Penggunaan Bracket

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.

2, 2022

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA METODE KB DAN KUALITAS


HIDUP AKSEPTOR DI PUSKESMAS LOA JANAN

Wiwid Verri Yanti1, Husnul Warnida2, Triswato Sentat2


1, 2, 3
STIKES Samarinda

Email Korespondensi: husnulwarnida@gmail.com

ABSTRAK

Keluarga Berencana (KB) adalah program skala nasional untuk menekan angka
kelahiran dan mengendalikan pertambahan penduduk di suatu negara. Penggunaan
kontrasepsi pada program KB merupakan usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Alat kontrasepsi yang paling umum digunakan adalah pil, suntik, dan IUD. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui efektivitas biaya dari penggunaan kontrasepsi IUD,
suntik dan pil di Puskesmas Loa Janan. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 42
akseptor. Diperoleh rerata biaya kontrasepsi suntik yaitu (Rp25.000), pil (Rp15.000),
IUD (Rp107.000) dan efektivitas kontrasepsi suntik (0,95%), pil (0,857%), dan IUD
(0,867%). Nilai ACER (Average cost-effectiveness ratio) dari kontrasepsi suntik sebesar
Rp 26.315 dan 75% akseptor memiliki kualitas hidup biasa-biasa saja. Nilai ACER dari
pil adalah Rp 17.502 dan 85,7% akseptor memiliki kualitas hidup baik, Nilai ACER
dari IUD adalah Rp 123.414 dan 60% akseptor memiliki kualitas hidup baik. Nilai
ICER (Incremental cost-effectiveness ratio) dari Suntik-pil adalah Rp 107.526, Suntik-
IUD adalah Rp -987.951, dan Pil-IUD (Rp 9.200.000). Hasil dari penelitian
menunjukkan kontrasepsi pil lebih cost-effective dibandingkan kontrasepsi suntik dan
IUD dan memberikan kualitas hidup yang lebih baik..

Kata kunci: Analisis efektivitas biaya, kontrasepsi oral, IUD, kontrasepsi suntik,
Puskesmas Loa Janan

230
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

COST-EFFECTIVENESS ANALYSIS OF CONTRACEPTIVE


METHODS AND QUALITY OF LIFE IN LOA JANAN HEALTH
CENTER

ABSTRACT
Family Planning (KB) is a national scale program to reduce birth rates and
control population growth in Indonesia. Family planning has three phases. The first
phase is the phase of delaying pregnancy. The second is the phase of spacing out
pregnancies, and the third is the phase of terminating fertility. The use of contraceptives
in family planning is an effort to prevent pregnancy. The most common contraceptive
methods are the pill, injection, and IUD. This study aimed to determine the cost-
effectiveness of the use of oral contraceptive pills, contraceptive injections, and IUDs at
the Loa Janan Health Center. This study used a sample of 42 acceptors. The average
cost of injection contraceptives is (Rp 25,000), pills (Rp 15,000), IUD (Rp 107,000) and
the effectiveness of injection contraceptives (0.95%), pills (0.857%), and IUDs
(0.867%). The ACER (Average cost-effectiveness ratio) value of injection
contraceptives was Rp. 26,315, and 75% of the acceptors had an average quality of life.
The ACER value of the pill was Rp. 17,502, and 85.7% of the acceptors had a good
quality of life, the ACER value of the IUD was Rp. 123,414, and 60% of the acceptors
had a good quality of life. The Pill-Injection's ICER (incremental cost-effectiveness
ratio) value is Rp. 107,526. The ICER of IUD-Injection is Rp. -987,951, and the IUD-
Pill (Rp.9,200,000). Hence, oral contraceptives give good quality of life and are more
cost-effective than contraceptive injections and IUDs.

