Professional Documents
Culture Documents
HAAAAA
HAAAAA
HAAAAA
Di susun oleh:
Nopriyanti olii_N21021079
A. Etika penelitian
a. Pada penelitian terdapat persetujuan dan halaman pengesahan
b. Terdapat surat pernyataan keaslian tulisan bahwa yang ditulis ini benar benar
karyanya sendiri
c. Terdapat surat izin pengambilan data awal penelitian
d. Terdapat surat keterangan melaksanakaan penelitiaan
e. Terdapat surat keterangan bebas pustaka
B. Etika penulisan
a. Terdapat surat pernyataan keaslian yang dibuat dengan hasil dari karya
sendiri dan bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikran orang lain.
b. Terdapat surat permohonan menjadi responden dan informed consent surat
pernyataan persetujuan
c. Terdapat riwayat identitas penulis
d. Terdapat surat pernyataan keaslian
apat
ii
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN GANGGUAN
KARDIOVASKULER HIPERTENSI PADA RUANGAN TUNA
DI RSUD WAKATOBI
HALIADIN
P003200190176
iii
iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. Nama : Haliadin
4. Agama : Islam
6. Suku/Bangsa : Buton/Indonesia
vii
MOTTO
“Kesuksesanmu Tak Bisa Di Bandingkan Dengan
Orang Lain, Melainkan Dibandingkan Dengan Dirimu
Sebelumnya”
viii
ABSTRAK
HALIADIN, NIM : P003200190176 “Asuhan Keperawatan Pada Tn. M
Dengan Gangguan Kardiovaskuler Hipertensi Pada Ruangan Tuna Di RSUD
Wakatobi ” Pembimbing ibu Lena Atoy, SST., MPH dan bapak Muslimin, L.,
M. A. Kep., S. Pd., M. Si . Hipertensi didefinisikan sebagai elevasi persistem dari
tekanan darah sistolik pada level 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah
diastolik pada level 90 mmHg atau lebih. Tujuan : Untuk mengetahui asuhan
keperawatan pada Tn. M dengan diagnosa hipertensi. Metode : penelitian
dilakukan menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan asuhan
keperawatan. Hasil : Tn. M mengatakan sakit kepala, mengatakan pusing,
merasakan nyeri pada leher, mengatakan sulit tidur, mengeluh tidak bisa tidur
nyenyak. Diagnosa keperawatan yang di angkat pada kasus Tn. M adalah Nyeri
dan Gangguan pola tidur, Implementasi dilakukan selama 3 hari intervensi yang
diberikan pada diagnosa pertama nyeri akut yaitu manajeman nyeri dan pada
diagnosa kedua gangguan pola tidur yaitu dukungan tidur. Kesimpulan : Pada
kasus Tn. M dengan diagnosa hipertensi masalah keperawatan teratasi dimana Tn.
M mengatakan tidak merasa nyeri dan sudah bisa tidur dan tidak terbangun lagi
ketika malam hari.
ix
ABSTRACT
HALIADIN, NIM: P003200190176 "Nursing Care for Mr. M With
Cardiovascular Disorders of Hypertension in Tuna Room at Wakatobi Regional
Hospital "Supervising mother Lena Atoy, SST., MPH and Mr. Muslimin, L., M.
A. Kep., S. Pd., M. Si. Hypertension is defined as a persistent elevation of systolic
blood pressure at a level of 140 mmHg or more and diastolic blood pressure at a
level of 90 mmHg or more. Purpose: To find out nursing care in Mr. M with a
diagnosis of hypertension. Method: the study was conducted using the case study
method with nursing care approach. Results: M said that he had a headache, said
he felt dizzy, felt pain in his neck, said that he had difficulty sleeping, complained
that he could not sleep well. Nursing diagnosis raised in the case of Mr. M is Pain
and Sleep Disorders, Implementation is carried out for 3 days of intervention
given in the first diagnosis of acute pain that is pain management and in the
second diagnosis of sleep pattern disorders namely sleep support. Conclusion: In
the case of Mr. M with a diagnosis of hypertension nursing problems resolved
where Mr. M said that he did not feel pain and could sleep and did not wake up at
night.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayahNya sehingga
Pada Ruangan Tuna Di RSUD Wakatobi sebagai salah satu syarat yang untuk
dari berbagai pihak, terutama kepada pembimbing ibu Lena Atoy, SST., MPH
arahan selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Terima kasih yang
Kendari.
3. Bapak Indriono Hadi, S. Kep., NS., M. Kes selaku Ketua Jurusan keperawatan
4. Bapak Taamu, A. Kep., Spd., M. Kes , ibu Dr. Lilin Rosyanti, S. Kep., Ns., M. Kep
dan ibu Dian Yuniar, SKM., M. Kep sebagai penguji karya tulis ilmiah.
5. Kepala ruangan dan staf ruang perawatan RSUD Wakatobi atas kerjasama yang
mengikuti pendidikan.
7. Teristimewa untuk istriku tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa
hingga ucapan terima kasih saja tidak akan pernah cukup untuk
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah
ini baik lansung maupun tidak langsung yang penulis tidak bisa sebutkan satu
persatu
kekurangan, untuk itu diharapkan saran dan kritik dari pembaca. Untuk
bagi pembaca.
Penulisan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
KEASLIAN PENULISAN...................................................................................iv
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................vii
MOTTO...............................................................................................................viii
ABSTRAK.............................................................................................................ix
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I. PEDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................
