7 Panduan Hambatan Dalam Pelayanan 2

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

LAMPIRAN : KEPUTUSAN

DIREKTUR RS ABDI WALUYO

NOMOR :
TANGGAL :
____________________________

BAB I
DEFINISI

1. Hambatan adalah faktor atau keadaan yang membatasi, menghalangi, atau


mencegah pencapaian sasaran.
2. Hambatan Dalam Pelayanan adalah faktor atau keadaan yang membatasi,
menghalangi, atau mencegah pasien mendapatkan pelayanan.
3. Hambatan Dalam Komunikasi atau Hambatan Semantik adalah situasi dimana
tidak tersampaikannya gagasan, pesan dan perasaan dengan cara yang baik pada
proses pelayanan. Hal ini diakibatkan oleh pemahaman yang sedikit mengenai
bahasa dan istilah asing yang digunakan dalam informasi atau pesan tersebut
4. Hambatan Fisik yaitu hambatan yang terjadi karena ada gangguan mobilitas akibat
sakit (lemah ), difabel dan usia lanjut.
5. Difabel (different ability)adalah seseorang yang keadaan fisik atau system
biologisnya berbeda dengan orang lain pada umumnya
6. Lansia (Lanjut Usia) adalah periode dalam kehidupan yang ditandai dengan
menurunnya kemampuan fisik dan psikologis. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle
age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90
tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
7. Budaya adalah sesuatu yang memengaruhi tingkat pengetahuan dan paradigma
serta gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak
8. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam
keadaan sehat maupun sakit.
9. Pelayanan adalah pemberian jasa manfaat bagi mereka yang membutuhkan.
10. Mengatasi Hambatan Dalam Pelayanan adalah suatu upaya rumah sakit untuk
mengurangi kendala pada saat pasien menerima pelayanan.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Hambatan Komunikasi
a. Komunikasi dengan pasien dan keluarganya
Komunikasi ini biasanya dilakukan mulai saat pasien masuk ke RS ABDI
WAULYO Informasi yang diberikan meliputi :
1) Informasi tentang asuhan dan pelayanan yang akan diberikan
2) Informasi tentang bagaimana mengakses pelayanan
3) Informasi tentang alternative bagi asuhan dan pelayananyang diperlukan
bila rumah sakit tidak bisa menyediakan asuhan dan pelayanan yang sesuai
dengan kebutuhan pasien.
Kegiatan komunikasi di RS ABDI WALUYO bisa bersifat informasi maupun
edukasi. yaitu :
1) Komunikasi yang bersifat informasi pelayanan di dalam rumah sakit antara
lain:
a) Jam pelayanan
b) Pelayanan yang tersedia
c) Cara mendapatkanpelayanan
d) Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan
ketika kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.
2) Komunikasi yang bersifat Edukasi :
a) Edukasi tentang penyakit.
b) Edukasi tentang obat.
c) Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari.
d) Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan
hasil pelayanan.
e) Edukasi tentang Gizi.
b. Hambatan Dalam Komunikasi
Dalam proses pemberian layanan kepada pasien tidaklah selalu mulus,
tentunya akan banyak terjadi hambatan-hambatan pada perjalanananya.
Hambatan yang sering muncul adalah hambatan komunikasi, karena
komunikasi adalah kunci utama dalam pengobatan dan kesembuhan pasien.
Hambatan dapat terjadi seperti bila pasien berasal dari negara selain
Indonesia dan tidak menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa
Internasional. RS Abdi Waluyo telah daftar penterjemah.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik sering dialami pasien – pasien berikut :
1) Pasien Lansia

