Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Kupat opor ayam - Kupat : Ngaku Lepat - Opor : Maghfur / Ghofur (Ampunan) - Ayam : jamak dr

yaum
َ َ ْ َ ْ َ َ ُ َ ُ َّ َ َ َ َََ َ ََْ ‫َ ْ ُ ْ َْ ن‬
‫ان ِإال غ ِف َر له َما ق ْب َل أن يف ِتقا‬
ِ ‫ان فيتصافح‬ ِ ‫ي يلت ِقي‬
ِ ‫ما ِمن مس ِلم‬
“Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan
diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.”

Pentingnya org yg merukunkan org yg bertikai lbh baik dari sholat dan puasa.
ْ ْ ‫الب‬
‫ا‬ ‫َّ ا ا ا ُ ا َ ا ا ْ ا ُ ا‬ ‫ِّ ا ا َّ ا‬ ‫اا ا‬ ‫َْ ا ا‬ ُ ِ ‫اأَل ُأ‬
‫ي‬‫ات ن‬ ‫ رإصَلح ذ ر‬:‫ قال‬،‫ بَل‬:‫خبكم ربأفضل رمن درج رة الصي رام والصَل رة والصدق رة؟ قالوا‬ ‫ر‬
“Maukah kalian aku kabarkan tentang suatu hal yang lebih utama daripada derajat puasa, salat
dan sedekah? Para sahabat menjawab, ‘Tentu ya Rasulullah’. Rasulullah ‫ ﷺ‬lalu bersabda, ‘hal
tersebut adalah mendamaikan persengketaan’.” HR. Abu Dawud No. 4919, dan dinyatakan
sahih oleh al-Albani.

Bertikai sangat tidak enak, apalagi jika itu terjadi antara imam dan makmum. Sholat hanya berdua
tp mikir setah waladholin aminn tau tidak.

Boleh bohong untuk mempertemukan org yg bertikai.

Bohong (ringan) untuk keharmonisan dibolehkan.


ُّ ُ ‫ه ُ ا َ ْ ا‬ ‫َا‬ ْ ِّ ‫َْ ا‬ ُ ‫اَّلل اع َل ْيه او اس هل ام اي ُق‬
ُ ‫اَّلل اص هَل ه‬
‫ُ ُ ا ه‬ ‫عن اجابر ْب ان اع ْبد ه ا ُ ُ ا‬
: ‫الد اع راء‬ ‫ وأفضل‬، ‫ '' أفض ُل الذك نر ال رإله رإال اَّلل‬: ‫ول‬ ‫ر‬ ‫ س رم ْعت ارسول ر‬: ‫اَّلل يقول‬
‫ر ر‬ ‫ر‬
‫ْ ا ُ ه‬
‫الح ْمد ر ر‬
‫َّلل‬

Dari Jabir bin Abdullah RA berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Dzikir yang
paling utama adalah Laa Ilaaha Illallahu dan doa yang paling utama adalah Al-hamdu Lillah.” (HR.
Tirmidzi no. 3305)

Tp betapa berat memuji Manusia untuk keharmonisan !

Kiat Menjaga Tali Persaudaraan

Pertama, menutup aib saudara seiman. Rasa-rasanya tidak ada manusia yang terbebas dan
bersih dari aib, cacat dan kekurangan diri. Setiap orang pasti punya kelemahan. Karenanya, ada
pepatah, “Gajah di pelupuk mata tak tampak, namun kuman di seberang lautan tampak.”

Kita harus mampu menahan diri untuk tidak membuka aib saudara kita. Kita jaga kehormatan
mereka. Kita tutupi kekurangan dengan saling melengkapi dan menyempurnakan. Tidak dengan
mengumbar aib mereka yang dapat menimbulkan ketersinggungan hingga berujung pada
permusuhan.

‫ام ْن رد عن عرض أخيه كان له حجابا من النار‬

“Barangsiapa membela kehormatan saudaranya (sesama Muslim), maka hal itu menjadi
penghalang untuknya dari api neraka. ”(HR Tirmidzi). Sabda Nabi ‫ ﷺ‬berikutnya: “Adalah
kejahatan bagi seorang Muslim mempermalukan saudara Muslim lainnya.” (HR Muslim).

