Professional Documents
Culture Documents
Laporan Kelompok Kecil RT 10
Laporan Kelompok Kecil RT 10
Laporan Kelompok Kecil RT 10
PEMBIMBING LAPANGAN :
DISUSUN OLEH :
NADIANINGSIH ( PO71242210040 )
NURHASANAH ( PO71242210055 )
TIFFANY ( PO71242210053 )
PROFESI BIDAN
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kelompok Mata Kuliah Praktik Asuhan Kebidanan Berbasis Komunitas Dalam
Februari 2022
Mengesahkan,
Pembimbing Akademik
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kelompok praktik mata kuliah Asuhan
Kebidanan Berbasis Komunitas Dalam Kontek Continuity Of Care yang berjudul "Laporan Kegiatan
Asuhan Kebidanan Berbasis Komunitas Continuity Of Care Di RT.10 Kelurahan Penyengat Rendah
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi". Sholawat dan salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan
kami Nabi Muhammad SAW. Adapun penyusunan laporan ini diajukan untuk melengkapi tugas praktik
asuhan kebidanan Berbasis Komunitas Dalam Kontek Continuity of Care
Dalam penyusunan laporan kelompok ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan akan
tetapi atas bimbingan serta arahan dari para pembimbing dan dukungan dari berbagai pihak sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kelompok ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Rusmimpong, S.Pd, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi.
2. Ibu Suryani, S.Pd, MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi.
3. Ibu Lia Artika Sari, M.Keb selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jambi.
4. Ibu Enny Susilawati, M.Keb selaku Koordinator mata kuliah Asuhan Kebidanan Berbasis Komunitas
Dalam Kontek Continuity Of Care dan Pembimbing Akademik.
5. Abdul Aris Ramadhani, S.STP, ME selaku Lurah Di Kelurahan Penyengat Rendah Kota Jambi.
7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Prodi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes jambi
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan Asuhan
Kebidanan Berbasis Komunitas Continuity of Care ini dapat berguna bagi semua pihak.
Jambi,
Februari 2022
3
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 4
C. Tujuan............................................................................................................. 4
D. Manfaat........................................................................................................... 5
E. Ruang Lingkup................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Asuhan Kebidanan Komunitas....................................................................... 7
1. Pengertian, tujuan, sasaran kebidanan komunitas..................................... 7
2. Kebidanan komunitas PRA....................................................................... 8
B. Perawatan Kesehatan Masyarakat................................................................... 15
1. Pengertian PHC........................................................................................... 15
2. Konsep teori perilaku.................................................................................. 15
3. PSM/PKMD................................................................................................ 15
4. Lingkungan dan rumah sakit....................................................................... 16
C. Asuhan Kebidanan.......................................................................................... 20
1. Antenatal care............................................................................................. 20
2. Pertolongan persalinan................................................................................ 32
3. Neonatus, bayi, balita, dan anak pra sekolah.............................................. 50
4. Pelayanan masa nifas.................................................................................. 61
5. Program Keluarga Berencana..................................................................... 67
4
BAB III HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB IV PEMBAHASAN
A. Derajat Kesehatan............................................................................................. 91
B. Lingkungan Kesehatan..................................................................................... 93
C. Perilaku Kesehatan........................................................................................... 93
D. Upaya Kesehatan.............................................................................................. 96
E. Pemberdayaan Perempuan................................................................................ 97
DAFTAR PUSTAKA
5
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia perkembangan kebidanan tidak begitu pesat, hal ini dapat dilihat dari
dimulainya pelayanan kebidanan pada tahun 1853 sampai saat ini perkembangan relavanan belum
dapat mencapai tingkat yang professional. Pelayanan kebidanan yang diberikan lebih banyak
diujukan pada kesehatan ibu dan anak, baik kesehatan fisik maupun psikologis ibu dan anak ini
berada didalam suatu keluarga yang ada didalam pada suatu masyarakat. Bidan sebagai pelaksana
utama yang memberikan pelayanan kebidanan. Diharapkan mampu memberikan pelayanan yang
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat Bidan juga tinggal didalam suatu masyarakat di komunitas
tertentu oleh karena itu dalam memberikan pelayanan tidak hanya memandang ibu dan anak sebagai
individu tetapi juga mempertimhangkan factor lingkungan dimana ibu tinggal. Lingkungan ini dapat
berupa social. politik, dan keadaan ekonomi. Disini terlihat jelas bahwa kebidanan komunitas sangat
diperlukan, agar bidan dapat mengenal kehidupan social dari ibu dan anak yang dapat menpengaruhi
Kelahiran dan kehamilan merupakan suatu hal fisiologis, namun jika tidak dikelola dengan
baik akan menjadi patologis (Miratu dkk, 2015). Continuity of care dalam kcbidanan merupakan
serangkaian kegiatan pelayanan berkesinambungan mulai dari kebamilan persalinan, nifas, bayi baru
Perempuan merupakan makhluk yang diciptakan dengan berbagai kelebihan pctga banyak
topik yang diangkat dengan latar belakang perempuan. Kelebihanan perempuan tecakup dalam peran
yang dilalkukannya di kehidupan sehari-hari akan terjadi beberapa masalah yang timbul akibat petan
ahli yang kan teon-teori sosial mengenai sisi perempuan seperti feminisme (gender) dengan beberapa
pembangunan bangsa ini. Pahlawan yang membela Indonesia pada masa kolonialisme dan
imperialisme tidak hanya terlahir dari kaum lakilaki saja. Peran perempuan sebagai pahlawan
pembela tanah air pun tidak dapat dipungkiri lagi kebenarannya. Hal tersebut membuat banyak ahli
sosial mengadopsi teori-teori perubahan sosial dari abad ke-18 yang menyatakan bahwa perempuan
dapat menjadi aktor pembawa kelangsungan pembangunan bangsa. Tenaga wanita cakap dan wanita
ideal dibutuhkan secara mutlak di era pembangunan, yaitu wanita yang dapat menjalankan peranan
Perempuan saat ini memiliki peran yang cukup beragam, mulai pendidik sampai karir. Tidak
dapat dipungkiri, saat ini perempuan banyak yang berperan sebagai laki-laki yang memberikan
nafkah keluarga. Dunia kerja yang selama ini selalu dianggap milik laki-laki sebagai dunia publik
mulai mendapat "penghuni" baru yang namanya perempuan yang selama ini selalu diasumsikan
"menghuni" dunia domestik, dunia "rumahan" (Astuti 2011:114). Pendapatan pas-pasan yang
dihasilkan oleh kepala keluarga (suami), mendorong para perempuan untuk berperan aktif dalam
membantu pendapatan ekonomi keluarga. Persoalan yang dihadapi perempuan dari golongan
berpenghasilan rendah pada khususnya, timbul karena ada kaitannya dengan status sebagai
perhatian dalam rangka meningkatkan partisipasi perempuan melalui proses pembangunan sosial
Menutut Elizabeth 2007 dalam jurnal Adil dan Goso dengan judul “Peran Perempuan Kepala
terhadap ketidak berdayaan mereka agar mampu menolong diri sendiri, mandiri, serta
kata 'power' (kekuasaan atau keberdayaan). Ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep
khususnya kelompok. memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya persepsi
negara yang menyeluruh untuk membangun tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta mewujudkan kemajuan di segala bidang. Kondisi geografis dan kemiskinan menjadi
persoalan tersendiri bagi perempuan untuk dapat mengakses berbagai kebutuhan mereka, terlebih
untuk berpartisipasi dalam kegiatan- kegiatan publik. Khususnya perempuan lebih terfokus pada
Kelurahan Penyengat Rendah merupakan salah satu dari bagian dari Kecamatan Telanaipura,
yang dikepalai oleh Lurah dan dibantu sekretaris Lurah. Kelurahan Penyengat Rendah terdiri dari 22
RT, dan merupakan kelurahan yang ditunjuk Sebagai Kelurahan Bersinar (Bersih dari Narkoba) oleh
Walikota Jambi serta menjadi Kampung KB oleh BKKBN Propinsi Jambi. Masyarakatnya
didominasi oleh penduduk Jambi Asli dan beberapa penduduk pendatang. Fasilitas kesehatan yang
ada yaitu 1 buah Puskesmas Pembantu, 5 Posyandu dan kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR)
serta 1 Posyandu Remaja. Dari sisi pemberdayaan perempuan, berdasarkan survei tahun 2018 hingga
2020 masih ada beberapa aspek yang kurang yaitu aspek kesejahteraan dan aspek partisipasi.
1
masyarakat, diketuai oleh seorang ketua RT dan dibantu oleh sekretaris RT. Kegiatan pemberdayaan
B. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan dalam laporan ini adalah masih
rendahnya pemberdayaan perempuan dan perlu dilakukan Asuhan kebidanan berbasis komunitas
C. Tuiuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan Pemberdayaan Perempuan dan asuhan kebidanan berbasis komunitas dalam
2. Tujuan Khusus
b. Kelurahan Penyengat Rendah Mampu melakukan Analisis data pada keluarga binaan di
RT.10 Kelurahan
kebidanan
Penyengat Rendah.
f. Kelurahan Penyengat Rendah Mampu memberikan evaluasi dan tindak lanjut dari asuhan
yang telah dilakukan pada keluarga binaan di RT.10 Kelurahan Penyengat Rendah.
1
D. Manfaat
Sebagai bahan masukan untuk menghasilkan lulusasn bidan yang professional dan
mandiri serta sebagai penambahan bahan kepustakaan yang dapat dijadikan studi banding
Dapat meningkatkan pola pikir ilmiah dalam memberikan asuhan kebidanan berbasis
komunitas dalam konteks continuity of care dan sebagai bahan masukan atau informasi untuk
peneliti agar mampu mengaplikasikan seluruh teori ilmu yang telah didapat selama perkuliahan
E. Ruang Lingkup
Kegiatan praktik asuhan kebidanan berbasis komunitas dalam konteks continuity of care
minggu praktik. Tahapan yang dilakukan meliputi pendataan, analisis data, prioritas masalah,
penyusunan perencanaan kegiatan (POA) dan pelaksanaan asuhan Penilaian aspek pemberdayaan
meliputi aspek kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi dan kontrol. Intervensi yang
dilakukan adalah dengan intervensi keluarga binaan serta intervensi kelompok masyarakat dengan
menekankan pada kegiatan aspek kesejahteraan dengan mengajarkan ibu ibu di RT 10 tentang
tekhnik membuat berbagai bentuk kerajian dari 3 bahan yaitu ketas koran, lem yang terbuat dari
1
tepung sagu dan lem fox. Kelompok Juga bekerjasama dengan LSM Koalisi Perempuan Indonesia
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Pengertian
Definisi bidan menurut International Contederation 0f Midwives (1CM) yang dianut dan
diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation
dalam pertemuan Internasional (Kongres ICM). Definisi terakhir disusun melalui konggres
ICM ke 27. pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut: Bidan
adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya,
telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan
atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan. (Hirfa, 2017).
Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama
masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, mnemimpin persalinan atas tanggung jawab
sendiri dan memberikan asuhan kenada bavi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya
pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan2 anak, dan akses
bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya
kepada perempuan. tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup
1
pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan
perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Bidan dapat praktik
diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit
secara partisipatit, Maka dari itu, metode PRA adalah cara yang digunakan dalam melakukan
tertentu dengan melibatkan partispasi masyarakat. PRA dikembangkan oleh Robert Chambers,
b. Prinsip-Prinsip Pra
terabaikan agar memperoleh kesempatan untuk memiliki peran dan mendapat man faat dalam
kegiatan program pembangunan. Keberpilhakan ini lebih pada upaya untuk mencapai
kemampuan itu ditingkatkan dalam proses pengkajan keadaan, pengambilan keputusan dan
penentuan kebijakan, sampai pada pemberian penilaian dan koreksi kepada kegiatan yang
berlangsung
1
3. Prinsip masyarakat sebagai pelaku dan orang luar sebagai lasilitator. Menempatkan masyarakat
sebagai pusat dari kegiatan pembangunan. Urang luar juga harus menyadarn peranannya
sebagar fasilitator.
4. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan. Salah satu prinsip dasarnya adalah pengakuan
5. Prinsip infomal. Kegiatan PRA diselenggarakan dalam suasana yang bersifat luwes, terbuka, idak
memaksa dan iniomal. Situasi ini akan menimbalkan hubungan akrab, karena orng luar akan
berproses masuk sebaya angyota masyarakat, bukan sehagar unu asing yangg oleh masyarakat
6. Prinsip riangulasi. Prinsip ini lebih berhubungan dengan peroleh. Adakalanya informasi yang
dikemukakan oleh individu sudah kemungkinan tidak dibenarkan menurut kelompok. Ada
kemungkin Juga infomasi yang diberikan kelompok tidak cocok dengan realitas Oleh sebab itu
prinsip triangulasi merupakan tindakan untuk mengali sumber infomasi. Dalam masyarakat
nelayan misalnya kalau Juraga mengemukakan informasi maka tingkat subycktivitasnya Juga
tinggi mana kala berkenaan dengan kepentingan para juragan itu. DemiKian Juga dengan
kelompok yang lain. Karena sumber informasi tu banyak maka kebenaran inlormasi itu perlu
7. Prinsip mengoptimalkan hastl, Prinsip mengoptimalkan atau memperolen hasil infomasi yang
tepat guna menurut metode PRA adalah – Lebih baik kita tidak talhu apa yang tidak perlu kita
ketahui" (ketahui secukupnya saja), - Lebih baik kita "tidak tahu apakah informasi itu bisa disebut
benar seratus persen, tetap diperkirakan bahwa informasi itu cenderung mendekati kebenaran"
8. Prinsip orientasi praktis. Artinya bahwa program program yang dikembangkan dengan metode
PRA ini lebih berorientasi pada pemecahan masalah secara praktis. Misalnya saja apa yang
menjadi masalah kesehatan ibu dan anak di desa, potensi (kemampuan manusia atau kelompok
untuk mengerakkan perubahan) apa yang dimiliki, tersedianya potensi pendukung lain atau tidak,
yang kemungkinan berada pada kelompok lain atau daerah lain, ada tidaknya sumber yang
9. Keberlanjutan: Dalam kehidupan masyarakat masalah akan berkembang terus, artinya selama
manusia itu ada maka masalah tidak pernah akan clesas 0leh karenanya program yang dirancang
oleh masyarakat untuk cmecahkan penoalan mercka adalah berkesanambungan dan kemungkinan
10. Belajar dari kesnlahan, Dalam PRA kesalahan itu wajar manusiawi, oleh sebab itu perencanaan
program jangan terlalu sulit sehingga masyaralkat tdnk mampu memenuhinya. Dalam menyusun
kegiatan bukan Juga nat yung bersilat coba coba akan tetapi telah mempertimbangkan banyak hal
11. Terbuka: Dalam PRA Sangat memungkinkan ketidak sempurnaan oleh sebab itu keterbukaan atas
tangEpan orang lain terhadap kegiatan PRA ini sangat positil sebab disadari bahwa di setiap
C. Struktur Program
Karena tujuan penerapan metode PRA adalah pengembangan program bersama masyarakat,
penerapannya perlu Senantiasa mengacu pada siklus pengembangan program. Gambaran umum siklus
1. Pengenalan masalah/kebutuhan dan potensi, dengan maksud untuk menggali informasi tentang
2. Penumusan mnasalah dan penetapan prioritas guna memperolen rumusa atas dasar masalah dan
potensi setempat.
4. Pemilihan altermatif pemecahan yang paling tepat sesual dengan KCanpuan masyarakat dan
5. Perecanaan penerapan gagasan dengan pemecahan masalan teseout Secara konkrit agar
6. Perencanaan kegiatan guna mendapatkan masu penyempurmaannya di tingkat yang lebih besar dan
D. Permasalahan PRA
Oleb karenanya beberapa saian yang umbul akibat merebakny penggunaan metode PRA adalah:
1. Permintaan melampaur Kemalnpun akibaat metode ini dilatihkan dalam forum yang formal tanpa
2. Kehilangan tujuan dan kedangkalan hasil akibat penerapan yang serampangan di lapangan tanpa
3. Kembali menyuluh akibat petugas tidak siap untuk memfasilitasi partisipasi masyarakat.
4. Menjadi penganut fanatik karena tidak munculnya improvisasi dan variasi petugas untuk menggali
pengembangan masyarakat.
6. Terpatok waktu akibat program yang berorientasi pada target (teknis, administratil).
1
7. Kerutinan yang dapat membuat kegiatan tidak hidup lagt sehingga terjebak dalam pekerjaan yang
6. Penetaan, dll
Kesadaran mengenai peran perempuan mulai berkembang yang diwujudkan dalam pendekatan
program perempuan dalam pembangunan. Hal ini didasarkan pada satu pemikiran mengenai perlunya
kemandirian bagi kaum perempuan, supaya pembangunan dapat dirasakan oleh semua pihak. Karena
perempuan merupakan sumber daya manusia yang sangat berharga sehingga posisinya di ikut sertakan
dalam pembangunan.
Tujuan dari pendekatan ini adalah menekankan pada sisi produktivitas tenaga kerja perempuan,
perempuan dewasa. Untuk meningkatkan akses perempuan agar supaya bisa meningkatkan
seperti melalui kegiatan-kegiatan keterampilan yang diantaranya menjahit, menyulam, bordir dan lain
sebagainya.
meningkatkan potensi diri agar lebih mampu mandiri dan berkarya. Pemberdayaan dapat dilakukan
1
melalui pembinaan dan mengasah keterampialan perempuan khususnya dalam penelitian ini yaitu
rendahnya pendidikan, keterampilan, sedikitnya kesempatan kerja, dan juga hambatan ideologis
perempuan yang terkait rumah tangga. Selain itu perempuan juga dihadapkan pada kendala tertentu
yang dikenal dengan istilah "tripple burden of women", yaitu perempuan harus melakukan produksi
dan fungsi sosial secara bersamaan di masyarakat. Hal tersebut menyebabkan kesempatan perempuan
sebagai partisipasi aktif (objek) ex tidak sekedar menjadi objek pembagunan seperti yang terjadi.
tawar-menawar dan keterlibatan dalam setiap pembangunan baik sebagai perencana, pelaksana,
c. Meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam mengelola usa skala rumah tangga, industri
kecil maupun industri besar un menunjang peningkatan kebutuhan rumah tangga, maupun un
d. Meningkatkan peran dan fungsi organisasi perempuan di tingkat lo sebagai wadah pemberdayaan
kaum perempuan agar dapat terl secara aktif dalam program pembangunan pada wilayah tem
tinggalnya.
1
meningkatkan kemampuan dalam mengelola us khususnya dalam hal ini adalah usaha home
industry. Ada lima yang penting yang perlu diperhatikan dalam upaya pengembangan kemamp
a. Membantu dan mendorong kaum perempuan untuk membangun mengembangkan pengetahuan serta
c. Memberikan pemahaman terhadap regulasi dan peraturan pemasaran terkait dengan legalitas dunia
usaha.
d. Mendorong dan membantu kaum perempuan untuk mampu menggunakan teknologi informasi dan
e. Membuat Usaha Mikro (Jaringan Usaha Mikro Perempuan atau Forum (Pelatihan Usaha). Terkait
dengan pemberdayaan perempuan dalam home industry, hal yang perlu dilakukan adalah penciptaan
3. Tindakan perlindungan terhadap potensi sebagai bukti keberpihakan untuk mencegah dan
membatasi persaingan yang tidak seimbang dan cenderung eksploitasi terhadap yang lemah oleh
yang kuat.
1
1. Pengertian PHC
Primary Health Care (PHC) diperkenalkan oleh WHO dengan tujuan untuk meningkatkan
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Di Indonesia PHC memiliki
tiga strategi utama, yaitu kerjasama multisektoral, partisipasi masyarakat dan penerapan teknologi
yang sesuai dengan kebutuhan dan pelaksanaan dimasyarakat. Primary Health Care (PHC) adalah
pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan
sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat
melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat
dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Dewi &
Wawan, 2016). Perilaku kesehatan adalah semua aktifitas atau kegiatan seseorang baik yang
diamati (opservable) maupun tidak dapat diamati (unobservable) yang berkaitan dengan
3. PSM/PKMD
PSM Adalah proses dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta:
c. Menjadi pelaku perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakkan kesehatan masyarakat
PKMD adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar otong royong
dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi
kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang erkaitan agar mampu mencapai
a. Konsep keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain (Setiadi, 2018).
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain
(Harmoko, 2018).
b. Kesehatan lingkungan
lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia
c. Rumah sakit
1) Pengertian
Rumah sakit adalah suatu organisasi kompleks yang menggunakan Perpaduan peralatan
ilmiah yang rumit dan khusus, yang difungsikan oleh kelompok tenaga terlatih dan
Pengertian Rumah sakit menurut WHO (1957) diberikan batasan yaitu "suatu bagian yang
menyeluruh lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitative dimana output
1
layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan rumah sakit juga merupakan
upaya dalam menyelanggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk
pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian." (Hand Book of Instutionl Parmacy Pratice).
sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan serta berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang di laksanakan secara serasi dan
terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan".
