Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 17
Laporan Pendahuluan A, Pengertian Sectio Caesarea adalah prosedur pembedahan yang digunakan untuk melahirkan bayi melalui sayatan yang dibuat pada perut dan rahim ibu. Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depat perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Sofyan, Khairita Silvana. 2019) Sectio Caesarea adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan melakukan sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu dan uterus untuk ‘mengeluarkan satu bayi atau lebih, Cara ini biasanya dilakukan ketika kelahiran melalui vagina akan mengarah pada komplikasi-komplikasi kendati cara ini semakin umum sebagai pengganti kelahiran normal. Sectio Caesarea merupakan suatu persalinan buatan, yaitu janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta bobot janin (Sofyan, Khairita Silvana. 2019) Dari beberapa pengertian tentang Sectio Caesarea diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Sectio Caesarea adalah suatu tindakan pembedahan yang tujuannya untuk mengeluarkan janin didalam rabim melalui insisi pada dinding dan rahim perut ibu dengan syarat rahim harus dalam keadaan utuh dan bobot janin diatas $00 gram, (Sofyan, Khairita Silvana. 2019) B. Tanda dan gejala Tanda dan gejala yang muncul sehingga memungkinkan untuk dilakukan tindakan sectio caesarea adalah: (HARTATI, ELL. 2021) a, Fetal distress b. His leah / melemah ¢. Janin dalam posisi sungsang atau melintang d. Bayi besar (BBL > 4.2 kg ) e. Plasenta previa f. Kalainan letak Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan panggul ) Rupture uteri mengancam m, Hydrocephalus Primi muda atau tua Partus dengan komplikasi Panggul sempit Problema plasenta C. Etiologi Menurut Ayuningtyas,(2018) operasi Sectio Caesarea dilakukan atas indikasi sebagai berikut : Indikasi yang berasal dari ibu Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, Cefalo Pelvik Disproportion (disproporsi janin/ panggul), ada sejarahkehamilan dan persalinan yang buruk, ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan yang parah, komplikasi kehamilan yaitu pre eklampsia dan cklampsia berat, atas, permitaan, kehamilan yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya). Indikasi yang berasal dari janin Fetal distress/ gawat janin, mal persentasi dan mal posisi kedudukan janin seperti bayi yang terlalu besar (giant baby), kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang, kelainan tali pusat dengan pembukaan kecil seperti prolapsus tali pusat, terlilit tali pusat, adapun faktor plasenta yaitu plasenta previa, solutio plasenta, plasenta acereta, dan vasa previa. kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi, dan bayi kembar (multiple pregnancy). D. Patofisiologi Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya karena ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan yang parah, pre cklampsia dan eklampsia berat, kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang, kemudian sebagian kasus mulut rahim tertutup plasenta yang lebih dikenal dengan plasenta previa, bayi kembar, kehamilan pada ibu yang berusia lanjut, persalinan yang berkepanjangan, plasenta keluar dini, ketuban pecah dan bayi belum keluar dalam 24 jam, kontraksi Jemah dan sebagainya. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea. (Shavir . Fitri Aulia, 2022) E, Pathway (Sofyan, Khairita Silvana. 