1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

REPRESENTASI EMANSIPASI WANITA DALAM FILM “KARTINI”

Oleh : Ratih Yuswita Sari


Pembimbing : Chelsy Yesicha, S.Sos, M.I.Kom
Konsentrasi Manajemen Komunikasi - Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru, Pekanbaru 28293
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

Understanding the emancipation of women that exist in the thought of Kartini and
misunderstandings do not occur in interpreting the meaning of female emancipation. The
discourse of female emancipation in Indonesia could not be separated from the figure of
Ajeng Raden Kartini. Since the 19th century, she was remembered as a fighter for women's
emancipation in Indonesia. Through a letter addressed on his friends in the Netherlands, She
reveals his thoughts about the struggles of women and female emancipation. Kartini's letters
are collected in a book published by Mr. j. h. Abendanon Door Duisternis tot under the title
Licht in 1911. This research uses qualitative research methods with the study of the analysis
of the discourse of Sarah Mills. Sara Mills convey that understanding is divided into two
parts, namely the position of the subject – object and the reader or audience. The authors
collected data done by processing the documentation, study library and browse the online
data. While for the data analysis, the author does categorization and the reduction of data,
data and cereal drawdown summary. The results of the research in this is an understanding
of female emancipation in the thought of R. A. Kartini's in the movie, She has two wishes.
For Kartini his desire as women is to be free and independent. More details are first, as a
woman She would like to be given the opportunity of pursuing an education at the school.
Kartini's desire that latter is refused the existence of polygamous marriages. Kartini wrote
to fight for emancipation of women.The thinking and actions of Kartini as this can not be
separated from the background is the son of concubine and comes from the aristocracy. The
conclusion of this paper is to struggle for the non educated for women and denial over the
marriage of polygamy. In his fight, She uses literature as a tool to achieve this. The
experience and background of Kartini as a son of concubine became a compelling reason in
the fight for emancipation of women. Not only that, the traditional Javanese too withheld any
women participated and motivated Kartini to fight escaping on behalf of women.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 1


PENDAHULUAN segar bagi kehidupan kaum perempuan
Wacana emansipasi wanita di masa kini. Inilah alasan Pramoedya
Indonesia tak bisa lepas dari sosok Raden Ananta Toer menganggap bahwa “Kartini
Ajeng Kartini. Sejak abad 19, Kartini merupakan obor dengan minyak
dikenang sebagai pejuang emansipasi pengetahuan dan pemikiran yang lebih
wanita di Indonesia. Melalui surat yang masak dengan oktan yang lebih tinggi”
ditujukan pada teman-temannya di (Toer, 2010:223). Masyarakat Indonesia
Belanda, Kartini mengungkapkan mengenal sosok Kartini melalui buku
pemikirannya mengenai perjuangan berisi kumpulan suratnya yang
perempuan dan emansipasi wanita. Surat- diterjemahkan dalam bahasa Melayu pada
surat Kartini yang dikumpulkan dalam tahun 1922. Melalui buku ini pula
sebuah buku dipublikasikan oleh Mr. J. masyarakat mengenal konsep emansipasi
H.Abendanon dengan judul Door wanita sebagai perjuangan untuk
Duisternis tot Licht pada tahun 1911. mendapatkan hak-hak perempuan sebagai
Dalam suratnya, Kartini manusia.
mengungkapkan kegelisahannya hidup Emansipasi wanita dan feminisme
sebagai perempuan yang mengalami merupakan suatu kesatuan. Kata
diskriminasi sosial. “Gadis-gadis muda emansipasi berasal dari bahasa Latin yaitu
dan pemuda - pemuda diceraikan satu emancipatio yang berarti pembebasan dari
sama lain” (Surat Kartini pada Estella kekuasaan. Emansipasi merupakan
Seehandelaar, 5 Mei 1899). Pemisahan ini tuntutan yang disampaikan gerakan
merupakan hal yang lumrah di kehidupan feminis untuk mendapatkan kesamaan dan
sosial yang menganut sistem feodal. Saat keadilan hak dengan laki-laki. Ini adalah
itu, perempuan-perempuan di lingkungan perjuangan kaum perempuan untuk tidak
Kartini, tak dapat bergerak bebas seperti dipandang sebelah mata apalagi rendah.
saat ini. Bebas dalam arti dapat bergerak Mereka yang merasa terkekang oleh
sebagai manusia seutuhnya tanpa budaya patriarki dan dominasi maskulin
dihalangi perbedaan gender. dijuluki gerakan feminis.
Kartini mencoba untuk Salah satu yang tidak bisa
membebaskan perempuan dari dominasi dihindari adalah liberalisme.
maskulin dan budaya feodalisme melalui Pandangannya tentang kedudukan laki-
tulisan. Ia mengharapkan agar perempuan laki dan perempuan pun hampir bisa
mendapatkan pendidikan yang sama dipastikan banyak terpengaruh
dengan laki-laki. Ini menunjukkan bahwa pandangan-pandangan liberal yang
Kartini ingin memperjuangkan hak-hak diajarkan guru-guru belandanya di
perempuan sebagai manusia, sama halnya sekolah. Dari sekolah Belanda ini pula
dengan laki-laki. Tak hanya itu, Kartini Kartini bertemu dengan buku-buku dan
juga berjuang untuk menolak pernikahan surat kabar yang berhaluan liberal.
perempuan dengan laki-laki yang tak Pengaruh feminis yang paling
dikenalnya bahkan tak dicintainya. meyakinkan dalam surat-suratnya adalah
Baginya ini telah melanggar hak asasi teman-teman korespondensinya sendiri.
perempuan sebagai manusia. Stella Zeehandelar adalah salah seorang
Sedikitnya, wacana emansipasi yang paling feminis dibanding teman-
wanita yang diusung oleh Kartini dalam temannya yang lain. Usianya lebih tua 5
kumpulan suratnya telah membawa angin tahun dari Kartini, anak dari orang tua