Fungsi Penelitian :
Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal (Observasi)
Rumah sakit tipe-A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran
spesialis dan subspesialis luas. Oleh pemerintah, RS tipe-A ini telah ditetapkan sebagai tempat
Rumah sakit tipe-B adalah RS yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas
c) Rumah Sakit Tipe-C Rumah Sakit Tipe-C adalah RS yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas. Pada saat ini ada empat macam pelayanan spesialis yang
disediakan yaitu pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak serta
Rumah sakit tipe-D adalah RS yang bersifat transisi karena pada suatu saat akan
ditingkatkan menjadi RS tipe-C. Pada saat ini kemampuan RS tipe-D hanyalah memberikan
Rumah sakit tipe-E adalah RS khusus (special hospital) yang menyelenggarakan hanya
satu macam pelayanan kedokteran saja (Azwar, 1996). Jenjang-jenjang rumah sakit ini serta
berbagai sarana pelayanan kedokteran lainnya saling berhungan dalam satu sistem rujukan,
disamping tipe-tipe rumah sakit di atas kepemilikan bentuk rumah sakitpun berbeda,
diantaranya:
1
- Perjan
Perjan atau perusahaan jawatan adalah bentuk pemilikan jenis lain dari perusahaan negara,
disamping dari pendapatannya sendiri perjan yang disubsidi oleh pemerintah. Adapun ciri-ciri
- Yayasan
Yayasan adalah suatu lembaga yang didirikan oleh masyarakat untuk tujuan yang sosial
(Sukimo, 2004).
- Pada masa mendatang bukan tidak mungkin rumah sakit akan berbentuk sebuah PT, karena
dengan adanya pergeseran fungsi rumah. sakit dari sosial menjadi ekonomi (Laksono,
2005) PT atau perseroan terbatas adalah suatu kumpulan orang-orang yang diberi hak dan
diakui oleh hukum untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Modal PT terdiri dari saham-
C. Asuhan Kebidanan
1. Kehamilan
a. Pengertian
migrasi, spermatozoa dan ovum. Konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantassi) pada
1
uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterem
(Manuaba, 2010:75).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahimya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008:89). Kehamilan adalah periode kehamilan yang
dhitung sejak hari pertama haid teakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang
Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan kehamilan merupakan hasil konsepsi yang
dimulai dari hari pertama haid terakhir hingga terjadinya persalinan. Kehamilan terdiri dari
3 trimester yaitu kehamilan trimester I (dimulai dari 0-12 minggu ), kehamilan trimester II
(dimulai dari 13-24 minggu) dan kehamlan trimester III (dimulai dari 28-40 minggu). Maka
sesuai apa yang akan diteliti, penulis membatasi hanya menjelaskan pada trimester III yaitu
Menurut Fraser (2009:184) perubahan fisik dalam kehamilan trimester III yaitu pada
usia kehamilan 30 minggu, fundus dapat dipalpasi dibagian tengah antara umbilikus dan
sifisternum. Pada usia kehamilan 38 minggu, uterus sejajar dengan sifisternum, bayi mulai
masuk/turun kedalam panggul. Payudara penuh dan merasakan nyeri 7 tekan. Serta
keinginan untuk BAK meningkat dari sebelumnya, ibu mungkin menjadi sulit tidur.
trimester III yaitu pada trimester tiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayinya sebagai makhluk
yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran bayi. Ada perasaan was-was
mengingat bayi dapat lahir kapanpun, membuatnya berjaga-jaga dan memperhatikan serta
1) Nutrisi
Dalam masa kehamilan, kebutuhan zat-zat meningkat. Hal ini diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu dan persediaan
laktasi baik untuk ibu maupun janin. Selama kehamilan terjadi peningkatan kalori sekitar
Penambahan kalori ini dihitung melalui protein, lemak, yang ada pada janin, lemak pada
2) Higiene Personal Mandi di perlukan untuk menjaga kebersihan atau higiene terutama.
perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah (Yulaikhah, 2009:49).
3) Pakaian
Pakaian yang dikenakan harus longgar, bersih, dan ada ikatan yang ketat pada
daerah perut. Selain itu wanita dianjurkan mengenakan Bra yang menyokong payudara dan
sepatu dengan hak yang tidak terlalu tinggi karena titik berat wanita hamil berubah.
Dianjurkan pula memeakai pakaian dari bahan katun yang dapat menyerap keringat.
pakaian dalam harus kering dan harus sering diganti (Yulaikhah, 2009:53).
1
4) Eliminasi
Wanita dianjurkan untuk defekasi teratur dengan mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung serat seperti sayuran. Selain itu perawatan perinium dan vagina dilakukan
setelah BAK/BAB dengan cara membersihkan dari depan kebelakang (Yulaikhah, 2010:53).
b)Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambilan keputusan jika terjadi suatu
d) Surat-surat fasilitas kesehatan. (Misalnya AKSES, jaminan kesehatan dari tempat kerja,
Pantau gerakan janin dalam 24 jam minimal 10 kali. Gerakan ini dirasakan oleh ibu sendiri
7) Senam Hamil
Senam hamil bukan merupakan keharusan. Namun, dengan melakukan senam hamil
akan banyak memberikan manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan antara lain
dapat melatih pernapasan dan relaksasi, menguatkan otot-otot panggul dan perut, serta
melatih cara mengejan yang benar (Salmah;et al, 2006:117). Senam hamil bertujuan
mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanaatkan untuk berfungsi secara
1) Pengertian
Asuhan antenatal care merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak konfirmasi
konsepsi hingga awal persalinan (Fraser, 2009:246) Menurut Saifuddin (2010:278) ada 6 alasan
b) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya
mengevaluasi dampak fisik, psikologis, dan sosiologi kehamilan terhadap ibu dan keluarganya dan
melakukan pendekatan holistic dalammemberikan asuhan kepada ibu yang dapat memenuhi
3) Kunjungan Antenatal
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta
intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam
h) Tatalaksana kasus
i) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
4) Pemeriksaan Antenatal
Menurut Saifuddin (2009: 279-280) didalam pemeriksaan antenatal, dilakukan. pencatatan data klien
a) Anamnesa
(a) Nama
(b) Usia
(c) Alamat
b) Cara persalinan
(a) Penyakit yang pernah diderita (b) DM, HDK, dan Infeksi saluran kemih
b) Pemeriksaan fisik
(b) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu dan berat badan
(a) Inspeksi Tinggi fundus uteri (TFU), keadaan dinding abdomen dan gerak janin yang tampak
(c) Perkusi
(d) Auskultasi: Bising usus, denyut jantung janin, gerak janin intrauterine dan hal lain yang
terdengar
1
(b) Ultrasonografi
Tahap persiapan pemeriksaan Leopold menurut Manuaba (2010:117) adalah sebagai berikut
(b) Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat diatas kepala atau membujur disamping
badan
(e) Pemeriksa menghadap kemuka penderita saat melakukan pemeriksaan leopold I sampai
(a) Leopold I
Tujuan: Untuk menentukan umur kehamilan serta bagian tubuh apa sajayang terdapat
(1) Kedua tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga
(2) Bagian apa yang terletak difundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala bulat
keras dan melenting pada goyangan; pada letak kepala akan teraba bokong pada
1
fundus; tidak keras tak melenting, dan tidak bulat; pada letak lintang, fundus uteri
(b) Leopold II
Tujuan: Untuk menentukan dimana punggung anak dan dimana letak bagian-bagian
(1) Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menetapkan
(2) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang
Tujuan: Untuk mengetahui apa yang ada pada bagian bawah dan bagian bawah sudah
masuk PAP (Pintu Atas Panggul) atau belum. Cara pelaksanaannya adalah sebagai
berikut :
(2) Kepala akan teraba bulat dank eras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak
(d) Leovold IV
Tujuan: Untuk menentukan bagian bawah dalam rahim dan seberapa masuknya
(1) Pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksaan menghadap kearah kaki ibu untuk
(2) Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka
d) Pemeriksaan ultrasonografi
f) Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester ketiga
g) Rencana pengobatan
h) Nasehat tentang tanda inpartu, kemana harus dating untuk melahirkan (Manuaba, 2010:114).
Dengan memperhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal, maka jadwal pemeriksaan adalah :
b) Pemeriksaan ulang:
(3) Setiap 1 minggu sejak usia kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan
a) Varises
1
Varises dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena panggul
saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan pada vena kava inferior saat ia
berbaring.
b) Konstipasi
Konstipasi dialami pada trimester kedua atau ketiga akibat penurunan peristaltik yang
disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesteron.
Nyeri ulu hati ketidaknyamanan yang mulai timbul menjelang akhir trimester kedua dan
bertahan hingga trimester ketiga. Penyebab terjadi nyeri ulu hati yaitu:
(1) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan peningkatan
jumlah progesterone
(2) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus yang
(3) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan penekanan oleh
Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area lumbosakral
e) Kesemutan
Perubahan pada pusat gravitasi akibat uterus yang membesar dan bertambah berat dapat
menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh ke belakang dan
kepalanya antefleksi sebagai upaya menyeimbangkan berat bagian depannya dan lengkung
punggungnya.
1
f) Sering berkemih
Frekuensi berkemih pada trimester ketiga paling sering dialami oleh wanita primigravida
setelah lightening terjadi (tekanan langsung pada kandung kemih). g) Insomnia :Insomnia
disebakan oleh kekhawatiran, kecemasan, terlalu gembira menyambut suatu acara untuk
keesokan hari, dan tambahan alasan fisik sebagai penyebab insomnia yaitu ketidaknyamanan
akibat uterus yang membesar, ketidaknyamanan lain selama kehamilan dan pergerakan janin.
g) Dispnea
Faktor-faktor psikologis dapat menyebabkan dispreunia karena pemahaman yang salah dan
khawatiran akan menyakiti jabang bayi meskipun kekhawatiran ini tidak beralasan kecuali
Kram kaki diperkirakan dikarenakan oleh gangguan asupan kalsium atau asupan kalsium yang
tidak adekuat atau ketidakseimbangan rasio kalsium dan fosfor dalam tubuh, dan salah satu
dugaan lainnya adalah bahwa uterus yang membesar member tekanan baik pada pembuluh darh
j) Edema dimata kaki Edema Dependen pada kaki timbul akibat gangguan srkulasi vena dan
3) Bengkak kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala sampai kejang
8) Demam tinggi
2. Persalinan
a. Pengertian
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai penyulit (JNPK, 2013:37). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh
ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan
progresif pada serviks, dan diakhiri dengan plasenta (Varney, 2008:672). Berdasarkan defenisi
diatas dapat disimpulkan persalinan adalah proses pengeluaran janin, yang cukup bulan dan
b. Tanda-Tanda Persalinan
Menurut Fraser (2009:672-674) ada beberapa tanda dan gejala menjelang persalinan yaitu :
1) Lightening
Lightening yang mulai dirasakan kira-kira dua minggu sebelum persalinan adalah
2) Perubahan serviks
1
Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi Braxton hicks.
3) Persalinan palsu Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan. Apabila terjadi
sebelum awitan persalinan, kondisi tersebut disebut ketuban pecah dini (KPD).
5) Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya, dalam 24 hingga 48
jam. Akan tetapi, blood show bukan merupakan tanda persalinan yang bermakna jika
pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya karena rebas lendir yang
bercampur darah selama waktu tersebut mungkin akibat trauma kecil terhadap atau
6) Lonjakan energi Banyak wanita mengalami lonjakan energi kurang lebih 24 sampai 48
jam sebelum awitan persalinan. Terjadinya lonjakan energy ini belum dapat dijelaskan
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna, mual, dan
muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan gejala menjelang persalinan walaupun belum
c. Mekanisme Persalinan
dilakukan janin untuk menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Gerakan tersebut sebagai
berikut :
1) Engagement terjadi ketika diameter biparetal kepala janin telah melalui pintu atas
panggul
bokong) dan, pada kala dua, dorongan yang dapat dilakukan ibu karena kontraksi otot-
otot abdomennya
3) Fleksi merupakan hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut.
anterior. Dengan demikian, kepala dilahirkan dengan ekstensi, seperti oksiput, sutura
sagital, fontanel anterior, alis, orbit, hidung, mulut, dan dagu secara berurutan muncul
dari perineum
6) Restistusi adalah rotasi kepala 45 derajat baik kearah kanan maupun kiri, bergantung
7) Rotasi eksternal terjadi pada saat bahu berotasi 45 derajat, menyebabkan diameter
8) Pelahiran bahu dan badan dengan fleksi lateral melalui sumbu carus. Sumbu carus adalah
ujung keluar paling bawah pada lengkung pelvis. Janin dan plasenta harus mengikuti
1
d. Tahapan Persalinan
1) Kala I
Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai
pembukaan lengkap. Pada permulaan His, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
(Manuaba, 2010:173).
(2) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2
(1) Fase Laten sebelum kala satu aktif dan dapat berlangsung 6-8 jam pada ibu
primigravida untuk dilatasi serviks dari 0 cm hingga 3-4 cm (stables 1999) dan
(2) Kala satu aktif adalah saat ketika serviks mengalami dilatasi yang lebih cepat. Saat
ini dimulai ketika serviks berdilatasi 3-4 cm dan, jika terdapat kontraksi ritmik, kala
satu aktif ini akan selesai jika serviks sudah mengalami dilatasi penuh yaitu 10 cm
(Myles, 2009:430).
(b) fase dilatasi maksimal; dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat
dari 4 cm menjadi 9 cm
(c) fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam
primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten,
fase aktif dan fase deselarasi terjadi lebih pendek (Sukarni, 2013:213).
(3) Fase transisi adalah fase dimana wanita mengakhiri kala satu persalinan pada saat
hampir memasuki dan sedang mempersiapkan diri untuk kala dua persalinan.
Sejumlah besar tanda dan gejala, termasuk perubahan perilaku, telah diidentifikasi
c) Penatalaksanaan Kala I Agar hasil akhir kehamilan optimal maka perlu dibuat suatu
frekuensi dan durasi kontraksi uterus (his), serta respon denyut jantung janin terhadap
2) Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi
(2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau vagina
1
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam (informasi objek) yang hasilnya
adalah :
(2) Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina (JNPK, 2013:75-76).
b) Penatalaksanaan Kala II
Dengan membuka serviks secara lengkap yang menandakan awitan kala dua
persalinan, wanita yang bersangkutan biasanya mulai mengejan, dan dengan turunnya
bagian presentasi, ia mengalami keinginan kuat untuk buang air besar. His dan gaya
ekspulsi yang menyertainya dapat berlangsung 1,5 menit dan kembali setelah fase
istirahat miometrium dalam waktu tidak lebih dari satu menit (Cunningham;et al,
2009:152).
3) Kala III
Kala tiga adalah pemisahan dan keluarnya plasenta dan membran; pada kala tiga
ini, juga dilakukan pengendalian perdarahan, kala ini berlangsung dari lahirnya bayi
sampai plasenta dan membran dikeluarkan (Myles, 2009:431). Kala tiga persalinan dimulai
saat proses kelahiran bayi selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta, kala tiga
Fisiologi persalinan kala III yaitu otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahimnya bayi. Penyusutan ukuran ini
1
peerlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka
plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas,
plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau kedalam vagina (JNPK, 2013:123).
(3) Uterus meninggi di abdomen karena plasenta, setelah terlepas, turun melalui
segmen bawah uterus dan vagina sehingga massa plasenta mendorong uterus ke
atas
Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus lebih
(1) Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit partama setelah bayi lahir
Segera setelah bayi lahir. dilakukan penilaian tinggi fundus uterus dan konsistensinya.
Selama uterus keras dan tidak terjadi perdarahan yang berlebihan, biasanya yang
dilakukan adalah menunggu sampai plasenta lepas. Tidak dilakukan pemijatan; tangan
hanya sering diletakkan diatas fundus, utuk memastikan bahwa organ ini tidak menjadi
atonik dan terisi oleh darah dibelakang plasenta yang sudah terlepas (Cunningham;et al,
2009:157).
4) Kala IV
Kala IV adalah kala segera setelah kelahiran plasenta, sejumlah perubahan maternal
terjadi pada saat stress fisik dan emosional akibat persalinan dan kelahiran mereda ibu
(1) Lakukan rangsangan taktil uterus untuk merangsang uterus berkontraksi lebih kuat
dan baik
(2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakan jari tangan secara melintang dengan
pusat sebagai patokan. Umumnya fundus uteri setinggi atau beberapa jari dibawah
pusat.
(4) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi) perineum
(6) Dokumentasi semua asuhan dan temuan selama persalinan kala IV dibagian
dilakukan.
1
penyebab perdarahan dari laserasi atau robekan perineum dan vagina. Laserasi
(a) Derajat I: terdiri dari mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum.
Tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan posisi luka baik
(b) Derajat II: Derajat I ditambah dengan otot perineum. Dijahit menggunakan
teknik jelujur
(d) Derajat IV: Derajat III ditambah dengan dinding depan rektum. Untuk derajat
III dan IV penolong APN tidak dibekali keterampilan untuk reparasi laserasi
b) Penatalaksanaan Kala IV
Selama periode ini uterus perlu sering diperiksa. Perineum juga harus sering diperiksa
untuk mendeteksi perdarahan yang berlebiha. Tekanan darah dan nadi harus dicatat
segera setelah pelahiran bayi dan setiap 15 menit selama satu jam pertama
e. Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan
menatalaksana persalinan dan kewajiban untuk menggunakannya secara rutin pada setiap
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala persalinan dan informasi untuk
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui
pemeriksaan dalam.
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu :
U : Selaput ketuban Utuh (belum pecah) J: Selaput ketuban pecah dan air ketuban Jernih
D : Selaput ketuban pecah dan air ketuban bercampur Darah K: Selaput ketuban pecah dan air
ketuban Kering
Penyusupan (Molase) tulang kepala janin, catat dengan lambang- lambang berikut :
2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih namun masih bisa dipisahkan
4) Penurunan bagian terbawah janin Tulisan "Turunnya kepala" dan garis tidak putus dari 0
5) Tertera disisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda "O" yang ditulis pada
6) Waktu : menyatakan berapa jam waktu yang dijalani sesudah pasien diterima
1
7) Kontraksi uterus, catat setiap 30 menit. Lakukan palpasi untuk menghitung banyaknya kontraksi
a) Beri titik-titik di kotak yang sesui untuk menyatakan kontraksi yang lamanya <20 detik
b) Beri garis-garis di kotak yang sesui untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik
c) Isi penuh di kotak yang sesui untuk menyatakan kontraksi yang lamanya >40 detik
11) Protein, aseton, dan volume urin dicatat setiap 2 jam (JNPK, 2013:55-63).
Menurut Varney (2007) perubahan psikologis pada kala satu. Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu
dalam persalinan, trauma pada ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan-perubahan yang
dimaksud adalah
1) Pengalaman sebelumnya
Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri dan fokus pada dirinya sendiri ini timbul ambivalensi
mengenai kehamilan seiring usahanya menghadapi pengalaman yang buruk yang pernah ia alami
sebelumnya, efek kehamilan terhadap kehidupannya kelak, tanggung jawab, yang baru atau
tambahan yang akan di tanggungnya, kecemasan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk
2) Kesiapan emosi
Tingkat emosi pada ibu bersalin cenderung kurang bias terkendali yang diakibatkan oleh
perubahan perubahan yang terjadi pada dirinya sendiri serta pengaruh dari orang-orang
terdekatnya, ibu bersalin biasanya lebih sensitif terhadap semua hal. Untuk dapat lebih tenang dan
1
terkendali biasanya lebih sering bersosialisasi dengan sesama ibu hamil lainnya untuk saling tukar
Biasanya ibu bersalin cenderung mengalami kekhawatiran menghadapi persalinan, antara lain dari
segi materi apakah sudah siap untuk menghadapi kebutuhan dan penambahan tanggung jawab
yang baru dengan adanya calon bayi yang akan lahir. Dari segi fisik dan mental yang berhubungan
dengan risiko keselamatan ibu itu sendiri maupun bayi yang di kandungnya.
4) Support system
Peran serta orang-orang terdekat dan di cintai sangat besar pengaruhnya terhadap psikologi ibu
bersalin biasanya sangat akan membutuhkan dorongan dan kasih sayang yang lebih dari seseorang
yang di cintai untuk membantu kelancaran dan jiwa ibu itu sendiri.
g. Lima Benang Merah dalam Asuhan Persalinan dan Kelahiran Bayi Ada lima aspek dasar atau lima
benang merah, yang penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman JNPK
Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk menyelesaikan masalah dan
menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan itu harus akurat, komprehensif dan
aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas kesehatan yang memberikan
pertolongan.
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu. Salah
satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikut sertakan suami dan keluarga selama
proses persalinan
3) Pencegahan Infeksi
Tindakan Pencegahan Infeksi (PI) tidak terpisah dari komponen-komponen lain dalam asuhan
selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan
untuk untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan
4) Pencatatan (Dokumentasi)
Pencatatan adalah bagian terpenting dari proses membuat keputusan klinik karena memungkinkan
penolong persalinan untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses
5) Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau fasilitas yang memiliki
sarana yang lebih lengkap, diharapkan mampu menyelamatkan jiwa ibu dan bayi baru lahir.
2) Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin &
4) Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun & air mengalir
5) Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan
dalam
6) Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan
7) Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah dibasahi oleh air matang
8) Melakukan pemeriksaan dalam-pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah
pecah
9) Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai. pastikan DJJ dalam batas
11) Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk
meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman)
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran
14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum
15) Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah
16) Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
17) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
19) Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang handuk bersih pada
perut ibu untuk mengeringkan bayi, jika telah lahir dan kain kering dan bersih yang dilipat 1/3
bagian dibawah bokong ibu. Setelah melakukan stenan (perasat untuk melindungi perineum
dengan satu tangan, dibawah kain bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum dan
4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan kanan pada belakang kepala janin. Tahan balakang
kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap melewati introitus
dan perineum)
21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada
ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal
23) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan
dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan
24) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai
bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua
1
lutut janin)
26) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk kain yang kering.