Keywords: Cost-Effectiveness Analysis, IUD, injection contraceptive, oral


contraceptive, Loa Janan Health Center

231
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

PENDAHULUAN
Keluarga Berencana adalah Indonesia tahun 2019, Angka kematian
upaya untuk mewujudkan keluarga ibu di Indonesia dari tahun 2018-2019
yang berkualitas melalui promosi, terdata sebanyak 4.221 kematian ibu
perlindungan, dan bantuan dalam dari 4.778.621 kelahiran hidup atau 88
mewujudkan hak-hak reproduksi serta per 100.000 kelahiran hidup
penyelenggaraan pelayanan, pengaturan (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
dan dukungan yang diperlukan untuk Angka kematian ibu di provinsi
membentuk keluarga dengan usia kawin Kalimantan Timur tahun 2017 sebesar
yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan 103 kasus kematian per 100.000
usia ideal melahirkan anak, mengatur kelahiran hidup, terjadi penurunan yang
kehamilan dan membina ketahanan cukup besar di tahun 2018 dengan 63
serta kesejahteraan anak (Dinkes kasus kematian per 100.000 kelahiran
Provinsi Kaltim, 2019). Alat hidup, dan terjadi peningkatan di tahun
kontrasepsi KB terbagi atas metode 2019 dengan 76 kasus kematian per
kontrasepsi jangka Panjang (MKJP) dan 100.000 kelahiran hidup (Dinkes
non-MKJP. MKJP terdiri atas alat Provinsi Kaltim, 2019). Angka
kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau kematian ibu adalah adalah kematian
intra uterine device (IUD), metode seorang wanita saat hamil atau sampai
operasional wanita (MOW), metode 42 hari pasca persalinan, yang
operasional pria (MOP) dan berhubungan dengan komplikasi
implan/susuk. Kontrasepsi non-MKJP kehamilan. Salah satu faktor resiko
terdiri atas pil dan injeksi (Budiarti dkk, komplikasi kehamilan adalah kehamilan
2017). terlalu sering, kehamilan terlalu banyak,
Masalah Angka Kematian Ibu usia ibu terlalu muda atau terlalu tua
(AKI) merupakan salah satu indikator (Susanti, 2021: Khadijah, 2018).
derajat kesehatan suatu negara yang Penggunaan kontrasepsi KB merupakan
menjadi fokus utama dalam cara mengatur kehamilan atau
penyelesaian masalah kesehatan di mencegah kehamilan.
Indonesia. Berdasarkan laporan Tingginya angka pencapaian
Kementrian Kesehatan Republik akseptor KB kontrasepsi non MKJP di

232
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

Indonesia karena kontrasepsi non MKJP yaitu sebanyak 34 Kasus kematian ibu
merupakan metode kontrasepsi yang (Dinkes Provinsi Kaltim, 2015). Jumlah
relatif murah, sedangkan biaya untuk akseptor KB di kecamatan Loa Janan
pemasangan pemakaian MKJP pada tahun 2018 sebayak 3.947 orang.
cenderung lebih mahal jika Pada tahun 2020 pengguna kontrasepsi
dibandingkan dengan non MKJP, pil pasien baru di Puskesmas Loa Janan
namun angka kelangsungan drop out sejumlah 89 pasien, sedangkan pasien
kontrasepsi non MKJP lebih tinggi jika lama 191. Pengguna suntik pasien baru
dibandingkan dengan kontrasepsi MKJP 211, sedangkan pasien lama 450.
(Farina & Susilowati, 2017). Hal Pengguna IUD pasien baru 17,
tersebut tentunya akan berpengaruh sedangkan pasien lama 48. Meskipun
terhadap anggaran dana yang memiliki jumlah pasien yang banyak,
digunakan. Pengeluaran yang dilakukan Di Puskesmas Loa Janan belum pernah
oleh akseptor KB guna mendapatkan dilakukan penelitian tentang analisis
pelayanan merupakan aspek yang perlu efektivitas biaya kontrasepsi.
diperhatikan. Hal ini merupakan salah Berdasarkan uraian tersebut, penulis
satu faktor yang menyebabkan akan melakukan penelitian tentang
munculnya tuntutan akan peningkatan analisis efektivitas biaya kontrasepsi di
mutu dan kualitas pelayanan serta Puskesmas Loa Janan.
efisiensi biaya. Analisis efektifitas biaya
penggunaan metode kontrasepsi METODE PENELITIAN
dilakukan untuk mengetahui metode MATERIAL
kontrasepsi yang paling cost effective Alat
bagi masyarakat (Hanun et al., 2021). Alat yang digunakan dalam
Loa Janan merupakan salah satu penelitian ini adalah lembar
kecamatan di Kabupaten Kutai pengambilan data dan kuesioner.
Kartanegara, yang memiliki fasilitas Bahan
pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Data akseptor dari rekam medik,
Loa Janan. Kabupaten Kutai data biaya dari buku register dan
Kartanegara memiliki AKI tertinggi di kuitansi.
Kalimantan Timur pada tahun 2014
233
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

