana alam.

Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 hal - 1


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

Kajian Risiko Bencana Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2021-2025 yang diterbitkan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lima Puluh Kota (2021) menyatakan
potensi bencana di Kabupaten Lima Puluh Kota diantaranya sebagai berikut.

 Gempa bumi – tersebar di Kecamatan Bukik Barisan, Gunuang Omeh, Harau, Pangkalan
Koto Baru, Kapur IX, Payakumbuh dan Kecamatan Suliki.

 Gerakan tanah atau longsor – diantaranya pada jalur Payakumbuh-Suliki-Koto Tinggi, jalur
Payakumbuh-Suliki-Baruah Gunuang, jalur Payakumbuh-Mungka-Simpang Kapuak, jalur
Pangkalan-Kapur IX dan jalur Payakumbuh-Mahek.

 Banjir dan Banjir Bandang – meliputi daerah sempadan sungai besar di wilayah Kecamatan
Payakumbuh, Situjuah Limo Nagari, Bukik Barisan.

 Angin puting beliung – meliputi wilayah Kecamatan Guguak, Bukik Barisan, Suliki, Harau,
Pangkalan Koto Baru dan Kecamatan Akabiluru.

 Bahaya kebakaran.

Berdasarkan uraian di atas dan Peta Risiko Multi Bencana di Kabupaten Lima Puluh Kota dari
BPBD Kabupaten Lima Puluh Kota (2021) sebagaimana Gambar 1, diketahui bahwa lokasi
rencana TPS Limbah B3 di areal kerja tambang batuan PT. Bukit Safa Marwa – Nagari Halaban
Kecamatan Lareh Sago Halaban – berada pada kawasan bencana Risiko Rendah.

2. Fasilitas Penyimpanan

Fasilitas penyimpanan lmbah B3 ditentukan jumlah timbulan limbah B3 serta jenis kemasan dan
kapasitas kemasan yang akan digunakan. Sesuai jenis dan jumlah timbulan limbah B3, ukuran
– kapasitas tampung wadah penyimpanan dan jumlah kebutuhan wadah selama penyimpanan,
luas kebutuhan ruang bagi penyimpanan sementara tersaji pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2.
Kompilasi Jumlah Kemasan Limbah B3 dan Luas Ruang Penempatan

NO. JENIS JUMLAH LUAS PENEMPATAN KEBUTUHAN RUANG


KEMASAN (UNIT) ALAS TINGKAT JEJER WADAH SIRK JUMLAH
LIMBAH B3 (m2/unit) (m2) (40 %) (m2)
1. Drum Besi 15 1,13 - 1 16,95 6,78 23,73
2. Jeriken Plastik 1 0,40 - 1 0,40 0,16 0,56
3. Kotak Kayu 2 2,00 - 1 2,00 0,80 2,80
JUMLAH - - - - 19,35 7,74 27,09
Catt : Drum besi (minyak pelumas bekas), jeriken plastik (residu tangki solar), kotak kayu (bekas kain majun, bekas
filter minyak pelumas, bekas filter minyak solar, bekas lampu TL dan LED dan kemasan bahan kimia).

Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 hal - 2


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

 Kebutuhan ruang untuk penyimpanan limbah B3 secara keseluruhan 27,09 m2 = 28,00 m2


– denah dapat dilihat pada Gambar 2 sebelumnya.

 Bangunan permanen ukuran 7,0 m x 4,0 m.

 Atap menggunakan bahan spandek.

 Tinggi dinding bangunan 3,5 m.

 Ventilasi udara menggunakan jaringan kawat pada bagian dinding. Karena luas jaringan
kawat tidak sampai setengah luas dinding, bagian dalam dilengkapi dengan exhaust fan.

 Pencahayaan memanfaatkan sinar matahari dan listrik.

 Lantai kedap air dan tidak bergelombang.

 Bangunan dilengkapi dengan drainase keliling (lebar 20 cm x dalam 20 cm) bagi pengaliran
air hujan. Aliran drainase diarahkan menuju drainase air hujan lingkungan setempat.

 Bagian dalam bangunan dilengkapi drainase dan bak penampung tumpahan atau ceceran
minyak pelumas bekas dengan dimensi berikut.

 Ukurang drainase dibuat dengan lebar 20 cm x dalam 20 cm.

 Kapasitas bak pengumpul tumpahan – ceceran minyak pelumas bekas diperhitungkan


110 % dari volume kemasan terbesar yang akan digunakan. Sesuai kemasan terbesar
yang akan digunakan adalah drum besi kapasitas isi 200 L, kapasitas bak pengumpul
ceceran minyak pelumas bekas 110 % x 200 L = 220 L.

 Sesuai kebutuhan kapasitas bak pengumpul ceceran minyak pelumas bekas (220 L),
dimensi rencana adalah panjang 60 cm x lebar 60 cm x dalam 60 cm.

 Lantai bangunan bagian dalam dibuat landai (faktor kemiringan 1 %) ke arah bak tampung
atau tumpahan minyak pelumas bekas.

 Lantai bangunan bagian luar dibuat landai (faktor kemiringan 1 %) ke arah drainase keliling
dari bangunan agar air hujan tidak tergenang atau merembes ke dalam bangunan.

3. Peralatan dan SOP Tanggap Darurat

a. Sarana Prasarana

 Sarana cuci muka dan tangan (shower) yang ditempatkan pada sisi luar bangunan. Air
bekas cucian muka ataupun tangan – karena terkontaminasi limbah B3 – dikumpulkan
menggunakan wadah kedap air lalu di simpan dalam bangunan TPS Limbah B3.

 Alarm kebakaran dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jenis karbondioksida (CO2)
kapasitas isi 12 L (1 buah) yang ditempatkan di sisi luar bangunan.

Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 hal - 3


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

b. Alat Pelindung Diri (APD)

 Pelindung kepala.

 Pelindung mata.

 Pelindung pernapasan.

 Pelindung tangan (sarung tangan) dan kaki (sepatu lapangan).

 Pakaian pelindung.

c. SOP Penanganan Tumpahan/Ceceran/Kebocoran

 Kenali jenis limbah B3 yang bocor dan segera hubungi petugas pengelola limbah B3.

 Jika tumpahan/ceceran/kebocoran limbah B3 terjadi dari mesin yang sedang beroperasi


misal Generating Set, maka mesin segera dimatikan terlebih dulu, segera lokalisir area
tumpahan/ceceran/kebocoran dengan menggunakan absorbent/pasir/bubukgergaji lalu
biarkan beberapa saat agar menyerap.

 Setelah terserap, absorbent/pasir/bubuk gergaji ditempatkan ke dalam kemasan/wadah


limbah B3 dengan berlabel "BAHAN TERKONTAMINASI B3".

 Segera tutup akses aliran tumpahan jika menuju tanah terbuka atau badan air.

 Catat kejadian sebagai bahan evaluasi.

d. SOP Kebakaran

 Sediakan peralatan pemadam kebakaran di TPS Limbah B3.

 Dilarang menyalakan api dan merokok di dekat limbah B3.

 Jika terjadi kebakaran, segera lakukan pemadaman api dengan peralatan pemadaman
kebakaran (Alat Pemadam Api Ringan).

 Jika kebakaran sulit dikendalikan, segera hubungi Dinas Pemadam Kebakaran terdekat
dan Kepolisan setempat.

 Catat kejadian sebagai bahan evaluasi.

e. SOP Terkena atau Terpapar Limbah B3

 Perawatan jika terkena limbah B3, baik pada mata atau tubuh segera dicuci atau dibilas
bagian tubuh yang terkena bahan kimia memakai air bersih kemudian segera hubungi
bagian kesehatan untuk mendapatkanperawatan selanjutnya..

 Shower atau wastafel atau eyewash harus dipasang di lokasi TPS Lmbah B3.

 Catat kejadian sebagai bahan evaluasi.

Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 hal - 4


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

f. SOP Keamanan Limbah B3

 Setiap tenaga kerja wajib mengetahui jenis dan karakteristik limbah B3 di tempat kerja.

 Setiap tenaga kerja DILARANG KERAS membuang limbah B3 secara sembarangan


atau mencampur limbah B3 dengan sampah (limbah domestik), mengubur, membakar,
menjual, mengolah dan atau memanfaatkan limbah B3.

 Pemilahan, pengemasan dan penimbangan sekaligus penyimpanan limbah B3 di lokasi


TPS limbah B3 dilakukan setiap hari.

 Menjaga kebersihan ruangan TPS limbah B3.

 Bila terdapat kebocoran kemasan limbah B3 segera mungkin untuk ditangani.

 Setiap petugas pengelola limbah B3 wajib mengenakan APD saat menjalankan tugas.

4. Fasilitas Pendukung TPS Limbah B3

 Akses untuk kegiatan bongkar muat.

 Peralatan penanganan tumpahan berupa ember dan pompa listrik.

 Kotak obat-obatan untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

 Lampu penerangan dipasang minimal 1,0 (satu) meter di atas kemasan dengan sakelar
(stop contact) terpasang di sisi luar bangunan.

 Standar Operasi Prosedur (SOP) Bongkar Muat

 Memastikan jenis dan jumlah limbah B3 yang akan dimuat .

 Mencatat jenis dan jumlah limbah B3 yang dimuat ke atas kendaraan angkut limbah B3.

 Petugas limbah B3 mengawasi pelaksanaan pemuatan limbah B3.

5. Pengemasan Limbah B3

a. Jenis, Kapasitas dan Simbol/Label

Sesuai jenis dan jumlah timbulan limbah B3, ukuran – kapasitas wadah untuk penyimpanan
dan jumlah kebutuhan wadah selama penyimpanan tersaji pada Tabel 3 di bawah ini.

6. Tata Cara Penyimpanan Limbah B3

a. Kemasan

 Terbuat dari bahan yang dapat mengemas limbah B3 sesuai karakteristik limbah B3
yang akan disimpan.

 Mampu mengungkung limbah B3 untuk tetap berada dalarn kemasan.

Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 hal - 5


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

 Berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat atau tidak rusak.

 Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah kemungkinan terjadinya rumpahan saat
dilakukan penyimpanan, pemindahan atau penqangkutan limbah B3.

 Sesuai ketersediaan luas ruang TPS Limbah B3 (28,00 m2), penyimpanan dilakukan
secara berderet (tidak membutuhkan tumpukan).
Tabel 3.
Kompilasi Jumlah Kemasan Limbah B3 dan Simbol

NO. NAMA KODE KARKTERISTIK KEMASAN KAPASITAS MASA SIMBOL


LIMBAH B3 LIMBAH B3 SIMPAN
1. Minyak Pelumas B105d Toksik, Cairan Drum besi 200 liter 365 hari
Bekas Mudah Menyala bermulut (Jumlah 15
sempit buah)

2. Bekas Kain Majun, B110d Toksik, Padatan Kotak kayu 1,00 m3 365 hari
Bekas Filter Minyak Mudah Menyala (Jumlah 1
Pelumas, Bekas buah)
Filter Minyak Solar

3. Bekas Lampu Neon B107d Toksik (Beracun), Kotak kayu 1,00 m3 365 hari
(TL) dan LED, Padatan (Jumlah 1
Baterai Bekas buah)

4. Baterai (Accu) A102d Korosif Tidak ada - 180 hari


Bekas

5. Residu Tangki Solar A307-2 Toksik (Beracun), Jeriken 30 liter 180 hari
Cairan plastik (Jumlah 1
buah)

6. Bekas Kemasan B104d Toksik (Beracun), Kotak kayu 1,00 m3 365 hari
Bahan Kmia Padatan (Jumlah 1
(Amonium Nitrat buah)
sebagai ramuan
bahan peledak)
Sumber : Hasil Pendataan, 2023.

b. Simbol dan Label Kemasan

 Kemasan limbah B3 wajib dilekati label limbah B3 dan simbol limbah B3.

 Label limbah B3 paling sedikit memuat keterangan berikut.

 Nama (jenis) limbah B3,

 Identitas penghasil limbah B3,

Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 hal - 6


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

 Tanggal dihasilkan limbah B3, dan

 Tanggal pengemasan limbah B3.

 Pemberian simbol limbah B3 disesuaikan dengan karakteristik limbah B3.

 Kemasan limbah B3 yang memiliki lebih dari 1 (satu) karakteristik harus dilekati simbol
karakteristik yang dominan atau sejumlah karakteristik limbah dan simbol campuran.

 Simbol dan label tidak boleh diganti dan dilepas/terlepas sebelum isi limbah dikeluarkan
dan kemasan dibersihkan dari residu Limbah B3.

 Label penanda kosong dilekati pada kemasan dengan limbah telah dikeluarkan.

 Label penunjuk posisi tutup kemasan limbah B3 dilekati dekat posisi tutup kemasan.

7. Kewajiban Pemenuhan Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3

Adapun muatan dari Pasal 295 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan
bahwa kewajiban terhadap pemenuhan standar dan/atau rincian teknis penyimpanan limbah B3
dilakukan dengan cara sebagaimana uraian berikut.

 Melakukan identifikasi limbah B3 yang dihasilkan.

 Melakukan pencatatan nama dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan.

 Melakukan penyimpanan seluruh limbah B3 sesuai peraturan perundang-undangan.

 Menyusun laporan penyimpanan limbah B3 – format pada Lampiran 3.

 Menyampaikan laporan penyimpanan limbah B3 setiap 1 x 6 bulan kepada instansi penerbit


persetujuan lingkungan melalui tauatan https://plb3.menlhk.go.id.

Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 hal - 7


FORMAT LEMBAR PENYIMPANAN LIMBAH B3

Nama Perusahaan : PT. BUKIT SAFA MARWA


Alamat : Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat
Kegiatan : Pertambangan dan Pengolahan Batuan

Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 hal - 8


FORMAT NERACA LIMBAH B3

Nama Perusahaan : PT. BUKIT SAFA MARWA


Alamat : Jorong Kapalo Koto Nagari Halaban Kecamatan Lareh Sago Halaban
Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat
Kegiatan : Pertambangan dan Pengolahan Batuan
Periode Waktu : …………………………..

Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 hal - 9


Lokasi
Rencana Kegiatan

GAMBAR 1
PETA RISIKO MULTI ANCAMAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 hal - 10


Nama Bangunan
dan Koordinat
LABEL

Kotak P3K
APAR

Wastafel

GAMBAR 2
1 1 1 1 1 1 1 RENCANA TPS LIMBAH B3

1 1

1 1
2 3 4
1 1
5 6
1 1

KETERANGAN
1. Minyak Pelumas Bekas.
2. Bekas Kain Majun, Bekas Filter Minyak
Pelumas, Bekas Filter Minyak Solar
3. Bekas Lampu Neon (TL) dan LED,
Baterai Bekas
4. Baterai (Accu) Bekas
5. Residu Tangki Solar
6. Bekas Kemasan Bahan Kmia (Amonium Nitrat)

Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 hal - 11


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

LAMPIRAN 4
SALINAN REKOMENDASI TEKNIS ANDALALIN

Formulir UKL – UPL


Untuk kemudahan sistematis dalam pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan
data diperlukan suatu metodologi pengumpulan dan pengolahan data. Pada
metodologi tersebut dijelaskan langkah-langkah dalam pengumpulan dan
pengolahan data, mulai dari pengumpulan data sekunder dan primer (observasi
lapangan) sampai dengan pengolahan data yang bermuara pada terbentuknya suatu
model jaringan jalan yang utuh. Pola pikir tersebut dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.

Model Bangkitan
Perjalananan

Pengumpulan Data
Sekunder Model Penyebaran
Perjalanan
Perjalananan

Model Pemilihan Moda


Penetapan Daerah
Dampak

Model Pembebanan
Perjalanan
Pembangunan Model
jaringan transportasi Survei- Survei Primer
Validasi Model

Model Jaringan Jalan


( Base Case)

Gambar 4. 1 Pola Pikir Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.1. PENETAPAN TAHUN DASAR ANALISIS

Penetapan tahun dasar analisis digunakan untuk dapat mengetahui kajian ini
dilakukan pada tahun berapa dan untuk mengetahui pengambilan data primer atau
data survei dilakukan kapan.

Analisa Kinerja Lalu Lintas Eksisting 33


Pada kajian studi Standar Teknis Operasional Tambang Batu Gamping yang di pakai
untuk tahun dasar analisis adalah tahun 2023. Dikarenakan pada tahun 2023 ini
dilakukan pengambilan data primer atau data survei kondisi saat ini yang terdapat
dilokasi sekitar penambangan

4.2. INVENTARISASI RUAS JALAN DI SEKITAR LOKASI TAMBANG BATU


GAMPING

Sebelum menganalisa kondisi eksisting Tambang Batu Gamping ini terlebih dahulu
perlu dilakukan identifikasi terhadap jaringan jalan yang diperkirakan terpengaruh
oleh kegiatan yang meliputi perjalanan mobilisasi kendaraan pengangkutan maupun
karyawan Tambang. Adapun batasan – batasan jaringan jalan yang terdampak yaitu
ruas jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai.
Dikarenakan lokasi Tambang ini yang berada pada jalan lintas Lintau menuju
Payakumbuh sehingga ruas jalan yang dikaji hanya jalan Bts Kota Payakumbuh –
Sitangkai yang merupakan akses utama dari lokasi penambangan batu gamping
tersebut.

Gambar 4. 2 Visualisasi Ruas Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai

Analisa Kinerja Lalu Lintas Eksisting 34


jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai adalah jalan provinsi dengan tipe jalan
adalah 2/2 UD (dua lajur tak terbagi) dengan lebar jalan rata-rata 7 meter total
kedua arah dengan lebar bahu jalan 1,5 meter untuk masing-masing sisi jalan.
Ruas jalan eksisting dalam kondisi baik dengan menggunakan perkerasan lentur
jenis aspal. Kondisi tata guna lahan berupa lahan hijau atau hutan. Penampang
melintang Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai dapat dilihat pada gambar
berikut :

Gambar 4. 3 Penampang Melintang Ruas Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai

4.3. ANALISIS KONDISI LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN


4.3.1. Karakteristik Geometrik Ruas Jalan

Dalam kajian ini, akan dihitung kapasitas dari Jalan yang terkena dampak akibat
adanya aktivitas penambangan batu gamping PT. Bukit Safa Marwa ini dimana hasil
perhitungan kapasitas tersebut akan digunakan sebagai perbandingan terhadap
volume lalu lintas yang ada. Dalam perhitungan kapasitas, hal yang perlu
diperhatikan adalah geometrik dari jalan, untuk lebih jelasnya mengenai geometric
sudah dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Selanjutnya akan dirangkum dalam
tabel invetarisasi untuk dihitung kapasitas jalan :

Tabel 4. 1 Kapasitas dasar pada jalan luar kota 2-lajur 2-arah tak-terbagi (2/2 UD)

Kapasitas dasar Total


Tipe jalan/ Tipe alinyemen
kedua arah smp/jam
Dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD)

Analisa Kinerja Lalu Lintas Eksisting 35


Kapasitas dasar Total
Tipe jalan/ Tipe alinyemen
kedua arah smp/jam
- Datar 3100
- Bukit 3000
- Gunung 2900
Sumber : MKJI 1996

Kondisi alinyemen jalan Tanah Badantung – Kiliranjao dengan tipe datar Untuk nilai
kapasitas dasar yang digunakan adalah 3100 smp/jam

Tabel 4. 2 Penentuan Faktor penyesuaian kapasitas akihat lebar jalur lalu-lintas (FCW) Jalan
Tanah Badantung – Kiliranjao

Lebar efektif jalur lalu-


lintas
Tipe jalan FCW
(WC) (meter)

Empat-lajur terbagi Per lajur


Enam-lajur terbagi 3 0,91
3,25 0,96
3,5 1
3,75 1,03
Per lajur
3 0,91
Empat-lajur tak terbagi 3,25 0,96
3,5 1
3,75 1,03
Total kedua arah
5 0,69
6 0,91
7 1
Dua-lajur tak-terbagi
8 1,08
9 1,15
10 1,21
11 1,27
Sumber : MKJI 1996

Tabel 4. 3 Penentuan Nilai Faktor penyesuaian akibat hambatan samping (FCSF)

Faktor penyesuaian akibat hambatan


Kelas samping (FCSF)
Tipe jalan hambatan Lebar bahu efektif WS
samping
< 0,5 1 1,5 > 2,0
VL 0,99 1 1,01 1,03
4/2 D
L 0,96 0,97 0,99 1,01

Analisa Kinerja Lalu Lintas Eksisting 36


Faktor penyesuaian akibat hambatan
Kelas samping (FCSF)
Tipe jalan hambatan Lebar bahu efektif WS
samping
< 0,5 1 1,5 > 2,0
M 0,93 0,95 0,96 0,99
H 0,9 0,92 0,95 0,97
VH 0,88 0,9 0,93 0,96
VL 0,97 0,99 1 1,02
2/2 UD L 0,93 0,95 0,97 1
4/2 UD M 0,88 0,91 0,94 0,98
H 0,84 0,87 0,91 0,95
VH 0,8 0,83 0,88 0,93
Sumber : MKJI 1996

Tabel 4. 4 Karakteristik Geometrik Ruas Jalan


Lebar
Lebar Lebar
Tipe Jalan Split Hambatan
Nama Ruas Jalan Trotoar Bahu
Jalan Efektif Arah Samping
(m) (m) (m)
Jalan Bts Kota Sangat
2/2 UD 7,0 50 - 50 - 1,5
Payakumbuh – Sitangkai Rendah
Sumber : Hasil Analisis, 2023

Tabel 4. 5 Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan


Kapasitas
Arah Kapasitas
Dasar Faktor Penyesuaian
Nama Ruas Jalan Lalu Co C
Lintas
(smp/jam) FCw FCsp FCsf (smp/jam)
Jalan Bts Kota Payakumbuh – Total 2
Sitangkai
3100 1,00 1,00 1,00 3100
Arah
Sumber : Hasil Analisis, 2023

Nilai karakteristik geometrik pada tabel diatas sangat berpengaruh kepada besaran
kemampuan jalan terhadap volume lalu lintas Smp/jam yang melewati ruas jalan.
Lebar lajur, jumlah lajur serta kondisi median, kereb penghalang dan bahu jalan
adalah faktor koefisien yang digunakan dalam menghitung besaran kapasitas (Co).

4.3.2. Penentuan Nilai EMP Jalan Luar Kota


Satuan untuk arus lalu-lintas dimana arus berbagai kendaraan yang berbeda telah
diubah menjadi arus kendaraan ringan (termasuk mobil penumpang) dengan
menggunakan emp. Faktor untuk mengubah arus dalam kendaraan campuran
menjadi arus ekivalen dalam smp untuk analisis kapasitas ruas jalan.

Analisa Kinerja Lalu Lintas Eksisting 37


Tabel 4. 6 Ekivalensi kendaraan nenumpang (emp) untuk jalan 2/2 UD

Arus total emp


Tipe (kend./jam) MC
alinyemen MHV LB LT Lebar jalur lalu-lintas(m)
< 6m 6 - 8m > 8m
0 1,2 1,2 1,8 0,8 0,6 0,4
800 1,8 1,8 2,7 1,2 0,9 0,6
Datar
1350 1,5 1,6 2,5 0,9 0,7 0,5
≥ 1900 1,3 1,5 2,5 0,6 0,5 0,4
0 1,8 1,6 5,2 0,7 0,5 0,3
650 2,4 2,5 5 1 0,8 0,5
Bukit
1100 2 2 4 0,8 0,6 0,4
≥ 1600 1,7 1,7 3,2 0,5 0,4 0,3
0 3,5 2,5 6 0,6 0,4 0,2
450 3 3,2 5,5 0,9 0,7 0,4
Gunung
900 2,5 2,5 5 0,7 0,5 0,3
≥ 1350 1,9 2,2 4 0,5 0,4 0,3
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997

Setelah dilakukan analisa terhadap kapasitas ruas jalan eksisting didapatkan factor
penyesuaian volume ruas jalan menjadi Satuan Mobil Penumpang dengan
mempertimbangkan lebar jalan 7,0 meter serta jumlah kendaraan pada jam puncak
tidak melebihi 800 kendaraan/jam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table
berikut.
Tabel 4. 7 Faktor Penyesuaian Nilai Satuan Mobil Penumpang (SMP)

NILAI SMP KENDARAAN


Kendaraan Berat Menengah (MHV) 1,2
Bus Besar (LB) 1,2
Truk Besar (LT) 1,8
Kendaraan Ringan (LV) emp selalu 1.0. 1,0
sepeda motor (MC) 0,6
Sumber : Hasil Analisis, 2022

4.3.3. Kondisi Lalu Lintas Eksisting Pada Ruas Jalan

Kondisi Lalu Lintas Eksisting memuat data survey antara lain volume lalu lintas,
kecepatan rata-rata kendaraan waktu perjalanan, hambatan samping, akupansi
jalan, data penumpang angkutan umum, pejalan kaki dan pesepeda. adapun rona
awal Karakteristik lalu lintas yang ditinjau adalah karakteristik makro lalu lintas
meliputi karakteristik volume lalu- lintas terhadap kinerja ruas, kapasitas, serta
kecepatan arus bebas dan aktual lalu lintas.

