Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Analisa Pengaruh Bentuk Lekukan Pipa Kapiler Dan Diameter Berbeda Terhadap Suhu Evaporator Pada

Refrigerator Jenis Dispenser (Ninik Martini Dan Catur Hari Sabtadi)

ANALISA PENGARUH BENTUK LEKUKAN PIPA KAPILER DAN


DIAMETER BERBEDA TERHADAP SUHU EVAPORATOR PADA
REFRIGERATOR JENIS DISPENSER

Ninik Martini 1, Catur Hari Sabtadi 2


Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Abstract

Dispenser is an electronic device to drain the water of gallons of water into the cup or glass that can
automatically heats and cools water that is ready to drink. Also called water cooler dispenser (water cooler), but
along with the development of technology and the increasing complexity of human needs, the dispenser is not only
used to cool water, dispenser also can heat the water using a heater. On the dispenser there is a straight capillary
tube where the capillary tube is one of the important components in the engine cooler (dispenser) and had a
considerable influence on the size of the resulting temperature on the evaporator. This study used a variation in
capillary tube spiral shape and forms a straight capillary tube with a diameter of 0.026 cm pipe; 0.028 cm; 0.031
cm and a fixed length of 100 cm.
The results were obtained in the form of a capillary tube straight with the lowest temperature evaporator is
generated at 0,026 cm diameter pipe, with a temperature of - 10 0C and the resulting high temperature evaporator
in the form of straight capillary tube with a pipe diameter of 0.031 cm, with a temperature of 0 0 C. And achievement
coefficient (COP), which is the highest form of straight capillary tube with a diameter of 0.026 cm, with a value of
COP = 13.896. and value is the lowest COP spiral shape of the capillary tube with a diameter of 0.028 cm, with a
value of COP = 10.761.

Keyword : Capilary Tube ,Coefficient Of Performance (COP), Temperature of Evaporatio

1. PENDAHULUAN 2. Menggunakan bentuk pipa kapiler lurus dan


Dispenser merupakan suatu piranti elektronik bentuk pipa kapiler spiral
untuk mengalirkan air dari galon air kedalam cangkir 3. Panjang pipa kapiler 100 cm
atau gelas yang scara otomatis dapat memanaskan dan 4. Diameter pipa kapiler 0,026 cm; 0,028 cm ; 0,031
mendinginkan air yang siap diminum.Dispenser disebut cm
juga water cooler (pendingin air), akan tetapi seiring
dengan berkembangnya teknologi dan semakin Adapun rumusan masalah dari penulisan ini
kompleksnya kebutuhan manusia, Dispenser tidak adalah bagaimana pengaruh bentuk lekukan pipa
hanya digunakan untuk mendinginkan air saja, kapiler dan diameter berbeda terhadap suhu evaporator
dispenser juga dapat memanaskan air dengan pada refrigerator jenis dispenser.
menggunakan heater. Pada dispenser terdapat Pipa
kapiler lurus dimana pipa kapiler ini merupakan salah 1. Bagian-Bagian Dispenser
satu komponen penting dalam mesin pendingin ( Adapun bagian-bagian penting dari dispenser
dispenser ) dan memiliki pengaruh cukup besar antara lain sebagai berikut :
terhadap besar kecilnya suhu yang dihasilkan pada a. Kompresor, adalah alat yang digunakan untuk
evaporator. menghisap uap refrigerant dan
mengkompresikannya sehingga tekanan uap
2. METODOLOGI refrigerant naik sampai ke tekanan yang
Mengingat betapa luas dan kompleksnya diperlukan untuk pengembunan (kondensasi) uap
permasalahan pada mesin pendingin, maka batasan refrigerant didalam kondensor. Fungsi kompresor
penulisan tugas akhir ini hanya pada : pada pendingin uap adalah untuk mengalirkan uap
1. Fluida yg di gunakan freon jenis R 134a. refrigerant yang mengandung sejumlah panas dari
evaporator dan menaikkan temperatur uap

