Professional Documents
Culture Documents
7 Panduan Hambatan Dalam Pelayanan 2
7 Panduan Hambatan Dalam Pelayanan 2
7 Panduan Hambatan Dalam Pelayanan 2
NOMOR :
TANGGAL :
____________________________
BAB I
DEFINISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Hambatan Komunikasi
a. Komunikasi dengan pasien dan keluarganya
Komunikasi ini biasanya dilakukan mulai saat pasien masuk ke RS ABDI
WAULYO Informasi yang diberikan meliputi :
1) Informasi tentang asuhan dan pelayanan yang akan diberikan
2) Informasi tentang bagaimana mengakses pelayanan
3) Informasi tentang alternative bagi asuhan dan pelayananyang diperlukan
bila rumah sakit tidak bisa menyediakan asuhan dan pelayanan yang sesuai
dengan kebutuhan pasien.
Kegiatan komunikasi di RS ABDI WALUYO bisa bersifat informasi maupun
edukasi. yaitu :
1) Komunikasi yang bersifat informasi pelayanan di dalam rumah sakit antara
lain:
a) Jam pelayanan
b) Pelayanan yang tersedia
c) Cara mendapatkanpelayanan
d) Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan
ketika kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.
2) Komunikasi yang bersifat Edukasi :
a) Edukasi tentang penyakit.
b) Edukasi tentang obat.
c) Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari.
d) Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan
hasil pelayanan.
e) Edukasi tentang Gizi.
b. Hambatan Dalam Komunikasi
Dalam proses pemberian layanan kepada pasien tidaklah selalu mulus,
tentunya akan banyak terjadi hambatan-hambatan pada perjalanananya.
Hambatan yang sering muncul adalah hambatan komunikasi, karena
komunikasi adalah kunci utama dalam pengobatan dan kesembuhan pasien.
Hambatan dapat terjadi seperti bila pasien berasal dari negara selain
Indonesia dan tidak menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa
Internasional. RS Abdi Waluyo telah daftar penterjemah.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik sering dialami pasien – pasien berikut :
1) Pasien Lansia
2
Dalam kehidupan sosial, kita mengenal adanya kelompok rentan, yaitu semua
orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam menikmati standar
kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan berlaku umum bagi suatu
masyarakat yang berperadaban. Salah satu contoh kelompok rentan tersebut
adalah orang-orang lanjut usia (lansia). Ternyata, walau sudah memiliki
keterbatasan, lansia juga rentan terhadap kekerasan. Menurut statistik, lebih
dari dua juta lansia mengalami kekerasan setiap tahunnya.
Kekerasan pada lansia di RS Abdi Waluyo berpotensi terjadi pada saat pasien
tersebut mencari layanan di rumah sakit. Antrian pasien yang panjang dan
berdesak – desakan dapat menyebabkan pasien lansia terjepit diantara pasien
– pasien lain yang juga sedang antri. Upaya yang dilakukan RS Abdi Waluyo
untuk melindungi pasien lansia adalah dengan membantu proses pendaftaran
2) Pasien Difabel
Beberapa hal yang bisa menyebabkan difabel, ada sebagian orang yang
menjadi difabel sejak lahir namun ada juga yang menjadi difabel karena
mengalami suatu peristiwa. Sebagai contoh adalah peristiwa : tawuran,
pemboman dan konflik bersenjata. Namun ada pula peristiwa yang terjadi
secara tanpa perencanaan seperti kecelakaan dan bencana alam. Peristiwa
inilah yang kemudian disebut bencana dan dapat menyebabkan seseorang
yang menjadi difabel. Masalah yang mungkin menyertai pasien difabel yaitu:
a) Fisik: terjadi perubahan fisik.
b) Psikologis: Perubahan yang mendadak akan membuat seseorang merasa
tidak siap untuk menerimanya. Hal ini seringkali akan membuat seseorang
merubah atau menata ulang cara pandangnya terhadap diri sendiri.
c) Sosial: Adakalanya pasien difabel menjadi sangat tergantung atau menarik
diri dari keluarganya dan masyarakat, karena dalam beberapa situasi
keluarga atau masyarakat tidak atau belum dapat memahami/ menerima
keadaan tersebut.
