Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 17

MAKALAH MANAJEMEN FARMASI

MANAJEMEN FARMASI RS DAN ADMINISTRASI LOGISTIK FARMASI


RS

OLEH

KELOMPOK 21:

1. Stevanie Davita Putri (61608100821113)


2. Sucy Sundari (61608100821114)
3. Sulastriatun Lehi (61608100821115)
4. Syifa Zatalini Zakirah (61608100821116)

Dosen Pengampu :

Desy Gusmali,

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA

BATAM
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhânahû wa Ta`âlâ yang telah memberikan karunia
dan rahmat-Nya kepada penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah dengan judul "MANAJEMEN FARMASI RS DAN ADMINISTRASI
LOGISTIK FARMASI RS ".

Penulis menyadari, bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat dukungan


dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada
semua pihak yang memberikan kontribusi dan dukungan dalam penulisan makalah
ini.

Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini.
Demikian pula dengan penulisan makalah ini. Kritik dan saran sangatlah penulis
harapkan dan dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Semoga
makalah ini menjadi tambahan pengetahuan dan bermanfaat bagi siapa pun yang
membacanya.

Batam, 10 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
1.Latar Belakang...................................................................................................................4
2.Rumusan Masalah.............................................................................................................4
3.Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
1.Dasar Dasar Manajemen Logistik Rumah Sakit................................................................6
2.SIKLUS LOGISTIK RUMAH SAKIT........................................................................................6
3.RENCANA KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN LOGISTIK RUMAH SAKIT........................8
4. PENGADAAN LOGISTIK RUMKIT.......................................................................................9
5. PENGGUDANGAN DAN PENDISTRIBUSIAN LOGISTIK RUMKIT........................................11
BAB II......................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
1.KESIMPULAN...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................16

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Berdasarkan UU No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, definisi rumah sakityaitu
suatu institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yangmeyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan rumahsakit pada saat ini merupakan
bentuk upaya pelayanan kesehatan yang bersifat sosioekonomi, artinya suatu usaha yang
walau bersifat social namun diusahakan agar bisamendapt surplus keuangan, serta mengelola
rumah sakit secara bisnis dan ekonomitanpa melupakan fungsi sosialnya. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara pengelolaanyang professional dengan memperhattikan prinsip-prinsip
ekonomi

Perkembangan pembangunanan perumah sakitan di Indonesia, terlihat dari banyak


bermunculannya rumah sakit baru, yang menimbulkan persaingan ketat antarrumah sakit,
baik rumah sakit pemerintah, swasta dan asing. Oleh karena itu rumahsakit sebagai penyedia
jasa pelayanan kesehatan harus tetap meningkatkan mutu pelayanan dan mampu memenuhi
pelayanan kesehatan yang teebaik. Dalam rangkamemenuhi tuntutan tersebut rumah sakit
harus mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas disemua bidang pelayanan dan salah satu
system yang mampu mengelolahal tersebtu adalah system menejemen logistik.

Pelayanan di rumah sakit adalah kegiatan yang berupa pelayanan rawat jalan,
pelayanan rawat inap dan pelayanan gawat darurat yang mencakup pelayanan medik dan
penunjang medik dan salah satu unit pelayanan yang mempunyai peranan yangsangat penting
adalah unit farmasi. Farmasi Rumah Sakit meurpakan bagian integral pelayanan kesehatan
yang di rumah sakit yang memberikan pelayanan kefarmasianyang efektif dan efisien serta
penyedia obat yang bermutu dengan harga terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Obat
merupakan barang yang penting di rumah sakitkarena Hampir 90% pelayanan kesehatan di
rumah sakit menggunakan perbekalanfarmasi, serta 50% dari pemasukan rumah sakit berasal
dari pengelolaan perbekalanfarmasi. Mengingat besarnya kontribusi Instalasi Farmasi dalam
kelancaran pelayanandan juga merupakan instalasi yang memberikan sumber pemasukan
terbesar di rumahsakit, maka perbekalan barang farmasi memerlukan suatu pengelolaan
secara cermat

Manajemen logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan dan atau seni dalam proses
perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan,
penghapusan dan pengendalian material/alat-alat. Manajemen logistik dapat menjawab tujuan
dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat
bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif. Keberhasilan suatu organisasi
dalam mencapai tujuannya didukung oleh beberapa faktor yaitu Man, Money, Machine,
Method dan Material (Subagya,1996).

