Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

ESSAY

Keterkaitan Komunikasi Korporasi dalam Membentuk Identitas dan


Reputasi Korporasi: Komunikasi Perusahaan dalam Dunia Digital

A. PENDAHULUAN
Digitalisasi menjadi keniscayaan untuk kemajuan komunikasi korporat (corporate
communication) dan komunikasi pemerintah (government communication) di tengah
perkembangan teknologi digital yang kian cepat dan masif dalam beberapa dekade
terakhir. Digitalisasi sebagai proses yang digunakan untuk mengubah informasi dari
bentuk analog ke bentuk digital terbukti efektif dalam pemanfaatannya di berbagai bidang,
seperti bisnis, komunikasi, pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan. Digitalisasi berhasil
mengarusutamakan proses mengolah, menyimpan dan membagikan informasi dengan
lebih efisien dan cepat. Selain itu, digitalisasi berbasis komputer, internet, perangkat
mobile, dan alat analitik digital menyediakan akses yang lebih luas, fleksibilitas dan
analisis data yang komprehensif. Alhasil, digitalisasi melahirkan perubahan besar di
lanskap publik yang prosesnya dipicu karena percepatan kemajuan teknologi digital. Pola
interaksi interpersonal, jaringan sosial dan hubungan publik dengan berbagai channel dan
platform juga berubah.
Menurut Cornelissen (2011:5) corporate communication didefinisakan sebagai fungsi
manajemen yang menawarkan kerangka kerja untuk koordinasi komunikasi eksternal dan
internal yang efektif, dengan tujuan utama untuk menciptakan dan mempertahankan
reputasi yang baik pada kelompok stakholder yang berkaitan dengan perusahaan.
corporate commmunication juga sebagai sebuah instrumen manajemen dimana semua
bentuk komunikasi internal dan eksternal yang digunakan secara sadar diharmonisasikan
seefektif dan seefisien mungkin untuk menciptakan dasar yang menguntungkan untuk
hubungan dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan. Kemudian komunikasi
perusahaan dalam instuisi perusahaan melakukan tujuan untuk memotivasi, mempersuasi,
dan memberi tahu karyawan dan juga publik/pelanggan. pemahaman terhadap komunikasi
perusahaan yang baik dapat menyediakan perencanaan strategis yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Maka dari itu, pengumpulan informasi yang bagus dapat men-driving
perkembangan ekonomi suatu perusahaan. Bisnis global berkembang berdasarkan
informasi, pelanggan, karyawan, investor dan publik. Jadi, publik mengharapkan tingkat
komunikasi yang lebih baik dari berbagai perusahaan sekiranya ingin menjalankan
komunikasi perusahaan
Hal yang unik dalam fenomena ini yaitu, pada era globalisasi sekarang ini PR
semakin mengikuti perkembangan zaman, internet menjadi sarana pilihan efektif bagi
praktisi PR untuk melakukan kegiatannya. Kegiatan PR menemukan kembali standar dan
metodologi untuk melindungi, mengelola, dan memelihara aset paling berharga, yaitu citra
atau image yang akan meningkatkan kepercayaan dan reputasi. Internet merupakan salah
satu inovasi teknologi komunikasi yang tidak bisa disepelekan begitu saja. Bahkan,
internet membuat banyak orang bergantung kepadanya. Kehadiran internet membuat
seolah dunia tanpa batas. Hal tersebut memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk
dapat berkomunikasi dan memperoleh informasi tanpa adanya batasan ruang dan waktu.
Kemudahan yang berdampak pada setiap lini kehidupan manusia, salah satunya adalah
kegiatan public relations.

