Professional Documents
Culture Documents
Analisa Pengaruh Bentuk Lekukan Pipa Kapiler Dan Diameter Berbeda Terhadap Suhu Evaporator Pada Refrigerator Jenis Dispenser
Analisa Pengaruh Bentuk Lekukan Pipa Kapiler Dan Diameter Berbeda Terhadap Suhu Evaporator Pada Refrigerator Jenis Dispenser
Abstract
Dispenser is an electronic device to drain the water of gallons of water into the cup or glass that can
automatically heats and cools water that is ready to drink. Also called water cooler dispenser (water cooler), but
along with the development of technology and the increasing complexity of human needs, the dispenser is not only
used to cool water, dispenser also can heat the water using a heater. On the dispenser there is a straight capillary
tube where the capillary tube is one of the important components in the engine cooler (dispenser) and had a
considerable influence on the size of the resulting temperature on the evaporator. This study used a variation in
capillary tube spiral shape and forms a straight capillary tube with a diameter of 0.026 cm pipe; 0.028 cm; 0.031
cm and a fixed length of 100 cm.
The results were obtained in the form of a capillary tube straight with the lowest temperature evaporator is
generated at 0,026 cm diameter pipe, with a temperature of - 10 0C and the resulting high temperature evaporator
in the form of straight capillary tube with a pipe diameter of 0.031 cm, with a temperature of 0 0 C. And achievement
coefficient (COP), which is the highest form of straight capillary tube with a diameter of 0.026 cm, with a value of
COP = 13.896. and value is the lowest COP spiral shape of the capillary tube with a diameter of 0.028 cm, with a
value of COP = 10.761.
50
Analisa Pengaruh Bentuk Lekukan Pipa Kapiler Dan Diameter Berbeda Terhadap Suhu Evaporator Pada
Refrigerator Jenis Dispenser (Ninik Martini Dan Catur Hari Sabtadi)
refrigerant sampai mencapai titik saturationnya, kurang dari 1 meter. Pipa kapiler dipasang
titik tersebut lebih tinggi daripada temperatur sebagai pengganti katup ekspansi.
medium pendinginnya. 2) Katup Ekspansi Thermostatik (Thermostatic
b. Kondensor, Kondensor adalah suatu alat penukar Expasion Valve ).
kalor dimana refrigerant melepas atau membuang Katup ekspansi otomatik termostatik
kalor ke media pendingin seperti udara atau air. berfungsi mengatur pembukaan katup, yaitu
Seperti halnya evaporator, kondensor juga mengatur pemasukan refrigerant ke dalam
merupakan bagian di mana perpindahan panas evaporator, sesuai dengan beban pendinginan
terjadi. Panas dari uap refrigerant menerobos yang harus dilayani.Tetapi bukan berarti
dinding saluran kondensor ke media pendingin bahwa katup ekspansi tersebut harus
kondensor. Akibat hilangnya panas yang mengusahkan agar evaporator bekerja pada
dikandung uap refrigerant, maka uap refrigegant suatu temperature penguapan yang konstan.
itu akan berubah wujud menjadi cairan kembali. 3) Katup Ekspansi Tangan (Hand Manual
Untuk membuang kalor yang terkandung dalam Expansion Valve)
refrigerant yang berada di dalam kondensor Katup Ekspansi Tangan (Hand Manual
diperlukan cooling medium. Sebuah kondenser Expansion Valve) adalah katup expansi
harus mampu membuang kalor tersebut ke cooling dengan trotel yang diatur secara manual,
medium yang digunakan oleh kondensornya. yaitu menggunakan katup jarum yang
Sesuai dengan jenis cooling medium yang berbeda dari katup stop yang biasa.
digunakan maka kondensor dapat di bedakan
menjadi tiga (3) yaitu : d. Evaporator, adalah sebuah alat yang berfungsi
1) Air cooled condenser, menggunakan media mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah
udara sebagai pendinginnya pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair
2) Water cooled condenser, menggunakan menjadi uap. Evaporator mempunyai dua prinsip
media air sebagai pendinginnya. dasar, untuk menukar panas dan untuk
3) Evaporative condenser, mengguanaka media memisahkan uap yang terbentuk dari cairan.
campuran air dan udara sebagai Fungsi dari evaporator adalah membuang panas
pendinginnya. yang tidak diingikan dari benda melalui cairan
pendingin. Cairan refrigerant yang terkandung
c. Mesin Ekspansi, merupakan peralatan dasar dalam evaporator mendidih pada tekanan rendah.