2.Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dasar dasar manajemen logistik
b. Apa pengertian fungsi Manajemen dan Siklus logistikrumah sakit
c. Apa pengertian renbut dan penganggaran logistik Rumkit
d. Apa pengertian pengadaan Logistik rumah sakit
e. Apa pengertian penggudangan dan pendistribusian logistik rumah sakit
f. Apa pengertian pengawasan dan pengendalian logistik rumah sakit

3.Tujuan
Mengetahui dasar dasar pengadaan dan perlengkapan alat dan bahan danj juga barang
logistic di rumah sakit

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.Dasar Dasar Manajemen Logistik Rumah Sakit

Manajemen logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan dan atau seni dalam proses
perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat. Manajemen logistik mampu menjawab
tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut dengan ketersediaan bahan logistik
setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif. Menurut bidang
pemanfaatannya, barang dan bahan yang harus disediakan di rumah sakit dapat
dikelompokkan menjadi: logistik obat, logistik alat kesehatan, Logistik Food and Beverages,
logistik habis pakai, logistic barang-barang kuasi, logistic peralatan medis dan non-medis,
logistic sarana dan prasarana gedung, logistic linen. Semua kegiatan dalam pelayanan ini
harus berpedoman pada :

a.Administrasi. e.Manajemen Terapi Obat-obatan Secara


Rasionil.
b.Fasilitas.
f.Riset.
c.Pendistribusian dan Pengawasan Obat.
g.Jaminan Kualitas.
d.Informasi Obat-obatan.

2. SIKLUS LOGISTIK RUMAH SAKIT


a.Perencanaan (Planning)

Adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah yang


harus dilaksanakan dalam manajemen tujuan yang telah ditentukan.Tujuan dalam
perencanaan logistik adalah untuk mendapatkan jumlah dan jenis barang yang tepat dan
menghindari terjadinya kekosongan serta meningkatkan penggunaan perbekalan farmasi
secara lebih rasional dan ekonomis.

b.Penganggaran ( Badjeting ).

3
Kegiatan yang dilaksanakan dalam penganggaran adalah merumuskan
perencanaan penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar tertentu yaitu skala mata uang
( rupiah ) dan jumlah biaya dengan menyertakan pengarahan dan pembatasan yang berlaku.

c.Pengadaan ( Procurement).

Kegiatan pengadaan berkait dengan pembelian ( purchasing ) yang dilakukan oleh


panitia pengadaan berdasarkan usulan kebutuhan barang farmasi instalasi farmas

d.Penerimaan ( Receiving ).

Barang pesanan diperiksa oleh panitia pemeriksa barang ( P2B ), bendaharawan


khusus barang ( BKB ) dan penanggung Jawab Gudang farmasi berdasarkan surat pesanan
( SP ) atau surat perintah kerja ( SKP ), bila barang yang tercantum di SP atau SPK telah
sesuai dengan spesipikasi barang maka surat tanda terima barang akan ditandatangani oleh
P2B dan PKB selanjutnya membuat berita acara pemeriksaan barang dan berdasarkan khusus
barang membuat berita acara penerimaan barang

e.Penyimpanan ( Strage ).

Penyimpanan dilakukan berdasarkan berbagai penyertaan yaitu aman, memenuhi


criteria farmatetis anatara lain fisika dan kimia bahan misalny untuk suhu dengan disimpan di
lemari es atau ruang ber AC dan tertib administrasi.

f.Penyaluran ( Pendistribusian ).