Analisa Kinerja Lalu Lintas Eksisting 38


Dari hasil survey lalu lintas yang dilakukan pada hari kerja dan hari libur. Nilai data
arus kendaraan per/jam dan lalu-lintas harian rata-rata pada hari kerja dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 4. 8 Volume Lalu Lintas Smp/Jam Ruas Jalan Terdampak Hari Kerja
Kapasitas Q
Arah Periode
C (smp/ V/C
No Nama Ruas Jalan Lalu Jam LOS
jam) Ratio
Lintas Puncak (smp/jam)
Jalan Bts Kota Total 2 Peak Hour
1 3100 481 0,16 A
Payakumbuh – Sitangkai Arah (Pagi)

Jalan Bts Kota Total 2 Peak Hour


2 3100 491 0,16 A
Payakumbuh – Sitangkai Arah (Siang)

Jalan Bts Kota Total 2 Peak Hour


3 3100 476 0,15 A
Payakumbuh – Sitangkai Arah (Sore)
Sumber : Hasil Analisis, 2023

Tabel 4. 9 Volume Lalu Lintas Smp/Jam Ruas Jalan Terdampak Hari Libur

Kapasitas Q
Arah Periode
C (smp/ V/C
No Nama Ruas Jalan Lalu Jam LOS
jam) Ratio
Lintas Puncak (smp/jam)
Jalan Bts Kota Total 2 Peak Hour
1 3100 368 0,12 A
Payakumbuh – Sitangkai Arah (Pagi)

J Jalan Bts Kota Total 2 Peak Hour


2 3100 388 0,13 A
Payakumbuh – Sitangkai Arah (Siang)

Jalan Bts Kota Total 2 Peak Hour


3 3100 382 0,12 A
Payakumbuh – Sitangkai Arah (Sore)
Sumber : Hasil Analisis, 2023

dari hasil analisis di atas dapat diperoleh informasi kinerja ruas jalan terdampak
rata-rata memiliki tingkat pelayanan bernilai A pada peak pagi dan rata-rata tingkat
pelayanan A pada peak siang dikarenakan mulai meningkatnya jumlah kendaraan
yang melintasi jalan-jalan tersebut. Gambaran karakteristik V/C Ratio pada ruas jalan
terdampak dapat dilihat pada grafik dibawah ini;

Analisa Kinerja Lalu Lintas Eksisting 39


1. Hari Kerja

Tabel 4. 10 Volume Lalu Lintas Jalan Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai (Hari Kerja)

Volume Ruas Jalan (smp/jam)


Menit Arah Payakumbuh Arah Lintau TOTAL DUA ARAH
per 15 akumulasi per 15 akumulasi per 15 akumulasi
menit 1 jam menit 1 jam menit 1 jam
06.00 - 06.15 45,92 63,42 109,34
06.15 - 06.30 49,97 66,24 116,21
06.30 - 06.45 57,17 69,88 127,05
06.45 - 07.00 45,26 198,32 65,13 264,66 110,39 462,99
07.00 - 07.15 48,38 200,78 72,57 273,82 120,95 474,60
07.15 - 07.30 46,78 197,59 67,32 274,90 114,10 472,49
07.30 - 07.45 51,21 191,63 73,70 278,72 124,91 470,35
07.45 - 08.00 50,91 197,29 70,31 283,90 121,22 481,18
08.00 - 08.15 51,35 200,25 62,76 274,08 114,10 474,33
08.15 - 08.30 55,52 208,99 65,17 271,93 120,69 480,92
08.30 - 08.45 43,17 200,95 48,68 246,92 91,85 447,86
08.45 - 09.00 44,36 194,39 56,46 233,07 100,81 427,46
09.00 - 09.15 35,73 178,78 58,30 228,61 94,04 407,39
09.15 - 09.30 43,21 166,47 39,89 203,33 83,10 369,80
09.30 - 09.45 55,71 179,02 55,71 210,36 111,43 389,38
09.45 - 10.00 69,40 204,06 54,53 208,43 123,92 412,49
10.00 - 10.15 43,74 212,06 65,61 215,73 109,34 427,79
10.15 - 10.30 73,31 242,16 59,98 235,83 133,30 477,99
10.30 - 10.45 50,30 236,75 44,61 224,72 94,91 461,47
10.45 - 11.00 35,64 202,99 49,21 219,41 84,85 422,40
11.00 - 11.15 51,00 210,25 45,22 199,03 96,22 409,28
11.15 - 11.30 59,57 196,50 48,74 187,78 108,30 384,29
11.30 - 11.45 39,86 186,06 48,71 191,89 88,57 377,94
11.45 - 12.00 33,39 183,81 42,50 185,17 75,88 368,98
12.00 - 12.15 36,49 169,30 48,36 188,31 84,85 357,61
12.15 - 12.30 47,96 157,69 46,08 185,65 94,04 343,34
12.30 - 12.45 44,76 162,59 38,13 175,06 82,88 337,65
12.45 - 13.00 40,35 169,55 49,31 181,88 89,66 351,43
13.00 - 13.15 51,60 184,66 51,60 185,12 103,20 369,78
13.15 - 13.30 43,78 180,48 45,57 184,61 89,35 365,09
13.30 - 13.45 39,94 175,66 39,94 186,42 79,87 362,08
13.45 - 14.00 49,39 184,70 37,26 174,36 86,64 359,06
14.00 - 14.15 47,07 180,17 35,51 158,27 82,58 338,44
14.15 - 14.30 65,06 201,46 55,42 168,13 120,49 369,58

Analisa Kinerja Lalu Lintas Eksisting 40


Volume Ruas Jalan (smp/jam)
Menit Arah Payakumbuh Arah Lintau TOTAL DUA ARAH
per 15 akumulasi per 15 akumulasi per 15 akumulasi
menit 1 jam menit 1 jam menit 1 jam
14.30 - 14.45 50,79 212,31 39,91 168,10 90,70 380,41
14.45 - 15.00 56,48 219,40 56,48 187,32 112,95 406,72
15.00 - 15.15 64,12 236,45 61,60 213,41 125,72 449,86
15.15 - 15.30 55,17 226,56 62,22 220,21 117,39 446,77
15.30 - 15.45 59,83 235,60 62,28 242,57 122,11 478,17
15.45 - 16.00 64,12 243,24 61,60 247,70 125,72 490,94
16.00 - 16.15 51,06 230,19 47,14 233,23 98,20 463,42
16.15 - 16.30 47,46 222,47 53,52 224,53 100,98 447,01
16.30 - 16.45 51,55 214,19 63,00 225,26 114,55 439,45
16.45 - 17.00 48,88 198,95 52,95 216,61 101,83 415,56
17.00 - 17.15 67,65 215,53 48,99 218,46 116,63 433,99
17.15 - 17.30 67,48 235,55 73,10 238,04 140,58 473,60
17.30 - 17.45 54,09 238,10 56,30 231,34 110,39 469,43
17.45 - 18.00 55,11 244,33 46,94 225,33 102,05 469,66
18.00 - 18.15 58,98 235,66 63,90 240,24 122,88 475,91
18.15 - 18.30 48,86 217,04 57,36 224,50 106,22 441,54
18.30 - 18.45 58,17 221,12 60,55 228,75 118,72 449,87
18.45 - 19.00 43,65 209,66 49,22 231,02 92,86 440,68
19.00 - 19.15 47,55 198,22 51,51 218,63 99,05 416,85
19.15 - 19.30 48,29 197,65 44,57 205,85 92,86 403,50
19.30 - 19.45 42,26 181,74 43,99 189,29 86,25 371,03
19.45 - 20.00 34,16 172,25 34,16 174,23 68,31 346,48
20.00 - 20.15 40,09 164,80 40,09 162,81 80,19 327,61
20.15 - 20.30 45,49 162,00 41,99 160,22 87,47 322,22
20.30 - 20.45 27,09 146,83 30,55 146,79 57,64 293,61
20.45 - 21.00 34,37 147,04 40,35 152,98 74,72 300,02
21.00 - 21.15 33,09 140,04 33,09 145,97 66,18 286,01
21.15 - 21.30 37,02 131,57 35,57 139,55 72,58 271,12
21.30 - 21.45 21,35 125,83 21,35 130,35 42,70 256,18
21.45 - 22.00 28,24 119,70 29,40 119,40 57,64 239,10
22.00 - 22.15 25,04 111,65 24,06 110,37 49,10 222,02
22.15 - 22.30 31,77 106,40 34,41 109,22 66,18 215,62
22.30 - 22.45 27,75 112,80 25,62 113,49 53,37 226,29
22.45 - 23.00 13,28 97,84 12,76 96,85 26,03 194,68
Volume jam
73,31 244,33 73,70 283,90 140,58 490,94
Puncak
Sumber : Hasil Analisa 2023

Analisa Kinerja Lalu Lintas Eksisting 41


Jalan Raya Payakumbuh – Lintau (weekday)
160

140

120

100

80

60

40

20

0
06.30 - 06.45

10.00 - 10.15

13.30 - 13.45
06.00 - 06.15

07.00 - 07.15
07.30 - 07.45
08.00 - 08.15
08.30 - 08.45
09.00 - 09.15
09.30 - 09.45

10.30 - 10.45
11.00 - 11.15
11.30 - 11.45
12.00 - 12.15
12.30 - 12.45
13.00 - 13.15

14.00 - 14.15
14.30 - 14.45
15.00 - 15.15
15.30 - 15.45
16.00 - 16.15
16.30 - 16.45
17.00 - 17.15
17.30 - 17.45
18.00 - 18.15
18.30 - 18.45
19.00 - 19.15
19.30 - 19.45
20.00 - 20.15
20.30 - 20.45
21.00 - 21.15
21.30 - 21.45
22.00 - 22.15
22.30 - 22.45
arah payakumbuh arah lintau Total dua arah

Gambar 4. 4 Fluktuasi lalu lintas Jalan Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai (Hari Kerja)

Dari hasil analisa diatas dapat diketahui bahwasanya volume jam puncak untuk
Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai pada hari kerja pada pukul 15.00-16.00
dengan jumlah volume lalu lintas total kedua arah sebesar 491 smp/jam.
Sedangkan untuk mengetahui proporsi kendaraan yang melintas pada ruas Jalan
Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai hari kerja dapat dilihat pada gambar berikut

Proporsi Kendaraan
0%
Sepeda Motor
10% Mobil

12% Bus Kecil


43%
Bus Sedang
6%
Bus Besar
7% Pick Up
Truk Kecil
1% 19% Truk Sedang
1% Truk Besar
1% Kendaraan Tak Bermotor

Gambar 4. 5 Proporsi Kendaraan Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai

Analisa Kinerja Lalu Lintas Eksisting 42


Untuk proporsi penggunaan kendaraan pada ruas Jalan Bts Kota Payakumbuh –
Sitangkai tertinggi adalah Sepeda Motor (MC) dengan prosentase sebesar 43%.
Mobil Pribadi memiliki prosentase sebesar 19%. Sedangkan untuk kendaraan berat
seperti truk besar memiliki prosentase 12% dan Kendaraan lainnya memiliki
prosentase dibawah 10%.

2. Hari Libur

Tabel 4. 11 Volume Lalu Lintas Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai (Hari Libur)

Volume Ruas Jalan (smp/jam)


Menit Arah Payakumbuh Arah Lintau TOTAL DUA ARAH
per 15 akumulasi per 15 akumulasi per 15 akumulasi
menit 1 jam menit 1 jam menit 1 jam
06.00 - 06.15 16,11 22,25 38,35
06.15 - 06.30 13,61 18,05 31,66
06.30 - 06.45 23,10 28,24 51,34
06.45 - 07.00 18,05 70,88 25,97 94,50 44,02 165,38
07.00 - 07.15 21,83 76,60 32,75 105,01 54,59 181,61
07.15 - 07.30 34,34 97,33 49,42 136,38 83,76 233,71
07.30 - 07.45 37,28 111,51 53,65 161,80 90,94 273,30
07.45 - 08.00 31,70 125,16 43,77 179,60 75,47 304,75
08.00 - 08.15 45,37 148,70 55,46 202,30 100,83 351,00
08.15 - 08.30 40,69 155,05 47,77 200,65 88,46 355,70
08.30 - 08.45 46,52 164,28 52,46 199,46 98,98 363,74
08.45 - 09.00 35,20 167,78 44,80 200,48 79,99 368,26
09.00 - 09.15 26,84 149,25 43,79 188,81 70,63 338,06
09.15 - 09.30 39,64 148,19 36,59 177,63 76,23 325,82
09.30 - 09.45 44,85 146,52 44,85 170,02 89,70 316,55
09.45 - 10.00 51,09 162,41 40,14 165,37 91,22 327,78
10.00 - 10.15 29,44 165,01 44,16 165,74 73,60 330,75
10.15 - 10.30 49,84 175,22 40,78 169,93 90,62 345,14
10.30 - 10.45 52,57 182,94 46,62 171,70 99,20 354,64
10.45 - 11.00 42,69 174,55 58,95 190,52 101,64 365,06
11.00 - 11.15 48,35 193,46 42,88 189,23 91,22 382,69
11.15 - 11.30 52,54 196,15 42,98 191,44 95,52 387,59
11.30 - 11.45 39,91 183,49 48,78 193,59 88,69 377,08
11.45 - 12.00 42,37 183,16 53,92 188,56 96,29 371,73
12.00 - 12.15 42,50 177,31 56,33 202,02 98,83 379,33
12.15 - 12.30 45,23 170,01 43,46 202,49 88,69 372,50

Analisa Kinerja Lalu Lintas Eksisting 43


Volume Ruas Jalan (smp/jam)
Menit Arah Payakumbuh Arah Lintau TOTAL DUA ARAH
per 15 akumulasi per 15 akumulasi per 15 akumulasi
menit 1 jam menit 1 jam menit 1 jam
12.30 - 12.45 47,89 177,99 40,80 194,51 88,69 372,50
12.45 - 13.00 34,72 170,34 42,44 183,02 77,16 353,37
13.00 - 13.15 42,14 169,99 42,14 168,83 84,28 338,82
13.15 - 13.30 40,97 165,73 42,65 168,02 83,62 333,75
13.30 - 13.45 40,54 158,38 40,54 167,77 81,09 326,15
13.45 - 14.00 47,41 171,07 35,76 161,09 83,17 332,16
14.00 - 14.15 39,75 168,67 29,98 148,94 69,73 317,60
14.15 - 14.30 36,51 164,21 31,10 137,39 67,62 301,60
14.30 - 14.45 42,89 166,55 33,70 130,55 76,59 297,10
14.45 - 15.00 42,38 161,52 42,38 137,16 84,76 298,69
15.00 - 15.15 39,87 161,65 38,31 145,49 78,18 307,14
15.15 - 15.30 42,24 167,37 47,63 162,01 89,86 329,39
15.30 - 15.45 37,11 161,60 38,63 166,94 75,74 328,54
15.45 - 16.00 45,14 164,35 43,37 167,93 88,50 332,28
16.00 - 16.15 34,42 158,90 31,77 161,39 66,19 320,29
16.15 - 16.30 41,29 157,95 46,56 160,32 87,84 318,27
16.30 - 16.45 36,19 157,03 44,23 165,92 80,42 322,95
16.45 - 17.00 48,40 160,29 52,43 174,99 100,83 335,28
17.00 - 17.15 49,87 175,75 36,11 179,33 85,99 355,08
17.15 - 17.30 43,05 177,52 46,64 179,42 89,70 356,94
17.30 - 17.45 47,89 189,22 49,85 185,04 97,74 374,26
17.45 - 18.00 47,43 188,25 40,41 173,01 87,84 361,27
18.00 - 18.15 47,51 185,89 51,47 188,37 98,98 374,26
18.15 - 18.30 44,91 187,74 52,72 194,44 97,63 382,18
18.30 - 18.45 46,39 186,24 48,28 192,87 94,67 379,11
18.45 - 19.00 37,54 176,35 42,33 194,80 79,88 371,15
19.00 - 19.15 39,76 168,60 43,07 186,41 82,83 355,00
19.15 - 19.30 40,00 163,69 36,92 170,61 76,92 334,29
19.30 - 19.45 37,69 154,99 39,23 161,56 76,92 316,54
19.45 - 20.00 36,98 154,43 36,98 156,20 73,96 310,63
20.00 - 20.15 35,50 150,17 35,50 148,63 71,00 298,79
20.15 - 20.30 32,31 142,47 29,82 141,53 62,13 284,00
20.30 - 20.45 25,03 129,81 28,22 130,52 53,25 260,34
20.45 - 21.00 25,86 118,69 30,35 123,90 56,21 242,59
21.00 - 21.15 26,63 109,81 26,63 115,02 53,25 224,84
21.15 - 21.30 25,65 103,16 24,64 109,84 50,29 213,00
21.30 - 21.45 22,19 100,32 22,19 103,81 44,38 204,13
21.45 - 22.00 20,29 94,76 21,12 94,58 41,42 189,33

Analisa Kinerja Lalu Lintas Eksisting 44


Volume Ruas Jalan (smp/jam)
Menit Arah Payakumbuh Arah Lintau TOTAL DUA ARAH
per 15 akumulasi per 15 akumulasi per 15 akumulasi
menit 1 jam menit 1 jam menit 1 jam
22.00 - 22.15 12,98 81,11 12,47 80,42 25,44 161,53
22.15 - 22.30 8,88 64,34 9,62 65,40 18,51 129,74
22.30 - 22.45 10,83 52,98 9,99 53,21 20,82 106,19
22.45 - 23.00 7,37 40,06 7,08 39,17 14,46 79,23
Volume jam
196,15 58,95 202,49 101,64 387,59 196,15
Puncak
Sumber : Hasil Analisa 2023

Jalan Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai (weekend)


120

100

80

60

40

20

0
06.30 - 06.45

10.00 - 10.15

13.30 - 13.45
06.00 - 06.15

07.00 - 07.15
07.30 - 07.45
08.00 - 08.15
08.30 - 08.45
09.00 - 09.15
09.30 - 09.45

10.30 - 10.45
11.00 - 11.15
11.30 - 11.45
12.00 - 12.15
12.30 - 12.45
13.00 - 13.15

14.00 - 14.15
14.30 - 14.45
15.00 - 15.15
15.30 - 15.45
16.00 - 16.15
16.30 - 16.45
17.00 - 17.15
17.30 - 17.45
18.00 - 18.15
18.30 - 18.45
19.00 - 19.15
19.30 - 19.45
20.00 - 20.15
20.30 - 20.45
21.00 - 21.15
21.30 - 21.45
22.00 - 22.15
22.30 - 22.45

arah payakumbuh arah lintau Total dua arah

Gambar 4. 6 Fluktuasi lalu lintas Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai (Hari Libur)

Dari hasil analisa diatas dapat diketahui bahwasanya volume jam puncak untuk
Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai pada hari libur pada pukul 10.30-11.30
dengan jumlah volume lalu lintas total dua arah sebesar 388 smp/jam.
Sedangkan untuk mengetahui proporsi kendaraan yang melintas pada ruas Jalan
Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai dapat dilihat pada gambar berikut:

Analisa Kinerja Lalu Lintas Eksisting 45


Proporsi Kendaraan
0%
Sepeda Motor
10% Mobil

12% Bus Kecil


43%
Bus Sedang
6%
Bus Besar
7% Pick Up
Truk Kecil
1% 19% Truk Sedang
1% Truk Besar
1% Kendaraan Tak Bermotor

Gambar 4. 7 Proporsi Kendaraan Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai

Untuk proporsi penggunaan kendaraan pada ruas Jalan Bts Kota Payakumbuh –
Sitangkai tertinggi adalah Sepeda Motor (MC) dengan prosentase sebesar 43%.
Mobil Pribadi memiliki prosentase sebesar 19%. Sedangkan untuk kendaraan berat
seperti truk besar memiliki prosentase 12% dan Kendaraan lainnya memiliki
prosentase dibawah 10%.

Tabel 4. 12 Survei Kecepatan Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai

No Jenis Kendaraan Kecepatan


1 Sepeda Motor (MC) 58,4
2 Kendaraan Ringan (LV) 46,2
3 Kendaraan Berat (HV) 40,7
Kecepatan Rata-rata 48,4
Sumber: Hasil Analisa 2023

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kecepatan rata-rata pada Jalan Bts Kota
Payakumbuh – Sitangkai adalah 48,4 Km/jam dengan detail untuk kecepatan rata-
rata sepeda motor adalah 58,4 Km/jam, kendaraan ringan 46,2 Km/jam, dan
kendaraan berat adalah 40,7 Km/jam.

Analisa Kinerja Lalu Lintas Eksisting 46


Aktifitas rencana penambangan batuan komoditas batu gamping yang terletak di
Ruas ruas Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai Jorong Kapalo Koto Nagari
Halaban, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi
Sumatera Barat memiliki ruas jalan yang terdapat di sekitar rencana revitalisasi
dengan tingkat volume lalu lintas rendah dan kecepatan kendaraan yang relatif
tinggi. Dengan terjadinya penambahan volume lalu lintas akibat operasional
penambangan tersebut, maka direkomendasikan untuk dilakukan manajemen lalu
lintas di sekitar area tambang dengan melakukan evaluasi kondisi eksisting.

Pada pemecahan permasalahan di sekitar area penambangan ini dilakukan


manajemen dan rekayasa lalu lintas dalam skala prioritas dimana kondisi suatu jalan
maupun daerah memiliki volume lalu lintas yang relative rendah, sehingga perlu
dilakukan penanganan yang bersifat jangka pendek. Penanganan dalam jangka
pendek tentunya penanganan langsung pada titik-titik permasalahan, karena
dampak yang terjadi di titik-titik rawan kecelakaan tersebut akan berkembang dan
memberikan dampak yang lebih besar pada kinerja jaringan jalan.

Penanganan jangka pendek yang di lakukan yakni peningkatan tingkat pelayanan


lalu lintas, maka hal-hal yang harus di perhatikan meliputi perbandingan volume dan
kapasitas jalan, hambatan samping, penyediaan kebutuhan akan ruang jalan dan
fasilitas jalan yang sesuai dengan standart, serta perilaku sosial masyarakat,
terutama pengguna jalan baik pejalan kaki maupun pengemudi kendaraan.

Manajemen lalu lintas terhadap operasional tambang batu gamping ini dilakukan
pada tahap persiapan dan setelah aktifitas penambangan berjalan.

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 41


5.1. PENANGANAN PADA SAAT OPERASI TAMBANG BATU GAMPING
5.1.1. Kondisi Eksisting Operasional Tambang

Seperti yang kita ketahui dengan adanya pembukaan lahan untuk aktifitas yang
dapat membangkitkan dan menarik perjalanan dapat mempengaruhi lalu lintas
kendaraan pada ruas jalan akses utama, pembukaan akses pada aktifitas kawasan
penambangan yang akan dilakukan oleh CV. Bukit Safa Marwa ini sejatinya harus
perlu dikaji Kembali mengingat ruas jalan akses utama yang merupakan jalan luar
kota yang memiliki volume kendaraan yang tidak terlalu tinggi akan tetapi kecepatan
kendaraan yang melintasi ruas jalan tersebut sangat tinggi sehingga perlu dilakukan
desain akses masuk dan keluar pada lokasi penambangan agar dapat meminimalisir
terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Kondisi eksisting pada akses tambang ini belum memungkinkan untuk dilalui oleh
mobilisasi truk pengangkut, hal ini tentu akan membuat kelancaran dan keselamatan
disekitar akses masuk dan keluar menjadi kurang baik. Adapun kondisi eksisting
dapat dilihat pada visualisasi berikut ini.

Gambar 5. 1 Lokasi Rencana Panambangan Batu Gamping

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 42


Gambar 5. 2 kondisi akses masuk dan keluar tampak atas

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 43


Gambar 5. 3 Kondisi Eksisting Lokasi Rencana Operasional Tambang

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 44


Kondisi jalan akses penambangan batu gamping berupa jalan poros, posisi akses
masuk – keluar tambang ini bersinggunan langsung dengan jalan raya, sehingga
perlu dilakukan upaya dalam manajaemen dan rekayasa lalu lintas.

5.1.2. Radius Tikung Kendaraan

Analisa kebutuhan untuk mengakomodir kendaraan-kendaraan yang menuju ke


lokasi yaitu dengan memperlandai radius pada akses masuk dan keluar tujuan dari
perubahan radius tikung ini agar kendaraan yang masuk dapat bermanuver dengan
baik. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi jenis kendaraan yang akan beroperasional
pada aktifitas penambangan batu gamping tersebut. Seperti halnya pada penjelasan
dibawah ini.
Tabel 5. 1 Jenis Kendaraan Operasional

No Jenis Kendaraan Visualisasi Kendaraan

1 Sepeda Motor

2 Pick Up

Truk Kecil (As


3
Tunggal

Dilihat dari jenis kendaraan yang akan beroperasi yaitu dengan kategori truk kecil
atau as tunggal merupakan jenis kendaraan yang akan digunakan.
Untuk desain akses masuk dan keluar perlu disesuaikan dengan standar yang ada
di Kementerian PUPR, berikut ini merupakan standar radius belok untuk kendaraan
berat:

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 45


Tabel 5. 2 Standar Radius Belok

Radius Radius
Dimensi Tonjolan Putar Tonjolan
Jenis Kendaraan Dimensi Kendaraan (m)
No. (m) Minimum Minimum
Kencana
(m) (m)
Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang
1 Mobil Penumpang 1.3 2.1 5.8 0.9 1.5 7.3 4.4
2 Truk As Tunggal 4.1 2.4 9.0 1.1 1.7 12.8 8.6
3 Bis Gandengan 3.4 2.5 18.0 2.5 2.9 12.1 6.5
Truk Semitrailer Kombinasi
4 4.1 2.4 13.9 0.9 0.8 12.2 5.9
Sedang
Truk Semitrailer Kombinasi
5 4.1 2.5 16.8 0.9 0.6 13.5 5.2
Besar
6 Convensional School Bus 3.2 2.4 10.9 0.8 3.7 11.9 7.3
7 City Transit Bus 3.2 2.5 12.0 2.0 2.3 12.8 7.5
Sumber : RSNI T-14-2004 Tentang Geometrik Jalan

“Dari standar yang sudah ditentukan bahwasannya standar radius belok untuk
kendaraan berat minimal adalah 8,6 meter, pada kondisi eksisting untuk radius
tikung kendaraan belum bisa diukur”. Sehingga perlu adanya rekomendasi
pelebaran radius tikung dan rencana jalan akses menuju tambang.

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 46


Gambar 5. 4 Rekomendasi Perubahan Geometrik Menuju Jalan Akses Tambang

5.1.3. Sirkulasi Di sekitar Area

Proses ini meliputi pengkajian ulang terhadap rencana revitalisasi dan rencana
peningkatan yang diusulkan, yang menilai kemungkinan dampak dari proyek
terhadap pergerakan lalu lintas serta evaluasi keselamatan dan operasi pada titik-
titik akses menuju area.

Disamping menempatkan titik-titik akses secara tepat, semua site plan harus
menyediakan sirkulasi internal yang baik dan lancar. Disain jalan di dalam area harus
sedemikian rupa sehingga sirkulasi internal tidak memotong/menggunakan jaringan
jalan eksternal.

Kriteria Disain Jalan Akses:

a. Desain sirkulasi dalam area, dan titik akses harus dengan mudah mengakomodir
pergerakan kendaraan, termasuk pejalan kaki.
b. Untuk meningkatan Keselamatan, Site plan harus dikaji untuk memastikan bahwa
sistem sirkulasi internal dan titik akses telah didesain untuk pejalan kaki,

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 47


pesepeda dan keselamatan kendaraan guna meminimalkan konflik-konflik
potensial yang mungkin timbul.

Penanganan lalu lintas internal yang perlu dilakukan pada tahap beroperasi yaitu
dengan mendesain ulang sirkulasi lalu lintas kendaraan yang beroperasi di dalam
area Tambang Batu Gamping. Terdapat beberapa penanganan yang diusulkan pada
gambar dibawah ini

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 48


Gambar 5. 5 Sirkulasi Eksternal Dan Internal

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 49


5.1.4. Manajemen Hazard di Sisi Jalan

Kita tidak akan tahu kapan, dimana, dan mengapa kendaraan akan melaju ke luar
jalan. Beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain : kesalahan manusiawi
(kelelahan, kecepatan berlebihan, kurang konsentrasi), cacat kendaraan (kerusakan
ban atau kemudi, rem tidak bekerja, kelebihan muatan), gangguan lalu lintas
(interaksi dengan kendaraan lain, binatang, pejalankaki), kondisi jalan (lubang,
kondisi jalan buruk, delineator dan rambu peringatan yang tidak memadai) atau
cuaca buruk.

Umumnya, jenis kecelakaan keluar-jalan (run off) terjadi dalam kecepatan tinggi. Bila
kendaraan tersebut menabrak hazard sisi jalan maka akan mengakibatkan dampak
yang parah.

Tabel 5. 3 Identifikasi Gangguan Keselamatan Jalan

Penanganan Terhadap Potensi


No Keterangan
Hazard
akses masuk yang bersinggungan langsung Melakukan pelebaran jalan
dengan jalan utama, kendaraan yang keluar akses menuju tambang, dan
1
masuk akan menghambat laju kendaraan yang melakukan pelebaran radius
menerus tikung
pelarangan parkir pada bahu
bahu jalan yang sempit, dapat menyebabkan
2 jalan agar tidak menghalangi
hazard membuat kendaraan keluar dari jalan
jarak pandang.
Melakukan pemasangan alat
3 minimnya penerangan jalan umum
penerangan jalan
Kurangnya fasilitas keselamatan disekitar jalan Pemasangan fasilitas
4 Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai yang keselamatan disekitar jalan
menuju akses tambang menuju jalan akses tambang
Sumber : Hasil Analisa 2023

5.1.5. Manajemen Operasional Angkutan Hasil Tambang

Lalu lintas bukan hanya mengenai prasarana saja tapi pengaturan dan manajemen
terhadap sarananya termasuk hal sangan penting seperti hal nya pengangkutan
hasil tambang tersebut membutuhkan kendaraan dengan dimensi kendaraan yang
disesuaikan dengan kelas jalan yang dilewati. Dalam proses pemindahan hasil
produksi tambang perlu adanya pengaturan sebagai berikut :

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 50


a. Pemilihan Waktu Operasional Pengangkutan Material
Dilihat dari kondisi arus lalu lintas pada analisa kinerja ruas jalan eksisting Jalan Bts
Kota Payakumbuh – Sitangkai ini termasuk rendah volumenya sehingga untuk
menejemen waktu operasional dapat dilakukan kapan saja. Sehingga tidak ada
pembatasan waktu dalam operasional pengangkutan hasil tambang

b. Pemilihan Jenis Kendaraan Angkutan


Proses pengangkutan produksi tambang batu gamping ini dilakukan dengan
kendaraan berjenis dump truk. Pemilihan jenis kendaraan angkutan produksi
didasarkan pada kelas jalan yang akan dilewati, dan juga besarnya jumlah muatan
yang akan di angkut. Pada intinya kendaraan harus memiliki tingkat keselamatan
yang tinggi, sehingga kendaraan yang akan digunakan sebagai kendaraan
pengangkut harus memiliki power weight ratio yang besar. Dan yang tidak kalah
pentingnya pada pemilihan kendaraan ini dapat meminimalisir terjadinya kerusakan
pada struktur jalan yang ada.
Dalam tahapan konstruksi kendaraan besar yang akan melakukan mobilisasi yaitu
dump truk dengan Panjang 5,9 meter dan lebar 2 meter. Seperti gambar dibawah.

