Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 67

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PRAKTIK

MATA KULIAH : PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


PADA BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH

KODE MK : Bd.7.906
PENEMPATAN : SEMESTER I (SATU)
WAKTU : 08 – 27 JUNI 2020

Jambi, 25 Mei 2020


Mengetahui
Ketua Prodi Profesi Bidan Penanggung Jawab Mata Kuliah

Lia Artika Sari, M.Keb Enny Susilawati, M.Keb


NIP.19800712 200212 2 002 NIP.198006032002122001

Menyetujui
Ketua Jurusan Kebidanan

Suryani, S.Pd., MPH


NIP. 19650703 198803 2 004
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES JAMBI
PROGRAM STUDI
PROFESI BIDAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

I. IDENTITAS MATA KULIAH


1. Nama Mata Kuliah : Praktik Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada
Bayi, Balita dan Anak Usia Pra Sekolah

2. Kode Mata Kuliah : Bd.7.906


3. Penempatan : Semester I
4. Beban/Jumlah SKS : 3 SKS (3P)
5. Tim Dosen : 1. Enny Susilawati, M.Keb
2. Yuli Suriyani, M.Keb
3. Atika Fadhilah Danaz Nasution, M.Keb
4. Murdayah, M.Keb

II. DESKRIPSI MATA AJAR


Praktik asuhan kebidanan komprehensif pada bayi, balita dan anak usia pra
sekolah sebagai panduan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan
pada bayi, balita dan anak usia pra sekolah. Pada praktik ini mahasiswa mampu
menerapkan teori, konsep dan prinsip kebidanan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada bayi, balita dan anak usia pra sekolah secara holistik, mampu
mengintegrasikan kebijakan pemerintah dalam membentuk asuhan kebidanan
pada bayi, balita dan anak usia pra sekolah secara holistik, serta mampu
memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dan anak usia pra sekolah
secara holistik dengan pendekatan manajemen kebidanan serta melakukan
dokumentasi asuhan dengan model dokumentasi SOAP.
Praktik asuhan kebidanan komprehensif pada bayi, balita dan anak usia pra
sekolah ini membekali mahasiswa agar dapat melakukan pengkajian data
subyektif dan obyektif, analisis data, dan penatalaksanaan (perencanaan dan
implementasi) asuhan pada bayi, balita dan anak usia pra sekolah dengan
pendekatan holistik berdasarkan evidence based practice, dan melakukan
evaluasi asuhan dengan pendekatan holistik, serta pendokumentasian asuhan
pada bayi, balita dan anak usia pra sekolah terstandar.

III. BOBOT SKS DAN LAMA PRAKTIK


Beban SKS Praktik asuhan kebidanan komprehensif pada bayi, balita dan
anak usia pra sekolah adalah 3 SKS (1 SKS K = 170 menit ) sehingga 170 menit
x 3 SKS x 14 tatap muka setara dengan 119 jam. Pelaksanaan praktik 6 jam per
hari, sehingga lama waktu praktik 20 hari sama dengan 3 minggu.

IV. TEMPAT PRAKTIK


Praktik dilaksanakan di :
Laboratorium Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi

V. CAPAIAN PEMBELAJARAN
A. Capaian Pembelajaran Prodi
1. Mampu menerapkan teori, konsep dan prinsip kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dan anak usia pra
sekolah secara komprehensif.
2. Mampu mengintegrasikan kebijakan pemerintah dalam membentuk
asuhan kebidanan pada bayi, balita dan anak usia pra sekolah secara
komprehensif.
3. Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu bayi, balita dan anak
usia pra sekolah secara komprehensif dengan pendekatan manajemen
asuhan kebidanan dan melakukan dokumentasi dengan model
dokumentasi SOAP.

B. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


1. Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif pada bayi, balita dan
anak usia pra sekolah dengan pendekatan holistik.
2. Menginterpretasi data dasar dengan berpikir kritis pada bayi, balita dan
anak usia pra sekolah.
3. Mengidentifikasi diagnosis/masalah potensial dan antisipasi pada bayi,
balita dan anak usia pra sekolah.
4. Mengidentifikasi tindakan segera (jika perlu) pada bayi, balita dan anak
usia pra sekolah.
5. Merumuskan perencanaan asuhan pada bayi, balita dan anak usia pra
sekolah dengan pendekatan holistik.
6. Melakukan implementasi asuhan pada bayi, balita dan anak usia pra
sekolah dengan pendekatan holistik berdasarkan evidence based
practice.
7. Melakukan evaluasi asuhan pada bayi, balita dan anak usia pra sekolah
dengan pendekatan holistik.
8. Melakukan pendokumentasian asuhan pada bayi, balita dan anak usia
pra sekolah yang terstandar dengan model dokumentasi SOAP.

C. Unit Kompetensi/ Skill Kompetensi


1. Memahami lingkup asuhan bayi dan anak balita normal dan abnormal.
2. Memahami konsep asuhan bayi dan anak balita.
3. Mempraktikksan pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan
anak pra sekolah.
4. Mempraktikkan simulasi sesuai tahap tumbuh kembang bayi dan anak
balita normal dan abnormal.
5. Mempraktikkann asuhan pada bayi dan anak balita normal dan
abnormal.
6. Mempraktikkan imunisasi pada neonatus, bayi dan balita.
7. Mempraktikkan panyuluhan pada orang tua tentang asuhan bayi dan
anak balita.
8. Melaksanakan sistem rujukan.
9. Mempraktikkan pendokumentasian asuhan.
VI. KEGIATAN PRAKTIK
A. Model Pembelajaran Klinik
Model pembelajaran klinik preceptorship, dengan proses sebagai
berikut:
TAHAPAN METODE YANG DIGUNAKAN
Pra klinik 1. Pertemuan langsung dengan mahasiswa di wahana
praktik
2. Pengenalan ruangan kepada mahasiswa
3. Pengenalan staf kepada mahasiswa
4. Pengenalan SOP yang berlaku di wahana praktik kepada
mahasiswa
5. Mendampingi mahasiswa membuat kontrak belajar
(rencana mahasiswa untuk mencapai CPMK dari stase
klinik yang berjalan dibagi dalam sekian hari praktik)
6. Menyusun laporan pendahuluan
7. Mengikuti conference
8. Membaca informasi tentang pasien dikaitkan dengan LP
9. Mereview kembali kompetesi yang sudah diketahui
mahasiswa dan memberikan penguatan sebelum memulai
praktik klinik
10. Menyepakati kode komunikasi selama pada fase klinik
dilakukan
Fase klinik 1. Pencapaian prosedur klinis:
a. Memberikan contoh langsung kepada mahasiswa cara
melakukan asuhan atau kompetensi yang akan dicapai
langsung kepada klien (I do, you see)
b. Memberikan kesempatan pada mahasiswa
berpartisipasi pada asuhan / kompetensi klinis yang
akan dicapai (I do, you help)
c. Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk
melakukan asuhan dengan tetap memberikan bantuan
TAHAPAN METODE YANG DIGUNAKAN
(I help, you do)
d. Memberikan kesempatan pada mahasiswa melakukan
praktik mandiri dibawah supervise (I see, you do)
2. Pencapaian kemampuan manajemen kebidanan:
a. Menggunakan cox cycle methods
1) Tahap experience
2) Tahap explanation
b. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
melakukan asuhan secara mandiri dibawah supervise (I
see you do) dengan menggunakan metode One minute
preceptorship (OMP):
1) Get commitment dengan menggunakan
pertanyaan: What do you know; What we want to
know; What going on, what is your priorities
2) Probe supporting evidence dengan menggunakan
pertanyaan Why we thing that
3) Reinforcement dengan menggunakan pertanyaan
you did a great job with…….
4) Give guidance error & omission  Correct
dengan menggunakan pertanyaan That treatment
isn’t an option because…….
5) Teach dengan menggunakan pertanyaan When I
see patient like this I think about …
3. Melakukan diskusi terhadap hasil dokumentasi asuhan
kebidanan mahasiswa
4. Meminta mahasiswa mengambil kasus individu yang akan
dipresentasikan pada akhir praktik klinik
5. Meminta mahasiswa mengambil kasus kelompok yang
akan dipresentasikan pada akhir praktik klinik
Pasca Klinik 1. Melakukan refleksi setiap 3 hari sekali. Meminta
mahasiswa melakukan refleksi, dengan cara lisan dan
TAHAPAN METODE YANG DIGUNAKAN
tulisan.
2. Review dilakukan setiap hari untuk capaian harian, dan
review akhir tentang pencapaian CPMK dilakukan pada
akhir kegiatan
3. Melakukan evaluasi program bersama dosen institusi dan
mahasiswa terkait capaian selama fase kinik
4. Membuat rekomendasi untuk rencana praktik klinik
selanjutnya