50
Analisa Pengaruh Bentuk Lekukan Pipa Kapiler Dan Diameter Berbeda Terhadap Suhu Evaporator Pada
Refrigerator Jenis Dispenser (Ninik Martini Dan Catur Hari Sabtadi)

refrigerant sampai mencapai titik saturationnya, kurang dari 1 meter. Pipa kapiler dipasang
titik tersebut lebih tinggi daripada temperatur sebagai pengganti katup ekspansi.
medium pendinginnya. 2) Katup Ekspansi Thermostatik (Thermostatic
b. Kondensor, Kondensor adalah suatu alat penukar Expasion Valve ).
kalor dimana refrigerant melepas atau membuang Katup ekspansi otomatik termostatik
kalor ke media pendingin seperti udara atau air. berfungsi mengatur pembukaan katup, yaitu
Seperti halnya evaporator, kondensor juga mengatur pemasukan refrigerant ke dalam
merupakan bagian di mana perpindahan panas evaporator, sesuai dengan beban pendinginan
terjadi. Panas dari uap refrigerant menerobos yang harus dilayani.Tetapi bukan berarti
dinding saluran kondensor ke media pendingin bahwa katup ekspansi tersebut harus
kondensor. Akibat hilangnya panas yang mengusahkan agar evaporator bekerja pada
dikandung uap refrigerant, maka uap refrigegant suatu temperature penguapan yang konstan.
itu akan berubah wujud menjadi cairan kembali. 3) Katup Ekspansi Tangan (Hand Manual
Untuk membuang kalor yang terkandung dalam Expansion Valve)
refrigerant yang berada di dalam kondensor Katup Ekspansi Tangan (Hand Manual
diperlukan cooling medium. Sebuah kondenser Expansion Valve) adalah katup expansi
harus mampu membuang kalor tersebut ke cooling dengan trotel yang diatur secara manual,
medium yang digunakan oleh kondensornya. yaitu menggunakan katup jarum yang
Sesuai dengan jenis cooling medium yang berbeda dari katup stop yang biasa.
digunakan maka kondensor dapat di bedakan
menjadi tiga (3) yaitu : d. Evaporator, adalah sebuah alat yang berfungsi
1) Air cooled condenser, menggunakan media mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah
udara sebagai pendinginnya pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair
2) Water cooled condenser, menggunakan menjadi uap. Evaporator mempunyai dua prinsip
media air sebagai pendinginnya. dasar, untuk menukar panas dan untuk
3) Evaporative condenser, mengguanaka media memisahkan uap yang terbentuk dari cairan.
campuran air dan udara sebagai Fungsi dari evaporator adalah membuang panas
pendinginnya. yang tidak diingikan dari benda melalui cairan
pendingin. Cairan refrigerant yang terkandung
c. Mesin Ekspansi, merupakan peralatan dasar dalam evaporator mendidih pada tekanan rendah.
sistem kompresi uap lainya. Refrigerant pada fase Tingkat tekanan ini ditentukan oleh dua faktor
cair dari kondenser yang akan diuapkan di diantaranya :
evaporator di kontrol oleh alat ekspansi. 1) Tingkat dimana panas yang diserap dari
Refrigerant berbentuk cair di ekspansi yang benda ke cairan pendingin di evaporator .
menyebabkan fasenya berubah menjadi campuran 2) Tingkat dimana gas tekanan rendah akan
cair jenuh uap (a saturatin liquid vapor mixture) dihisap dari evaporator ke kompresor.
dan tekanannya turun, ketika terjadi penurunan
tekanan, temperaturnya juga turun. Adapun fungsi 2. Sistem Refrigerasi
peralatan ekspansi adalah untuk menakar Aspek yang paling penting dari rekayasa
refrigerant cair dari saluran liquid line ke lingkungan termal adalah refrigerasi. Refrigerasi
eveporator pada jumlah yang tepat sesuai kapasitas merupakan salah satu proses penarikan panas/ kalor
evaporator dan untuk menjaga perbedaan tekanan dari suatu benda atau ruangan sehingga temperatur
antara tekanan kondensasi dan tekanan evaporasi benda/ruangan tersebut lebih rendah dari temperatur
tetap konstan, agar refriregant cair yang diuapakn lingkungannya.
di evaporator selalu berada pada tekanan rendah Sesuai dengan konsep kekekalan energi, panas
sesuai yang diiinginkan dan sekaligus menjaga tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat dipindahkan
tekanan tinggi di sisi kondensor.Jenis yang umum kesuatu bahan atau benda lain yang akan menyerap
sebagai peralatan ekspansi adalah pipa kapiler kalor.
(cappillary tube), katup ekspansi tangan (hand Prinsip terjadinya pendinginan didalam sistem
manual expansion valve) dan katup ekspansi refrigerasi adalah penyerapan kalor oleh suatu zat
thermostatik (thermostatic expasion valve ). dingin yang dinamakan refrigeran. Refrigeran adalah
1) Pipa kapiler (Capillary Tube) fluida yang bersikulasi dalam siklus refrigerasi.
Pipa kapiler adalah pipa kecil berdiameter Refrigerant merupakan komponen siklus refrigerasi
dalam 0,8 sampai 2,0 mm, dan panjangnya karena refrigeran yang menimbulkan efek pendinginan
dan pemanasan pada mesin refrigerasi. Kalor yang

