Professional Documents
Culture Documents
MK Praktik Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolahhh
MK Praktik Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolahhh
KODE MK : Bd.7.906
PENEMPATAN : SEMESTER I (SATU)
WAKTU : 08 – 27 JUNI 2020
Menyetujui
Ketua Jurusan Kebidanan
V. CAPAIAN PEMBELAJARAN
A. Capaian Pembelajaran Prodi
1. Mampu menerapkan teori, konsep dan prinsip kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dan anak usia pra
sekolah secara komprehensif.
2. Mampu mengintegrasikan kebijakan pemerintah dalam membentuk
asuhan kebidanan pada bayi, balita dan anak usia pra sekolah secara
komprehensif.
3. Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu bayi, balita dan anak
usia pra sekolah secara komprehensif dengan pendekatan manajemen
asuhan kebidanan dan melakukan dokumentasi dengan model
dokumentasi SOAP.
D. Instrumen Penilaian
1. Penilaian penampilan klinik
2. Penilaian seminar kasus
3. Penilaian ujian stase
4. Rekapitulasi penilaian praktik.
DAFTAR PUSTAKA
..............2007. Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Dasar. Jakarta:
Depkes RI.
Kemenkes RI.
Marmi, Rahardjo K. 2012, Asuhan neonatus, bayi balita dan anak prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelaja
Muslihatun, Wafi Nur, Asuhan Neonatus Bayi dan Balita, 2010, Fitramaya,
Yogyakarta
Rukiyah, Ai Yeyeh., Lia Yulianti., Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita, 2010.
TIM, Jakarta
Saifuddin, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2006,
YBPSP, Jakarta
....................., ........................................
Pembimbing
(...............................................)
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES JAMBI
PROGRAM STUDI
PROFESI BIDAN
NAMA :
NIM :
TEMPAT PRAKTIK :
PEMBIMBING :
NO ASPEK PENILAIAN BOBOT NILAI NILAI X
(1-100) BOBOT
1. Nilai penulisan Tinjauan Teori 25 %
a. Tinjauan pustaka diperoleh dari
referensi yang terpercaya dan up to
date
b. Tinjauan pustaka evidence based
menggunakan Jurnal Ilmiah minimal
5 dalam kurun 10 tahun terakhir
2. Nilai Penulisan Tinjauan Teori Askeb 25 %
a. Menguraikan pengkajian data
subyektif secara lengkap
b. Menguraikan pengkajian data
obyektif secara lengkap
c. Menetapkan rencana tindakan dengan
tepat
3. Nilai Sikap 25 %
a. Komunikasi dengan pembimbing
b. Etika dalam proses bimbingan dan
konsultasi
4. Nilai Responsi 25 %
a. Kemampuan penguasaan teori
b. Kemampuan argumentasi teori
c. Rasionalisasi terhadap tindakan
Nilai akhir
............................, ............................................
Pembimbing
(...............................................)
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES JAMBI
PROGRAM STUDI
PROFESI BIDAN
NAMA : ..................................................................
NIM : ..................................................................
TEMPAT PRAKTIK :..................................................................
PEMBIMBING : ..................................................................
............................., ..............................................
Pembimbing
(..............................................)
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES JAMBI
PROGRAM STUDI
PROFESI BIDAN
NAMA : ..................................................................
NIM : ..................................................................
TEMPAT PRAKTIK :..................................................................
PEMBIMBING : ..................................................................
..............................., ........................................
Pembimbing
(...............................................)
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES JAMBI
PROGRAM STUDI
PROFESI BIDAN
Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini ? Bagaimana
perencanaannya ?