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 2


Yahudi-Belanda. Ia penganut sosialis yang mengandung peringatan yang menuntut
sangat kuat dan aktivis feminis sejak mereka (perempuan) tunduk pada satu
masih di Belanda sampai bekerja di tatanan yang diam-diam itu.
Indonesia. Kartini berkenalan dengan Kaum perempuan dibatasi untuk
Stella pada tahun 1899 melalui redaksi De menampakkan diri di ruang publik.
Hollandse Leile, majalah wanita yang saat Bahkan Kartini menjelaskan dalam
itu sangat populer. Teman-temannya yang suratnya yang ditujukan pada Estella
lain pun rata-rata berpaham liberal seperti Zeehandelaar, 14 November 1899 bahwa
pada umumnya orang-orang yangd atang pada usia dua belas tahun dirinya harus
dari Belanda pada abad ke-19 dan 20. dikurung di dalam rumah dan sama sekali
Paham feminis yang muncul dalam terputus hubungan dengan dunia luar.
surat-surat Kartini hampir bisa dipastikan Mereka (perempuan) dituntut untuk
berasal dari dua sumber di atas: sekolah menjaga nada suara, sikap, perilaku,
Belanda dan teman-teman Belandanya. pakaian, bahkan cara berjalan. Hal ini
Beruntung bahwa Kartini sesungguhnya tertera dalam kehidupan sehari-hari
tidak benar-benar menjadi feminis yang masyarakat Jepara tak terkecuali Kartini
ekstrim: memusuhi laki-laki. Feminisme yang merupakan anak dari selir yang
bagi Kartini hanya sebatas wacana yang berasal dari rakyat biasa. Statusnya ini tak
bergolak dalam pikirannya. Selebihnya ia menjadikannya lebih bebas bergerak
sampaikan itu dalam surat-suratnya. karena perempuan yang bukan berasal dari
Dominasi budaya patriarki dalam bangsawan cenderung lebih bebas.
wacana perempuan Indonesia telah lama Namun, kedudukan Kartini sebagai anak
dirasakan dampaknya dalam masyarakat, dari bupati Jepara saat itu
sebagai contoh budaya ini telah digunakan mengharuskannya untuk menjaga sikap.
oleh keluarga R. A. Kartini. Secara luas, Hingga saat ini, secara tidak sadar
budaya ini telah masuk dalam berbagai perempuan masih terbelenggu dengan
bidang kehidupan, baik dunia pendidikan, sistem dan budaya yang seolah-olah telah
ekonomi, sosial, termasuk dunia politik. meninggikan derajat mereka. Kebebasan
Di lain pihak, dominasi patriarki telah perempuan masa kini untuk memperoleh
memicu lahirnya diskriminasi dan pendidikan bahkan berkarir di bidang apa
ketimpangan gender. Peran dan saja dianggap sebuah perjuangan
kedudukan perempuan dalam keluarga, emansipasi wanita. Segala bentuk prestasi
masyarakat dan negara berada di bawah kaum perempuan masa kini merupakan
kuasa laki-laki. Kondisi seperti inilah yang buah dari perjuangan hak-hak perempuan
menyebabkan perempuan tak lebih hanya yang diusung oleh Kartini. Begitulah
sebagai subordinasi laki-laki. masyarakat Indonesia mengenalnya.
Kehidupan masyarakat Jepara, Berbicara mengenai emasipasi
tempat tinggal Kartini pada masa itu (abad wanita pada saat ini, tidaklah lepas dari
19), menganut sistem feodalisme yang jasa seorang RA Kartini. Peranan yang
sangat kental dan budaya patriarki. Akibat beliau lakukan membuat para wanita
sistem sosial inilah peran perempuan Indonesia dihargai sampai saat ini. RA
dibatasi dan dibelenggu. Perempuan Kartini adalah sosok wanita yang sangat
terkurung dalam dunia yang terbatas, antusias dengan pendidikan dan ilmu
antara lain wilayah desa, rumah, bahasa, pengetahuan. Hal ini membuatnya
dan peralatan. Dunia yang terbatas itu memiliki hobi membaca dan menulis.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 3


Sehingga melalui hobinya tersebut Teori kritis adalah sebutan untuk
menjadikan beliau suka membaca surat orientasi teoritis tertentu yang bersumber
kabar atau majalah-majalah dari dari Hegel dan Marx, disistematisasi oleh
kebudayaan Eropa. Horkheimer dan sejawatnya oleh
Sepanjang hidupnya, Kartini Habermas. Secara umum istilah ini
memperjuangkan kesetaraan hak bagi merujuk pada elemen kritik dalam filsafat
semua orang, terutama hak memperoleh Jerman yang dimulai dengan pembacaan
pendidikan untuk perempuan tanpa kritis Hegel terhadap Kant. Secara lebih
mempedulikan dari golongan ningrat atau khusus, teori kritis terkait dengan orientasi
bukan. Bersama kedua adiknya, Roekmini tertentu terhadap filsafat yang “dilahirkan”
(Acha Septriasa) dan Kardinah (Ayushita di Frankfurt.
Nugraha), Kartini mendirikan sekolah Dua bidang penting teori kritis
untuk rakyat miskin dan menciptakan adalah femenis dan marxits. Airan teori
lapangan kerja untuk rakyat di Jepara dan femenis, yaitu (1) Aliran Literal/ Liberal,
sekitarnya. dan (2) Aliran Radikal. Dua tori feminis,
Analisis wacana dimaksudkan yaitu (1) Teori kelompok yg terbungkam
sebagai suatu analisis untuk membongkar (muted group teory) dan (2) Teori
maksud-maksud dan makna tertentu. Kesemestaan wacana patriakal. Teori
Wacana adalah suatu upaya pengungkapan kelompok yang terbungkam (muted group
maksud tersembunyi dari sang subjek teory) dikemukakan oleh Edwin Ardener
yang mengemukakan suatu pernyataan. dan Shirley Ardener bahwa antropolog
Proses analisis wacana memungkinkan cendrung membicarakan suatu budaya
kita untuk menguji cara dimana berdasarkan pandangan maskulin. Julia
pencapaian tujuan dapat dimengerti Penelope mengemukakan bahwa bahasa
melalui pesan-pesan. Analisis wacana merupakan sentral bagi semua
adalah analisis yang berhubungan dengan pengalaman manusia dan masyarakat.
studi mengenai bahasa atau pemakaian Kesemestaan wacana adalah seperangkat
bahasa. Seperti yang dinyatakan oleh Sara konvensi bahasa yang dapat
Mills bahwa analisis wacana dapat dilihat mencerminkan suatu definisi khusus
sebagai reaksi yang lebih pada bentuk tentang realitas. Gender dalam
linguistik dimana fokus pada unit-unit pembicaraan ini adalah sosilogis bukan
yang konstituen dan struktur kalimat dan biologis. Pendekatan teori Marxist
tidak fokus pada kalimat itu sendiri dengan berkaitan dengan dua persoalan:
sebuah analisis bahasa yang digunakan 1. Politik tekstualitas, berhubungan
ada beberapa pandangan dalam analisis dengan cara-cara produsen media dalam
wacana. Berdasarkan uraian di atas, maka mengkoding pesan, cara-cara khalayak
penulis mengangkat penelitian dengan dalam mendekoding pesan-pesan dan
judul Representasi Emansipasi Wanita dominasi kekuatan yang terdapat dalam
Dalam Film “Kartini”. proses
2. Problematik kajian-kajian budaya,
menyelidiki hubungan di antara media,
lembaga-lembaga yang lain dan ideologi
TINJAUAN PUSTAKA budaya. Bagaimana ideologi yang
Teori Kritis dominan suatu budaya menumbangkan
ideologi-ideologi lain melalui lembaga-