Kedua, memaafkan saudara seiman. Langkah kedua ini diperlukan dalam hubungan kita sebagai
makhluk sosial. Di sela interaksi sosial yang kita lakukan mungkin ada friksi dan hal-hal lain yang
mengakibatkan kesalah-pahaman.

Tak ada gading yang tak retak. Tak ada manusia yang lepas dari kesalahan. Karena pada dasarnya
manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Namun, sebaik-baik manusia yang berbuat salah
adalah yang segera menyadari, meminta maaf, menerima maaf, dan bertaubat.
َ ‫ا ْ َّ ا ُ ً َ ا ْ ا ْ ا ُ ا ا ْ ا‬ ُ ْ ْ ُ ‫ا ُ ْ ا ُ ُ ِّ ا ْ ا‬ ُ ‫ُت ْف ات ُح َأ ْب او‬
‫ا ا‬
،‫يه ش ْحن ُاء‬
‫ي أ رخ ر‬ْ ‫ إَل رجَل كانت بينه وب‬،‫اهلل شيئا‬ ‫شك رب ر‬ ‫ فيغفر رلكل عب ٍد َل ي‬،‫يس‬
‫ْ ا‬
‫ او اي ْو ام الخ رم‬،‫ي‬ْ ْ ‫اب ْال اج َّن رة اي ْو ام ْاْل ْث ان‬
‫ر‬ ‫ا ا‬ ‫ن‬ َْ ‫ا ا‬ ‫ن‬ َْ ‫ن‬ ‫ر‬ ‫ا ا‬ َْ ُ ‫ا ُ ا‬
‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬
‫ أن رظ ُروا هذ ْي نن اح ََّّت اي ْصط رل احا‬،‫ أن رظ ُروا هذ ْي نن اح ََّّت اي ْصط رل احا‬،‫ أن رظ ُروا هذ ْي نن اح ََّّت اي ْصط رل احا‬:‫ال‬ ‫فيق‬

“Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Ampunan Ilahi dilimpahkan kepada setiap
hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali yang menyimpan dendam
kepada saudaranya. Tentang mereka dikatakan: Tunggu, tunggu, tunggu, sampai mereka
berbaikan. ”(HR Muslim)

Ketiga, melepaskan kesulitan sesama Muslim. Jika kita diminta untuk memilih antara
kemudahan dan kesulitan, nyaris setiap kita lebih suka kemudahan dan tidak menginginkan
kesulita. Namun, hidup tidak selalu berjalan mulus. Ada rintangan dan hambatan yang membuat
perjalanan hidup tidak seperti yang diharapkan.

Kesulitan yang timbul terkadang membuat sebagian orang kehilangan orang-orang yang
disayangi. Musibah gempa bumi dan tsunami di Palu serta Donggala adalah potret buram tentang
betapa kesulitan itu dalam sekejap menghilangkan apa yang dimiliki. Rumah, kendaraan,
keluarga, bisa lenyap dalam hitungan detik. Hanya dalam sekejap semua luluh lantak. Semuanya
lenyap digoncang gempa bumi, lenyap oleh hantaman tsunami. Innaa lillaah wa innaa ilaihi
rooji’uun ..

Kewajiban kita sebagai sesama muslim yang saling bersaudara, adalah membantu mereka. Kita
sisingkan lengan. Kita kenyangkan perut mereka yang lapar. Kita obati yang sakit. Kita kasihi
mereka yang berduka. Kita hapus air mata kesedihan mereka. Kita bahagiakan dengan apa yang
mampu kita berikan.
Duka mereka adalah duka kita. Kebahagiaan mereka juga kebahagiaan kita. Rasa sakit yang
tengah mereka rasakan juga rasa sakit bagi kita. Kita seharusnya tidak merasa nyaman dengan
apa yang menimpa dan menindih mereka. Oleh karena itu, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
َ ُ ْ ‫َ ا‬ ْ ُ ‫ او ه‬،‫اَّلل اع ْن ُه ُك ْر اب ًة م ْن ُك ارب ْاْلخ ارة‬
ُ ‫الد ْن ايا اف َّر اج ه‬
ُّ ُ ً ُ َ ‫ا‬
‫ او ام ْن‬،‫اَّلل ر ْ ِف اع ْو رن ال اع ْب رد اما كان ال اع ْبد ر ْ ِف اع ْو رن أ رخيه‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫يه ك ْر ابة رم ْن ك ار رب‬
‫ر‬ ‫ام ْن ف َّر اج اع ْن أ رخ‬
ْ ْ ُّ ُ ‫اس َا اب اع ََل َأخيه ْال ُم ْسلم اس َا اب ُه ه‬
‫اَّلل ر ْ ِف الدن ايا اواْل رخ ارة‬ ‫رر‬ ‫ر ر‬