Gambar 5. 6 Dump Truk

Dikarenakan Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai ini merupakan jalan Provinsi
dengan kelas jalan II sehingga dapat dilewati oleh kendaraan operasional tambang.

c. Pengaturan Kendaraan Material


Bahan produksi hasil tambang yaitu batu yang memiliki serpihan serta debu.
Antisipasi pengangkutan produksi dengan penutup dan terpal atau plastik, sehingga
material yang diangkut tidak menimbulkan debu dan tercecer diatas permukaan jalan
serta dengan tidak melebihi daya angkut kendaraan. Untuk kendaraan

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 51


pengangkutan produksi tambang diharapkan menggunakan kendaraan yang laik
jalan.

Gambar 5. 7 Prosedur Pengangkutan Material yang Salah (kiri), Pengangkutan Material


yang Benar (kanan)

d. Pembersihan Permukaan Jalan Utama

Pembersihan jalan depan akses utama sangat perlu diperhatikan khususnya ketika
cuaca sedang kemarau yang dapat menyebabkan jalan menjadi berdebu sedangkan
pada saat musim penghujan ceceran tanah yang terbawa air akan menyebabkan
permukaan jalan menjadi licin. Sehingga pengelola tambang harus melakukan
pembersihan terhadap jalan akses utama. Adapun untuk visualisasi pembersihan
jalan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 5. 8 . Pembersihan Kendaraan dan Ceceran Material

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 52


Dengan melakukan pembersihan pada permukaan jalan yang berarti sudah peduli
terhadap keselamatan pengendara yang melewati ruas Jalan Bts Kota Payakumbuh
– Sitangkai.

e. Pengaturan Jarak Antar Kendaraan


Setelah meninggalkan lokasi tambang kendaraan pengangkutan produksi tambang
akan melanjutkan perjalanan dengan melintasi ruas jalan utama, terlepas dari itu
semua perlu dilakukan penegasan kepada sopir angkutan tersebut agar tidak konvoi
dijalan karena hal ini dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas. seperti yang kita
ketahui bahwa kendaraan angkutan barang harus dengan kecepatan rendah serta
memilih lajur paling tepi.

Gambar 5. 9 Ilustrasi Konvoi Di Jalan (Tidak Diperbolehkan)

Adapun hal yang perlu dilakukan oleh PT. Bukit Safa Marwa dengan mengatur
headway atau mengatur jarak waktu pelepasan kendaraan angkutan yang
meninggalkan lokasi tambang, tujuannya agar pengendara lain dapat mendahului
serta memberikan jarak pandang lebih baik.

Gambar 5. 10 Ilustrasi Pemberian Jarak Antar Kendaraan (Diperbolehkan)

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 53


5.1.6. ANALISA KESELAMATAN

Pengoperasian tambang batu gamping oleh PT. Bukit Safa Marwa ini perlu dilakukan
analisa terhadap titik konflik antara pada akses masuk dengan jenis potensi titik
konflik yang terjadi diantaranya konflik memotong atau crossing, konflik bergabung
atau (meging), dan konflik berpisah (diverging). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut.

Gambar 6. 1 Potensi Titik Konflik Pada Jalan Akses Menuju Tambang Batu Gamping

.
Pada akses masuk dan keluar untuk menuju ke lokasi Tambang, yang mana akses
tersebut bersinggungan langsung dengan Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai
dan terjadi beberapa konflik, diantaranya :

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 54


a. Arus Memotong (Crossing)
Hal ini terjadi apabila kendaraan menerus pada ruas Jalan Bts Kota Payakumbuh
– Sitangkai dengan kendaraan yang masuk dari arah Batusangkar dan
kendaraan yang keluar menuju arah Payakumbuh.
b. Arus Memisah (Diverging)
Konflik ini terjadi antara arus lalu lintas dari menerus arah Batusangkar dan dari
arah Payakumbuh dengan yang akan memasuki lokasi Tambang PT. BSM, serta
kendaraan yang keluar dari tambang
c. Arus Menggabung (Marging)
Konflik ini terjadi antara arus lalu lintas keluar dari area kawasan Tambang
dengan kendaraan menerus menuju Batusangkar maupun kendaraan yang
menuju arah Payakumbuh.
Untuk meminimalisir kecelakaan lalu lintas pada titik konflik akses masuk dan keluar
Tambang PT. BSM ini dilakukan upaya pemasangan fasilitas keselamatan berupa
lampur rotary yang dilengkapi dengan rambu tambahan dengan kata - kata serta
Pemasangan rambu batas kecepatan. Adapaun rekomendasi untuk pemasangan
fasilitas keselamatan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 55


Gambar 6. 2 Rekomendasi Pemasangan Fasilitas Keselamatan

5.2. Rekomendasi Kebutuhan Fasilitas Perlengkapan Jalan

Pemasangan fasilitas perlengkapan jalan adalah untuk meningkatkan keselamatan


jalan dan menyediakan pergerakan yang teratur terhadap pengguna jalan. Fasilitas
perlengkapan jalan memberi informasi kepada pengguna jalan tentang peraturan
dan petunjuk yang diperlukan untuk mencapai arus lalu lintas yang selamat, seragam
dan beroperasi dengan efisien. Berikut usulan perlengkapan jalan disekitar kawasan
internal maupun eksternal Tambang Batu Gamping.

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 56


Tabel 5. 4 Fasilitas Perlengkapan Jalan

Jumlah
No Gambar Jenis Rambu/Marka
(Buah)

Rambu Petunjuk Lokasi Parkir


1 2
Kendaraan

Rambu Peringatan Dengan


2 2
Kata – kata

Rambu Larangan Membatasi


3 Kecepatan Tidak Melebihi 30 2
km/jam

4 Lampu Rotari 1

Sumber: Hasil Analisa 2023

5.3. Petugas Keamanan

Dalam pelaksanaan tugasnya satuan pengamanan/security mempunyai fungsi yang


disesuaikan dengan lingkungan kerja dalam menjaga, melindungi, dan
mengamankan secara fisik dan material terhadap unsur gangguan keamanan dan
ketertiban serta pelanggaran hukum yang bersifat pidana (preventif). Untuk itu
satuan pengamanan/ security harus;

• Mengadakan pengaturan
Dalam hal ini menegakkan tata tertib yang berlaku dalam area penambangan,
baik dalam lingkup pengaturan kendaraan karyawan, pengaturan penerimaan
tamu, pengaturan akses parkir dan pengaturan pintu masuk/keluar kendaraan
pengangkutan.
• Melaksanakan penjagaan;
Pengawasan/pemantauan keamanan dan ketertiban terhadap area
penambangan, proses keluar/masuk barang maupun pekerja, keadaan

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 57


situasi dan hal-hal mencurigakan yang berpotensi akan timbulnya gangguan
dan ancaman;
• Memberikan tanda bahaya dalam keadaan darurat melalui alarm atau kode
isyarat tertentu bila terjadi kebakaran, bencana alam, dan kejadian lainnya
yang mengancam/membahayakan keselamatan serta memberikan
pertolongan dan bantuan penyelamatan

Tambang batu gamping ini dioperasionalkan pada ruas Jalan Bts Kota Payakumbuh
– Sitangkai dengan tingkat volume lalu lintas yang relatif rendah sehingga untuk
mempermudah kendaraan yang masuk maupun yang keluar pada tambang untuk
bergabung ke Jalan Bts Kota Payakumbuh – Sitangkai diperlukan petugas pengatur
lalu lintas.

5.4. Fasilitas Keamanan, Alat Penerangan Jalan Umum, dan APAR

Untuk menjamin keamanan bagi karyawan dan pengunjung Tambang batu gamping
khususnya pada area internal tambang konsultan mengusulkan adanya
pemasangan CCTV (Closed Circuit Television). Dengan adanya CCTV yang
merekam aktifitas keluar masuk kendaraan, diharapkan dapat mmengurangi potensi
tindak kriminal.
Untuk mengurangi tingkat kecelakaan pada kawasan maka dibutuhkan fasilitas
perlengkapan jalan seperti lampu jalan dsb. Pemasangan penerangan jalan ini
diharapkan terdapat pada akses keluar masuk tambang. Pemasangan penerangan
jalan harus memenuhi persyaratan dan penetapan agar dapat bermanfaat untuk
masyarakat umum.

5.5. Matriks Penanganan Dampak

Dengan adanya operasional Tambang Batu Gamping PT. Bukit Safa Marwa maka
pemasangan perlengkapan jalan di dalam maupun diluar lokasi tambang akan
dilaksanakan oleh Pengembang dengan pengawasan dari Dinas Perhubungan,
Dinas Perhubungan Provinsi Sumbar, Dinas PUPR, dan Kepolisian.

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 58


Berikut ini adalah matriks mengenai penanganan dampak akibat operasional
Tambang Batu Gamping PT. Bukit Safa Marwa. Adapun untuk matriks penanganan
dampak sebagai berikut :

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 59


Tabel 5. 5 Matriks Penanganan Dampak
Pengawasan
Tahun
Tahap Lokasi Tanggung Dishub PUPR
Jenis Penanganan Pelaksan Instansi
Pelaksanaan Penanganan Jawab Provinsi Provinsi Polres
aan Lainnya
Sumbar Sumbar

Melakukan pemasangan rambu lalu lintas


di wilayah internal dan eksternal dengan
spesifikasi teknis rambu lalu lintas Eksternal PT. Bukit Safa
2023 ✓ ✓
tertuang dalam Peraturan Mentri dan Internal Marwa
Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014
Tentang Rambu Lalu Lintas

Melakukan pelebaran jalan akses menuju


lokasi tambang, serta pelebaran radius
tikung pada akses masuk dan keluar Eksternal PT. Bukit Safa
2023 ✓ ✓ ✓
menjadi 8 meter, hal ini bertujuan untuk dan Internal Marwa
memudahkan kendaraan angkutan
Masa
barang bermanuver
Operasional

Melakukan pemasangan rambu hati-hati


dengan plat tambahan “Hati-hati Keluar
Eksternal PT. Bukit Safa
Masuk Kendaraan” dilengkapi dengan 2023 ✓ ✓
dan Internal Marwa
lampu peringatan rotary di depan akses
masuk dan keluar

Melakukan pemasangan rambu hati-hati


dengan plat tambahan “Hati-hati 100
Eksternal PT. Bukit Safa
meter banyak Keluar Masuk Kendaraan” 2023 ✓ ✓
dan Internal Marwa
sebanyak 2 unit, dan rambu pembatasan
kecepatan 20 km/jam sebanyak 2 unit

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 60


Pengawasan
Tahun
Tahap Lokasi Tanggung Dishub PUPR
Jenis Penanganan Pelaksan Instansi
Pelaksanaan Penanganan Jawab Provinsi Provinsi Polres
aan Lainnya
Sumbar Sumbar
Melakukan pengaturan sirkulasi masuk PT. Bukit Safa
Internal 2023 ✓ ✓
dan keluar kendaraan proyek Marwa

Memasang alat penerangan jalan pada


akses masuk keluar dan internal
Eksternal PT. Bukit Safa
Kawasan sebanya 1 (satu) unit. Hal ini 2023 ✓ ✓
dan Internal Marwa
dilakukan untuk mengantisipasi
kecelakaan lalu lintas pada malam hari

Menyediakan fasilitas parkir untuk


kendaraan berat di dalam area tambang, Eksternal PT. Bukit Safa
2023 ✓
hal ini bertujuan agar tidak terjadi dan Internal Marwa
kendaraan parkir di bahu jalan

Menyediakan lokasi stock pile atau lahan


untuk menempatkan material dan Eksternal PT. Bukit Safa
2023 ✓
peralatan yang akan digunakan untuk dan Internal Marwa
aktifitas produksi tambang

Menyediakan lokasi pencucian


kendaraan truk pengangkut material Eksternal PT. Bukit Safa
2023 ✓
untuk pencucian kendaraan sebelum dan Internal Marwa
meninggalkan lokasi tambang

Melakukan sosialisasi dan koordinasi Eksternal PT. Bukit Safa


2023 ✓
kepada pimpinan atau masyarakat sekitar dan Internal Marwa

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 61


Pengawasan
Tahun
Tahap Lokasi Tanggung Dishub PUPR
Jenis Penanganan Pelaksan Instansi
Pelaksanaan Penanganan Jawab Provinsi Provinsi Polres
aan Lainnya
Sumbar Sumbar
bahwa akan dilakukan operasional
penambangan batu kapur / gamping

Mengatur penjadwalan pengangkutan


material di luar jam sibuk yaitu dimulai
Eksternal PT. Bukit Safa
pukul 07.00 – 08.00 WIB, serta mobilisasi 2023 ✓ ✓
dan Internal Marwa
kendaaan berat dilakukan secara tidak
serentak/beriringan

Dalam pengangkutan hasil produksi


tambang diharapkan material ditutup
rapat menggunakan terpal dan diikat
dengan baik untuk menghindari ceceran
tanah dan debu berterbangan di jalan, Eksternal PT. Bukit Safa
2023 ✓ ✓
serta memperhatikan Peraturan Mentri dan Internal Marwa
Perhubungan No. PM. 60 Tahun 2019
tentang Penyelenggaraan Angkutan
Barang Dengan Kendaraan Bermotor di
Jalan

Melakukan pembersihan jalan terhadap


Eksternal PT. Bukit Safa
ceceran tanah yang diakibatkan oleh 2023 ✓
dan Internal Marwa
pengangkutan material tanah

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 62


Pengawasan
Tahun
Tahap Lokasi Tanggung Dishub PUPR
Jenis Penanganan Pelaksan Instansi
Pelaksanaan Penanganan Jawab Provinsi Provinsi Polres
aan Lainnya
Sumbar Sumbar
Melakukan manajemen situasi keadaan
darurat (emergency), berupa
menyediakan fasilitas hydrant yang Eksternal PT. Bukit Safa BNPB dan
2023 ✓ ✓
disesuaikan dengan kondisi dilapangan, dan Internal Marwa Damkar
Closed Circuit Television (CCTV) pada
lokasi terntentu

Menyediakan petugas pengatur lalu


lintas/pengamanan bersertifikat, yang
bertujuan untuk mengatur lalu lintas pada Eksternal PT. Bukit Safa
2023 ✓ ✓
wilayah internal dan eksternal kawasan, dan Internal Marwa
selain itu juga bertujuan untuk
meningkatkan keamanan wilayah
Sumber : Hasil Analisis 2023

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 63


5.6. Rencana Pemantauan Dan Evaluasi

Rencana pemantauan Standar Teknis Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas


pengoperasian tambang batu gamping PT. Bukit Safa Marwa dilakukan dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun kedepan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan dan peningkatan Tambang dan perubahan tata guna lahan di sekitar
lokasi area Tambang apakah berpengaruh terhadap jaringan jalan. Rencana
pemantauan pada tahun 2024 meliputi beberapa hal sebagai berikut :
1. Pemantauan terhadap rekomendasi penanganan dampak yang telah disyaratkan
apakah dipenuhi semuanya atau tidak.
2. Pemantauan volume lalu lintas pada ruas jalan di sekitar area tambang batu
gamping PT. Bukit Safa Marwa. Pemantauan dilakukan dengan melakukan survei
pencacahan lalu lintas terklasifikasi per 15 menit pada ruas jalan.
3. Pemantauan bangkitan perjalanan area tambang batu gamping PT. Bukit Safa
Marwa. Pemantauan dilakukan dengan melakukan pendataan jumlah kendaraan
yang masuk dan keluar dari Tambang selama 1 (satu) hari terklasifikasi dalam
rentang waktu per 15 menit.
Hasil kajian standar teknis lalu lintas ini berlaku selama 5 tahun, sehingga setelah
itu perlu dilakukan evaluasi. Rencana evaluasi Standar Teknis Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas tambang batu gamping PT. Bukit Safa Marwa pada tahun 2029
meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan Penambangan apakah mengalami
peningkatan intensitas atau tidak untuk selanjutnya merekomendasikan kepada
pihak pengembang untuk melakukan kajian Standar Teknis Lalu Lintas lanjutan.
2. Melakukan evaluasi terhadap kinerja jaringan jalan di sekitar area tambang batu
gamping PT. Bukit Safa Marwa.
3. Melakukan evaluasi bangkitan perjalanan lalu lintas dari tambang batu gamping
PT. Bukit Safa Marwa terhadap ruas jalan di sekitar lokasi.
4. Melakukan evaluasi kebutuhan perlengkapan jalan pada ruas jalan disekitar area
tambang batu gamping PT. Bukit Safa Marwa.

Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas 64


Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

LAMPIRAN 5
FOTO-FOTO LINGKUNGAN
LOKASI RENCANA KEGIATAN

Formulir UKL – UPL


Foto-Foto Lingkungan Lokasi Rencana Kegiatan

Bagian jalan lingkungan yang akan menjadi Bagian jalan lingkungan yang akan menjadi
akses lokasi rencana kegiatan akses lokasi rencana kegiatan

Bentang alam - perbukitan bukit kapur di lokasi Bagian sungai Anak Aia Dingin di lokasi
rencana kegiatan rencana kegiatan

Bagian tegakan jenis berinign (Ficus benyamina ) Jenis tumbuhan lantai dasar kawasan hutan
di lokasi rencana Kegiatan hujan dataran rendah (Monphyllaea sp )
Foto-Foto Penempatan Pengumuman Persetujuan Lingkungan

Penempatan lembar Pengumuman Persetujuan Penempatan lembar Pengumuman Persetujuan


Lingkungan di kantor Dinas Lingkungan Hidup Lingkungan di kantor Camat Lareh Sago Halaban
Kabupaten 50 Kota
Foto-Foto Penempatan Pengumuman Persetujuan Lingkungan

Penempatan lembar Pengumuman Persetujuan Penempatan lembar Pengumuman Persetujuan


Lingkungan di lokasi akses rencana kegiatan Lingkungan di kantor Wali Nagari Halaban
Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

LAMPIRAN 6
SALINAN HASIL PEMERIKSAAN
KUALITAS LINGKUNGAN

Formulir UKL – UPL


A. ANALI SI S I NTENSI TAS HUJAN TANJUNG PATI
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT

1. PENDAHULUAN
Output dari analisis INTENSITAS HUJAN digunakan sebagai data dasar
perhitungan antara lain debit banjir.

1.1. RUANG LINGKUP.


1.1.1. Menghitung Curah Hujan Rencana dengan metode: Gumbel, Haspers,
Weduwen

1.1.2. Menghitung INTENSITAS HUJAN RANCANGAN

1.2. DATA.
1.3.1. Data Curah Hujan

Data curah hujan harian (mm) diperoleh dari stasiun hujan Tanjung Pati yang
dikelola Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Barat
dengan periode pengamatan data curah hujan adalah selama 10 tahun dari
tahun 2013 sampai dengan tahun 2022 .

Data curah hujan harian dapat dilihat pada lampiran tersendiri.

1.3.2. Curah Hujan Maksimum Harian

Data Curah Hujan Harian yang diperoleh dari Pos Curah Hujan Tanjung Pati
selanjutnya dipilih data Curah Hujan Maksimum Harian (mm).

Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran-1 .

1
DATA CURAH HUJAN HARIAN MAKSI MUM ( mm ) STASI UN TANJUNG PATI

PERI ODE TAHUN 2013 SAMPAI DENGAN 2022

NO TAHUN/BULAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 20


1 JANUARI 29 21 55 30 41 20 20 5
2 FEBRUARI 75,0 10,0 56,0 30,0 19,0 40,0 40,0 45
3 MARET 65,0 20,0 35,0 30,0 50,0 40,0 80,0 56
4 APRI L 22,0 70,0 51,0 40,0 29,0 31,0 54,0 43
5 MEI 51,0 70,0 37,0 12,0 55,0 22,0 22,0 48
6 JUNI 51,0 25,0 75,0 20,0 21,0 31,0 31,0 32
7 JULI 30,0 47,0 8,0 10,0 31,0 19,0 28,0 57
8 AGUSTUS 55,0 58,0 63,0 30,0 16,0 16,0 54,0 21
9 SEPTEMBER 47,0 50,0 65,0 20,0 41,0 41,0 81,0 41
10 OKTOBER 120,0 37,0 13,0 8,0 41,0 41,0 44,0 42
11 NOPEMBER 64,0 65,0 65,0 71,0 37,0 37,0 62,0 26
12 DESEMBER 66,0 27,0 61,0 41,0 61,0 61,0 91,0 10

Maksimum tahunan 120,0 70,0 75,0 71,0 61,0 61,0 91,0 57

Lampiran-1 Data Curah Hujan Harian Maksimum (mm)


CH. HARIAN MAX

CH harian
TAHUN
max

2013 120,0

2014 70,0

2015 75,0

2016 71,0

2017 61,0

2018 61,0

2019 91,0

2020 57,0

2021 65,0

2022 111,0

Lampiran-2 Data Curah Hujan Harian Maksimum (mm) setiap tahun

1.3. ANALISA DATA.


1.3.3. ANALI SA PERHI TUNGAN HUJAN RANCANGAN

Untuk menghitung Hujan Rancangan dilakukan dengan menggunakan metode


LPIII, Gumbel & Haspers

A. Metode Log Pearson I I I (LPI I I )

Analisa frekuensi hujan sebagai berikut :

3
Hujan Rancangan Metode Log Pearson I I I
Hujan
No Tahun harian Max Xi Urut
(mm)
1 1982 120,00 120,00
2 1983 70,00 111,00
3 1984 75,00 91,00
4 1985 71,00 75,00
5 1986 61,00 71,00
6 1987 61,00 70,00
7 1988 91,00 65,00
8 1989 57,00 61,00
9 1990 65,00 61,00
10 1991 111,00 57,00

Jml. data = 10 data


Rabs.max I = 120 mm R= 78,20mm
Rabs.max I I = 111 mm
Hujan Rancangan Metode Log Pearson I I I

No Xi Log Xi Log Xi - Log X' (Log Xi - Log X') 2 (Log Xi - Log X') 3

1 120 2,07918 0,199740 0,039896 0,007969


2 111 2,04532 0,165882 0,027517 0,004565
3 91 1,95904 0,079600 0,006336 0,000504
4 75 1,87506 -0,004380 0,000019 0,000000
5 71 1,85126 -0,028183 0,000794 -0,000022
6 70 1,84510 -0,034343 0,001179 -0,000041
7 65 1,81291 -0,066528 0,004426 -0,000294
8 61 1,78533 -0,094111 0,008857 -0,000834
9 61 1,78533 -0,094111 0,008857 -0,000834
10 57 1,75587 -0,123566 0,015269 -0,001887
Jumlah 782 18,79441 0,000000 0,113150 0,009127
LogX' 1,879
SD 0,112
Cs 0,010082

Curah Hujan Rancangan Metode Log Pearson I I I


Kala ulang
Peluang (% ) G Log Xt Xt (mm)
(th)
-
2 50 1,88 75,76
0,0001714
5 20 0,8426049 1,97 94,17
10 10 1,2832099 2,02 105,52
20 5 1,5974225 2,06 114,43
50 2 2,0594445 2,11 128,93
100 1 2,3334609 2,14 138,38

4
B. Metode Gumbel
Data curah hujan disusun dari yang terkecil sampai yang terbesar, Notasi yang
digunakan adalah sebagai berikut :

N = Jumlah data/tahun pengamatan hujan, berdasarkan n ini didapat Yn dan


Sn

Yn = Reduced Mean ( Nilai rata – rata dari reduced variabel Y, merupakan


fungsi dari jumlah data n )

Sn = Reduced Standar Deviation ( Simpangan baku dari reduced variabel Y,


merupakan fungsi dari jumlah data n )

M = Nomor urut data

Xi = Data curah hujan harian maksimum absolut

Xr = Rata – rata curah hujan harian maksimum absolut

Sx = Standard deviasi, Sx =
TR = Periode Ulang
Yt =-ln (-ln O) = Reduced variate sebagai fungsi waktu balik
Xt = Rt (Curah hujan rencana pada periode ulang tertentu)
Persamaan regresi : X = Xr - Yn/a, dimana a = Sn/Sx
Xt = X + Yt/a
Dari persamaan regresi diatas dapat ditentukan besaran curah hujan rencana.
Hasik Hujan Rancangan Metode Gumbel
2
No Xi (x-ẋ) (xi-ẋ)
1 120 42 1747
2 111 33 1076
3 91 13 164
4 75 -3 10
5 71 -7 52
6 70 -8 67
7 65 -13 174
8 61 -17 296
9 61 -17 296
10 57 -21 449
 782 4332
ẋ= 78
Sx = 15,51
Jumlah data = 10 data

5
Dari Tabel Gumbel didapat nilai:

Sn = Reduced standard deviation


Yn = Reduced mean
Yt = Reduced variate
Sn = 1,0565
Yn = 0,5220
Sn = Reduced standard deviation
Yn = Reduced mean
Yt = Reduced variate
Sn = 1,0565
Yn = 0,5220

Dari Tabel Gumbel didapat nilai Yt:


Tr (th) Yt

2 0,366513
5 1,49994
10 2,250367
20 2,970195
50 3,901939
100 4,600149
Curah Hujan Rancangan Metode Gumbel
Tr (th) Yt Rt (mm)
2 0,366513 75,92
5 1,49994 92,56
10 2,250367 103,58
20 2,97020 114,15
50 3,901939 127,83
100 4,600149 138,08

C. Hujan Rancangan Metode Haspers

Curah Hujan
No T=(n+1)/m
Urut (mm)

1 120,00 11,00
2 111,00 5,50
3 91,00 3,67
4 75,00 2,75
5 71,00 2,20
6 70,00 1,83
7 65,00 1,57
8 61,00 1,38
9 61,00 1,22
10 57,00 1,10

6
RI = Curah hujan maximum absolut pertama
RII = Curah hujan maximum absolut kedua
Un = Standar variabel untuk periode ulang n tahun (Tabel)
R = Curah hujan maximum rata-rata
Sn = Standar deviasi

Dari Tabel Haspers didapat harga u untuk masing-masing periode


ulang:
U2 = -0,22
U5 = 0,64
U10 = 1,26
U20 = 1,89
U50 = 2,27
U100 = 3,43
U20 = 1,89
U10 = 1,26

Standar
Hujan Terbesar T=(n+1)/m
Variabel
RI 120 11,00 1,89
RII 111 5,50 1,26

78,20
R=
Sn = 24,07

Hujan Rancangan Metode Haspers

T mt Rt
(th) (mm)
2 -0,22 72,90
5 0,64 93,61
10 1,26 108,53
20 1,89 123,70
50 2,27 132,85
100 3,43 160,77

interpolasi
10,00 1,260
20,00 1,890
11,0 1,323
interpolasi
5,00 0,640
10,00 1,260
5,5 0,702

7
1.3.4. RANGKUMAN CURAH HUJAN RENCANA

Tabel Rangkuman Besaran Curah Hujan Rencana

Curah Hujan Rencana (mm)


No. Metode
2 Th 5 Th 10 Th 20 Th 50 Th 100 Th

1 Gumbel 75,92 92,56 103,58 114,15 127,83 138,08

2 Log Pearson
75,76 94,17 105,52 114,43 128,93 138,38
III

3 Haspers 72,90 93,61 108,53 123,70 132,85 160,77

2. PERHITUNGAN INTENSITAS HUJAN


Sebaran hujan jam-jaman (intensitas curah hujan) dihitung dengan
menggunakan rumus Mononobe yaitu :

Dimana :

Rt = Intensitas hujan rerata dalam jam


R24 = Curah hujan efektif dalam 1(satu) hari
= Waktu konsentrasi hujan=60 (enam puluh) menit = 1 jam
T = Waktu hujan = 24 jam

3.1. Hasil Perhitungan I ntensitas Hujan


 I ntensitas hujan (r) metode GUMBEL
Periode R r
ulang mm (mm/ jam)
R2 75,92 26,32
R5 92,56 32,09
R10 103,58 35,91
R20 114,15 39,57
R50 127,83 44,32
R100 138,08 47,87

8
 I ntensitas hujan (r) metode LOG PEARSON TI PE 3
Periode R r
ulang mm (mm/ jam)
R2 75,76 26,26
R5 94,17 32,65
R10 105,52 36,58
R20 114,43 39,67
R50 128,93 44,70
R100 138,38 47,97

HASPERS
Periode R r
ulang mm (mm/ jam)
R2 72,90 25,27
R5 93,61 32,45
R10 108,53 37,63
R20 123,70 42,88
R50 132,85 46,06
R100 160,77 55,74

3. RANGKUMAN PERHI TUNGAN I NTENSI TAS HUJAN

Tabel Rangkuman Besaran intensitas Hujan Rencana

intensitas Hujan Rencana (mm)


No. Metode
2 Th 5 Th 10 Th 20 Th 50 Th 100 Th

1 Gumbel 26,32 32,09 35,91 39,57 44,32 47,87

2 Log Pearson I I I 26,26 32,65 36,58 39,67 44,70 47,97

3 Haspers 25,27 32,45 37,63 42,88 46,06 55,74

9
A. ANALI SI S I NTENSI TAS HUJAN BUO
KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

1. PENDAHULUAN
Output dari analisis INTENSITAS HUJAN digunakan sebagai data dasar
perhitungan antara lain debit banjir.

1.1. RUANG LINGKUP.


1.1.1. Menghitung Curah Hujan Rencana dengan metode: Gumbel, LP3, Haspers,
Weduwen

1.1.2. Menghitung INTENSITAS HUJAN RANCANGAN

1.2. DATA.
1.3.1. Data Curah Hujan

Data Curah Hujan Harian (mm) diperoleh dari stasiun hujan Buo yang dikelola
Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Barat dengan
periode pengamatan data Curah Hujan adalah selama 10 tahun dari tahun
2013 sampai dengan tahun 2022 .

