Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Anisa Pratiwi-SMP Negeri 2 Padang Panjang

1. Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak? Apa yang Anda lakukan
dalam mewujudkan motivasi tersebut?
Motivasi saya untuk menjadi guru penggerak adalah terlepas untuk saya meng-upgrade diri dan
value diri, saya juga bisa menambah wawasan dan ilmu baru dalam program guru penggerak. Ketika
dunia pendidikan dituntut untuk berdedikasi dalam teknologi 4.0, sebagai pengajar pun saya harus
tahu perkembangan teknologi yang terupdate selain beberapa ilmu teknologi yang saya kuasai. Saya
juga ingin berbagi wawasan dan ilmu yang saya dapatkan selama ini sebelum lebih menambah
wawasan pada program guru penggerak ini. Saya juga bahagia bertemu para tutor yang sangat luar
biasa dalam memotivasi kami untuk mengikuti pendaftaran guru penggerak yang dibuat pemerintah
pada saat ini. Maka dari itu, saya mengikuti pendaftaran program guru penggerak agar bisa
menambah ilmu dan wawasan saya sebagai pengajar sekaligus pendidik yang akuntabel dan
berintegritas dalam dunia pendidikan berteknologi 4.0.

Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan
alasannya dan berikan contohnya!
Kelebihan yang ada pada saya sebagai guru penggerak adalah saya menyukai tantangan dan mau
belajar hal-hal baru. Sebagai pengajar dan pendidik, saya memberikan wawasan dan ilmu yang saya
dapatkan kepada teman-teman sekitar untuk tumbuh bersama. Menggali potensi diri, lagi dan lagi
untuk menjadi pengajar dan pendidik yang layak berdiri di depan murid yang notabenennya generasi
Z yang haus akan teknologi. Saya menguasai beberapa hal yang berhubungan dengan teknologi
untuk membuat sebuah media pembelajaran agar siswa tidak bosan dalam belajar. Kita sebagai
guru harus tahu dengan perkembangan zaman karena ilmu itu bersifat dinamis dan arbitrer. Saya
pun sebagai guru juga merasakan kejenuhan jika proses belajar selalu monoton dan kaku tanpa
diselingi kreatifitas.

Sebagai bentuk kreatifitas yang saya tunjukan di kelas pada proses pembelajaran ialah pada materi
puisi. Siswa menonton sebuah video puisi alam dan siswa mencari beberapa unsur pembangun
puisi dalam video tersebut. Setelah siswa mampu menemukan unsur pembangun puisi di dalam
video yang dipertontonkan. Siswa bersama kelompok membuat sebuah puisi bertema alam dan
persahabatan. Hasil puisi siswa tersebut dituangkan ke dalam sebuah platform online bernama
padlet.com. Hasil karya tersebut bisa didesain dalam segi warna dan bisa dibubuhi gambar.
Paltform tersebut bisa diakses menggunakan komputer dan hp. Fitur dari padlet.com juga bisa
berbentuk file PDF yang bisa saja kita bukukan tanpa mengetik ulang pada komputer atau laptop.

Sebagai pengajar dan pendidik, saya juga mengimbangi siswa dalam penguasaan teknologi agar
antara guru dan murid terjalin chemistry serta tidak adanya miskonsepsi untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang kreatif dan bermakna.

Berikut beberapa kegiatan yang pernah saya ikuti untuk bisa menjadi kelebihan yang selalu belajar
tiada henti.
1. Pada tahun 2021 saya telah melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Hasil penelitian tersebut
berjudul Penerapan Media Video Breaking News di Televisi Guna Meningkatkan Keterampilan
Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Padang. Penelitian Tindakan Kelas ini belum
diseminarkan karena ada beberapa kendala salah satunya padatnya jadwal sekolah pasca pandemi
Covid-19 tetapi penelitian ini sudah diketahui oleh kepala sekolah dan mencari jadwal untuk
diseminarkan.
2. Pada tahun 2021 saya telah melakukan kegiatan pelatihan menulis cerpen berwawasan mitigasi
bencana pandemi Covid-19 untuk guru SMA Se-Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Tim PPM
Prodi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Gerimis Belum Juga
Anisa Pratiwi-SMP Negeri 2 Padang Panjang

