Professional Documents
Culture Documents
Salin-CONTOH LAPORAN KASUS PROSES KEPERAWATAN
Salin-CONTOH LAPORAN KASUS PROSES KEPERAWATAN
NIM : 20220303019………..
Ruangan : Syaraf A Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo.
Pengkajian diambil tanggal : 4 Juni 2002. Jam 08.00 BBWI
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 4 Juni 2002
No. Regester : 10169216
Diagnosa Medis : Meningoencephalitis.
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn “R”
Umur : 43 Tahun.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Status Marietal : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Alamat : Tanjungsari Rt 31 Sidoarjo.
Cara Masuk : Lewat Instalasi Rawat Darurat RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Keluhan Utama : Demam dan Sakit kepala.
2) Tanda-tanda vital
Suhu : 36,8 0C
Nadi : 80 X/menit. Kuat dan teratur
Tekanan darah : 90/60 mmHg.
Respirasi : 20 x/menit
3) Body Systems
(1) Pernafasan (B 1 : Breathing)
Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit. Trachea tidak ada kelainan. Terdapat retraksi dada, napas dangkal. Suara tambahan terdengar bunyi ronchi. Bentuk dada simestris.
Hasil foto Thorax PA tanggal 3 Juni 2002 :
Cor : besar dan bentuk normal.
Pulmo : Tampak infiltrat granuler tersebar di kedua lapanganparu. Kedua sinus phrenicocostalis tajam.
Kesimpulan : TB Milier.
Gula darah
- Glukosa ad random : 169 mg/dl (< 140 mg/dl)
Faal Hati
- SGOT : 55 U/L (L < 37 P < 31 U/L)
Faal Ginjal
- Serum Creatinin : 1,52 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3)
Elektrolit
- Natrium : 154 mmol/l (135 – 145 mmol/l)
- Kalium : 4,08 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l)
- Clorida : 114 ( 97 – 113 ).
TERAPI :
(…………………..)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat 1. Observasi texture, turgor kulit. 1. mengetahui status nutrisi klien.
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake terpenuhi dalam waktu 7×24 jam. 2. Observasi intake out put. 2. mengetahui keseimbangan nutrisi klien.
makanan yang kurang. Kriteria hasil : 3. Observasi posisi dan kebersihan sonde. 3. untuk menghindari resiko infeksi / iritasi.
4. Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan. 4. Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan
1. Turgor baik, intake dapat masuk nutrisi klien sehingga dapat diberikan tindakan dan
sesuai kebutuhan, terdapat 1. Anjurkan kaluarga klien untuk mematuhi diet pengaturan diet yang adekuat.
kemampuan menelan, sonde yang telah diprogramkan. 5. Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah
dilepas, BB meningkat 1kg. komplikasi terjadinya hipoglikemia/hiperglikemia.
2. Berat badan dan tinggi badan 1. Timbang berat badan setiap seminggu sekali. 6. Mengetahui perkembangan berat badan pasien
ideal. (berat badan merupakan salah satu indikasi untuk
3. Keluarga Klien mematuhi menentukan diet).
dietnya. 1. Identifikasi perubahan pola makan. 7. Mengetahui apakah keluarga klien telah
4. Kadar gula darah dalam batas melaksanakan program diet yang ditetapkan.
normal. 1. Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk 8. Pemberian diet sonde TKTP yang sesuai dapat
5. Tidak ada tanda-tanda pemberian diet sonde TKTP. mempercepat pemulihan terhadap kekurangan
hiperglikemia/hipoglikemia. kalori dan protein dan membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi klien karena klien terjadi
penurunan reflek menelan.
3. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi Tujuan : klien mengalami penurunan 1. Identifikasi orang lain yang berisiko. Contah 1. Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi klien
berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan potensi untuk menularkan penyakit anggota rumah, sahabat. dengan membuang stigma sosial sehubungan
tentang resiko potogen. seperti yang ditunjukkan oleh kegagalan dengan penyakit menular.
kontak klien untuk mengubah tes kulit 1. Anjurkan klien untuk batuk / bersin dan 2. Pengetahuan tentang faktor ini membantu klien
positif. mengeluarkan pada tisu dan hindari meludah serta untuk mengubah pola hidup dan menghindari
Kriteria hasil : Klien mengalami tehnik mencuci tangan yang tepat. insiden eksaserbasi.
penurunan resiko menularkan penyakit 2. Kaji tindakan. Kontrol infeksi sementara, contoh 3. Periode singkat berakhir 2 sampai 3 hari setelah
yang ditunjukkan oleh kegagalan kontak masker atau isolasi pernafasan. kemoterapi awal, tetapi pada adanya rongga atau
klien. penyakit luas, sedang resiko penyebaran infeksi
1. Identifikasi faktor resiko individu terhadap dapat berlanjut sampai 3 bulan.
pengatifan berulang tuberkulasis. 4. Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat
dihubungi untuk menurunkan penyebaran infeksi.
1. Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi
obat.