B. Metode Pembelajaran Klinik


Metode pembelajaran klinik yang bisa diaplikasikan diantaranya:
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan perceptor
3. Bedside teaching
4. Diskusi kasus
5. Observasi
6. Penugasan klinik
7. Ronde kebidanan
8. Demonstrasi
9. Case report
10. Pendegelasian kewenangan bertahap
11. Seminar asuhan kebidanan
12. Problem solving for better health (PSBH)
13. Belajar mandiri dan belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan

C. Jadwal Praktik Klinik


Nama Nama
No.
Mahasiswa Pembimbing
1. Eli Trisnawati Enny Susilawati, M,Keb
2. Mery Lisa Pratiwi Enny Susilawati, M.Keb
3. Mona Laita Sari Enny Susilawati, M.Keb
4. Iffah Karimah Lestari Enny Susilawati, M.Keb
5. Rosyidah Septiani Enny Susilawati, M.Keb
6. Delasari Yuli Suryanti, M.Keb
7. Yulianti Yuli Suryanti, M.Keb
8. Dian Puspasari Yuli Suryanti, M.Keb
9. Riski Kurniawati Yuli Suryanti, M.Keb
10. Faria Irma Susanti Atikah Fadhilah Danaz Nasution, M.Keb
11. Hamidah Atikah Fadhilah Danaz Nasution, M.Keb
12. Erni Fransiska Sari Atikah Fadhilah Danaz Nasution, M.Keb
13. Septi Khairani Atikah Fadhilah Danaz Nasution, M.Keb
14. Sri Patmiyani Atikah Fadhilah Danaz Nasution, M.Keb
15. Putri Dayang Indah Murdayah, M.Keb
16. Eka Novita Murdayah, M.Keb
17. Ludwina Trieleventa Murdayah, M.Keb
18. Yulia Putri Utami Murdayah, M.Keb

D. Rincian/Uraian Kegiatan Praktik


No Tanggal Peserta Keterangan
1 1. Pembekalan Praktik klinik
2. dari institusi Pendidikan
3.
4.
5.
2 1. LP 1
2. Pre dan post conference
3.  Pengelolaan kasus dan
4. laporan kasus 1
3 1. LP 2
2. Pre dan post conference
3.  Pengelolaan kasus, laporan
4. kasus II
5.
4 1. Pre dan pos conference
2.  Ujian praktek stase terakhir
3.  Seminar kasus
4.  Pengumpulan semua tugas ke
koordinator MK

E. Tugas Pembimbing Klinik


1. Mengadakan kegiatan pre dan post conference
a. Pre Conference
1) Informasi tentang pelaksanaan praktik
2) Penjajagan kesiapan praktik mahasiswa
3) Perencanaan pencapaian praktik mahasiswa
b. Post Conference
1) Pemberian umpan balik terhadap mahasiswa
2) Penentuan tindak lanjut
c. Responsi Kasus
1) Membuat kasus sesuai dengan kasus yang ada dilahan.
2) Tiap mahasiswa diwajibkan melakukan responsi kasus yang
didapat dilahan.
3) Evaluasi/ penilaian pelaksanaan praktik dilakukan oleh
pembimbing lahan maupun akademik sesuai format yang
sudah ditentukan.
2. Mengadakan ronde kebidanan (Midwifery Ronde)
a. Penyediaan pembimbing Praktik klinik dengan metode bed side
teaching maupun tutorial.
b. Problem solving masalah yang dihadapi dalam praktik serta kasus
yang ditemukan mahasiswa
c. Pembinaan mahasiswa dalam praktik kebidanan
3. Menandatangani presensi praktik kebidanan.
4. Mengobservasi, membimbing mahasiswa saat melakukan asuhan
kebidanan pada bayi, balita dan anak usia pra sekolah secara
komprehensif.
5. Mendiskusikan dengan mahasiswa masalah yang dialami atau
ditemukan pada pasien dalam pemberian asuhan kebidanan pada bayi,
balita dan anak usia pra sekolah secara komprehensif.
6. Membimbing mahasiswa dalam menyusun laporan asuhan kebidanan
bayi, balita dan anak usia pra sekolah secara komprehensif.
7. Mengobservasi dan menilai penampilan klinik mahasiswa.
8. Mengoreksi dan memberikan penilaian tentang tugas-tugas mahasiswa
(laporan pendahuluan,laporan kegiatan harian)
9. Melakukan penilaian ujian akhir stase (penentuan jadwal dan penguji
diatur oleh mahasiswa dan pembimbing sesuai waktu perolehan kasus).
VII.PERATURAN PROGRAM PRAKTIK
A. Peserta
Peserta pendidikan profesi bidan adalah mahasiswa yang telah telah
menyelesaikan proses administrasi akademik sesuai ketentuan yang berlaku.
B. Waktu Pelaksanaan Praktik
1. Waktu jam praktik adalah 6 jam per shift untuk dinas pagi, sore dan
malam termasuk waktu istirahat, pre conference dan post conference.
2. Pre conference dan post conference atau tutorial berlansung selama 1-2
jam.
3. Praktik profesi dilaksanakan 6 hari dalam seminggu.
4. Praktek kebidanan pada bayi, balita dan anak usia pra sekolah secara
komprehensif. dilaksanakan selama 4 minggu ditambah 1 minggu untuk
ujian stage.
C. Tata Tertib
1. Kehadiran mahasiswa 100%.
2. Mahasiswa wajib hadir 15 menit di lahan praktek sebelum shif dimulai.
3. Mahasiswa diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan sesuai buku
panduan.
4. Mahasiswa wajib memenuhi kompetensi yang telah ditetapkan dari
institusi pendidikan oleh pembimbing lahan dan institusi.
5. Tiap mahasiswa wajib menjaga nama baik istitusi pendidikan,
Puskesmas, rumah sakit, dan klien.
6. Mahasiswa yang meninggalkan ruangan praktik tanpa seijin
pembimbing lebih dari 30 menit dianggap tidak hadir.
7. Kelompok mahasiswa wajib mengganti kerusakan alat-alat/ inventaris
institusi pendidikan / lahan praktek akibat kelalaian mahasiswa sesuai
ketentuan.
8. Mahasiswa wajib melapor dan menyelesaikan ketentuan administrasi
praktik kepada koordinator praktik sesuai jadwal yang telah ditentukan.
9. Mahasiswa wajib mengisi absen setiap hari dinas dan
ditandatangani/paraf oleh pembimbing lahan / institusi.
10. Mahasiswa yang melanggar terhadap seragam dan atribut dianggap
akan mendapatkan Surat Peringatan (SP).
11. Mahasiswa yang terlambat lebih dari atau sama dengan 15 menit tanpa
seijin pembimbing lahan, maka nilai akan dikurangi sebesar 5% Untuk
Setiap Pertemuan dan dianggap tidak hadir.
12. Mahasiswa yang tidak hadir praktek tanpa keterangan, maka wajib
mengganti 2x lipat dari waktu yang ditinggalkan, dan bila tidak hadir
karena sakit/ijin wajib mengganti sesuai banyaknya waktu praktek yang
ditinggalkan.
13. Ketidakhadiran karena sakit harus dibuktikan dengan adanya surat dari
dokter yang diberitahukan kepada koordinator mata kuliah serta
pembimbing lahan / institusi, maksimal selama 3 hari.
14. Ketidakhadiran ijin yang dapat ditoleransi untuk hal-hal antara lain :
keluarga meninggal, tugas dinas kantor maksimal 2 hari.
15. Keterlambatan pengumpulan tugas dan laporan praktik dikurangi 2%
setiap satu hari keterlambatan dan jika lebih dari 7 hari dianggap tidak
mengumpulkan laporan.
16. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengganti dinas dan atau
mengulang kegagalan pada saat jadwal remidial.

VIII. EVALUASI DAN PENILAIAN


A. Pencapaian Capaian Pembelajaran
1. Mengelola kasus pada bayi, balita dan anak usia pra sekolah secara
holistik. Setiap mahasiswa membuat laporan kasus.
2. Mempresentasikan laporan kasus individu yang diambil dari salah
satu kasus yang dilaporkan setiap minggunya.
B. Evaluasi dan Penilaian Hasil Pembelajaran Klinik
1. Penilaian program pendidikan profesi bidan meliputi penilaian
individu dan kelompok, dengan ketentuan:
a. Aspek Kognitif……………………………………………40%
1) Responsi dan presentasi kasus
2) Laporan pendahuluan
3) Laporan kasus dalam bentuk Loog Book
b. Aspek Afektif………..…………………………………....20%
c. Aspek Psikomotor..……………………………………….40%
1) Keterampilan klinik
2) Kreativitas
3) Ujian Praktik

2. Metode Evaluasi Pendidikan Program Profesi


a. Loog Book : berisi semua catatan yang terkait dengan praktik
klinik. Mahasiswa mencatat semua yang terjadi dan
dilakukannya selama praktik (laporan pendahuluan, laporan
kasus, dan pencapaian kompetensi)
b. Case report
c. Diskusi Kasus
d. Bed-Side Teaching
e. Resume
f. Responsi
g. Seminar/presentasi
h. Penyuluhan / KIE
i. Target Keterampilan
3. Bentuk Tagihan
a. Laporan kasus
b. Responsi
c. Journal Reading terkait laporan kasus
d. Presentasi kasus yang dihadiri oleh seluruh anggota kelompok,
pembimbing klinik, institusi, mahasiswa dan tenaga kesehatan
lain
C. Standar Nilai Hasil Belajar Klinik
Nilai Mutu
79-100 (3.51 – 4) A
68-78 (2.75 – 3.5) B
56-67 (2 – 2.74) C
41-55 (1 – 1.99) D
0-40 (0-0.99) E

D. Instrumen Penilaian
1. Penilaian penampilan klinik
2. Penilaian seminar kasus
3. Penilaian ujian stase
4. Rekapitulasi penilaian praktik.