Mereda.
3. Pada tahun 2021 saya telah melakukan kegiatan pelatihan kepenulisan untuk mengembangkan
kemampuan menulis yang akan dikembangkan kepada siswa untuk lebih mengenal dan
memperluas wawasan literasi mereka. Tidak hanya mereka saja tetapi guru juga belajar dalam
menambah ilmu dan wawasan agar bisa menjadi guru yang selalu mengupgrade diri menjadi guru
multitalenta dan bisa menjadi guru inspiratif untuk peserta didiknya. Pelatihan menulis ini
diselenggarakan oleh Salam Pena dengan judul Berani Hijrah.
4. Pada tahun 2020 saya telah melakukan kegiatan Bintek Instruktur Pembelajaran Sastra Berbasis
Literasi Digital Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Bahasa Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Selama pelaksanaan, banyak karya yang telah diciptakan peserta Bintek lalu
diterbitkan pada tahun 2021 dengan judul a. buku Nyanyian Selendang Frasa. Buku antologi ini berisi
kumpulan sajak penyair pilihan. b. buku Ada Kisah Drama Indah di Jakarta. Buku antologi ini berisi
kumpulan cerpen dan naskah drama. c. buku Signal di Kota Terserah. Buku antologi ini berisi
kumpulan cerpen.
5. Sebagai pemenang Cipta Puisi dengan tema Pendidikan dan Kemerdekaan tingkat nasional tahun
2021.
6. Pengabdian Masyarakat Berbasis Human Centered Development , Pengabdi Muda 3 yang
diselenggarakan oleh Yayasan Arah Pemuda pada tanggal 5-17 Oktober 2021sebagai Koordinator
Umum.
7. Workshop Kolaborasi Seni Panggung Publik Sumatera #5 Kabar dari Stasiun Kereta Api yang
diselenggarakan oleh Komunitas Teater Sakata pada tanggal 10-11 Juli 2021 sebagai instruktur.
8. Pertemuan Perempuan Indonesia di Jakarta diselenggarakan oleh Women Cultural Network pada
tanggal 6-7 September 2022 sebagai perwakilan komunitas Teater Sakata.
9. Kreatif FORKRAF X ABROFOOD RENKRAF (Rendang dan Forkraf) yang diselenggarakan oleh
Renkraf pada tanggal 27 Agustus 2022 sebagai pengisi acara.
10. Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimun yang
diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan ini berlangsung selama 5
hari tahun 2021.
11. Seminar dan Lokakarya Kemahiran Berbahasa Indonesia yang diselenggarakan oleh Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi. Kegiatan ini berlangsung 3 hari sebanyak 24 jam tahun 2022.
12. Kegiatan Festival Video Padanan Istilah dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2022.

Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang


memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong
Anda melakukan hal tersebut? (Jawaban Anda harus mencakup waktu kejadian,
dampak atas inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar inisiatif tersebut
terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada)
Saya mengarahkan anak untuk membawa sebuah novel dalam rangka memberdayakan literasi
kepada siswa yang zaman ini minat bacanya sangat kurang sekali. Dampak minat baca yang sangat
kurang mengakibatkan pembendaharaan kata siswa sangat kurang dan publik speakingnya tidak
lancar dikarenakan tidak menguasai bahan dan kosakatanya sangat minim sekali. Setiap belajar
Bahasa Indonesia, saya memberikan waktu untuk siswa 15 menit membaca dan 15 menit
menuliskan hasil bacaannya ke dalam buku khusus literasinya. Pada pertemuan pertama sampai
ketiga pada literasi kelas, siswa menulis hasil bacaannya di buku khusus. Pada pertemuan keempat
sampai enam, siswa membuat mindmap berupa pohon bacaan dari hasil bacaan novelnya yang
dituangkan di buku khususnya yang diberi warna sekreatif siswa. Pada pertemuan ketujuh sampai
kesembilan, siswa menceritakan hasil bacaannya ke depan kelas tanpa menggunakan naskah untuk
menata kalimat dalam bercerita serta mengarahkan anak untuk bisa publik speaking. Kegiatan
Anisa Pratiwi-SMP Negeri 2 Padang Panjang

tersebut sudah saya laksanakan satu tahun terakhir pada tahun 2022 dikarenakan literasi sekolah
tidak jalan disebabkan beberapa hal, salah satunya adalah waktu. Pada tahun ajaran 2023/2024,
saya pun juga memberdayakan kembali literasi kelas agar siswa-siswi tetap bisa berliterasi dalam
segi baca-tulis. Terobosan pada tahun ajaran baru ini, literasi sekolah dihidupkan kembali dan siswa
antusias dalam kegiatan literasi sekolah. Bekerja sama dengan pihak sekolah terutama guru-guru
yang ada di lingkup sekolah SMP Negeri 2 Padang Panjang demi mencapai literasi yang
membudaya.