sistem kompresi uap lainya. Refrigerant pada fase Tingkat tekanan ini ditentukan oleh dua faktor
cair dari kondenser yang akan diuapkan di diantaranya :
evaporator di kontrol oleh alat ekspansi. 1) Tingkat dimana panas yang diserap dari
Refrigerant berbentuk cair di ekspansi yang benda ke cairan pendingin di evaporator .
menyebabkan fasenya berubah menjadi campuran 2) Tingkat dimana gas tekanan rendah akan
cair jenuh uap (a saturatin liquid vapor mixture) dihisap dari evaporator ke kompresor.
dan tekanannya turun, ketika terjadi penurunan
tekanan, temperaturnya juga turun. Adapun fungsi 2. Sistem Refrigerasi
peralatan ekspansi adalah untuk menakar Aspek yang paling penting dari rekayasa
refrigerant cair dari saluran liquid line ke lingkungan termal adalah refrigerasi. Refrigerasi
eveporator pada jumlah yang tepat sesuai kapasitas merupakan salah satu proses penarikan panas/ kalor
evaporator dan untuk menjaga perbedaan tekanan dari suatu benda atau ruangan sehingga temperatur
antara tekanan kondensasi dan tekanan evaporasi benda/ruangan tersebut lebih rendah dari temperatur
tetap konstan, agar refriregant cair yang diuapakn lingkungannya.
di evaporator selalu berada pada tekanan rendah Sesuai dengan konsep kekekalan energi, panas
sesuai yang diiinginkan dan sekaligus menjaga tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat dipindahkan
tekanan tinggi di sisi kondensor.Jenis yang umum kesuatu bahan atau benda lain yang akan menyerap
sebagai peralatan ekspansi adalah pipa kapiler kalor.
(cappillary tube), katup ekspansi tangan (hand Prinsip terjadinya pendinginan didalam sistem
manual expansion valve) dan katup ekspansi refrigerasi adalah penyerapan kalor oleh suatu zat
thermostatik (thermostatic expasion valve ). dingin yang dinamakan refrigeran. Refrigeran adalah
1) Pipa kapiler (Capillary Tube) fluida yang bersikulasi dalam siklus refrigerasi.
Pipa kapiler adalah pipa kecil berdiameter Refrigerant merupakan komponen siklus refrigerasi
dalam 0,8 sampai 2,0 mm, dan panjangnya karena refrigeran yang menimbulkan efek pendinginan
dan pemanasan pada mesin refrigerasi. Kalor yang
51
Mekanika Jurnal Teknik Mesin, Volume 1 No. 2, 2015
52
Analisa Pengaruh Bentuk Lekukan Pipa Kapiler Dan Diameter Berbeda Terhadap Suhu Evaporator Pada
Refrigerator Jenis Dispenser (Ninik Martini Dan Catur Hari Sabtadi)
Tujuan utama dari daur ini adalah kondisi uap jenuh pada ekanan dan temperature
penyerapan kalor dari sumber bersuhu rendah kondensasi. Proses 2-3 terjadi pada tekanan konstan
pada proses 4-1 yaitu penyerapan kalor dan jumlah panas yang dipindahkan selama proses
isothermal. ini adalah beda entalpi antara titik 2 dan 3.
Persamaan keseimbangan energy (balance energi).
b. Siklus Kompresi Uap Standar (Teoritis)
Siklus kompresi uap standart merupakan
siklus teoritis, dimana pada siklus tersebut
mengasumsikan beberapa proses sebagai
berikut :
Dimana :
1. Proses Kompresi ( isentropic )
Proses kompresi berlangsung dari titik 1 - 2. Pada Qc = Laju perpindahan kalor (kJ/kg)
siklus sederhana diasumsikan refrigeran tidak
mengalami perubahan kondisi selama mengalir 3. Proses Ekspansi
dijalur hisap. Proses kompresi diasumsikan Proses ekspansi berlangsung dari titik 3 - 4.
isentropic sehingga pada diagram tekanan dan Pada proses ini terjadi proses penurunan tekanan
entalpi berada pada satu garis entropi konstan, dan refrigeran dari tekanan kondensasi (titik 3) menjadi
titik 2 berada pada kondisi super panas. Proses tekanan evaporasi (titik4). Pada waktu cairan di
kompresi memerlukan kerja dari luar dan entalpi ekspansi melalui katup ekspansi atau pipa kapiler
uap naik dari h ke h , besarnya kenaikan ini sama ke evaporator, temperatur refrigeran juga turun dari
1 2
dengan besarnya kerja kompresi yang dilakukan temperatur kondensat ke temperatur evaporasi.
pada uap refrigeran. Berikut rumus yang terjadi Proses 3-4 merupakan proses ekspansi adiabatik
pada proses kompresi : dimana entalpi fluida tidak berubah disepanjang
proses. Refrigeran pada titik 4 berada pada kondisi
campuran-uap.