B. Refleksi Kritis dari Materi yang Dipelajari
Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam pencapaian capaian belajar tersebut
adalah:
Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran ini adalah:
Capaian belajar yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan adalah :
Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik ini
adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui:
Tema Artikel
Penulis
Judul Artikel
Tanggal Publikasi
Penerbit
Topik:_________________________________________Tanggal:_______
Jenis pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan :
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES JAMBI
PROGRAM STUDI
PROFESI BIDAN
LEMBAR PENILAIAN UJIAN STASE
KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA BAYI, BALITA DAN ANAK USIA
PRA SEKOLAH
Nama : ..................................................................
NIM : ..................................................................
Tempat Praktik :..................................................................
Pembimbing : ..................................................................
Mengukur Persiapan
Lingkar Sebelum melaksanakan pratikum
Kepala mahasiswa harus mempersiapkan
alat yang diperlukan, pasien, buku
KIA/buku catatan.
1. Persiapan alat :
a. Pita pengukur (meteran)
b. Buku catatan (buku KIA)
c. Alat tulis
2. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan kepada
ibu/orangtua tentang tindakan
yang akan dilakukan.
Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan
mengukur lingkar kepala :
1. Siapkan pita pengukur (meteran)
2. Lingkarkan pita pengukur pada
kepala anak melewati dahi
(daerah glabella/frontalis),
menutupi alis mata, diatas
telinga dan bagian belakang
kepala yang menonjol, tarik
agak kencang.
3. Kemudian baca angka pada
pertemuan dengan angka 0.
4. Tanyakan tanggal lahir
bayi/anak, hitung umur
bayi/anak.
5. Hasil pengukuran dicatat pada
grafik lingkaran kepala menurut
umur dan jenis kelamin anak.
6. Buat garis yang menghubungkan
antara ukuran yang lalu dengan
ukuran sekarang.
Cara Menyusui Persiapan
Bayi Sebelum melaksanakan pratikum
mahasiswa harus mempersiapkan
alat yang diperlukan, pasien, buku
KIA/buku catatan.
1. Persiapan alat : kapas DTT
2. Persiapan pasien :
memperkenalkan diri dan
menjelaskan kepada ibu bayi
mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan cara
menyusui yang benar :
1. Sebelum menyusui, ASI
dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada putting susu dan
areola sekitarnya. Cara ini
mempunyai manfaat sebagai
desinfektan dna menjaga
kelembababn putting susu.
2. Bayi diletakan menghadap perut
ibu/payudara. Ibu duduk atau
bebaring santai. Bila duduk
lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu tidak
tergantung dan punggung ibu
bersandar pada san daran kursi.
3. Bayi dipegang dengan satu
lengan, kepala bayi terletak pada
lengkung siku ibu dan bokong
bayi terletak pada lengan.
Kepala bayi tidak boleh
tertengadah dan bokong bayi
ditahan dengan telapak tangan
ibu. Satu tangan bayi diletakkan
di belakang badan ibu, dan yang
satu didepan. Perut bayi
menempel badan ibu, kepala
bayi menghadap payudara (tidak
hanya membelokkan kepala
saja). Telingan dan lengan bayi
terletak pada satu garis lurus.
Ibu menatap bayi dengan kasih
sayang.
4. Payudara dipegang dengan ibu
jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah. Jangan
menekan putting susu atau
areola saja.
5. Bayi diberi rangsangan untuk
membuka mulut (rooting reflex)
dengan cara: menyentuh pipi
dengan putting susu atau
menyentuh sisi mulut bayi.
6. Setelah bayi membuka mulut,
dengan cara cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu
dengan putting serta areola
dimasukkan ke mulut bayi.
Usahakan sebagian besar areola
dapat masuk kedalam mulut
bayi, sehingga putting susu
berada dibawah langit-langit dan
lidah bayi akan menekan ASI
keluar dari tempat penampungan
ASI yang terletak dibawah
areola. Setelah bayi mulai
menghisap, payudara tak perlu
dipegang atau disanggah lagi.