“Siapa yang melapangkan kesulitan saudaranya dari kesulitan hidup di dunia ini, Allah akan
melapangkan pula orang itu dari malapetaka hari kiamat. Allah tetap akan menolong seorang
hamba, selama hamba itu sudi menolong saudaranya. Siapa yang menutup aib (malu) orang
Islam, Allah akan menutupi aib orang itu di dunia dan akhirat. ”(HR Muslim, Abu Daud, Turmidzi).

Keempat, berbaik sangka kepada sesama Muslim. Sikap baik sangka tidak berarti kita kehilangan
kewaspadaan terhadap potensi kejahatan seseorang. Baik sangka adalah akhlak yang diajarkan
oleh Allah Subhanahu Wata’ala kepada para hamba-Nya. Kita dianjurkan untuk berbaik sangka
kepada saudara kita. Tidak mudah terjebak dalam buruk sangka yang bisa mengakibatkan
gangguan dalam hubungan antara sesama kita.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman,


ُ ُ ْ ‫الظ ِّن إ ْث ٌم او اَل ات اج َّس ُسوا او اَل اي ْغ ات‬
‫ا ه ِّ َّ ا ْ ا ه‬ َ ‫ا َ ُّ ا ه ا ا ُ ْ ا‬
‫ب اب ْعضك ْم اب ْعضا‬ ‫ر‬ ‫اجت رن ُبوا ك رثبا رمن الظن رإن بعض‬ ‫ياأيها ال رذين آمنوا‬

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian dari
prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. ”(Al-Hujurat: 12).

Kelima, berdoa untuk sesama Muslim, baik semasa hidupnya maupun setelah wafat. Doa yang
baik akan kembali kepada kita yang mendoakannya. Demikian pula sebaliknya. Kita doakan
saudara-saudara kita yang dekat atau jauh. Kita kirimkan doa terbaik kita untuk seluruh umat
Islam khususnya mereka yang sakit, terkena musibah, tertimpa kesulitan, maka kita pun akan
mendapatkan kebaikan dan pahala dari doa kita sendiri.

Salah satu contoh doa yang diabadikan oleh Allah Subhanahu Wata’ala adalah:
ٌ ‫آم ُنوا ا َّرب انا إ َّن اك ار ُؤ‬ ً ‫ا َّ ا ْ ْ َ ا ا ْ ا ا ه ا ا ا ُ ا ْ ا ا ا ْ ا ْ ْ ُ ُ ا ا‬
‫ّل ل هلذ ا‬
‫وف ار رحيم‬ ‫ر‬
‫ين ا‬
‫وبنا رغ ر ر‬‫ان وال تجعل ر ِف قل ر‬
‫اْليم ر‬
‫ربنا اغ رفر لنا ور رْلخو راننا ال رذين سبقونا رب ر‬

“Tuhan! Beri ampun kepada kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari
kami; janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang
beriman. Tuhan! Engkau Maha Penyantun lagi Maha Pengasih. ”(Al-Hasyr: 10).

Inilah lima langkah untuk membentengi dan memperkuat tali persaudaraan sesama pemeluk
Islam. Persatuan tidak sebatas teori di atas kertas yang disampaikan dalam bentuk ceramah dan
tulisan. Persatuan itu harus kita hadirkan dan kita wujudkan dalam bentuk membela serta
kehormatan saudara-saudara kita. Kita realisasikan dengan saling memaafkan, saling tolong
menolong, berbaik sangka, dan saling mendoakan.

Perilaku Istiqamah dalam kehidupan sehari-hari yaitu melaksanakan shalat tepat pada waktunya,
belajar terus-menerus hingga paham, selalu menaati peraturan baik yang ada di rumah, maupun
di masyarakat, selalu menjalankan kewajibannya dengan rasa senang dan nyaman, tidak merasa
dipaksa atau dibebani.

