Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Nama : Brilliant Indira Putri

NIM : 210721611605
Offering : PP2

TUGAS GEOGRAFI PEMBANGUNAN


“Classic Theories of Economic Growth and Development”
Pada hakikatnya setiap negara pasti berupaya untuk berkembang dalam
mencapai pembangunannya. Pembangunan merupakan suatu proses secara bertahap
menuju kearah yang lebih baik untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang berjalan secara terus
menerus. Pembangunan ini memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu tentu harus melibatkan seluruh pihak
(stakeholder) agar dapat mencapai pembangunan yang berhasil baik itu pada
pembangunan negara maupun daerah. Sumber pembangunan yang tersedia perlu
digunakan secara berencana dan efektif dengan memperhatikan skala prioritas pada
kurun waktu tertentu. Selama proses pembangunan berencana, upaya harus dilakukan
secara maksimal untuk memastikan bahwa setiap langkah mampu mendukung
pembangunan pada tahap selanjutnya. Jadi, selain berusaha mempercepat kemajuan,
upaya ini juga menjadi penting untuk lebih memantapkan kemajuan yang telah dicapai.
Salah satu indikator yang penting dalam pembangunan yaitu kemajuan ekonomi.
Akan tetapi, indikator ini bukan menjadi satu-satunya faktor yang mendorong terjadinya
pembangunan. Pembangunan ekonomi dapat dipahami sebagai suatu proses yang
berkelanjutan dalam mengelola sumber daya ekonomi yang ada untuk mencapai tujuan
kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Pembangunan bukan hanya sekedar
fenomena ekonomi. Dalam hal ini artinya pembangunan tidak bisa hanya dibatasi pada
aspek material dan finansial kehidupan masyarakat saja melainkan juga aspek lainnya
untuk memperluas kebebasan manusia. Beberapa faktor yang mendorong pembangunan
nasional di Indonesia antara lain:
• Kemerdekaan Bangsa
Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa merupakan modal utama untuk
melaksanakan pembangunan. Tanpa adanya kemerdekaan, bangsa tidak dapat
melakukan pembangunan nasionalnya sendiri. Oleh karena itu terselenggaranya
pembangunan ekonomi adalah harga diri dan martabat bangsa untuk
memperbaiki nasib.
• Posisi Geografi suatu Negara
Posisi geografis juga menjadi faktor pendukung karena bisa menjadi
beberapa penopang yaitu; SDA, skala prioritas pembangunan ekonomi, dan akses
sumber daya ekonomi yang dibutuhkan. Seperti yang kita tahu bahwa letak geografis
Indonesia terletak di antara dua samudra (Pasifik dan Hindia) dan dua benua (Asia dan
Australia). Dengan letak geografis Indonesia yang strategis, hal ini bisa mendukung
tercipanya pembangunan nasional, disebabkan oleh:
- Sumber daya alam tertentu.
- Skala prioritas pembangunan ekonomi yang harus dipertimbangkan.
- Jenis masalah yang diperhitungkan.
- Akses sumber ekonomi yang dibutuhkan.
• Kekayaan Alam
Keberhasilan pembangunan nasional juga dipengaruhi oleh kekayaan alam
yang dimiliki. Masih berhubungan dengan letak geografis Indonesia. Oleh karena
letaknya yang strategis membuat alam Indonesia sangat kaya. Kekayaan alam Indonesia
menjadi modal dasar pembangunan nasional, khusunya dalam bidang pembangunan
ekonomi.
• Sumber Daya Manusia
Keberadaan manusia juga menjadi bagian penting dalam pembangunan
ekonomi suatu negara sebagai pelengkap sumber daya alam yang ada. Manusia
bertindak sebagai pengelola sumber daya primer yang awalnya berupa bahan mentah,