7. Setelah menyusu pada satu
payudara sampai terasa kosong,
sebaiknya ganti menyusui pada
payudara yang lain. Cara
melepas isapan bayi : jari
kelingking ibu dimasukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulut
atau, dagu bayi ditekan
kebawah.
8. Menyusui barikutnya mulai dari
payudara yang belum
terkosongkan (yang dihisap
terakhir). Setelah selesai
menyusui, ASI dikeluarkan
sedikit kemudian dioleskan pada
putting susu dan areola
sekitarnya. Biarkan kering
dengan sendirinya.
9. Menyendawakan dengan cara :
bayi digendong tegak dengan
bersandar pada bahu ibu
kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan, atau bayi tidur
tengkurap di pangkuan ibu,
kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan.
Imunisasi BCG Persiapan
Sebelum melaksanakan pratikum
mahasiswa harus mempersiapkan
alat yang diperlukan, pasien, buku
KIA/buku catatan.
1. Persiapan alat
a. Spuit dispossible 5 cc
b. Alat suntik ADS
c. Vaksin BCG dan
pelarutanya dalam termos es
d. Bak injeksi
e. Kapas DTT dalam
tempatnya
f. Bengkok
g. Safety box
h. Buku KIA/KMS
i. Larutan klorin 0,5% dalam
tempatnya.
j. Tempat sampah
2. Persiapan pasien
Memperkenalkan diri dan
menjelaskan kepada ibu bayi
mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
Pelaksanaan
Langkah-langah pelaksanaan
pemberian vaksin BCG
1. Mencuci tangan menggunakan
sabun dibawah air mengalir
2. Menggunakan sarung tangan
3. Membuka tutup metal pada
vaksin dengan menggunakan
pengait jika vaksin berbentuk
vial.
4. Menghisap pelarut dengan
menggunakan spuit 5 cc.
pastikan seluruhnya terisap.
5. Memasukkan pelarut ke dalam
val vaksin BCG lalu dikocok
sehingga campuran menjadi
homogen.
6. Memasukkan spuit yang
digunakan untuk melarutkan
vaksin kedalam safety box.
7. Mengambil spuit yang baru
kemudian menghisap vaksin dari
vial sebanyak 0,05%
8. Mengatur posisi bayi miring di
atas pangkuan ibu dan lepas baju
bayi dari lengan dan bahu. Ibu
memegang bayi dekat dengan
tubuhnya, menyangga kepala
bayi dan memegang lengan
dekat dengan tubuhnya.
9. Membersihkan aera penyuntikan
dengan kapas DTT.
10.Memegang lengan bayi dengan
tangan kiri dan tangan kanan
memegang syringe dengan
lubang jarum menghadap ke
depan.
11.Memegang lengan sehingga
permukaan kulit mendatar
dengan menggunakan ibu jari
kiri dan telunjuk, letakkan
syringe dan jarum dengan posisi
hampir datar dengan kulit bayi
12.Memasukkan ujung jarum di
bawah permukaan kulit, cukup
masukkan bevel (lubang di
ujung jarum)
13.Untuk memegang jarum dengan
posisi yang tepat, letakkan ibu
jari kiri anda pada ujung bawah
alat suntik dekat jarum,.
14.Memegang ujung penyedot
antara jari telunjuk dan jari
tengah tangan kanan anda. Teka
penyedot dnegan ibu jari tangan
anda. Menyuntikkan 0,05 ml
vaksin dan memastikan semua
vaksin sudah masuk kedalam
kulit. Lihat apakah muncul
gelembung.
15.Mencabut jarum suntik apabila
vaksin sudah habis.
16.Bereskan semua peralatan yang
sudah digunakan.
17.Bersihkan sarung tangan dalam
klorin dan lepaskan secara
terbalik, masukan dalam ember
berisi larutan klorin.
18.Mencuci tangan setelah
melakukan tindakan.
19.Menjelaskan rekasi yang timbul
setelah penyuntikan dan cara
mengatasi reaksi tersebut.