Penyaluran barang sering dilakukan berdasarkan prinsip First in first out ( FIFO )
barang yang datang lebih dulu dikeluarkan terlebih dahulu . dalam keadaan khusus, misalnya
barang yang datang terakhir expired date ( ED ) nya lebih pendek dari pada barang yang
datang sebelumnya, maka pengeluaran dilakukan berdasar prinsip first expired first out
( FEFO ) dalam setiap pengeluaran selalu ditulis jumlah dan sisa pada steling card.

g.Penghapusan ( Disposne).

Fungsi ini meliputi kegiatan kegiatan dan usaha usaha pembebasan barang dari
pertanggung jawaban yang berlaku atu usaha yang menghapuskan kekayaan karena
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, dikatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun

4
teknis, kelebihan hilang susut dank arena hal-hal lain menurut perundang undangan yang
berlaku.

h.Pemeliharaan ( Maintenance ).

Kegiatan pemeliaharaan meliputi fasilitas tempat penyimpanan yang disesuaikan


dengan persyaratan farmasetis, misalnya diatur dalam lemari rak-rak sesuai dengan sumber
dana dan alpabet, kondisi udara yang dikomtrol untuk penyimpanan suhu tertentu dan kondisi
ruangan yang diatur kelembabannya.

i.Pencatatan dan Pelaporan (Recording dan Reporting).

Kegiatan pencatatan dan pelaporan barang dilakukan dengan :

1)Membukukan lalu lintas 2)Melaporkan jumlah barang


barang dengan : secara berkala.
a)Membuat laporan narkotika dan
a)Buku induk .
psikotropika sertiap bulan.
b)Kartu barang digudang . b)Membuat laporan barang

c) Buku harian barang inventaris yamg berasal dari bantuan luar

dan barang habis pakai .

3.RENCANA KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN LOGISTIK RUMAH SAKIT

Proses perencanaan kebutuhan matkes dilaksanakan sebagai berikut :


a.Tingkat unit Pemakai.

Satuan pemakai, sesuai tingkatannya akan semakin meningkat jumlah dan jenis
matkesnya. Perencanaan dan perhitungan kebutuhan matkes tingkat satuan pemakai
merupakan dasar dari perencanaan dan perhitungan kebutuhan matkes tingkat selanjutnya,
oleh karena itu dituntut perhitungan yang benar dan akurat. Untuk tingkatan satuan pemakai
ini perencanaan matkes cukup dengan menghitung kebutuhan matkesnya berdasarkan
pemakaian rata – rata tiap bulan dan mengajukannya ke satuan atas.Pengajuan kebutuhan
matkes dilakukan tiap triwulan dengan rumus sebagai berikut :

5
Kebutuhan 1 Tw = 3 X pemakaian rata –rata perbulan + bufferstock 3 bulan – stok
terakhir.

b.Penghitungan Kebutuhan .
Untuk dapat menghitung secara tepat dan akurat sangat sulit, karena jenis pengunjung pasien
yang datang kerumah sakit juga tidak dapat diperkirakan dengan pasti, baik jenis penyakit
maupun cara pengobatan ( untuk obat dari bahan farmasi serta lauk pauk ) untuk bahan
logistic lainya relative lebih mudah diperkirakan atau dihitung kebutuhanya.

4. PENGADAAN LOGISTIK RUMKIT

a.Pengadaan.

Terdapat berbagai cara yang dapat ditempuh dalam fungsi pengadaan bahn logistik
rumah sakit yaitu.

a.Pembelian yaitu dengan cara membeli baik dengan cara pengadaan langsung
( kurang dari 5 juata ), pemilihan langsung ( 5 – 50 juta ) atau dengan pelelangan
( lebih dari 50 juta ) hal ini berlaku untuk rumah sakit pemerintah / TNI sedangkan
rumah sakit swasta cara pembelian yang ditempuh tergantung kebijakan pemilik dan
atau direksi rumah sakit.

b.Produksi sendiri.

c.Sumbangan atau hibah, sumbangan berasal dari bdan social dan atau lembaga dari
luar negri yang tidak mengikat.

d.Meminjam yaitu meminjam dari rumah sakit lain tau lembaga lain.

e.Menukar, dilakukan tehadap barang –barang yang jarang terpakai sehingga


menumpuk dalam persediaan.

b.Pemeliharaan.