1 B. Tujuan studi kasus.................................................................................
4 C. Manfaat Studi
kasus .............................................................................. 5 D. Metode dan
teknik studi kasus............................................................... 6
E. Sistematika Penulisan ........................................................................... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi ................................................................................. 9
B. Asuhan Keperawatan Hipertensi ..........................................................
24
BAB III. LAPORAN KASUS
A. Pengkajian ........................................................................................... 46
B. Data fokus............................................................................................. 65
C. Analisa data ..........................................................................................
66 D. Intervensi Keperawatan .......................................................................
68
E. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan ........................................... 70
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Pengkajian.................................................................................................... 76
B. Diagnosa Keperawatan............................................................................... 77
C. Intervensi Keperawatan........................................................................79
D. Implementasi ........................................................................................79
E. Evaluasi ...............................................................................................83
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 85
B. Saran.............................................................................................................. 86
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
memberikan gejala berlanjut pada suatu organ target di tubuh. Hal ini dapat menimbulkan
kerusakan yang lebih berat, misalnya stroke (terjadi pada otak dan menyebabkan kematian
yang cukup tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi kerusakan pembuluh darah jantung),
dan hipertrofi ventrikel kiri (terjadi pada otot jantung). Hipertensi juga dapat menyebabkan
penyakit gagal ginjal, penyakit pembuluh lain dan penyakit lainnya (Syahrini, 2012).
Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari
sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Hipertensi dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya
tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal,
penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak
menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka
waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini
yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala. Tekanan darah tinggi dapat
disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah stres. Stres merupakan suatu
1
respon nonspesifik dari tubuh terhadap setiap tekanan atau tuntutan yang mungkin muncul,
baik dari kondisi yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan (Sadock, 2013).
primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah suatu kondisi yang jauh lebih
sering dan meliputi 95% dari hipertensi. Hipertensi ini disebabkan oleh berbagai faktor,
sekunder, yang meliputi 5% dari hipertensi. Disebabkan oleh suatu kelainan spesifik pada
kematian tertinggi di Indonesia setelah stroke dan tuberkolosis, yaitu mencapai 6,8%
dari populasi pada usia 18 tahun keatas. Fenomena ini disebabkan karena perubahan
gaya hidup masyarakat secara global, seperti semakin mudahnya mendapatkan makanan
siap saji membuat konsumsi segar dan serat berkurang, kemudian konsumsi garam,
lemak, gula, dan kalori, yang terus meningkat sehingga berperan besar dalam
sekitar 25% dari populasi orang dewasa di dunia mengalami hipertensi, dan akan
2
cenderung meningkat 29% pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena
hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat
hipertensi dan komplikasinya. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di
Negara maju dan 639 sisanya berada dinegara berkembang, termasuk Indonesia (WHO,
2015).
terbanyak pada pasien rawat jalan dirumah sakit di Indonesia. Penderitanya lebih
banyak wanita (30%) dan pria (29%) sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terjadi
Tenggara pada tahun 2017 berjumlah 11.265 kasus, 2018 berjumlah 22.517 kasuk dan
meningkat pada tahun pada tahun 2019 berjumlah 37.036 kasus. Hal ini menunjukan
masih tingginya kasus hipertensi yang terjadi di Sulawesi Tenggara (Dinkes Sultra,
Angka kejadian Hipertensi di RSUD Wakatobi pada tahun 2017 di dapatkan angka
Tingkat kesadaran akan kesehatan di Indonesia masih sangat rendah dimana jumlah
pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak minum
3
obat dengan patuh kemungkinan lebih besar. Perubahan tersebut disebabkan meningkatnya
ilmu kesehatan dan pengobatan serta pengaruh sosial ekonomi di masyarakat yang
sebagian besar adalah nelayan, dan sebagian besar masyarakat wakatobi mengkonsumsi
makanan yang memicu tekanan darah tinggi misalnya kerang-kerang laut yang
menyebabkan terkena hipertensi, dimana seseorang tidak menunjukkan gejala apapun dan
merasa dirinya sehat padahal tekanan darahnya sudah jauh di atas normal. Lalu kejadian
ini berlangsung bertahuntahun sampai akhirnya penderita mengalami kondisi kronis atau
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan medikal bedah pada Tn. M Dengan
c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan medikal bedah pada Tn. M Dengan
d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan medikal bedah pada Tn. M Dengan
e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan keperawatan medikal bedah pada Tn. M
Dapat di jadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dalam menerapkan asuhan
penulis.
b. Manfaat Praktis
perawatan serta pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam merawat anggota keluarga yang
menderita hipertensi.
5
Sebagai referensi tambahan guna meningkatkan informasi / pengetahuan sebagai referensi
perpustakan Poltekkes Kemenkes Kendari yang bisa di gunakan oleh mahasiswa sebagai
Studi kasus ini di lakukan di Wilayah kerja RSUD Wakatobi pada tanggal 4 s/d 7 Januari
2020.
Teknik pengumpulan data pada studi kasus pada Tn. M Dengan Diagnosa Hipertensi Di
1. Studi Kepustakaan
tulis ini.
2. Studi Kasus
6
keperawatan, penerapan rencana tindakan keperawatan dan evaluasi asuhan keperawatan
a) Observasi
b) Wawancara
langsung
c) Pemeriksaan Fisik
auskultasi.
d) Studi Dokumentasi
RSUD Wakatobi.
e) Metode Diskusi
Diskusi dengan tenaga kesehatan yang terkait yaitu perawat yang bertugas di
ruang perawatan
E. SistematikaPenulisan
Sistematika penulisan karya tulis ini dibagi dalam 5 (lima) BAB yaitu :
7
BAB I : PENDAHULUAN
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Askep Hipertensi
1. Pengertian
Tekanan darah tinggi atau dikenal dengan istilah hipertensi didefinisikan sebagai
elevasi persistem dari tekanan darah sistolik (TDS) pada level 140 mmHg atau lebih dan
tekanan darah diastolik (TDD) pada level 90 mmHg atau lebih (Black & Hawks, 2014).
dan jarang didapat, namun bersifat progresif karena adanya peningkatan resistensi
kanan oleh karena peningkatan afterload ventrikel kanan. Hipertensi sekunder adalah
kenaikan tekanan darah yang terjadi akibat proses dasar yang dapat diidentifikasi
(Lemone, 2016).