51
Mekanika Jurnal Teknik Mesin, Volume 1 No. 2, 2015

berada di sekeliling refrigeran diserap, akibatnya akan b) Sistem Refrigerasi Absorbsi


menyerap sehingga temperatur di sekitar refrigeran Dalam siklus refrigerasi absorbsi,
akan bertambah dingin. Perlunya kalor pada proses dipergunakan penyerap untuk menyerap
penguapan akan menimbulkan proses refrigerasi. refrigeran yang diuapkan di dalam evaporator
Sistem refrigerasi yang digunakan pada trainer sehingga menjadi suatu larutan absorbsi.
dispenser hot dan cool unit adalah sistem refrigerasi Kemudian, larutan absorbsi tersebut dimasukan
kompresi uap. Ditinjau dari prinsip kerjanya, sistem ke dalam sebuah generator untuk memisahkan
refrigerasi di bagi menjadi 3 jenis, yaitu: Sistem refrigeran dari larutan absorbsi tersebut dengan
refrigerasi kompresi uap, Sistem refrigerasi cara memanasi, yang sekaligus akan menaikan
absorbs,Sistem refrigerasi udara tekanannya sampai mencapai tingkat keadaan
mudah diembunkan.
Tabel Sifat-sifat refrigeran yang biasa digunakan c) Sistem Refrigerasi Udara
(diambil dari Arora, C.P., 2000) Pada siklus ini, udara bertindak sebagai
refrigerant, yang menyerap panas pada tekanan
konstan P, di dalam refrigerator.Udara panas
keluar refrigerator, dikompressi untuk dibuang
panasnya ke lingkungan melalui cooler pada
tekanan konstan P2 (P2 > P1). Udara keluar
cooler dikembalikan ke keadaan awal oleh mesin
ekspansi untuk dapat melakukan langkah awal
pada siklus berikutnya

3. Termodinamika Sistem Refrigerasi


a. Siklus refrigerasi carnot, merupakan
kebalikan dari mesin carnot. Mesin carnot
menerima energi kalor dari temperatur tinggi,
energi kemudian diubah menjadi suatu kerja
Tabel Kinerja refrigeran yang biasa digunakan dan sisa energi tersebut dibuang ke sumber
(sumber: dari Arora, C.P., 2000) panas pada temperatur rendah. Sedangkan
siklus refrigerasi carnot menerima energi pada
temperatur rendah dan mengeluarkan energi
pada temperatur tinggi. Oleh sebab itu pada
siklus pendingin diperlukan penambahan kerja
dari luar.

a) Sistem Refrigerasi Kompresi Uap


Siklus refrigerasi kompresi mengambil
keuntungan dari kenyataan bahwa fluida yang
bertekanan tinggi pada suhu tertentu cenderung
menjadi lebih dingin jika dibiarkan mengembang.
Jika perubahan tekanan cukup tinggi, maka gas Gambar. Daur refrigerasi carnot
yang ditekan akan menjadi lebih panas daripada
sumber dingin diluar (contoh udara diluar) dan Proses-proses yang membentuk daur
gas yang mengembang akan menjadi lebih dingin refrigerasi carnot :
daripada suhu dingin yang di kehendaki. Fluida  Proses kompresi adiabtik (1-2)
digunakan dalam kasus ini adalah untuk  Proses pelepasan kalor isothermal (2-3)
mendinginkan lingkungan bersuhu rendah dan  Proses ekspansi adiabatik (3-4)
membuang panas kelingkungan yang bersuhu  Proses penyerapan kalor isothermal (4-1)
tinggi.