Rancangan Penelitian Data diperoleh diidentifikasi


Rancangan penelitian pada dan dihitung unsur biayanya
penelitian ini adalah analisis deskriptif berdasarkan metode kontrasepsi yang
dengan pendekatan prospektif, digunakan oleh akseptor. Data biaya
penelitian deskriptif yaitu metode diperoleh dari buku register dan kuitansi
deskriptif yang melukiskan, Puskesmas Loa Janan periode Maret-
mengambarkan, atau memaparkan April 2021. Data dianalisis secara
keadaan objek yang diteliti sebagai apa deskriptif dengan cara membandingkan
adanya, sesuai dengan situasi dan hasil perhitungan ACER (Analysis Cost
kondisi ketika penelitian tersebut Effectiveness Ratio) dan ICER
dilakukan (Sugiyono, 2017). Metode (Incrementar Cost-Effectiveness Ratio).
penelitian deskriptif ini dilakukan Selanjutnya data kualitas hidup (Quality
dengan pendekatan prospektif yaitu of Life) tiap akseptor dihitung skornya
pendekatan dengan mengikuti subjek berdasarkan pedoman WHOQOL
untuk meneliti peristiwa yang belum (World Health Organization Quality of
terjadi (Setiadi, 2013). Penelitian ini Life).
dilakukan dengan menggunakan
instrumen berupa kuesioner yang telah HASIL DAN PEMBAHASAN
diuji validitas dan reliabilitasnya A. Karakteristik Akseptor
dengan metode Cronbach¶s alpha Berdasarkan hasil penelitian
menggunakan SPSS. Penelitian ini yang dilakukan melalui kuesioner
dilakukan di Puskesmas Loa Janan tentang karakteristik akseptor
dengan jumlah akseptor sebanyak 42 kontrasepsi suntik, pil, dan IUD di
orang yang memenuhi kriteria. Kriteria Puskesmas Loa Janan dengan jumlah
inklusi pada penelitian adalah Poli sampel 42, maka diperoleh data tentang
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang karakteristik akseptor kontrasepsi
menggunakan kontrasepsi suntik, pil, suntik, pil, dan IUD berdasarkan umur,
dan IUD di puskesmas Loa Janan, pendidikan, jenis kontrasepsi yang
bersedia mengisi kuesioner dan digunakan, sehingga diperoleh hasil
informed consent. sebagai berikut :

234
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

Gambar 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Akseptor

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Akseptor

Karakteristik Frekuensi Persentase


Kategori
Usia (F) (%)
Usia 19-35 Tahun 28 64,3
36- 47 Tahun 14 35,7
Pendidikan SD 1 2,4
SMP 14 33,3
SMA 20 47,6
Perguruan Tinggi 7 16,7
Kontrasepsi Suntik 20 47,6
IUD 15 35,8
Pil 7 16,6