E. Faktor pendukung dan faktor penghambat selama praktik klinik

Faktor Pendukung Faktor penghambat

F. Rekomendasi lanjutan untuk mahasiswa yang dibimbing

No Nama Mahasiswa Rekomendasi lanjutan


1
2
3
Catatan : Lampirkan dokumen yang digunakan dalam proses bimingan seperti : daftar tilik, lembar
observasi mahasiswa (jika ada) dan laporan dokumentasi dari mahasiswa yang dibimbing

DAFTAR PUSTAKA
..............2007. Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Dasar. Jakarta:
Depkes RI.

..............2012. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, Direktorak Jendral Bina Gizi


Dan

Anak. Jakarta: Kemenkes. RI.

..............2013. Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan.


Jakarta:

Kemenkes RI.

Lisnawati, Lilis., Generasi Sehat Melalui Imunisasi.2011. TIM., Jakarta

Marmi, Rahardjo K. 2012, Asuhan neonatus, bayi balita dan anak prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelaja

Muslihatun, Wafi Nur, Asuhan Neonatus Bayi dan Balita, 2010, Fitramaya,
Yogyakarta

Muslihatun, WN, dkk. 2011. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit. 2005. EGC, Jakarta

Rukiyah, Ai Yeyeh., Lia Yulianti., Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita, 2010.
TIM, Jakarta

Saifuddin, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2006,
YBPSP, Jakarta

Wildan, M. Hidayat, A. 2011. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika


POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES JAMBI
PROGRAM STUDI
PROFESI BIDAN

FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KLINIK


PRODI PROFESI BIDAN
NAMA :
NIM :
TEMPAT PRAKTIK :
PEMBIMBING :
N ASPEK PENILAIAN BOBOT NILAI NILAI X
O (1-100) BOBOT
1. Nilai Laporan 25 %
a. Ketepatan pengkajian data
subyektif
b. Ketapatan pengkajian data
obyektif
c. Ketepatan menentukan analisa
d. Ketepatan dalam memberikan
implementasi dan hasilnya
2. Nilai Responsi 25 %
a. Kemampuan penguasaan kasus
b. Kemampuan argumentasi teori
c. Rasionalisasi terhadap tindakan
3. Nilai Sikap 25 %
a. Kedisiplinan dalam praktik
b. Inisiatif dalam praktik
c. Tanggung jawab terhadap tugas
d. Kerjasama
e. Etika dalam praktik
4. Nilai Ketrampilan 25 %
a. Ketrampilan berkomunikasi
b. Pengambilan keputusan klinis
c. Tindakan dan pendidikan
kesehatan
d. Penerapan Asuhan Berdasar
Evidance based
Nilai akhir

....................., ........................................
Pembimbing

(...............................................)
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES JAMBI
PROGRAM STUDI
PROFESI BIDAN

FORMAT PENILAIAN LAPORAN PENDAHULUAN


PRODI PROFESI BIDAN

NAMA :
NIM :
TEMPAT PRAKTIK :
PEMBIMBING :
NO ASPEK PENILAIAN BOBOT NILAI NILAI X
(1-100) BOBOT
1. Nilai penulisan Tinjauan Teori 25 %
a. Tinjauan pustaka diperoleh dari
referensi yang terpercaya dan up to
date
b. Tinjauan pustaka evidence based
menggunakan Jurnal Ilmiah minimal
5 dalam kurun 10 tahun terakhir
2. Nilai Penulisan Tinjauan Teori Askeb 25 %
a. Menguraikan pengkajian data
subyektif secara lengkap
b. Menguraikan pengkajian data
obyektif secara lengkap
c. Menetapkan rencana tindakan dengan
tepat
3. Nilai Sikap 25 %
a. Komunikasi dengan pembimbing
b. Etika dalam proses bimbingan dan
konsultasi
4. Nilai Responsi 25 %
a. Kemampuan penguasaan teori
b. Kemampuan argumentasi teori
c. Rasionalisasi terhadap tindakan
Nilai akhir

............................, ............................................
Pembimbing

(...............................................)
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES JAMBI
PROGRAM STUDI
PROFESI BIDAN

FORMAT PENILAIAN SEMINAR KASUS


PRODI PROFESI BIDAN

NAMA : ..................................................................
NIM : ..................................................................
TEMPAT PRAKTIK :..................................................................
PEMBIMBING : ..................................................................

N ASPEK PENILAIAN NILAI NILAI X NILAI


O (0-100) BOBOT
I TULISAN 20 %
1. Ketepatan tata tulis termasuk kesalahan cetak
2. Cara penulisan rujukan yang tepat
3. Penggunaan bahasa yang tepat dalam tulisan
4. Pustaka yang digunakan relatif baru dan relevan
II ISI MATERI
1. BAB I : Pendahuluan 10 %
a. Kesesuaian judul dengan kasus
b. Latar belakang sesuai fakta, menarik dan
disertai data-data yang kuat
c. Tujuan dirumuskan secara sistematis
d. Ruang lingkup disusun sesuai kasus yang
diambil
e. Studi kasus memiliki nilai manfaat untuk
perkembangan IPTEK
2. BAB II : Tinjauan Teori 10 %
a. Tinjauan pustaka eviadance based
menggunakan Jurnal Ilmiah minimal 5 dalam
kurun waktu10 tahun terakhir
b. Tinjauan pustaka menggunakan referensi yang
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dan bisa
dipercaya
c. Tinjauan teori asuhan kebidanan sesuai dengan
kasus yang diambil
3. BAB III : Metode 10 %
a. Ketepatan metode yang digunakan
b. Ketepatan dalam penentuan subjek studi kasus
yang diambil
c. Pengumpulan data dilakukan secara sistematik
dan lengkap
d. Analisa data dijelaskan sesuai jenis studi kasus
yang diambil
e. Pengambilan kasus sesuai etika (informed
consent)
4. BAB IV : Tinjauan Kasus dan Pembahasan 10 %
a. Data Subjektif benar dan lengkap
b. Data Objektif benar dan lengkap
c. Data Penunjang sesuai kasus
d. Ketepatan dalam menentukan diagnosa
e. Ketepatan dalam menentukan Masalah dan
Kebutuhan
NILAI NILAI X
NO ASPEK PENILAIAN (0-100) BOBOT
NILAI
f. Ketepatan dalam menentukan Perencanaan dan
Pelaksanaan Asuhan
g. Melakukan Evaluasi Asuhan dengan tepat
h. Ketajaman Analisa pada Pembahasan
i. Kemampuan membandingkan kajian teori dan
praktik
5. BAB V : Penutup
10 %
a. Kesimpulan berorientasi dari tujuan asuhan
yang diberikan
b. Saran sesuai dengan hasil Asuhan
PENYAJIAN
III 10 %
1. Bahasa baik dan benar
2. Kesesuaian alokasi waktu
3. Kejelasan mengemukakan pendapat
4. Performend dan attitude/penampilan dan sikap
5. Kerjasama dalam kelompok
6. Penggunaan AVA
7. Penyajian variatif
RESPONSI
IV 20 %
1. Penguasaan teori dan kasus
2. Kemampuan mempertahankan pendapat yang
rasional
NILAI AKHIR

............................., ..............................................

Pembimbing

(..............................................)
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES JAMBI
PROGRAM STUDI
PROFESI BIDAN

FORMAT REKAPITULASI PENILAIAN PRAKTIK


PRODI PROFESI BIDAN

NAMA : ..................................................................
NIM : ..................................................................
TEMPAT PRAKTIK :..................................................................
PEMBIMBING : ..................................................................

NO ITEM YANG DINILAI Persentase Score Nilai


1 Nilai Pendahuluan 15%
2 Nilai Penampilan Klinik 15%
3 Nilai Uji Stage 50%
4 Nilai Seminar Kasus 20%
Jumlah Akhir

..............................., ........................................

Pembimbing

(...............................................)
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES JAMBI
PROGRAM STUDI
PROFESI BIDAN

JURNAL REFLEKSI KRITIS


PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA
MASA BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH
TOPIK: _______________________________

Nama Mahasiswa : ..........................................