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah suatu
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg pada beberapa kali
pengukuran.
9
2. Etiologi
3. Epidemologi
10
terjadi akibat peningkatan curah jantung atau akibat peningkatan resistensi
ktivasi berlebihan dari sistem RAS atau karena peningkatan sensivitas arteriol
golongan obat antihipertensi yang beredar saat ini oleh karena itu penting
4. Klasifikasi
Menurut WHO (2013), batas normal tekanan darah adalah tekanan darah
sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80
mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Berdasarkan The
Tabel 2.1. Batasan Hipertensi Berdasarkan The Joint National Commite VIII Tahun 2014
Batasan tekanan Kategori
11
≥140/90 mmHg Usia ≥18 tahun dengan penyakit diabetes
Sumber : The Joint National Commite VIII (2014).
berkembangnya hipertensi primer adalah genetik, jenis kelamin, usia, diet, berat
karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau
12
5. Patofisiologi Hipertensi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah
jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh
dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantug).
tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan
di vasomotor, pada medulla diotak. Pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila,
2013). Meski etiologi hipertensi masih belum jelas, banyak faktor diduga
memegang peranan dalam genesis hiepertensi seperti yang sudah dijelaskan dan
13
faktor psikis, sistem saraf, ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid,
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
a. Tidak ada gejala Tekanan darah yang tinggi namun penderita tidak
14
b. Gejala yang lazim Gejala yang lazim menyertai hipertensi adalah nyeri
karena mereka mengeluh skit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas,
yang sangan nampak yaitu : sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak
terasa berat, nyeri kepala bagian belakang dan didada, otot lemah, terjadi
jantung yang kuat, cepat atau tidak teratur, impotensi, perdarahan di urine,
Faktor-faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah dan yang dapat
diubah oleh penderita hipertensi menurut Black & Hawks (2014) adalah
sebagai berikut :
1) Riwayat keluarga
15
darah naik dari waktu ke waktu. Klien dengan orang tua yang memiliki
hipertensi berada pada risiko hipertensi yang lebih tinggi pada usia muda.
2) Usia
lebih dari 60 tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.
Diantara orang dewasa, pembacaan tekanan darah sistolik lebih dari pada
3) Jenis kelamin
sampai kira-kira usia 55 tahun. Resiko pada pria dan wanita hamper sama
4) Etnis
1) Diabetes mellitus
16
Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dua kali lipat pada klien
2) Stress
3) Obesitas
4) Nutrisi
17
menunjukkan bahwa asupan diet rendah kalsim, kalium, dan magnesium
5) Penyalahgunaan obat
Pada dosis tertentu nikotin dalam rokok sigaret serta obat seperti kokain
8. Komplikasi Hipertensi
sebaga berikut :
a. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekananan tinggi diotak, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi.
kepala secara tiba-tiba, seperti orang binggung atau bertingkah laku seperti
orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan
(misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara
18
b. Infrak miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak
miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung
c. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat
hipertensi kronik.
kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam paru-paru
pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada
19
kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
kebutaan.
jantung).
Penatalaksanaan Hipertensi
20
Wijaya & Putri (2013), menjelaskan bahwa penatalaksanaan non
farmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup sangat
dengan non farmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya
kolesterol namun kaya dengan serat dan protein, dan jika berhasil
resiko mengalami hipertensi empat kali lebih besar dari pada mereka
21
Pertahankan asupandiet potassium ( >90 mmol (3500 mg)/hari) dengan
cara konsumsi diet tinggi buah dan sayur seperti : pisang, alpukat,
papaya, jeruk, apel, kacang – kangan, kentang dan diet rendah lemak
dengan cara mengurangi asupan lemak jenuh dan lemat total. Kalium
5) Menghindari merokok
Merokok memang tidak berhubungan secara langsung dengan timbulnya
6) Penurunan Stress
7) Terapi pijat
22
energi tidak terhalang oleh ketegangan otot dan hambatan lain maka
b. Terapi farmakologis
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa
23
6) Penghambat angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika jenis obat-obat penghambat
1. Pengkajian
a. Biodata
b. Riwayat keluhan
hipertensi akan mengalami sakit kepala, terutama di pagi hari, mual dan
24
c. Riwayat kesehatan masa lalu kondisi kesehatan yang dapat
hiperkolesterol, dll
d. Riwayat keluarga/genogram
1) Genogram
e. Pemeriksaan fisik
3) Berat badan, tinggi badan, IMT (IMT normal atau berat badan ideal
nya sama dengan atau di atas 30, Saat IMT seseorang menyentuh angka
25
5) Mata (kesimetrisan, edema, ptosis, sklera, inspeksi konjungtiva, ukuran
berdenging/tinnitus, nyeri)
tonsil, stomatitis, warna lidah, tremor pada lidah, kebersihan lidah, bau
10) Thoraks
26
12) Payudara (kesimetrisan, keadaan putting susu, pengeluaran dari putting
13) Genetalia (keadaan meatus uretra eksterna, lesi pada genital, scrotum,
nyeri, diaphoresis)
1) Aktivitas/ Istirahat
2) Sirkulasi
27
Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/
Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
lambat/ bertunda.