Data Curah Hujan Harian dapat dilihat pada lampiran tersendiri.

1.3.2. Curah Hujan Maksimum Harian

Data Curah Hujan Harian yang diperoleh dari Pos Curah Hujan Buo selanjutnya
dipilih data Curah Hujan Maksimum Harian (mm).

Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran-1 .

1
DATA CURAH HUJAN HARIAN MAKSI MUM ( mm ) STASI UN BUO

PERI ODE TAHUN 2013 SAMPAI DENGAN 2022

NO TAHUN/BULAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 20


1 JANUARI 35 30 30 0 15 10 10 1
2 FEBRUARI 40,0 30,0 25,0 18,0 21,0 15,0 13,0 10
3 MARET 36,0 27,0 29,0 12,0 18,0 15,0 10,0 10
4 APRI L 40,0 33,0 24,0 13,0 19,0 10,0 10,0 0,
5 MEI 40,0 37,0 26,0 11,0 15,0 15,0 10,0 0,
6 JUNI 40,0 35,0 20,0 9,0 15,0 15,0 10,0 10
7 JULI 40,0 28,0 12,0 9,0 15,0 15,0 29,0 10
8 AGUSTUS 40,0 35,0 16,0 20,0 15,0 15,0 10,0 10
9 SEPTEMBER 36,0 33,0 15,0 13,0 10,0 10,0 10,0 10
10 OKTOBER 35,0 35,0 17,0 15,0 18,0 18,0 10,0 10
11 NOPEMBER 35,0 35,0 13,0 10,0 15,0 15,0 0,0 10
12 DESEMBER 35,0 32,0 18,0 15,0 10,0 10,0 120,0 0,

Maksimum tahunan 40,0 37,0 30,0 20,0 21,0 18,0 120,0 10


CH. HARIAN MAX

CH harian
TAHUN
max

2013 40,0

2014 37,0

2015 30,0

2016 20,0

2017 21,0

2018 18,0

2019 120,0

2020 10,0

2021 30,0

2022 30,0

Lampiran-2 Data Curah Hujan Harian Maksimum (mm) setiap tahun

1.3. ANALISA DATA.


1.3.3. ANALI SA PERHI TUNGAN HUJAN RANCANGAN

Untuk menghitung Hujan Rancangan dilakukan dengan menggunakan metode


LPIII, Gumbel & Haspers

A. Metode Log Pearson I I I (LPI I I )

Analisa frekuensi hujan sebagai berikut :

3
Hujan Rancangan Metode Log Pearson I I I
Hujan
No Tahun harian Max Xi Urut
(mm)
1 2.013 40,00 120,00
2 2.014 37,00 40,00
3 2.015 30,00 37,00
4 2.016 20,00 30,00
5 2.017 21,00 30,00
6 2.018 18,00 30,00
7 2.019 120,00 21,00
8 2.020 10,00 20,00
9 2.021 30,00 18,00
10 2.022 30,00 10,00

Jml. data = 10 data


Rabs.max I = 120 mm R= 35,60mm
Rabs.max I I = 111 mm
Hujan Rancangan Metode Log Pearson I I I

No Xi Log Xi Log Xi - Log X' (Log Xi - Log X') 2 (Log Xi - Log X') 3

1 120 2,07918 0,623248 0,388439 0,242094


2 40 1,60206 0,146127 0,021353 0,003120
3 37 1,56820 0,112269 0,012604 0,001415
4 30 1,47712 0,021188 0,000449 0,000010
5 30 1,47712 0,021188 0,000449 0,000010
6 30 1,47712 0,021188 0,000449 0,000010
7 21 1,32222 -0,133714 0,017879 -0,002391
8 20 1,30103 -0,154903 0,023995 -0,003717
9 18 1,25527 -0,200660 0,040265 -0,008080
10 10 1,00000 -0,455933 0,207875 -0,094777

Jumlah 356 14,55933 0,000000 0,713756 0,137694


LogX' 1,456
SD 0,282
Cs 0,024114

Curah Hujan Rancangan Metode Log Pearson I I I


Kala ulang
Peluang (% ) G Log Xt Xt (mm)
(th)
2 50 -0,0004099 1,46 28,56
5 20 0,8434469 1,69 49,37
10 10 1,2848937 1,82 65,73
20 5 1,6012579 1,91 80,70
50 2 2,0670217 2,04 109,15
100 1 2,3438445 2,12 130,61

4
Tabel nilai G dengan untuk nilai Cs dan kala Ulang
Cs 2 5 10
0,10 -0,017 0,836 1,292
0,00 0 0,842 1,282
-0,10 0,0017 0,836 1,270

25 50 100
1,785 2,107 2,400
1,751 2,054 2,326
1,716 2,000 2,252

B. Metode Gumbel
Data curah hujan disusun dari yang terkecil sampai yang terbesar, Notasi yang
digunakan adalah sebagai berikut :

N = Jumlah data/tahun pengamatan hujan, berdasarkan n ini didapat Yn dan


Sn

Yn = Reduced Mean ( Nilai rata – rata dari reduced variabel Y, merupakan


fungsi dari jumlah data n )

Sn = Reduced Standar Deviation ( Simpangan baku dari reduced variabel Y,


merupakan fungsi dari jumlah data n )

M = Nomor urut data

Xi = Data curah hujan harian maksimum absolut

Xr = Rata – rata curah hujan harian maksimum absolut

Sx = Standard deviasi, Sx =
TR = Periode Ulang
Yt =-ln (-ln O) = Reduced variate sebagai fungsi waktu balik
Xt = Rt (Curah hujan rencana pada periode ulang tertentu)
Persamaan regresi : X = Xr - Yn/a, dimana a = Sn/Sx
Xt = X + Yt/a
Dari persamaan regresi diatas dapat ditentukan besaran curah hujan rencana.

5
Hasik Hujan Rancangan Metode Gumbel
No Xi (x-ẋ) (xi-ẋ)2
1 120 84 7123
2 40 4 19
3 37 1 2
4 30 -6 31
5 30 -6 31
6 30 -6 31
7 21 - 15 213
8 20 - 16 243
9 18 - 18 310
10 10 - 26 655
 356 8660
ẋ= 36
Sx = 21,93
Jumlah data = 10 data

Dari Tabel Gumbel didapat nilai:

Sn = Reduced st andard deviat ion


Yn = Reduced m ean
Yt = Reduced variat e
Sn = 1,0565
Yn = 0,5220
Sn = Reduced standard deviation
Yn = Reduced mean
Yt = Reduced variate
Sn = 1,0565
Yn = 0,5220
Dari Tabel Gumbel didapat nilai Yt:
Tr ( t h) Yt

2 0,366513
5 1,49994
10 2,250367
20 2,970195
50 3,901939
100 4,600149
Curah Hujan Rancangan Metode Gumbel
Tr ( t h) Yt Rt ( m m )
2 0,366513 32,37
5 1,49994 55,90
10 2,250367 71,48
20 2,97020 86,43
50 3,901939 105,77
100 4,600149 138,08

6
C. Hujan Rancangan Metode Haspers

Curah Huj an
No T= ( n+ 1 ) / m
Urut ( m m )

1 120,00 11,00
2 40,00 5,50
3 37,00 3,67
4 30,00 2,75
5 30,00 2,20
6 30,00 1,83
7 21,00 1,57
8 20,00 1,38
9 18,00 1,22
10 10,00 1,10
RI = Curah huj an m axim um absolut pert am a
RI I = Curah huj an m axim um absolut kedua
Un = St andar variabel unt uk periode ulang n t ahun (Tabel)
R= Curah huj an m axim um rat a- rat a
Sn = St andar deviasi

Dari Tabel Haspers didapat harga u unt uk m asing- m asing periode


ulang:
U2 = - 0,22
U5 = 0,64
U10 = 1,26
U20 = 1,89
U50 = 2,27
U100 = 3,43
U20 = 1,89
U10 = 1,26

St andar
Huj an Terbesar T= ( n+ 1 ) / m
Variabel
RI 120 11,00 1,89
RI I 40 5,50 1,26

35,60
R=
Sn = 24,07

Huj an Rancangan Met ode Haspers

T mt Rt
( t h) (mm)
2 - 0,22 30,30
5 0,64 51,01
10 1,26 65,93
20 1,89 81,10
50 2,27 90,25
100 3,43 118,17

7
int erpolasi
10,00 1,260
20,00 1,890
11,0 1,323
int erpolasi
5,00 0,640
10,00 1,260
5,5 0,702

1.3.4. RANGKUMAN CURAH HUJAN RENCANA

Tabel Rangkuman Besaran Curah Hujan Rencana

Curah Hujan Rencana (mm)


No. Metode
2 Th 5 Th 10 Th 20 Th 50 Th 100 Th

1 Gumbel 32,37 55,90 71,48 86,43 105,77 120,27

2 Log Pearson
28,56 49,37 65,73 80,70 109,15 130,61
III

3 Haspers 30,30 51,01 65,93 81,10 90,25 118,17

2. PERHITUNGAN INTENSITAS HUJAN


Sebaran hujan jam-jaman (intensitas curah hujan) dihitung dengan
menggunakan rumus Mononobe yaitu :

Dimana :

Rt = Intensitas hujan rerata dalam jam


R24 = Curah hujan efektif dalam 1(satu) hari
= Waktu konsentrasi hujan=60 (enam puluh) menit = 1 jam
T = Waktu hujan = 24 jam

8
3.1. Hasil Perhitungan I ntensitas Hujan
 I ntensitas hujan (r) metode GUMBEL
Periode R r
ulang mm (mm/ jam)
R2 32,37 2,62
R5 55,90 4,53
R10 71,48 5,80
R20 86,43 7,01
R50 105,77 8,58
R100 120,27 9,75

 I ntensitas hujan (r) metode LOG PEARSON TI PE 3


Periode R r
ulang mm (mm/ jam)
R2 28,56 2,32
R5 49,37 4,00
R10 65,73 5,33
R20 80,70 6,54
R50 109,15 8,85
R100 130,61 10,59

 I ntensitas hujan (r) metode HASPERS


Periode R r
ulang mm (mm/ jam)
R2 30,30 2,46
R5 51,01 4,14
R10 65,93 5,35
R20 81,10 6,58
R50 90,25 7,32
R100 118,17 9,58

3. RANGKUMAN PERHI TUNGAN I NTENSI TAS HUJAN


Tabel Rangkuman Besaran intensitas Hujan Rencana

intensitas Hujan Rencana (mm)


No. Metode
2 Th 5 Th 10 Th 20 Th 50 Th 100 Th

1 Gumbel 2,62 4,53 5,80 7,01 8,58 9,75

2 Log Pearson I I I 2,32 4,00 5,33 6,54 8,85 10,59

3 Haspers 2,46 4,14 5,35 6,58 7,32 9,58

9
1. Resume Perhitungan I ntensitas Hujan & Larian Permukaan
Terdapat 2 (dua) Pos Pengamatan Hujan di DAS Batang Sinamar
termasuk sub DAS Anak Aia Dingin yaitu Pos Pengamatan Hujan
Tanjung Pati dan Pos Pengamatan Hujan Buo.
1.1. Perhitungan I ntensitas Hujan
1.1.1. Analisis Hujan Rancangan
Analisis Hujan Rancangan dilakukan mengikuti referensi Permen
PU No. 12 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase
Perkotaan Hujan Rancangan dihitung dengan metode Gumbel
dan dengan metode Log Pearson tipe I I I .
Hasil perhitungan Hujan Rancangan Stasiun Tanjung Pati dan
Stasiun Buo adalah sbb.:
Tabel-1 Rangkuman Besaran Curah Hujan Rencana Stasiun Tanjung Pati
Curah Hujan Rencana (mm)
No. Metode
2 Th 5 Th 10 Th 20 Th 50 Th 100 Th
1 Gumbel 75,92 92,56 103,58 114,15 127,83 138,08
2 Log Pearson
75,76 94,17 105,52 114,43 128,93 138,38
III
3 Haspers 72,90 93,61 108,53 123,70 132,85 160,77

Tabel-2 Rangkuman Besaran Curah Hujan Rencana Stasiun Buo

Curah Hujan Rencana (mm)


No. Metode
2 Th 5 Th 10 Th 20 Th 50 Th 100 Th

1 Gumbel 32,37 55,90 71,48 86,43 105,77 120,27

2 Log Pearson
28,56 49,37 65,73 80,70 109,15 130,61
III

3 Haspers 30,30 51,01 65,93 81,10 90,25 118,17


1.1.2. Perhitungan I ntensitas Hujan

Hasil perhitungan I ntensitas Hujan adalah sbb.:


Tabel 3 Rangkuman Besaran intensitas Hujan Rencana Stasiun Tanjung Pati
intensitas Hujan Rencana (mm)
No. Metode
2 Th 5 Th 10 Th 20 Th 50 Th 100 Th
1 Gumbel 26,32 32,09 35,91 39,57 44,32 47,87
2 Log Pearson I I I 26,26 32,65 36,58 39,67 44,70 47,97
3 Haspers 25,27 32,45 37,63 42,88 46,06 55,74

Tabel-4 Rangkuman Besaran I ntensitas Hujan Rencana Stasiun Buo


intensitas Hujan Rencana (mm)
No. Metode
2 Th 5 Th 10 Th 20 Th 50 Th 100 Th
1 Gumbel 2,62 4,53 5,80 7,01 8,58 9,75
2 Log Pearson I I I 2,32 4,00 5,33 6,54 8,85 10,59
3 Haspers 2,46 4,14 5,35 6,58 7,32 9,58

Hasil Studi Hidrologi, berupa intensitas hujan merupakan data


dasar untuk Perhitungan larian permukaan.

2. PERHI TUNGAN ALI RAN PERMUKAAN


Dari hasil perhitungan intensitas hujan yang terjadi, selanjutnya
dilakukan perhitungan aliran permukaan dengan terlebih
dahulu mencari informasi antara lain :

 Koefisien daerah pengaliran α ,


 Koefisien penyebaran hujan β serta.
 Data lahan meliputi berapa luas lahan tertutup bangunan,
berapa luas lahan terbuka (meliputi lahan terbuka hijau, Luas
lahan terbuka tidak hijau).

2.1. Koefisien daerah pengaliran α


Besarnya nilai , dikutip dari
Koefisien Limpasan oleh Dr. Mononobe,
Tabel koef limpasan (oleh Dr. Mononobe)

Kondisi daerah pengaliran dan sungai f


Daerah pegunungan yang curam 0.75-0.90
Daerah pegunungan tersier 0.70-0.80
Tanah bergelombang dan hutan 0.50-0.75
Tanah dataran yang ditanami 0.45-0.60
Persawahan yang diairi 0.70-0.80
Sungai di daerah pegunungan 0.75-0.85
Sungai kecil di dataran 0.45-0.75
Sungai besar yang lebih dari setengah daerah 0.50-0.75
pengalirannya terdiri dari dataran

2.2. Koefisien penyebaran hujan ( β )


Koefisien penyebaran hujan ( β ) Untuk daerah yang relatif kecil
biasanya kejadian hujan diasumsikan merata. Sehingga nilai
koefisien penyebaran hujan β = 1

2.3. Data lahan


Luas lahan (Daerah Aliran Sungai Anak Aia Dingin) = 1,5 km 2.

2.4. Hasil Perhitungan Aliran Permukaan


Hasil Perhitungan Aliran Permukaan adalah sebagai berikut :
Dengan pertimbangan luas DAS Anak Aia Dingin sangat kecil,
perhitungan Aliran Permukaan sungai dihitung dengan asumsi
sebagai lahan pengembangan kawasan dengan langkah seperti
terlihat pada tabel berikut :
 Dihitung untuk periode ulang 5 tahun
 Digunakan data Pos Penakar Hujan Tanjung Pati
 Menggunakan metode Gumbel

Periode Ulang
No. Metode
2 Th 5 Th 10 Th 20 Th 50 Th 100 Th
1 Tanjung Pati 26,32 32,09 35,91 39,57 44,32 47,87
Koefisien Debit aliran
Luas aliran sungai Intensitas
daerah maksimum dg
(asumsi lahan penyebaran Hujan Keterangan
pengaliran metode rasional
terbuka) hujan β (mm)
α (m³/detik)

26,32 5,48

0,5 1
2 2
1.5 km /1.500.000 m 32,09 6,69
35,91 7,48
LEMBARAN KERJA PERHITUNGAN LAJU EROSI LAHAN
(TANPA ADA KEGIATAN >> LERENG 30 - 45 %)

1. INDEK EROSIVITAS HUJAN (R)

R= 2,21 x P^1,36 CH
Jan 120,35
Peb 133,15
Mar 169,85
Apr 194,26
Mei 127,35
Juni 103,65
Juli 72,65
Agt 129,95
Sept 129,10
Okt 163,07
Nop 209,61
Des 185,00
JML 1.568,14
R= 2.138,5

2. FAKTOR TINDAKAN PENGAWETAN TANAH (P)

Nilai P untuk lahan semak belukar tidak terganggu = 0,01


(Hummer,1981 dalam Arsyad, 2000)

3. FAKTOR PANJANG & KEMIRINGAN LERENG (Ls)

Rumus Wischmeier dan Smitch (1978) :


LS = L1/2 (0,00138.S2 + 0,00965.S + 0,0138)

Dimana, L= Panjang lereng (KM) = 0,200


S= Kemiringan lereng (%) = 38

LS = 0,447214 0,427425

LS = 0,19115

4. FAKTOR ERODIBILITAS TANAH (K)

Rumus Wischmeier dan Smitch (1978) :


1,14
100 K = 2,713M (10-4) (12-a) + 3,25 (b-2) +2,5 (c-3)
M= (% pasir halus + % debu) x (100 % - % liat)
a= % kadar bahan organik tanah (1,724 x C-organik)
b= Kode STRUKTUR tanah 1 granular sangat halus
2 granular halus
3 granular sedang - kasar
4 lempung atau masif
c= Kode PERMEABILITAS tanah 1 cepat
2 sedang - cepat
3 sedang
4 lambat - sedang
5 lambat
6 sangat lambat
Data % pasir 3,555 Struktur 3
% debu 10,13 Permeabilitas 4
% liat 86,315
M= 187,2792
C organik 4,04 6,96496
100 K = 6,282
K 0,063

5. FAKTOR PENGGUNAAN LAHAN (C)

Nilai C untuk penggunaan lahan semak tidak terganggu 0,01


(Abdurahman, dkk., 1984) 0,01

6. EROSI YANG TERJADI (A)

Formula USLE A = R x K x Ls x C x P
LERENG R K Ls C P A
30 - 45 % 2.138,53 0,06 0,19 0,01 0,01 0,003
LEMBARAN KERJA PERHITUNGAN LAJU EROSI LAHAN
(TANPA ADA KEGIATAN >> LERENG 30 - 45 %)

1. INDEK EROSIVITAS HUJAN (R)

R= 2,21 x P^1,36 CH
Jan 120,35
Peb 133,15
Mar 169,85
Apr 194,26
Mei 127,35
Juni 103,65
Juli 72,65
Agt 129,95
Sept 129,10
Okt 163,07
Nop 209,61
Des 185,00
JML 1.568,14
R= 2.138,5

2. FAKTOR TINDAKAN PENGAWETAN TANAH (P)

Nilai P untuk lahan semak belukar tidak terganggu = 0,01


(Hummer,1981 dalam Arsyad, 2000)

3. FAKTOR PANJANG & KEMIRINGAN LERENG (Ls)

Rumus Wischmeier dan Smitch (1978) :


LS = L1/2 (0,00138.S2 + 0,00965.S + 0,0138)

Dimana, L= Panjang lereng (KM) = 0,200


S= Kemiringan lereng (%) = 38

LS = 0,447214 0,427425

LS = 0,19115

4. FAKTOR ERODIBILITAS TANAH (K)

Rumus Wischmeier dan Smitch (1978) :


1,14
100 K = 2,713M (10-4) (12-a) + 3,25 (b-2) +2,5 (c-3)
M= (% pasir halus + % debu) x (100 % - % liat)
a= % kadar bahan organik tanah (1,724 x C-organik)
b= Kode STRUKTUR tanah 1 granular sangat halus
2 granular halus
3 granular sedang - kasar
4 lempung atau masif
c= Kode PERMEABILITAS tanah 1 cepat
2 sedang - cepat
3 sedang
4 lambat - sedang
5 lambat
6 sangat lambat
Data % pasir 3,555 Struktur 3
% debu 10,13 Permeabilitas 4
% liat 86,315
M= 187,2792
C organik 4,04 6,96496
100 K = 6,282
K 0,063

5. FAKTOR PENGGUNAAN LAHAN (C)

Nilai C untuk penggunaan lahan semak tidak terganggu 0,01


(Abdurahman, dkk., 1984) 0,01

6. EROSI YANG TERJADI (A)

Formula USLE A = R x K x Ls x C x P
LERENG R K Ls C P A
30 - 45 % 2.138,53 0,06 0,19 0,01 0,01 0,003
LEMBARAN KERJA PERHITUNGAN LAJU EROSI LAHAN
(TANPA ADA KEGIATAN >> LERENG 45 - 60 %)

1. INDEK EROSIVITAS HUJAN (R)

R= 2,21 x P^1,36 CH
Jan 120,35
Peb 133,15
Mar 169,85
Apr 194,26
Mei 127,35
Juni 103,65
Juli 72,65
Agt 129,95
Sept 129,10
Okt 163,07
Nop 209,61
Des 185,00
JML 1.568,14
R= 2.138,5

2. FAKTOR TINDAKAN PENGAWETAN TANAH (P)

Nilai P untuk lahan semak belukar tidak terganggu = 0,01


(Hummer,1981 dalam Arsyad, 2000)

3. FAKTOR PANJANG & KEMIRINGAN LERENG (Ls)

Rumus Wischmeier dan Smitch (1978) :


LS = L1/2 (0,00138.S2 + 0,00965.S + 0,0138)

Dimana, L= Panjang lereng (KM) = 0,200


S= Kemiringan lereng (%) = 53

LS = 0,447214 0,592875

LS = 0,265142

4. FAKTOR ERODIBILITAS TANAH (K)

Rumus Wischmeier dan Smitch (1978) :


1,14
100 K = 2,713M (10-4) (12-a) + 3,25 (b-2) +2,5 (c-3)
M= (% pasir halus + % debu) x (100 % - % liat)
a= % kadar bahan organik tanah (1,724 x C-organik)
b= Kode STRUKTUR tanah 1 granular sangat halus
2 granular halus
3 granular sedang - kasar
4 lempung atau masif
c= Kode PERMEABILITAS tanah 1 cepat
2 sedang - cepat
3 sedang
4 lambat - sedang
5 lambat
6 sangat lambat
Data % pasir 3,555 Struktur 3
% debu 10,13 Permeabilitas 4
% liat 86,315
M= 187,2792
C organik 4,04 6,96496
100 K = 6,282
K 0,063

5. FAKTOR PENGGUNAAN LAHAN (C)

Nilai C untuk penggunaan lahan semak tidak terganggu 0,01


(Abdurahman, dkk., 1984) 0,01

6. EROSI YANG TERJADI (A)

Formula USLE A = R x K x Ls x C x P
LERENG R K Ls C P A
45 - 60 % 2.138,53 0,06 0,27 0,01 0,01 0,004
Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

LAMPIRAN 7
KERTAS KERJA PERHITUNGAN
BESARAN DAMPAK

Formulir UKL – UPL


LEMBARAN KERJA
PERHITUNGAN GETARAN DAN TEKANAN UDARA KEGIATAN PELEDAKAN BATUAN
RENCANA USAHA PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATUAN PT BUKIT SAFA MARWA