Alhasil, siswa-siswi sudah merasa terbiasa karena dipaksa untuk membawa buku fiksi yaitu novel.
Mereka mulai antusias untuk membawa dan membaca berbagai jenis buku bacaan yang disuruah
dan sudah inisiatif mencari buku bacaan yang disuka. Mereka juga sudah terbiasa untuk
menuangkan hasil bacaan dalam bentuk gambar, dan terbiasa untuk tampil ke depan kelas untuk
menceritakan ulang dari hasil yang ditulisnya tanpa naskah. Saya pun berkeinginan agar siswa-siswi
menghasilkan sebuah karya dalam bentuk buku dengan membuat hasil tulisan sederhana dulu, yaitu
puisi, pantun, dan cerpen.

2. Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana
saja yang Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara
jelas!
Tahun 2021 saya mengikuti kegiatan Gerakan Literasi Sekolah untuk menjadikan sekolah nasional
yang digagas oleh Forum Indonesia Menulis. Beberapa hal yang perlu dijadikan bahan untuk
mencapai sekolah literasi nasional ialah membuat buku dari hasil tulis tangan guru dan siswa SMP
Negeri 2 Padang Panjang. Saya pun menyampaikan kepada kepala sekolah untuk mengikuti
kegiatan tersebut guna menjadikan SMP Negeri 2 Padang Panjang menjadi sekolah literasi nasional.
Kepala sekolah menyambut dengan antusias dan mengapresiasi kegiatan yang saya usung.

Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun
kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam
situasi tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan
yang telah direncanakan?
Perbedaan akan selalu kita temukan dalam kehidupan tetapi tergantung cara kita untuk
menyikapinya. Saya pun berkoordinasi dengan teman sejahwat untuk mempromosikan kegiatan
literasi dalam bentuk pantun untuk peserta didik dan guru dalam bentuk cerita pendek (cerpen).
Saya meminta salah satu anak didik saya yang masuk kelas Wisata Literasi Sekolah untuk
mempromosikan kepada peserta didik lainnya untuk mengikuti kegiatan tersebut melalui pamflet
yang didesain oleh mereka tetapi dalam bimbingan saya. Mereka juga berkoordinasi kepada OSIS
untuk memberitahukan informasi tersebut di sosial media. Teman sejahwat saya pun
mempromosikan setiap masuk kelas pada kelas yang berbeda untuk mengingatkan setelah
diinfokan setiap apel Pagi tentang kegiatan tersebut. Ada beberapa anak yang berminat untuk
berkontribusi dalam kegiatan literasi tersebut tetapi tidak sesuai target sasaran yaitu 100 anak.

Siswa yang berminat hanya 30 anak disebabkan siswa tidak memahami arti literasi serta benefit
yang akan didapatnya kelak dan saya pun gencar mempromosikan pamflet dan memotivasi siswa
untuk mengikuti kegiatan literasi. "Menulis bisa membawa kita jalan-jalan gratis dan bisa menambah
wawasan tentang ilmu kepenulisan," tutur saya kepada peserta didik. Tetapi, mereka masih tetap
tidak berminat mengikuti kegiatan tersebut. Saya dengan tim memberikan sosialisasi kepenulisan
agar minat siswa semakin tinggi untuk mengerti arti membaca dan menulis. Tidak masalah untuk
mereka yang tidak mau berkontribusi untuk menjadikan SMP Negeri 2 Padang Panjang menjadi
Anisa Pratiwi-SMP Negeri 2 Padang Panjang

sekolah nasional tetapi bekal mereka nantinya akan jauh lebih penting di era zaman teknologi adalah
segalanya. Tinggal googling apa yang kita cari, pasti akan keluar di google. Kesulitan yang saya
alami ini adalah menumbuhkan minat baca siswa sangatlah tidak mudah apalagi untuk menulis.
Maka dari itu, saya memberikan sosialisasi terkait dunia literasi.

Ada beberapa guru yang berminat untuk ikut berkontribusi dalam kegiatan menulis cerpen. Ada juga
sebagian menolak halus untuk ikut berkontribusi dikarenakan ada beberapa kegiatan yang juga akan
diikutinya. Tetapi, saya selalu memberikan motivasi agar rekan guru juga ikut berkontribusi untuk
menjadikan sekolah kita, sekolah literasi nasional.