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 4


lembaga sosial seperti sekolah, gereja, dan sebuah keterbatasan, langkahkan kakimu
media. jauh ke depan bersama kebebasan,
Habermas beranggapan bahwa menjadi Kartini – kartini Baru”….
komunikasi sangat penting bagi Demikianlah pendapat salah satu ibu
emansipasi. Bahasa itu sendiri merupakan Menteri Indonesia di hari kartini 21 april
sentral bagi kehidupan manusia, dan kemarin. Kita urai dari makna kata bebas.
menjadi alat pemenuhan kepentingan Bebeas berarti tidak terikat dengan aturan,
emansipatoris. bersikap sesuka hati, tidak mau diatur
dengan seperangkat tertentu. Selama ini
Teori Feminisme wanita dianggap rendah karena adanya
Feminisme adalah sebuah paham aturan bahwa dia harus dipimpin oleh
yang muncul ketika wanita menuntut seorang laki – laki didalam rumah
untuk mendapatkan kesetaraan hak yang tangganya, bahkan dia harus mengikuti
sama dengan pria. Istilah ini pertama kali laki –laki sebagai pemimpin didalam
digunakan di dalam debat politik di rumah tangganya. Ada aturan harus izin
Perancis di akhir abad 19. Menurut June ketika keluar rumah, ada aturan bahwa
Hannam (2007:22) di dalam buku peran utama dia adalah sebagai ibu dan
Feminism, kata feminisme bisa diartikan pengatur rumah tangga yang menjadikan
sebagai: dia harus berperan besar di area
1. Pengakuan tentang domestiknya. Wanita juga untuk menutup
ketidakseimbangan kekuatan antara aurat ketika keluar dari rumahnya. Hal ini
dua jenis kelamin, dengan peranan lah beberapa yang menjadikan anggap
wanita berada dibawah pria. bahwa perempuan bukanlah wanita yang
2. Keyakinan bahwa kondisi wanita bebas, dianggap wanita penuh
terbentuk secara sosial dan maka dari keterbatasan karena harus terkair dengan
itu dapat diubah. seperangkat aturan.
3. Penekanan pada otonomi wanita. Kebebasan secara umum
Feminis liberal memandang dimasukkan dalam konsep dari filosofi
diskriminasi wanita yang diperlakukan politik dan mengenali kondisi dimana
tidak adil. Wanita seharusnya memiliki individu memiliki kemampuan untuk
kesempatan yang sama dengan pria untuk bertindak sesuai dengan keinginannya.
sukses di dalam masyarakat. Menurut Individualis dan konsepsi liberal sosialis,
feminis liberal, keadilan gender dapat disisi lain, mempertimbangkan kebebasan
dimulai dari diri kita sendiri. Pertama, sebagai distribusi setara dari kekuasaan,
peraturan untuk permainannya harus adil. berpendapat kalau kebebasan tanpa
Kedua, pastikan tidak ada pihak yang kesamaan jumlah ke dominasi dari yang
ingin memanfaatkan sekelompok paling berkuasa.
masyarakat lain dan sistem yang Kemandirian menurut masrun
dipakainya haruslah sistematis serta tidak (1986:8) kemandirian adalah suatu sikap
ada yang dirugikan. (Tong, 2009:2) yang memungkinkan seseorang untuk
Kartini tidak menuntut persamaan bertindak bebas, melakukan sesuatu atas
hak dalam segala bidang. Ia hanya dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya
menuntut agar kaum wanita diberi hak sendiri tanpa bantuan dari orang lain,
mendapatkan pendidikan layak. Bebaskan maupun berpikir dan bertindak
pikiranmu bahwa perempuan adalah original/kreatif, dan penuh inisiatif,

