Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

BAB I Dengan penyusunan makalah ini kami harapkan akan dapat menambah

PENDAHULUAN wawasan bagi kami dan segenap pembaca pada umumnya agar dapat menjadi
ilmu yang berguna nantinya.
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berpeganglah kamu sekalian dengan sunnahku dan sunnah para
khulafaurrasyidin setelahku. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia 1. Menjelaskan pengertian sunnah beserta penggolongannya.
erat-erat dengan gigi gerahammu. Jauhilah perkara-perkara baru yang diada- 2. Menjelaskan pengertian bid‟ah beserta penggolongannya.
adakan, karena setiap amalan yang diada-adakan itu bid‟ah dan setiap bid‟ah 3. Memaparkan contoh amalan sunnah dan bid‟ah dalam kehidupan
adalah sesat” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah). masyarakat.
4. Menyebutkan bahaya bid‟ah
Sunnah dan bid‟ah adalah dua soal yang saling berhadap-hadapan dalam
memahami ucapan-ucapan Rasulallah saw. sebagai Shohibusy-Syara‟ (yang C. Tujuan Masalah
berwenang menetapkan hukum syari‟at). Sunnah dan bid‟ah masing-masing
tidak dapat ditentukan batas-batas pengertiannya, kecuali jika yang satu sudah 1. Untuk mengetahui pengertian sunnah beserta penggolongannya
ditentukan batas pengertiannya lebih dulu. Tidak sedikit orang yang 2. Untuk mengetahui pengertian bid‟ah beserta penggolongannya
menetapkan batas pengertian bid‟ah tanpa menetapkan lebih dulu batas 3. Untuk mengetahui contoh pemaparan amalan sunnah dan bid‟ah dalam
pengertian sunnah. Karena itu mereka terperosok kedalam pemikiran sempit kehidupan masyarakat
dan tidak dapat keluar meninggalkannya, dan akhirnya mereka terbentur pada 4. Untuk mengetahui menyebutkan bahaya bid‟ah
dalil-dalil yang berlawanan dengan pengertian mereka sendiri tentang bid‟ah.
Seandainya mereka menetapkan batas pengertian sunnah lebih dulu tentu BAB II
mereka akan memperoleh kesimpulan yang tidak berlainan. Umpamanya PEMBAHASAN
dalam hadits berikut ini tampak jelas bahwa Rasulallah saw. menekankan soal
sunnah lebih dulu, baru kemudian memperingatkan soal bid‟ah. A. Pengertian Sunnah & Golongannya

Penyusunan makalah ini kami maksudkan sebagai bahan kajian dan a. Pengertian Sunnah
diskusi kami mengenai sunnah dan bid‟ah. Tidak dapat disangkal lagi bila
Secara etimologis (bahasa) kata sunah adalah jamak dari kata sunnah.
fenomena yang ada menunjukkan tak sedikit dari kaum muslimin yang begitu
Sunnah sesuatu berarti jalan sesuatu, sunnah Rasulallah saw berarti jalan
hobi melakukan praktek bid‟ah dan khurafat, yang lebih mengenaskan bid‟ah
Rasulallah saw yaitu jalan yang ditempuh dan ditunjukkan oleh
dan khurafat itu dikemas sedemikian rupa agar tampak seolah-olah suatu
beliau.Sunnatullah dapat diartikan Jalan hikmah-Nya dan jalan mentaati-
ibadah yang disyariatkan, lebih tampil menarik dan mampu memikat perhatian
Nya. Contoh firman Allah swt. dalam surat Al-Fatah ayat 23 yang
banyak orang. Sementara apa yang ada di dalam Kitabullah berisikan perintah
berbunyi “Sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu. Kalian tidak akan
untuk ittiba‟ (mengikuti tuntunan Rosulullah). Bidah merupakan pelanggaran
menemukan perubahan pada Sunnatullah itu”. Artinya, bahwa cabang-
yang sangat besar dari sisi melampaui batasan-batasan hukum Allah dalam
cabang hukum syari‟at sekalipun berlainan bentuknya, tetapi tujuan dan
membuat syariat, karena sangatlah jelas bahwa hal ini menyalahi dalam
meyakini kesempurnaan syariat.Menuduh Rasulullah Muhammad SAW.
menghianati risalah, menuduh bahwa syariat Islam masih kurang dan
membutuhkan tambahan serta belum sempurna.