20.Dokumetasikan dna beritahukan
hasil pada ibu dan bayi dan
kunjungan ulang.
Pelaksanaan
1. Mencuci tangan menggunakan
sabun dibawah air mengalir.
2. Menggunakan sarung tangan
3. Membuka tutup metal pada
vaksin dengan menggunakan
pengait jika vaksin berbentuk
vial.
4. Mengisap vaksin dari vial
dengan menggunakan spuit
sesuai dosis 0,5 ml.
5. Meminta ibu untuk mengendong
bayi diatas pangkuan ibu dengan
posisi menghadap ke depan,
seluruh kaki telanjang. Ibu
sebaiknya memegang kaki bayi.
6. Bersihkan kulit dengan kapas
DTT, tunggu hingga kering.
7. Menentukan lokasi penyuntikan,
yaitu di paha anterolateral,
pegang paha bayi dengan ibu
jari dan jari telunjuk, suntikan
jarum dengan sudut, 90% (inta-
muskular). Suntikkan pelan-
pelan untuk mengurangi rasa
sakit.
8. Cabut jarum dengan capat dan
tekan bekas suntikan dengan
kapas kering. Jangan melakukan
pemijatan pada daerah bekas
suntikan.
Imunisais Persiapan
Campak Sebelum melaksanakan pratikum
mahasiswa harus mempersiapkan
alat yang diperlukan, pasien, buku
KIA/buku catatan.
1. Persiapan alat
a. Handscoon bersih 1 pasang
(untuk melindungi petugas)
b. Vaksin campak dan
pelarutnya
c. Kapas DTT
d. Bak Instumen
e. Gergaji ampul
f. Auto Disable Syringe (ADS)
g. Bengkok
h. Safety box
i. Tempat sampah
j. Larutan klorin dalam
tempatnya
2. Persiapan pasien
Mempernalkan diri dan
menjelaskan kepada ibu
mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
Pelaksanaan
1. Cuci tangan menggunakan
sabun di bawah air mengalir
2. Gunakan sarung tangan
3. Buka tutup metal pada vaksin
dengan menggunakan pengait
jika vaksin berbentuk vial
4. Hisap pelarut dengan
menggunakan spuit 5 cc.
pastikan seluruhnya terisap.
5. Masukkan pelarut kedalam vial
vaksin campak, kocok hinggan
campuran menjadi homogen.
6. Masukan semprit dan jarum
pencampur kedalam safety box
setelah digunakan
7. Hisap vaksin dari vial dengan
menggunakan spuit dosis 0,5 ml.
8. Atur posisi bayi :
a. Bayi dipangku ibunya di sisi
sebelah kiri.
b. Tangan kanan bayi
melingkar ke badan ibu.
c. Tangan kiri ibu merangkul
bayi, menyangga kepala,
bahu, dan memegaang sisi
luar tangan kiri bayi. Tangan
kanan ibu memegang kaki
bayi dengan kuat.
9. Tentukan lokasi yang akan
diinjeksi : musculus deltoideus
(1/3 bagian lateral lengan kiri
atas)
10.Bersihkan kulit dengan kapas
DTT dari tengah keluar secara
melingkar sekitar 5 cm, tunggu
hingga kering.
11.Angkat kulit daerah suntikan
dengan ibu jari dan telunjuk
12.Tusukan jarum ke dalam kulit
dengan sudut 45o (injeksi sub
cutan dalam)
13.Lakukan aspirasi kemudian
mendorong pangkal piston
dengan ibu jari tangan kanan
dan masukkan vaksin secara
perlahan
14.Cabut jarum dengan cepat dan
tekan bekas suntikan dengan
kapas kering.
15.Masukkan alat suntik ke dalam
safety box tanpa ditutup
Kembali (norecapping)
16.Evaluasi keadaan tubuh bayi dan
rapikan pakaian bayi
17.Bereskan semua peralatan yang
sudah digunakan
18.Bersihkan sarung tangan dalam
larutan klorin dan lepaskan
secara terbalik, masukkan ke
dalam ember berisi larutan
klorin
19.Mencuci tangan setelah
melakukan tindakan.
