Professional Documents
Culture Documents
Review Jurnal Internasional PMSPK - Zihni Mufti - 012
Review Jurnal Internasional PMSPK - Zihni Mufti - 012
net/publication/301720297
CITATIONS READS
12 1,735
4 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Pushkraj Sawant on 20 May 2017.
The mortality of male calves was higher as farmers in the study area were taking milk from animals
compared to female calves as the male calves were given whose milk let down was adapted on their calves and in
poor attention and care after birth as compared to female eventual calf mortality use of dummy prevented them from
calves by the farmers. In fact, farmers considered male calves the complete loss of milk from their dairy animals.
as liability and thought them as useless in future as the
traditional practices of taking work from them has gone due CONCLUSION
to mechanization and modernization. Further, due to religious From the present study it can be concluded that
considerations Hindu Farmers considered it not appropriate farmers were not following scientific management practices
to sell the cattle calf grown by themselves to butchers or due to lack of knowledge and awareness. There is need to
middleman, in order to prevent attrition. Many a times, make the farmers of Varanasi district aware about importance
farmers used dummy by filling straw in the skin of calf in of scientific breeding and calf rearing management practices
order to get milk let down after calf mortality. Almost all the through extension education programme and make available
Volume 50 Issue 5 (2016) 803
necessary essential veterinary services and other input makeup, health and productivity and thereby improve their
facilities at their door step to improve their animals genetic socioeconomic condition and living standard.
REFERENCES
Basic Animal Husbandry and Fisheries Statistics (2013), Department of Animal Husbandry, Dairying and Fisheries, Ministry
of Agriculture, Government of India.
Ahirwar R R, Nanavati S and Nayak N K. (2011). Feeding and breeding management of buffaloes under rural and urban
areas of Indore district of M.P. Indian J. Field Vet. Vol. 6: 29-30.
Chowdhary N R, Patel J B and Bhakat M. (2006). An overview of feeding, breeding and housing practices of dairy animals
under milk co-operative system in Banaskantha district of North Gujarat region. Dairy Planner 5: 8–10.
Dhiman P C, Singh N and Yadav B L. (1990). A study on cattle and buffalo feeding and breeding practices in adopted and
non-adopted village of Hisar district. Indian journal of Animal Production and Management 6: 90–4.
Kumar U, Mehla R K, Chandra R and Roy B. (2006). Studies on managemental practices followed by the traditional
owners of Sahiwal cows in Punjab. Indian Journal of Dairy Science 58: 123–28.
Malik D S and Nagpaul P K. (1999). Studies on housing and feeding management practices of Murrah buffalo in its home-
tract of Haryana. Indian Journal of Production Management 15: 52–54.
Mathur P. (2001). Problems and prospects of improved cattle management in arid western plain zone of Rajasthan. Ph.D.
Thesis, MPUAT, Udaipur.
Modi R J and Patel N B. (2010). Breeding practices in dairy animals of rural area under milk shed of North Gujarat. Indian
J. Field Vet. 5 : 5-6.
Rao S V N, Kherde R L and Tyagi K C. (1992). Why delay in farmers adoption of dairy technologies. Indian Dairyman
44: 288.
Rathore R S, Singh R, Kachwaha R N and Kumar R. (2010). Existing management practices followed by the cattle keepers
in Churu district of Rajasthan. Indian Journal of Animal Sciences 80: 798–805.
Sabapara G P , Desai P M, Kharadi V B , Saiyed L H and Singh Rana Ranjeet. (2010). Housing and feeding management
practices of dairy animals in the tribal area of South Gujarat. Indian Journal of Animal Sciences 80: 1022–27.
Sheikh A S and Parmar D V. (2015). Kankrej cattle management practices followed in rearing at Northern part of Gujarat.
Life Sciences Leaflets. 60: 78-86.
Singh R P, Sinha S K and Pandev A K. (2008). Adoption of scientific dairy husbandry practices by khatal owners of Ranchi
City. Progressive Research. 3: 93-94.
Singh S K, Agarwal S B, Chandel, B S. (2012). Resource use efficiency in buffalo milk production in Varanasi district of
Uttar Pradesh India. J. Dairying, Foods & H. S. 31: 259 - 263, 2012
Sinha R R K , Dutt T, Singh R R, Bhusan B, Singh M And Kumar S. (2009). Feeding and housing management practices of
dairy animals in Uttar Pradesh. Indian Journal of Animal Sciences 79 : 829–833.