kemudian diolah menjadi produk setengah jadi atau produk jadi yang siap digunakan.
Namun bukan hanya itu saja, tenaga manusia juga diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan pendukung pembangunan. Adanya standar khusus yang harus dipenuhi
membuat tidak semua orang dapat menjadi agen dalam proses pembangunan.
Masyarakat harus kompeten dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan aktivitas dan
tugasnya, terutama dalam rangka pembangunan.
• IPTEK
Keberadaan SDA dan SDM suatu negara dapat mendatangkan manfaat sebesar-
besarnya apabila digunakan secara maksimal seiring dengan adanya perkembangan
IPTEK. Sebagai manusia yang berkualitas tentunya akan membekali dirinya dengan
pengetahuan dan pemahaman terhadap teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan dua elemen yang berbeda namun merupakan satu kesatuan yang diperlukan
untuk Pembangunan. Untuk mencapai pembangunan yang sukses dan lancar
memerlukan banyak komponen. Setiap bagian memerlukan pengetahuan dan keahlian
yang berbeda-beda agar setiap prosesnya dapat terlaksana dengan baik. Pada saat yang
sama, teknologi membantu manusia menyederhanakan proses konversi sumber daya
alam agar dapat dimanfaatkan.
• Moral Bangsa
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang tertera dalam sila pertama
Pancasila juga menjadi modal penting untuk melaksanakan pembangunan
nasional. Faktor rohani ini dijadikan kekuatan utama untuk sumber inspirasi dan
menjadi pendukung terlaksananya pembangunan nasional.
• Penduduk
Besarnya jumlah penduduk bisa dimanfaatkan dan ditingkatkan untuk
membantu pembangunan nasional. Jika potensi ini dimanfaatkan dan
ditingkatkan terutama kualitas fisik dan mental ilektual, maka sumber tenaga
kerja berkualitas menjadi berlimpah. Hal ini juga yang kemudian bisa dijadikan
sebagai modal utama Indonesia dalam menghadapi persaingan global di dunia.
• Adanya Globalisasi
Adanya globalisasi di berbagai bidang terutama informasi dan ekonomi
memberikan peluang untuk mengenali dan memanfaatkan budaya bangsa
lain. Tak hanya itu, globalisasi juga membuka jalan masuknya produk dalam dan
luar negeri yang akan bersaing dalam pasar internasional.
• Kepercayaan dari Negara Lain
Faktor pendorong pembangunan nasional selanjutnya adalah adanya
kepercayaan dari negara lain di seluruh dunia. Ketika banyak yang percaya
terhadap Indonesia, maka negara lain akan banyak menanamkan modalnya di
Indonesia yang artinya pendapatan meningkat.
Oleh karena itu, pembangunan harus dilihat sebagai proses multidimensi yang
melibatkan reorganisasi dan reorientasi seluruh sistem ekonomi dan sosial. Selain
peningkatan pendapatan dan hasil, hal ini sering kali melibatkan perubahan radikal
dalam struktur kelembagaan, sosial, dan administratif serta sikap masyarakat, bahkan
adat istiadat dan kepercayaan. Meskipun pembangunan sering kali didefinisikan dalam
konteks nasional, akan tetapi pada kenyataan yang lebih luas mungkin juga perlu adanya
perubahan dalam sistem ekonomi dan sosial internasional. Literatur klasik mengenai
pembangunan ekonomi setelah Perang Dunia II didominasi oleh empat pemikiran utama
yang saling bersaing yaitu:
(a) model tahap pertumbuhan linier,
(b) teori dan model perubahan struktural,
(c) revolusi ketergantungan internasional, dan
(d) kontrarevolusi neoklasik pasar bebas (fundamental).