3) Integritas Ego
pola bicara.
4) Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
5) Makanan/cairan
lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
6) Neurosensori
28
Gejala : Keluhan pening pening /pusing, berdenyu, sakit kepala,
penglihatan kabur,epistakis).
7) Nyeri/ ketidaknyaman
kepala.
8) Pernafasan
9) Keamanan
g. Pemeriksaan Penunjang
29
h. Tindakan medik/pengobatan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan pada berdasarkan (Standar
Hipertensi adalah:
1) Nyeri
3. Perencanaan Keperawatan
2) Keluhan nyeri
3) Meringis
4) Sikap protektif
5) Gelisah
6) Kesulitan tidur
7) Menarik diri
30
9) Diaforesis
12) Anoreksia
17) Muntah
18) Mual
23) Fokus
25) Perilaku
31
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia ( SIKI ) : Manajeman Nyeri
Observasi
Terapeutik
terapy bermain)
11) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
32
13) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
33
3) Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (Mis : Kopi,
teh, alkohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum
tidur)
Terapeutik
siklus tidur-terjaga
Edukasi
34
15) Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
Implementasi
lakukan.
lakukan dengan cara yang tepat, aman, serta sesuai dengan kondisi klien, selalu
urutan waktu. Aktivitas yang di lakukan pada tahap implementasi di mulai dari
35
5. Evaluasi
keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil. Evaluasi
pengukuran atau observasi klien secara langsung dan dirasakan setelah selesai
36
BAB III LAPORAN KASUS
B. Pengkajian
a. Biodata
a. Identitas Klien
1) Nama Lengkap : Tn. M
5) Agama : Islam
: Buton /
6) Suku Bangsa
Indonesia
7) Pendidikan : SMA
8) Pekerjaan : Petani
9) pendapatan :-
10) Tanggal Masuk Rumah Sakit : 3 Januari 2020
b. Identitas Penanggung
3) Pekerjaan : Petani
37
2. Riwayat keluhan
b. Riwayat Keluhan
beraktifitas
4. Riwayat Keluarga/Genogram
38
Ket :
: Laki – laki
: Perempuan
: Meninggal
: Hubungan Pernikahan
: Tinggal Serumah
: Garis Keturunan
: Klien
5. Pemeriksaan Fisik
39
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Pernapasan : 20x/menit
Nadi : 90x/menit
Berat badan : 77 Kg
c. Kepala
1) Bentuk Kepala : Bulat, tidak ada masa
d. Mata
40
6) Ukuran pupil : Isokor 3,7 mm
7) Ketajaman penglihatan : Visus mata 6/6
e. Telinga
f. Hidung
41
g. Mulut
h. Leher
42
4) Pelebaran vena jugularis : Normal (3 cm)
i. Thoraks
1) Paru paru
2) Jantung
43
1) Warna Kulit : Sawo Matang
5) Peristaltik : 18x/Menit
k. Payudara
4) Massa :-
5) Nyeri : 6) Lesi :-
l. Genetalia
Pria
1) Keadaan meatus Uretra Eksterna: Normal
2) Lesi pada genital : Tidak ada
3) Scrotum : Tidak ada
4) Pembesaran prostat : Tidak Ada
5) Pendarahan : Tidak ada perdarahan luar
m.Pengkajian Sistem Saraf
2) Koordinasi : Baik
44
3) Memori : Dapat mengingat dengan baik
45
o. Ekstremitas
5 5
18) Kekuatan Otot : Baik
19) Tonus Otot : Normal
46
21) Nyeri : Tidak Ada nyeri
: Normal (melalui kelenjar
22) Diaphoresis
keringat)
6. Pengkajian Kebutuhan Dasar
a. Kebutuhan Oksigenasi
3) Karakteristik sputum :-
b. Kebutuhan nutrisi
Tabel 3.1 Kebutuhan nutrisi
Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Frekuensi makan sehari 3x sehari 3x sehari
Waktu makan Pagi, siang, malam Pagi, siang, malam
Porsi makan yang dihabiskan 1 porsi (habis) 1 porsi (tak habis)
Penggunaan alat bantu makan Tidak Tidak
Makanan pantang /yang tidak Tidak ada Tidak ada
disukai
Makanan yang disukai Semua suka Semua suka
Pembatasan makanan Tidak ada Tidak ada
Jenis makanan yang dibatasi Tidak ada Tidak ada
Komsumsi makanan berserat Sayur sesuai Sayur sesuai
kebutuhan kebutuhan
Nafsu makan Baik Kurang
Mual Tidak Tidak ada
Hipersalivasi Tidak Tidak ada
Sensasi asam pada mulut Tidak Tidak ada
Muntah Tidak ada Tidak ada
47
Perasaan cepat kenyang setelah Tidak ada Ada
makan
Perasaan kembung Tidak ada Tidak ada
Lain-lain Tidak ada Tidak ada
c. Kebutuhan cairan dan elektrolit
Tabel 3.2 Kebutuhan cairan dan elektrolit
Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Frekuensi minum sehari 7-8 gelas 5-6 gelas
Jumlah minum yang dikonsumsi 1200cc 900cc
setiap hari
Jenis minuman yang tidak disukai Susu Susu
Jenis minuman yang di sukai Air mineral Air mineral
Perasaan haus Tidak ada Tidak ada
Kelemahan Tidak ada Ya
Program pembatasan cairan Tidak ada Ada
Lain-lain
Perhitungan balance cairan