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 5


mampu mempengaruhi lingkungan, tolak. Bahwa, hanya dengan betul-betul
mempunyai rasa percaya diri dan menyadari di mana letak perbedaan-
memperoleh kepuasan dari usahanya. perbedaannya dengan cara kerja teks
bahasa, kita akan menemukan cara kerja
Film khusus semiotika film (dalam Sobur,
Film merupakan bidang kajian yang 2003: 130).
amat relevan bagi analisis struktural atau
semiotika. Seperti yang dikemukakan Van Emansipasi Wanita
Zoest, film dibangun dengan tanda Emansipasi wanita ialah proses
semata-mata. Tanda-tanda itu termasuk pelesapan diri para wanita dari kedudukan
berbagai sistem tanda yang bekerja sama sosial ekonomi yang rendah atau dari
dengan baik untuk mencapai efek yang pengekangan hukum yang membatasi
diharapkan. Berbeda dengan fotografi kemungkinan untuk berkembang dan
statis, rangkaian gambar dalam film untuk maju.Dan bicara emansipasi wanita,
menciptakan imaji dan sistem penandaan. maka pasti membicarakan Kartini, seorang
Karena itu, menurut Van Zoest, bersamaan wanita priyayi Jawa yang memiliki
dengan tanda-tanda arsitektur, terutama pemikiran maju di masanya yang
indeksikal, pada film terutama digunakan kemudian diangkat namanya menjadi
tanda-tanda ikonis, yakni tanda-tanda penggerak emansipasi wanita Indonesia,
yang menggambarkan sesuatu. Memang, berkat surat-surat2 korespondennya pada
ciri gambar-gambar film adalah sahabat Belandanya yang kemudian
persamaanya dengan realistis yang diangkat menjadi sebuah buku berjudul
ditujukannya. Gambar yang dinamis ‘Habis Terang Terbitlah Terang’.
dalam film merupakan ikonis bagi realitas Jadi bila disimpulkan arti
yang dinotasikannya (dalam Sobur, 2003: Emansipasi dan apa yang dimaksudkan
128). oleh Kartini adalah agar wanita
Seperti yang dikatakan Van Zoest mendapatkan hak untuk mendapatkan
dalam Buku Alex Sobur, bahwa film pendidikan, seluas-luasnya,
menuturkan ceritanya dengan cara setinggitingginya. Agar wanita juga di
khususnya sendiri. Kekhususan film akui kecerdasannya dan diberi kesempatan
adalah mediumnya, cara pembuatannya yang sama untuk mengaplikasikan
dengan kamera dan pertunjukkannya keilmuan yang dimilikinya dan Agar
dengan proyektor dan layar. Semiotika wanita tidak merendahkan dan di
film untuk membuktikan hak rendahkan derajatnya di mata pria.
keberadaannya, yang dalam hal-hal Dalam hal ini tidak ada perkara yang
penting menyimpang dari sintaksis dan menyatakan bahwa wanita menginginkan
semantik teks dalam arti harfiah, harus kesamaan hak keseluruhan dari pria,
memberikan perhatian khusus pada karena pada hakikatnya pria dan wanita
kekhususan tersebut. Menurutnya, pada memliki kelebihannya masing-
sintaksis dan semantik film dapat masing.Lantas sekarang, emansipasi
dipergunakan pengertian yang dipinjam dijadikan kedok ‘kebebasan’ para
dari ilmu bahasa dan sastra. Tetapi, akan wanita. Jadi akan menjadi sangat miris
merupakan metafor-metafor. Jadi, dengan bila pengertian emansipasi wanita ini
pengertian-pengertian yang digunakan lantas di anggap sebagai pemberontakan
sebagai perbandingan tidak perlu kita wanita dari kodrat kewanitaannya.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 6


Dimana wanita melupakan saat itu memiliki keinginan untuk
‘kewanitaannya’ dan lebih menunjukkan memajukan wanita pribumi dari
keperkasaannya secara fisik, yang kedudukan social ekonomi yang rendah
notabene bukan ‘lahannya’ namun agar memperoleh kebebasan, otonomi dan
memaksakan agar ‘diakui’. Saat wanita persamaan hokum sebagai bagian dari
lupa bahwa selain cerdas di luar sana juga gerakan yang lebih luas. Itu semua
harus cerdas didalam rumahnya. awalnya ia memelopori dari
Dan emansipasi wanitapun dijadikan ketertarikannya pada kemajuan berpikir
kedok untuk memperdagangkan diri dalam perempuan Eropa yang ia ketahui dari
balutan kontes putri dan ratu dengan buku-buku, Koran dan majalah Eropa.
tameng menguji kecerdasan Di usia 24 tahun, Kartini menikah
kontestannya.Apakah hubungannya dengan Bupati Rembang yang statusnya
kecerdasan yang dinilai dalam balutan sudah pernah memiliki tiga istri, Yaitu
baju seksi dan wajah mempesona?? Dan K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo
ada juga yang menjual kecantikan untuk Adhiningrat pada tanggal 12 November
memperoleh ‘nilai’ lebih dalam hal 1903. Saat berumah tangga, Kartini
pendidikan, pekerjaan bahkan status mendirikan sekolah wanita di wilayah
sosial, suatu bentuk pelacuran terselubung Kabupaten Rembang yang kini bangunan
yang malah menghancurkan derajat wanita sekolahnya tersebut digunakan sebagai
dimata pria. Gedung Pramuka. Dari pernikahannya itu,
ia dikaruniai seorang putera bernama
Biografi R.A Kartini Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada
21 April merupakan hari bersejarah 13 september 1904. Empat hari setelah
bagi bangsa Indonesia, karena setiap puteranya lahir tanggal 17 september
tahunnya tanggal 21 April diperingati 1904, Kartini menghembuskan nafas
sebagai Hari Kartini. Hari kartini sendiri terakhirnya di usia 25 tahun dan
dikenal sebagai penanda terlepasnya dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan
wanita Indonesia dari belenggu kegelapan Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
menuju masa yang lebih beradab yang Perjuangan Kartini kemudian
kemudian disebut emansipasi wanita. dilanjutkan olh yayasan Kartini dengan
Presiden Soekarno mengeluarkan mendirikan Sekolah Wanita yang diesbut
Keputusan Presiden Republik Indonesia “Sekolah Kartini” di Semarang pada tahun
No. 108 Tahun 1964 pada tanggal 2 Mei 1912, lalu kemudian disusul di Surabaya,
1964 yang menyatakan, menetapkan R.A Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon,
Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan dan daerah lainnya.
Nasional sekaligus menetapkan tanggal
lahir Kartini, 21 April sebagai peringatan Analisis Wacana Model Sara Mills
Hari Kartini. Sehubungan dengan penelitian yang
R.A Kartini adalah anak dari akan dilakukan dalam sebuah film, maka
bangsawan Jawa Raden Mas Adipati Ario yang akan dilihat adalah bagaimana posisi
Sosroningrat dan ibunya bernama M.A aktor ditampilkan dalam sebuah adegan di
Ngasirah, ayah Kartini merupakan seorang film. Siapa yang akan menjadi subjek dan
patih yang diangkat menjadi Bupati Jepara objek penceritaan. Dengan demikian, akan
sesaat setelah Kartini. Saat usianya masih ditemukan bagaimana struktur adegan dan
belia, Kartini yang bisa berbahasa Belanda bagaimana makna diperlakukan dalam