1. Perkembangan sebagai Pertumbuhan dan Teori Tahapan Linear


Pada tahun 1950 dan 1960-an para ahli teori memandang proses pembangunan
sebagai rangkaian tahapan pertumbuhan ekonomi yang berurutan yang harus dicapai
oleh semua negara. Hal ini pada hakekatnya merupakan teori pembangunan ekonomi
yang menyatakan bahwa harus ada jumlah dan kombinasi tabungan, investasi, dan
bantuan luar negeri yang cukup untuk membantu negara-negara berkembang
melanjutkan pertumbuhan ekonomi yang telah diikuti oleh negara-negara maju
sebelumnya. Oleh karena itu, pembangunan identik dengan pertumbuhan ekonomi yang
cepat secara keseluruhan.
Pada tahun 1970-an sebagian besar pendekatan linear tergantikan oleh dua aliran
pemikiran yang saling bersaing. Bagian pertama berfokus pada teori dan pola perubahan
struktural, dengan menggunakan teori ekonomi modern dan analisis statistik untuk
menggambarkan proses internal perubahan struktural di suatu negara berkembang jika
ingin berhasil menghasilkan dan mempertahankan perubahan struktural yang cepat.
pertumbuhan ekonomi.
Menurut teori linear, perubahan sosial adalah proses yang terjadi dalam waktu
yang cukup panjang, relatif lambat dan mengarah pada tujuan tertentu. Dalam hal ini
dapat diartikan bahwa tidak ada perubahan yang datang dengan sendirinya. Teori Linear
menggambarkan bahwa perubahan sosial membentuk pola yang memanjang dan menuju
ke tahap yang paling terkini.
Teori linear atau teori perkembangan ini menyebutkan bahwa
perubahan yang terjadi di masyarakat berujung atau menuju satu titik yang sama. Salah
satu contoh dari teori linear ini yaitu adanya perkembangan masyarakat di suatu tahap
dibandingkan tahap sebelumnya. Misalnya pada masyarakat modern, populasi lebih
banyak dan lebih produktif, teknologi lebih canggih, perdamaian dan hukum lebih terjaga
jika dibandingkan dengan masyarakat berburu dan meramu.
Adapun tahapan dalam teori linear antara lain yaitu:
Tahap Primitif: masyarakat belum mengenal dan menerapkan adat istiadat, pola
hidupnya masih seputar berburu dan meramu.
Tahap Tradisional: masyarakat telah menerapkan adat istiadat dan sudah mulai
bercocok tanam.
Tahap Modern: tidak lagi mengutamakan adat istiadat, melainkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Selain itu, kehidupan telah bergantung pada industrialisasi.

Tidak hanya itu, terdapat pula bentuk-bentuk teori linear antara lain yaitu:
Unilinier Theories of Evolution: masyarakat akan mengalami perubahan sesuai dengan
tahap-tahap tertentu. Dari bentuk yang sederhana menuju bentuk yang sempurna atau
kompleks.
Universal Theories of Evolution: perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-
tahap tertentu.
Multilinier Theories of Evolution: perubahan sosial dapat terjadi lewat beragam atau
multi cara, meskipun tetap mengarah pada tujuan yang sama.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa teori linear ini


membawa pengaruh yang cukup besar dalam sebuah pembangunan. Perkembangan
disini dapat berupa perkembangan yang dilihat dari aspek perubahan masyarakatnya
dimana dapat dilihat diatas bahwa perkembangan ini melalui beberapa tahap yaitu dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat yang modern. Jika dilihat dari pengalaman
historis, semua negara modern dulunya merupakan masyarakat agraris yang belum
berkembang. Mereka mentransformasikan perekonomian dari masyarakat miskin yang
hanya mengandalkan pertanian menjadi masyarakat modern.

Dengan adanya perkembangan ini tentunya juga mempengaruhi pertumbuhan


ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi sangat erat kaitannya dengan pembangunan
nasional karena semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula tingkat
kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini sesuai dengan tujuan utama pembangunan yaitu
untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