B. LITERATUR AKADEMIS
Cees van Riel and Charles Fombrun (2007) mendefinisikan Corporate
Communication sebagai himpunan kegiatan yang terlibat dalam mengelola dan
mendalangi semua komunikasi internal dan eksternal yang bertujuan untuk menciptakan
titik awal menguntungkan dengan para pemangku kepentingan pada perusahaan yang
tergantung. Singkatnya, Komunikasi Korporat (Corcom) adaah fungsi manajemen yang
bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif di internal dan eksternal organisasi.
Komunikasi korporasi adalah hal yang penting untuk diperhatikan perusahaan. Untuk
membangun citra dan reputasi positif, terutama di hadapan publik, komunikasi korporasi
adalah salah satu upaya yang harus dilakukan oleh perusahaan. Komunikasi korporasi
memegang peran yang sangat krusial dalam keberlangsungan perusahaan. Sebab,
merekalah yang akan menjadi perwakilan atau wajah dari perusahaan untuk dapat
berkomunikasi dengan target audiens. Ruang lingkup Corcom mulai dari menjalin
komunikasi internal dan eksternal, menjaga reputasi perusahaan, mempromosikan produk,
mengawasi program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) maupun mencegah krisis
yang mungkin terjadi.
Komunikasi korporat adalah kajian baru bagi bidang manajemen dan komunikasi
bisnis, tapi, sudah muncul sejak abad 20 di jurusan komunikasi dan jurnalistik, di bawah
kajian PR atau public affairs. Temuan Elving dkk (2012) menunjukkan bahwa PR,
manajemen komunikasi, dan komunikasi korporat adalah istilah dengan fungsi yang sama,
yaitu membuat annual report, brand strategy, communication policy dan strategy,
community relations, corporate identity, philanthropy (citizenship), crisis and emergency,
employee relations, executive speeches, internet site, intranet site, issues management,
media relations, PR, crisis communication, dan reputation management.
Corporate indentity merupakan komponen yang penting dalam menampilkan identitas
suatu perusahaan kepada publiknya. Identitas yang dirancang harus menampilkan kesan
baik kepada publiknya. Kesan baik dari publiknya sangat berpengaruh terhadap loyalitas
dari publiknya. Perusahaan yang memiliki corporate identity yang kuat dan meyakinkan,
maka akan mencapai target sasaran yang lebih luas. Salah satu dari target sasaran tersebut
adalah pelanggan. Pelanggan merupakan stakeholder yang dianggap penting oleh
perusahaan karena pelanggan merupakan pihak eksternal yang berhubungan langsung
dengan perusahaan. Dalam corporate identity, terdapat elemen-elemen penting yang dapat
digunakan untuk memperkenalkan diri yaitu behavior (tingkah laku), communication
(komunikasi), symbolism (simbol), dan personality. Behaviour merupakan tingkah laku
perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada publiknya. Hal tersebut terkait dengan
tingkah laku yang dibentuk oleh karyawan dalam melayani publiknya.
Menurut Helm et al. (2011), reputasi merupakan persepsi yang menggambarkan
keseluruhan perilaku organisasi serta hubungannya dengan para stakeholder yang
terbentuk seiring dengan berjalannya waktu. Piramida reputasi perusahaan menangkap
perbedaan antara ketiga gagasan tersebut. Prinsip ini mengakui bahwa, di era globalisasi,
reputasi dapat diperoleh dan hilang tergantung pada cara perusahaan bertindak. Tidak
banyak yang dapat dilakukan oleh bintang olahraga mahal seperti Michael Jordan untuk
citra perusahaannya. Jika perusahaan tersebut berperilaku buruk, nilai dari upaya
membangun citra akan sia-sia. Hal ini bukan berarti meremehkan pentingnya pemahaman
diri perusahaan atau nilai citra dan emosi dalam kesuksesannya. Reputasi diawali dari
identitas organisasi sebagai starting point atau titik pertama yang tercermin dalam nama
perusahaan (logo) ataupun penampilan fisik (sarana prasarana): interior, seragam
karyawan, alat transportasi, lingkungan. Materi / media komunikasi: brosur, leaflet, iklan,
laporan tahunan, pemberitaan media, majalah ing griya, newsletter, materi presentasi,
audio-visual dan lainnya. Non fisik: sejarah perusahaan, nilai-nilai, dan filosofi. Pola
Interaksi: dalam berhubungan dengan masyarakat, pengalaman pelanggan dan masyarakat
dalam hubungan personal dengan pimpinan dan karyawan perusahaan. Pola pelayanan,
gaya kerja dan komunikasi baik internal maupun interaksi dengan pihak luar.
C. PEMBAHASAN
Dalam mengimplementasikan adanya sebuah inovasi berupa transformasi digital,
perlu adanya rencana strategis yang dirangkum dari penelitian terdahulu mengenai
menajemen perubahan yang dikolaborasikan dengan strategi komunikasi. Upaya ini
dilakukaN sebagai pendekatan yang sistemais dan terstruktur guna membantu perusahaan
atau organisasi dalam menerapkan perubahan dari kondisi yang ada saat ini ke dalam
kondisi yang akan datang dengan dukungan teknologi sehingga pekerjaan dapat dilakukan
menjadi lebih efektif dan efisien. Pembahasan terkait dengan strategi ini dibagi menjadi
dua garis besar, yakni dari sisi rencana strategis dalam mengelola perubahan dan strategi
dalam mengelola penolakan oleh stakeholder. Dari kajian terhadap penelitian sebelumnya
terkait dengan manajemen perubahan (Kotter, 1996; Lewin, 1976; McCabe, 2020;
Spafford, 2013; W & S, 2009), dapat didefinisikan tiga strategi utama yang dapat
dilakukan dalam mengimplementasikan perubahan, khususnya untuk digitalisasi antara
lain tahapan edukasi, transisi, dan evaluasi.
Dalam sebuah digitalisasi, tahapan edukasi merupakan langkah awal untuk
memotivasi pengguna atas adanya inovasi digital. Kotter (1996) mendefinisikann tahapan
ini dalam mengelola visi dan misi perubahan kepada pengguna. Karena kompetensi dan
pengetahuan sumber daya manusia memegang peran yang sangat penting dalam
digitalisasi, maka perlu adanya semacam kampanye di lingkungan perusahaan. Hal ini
dapat dilakukan oleh divisi teknologi informasi sebagai pihak yang bertanggung jawab
dari adanya digitalisasi dan penyedia layanan, sehingga divisi tersebut harus konsisten
dalam mengkomunikasikan perubahan dalam layanan teknologi informasi. Selain itu,
peran komunikasi pun tidak hanya sebagai media dalam mendidik pengguna, namun juga
memotivasi sehingga tujuan dari adanya digitalisasi itu bisa tercapai.
Setelah adanya tahapan edukasi, selanjutnya adalah tahapan transisi. Pada tahapan ini
terjadi proses penerimaan terhadap konsep baru. Dalam transformasi digital, pada
umumnya terdapat roadmap yang akan diikuti sebagai acuan mengimpelentasikan setiap
inovasi yang ada. Sesuai dengan rencana strategis yang ada, penerapan fase transisi
mengintegrasikan keseluruhan proses, implementasi, dan perubahan guna mencapai tujuan
dan mengurangi faktor kesenjangan. Strategi komunikasi yang digunakan pada tahapan ini
adalah komunikasi pada implementasi untuk menyalurkan informasi yang bersifat teknis.
Selain itu, komunikasi berupa konfirmasi juga penting dalam mendukung keputusan
pengguna untuk menerima keputusan dalam menggunakan inovasi digital yang ada.
Tahapan terakhir yang dilakukan oleh Perusahaan adalah evaluasi dan pemberian
umpan balik dari adanya digitalisasi. Dalam digitalisasi, tahapan ini dapat dilakukan
dengan adanya penilaian terhadap key performance indicator atau KPI tiap individu.
Dengan adanya evaluasi berbasis penilaian KPI ini, diharapkan individu dapat terus
berpartisipasi aktif dalam mendukung adanya implementasi inovasi digital. KPI ini dapat
berupa evaluasi secara individu maupun secara terstruktur dalam bentuk KPI unit bisnis
atau divisi. KPI unit dapat disesuaikan dengan unit bisnis bersangkutan yang menjalankan
inovasi terkait. Selain itu communication plan juga bisa disusun untuk dapat menunjang
proses pematauan implementasi inovasi digital yang akan dilakukan oleh top manajemen.