1. GETARAN

Formula Langefors

v = k {Q/R1,5}0,5

1,5 1,5 0,5 1,5 0,5 1/3 1/3


v = Kecepatan Vibrasi (mm/det) = Q/R {Q/R } k x {Q/R } {Q/150} {Q/150} x 1400 {Q/150}1/3 x 1400
k = Konstanta (harga tergantung batuan) = 200 R
Q = Jumlah Bahan Peledak/Amonium Nitrate = 150
R = Jarak (meter) = 50 0,424264069 0,651355562 130,2711125 0,333333333 466,6666667 9,333333333
100 0,15 0,387298335 77,45966692 0,333333333 466,6666667 4,666666667
250 0,037947332 0,194800749 38,96014986 0,333333333 466,6666667 1,866666667
2. TEKANAN ATAU RENJATAN GELOMBANG UDARA 500 0,013416408 0,115829219 23,16584371 0,333333333 466,6666667 0,933333333
1000 0,004743416 0,068872465 13,77449308 0,333333333 466,6666667 0,466666667
{ Q }1/3 1500 0,002581989 0,050813275 10,16265496 0,333333333 466,6666667 0,311111111
P = 1400 150 2000 0,001677051 0,040951813 8,190362588 0,333333333 466,6666667 0,233333333
R 2500 0,0012 0,034641016 6,92820323 0,333333333 466,6666667 0,186666667
3000 0,000912871 0,030213754 6,042750795 0,333333333 466,6666667 0,155555556
P = Tekanan Udara (mbar) 3500 0,000724418 0,026915013 5,383002629 0,333333333 466,6666667 0,133333333
Q = Jumlah Bahan Peledak (kg) 4000 0,000592927 0,024350094 4,870018732 0,333333333 466,6666667 0,116666667
R = Jarak (meter) 4500 0,000496904 0,022291343 4,4582687 0,333333333 466,6666667 0,103703704
5000 0,000424264 0,020597671 4,119534288 0,333333333 466,6666667 0,093333333
1,5 1,5 0,5 1,5 0,5 1/3 1/3
v = Kecepatan Vibrasi (mm/det) = Q/R {Q/R } k x {Q/R } {Q/150} {Q/150} x 1400 {Q/150}1/3 x 1400
k = Konstanta (harga tergantung batuan) = 200 R
Q = Jumlah Bahan Peledak/Amonium Nitrate = 250
R = Jarak (meter) = 50 0,707106781 0,840896415 168,1792831 0,555555556 777,7777778 15,55555556
100 0,25 0,5 100 0,555555556 777,7777778 7,777777778
250 0,063245553 0,251486686 50,29733719 0,555555556 777,7777778 3,111111111
2. TEKANAN ATAU RENJATAN GELOMBANG UDARA 500 0,02236068 0,149534878 29,90697562 0,555555556 777,7777778 1,555555556
1000 0,007905694 0,088913971 17,7827941 0,555555556 777,7777778 0,777777778
1/3
{ Q } 1500 0,004303315 0,065599656 13,11993114 0,555555556 777,7777778 0,518518519
P = 1400 150 2000 0,002795085 0,052868563 10,57371263 0,555555556 777,7777778 0,388888889
R 2500 0,002 0,04472136 8,94427191 0,555555556 777,7777778 0,311111111
3000 0,001521452 0,039005789 7,801157731 0,555555556 777,7777778 0,259259259
P = Tekanan Udara (mbar) 3500 0,001207363 0,034747133 6,949426512 0,555555556 777,7777778 0,222222222
Q = Jumlah Bahan Peledak (kg) 4000 0,000988212 0,031435836 6,287167148 0,555555556 777,7777778 0,194444444
R = Jarak (meter) 4500 0,000828173 0,028778001 5,755600142 0,555555556 777,7777778 0,172839506
5000 0,000707107 0,026591479 5,318295897 0,555555556 777,7777778 0,155555556
LEMBARAN KERJA
PERHITUNGAN KECEPATAN GETARAN DAN TEKANAN UDARA AKIBAT PELEDAKAN
Rencana Kegiatan Pertambangan dan Pengolahan Batuan PT. Bukit Safa Marwa

Jumlah Bahan Peledak (Amonium Nitrat Fuel Oil - ANFO) 150 Kg


NO. JARAK KECEPATAN GETARAN BESAR TEKANAN/RENJATAN UDARA TEKANAN UDARA SETEMPAT
(M) (mm/det) (mbar) (bar) (normal 1,0 atm = 1,013 bar)
1 50 130,271 9,333 0,0933 1,1063 bar
2 100 77,460 4,667 0,0467 1,0597 bar
3 250 38,960 1,867 0,0187 1,0317 bar
4 500 23,166 0,933 0,0093 1,0223 bar
5 1000 13,774 0,467 0,0047 1,0177 bar
6 1500 10,163 0,311 0,0031 1,0161 bar
7 2000 8,190 0,233 0,0023 1,0153 bar
8 2500 6,928 0,187 0,0019 1,0149 bar
9 3000 6,043 0,156 0,0016 1,0146 bar
10 3500 5,383 0,133 0,0013 1,0143 bar
11 4000 4,870 0,117 0,0012 1,0142 bar
12 4500 4,458 0,104 0,0010 1,0140 bar
13 5000 4,120 0,093 0,0009 1,0139 bar
Catt. Konstanta batuan 200 (batu gamping)

Jumlah Bahan Peledak (Amonium Nitrat Fuel Oil - ANFO) 250 Kg


NO. JARAK KECEPATAN GETARAN BESAR TEKANAN/RENJATAN UDARA TEKANAN UDARA SETEMPAT
(M) (mm/det) (mbar) (bar) (normal 1,0 atm = 1,013 bar)
1 50 168,179 15,556 0,1556 1,1686 bar
2 100 100,000 7,778 0,0778 1,0908 bar
3 250 50,297 3,111 0,0311 1,0441 bar
4 500 29,907 1,556 0,0156 1,0286 bar
5 1000 17,783 0,778 0,0078 1,0208 bar
6 1500 13,120 0,519 0,0052 1,0182 bar
7 2000 10,574 0,389 0,0039 1,0169 bar
8 2500 8,944 0,311 0,0031 1,0161 bar
9 3000 7,801 0,259 0,0026 1,0156 bar
10 3500 6,949 0,222 0,0022 1,0152 bar
11 4000 6,287 0,194 0,0019 1,0149 bar
12 4500 5,756 0,173 0,0017 1,0147 bar
13 5000 5,318 0,156 0,0016 1,0146 bar
Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

LAMPIRAN 8
CURRICULUM VITAE PENYUSUN
FORMULIR UKL – UPL

Formulir UKL – UPL


CURRICULUM VITAE

A. KETERANGAN DIRI

Nama : Tisnohari, BE
Tempat /Tanggal Lahir : Kutoarjo, 21 Januari 1959
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Jl. Delima VI No. 266, Perumnas Belimbing, Kuranji,
Padang 25157
Telepon : (0751) 497033 HP 08126753531

B. PENDIDIKAN, KURSUS/PELATIHAN

1. Pendidikan

 Sekolah Dasar (SD) Negeri Sawunggaling Kutoarjo (1966 – 1971)


 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kutoarjo (1972 – 1974)
 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Purworejo Jur. IPA (1975 – 1977)
 Sarjana Muda Teknik Geologi Universitas Pembangunan Nasional VETERAN,
Yogyakarta (1982)

2. Kursus/Pelatihan

 Kursus “BIDANG GEOLOGI”, 1992, Bandung.


 Kursus “PEMROGRAMAN KOMPUTER GEOLOGI”, 4176.P/Prodik/1992, Bandung.
 Aplikasi “MICROMINE’, 166/65.017/PII/DTP/1999 – 1997, Bandung.
 Standardisasi Pertambangan Umum, 1998, Padang.
 SIG PERKOTAAN, 2000, Padang.
 E-COMMERCE, 2002, Padang.
 COMPUTER GRAPHIC, 2004, Padang.
 ANIMASI 3D GEOLOGI, 2005, Bandung.
 GPS SYSTEM, 2006, Padang.
 GEOLOGI TATA LINGKUNGAN SUMATERA BARAT, 2006, Padang.
C. PENELITIAN

 Pemetaan Geologi di Prov. Sumbar, Prov. Riau & Prov. Jambi.


 Pemetaan Potensi Bahan Galian di Prov. Sumbar, Prov. Riau & Prov. Jambi.
 Pemetaan Geologi Tata Lingkungan di Prov. Sumbar, Prov. Riau & Prov. Jambi.
 Pemetaan Hidrogeologi di Prov. Sumbar, Prov. Riau & Prov. Jambi.
 Pemetaan Daerah Rawan Bencana Alam Longsor, Prov. Sumbar.
 Pemetaan Geologi Tata Lingkungan di Prov. Sumbar.
 Pemetaan Geologi untuk menunjang RTRW, Kab. Ende, Nusa Tenggara Timur.
 Survai Bijih Besi, Tanjung Sembilang, Kab. Lingga, Prov. Kepulauan Riau.
 Survai Bijih Besi, Anambas, Kepulauan Riau.
 Survai Bijih Besi, Pangkalan Buun, Kalimantan Tengah.
 Survai Bijih Besi, Bima, Nusa Tenggara Barat.
 Survai Mineral Logam, Kalimantan Utara.
 Survai Mineral Logam, Nabire, Papua.
 Survai Mineral Logam, Bau-Bau, Sulawesi Tenggara.
 Survai Mineral Logam, Sitaro, Prov. Sulawesi Utara.
 Survai Emas, Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara.
 Survai Emas, Buru, Prov. Maluku Tengah.
 Survai Emas, Saparua-Haruku, Maluku Tengah.
 Survai Emas, Bombana, Sulawesi Tenggara.
 Survai Emas, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
 Survai Nikel, Fritu, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
 Pendugaan Geolistrik, Kab. Agam & Kab. 50 Kota, Prov. Sumbar.

D. PENGALAMAN KERJA
 Pegawai Negeri Sipil, Dinas ESDM Prop. Sumatera Barat [d.h. Kanwil Departemen
Pertambangan & Energi, Provinsi Sumatera Barat (Sumatera Barat, Riau & Jambi)], 1
Maret 1983 s.d. 31 Januari 2017.Masa Kerja 33 Tahun 11 Bulan. SK Pensiun Kep. Kepala
Badan Kepegawaian Negara No 05362/KEP/MT/21300/16, tgl 28 Oktober 2016.
 Perbantuan pada berbagai Perusahaan Pertambangan, Pemda Kabupaten/Kota & Pemda
Provinsi, wilayah NKRI.

Padang, 3 Januari 2022


Yang membuat,

TISNOHARI, BE
lcfit trnur Mcrtcrl Uruu Vctelrl I Dcrobiliseri I.l.
lr Mcdd PTIP No. l& lEp$ r 1165tr4gel 30 Jofi 1955.

N".{n7Tq/s@ae
t-
Departemen danKeamdnef,
Pertahanan
Republik Indonesia

TJAZAH
UNIVERSITAS
PEMBANGUNANNASIONAL'VETERAN'
(uPN "VETERAN")
YOGYAKARTA

Diberikan kepada :

Siamn&nfr;/-
fahirranggat
: ....A1...\anutatrii...I.g.{g..,.....
di ,.,.Af.^^lVo."y
LULUS
ujian Negaratingkat "...Aedtrtaat3{*t}ra2......... .. padaFakurras
..............j .... j urusaa
............{,a{uttf fu.r.aga.fa"1,t/-
tsERDASARKAN
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K E B U D A Y A A NR . I .
NO. : 0299I P I I98I TERTANOGAL 19 OKTOEGR r98t
yang diselenggarakandari tanggal I Juni l98l _ sampoi dengan tanggal 3l Mei l9E2 di
Yogyakarta, dengan hasil sehinggakepadanyadibcri
hak untuk memakai

Menurut Kutipan dari Kitab Induk ra*uttalga,.K/ti;r$z


Universitas PembangunanNasional " V e t e r a n' Yogyakarta,
denganNo. lnduk.....18.*++r/ry
sebagaimahasiswa
Yogyakarta,1..\'tttUl.lot8.*,..
PanitiaUjian Nefrra l98t/t9El

.. n,b/.f I
1 lr-_Srpranro )
NlP. r 0tOl34SE5
I'.'IAX EEAIA TAHUT trtt / I'!E
IH'YIT3'TAI PUEA]IGUTAT TA'IOiAL''YfTlIAiIr
VOEYA rAIIA

l98l sampai dengan tanggal -il Mei lgE2

iz.lthane*i"at

Disanpiag bersanglcutantelah mclakukan kcrja praktel di :


.eA,wug*am,6uy

Menbuat laporan

Serta telah menempuh ujian lisan


dcngan hasil :

Yogyakarta,
. ,4 . .\mttZ .11.8*
Pa-nitia
Ujian NEfaraTh. l98t/19E2
Ketua, Sctrctaris,

"\u n
1 oeroto
lr,i *h_
T-trbgli''
Supranto
CURRICULUM VITAE

A. DATA UMUM
Nama : Drs. Zaldi Patriyanus
Tempat / Tanggal Lahir : Jaho, Padang Panjang / 4 Januari 1968
Alamat : Jalan Merpati No. 7 Siteba Padang
Pendidikan Formal dan : S1 Biologi FMIPA Universitas Andalas Padang, 1993
Non-Formal Kursus AMDAL A, 1993
Kursus AMDAL Bidang PU, 1994
Training Workshop on The Planning, Implementation and
Auditing of ISO 14001 Environmental Management System,
The Collaborative Environmental Project in Indonesia, 1999
Ujian Kompentensi Pengawas Operasional Pratama Bidang
Pertambangan Umum

B. PENGALAMAN PEKERJAAN (5 TAHUN TERAKHIR)

Tahun 2014
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Perumahan Griya Insani Ahli Biologi
Sijunjung PT. Kualitas Insani Amaliah. Jorong Gantiang, Nagari Sijunjung,
Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Propinsi Sumatera Barat
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Batching Plan dan Stone Ahli Biologi
Crusher PT. Tri Jaya Putra. Jorong Sialang, Nagari Gunung Silasiah,
Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Propinsi Sumatera
Barat.
 Penyusunan Studi AMDAL Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Ahli Biologi
Tenaga Minihidro (PLTM) Tandikek. PT. Trimuda Energi. Nagari Sitalang,
Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Barat.
 Penyusunan Studi AMDAL Rencana Pembangunan Tempat Pemrosesan Ahli Biologi
Akhir (TPA) Sampah dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Pasaman.
Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera
Barat.
 Penyusunan Studi AMDAL Rencana Pembangunan Daerah Irigasi Batang Ahli Biologi
Tarusan. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan.
 Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Tempat Ahli Biologi
Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional Solok. Dinas Prasarana Jalan
Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat.
 Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Usaha Ahli Biologi
Pertambangan Batubara PT. Thomas Jaya Trecimplant Abadi.
 Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Usaha Ahli Biologi
Pertambangan Batubara PT. Centra Bara Indonesia.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Peningkatan Ruas Jalan Padang Koto Ahli Biologi
Gadang – Palembayan. Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman
Propinsi Sumatera Barat.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Perumahan Green Asri Ahli Biologi
Apernas. Jorong Sungai Jariang, Nagari Lubuk Basuang, Kecamatan Lubuk
Basung, Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Barat.

Curriculum Vitae Zaldi P hal – 1


Tahun 2015
 Penyusunan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Kerangka Ahli Biologi
Acuan, Analisa Dampak Lingkungan Hidup dan Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup) Rencana Usaha
Perkebunan Kelapa Sawit PT. Karbindo Internasional.
 Penyusunan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Kerangka Ahli Biologi
Acuan, Analisa Dampak Lingkungan Hidup dan Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup) Rencana
Pembangunan Jalan dan Terowongan Balingka – Ngarai Sianok. Dinas
Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat.
 Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Daerah Irigasi Ahli Biologi
Koto Salapan. Balai Wilayah Sungai Sumatera V.
 Penyusunan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Kerangka Ahli Biologi
Acuan, Analisa Dampak Lingkungan Hidup dan Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup) Rencana
Peningkatan Daerah Irigasi Koto Salapan. Balai Wilayah Sungai Sumatera V.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Peningkatan Ruas Jalan Surantih – Ahli Biologi
Langgai. Kecamatan SUTERA Kabupaten Pesisir Selatan. Dinas Prasarana
Jalan Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Jalan Matobe – Ahli Biologi
Saumanganya. Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Mentawai.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Jalan Sibaibai – Ahli Biologi
Mabolak. Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Mentawai.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Jalan Simpang Lima Tiga Ahli Biologi
– Boriai. Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Mentawai.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Jalan Simpang Lima Tiga Ahli Biologi
– Mapinang. Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Mentawai.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Jaringan Irigasi Batang Ahli Biologi
Bangko. Kecamatan Pauh Duo dan Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten
Solok Selatan. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Sumatera Barat.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Tempat Pengolahan Ahli Biologi
Sampah Terpadu (TPST) Sungai Tanang. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Agam.

Tahun 2016
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Rest Area Kawasan Ahli Biologi
Jalan Sicincin – Malalak. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Agam.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Check Dam Batang Ahli Biologi
Timbalun. Kelurahan Bungus Timur Kecamatan Bungus Teluk Kanbung. Kota
Padang. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Sumatera Barat.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Pasar Tradisonal Ahli Biologi
Moderen Koto Barapak. Nagari Koto Barapak. Kecamatan Bayang.
Kabupaten Pesisir Selatan. Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan
Permukiman Kabupaten Pesisir Selatan.

Curriculum Vitae Zaldi P hal – 2


Tahun 2017
 Penyusunan Adendum ANDAL dan RKL Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Ahli Biologi
dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. Mutiara Agam. Kabupaten Agam.
Propinsi Sumatera Barat.
 Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Kegiatan Ahli Biologi
Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Solok. Dinas Pertanian Kotan Solok.
 Penyusunan AMDAL Rencana Pembangunan Kawasan Wisata Lingai. Jorong Ahli Biologi
Tanjuang Batuang, Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten
Agam.
 Penyusunan AMDAL Rencana Pembangunan Kawasan Wisata Pulau Sikuai Ahli Biologi
(Sikuai Island Resort). Kelurahan Teluk Kabung Selatan, Kecamatan Bungus
Teluk Kabung, Kota Padang.
 Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Kegiatan Ahli Biologi
Pembangkit Listrik Minihidro (PLTM) Lubuk Sao II. Kabupaten Agam. Propinsi
Sumatera Barat

Tahun 2020
 Penyusunan AMDAL Rencana Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Ahli Biologi
(RSUD) Pariaman.

Tahun 2021
 Penyusunan AMDAL Rencana Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Ahli Biologi
(RSUD) Lubuk Basung.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan The Balcone Suite and
Convention. PT. DAS Utama.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Peningkatan Jalan Ruas Rwang –
Talawi. Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera
Barat.

Tahun 2022
 Penyusunan AMDAL Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dan Rencana Pabrik Ahli Biologi
Kelapa Sawit PT. Karya Agung Megah Utama.

Padang, 01 Maret 2023

Yang Menyatakan,

Drs. Zaldi Patriyanus

Curriculum Vitae Zaldi P hal – 3


J
fis
zo
>o
cl
=q
3=
D=3
=HR
Ft ?rd a
a =
t{ 6zz
<3i
z
fEl a
x 9,9 fr_
t{ I a 29= p
z
c.l <z>
=lrJ< F
frl Fl FriJ< z
n{ ad trEE N zP
z t{ ..lXo
v'
oo
+)
r- cn 3_ Eei J
a
E a x -cJ
= -Y tu Ii z z
- SE< z F
\34
t{ il
a
a.)
6:
N-E
= 'd
d fi 3sq
F
-ul =: g
pz
I
H o L
N ifr8
O;z
L
a 2YlJJ
t\ a tr d=lE
a&,o
t{ z frH6
fr B ll]-z
s33
H o oIc'r
a z
a
Zcis
az=
--, < lrJ
!
I
fr0=
A EE
E=
rl 3
z?
Eg
!J
Y
:?
EE
=e
Et
tr!J
J,A
2,ill
z F=
a! oo
F-,l
&
ri --a=
,1 ax.E
z E 3.8
J!trl]r
eO.{
'i! :4 E
U)
ri4r.nd
-, L
Fr
c, t-t :
a Ee*r
616lF
:; -
z
Fr
z6 .E=.=
!r
tUb
azz
HE_I
rn!!NA
za C5=*
F !).
q,.9EE oD .o
=
ri Y,-,.!j(
a 7 !rE
> !{ _\J(!l =
= c!
==€li i;
v= 3Sb
Z ixe
rh.-|ZCi
-ui.i(!
Fl|,aor
CURRICULUM VITAE

DATA UMUM
Nama : Asmanita Siregar, SE
Tempat / Tanggal Lahir : Bandar Kuala / 11 Pebruari 1977
Alamat : Perumahan Wahana V Bok B No. 11 RT 01 RW 04 Belimbing
Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji Kota Padang
Pendidikan Formal dan : S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa
Non-Formal Padang, 2011
Kursus AMDAL A, 2015

PENGALAMAN PEKERJAAN (5 TAHUN TERAKHIR)

TTahun 2013
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Usaha Pertambangan Bijih Besi Ahli Sosial
PT. Dharma Power Bersama. Nagari Tanjuang Balik Sumiso, Masyarakat
Kecamatan Tigo Lurah, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Pasar Ternak Ahli Sosial
Guguak Sarai, Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Kabupaten Masyarakat
Solok, Propinsi Sumatera Barat.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Usaha Stasiun Pengisian Bul Elpiji Ahli Sosial
(SPBE) PT Lepen Kencana Utama. Jorong Bungo Tanjuang, Nagari Masyarakat
Saok Laweh, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera
Barat.
Tahun 2014
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Perumahan Griya Ahli Sosial
Insani Sijunjung PT. Kualitas Insani Amaliah. Jorong Gantiang, Nagari Masyarakat
Sijunjung, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Propinsi
Sumatera Barat
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Batching Plan dan Ahli Sosial
Stone Crusher PT. Tri Jaya Putra. Jorong Sialang, Nagari Gunung Masyarakat
Silasiah, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Propinsi
Sumatera Barat.
 Penyusunan Studi AMDAL Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Ahli Sosial
Tenaga Minihidro (PLTM) Tandikek. PT. Trimuda Energi. Nagari Masyarakat
Sitalang, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Propinsi
Sumatera Barat.
 Penyusunan Studi AMDAL Rencana Pembangunan Tempat Ahli Sosial
Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah dan Instalasi Pengolahan Lumpur Masyarakat
Tinja (IPLT) Pasaman. Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan
Permukiman Propinsi Sumatera Barat.
 Penyusunan Studi AMDAL Rencana Pembangunan Daerah Irigasi Ahli Sosial
Batang Tarusan. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Masyarakat
Pesisir Selatan.
 Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Tempat Ahli Sosial
Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional Solok. Dinas Prasarana Masyarakat
Jalan Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat.

Curriculum Vitae Asmanita Siregar hal – 1


 Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Usaha Ahli Sosial
Pertambangan Batubara PT. Thomas Jaya Trecimplant Abadi. Masyarakat
 Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Usaha Ahli Sosial
Pertambangan Batubara PT. Centra Bara Indonesia. Masyarakat
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Perumahan Green Ahli Sosial
Asri Apernas. Jorong Sungai Jariang, Nagari Lubuk Basuang, Masyarakat
Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Barat.
Tahun 2015
 Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Daerah Ahli Sosial
Irigasi Koto Salapan. Balai Wilayah Sungai Sumatera V. Masyarakat
Tahun 2016
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Rest Area Ahli Sosial
Kawasan Jalan Sicincin – Malalak. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Masyarakat
Kabupaten Agam.
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan Perumahan Villa Ahli Sosial
Mutiara Residence. Nagari Lubuk Basung Kecamatan Lubuk Basung Masyarakat
Kabupaten Agam. PT. Taharuddin.
Tahun 2021
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Pembangunan The Balcone Suite Ahli Sosial
and Convention. PT. DAS Utama. Masyarakat
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Peningkatan Jalan Ruas Rwang –
Talawi. Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi
Sumatera Barat.
Tahun 2022
 Penyusunan UKL dan UPL Rencana Kegiatan Embung Saumanganya. Ahli Sosial
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Masyarakat
Kepulauan Mentawai

Padang, Maret 2023

Yang Menyatakan,

Asmanita Siregar, SE

Curriculum Vitae Asmanita Siregar hal – 2


'z

a
o
:.
tq) !J

a
o qr
t o
6 J
TF a (o
E U
(D 't
-
h B C
;{
gl { b
o
e4
?
o
: B z
rE
\ o fi I
N At 6- n
s -
q,
P
Ft
x i
ra
0) s* A) ril (n
h -Ar
o
= q, N'
at
x o n o
J
a. e !E g
0, aE
,:!i -t
s@
E*r btr
6-
n-t -:1"-
ils
\-
{l
=0r ra
tA-
aS IF 3
i {q,
g
b :i
o o (o
zS €i
i b
3m ti \al
?. (a,i 8)

{ B9 Q a o
\a F
q a) $'
sF
o
,i'
o
FV
=A
+= q, an
ai
sr B o o q* q G
n o s-r o Q,:T
,r, l

N)
Q
q,
/-, \ \ o
x1 o A, o o
rB q
I f@ * a. b 5
o J 0)
if 0t
T $in
(Q \','
o (t, !,x
x
hF -
o)
o o- Sr o o u
g)
q,
h t o =
.U
D =l
gl s: q
] !)
N ao o
(o a) a
I Ar
A 15o
s zo =q, D E
i, D d
o a I
-0r
3 a- \= o'
ct z
0) o
-t
N)
\. ijF 0)s
I
I O
I
o
0) x sF
J (D
o, SCI
!
C s *c$
0, N ;,
a
a
o, TT

st jr
f,i
ft
*,8
r:i
t--
s
Rencana Usaha Pertambangan dan
Pengolahan Batu Gamping

LAMPIRAN 9
LAIN – LAIN

Formulir UKL – UPL


RISALAH PERBAIKAN FORMULIR UKL-UPL RENCANA USAHA PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATUAN PT. BUKIT SAFA MARAWA
(Sesuai Rapat Tim Teknis UKL-UPL Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat - Tanggal 12 Juli 2023)

NO MASUKAN - SARAN PERBAIKAN HAL HASIL PERBAIKAN - TANGGAPAN HAL

1. Drs. Bustanul Arifin, M.Si


1 Pada deskripsi kegiatan belum ada narasi tentang operasional Generating Set III-2 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : H. Utilitas Tambang -- 2) Bab II hal 41
Generating Set
2 Apakah tidak ada kegiatan yang terkait dengan stock pile hasil olahan atau hasil produksi III-2 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Penumpukan Produk Batuan -- Bab III hal 2, hal 3,
sebelum diangkut. Karena keberadaan dari stock pile juga berpotensi terjadinya dampak. Tabel 3.1, Gambar 21 dan Tabel 3.2 hal 4 sd hal 16

3 Kegiatan penerimaan tenaga kerja, apakah tidak berdampak terhadap sikap dan persepsi III-2 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Dampak ikutan dari Kesempatan Bab III hal 3 dan
masyarakat. Bahkan akan berpotensi terjadinya kecemburuan sosial, bila rekruitnya tidak Kerja -- Gambar 21 dan Tabel 3.2 hal 5
sesuai dengan kondisi masyarakat yang dapat diperkerjakan.
4 Kegiatan pengupasan dan dan pemindahan tanah pucuk sebetulnya juga berpotensi terjadi III-2 Telah menjadi muatan dokumen : Penurunan Kualitas Air Permukaan dan Bab III hal 2, hal 3,
dampak terhadap: 1). kualitas air sungai 2). sedimentasi sungai. Pendangkalan Badan Air -- Tabel 3.1, Gambar 21 dan Tabel 3.2 hal 4 sd hal 16
5 Kegiatan pengupasan dan pemindahan tanah pucuk juga sekaligus dengan kegiatan III-2 Telah menjadi muatan dokumen : Pengupasan dan Penyimpanan Tanah Pucuk
penimbunan (stock pile) tanah penutup. Karena dalam narasinya ada uraian tentang dan Penggalian dan Penimbunan Tanah Penutup -- Tabel 3.1, Gambar 21 dan
penyimpanan tanah pucuk, atau penyimpanan tanah pucuk ini dibuatkan menjadi satu Tabel 3.2
kegiatan tersendiri. Agar pengelolaan dan pemantauannya dapat dibuatkan lebih rinci dalam
matrik UKL-UPL nya.

6 Besaran dampak pada UKL-UPL sebetulnya tidak dihitung seperti halnya pada kajian Matrik UKL UPL Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 Bab III hal 4 sd hal
AMDAL. Karena kalau dibuatkan angka berkisar antara 0 sd 30 % untuk penurunan kualitas 20
udara, tentu harus ada hitungannya. Juga apa pula dasar untuk menentukan bahwa besaran
dampaknya tergolong kecil. Besaran dampak dalam UKL UPL cukup menyebutkan berapa
banyak aktifitas yang berlangsung pada setiap komponen kegiatan. Misalnya :
pengangkutan hasil tambang pada tahap operasional, cukup menyebutkan berapa ritasi
kendaraan angkut setiap harinya.