2
Dalam kehidupan sosial, kita mengenal adanya kelompok rentan, yaitu semua
orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam menikmati standar
kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan berlaku umum bagi suatu
masyarakat yang berperadaban. Salah satu contoh kelompok rentan tersebut
adalah orang-orang lanjut usia (lansia). Ternyata, walau sudah memiliki
keterbatasan, lansia juga rentan terhadap kekerasan. Menurut statistik, lebih
dari dua juta lansia mengalami kekerasan setiap tahunnya.
Kekerasan pada lansia di RS Abdi Waluyo berpotensi terjadi pada saat pasien
tersebut mencari layanan di rumah sakit. Antrian pasien yang panjang dan
berdesak – desakan dapat menyebabkan pasien lansia terjepit diantara pasien
– pasien lain yang juga sedang antri. Upaya yang dilakukan RS Abdi Waluyo
untuk melindungi pasien lansia adalah dengan membantu proses pendaftaran
2) Pasien Difabel
Beberapa hal yang bisa menyebabkan difabel, ada sebagian orang yang
menjadi difabel sejak lahir namun ada juga yang menjadi difabel karena
mengalami suatu peristiwa. Sebagai contoh adalah peristiwa : tawuran,
pemboman dan konflik bersenjata. Namun ada pula peristiwa yang terjadi
secara tanpa perencanaan seperti kecelakaan dan bencana alam. Peristiwa
inilah yang kemudian disebut bencana dan dapat menyebabkan seseorang
yang menjadi difabel. Masalah yang mungkin menyertai pasien difabel yaitu:
a) Fisik: terjadi perubahan fisik.
b) Psikologis: Perubahan yang mendadak akan membuat seseorang merasa
tidak siap untuk menerimanya. Hal ini seringkali akan membuat seseorang
merubah atau menata ulang cara pandangnya terhadap diri sendiri.
c) Sosial: Adakalanya pasien difabel menjadi sangat tergantung atau menarik
diri dari keluarganya dan masyarakat, karena dalam beberapa situasi
keluarga atau masyarakat tidak atau belum dapat memahami/ menerima
keadaan tersebut.
Bentuk dukungan yang dapat diberikan oleh RS Abdi Waluyo yaitu :
a) Memperlakukan pasien difabel secara wajar
b) Menyediakan kursi roda
c) Menyediakan jalur khusus / tangga ramp atau lift
d) Menyediakan kamar mandi dengan pegangan khusus dan pintu dengan
buka pintu keluar
3. Hambatan Budaya
Beberapa faktor budaya dalam masyarakat, yaitu :
a. Sistem Sosial
Sebagian wilayah atau kawasan, wanita sangat malu / sungkan berobat
kepada dokter yang berjenis kelamin laki – laki, terlebih untuk pemeriksaan

2
kandungan. Pada sistem sosial demikian, maka RS Abdi Waluyo melakukan
langkah sebagai berikut :
- Menyediakan ruang pemeriksaan yang terjaga privasinya
3. Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap
walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek yang
disebut dialek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen
komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memilik isifat unik dan komplek,
yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut. Jadi keunikan dan
kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih
baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
Langkah-langkah yang kita lakuka adalah dengan membentuk tim
penterjemah.

2
BAB III
TATALAKSANA
Cara RS Abdi Waluyo mengatasi hambatan dalam pelayananadalah sebagai berikut :

Mulai

PASIEN
Datang ke Rumah Sakit

PETUGAS SKRINING
Melakukan Skrining Keadaan Umum Pasien

Gawat Darurat Ya Emergensi?

Tidak
Prosedur
IGD Rawat Jalan

Berbaring Jalan Biasa Lemah

Prosedur Prosedur
Pemakaian Brankar Pemakaian Kursi Roda

Membutuhkan Ya
Perlu Penterjemah?
Penterjemah
Tidak
Prosedur
PROSEDUR PELAYANAN RAWAT JALAN
Permintaan
Penterjemah
SELESAI

1. Prosedur Meminta Penterjemah


a. Pasien dan keluarga tidak bisa berbahasa Indonesia
b. Lakukan identifikasi terhadap kebutuhan bahasa
c. Hubungi penterjemah sesuai bahasa yang dibutuhkan
d. Tulis permintaan penterjemah pada Form Permintaan Penterjemah
e. Setelah penterjemah datang persilahkan pasien/ keluarga untuk menandatangani form
tersebut.
f. Sertakan Form tersebut pada rekam medik pasien
g. Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh

2
Bagan Alur Permintaan Penterjemah
Mulai

PETUGAS SKRINING
Memberitahu kepada petugas informasi bahwa pasien /
keluarga tidak bisa berbahasa Indonesia

PETUGAS INFORMASI
1. Segera mengidentifikasi kebutuhan bahasa pasien
2. Menghubungi Penterjemah sesuai kebutuhan bahasa
yang diinginkan
3. Mengisi Form Permintaan Penterjemah di Rekam Medis
4. Mempersilahkan pasien / keluarga menandatangani
formulir tersebut
5. Mempersilahkan pasien melanjutkan pengobatan
dengan didampingi petugas penterjemah