1
maksudnya tidak berbeda dan tidak berubah, yaitu membersihkan jiwa apabila Nabi mengerjakannya maka menunjuk kepada kebolehan
manusia dan mengantarkan kepada keridhoan Allah swt. 1 pekerjaan itu untuk Nabi dan untuk umatnya.2

Adapun sunnah secara terminologis (istilah) yang disimpulkan oleh 3. Sunnah Taqririyah
para ulama ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhamad saw
baik berupa ucapan (hadits), aksi (perbuatan) maupun determinasi atau Yaitu sunnah Nabi yang berupa penetapan Nabi terhadap
pengakuannya. perbuatan para sahabat yang diketahui Nabi tidak menegornya atau
melarangnya bahkan Nabi cenderung mendiamkannya. Sunnah
b. Penggolongan Sunnah taqririyah adalah sunnah-sunnah Rasulullah saw yang berupa taqrir
(ketetapan) yaitu membenarkan (tidak mengingkari) sesuatu yang
Sunnah digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: diperbuat oleh sahabat di hadapan Nabi saw atau diberitakan kepada
Beliau, lalu Beliau tidak menyanggah atau tidak menyalahkan serta
1. Sunnah Qawliyah menunjukkan bahwa beliau menyetujuinya. Contohnya sabda Nabi
saw: “ Janganlah seseorang dari kamu bershalat, melainkan di bani
Yaitu sunnah Nabi yang hanya berupa ucapannya saja baik dalam
Quraidhah”.3
bentuk pernyataan, anjuran, perintah cegahan maupun larangan. Yang
dimaksud dengan pernyatan Nabi di sini adalah sabda Nabi dalam Sebagian sahabat memaknai hadits ini dari zhahirnya. Karena itu,
merespon keadaan yang berlaku pada masa lalu, masa kininya dan mereka tidak mengerjakan shalat ashar sebelum sampai di Bani
masa depannya, kadang-kadang dalam bentuk dialog dengan para Quraidhah. Sebagian yang lain berpendapat bahwa yang dimaksud
sahabat atau jawaban yang diajukan oleh sahabat atau bentuk-bentuk Nabi ialah bersegera pergi ke sana, karena itu mereka mengerjakan
ain seperti Khutbah. Contohnya : Rasulullah saw bersabda : “ segala shalat ashar pada waktunya, sebelum sampai di Bani Quraidhah. Berita
amal itu mengikuti niat....”. (H.R. Al Bukhori dan Muslim) mengenai dua perbuatan sahabat ini sampai kepada Nabi. Beliau
berdiam diri tidak berkata apa-apa.4
2. Sunnah Fi‟liyah

Yaitu sunnah Nabi yang berupa perbuatan Nabi yang diberitakan B. Pengertian Bid’ah & Golongannnya
oleh para sahabat mengenai soal-soal ibadah dan lain-lain seperti 1. Pengertian Bid‟ah
melaksanakan shalat manasik haji dan lain-lain.Contohnya: Rasulullah
saw bersabda : “Bershalatlah kamu sebagaimana kamu melihataku Bid‟ah menurut bahasa, diambil dari bida‟ yaitu mengadakan sesuatu
shalat”. (HR. Bukhari dan Muslim) tanpa ada contoh. Bid‟ah menurut istilah (syar‟i/terminologi)
adalah sesuatu yang diada-adakan menyerupai syariat tanpa ada
Ulama ushul fiqh menetapkan bahwa pekerjaan yang masuk tuntunannya dari Rasulullah yang diamalkan seakan-akan bagian dari
urusan tabi‟at seperti duduk, berdiri, makan, minum dan sebagainya, ibadah.

2
Prof.DR.Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Kriteria Sunnah Bid‟ah. (Semarang:
PT.Pustaka Rizki Putri, 1999). hlm.21
1 3
Mahmuddin, Ronny, and Syandri Syandri. "Qadariyah, Jabariyah dan Ahlus Sunnah Ibid., hlm.85
4
(Studi Komparatif Merespon Kebijakan Pemerintah dan Ulama Mencegah Merebaknya Cholid, N., 2021. Pendidikan Ke-Nu-an Konsepsi Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah.
Covid-19)." BUSTANUL FUQAHA: Jurnal Bidang Hukum Islam 1.2 (2020): 209-222. CV Presisi Cipta Media.
2
Syekh Aly Mahfudh telah mendefinisikan bid‟ah secara rinci dalam seperti mengingkari segala hadits Nabi karena mencukupi
kitabnya Al ibda‟fi Madharil Ibtida‟. Menurut bahasa bid‟ah adalah segala dengan Al-Qur‟an saja.
sesuatu yang diciptakan dengan tidak diketahui contoh-contohnya. 2. Bid‟ah Shaghirah, dipandang kecil dosanya. Ialah bid‟ah yang
Sedangkan menurut istilah yaitu suatu ibarat (gerak dan tingkah laku lahir mengenai satu-satu suku pekerjaan, yang berdasarkan syuhbat.
batin) yang berkisar pada masalah-masalah agama (syari‟at Islamiyah), Maka bid‟ah seperti ini, walaupun masuk dalam sifat sesat
dilakukan menyerupai syari‟at dengan cara berlebihan dalam pengabdian namun tidak diancam dengan neraka
kepada Allah Swt. b. Penggolongan Bid‟ah