27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
28) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 IU IM (intramuscular) di 1/3
paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi.mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal
31) Dengan 1 tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (dilindungi perut bayi), dan lakukan
32) Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan
kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi dikepala bayi
34) Memindahkan klem pada tali pusat berjarak 5 -10 cm dari vulva
35) Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas simfisis, mendeteksi. Tangan lain
36) Setelah uterus berkontraksi, merenangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri
menekan uterus dengan hati-hati kea rah dorso kronial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
mengulangi prosedur
37) Melakukan penegangan dan dorongan dorso kronial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah
atas, mengikuti poros jalan lahir ( tetap lakukan tekanan dorso kronial)
38) Setelah plasenta tanpak pada vuva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu
(terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk
39) Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus
uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik
40) Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan
bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukkan kedalam
41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserase
menyebabkan pendarahan
42) Memastikan uterus berkontaksi denganh baik agar tidak jadi perdarahan pervagina
43) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit, kekulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
44) Setelah satu jam, lakukan penimbangan atau pengukuran bayi beri tetes mata anti biotic
profilaksis, dan vitamin K1Mg intramuscular di paha kiri anterolateral 45) Setelah 1 jam
47) Mengajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
49) Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama
50) Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas dengan baik
51) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
53) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir
54) Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin
minum
56) Membersihkan sarung tangan didalam larutan klorin0,5%. Melepaskan sarung tangan dalam
58) Melengkapi patograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV.
a. Pengertian
1
Bayi Baru Lahir adalah bayi aterm normal yang memiliki berat badan sekitar 3,5 kg,
panjang badan 50 cm dari atas kepala hingga tumit, lingkar kepala oksipital-frontal sekitar 34-35
cm (Myles, 2009:709). Bayi Baru Lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Wahyuni,
2011:1).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui
vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan
berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah;et al, 2013:2).
5) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit, kemudian menurun sampai 120-110
x/menit
6) Pernafasan pada menit pertama cepat kira-kira 80 kali/menit, kemudian menurun setelah tenang
kira-kira 40 x/menit
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk dan diliputi vernik
kascosa
8) Rambut lanugo tidak terlihat lagi, rambut kepala biasanya telah sempurna
10) Genetalia labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan), testis sudah turun
12) Reflek moro sudah baik, bayi ketika terkejut akan memperlihatkan gerakan tangan seperti
memeluk
13) Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 48 jam pertama, meconium berwarna
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh
tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai
dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.
1) Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6 48 Jam setelah lahir
2) Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke 7
setelah lahir
3) Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke
Memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir merupakan bagian esensial
1) Pencegahan Infeksi
a) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
b) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
c) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap
lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril
1
d) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam
keadaan bersih. Demikian pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop
(JNPK, 2013:95).
Penilaian bayi baru lahir dilakukan dengan menggunakan system nilai Apgar. Dalam melakukan
a) Pencatatan (jam dan tanggal kelahiran, jenis kelamin bayi, pemeriksaan tentang cacat bawaan)
b) Identifikasi bayi (rawat gabung, identifikasi bayi sangat penting untuk menghindari bayi
c) Pemeriksaan ulang dan konsultasi dengan dokter anak. Pemeriksaan ulang setelah 24 jam
pertama sangat penting dengan pertimbangan pemeriksaan saat lahir belum sempurna
(Manuaba, 2010:205).
Mencegah terjadinya kehilangan panas bayi baru lahir menurut JNPK (2013:96-99) adalah
7) Pemberian ASI
8) Memberi vitamin K
Protocol evidence based yang baru telah diperbaharui oleh WHO dan UNICEF tentang
asuhan bayi baru lahir untuk menyatakan satu jam pertama menyatakan bahwa bayi harus mendapat
kontak kulit ke kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam. Bayi harus
dibiarkan untuk melakukan inisiasi menyusu dini dan ibunya dapat mengenali bahwa bayinya siap
menyusu serta memberikan kehangatan dan bantuan jika diperlukan. Menunda semuwa prosedur
lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru lahir sampai dengan IMD selesai.
Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri
segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the best crawl atau
b) Untuk menemukan kolainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan segera
c) Menentukan apakah bayi baru lahir dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung) atau tempat
perawatan khusus
(1) Suhu/temperature
rektum dapat menyebabkan perforasi pada mukosa. Temperatur normal adalah 36,5-
37,5°C
(2) Pernafasan
Pernafasan biasanya dimulai beberapa detik dari kelahiran, Pernafasan yang normal pada
bayi baru lahir adalah berkisar 30-60 x/menit, pengukuran dilakukan selama 60 detik (1
(3) Nadi
Denyut nadi normal pada bayi baru lahir adalah 120-160 x/menit. Pengukuran juga
(b) kulit pada bayi baru lahir kulit tampak berwarna merah.
Observasi warna kulit bayi dalam hubungannya dengan perubahan aktifitas, posisi dan
b) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter untuk
menilai status kesehatan bayi dan untuk mengenal/ menemukan kelainan yang perlu
1
(1) Kepala
(2) Mata
Mata harus diperiksa untuk memastikan bahwa mata benar-benar ada dan lensa mata
jelas. Mata akan dibuka dengan spontan jika bayi digendong, pada posisi tegak lurus.
(3) Telinga
Telinga juga diinsfeksi, untuk memastikan posisinya. Bagian lengkung pina harus
(4) Hidung
Kapaten jalan napas dapat diperiksa dengan melihat pernapasan bayi dalam kondisi
tenang. Jika satu lubang hidung tersumbat, sumbatan di lubang hidung lainnya
(5) Mulut
Mulut dapat dibuka dengan mudah dengan cara menekan sudut rahang, Ini
memungkinkan inspeksi visual lidah, gusi, dan platum. Platum terletak di tengah. Bidan
menggunakan jari kelingking untuk meraba platum untyk memeriksa adanya celah
(6) Leher
Selain memeriksa panjang dan gerakan ekstremitas penting untuk menghitung jari-jari
Pengamatan terhadap gerakan pernapasan harus menunjukkan bahwa gerakan dada dan
perut sinkron
Genetalia harus diperiksa dengan teliti. Jika jenis kelamin sulit untuk ditentukan.
Bergantung pada kebijakan setempat suhu tubuh bayi dapat diambil melalui rectal untuk
(10) Punggung
Dengan posisi bayi telungkup, bidan harus menginspeksi dan mamalpasi punggung bayi.
Jika ada pembengkakan, lesung, atau rambut yang melekat dapat menandakan adanya
Verniks caseosa, lanugo, warna, udema, bercak tanda lahir, memar (Myles, 2009:714-
715).
c) Pemeriksaan Refleks
Respons refleks bayi dipicu untuk mengetahui normal tidaknya sistem saraf. Beberapa refleks
(1) Refleks Rooting: Bayi akan memutar kearah sumber rangsangan dan membuka mulut,
(2) Refleks Moro: Refleks ini terjadi sebagai respons terhadap rangsangan yang mendadak.
Bayi dipegang telentang, dengan batang tubuh dan kepala ditopang dari bawah.
1
(3) Releks menghisap dan menelan: Refleks ini berkembang dengan baik pada bayi yang
normal dan terkoordinasi dengan pernapasan. Refleks ini sangat penting bagi proses
(4) Refleks menggenggam: Refleks genggaman telapak tangan dapat dilihat dengan
d) Pemeriksaan atropometrik
Pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, panjang badan dan berat badan bayi.
Lingkar kepala diukur mulai dari bagian depan kepala (diatas alis/area frontal) dan area
Lingkar dada pada bayi cukup bulan normalnya 30,5-33 cm. Sekitar 2 cm lebih kecil dari
pada lingkar kepala. Pengukuran tepat dilakukan pada garis buah dada. Bila lingkar kepala
Panjang badan yang diukur dari puncak kepala sampai tumit, pada bayi cukup bulan
normalnya adalah 48-53 cm. Bila panjang badan <45 cm atau >55 cm perlu dicermati
Berat badan pada bayi cukup bulan normalnya 2500-4000 gram (Maryunani;et al,
2008:74).
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak dan
identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi:
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah
b) Gangguan pernapasan
c) Hipotermi
d) Infeksi
(Saifuddin 2006:136)
b) Tanda-tanda vital
c) Berat badan
e) Pakaian
1
b) Pada pernafasan normal, perut dan dada bergerak hampir bersamaan tampa adanya
retraksi, tampa terdengar suara pada waktu inspirasi maupun ekspirasi. Gerak pernapasan
h. Imunisasi
1) Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan cara atau transfer antibiotic secara pasif. Imunisasi berfungsi untuk
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia
terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi sakit (Wahyuni, 2011:97).
2) Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan
1) Bayi menjadi lesu, tidak mau makan, atau memperlihatkan perilaku yang luar biasa.
3) Tali pusat mulai tidak mengeluarkan bau tidak enak atau pus.
5) Suhu bayi dibawah 36 derajat atau diatas 37 derajat celcius ketika pengukuran suhu
1
6) Bagian putih mata bayi menjadi dan warna kulit tampak kuning, cokelat, atau
4. Masa Nifas
a. Pengertian
Masa Nifas (puerperium) didefenisikan sebagai periode dengan batasan waktu selama dan tepat
setelah melahirkan (Cunnningham;et al, 2009:339). Masa Nifas/Periode pascapartum adalah masa
dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya
Menurut Saifuddin (2006:122) tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah
sebagai berikut :
2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya 3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
2) Memberikan dukungan psikososial yang berkaitan dengan menyusui, tidur, dan tempremen
3) Melibatkan pasangan dalam interasi ini untuk membantu menyampaikan dan meringankan
ketegangan yang meningkat yang mungkin ada dalam hubungan pasangan (Myles, 2009:646).
1
1) Uterus
Terjadi involusi atau pengerutan uterus yang menyebabkan bekurangnya ukuran, berat dan
perubahan lokasi uterus juga ditandai dengan warna dan jumlah lokhia.
2) Lokhia
Pengeluaran lokia dapat dibagi dalam jumlah dan warnanya menurut Manuaba (2010:201)
yaitu:
a) Lokhia Rubra (kruenta), keluar dari hari ke-1 sampai 3 hari, berwarna merah dan hitam.
b) Lokia sanguinolenta, keluar dari hari ke-3 sampai 7 hari, berwarna putih bercampur merah
c) Lokhia serosa, keluar dari hari ke-7 sampai 14 hari, berwarna kekuningan.
Segera setelah persalinan, vagina tetap terbuka lebar,mungkin bisa mengalami trauma saat
melahirkan dan akan kembali hingga 2-3 hari. Akan tetapi, latihan pengencangan otot
kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga
kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan
1
terhadap ibu nifas dan meningkatkan cakupan KB Pasca Persalinan dengan melakukan kunjungan
1) Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan
2) Kunjungan nifas ke dua dalam waktu hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 setelah persalinan
3) Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 setelah persalinan.
e) Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali, pertama segera setelah
f) Pelayanan KB pasca salin adalah pelayanan yang diberikan kepada Ibu yang mulai
sesudah melahirkan).
Ada beberapa kebutuhan dasar ibu dalam masa nifas menurut Saifuddin (2006 :127-128), yaitu:
1) Gizi
b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup
d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca
bersalin
e) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa meberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASInya.