2. Model Perubahan Struktural 124 Teori Lewis tentang Pembangunan Ekonomi


Teori perubahan struktural (structural change theory) berfokus pada mekanisme
yang memungkinkan negara-negara terbelakang untuk mengubah struktur ekonomi
dalam negeri-negara mereka dari model perekonomian pertanian tradisional menjadi
model perekonomian yang lebih modern, lebih berorientasi pada kehidupan perkotaan
dan memiliki sektor industri manufaktur yang lebih beragam dan industri jasa yang
tangguh. Analisis model perubahan struktural menggunakan alat neoklasik berupa teori
harga, alokasi sumberdaya, dan metode-metode ekonometri modern untuk menjelaskan
terjadinya proses transformasi.
Model perubahan struktural oleh Lewis adalah sebuah teori pembangunan yang
menyatakan adanya surplus tenaga kerja dari sektor pertanian tradisional dan
ditransformasi ke sektor industri modern yang pertumbuhannya menyerap kelebihan
tenaga kerja, mendorong industrialisasi dan mobilisasi pembangunan berkelanjutan.
Model ini menjadi landasan umum yang mengungkapkan bahwa proses pembangunan di
negara berkembang yang memiliki kelebihan tenaga kerja hampir dalam kurun waktu
1960-1970-an hingga kini yang ada kalanya masih diterapkan khususnya untuk
mempelajari pasar tenaga kerja di negara-negara berkembang. Menurut model Lewis,
perekonomian terbelakang mencakup dua sektor, yaitu:
• Sektor tradisional yaitu sektor pedesaan subsisten yang kelebihan penduduk dan
ditandai dengan produktivitas marjinal tenaga kerja yang sama dengan nol. Ini
merupakan kondisi yang memungkinkan Lewis untuk mendefinisikan kondisi
surplus tenaga kerja.
• Sektor industri perkotaan modern yang sangat produktif sebagai sektor yang
menampung perpindahan tenaga kerja dari sektor subsisten.
Model ini terutama berfokus pada proses transisi tenaga kerja maupun
pertumbuhan produksi dan lapangan kerja di sektor modern. Mobilitas tenaga kerja
maupun pertumbuhan lapangan kerja merupakan hasil dari perluasan output yang
dihasilkan oleh sektor modern. Laju ekspansi ditentukan oleh tingkat investasi dan
akumulasi modal yang terjadi di sektor modern. Investasi ini dimungkinkan karena
besarnya keuntungan atau keuntungan sektor modern melebihi besaran upah, dengan
asumsi pemilik modal menginvestasikan kembali seluruh keuntungannya.

3. Revolusi Ketergantungan Internasional


Dalam pendekatan ini, terdapat tiga pemikiran utama, yaitu model
ketergantungan neokolonial (neocolonial dependence model), model paradigma palsu
(false-paradigm model), serta tesis pembangunan-dualistik (dualistic-development
thesis).
• Model Ketergantungan Neokolonial
Model ini mengaitkan keberadaan dan kelanggengan negara-negara
terbelakang terhadap evolusi sejarah hubungan internasional yang sama sekali
tidak seimbang antara negara-negara kaya dengan negara-negara miskin dalam
suatu sistem kapitalis internasional. Baik sengaja maupun tidak namun praktik
eksploitasi negara kaya terhadap negara berkembang tersebut digambarkan
sebagai hubungan kekuasaan yang tidak imbang antara pusat yang terdiri atas
negara maju dengan negara yang sedang berkembang. Tentu saja pemikiran
radikal ini mendorong negara-negara miskin untuk lebih mandiri dalam
pembangunannya. Dalam hal ini pandangan Neo-Marxis atau pandangan
terbelakang neokolonial mengaitkan kemiskinan yang semakin parah di sebagian
negara-negara dunia dan keberadaan kelompok negara kapitalis yang dapat
menyebar melalui kelompok comprador di semua negara berkembang.
• Model Paradigma Palsu
Model ini mencoba mengaitkan keterbelakangan negara-negara Dunia
Ketiga dengan kesalahan yang diberikan oleh para pengamat atau "pakar"
internasional. Faktor-faktor kelembagaan di negara-negara Dunia Ketiga, seperti
masih pentingnya struktur sosial tradisional, tidak meratanya hak kepemilikan
tanah dan kekayaan lainnya karena hanya melayani kepentingan sepihak
kelompok domestik maupun internasional yang berkuasa. Tidak hanya itu para
cendikiawan memperoleh didikan dari lembaga-lembaga di negaea maju. Akibat
pengetahuan tepat guna yang terbatas dalam mengatasi masalah pembangunan
maka golongan elit cenderung membela keyakinan asing untuk mengabaikan
sistem kebijakan elitis.
• Tesis Pembangunan Dualistik
Dualisme merupakan konsep yang menunjukkan adanya jurang pemisah
yang kian lama terus melebar antara negara kaya dan miskin pada berbagai
tingkatan di setiap negara. Adapun konsep dualisme ini terdiri dari empat elemen
kunci sebagai berikut:
- Beberapa kondisi yang berbeda, yang terdiri dari elemen "superior" dan
"inferior",
- Koeksistensi ini bukan merupakan fenomena sesaat yang akan mengikis
kesenjangan antara elemen superior dan inferior seiring dengan
berlalunya waktu.
- Kadar superioritas serta inferioritas dari masing-masing elemen tersebut
tidak hanya menunjukkan akan berkurang, melainkan cenderung
meningkat.
- Hubungan saling-keterkaitan antara elemen-elemen yang superior dengan
elemen- elemen inferior tersebut terbentuk dan berlangsung sehingga
keberadaan elemen superior sangat sedikit atau sama sekali tidak
membawa manfaat untuk meningkatkan kedudukan elemen-elemen
inferior.