Bentuk dukungan yang dapat diberikan oleh RS Abdi Waluyo yaitu :
a) Memperlakukan pasien difabel secara wajar
b) Menyediakan kursi roda
c) Menyediakan jalur khusus / tangga ramp atau lift
d) Menyediakan kamar mandi dengan pegangan khusus dan pintu dengan
buka pintu keluar
3. Hambatan Budaya
Beberapa faktor budaya dalam masyarakat, yaitu :
a. Sistem Sosial
Sebagian wilayah atau kawasan, wanita sangat malu / sungkan berobat
kepada dokter yang berjenis kelamin laki – laki, terlebih untuk pemeriksaan
2
kandungan. Pada sistem sosial demikian, maka RS Abdi Waluyo melakukan
langkah sebagai berikut :
- Menyediakan ruang pemeriksaan yang terjaga privasinya
3. Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap
walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek yang
disebut dialek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen
komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memilik isifat unik dan komplek,
yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut. Jadi keunikan dan
kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih
baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
Langkah-langkah yang kita lakuka adalah dengan membentuk tim
penterjemah.
2
BAB III
TATALAKSANA
Cara RS Abdi Waluyo mengatasi hambatan dalam pelayananadalah sebagai berikut :
Mulai
PASIEN
Datang ke Rumah Sakit
PETUGAS SKRINING
Melakukan Skrining Keadaan Umum Pasien
Tidak
Prosedur
IGD Rawat Jalan
Prosedur Prosedur
Pemakaian Brankar Pemakaian Kursi Roda
Membutuhkan Ya
Perlu Penterjemah?
Penterjemah
Tidak
Prosedur
PROSEDUR PELAYANAN RAWAT JALAN
Permintaan
Penterjemah
SELESAI
2
Bagan Alur Permintaan Penterjemah
Mulai
PETUGAS SKRINING
Memberitahu kepada petugas informasi bahwa pasien /
keluarga tidak bisa berbahasa Indonesia
PETUGAS INFORMASI
1. Segera mengidentifikasi kebutuhan bahasa pasien
2. Menghubungi Penterjemah sesuai kebutuhan bahasa
yang diinginkan
3. Mengisi Form Permintaan Penterjemah di Rekam Medis
4. Mempersilahkan pasien / keluarga menandatangani
formulir tersebut
5. Mempersilahkan pasien melanjutkan pengobatan
dengan didampingi petugas penterjemah
PENTERJEMAH
Mendampingi pasien sesuai kebutuhan
Selesai
2
Bagan Alur Peminjaman Kursi Roda / Brankar di Rawat jalan
Mulai
PETUGAS SKRINING
1. Mengidentifikasikan kebutuhan pasien akan kursi roda / brankar
2. Memberitahu kepada petugas informasi masalah tersebut
PETUGAS INFORMASI
1. Tulispermintaan peminjaman brankar dan nama peminjam
sesuai kartu identitas dalam formulir peminjaman brankar
2. Persilahkan pasien / keluarga menandatangani formulir
peminjaman
3. Menghubungi transporter
Petugas keamaanan
Mentranfer pasien sesuai tujuan
Selesai
2
BAB IV
DOKUMENTASI
2
DaftarRujukan
Ditetapkan di
Pada tanggal
DIREKTUR
RS Abdi Waluyo
Dr.
2
Formulir Penggunaan Brankar / Kursi Roda
NamaPetugas: Paraf
2
( Di isi Supervisor IGD / Petugas Informasi)
2
Laporan Penggunaan Brankar / Kursi Roda Tiap Selesai Pemakaian
( Dibuat Oleh Satpam Tiap Shift Jaga)