Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 5 - Bab 11 Dan 12
Kelompok 5 - Bab 11 Dan 12
MATEMATIKA KEUANGAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Ekonomi
Dosen Pengampu: Shovia Indah Firdiyanti, M. E.
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Aden Sandy Febriansyah (23050260173)
11.1 Pendahuluan
• Barisan (sequence) adalah susunan bilangan yang dibentuk menurut sutu
urutan tertentu.
❖ Suku adalah bilangan-bilangan yang tersusun dalam barisan.
❖ Macam-macam barisan berdasarkan perubahan di antara suku-suku yang
berurutan, yaitu sebagai berikut:
1. Barisan aritmatika adalah barisan yang suku berurutannya mempunyai
ketambahan bilangan yang tetap.
2. Barisan geometri adalah barisan yang suku berurutannya mempunyai
kelipatan bilangan yang tetap.
❖ Macam-macam barisan berdasarkan banyaknya suku, yaitu sebagai
berikut:
1. Barisan terhingga (finite) memiliki suku-suku terbatas.
2. Barisan tak terhingga (infinite) memiliki suku-suku yang tak terbatas.
• Deret (series) adalah jumlah bilangan dalam suatu barisan.
❖ Macam-macam deret berdasarkan perubahan di antara suku-suku yang
berurutan, yaitu sebagai berikut:
1. Deret aritmatika
2. Deret geometri
▪ Macam-macam deret geometri berdasarkan banyaknya suku, antara
lain:
a. Deret geometri terhingga (finite geometric series) adalah deret
yang mempunyai kelompok bilangan tertentu.
b. Deret geometri tak terhingga (infinite geometric series) adalah
deret yang mempunyai kelompok bilangan yang tidak terbatas.
Deret geometri tak terhingga dibagi lagi menjadi 2, yaitu:
✓ Deret geometri tak tentu konvergen yaitu deret yang
mempunyai nilai bilangan nyata.
✓ deret geometri tak tentu divergen adalah suatu deret yang tidak
menghasilan bilangan yang nyata.
Untuk membedakan di antara deret tak tentu konvergen dan
divergen dapat dilihat pada notasi berikut ini. Jika 𝑆𝑖 mewakili
suatu bilangan dalam barisan dan b adalah bilangan nyata,
maka deret tak tentu konvergen adalah:
∞
∑ Si = b
i=1
∑ Si = tak didefinisikan
i=1
Dn = ∑ S1
n=1
Sn = ∑ ar n−1
n=1
Untuk mmemperoleh jumlah suku ke-ndari sutu barisan geometri atau nilai
dari deret geometri suku ke-n (Sn ) dengan a sebagai suku pertama dan r adalah
sebagai rasio tetap, maka rumusnya adalah:
a1 (1 − r n )
Sn = di mana r < 1 atau
(1 − r)
a1 (r n − 1)
Sn = di mana r > 1 11.5)
(r − 1)
Jika r-1, maka rumus (11.4) di atas menjadi,
Sn = a + a + ⋯ + a
Sn = na 11.6)
Jumlah suku-sukunya pada rumus (11.5) adalah terbatas, oleh karena itu,
deret tersebut dinamakan deret geometri terhingga (finite geometric series). Tetapi,
bila jumlah suku-suku adalah tak terhingga jumlahnya, yaitu n = ∞, maka deret
geometri ini dinamakan deret geometri tak hingga (infite geometric series), dan
bentuknya adalah sebagai berikut.
Sn = a + ar + ar 2 + … + ar ∞ 11.7)
Atau persamaan (11.7) dapat ditulis secara singkat menjadi,
∞
Sn = ∑ ar n
n=0
Untuk meperoleh jumlah suku ke-n dari suatu barisan geometri tak terhingga
atau nilai dari deret geometri takk hingga ke-n = ∞ atau 𝑆∞ , dengan asebagai suku
pertama dan r adalah sebagai rasio tetap yang nilai mutlaknya lebih kecil dari satu
(r < 1), maka rumusnya adalah sebagai berikut.
𝑎 11.8)
Sn=∞ =
(1 − r)
Jika suatu deret jumlah suku-sukunya terbatas seperti pada persamaan (11.5)
maka deret tersebut dinamakan sebagai deret tak hingga (finite). Sedangkan jumlah
suku-sukunya tak terbatas seperti pada persamaan (11.7) maka deret itu disebut
sebagai deret tak hingga (infinite). Selanjutnya, deret tak hinggadapat dibagi lagi
menjadi dua, yaitu sebagia berikut.