Berdasarkan tabel 1. dapat 2,4%. Kemudian pada jenjang SMP


diketahui bahwa usia akseptor antara terdapat 14 orang atau 33,3%. Pada
19-35 tahun yaitu sebanyak 28 orang jenjang SMA paling banyak yaitu 20
atau 64,3% lebih banyak dibandingkan atau 47,6%. Sedangkan pada jenjang
dengan usia akseptor antara 36-47 tahun Perguruan Tinggi terdapat 7 orang atau
yaitu sebanyak 14 orang atau 35,7%, 16,7%, dan dari data penelitian yang
sedangkan pada tabel 1. diketahui dilakukan di Puskesmas Loa Janan
bahwa pendidikan terakhir akseptor didapatkan hasil bahwa dari 42
pada jenjang SD terdapat 1 orang atau akseptor, ibu PUS (pasangan usia

235
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

subur) lebih banyak memilih mencapai tujuan tertentu. Biaya medik


menggunakan kontrasepsi suntik langsung, merupakan biaya yang paling
sebanyak 20 orang atau 47,6%, dari sering diukur dan input yang digunakan
pada kontrasepsi IUD sebanyak 15 secara langsung untuk memberikan
orang atau 35,8%, dan kontrasepsi pil terapi. Misalnya biaya obat, uji
sebanyak 7 orang atau 16,6%. diagnostik, uji laboratorium, kunjungan
dokter, kunjungan unit gawat darurat,
B. Analisis Biaya Kontrasepsi jasa ambulan, jasa perawat (Setiawan et
Peneliitian ini dilakukan untuk al., 2017). Berikut ini merupakan tabel
mengetahui besar biaya kontrasepsi yang menunjukkan biaya total medik
dalam biaya medik langsung. Biaya langsung pada akseptor kontrasepsi di
didefinisikan sebagai suatu sumber daya Puskesmas Loa Janan.
yang dikorbankan atau dilepaskan untuk

Tabel 2. Biaya Kontrasepsi

Jenis Biaya Suntik (Rp) Pil IUD


(Rp) (RP)
Biaya Konsultasi 2000 3000 0

Biaya Tindakan 23,000 12,000 100.000

Biaya Obat 0 0 7,000


Tambahan

Total 25,000 15,000 107,000

236
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

Gambar 2. Biaya Komtrasepsi

Biaya medik langsung meliputi


biaya konsultasi, biaya tindakan, biaya C. Analisis Efektivitas
obat tambahan. Hasil penelitian Kontrasepsi
menunjukkan bahwa biaya total Efektivitas adalah kemampuan
kontrasepsi suntik yaitu Rp. 25.000 untuk memilih tujuan-tujuan atau
yang terdiri atas biaya konsultasi (Rp. sasaran-sasaran yang tepat dan
2.000), biaya tindakan (Rp. 23.000), mencapainya. Karena itu efektivitas
dan biaya obat tambahan (Rp. 0), menunjuk pada kaitan antara output
Sedangkan hasil penelitian kontrasepsi atau apa yang sudah dicapai atau hasil
pil yaitu Rp.15.000 yang terdiri atas yang sesungguhnya dicapai dengan
biaya konsultasi (Rp. 3.000), biaya tujuan atau apa yang sudah ditetapkan
tindakan (Rp. 12.000), dan biaya obat dalam rencana atau hasil yang
tambahan (Rp. 0), serta hasil penelitian diharapkan. Suatu organisasi dikatakan
pada Kontrasepsi IUD memiliki biaya efektif jika output yang dihasilkan bisa
Rp. 107.000 yang terdiri atas biaya memenuhi tujuan yang diharapkan
konsultasi (Rp.0), biaya tindakan (Mahmudi, 2015). Efektivitas
(Rp.100.000) dan biaya obat tambahan kontrasepsi dapat diketahui dengan
(Rp.7.000). menghitung efek samping akseptor
237
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

ditambah kegagalan akseptor kemudian yang menunjukkan analisis efektivitas


hasil tersebut dikurangi dengan kontrasepsi.
efektivitas. Berikut ini merupakan tabel