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 7


adegan secara keseluruhan. Posisi Film Kartini menggambarkan
pembaca dalam penelitian ini bisa bagaimana ningrat jawa yang mendobrak
diasumsikan sebagai penonton, kemudian kungkungan adat melalui pikiran –
akan dilihat bagaimana penonton pikirannya, hanya diperkenalkan dan
mengidentifikasi dan menempatkan dikenang sebagai pahlawan emansipasi.
dirinya dalam penceritaan sebuah adegan Setelah data di peroleh dengan menempuh
di film. metode penelitian dan perangkat lainnya
Sara mills membagi analisis dalam penelitian ini, maka data dianalisis
wacananya ke dalam dua konsep inti, yaitu untuk menjawab rumusan mengenai
posisi subjek-objek dan posisi pembaca. representasi emansipasi wanita yang
Konsep pertama menekankan pada digambarkan dalam film “Kartini”.
bagaimana posisi dari berbagai aktor Representasi berkaitan dengan
sosial, posisi gagasan, atau peristiwa pembuatan makna, apa yang
ditempatkan dalam teks. Posisi tersebut direpresentasikan kepada kita melalui
yang akan menentukkan bentuk teks yang media adalah makna-makna tentang dunia
hadir di tengah khalayak. Posisi itu dan cara memahami media. Representasi
menentukan semua bangunan unsur teks, emansipasi yang ada dalam film Kartini
pihak yang mempunyai posisi tinggi untuk dianalisis dengan menggunakan metode
mendefinisikan sebuah realitas Analisis Wacana Sara mills. Menurut Sara
akanmenampilkan peristiwa atau mills, ada dua konsep yang akan dibahas
kelompok lain ke dalam bentuk struktur pada analisis wacana yaitu posisi subjek –
wacana tertentu yang akanhadir kepada objek dan posisi pembaca dan penonton.
khalayak. Umumnya dalam wacana Peneliti mengambil beberapa scene
feminis, wanita dalam sebuah teks banyak yang sesuai dengan penelitian yang
ditampilkan sebagai objek bukan subjek. dilakukan dengan dasar kajian pustaka
Karena berada dalam posisi objek yang membahas mengenai emansipasi.
representasi, maka wanita posisinya selalu Setelah dilakukan analisa sementara, dari
didefinisikan, dijadikan bahan 79 scene dan beberapa shot di setiap
penceritaan, dan tidak bisa menampilkan scenenya dan terdapat 12
dirinya sendiri. (Eriyanto, 2001:201-202) gambar/scene/adegan yang sesuai dengan
penjelasan di dalam kajian pustaka tentang
HASIL DAN PEMBAHASAN Emansipasi Wanita.
Terdapat berbagai macam metode
dalam mengklasifikasi film. Adapun Posisi Subjek-Objek
metode yang paling mudah dan sering Posisi subjek dalam Kartini dapat
digunakan dalam mengklasifikasi film terlihat dalam beberapa potongan adegan
adalah berdasarkan genre. Film Kartini dan dialog pemain. Posisi subjek yang
termasuk ke dalam genre drama, sejarah memiliki posisi tinggi dapat menampilkan
dan biografi. Film drama umumnya dirinya dan orang lain. Hal inilah yang
berhubungan dengan cerita, tema, sangat menentukan bagaimana struktur
karakter, dan suasana yang memotret teks, serta bagaimana makna – makna
kehidupan nyata. Alur cerita dalam film tersebut diperlakukan dalam teks secara
drama terkadang membuat penonton keseluruhan. Posisi objek dalam film
tersenyum, sedih bahkan sampai Kartini juga dapat terlihat dari potongan
meneteskan air mata. beberapa adegan dan dialog dari para

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 8


pemainnya. Aktor yang keberadaannya sudut pandangnya sendiri. Sehingga, aktor
diceritakan oleh aktor lain (subjek) ini – aktor yang menjadi objek sering kali
membuat dirinya tidak dapat menampilkan menjadi pihak yang dimarginalkan
atau menggambarkan dirinya senidri posisinya ketika ditampilkan dalam
secara nyata. Posisi objek ini merupakan filmnya tersebut. Berikut potongan adegan
hasil definisi dari subjek yang perscene yang menggambarkan subjek dan
menggambarkannya dalam perspektif atau objek dalam film kartini.

Tabel 1. 1 Analisis Data 1


Scene Visual Audio Interpretasi simbolik

Scene 8 Kartono : hei, apa yang Kartini duduk seperti


Ruang sedang kamu lakukan? laki – laki sambil
music aku punya hadiah cemberut.
(pagi hari) untukmu.
Kartini : kalau kang
( Gambar 1 subjek ) mas bisa membuat Ni
tidak jadi Raden Ayu.
Itu jadi hadiah yang
paling bagus buat Ni.
Kartono : kalau cita –
cita bisa dihadiahkan.
Tak ada orang macam
( Gambar 2 objek )
Adegan kartini dan kartono Pandita Ramabai.
sedang duduk diantara alat Kartini : kang mas,
tubuhnya Pandita
music gamelan
Ramabai itu tidak
dikurung dikamar
pingitan.