Sinha R R K , Dutt T, Singh R R, Bhusan B, Singh R ,Singh M and Kumar S. (2010). Comparative studies of calf rearing
and milking management practices in rural,semi-urban and urban areas of Bareilly district of Uttar Pradesh.
Indian Journal of Animal Sciences 80: 483–485.
Sohal T S. (1985). “Constraints on transfer of technologies” Transferable technologies for enhancing milk production.
Publication no. 217, NDRI, Karnal.
Tiwari R, Sharma M C and Singh B P. (2009). Animal feeding and management strategies in the commercial dairy farms
Indian Journal of Animal Sciences 79: 1183–1184.
Tripathi, V N. 1995. Proc. 2nd Annual Conference of Indian Association for the Advancement of Veterinary Research held
at the HAU, Hissar, January, 24-25.
Yadav R S, Yadav M S, Singh M P and Kashi Ram. (1990). Effect of provision of bedding and jacketing on growth
performance buffalo calves during winter season. Indian Journal of Animal Production and Management 6: 195.
Yadav C M, Bhimawat B S and Khan P M. (2009). Existing breeding and healthcare practices of cattle in tribals of
Dungarpur district of Rajasthan. Indian Res. J. Ext. Education 9: 36-38.
NAMA:MUHAMAD ZIHNI
NPM :200610220012
KELAS: PANGANDARAN
Judul : “Breeding and calf rearing management practices followed in Varanasi district of Uttar
Pradesh, India” (Praktik Manajemen Pembiakan Dan Pemeliharaan Anak Sapi Yang diikuti
Distrik Varansi ,Uttar Pradesh India)
Abstrak: Pada bagian abstrak ini Para penulis membahas tentang studi mengenai praktik pembiakan
dan pemeliharaan anak sapi perah di distrik Varanasi, Uttar Pradesh, India. Studi ini menemukan
bahwa sebagian besar responden mengandalkan pengamatan gejala estrus, seperti keluarnya lendir,
untuk mendeteksi birahi pada hewan mereka. Mereka menggunakan inseminasi buatan dan layanan
alami untuk pembiakan, dengan sebagian besar responden mengawinkan hewan mereka setelah 18
jam deteksi birahi. Dalam hal praktik pemeliharaan anak sapi, studi ini menemukan bahwa hanya
sebagian kecil responden yang memberikan perawatan yang tepat, seperti mengikat dan
membersihkan tali pusar, memberikan kolostrum dalam 2 jam setelah lahir, dan menyapih anak sapi
pada usia 3 bulan. Studi ini menyoroti perlunya peningkatan praktik pembiakan dan pemeliharaan
untuk meningkatkan produktivitas susu di wilayah tersebut.
Pendahuluan : Pendahuluan pada jurnal ini memberikan gambaran tentang studi yang dilakukan
mengenai praktik pembiakan dan pemeliharaan anak sapi perah di distrik Varanasi, Uttar Pradesh,
India . Studi ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai praktik-praktik yang saat ini
dilakukan oleh peternak sapi perah di distrik tersebut. Pendahuluan juga menekankan pentingnya
praktik pembiakan dan pemeliharaan yang tepat dalam meningkatkan kesehatan genetik dan
produktivitas hewan ternak, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kondisi sosial-ekonomi dan
standar hidup peternak .
Isi dari pendahuluan juga menyebutkan perlunya akses terhadap layanan kesehatan hewan yang
penting dan fasilitas input lainnya untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas hewan .
Pendahuluan juga mengutip laporan Statistik Dasar Peternakan dan Perikanan yang menyediakan data
statistik tentang peternakan dan perikanan di India . Pendahuluan juga mengacu pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan tentang praktik pemberian pakan dan pembiakan di berbagai wilayah
India, seperti penelitian tentang praktik pemberian pakan dan pembiakan sapi Sahiwal di Punjab dan
penelitian tentang praktik perkandangan dan pemberian pakan kerbau Murrah di wilayah asal mereka
di Haryana.