Tabel 3. Efektivitas Kontrasepsi


Jumlah Efek Samping (a) Kegagalan (b) Efektivitas (%)
Jenis
Akseptor Jumlah % Jumlah % (C) = 1 - (a+b)
Suntik 20 1 0,05 0 0 0,95
IUD 15 2 0,133 0 0 0,867
Pil 7 1 0,143 0 0 0,857

Gambar 3. Efektivitas Kontrasepsi

Hasil penelitian pada tabel 3 kontrasepsi IUD sebesar 0,867%, efek


menunjukkan bahwa efektivitas samping 0,133%, kegagalan 0 %. Jika
kontrasepsi suntik yaitu 0,95%, efek dibandingkan dengan kontrasepsi
samping 0,05 %, dan kegagalan 0%, Suntik maka kontrasepsi IUD memiliki
sedangkan Hasil penelitian pada efektifitas yang lebih rendah.
kontrasepsi pil menunjukkan hasil yaitu
0,857%, efek samping 0,143 %, dan D. ACER Kontrasepsi
kegagalan 0 % lebih rendah Analisi farmakoekonomi
dibandingkan kontrasepsi IUD dan digunakan untuk mengidentifikasi,
Suntik, serta hasil penelitian kontrasepsi menilai, mengukur, dan
IUD menunjukkan bahwa efektivitas membandingkan biaya dan konsekuensi
238
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

dari alternatif yang tersedia. Dalam sebagai rasio berupa Average Cost-
penelitian ini, peneliti menggunakan Effectivenes ratio (ACER). ACER
metode analisis CEA (Cost- menggambarkan total biaya alternatif
effectiveness analysis) yaitu analisis program atau terapi dibagi outcome
efektivitas biaya digunakan untuk klinis untuk memberi gambaran rasio
membandingkan dua atau lebih biaya dalam unit mata uang per outcome
alternatif pilihan dengan menguji rasio klinis spesifik yang didapatkan.
perbedaan biaya dan perbedaan Alternatif terapi yang dikatakan paling
efektivitas kesehatan dari pilihan cost-effective adalah alternatif terapi
alternatif tersebut. Hasil yang dengan nilai ACER paling rendah
didapatkan dari CEA (Cost- (Hidayat, 2018).
effectiveness analysis) dinyatakan

Gambar 4. ACER Kontrasepsi

Tabel 4. ACER Kontrasepsi


Efektivitas
Biaya (Rp) ACER (Rp)
Jenis Kontrasepsi (%)
(a) (b) (c) = a/b
Suntik 25.000 0,95 26.315
Pil 15.000 0,857 17.502

239
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

IUD 107.000 0,867 123.414

E. ICER kontrasepsi digunakan untuk mendeterrminasi biaya


Dalam penelitian ini, peneliti tambahan dan tambahan efektivitas dari
menggunakan metode analisis CEA suatu alternatif terapi dibandingkan
(Cost-effectiveness analysis) yaitu dengan terapi yang paling baik. Rasio
analisis efektivitas biaya digunakan ini dapat memberikan gambaran biaya
untuk membandingkan dua atau lebih tambahan yang diperlukan untuk
alternatif pilihan dengan menguji rasio mendapatkan efek tambahan dengan
perbedaan biaya dan perbedaan mengganti intervensi A menjadi
efektivitas kesehatan dari pilihan intervensi B. Nilai ICER diperoleh dari
alternatif tersebut. Hasil yang hasil membagi selisih biaya antar
didapatkan dari CEA dinyatakan intervensi dengan selisih persentase
sebagai rasio berupa Incrementar Cost- efektivitas antar intervensi (Hidayat,
Effectiveness Ratio (ICER). ICER 2018).
(Incrementar Cost-Effectiveness Ratio)

Tabel 5. ICER Kontrasepsi Suntik, Pil, dan IUD

Metode Kontrasepsi ICER (Rp)