52
Analisa Pengaruh Bentuk Lekukan Pipa Kapiler Dan Diameter Berbeda Terhadap Suhu Evaporator Pada
Refrigerator Jenis Dispenser (Ninik Martini Dan Catur Hari Sabtadi)

Tujuan utama dari daur ini adalah kondisi uap jenuh pada ekanan dan temperature
penyerapan kalor dari sumber bersuhu rendah kondensasi. Proses 2-3 terjadi pada tekanan konstan
pada proses 4-1 yaitu penyerapan kalor dan jumlah panas yang dipindahkan selama proses
isothermal. ini adalah beda entalpi antara titik 2 dan 3.
Persamaan keseimbangan energy (balance energi).
b. Siklus Kompresi Uap Standar (Teoritis)
Siklus kompresi uap standart merupakan
siklus teoritis, dimana pada siklus tersebut
mengasumsikan beberapa proses sebagai
berikut :
Dimana :
1. Proses Kompresi ( isentropic )
Proses kompresi berlangsung dari titik 1 - 2. Pada Qc = Laju perpindahan kalor (kJ/kg)
siklus sederhana diasumsikan refrigeran tidak
mengalami perubahan kondisi selama mengalir 3. Proses Ekspansi
dijalur hisap. Proses kompresi diasumsikan Proses ekspansi berlangsung dari titik 3 - 4.
isentropic sehingga pada diagram tekanan dan Pada proses ini terjadi proses penurunan tekanan
entalpi berada pada satu garis entropi konstan, dan refrigeran dari tekanan kondensasi (titik 3) menjadi
titik 2 berada pada kondisi super panas. Proses tekanan evaporasi (titik4). Pada waktu cairan di
kompresi memerlukan kerja dari luar dan entalpi ekspansi melalui katup ekspansi atau pipa kapiler
uap naik dari h ke h , besarnya kenaikan ini sama ke evaporator, temperatur refrigeran juga turun dari
1 2
dengan besarnya kerja kompresi yang dilakukan temperatur kondensat ke temperatur evaporasi.
pada uap refrigeran. Berikut rumus yang terjadi Proses 3-4 merupakan proses ekspansi adiabatik
pada proses kompresi : dimana entalpi fluida tidak berubah disepanjang
proses. Refrigeran pada titik 4 berada pada kondisi
campuran-uap.

4. Proses Evaporasi
Karena energi kinetic (Ek) dan energi Proses 4-1 adalah proses penguapan yang
potensial (Ep) maka untuk kompresi insenopic ideal terjadi pada evaporator dan berlangsung pada
tingkat keadaan dua ditentukan oleh entrophi (sama tekanan konstan. Pada titik 1 seluruh refrigeran
dengan tingkat keadaan satu) dan tekanannya. berada pada kondisi uap jenuh. Selama proses 4-1
Sehingga untuk kompresor adalah : entalpi refrigeran naik akibat penyerapan kalori dari
ruang refrigerasi. Besarnya kalor yang diserap
adalah beda entalpi titik 1 dan titik 4 biasa disebut
dengan efek pendinginan. Tekanan entalpi siklus
Maka untuk kerja mesin sebenarnya adalah kompresi uap standart ditunjukan pada Gambar
sebagai berikut :

Dimana :
Di mana :

Qe = Laju perpindahan energi (Kj/Kg)


( )

(%)

2. Proses Kondensasi
Proses 2-3 merupakan proses kondensasi yang
terjadi pada kondensor, uap panas refrigerant dari
kompresor didinginkan oleh air samapi pada
temperature kondensasi, kemudian uap tersebut
dikondensasikan. Pada titik 2 refrigeran pada