Tabel 3.3 Perhitungan balance cairan
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Intake Cairan
Minum 1700cc
Makan 90cc
Output Cairan
BAK 1700cc
BAB 150cc
48
Insensible water loss (IWL) IWL : 15 CC X
77/24
= 48,145
Pernafasan 150cc
Kulit
Input-output 1114 cc
d. Kebutuhan eliminasi
Buang air kecil
Tabel 3.4 BAK
Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Frekuensi BAK 3x/ Hari 1x/ hari
Pancaran Kuat Lemah
Jumlah <_ 1500-1700 cc <_ 1500 cc
Warna Bening Kuning
Dysuria Tidak ada Tidak ada
Nokturia Tidak ada Tidak ada
Perasaan penuh pada Iya Tidak ada
kandung kemih
Perasaan setelah BAK Lega
49
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Flatulans Normal Normal
Nyeri saat defekasi Tidak ada Tidak ada
Sensasi penuh pada rectal Tidak Tidak
Dorongan kuat untuk Ya Ya
defekasi
Kemampuan menahan Ya Ya
defekasi
Mengejan yang kuat saat Ya Ya
defekasi
Laim-lain
e. Kebutuhan istirahat tidur
Tabel 3.6 Kebutuhan istirahat tidur
Keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Jumlah jam tidur siang 2-3 jam 1 jam
Jumlah jam tidur malam 7 jam 5 jam
Kebiasaan konsumsi obat Tidak ada Tidak ada
tidur/stimulant/penenang
Kegiatan pengantar tidur Tidak ada Tidak ada
Perasaan waktu bangun tidur
50
berbaring ke duduk
Kemampuan mempertahankan Baik Baik
posisi duduk
Kemampuan berubah posisi : Baik Baik
duduk ke berdiri
Kemampuanmempertahankan Baik Baik
posisi berdiri
Kemampuan berjalan Baik Baik
Kemampuan alat bantudalam Tidak ada Tidak ada
pergerakan
Despnea setelah beraktivitas Tidak Ya
Ketidaknyamanan setelah
beraktivitas
Pergerakan lambat Tidak Ya
g. Kebutuhan perawatan diri
1. Mandi
Tabel 3.8 Mandi
Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Motivasi dalam perawatan Baik dan di lakukan Baik/ di
diri mandiri, mencuci rambut pertahankan
dan kebersihan kuku
Frekuensi mandi 2x sehari 1x sehari
Kebersihan kulit Terawat dengan baik Terawat
Frekuensi mencuci rambut 2x/hari 1x/ hari
Kebersihan rambut Baik Baik
Frekuensi memotong kuku 1x/ mingggu 1x/ minggu
Kebersihan kuku Baik Baik
Kemampuan mengakses Baik/ mandiri Baik/ mandiri
kamar mandi
Kemampuan mengambil Baik/ mandiri Baik/ mandiri
perlengkapan mandi
Kemampuan Baik/ mandiri Baik/ mandiri
membasuhtubuh saat mandi
Kemampuan mengeringkan Baik/ mandiri Baik/ mandiri
tubuh saat mandi
2. Berpakaian
51
Tabel 3.9 Berpakaian
keterangan Sebelum sakit Setelah sakit
Motivasi dalam perawatan Baik Baik
diri menganti pakaian
Kebersihan pakaian Terjaga Terjaga
Frekuensi mengganti Baik/ mandiri Baik/ mandiri
pakaian
Kemampuan memilih dan Baik/ mandiri Baik/ mandiri
menggambil pakaian
Kemampuan mengenakan Mampu Mampu
pakaian pada bagian tubuh
atas
Kemampuan menggunakan Mampu/mandiri Mampu/mandiri
pakaian pada bagian tubuh
bawah
Kemampuan melepaskan Baik/ mandiri Baik/ mandiri
pakaian pada bagian tubuh
atas
Kemampuan melepaskan Baik/ mandiri Baik/ mandiri
pakaian pada bagian tubuh
bawah
Kemampuan mengancing Baik/ mandiri Baik/ mandiri
atau menggunakan resleting
Lain-lain
3. Makan
Tabel 3.10 Makan
Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Motivasi dalam perawatan Baik Baik
diri makan
Kemampuan memasukkan Baik/mampu Baik/mampu
makanan ke mulut
Kemampuan mengunyah Baik/mampu Baik/ mampu
Kemampuan memegang Baik/ mandiri Baik/ mandiri
peralatan makan
Lain-lain
4. Eliminasi
Tabel 3.11 Eliminasi
52
Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Motivasi dalam perawatan Baik Baik
diri eliminasi BAB dan
BAK
Kemampuan maniulasi Baik/ mampu Baik mampu
pakaian untuk eliminasi mengkondisikan mengkondisikan
Kemampuan mencapai toilet Mampu Mampu
Kemampuan naik ke toilet Mampu Mampu
Kemampuan menyiram Mampu Mampu
toilet
Lain-lain
h. Kebutuhan keamanan
1) Riwayat paparan terhadap kontaminan : Tidak ada
8) Imobilitas : Tidak
9) Luka pada kulit / jaringan : Tidak ada
53
2) Pencetus nyeri : Hipertensi
Perubahan aktivitas - -
seksual
Gangguan kepuasan - -
seksualitas
Penurunan hasrat seksual - -
Gangguan yang - -
mempengaruhi
hubungan seksual
Dyspareunia - -
Lain-lain - -
k. Kebutuhan psikososial
54
5) Sejauh mana keterlibatan orang terdekat bila klien menghadapi
ada
l. Kebutuhan spiritual
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : -
b. Studi diagnostic :-
55
8. Tindakan medik/pengobatan
- IVFD NAcl8Tpm
- Pct tab 500 mg /8 Jam/Oral B. DATA FOKUS Klien yang sakit : Tn.