20.Menjelaskan reaksi yang timbul
setelah penyuntikan dan cara
mengatasi reaksi tersebut.
21.Dokumentasikan dan beri
tahukan hasil kepada ibu bayi
dan kunjungan ulang.
Imunisasi Polio Persiapan
Sebelum melaksanakan pratikum
mahasiswa harus mempersiapkan
alat yang diperlukan, pasien, buku
KIA/buku catatan.
1. Persiapan alat
a. Vaksin polio dalam termos es
b. Pipet (dropper)
c. Bengkok
d. Buku KIA/KMS
e. Tempat sampah
2. Persiapan pasien
Mempernalkan diri dan
menjelaskan kepada ibu
mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
Pelaksanaan
1. Mencuci tangan menggunakan
sabun dibawah air mengalir
2. Menggunakan sarung tangan
3. Membuka tutup metal pada
vaksin dengan menggunakan
pengait jika vkasin berbentuk
vial dna memasang dropper.
4. Mengatur posisi ibu dalam
mengendong bayi dengan kepala
disangga dan ditengadahkan ke
belakang
5. Membuka mulut bayi secara
berhati-hati dengan ibu jari pada
dagu (untuk bayi kecil) atau
menekan pipi bayi denga jari-
jari anda.
6. Meneteskan 2 tetes vaksin dari
alat tetes ke dalam lidah jangan
sampai alat tetes (dropper)
menyentuh bayi.
7. Bereskan semua peralatan yang
sudah digunakan
8. Mencuci tangan setelah
melakukan tindakan
9. Menjelaskan reaksi yang timbul
setelah penyuntikan dan cara
mengatasi reaksi tersebut
10.Dokumentasikan dan
beritahukan hasil kepada ibu
bayi dan kunjungan ulang.
Pijat Bayi 1. Mempersiapkan diri
a. Baby oil/minyak
b. Jam
c. Tempat tidur yang rata
2. Prosedur kerja
a. Memberitahu ibu tentang
pijat bayi
b. Mengatur posisi bayi
tengkurap
c. Melakukan rangsangan
taktil/raba
d. Kepala dengan
menggunakan telapak
tangan usap kepala dari
puncak kepala sampai leher
kemudian Kembali lagi ke
puncak kepala sebanyak 6
kali.
e. Bahu dengan jari tangan
kanan dan kiri usap kedua
belah bahu bayi dari
pertengahan punggung ke
pangkal lengan kemudian
kembali ke pertengahan
punggung sebanyak 6 kali.
f. Punggung dengan jari-jari
kedua tangan usaplah leher
ke pantat lalu kembali ke
leher sebanyak 6 kali.
g. Kaki dengan dua jari kedua
tangan usaplah kedua kaki
kaki secara bersamaan dari
pangkal paha ke
pergelangan kaki kemudian
Kembali lagi ke pangkal
paha sebanyak 6 kali.
h. Lengan dengan jari tangan
usaplah kedua lengan secara
bersamaan dan pangkal bahu
ke pergelangan tangan
kemudian kembali ke
pangkal bahu sebanyak 6
kali.