53
Mekanika Jurnal Teknik Mesin, Volume 1 No. 2, 2015

Gambar Diagram tekanan enthalpy siklus kompresi Gambar 2.14.


uap standar Perbandingan siklus aktual dan siklus standart
(Sumber: United Nations Environment Programme, (Sumber: United Nations Environment Programm
2006) e, 2006)

Garis 4-1 diperlihatkan penurunan tekanan yang


c. Siklus Kompresi Uap Aktual terjadi pada refrigeran pada saat melewati suction
Siklus kompresi uap yang sebenarnya line dari evaporator ke kompresor.Garis 1-1’
(aktual) barbeda dari siklus standar diperlihatkan terjadinya panas lanjut pada uap
(teoritis).Perbedaan ini muncul karena asumsi- refrigeran yang ditunjukkan dengan garis yang
asumsi yang ditetapkan dalam siklus standar.Pada melewati garis uap jenuh. Proses 1’-2’ adalah
siklus aktual terjadi pemanasan lanjut uap proses kompresi uap refrigeran didalam kompresor.
refrigeran yang meninggalkan evaporator sebelum Pada siklus teoritis proses kompresi diasumsikan
masuk ke kondensor.Pemanasan lanjut ini terjadi isentropic, yang berarti tidak ada perpindahan kalor
akibat tipe peralatan ekspansi yang di gunakan atau diantara refrigeran dan dinding silinder. Pada
dapat juga karena penyerapan panas dijalur masuk kenyataannya proses yang terjadi bukan isentropic
(suction line) antara evaporator dan maupun politropic. Garis 2’-3 menunjukkan adanya
kompresor.Demikian juga pada refrigeran cair penurunan tekanan yang terjadi pada pipa-pipa
mengalami pendinginan lanjut atau bawah dingin kondensor.Sedangkan pada garis 3-3’ menunjukkan
sebelum masuk katup ekspansi atau pipa tekanan yang terjadi dijalur cair
kapiler.Keadaan diatas adalah peristiwa normal dan
melakukan fungsi yang diinginkan untuk menjamin 4. Rumus - Rumus Yang Digunakan Dalam
bahwa seluruh refrigeran yang memasuki Perhitungan
kompresor atau alat ekspansi dalam keadaan 100 %
uap atau cair.Perbedaan yang penting antara daur  Efek Refrigerasi (qe) adalah kenaikan entalphi
nyata (aktual) dan standar terletak pada penurunan refrigerant dalam evaporator.
tekanan dalam kondensor dan evaporator.Daur ⁄
standar dianggap tidak mengalami penurunan
tekanan pada kondensor dan evaporator, tetapi pada  Menentukan laju aliran refrigerasi sistem (ṁ)
daur nyata terjadi penurunan tekanan karena adanya
gesekan antara refrigeran dengan dinding ⁄ ⁄
pipa.Akibat dari penurunan tekanan ini, kompresor  Menentukan Koefisien Prestasi Aktual /
pada titik 1 dan 2 memerlukan lebih banyak kerja Coeffisien Of Performance (COP)
dibandingkan dengan daur standar

 Kapasitas Evaporator (Qe)

 Kapasitas Kondensor (Qc)

54
Analisa Pengaruh Bentuk Lekukan Pipa Kapiler Dan Diameter Berbeda Terhadap Suhu Evaporator Pada
Refrigerator Jenis Dispenser (Ninik Martini Dan Catur Hari Sabtadi)

 Daya Kompresor (WC) Gambar Skema Pengamatan Pipa Kapiler Pada


Dispenser

a) Data Pengamatan Pipa Kapiler Lurus/ Tanpa


 Kualitas Uap Lekukan (Pipa Kapiler standart)
= 0,026 cm, X = 100 cm.