56
1 DS : Pola hidup tidak sehat Nyeri
- Klien mengatakan sakit
kepala
- Klien mengatakan pusing Aterosklerosis
- Klien merasalan nyeri pada
leher.
DO : Penyempitan
- Klien terlihat memegang pembuluh darah
kepala
- Klien tampak meringis
Aliran darah
- Klien tampak keringat
terganggu
menahan sakit - Skala nyeri
4
- TTV:
Peningkatan beban
TD : 150/90 mmHg,
jantung
N : 90x/m,
RR : 20x/m,
SB : 36.6oC.
Peningkatan tekanan
darah
Peningkatan tekanan
vaskuler serebral
Sakit kepala
2 DS : Peningkatan tekanan Gangguan
- Klien mengatakan sulit tidur darah pola tidur
- Klien mengeluh tidak bisa
tidur nyenyak
DO : Gangguan sirkulasi
- Klien tampak lesu
- Klien tampak gelisah
Resistensi pembuluh
darah otak
Nyeri kepala
57
Gangguan pola tidur
58
D. Intervensi Keperawatan
59
- Klien mengatakan sulit tidur masalah intoleransi aktivitas dapat Terapeutik
- Klien mengeluh tidak bisa tidur teratasi dengan kriteria hasil : - Modifikasi lingkungan (Mis.
nyenyak - Keluhan sulit tidur Pencahayaan, kebisingan, suhu,
DO : - Keluhan tidak puas tidur matras, dan tempat tidur)
- Klien tampak lesu - Tetapkan jadwal tidur rutin
- Klien tampak gelisah Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
E. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
No Diagnosa Hari /
Jam Implementasi Evaluasi
. Keperawatan Tanggal
1. Nyeri 4 08.30 - Mengidentifikasi nyeri yang S : - Klien mengatakan nyeri
Ditandai dengan : Januari komprehensif (P,Q,R,S,T) dikepala dan leher
DS : 2020 Hasil : O : - Klien nampak meringis
- Klien P : Hipertensi dan memegang daerah
mengatakan sakit Q : Nyeri seperti tertekan benda nyeri
kepala beratR : Kepala dan leher S : Skala -Skala nyeri 4
- Klien mengatakan nyeri 4. A : Masalah nyeri belum
pusing T : Hilang timbul teratasi
- Klien merasakan 08.40 -
Memberikan teknik non farmakologis P : Intervensi di lanjut dengan:
nyeri pada leher. untuk mengurangi rasa nyeri ( Therapy - Kontrol lingkungan
DO : nafas dalam) Hasil : - Therapy nafas dalam
- Klien terlihat Klien diajarkan teknik nafas dalam, - Therapy amlodipine di
berikan bila nyeri timbul
Tabel 3.16 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
Hari Ke I
60
memegang kepala 08.50 - ketika nyeri timbul.
- Klien tampak Mengontrol lingkungan yang
meringis memperberat rasa nyeri ( Mis. Suhu
- Klien tampak ruangan, pencahayaan, kebisingan)
keringat menahan Hasil :
sakit - Suhu ruangan di atur, pencahayaan di
Skala atur dan kebisingan di kurangi guna
08.55 -
nyeri 4 meningkatkan kenyamanan klien.
- TTV: Kolaborasi pemberian analgetik
TD : 150/90 Hasil :
mmHg, Pemberian Amlodipine ketika nyeri
N : 90x/m, timbul
RR : 20x/m,
SB : 36.6oC.
2. Gangguan pola tidur 4 09.00 - Mengidentifikasi pola aktifitas dan S : Klien mengatakan sulit
Ditandai dengan : Januari tidur tidur
DS : 2020 Hasil : O : Klien tampak lesu dan
- Klien mengatakan - Tidak bisa tidur siang gelisah
sulit tidur - Tidur malam jam 23.00 wita – 04.00 A : Masalah gangguan pola
- Klien mengeluh wita dan sering terbangun di malam tidur belum teratasi
tidak bisa tidur hari P : Intervensi di lanjut dengan :
nyenyak 09.10 -
Mengidentifikasi faktor pengganggu - Pola aktifitas dan tidur di
DO : tidur tingkatkan
- Klien tampak lesu Hasil : - Modifikasi lingkungan di
- Klien tampak Hipertensi (Tekanan darah : pertahankan
gelisah
09.20 - 150/90mmHg)
Memodifikasi lingkungan (Mis.
61
Pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tidur)
Hasil :
09.30 - - Pencahayaan di atur
- Kebisingan di kurangi
- Suhu, matras dan tempat tidur di
sesuaikan dengan kenyamanan klien.
Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
Hasil :
Klien mengerti dan memahami
pentingnya tidur cukup untuk
mempercepat proses penyembuhan
Hari Ke II
No. Diagnosa Hari /
Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tanggal
62
1. Nyeri 5 08.30 - Mengidentifikasi nyeri yang S : - Klien mengatakan masih
Ditandai dengan : Januari komprehensif (P,Q,R,S,T) merasa nyeri
DS : 2020 Hasil : O : - Skala nyeri 2
- Klien P : Hipertensi A : Masalah nyeri belum
mengatakan sakit Q : Nyeri seperti tertekan benda teratasi
kepala beratR : Kepala dan leher S : Skala P : Intervensi di lanjut dengan:
- Klien mengatakan nyeri 2. - Kontrol lingkungan di
pusing T : Hilang timbul tetap pertahankan
- Klien merasakan 08.40 - Memberikan teknik non farmakologis
- Therapy nafas dalam tetap
nyeri pada leher. untuk mengurangi rasa nyeri ( Therapy di pertahankan
DO : nafas dalam) Hasil : - Therapy amlodipine tetap
- Klien terlihat Teknik nafas dalam, ketika nyeri timbul di pertahankan bila nyeri
memegang kepala tetap di pertahankan. timbul
- Klien tampak
08.50 - Mengontrol lingkungan yang
63
2. Gangguan pola tidur 5 09.00 - Mengidentifikasi pola aktifitas dan S : klien mengatakan masih
Ditandai dengan : Januari tidur sulit tidur
DS : 2020 Hasil : O : klien nampak gelisan
- Klien mengatakan - Tidur siang jam 13.00 wita – 13.30 A : Masalah gangguan pola
sulit tidur wita tidur belum teratasi
- Klien mengeluh
- Tidur malam jam 22.00 wita – 04.30 P : Intervensi di lanjut dengan :
tidak bisa tidur - Pola aktifitas tidur tetap di
09.10 - wita
nyenyak tingkatkan
Mengidentifikasi faktor pengganggu
DO : - Modifikasi lingkungan
tidur
- Klien tampak lesu tetap di pertahankan
Hasil :
- Klien tampak
Hipertensi (Tekanan darah :
gelisah
09.20 - 140/90mmHg)
Memodifikasi lingkungan (Mis.
Pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tidur) Hasil :
Pencahayaan di atur, kebisingan di
kurangi. suhu, matras dan tempat tidur
di sesuaikan dengan kenyamanan klien tetap
di pertahankan
Hari Ke III
No. Diagnosa Hari /
Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tanggal
64
1. Nyeri 6 08.30 - Mengidentifikasi nyeri yang S : - Klien mengatakan tidak
Ditandai dengan : januari komprehensif (P,Q,R,S,T) merasa nyeri
DS : 2020 Hasil : O : - Klien tampak baik
- Klien P : Hipertensi -Skala nyeri 0
mengatakan sakit Q : Nyeri seperti tertekan benda A : Masalah nyeri teratasi P :
kepala beratR : Kepala dan leher S : Skala Intervensi di lanjut dengan:
- Klien mengatakan nyeri 0. - Kontrol lingkungan di
pusing T : Hilang timbul tetap pertahankan
- Klien merasakan 08.40 - Memberikan teknik non farmakologis
- Therapy amlodipine di
nyeri pada leher. untuk mengurangi rasa nyeri ( Therapy hentikan
DO : nafas dalam) Hasil :
- Klien terlihat Klien dapat melakukan dengan mandiri
memegang kepala ketika nyeri timbul.
- Klien tampak
08.50 - Mengontrol lingkungan yang
meringis memperberat rasa nyeri ( Mis. Suhu
- Klien tampak ruangan, pencahayaan, kebisingan)
keringat menahan Hasil :
sakit -
Disesuaikan dengan mood pasien.
Skala 08.55 - Kolaborasi pemberian analgetik
nyeri 4 Hasil :
- TTV: Pemberian Amlodipine dihentikan
TD : 150/90
mmHg,
N : 90x/m,
RR : 20x/m,
SB : 36.6oC.
65
2. Gangguan pola tidur 6 09.00 - Mengidentifikasi pola aktifitas dan S : Klien mengatakan sudah
Ditandai dengan : Januari tidur bisa tidur dan tidak
DS : 2020 Hasil : terbangun lagi ketika
- Klien mengatakan - Tidur siang jam13.00 wita – 15.00 malam hari
sulit tidur wita O : Klien nampak membaik
- Klien mengeluh A : Masalah gangguan pola
- Tidur malam jam 21.00 wita – 06.00
tidak bisa tidur tidur teratasi
09.10 - wita
nyenyak P : Intervensi di lanjut dengan :
Mengidentifikasi faktor pengganggu
DO : - Pola aktifitas dan tidur di
tidur
- Klien tampak lesu pertahankan
Hasil :
- Klien tampak - Modifikasi lingkungan di
Hipertensi (Tekanan darah :
gelisah sesuaikan dengan mood
09.20 - 120/90mmHg)
Memodifikasi lingkungan (Mis. klien
Pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tidur) Hasil :
Modifikasi lingkungan di sesuaikan
dengan mood klien
66
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
keperawatan pasien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Dermawan, 2014)
metode wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik untuk menambah data yang
mengatakan sering sakit kepala dan merasa puing, merasakan nyeri pada leher
disampaikan tersebut sesuai dengan tanda dan gejala hipertensi menurut Wijaya &
Putri, (2013) namun tidak semua gejala muncul dalam kasus Tn. M adalah tanda
dan gejalah hipertensi. Tanda dan gejala hipertensi yaitu Sakit kepala, kelelahan ,
mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena
adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi
65
berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi
memerlukan penanganan segera. (Padila, 2015). Gejala yang timbul selain dari
peningkatan darah yang tinggi, dapat pula ditemukan ditemukan perubahan pada
darah, dan pada kasus berat edema pupil ( edema pada diskus optikus ) (Brunner
B. Diagnosa Keperawatan
individu atau kelompok perawat secara legal mengidentifikasi dan perawat dapat
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk
+ simptom) dimana untuk problem (P) dapat digunakan tipologi dari SDKI.Pada
perumusan diagnosa yang didapatkan dari analisa data berdasarkan data subjektif
dan objektif diagnosa yang muncul dan ditemukan pada tinjauan teori dengan
1. Nyeri
66
Diagnosa keperawatan ini diangkat oleh penulis sebab berdasarkan hasil
Klien mengatakan pusing, Klien merasakan nyeri pada leher, secara objektif Tn.