Suntik-Pil 107.526
Suntik-IUD -987.951
Pil-IUD 9.200.000

Hasil penelitian menunjukkan sebesar Rp. 9.200.000. Perbandingan


bahwa selisih efektivitas biaya biaya dan efektivitas di antara metode
kontrasespi suntik dan pil yaitu sebesar suntik, pil, dan IUD yang paling besar
Rp. 107.526. Selisih efektivitas biaya adalah pil-IUD yaitu Rp. 9.200.000,
kontrasepsi suntik dan IUD yaitu sedangkan yang terkecil adalah suntik-
sebesar Rp.-987.951. Selisih efektivitas IUD Rp.-987.951.
biaya kontrasepsi pil dan IUD yaitu

240
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

Tabel 5. menunjukkan, nilai efektif dan lebih murah, sehigga dapat


ICER kedua kontrasepsi bernilai dijadikan rekomendasi pilihan terapi.
negatif, maka dapat disimpulkan Hal ini tidak dapat dijadikan acuan,
kontrasepsi yang digunakan baik karena alternatif yang paling cost
kontrasepsi suntik dan kontrasepsi IUD effective tidak selalu alternatif yang
sama-sama efektif untuk digunakan. biayanya paling murah untuk
Perhitungan ICER menunjukkan hasil mendapatkan tujuan terapi yang spesifik
negatif atau semakin kecil, maka suatu (Refasi et al., 2018).
alternatif kontrasepsi dianggap lebih

F. Quality of Life

Tabel 6. Kualitas Hidup Akseptor

Suntik Pil IUD


Quality of Life Persentase Persentase Persentase
Frekuensi Frekuensi Frekuensi
(%) (%) (%)
Sangat Buruk 0 0 0 0 0 0
Buruk 0 0 0 0 0 0
Biasa-biasa saja 15 75 1 14,3 6 40
Baik 5 25 6 85,7 9 60
Sangat Baik 0 0 0 0 0 0
Total 20 100 7 100 15 100

Kualitas hidup akseptor baik, sebanyak 85,7% akseptor


kontrasepsi dapat dilihat pada tabel 6. kontrasepsi pil memiliki kualitas hidup
Sebanyak 25% akseptor kontrasepsi baik, dan 60% akseptor IUD memiliki
suntik memiliki kualitas hidup hidup kualitas hidup baik.

241
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

Gambar 6. Kualitas Hidup Akseptor

Gambar 7. Kesehatan dari Persepsi Akseptor

Tabel 7. Kesehatan dari Persepsi Akseptor

Suntik Pil IUD


Persepsi Sehat Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(f) (%) (f) (%) (f) (%)
Sangat Tidak
0 0 0 0 0 0
Memuaskan
Tidak Memuaskan 0 0 0 0 0 0
242
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

Biasa-biasa saja 16 80 2 28,6 7 46,7


Memuaskan 4 20 5 71,4 8 53,3
Sangat
0 0 0 0 0 0
Memuaskan
Total 20 100 7 100 15 100

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa menyukai pemakaian kontrasepsi non


20% akseptor kontrasepsi suntik MKJP karena sikap akseptor KB yang
memiliki kesehatan yang memuaskan, cenderung tidak peduli terhadap
71,4% akseptor konsentrasi pil memiliki kekhawatiran yang di alami, merasa
kesehatan yang memuaskan, dan 53,3% cocok, praktis, dan murah.
akseptor kontrasepsi IUD (53,3%) puas Hal ini sejalan dengan penelitian
dengan kesehatannya. Sumawan & Ernawaty (2006) Hasil
Terdapat banyak faktor yang pengukuran sesudah pemakaian
memengaruhi seseorang dalam kontrasepsi terlihat bahwa pemakaian
pemilihan kontrasepsi yang akan kontrasepsi, terjadi peningkatan nilai
digunakan. Faktor yang menjadi QoL (Quality of Life) baik pada metode
pertimbangan seseorang dalam memilih suntik, pil, maupun IUD. Hal ini berarti
alat kontrasepsi antara lain faktor bahwa semakin lama akseptor
individu, faktor kesehatan, dan faktor menggunakan suatu metode kontrasepsi
metode kontrasepsi seperti biaya, dan semakin meningkat kualitas hidupnya
efek samping (Hartanto, 2015). karena akseptor akan menggunakan
Menurut penelitian (Septalia & suatu metode kontrasepsi dalam jangka
Puspitasari, 2017) menyatakan bahwa waktu lama apabila merasa cocok
salah satu faktor penyebab akseptor KB dengan kontrasepsi yang dipakainya.