i. Rangsangan kinestetik (bayi
ditelentangkan)
j. Lengan kerjakan satu
persatu, pegang lengan pada
pergelangan tangan
kemudian tekuklah pada
sikut dikerjakan 6 kali (satu
gerakan 2x5 detik)
k. Kaki kerjakan satu persatu,
pegang daerah pergelangan
kaki kemudian tekuk
didaerah lutut, kerjakan 6
kali (satu gerakan 2x5 detik)
l. Kaki kerjakan pada kedua
kaki secara bersamaan,
pegang daerah pergelangan
kaki kemudian tekuk di
daerah lutut. Kerjakan 6 kali
(satu gerakan 2x5 detik)
2. Persiapan alat :
Siapkan alat seperti piring
plastic, sendok, peluit atau
apapun yang bisa mengeluarkan
suara
3. Prosedur kerja :
a. Tentukan usia anak (tanggal,
bulan dan tahun lahir)
b. Pilih daftar pertanyaan TTD
yang sesuai dengan umur
anak
c. Anak usia < 24 tahun yang
belum sekolah, tes bisa
dilakukan oleh orangtua atau
pengasuh anak. Bacakan
pertanyaan secara berurutan
dengan suara yang jelas dan
nyaring.
Jawaban ya, jika menurut
orangtua/pengasuh anak, dapat
melakukannya 1 bulan terakhir.
Jawaban tidak, jika menurut orang
tua/pengasuh anak, anak tidak
pernah, tidak tahu, atau tidak pernah
melakukannya dalam 1 bulan
terakhir.
Tes Daya Lihat 1. Persiapan pasien :
a. Menjelaskan prosedur dan
tindakan yang akan
dilakukan
b. Mengatur posisi senyaman
mungkin
2. Persiapan lingkungan ;
Memberikan lingkungan yang
tenang, aman dan nyaman
3. Persiapan alat :
a. Dua buah kursi, satu untuk
anak dan satu untuk
pemeriksa
b. Poster “E” dan kartu E.
c. Alat petunjuk
4. Prosedur kerja :
a. Pilih tempat yang tenang
dan pencahayaan yang
cukup terang.
b. Gantungkan atau tempat
poster E pada dinding
setinggi mata anak pada
posisi duduk
c. Letakkan sebuah kursi
sejauh 3 meter dari poster E,
menghadap ke poster E
d. Letakkan sebuah kursi
lainnya disamping poster E
untuk pemeriksa
e. Pemeriksa memberikan
kartu E pada anak. Latih
anak dalam mengarahkan
kartu E menghadap atas,
bawah, kiri dan kanan sesuai
yang ditunjuk pada poster
oleh pemeriksa
f. Tutup sebelah mata anak
menggunakan kertas atau
buku
g. Dengan alat penunjuk,
tunjuk huruf E pada poster,
satu persatu mulai baris
pertama sampai baris
keempat atau baris E
terkecil yang masih dapat
dilihat
h. Ulangi pemeriksa tersebut
pada mata satunya dengan
cara yang sama.
5. Tulis baris E terkecil yang dapat
dilihat anak pada kertas yang
disediakan
2. Persiapan lingkungan
Memberikan lingkungan yang
tenang, aman dan nyaman
3. Persiapan alat
Alay yang digunakan CHAT
(checklist for Autism in
Toddlers). CHAT ini ada dua
jenis pertanyaan yaitu :
a. Ada 9 pertanyaan yang
dijawab oleh
orangtua/pengasuh anak.
Pertanyaan diajukan
berurutan. Dijawab dengan
jelas dna tanpa ragu-ragu.
b. Ada 5 perintah bagi anak
untuk melaksanakan tugas
seperti yang tertulis di
CHAT.
4. Prosedur kerja
a. Ajukan pertanyaan dengan
lambat tapi jelas dan
nyaring, satu persatu
perilaku yang tertulis pada
CHAT kepada
orangtua/pengasuh anak.
b. Lakukan pengamatan
kemampuan anak sesuai
pada CHAT.
c. Catat jawban
orangtua/pengasuh anak dan
kesimpulan hasil
pengamatan kemampuan
anak, YA atau TIDAK.
Teliti Kembali apakah
semua pertanyaan telah
dijawab.
Intervensi :
Bila anak risiko menderita autis
atau kemungkinan adanya gangguan
perkembangan, rujuk ke RS yang
memiliki fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang anak.
........................, ............................
Penilai
........................................