Setelah saya memberikan motivasi serta kepala sekolah memberikan informasi untuk pembuatan
buku yang dicanangkan dengan mengejar deadline yang diberikan oleh Forum Indonesia Menulis.
Siswa dan guru tetap saja tidak sepenuhnya mengikuti kegiatan tersebut. Alhasil, siswa yang 30
orang saja membuat sebuah pantun dan rekan guru pun tidak bisa berkontribusi karena kesibukan
masing-masing. Tetapi, saya sebagai penggagas tetap membuat cerpen untuk dijadikan
pertimbangan bagi Forum Indonesia Menulis dalam menilai.

Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak
untuk bekerja sama?
Upaya yang saya lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bekerja sama
adalah memberikan motivasi dan gambaran benefit yang akan didapatkan. "Menulis akan membuat
kita terlatih menyusun dan merangkai kata serta kalimat kompleks. Menulis juga mengantarkan kita
untuk mengapresiasikan karya yang telah kita buat setelah kita tiada yang dikenang dalam sebuah
bentuk buku," tutur saya kepada rekan guru dan siswa pada sosialisasi gerakan literasi sekolah yang
dilaksanakan di perpustakan SMP Negeri 2 Padang Panjang. Saya akan membimbing dan
mengarahkan peserta untuk bisa menulis setidaknya dalam sebuah cerita sederhana berbentuk
cerpen bagi rekan kerja yang tidak biasa menulis dibantu teman KKG. Hasil karya yang dibuat
bersama akan dicetak dan diperbanyak sebagai bentuk platinum atas kerja keras selama ini.
Sekolah kita menjadi sekolah nasional dan dipandang seluruh pelosok negeri berkat gerakan literasi
nasional. Saya mengupayakan untuk membimbing mereka yang kurang paham dalam kepenulisan
dan memotivasi untuk menghasilkan sebuah karya. Dari mencari premis untuk rekan guru dan
melatih siswa membuat pantun.

"Ketika sekolah maju dan dipandang oleh dunia itu berkat orang yang berada di dalamnya. Mereka
saling bekerja sama dalam memberikan kontribusi yang nyata untuk kemajuan sekolah, " tutur saya.
Saya meyakinkan semua pihak jika kita melakukan bersama-sama demi mencapai sekolah literasi
nasional dengan cara membuat sebuah karya yang dibukukan pasti semua akan terwujud. Tetapi,
jika hanya beberapa bahkan hanya saya sendiri yang bersinergi mewujudkan tanpa bantuan rekan
guru itu mustahil untuk mewujudkannya. Sebisa saya, meyakinkan rekan guru untuk ikut
berkontribusi dalam kegiatan gerakan literasi sekolah ini di balik kesibukan mengajar dan yang
lainnya.

Bagaimana hasilnya?
Alhasil, dari apa yang saya usahakan untuk meyakinkan dan memberikan gambaran akan kegiatan
gerakan literasi sekolah demi mewujudkan sekolah literasi nasional SMP Negeri 2 Padang Panjang
tidaklah berjalan mulus. Sebagian anak yang berminat berjumlah 30 siswa tetap membuat pantun
dan rekan guru belum bisa berkontribusi pada saat itu. Karya yang sudah siap, saya kirimkan kepada
penyelenggara sebagai bahan pertimbangan. Beberapa Minggu setelah itu, saya mendapatkan kabar
Anisa Pratiwi-SMP Negeri 2 Padang Panjang

jika bahan yang dikumpulkan tidak memenuhi syarat semestinya. Tetapi, bagi saya pribadi
mengapresiasi kegigihan dan kemauan 30 siswa membuat pantun. Mau menambah wawasan serta
ilmu kepenulisannya itu sangat luar biasa sekali. Teknologi yang meracuni generasi sekarang untuk
lebih berjoged riya ketimbang membaca dan menulis ditepis oleh siswa dan siswi saya. Mereka
dengan elegannya mau berusaha menulis dan membuat pantun tanpa copy paste dan perlu saya
acungkan jempol.

Saya pun tidak menyalahkan penggunaan teknologi yang berlebihan tetapi ada batasan dalam
penggunaannya dan cara menyikapi pemakaiannya. Buktinya, karya 30 siswa dan 1 cerpen saya
release di platform padlet.com untuk dibaca online dan saya promosikan bersama anak didik di
semua sosial media seperti facebook dan instagram. "Berguna bukan teknologinya jika digunakan
secara bijak?", tutur saya kepada siswa yang karyanya tidak jadi dibukukan.