Tabel 8. Domain Fisik, Psikologis, Hubungan Sosial dan Lingkungan Akseptor

Suntik Pil IUD


Kualitas
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Hidup
(f) (%) (f) (%) (f) (%)
Domain Fisik
Baik 13 65 7 100 15 100

243
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

Cukup 7 35 0 0 0 0
Kurang 0 0 0 0 0 0
Domain Psikologis
Baik 3 15 6 85,7 7 46,7
Cukup 17 85 1 14,3 8 53,3
Kurang 0 0 0 0 0 0

Domain Hubungan Sosial


Baik 2 10 4 57,1 2 13,3
Cukup 18 90 3 42,9 13 86,7
Kurang 0 0 0 0 0 0
Domain Lingkungan
Baik 20 100 2 28,6 2 13,3
Cukup 0 0 5 71,4 13 86,7
Kurang 0 0 0 0 0 0

Kualitas hidup akseptor KB di hidup baik. Berdasarkan domain


puskesmas Loa Janan berdasarkan lingkungan, semua akseptor KB suntik
domain fisik, psikologis, hubungan (100%) memiliki kualitas fisik baik,
sosial dan lingkungan dapat dilihat pada 26,6% akseptor pil memiliki kualitas
tabel 6. Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa hidup
berdasarkan domain fisik 65% akseptor baik, dan 13,3% akseptor IUD memiliki
kontrasepsi suntik memiliki kualitas kualitas hidup baik.
hidup fisik, sedangkan 100% akseptor Berdasarkan hasil analisis
pil dan IUD memiliki kualitas hidup menggunakan uji statistik chi-square
baik. Berdasarkan domain psikologis, didapatkan nilai p<0,05 yang
15% akseptor suntik memiliki kualitas menunjukkan bahwa terdapat hubungan
fisik baik, 85,7% akseptor pil memiliki yang positif antara efektivitas biaya
kualitas hidup baik, dan 46,7% akseptor dengan kualitas hidup pengguna
IUD memiliki kualitas hidup baik. kontrasepsi suntik, pil, dan IUD di
Berdasarkan domain hubungan Puskesmas Loa Janan.
sosial, 10% akseptor suntik memiliki
kualitas fisik baik, 57,1% akseptor pil KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
memiliki kualitas hidup baik, dan
ditemukan maka dapat disimpulkan
13,3% akseptor IUD memiliki kualitas
bahwa:

244
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

1. Kontrasepsi yang paling cost- Kesehatan Provinsi Kaltim Tahun


effective di puskesmas Loa 2014. Dinas Kesehatan Provinsi
Janan adalah kontrasepsi pil. Kaltim.
2. Terdapat hubungan cost Dinkes Provinsi Kaltim. (2019).
effectiveness analysis dan Laporan Kinerja Instalasi
quality of life dengan Pemerintah Tahun 2019. Dinas
penggunaan kontrasepsi suntik, Kesehatan Provinsi Kalimantan
pil, dan IUD. Kontrasepsi yang Timur.
memiliki kualitas hidup yang Farina, A. M. N. F., & Susilowati, E.
baik adalah kontrasepsi pil. (2017). Analisis Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan
UCAPAN TERIMAKASIH Pemilihan Alat Kontrasepsi KB
Peneliti mengucapkan terima
suntik oleh Akseptor KB di Desa
kasih kepada pihak yang telah
Kedungglugu Kabupaten Nganjuk.
membantu pelaksanaan penelitian:
Repository.Poltekkespim.Ac.Id, 1±
1. Kepala Puskesmas Loa Janan,
10.
Kabupaten Kutai Kartanegara,
Hanun, R. F. El, Aziez, I., & Luthfi, H.
Kalimantan Timur
M. (2021). Analisis Efektivitas
2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Biaya Metode Kontrasepsi Pil dan
Kesehatan Samarinda
Suntik untuk Akseptor KB Mandiri
Di Puskesmas Tonjong. 1(1), 6±11.
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, H. (2015). Keluarga
BKKBN. (2015). Keluarga Berencana
berencana dan kontrasepsi.
dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar
Pustaka Sinar Harapan.
Harapan.
Hidayat, M. A. (2018). Cost-
Budiarti, I., Nuryani, D. D., & Hidayat,
Effectiveness Analysis
R. (2017). Determinan Penggunaan
Penggunaan Antibiotik Untuk
Metode Kontrasepsi Jangka
Pasien Rawat Inap Demam Tifoid
Panjang (MKJP) pada Akseptor
Di RSUD Bangil Tahun 2016.
KB. Jurnal Kesehatan, 8(2), 220-
Skripsi,Fakultas Kedokteran,
224.
Universitas Islam Negeri Maulana
Dinkes Provinsi Kaltim. (2015). Profil
Malik Ibrahim Malang, Malang.
245
JURNAL RISET KEFARMASIAN INDONESIA VOL.4 NO.2, 2022

Khadijah, S. (2018). Upaya deteksi dini Sugiyono. (2012). Metode penelitian


resiko tinggi kehamilan ditentukan pendidikan pendekatan kuantitatif,
oleh pengetahuan dan dukungan kualitatif dan R&D. Alfabeta.
tenaga kesehatan. Jurnal Sehat Sugiyono. (2017). Metode penelitian
Mandiri, 13(1), 27-34. pendidikan pendekatan kuantitatif,
Kementerian Kesehatan RI. (2020). kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Profil Kesehatan Indonesia Tahun Sumawan, I. W., & Ernawaty. (2006).
2019. Kementerian Kesehatan RI. Cost Effectiveness Analysis
Sekretariat Jenderal. Metode Kontrasepsi IUD , Suntik
Mahmudi. (2015). Manajemen Kinerja dan Pil dengan Pendekatan Quality
Sektor Publik. Unit penerbit dan of Life. Journal Unair, 1(1998),
percetakan sekolah tinggi ilmu 27±32.
manajemen YKPN. Susanti, S. (2021). GAMBARAN
Refasi, N. L., Lolo, W. A., & Bodhi, W. KOMPLIKASI PERSALINAN
(2018). Analisis Efektivitas Biaya PADA IBU HAMIL DENGAN
(Cost Effectiveness Analysis) Pada FAKTOR RESIKO USIA
Pengobatan Pasien Malaria TERLALU TUA DI
Falciparum Di Rsud Nabire. PUSKESMAS CISAYONG
Pharmacon, 7(2), 1±9. KABUPATEN
https://doi.org/10.35799/pha.7.201 TASIKMALAYA. Journal of
8.19365 Midwifery and Public Health, 2(2),
Septalia, R., & Puspitasari, N. (2017). 91-96.
Faktor yang Memengaruhi Widarjono, A. (2019). Statistika
Pemilihan Metode Kontrasepsi. Terapan dengan Excel dan SPSS.
Jurnal Biometrika Dan UPP STIM YKPN.
Kependudukan, 5(2), 91±98.
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik
Penulisan Riset Keperawatan.
Graha Ilmu.
Setiawan, D., Endarti, D., & Suwantika,
A. A. (2017). Farmakoekonomi
Modeling. UM Purwokerto Press.
246

You might also like