7 Lokasi pemantauan harus dibuatkan dengan jelas dan pasti. Misalnya untuk lokasi Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 Bab III hal 4 sd hal
pemantauanan sebutkan Jorong dan Nagari serta Kecamatan. Untuk komponen Fisik-Kimia 20
seperti kualitas air, sungai, tanah lengkapi dengan koordinat. Karena dalam matrik ada yang
belum lengkap untuk lokasi pemantauan.
8 Dalam UPL ada program “Bentuk Pemantauan”, ini berisikan metoda pengumpulan data Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Analisa dan evaluasi Bab III hal 4 sd hal
(MPD) sudah ada narasinya. Namun data tersebut dilakukan analisis (MAD), yang dilakukan data hasil pemantauan lingkungan dilakukan secara deskripitf dan perbandingan 20
analisis tersebut : 1). Analisis terhadap evaluasi kecendrungan (trend evaluation) dan (komparatif) terhadap intensitas dampak sekaligus data hasil pemantauan
evaluasi kecendrungan (criticial level evaluation). periode sebelumnya (kecendrungan atau trend evaluation dan criticial level
evaluation atau tingkat kritis).

Page 1 of 16
9 Besaran dampak untuk sosialisasi rencana kegiatan adalah dengan menyebutkan daerah III-4 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Sosialisasi Rencana Bab III hal 4
yang terkena dampak (langsung dan tidak langsung) saja Kegiatan -- Sesuai hasil wawancara bebas terungkap, sebagian besar
masyarakat Jorong Kapalo Koto telah mengetahui serta mendukung rencana
kegiatan pertambangan dan dan pengolahan batu gamping
10 Besaran dampak untuk pembebasan lahan dengan menyebutkan berapa luas lahan yang Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Pembebasan Lahan -- Bab III hal 4
dibebaskan dan status kepemilikan lahan. Proses pembebasan lahan seluas 20 ha bagi rencana kegiatan dilakukan
menerapkan musyawarah dan mufakat bersama pihak-pihak yang terkait (Kepala
Kaum dan Ninik Mamak) di Jorong Kapalo Koto.
11 Besaran dampak untuk rekruitmen tenaga kerja menyebutkan berapa orang yang akan Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penerimaan Tenaga Bab III hal 4
diterima sebagai pekerja untuk masyarakat setempat Kerja -- Penerimaan tenaga kerja sebanyak 50 orang dan kesempatan kerja bagi
angkatan kerja setempat diperkirakan > 60 % dari jumlah penduduk yang
tergolong usia kerja pada wilayah Nagari Halaban
12 Untuk besaran dampak yang lainnya disesuaikan dengan jenis kegiatan sebagai sumber Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 Bab III hal 4 sd hal
dampak. 20
13 Kegiatan operasional base-camp besaran dampaknya dengan menyebutkan jumlah tenaga Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Air Bab III hal 5
kerja yang bekerja dan yang menetap pada base camp (kalau ada) Permukaan -- Pengaliran air limbah domestik (jumlah timbulan diperkirakan 900 L
per-hari seiring kehadiran 30 orang tenaga kerja pembangunan sarana prasarana
tambang
14 Sebutkan kerja sama dengan pengelola tinja (IPLT) yang terdekat dimasud tersebut Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 5
kabupaten apa. Air Permukaan -- Melakukan pengurasan tangki septik secara berkala setiap 7
(tujuh) hari melalui kerja sama dengan pihak pengelola IPLT yang terdekat
(dalam hal IPLT Kota Payakumbuh).
15 Pemantauan kualitas udara disebutkan jalan masuk tambang dan jalan kerja tambang, Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 6
apakah tidak memungkinkan untuk dilengkapi dengan koordinatnya. Udara -- Jalan masuk tambang (0° 20' 33,25" LS 100° 44' 24,55" BT) -- Jalan
kerja tambang (0° 20' 37,5" LS 100° 44' 45,3" BT)
16 Berapa luas lahan yang akan dijadikan enclave, harusnya sudah ada dalam dokumen ini Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Melakukan Bab III hal 9 dan
lengkap dengan koordinatnya. perlindungan (enclave) terhadap lahan arah Selatan yang terindikasi sebagai hal 22
habitat Rafflesia sp (status jenis langka dan dilindungi) dan Amorphophalus sp
(jika setelah terbentuk bunga dan diketahui jenis Amorphopalus titanum maka
termasuk jenis tumbuhan dilindungi). Luas lahan enclave adalah 1,80 ha atau
18.000 m2 >> Gambar 23

17 Terkait dengan spesies Amorphophalus sp, apa spesies yang ada pada lokasi dan apakah Idem Bab III hal 9
termasuk yang dilindungi. Karena spesies dari Amorphophalus ini yang tidak dilindungi.
Contoh: A. paeoniifolius (suweg) dan A. muelleri (porang)
18 Peta lokasi sampling ada dinyatakan sampling gangguan habitat biota aquatis, sementara Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.1 -- Biota Aquatis dan Tabel 3.2 -- Bab III hal 2 dan
dalam matrik identifikasi dampak tidak ada Biota Aquatik (Lihat halaman III-2). Sebetulnya Gangguan Habitat Biota Aquatis hal 4 sd hal 20
perlu dilakukan pemantauan terhadap biota aquatik, apalagi sekiranya sungai tersebut
merupakan hidup habitat biota air khususnya ikan.

Page 2 of 16
2. Yossyafra, ST, M.Eng.Sc, Ph.D
1 Daftar isi agar disesuaikan dengan isi. Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Daftar Isi
2 Apakah pemrakarsa sudah paham dengan catatan yang dibuat dalam surat Standar Teknis
Andalalin yang diterbitkan Dishub Provinsi Sumbar.
a Pelebaran akses yang disertai pelebaran radius tikugan (belok) pada akses masuk dan Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Tahap Persiapan -- Gangguan Lalu Bab III hal 7 dan
keluar tambang menjadi 8,0m dimana dibuat dan gambarkan seperti apa ? Lintas -- Melakukan pelebaran jalan akses menuju lokasi tambang serta Lampiran 4
pelebaran radius tikungan (belok) pada akses masuk dan keluar tambang
menjadi 8,0 m -- Lampiran 3 ANDALALIN
b Apakah benar pengaturan jadwal pengangkutan material pukul 07.00- 08.00WIB ? Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Tahap Persiapan -- Bab III hal 7 dan
Gangguan Lalu Lintas -- Pengangkutan peralatan dan material tidak dilakukan hal 17
saat jam sibuk hari kerja (pukul 16.00 – 17.00 WIB) dan saat jam sibuk hari libur
(pukul 11.45 – 12.45 WIB).
c Apakah memang menyediakan pengatur atau pengaman lalu lintas yang bersertifikat atau Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Tahap Persiapan -- Bab III hal 7 dan
sudah mengikuti pelatihan ? Gangguan Lalu Lintas -- Menyediakan petugas pengatur atau pengamanan lalu hal 17
lintas yang telah mengikuti pelatiahn untuk mengatur lalu lintas pada wilayah
internal dan eksternal.
3 Tabel 2.11. disesuaikan dengan Tabel 2.12 -- Sinkronisasi jenis, tipe dan jumlah sarana dan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : D. Pembangunan dan Bab II hal 24 dan
prasarana yang mungkin bisa dibuat satu tabel saja. Pengoperasian Base-Camp -- Untuk mendukung pekerjaan pembangunan sarana hal 25
prasarana tambang, akan diadakan pula base-camp konstruksi semi permanen
(bangunan sementara) >> Tabel 2.11 data rencana base-camp, Tabel 2.12
rencana sarana prasarana tambang

4 Jalan Masuk Tambang -- ada jalan lingkungan selebar 3,0 m akan dijadikan lebar berapa Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : b. Perkerasan Badan Jalan -- Bab II hal 25
sebagai bentuk dari peningkatan kapasitas jalan ? Untuk pelaksanaan, dimulai dari sisi mana Pekerjaan menggunakan alat berat jenis excavator dan dozer yang dimulai dari
? Dimulai dari lokasi tambang atau dari akses jalan Provinsi ? lokasi persilangan dengan jalan Provinsi.
5 Rencana produksi rata-rata 1.100ton/hari, kapasitas rencana unit stone crusher 25ton/jam, Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 2. Rencana Produksi -- Sesuai Bab II hal 33
berarti aktifitas produksi stone crusher selama 24 jam ? recovery produksi, jumlah raw material 458.640 ton per-tahun (rata-rata 1.274 ton
per-hari). Sementara itu, kapasitas rencana stone crucher 25 ton per-jam (500 ton
per-hari untuk waktu kerja 20 jam). Artinya, sebagian besar raw material juga
diangkut ke lokasi kegiatan pihak lain.

6 Pemuatan dan Pengangkutan -- Dinarasikan pengangkutan dengan dump truk 18 ton, atau 5 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- 5. Pemuatan dan Bab II hal 34
ton, berapa pastinya ? Kalau 18 ton dengan dengan truk 2 as, mungkin melebihi beban izin Pengangkutan Produk -- Kendaraan angkut yang digunakan jenis truk kecil
melewati jalan Provinsi yang ada (kapasitas muatan 12 ton) dan truk ringan (kapasitas muatan 5 ton).
7 Berapa jumlah ritasi yang berpotensi terjadi untuk pengangkutan dengan truk keluar dari Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 5. Pemuatan dan Pengangkutan Bab II hal 34
tambang yang akan melewati jalan Provinsi. Produk -- Sesuai kapasitas, ritasi kendaraan truk kecil 106 – 107 kali setiap hari
sedangkan truk ringan 254 – 255 kali setiap hari.
8 Seluruh bekas tambang menjadi lahan produktif dengan tanaman karet dan petai cina. Akan disesuaikan dalam Dokumen Rencana Pasca Tambang jika ada perubahan
Mohon disesuaikan nantinya jika ada rencana lainnya. atau rencana lain

Page 3 of 16
9 Tabel 2.31 -- mohon dipisahkan jumlah kendaraan dari masing-masing arah lalulintas yang Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 2.30 dan Lampiran 4 Bab II hal 64
ada (arah Payakumbuh dan arah Sitangkai) .
10 Gambar 19 - Informasi yang diperlukan : Volume untuk masing-masing arah dari 2 (dua) Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 19 dan Gambar 20 Bab II hal 64 dan
arah lalu lintas yang ada. Misal untuk pagi, grafik arah Payakumbuh dan arah Sitangkai dan hal 65
sebaliknya. Termasuk kerusakan jalan yang potensi terjadi jika terjadi overload dari truk
pembawa hasil tambang.
11 Tabel 3.1 -- apakah pada Tahap Persiapan, tidak ada mobilisasi alat seperti stone crusher Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : E. Mobilisasi Material dan Bab II hal 25, Bab
dll. yang akan menganggu lalu lintas ? Agar check list pada Tabel ini dilengkapi dan Peralatan -- Tabel 3.1, Gambar 21 dan Tabel 3.2 III hal 2, hal 3, hal
disesuaikan dengan Gambar 21 dan sebaliknya. 6 sd hal 7
12 Gambar 21 - diperbaiki, agar sikron dengan Tabel 3.1. Contoh :Tahapan Persiapan: Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.1 dan Gambar 21 Bab III hal 2 dan
- pembuatan jalan, apa saja dampaknya ? hal 3
13 Tahapan Operasi Produksi - agar diperbaiki dampak dari komponen kegiatan
a Pemuatan dan Pengangkutan Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.1, Gambar 21 dan Tabel 3.2 Bab III hal 2, hal 3
-- Pemuatan dan Pengangkutan >> Kegiatan Tambang dan hal 15
b Pengolahan Batuan. Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.1, Gambar 21 dan Tabel 3.2 Bab III hal 2, hal 3
-- Pengolahan Batuan dan hal 15
Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.1, Gambar 21 dan Tabel 3.2 - Bab III hal 2, hal 3
- Pengangkutan Produk Batuan dan hal 17
14 Sinkronkan antar Gambar 29 dan Gambar 30. Telah menjadi muatan dokumen : Gambar 29 -- Peta lokasi UPL Tahap Operasi Bab III hal 28 dan
Produksi Di Luar Areal Tambang >> Gambar 30 -- peta lokasi UPL Tahap Operasi hal 29
Produksi
3. Heri Prabowo, ST, MT
1 Ditambahkan dihalaman cover berapa luasan IUPnya yang merupakan izin IUP Eksplorasi Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Cover -- Luas 20 Ha
dan akan ditingkatkan ke IUP OP ?
2 Mohon dijelaskan secara eksisting berdasarkan peta citra, sudah ada bukaan (aktifitas) Telah menjadi muatan dokumen : Gambar 2 hal I-6 >> tidak ada kegiatan Bab I hal 6
tambang ? Hal I-6. Dijelaskan juga kegiatan sekitar lokasi tambang tambang di sekitar lokasi rencana kegiatan kecuali areal sawah
3 Rona lingkungan awal pada IUP mohon diidentifikasi apakah ada zona mata air (sungai Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 3. Sungai Bawah Tanah -- Dari Bab II hal 51
bawah tanah), adakah Goa-goa atau situs disekitar rencana kegiatan? Sejak awal harus penelusuran lokasi rencana kegiatan yang dilakukan secara berkeliling, tidak
dipetakan. ditemukan gua sebagai indikasi keberadaan sungai bawah tanah. Cekungan
dalam yang terbentuk arah Timur, memiliki parit alam untuk pengaliran air
limpasan menuju badan air (anak sungai).

4 Rencana penggunaan lahan selain fasilitas penunjang juga ada jalan? Yang aksesnya diluar Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : F. Pembuatan Jalan -- 1. Jalan Bab II hal 25
IUP, Bab II hal-3. Bagaimana pembebasan lahannya? Tambahan dari proses pembebasan Masuk Tambang (Acces Road) -- Untuk itu, akan dilakukan pembebasan lahan
lahan lokasi IUP (hal 21 Bab 2) melalui ganti kerugian kepada pihak yang menguasai.
5 Gambar II-4. Ada kolam pengendap dan IPAL… rencana mau dialirkan ke mana setelah dari Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 2.5.1. Pemenuhan Baku Mutu Air Bab II hal 9
IPAL? Lokasi titik penaatan dimana ? sebaiknya termuat koordinat. Limbah -- 4. Air olahan keluaran unit ABR dialirkan menuju sungai Aia Dingin
menggunakan jaringan pipa – titik koordinat pembuangan air limbah (outfall) 0°
20' 48,66" LS 100°44' 44,24" BT.

Page 4 of 16
6 Jika saya menambang di sisi bagian Timur lokasinya lebih rendah dari kolam pengendap Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 1. Penirisan Air Kerja -- Bab II hal 39
bagaimana kelolanya ? Sehubungan rencana penambangan batuan dimulai elevasi + 700 m, untuk tahap
awal kolam pengendap ditempatkan pada elevasi + 660 m (beda tinggi 40 m).
Kemudian, seiring penurunan elevasi areal kerja tambang dibuat kolam
pengendap yang kedua pada elevasi + 590 m.

7 Tabel 2.10 Hal 22 Bab 2. masukan kebutuhan tenaga kerja ditambahkan bagian Safety, Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 2.9 Bab II hal 21
Kesehatan dan Lingkungan (HSE).
8 Hal 26 Bab 2. tambahkan Pedoman dan kaidah pembuatan gudang peledakan sesuai Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : G. Pembangunan Sarana dan Bab II hal 26
Permen ESDM 1827 tahun 2018 Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Prasarana -- Selanjutnya, tata cara pengamanan ramuan bahan peledak
baik dan Kepdirjen Minerba KESDM No 309. Tahun 2018. didasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 1827
K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan
yang Baik dan Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Nomor :
309.K/30/DJB/2018

9 Kegiatan penambangan dengan peledakan, mohon diinfokan jarak terdekat dengan rumah Telah menjadi muatan dokumen : 2.2. LOKASI RENCANA USAHA/KEGIATAN -- Bab II hal 1
penduduk. Parameter getaran dan waktu proses peledakan diinfokan ke masyarakat. Lokasi rencana kegiatan cukup jauh (jarak berkisar 750 m) dari hunian
Bagaimana kelolanya ? masyarakat dan jalan Provinsi ruas Batas Kota Payakumbuh – Sitangkai (P.44).

10 Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Timbulnya Getaran -- Melakukan Bab III hal 14
pemberitahuan kepada masyarakat setempat jadwal atau waktu pelaksanaan
peledakan batuan.
11 Pada pengolahan batugamping memakai stone crusher, juga dipantau dan dikelola Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Pengolahan Batuan -- Penurunan Bab III hal 15
khususnya parameter kebisingan, debu. Ukuran butir produk dari stone crusher dijelaskan di Kualitas Udara dan Kebisingan
dokumen.
12 Kelola lokasi stockpile supaya diperjelas, apakah ada pengelolaan penirisan/drainase Telah menjadi muatan dokumen : 1. Penirisan Air Kerja -- Diantara konsekwensi Bab II hal 35 sd
stockpile? Kemana saluran ditampung? Hasil dari stone crusher ada yang berukuran penambangan secara terbuka, harus melakukan penanganan penirisan air kerja hal 39
tepung/lempung. Mengingat wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota termasuk daerah curah sekaligus areal penumpukan batuan produk (stock pile). Rencana penanganan
hujan tinggi. Berdampak terhadap sedimentasi hasil endapan batugamping. Bagaimana adalah pembuatan parit – saluran air hujan di sempadan jalan kerja tambang dan
kelolanya? stock pile kemudian dialirkan secara gravitasi menuju kolam pengendap.

13 Gambar 14. Model kolam pengendapan disarankan 2 atau 3 kompartemen supaya bisa lebih Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Aliran air limbah di dalam kolam Bab II hal 38
efektif mengendap. Model dibuat zig-zag. pengendap dibuat zig-zag agar proses pengendapan lebih optimal.
14 Di dalam matrik identifikasi dampak, ada potensi longsor.. pendekatan teori dan Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Perubahan Bentang Alam >> Untuk Bab III hal 15
penanganannya bagaimana? Geometri lereng supaya dilampirkan untuk kajian stabilitas mencegah peluang longsor batuan, geometri rencana penambangan diuraikan
lereng? berikut : Tinggi jenjang tidak lebih 6 m, Lebar jenjang sekurangnya 5 m,
Kemiringan lereng tunggal tidak lebih 45 derajat, Kemiringan lereng keseluruhan
(overall) tidak lebih 60 derajat

Page 5 of 16
15 Jika ada peledakan, menjadi muatan dokumen untuk menjabarkan kegiatan blasting secara Telah menjadi muatan dokumen : D. Peledakan Bab II hal 30 sd
rinc beserta rencana kelolanya. Misal : dimana gudang handak, berapa kali melakukan hal 32
blasting, geometri peledakan, bahan peledak dll. Mengestimasi tingkat getaran dan fly rock
(loncatan batu) berdampak ke masyarakat dimasukkan ke dalam matrik kelola.

16 Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Timbulnya Getaran -- Melakukan Bab III hal 14
pemberitahuan kepada masyarakat setempat jadwal atau waktu pelaksanaan
peledakan batuan.
Telah menjadi muatan dokumen : Perkiraan getaran pada Lampiran 7 Lampiran
17 Jarak antara Lokasi Penambangan dengan Sungai. sehingga memungkinkan material runoff Telah menjadi muatan dokumen : 1. Penirisan Air Kerja Bab II hal 35 sd
dan hasil penambangan akan masuk ke sungai supaya kelolanya terhadap hal ini diperinci. hal 39
Lokasi settlingpond, jumlah settling pond dan kelola terhadap settling pond agar
didiskripsikan di dokumen. Perlu mempertegas didalam dokumen terkait drainase yang akan
dibuat? Perhitungan kapasitas settlingpond, masa pengerukan serta lokasi kemana muara
dari settlingpond dibuat.

18 Kajian Geotek, mohon lampirkan hasil studi fisik dan mekanik sifat batu gamping untuk Studi Kelayakan hanya mengungkapkan 2.3.4. Rencana Lereng Tambang -- hasil
stabilitas lereng. Serta melakukan analisis stabilitas lereng menggunakan software. Karena perhitungan atau modeling lereng tidak ada
akan diketahui FK (Faktor Keamanan) agar kita mempunyai data dan pengelolaan stabilitas
lereng yang baik. Lampirkan analisa data dengan pemodelan baik secara single slope
maupun overall slope sesui dengan amanah Keputusan Dirjen ESDM No 176/2022.

19 Jika ada mess karyawan atau kantor maka membutuhkan air bersih, bagaimana Telah menjadi muatan dokumen : a. Sumber Air Bersih dan Jumlah Pemakaian Bab II hal 41
mendapatkan air bersih, berapa kebutuhan? Supaya ditabelkan di dokumen.
20 Status tanah bekas tambang bagaimana pengelolaannya, termasuk reklamasi yang Telah menjadi muatan dokumen : B. Pembebasan Lahan -- Setelah usaha Bab II hal 21
dilakukan terhadap lahan bekas tambang, diperjelas dalam RKL RPL. Apakah direklamasi pertambangan berakhir, lahan bekas tambang dilakukan reklamasi agar menjadi
dan dikembalikan kepada masyarakat ? Supaya dipastikan produktif lalu diserahkan kepada masyarakat pemegang ulayat atau pengolah
sebelumnya.
Telah menjadi muatan dokumen : A. Reklamasi -- Adapun lokasi rencana Bab II hal 44
kegiatan reklamasi diantaranya tapak bekas tambang dan bekas fasilitas
penunjang tambang. Sementara itu, bekas jalan masuk tambang (access road)
dan bekas jalan tambang akan dimanfaatkan bagi kegunaan lain – diserahkan
kepada masyarakat setempat untuk dimanfaatkan sebagai jalan lingkungan.
Setelah pelaksanaan reklamasi, seluruh lahan bekas tambang diserahkan kepada
masyarakat berwenang.

Page 6 of 16
21 Hasil analisa labor kualitas batu gamping bagaimana: secara Fisik dan Kimia dengan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Sebagaimana muatan dari Studi Bab I hal 3
rencana pemanfaatan untuk apa? Supaya dilampirkan hasil laboratorium. Tidak jelas sampel Kelayakan (2022), produk batuan di lokasi areal kerja tambang adalah batu pecah
yang diambil kualitas batugamping bagaimana? Termasuk peruntukan material untuk apa? (split). Selanjutnya, produk batuan dapat dimanfaatkan untuk konstruksi
Urugan dan atau semen? bangunan bahkan tepung kapur pertanian setelah dilakukan pengolahan lanjutan
oleh pihak lain.

22 Daftar lampiran sangat minim: apa sudah ada sosialisasi terkait rencan kegiatan Telah menjadi muatan dokumen : Lampiran 1 Lampiran
penambangan batu gamping, Berita acara kesepakatan dengan masyarakat yg terkena
dampak; undangan, berita acara, foto-foto kegiatan.
23 Material yang ditambang berupa batu gamping yang mengandung lumpur atau material Telah menjadi muatan dokumen : Studi Kelayakan tidak memuat data hasil Bab II hal 37
lempung. Apakah sudah ada studi kandungan lempung/lumpur? Biasanya menggunakan pemeiksaan konsentrasi lumpur atau lempung >> Untuk mengetahui kebutuhan
sifat fisik tanah/batuan untuk memprediksi kandungan material halus. Sehingga bisa dihitung kapasitas kolam pengendap dengan asumsi konsentrasi padatan tersuspensi di
% dari material yang akan mengendap di kolam pengendap jika ditambang. Saran dalam air limpasan < 40 % digunakan persamaan Stokes.
perhitungan berapa kolam akan terkumpul dan jadwal pengerukan saat produksi dijelaskan
di dokumen dan tabel pengelolaannya.

25 Titik lokasi pengambilan kualitas air permukaan (sungai), sampel udara dan kebisingan? Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 Bab III hal 4 sd hal
Pemantauan kualitas air permukaan juga belum ada. Koordinat pemantauan dan 20
pengambilan sampel diplotkan ke dalam peta semua ?
4. Roy Defrinaldi (DPMPTSP Provinsi Sumbar)
1 Luas lahan yang ditambang dengan luas lahan areal penambangan IUP apakah sama. Telah menjadi muatan dokumen : 2.3.3. Rencana Pemanfaatan Lahan -- Bab II hal 2
Rencana pemanfaatan lahan dari 20,00 ha meliputi areal tambang (luas 14,00 ha)
dan sebagian tidak dilakukan penambangan (luas 3,80 ha)
2 Dalam penggunaan bahan peledak, apabila terjadi kerusakan di lingkungan disekitar lokasi Telah menjadi muatan dokumen : 2. Peledakan dan Bahan Peledak --Keputusan Bab II hal 32
penambangan apakah masyarakat akan mendapat ganti rugi. Menter Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 1287/K/30/ MEM/2018 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik menerangkan
bahwa jarak aman peledakan bagi alat dan fasilitas pertambangan 300 (tiga
ratus) meter dan terhadap manusia 500 (lima ratus) meter. Untuk itu, sebelum
dan selama peledakan jarak aman harus dipastikan >> agar tidak terjadi
kerusakan lingkungan

3 Kualitas udara diambil berapa kali dalam pengelolaan lingkungan. Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 >> Kualitas Udara dan Kebisinagn - Bab III hal 6
Periode pemantauan setiap 6 (enam) bulan
4 Untuk lampiran peta harus dibuat judul pada gambar peta dan dibuat keseragaman Peta tidak dapat diseragamkan karena sumber yang tidak sama dan juga lingkup
perbandingan skala peta dan legenda. kebutuhan peta -- untuk dokumen lingkungan, peta yang diajukan harus ada
lokasi hunian masyarakat
5 Untuk rencana produksi : produksi batuan 407.680 ton/tahun sedangkan rencana produksi Bab II hal 31 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Jikalau rencana produksi raw Bab II hal 31
raw material 360.00 ton/tahun. Mohon diberikan keterangan apakah perbedaan produksi dari dan 33 material diproyeksikan 468.000 ton per-tahun atau ≈ 167.143 BCM dan produksi
peledakan atau kegiatan penambangan secara langsung. setiap peledakan 2.880 BCM, peledakan berlangsung 58 – 59 kali setiap tahun (4
– 5 kali per-bulan).
6 Lampiran NIB belum dilampirkan. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 1 Lampiran

Page 7 of 16
5. Maman (DPMPTSP Provinsi Sumbar)
1 Judul Bab I kurang tepat -- disarankan judulnya “Pendahuluan” Telah menjadi muatan dokumen : Judul sesuai muatan Lampiran III Peraturan Bab I hal 1
Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 2021
2 1.3 Tujuan dan manfaat rencana kegiatan -- disarankan tujuan dan manfaat penyusunan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 1.4. TUJUAN DAN KEGUNAAN Bab I hal 3 sd hal
dok UKL-UPL FORMULIR UKL-UPL 4
3 Uraian rencana kegiatan >> 2.1 nama rencana usaha/kegiatan -- disarankan deskripsi Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 1 Lampiran
kegiatan disebutkan KBLI dan OSS RBA dan ruang lingkupnya
4 Gambar 2 -- Judul peta, skala peta? sumber peta? Dan penerbit peta a.n siapa Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 2 Bab I hal 6
5 Gambar 3 -- Judul peta, skala peta? sumber peta? Dan penerbit peta a.n siapa? Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 3 Bab II hal 3
6 Pemilihan KBLI 08102Nsudah tepat. NIB.9120203750232 kelompok usaha > badan usaha Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 1 Lampiran
non UMK> usaha menengah
6. Dasril (Dinas ESDM Provinsi Sumbar)
1 Gambar 5. Apakah ada rencana dibawa ke pihak lain ? II hal 5 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Sebagaimana muatan dari Studi Bab I hal 3
Kelayakan (2022), produk batuan di lokasi areal kerja tambang adalah batu pecah
(split). Selanjutnya, produk batuan dapat dimanfaatkan untuk konstruksi
bangunan bahkan tepung kapur pertanian setelah dilakukan pengolahan lanjutan
oleh pihak lain.