6
Dalam melakukan penyelenggaraan pemeliharaan sarana dan prasarana dan peralatan
yang selalu berada dalam keadaan laik pakai dilakukan oleh suatu unit fungsional yaitu
instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit ( IPRS ).IPRS ini dibawah direktur / kepala rumah
sakit . dalam melaksanakan suatu kegitn pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan
peralatan rumah sakit memerlukan suatu sistem yang melibatkan bagian bagian yang
berhubungan satu sama lain yaitu :

a. Sistem Pengadaan :

1) Merancang rencana kebutuhan sarana prasarana dan peralatan yang


digunakan oleh tehnisi rumah sakit dalam pemeliharaan dan perbaikan .

2) Mengadakan Prasarana dan peralatan pembekalan yang memakai untuk digunakan


oleh tehnisi rumah sakit dalam pemeliharaan dan perbaikan serta tenaga-tenaga yang
terampil dan berkualitas.

b. Sistem Pemeliharaan .

1) Upaya pemeliharaan yang bersifat pencegahan, dilakukan oleh operator.

2) Pemeliaharan secara rutin atau berkala dilakukan oleh tehnisi rumah sakit.

3) Melaksanakan perbaikan perbaikan dilakukan oleh tehnisi rumah sakit yang dianggap
cakap dan mampu

4) Melaksanakan Perbaikan di bengkel rujukan atau pihak latihan yang sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.

c. Sistem Pembinaan.

1) Melakukan kebersihan terhadp sarana dan prasarana serta pelalatan rumah sakit yang
dilakukan secara rutin setip hari dan bekesenambungan .

7
2) Meningkatkan sistem pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan
rumah sakit melalui pendidikan, penataran dan pelatihan untuk menunjang dan
mengembangkan diri dalam rangka pelaksanaan program pelayanan kesehatan.

3) Berpartisipasi dalam timpenyuluhan pembinaan terhadap pasien pengunjung dan


petugas / karyawan rumah sakit secara langsung maupun melalui stiker dan pamplet.

d. Tujuan dari Pemeliharan adalah :

1) Untuk memperpanjang usia kegunaan asset. Hal ini penting terutama padarumah
sakit yang kekurangan sumber daya modal.

2) Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang produksi dan


mendapatkan laba investasi maksimum

3) Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
keadaan darurat setiap waktu.

4) Untuk menjamin keselamatan yang menggunakan sarana tersebut.

e. Sedangkan bentuk dari Pemeliharaan yang Berdasarkan Kerja adalah :

1) Pemeliharaan terencana
Pemeliharaan pencegahan meliputi pemeriksaan yang berdasarkan pada lihat rasakan
dan dengan dengarkan dan pengantian komponen minor.Pemeliharaan kolektif meliputi
refosisi minor, overhaul terencana.

2)Pemeliharaan tak terencana yaitu pemeliharaan darurat yang didefenisikan sebagai


pemeliharaan

5. PENGGUDANGAN DAN PENDISTRIBUSIAN LOGISTIK RUMKIT


 Tujuan dan Kegiatan Penyimpanan.

a. Tujuan Penyimpanan.
1) Memelihara mutu.
2) Menghindari penggunaan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

8
3) Menjaga kelangsungan persediaan.
4) Memudahkan pencarian dan pengawasan.
5) Matkes aman dari pencurian.

b. Kegiatan Penyimpanan.

1) Pengaturan ruangan.

2) Penyusunan Stok

3) Pencatatan Stok.

4) Pengamatan Mutu.