Tempat Praktek : ..........................................
Periode : ..........................................
Pembimbing Prodi : ..........................................

A. Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik


Kenapa saya mempelajari topik ini ?

Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini?

Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ?

Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini ? Bagaimana
perencanaannya ?
B. Refleksi Kritis dari Materi yang Dipelajari

Sebutkan capaian belajar yang tertera pada panduan:

Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam pencapaian capaian belajar tersebut
adalah:

Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran ini adalah:

Capaian belajar yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan adalah :

Saya akan mengembangkan pembelajaran saya di bidang ini melalui :

Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses pembelajaran


saya adalah

Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik ini
adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui:

C. Refleksi Kritis pada Pembelajaran melalui Literatur


Topik Belajar:
Tanggal :

Tema Artikel

Penulis

Judul Artikel

Tanggal Publikasi

Penerbit

Informasi utama yang dibahas/ diangkat Halaman:

Konten yang baru bagi saya adalah:

Hal tersebut membuat saya berfikir tentang:

Materi, informasi atau pembelajaran ini akan berguna, karena:

Saya masih memiliki pertanyaan berikut tentang Saya dapat menindaklanjuti


topik yang dibahas: melalui:

D. Evaluasi Pembelajaran Praktik Klinik

Topik:_________________________________________Tanggal:_______
Jenis pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan :

Informasi/ keterampilan yang baru bagi saya :

Bagaimana hal ini bisa berguna ?

Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang:

Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah:

Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi ?

Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah:

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES JAMBI
PROGRAM STUDI
PROFESI BIDAN
LEMBAR PENILAIAN UJIAN STASE
KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA BAYI, BALITA DAN ANAK USIA
PRA SEKOLAH

Nama : ..................................................................
NIM : ..................................................................
Tempat Praktik :..................................................................
Pembimbing : ..................................................................