Dari saat itulah,


Saya bertekad untuk membudayakan literasi di jam pelajaran saya agar siswa terbiasa membaca
dan menulis dari hasil bacaannya. Terpaksa agar terbiasa. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

3. Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa


yang Anda hadapi saat itu? Gambarkan secara jelas!
Tantangan dan situasi yang saya temui dalam menjalankan tugas sebagai pendidik adalah ketika
saya dihadapkan dengan 2 pendidikan. Pendidikan S2 dan PPG serta menjadi pembina kelas
jurnalistik sekaligus pendamping lomba orasi pada tahun 2022. Menjalankan tugas sebagai pendidik
tidak mematahkan semangat saya dalam mengupgrade diri dan menimba ilmu lebih baik lagi.
Pendidikan S2 yang sudah mulai masuk masa pengerjaan tesis dengan target wisuda tahun 2023
dan PPG yang ujian UPnya di bulan Desember 2022 serta harus mendampingi kelas jurnalistik dan
melatih orasi tidak membuat saya gentar sebagai pendidik.

Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara
komprehensif? Peluang dan kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam
situasi tersebut untuk membantu Anda menghadapinya?
Upaya yang saya pahami dalam situasi yang terjadi di atas adalah sebagai pendidik kita harus siap
dengan konsekuensi dan konsisten yang ada. Ketika kita dihadapkan dengan pendidikan yang akan
menambah wawasan dan ilmu dalam dunia pendidikan, sebisa kita bisa membagi waktu. Sangat
terasa ketika pendidikan PPG yang tidak ada guru pengganti. Sebelum kuliah dimulai, saya
menjelaskan materi pelajaran pada hari ini dan memberikan latihan. Saya tetap berada di kelas
sembari kuliah dan memantau anak didik saya.

Awalnya, terasa berat untuk menjalankan pendidikan PPG sekaligus pengerjaan tesis. Tetapi, lama
kelamaan saya menikmati dan menjalani dengan senang hati. Ketika saya pendidikan PPG, dampak
yang saya rasakan adalah bertambahnya wawasan akan media pembelajaran. Saya tambah
menunjukan kreatifitas saya dalam membuat media pembelajaran serta LKPD berbasis digitalisasi
yang didesain secara kreatif menggunakan beberapa fitur aplikasi seperti canva, worksheets,
padlet.com, dan masih banyak lagi.

Peserta didik pun merasakan proses pembelajaran tidak monoton karena bukan open book
melainkan berselancar di dunia digitalisasi. Memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang akan
pengajaran membuat peserta didik ikut merasakan kemudahan dalam mengerjakan tugas via online.
Semisalnya, pengerjaan LKPD menggunakan barcode karena di sekolah jarang menggunakan hp
untuk pengerjaan LKPD digital.
Anisa Pratiwi-SMP Negeri 2 Padang Panjang

Siswa dan siswi antusias dalam pengerjaan tugas dan menikmati proses pembelajaran yang praktis
berbasis digital.

Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam


membuat keputusan? Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat
keputusan Anda?
Pertimbangan yang saya hadirkan dalam membuat keputusan adalah sebagai pendidik kita perlu
merancang pembelajaran kreatif dan bermakna serta memiliki wawasan luas untuk dijadikan bekal
bagi diri sendiri dan orang lain terutama siswa dan siswi yang kita ajarkan. Mereka butuh pendidik
yang kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran yang bekesinambungan. Terlebih pada
zaman sekarang, peserta didik sangat dihantui oleh geadget. Maka dari itu, kita sebagai pendidik
milineal perlu menyelami dunia peserta didik agar tujuan atau capaian pembelajaran kita terpenuhi.
Saya sangat bersyukur atas dampak pendidikan yang saya jalani sekaligus yaitu S2 dan PPG karena
memotivasi saya untuk lebih bisa membagi waktu dan menjadi pendidik yang haus akan ilmu demi
peserta didiknya. Terutama bagi peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus. Sebagai
pendidik, kita tidak bisa menyamakan cara belajar siswa tersebut dengan siswa yang normal. Saya
pun membimbing dan mengarahkan siswa berkebutuhan khusus agar paham dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia pada materi puisi atau pun materi jenis-jenis teks. Siswa berkebutuhan khusus
pun antusias ketika saya membimbing dan mengarahkannya dengan sabar. Semua anak memiliki
keistimewaan masing-masing dan guna kita sebagai pendidik adalah mengetahui keistimewaan
tersebut. Tidak sampai pada proses pembelajaran yang berbasis teknologi saja. Dari pemakaian
media pembelajaran, baik dalam bentuk video pembelajaran dan LKPD digital berupa barcode.
Peserta didik mengetahui dan mengenal hal-hal baru untuk dikerjakannya dengan geadget masing-
masing. Biasanya geadget digunakan bermain game atau tik tokan. Sekarang guna geadget
mengerjakan tugas dalam bentuk digital yang dikirim berupa file PDF pada form yang telah
disediakan atau dikirim melalui surat elektronik (email). Saya mengarahkan siswa menggunakan
teknologi untuk pengumpulan tugas agar mereka tidak gaptek dalam menggunakan teknologi
secara baik dan benar.

Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?


Tindakan yang saya ambil adalah saya tidak menjadikan pendidikan menjadi beban bagi saya dalam
menjalankan tugas sebagai pendidik. Sembari menjalani pendidikan, saya juga memonitoring kelas
jurnalistik dengan cara daring. Siswa kelas jurnalistik memahami kesibukan saya dan materi
jurnalistik tetap saya penuhi. Pendampingan terhadap siswa yang ikut lomba orasi tetap saya latih
dan mendampinginya lomba.
Terkhusus pada proses pembelajaran, saya makin bergelora untuk meningkatkan pembuatan media
pembelajaran berbasis digitalisasi untuk masuk ke dunia siswa dan siswi pada zaman sekarang
yang terkontamidasi teknologi 4.0. Siswa dan siswi antusias dalam proses pembelajaran dan
mereka menjadi berkembang dalam mempelajari tugas-tugas berbentuk digital. Pengiriman tugas
digital pada jenjang SMP terutama dikaji letak geografis dan latar belakang peserta didik di SMPN 2
Padang Panjang cukup untuk mengenalkan teknologi yang semakin berkembang karena peserta
didiknya mau belajar hal-hal baru.

4. Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik
Anda dapatkan? Apa yang Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan
balik tersebut?
Anisa Pratiwi-SMP Negeri 2 Padang Panjang

Pada tahun 2022, dalam proses belajar mengajar saya menggunakan model pembelajaran
akselerasi. Model pembelajaran akselerasi adalah model pembelajaran yang menawarkan cara
belajar yang lebih cepat atau dikenal dengan percepatan belajar. Saya menggunakan model tersebut
agar siswa tidak jenuh dengan materi yang dicatat atau bahkan dijelaskan secara bertele-tele. Siswa
sukar menangkap materi teks karena dianggap membosankan. Maka dari itu, saya mencoba
menggunakan metode akseleresi agar siswa cepat tanggap dan menikmati pelajaran dengan
senang hati. Tetapi, saya diberi masukan oleh guru senior untuk memikirkan kembali dalam
penggunaan model pembelajaran tersebut disebabkan siswa yang diajarkan masih SMP dan perlu
dijabatkan per sub materinya agar mereka memahami tujuan pembelajaran kita.

Saya pun dengan open minded menerima masukan dan saran dari guru senior tersebut karena
sebenarnya model pembelajaran ekseleresi itu bagus jika digunakan pada jenjang SMA/SMK
sederajat karena siswanya sudah mulai memahami kosakata dan ada bekal pembendaharaan
katanya.

Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk
pengembangan diri Anda?
Cara menyikapi ketika kita diberikan kritik yang membangun serta saran demi kemajuan diri adalah
menerima dan bertanya kepada yang memberi kritik atau saran. Contohnya, guru senior yang
menyarankan agar menggunakan model pembelajaran lain yang bisa diimbangi oleh pelajar SMP.
Saya pun mengajak sharing pengalaman terhadap guru senior tersebut karena pastinya ilmu dan
wawasan beliau lebih banyak ketimbang saya. Jika saya tidak tahu, maka saya akan bertanya agar
saya tidak salah arah. Saran dan kritik membangun diberikan untuk pengembangan diri kita agar
memperbaiki cara atau tindakan kita yang belum sesuai. Ada beberapa hal yang perlu dipilah dan
dipilih dalam menerima masukan yang positif. Kita sebagai manusia juga tidak sempurna tetapi jika
mau belajar pasti kita bisa memperbaiki hal-hal yang patut diperbaiki.

Demi proses belajar mengajar yang kondusif serta bermakna, refleksi diri pun diperlukan. Baik itu,
dari guru senior maupun siswa sendiri. Bagaimana cara kita membuat kelas tersebut nyaman ketika
belajar? Dengan saling open minded satu sama lain terhadap siswa. Siswa pun adalah makhluk
paling kritis jika kita meminta pendapatnya. Jalin hubungan baik antara guru dan murid agar tercipta
kelas yang nyaman serta proses belajar yang baik. Jika siswa memberikan kritik dan saran, saya
sebagai guru akan senang hati untuk memperbaikinya.

Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri
Anda, Hal berbeda apa yang Anda lakukan untuk mendukung proses pengembangan
diri Anda? Adakah cara-cara di luar kebiasaan yang Anda lakukan dimana hal tersebut
membuat Anda kurang nyaman namun mendukung proses pembelajaran Anda?
Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri, saya pribadi
selalu mencari tahu hal-hal baru guna meningkatkan wawasan saya dalam bidang apa pun. Saya
seorang editor video tetapi jika seorang editor video hanya berkutat dengan video bebas tanpa mau
berinovasi dengan aplikasi pendukung video pembelajaran. Itu juga membuat kita tidak akan
berkembang secara saya seorang pengajar. Saya pun mencoba keluar dari zona nyaman untuk
membuat sebuah video pembelajaran dengan menggunakan beberapa fitur yang disarankan oleh
teman sejahwat dan guru senior terlepas fitur yang biasa saya pakai untuk mengedit video bebas
(vlog). Bagi saya, saya menyukai tantangan tetapi jika hal tersebut tidak saya suka tetapi
mendukung pengembangan diri saya. Saya akan senang hati untuk mempelajarinya dengan tekun
dan sungguh.
Anisa Pratiwi-SMP Negeri 2 Padang Panjang

Saya sebagai guru juga dituntut kreatif dalam membuat sebuah media pembelajaran dan video
pembelajaran. Pada pandemi covid-19 adalah ajang untuk belajar membuat konten video
pembelajaran dan dilombakan. Banyak sekali perlombaan membuat video pembelajaran kreatif
untuk meningkatkan skill kita sebagai guru. Maka dari itu, pekerjaan yang menyenangkan yaitu hobi
yang dijual.

Saya pun sering mengikuti webinar dan bintek pembelajaran guna meningkatkan skill untuk
diterapkan di dunia pendidikan terutama kepada siswa dan siswi di tempat kita mengajar.

Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam


pekerjaan Anda?
Hasil dari proses pembelajaran yang saya aplikasikan di dalam kelas adalah siswa menjadi antusias
dan semakin bersemangat dalam belajar. Terutama saya menampilkan media pembelajaran yang
belum pernah digunakan oleh siswa dan menonton video pembelajaran untuk menambah referensi
dalam memaparkan materi. Saya pun mengarahkan siswa untuk bisa membuat sebuah tugas
berbasis digitalisasi. Semisal, membuat puisi dan dikirim pada platform padlet.com yang juga bisa
dibaca khalayak ramai secara online dan menyebarluaskan link tersebut di sosial media. Tidak
hanya puisi, karya sastra lainnya seperti pantun, cerpen, dan lainnya juga bisa dikirim pada platform
tersebut. Membuat video tugas dan diupload ke youtube juga diterapkan. Siswa SMP di sekolah
saya, kurang memahami penggunaan teknologi. Maka dari itu, saya membimbing dan mengarahkan
mereka untuk menggunakan teknologi agar tidak gaptek dalam pemakaiannya. Bercermin dengan
zaman yang sudah pesat akan teknologi yang semakin berkembang dan kita sebagai manusia yang
mau belajar dan belajar lagi untuk menyeimbangkan pembelajaran yang bersifat dinamis tersebut.

5. Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang Anda kembangkan? Apa yang


memotivasi Anda melakukan pengembangan tersebut?
Pada tahun 2022, saya menjadi pemateri kepenulisan acara ulang tahun komunitas Sakata Padang
Panjang. Saya memberikan materi menulis kreatif untuk para mahasiswa seni yang hadir
memeriahkan ulang tahun komunitas teater tersebut. Mahasiswa tersebut berasal dari kampus ISI
Padang Panjang. Mereka pun juga hobi menulis puisi dan cerpen. Mereka juga ingin memperdalam
wawasan tentang dunia kepenulisan. Saya memamaparkan materi tentang kategori diri yang
menggambarkan diri kita dahulu. Apakah kita masuk makhluk audio, visual, atau kinestetik? Mereka
sangat excited menerima pemaparan materi saya sekaligus saya memberikan tugas sederhana
untuk membuat puisi bebas lalu dibacakan di depan kami semua. Berbagi ilmu yang saya dapatkan
di dunia kepenulisan menjadikan saya termotivasi untuk membuat sebuah forum menulis bagi
mahasiswa untuk mau bergelut di dunia kepenulisan. Mengembangkan bakat mereka dalam
menulis menjadikan saya sebagai manusia yang bermanfaat untuk sesama.

Tidak hanya di luar sekolah saja, di sekolah pun saya membuka kelas jurnalistik untuk
ekstrakurikuler. Siswa dan siswi juga sangat excited ketika masuk kelas jurnalistik dan berkemauan
menjadi reporter cilik.

Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara Anda membangun
kesepakatan guna mencapai hasil pengembangan yang diharapkan.
Anisa Pratiwi-SMP Negeri 2 Padang Panjang

Hal yang menjadi fokus pengembangan adalah minat menulis. Fokus dari masalah di atas adalah
mahasiswa dan siswa. Mahasiswa seni teater berkeinginan untuk mengasah minat dan bakatnya
dalam dunia kepenulisan. Tidak hanya menulis karya sastra, saya juga menawarkan untuk menulis
non sastra seperti menulis proposal. Mereka akan dihadapkan dengan pembuatan proposal untuk
bimbingan. Mereka juga ingin belajar menulis proposal penelitian agar cepat di ACC oleh dosen
mereka. Ketua komunitas teater Sakata pun mengajukan kesepakatan untuk bisa menjadwalkan
kelas menulis 1x Seminggu di tempat sekretariat. Kelas menulis sastra dan non sastra. Mereka pun
menyepakatinya. Meski sebagai pendidik yang dihadapkan kesibukan sekolah, tidak membuat saya
patah arang untuk mengembangkan ilmu kepenulisan yang saya punyai kepada sesama.

Begitu juga untuk kelas jurnalistik saya. Saya juga mengarahkan mereka untuk meliput kegiatan
saya agar bisa dijadikan laporan online tugas mereka pada platform padlet.com. Saya pun
mengarahkan untuk menjadi penulis berita dan peliput harus saling bekerja sama dan kompak. Ada
beberapa kode etik yang perlu diketahui jika menjadi seorang jurnalis. Siswa dan siswi saya pun
sangat bergelora ketika saya ajak meliput kegiatan kelas menulis yang dilaksanakan di sekretariat
Komunitas Teater Sakata.

Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa yang Anda
temui dan bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja yang Anda
lakukan untuk mempertahankan motivasi orang tersebut?
Saya memberikan dukungan secara moril dan waktu. Seperti memberikan motivasi untuk bisa
menjadi penulis yang handal dan bisa menjadi narasumber kepenulisan. Hanya dengan tulisan, kita
bisa jalan-jalan gratis. Selain itu, saya juga membimbing mahasiswa tersebut untuk menulis
proposal penelitiannya serta mengajak anak didik saya selalu meliput kegiatan kelas menulis
tersebut yang dijadwalkan setiap Sabtu Sore. Kendala yang saya temui adalah waktu. Mahasiswa
tersebut terkadang tidak bisa pada waktu yang dijadwalkan karena kuliah pengganti atau membantu
senior mereka di kampus ujian akhir dan terkadang saya juga ada kegiatan di luar kota atau ada
kegiatan sekolah tetapi saya mengatasi kendala tersebut dengan alternatif via daring. Jika kami
tidak bisa tatap muka maka dialihkan ke zoom meeting pada Malam hari di hari Sabtu atau diganti
dengan hari Minggu Sore untuk mengikuti kelas menulis. Tidak satu jalan ke Roma apalagi
perkembangan teknologi semakin maju dan canggih. Anak jurnalis saya pun juga akan meliput
kegiatan menulis secara daring guna membangun konsistensi meliput kegiatan menulis yang
diadakan di luar sekolah.

Mahasiswa terkadang merasakan jenuh karena jadwal mereka kerapkali tergeser oleh kuliah
pengganti di hari Sabtu tetapi tidak juga dipungkiri kuliah adalah tugas pokok mereka sedangkan
kelas menulis adalah kegiatan tambahan di luar kampus. Saya tetap memotivasi mereka untuk
jangan mencemaskan jadwal tatap muka karena kita bisa menggantinya di hari lain menggunakan
media daring yaitu zoom meeting.

Bagaimana hasilnya?
Alhasil,
Berkat kegigihan saya dan mahasiswa dengan beberapa kendala yang terjadi yaitu mencocokan
waktu dengan kesibukan masing-masing. Mereka bisa membuat proposal penelitiannya dengan
baik dan benar. Penulisan dan tata bahasanya serta ejaannya bisa mereka kuasai dengan baik
ketika menulis proposal penelitian tersebut. Mereka pun juga membuat puisi dan saya
mewacanakan untuk dibukukan menjadi antologi puisi mahasiswa seni. Anak didik kelas
Anisa Pratiwi-SMP Negeri 2 Padang Panjang

jurnalistik juga sudah mahir meliput dalam bentuk video dan laporan hasil liputan ditulis di
media online yang saya arahkan yaitu padlet.com.

You might also like