"Istiqamah itu tidak mudah dan semua orang pasti punya kecenderungan amalan tertentu yang
boleh jadi tidak sama"

" Ada yang belum tahajud tapi rajin puasa, ada yang belum puasa tapi senang baca Qur'an, maka
konsisten disitu turunlah Qur'an surah kedua Al-Baqarah ayat 148"
‫َّ ه ا ا ى ُ ِّ ْا ْ ا‬ ْ ‫ُُ هُ ا‬ ْ‫َْ ا ا ا ُ ْ ُ ْ ا‬ ٰ ْ ‫ا ُ ٍّ ِّ ْ ا ٌ ُ ا ُ ا ِّ ْ ا ا ْ ا ُ ْ ا‬
‫ش ٍء ق رد ْي ٌر‬
ِ ‫و رلكل وجهة هو موليها فاست ربقوا الخب رت ۗ اين ما تكونوا يأ رت ربكم اَّلل ج رميعا ۗ ران اَّلل عَل كل‬
"Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah
kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu
semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 148)

Berlomba-lomba dalam kebaikan adalah menyegerakan berbuat kebaikan atau kebajikan dan
tidak ditunda-tunda sebab ajal seseorang bisa dicabut kapan saja pun juga kiamat bisa terjadi
kapan pun sesuai kehendak Allah SWT. dengan menyegerakan berbuat baik maka manusia
sekaligus mengimani adanya hari akhir.

Istiqomah
َ َ َّ َ ُ َ َ ُ َ ْ َ َّ َ ََ
‫آمنا َوهم ل يفتنون‬ ‫ب الناس أن يتكوا أن يقولوا‬ ‫أح ِس‬

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan ‘kami telah beriman’
sedang mereka tidak diuji lagi?” [Q.s. al-‘Ankabuut (29): 2].

Ciri-ciri Orang yang Istiqomah

Yaitu memelihara 10 perkara sebagai kewajiban pada dirinya, yaitu :

1. Memelihara lisan dari menggunjing/membicarakan orang lain. Firman Allah Subhanahu Wa


Ta’ala : ”… Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu
sama lain. … “. (Al-Hujarat : 12).

2. Menghindari prasangka buruk kepada orang lain. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala ; ” Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari
prasangka itu dosa. …” (Al-Hujarat : 12). Begitu pula Sabda NabiMuhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam : ” Hindarilah prasangka buruk, sebab dugaan jelek itu kata-kata dusta terbesar
(bahayanya)”.

3. Menghindari dari menghina/mengejek orang lain. Firman Allah Subhanahu wa ta’ala : ” Hai
orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang
lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan
perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. …” ( Al-
Hujarat : 11 ).

4. Menundukkan pandangan dari kemilau dunia dan hal-hal yang terlarang. Firman Allah
Subhanahu wa ta’ala : “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka
menahan pandanganya, …“. (An-Nuur : 30)

5. Berkata benar/tidak berbohong. Firman Allah Subhanahu wa ta’ala : “Dan apabila kamu
berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu) …” (Al-An’am :
152).

6. Infaq fii sabilillah/membelanjakan hartanya pada keperluan agama Alloh. Firman Allah
Subhanahu wa ta’ala : ”Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.
…” (Al-Baqarah : 267).

7. Tidak berlebih-lebihan dalam segala hal. Firman Allah Subhanahu wa ta’ala : ”… dan janganlah
kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (Al-Isra’ : 26).

8. Tidak Menyombongkan diri/membanggakan diri. Firman Allah Subhanahu wa ta’ala : ” Negeri


akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik)itu adalah bagi orang-orang yang
bertakwa.” (Al-Qoshosh : 83).

9. Memelihara shalat 5 waktu. Firman Allah Subhanahu wa ta’ala : ”Peliharalah semua


sholat(mu), dan (peliharalah) sholat wusthoo. Berdirilah untuk Allah Swt (dalam shalatmu)
dengan khusyu’. “( Al-Baqoroh : 238)

10. Istiqomah pada Ahlus-Sunnah wal-jama’ah. Firman Allah Subhanahu wa ta’ala : ”dan bahwa
(yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu
mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya.
Yang demikian itu diperintahkan Alla Swt agar kamu bertakwa.” (Al-An’am 153).

You might also like