5. Cemas berhubungan dengan kurangnya Tujuan : rasa cemas berkurang/hilang. 1. Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien. 2 Dapat meringankan beban pikiran pasien.
pengetahuan tentang penyakitnya. Kriteria Hasil : 3 Agar terbina rasa saling percaya antar perawat-
1. Pasien dapat mengidentifikasikan 1. Beri kesempatan pada pasien untuk pasien sehingga pasien kooperatif dalam tindakan
sebab kecemasan. mengungkapkan rasa cemasnya. keperawatan.
2. Emosi stabil., pasien tenang. 2. Gunakan komunikasi 4 Informasi yang akurat tentang penyakitnya dan
3. Istirahat cukup. keikutsertaan pasien dalam melakukan tindakan dapat
terapeutik. mengurangi beban pikiran pasien.
5 Sikap positif dari timkesehatan akan membantu
menurunkan kecemasan yang dirasakan pasien.
1. Beri informasi yang akurat tentang proses 6 Pasien akan merasa lebih tenang bila ada anggota
penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta keluarga yang menunggu.
dalam tindakan keperawatan. 7 Lingkung yang tenang dan nyaman dapat membantu
mengurangi rasa cemas pasien.
1. Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat,
dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusaha
memberikan pertolongan yang terbaik dan
seoptimal mungkin.
2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk
mendampingi pasien secara bergantian.
3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
1. Untuk menentukan tingkat kecemasan
yang dialami pasien sehingga perawat
bisa memberikan intervensi yang cepat
dan tepat.
6. Kurangnya pengetahuan tentang proses Tujuan : 1. Kaji patologi masalah individu. 1. Mempertahankan kesehatan umum meningkatkan
penyakit, diet, perawatan, dan pengobatan Keluarga Klien tahu mengenai kondisi penyembuhan dan dapat mencegah kekambuhan.
berhubungan dengan kurangnya informasi. dan aturan pengobatan. 1. Identifikasi kemungkinan kambuh atau 2. Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik
Keluarga klien memperoleh informasi komplikasi jangka panjang. dan ditingkatkan pada tahapan individu.
yang jelas dan benar tentang 3. Dapat menunjukkan kemajuan atau pengaktifan
penyakitnya. 1. Kaji ulang tanda atau gejala yang memerlukan ulang penyakit atau efek obat yang memerlukan
Kriteria Hasil : evaluasi medik cepat (contoh, nyeri dada tiba- evaluasi lanjut.
tiba, dispena, distress pernafasan). 4. Meningkatkan kerjasama dalam program
1. Keluarga Klien menyatakan 2. Kaji ulang praktik kesehatan yang baik (contoh, pengobatan dan mencegah penghentian obat sesuai
pemahaman penyebab masalah.
2. Keluarga Klien mampu nutrisi baik, istirahat, latihan). perbaikan kondisi klien.
mengidentifikasi tanda dan
gejala yang memerlukan 1. Kaji kemampuan keluarga klien untuk belajar 1. Mencegah dan menurunkan ketidaknyamanan
evaluasi medik. mengetahui masalah, kelemahan, lingkungan, sehubungan dengan terapi dan meningkatkan
3. Keluarga Klien mengikuti media yang terbaik bagi klien. kerjasama dalam program.
program pengobatan dan 2. Identifikasi gejala yang harus dilaporkan 2. Memberikan kesempatan untuk memperbaiki
menunjukkan perubahan pola keperawatan, contoh demam, sakit kepala atau kesalahan konsepsi / peningkatan ansietas.
hidup yang perlu untuk kesulitan bernafas. 3. Informasi tertulis menurunkan hambatan klien
mencegah terulangnya masalah. 3. Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja untuk mengingat sejumlah besar informasi.
4. Keluarga Klien memperlihatkan yang diharapkan dan alasan pengobatan lama, kaji Pengulangan penguatkan belajar.
peningkatan tingkah resiko interaksi dengan obat lain. 4. Untuk memberikan informasi pada
pengetahuan mengenai 4. Kaji resiko efek samping pengobatan dan pasien/keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh
perawatan diri. pemecahan masalah. mana informasi atau pengetahuan yang diketahui
5. Keluarga Klien mengetahui pasien/keluarga.
tentang proses penyakit, diet, 5. Agar perawat dapat memberikan penjelasan dengan
perawatan dan pengobatannya menggunakan kata-kata dan kalimat yang dapat
dan dapat menjelaskan kembali dimengerti keluarga klien sesuai tingkat pendidikan
bila ditanya. 1. Dorong klien atau orang terdekat untuk
menyatakan takut akan masalah, jawab keluarga klien .
6. Keluarga Klien dapat 6. Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan
melakukan perawatan diri pertanyaan secara nyata.
2. Berikan instruksi dan imformasi tertulis khusus tepat sehingga tidak menimbulkan
sendiri berdasarkan kesalahpahaman.
pengetahuan yang diperoleh. pada keluarga klien untuk rujukan contoh jadwal
obat.
3. Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien tentang 1. Dengan penjelasan yang ada dan ikut secra
penyakit Tuberkulosa. langsung dalam tindakan yang dilakukan, keluarga
klien akan lebih kooperatif dan cemasnya
1. Kaji latar belakang pendidikan keluargaklien . berkurang.