Pendapat Syekh Aly Mahfudh tersebut bersumber pada firman Allah Para „ulama ahli ushul fiqih telah sepakat menetapkan pembagian
yang menyatakan bahwa Rasulullah Saw adalah bukan rasul yang berbuat bid‟ah itu kedalam dua bagian yaitu :
sewenang-wenang tanpa ada contoh dari rasul-rasul sebelumnya. Tugas
beliau merupakan kelanjutan dari tugas-tugas nabi terdahulu, bahkan Allah 1. Bid‟ah „Amm (umum)
menjadikan beliau sebagai nabi akhir zaman, maka beliau tidak akan 2. Bid‟ah Khash (khusus)
berbuat sesuatu apapun kecuali apa yang telah diriwayatkan Allah melalui
malaikat Jibril.Karena itu secara tegas Nabi bersabda “Barang siapa yang Secara umum baik oleh ahli ushul dan ahli fiqh
mengada-adakan dalam ajaran Islam ini yang tidak ada sumbernya dari menggolongkan bid‟ah „amm secara ringkas menjadi dua macam,
Islam, maka urusan itu ditolak (fasid). 5 yaitu:

Dapat disimpulkan bahwa bid‟ah adalah suatu hal yang tidak terdapat C. Contoh Amalan Sunnah & Bid’ah Dalam Kehidupan
pada konteks ajaran Islam yang dibawa Rasulullah Saw, baik dalam
1. Shalat Tarawih
masalah aqidah maupun syariah yang aturan-aturannya sudah dijelaskan
dalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah secara tafshil (rinci). Di antara bid‟ah yang lazim terjadi di masyarakat seputar masalah
shalat tarawih, ialah sebagai berikut :
2. Golongan Bid‟ah dan hukum-hukum bid‟ah
a. Hukum-Hukum Bid‟ah a. Shalat tarawih dengan cepat, laksana ayam mematuk makanan.
Mayoritas imam masjid kurang memiliki akal sehat dan
Hukum-hukum bid‟ah diberikan menurut dasar pengertian bid‟ah,
pengetahuan agama yang baik. Hal itu nampak dari cara
maka mnurut golongan yang memandang tiap-tiap bid‟ah tercela
melakukan shalat. Bahwa hampir semua shalat yang dilakukan,
bid‟ah tiu semuanya dihukum haram, tidak ada yang dihukum makruh,
mirip dengan shalatnya orang yang sedang kesurupan, terutama
apa lagi sunnah dan sebagainya. Maka semua bid‟ah itu maksiat.
ketika shalat tarawih. Mereka melakukan shalat 23 raka‟at hanya
Maksiat dibagi menjadi dua, yaitu:
dalam waktu 20 menit, dengan membaca surat Al „Ala atau Adh
1. Bid‟ah kabirah, dipandang besar dosa apabila Dhuha. Bentuk dan cara shalat tarawih yang seperti itu, jelas
mengerjakannya. Ialah bid‟ah yang menghasilkan kerusakan bertentangan dengan cara shalat tarawih Rasulullah SAW, para
umum seperti menetapkan bahw akal sendiri sanggup sahabat dan ulama salaf. Menurut semua madzhab, dalam
mengetahui hukum Tuhan, tidak perlu kepada syara‟, dan melakukan shalat tidak boleh seperti itu, karena ia merupakan
shalat orang munafik.
b. Membaca surat Al‟An‟am dalam satu raka‟at dari shalat tarawih.
5
K.H. Badraduddin Hsubky, Bid‟ah-bid‟ah di Indonesia. (Jakarta: Gema Insani Press, Para ulama menganggap, bahwa membaca surat Al An‟am dalam
1996). hlm.31-32