2) Kebersihan Diri
b) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air
c) Sarankan ibu untuk menggantikan pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari
d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dengan air sebelum dan sesudah
e) Jika ibu memiliki luka episiotomy atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari
3) Istirahat
a) Anjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
b) Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa perlahan lahan, serta
(3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
4) Perawatan Payudara
c) Apabila putting susu lecet oleskan dengan kolestrum atau ASI yang keluar pada sekitar
putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari putting
d) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. Asi dikeluarkan dan
e) Untuk menghilangkan nyeri dapat minum parasetamol I tablet setiap 4-6 jam
(1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
(2) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut
(3) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susu menjadi
lunak
(4) Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat mengisap seluruh ASI
a. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tampa rasa nyeri. Begitu darah
merah berhenti dan dia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan
b. Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung
1
6) Latihan
b) Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu seperti :
(1) Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping menarik otot perut selagi menarik
nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu kedada: tahan satu hitungan sampai 5.
(3) Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangi otot-otot, pantat dan inggul dan tahan
sampai 5 hitungan. Kendurkan otot-otot, pantat dan pinggul dan tahan sampai 5
7) Keluarga berencana
kembali
haidnya selama meneteki. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum
d) Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan kepada ibu:
(2) Kelebihan/keuntungannya
(3) Kekurangannya
1
(6) Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pascasalin yang menyusui.
e) Jika seorang ibu /pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu
dengannya lagi dalam dua minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh
ibu/pasangan itu dan untuk melihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik.
5. Keluarga Berencana
a. Pengertian
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan peningkatan
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. usaha usaha itu
dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat permanen di namakan pada
b. Tujuan KB
1) Tujuan umum
Membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana progam KB
Nasional yang kuat di masa mendatang, sehingga visi untuk mewujudkan kelurga berkualitas
1
2) Tujuan khusus
Untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang
berkualitas, menurunkan tingkat /angka kematian ibu rangka membangun keluarga kecil
c. Manfaat KB
1) Bagi Ibu
2) Bagi Anak
3) Ekonomi
keluarga
4) Sosial Budaya
d. Macam-Macam Metode KB
(1) Bila minum pil sesuai dengan aturan dijamin berhasil 100%.
b) Kerugian KB pil
(3) Penyulit ringan (berat badan bertambah, rambut rontok, tumbuh jerawat, mual sampai
muntah)
c) Gangguan ringan dalam bentuk: mual dan muntah, sebaiknya diatasi (Manuaba,
2010:600).
a) Keuntungan:
(5) Dapat diberikan pasca persalinan, pasca keguguran atau pasca menstruasi
(7) Suntikan kb cylofem diberikan setiap bulan dan peserta kb akan mendapatkan
menstruasi
b) Kerugian:
(4) Kerugian atau penyulit inilah yang meneybabkan peserta kb menghentikan suntikan kb.
BAB III
Berdasarkan tabel 3.1 mayoritas penduduk pada kelompok usia 25-60 tahun (50,98%) dan
paling sedikit pada kelompok usia 0-5 tahun (6,03%).
72
No Data Jumlah
1 Agama:
Islam 583
Kristen Katolik 0
Kristen Protestan 0
Hindu 0
Budha 0
Kepercayaan 0
2 Fasilitas Pelayanan Kesehatan :
Puskesmas pembantu 1
Posyandu balita 3
Posyandu remaja 1
Posyandu lansia 1
Bina keluarga remaja (BKR) 1
Posbindu PTM 1
200
150
Laki-laki
Perempuan
100
50
0
0-20 20-30 30-40 40-50 50-60 >70
Dari table terlihat jumlah penduduk laki-laki 390 orang dan perempuan 298 orang. Total 617
orang.
72
70
60
50
40
30
20
10
0
ni n ta IR
T ja pi
r ta er ng
eta aria was ker So was nor ga
P H S Be s a
h n ak ira Ho Pe
d
ru wa d W
Bu
ry
a Ti
Ka
Dari table terlihat mayoritas memiliki pekerjaan KK sebagai Buruh Harian sebanyak 74 orang
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
SD Tidak Tamat SD SMP SMA D3
Berdasarkan table diatas dari 170 KK terbanyak memiliki pendidikan tamat SD sebanyak 84
orang.
Diagram 3.4 Distribusi pendidikan anggota keluarga di RT.10 P.Rendah
120
100
80
60
40
20
0
Belum SD Tidak Belum SMP SMA D3 DIV/SI DI/DII S2
Sekolah Tamat SD Tamat SD
Tabel 3.3 Data jumlah balita yang mengikuti posyandu di RT.10 Penyengat Rendah
72
POSYANDU MELATI I
No Nama Balita Jk Tanggal Lahir Nama orang tua
1 Aisar haura P 17-08-2019 Ambo Illo/S. Aprilia
2 Daffa al habibi L 23-01-2016 Taupan/ Pat
3 Nafa pranaja L 30-06-2019 Taupan/ Pat
4 Zikri zola L 14-03-2016 Rd. Sudirman/Rumlah
5 S. Ubaidillah L 25-09-2016 Said Jangte
6 S. Nuraisiah P 27-10-2018 Said Jangte
POSYANDU MELATI II
1 S.M. Ahtar L 26-12-2016 S.M. Basid/ S. Azizah
POSYANDU MELATI III
1 Olivia P 21-09-2014 Basarudin
2 Said habibul R L 23-11-2014 S. Abdurrahman
3 Aulia P 18-11-2014 Maheli
4 M. Panji L 26-12-2014 Rafi
5 Anizar R P 01-08-2014 Agus Firmansyah
6 RTS Zulva P 24-10-2015 Zulkarnain
7 Alif alfarezi L 10-11-2015
8 Devi sapitri P 02-11-2015
9 Hail hasanah L 25-12-2015
10 Radita Putri P 01-01-2015 Marza Saputra
11 Anindia Zahra P 18-05-2015 Eko Setiono
12 Juliana R P 20-07-2015 Hariyanto
13 Dafa Al Habil L 25-01-2016 Sanfrei Taupan
14 Maulana Malik L 17-01-2016 Jangcik Armanda HS
15 M. Dafa L 01-11-2016 Arifki Nulhakim
16 Azizah P 10-12-2016
17 Arpan L 03-01-2017
18 Adelio Orlando L 29-04-2017 Edi Yanto
19 M. gilang L 20-05-2017 M. Nurul Huda
20 Aryan Akira P 29-10-2017
72
Tabel 3.4 Data pasangan usia subur (PUS) Di RT.10 Kel. Penyengat Rendah
No Nama No Nama
1 Ida Royani 26 Novi
2 RTS Patmawati 27 Neta
3 Rumlah 28 Vivit
4 Desi Anggraini 29 Khaterina
5 Nurlela 30 Susmawati
6 Musnaini 31 Yanti Sam
7 S. Marlina 32 Kholijah
8 Khoirunisa 33 Yeni
9 Suhartati 34 Suryani
10 Isma Nur Yanti 35 Nurasiah
11 S. Leni 36 Yesi
12 S. Aprilia 37 Sicik
13 Lilis Nurhasanah 38 Ria
14 Vivi Oktavia 39 Juni Hartati
15 Wira Ningsih 40 Salami
16 RTS Dewi 41 S. Azizah
72
pendidikan
11 Mengalami kekerasan dalam bentuk 0 0 10 100 10 100
fisik
12 Mengalami kekerasan dalam bentuk 0 0 10 100 10 100
psikis
13 Mengalami kekerasan dalam bentuk 0 0 10 100 10 100
social
Total 45 34,6 85 65,4 130 100
b. Aspek Akses
Tabel 3.2 Aspek akses pada keluarga binaan RT 10 P. Rendah
yang ada
Ibu memiliki jamban keluarga
9 9 90 1 10 10 100
sendiri
Ibu dn keluarga telah memiliki
10 9 90 1 10 10 100
tempat tinggal/rumah sendiri
Ibu memiliki ruang/ kamar tempat
11 9 90 1 10 10 100
istirahat sendiri bersama suami
12 Ibu memiliki tabungan sendiri 2 20 8 80 10 100
Ibu dapat dengan mudah
memperoleh pinjaman kredit untuk
13 7 70 3 30 10 100
peningkatan ekonomi dari
pemerintah
Ibu memiliki kesempatan untuk
14 meningkatkan pendidikan yang 2 70 8 80 10 100
disediakan oleh pemerinth
Ditempat ibu ada fasilitas social
15 yang dapat digunakan untuk tempat 9 90 1 10 10 100
berkumpul kaum perempuan
Total 120 80 30 20 150 100
Pada aspek akses sebagian besar ibu dapat mengakses pelayanan kesehatan didaerahnya dan dapat
menghubungi tenaga kesehatan ( 90%) akan tetapi akses untuk melanjutkan pendidikan dari suami
masih rendah (10%) dan yang memiliki tabungan sendiri masih rendah (10%).
reproduksi
Ibu masih percaya bahwa kodrat
3 perempuan adalah disekitar sumur, 8 80 2 20 10 100
kasur dan dapur
Ibu percaya bahwa perempuan
4 7 70 3 30 10 100
terbuat dari tulang rusuk laki-laki
Ibu percaya jika tidak mau
melayani suami dalam
5 5 50 5 50 10 100
berhubbungan intim akan dikutuk
oleh malaikat sampai subuh
Ibu percaya untuk mengentikan
kehamilan dapat dilakukan dengan
6 minum air tape, minum sprit, atau 5 50 5 50 10 100
melompat-lompat setelah
berhubungan suami-istri
Ibu mengetahui bahwa setiap jenis
7 10 100 0 0 10 100
alat KB punya efek samping
Ibu mengetahui kapan waktunya
8 melakukan control terhadap 7 70 3 30 10 100
kehamilan
Ibu masih percaya terhadap mitos-
mitos atau pantangan-pantangan
9 7 70 3 30 10 100
yang harus dihindari saat sedang
hamil
Ibu masih percaya, jika seorang ibu
10 meninggal karena melahirkan 5 50 5 50 10 100
disebut mati sahid
11 Total 58 58 42 42 100 100
Pada aspek kesadaran kritis terlihat sebagian besar ibu mengetahui tentang jenis alat KB dan masih
ada ibu yang belum mengetahui hak-hak perempuan khususnya hak kesehatan reproduksi (20%)
72
d. Aspek Partisipasi
Tabel 3.4 Aspek partisipasi pada KK binaan RT 10 P. Rendah
di desa ibu
Ibu mendapatkan kesempatan untuk
10 2 20 8 80 10 100
berpendapat
11 Total 58 58 42 42 100 100
Pada aspek partisipasi menunjukkan masih rendahnya partisipasi ibu dalam diskusi bersama kami
(20%) dan ibu mempunyai kesempatan untuk bertanya kepada tenaga kesehatan (100%)
N Tida
ASPEK KONTROL Ya % % Jumlah %
O k
Ibu memiliki kuasa untuk menentukan
keputusan hamil, tidak hamil dan
1 8 80 2 20 10 100
menentukan berapa jumlah anak yang
diinginkan di keluarga
Ibu memiliki kuasa untuk menetukan
2 8 80 2 20 10 100
pilihan ber KB atau tidak
Ibu memiliki kuasa untuk mengatur
3 5 50 5 50 10 100
hak-hak kesehatan reproduksi
Ibu memiliki kuasa menolak ajakan
4 suami untuk melakukan hubungan 5 50 5 50 10 100
intim ketika ibu tidak siap
Ibu memiliki kuasa untuk memilih
sendiri pemeriksaan kehamilan dan
5 8 80 2 20 10 100
pertolongan persalinan ke bidan atau ke
dokter
6 Ibu memiliki kuasa untuk mengatur 5 50 5 50 10 100
72
Tabel 2.6
Jadwal Kegiatan Binaan pada KK Intensif
A. Proritas Masalah
Masalah yang terlihat adalah masih tingginya angka pengangguran pada perempuan di RT
10 Kelurahan Penyengat Rendah, untuk itu maka dilakukan lah pemberdayaan
perempuankhususnya untuk menambah penghasilan tambahan didalam keluarga dengan membuat
stick bayam, selain bergizi juga dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Selain Itu masih
kurangnyapengetahuan tentang gendre dan kesadaran perempuan di RT 10 Kelurahan Penyengat
Rendahtentang pemeriksaan rutin IV untuk mendeteksi kanker serviks. Untuk iu diadakanlah
penyuluhan kespro dan gendre untuk memperluas pengetahuan perempuan serta membuat pikiran
menjadi terbuka.
1. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan tindakan terpilih
Kegiatan yang dilakukan.
a. Kegiatan individu
Setiap mahasiswa masing-masing mempunyai 2 KK binaan, pembinaan dilakukan dengan
melakukan penyuluhan, yang terdiri dari :
1) Penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan
2) Penyuluhan tentang Kb
3) Penyuluhan tentang kespro remaja
b. Kegiatan Kelompok
1) Penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan
2) Penyuluhan tentang KB
3) Penyuluhan tentang gizi pada balita
4) Penyuluhan kespro remaja
5) Penyuluhan Pemberdayaan perempuan
2. Evaluasi
Minat masyarakat tinggi tapi masyarakat sibuk dengan pekerjaan masing-mas.
91
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Derajat Kesehatan
Derajat kesehatan kesehatan masyarakat sangat penting dalam menggambarkan profil suatu
(AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Faktor-faktor yang memengaruhi derajat kesehatan
masyarakat tidakhanya berasal dari sektorkesehatan melainkan juga dipengaruhi oleh faktor
ekonomi. Pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya. Rumusan masalah
lingkungan, perilaku, pelayanan adalah bagaimana hubungan antara variabel kesehatan, pendidikan
dan ekonomi terhadap derajat kesehatan masyarakatdi Provinsi Bali dengan metode Generalized
Structured Component Analysis (GSCA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
variabel lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi terhadap derajat
(GSCA).
Pada bab ini kelompok akan membandingkan teori dengan penerapan asuhan kebidanan
komunitas yang terjadi pada saat melaksanakan praktik belajar di RT.10 Kelurahan Penyengat
Rendah, Kecamatan Telanai Pura, Kota Jambi. Secara umum jumlah penduduk RT.10 Kelurahan
Penyengat Rendah sebanyak 617 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 390 jiwa dan
jumlah penduduk perempuan sebanyak 298 jiwa. Sedangkan jumlah KK yang ada di RT.10 adalah
sebanyak 176 KK. Adapun Proses Asuhan Kebidanan Komunitas di RT.10 Kelurahan Penyengat
Rendah.
Sehat merupakan kondisi yang diinginkan setiap individu. Menurut WHO. definisi sehat
adalah keadaan sejahtera, sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak terbatas hanya pada
91
bebas dari penyakit atau kelemahan saja. Pencapaian derajat kesehatan yang baik dan setinggi-
tingginya merupakan suatu hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama,
Sehat ialah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut While tahun 1997, kesehatan adalah keadaan
dimana seseorang pada waktu diperiksa oleh ahlinya tidak mempunya keluhan ataupun tidak terdapat
tanda-tanda suatu penyakit atau kelainan. Dalam setiap hal di dunia, termasuk kesehatan, pasti
kompleks yang merupakan resultant dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun
masalah buatan manusia, sosial budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya.
Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psychosocio somatic health well being,
merupakan resultant dari empat faktor yaitu Environment atau lingkungan, Behaviour atau perilaku,
antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological balance. Heredity atau keturunan
yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya, Health care service berupa
program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Dari empat faktor
tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya
(dominan).
Blum juga menyebutkan 12 indikator yang berhubungan dengan derajat kesehatan, adalah life
spam yaitu lamanya usia harapan untuk hidup dari masyarakat, atau dapat juga dipandang sebagai
derajat kematian masyarakat yang bukan karena mati tua. Disease or infirmity yang merupakan
keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan anatomis dari masyarakat. Selanjutnya adalah
discomfort or ilness yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan somatik, kejiwaan maupun
sosial dari dirinya. Disability or incapacity maksudnya adalah ketidakmampuan seseorang dalam
91
masyarakat untuk melakukan pekerjaan dan menjalankan peranan sosialnya karena sakit. Berikutnya
participation in health care yaitu kemampuan dan kemauan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
menjaga dirinya untuk selalu dalam keadaan sehat. Health behavior, merupakan perilaku manusia
yang nyata dari anggota masyarakat secara langsung berkaitan dengan masalah kesehatan.
Selanjutnya ecologic behavior, yaitu perilaku masyarakat terhadap lingkungan, spesies lain, sumber
daya alam, dan ekosistem. Teori Blum juga menyebutkan social behaviour yang berarti perilaku
relationship, yaitu kualitas komunikasi anggota masyarakat terhadap sesamanya. Reserve or positive
health dimana makasudnya adalah daya tahan anggota masyarakat terhadap penyakit atau kapasitas
anggota masyarakat dalam menghadapi tekanan-tekanan somatik, kejiwaan, dan sosial. Selanjutnya
adalah external satisfaction, yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap lingkungan sosialnya
meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi, transportasi. Terakhir adalah internal satisfaction, yaitu
B. Lingkungan Kesehatan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas kesehatan
dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu
yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik
contohnya, air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan social
merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya
C. Prilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah sesuatu respon (organisme) terhadap stimulus atau obyek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta
lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi dari 3 aspek meliputi aspek
91
perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan
bilamana telah senbuh dari sakit. Selanjutnya adalah perilaku peningkatan kesehatan, apabila
seseorang dalam keadaan sehat. Dan terakhir adalah perilaku gizi (makanan) dan minuman. Perilaku
elemen kogniti lainnya,karakteristik kepribadian, termasuk mood dan status emosi dan sifat-sifat
serta pola perilaku yang jelas, tindakan dan kebiasaan yang berhubungan dengan pemeliharaan
kesehatan, restorasi dan peningkatan kesehatan. Jika perilaku dan kesehatan digabungkan, maka
didapatkan perilaku sehat, dimana maksudnya adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk
memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit.
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena
sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung
pada perilaku manusia itu sendiri. Disamping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat,
kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada
dirinya.
Perilaku merupakan keseluruhan atau totalitas kegiatan akibat belajar dari pengalaman
sebelumnya dan dipelajari melalui proses penguatan dan pengkondisian. Perilaku adalah reaksi
manusia akibat kegiaan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek ini saling berhubungan.
Jika salah satu aspek mengalami hambatan, maka aspek perilaku lainnya juga terganggu. Perilaku
adalah akibat interelasi stimulus eksternal dengan internal yang akan memberikan respons-respons
fisiologis atau psikologis seseorang. Misalnya, ketika kita fapar maka reaksi kita adalah mencari
makanan. Sedangkan stimulus eksternal merupakan segala macam reaksi seseorang akibat faktor luar
91
diri (lingkungan). Sebagai contoh ketika melihat roti maka timbul keinginan untuk makan, meskipun
dan perilaku keluarga dan masyarakat guna mewujudkan keluarga berkualitas. Dalam program KB
dikenal istilah Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang merupakan pross penyampaian dan
penerimaan pesan dalam rangka meningkatkan dan memanfaatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat dan mendorongnya agar secara sadar menerima program KB. Melalui proses KIE
diharapkan tumbuh kerjasama antara laki-laki dan perempuan dalam mewujudkan keluarga
berkualitas karen aprogram KB juga melibatkan kerjasama suami. Selain pendekatan dalam
komunikasi, juga diperlukan pelayanan KB yang merupakan kegiatan pemberian fasilitas kepada
keluarga dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dalam mewujudkan keluarga yang
berkualitas.
Perilaku yang telah dilakukan masyarakat dalam wilayah ini, merupakan perwujudan dari
adaptasi manusia terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Dalam pengkajian ini penulis telah
mengambil data dari 10 orang responden. Pemahaman didapatkan dari pengetahuan sehari hari:
Pemahaman akan sesuatu hal diharapkan akan merubah pola fikir untuk melakukan perubahan yang
baru. Dari hasil pengkajian selama diskusi bersama dengan warga, didapatkan bahwa pemahaman kk
Pemahaman masyarakat terhadap pola hidup sehat. Ini didapat berdasarkan dari jawaban beberapa
panduan pertanyaan penelitian pada waktu wawancara dan dalam forum diskusi. Dalam hal
pemeliharaan kesehatan.
Perilaku masyarakat yang merupakan wujud implementasi dari pengetahuan,sikap dan tindakan
tampaknya belum sepenuhnya terwujud. Dari berbagai tindakan yang sudah masyarakat lakukan,
91
belum menunjukkan bahwa pemahaman yang didapat akan menjadikan tindakan seseorang
ini sangat sedikit karena masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai hal tersebut.
Pemahaman yang didapat umumnya hanya bersifat pengetahuan saja, ditambah dengan tenaga ahli di
bidang tersebut sangat minim, menjadikan keinginan masyarakat untuk ikut serta membangun
lingkungan sehat yang meliputi sanitasi dasar, kesehatan perorangan dan pengelolaan lingkungan
Untuk menciptakan masyarakat yang sehat, perlu diadakan pembinaan yang berkesinambungan
agar masyarakat mau dan mampu untuk berprilaku lebih sehat di wilayah pemukiman.
Kosa dan Robetson (dalam Notoatmodjo, 2003:125) mengatakan bahwa perilaku kesehatan
individu cenderung dipengaruhi oleh kepercayaan orang yang bersangkutan terhadap kondisi
kesehatan yang diinginkan, dan kurang berdasarkan pada pengetahuan biologi. Tiap individu
mempunyai cara yang berbeda dalam mengambil tindakan penyembuhan atau pencegahan berbeda,
meskipun gengguan kesehatan sama. Pada umumnya tindakan yang diambil berdasarkan penilaian
individu atau mungkin dibantu oleh orang lain terhadap gangguan tersebut. Penilaian semacam ini
menunjukkan bahwa gangguang yang dirasakan individu menstimulasikan dimulainya suatu proses
sosial psikologis.