Hasil dari uraian analisa data 1 ini ialah dengan sesama perempuan. Tapi Kartono
kebebasan. Disini terlihat jelas bahwa tidak mempermasalahkan itu karena
Kartini bebas ingin duduk seperti apa Kartono sayang terhadap adiknya Kartini.
dihadapan kakaknya, layaknya bertemu Tabel 1. 2Analisis Data 2
Scene Visual Audio Interpretasi simbolik

Scene 13: Kartono : aku turut Kartini dan Kartono


Dihalaman senang. Akhirnya sedang berjalan
belakang kamu menemukan berdua.
rumah kebebasanmu.
(siang hari) Kartini : itu semua
( Gambar 3 subjek ) berkat kangmas.
(sambil tersenyum)

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 9


Kartono : aku tidak
akan memberikan,
kalau kamu tidak
memintanya.
Kartini : Kangmas yang
( Gambar 4 objek ) paling mengerti isi
Adegan kartini sedang hatiku.
berkhayal berbicara Kartono : Begini, Nil
dengan kakaknya (Trinil). Apa yang
Kartono. kamu miliki saat ini.
Tidak akanada artinya,
jika untuk dirimu
sendiri. Kamu harus
berbahagia. Perubahan
tidak bisa berjalan
sendirian.

Hasil dari uraian analisa data 2 ialah sendiri. Kamu harus berbahagia.
kebebasan. Kartono ingin adiknya bahagia Perubahan tidak bisa berjalan sendirian.”
sambil berkata dengan lembut dan tegas Dan Kartini menunjukkan betapa
bahwa “apa yang Kartini miliki saat ini senangnya ia telah menemukan
tidak akan ada artinya, jika untuk dirinya kebebasannya.
Tabel 1. 3Analisis Data 3
Scene Visual Audio Interpretasi simbolik

Scene 21: Kartini : ibu… bimbing Kartini dan nyonya


Teras saya menjadi penulis Ovink Soer duduk
rumah seperti ibu. saling berhadapan,
nyonya Nyonya Ovink Soer: sedang membicarakan
ovink soer kamu sudah jadi penulis bagaimana menjadi
(siang hari) yang baik, sayang.
( Gambar 5 subjek ) penulis yang baik.
Kartini : saya ingin
tulisan saya diterbitkan.
Nyonya Ovink Soer :
bisa kita coba. Saya
punya beberapa kawan
redaktur majalah dan
( Gambar 6 objek ) Koran. Tapi jangan
Adegan kartini dan nyonya kuatir… ibu akan
Ovink Soer di meja. membantu kamu.
Jurnal ini untuk kamu
(sambil memberikan
jurnal) lihatlah
bagaimana mereka
menuangkan gagasan
dalam tulisan.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 10


Kartini : terima kasih ibu

Hasil dari uraian analisa data 3 ialah memberikan sebuah jurnal


kemandirian. Kartini meminta bantuan ANTROPOLOGI dan BAHASA kepada
kepada nyonya Ovink Soer bagaimana Kartini, untuk sebagai contoh agar Kartini
menjadi penulis yang baik. Dan nyonya bisa menjadi penulis yang baik dan
Ovink Soer dengan senang hati jurnalnya bisa diterbitkan.
Tabel 1. 4Analisis Data 4
Scene Visual Audio Interpretasi simbolik

Scene 80: Joyoadiningrat: apa Joyoadiningrat


Di tempat benar, dek Ajeng yang bertanya dengan
pertemuan menulis syarat – syarat serius menanggapi
(siang hari) itu. persyaratan Kartini
Kartini: mohon maaf. dan Kartini hanya
( Gambar 7 subjek ) Benar kangmas. Kalau menunduk dan
kangmas keberatan terharu karena semua
dengan syarat itu, saya syaratnya dipenuhi.
mohon… supaya
kangmas tidak
memperpanjang
( Gambar 8 objek ) masalah ini menjadi
Adegan kartini berbicara permusuhan antar
dengan RM keluarga.
Joyoadiningrat. Joyoadiningrat :
(ketawa kecil) mohon
maaf… mohon maaf
Romo. Saya geli
dengan kekhawatiran
dek Ajeng Kartini.
Tapi itu wajar, itu
karena dek Ajeng
belum mengenal saya.
Justru saya kesini
untuk meluruskan hal
penting yang tidak bisa
dijelaskan disurat. Aku
ikhlas menerima syarat
– syaratmu. Aku akan
mengawal cita –
citamu. Bagaimana,
dek Ajeng?