Sub Unit Indikator Penilaian TTD


Kompetensi
Anamnessa 1. Siapkan alat yang diperlukan :
neonatus a. Format pengkajian bayi.
b. Bollpoint
2. Tanyakan identitas bayi meliputi
:
a. Siapa nama bayi
b. Berapa tanggal lahir
c. Tuliskan tanggal
pemeriksaan
3. Tanyakan idnetitas orang tua,
meliputi : siapa nama ibu/ayah,
≡v Pratikum Asuhan Kebidanan
Neonatus ≡v 3 NO.
PROSEDUR
a. Berapa umur ibu/ayah
b. Apakah Pendidikan terakhir
ibu/ayah.
c. Apakah pekerjaan ibu/ayah
d. Dimana alamat ibu dan
suami tinggal serta nomor
telepon yang bisa
dihubungi.
4. Tanyakan keluhan/alasan bayi
dirawat.
5. Tanyakan bagaimana riwayat
Kesehatan ibu saat menagndung
bayi.
6. Tanyakan bagaimana riwayat
persalinan (apakah melahirkan
dengan SC, normal spontan atau
dengan bantuan vaccum
ekstraksi) dan bagaimana
Kesehatan bayi pasca kelahiran.
7. Tanyakan riwayat tumbuh
kembang bayi meliputi :
a. Berat badan bayi
b. Perkembangan bayi
c. Kelainan bawaan
8. Tanyakan riwayat imunisasi
bayi, kapan dan apakah jenis
imunisasi.
9. Tanyakan pola kebutuhan bayi :
a. Tanyakan apakah bayi
mendapatkan ASI? Kapan?
Berapa kali dalam sehari?
b. Tanyakan pola hygiene
bayi, mandi, ganti baju,
popok.
c. Tanyakan eliminasi bayi
(kapan BAB pertama kali,
berapa kali/hari, apakah
warnanya, bau, kapan BAK
pertama kali, berapa kali
per hari, warna, bau?
d. Tanyakan pola
istirahat/tidur? Berapa
lama, apakah ada gangguan
tidur?
Perawatan 1. Persiapan diri :
Mata Bayi a. Tindakan melakukan
perawatan mata pada bayi
dilakukan oleh mahasiswa
secara individu
b. Baca dan pelajari lembar
kerja
c. Ikuti petunjuk
d. Baca Kembali, bila terdapat
hal-hal yang kurang
dimengerti/pahami
e. Letakkan peralatan pada
tempat yang mudah
dijangkau
f. Laporkan hasil kerja setelah
selesai melakukan tindakan
2. Persiapkan keselamatan kerja :
a. Letakkan semua peralatan
pada tempat yang mudah
dijangkau
b. Pastikan tangan dalam
keadaan bersih dan kering
c. Bersihkan ruam popok
dengan hati-hati
3. Persiapkan peralatan :
a. Handuk lembut dan lap
tangan
b. Cutton bud pada tempatnya
c. Air matang pada tempatnya
d. Bengkok
e. Model phantom bayi
4. Pelaksanaan
a. Siapkan alat-alat dan bahan
(alat disusun secara
ergonomis)
b. Cuci tangan dan keringkan
dengan handuk : mencuci
tangan sesuai standar
pencegahan infeksi.
c. Posisikan bayi terlentang.
d. Celupkan cutton bud
kedalam air mata
e. Bersihkan mata bayi dengan
cotton bud
f. Lakukan usapan dari mata
tengah ke pinggir, jangan
bolak balik
g. Lakukan sati kali usapan
h. Ulangi usapan dari tengah
ke pinggir (apabila mata
masih kotor).
i. Buang cutton bud di
bengkok
j. Pijat secara halus pangkal
hidung bayi (apabila air
mata keluar terus).
k. Segera konsultasi ke dokter,
bila setelah pemijatan air
mata tetap keluar atau mata
merah dan keluar banyak
tahi mata atau bila
kondisinya tambah parah
seperti conjungtiva mata
bengkak
l. Cuci tangan dan keringkan
dengan handuk. Mencuci
tangan sesuai dengan
standar pencegahan infeksi
(7 langkah)
Melakukan 1. Persiapan diri :
Perawatan Tali a. Tindakan melakukan
Pusat perawatan mata pada bayi
dilakukan oleh mahasiswa
secara individu
b. Baca dan pelajari lembar
kerja
c. Ikuti petunjuk
d. Baca Kembali, bila terdapat
hal-hal yang kurang
dimengerti/pahami
e. Letakkan peralatan pada
tempat yang mudah
dijangkau
f. Laporkan hasil kerja setelah
selesai melakukan tindakan
2. Persiapan keselamatan kerja :
a. Letakkan semua peralatan
pada tempat yang mudah
dijangkau
b. Pastikan tangan dalam
keadaan bersih dan kering
c. Bersihkan tali pusat dengan
hati-hati
d. Ikat tali pusat dengan hati-
hati dan tidak terlalu ketat
3. Persiapan peralatan :
a. Korentang dalam tempatnya
b. Handuk lap tangan
c. Kasa dan kapas pada
tempatnya
d. Phantom bayi
4. Petunjuk pelaksanaan perawatan
tali pusat
a. Siapkan alat-alat dan bahan
(alat disusun secara
ergonomis)
b. Cuci tangan dan keringkan
dengan handuk : mencuci
tangan sesuai standar
pencegahan infeksi
c. Ambil kapas dan bersihkan
sisa tali pusat
d. Ambil kasa, kemudian
bungkus sisa tali pusat.
Usahakan dibungkus dengan
baik
e. Ikat tali pusat dengan kasa.
Pastikan tali pusat telah
diikat dengan hati-hati dna
tidak terlalu ketat
f. Kenakan pakaian pada bayi,
lalu rapikan. Usahakan bayi
merasa nyaman dan rapi.
Perawatan 1. Persiapan diri :
Diaper Rush a. Tindakan melakukan
perawatan mata pada bayi
dilakukan oleh mahasiswa
secara individu
b. Baca dan pelajari lembar
kerja
c. Ikuti petunjuk
d. Baca Kembali, bila terdapat
hal-hal yang kurang
dimengerti/pahami
e. Letakkan peralatan pada
tempat yang mudah
dijangkau
f. Laporkan hasil kerja setelah
selesai melakukan tindakan
2. Persiapan keselamatan kerja
a. Letakkan semua peralatan
pada tempat yang mudah
dijangkau
b. Pastikan tangan dalam
keadaan bersih dan kering
c. Bersihkan ruam popok
dengan hati-hati
3. Persiapan peralatan
a. Korentang dalam tempatnya
b. Handuk lembut dan lap
tangan
c. Kasa dan kapas pada
tempatnya
d. Obat diaper rush
e. Popok dan pakaian bayi
f. Model bayi
Pelaksanaan
1. Siapkan alat-alat dan bahan (alat
disusun secara ergonomis)
2. Cuci tangan dan keringkan
dengan handuk: mencuci tangan
sesuai standar pencegahan
infeksi
3. Lepaskan popok dan biarkan
kulit bayi kena angin
4. Ganti popok bayi dan basuh
bokong bayi dengan
mengeringkannya sebelum
memakaikan popok baru
5. Bersihkan bokong bayi, alirkan
air ke arah bokong dan jangan
menggosok bokongnya yang
kemerahan
6. Keringkan dengan handuk
lembut dengan menepuk handuk
ke permukaan kulit secara
lembut
7. Angin-anginkan bokong bayi
sebentar hingga mengering
sendiri
8. Oleskan krem khusus ruam
popok yang mengandung zinc
oxide seperti krem ruam popok
untuk membantu menghilangkan
iritasi pada kulit bayi akibat
ruam popok
9. Biarkan agak mengering
terlebih dahulu sebelum ditutup
dengan popok baru.
10.Ganti merk popok bayi, jika bayi
alregi dengan merk popok
tertentu.
Perawatan 1. Persiapan diri :
Oral Trush a. Tindakan melakukan
perawatan mata pada bayi
dilakukan oleh mahasiswa
secara individu
b. Baca dan pelajari lembar
kerja
c. Ikuti petunjuk
d. Baca Kembali, bila terdapat
hal-hal yang kurang
dimengerti/pahami
e. Letakkan peralatan pada
tempat yang mudah
dijangkau
f. Laporkan hasil kerja setelah
selesai melakukan tindakan
2. Persiapan keselamatan kerja
a. Letakkan semua peralatan
pada tempat yang mudah
dijangkau
b. Pastikan tangan dalam
keadaan bersih dan kering
c. Bersihkan ruam popok
dengan hati-hati
3. Persiapan peralatan :
a. Korentang dalam tempatnya
b. Handuk lembut dan lap
tangan
c. Kasa dan kapas pada
tempatnya
d. Larutan garam fisiologis
e. Obat oral trush (Gention
Violet 0,25% atau 1 ml
Suspensi Nistatin)
f. Model bayi
Pelaksanaan
1. Siapkan alat-alat dan bahan (alat
disusun secara ergonomis)
2. Cuci tangan dan keringkan
dengan handuk : mencuci tangan
sesuai standar pencegahan
infeksi
3. Bersihkan lebih dulu dengan jari
yang dibungus kain bersih yang
telah dibasahi dengan larutan
garam
4. Olesi mulut dengan gentian
violet 0,25% atau 1 ml suspense
nistain.
5. Bereskan alat-alat
6. Buang kain sehabis dipakai, dan
buang ditempat sampah
7. Segera konsultasi ke dokter, bila
oral trush bertambah parah
seperti (mukosa mulut kelihatan
putih bertambah, bertambah
merah)
8. Mencuci tangan sesuai dengan
standar pencegahan infeksi (7
langkah)
Pemeriksaan A. Persiapan alat
Fisik 1. Penlight 1 buah
2. Meteran gulung 1 buah
3. Stetoskop bayi 1 buah
4. Thermometer digital
(disertai ujung lentur) 1
buah
5. Kom kecil berisi tissue
secukupnya 1 buah
6. Bengkok 1 buah
7. Kain parnel 1 buah
8. Kom tutup berisi air DTT 1
buah
9. Mikrotoi (alat pengukur
tinggi badan ) 1 buah
10. Timabngan bayi 1 buah
11. Celemek 1 buah
12. Baskom berisi cairan klorin
0,5% 1 buah
13. Baskom berisi air DTT 1
buah
14. Tempat sampah medis 1
buah
15. Tempat sampah non medis 1
buah
16. Handuk tangan pribadi 1
buah
17. Bak instrument sedang
steril:
- Sarung tangan
DTT/steril 1 buah
- Pengikat tali pusat 1
buah
- Tounge spatel plastic
yan ujungnya seudah
dibungkus kassa 1 buah
B. Persiapan diri
1. Memakai celemek/bara shot
2. Mencuci tangan 6 langkah
dengan sabun dan air
mengalir lalu keringkan
3. Memakai sarung tangan
DTT
C. Pelaksanaan
1. Menilai keadaan umum
a. Menilai keseluruhan
(perbandingan bagian
tubuh bayi
proporsional/tidak)
b. Bagian kepala, badan
dan ekstermitas
(pemeriksaan adanya
kelainan)
c. Tonus otot, tingkat
efektivitas (gerakan
bayi aktif/tidak)
d. Warna kulit dan bibir
(kemerahan/kebiruan)
e. Tangis bayi
(melengking, merintih,
normal)
2. Tanda-tanda vital
a. Pemeriksaan laju nafas
dengan melihat tarikan
nafas pada dada
menggunakan petunjuk
waktu. Laju nafas
normal 40-60x/menit,
tidak ada wheezing dan
ronchi.
b. Periksa laju jantung
dengan menggunakan
stetoskop dan petunjuk
waktu. Laju jantung
normal 100-120x/menit,
tidak terdengar murmur
jantung.
c. Periksan suhu dengan
menggunakan
thermometer aksila.
Suhu normal 36,5-
37,2oC.
3. Melakukan penimbangan
berat badan. Sebelum
menimbang bayi, letakkan
kain pada timbangan ahar
bayi tidak kehilangan
panas. Berat badan lahir
normal adalah 2500-
4000gr.
4. Melakukan pengukuran
Panjang badan. Pengukuran
dilakukan dari ujung kepala
sampai ke tumit, panjang
badan yang normal adalah
45-50cm.
5. Memeriksa bagian kepala
bayi :
a. Memeriksa
fontanel/ubun-ubun :
fontanel anterior (ubun-
ubun besar) dan
fontanel posterior
(ubun-ubun kecil)
b. Memeriksan sutura
untuk memastikan
adanya molase
c. Penonjolan atau daerah
mencekung. Periksa
adanya kelainan baik
karena trauma
persalinan (caput
succedaneum, cephal
hematoma) atau adanya
cacat congenital
(hydrocephalus)
d. Mengukur lingkar
kepala untuk mengukur
ukuran fontal occipitalis
kepala bayi.
6. Memeriksa mata akan
tanda-tanda infeksi dan
kelainan. Untuk menilai ada
tidaknya strabismus
(koordinasi gerakan mata
yang belum sempurna),
kebutaan, seperti jarang
berkedip atau sensitifitas
terhadap cahaya berkurang,
katarak kongenital, apabila
terlihat pupil yang berwarna
putih.
7. Memeriksa telinga akan
dihubungkan letak dengan
mata dan gangguan pada
pendengaran.
8. Memeriksa hidung dan
mulut, langit-langit, bibir
dan refleks hisap dan
rooting. Perhatikan adanya
kelainan congenital seperti
labiopalatoskizis.
9. Memeriksa leher bayi.
Perhatikan adakah
pembesaran atau benjolan
dengan mengamati
pergerakan leher apabila
terjadi keterbatasan dalam
pergerakannya maka
kemungkinan terjadi
kelainan pada tulang leher
seperti kelainan tiroid.
10. Memeriksa dada.
Perhatikan bentuk dada dan
putting susu bayi. Jika tidak
simetris kemungkinan bayi
mengalami pneumotoraks,
hernia diafragma.
11. Memeriksa bahu, lengan
dan tangan. Perhatikan
gerakan dan kelengkapan
jari tangan untuk
mengetahui adanya
kelemahan, kelumpuhan,
dan kelainan bentuk jari.
12. Mengkaji adanya refleks
moro: melakukan
rangsangan dengan suara
keras secara tiba-tiba, maka
bayi akan melengkungkan
punggungnya, kaki dan
tangan akan melakukan
gerakan ekstensi dan lengan
akan tersentak ke atas
dengan telapak tangan ke
atas dan ibu jarinya
bergerak fleksi.
13. Memeriksa bagian perut.
Perhatikan bagaimana
bentuk adakah penonjolan
sekitar tali pusat,
perdarahan tali pusat dan
benjolan.
14. Memeriksa genetalia yang
perlu diperhatikan:
a. Laki-laki
- Testis berada pada
skrotum dan
pastikan jumlahnya,
normal: 2 buah
- Penis berlubang dan
pastikan lubang ada
ditengah dan
diujung penis
b. Perempuan
- Vagina berlubang
- Uretra berlubang
- Terdapat labia
mayora
15. Memeriksa tungkai dan
kaki. Periksa gerakan dan
kelengkapan jari kaki untuk
mengetahui adanya
kelemahan, kelumpuhan,
dan kelainan bentuk jari.
16. Memeriksa punggung.
Observasi dan lakukan
perabaan pada punggung
untuk memastikan tidak ada
cekungan/benjolan/spina
bifida.
17. Memeriksa anus. Pastikan
adanya lubang anus (telah
mengeluarkan meconium)
18. Memeriksa kulit.
Perhatikan adanya verniks,
pembengkakan atau bercak
hitam serta tanda lahir.