4. DIAGRAM ALIR (FLOW CHART)

Tabel Data pengamatan pipa kapiler lurus / tanpa


lekukan
Ø = 0,026 cm, X = 100cm

 Menentukan efek refrigerasi ( qe )


Efek rerigerasi adalah kenaikan enthalpi
refrigerasi dalam evaporator
qe = h1 -h4
= (411,82 - 186,7 ) kj / kg
= 225,12 kj / kg

 Menentukan laju aliran refrigerasi sistem ( ṁ )


ṁ = Qe / qe
5. HASIL DAN PEMBAHASAN = 0,115 kj / s / 225,12 kj / kg
= 0,00051 kg /s
Spesifikasi mesin dispenser yang digunakan :
Power source : 220 V ; 50 Hz
Input : 115 Watt
Kapasitas pendingin ( Qe ) : 392 Btu/hr = 0,115
KW = 0,115 kj/s
Rerfigerant : R 134 a  Menentukan nilai COP aktual
COP aktual = h1 - h4 / h2 - h1
= (411,82 kj / kg - 186,7 kj / kg) /
(428,02 kj / kg - 411,82 kj / kg )
= ( 225,12 / 16,2 )
= 13,896

 Kapasitas evaporator ( Qe)


Qe = ṁ x ( h1 - h4 )
= 0,00051 x (411,82 kj / kg - 186,7 kj / kg
)
= 0,00051 x 225,12
= 0,115 kw

 Kapasitas kondensor (Qc )


Qc = ṁ x ( h2 - h3 )
= 0,00051 x (428,02 kj / kg - 250,48 kj / kg
)
= 0,00051 x 177,54
= 0,091 kw

55
Mekanika Jurnal Teknik Mesin, Volume 1 No. 2, 2015

= 0,00051 x (428,2 kj/kg - 259,41 kj / kg )


 Daya kompresor (Wc ) = 0,00051 x 168,79
Wc = ṁ x ( h2 - h1 ) = 0,086 kw
= 0,00051 x (428,02 kj / kg - 411,82 kj / kg
)  Daya kompresor ( Wc)
= 0,00051 x 16,2 Wc = ṁ x ( h2 - h1 )
= 0,008 kw = 0,00051 x (428,2 kj/kg - 410,79 kj / kg )
= 0,00051 x 17,41
 Kualitas uap di titik 4 = 0,009 kw
X4 = =
 Kualitas uap di titik 4

X4 = =
b) Data Pengamatan Pipa Kapiler Lurus /Tanpa
Lekukan Ø = 0,028 Cm, X = 100 Cm
c) Data pengamatan pipa kapiler lurus / tanpa
lekukan Ø = 0,031 cm, X = 100 cm

Tabel Data pengamatan pipa kapiler lurus / tanpa


lekukan
Ø = 0,028 cm, X = 100cm Tabel Data pengamatan pipa kapiler lurus / tanpa
lekukan
 Menentukan efek refrigerasi ( qe )
Ø = 0,031 cm,X = 100cm
Efek rerigerasi adalah kenaikan enthalpi
 Menentukan efek refrigerasi ( qe )
refrigerasi dalam evaporator
Efek rerigerasi adalah kenaikan enthalpi refrigerasi
qe = h1 -h4
dalam evaporator
= (410,79 - 186,34 ) kj / kg
qe = h1 -h4
= 224,45 kj / kg
= (411,31 - 200) kj / kg
= 211,31 kj / kg
 Menentukan laju aliran refrigerasi sistem ( ṁ )
ṁ = Qe / qe
 Menentukan laju aliran refrigerasi sistem ( ṁ )
= 0,115 kj / s / 224,45 kj / kg
ṁ = Qe / qe
= 0,00051 kg /s
= 0,115 kj / s / 211,31 kj / kg
= 0,00054 kg /s
 Menentukan nilai COP aktual
COP aktual = h1 - h4 / h2 - h1
 Menentukan nilai COP aktual
= (410,79 kj/kg - 186,34 kj/kg )/
COP aktual = h1 - h4 / h2 - h1
(428,2 kj/kg - 410,79 kj/kg)
= (411,31 kj / kg - 200kj / kg ) /
= (224,45 / 17,41 )
(428,252 kj / kg - 411,31 kj / kg )
= 12,892
= (211,31 / 16,942 )
= 12,472
 Kapasitas evaporator ( Qe)
Qe = ṁ x ( h1 - h4 )
 Kapasitas evaporator ( Qe)
= 0,00051 x (410,79 kj / kg -186,34 kj/kg)
Qe = ṁ x ( h1 - h4 )
= 0,00051 x 224,45
= 0,00054 x (411,31 kj / kg - 200kj / kg )
= 0,114 kw
= 0,00054 x 211,31
= 0,114 kw
 Kapasitas kondensor (Qc )
Qc = ṁ x ( h2 - h3 )
 Kapasitas kondensor (Qc )