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 11


Hasil dari uraian analisa data 4 ialah bagian dari korespodensinya dengan
kebebasan. Menggambarkan RM sahabat – sahabatnya di Belanda.
Joyoadiningrat memenuhi semua Gambaran itu memuat kisah hidupnya,
persyaratan yang Kartini ajukan lengkap dengan heroism dan tragedinya,
kepadanya, agar bisa mewujudkan serta bagaimana pikiran – pikirannya
keinginan terakhir istrinya sebelum ditempa sebagai respons terhadap situasi
meninggal dunia. Yang mana pesan menindas yang dialaminya. Kartini
istrinya sebelum meninggal, dia ingin anak sebagai subjek pencerita menggambarkan
– anaknya di asuh oleh perempuan yang tentang bakat menulis Kartini terasa sejak
kuat dan pintar seperti Kartini. Kartini ia dipingit. Awalnya hanya Kartono,
terdiam dan terharu karena persyaratan Roekmini, dan Kardinah yang mengetahui
yang ia inginkan dikabulkan oleh RM kemampuan ini. Tulisan pertamanya
Joyoadiningrat yang mana ada 3 syarat adalah mengenai upacar perkawinan suku
yang dikhususkan untuknya yaitu syarat Koja di Jepara. Kartini dengan sangat
pertama Kartini tidak mau mencuci kaki detail menggambarkan prosesi
RM Joyoadiningrat di pelaminan. Syarat perkawinan warga keturunan Arab
yang kedua, Kartini tidak dibebani dengan tersebut. Tulisan itu pertama kali
peranatan sopan santun yang rumit. Dan ditunjukkan Kartini kepada nyonya Ovink
Kartini mau diperlakukan seperti orang Soer. Dia menyarankan Kartini terus
biasa saja. Syarat yang ketiga Kartini berlatih karena berbakat. Jiwa Kartini
mengharuskan suaminya untuk meluap – luap sehingga tambah
mendirikan sekolah gratis perempuan dan bersemangat untuk menulis.
orang miskin.
Dalam film Kartini, Kartini Posisi Pembaca
ditempatkan sebagai subjek pencerita Dalam analisis wacana Sara Mills,
sehingga posisinya cenderung teks dianggap sebagai hasil negosiasi
diuntungkan, karena ia dapat dengan antara penulis dan pembaca. Pembaca
leluasa menceritakan dirinya sendiri dan ditempatkan bukan hanya sebagai pihak
orang lain. Dan posisi objek dalam film yang menerima teks, tetapi pihak yang ikut
Kartini adalah Kartono, RM melakukan transaksi sebagaimana akan
Joyoadiningrat dan nyonya Ovink Soer. terlihat dalam teks. Penempatan posisi
Film tersebut dimulai dengan adegan pembaca ini biasanya dihubungkan
Kartini sedang duduk didepan kaca sambil dengan bagaimana penyapaan penyebutan
meratapi pilihannya. Ia menggunakan baju dilakukan dalam sebuah teks. Penyapaan
kebaya putih dan sanggul konde yang pembaca umumnya melalui penyapaan
tujuannya untuk menemui bupati Raden atau penyebutan tidak langsung. Menurut
Mas Adipati Sosroningrat yaitu ayahnya Sara Mills, penyapaan tidak langsung
sendiri secara resmi. Film Kartini dimulai bekerja melalui dua cara, yaitu mediasi
dari kisah yang dramatis, yaitu Kartini dan kode budaya.
dipaksa menjadi Raden Ayu. Kartini Pembacaan tidak langsung melalui
adalah pemikir feminism awal di mediasi, yaitu di mana posisi kebenaran
Indonesia.dia perempuan yang gagasan – ditempatkan secara bertingkat, sehingga
gagasannya mencerahkan dan mengilhami pembaca atau penonton akan
kalangan yang lebih luas. Untuk hal ini, mensejajarkan atau mengidentifikasikan
dia meninggalkan ratusan pucuk surat dirinya dengan karakter yang ada dalam

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 12


teks. Karakter tokoh Kartini yang pintar, menunjukan sesuatu yang sangat sulit
cerdik, pemberontak dan selalu ditentang untuk dipahami.
oleh orang sekitarnya, dan akan membawa
pembaca secara tidak sadar menempatkan Pembahasan
dirinya kepada karakter Kartini. Pembaca Konsepsi emansipasi wanita dalam
atau penonton diposisikan pada posisi pemikiran R. A. Kartini adalah karena
karakter utama sebagai pihak yang dinilai tulisan-tulisannya yang banyak
pemberontak. Dengan pengkisahan tokoh membicarakan kepeduliannya terhadap
Kartini yang selalu mengalami hak dan peran perempuan dalam
pertentangan, penonton menempatkan kehidupan bermasyarakat. Kartini tidak
dirinya dalam posisi Kartini dan menyebutkan emansipasi wanita yang
menyelami pertentangan Kartini selama diperjuangkannya seperti apa. Jauh
berada dalam masa pingitan tersebut. Cara sebelum mengenal kata emansipasi dan
pengkisahan tersebut mensugestikan artinya apa, Kartini telah memiliki konsep
kepada penonton agar menempatkan perjuangan untuk membela hak-hak
dirinya dengan berbagai pertentangan perempuan sebagai manusia seutuhnya.
yang dialami oleh Kartini dan adik – Hal ini dapat dilihat dari isi surat-surat
adiknya. Kartini yang ditujukan pada teman-
Sara Mills memiliki pandangan temannya yang berbangsa Belanda.
mengenai pemosisian penulis-pembaca Kepada Stella, ia pernah menceritakan
pada wacan, bahwa dalam suatau teks bagaimana adat istiadat di kotanya yakni
posisi pembaca sangatlah penting dan Jepara sangat mengekang kebebasannya.
harus diperhitungkan dalam teks. Mills Kehidupan social masyarakat Jawa
menolak banyak pandangan ahli yang khususnya Jepara pada abad ke-19 masih
menempatkan Konstruksi semata dari sisi kental dengan tata karma.
penulis, sementara mengabaikan sisi Sistem sosial suatu masyarakat yang
pembaca. Dalam model yang menganut konsep patriarki sebagai
dikemukakannya Mills mengatakan ideologi inilah yang membentuk pola
bahwa teks adalah suatu hasil negosiasi hubungan gender didalamnya. Pola ini
antara penulis dan pembaca. Penggunaan dijalani secara sistematik dalam praktinya
bahasa yang dilakukan Penulis sangat dengan pranata sosial lainnya. Akibat pola
dipengaruhi oleh identitas gender yang hubungan inilah yang nantinya
mereka miliki. Karena cara menulis, menimbulkan perbedaan gender. Kartini
menggunakan bahasa, atau gaya bahasa hidup dalam lingkungan seperti ini dan
yang digunakan laki-laki dan perempuan inilah yang ingin didobraknya. Ia ingin
akan sangat berbeda. Kalimat yang perempuan bebas dan mandiri. Jauh dari
dibentuk laki-laki mengandung makna sebelum Kartini mengenal istilah
yang sederhana tentang suatu masalah, emansipasi, keinginan untuk bebas dan
bahasa berperan sebagai medium yang mandiri ini telah ada sejak usia dini.
transparan, atau bahasa menjadi sebuah Sebenarnya kondisi dunia saat itu juga
medium yang jelas dalam mengungkapkan sedang diramaikan dengan kemunculan
gagasan. Bahasa laki-laki akan cenderung pergerakan kaum perempuan. Namun,
rasional, singkat, dan jelas. Sementara Kartini membantah bahwa keinginannya
kalimat yang dibentuk perempuan ini adalah pengaruh dari dunia Barat.
Setulus hati ia tak suka dikekang oleh