3
satu raka‟at dari shalat tarawih termasuk perbuatan bid‟ah, karena keseluruhan harinya, karena beliau tidaklah pernah berpuasa
demikian itu tidak bersandarkan kepada suatu dalil. 6 sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan.
b. Menghitung Hari Bulan Sya‟ban. Sudah sepantasnya kaum
Membaca surat Al An‟am dalam satu raka‟at bisa dikatakan bid‟ah muslimin menghitung bulan Sya‟ban sebagai persiapan sebelum
karena beberapa alasan sebagai berikut : memasuki Ramadhan. Karena satu bulan itu terkadang dua puluh
sembilan hari dan terkadang tigapuluh hari, maka puasa itu
 Mengkhususkan surat Al An‟am menipu ummat, bahwa surat dimulai ketika melihat hilal bulan Ramadhan. Jika terhalang awan
yang lain kurang afdhal atau tidak baik untuk dibaca pada hendaknya menyempurnakan bulan Sya‟ban menjadi tiga puluh
waktu shalat tarawih. hari. Karena Allah menciptakan langit-langit dan bumi serta
 Bacaan tersebut hanya dikhususkan pada waktu shalat menjadikan tempat-tempat tertentu agar manusia mengetahui
tarawih. jumlah tahun dan hisab. Satu bulan tidak akan lebih dari tiga puluh
 Memberatkan kaum muslimin terutama orang awam, hari.
sehingga mereka akan marah atau jengkel atau timbul c. Tidak Mendahului Ramadhan dengan Puasa Satu atau Dua Hari
kebencian terhadap ibadah. Sebelumnya. Nabi Muhammad SAW melarang seseorang untuk
 Yang demikian itu menyelisihi sunnah, sebab Rasulullah mendahului Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari
Shallallahu „alaihi wa sallam menganjurkan agar raka‟at sebelumnya. Kecuali apa yang sudah menjadi rutinitas seseorang.
kedua lebih pendek daripada raka‟at pertama, sementara Misalnya seseorang yang sudah terbiasa berpuasa di hari Senin,
bid‟ah ini telah merubah secara tolal sunnah tersebut dan ketika puasanya bertabrakan dengan satu atau dua hari sebelum
melawan syari‟at. Ramadhan maka tidak mengapa baginya untuk berpuasa.
c. Bid‟ah Mengumpulkan Ayat-Ayat Sajadah. Seorang imam d. Tidak Berpuasa pada Hari yang Diragukan. Yaumus syak (hari
mengumpulkan ayat-ayat sajadah ketika khataman Al Qur‟an yang diragukan) adalah hari ketigapuluh dari bulan Sya‟ban
pada shalat tarawih dalam raka‟at terakhir, kemudian ia sujud apabila hilal tertutup mendung atau karena langit berawan pada
bersama makmum. malam sebelumnya. Para ulama berbeda pendapat tentang
d. Membaca Beberapa Ayat Yang Disebut Ayat-Ayat Hirs larangan ini apakah sifatnya pengharaman atau makruh. Dan yang
(Perlindungan). Mengumpulkan beberapa ayat yang mereka sebut kuat dari pendapat para ulama adalah pengharamannya.
dengan nama ayat-ayat perlindungan, lalu dibaca secara
3. Bida‟ah Pada Bulan Sya‟ban
keseluruhan di akhir raka‟at dalam shalat tarawih.
a. Peringatan Malam Nisfu Sya‟ban. Di antara bid‟ah yang biasa
e. Bid‟ah Dzikir Dan Do‟a Ketika Hendak Memulai Shalat Tarawih.
dilakukan oleh banyak orang ialah bid‟ah upacara peringatan
Ucapan seorang bilal atau imam ketika hendak memulai shalat
malam Nisfu Sya‟ban dan mengkhususkan pada hari tersebut
tarawih yang dibaca dengan berjama‟ah dan suara keras.
dengan puasa tertentu. Padahal tidak ada satu pun dalil yang dapat
2. Amalan Sunnah Pada Bulan Sya‟ban dijadikan sandaran.
a. Memperbanyak puasa di bulan sya‟ban. Sebagaimana hadits b. Shalat Alfiyah. Shalat bid‟ah ini dinamakan Shalat Alfiyah karena
„Aisyah radhiyallaahu „anha yang telah berlalu, Nabi Muhammad di dalamnya dibacakan surat Al Ikhlash sebanyak seribu kali.
SAW berpuasa pada mayoritas hari di bulan Sya‟ban, bukan pada Jumlah raka‟atnya seratus, dan pada setiap rakaat dibacakan surat
Al Ikhlas sepuluh kali.
c. Padusan. Padusan adalah acara mandi bersama yang dilakukan
6
Sukring, Sukring. "Ideologi, Keyakinan, Doktrin dan Bid‟ah Khawarij: Kajian Teologi pada akhir bulan Sya‟ban, menjelang masuknya bulan Ramadhan.