Mengukur Persiapan
Lingkar Sebelum melaksanakan pratikum
Kepala mahasiswa harus mempersiapkan
alat yang diperlukan, pasien, buku
KIA/buku catatan.
1. Persiapan alat :
a. Pita pengukur (meteran)
b. Buku catatan (buku KIA)
c. Alat tulis
2. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan kepada
ibu/orangtua tentang tindakan
yang akan dilakukan.
Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan
mengukur lingkar kepala :
1. Siapkan pita pengukur (meteran)
2. Lingkarkan pita pengukur pada
kepala anak melewati dahi
(daerah glabella/frontalis),
menutupi alis mata, diatas
telinga dan bagian belakang
kepala yang menonjol, tarik
agak kencang.
3. Kemudian baca angka pada
pertemuan dengan angka 0.
4. Tanyakan tanggal lahir
bayi/anak, hitung umur
bayi/anak.
5. Hasil pengukuran dicatat pada
grafik lingkaran kepala menurut
umur dan jenis kelamin anak.
6. Buat garis yang menghubungkan
antara ukuran yang lalu dengan
ukuran sekarang.
Cara Menyusui Persiapan
Bayi Sebelum melaksanakan pratikum
mahasiswa harus mempersiapkan
alat yang diperlukan, pasien, buku
KIA/buku catatan.
1. Persiapan alat : kapas DTT
2. Persiapan pasien :
memperkenalkan diri dan
menjelaskan kepada ibu bayi
mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan cara
menyusui yang benar :
1. Sebelum menyusui, ASI
dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada putting susu dan
areola sekitarnya. Cara ini
mempunyai manfaat sebagai
desinfektan dna menjaga
kelembababn putting susu.
2. Bayi diletakan menghadap perut
ibu/payudara. Ibu duduk atau
bebaring santai. Bila duduk
lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu tidak
tergantung dan punggung ibu
bersandar pada san daran kursi.
3. Bayi dipegang dengan satu
lengan, kepala bayi terletak pada
lengkung siku ibu dan bokong
bayi terletak pada lengan.
Kepala bayi tidak boleh
tertengadah dan bokong bayi
ditahan dengan telapak tangan
ibu. Satu tangan bayi diletakkan
di belakang badan ibu, dan yang
satu didepan. Perut bayi
menempel badan ibu, kepala
bayi menghadap payudara (tidak
hanya membelokkan kepala
saja). Telingan dan lengan bayi
terletak pada satu garis lurus.
Ibu menatap bayi dengan kasih
sayang.
4. Payudara dipegang dengan ibu
jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah. Jangan
menekan putting susu atau
areola saja.
5. Bayi diberi rangsangan untuk
membuka mulut (rooting reflex)
dengan cara: menyentuh pipi
dengan putting susu atau
menyentuh sisi mulut bayi.
6. Setelah bayi membuka mulut,
dengan cara cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu
dengan putting serta areola
dimasukkan ke mulut bayi.
Usahakan sebagian besar areola
dapat masuk kedalam mulut
bayi, sehingga putting susu
berada dibawah langit-langit dan
lidah bayi akan menekan ASI
keluar dari tempat penampungan
ASI yang terletak dibawah
areola. Setelah bayi mulai
menghisap, payudara tak perlu
dipegang atau disanggah lagi.
7. Setelah menyusu pada satu
payudara sampai terasa kosong,
sebaiknya ganti menyusui pada
payudara yang lain. Cara
melepas isapan bayi : jari
kelingking ibu dimasukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulut
atau, dagu bayi ditekan
kebawah.
8. Menyusui barikutnya mulai dari
payudara yang belum
terkosongkan (yang dihisap
terakhir). Setelah selesai
menyusui, ASI dikeluarkan
sedikit kemudian dioleskan pada
putting susu dan areola
sekitarnya. Biarkan kering
dengan sendirinya.
9. Menyendawakan dengan cara :
bayi digendong tegak dengan
bersandar pada bahu ibu
kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan, atau bayi tidur
tengkurap di pangkuan ibu,
kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan.
Imunisasi BCG Persiapan
Sebelum melaksanakan pratikum
mahasiswa harus mempersiapkan
alat yang diperlukan, pasien, buku
KIA/buku catatan.
1. Persiapan alat
a. Spuit dispossible 5 cc
b. Alat suntik ADS
c. Vaksin BCG dan
pelarutanya dalam termos es
d. Bak injeksi
e. Kapas DTT dalam
tempatnya
f. Bengkok
g. Safety box
h. Buku KIA/KMS
i. Larutan klorin 0,5% dalam
tempatnya.
j. Tempat sampah
2. Persiapan pasien
Memperkenalkan diri dan
menjelaskan kepada ibu bayi
mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
Pelaksanaan
Langkah-langah pelaksanaan
pemberian vaksin BCG
1. Mencuci tangan menggunakan
sabun dibawah air mengalir
2. Menggunakan sarung tangan
3. Membuka tutup metal pada
vaksin dengan menggunakan
pengait jika vaksin berbentuk
vial.
4. Menghisap pelarut dengan
menggunakan spuit 5 cc.
pastikan seluruhnya terisap.
5. Memasukkan pelarut ke dalam
val vaksin BCG lalu dikocok
sehingga campuran menjadi
homogen.
6. Memasukkan spuit yang
digunakan untuk melarutkan
vaksin kedalam safety box.
7. Mengambil spuit yang baru
kemudian menghisap vaksin dari
vial sebanyak 0,05%
8. Mengatur posisi bayi miring di
atas pangkuan ibu dan lepas baju
bayi dari lengan dan bahu. Ibu
memegang bayi dekat dengan
tubuhnya, menyangga kepala
bayi dan memegang lengan
dekat dengan tubuhnya.
9. Membersihkan aera penyuntikan
dengan kapas DTT.
10.Memegang lengan bayi dengan
tangan kiri dan tangan kanan
memegang syringe dengan
lubang jarum menghadap ke
depan.
11.Memegang lengan sehingga
permukaan kulit mendatar
dengan menggunakan ibu jari
kiri dan telunjuk, letakkan
syringe dan jarum dengan posisi
hampir datar dengan kulit bayi
12.Memasukkan ujung jarum di
bawah permukaan kulit, cukup
masukkan bevel (lubang di
ujung jarum)
13.Untuk memegang jarum dengan
posisi yang tepat, letakkan ibu
jari kiri anda pada ujung bawah
alat suntik dekat jarum,.
14.Memegang ujung penyedot
antara jari telunjuk dan jari
tengah tangan kanan anda. Teka
penyedot dnegan ibu jari tangan
anda. Menyuntikkan 0,05 ml
vaksin dan memastikan semua
vaksin sudah masuk kedalam
kulit. Lihat apakah muncul
gelembung.
15.Mencabut jarum suntik apabila
vaksin sudah habis.
16.Bereskan semua peralatan yang
sudah digunakan.
17.Bersihkan sarung tangan dalam
klorin dan lepaskan secara
terbalik, masukan dalam ember
berisi larutan klorin.
18.Mencuci tangan setelah
melakukan tindakan.
19.Menjelaskan rekasi yang timbul
setelah penyuntikan dan cara
mengatasi reaksi tersebut.
20.Dokumetasikan dna beritahukan
hasil pada ibu dan bayi dan
kunjungan ulang.

Imunisasi DPT, Persiapan


Hb H-ib Sebelum melaksanakan pratikum
mahasiswa harus mempersiapkan
alat yang diperlukan, pasien, buku
KIA/buku catatan.
1. Persiapan alat
a. Handscoon bersih 1 pasang
(untuk melindungi petugas)
b. Vaksin DPT-HB-Hib
c. Kapas DTT
d. Bak Instumen
e. Gergaji ampul
f. Auto Disable Syringe (ADS)
g. Bengkok
h. Safety box
i. Tempat sampah
j. Larutan klorin dalam
tempatnya
2. Persiapan pasien
Mempernalkan diri dan
menjelaskan kepada ibu
mengenai prosedur yang akan
dilakukan.

Pelaksanaan
1. Mencuci tangan menggunakan
sabun dibawah air mengalir.
2. Menggunakan sarung tangan
3. Membuka tutup metal pada
vaksin dengan menggunakan
pengait jika vaksin berbentuk
vial.
4. Mengisap vaksin dari vial
dengan menggunakan spuit
sesuai dosis 0,5 ml.
5. Meminta ibu untuk mengendong
bayi diatas pangkuan ibu dengan
posisi menghadap ke depan,
seluruh kaki telanjang. Ibu
sebaiknya memegang kaki bayi.
6. Bersihkan kulit dengan kapas
DTT, tunggu hingga kering.
7. Menentukan lokasi penyuntikan,
yaitu di paha anterolateral,
pegang paha bayi dengan ibu
jari dan jari telunjuk, suntikan
jarum dengan sudut, 90% (inta-
muskular). Suntikkan pelan-
pelan untuk mengurangi rasa
sakit.
8. Cabut jarum dengan capat dan
tekan bekas suntikan dengan
kapas kering. Jangan melakukan
pemijatan pada daerah bekas
suntikan.