Skala nyeri 4, Tanda – Tanda Vital Tekanan darah 150/90 mmHg, Nadi 90x/m,
yaitu terdapat salah satu tanda atau data seperti apabila terdapat salah satu tanda
tidur, dan mengeluh tidak bisa tidur nyenyak, secara objektif klien kelihatan
keperawatan Gangguan pola tidur yaitu terdapat salah satu tanda atau data
67
seperti apabila terdapat salah satu tanda atau data seperti mengeluh lelah dan
perasaan lemas.
C. Intervensi Keperawatan
prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang bagi
ada.
Intervensi dari diagnosa pertama nyeri disusun sesuai dengan SDKI yaitu
kesehatan, intervensi yang diberikan yaitu Identifikasi pola aktifitas dan tidur,
tidur), Tetapkan jadwal tidur rutin, Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit.
68
D. Implementasi Keperawatan
1. Nyeri
medikal bedah yang telah disusun. Implementasi dari diagnosa pertama yaitu
mengurangi rasa nyeri ( Therapy nafas dalam) dengan hasil Klien diajarkan
hasil Suhu ruangan di atur, pencahayaan di atur dan kebisingan di kurangi guna
69
Implementasi hari II yang didapat pada Tn. M tanggal 5 januari 2020
mengurangi rasa nyeri ( Therapy nafas dalam) dengan hasil Teknik nafas dalam,
hasil Suhu ruangan di atur, pencahayaan di atur dan kebisingan di kurangi guna
pertahankan
Implementasi hari III yang didapat pada Tn. M tanggal 6 Januari 2020
mengurangi rasa nyeri ( Therapy nafas dalam) dengan hasil Klien dapat
70
hasil Disesuaikan dengan mood pasien, Kolaborasi pemberian analgetik dengan
kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur), Tetapkan jadwal tidur rutin,
adalah Mengidentifikasi pola aktifitas dan tidur dengan hasil Tidak bisa tidur
siang, tidur malam 23.00 wita – 04.00 wita dan sering terbangun di malam hari,
kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur) dengan hasil Pencahayaan di atur,
kenyamanan klien, Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit dengan hasil
proses penyembuhan.
71
Implementasi hari II yang didapat pada Tn. M tanggal 5 januari 2020
adalah Mengidentifikasi pola aktifitas dan tidur dengan hasil tidur siang jam
13.00 wita – 13.30 wita , tidur malam jam 22.00 wita – 04.30 wita,
kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur) dengan hasil Pencahayaan di atur,
Implementasi hari III yang didapat pada Tn. M tanggal 6 Januari 2020
adalah Mengidentifikasi pola aktifitas dan tidur dengan hasil tidur siang
jam13.00 wita – 15.00 wita, tidur malam jam 21.00 wita – 06.00 wita,
kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur) dengan hasil Modifikasi lingkungan
72
E. Evaluasi Keperawatan
1. Nyeri Akut
dari data subjektif Tn. M mengatakan tidak merasa nyeri, data objektif klien
teratasi, dimana dari data subjektif Tn. M mengatakan sudah bisa tidur dan
tidak terbangun lagi ketika malam hari, data objektif klien membaik masalah
73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
dengan teori yang ada, dimana Tn. M mengatakan mengatakan sakit kepala,
berdasarkan diagnosa yang telah ditetapkan yaitu nyeri dan gangguan pola
tidur.
5. Pada tahap akhir peneliti melakukkan evaluasi pada tanggal 6 Januari 2020
74
perkembangan. Evaluasi didapatkan dari dua diagnosa keperawatan yang
B. Saran
1. Bagi Klien diharapkan pengetahuan klien dapat berkembang tidak hanya pada
Kendari yang bisa di gunakan oleh mahasiswa sebagai bahan bacaan dan dasar
Wakatobi.
75
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Nablory. 2011. Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan Hipertensi.
Jakarta : Rineka Cipta.
American Heart Association, 2017. High bood pressure clinical practice guideline for
the orevention, detection, evaluation, A report of the Amerika college of
cardiologt. Amerika : J Am Coll Cardiol
Brunner & Suddarth, 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.
Jakarta EGC
Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Cetakan Kedua. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
JNC-8. 2014. The Eight Report of the Joint National Commite. Hypertension
Guidelines : An In-Depth Guide. Am J Manag Care
Kemenkes RI. 2014. Situasi Dan Analisis Lanjut Usia. Jakarta : Infodati, Pusat Data
Dan Informasi Kemenkes RI
Kozier, Dkk. 2010. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Edisi 5. Jakarta : EGC
LeMone, Burke, & Bauldoff. 2016. Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa.
Jakarta: EGC
Noviyanti. 2015. Hipertensi : Kenali,Cegah, dan Obati. Yogyakarta : Notebook
Padila. 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas II. Yogyakarta : Nuha Medika.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019. Sulawesi Tenggara : Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara : 2019.
Rohmah, Nikmatur, Walid & Saiful. 2012. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta : Ar – Ruzz Media.
Sadock. 2017. Buku Ajar Psikiatri klinis (Kaplan & Sadock’s Concise Texbook Of
Clinical Psychiatry). Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi Dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi Dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
Dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika
World Health Organization. A global brief on hypertension: silent killer, global public
health crisis. 2013.
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
KepadaYth:
Bapak/Ibu/Sdr/i CalonResponden
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari.
Nama : Haliadin
NIM : P003200190176
Jurusan : Keperawatan
Hormat saya
Peneliti,
(Haliadin)
(Haliadin) ( Klien )
DOKUMENTASI