Khawarij Zaman Modern." Jurnal Theologia 27.2 (2016): 411-430. Asy‟ari, H.H., Biasanya orang-orang berkumpul di sungai, danau, air terjun atau
2021. Risalah Ahlussunnah Wal Jama‟ah. Almuqsith Pustaka. kolam, lalu mandi bersama dengan keyakinan perkara tersebut
4
akan membersihkan dosa-dosa mereka sebelum mereka masuk ke BAB III
dalam bulan Ramadhan. Padusan merupakan bid‟ah yang tidak PENUTUP
pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW dan tidak pernah pula
dikerjakan oleh generasi awal Islam, dan telah berlalu penjelasan A. Kesimpulan
tentang keharamannya dan di dalamnya terdapat keyakinan yang
rusak bahwa dengan acara mandi-mandi tersebut akan Secara etimologis (bahasa) kata sunah adalah jamak dari kata sunnah.
membersihkan dosa-dosa. Ini adalah keyakinan yang keliru karena Sunnah sesuatu berarti jalan sesuatu, sunnah Rasulallah saw berarti jalan
sesungguhnya dosa-dosa tidaklah akan terhapus dengan acara Rasulallah saw yaitu jalan yang ditempuh dan ditunjukkan oleh beliau. Adapun
mandi seperti itu. Dosa-dosa akan terhapus dengan taubat, sunnah secara terminologis (istilah) yang disimpulkan oleh para ulama ialah
meminta ampunan dari Allah serta memperbanyak amalan shalih. segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhamad saw baik berupa ucapan
d. Sedekah Ruwah. Sedekah ruwah adalah acara kenduri (makan- (hadits), aksi (perbuatan) maupun determinasi atau pengakuannya. Sunnah
makan) yang tujuannya adalah mengumpulkan orang banyak digolongkan menjadi tiga macam, yaitu sunnah Qauliyah, sunnah Fi‟liyah dan
untuk kemudian membacakan tahlil dan surat Yasin untuk sunnah Taqririyah.
kemudian dihadiahkan kepada arwah orang tua dan karib kerabat Bid‟ah menurut bahasa, diambil dari bida‟ yaitu mengadakan sesuatu tanpa
yang telah meninggal dunia. Acara ini juga termasuk bid‟ah yang ada contoh. Bid‟ah menurut istilah (syar‟i/terminologi) adalah sesuatu yang
tidak pernah dituntunkan Nabi Muhammad SAW. Kemungkaran diada-adakan menyerupai syariat tanpa ada tuntunannya dari Rasulullah yang
di dalam acara ini juga bertambah apabila diiringi dengan kurafat diamalkan seakan-akan bagian dari ibadah.Dapat disimpulkan bahwa bid‟ah
(tahayul), keyakinan yang batil bahwa arwah orang yang telah adalah suatu hal yang tidak terdapat pada konteks ajaran Islam yang dibawa
meninggal hadir untuk mengunjungi saudara-saudaranya yang Rasulullah Saw, baik dalam masalah aqidah maupun syariah yang aturan-
masih hidup.7 aturannya sudah dijelaskan dalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah secara tafshil
(rinci). Para „ulama ahli ushul fiqih telah sepakat menetapkan pembagian
D. Bahaya Bid’ah
bid‟ah itu kedalam dua bagian yaitu bid‟ah „Amm (umum) dan bid‟ah Khash
1. Anggapan baik terhadap bid‟ah berarti menganggap Islam seolah-olah (khusus).
belum sempurna.
2. Amalan bid‟ah tertolak (tidak di terima oleh Allah Subhanahu wa B. Saran
Ta‟ala ) Kami menyadari sepenuhnya dalam makalah ini jauh dari sempurna, oleh
3. Bid‟ahmengikuti hawa nafsu. karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga
4. Bid‟ah melenyapkan Sunnah. dapat menjadi bekal dikemudian hari apabila kami mempunyai kesempatan
5. Bid‟ah termasuksikap ghuluw (melampaui batas syari‟at). membuat makalah lain. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk
6. Pelaku bid‟ah semakin jauh dari Allah Swt. menambah pengetahuan/wawasan bagi kami pada khususnya dan bagi para
7. Menangguh dosa bid‟ah dan dosa-dosa orang yang mengamalkannya pembaca pada umumnya.
sampai hari kiamat.
8. Pelaku bid‟ah akan di usir dari telaga Rasulullah SAW pada hari
kiamat.

7
al-Qaradhawi, Yusuf. Bid'ah dalam Agama: Hakikat, Sebab, Klasifikasi, dan
Pengaruhnya. Gema Insani, 2020.
5

You might also like