4. Kontrarevolusi Neoklasik: Fundamental Pasar


Pada tahun 1980-an, teori dan kebijakan ekonomi kontrarevolusi neoklasik tumbuh
dalam kekuatan politik pemerintahan konservatif di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan Jerman
Barat. Kontrarevolusi mengandung pengertian dari dua sudut pandang yang berbeda.
Bagi negara-negara maju, kontrarevolusi merupakan garis kebijakan makroekonomi yang
lebih mementingkan sisi penawaran (supply-side macroeconomics), teori ekspektasi
rasional, dan gelombang swastanisasi Perusahaan-perusahaan milik negara. Sementara
bagi negara-negara berkembang, kontrarevolusi berarti pasar yang lebih bebas dan
ditinggalkannya berbagai bentuk campur tangan pemerintah dalam perekonomian
nasional yang berupa kepemilikan perusahaan-perusahaan oleh pihak pemerintah,
perencanaan secara statis atas perekonomian nasional, dan regulasi pemerintah
terhadap aneka kegiatan ekonomi.
Kehadiran teori neoklasik tidak dapat dicegah karena kehadiran pemerintah yang
diharapkan dalam perekonomian. Pendukung teori neoklasik adalah dua organisasi
internasional yaitu Bank Dunia dan IMF. Peran organisasi internasional seperti ILO,
UNDP dan UNCTAD semakin berkurang di negara-negara berkembang, namun peran
organisasi seperti IMF dan Bank Dunia justru mendukung teori neoklasik. Poin-poin
penting dari aliran neoklasik adalah alokasi sumber daya yang buruk di negara-negara
berkembang karena penggunaan mekanisme pengaturan harga yang tidak tepat dan
intervensi pemerintah yang berlebihan di sektor ekonomi.
Beberapa tokoh pendukung aliran ini seperti Lord Peter Bauer, Deepak Lal, Ian
Little, Harry Johnson, Bela Balassa, Jagdish Bhagwati, dan Anne Krueger mengemukakan
bahwa intervensi pemerintah yang berlebihan menyebabkan penurunan laju
pertumbuhan ekonomi dan menghendaki adanya pasar bebas (free market) dimana naik
dan turunya harga barang dan jasa bergantung pada permintaan pasar. Kaum liberal
mengizinkan pasar bebas yang kompetitif untuk berkembang, privatisasi milik negara,
mempromosikan perdagangan bebas dan ekspansi ekspor, menyambut investor negara
maju dan menghilangkan sebagian kebijakan dan distorsi dalam faktor produksi input-
output dan keuangan pasar baik efisiensi ekonomi maupun pertumbuhan ekonomi.
Pengembangan pasar bebas cenderung beranggapan bahwa pasar negara berkembang
efisien dan segala ketidaksempurnaan yang ada akan berpengaruh pada teori pilihan publik
yang juga dikenal sebagai pendekatan ekonomi politik baru. Memang benar, teori pilihan
publik berpendapat bahwa politisi, birokrat, warga negara, dan negara bertindak semata-mata
berdasarkan perspektif yang mengutamakan kepentingan pribadi, menggunakan kekuasaan dan
wewenang pemerintah untuk tujuan egois mereka sendiri. Politisi menggunakan sumber daya
pemerintah untuk mengkonsolidasikan dan mempertahankan posisi kekuasaan dan
otoritas mereka. Para pejabat dan pegawai negeri menggunakan jabatan mereka untuk
menerima suap dari masyarakat yang mencari keuntungan dan menjalankan bisnis yang
dilindungi. Oleh karena itu, akhirnya pemerintah mencegah masalah ini bahkan menyita
properti individu tersebut.
Pendekatan ramah pasar adalah varian dari kontrarevolusi neoklasik dimana
pendekatan ini mengakui bahwa terdapat banyak ketidaksempurnaan dalam produk
negara berkembang dan pasar faktor . Pemerintah mempunyai peran, terutama dalam
memfasilitasi kegiatan pasar melalui cara “non-selektif”.misalnya, dengan melakukan
investasi pada infrastruktur fisik dan sosial, layanan kesehatan dan fasilitas pendidikan
serta menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi 'perusahaan swasta'.
Pendekatan ramah pasar berbeda dengan pasar bebas dan pemikiran pilihan publik
dalam menerima gagasan kegagalan pasar.