PENTERJEMAH
Mendampingi pasien sesuai kebutuhan

Selesai

2. Prosedur meminjam kursi roda / brankar


a. Prosedur meminjam kursi roda / brankar di Rawat Jalan
1. Setiap keluarga yang akan meminjam kursi roda atau brankar terlebih dahulu
mengisi formulir penggunaan brankar atau kursi roda
2. Pasien / keluarga dipersilahkan membubuhkan tanda tangan
3. Pasien diantar ketempat tujuan oleh petugas
4. Petugas keamanan mengisi laporan tabulasi Penggunaan Brankar atau kursi
roda
5. Bila selesai menggunakan brankar/kursi roda petugas mengembalikan ke
tempat penyimpanan brankar / kursi roda
6. Bila pasien akan rawat inap maka perawat poliklinik yang meminjam kursi
roda atau brankar dan mengantar pasien ke ruang rawat inap dan
mengembalikan ke tempatnya

2
Bagan Alur Peminjaman Kursi Roda / Brankar di Rawat jalan

Mulai

PETUGAS SKRINING
1. Mengidentifikasikan kebutuhan pasien akan kursi roda / brankar
2. Memberitahu kepada petugas informasi masalah tersebut

PETUGAS INFORMASI
1. Tulispermintaan peminjaman brankar dan nama peminjam
sesuai kartu identitas dalam formulir peminjaman brankar
2. Persilahkan pasien / keluarga menandatangani formulir
peminjaman

3. Menghubungi transporter

Petugas keamaanan
Mentranfer pasien sesuai tujuan

Selesai

2
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Formulir Permintaan Penterjemah


2. Formulir Penggunaan Brankar / Kursi Roda
3. Formulir Tabulasi Brankar / Kursi Roda
4. LaporanPenggunaanBrankar / Kursi Roda OlehSatpam IGD tiap Shift Jaga / transporter
IRJ tiap selesai pemakaian

2
DaftarRujukan

1. Undang - undang RI No 44 tahun 2009 tentangRumahSakit.


2. KementerianKesehatan RI. Standard AkreditasiRumahSakitTahun 2011.
3. Anonim.id.wikipedia.org/wiki/Kekerasan_fisik, diunduh 25 Januari 2013
4. Anonim. id.wikipedia.org/wiki/difabeldiunduh 25 Januari 2013
5. Kepmenkes RI, no 1226, tentang perlindungan perempuan dari kekerasan fisik,
www.hukor.depkes.go.id/.../KMK%20No.%201226%. diunduh 25 Januari 2013

Ditetapkan di
Pada tanggal

DIREKTUR
RS Abdi Waluyo

Dr.

2
Formulir Penggunaan Brankar / Kursi Roda

Nomer Brankar/Kursi roda:


NamaPasien :……………………………………………………………
Register :……………………………………………………………
(atau tempelkan Stiker Identitas Pasien)
Tanggal: Jam:
Tujuan
NamaPetugas: Paraf

Formulir Penggunaan Brankar / Kursi Roda

Nomer Brankar/ Kursi roda:


NamaPasien :……………………………………………………………
Register :……………………………………………………………
(atau tempelkan Stiker Identitas Pasien)
Tanggal: Jam:
Tujuan
NamaPetugas: Paraf

Formulir Penggunaan Brankar / Kursi Roda

NomerBrankar/ Kursi roda:


NamaPasien :……………………………………………………………
Register :……………………………………………………………
(atautempelkanStikerIdentitasPasien)
Tanggal: Jam:
Tujuan

NamaPetugas: Paraf

Formulir Tabulasi Brankar / Kursi Roda

2
( Di isi Supervisor IGD / Petugas Informasi)

Tanggal ............................... Waktu : pagi,siang, malam


Jumlah Brankar/Kursi roda pada awal tugas

Jumlah Formulir Penggunaan Brankar/Kursi


roda yang diserahkan petugas

Nama Supervisor Tandatangan

Formulir Tabulasi Brankar / Kursi Roda


( Di isi Supervisor IGD / Petugas Informasi)

Tanggal ............................... Waktu : pagi, siang malam


Jumlah Brankar/Kursi roda pada awal tugas

Jumlah Formulir Penggunaan Brankar/Kursi roda


yang diserahkan petugas

Nama Supervisor Tandatangan

Formulir Tabulasi Brankar / Kursi Roda


( Di isi Supervisor IGD / Petugas Informasi)

Tanggal ............................... Waktu : pagi, siang malam


Jumlah Brankar/Kursi roda pada awal tugas
Jumlah Formulir Penggunaan Brankar/Kursi roda
yang diserahkan petugas
Nama Supervisor Tandatangan

2
Laporan Penggunaan Brankar / Kursi Roda Tiap Selesai Pemakaian
( Dibuat Oleh Satpam Tiap Shift Jaga)

No Jam Nomer Ruang Perawat/


Brankar/ Yang dituju Transporter
Kursi
Roda
Tanggal ............................... Waktu : pagi, siang malam

You might also like