D. Upaya Kesehatan
masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan
kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan
masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi,
91
apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan,
informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta
program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
memerlukan
E. Pemberdayaan Perempuan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Maiminah yang dimaksud dengan pemberdayaan
perempuan adalah usaha pelibatan perempuan dalam pembangunan yang dilihat dari semua aspek
kehidupan perempuan dan semua kerja yang dilakukan perempuan; kerja produktif, reproduktif,
privat dan publik. Sebagaimana diketahui, strategi dan upaya pemberdayaan perempuan pada
khususnya dan pemberdayaan manusia pada umumnya, adalah salah satu topik yang paling banyak
mendapat perhatian berbagai kalangan akhir-akhir ini. Oleh Prof. Haryono Suyono (dalam Ruslan
2010:92), pemberdayaan perempuan sering pula disebut sebagai peningkatan kualitas hidup personal
perempuan, yakni suatu upaya untuk memberdayakan kehidupan perempuan dalam berbagai bidang,
termasuk ekonomi, edukasi atau pendidikan, sosial, komunikasi, informasi, dan lain sebagainya agar
Penyengat Rendah merupakan salah satu cara memberikan solusi dan pengetahuan terhadap betapa
pentingnya peran perempuan didalam rumah tangga dan lingkungan sekitar. Sehingga diharapkan
semakin kreatif dan lebih inovatif untuk mengembangkan unit kerja masyarakat sehingga
1. Akses kesejahteraan
Menurut Erianti, 2016 Pendekatan kesejahteraan: pengembangan peran perempuan sebagai ibu
rumah tangga atau pemenuhan kebutuhan praktis gender perempuan yang terkait dengan pelaksanaan
peran reproduksi (domestik) perempuan. Kesejahteraan memiliki arti yaitu usaha yang dikembangkan
untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu di bidang fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi,
dan spiritual. Selain itu kesejahteraan sosial dianalogikan sebagai kesehatan jiwa yang dapat dilihat
dari empat sudut pandang yaitu keadaan, ilmu, kegiatan, dan gerakan (Rizal: 2013).
Kesejahteraan yang dimaksud dalam laporan ini yaitu suatu capaian atau tolak ukur dari individu
dalam hal ini adalah perempuan mampu meningkatkan UKM di RT 10 Kelurahan Penyengat rendah.
Serta perempuan dapat mengatur ekonomi keluarga dan bebas berpendapat secara baik didalam
keluarganya.
Dari tabel aspek kesejahteran terdapat 3 prioritas masalah diantaranya ibu yang memiliki
penghasilan sendiri sebanyak 11% hal ini dikarenakan tidak adanya waktu ibu untuk mendapatkan
penghasilan. Pengalokasian dana khusus untuk keperluan saat ibu menyusui bayi sebanyak 33%
karena beberapa ibu beranggapan bahwa dana menyusui sudah termasuk kedalam anggaran belanja
rumah tangga sehari hari dan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan oleh suami sebanyak 10%
karena ibu beralasan faktor umur dan beberapa ibu beranggapan bahwa keadaan ibu sudah tidak
memungkinkan untuk mengenyam pendidikan lagi ibu lebih berfokus pada pendidikan anak-anaknya.
2. Aspek Akses
Akses adalah peluang atau kesempatan dalam memperoleh atau menggunakan sumberdaya
tertentu. Akses diartikan sebagai "the capacity to use the resources necessary to be a fully active and
productive (socially economically and politically) participant in society, including access to resources,
services, labor and employment, information and benefits". (Kapasitas untuk menggunakan
91
sumberdaya untuk sepenuhnya berpartisipasi secara aktif dan produktif (secara sosial, ekonomi dan
politik) dalam masyarakat termasuk akses ke sumberdaya, pelayanan, tenaga kerja dan pekerjaan,
informasi dan manfaat) (Puspitawati, 2013). Dalam Hal ini kebebasan ibu untuk mendapatkan
informasi kesehatan, kemudahan dalam akses untuk berobat ke fasilitas kesehatan. Kesempatan untuk
Dari tabel yang telah disajikan dalam bab sebelumnya akses dalam hal ini terdapat beberapa
masalah diantaranya ibu dapat dengan mudah memperoleh pinjaman kredit oleh pemerintah sebanyak
11% dikarenakan fasilitas pinjaman dari pemerintah bersyarat seperti diharuskan memiliki usaha kecil
sebagai agunan pinjaman dan masalah selanjutnya yaitu ibu yang memiliki kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan oleh pemerintah sebanyak 11% dikarenakan beberapa ibu beranggapan
bahwa pendidikan nya sudah cukup, lebih focus untuk mengurus rumah tangga, dan lebih
Hingga saat ini belum terbangun kesadaran diri perempuan akan kesetaraan gender, yang
berdampak kepada perempuan tidak berusaha untuk mengubah struktur patriarkhi / sebuah sistem
sosial yang menempatkan laki-lai sebagai pemegang kekuasan utama dan mendominasi di
masyarakatnya.
Membuka wawasan dalam memahami suatu kesenjangan gender di daerah pada berbagai bidang,
dengan menggunakan analisis baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Melalui analisis gender yang
tepat, diharapkan dapat memberikan gambaran secara garis besar atau bahkan secara detil keadaan
secara obyektif dan sesuai dengan kebenaran yang ada serta dapat dimengerti secara universal oleh
berbagai pihak. Analisis gender dapat menemukan akar permasalahan yang melatarbelakangi masalah
91
kesenjangan gender dan sekaligus dapat menemukan solusi yang tepat sasaran sesuai dengan tingkat
Kelurahan Penyengat Rendah. Dengan mengetahui kesetaraan gender perempuan mampu menentukan
pilihannya sendiri, menyampaikan hak-hak reproduksinya dan bebas berpendapat. Dari tabel yang
sudah dijelaskan di bab sebelumnya dapat disimpulkan ada satu masalah yaitu Ibu percaya
menghentikan kehamilan dengan minum air tape, sprit, dll sebanyak 44% dikarenakan sebagian ibu
masih mempercayai bahwa rasa panas yang ada pada makanan tersebut dapat menghentikan
kehamilan walau secara teori tidak ada hubungan dengan pendapat tersebut.
4. Aspek Partisipasi
Menurut Puspitati Suami dan istri berpartisipasi yang sama dalam proses pengambilan keputusan
atas penggunaan sumberdaya keluarga secara demokratis dan bila perlu melibatkan anak-anak baik
laki-laki maupun perempuan Perempuan mendapatkan beban ganda, dimana mereka harus
bertanggung jawab atas semua urusan di dalam rumah tangga, dan masih harus But mencari nafkah
untuk keluarga dan beraktifitas di masyarakat. Namun demikian perempuan tidak mendapatkan tempat
dalam aktifitas yang terkait dengan pengambilan kebijakan baik diruang domestik, yakni dalam
lingkup rumah tangga, maupun di ruang poblik tatau dalam masyarakat. Hal ini berakibat banyak
Keaktifan perempuan didalam kegiatan di kelurahan atau desa merupakan bentuk dari partisipasi
yang baik, Dalam Hal ini perempaun bisa menyampaikan ide untuk pembangan desa kelurahan.
Dengan mengikuti kegiatan seperti PKK perempuan bisa lebih mudah mendapatkan informasi dalam
membina rumah tangga sehingga dalam pengambilan keputusan dalam keluarga lebih mudah.
91
5. Aspek Kontrol
Menurut jurnal Eriyanti, 2016 Kekuasam/kontrol, yakni kemampuan untuk menentukan kegunaan
dan fungsi atas sesuatu yang meliputi : Sumberdaya, berupa sumberdaya alam (tanah, air, butan),
sumber pengetahuan dan informasi (buku, TV, Radio, Koran), finansial (uang, properti Ideologi,
dimana seorang atau golongan masyarakat seringkali menjadi penentu, dukun, ataupun dipercaya,
yang akhirnya mengatur bahkan seringkali menentukan benar atan salah nilai-nilai dan cara pandang
cara berpikir warganya berarti juga akan memiliki kendali atas sumberdaya alam dan uang. Kekuasan
ibu terhadap mengatur dan menentukan keputusannya sendiri merupakan bentuk dari aspek kontrol,
yang menjukkan ibu tau apa yang terbaik untuk kesehatan nya terutama dalam hal Ber-KB serta ibu
Dari tabel yang sudah disebutkan di bab sebelumnya terdapat 2 masalah diantaranya ibu memiliki
kuasa untuk mengatur hak-hak kesehatan reproduksi sebanyak 44% dikarenakan ibu selama ini telah
melakukan hak-hak reproduksinya tetapi ibu tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan selama ini
termasuk kedalam hak-hak reproduksi, masalah yang kedua yaitu ibu memiliki kuasa untuk
mengontrol kebijakan pembagunan di desa sebanyak 11% dikarenakan ibu merasa kuasa kontrol
kebijakan tersebut tetap dipegang oleh kepala keluarga walaupun nantinya pelaksanaan kegiatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pendataan yang telah dilakukan pada 10 KK yang dipilih berdasarkan
rekomendasi Ketua RT.10 dan Kader Posyandu Kelurahan Penyengat Rendah terdapat beberapa
penyuluhan tentang keluarga berencana pada pasangan usia subur secara langsung dan menerima
konsultasi atau tanya jawab melalui WA atau telepon. Sebagai evaluasi dari kegiatan tersebut
dilakukan tanya jawab tentang materi penyuluhan keluarga berencana, dan sebagian dari KK yang
sudah didata mengerti tentang keluarga berencana dan akan memutuskan metode KB yang
intervensi berupa edukasi seputar kehamilan dan menyediakan grup WA ibu hamil untuk ruang
B. Saran
Agar terus meningkatkan pelayanan yang menyeluruh dan merata pada masyarakat
dengan melakukan kunjungan kepada masyarakat atau dengan menggunakan puskesmas keliling
dan pada masa pandemic covis-19 ini dapat menyediakan layanan konsultasi on line untuk
105
2. Lurah Kelurahan Penyengat Rendah
Agar dapat mengarahkan dan memfasilitasi warganya untuk menjalankan perilaku hidup
3. Kader Posyandu
Kader posyandu (promotor) agar dapat meningkatkan pengetahuan atau ilmu yang telah
kesehatan.
106
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Pudji Tri Marhaeni. 2011. Kontruksi Gender dalam Realitas Sosial. Semarang: Unnes Press
Budihardjo Ir, Eko, Prof. M.S.C, Kota dan Lingkungan, United Nation, University Pers
Handayani, Tri Sakti dan Sugiarti. 2002. Konsep dan teknik penelitian gender. Malang: LP3ES
Maya, Fitri. 2007. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: Pustaka Nusa Medika.
Suharto, Edi. 2014. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: Rafika Aditama
Syaugi Al-Fanjari Dr, Ahmad. Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam. Bumi Aksara; Desember 1996.
Yayasan Pendidikan Kesehatan Perempuan. 2013. Perspektif Gender dan HAM dalam
107