2 Tabel.2.4 sisa cadangan terlalu banyak, kenapa? Apakah sisa ini termasuk dalam area yang II hal 8 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 2.3.9. Rencana Produksi -- Sisa Bab II hal 8
tidak di tambang? Bikin narasi cadangan yang masih banyak setelah jangka waktu 15 (lima belas) tahun terkait
dengan keterbatasan kapasitas produksi batuan
3 Struktur organisasi sesuaikan dengan Kepdirjen 216/2022 -- KTT sebagai kepala di site II hal 23 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 8 Bab II hal 23
office/lapangan
4 Perbaiki : Kepdirjen 1827 II hal 32 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Keputusan Menter Energi dan Bab II hal 32
Sumber Daya Mineral Nomor : 1827/K/30/MEM/2018
5 Pengerukan lumpur secara berkala, waktu berkalanya ditetapkan 1x1 bulan II hal 38 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Sesuai hasil perhitungan, dari Bab II hal 39
kapasitas kolam pengendap yang dibutuhkan sebesar 9.000 m3 dengan waktu
pengendapan 25,05 menit dan efektifitas pengendapan 50,76 % diperlukan
pengerukan lumpur setiap 7 (tujuh) hari
6 Lahan seluas 3,8 ha yang tidak dilakukan penambangan termasuk wilayah enelave? II hal 2 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 2.2 -- Tidak Ditambang Bab II hal 2
(Termasuk Areal Enclave)
7 Gambar 16. Legenda peta tidak ada, mana yang air sungai ? II hal 48 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 16 Bab II hal 48
7. Zuriati (Dinas BMCKTR Provinsi Sumbar)
1 Tahap Persiapan - tahapan pembebasan lahan. Salah satu bentuk pengelolaan lingkungan Bab III hal 4 Telah menjadi muatan dokumen : A. Reklamasi -- 1. Tapak Bekas Tambang dan Bab II hal 44
yang ditawarkan reklamasi. Pertanyaannya, reklamasi seperti apa dan bagaimana 2. Fasilitas Penunjang
mekanismenya sehingga bermanfaat bagi pemegang ulayat
2 Bagaimana pola ganti rugi, apakah jual beli, pinjam pakai atau pola bagi hasil ? Telah menjadi muatan dokumen : B. Pembebasan Lahan -- Berdasarkan atas Bab II hal 20
kesepakatan awal dengan kepala kaum terkait, pembebasan lahan dilakukan
melaui pemanfaatan bersama dengan pendekatan berikut.

Page 8 of 16
8. Agusman Indra, Amd.Tra (Dinas Perhubungan Provinsi Sumbar)
1 Secara garis besar dokumen Andalalin sudah lengkap dan dilengkapi lampiran untuk Lampiran Akan dilaksanakan sesuai muatan Standar Teknis ANDALALIN
selanjutnya pada tahap operasi agar memperhatikan dan memenuhi rekomendasi standar ANDALALIN
teknis yang sudah diterbitkan Dinas Perhubungan Sumbar
2 Pada nomor halaman Daftar Isi agar dapat disesuaikan pada Bab pembahasan hal 2 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Daftar Isi
3 Pada tahap operasi nanti agar dilakukan pelebaran radius tikung pada akses keluar masuk Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Tahap Persiapan >> Gangguan Bab III hal 7
material agar dapat disesuaikan dengan hasul rekomendasi yang sudah diterbitkan oleh Lalu Lintas -- Melakukan pelebaran jalan akses menuju lokasi tambang serta
Dinas Perhubungan Sumbar pelebaran radius tikungan (belok) pada akses masuk dan keluar tambang
menjadi 8,0 m.
4 Pada lampiran dapat dilampirkan surat pernyataan kesanggupan terkait standar teknis yang Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 Lampiran
sudah dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan Sumbar
9. Risvalina (Sekretaris Camat Lareh Sago Halaban)
1 Kami harapkan kepada pihak PT. Bukit Safa Marwa sebelum melanjutkan proses izin agar Akan dipenuhi pihak PT Bukit Safa Marwa : Tabel 3.2 -- Munculnya Persepsi Bab III hal 4
berkoordinasi dengan pihak pemerintahan Nagari maupun Kecamatan karena proses Masyarakat -- Melakukan sosialisasi rencana usaha pertambangan batuan secara
sebelumnya tidak ada pelimpahan dokumen proses awal menyeluruh (komprehensif) kepada masyarakat setempat melalui Pemerintah
Nagari dan Kecamatan
2 Ditegaskan kepada PT. Bukit Safa Marwa agar memperjelas dokumen dan proses baik Idem Bab III hal 4
dengan masyarakat maupun pihak Pemerintah Nagari dan Kecamatan
3 Jika memungkinkan adakan sosialisasi dengan masyarakat serta pihak pemerintahan Nagari Idem Bab III hal 4
dan Kecamatan
10. M. Fakhrurazi, S.H (Wali Nagari Halaban)
1 Pemerintah Nagari berharap komunikasi antara pihak perusahaan dengan Nagari selalu Akan dipenuhi pihak PT Bukit Safa Marwa
terjaga
2 Setiap pengurusan perizinan agar diberitahukan ke Pemerintahan Nagari Akan dipenuhi pihak PT Bukit Safa Marwa
3 Pembebasan lahan agar dapat melibatkan semua pihak mulai dari kepala KAUM sampai ke Telah menjadi muatan dokumen : B. Pembebasan Lahan -- Berdasarkan atas Bab II hal 20
semua unsurnya, sehingga ketika dilakukan pembebasan lahan tidak ada yang ditutupi/ kesepakatan awal dengan kepala kaum terkait, pembebasan lahan dilakukan
secara transparan melaui pemanfaatan bersama dengan pendekatan berikut.
4 Seluruh kegiatan yang dilakukan untuk bisa melibatkan Pemerintahan Nagari supaya Akan dipenuhi pihak PT Bukit Safa Marwa
permasalahan yang timbul bisa kita selesaikan secara kekeluargaan
5 Jalan masuk ke tambang harus di perlebar, kalau hanya tiga meter mungkin perusahaan Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Tahap Persiapan >> Gangguan Bab III hal 7
harus menyediakan stok FEM di tempat lain Lalu Lintas -- Melakukan pelebaran jalan akses menuju lokasi tambang serta
pelebaran radius tikungan (belok) pada akses masuk dan keluar tambang
menjadi 8,0 m.
11. Teguh Ariefianto, ST (Bidang P2KPHL DLH Provinsi Sumbar)
1 Gambar 4, Gambar 6, Gambar 25 untuk keterangan tidak lengkap -- agar ditambahkan kata II-4, II-6, II-20 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : IPAL Domestik >> Gambar 4 dan Bab II hal 4
domestik setelah IPAL tematik dari Gambar 4

Page 9 of 16
2 Besaran air larian informasi tidak lengkap -- agar ditambahkan informasi hasil perhitungan II-51 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 6 Lampiran
besaran air larian 0,18m3/ detik atau 180 L/detik. Apabila ada agar dilampirkan

3 Pengoperasian base camp timbulan air limbah domestik -- agar dicek kembali rencana III-5 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Air Bab III hal 5
pengelolaan setiap 7 (tujuh) hari untuk lumpur tinjanya apakah sudah sesuai dengan hasil Permukaan -- Seluruh air limbah domestik tenaga kerja dialirkan menuju tangki
perhitungan. septik. Berdasarkan jumlah timbulan air limbah bekas dan air kotor tenaga kerja
(30 orang) sebanyak 2.100 L per-hari dan pengurasan setelah 6 (enam) bulan,
kapasitas tangki septik 20,00 m3.

4 Pembuatan jalan -- sumber air penyiraman tidak jelas >> agar ditambahkan penjelasan III-6 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 6
sumber air yang akan dimanfaatkan untuk penyiraman Udara dan Kebisingan -- Sumber air dapat memanfaatkan aliran permukaan (parit
alam) yang terdapat di lingkungan sekitar.
5 Melakukan pendataan intensitas lumpur masih bersifat koranasif agar lebih aplikatif Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 7
Air Permukaan -- Melakukan pengerukan lumpur pada saluran samping jalan
lingkungan (aksea tambang) secara berkala dan material lumpur ditimbunkan di
sempadan luar drainase. Pekerjaan pengerukan dilakukan dengan alat berat jenis
excavator.

6 Agar ditambahkan parameter yang akan dipantau pada outlet seffling pond dari dilakukan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 7
outletnya baik tahap konstruksi maupun operasi Air Permukaan -- Melakukan pemeriksaan kualitas air kolam pengendap dengan
parameter zat padat terlarut, zat padat tersuspensi, pH, BOD, COD dan DO.

7 Pemantauan kualitas udara ambien tidak lengkap -- agar ditambahkan durasi dan baku mutu III-8 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 6, hal 7,
yang akan digunakan untuk setiap parameter baik pada tahap konstruksi, operasi maupun Udara dan Kebisingan -- Melakukan pengukuran kualitas udara lingkungan hal 9, hal 11, hal
pasca operasi setempat (kandungan debu total durasi = 24 jam, gas SO2 = 1 jam, NO2 = jam 12, hal 14, hal 15
dan CO = 1 jam) dan hal 17
8 Gambar 25 Peta UKL - agar ditambahkan lokasi outlet, outfall dan badan air penerima agar II-20 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 25 dan Gambar 31 Bab III hal 24 dan
dapat diketahui apakah badan air penerima yang berasal dari limbah domestik maupun hal 30
kolam lumpur pada badan air yang sama
12. Novriyanti (DLH Provinsi Sumatera Barat)
1 Surat pernyataan pemrakarsa untuk melaksanakan UKL UPL belum ditanda tangani dan Akan dipenuhi saat laporan akhir
belum bermaterai.
2 Sesuaikan sistematika penulisan Rincian Teknis penyimpanan LB3 berdasarkan Arahan Rincian Teknis Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 2.5.3. Rincian Teknis Penyimpanan Bab II hal 10 sd
Integrasi Penyimpanan Limbah B3 ke dalam Persetujuan Lingkungan yang diterbitkan KLHK. Limbah B3 Limbah B3 hal 18
No. S.112/PLB3/PK/PLB.3/2/2022 tanggal 21 Februari 2022
3 Ringkasan Format RinTek sesuai arahan KLHK -- 1. Identifikasi LB3 -- Limbah yang Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 2.5 Bab II hal 10
dihasilkan sebaiknya disajikan dalam bentuk tabel sebagaimana contoh
4 TPS LB3 -- a. Lokasi penyimpanan >> jelaskan lokasinya apakah berada di rawan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 1. Lokasi Penyimpanan Bab II hal 11
banjir/bencana gempa dsb dan berada dalam penguasaan penghasil LB3.
5 Tambahkan titik koordinat dan denah/layout TPS LB3. Telah menjadi muatan dokumen : 1. Lokasi Penyimpanan Bab II hal 11

Page 10 of 16
6 Fasilitas Penyimpanan -- jelaskan jenis fasilitasnya berupa apa (bangunan/ silo/ wastepile/ Telah menjadi muatan dokumen : 2. Fasilitas Penyimpanan Bab II hal 14
tangki/dll); jelaskan luasnya berapa (disesuaikan dengan jumlah/volume LB3 yang
dihasilkan) dan fasilitas apa saja yang ada didalamnya (sesuaikan dengan karakteristik LB3
yang dihasilkan); tambahkan gambar desainnya secara detail.
7 Peralatan tanggap darurat
a Jelaskan apa saja peralatannya Telah menjadi muatan dokumen : 2. Fasilitas Penyimpanan Bab II hal 14
b Jelaskan SOP tanggap darurat Telah menjadi muatan dokumen : 3. Peralatan dan SOP Tanggap Darurat -- c. Bab II hal 15 sd
SOP Penanganan Tumpahan/Ceceran/Kebocoran -- d. SOP Kebakaran -- e. SOP hal 16
Terkena atau Terpapar Limbah B3
8 Fasilitas pendukung TPSLB3 -- jelaskan apa saja fasilitas pendukung, misal peralatan Telah menjadi muatan dokumen : 4. Fasilitas Pendukung TPS Limbah B3 Bab II hal 16
bongkar muat , P3K, eyewash/wastafel, dll.
9 Jelaskan SOP bongkar muat Telah menjadi muatan dokumen : 4. Fasilitas Pendukung TPS Limbah B3 Bab II hal 16
10 Pengemasan LB3 -- a. Jenis, kapasitas, symbol/label -- agar lebih mudah sajikan dalam Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 5. Pengemasan Limbah B3 Bab II hal 17
bentuk table sebagaimana contoh
11 Tambahkan ilustrasi pemasangan simbol dan label Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 5. Pengemasan Limbah B3 Bab II hal 17
12 Tata cara penyimpanan -- jelaskan mekanisme penyimpanan LB3 (blok/ lebar gang/tinggi Telah menjadi muatan dokumen : 6. Tata Cara Penyimpanan Limbah B3 Bab II hal 17 sd
tumpukan, dll), termasuk pencatatan pada logbook dan neraca serta lamanya penyimpanan hal 18
LB3 sebelum diserahkan ke pihak ketiga.
13 Uraikan SOP penyimpanan LB3. Telah menjadi muatan dokumen : c. SOP Penanganan Bab II hal 15 sd
Tumpahan/Ceceran/Kebocoran, d. SOP Kebakaran, e. SOP Terkena atau hal 16
Terpapar Limbah B3, f. SOP Keamanan Limbah B3
14 Tambahkan ilustrasi penyimpanan LB3.
15 Kewajiban Pemenuhan Rintek -- a. Melakukan pencatatan : pencatatan saat limbah masuk Telah menjadi muatan dokumen : 7. Kewajiban Pemenuhan Rincian Teknis Bab II hal 18
ke TPS LB3 dan saat diserahkan ke pihak ketiga (pencatatan logbook dan neraca LB3). Penyimpanan Limbah B3
Format pencatatan lihat di PermenLH 6/2021
16 Melakukan pelaporan: pelaporan ke instansi penerbit persetujuan lingkungan minimal 1 x 6 Telah menjadi muatan dokumen : 7. Kewajiban Pemenuhan Rincian Teknis Bab II hal 18
bulan. Disampaikan ke https://plb3.menlhk.go.id Penyimpanan Limbah B3
17 Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 -- Tabel 2.5 & Tabel 2.6 -- agar ditambahkan LB3 : II-10 Kalau ada sisa bahan peledak harus dimusnahkan
sisa handak/handak kadaluarsa
18 Cek kembali ukuran TPS LB3, sesuaikan dengan Gambar 7 dan Tabel 2.12. II-12 Telah menjadi muatan dokumen : 2. Fasilitas Penyimpanan --Tabel 2.6 Bab II hal 14
19 Cek kembali kapasitas bak pengumpul, apa benar 3.300 L. Sinkronisasi dengan Gambar 7. II-14 Telah menjadi muatan dokumen : 2. Fasilitas Penyimpanan --Kapasitas bak Bab II hal 14
pengumpul tumpahan – ceceran minyak pelumas bekas 110 % dari volume
kemasan terbesar yang akan digunakan. Sesuai kemasan terbesar drum besi
kapasitas isi 200 L = 15 buah = 3.000 L, kapasitas bak pengumpul ceceran
minyak pelumas bekas 110 % x 3.000 L = 3.300 L.

20 Gambar 7 - pada denah agar ditambahkan keterangan posisi : pintu, ventilasi, APD, alat Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 8 Bab II hal 13
tanggap darurat, P3K
21 Cek kembali atau sinkronkan lebar TPS pada denah dan gambar tampak Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 8 Bab II hal 13

Page 11 of 16
22 Berapa kapasitas/volume bak kontrol ? Informasi hanya tinggi dan lebar, panjangnya Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 8 Bab II hal 13
berapa? Sesuaikan dengan narasi sebelumnya (kapasitas bak = 3300 L)
23 Apakah tidak dilakukan pemilahan sampah ? II-24 Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Perkembangan Vektor Penyakit Bab III hal 6

24 TPS milik pemrakarsa atau Pemda? TPS berbentuk apa? Apakah bak beton permanen atau Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Perkembangan Vektor Penyakit Bab III hal 6
kontainer portable ?
25 Berapa kapasitasnya ? Pengangkutan sampah bagaimana ? Apakah diangkut langsung oleh Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Perkembangan Vektor Penyakit Bab III hal 6
pemrakarsa atau bekerjasama dengan DLH Kab. 50 kota (DLH mengambil dari lokasi
tambang). Jika pemrakarsa mengantar ke TPS umum, agar ditambahkan peta posisi TPS.

26 Table 2.12 -- luas TPS LB3 tidak sinkron dengan narasi sebelumnya II-26 Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 2.11 -- Luas TPS Limbah = 30 m2 dan Bab II hal 26
hitungan 28 m2 >> 2 m2 sebagai akses
27 Jumlah tenaga kerja apakah 50 orang atau 30 orang? Apakah 30 orang, khusus pekerja II-41 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 2) Jenis dan Volume --Berdasarkan Bab II hal 42
yang stay di lokasi tambang ? Total tenaga kerja pada narasi 55 orang ? jumlah kehadiran tenaga kerja (55 orang), jumlah timbulan sampah terhitung
13,75 – 16,50 kg atau 96,25 – 110,00 L setiap hari.
28 Berapa kapasitas tempat sampah yang digunakan ? Bagaimana penanganan selanjutnya, Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Perkembangan Vektor Penyakit Bab III hal 19
pengangkutan bagaimana ? Berapa frekuensinya ? Siapa yang melakukan pengangkutan ?

29 Tabel 3.1 -- cek kembali dampak persampahan yang timbul pada setiap kegiatan. Dampah III-2 Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.1 -- Perkembangan Vektor Penyakit Bab III hal 2
persampahan tidak hanya pada kegiatan pembersihan lahan. Sesuaikan dengan Gambar
2.1
30 Agar ditambahkan upaya pengelolaan dan pemantauan „peningkatan timbulan sampah‟, Matrik UKL UPL Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Perkembangan Vektor Penyakit Bab III 6 dan hal
pada setiap kegiatan yang ada aktifitas pekerjanya. 19
31 Hal III-6
a Tambahkan besaran timbulan sampah yang dihasilkan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Perkembangan Bab III 6 dan hal
Vektor Penyakit 19
b Tambahkan bentuk pengelolaan sampah : Memasang papan larangan buang sampah Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Perkembangan Bab III 19
sembarangan dan membakar sampah, Menghimbau agar seluruh pekerja melakukan Vektor Penyakit
pemilahan sampah
34 Pengelolaan dan pemantauan LB3 agar dibuat terpisah Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Timbulan Limbah B3 Bab III 19
35 Hal III-10 -- tambahkan besaran timbulan sampah yang dihasilkan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Perkembangan Bab III 6 dan hal
Vektor Penyakit 19
36 Hal III-15 -- tambahkan besaran timbulan sampah yang dihasilkan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Perkembangan Bab III 6 dan hal
Vektor Penyakit 19
13. Nina Maryeti, S.T (Pengawas Lingkungan Hidup DLH Provinsi Sumbar)
1 Identitas Pemrakarsa belum mencantumkan no telp yang dapat dihubungi Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 085271 858491 (Kepala Teknik Bab I hal 1
Tambang)
2 Gambar 4 Peta Rencana Layout Tambang II-4

Page 12 of 16
a Mohon cantumkan seluruh keterangan simbol/warna yang dimuat dalam peta cth: garis Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 4 Bab II hal 4
kuning batas IUP Kegiatan belum dicantumkan dalam legenda
b Mohon tambahkan keterangan catchment area dan arah aliran runoff tambang menuju Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 4 Bab II hal 4
settling pond, dan arah aliran dari sumber limbah domestik ke IPAL hingga arah menuju
badan air penerima
3 Gambar 6 Peta Rencana Blok Penambangan -- cantumkan seluruh keterangan II-6 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 6 Bab II hal 6
simbol/warna yang dimuat dalam peta cth: garis putus-putus warna putih belum dicantumkan
dalam legenda
4 2.5.1 Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah -- tambahkan keterangan jarak pipa dari outlet IPAL II-9 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 2.5.1. Pemenuhan Baku Mutu Air Bab II hal 9
ke badan air penerima. Jika jarak cukup jauh apakah pipa hanya melewati area IUP saja Limbah -- Berdasarkan data koordinat oultet IPAL dengan titik pembuangan,
atau tidak. Jika tidak, apa upaya yang dilakukan untuk memelihara jaringan pipa dan panjang pipa ± 415 m. Lingkungan di sepanjang jaringan pipa berupa semak
memastikan aliran air limbah dari pipa dapat dialirkan secara terus menerus ke badan air belukar, kebun campuran dan hutan.
penerima yakni Sungai Aia Dingin.

5 2.5.2 Pemenuhan Baku Mutu Emisi -- mohon tambahkan kewajiban pemantauan emisi II-9 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 2.5.1. Pemenuhan Baku Mutu Bab II hal 10
Genset sesuai periode pemantauan pada matriks RKL/RPL di Bab III Hal 14 yakni setiap 1 x Emisi -- Meskipun demikian, seiring dengan penggunaan sebagai sumber energi
12 bulan jika penggunaan genset > 1.000 jam setiap tahun atau setiap 3 tahun jika listrik cadangan tetap dilakukan pemantauan emisi Generating Set secara berkala
penggunaan genset < 1.000 jam setiap tahun. setiap 1 x 12 bulan jika jam penggunaan Generating Set > 1.000 jam setiap tahun
atau setiap 3 tahun jika penggunaan Generating Set < 1.000 jam setiap tahun.

6 C. Rancang Bangun TPS Limbah B3 -- jika jenis LB3 yang akan disimpan bersifat korosi, II-11 dan II-12 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 2. Fasilitas Penyimpanan Bab II hal 14 sd
mudah menyala dan beracun maka merujuk Permenlhk 6/2021 kesesuaian rancang bangun hal 15
untuk penyimpanan LB3 wajib memenuhi beberapa kriteria diantaranya konstruksi atap,
dinding dan lantai harus tahan terhadap korosi dan api. Pertanyaan: apakah bangunan semi
permanen (sesuai uraian rencana tempat penyimpanan LB3 pada hal II-12) dapat memenuhi
kriteria dimaksud ?

7 Rancang Bangun TPS LB3 -- tambahkan keterangan untuk limbah B3 yang mudah menyala II-12 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 2. Fasilitas Penyimpanan -- Bab II hal 14
dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan dibangun lebih tinggi Bangunan permanen ukuran 7,0 m x 4,0 m -- Atap menggunakan bahan spandek
-- Tinggi dinding bangunan 3,5 m.
8 G. Penirisan Air Kerja -- cantumkan data curah hujan Stasiun Tanjung Pati dan Stasiun Buo II-35 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 6 Lampiran
(10 tahun terakhir) yang digunakan.
9 Perhitungan volume dan pengendapan lumpur pada kolam pengendap -- uraikan II-38 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Sesuai hasil perhitungan, dari Bab II hal 39
perhitungan waktu pengendapan dan volume lumpur yang dihasilkan pada kolam kapasitas kolam pengendap yang dibutuhkan sebesar 9.000 m3 dengan waktu
pengendap sehingga dapat diketahui kapan waktu pengerukan lumpur pengendapan 25,05 menit dan efektifitas pengendapan 50,76 % diperlukan
pengerukan lumpur setiap 7 (tujuh) hari
10 Pelaksanaan K3 -- tambahkan program K3 berupa simulasi pelaksanaan tanggap darurat II-39 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : b. Pelaksanaan K3 -- Melakukan Bab II hal 40
secara berkala contoh : simulasi tanggap darurat kebakaran, ledakan, longsor, jebolnya IPAL simulasi penanggulangan keadaan darurat bahaya kebakaran, longsor, ledakan
dll. ataupun luapan air pada kolam pengendap.

Page 13 of 16
11 Matriks RKL RPL -- 4c: kolom pemantauan lingkungan redaksi point ke 3 diganti menjadi III-6 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Timbulan Limbah B3 - Bab III hal 6
“Melakukan pendataan mutasi Limbah B3 yang dihasilkan dan disimpan di tempat - Melakukan pendataan mutasi limbah B3 yang dihasilkan dan disimpan di lokasi
penyimpanan sementara limbah B3 TPS Limbah B3
12 Matriks RKL RPL terkait pencemaran udara dan kebisingan -- pengukuran dan pelaporan III-6, III-8 dan III- Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 6
tingkat kebisingan mengacu kepada KepmenLH 48/1996 dilakukan sekurang-kurang 3 bulan 11 Udara dan Kebisingan -- Periode : Kualitas udara setiap (enam) bulan --
sekali. Kebisingan setiap 3 (tiga) bulan
13 Matriks RKL RPL B1.c -- Samakan penggunaan istilah pada matriks dengan uraian pada bab III-10 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualiatas Air Bab III hal 7
sebelumnya...apakah kolam jebakan lumpur/sedimen pond yang dimaksud pada matriks Permukaan >> Kolam pengendap
merupakan kolam pengendapan
14 Pada matriks RKL RPL terkait LB3 -- tambahkan pada kolom pengelolaan yakni III-15 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Timbulan Limbah B3 - Bab III hal 6 dan
bekerjasama dengan pengangkut/transportir LB3 berizin untuk pengangkutan LB3 agar tidak - Melakukan kerja sama dengan Pengumpul Limbah B3 dan Pengangkut Limbah hal 19
melebihi masa simpan. B3 yang memiliki izin bagi penanganan limbah B3 sebelum masa penyimpanan
berakhir.
15 Mohon lampirkan foto-foto lingkungan lokasi rencana kegiatan Lampiran IV Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran V Lampiran
16 Matriks RKL RPL -- tambahkan pengelolaan dan pemantauan getaran yang timbul akibat Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Timbulnya Getaran Bab III hal 14
adanya proses peledakan batuan
14. Amelia (DLHPP Kab. Lima Puluh Kota)
1 Akan lebih baik dan mudah membacanya jika Tabel 2.5 dan Tabel 2.6 digabung menjadi II-10 dan II-11 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 2.5.3. Rincian Teknis Penyimpanan Bab II hal 10 sd
satu tabel, sebagaimana tertuang pada format rintek dari KLHK Limbah B3 hal 18
2 Sebaiknya ditambahkan peta rawan bencana Kabupaten Lima Puluh Kota pada halaman 13 II-13 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 7 Bab II hal 12
tersebut.
3 Huruf H diganti dengan SOP tanggap darurat, isinya disesuaikan dengan format SOP yang II-17 Telah menjadi muatan dokumen : 3. Peralatan dan SOP Tanggap Darurat -- c. Bab II hal 15 sd
seharusnya. SOP Penanganan Tumpahan/Ceceran/Kebocoran -- d. SOP Kebakaran -- e. SOP hal 16
Terkena atau Terpapar Limbah B3
15. Sekretariat
1 Terdapat beberapa hal yang perlu dipertegas/dipertajam penjelasannya
a Penjelasan mengenai koordinat, luasan serta upaya pengelolaan dan pemantauan di areal Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 23 dan tematik dari Bab III hal 22
enclave. Gambar 23
Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Melakukan Bab III hal 9
perlindungan (enclave) terhadap lahan arah Selatan yang terindikasi sebagai
habitat Rafflesia sp (status jenis langka dan dilindungi) dan Amorphophalus sp
(jika setelah terbentuk bunga dan diketahui jenis Amorphopalus titanum maka
termasuk jenis tumbuhan dilindungi). Luas lahan enclave adalah 1,80 ha atau
18.000 m2.

Page 14 of 16
b Pelibatan masyarakat (perwakilan kaum dan pemerintahan nagari) pada tahap pembebasan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : B. Pembebasan Lahan -- Bab II hal 20
lahan. Sehubungan status lahan yang akan dibebaskan adalah ulayat kaum, dilakukan
musyawarah bersama kepala kaum, anggota kaum bersangkutan dan Pemerntah
Nagari. Selain itu, muatan musyawarah juga merumuskan kontribusi yang
menjadi kewajiban pihak-pihak terkait.