Metodologi : Pada bagian Metodologi dijelaskan bahwa penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data dari 250 peternak sapi perah di 5 blok yang berbeda di distrik Varanasi, Uttar
Pradesh, India . Responden dipilih secara acak dari setiap blok dan diwawancarai menggunakan
kuesioner yang telah dirancang sebelumnya dan telah diuji coba melalui observasi langsung ke setiap
peternak . Uji coba dan validasi kuesioner dilakukan dengan menggunakan kuesioner tersebut untuk
mengumpulkan informasi dari 25 responden, masing-masing 5 responden dari 5 kelompok peternak
yang berbeda .
Selama periode musim panas, yaitu bulan April hingga Juni, penelitian ini dilakukan di lima blok
yang berbeda, yaitu Sewapuri, Kashi Vidyapeeth, Arajiline, Rohaniya, dan Chiraigoan . Dari setiap
blok, lima desa dipilih secara acak yang didistribusikan secara merata di blok tersebut. Dari setiap
desa yang dipilih, 10 peternak sapi perah yang memiliki setidaknya satu ekor sapi perah dipilih secara
acak . Totalnya, 250 peternak sapi perah dipilih untuk survei dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel secara acak .
Pembahasan : Pembahasan jurnal ini menyoroti temuan-temuan dari penelitian mengenai praktik
pembiakan dan pemeliharaan anak sapi perah di distrik Varanasi, India . Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas peternak hanya mengandalkan pengamatan gejala estrus untuk
mendeteksi birahi pada hewan mereka. Mereka menggunakan inseminasi buatan dan layanan alami
untuk pembiakan, dengan sebagian besar peternak mengawinkan hewan mereka setelah 18 jam
deteksi birahi. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam menentukan waktu yang tepat untuk
inseminasi atau perkawinan, yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pembiakan .
Dalam hal praktik pemeliharaan anak sapi, penelitian ini menemukan bahwa hanya sebagian kecil
peternak yang memberikan perawatan yang tepat. Misalnya, hanya sebagian kecil peternak yang
mengikat dan membersihkan tali pusar, memberikan kolostrum dalam 2 jam setelah lahir, dan
menyapih anak sapi pada usia 3 bulan . Hal ini menunjukkan bahwa masih ada kekurangan dalam
praktik pemeliharaan anak sapi perah di distrik Varanasi.
Pentingnya praktik pembiakan dan pemeliharaan yang tepat dalam meningkatkan produktivitas susu
juga ditekankan dalam pembahasan ini. Praktik pembiakan yang efisien, seperti deteksi birahi yang
akurat, penggunaan pejantan yang subur atau inseminasi buatan pada waktu yang tepat, dan adopsi
diagnosis kebuntingan oleh dokter hewan, dapat membantu meningkatkan produktivitas hewan .
Selain itu, praktik pemeliharaan yang baik, seperti perawatan tali pusar, pemberian kolostrum, dan
penyapihan anak sapi pada usia yang tepat, juga penting untuk memastikan pertumbuhan dan
kesehatan yang optimal pada anak sapi .
Dalam konteks ini, peningkatan praktik pembiakan dan pemeliharaan anak sapi perah di distrik
Varanasi sangat diperlukan. Peningkatan kesadaran peternak tentang pentingnya praktik yang tepat,
serta akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan hewan dan fasilitas input lainnya, seperti
vaksinasi dan pakan yang berkualitas, dapat membantu meningkatkan praktik pembiakan dan
pemeliharaan yang optimal .
Pelatihan dan penyuluhan yang lebih intensif juga dapat membantu peternak memahami pentingnya
metode deteksi birahi yang akurat, pemilihan pejantan yang subur, dan praktik pemeliharaan yang
baik untuk anak sapi . Selain itu, perlu adanya kerjasama antara peternak, pemerintah, dan lembaga
terkait untuk menyediakan akses yang lebih baik terhadap sumber daya dan informasi yang diperlukan
untuk meningkatkan praktik pembiakan dan pemeliharaan anak sapi perah .
Dengan meningkatkan praktik pembiakan dan pemeliharaan anak sapi perah, diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas susu dan kesejahteraan peternak di distrik Varanasi . Selain itu,
peningkatan praktik ini juga dapat berkontribusi pada peningkatan ekonomi peternak dan peningkatan
kualitas hidup mereka .