9. Masukkan alat suntik ke dalam


safety box tanpa ditutup
Kembali (norecapping)
10.Bereskan semua peralatan yang
sudah digunakan
11.Bersihkan sarung tangan dalam
larutan klorin dan lepaskan
secara terbalik, masukan
kedalam ember berisi larutan
klorin.
12.Mencuci tangan setelah
melakukan tindakan.
13.Menjelaskan reaksi yang timbul
setelah penyuntikan dan cara
mengatasi reaksi tersebut.
14.Dokumentasi dan beri tahukan
hasil kepada ibu bayi dan
kunjungan ulang.

Imunisais Persiapan
Campak Sebelum melaksanakan pratikum
mahasiswa harus mempersiapkan
alat yang diperlukan, pasien, buku
KIA/buku catatan.
1. Persiapan alat
a. Handscoon bersih 1 pasang
(untuk melindungi petugas)
b. Vaksin campak dan
pelarutnya
c. Kapas DTT
d. Bak Instumen
e. Gergaji ampul
f. Auto Disable Syringe (ADS)
g. Bengkok
h. Safety box
i. Tempat sampah
j. Larutan klorin dalam
tempatnya
2. Persiapan pasien
Mempernalkan diri dan
menjelaskan kepada ibu
mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
Pelaksanaan
1. Cuci tangan menggunakan
sabun di bawah air mengalir
2. Gunakan sarung tangan
3. Buka tutup metal pada vaksin
dengan menggunakan pengait
jika vaksin berbentuk vial
4. Hisap pelarut dengan
menggunakan spuit 5 cc.
pastikan seluruhnya terisap.
5. Masukkan pelarut kedalam vial
vaksin campak, kocok hinggan
campuran menjadi homogen.
6. Masukan semprit dan jarum
pencampur kedalam safety box
setelah digunakan
7. Hisap vaksin dari vial dengan
menggunakan spuit dosis 0,5 ml.
8. Atur posisi bayi :
a. Bayi dipangku ibunya di sisi
sebelah kiri.
b. Tangan kanan bayi
melingkar ke badan ibu.
c. Tangan kiri ibu merangkul
bayi, menyangga kepala,
bahu, dan memegaang sisi
luar tangan kiri bayi. Tangan
kanan ibu memegang kaki
bayi dengan kuat.
9. Tentukan lokasi yang akan
diinjeksi : musculus deltoideus
(1/3 bagian lateral lengan kiri
atas)
10.Bersihkan kulit dengan kapas
DTT dari tengah keluar secara
melingkar sekitar 5 cm, tunggu
hingga kering.
11.Angkat kulit daerah suntikan
dengan ibu jari dan telunjuk
12.Tusukan jarum ke dalam kulit
dengan sudut 45o (injeksi sub
cutan dalam)
13.Lakukan aspirasi kemudian
mendorong pangkal piston
dengan ibu jari tangan kanan
dan masukkan vaksin secara
perlahan
14.Cabut jarum dengan cepat dan
tekan bekas suntikan dengan
kapas kering.
15.Masukkan alat suntik ke dalam
safety box tanpa ditutup
Kembali (norecapping)
16.Evaluasi keadaan tubuh bayi dan
rapikan pakaian bayi
17.Bereskan semua peralatan yang
sudah digunakan
18.Bersihkan sarung tangan dalam
larutan klorin dan lepaskan
secara terbalik, masukkan ke
dalam ember berisi larutan
klorin
19.Mencuci tangan setelah
melakukan tindakan.
20.Menjelaskan reaksi yang timbul
setelah penyuntikan dan cara
mengatasi reaksi tersebut.
21.Dokumentasikan dan beri
tahukan hasil kepada ibu bayi
dan kunjungan ulang.
Imunisasi Polio Persiapan
Sebelum melaksanakan pratikum
mahasiswa harus mempersiapkan
alat yang diperlukan, pasien, buku
KIA/buku catatan.
1. Persiapan alat
a. Vaksin polio dalam termos es
b. Pipet (dropper)
c. Bengkok
d. Buku KIA/KMS
e. Tempat sampah
2. Persiapan pasien
Mempernalkan diri dan
menjelaskan kepada ibu
mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
Pelaksanaan
1. Mencuci tangan menggunakan
sabun dibawah air mengalir
2. Menggunakan sarung tangan
3. Membuka tutup metal pada
vaksin dengan menggunakan
pengait jika vkasin berbentuk
vial dna memasang dropper.
4. Mengatur posisi ibu dalam
mengendong bayi dengan kepala
disangga dan ditengadahkan ke
belakang
5. Membuka mulut bayi secara
berhati-hati dengan ibu jari pada
dagu (untuk bayi kecil) atau
menekan pipi bayi denga jari-
jari anda.
6. Meneteskan 2 tetes vaksin dari
alat tetes ke dalam lidah jangan
sampai alat tetes (dropper)
menyentuh bayi.
7. Bereskan semua peralatan yang
sudah digunakan
8. Mencuci tangan setelah
melakukan tindakan
9. Menjelaskan reaksi yang timbul
setelah penyuntikan dan cara
mengatasi reaksi tersebut
10.Dokumentasikan dan
beritahukan hasil kepada ibu
bayi dan kunjungan ulang.
Pijat Bayi 1. Mempersiapkan diri
a. Baby oil/minyak
b. Jam
c. Tempat tidur yang rata
2. Prosedur kerja
a. Memberitahu ibu tentang
pijat bayi
b. Mengatur posisi bayi
tengkurap
c. Melakukan rangsangan
taktil/raba
d. Kepala dengan
menggunakan telapak
tangan usap kepala dari
puncak kepala sampai leher
kemudian Kembali lagi ke
puncak kepala sebanyak 6
kali.
e. Bahu dengan jari tangan
kanan dan kiri usap kedua
belah bahu bayi dari
pertengahan punggung ke
pangkal lengan kemudian
kembali ke pertengahan
punggung sebanyak 6 kali.
f. Punggung dengan jari-jari
kedua tangan usaplah leher
ke pantat lalu kembali ke
leher sebanyak 6 kali.
g. Kaki dengan dua jari kedua
tangan usaplah kedua kaki
kaki secara bersamaan dari
pangkal paha ke
pergelangan kaki kemudian
Kembali lagi ke pangkal
paha sebanyak 6 kali.
h. Lengan dengan jari tangan
usaplah kedua lengan secara
bersamaan dan pangkal bahu
ke pergelangan tangan
kemudian kembali ke
pangkal bahu sebanyak 6
kali.
i. Rangsangan kinestetik (bayi
ditelentangkan)
j. Lengan kerjakan satu
persatu, pegang lengan pada
pergelangan tangan
kemudian tekuklah pada
sikut dikerjakan 6 kali (satu
gerakan 2x5 detik)
k. Kaki kerjakan satu persatu,
pegang daerah pergelangan
kaki kemudian tekuk
didaerah lutut, kerjakan 6
kali (satu gerakan 2x5 detik)
l. Kaki kerjakan pada kedua
kaki secara bersamaan,
pegang daerah pergelangan
kaki kemudian tekuk di
daerah lutut. Kerjakan 6 kali
(satu gerakan 2x5 detik)

Mengukur Persiapan alat :


Panjang Badan Alat pengukur tinggi badan
Prosedur pelaksanaan :
1. Memberitahu tentang prosedur
yang akan dilakukan
2. Menganjurkan anak melepas
alas kaki
3. Mempersilahkan anak berdiri
tegak di tempat pengukuran,
mengahdap petugas.
4. Menarik alat pengukuran tinggi
badan tepat pada kepala anak
5. Melihat skala yang ada pada
pengukuran tinggi badan
6. Pengukuran selesai, anak di
persilahkan memakai Kembali
alas kaki.
Mencatat hasil pengukuran pada
kartu pemeriksaan KMS dan buku
KIA.
Menimbang Penimbangan berat badan
Berat Badan menggunakan baby scale
Persiapan :
1. Jelaskan prosedur penimbangan
dan minta ibu untuk membantu
proses penimbangan
2. Sebelum bayi ditimbang minta
ibu untuk melepaskan sepatu
dipres topi baju dan calana anak
terutama yang tebal, anak
sebaiknya di timbang dengan
pakaian seminimal mungkin.
3. Letakkan timbangan ditempat
yang keras, rata dan cukup
cahaya.
4. Berikan alas diatas timbangan
5. Pastikan angka pada jendela
baca menunjukkan angak nol
‘0’.
Cara menimbang bayi
1. Letakkan bayi diatas timbangan
2. Baca angka pada jendela baca
3. Dan catat berat badan bayi

Penimbangan berat badan anak


menggunakan DACIN
Persiapan :
1. Gantungan DACIN pada tempat
yang kokoh seperti pelana
bangunan atau pengangga kaki
tiga yang kuat, ikat DACIN agar
lebih aman, telakkan bandul
geser pada angka nol, jika ujung
kedua paku timbangan tidak
dalam posisi lurus, maka
timbangan perlu ditera atau
diganti dengan yang baru.
2. Atur posisi angka pada batang
DACIN sejajar dengan mata
penimbang.
3. Pastikan bandul geser berada
pada angka nol
4. Pasang sarung timbang celana
timbang/kotak timbang yang
kosong pada DACIN
5. Seimbangkan DACIN yang
telah dibebani imbang/celana
timbang/kotak timbang dengan
memberi kantung plastik
berisikan pasir atau kerikil
diujung batang DACIN sampai
kedua jarum diatas tegak lurus.