2 Terdapat beberapa hal di dalam dokumen yang perlu diperbaiki dan ditambahkan,
diantaranya:
a Penjelasan mengenai penggunaan Genset. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : H. Utilitas Tambang -- 2) Bab II hal 41
Generating Set
b Penambahan dampak peningkatan air larian, erosi, sedimentasi dan penurunan kualitas air Telah menjadi muatan dokumen : Penurunan Kualitas Air Permukaan dan Bab III hal 2, hal 3,
permukaan. Pendangkalan Badan Air -- Tabel 3.1, Gambar 21 dan Tabel 3.2 hal 4 sd hal 16
c Penjelasan mengenai besaran dampak secara kualitatif. Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 Bab III hal 4 sd hal
20
d Titik koordinat lokasi pemantauan. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 Bab III hal 4 sd hal
20
e Penambahan kode KBLI dan kelengkapan legenda peta. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : – Nomor KBLI 08102 Bab I hal 1
Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 2 dan tematik dari Bab I hal 6
Gambar 2
f Pengelolaan terhadap penurunan kualitas udara. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Bab III hal 6
Udara dan Kebisingan -- Sumber air dapat memanfaatkan aliran permukaan (parit
alam) yang terdapat di lingkungan sekitar.
g Integrasi standar teknis Andalalin ke dokumen UKL-UPL. Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Tahap Persiapan -- Gangguan Lalu Bab III hal 7 dan
Lintas -- Melakukan pelebaran jalan akses menuju lokasi tambang serta Lampiran 4
pelebaran radius tikungan (belok) pada akses masuk dan keluar tambang
menjadi 8,0 m -- Lampiran 3 ANDALALIN
h Sinkronisasi kapasitas stone crusher dengan kapasitas produksi. Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 2. Rencana Produksi -- Sesuai Bab II hal 33
recovery produksi, jumlah raw material 458.640 ton per-tahun (rata-rata 1.274 ton
per-hari). Sementara itu, kapasitas rencana stone crucher 25 ton per-jam (500 ton
per-hari untuk waktu kerja 20 jam). Artinya, sebagian besar raw material juga
diangkut ke lokasi kegiatan pihak lain.

i Perhitungan ritasi kendaraan, kesesuaian tonase kendaraan dengan kelas jalan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 5. Pemuatan dan Pengangkutan Bab II hal 34
Produk -- Sesuai kapasitas, ritasi kendaraan truk kecil 106 – 107 kali setiap hari
sedangkan truk ringan 254 – 255 kali setiap hari.
j Penjelasan detail mengenai peningkatan jalan akses Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : b. Perkerasan Badan Jalan -- Bab II hal 25
Pekerjaan menggunakan alat berat jenis excavator dan dozer yang dimulai dari
lokasi persilangan dengan jalan Provinsi.

Page 15 of 16
k Jadwal pengerukan endapan. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Sesuai hasil perhitungan, dari Bab II hal 39
kapasitas kolam pengendap yang dibutuhkan sebesar 9.000 m3 dengan waktu
pengendapan 25,05 menit dan efektifitas pengendapan 50,76 % diperlukan
pengerukan lumpur setiap 7 (tujuh) hari
l Rincian teknis limbah B3 mengacu PermenLHK No. 6 Tahun 2021 dan surat arahan Direktur Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : 2.5.3. Rincian Teknis Penyimpanan Bab II hal 10 sd
Pengelolaan LB3 dan Non LB3 KLHK No. S.112/PLB3/PK/PLB.3/2/2022 tanggal 21 Februari Limbah B3 hal 18
2022 perihal Arahan Integrasi Penyimpanan Limbah B3 ke dalam Persetujuan Lingkungan.

m Sumber/kegiatan yang menimbulkan dampak peningkatan sampah. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Perkembangan Bab III 6 dan hal
Vektor Penyakit 19
n Persyaratan gudang bahan peledak. Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : G. Pembangunan Sarana dan Bab II hal 26
Prasarana -- Selanjutnya, tata cara pengamanan ramuan bahan peledak
didasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 1827
K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan
yang Baik dan Keputusan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Nomor :
309.K/30/DJB/2018

o Perhitungan air limpasan serta pengelolaan dan pemantauan yang akan dilakukan.
Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Penurunan Kualitas Air Permukaan Bab III hal 7
>> Pengadaan saluran samping jalan tambang sepanjang 800 m x lebar 0,50 m x
tinggi 0,84 m atau 0,85 m. >> Pengadaan kolam pengendap pada bagian akhir
saluran samping jalan tambang dengan kapasitas 9.000 m3 (dalam 3,00 m x
panjang 100 m x lebar 30 m)

3 PT. Bukit Safa Marwa wajib mempedomani surat Ka. Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Akan dilaksanakan sesuai muatan Standar Teknis ANDALALIN
Barat No. 551.2/167/APP-II/2023 tanggal 27 Februari 2023 perihal Persetujuan Standar
Teknis.

TIM PENYUSUN

Page 16 of 16
RISALAH PERBAIKAN FORMULIR UKL-UPL RENCANA USAHA PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATUAN PT. BUKIT SAFA MARAWA
(Sesuai Rapat Pemeriksaan Tim Teknis UKL-UPL Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat - Tanggal 22 Agustus 2023)

NO MASUKAN - SARAN PERBAIKAN HAL HASIL PERBAIKAN - TANGGAPAN HAL

1. Drs. Bustanul Arifin, M.Si


1 Berapa jumlah material yang diangkut selama konstruksi (cukup prediksi saja) III-6 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Mobilisasi Material Bab III hal 6 sd hal
dan Peralatan -- Pengangkutan pasir (80 m3), batu (1.380 m3), kerikil atau koral 7
(735 m3), semen (250 sak), kayu (20 m3), besi dan lainnya memakai kendaraan
bak terbuka (pick-up) atau truk ringan
2 Berapa jumlah top soil storage dan berapa luas masing-masingnya (bila lebih dari satu III-11 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Pengupasan dan Bab III hal 11 sd
tempat). Penyimpanan Tanah Pucuk -- Penyimpanan tanah pucuk (perkiraan jumlah hal 12
2.756 m3) pada lokasi topsoil storage (1 lokasi dengan luas lahan 1.500 m2).

3 Berapa jumlah lokasi penimbunan tanah penutup dan berapa luas masing-masingnya (bila III-13 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Penggalian dan Bab III hal 13
lebih dari satu tempat). Penimbunan Tanah Penutup -- Penyimpanan tanah penutup (perkiraan jumlah
8.268 m3) pada lokasi disposal area (1 lokasi dengan luas lahan 1.500 m2).

4 Berapa dump truck setiap harinya yang membawa hasil tambang, apakah 8 unit III-15 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Pemuatan dan Bab III hal 15
sebagaimana tertuang dalam matrik ini. Pengangkutan Batuan -- Penggunaan alat berat jenis excavator (3 unit) sekaligus
kendaraan angkut truk kecil dengan ritasi 106 – 107 kali setiap hari atau truk
ringan (ritasi berkisar 254 – 255 setiap hari)
5 Berapa kapasitas produksi pengolahan batuan setiap hari, atau berapa bahan baku yang III-15 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Pengolahan Batuan -- Bab III hal 15
diolah setiap harinya. Pengolahan batuan (500 ton per-hari) menggunakan unit stone crusher (1 unit)
yang memiliki kapasitas terpasang 20 ton per-jam
6 Perlu dicek lagi, masih ada beberapa lokasi yang belum dilengkapi dengan koordinat seperti Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Jalan kerja tambang Bab III hal 9
halaman III-9. (0° 20' 42,4" LS 100° 44' 47,6" BT) -- Areal kerja tambang (0° 20' 37,5" LS 100°
44' 45,3" BT)
2. Yossyafra, ST, M.Eng.Sc, Ph.D
1 Pertanyaan no. 5 halaman II-33 -- Apakah tambang berproduksi selama 20 jam atau 24 jam Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 2. Rencana Produksi -- Bab II hal 24
perhari ? Tolong narasikan, apakah pengangkutan material dari lokasi tambang ke luar Sementara itu, kapasitas rencana stone crucher 25 ton per-jam (500 ton per-hari
operasinya 20 jam atau 24 jam atau ditentukan jadwal lainnya ? Hal ini menyangkut juga untuk waktu kerja 20 jam, shift siang pukul 07.00 – 12.00 WIB dan 13.00 – 18.00
dengan penurunan kualitas udara dan kebisingan pada beberapa lokasi (KU pada Gambar WIB dan shift malam pukul 19.00 – 24.00 WIB dan 01.00 – 06.00 WIB)
30, hal III-29).

2 Pertanyaan no. 9 hal II-64 & II-65 -- Sudah ditambahkan volume lalu lintas untuk masing- Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 18 dan Gambar 19 Bab II hal 57 sd
masing arah, namun di legenda grafik yang dituliskan “series1, 2 dan 3”, tetap belum hal 58
diketahui arahnya (yang mana dari arah Sitangkai dan Payakumbuh).

Page 1 of 4
3. Heri Prabowo, ST, MT
1 Pertanyaan no. 9 - pada pengolahan batugamping memakai mesin stone crusher, juga Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Pengolahan Batuan -- Penurunan Bab III hal 15
dipantau dan dikelola khususnya parameter kebisingan, debu. Ukuran butir produk dari Kualitas Udara dan Kebisingan
stone crusher dijelaskan di dokumen.
2 Pertanyaan No. 10 -- penirisan lokasi stockpile belum terdeskripsi. Telah menjadi muatan dokumen : 1. Penirisan Air Kerja -- Dari penggunaan data Bab II hal 26 sd
curah hujan Stasiun Tanjung Pati dan Stasiun Buo (kurun waktu selama 10 tahun hal 28
terakhir), luas daerah aliran sungai dan koefisien air larian, besaran air larian
(surface run-off) di wilayah setempat 7,48 m3 per-detik >> mencakup seluruh
areal kerja tambang

3 Pertanyaan No. 11 -- belum ada gambar yang menjelaskan kolam pengendap minimal 2 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 13 Bab II hal 30
atau 3 kompartemen dengan sistem zig-zag.
4 Pertanyaan No. 18 -- hasil analisa labor belum ada, apakah batu pecah sebagai bahan Telah menjadi muatan dokumen : F. Pengolahan Batuan -- Pengolahan batuan Bab II hal 23
konstruksi atau produk lain. Agar dijelaskan. hanya untuk memperkecil ukuran batuan. Produk batuan dapat dimanfaatkan
untuk bangunan bahkan tepung kapur pertanian setelah pengolahan lanjutan oleh
pihak lain.
4. Maman, S.Hut (DMP&PTSP Prov. Sumbar)
1 Pertanyaan no. 3 -- Kode KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) nomor 08102 Telah menjadi muatan dokumen : 1.1. IDENTITAS PEMRAKARSA DAN Bab I hal 1
(Penggalian batu kapur/gamping) supaya dibunyikan pada Bab I karena nomor KBLI PENYUSUN UKL-UPL -- Rencana Kegiatan : Pertambangan Batuan (Batu
dimaksud merupakan bidang usaha yang menjadi bahasan utama. Pada lembaran hasil Gamping) – Nomor KBLI 08102
perbaikan belum dicantumkan.
2 Pertanyaan No. 4 dan 5 -- pada Gambar 2 Peta Lokasi Rencana Kegiatan dan Gambar 3 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 2 dan Gambar 3 -- Bab I hal 6 dan
Peta Lokasi Rencana Tambang belum ada indentitas penerbit peta. Peta yang diterima Dibuat oleh : PT Bukit Safa Marwa Bab II hal 3
merupakan peta yang belum dikoreksi.
5. Agusman Indra, A.Md. Tra (Dinas Perhubungan Provinsi Sumbar)
1 Pertanyaan no. 1 -- agar dapat menambahkan waktu operasional peralatan dan material di Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Gangguan Lalu Bab III hal 7 dan
luar jam sibuk (07.00 - 08.00) sesuai dengan muatan standar teknis yang diterbitkan Dishub Lintas -- Pengangkutan peralatan dan material tidak dilakukan saat jam sibuk hari hal 17
Sumbar. kerja (pukul 07.00 - 08.00 dan 16.00 – 17.00 WIB) dan jam sibuk hari libur (pukul
11.45 – 12.45 WIB).
2 Pertanyaan No. 2 Halaman 2 -- pada penyesuaian nomor halaman pada daftar isi dengan Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Daftar Isi
bab pembahasan belum dilampirkan, agar dapat dilampirkan.
6. Teguh Ariefianto, ST (Bidang P2KPHL DLH Provinsi Sumbar)
1 Pertanyaan no. 2 Lampiran 6 -- Lokasi kegiatan berada di Kabupaten Lima Puluh Kota tetapi Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 6 -- Stasiun Hujan Tanjung Lampiran
data untuk menghitung debit air larian menggunakan data stasiun hujan Tanjung Pati Pati Kabupaten Lima Puluh Kota dan Stasiun Buo Kabupaten Tanah Datar
Kabupaten Sijunjung sehingga tidak relevan. Agar diperbaiki.
7. Novriyanti (DLH Provinsi Sumatera Barat)
1 Pertanyaan no. 2 Rincian Teknis LB3 >> Lampiran. Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 -- Rincian Teknis Lampiran
Penyimpanan Limbah B3

Page 2 of 4
2 Mohon koreksi : Tabel 2.7 -- koreksi masa simpan baterai bekas & residu tangka solar II-17 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 -- Rincian Teknis Lampiran hal 6
(kedua LB3 ini masuk kategori 1, sehingga masa simpan maksimal 180 hari). Penyimpanan Limbah B3 >> Tabel 3
3 Pertanyaan No. 3 Halaman II-10 >> pindahkan menjadi lampiran Rintek. Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 Lampiran
4 Pertanyaan No. 4 Halaman II-12 >> koreksi kembali dan pindahkan menjadi lampiran Rintek Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 Lampiran
Penyimpanan Limbah B3
5 Koreksi kapasitas bak pengumpul : 110% x 200 l = 220 l = 0,22 m3. Jika dimensi bak Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 -- 2. Fasilitas Lampiran hal 3
pengumpul p x l = 0,4 x 0,4, maka tinggi bak setidaknya 1,375 m apakah relevan, perlu Penyimpanan -- Kapasitas bak pengumpul tumpahan – ceceran minyak pelumas
dipertimbangkan juga ketinggian air tanahnya. Mohon dihitung kembali dimensi bak bekas diperhitungkan 110 % dari volume kemasan terbesar yang akan
pengumpul, agar memenuhi kriteria. digunakan. Sesuai kemasan terbesar yang akan digunakan adalah drum besi
kapasitas isi 200 L, kapasitas bak pengumpul ceceran minyak pelumas bekas 110
% x 200 L = 220 L.

6 Pertanyaan No. 5 Halaman II-14 >> koreksi kembali dan pindahkan menjadi lampiran Rintek Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 Lampiran
Penyimpanan Limbah B3
7 Tambahkan : pada denah agar ditambahkan keterangan posisi limbah B3 (oli bekas dimana Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 Lampiran hal 11
posisinya, majun dimana posisinya, lampu TL dimana posisinya, dst)
8 Koreksi kembali kapasitas bak pengumpul Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Sesuai kemasan terbesar yang akan Lampiran hal 3
digunakan adalah drum besi kapasitas isi 200 L, kapasitas bak pengumpul
ceceran minyak pelumas bekas 110 % x 200 L = 220 L.
Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Sesuai kebutuhan kapasitas bak
pengumpul ceceran minyak pelumas bekas (220 L), dimensi rencana adalah
panjang 60 cm x lebar 60 cm x dalam 60 cm.
9 Pertanyaan No. 14 Matrik UKL-UPL >> tambahkan bentuk pengelolaan LB3
Menyimpan LB3 dalam kemasan sesuai dengan karakteristik LB3 dan diletakkan di TPS Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Timbulan Limbah B3 Bab III hal 19
LB3, Menyimpan LB3 sesuai dengan masa simpan berdasarkan PermenLHK 6/2021,
Menyerahkan LB3 ke pihak ketiga pengelola lanjutan yang memiliki izin
10 Bentuk pemantauan LB3
Pengawasan pada saat menempatkan dan/atau memindahkan Limbah B3 dari ruang Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Timbulan Limbah B3 Bab III hal 19
Penyimpanan Limbah B3, Pemeriksaan terhadap kemasan Limbah B3, Pencatatan kegiatan
Penyimpanan Limbah B3, Pengawasan terhadap prosedur housekeeping, Melaporkan
dokumen pencatatan ke instansi penerbit Persetujuan Lingkungan (frekuensi pelaporan
minimal 1 x 6 bulan)

8. Nina Maryeti, ST (Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup DLH Provinsi Sumbar)


1 Pertanyaan no. 14 Bab III Halaman 15 -- pada tabel perbaikan dinyatakan telah Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Tabel 3.2 -- Timbulan Limbah B3 Bab III hal 19
ditambahkan, namun pada tabel 3.2 Bab III dokumen perbaikan yang diserahkan belum
ditambahkan pada kolom pengelolaan matrik RKL-RPL terkait LB3 yakni bekerjasama
dengan pengangkut/transporter LB3 berizin

Page 3 of 4
2 Pertanyaan No. 16 Matriks RKL-RPL -- Pemantauan Getaran mengacu KepmenLH 49/1996 Telah menjadi muatan dokumen : Tabel 3.2 -- Getaran >> Analisa data mengacu Bab III hal 14
tentang Baku Tingkat Getaran. Baku Tingkat Getaran Mekanik sesuai Lampiran II Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor : 49 Tahun 1996
9. Roy Defrinaldi (DPMPTSP Provinsi Sumbar)
1 Pertanyaan no. 5 halaman II-31 dan 33 -- belum menjelaskan alasan kenapa terdapat Telah menjadi muatan dokumen : 2. Rencana Produksi -- Sesuai recovery Bab II hal 24
perbedaan produksi antara produksi batuan peledakan 407.680 ton/tahun dengan rencana produksi tambang, jumlah raw material 458.640 ton per-tahun (rata-rata 1.274 ton
produksi raw material 360.00 ton/tahun. per-hari). Sementara itu, kapasitas rencana stone crucher 25 ton per-jam (500 ton
per-hari untuk waktu kerja 20 jam. Artinya, sebagian besar raw material juga
diangkut ke lokasi kegiatan pihak lain.

10. Sekretariat
1 Pertanyaan No. 2 poin l -- Rincian teknis limbah B3 agar mengacu kepada PermenLHK No. 6 Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis : Lampiran 3 -- Rincian Teknis Lampiran
Tahun 2021 dan surat arahan Direktur Pengelolaan LB3 dan Non LB3 KLHK No. Penyimpanan Limbah B3
S.112/PLB3/PK/PLB.3/2/2022 tanggal 21 Februari 2022 perihal Arahan Integrasi
Penyimpanan Limbah B3 ke dalam Persetujuan Lingkungan.
2 Pemrakarsa/konsultan disarankan agar mengecek kembali kelengkapan administrasi UKL- Telah diperbaiki sesuai periksa Tim Teknis Dokumen
UPL dengan mengacu ke PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

TIM PENYUSUN

Page 4 of 4
RISALAH PERBAIKAN FORMULIR UKL-UPL RENCANA USAHA PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATUAN PT. BUKIT SAFA MARAWA
(Sesuai Pemeriksaan Penanggung Jawab Materi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat - Tanggal 01 September 2023)

NO MASUKAN - SARAN PERBAIKAN HAL HASIL PERBAIKAN - TANGGAPAN HAL

1 Yossyafra, ST, M.Eng.Sc, Ph.D


1 Pertanyaan no. 5 halaman II-33 -- apakah tambang berproduksi selama 20 jam atau 24 jam Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : 2. Rencana Produksi -- Sementara Bab II hal 24 dan
per-hari ? Tolong narasikan, apakah pengangkutan material dari lokasi tambang ke luar 20 itu, kapasitas rencana stone crucher 25 ton per-jam (500 ton per-hari untuk waktu hal 7
jam atau 24 jam atau ditentukan jadwal lainnya ? Hal ini menyangkut juga dengan kerja 20 jam, shift siang pukul 07.00 – 12.00 WIB dan 13.00 – 18.00 WIB dan shift
penurunan kualitas udara dan kebisingan pada beberapa lokasi (KU di Gambar 30, hal III- malam pukul 19.00 – 24.00 WIB dan 01.00 – 06.00 WIB) >> 2.3.8. Rencana Jam
29) -- PM : Belum dinarasikan pengangkutan material dari lokasi tambang 20 jam atau 24 Kerja Produksi -- A. Pertambangan Batuan -- B. Pengolahan Batuan
jam atau ditentukan jadwal lain

2 Novriyanti, ST (Bidang PSLB3PKL Dinas Lingkungan Hidup Prov Sumbar)


1 Pada denah agar ditambahkan keterangan posisi limbah B3 (oli bekas dimana posisinya, Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 2 Lampiran 3
majun dimana posisinya, lampu TL dimana posisinya, dst)
a PM : Belum ditambahkan keterangan pada denah tentang peruntukan kemasan Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 2 Lampiran 3
b PM : Pada denah hanya ada 2 (dua) jenis kemasan LB3 sedangkan pada Tabel terdapat 3 Telah ditambahkan sesuai periksa Tim Teknis : Gambar 2 Lampiran 3
jenis kemasan LB3. Agar ditambahkan pada denah
3 Penanggung Jawab Materi
1 Surat pernyataan - diletakkan sebelum Kata Pengantar dan ditanda tangan di atas materai Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Kata Pengantar dan
Surat Pernyataan
2 Tabel 2.2, Gambar 4 dan Tabel 2. 8 inkonsistensi penjelasan sarana di lokasi rencana
usaha, sebagai berikut.
a Tabel 2.2 tidak dijelaskan Pos Satpam Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Tabel 2.2 -- Kantor Bab II hal 2
dan Pos SATPAM (Akses Tambang)
b Kolam jebakan lumpur apakah sama dengan kolam pengendap Telah diperbaiki sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Tabel 2.2 -- Kolam Bab II hal 2
Pengendap
c Tabel 2.8 tidak dijelaskan jembatan timbang, kolam jebakan lumpur Telah diperbaiki sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Tabel 2.8 -- Kolam Bab II hal 17
Pengendap dan Jembatan Timbang
d Tabel 2.5 agar ditambahkan kegiatan mobilisasi material dan peralatan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Tabel 2.5 Bab II hal 12
3 Tabel 3.1, Gambar 20 dan Tabel 3.2 Inkonsitensi dampak lingkungan yang timbul
a Dampak peluang usaha dan kecemburuan sosial pada Gambar 20 dan Tabel 3.2. namun Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Tabel 3.1 Bab III hal 2
pada Tabel 3.1 tidak muncul dari tahap penerimaan tenaga kerja
b Komponen lingkungan erosi permukaan jalan pada tahap pembuatan jalan tidak ada pada Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Tabel 3.2 Bab III hal 8
Gambar 20 dan Tabel 3.2
c Komponen lingkungan erosi permukaan jalan dan sedimentasi pada tahap pembangunan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Gambar 20 dan Bab III hal 3 dan
sarana dan prasarana tidak ada pada Gambar 20 dan Tabel 3.2 Tabel 3.2 hal 9

Page 1 of 2
d Komponen lingkungan erosi permukaan jalan pada tahap pengupasan dan penyimpanan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Gambar 20 dan Bab III hal 3 dan
tanah pucuk tidak ada pada Gambar 20 dan Tabel 3.2 Tabel 3.2 hal 12
e Komponen lingkungan erosi permukaan jalan pada tahap penggalian dan penimbunan tanah Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Gambar 20 dan Bab III hal 3 dan
penutup tidak ada pada Gambar 20 dan tabel 3.2 Tabel 3.2 hal 14
f Komponen lingkungan geomorfologi, sedimentasi, kualitas air permukaan, biota aquatic dan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Gambar 20 dan Bab III hal 3 dan
sikap dan persepsi masyarakat pada tahap penambangan tidak ada pada Gambar 20 dan Tabel 3.2 hal 15 sd hal 16
Tabel 3.2
g Komponen lingkungan penurunan kualitas udara dan kebisingan, geomorfologi, koefisien run Telah menjadi muatan dokumen : dampak yang akan terjadi merupakan perbaikan
off, sedimentasi, biota aquatic pada tahap reklamasi operasi produksi tidak ada pada Tabel kualitas lingkungan -- bersifat menguntungkan
3.2
h Komponen lingkungan penurunan kualitas udara dan kebisingan, geomorfologi, koefisien run Telah menjadi muatan dokumen : dampak yang akan terjadi merupakan perbaikan
off, sedimentasi, biota aquatic pada tahap reklamasi pasca operasi tidak ada pada Tabel 3.2 kualitas lingkungan -- bersifat menguntungkan

i Komponen lingkungan gangguan biota aquatic pada tahap pembangunan dan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Gambar 20 Bab III hal 3
pengoperasian basecamp tidak ada pada Gambar 20
j Tambahkan nilai baku mutu setiap parameter untuk komponen lingkungan penurunan Tabel 3.2
kualitas udara dan kebisingan serta penurunan kualitas air permukaan
k Jumlah tenaga kerja pada hal. II-13 sebanyak 55 orang sedangkan pada Tabel 3.2 sebanyak Telah diperbaiki sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Tabel 3.2 >> jumlah Bab III hal 4 dan
50 orang tenaga kerja 55 orang hal 21
l Hal. III-15 terdapat dampak perubahan bentang alam dan munculnya persepsi masyarakat Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Gambar 20 dan Bab III hal 15 sd
pada kegiatan pengambilan batuan. Apakah maksudnya kegiatan penambangan?. Agar Tabel 3.2 >> kegiatan penambangan hal 16
disesuaikan kembali urutan kegiatannya
m Sumber dampak pada tahap reklamasi pasca operasi sesuaikan dengan Tabel 3.1 Telah menjadi muatan dokumen : dampak yang akan terjadi merupakan perbaikan
kualitas lingkungan -- bersifat menguntungkan
4 Agar melengkapi video drone lokasi rencana usaha
5 Agar ditambahkan pada lampiran :
a Lembar hasil uji komposisi kualitas tanah lokasi rencana kegiatan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Lampiran 6 Lampiran
b CV. Penyusun Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Lampiran 8 Lampiran
c Dokumentasi penempelan pengumuman permohonan penerbitan Persetujuan Lingkungan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Lampiran 5 Lampiran

d Jawaban Notulen 1 September 2023 Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Lampiran 9 Lampiran

TIM PENYUSUN

Page 2 of 2
RISALAH PERBAIKAN FORMULIR UKL-UPL RENCANA USAHA PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATUAN PT. BUKIT SAFA MARAWA
(Sesuai Pemeriksaan Penanggung Jawab Materi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat - Tanggal 07 September 2023)

NO MASUKAN - SARAN PERBAIKAN HAL HASIL PERBAIKAN - TANGGAPAN HAL

1 Tabel 3.1, Gambar 20 dan Tabel 3.2 Inkonsitensi dampak lingkungan yang timbul
a Komponen lingkungan sedimentasi pada tahap pembangunan sarana dan prasarana tidak Telah menjadi muatan dokumen : Gambar 20 -- Pendangkalan Badan Air Bab III hal 3
ada pada Gambar 20 dan Tabel 3.2
Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Tabel 3.2 -- Bab III hal 9
Pendangkalan Badan Air
b Tabel 3.2 -- pada tahap reklamasi operasi produksi tambahkan pada kolom 2 : perbaikan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Tabel 3.2 -- Bab III hal 19
kualitas udara dan kebisingan, perbaikan fisiografi, perbaikan hidrologi serta perbaikan tanah Perbaikan Iklim Mikro, Perbaikan Kualitas Udara dan Kebisingan, Perbaikan
dan lahan Bentang Alam, Perbaikan Hidrologi serta Perbaikan Tanah dan Lahan
c Tabel 3.2 -- pada tahap reklamasi pasca operasi tambahkan pada kolom 2 : perbaikan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Tabel 3.2 -- Bab III hal 21
kualitas udara dan kebisingan, perbaikan fisiografi, perbaikan hidrologi serta perbaikan tanah Perbaikan Iklim Mikro, Perbaikan Kualitas Udara dan Kebisingan, Perbaikan
dan lahan Bentang Alam, Perbaikan Hidrologi serta Perbaikan Tanah dan Lahan
2 Agar melengkapi video drone lokasi rencana usaha Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : melalui WA
3 Agar ditambahkan pada lampiran :
a CV. Penyusun agar ditanda tangani Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Lampiran 8 Lampiran
b Dokumentasi penempelan pengumuman permohonan penerbitan Persetujuan Lingkungan Telah ditambahkan sesuai periksa Penanggung Jawab Materi : Lampiran 5 Lampiran

TIM PENYUSUN

You might also like