D. KESIMPULAN
Transformasi digital saat ini menjadi semakin massif dengan adanya perkembangan
teknologi yang sangat pesat. Pemerintah pun sangat menggalakan adanya digitalisasi yang
ditandai oleh meningkatknya jumlah startup digital tiap tahunnya dan berbagai inovasi
digital perusahaan maupun organisasi yang diimplementasikan. Namun, implementasi dari
ransformasi ini tidak sepenuhnya berjalan lancar dan mendapatkan dukungan dari
stakeholder. Terdapat kemungkinan terjadinya penolakan bahkan kegagalan karena
ketidaksiapan sumber daya manusia hingga tak sejalan dengan visi dan misi perusahaan.
Memanfaatkan media untuk menjalin hubungan antara komunikasi perusahaan dan publik
secara online inilah agar strategi komunikasi perusahaan di era digital lebih efektif.
kemudian, hubungan antara komunikasi perusahaan dan media menjadi lebih intens.
Informasi perusahaan dapat dikomunikasikan secara real time. Hubungan antara investor
dan komunikasi perusahaan juga berhubungan dengan komunitas atau investor karena itu
menjadi hal yang sangat penting dalam menjalankan komunikasi perusahaan melalui
media era digital. Banyak sekali yang dapat dilakukan melalui internet untuk melakukan
promosi merek dagang investasi yang menguntungkan bagi perusahaan, dan juga laporan
tahunan bisa dilakukan welalui web, maka hal ini dapat memberikan nilai tambah bagi
perusahaan.
Cornelissen, J. (2011). Corporate communications: Theory and practice. London: Sage.

Creswell, John W. & Creswell, J. David. (2018). Research Design Qualitative,


Quantitative, and Mixed Methods Approaches Fifth Edition. SAGE
Publication: Los Angeles.

Helm, Sabrina. Gobbers, Kerstin, Liehr. Storck, Christopher. 2011. Reputation Management:
Management for Professionals. London, New York: Springer Heidelberg Dordrecht

McCabe, D. (2020). Changing Change Management. Changing Change Management, July. https://
doi.org/10.4324/9780429029981

Kotter and Heskett (1992). Corporate Culture and Performance. New York: The Free Press

You might also like