56
Analisa Pengaruh Bentuk Lekukan Pipa Kapiler Dan Diameter Berbeda Terhadap Suhu Evaporator Pada
Refrigerator Jenis Dispenser (Ninik Martini Dan Catur Hari Sabtadi)

Qc = ṁ x ( h2 - h3 ) = 0,00052 x (408,69 kj/kg - 189,34 kj/kg )


= 0,00054 x (428,252 kj/ kg - 253,43 kj / = 0,00052 x 219,35
kg ) = 0,114 kw
= 0,00054 x 174,82
= 0,094 kw  Kapasitas kondensor (Qc )
Qc = ṁ x ( h2 - h3 )
 Daya kompresor (Wc) = 0,00052 x (428,36 kj/kg - 257,91 kj/kg )
Wc = ṁ x ( h2 - h1 ) = 0,00052 x 170,45
= 0,00054 x (428,252 kj/ kg - 411,31 kj / = 0,089 kw
kg )
= 0,00054 x 16,942  Daya kompresor ( Wc )
= 0,009 kw Wc = ṁ x ( h2 - h1 )
= 0,00052 x (428,36 kj / kg - 408,69 kj /
 Kualitas uap di titik 4 kg )
= 0,00052 x 19,67
X4 = = = 0,010 kw

 Kualitas uap di titik 4


d) Data Pengamatan Pipa Kapiler Spiral Ø = 0,026
cm, X = 100 cm
X4 = =

e) Data Pengamatan Pipa Kapiler Lekukan Spiral


Ø = 0,028 cm, X = 100 cm

Tabel Data pengamatan pipa kapiler spiral


Ø = 0,026 cm,X = 100cm

 Menentukan efek refrigerasi ( qe )


Efek rerigerasi adalah kenaikan enthalpi refrigerasi Tabel Data pengamatan pipa kapiler spiral
dalam evaporator Ø = 0,028 cm,X = 100cm
qe = h1 -h4
 Menentukan efek refrigerasi ( qe )
= (408,69 - 189,34 ) kj / kg
Efek rerigerasi adalah kenaikan enthalpi
= 219,35 kj / kg
refrigerasi dalam evaporator
qe = h1 -h4
 Menentukan laju aliran refrigerasi sistem ( ṁ )
= (408,15 - 190,66 ) kj/kg
ṁ = Qe / qe
= 217,49 kj / kg
= 0,115 kj/s / 219,35 kj/kg
= 0,00052 kg/s
 Menentukan laju aliran refrigerasi sistem ( ṁ )
ṁ = Qe / qe
 Menentukan nilai COP aktual
= 0,115 kj/s / 217,49 kj/kg
COP aktual = h1 - h4 / h2 - h1
= 0,00052 kg/s
= (408,69 kj/kg - 189,34 kj/kg) /
(428,36 kj/kg - 408,69 kj/kg)
 Menentukan nilai COP aktual
= (219,35 / 19,67)
COP aktual = h1 - h4 / h2 - h1
= 11,151
= (408,15 kj/kg - 190,66 kj/kg ) /
(428,36 kj/kg - 408,15 kj/kg )
 Kapasitas evaporator ( Qe)
= ( 217,49 / 20,21 )
Qe = ṁ x ( h1 - h4 )
= 10,761