 Pengaturan Ruangan.

Untuk memudahkan kemudahan dalam penyimpanan, penyusunan, pencarian dan


pengawasan materiil kesehatan, maka diperlukan tata ruang gudang dengan baik. Factor-
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang gudang penyimpanan adalah sebagai
berikut :

a. Kemudahan Bergerak.

b. Sirkulasi Udara yang Baik.

c. Rak dan Pallet.

d. Kondisi Penyimpanan Khusus.

e. Pencegahan Kebakaran .
 Penyusunan Stok Obat.
Materiil kesehatan khusunya obat disusun menurut bentuk sediaan dan secara
alfabetis. Untuk memudahkan pengendalian stok maka dilakukan langkah-langkah sebag
berikut :

9
a. Gunakan prinsip FIFO (First In First Out)

b. Susun obat dalam kemasan besar di atas pallet secara rapi dan teratur.

c. Gunakan lemari khusus untuk menyimpan narkotika.

d. Simpan materiil kesehatan yang dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara,


cahaya dan kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai.

e. Simpan materiil kesehatan dalam rak dan berikan nomor kode, khusus untuk
obat pisahkan obat dalam dengan obat-obatan untuk pemakalan luar.

f. Cantumkan nama masing-masing materiil kesehatan pada rak dengan rapi.

g. Apabila persediaan materiil kesehatan cukup banyak, maka biarkan materiil


kesehatan tetap dalam box masing-masing, ambil seperlunya.

h. Khusus obat-obatan atau materiil kesehatan lain yang mempunyal batas


waktu pemakalan perlu dilakukan rotasi stok agar obat tersebut tidak selalu berada
dibelakang sehingga obat dapat dimanfaatkan sebelum masa kadaluwarsa habis.

i. Bentuk sirop dan cairan disimpan pada rak yang paling bawah.

j. Bahan yang mudah terbakar disimpan pada tempat tersendiri / terpisah.

 Pencatatan Stok .

a. Fungsi

1) Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi materiil kesehatan


(penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau kadaluwarsa).

2) Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi 1


(satu) jenis materiil kesehatan.

10
3) Tiap baris data hanya diperuntukkan mencatat 1 (satu) kejadian
mutasi materiil kesehatan.

4) Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan,


perencanaan, pengadaan, distribusi dan sebagai pembanding terhadap
keadaan fisik materiil kesehatan dalam tempat penyimpanannya.

b. Kegiatan yang harus dilakukan.

1) Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan matkes


bersangkutan.

2) Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari.

3) Setiap terjadi mutasi matkes (penerimaan, pengeluaran, hilang,


rusak/ daluwars ) langsung dicatat di dalam kartu stok.

4) Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhin bulan

11
BAB II

PENUTUP
1.KESIMPULAN

Sistem manajemen logistik yang dipakai, Pertama, proses penganggaran dan


perencanaan dilakukan untuk merencanakan kegiatan logistik yang dilakukan dan
untuk mengetahui barang-barang yang diperlukan dalam kegiatan logistik. Kedua,
pencatatan pada persediaan peralatan dilakukan pada perusahaan. Ketiga,
penyimpanan barang diakukan agar menjaga barang-barang logistik agar tetap aman
dan menjaga kualitas pada barang. Keempat, melakukan pemeliharaan barang-barang
logistik untuk jangka panjang. Kelima, penghapusan pada barang logistik yang tidak
bisa dipakai kembali dan agar barang tidak menumpuk pada penyimpanan barang.
Keenam, pengawasan pada kegiatan logistik

12
DAFTAR PUSTAKA

Subagya M S, 1994, Manajemen Logistik, cetakan keempat Jakarta : PT Gunung Agung


Sugioyono, 2007. Metode penelitian kuantitif dan kualitatif, Bandung: Alfabeta. Taurany,
1986, Administrasi Rumah Sakit, Jakarta : FKM-UI. Tulus, M. A, 1996, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

13

You might also like