2019) ndikasi Sectio Caesarea Indikasi dari Bayi : Primigravida kelainan letak Disproposi Sefalopelvik Ketuban Pecah Pre eklamsia, eklamsi Fetal Distress Giant Baby Kelainan letak bayi ni Tindakan Sectio Caesarea Adaptasi Post Partum ‘Anastesi Pembatas Cairan Insisi Neoral ¥ Psikologi Fisiologi Bedrest Taking in, £ v Penurunan Saraf taking Lakai Infolusi ‘Simpatis holdjteting |p op £0 8 Prolaktin aes oe Kondisi Diri Menurun v v Produksi Kontraksi ASI Uterus a fi Restri Cidera lampua dir dan bayi_ | v Miksi Hisapan Lochea ¥ Menurun Butuh Informasi Penurunan Peristaltik F, Penatalaksanaan 1) Pemeriksaan penunjang antara lain pemeriksaan urine, Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb <10 g% dibutubkan suplemen Fe), Britrosit, Leukosit, dan Trombosit. (Lestari, Puji, Siti Haniah, 2021) 2) Terapi Salah satu penanganan non farmakologis yang dapat diberikan adalah perawatan luka, Perawatan Iuka merupakan proses penyembuhan Iuka dan mengurangi rasa nyeri dengan cara merawat Iuka serta memperbaiki asupan makanan tinggi protein dan vitamin Dan untuk penanganan farmakologis nya yang dapat diberikan biasanya yaitu ketorolac, tramadol, suprafenid, ceftriaxone, metronidazole. (Lestari, Puji, Siti Haniah, 2021) G. Konsep Asuhan Keperawatan Asuhan keperawatan merupakan cara sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama pasien dalam menentukan kebutuhan pasien dengan melakukan pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, serta pengevaluasian hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada pasien dan berorientasi pada tujuan (Zakiyyah, Wardah 2022) 1. Pengkajian Keperawatan Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, ager dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik se a bio,pisiko, sosial dan spiritual (Zakiyyah, Wardah 2022) 1) Identitas Klien Meliputi_ nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor dan nomor registrasi. 2) Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Dahulu Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung, hipertensi, DM, ‘TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus. b. Riwayat Kesehatan Sekarang Riwayat pada saat sebelum inpartu didapatkan cairan ketuban yang keluar pervaginam secara spontan kemudian tidak diikuti tanda-tanda persalinan Riwayat Kesehatan Keluarga Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, Hipertensi, TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin dapat diturunkan kepada pasien. 3) Pola Fungsi Kesehatan e Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan Sekarang Pengetahuan tentang keperawatan kehamilan sekarang, Pola Nutrisi Dan Metabolisme Pada pasien nifas biasanya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari keinginan untuk menyususi bayinya. Pola Aktivitas Pada pasien nifas pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, dan didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri, Pola Eliminasi Meliputi berapa kali BAB, konsistensi, wana, bau, dan pasien dengan Post Op Sectio Caesarea untuk BAK melalui dawer kateter yang sebelumnya terpasang, Gangguan Pola Tidur Pada pasien nifas terjadi perubahan pola istirahat dan tidur karena adanya kehadiran sang bayi dan nyeri setelah persalinan. Pola Hubungan Dan peran Peran pasien dalam keluarga meliputi hubungan pasien dengan keluarga dan orang lain. Penanggulangan Stres Biasanya pasien sering melamun dan cemas. Pola Sensori Dan Kognitif Pola sensori pasien merasakan nyeri pada perineum akibat luka jahitan dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif pasien nifas primipara kurangnya pengetahuan merawat bayinya. Pola Persepsi Dan Konsep Diri 4) 5) Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilannya, lebihl-lebih ‘menjelang persalinan dampak psikologis pasien terjadi perubahan konsep diri antara lain body image dan ideal diri Pola Reproduksi Dan Social Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas k. Pola Keyakinan dan Spiritual Pasien yang menganut agama islam selama keluar darah nifas atau masa nifas tidak diperbolehkan melaksanakan ibadah. Keadaan Umum Pemeriksaan umum meliputi: a. Keadaan umum, keadaan umum pasien biasanya lemah b, Tanda-tanda vital, Tekanan darah normal atau menurun <120/90mmHg Nadi meningkat >80 kali permenit, suhu meningkat > 37,5 C dan respirasi meningkat. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe) Pemeriksaan Fisik Meliputi a. Kepala, Meliputi bentuk wajah apakah simetris atau tidak, keadaan rambut dan keadaan kulit kepala. . Muka, Terlihat pucat dan tampak menahan sakit c. Mata, Anemis atau tidak, dengan melihat konjungtiva merah segar atau merah pucat, sclera putih atau kuning, 4d. Hidung, Ada terdapat polip atau tidak, bersih atau kotor au tidak €. Gigi, Bersih atau kotor, ada karies Lidab, Bersih atau kotor Bibir, Lembab atau kering rRm Telinga, Bersih atau kotor, ada benjolan kelenjar tiroid atau tidak Abdomen, ada tidaknya distensi abdomen, bagaimana dengan luka oprasi adakah perdarahan, berapa tinggi fundus uterinya, bagaimana dengan bising usus dan adakah nyeri tekan atau tidak. j. Thoraks, Perlu dikaji kesimetrisan dada, ada tidaknya retraksi intercostal, pemapasan tertinggal, suara wheezing, ronchi, bagaimana irama dan frekuensi pemapasan. k. Payudara, Perlu dikaji bentuk payudara, puting susu menonjol atau tidak dan pengeluaran AST Genetalia, Ada oedema atau tidak, adakah pengeluaran lochea dan bagaimana warnanya m. Ektermitas, Simetris atau tidak, ada terdapat oedema atau tidak. 2, Diagnosa Keperawatan Yang Terkait Post SC Merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat, sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial (SDKI 2017). 1, Nyeri Akut b.d Agen Pencedera fisik (D.0077) 2. Gangguan Pola Tidur b.d Post Op Sectio Caesarea (D.0055) 3, Resiko Infeksi Dibuktikan Dengan Efek Prosedur Invasif (10.0142) 4, Resiko Ketidakseimbangan Cairan Dibuktikan Dengan Prosedur Pembedahan (D.0036) 3. Intervensi Keperawatan (SIKI-SLKI 2018) Gangguan Mobilitas Fisik b.d Nyeri Post SC (D.0054) Konstipasi b.d Kelemahan Otot Abdomen (D.0149) Menyusui Tidak Efektif b.d Anomalia Payudara Ibu (D.0029) Defisit Pengetahuan b.d Kurang Terpapar Informasi (D.0111) Dx Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Nyeri Akut b.d Agen Pencedera fisik (D.0077) Setelah dilakukan Tindakan keperawatan... diharapkan nyeri berkurang bahkan hilang dengan Kriteria Hasil : © Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk ‘mengurangi nyeri, meneari bantuan) ‘Observasi 1. Identifikasi karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, 2. Identifikasi Skala Nyeri 3. Identifikasi respon nyeri non verbal 4, Tdentifikasi factor yang memperberat dan memperingan rasa nyeri Melaporkan bahwa nyeri berkurang, Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 6 Tdentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan Monitor efek samping penggunaan analgetic Terapeutik 1) 2) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (misal TENS hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing kompres hangat/dingin, terapi bermain Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) Fasilitas istirahat dan tidur Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri Edukasi 1) 2 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri Jelaskan strategi meredakan nyeri 3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri 4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat 5) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi 1) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu Gangguan Pola Tidur bd Post Op Sectio Caesarea (D.0055) Setelah Dilakukan Tindakan Keperawatan....diharapkan Gangguan pola tidur Membaik dengan kriteria hasil: 1, Keluhan sulit tidur meningkat 2. Keluhan sering terjaga meningkat 3. Keluhan tidak puas tidur meningkat 4. Keluhan pola tidur berubah meningkat 5. Keluhan istrahat tidak cukup meningkat 6. Kemampuan beraktivitas menurun, ‘Observasi 1) Identifikasi pola aktifitas tidur 2) Identifikasi factor pengganggu tidur 3) Indentifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur 4) Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi Terapeutik 1) Modifikasi lingkuungan 2) Batasi waktu tidur siang, Jika perlu 3) Tetapkan jadwal tidur rutin 4) Lakukan prosedur untuk meningkatkas kenyamanan 5) Sesuaikan jadwal pemberian obat

You might also like