57
Mekanika Jurnal Teknik Mesin, Volume 1 No. 2, 2015

= (410,79 kj/kg - 191,99 kj/kg ) /


 Kapasitas evaporator ( Qe) (427,38 kj/kg - 410,79 kj/kg )
Qe = ṁ x ( h1 - h4 ) = ( 218,8 / 16,59 )
= 0,00052 x (408,15 kj/kg - 190,66 kj/kg) = 13,188
= 0,00052 x 217,49
= 0,113 kw  Kapasitas evaporator ( Qe)
Qe = ṁ x ( h1 - h4 )
 Kapasitas kondensor (Qc ) = 0,00053 x (410,79 kj/kg - 191,99 kj/kg )
Qc = ṁ x ( h2 - h3 ) = 0,00053 x 218,8
= 0,00052 x (428,36 kj/kg - 257,91 kj/kg ) = 0,116 kw
= 0,00052 x 170,45
= 0,089 kw  Kapasitas kondensor (Qc )
Qc = ṁ x ( h2 - h3 )
 Daya kompresor (Wc ) = 0,00053 x (427,38 kj/kg - 254,92 kj/kg )
Wc = ṁ x ( h2 - h1 ) = 0,00053 x 172,46
= 0,00052 x (428,36 kj/kg - 408,15 kj/kg ) = 0,091 kw
= 0,00052 x 20,21
= 0,011 kw  Daya kompresor (Wc )
Wc = ṁ x ( h2 - h1 )
 Kualitas uap di titik 4 = 0,00053 x (427,38 kj / kg - 410,79 kj / kg )
= 0,00053 x 16,59
X4 = = = 0,009 kw

 Kualitas uap di titik 4

X4 = =
f) Data Pengamatan Pipa Kapiler Lekukan Spiral
Ø = 0,031 cm,
X = 100 cm Dari semua variasi bentuk lekukan dan diameter
berbeda pipa kapiler didapatkan data :

Tabel Data pengamatan pipa kapiler spiral


Ø = 0,031 cm,X = 100cm

 Menentukan efek refrigerasi ( qe )


Efek rerigerasi adalah kenaikan enthalpi
refrigerasi dalam evaporator
qe = h1 -h4
= (410,79 - 191,99 ) kj/kg
= 218,8 kj/kg

 Menentukan laju aliran refrigerasi sistem ( ṁ )


ṁ = Qe / qe
= 0,115 kj/s / 218,8 kj/kg
= 0,00053 kg /s

 Menentukan nilai COP aktual


COP aktual = h1 - h4 / h2 - h1

58
Analisa Pengaruh Bentuk Lekukan Pipa Kapiler Dan Diameter Berbeda Terhadap Suhu Evaporator Pada
Refrigerator Jenis Dispenser (Ninik Martini Dan Catur Hari Sabtadi)

suhu terendah yang dihasilkan evaporator yaitu pada


diameter pipa 0,026 cm, dengan suhu - 10 0C dan suhu
tertinggi yang dihasilkan evaporator pada bentuk pipa
kapiler lurus dengan diameter pipa 0,031 cm ,dengan
suhu 0 0C. Dan Koefisien prestasi ( COP ) yang
tertinggi adalah bentuk pipa kapiler lurus dengan
diameter 0,026 cm ,dengan nilai COP = 13,896. dan
nilai COP terendah adalah bentuk pipa kapiler spiral
dengan diameter 0,028 cm , dengan nilai COP =
10,761.

6. DAFTAR PUSTAKA
William C. Reynolds, Henry C. Perkins,
Termodinamika Teknik, Edisi kedua, Erlangga,
Jakarta, 1996.

Gambar Grafik COP tehadap bentuk lekukan pipa Handbook, Syamsuri Hasan dkk, Sistem Refrigerasi
kapiler yang berbeda dengan diameter pipa ( 0,026cm ; Dan Tata Udara , Departemen pendidikan
0,028cm ; 0,031cm ). nasional.
Dr.ir.Harijono Djojodiharjo, Dasar - Dasar
Termodinamika Teknik, Gramedia, Jakarta,
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan 1982.
dapat disimpulkan bahwa perbedaan bentuk lekukan
dan diameter pipa kapiler pada refrigerator jenis Bernard D. Wood, Zulkifli Harahap,” Penerapan T
dispenser sangat berpengaruh terhadap suhu ermodinamika “, Jilid 1 , Erlangga, Jakarta,
evaporator yang di hasilkan. Dalam penelitian tersebut 1982.
panjang pipa kapiler yang digunakan tetap yaitu 100
cm Dimana pada bentuk pipa kapiler lurus dengan

59

You might also like