4. Proses Evaporasi
Karena energi kinetic (Ek) dan energi Proses 4-1 adalah proses penguapan yang
potensial (Ep) maka untuk kompresi insenopic ideal terjadi pada evaporator dan berlangsung pada
tingkat keadaan dua ditentukan oleh entrophi (sama tekanan konstan. Pada titik 1 seluruh refrigeran
dengan tingkat keadaan satu) dan tekanannya. berada pada kondisi uap jenuh. Selama proses 4-1
Sehingga untuk kompresor adalah : entalpi refrigeran naik akibat penyerapan kalori dari
ruang refrigerasi. Besarnya kalor yang diserap
adalah beda entalpi titik 1 dan titik 4 biasa disebut
dengan efek pendinginan. Tekanan entalpi siklus
Maka untuk kerja mesin sebenarnya adalah kompresi uap standart ditunjukan pada Gambar
sebagai berikut :
Dimana :
Di mana :
(%)
2. Proses Kondensasi
Proses 2-3 merupakan proses kondensasi yang
terjadi pada kondensor, uap panas refrigerant dari
kompresor didinginkan oleh air samapi pada
temperature kondensasi, kemudian uap tersebut
dikondensasikan. Pada titik 2 refrigeran pada
53
Mekanika Jurnal Teknik Mesin, Volume 1 No. 2, 2015
54
Analisa Pengaruh Bentuk Lekukan Pipa Kapiler Dan Diameter Berbeda Terhadap Suhu Evaporator Pada
Refrigerator Jenis Dispenser (Ninik Martini Dan Catur Hari Sabtadi)
55
Mekanika Jurnal Teknik Mesin, Volume 1 No. 2, 2015
X4 = =
b) Data Pengamatan Pipa Kapiler Lurus /Tanpa
Lekukan Ø = 0,028 Cm, X = 100 Cm
c) Data pengamatan pipa kapiler lurus / tanpa
lekukan Ø = 0,031 cm, X = 100 cm
56
Analisa Pengaruh Bentuk Lekukan Pipa Kapiler Dan Diameter Berbeda Terhadap Suhu Evaporator Pada
Refrigerator Jenis Dispenser (Ninik Martini Dan Catur Hari Sabtadi)
57
Mekanika Jurnal Teknik Mesin, Volume 1 No. 2, 2015
X4 = =
f) Data Pengamatan Pipa Kapiler Lekukan Spiral
Ø = 0,031 cm,
X = 100 cm Dari semua variasi bentuk lekukan dan diameter
berbeda pipa kapiler didapatkan data :
58
Analisa Pengaruh Bentuk Lekukan Pipa Kapiler Dan Diameter Berbeda Terhadap Suhu Evaporator Pada
Refrigerator Jenis Dispenser (Ninik Martini Dan Catur Hari Sabtadi)
6. DAFTAR PUSTAKA
William C. Reynolds, Henry C. Perkins,
Termodinamika Teknik, Edisi kedua, Erlangga,
Jakarta, 1996.
Gambar Grafik COP tehadap bentuk lekukan pipa Handbook, Syamsuri Hasan dkk, Sistem Refrigerasi
kapiler yang berbeda dengan diameter pipa ( 0,026cm ; Dan Tata Udara , Departemen pendidikan
0,028cm ; 0,031cm ). nasional.
Dr.ir.Harijono Djojodiharjo, Dasar - Dasar
Termodinamika Teknik, Gramedia, Jakarta,
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan 1982.
dapat disimpulkan bahwa perbedaan bentuk lekukan
dan diameter pipa kapiler pada refrigerator jenis Bernard D. Wood, Zulkifli Harahap,” Penerapan T
dispenser sangat berpengaruh terhadap suhu ermodinamika “, Jilid 1 , Erlangga, Jakarta,
evaporator yang di hasilkan. Dalam penelitian tersebut 1982.
panjang pipa kapiler yang digunakan tetap yaitu 100
cm Dimana pada bentuk pipa kapiler lurus dengan
59