5. Teori Pembangunan Klasik: Mendamaikan Perbedaan


Pada bagian ini mengkaji beragam teori dan pendekatan yang bersaing dalam studi
pembangunan ekonomi. Masing-masing pendekatan mempunyai kelebihan dan kelemahannya
masing-masing. Fakta bahwa adanya perdebatan baik ideologis, teoritis atau empiris adalah hal
yang membuat studi tentang pembangunan ekonomi begitu menarik dan atraktif. Model
perubahan struktural dua industri Lewis menyoroti pentingnya hal ini:
• Mentransfer sumber daya dari aktivitas dengan produktivitas rendah ke aktivitas
dengan produktivitas tinggi dalam proses pembangunan ekonomi.
• Upaya menganalisis banyak hubungan antara pertanian tradisional dan industri
modern
• Mengklarifikasi pengalaman pertumbuhan baru-baru ini (China)

Penelitian empiris yang dilakukan oleh Chenery dan rekannya berusaha untuk
mendokumentasikan dengan tepat bagaimana perekonomian mengalami perubahan
struktural sambil menentukan secara numerik nilai-nilai parameter ekonomi utama yang
terlibat dalam proses ini. Pemikiran dari teori ketergantungan internasional
mengingatkan kita akan pentingnya struktur dan fungsi perekonomian global dan
bagaimana keputusan di negara maju dapat mempengaruhi kehidupan jutaan orang di
negara berkembang. Realita ketergantungan dan kerentanan terhadap keputusan
ekonomi yang diambil di negara-negara Amerika Utara, Eropa Barat atau Jepang
memaksa kita untuk menyadari pentingnya beberapa pembelajaran dari ketergantungan
internasional. Meskipun banyak teori ekonomi neoklasik konvensional perlu
dimodifikasi agar sesuai dengan keadaan sosial, kelembagaan, dan struktural yang unik
dari negara-negara berkembang. Selain itu peran produksi dan distribusi yang efisien
melalui sistem harga yang sesuai sangat diperlukan dalam keberhasilan proses
pembangunan.

You might also like