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 13


budaya patriarki yang dianut pendorong dari pemikirannya akan
lingkungannya saat itu. emansipasi wanita dan bertindak dengan
Kata emansipasi sendiri memiliki menulis. Kedudukan Kartini yang
arti pembebasan dari suatu penguasaan. setengah rakyat jelata dan setengah
Emansipasi wanita yang diperjuangkan bangsawan membuatnya rendah hati.
oleh Kartini berarti perjuangan untuk Secara naluri Kartini tak ingin dibedakan
bebas dari penguasaan budaya Jawa yang dengan orang lain di sekitarnya. Tak ada
mengikat perempuan dikotanya saat itu. pembeda antara ia dengan yang lain
Keinginan bebas dan mandiri bagi kecuali akal dan budi bukan karena garis
perempuan yang diusung oleh Kartini keturunan.
adalah bebas untuk menyampaikan
pendidikan di sekolah dan menolak PENUTUP
pernikahan poligami. Simpulan
Dalam pembahasan ini, pemikiran Dalam penelitian ini yang
Kartini mengenai emansipasi wanita mengangkat makna emansipasi wanita
termasuk pada kategori bahasa. Kartini dalam pemikiran R.A. Kartini dapat
menuangkan pemikirannya melalui bahasa ditarik kesimpulan sebagai berikut:
yang tertulis. Mencapai sebuah 1. R.A. Kartini menginginkan kebebasan
pemahaman, perlu mengetahui bahasa dan mandiri. Maksud dari bebas dan
yang diproduksi. Karena bahasa mandiri menurut Kartini yang pertama
merupakan salah satu bentuk ekspresi adalah perempuan diberikan kesempatan
seorang dalam menyampaikan untuk bebas mengenyam pendidikan di
maksudnya. Namun jika makna bangku sekolah. Kedua, Kartini menolak
emansipasi wanita Kartini ini ditarik adanya pernikahan poligami meski hal itu
dalam konteks kekinian maka akan tidak dilarang dalam agama islam tetapi
mengalami pergeseran makna. Hal ini perempuan berhak mengeluarkan
disebabkan oleh adat istiadat yang sudah pendapat dan keinginannya demi
berbeda pada masa kehidupan Kartini. kehidupan rumah tangganya. Kartini
Tidak hanya karna penguasaan yang ingin menunjukkan pada perempuan di
berbeda tapi juga karena pemahaman mana pun berada bahwa mereka juga
terhadap kata emansipasi telah mengalami manusia yang berhak untuk mendapatkan
pergeseran. Emansipasi wanita dianggap ilmu pengetahuan dan mencintai serta
sebagai perjuangan kaum perempuan dicintai oleh laki-laki pilihannya.
untuk mendapatkan kesamaan hak dengan Emansipasi wanita bukanlah bentuk
laki-laki. persamaan perempuan dan laik-laki
Jika melihat sistem sosial dan budaya pada melainkan perjuangan kaum perempuan
masa kehidupan Kartini saat itu yaitu untuk bebas dari penguasaan dominasi
kondisi sosial masyarakat Jepara masih maskulin dan budaya patriarki.
kuat menganut sistem feodalisme. Tak 2. Perjuangan emansipasi wanita yang
bisa di pungkiri bahwa sistem feodalisme dilakukan oleh R.A. Kartini adalah
memberikan dampak pada kehidupan dengan menulis. Kecintaannya pada
masyarakat Jawa yang patriarkis dan sastra dan bahasa Belanda membuat ia
akibatnya terjadi pernikahan poligami. lebih memilih menulis disbanding
Pengalaman Kartini sebagai anak selir di melukis. Kemampuan bahasa Belanda
dalam keluarganya ini menjadi salah satu yang dimiliki Kartini dimanfaatkannya

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 14


untuk menulis naskah mengenai Analisis Framing. Edisi Keempat.
kehidupan masyarakat Jawa serta Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Sugiarto, Iwan. 2004. Mengoptimalkan
Daya Kerja Otak dengan Berfikir
Holistik dan Kreatif. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Bandung:Alfabeta
Penelitian (Suatu Pendekatan
Praktek). Jakarta:PT. Rieneka Widya, Septian. 2013. Analisis Wacana
Cipta. Feminisme Sara Mills Program
Eriyanto. 2009. Analisis Wacana : Tupperware She Can! On radio
Pengantar Analisis Teks (Studi Kasus Pada Radio Female
Media..LKiS. Jogjakarta Semarang). Ilmu Komunikasi,
Eriyanto.2001.Analisis Wacana Pengantar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Analisis Teks Media. Politik, Universitas Kristen Satya
Yogyakarta:LKis Yogyakarta. Wacana Semarang.
Prestita, Corri. 2016. Analisis Wacana
Hall, Stuart.(1997).Representasi: Cultural Sara Mills Dalam Film Dokumenter
Representation and Signifying Battle For Sevastopol. Komunikasi
Practises. London: Sage. Dan Penyiar Islam, Fakultas Ilmu
Hannam, June. (2007). Feminism. London Dakwah Dan Ilmu Komunikasi,
: Pearson Education. Universitas Islam Negeri Syarif
Masrun, dkk. 1986. Kemandirian sebagai Hidayatullah Jakarta.
Kualitas Pendidikan Manusia Nagathe, Ariadne. 2011. Potret
Indonesia. Makalah Seminar Perempuan Dalam Kriminal Perkosaan
Nasional Ilmu-Ilmu Sosial HIPIS (Analisis Wacana Sara mills Dalam Berita
Ujung Pandang, 15 – 19 Desember. Kriminal Perkosaan Harian Umum Koran
Moleong, Lexy. J. 2000. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya
Mulyana. 2005. Kajian Wacana : Toeri,
Metode, Aplikasi, dan Prinsip-
prinsip Analisis Wacana. Tiara
Wacana. Jogjakarta
Rosemarie Pytnam Tong, Feminist Tought
: Pengantar Paling Konperhemsif
Kepada Aliran Utama Pemikiran
Feminisme (Yogyakarta: Jalasutra,
2009)
Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media :
Suatu Pengantar untuk analisis
Wacana, Analisis Semiotika, dan

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 15

You might also like