Cara menimbang anak :


1. Masukkan anak kedalam sarung
timbang dengan pakaian
seminimal mungkin dan
seimbangkan dengan geser
bandul sampai jarum tegak
lurus.
2. Baca berat badan anak dengan
melihat angka diujung bandul
geser
3. Kembalikan bandul ke angka nol
dna keluarkan anak dari sarung
timbang.
Catat hasil penimbangan dengan
benar dalam Kg dan Ons,

Tes Daya 1. Persiapan pasien


Dengar a. Menjelaskan prosedur dan
tindakan yang akan
dilakukan
b. Mengatur posisi senyaman
mungkin

2. Persiapan alat :
Siapkan alat seperti piring
plastic, sendok, peluit atau
apapun yang bisa mengeluarkan
suara
3. Prosedur kerja :
a. Tentukan usia anak (tanggal,
bulan dan tahun lahir)
b. Pilih daftar pertanyaan TTD
yang sesuai dengan umur
anak
c. Anak usia < 24 tahun yang
belum sekolah, tes bisa
dilakukan oleh orangtua atau
pengasuh anak. Bacakan
pertanyaan secara berurutan
dengan suara yang jelas dan
nyaring.
Jawaban ya, jika menurut
orangtua/pengasuh anak, dapat
melakukannya 1 bulan terakhir.
Jawaban tidak, jika menurut orang
tua/pengasuh anak, anak tidak
pernah, tidak tahu, atau tidak pernah
melakukannya dalam 1 bulan
terakhir.
Tes Daya Lihat 1. Persiapan pasien :
a. Menjelaskan prosedur dan
tindakan yang akan
dilakukan
b. Mengatur posisi senyaman
mungkin
2. Persiapan lingkungan ;
Memberikan lingkungan yang
tenang, aman dan nyaman

3. Persiapan alat :
a. Dua buah kursi, satu untuk
anak dan satu untuk
pemeriksa
b. Poster “E” dan kartu E.
c. Alat petunjuk

4. Prosedur kerja :
a. Pilih tempat yang tenang
dan pencahayaan yang
cukup terang.
b. Gantungkan atau tempat
poster E pada dinding
setinggi mata anak pada
posisi duduk
c. Letakkan sebuah kursi
sejauh 3 meter dari poster E,
menghadap ke poster E
d. Letakkan sebuah kursi
lainnya disamping poster E
untuk pemeriksa
e. Pemeriksa memberikan
kartu E pada anak. Latih
anak dalam mengarahkan
kartu E menghadap atas,
bawah, kiri dan kanan sesuai
yang ditunjuk pada poster
oleh pemeriksa
f. Tutup sebelah mata anak
menggunakan kertas atau
buku
g. Dengan alat penunjuk,
tunjuk huruf E pada poster,
satu persatu mulai baris
pertama sampai baris
keempat atau baris E
terkecil yang masih dapat
dilihat
h. Ulangi pemeriksa tersebut
pada mata satunya dengan
cara yang sama.
5. Tulis baris E terkecil yang dapat
dilihat anak pada kertas yang
disediakan

Anak pada prasekolah pada


umumnya tidak mengalami
kesulitan melihat sampai baris
ketiga pada poster E, artinya tidak
bisa mencocokan E pada baris
ketiga yang ditunjuk oleh
pemeriksa, kemungkinan anak
mengalami gangguan daya lihat.

Bila anak mengalami kemungkinan


gangguan daya lihat, periksa
Kembali atau periksan ulang si anak
pada waktu yang lain. Jika sudah
dilakukan pemeriksaan ulang dan
anak masih belum bisa mencocoka
kartu E dengan poster E pad baris
yang sama, maka segera rujuk pada
Lembaga yang berwenang seperti
puskesmas atau rumah sakit
terdekat.
Deteksi Dini 1. Persiapan pasien
Autis dengan a. Menjelaskan prosedur dan
Chart tindakan yang akan
dilakukan
b. Mengatur posisi senyaman
mungkin

2. Persiapan lingkungan
Memberikan lingkungan yang
tenang, aman dan nyaman

3. Persiapan alat
Alay yang digunakan CHAT
(checklist for Autism in
Toddlers). CHAT ini ada dua
jenis pertanyaan yaitu :
a. Ada 9 pertanyaan yang
dijawab oleh
orangtua/pengasuh anak.
Pertanyaan diajukan
berurutan. Dijawab dengan
jelas dna tanpa ragu-ragu.
b. Ada 5 perintah bagi anak
untuk melaksanakan tugas
seperti yang tertulis di
CHAT.

4. Prosedur kerja
a. Ajukan pertanyaan dengan
lambat tapi jelas dan
nyaring, satu persatu
perilaku yang tertulis pada
CHAT kepada
orangtua/pengasuh anak.
b. Lakukan pengamatan
kemampuan anak sesuai
pada CHAT.
c. Catat jawban
orangtua/pengasuh anak dan
kesimpulan hasil
pengamatan kemampuan
anak, YA atau TIDAK.
Teliti Kembali apakah
semua pertanyaan telah
dijawab.

Intervensi :
Bila anak risiko menderita autis
atau kemungkinan adanya gangguan
perkembangan, rujuk ke RS yang
memiliki fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang anak.

Penanganan Pada penderita diare tanpa dehidrasi


Diare (terapi A) :
Berikan cairan (air tajin, larutan
gula, oralit) sebanyak yang
diinginkan sehingga stop, sebagai
petunjuk sebanyak yang diinginkan
diare stop, sebagai petunjuk berikan
setiap habis BAB
a. Anak < 1 tahun : 50-100ml
b. Anak 1-4 tahun : 100-200ml
c. Anak >5 tahun : 200-300ml
d. Meneruskan oemberian
makanan atau ASI bagi bayi

Pada penderita diare dengan


dehidrasi ringan-sedang (terapi B) :
a. Oralit diberikan 75ml/kg BB
dalam 3 jam, jangan dengan
botol.
b. Jika anak muntah (karena
pemberian cairan terlalu cepat),
tunggu 5-10 menit lalu ulangi
lagi dengan pemberian lebih
lambat (satu sendok setiap 2-3
menit).

Pada penderita diare dengan


dehidrasi berat (terapi C) :
a. Diberikan ringer laktat 100 ml
yang terbagi dalam beberapa
waktu
b. Setiap 1-2 jam pasien diperiksa
ulang, jika dehidrasi tidak
membaik tetesan dipercepat.
Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam
(pasien lebih tua) pasien
Kembali diperiksa.

Penanganan Pemeriksaan penyakit ISPA :


ISPA 1. Sesak nafas atau frekuensi nafas
menjadi lebih cepat
2. Nafas berbunyi mengi
(wheezing) atau seperti merintih
(grunting)
3. Dinding dada/sela-sela iga
tampa menarik kedalam bila
anak bernafas
4. Bibir berwarna kebiru-biruan
5. Leher anak kaku
6. Kesulitan menelan
7. Muntah terus menerus
8. Anak tampak sangat lemah

Pengobatan penyakit ISPA :


1. Peneumoia berat : dirawat
dirumah sakit, diberikan
antibiotic parenteral, oksigen
dan sebagainya
2. Pneumonia : diberi obat
antibiotic kotrimoksasol peroral.
Bila penderita tidak mungkin
diberi kotrimoksasol atau
ternyata dengan pemberian
kotrimoksasol kadang penderita
menetap, dapat dipakau obat
antibiotic pengganti yaitu
ampisilin, amoksilin atau
penisilin prokain.
3. Bukan pneumonia : tanpa
pemberian obat antibiotic.
Diberikan perawatan dirumah,
untuk batuk dapat digunakan
oabt batuk tradisional atau ibat
batuk lain yang tidak
mengandung zat yang
merugikan seperti kodein,
dekstrometorfan dan
antihistamin. Bila demam
diberikan obat penurun panas
yaitu paracetamol. Penderita
dengan gejala batuk pilek bila
pada pemeriksaan tenggorokan
didapat adanya bercak nanah
(eksudat)
4. Disertai pembesaran kelenjar
getah bening dileher, dianggap
sebagai radang tenggorokan oleh
kuman streptoccuss dna harus
diberi antibiotic (penisilin)
selama 10 hari.
5. Setiap bayi atau anak dengan
tanda bahaya harus diberikan
perawatan khusus untuk
pemeirksaan selanjutnya.

........................, ............................
Penilai

........................................

You might also like