1. Jika rasio yang tetap r mempunyai nilai mutlak (absolut) lebih kecil satu
atau | r < 1|, maka deret adalah konvergen (berkumpul pada satu titik).
2. Jika rasio yang tetap r mempunyai nilai mutlak (absolut) lebih besar satu
atau | r < 1|, maka deret adalah divergen.
BAB 12
PENERAPAN BARISAN DAN DERET
12.1 Pendahuluan
Penerapan barisan dan deret dalam ekonomi dan bisnis sering kita temukan,
terutama dalam bidang keuangan yang meliputi prosedur untuk mengombinasikan
antara tingkat bunga dan pertimbangan waktu ke dalam pertanyaan-pertanyaan
yang dialamatkan pada pembayaran pinjaman, nilai dari berbagai aset-aset
keuangan, dan strategi investasi.
Dalam analisis di bidang keuangan terdapat beberapa variabel sebagai
berikut:
a. Variabel bebas adalah nilai dari periode waktu dan tingkat bunga;
b. Variabel terikat adalah ukuran nilat rupiah yang berupa: nilai dari suatu
perkiraan baik nilai masa datang maupun nilai sekarang, pembayaran periodik
yang dibutuhkan dalam suatu investasi, atau pembayaran per periode dari
suatu pinjaman.
Untuk memperoleh nilai-nilai perkiraan dari variabel di atas, kita bisa
menghitung menggunakan kalkulator tangan dengan berdasarkan pada rumus-
rumus yang akan diberikan. Bisa juga menggunakan cara lain yang lebih cepat dan
mudah, yaitu mengggunakan peralatan komputer dengan bantuan fasilitas program
(sotfware) kertas kerja berupa Microsoft Excel. Namun, dalam pembahasan bab ini
akan digunakan alat bantu berupa garis waktu (time line) kemudian diperjelas lagi
dengan penggunaan tabel (table), serta cara perhitungan yang menggunakan
kalkulator tangan yang berdasarkan pada rumus aljabar yang sesuai dengan topik-
topik bahasan pada setiap subbab.
Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai arus adalah arus kas keluar karena
bertanda negatif (-), artinya Rp2.000 diinvestasikan pada permulaan atau awal
periode pertama; nila Rp3.000 diinvestasikan pada awal periode ke-2; nilai Rp4.000
diinvestasikan pada awal periode ke-3; dan seterusnya.
Angka persentase tingkat bunga di masing-masing periode ditempatkan di
atas garis waktu dan di antara periode-periode tersebut. Jika tingkat bunga sama
dari periode awal sampai akhir maka cukup ditempatkan pada periode awal saja,
tetapi bila angka persentase tingkat bunga berbeda-beda untuk setiap periode maka
angka persentase tingkat bunga ditempatkan sesuai dengan periode waktunya.
Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar di bawah ini.
2) Jumlah periode
= (jumlah tahun) (frekuendsi pembayaran bunga per tahun) = (n) (m)
Fn
P = (1+i)n
atau
1 12.7)
P = Fn
(1 + i)n
di mana: P = Nilai sekarang
Fn = Nilai masa datang tahun ke-n
i = Tingkat bunga per tahun
n = Jumlah tahun
Serupa dengan nilai masa datang, pembayaran bunga majemuk pada nilai
sekarang dapat dilakukan beberapa kali dalam setahun. Misalkan frekuensi
pembayaran bunga dalam setahun m kali, maka rumus untuk menghitung nilai
sekarang adalah sebagai berikut.
Fn
P= i (n)(m)
(1+ )
m
atau
12.8)
1
P = Fn [ ]
i (n)(m)
(1 + m)
Jadi, jika desposito P rupiah dibuat pada akhir dari setiap periode maka nilai
total yang terakumulasi dari anuitas setelah n periode pembayaran adalah:
(1+i)n −1
Sn = P [ ]n (12.13)
i
Dana Cadangan
Dana cadangan (sinking fund) adalah uang kas di suatu organisasi bisnis yang
digunakan untuk pembayaran utang-utang tersut dalam jumlah yang telah
ditentukan dan disepakati bersama. Jumlah pembayaran setiap periode ini dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus nilai massa datang dari anuitas (12.10),
yaitu dengan car memindahkan variabel P ke sisi sebelah kiri tanda sama dengan.
Jumlah pembayaran setiap periode (P) dapat ditulis kembali rumusnya sebagai
berikut.
Sn
P=
(1 + i)n − 1
[ ]
i
atau
i 12.14)
P = Sn [ ]
(1 + i)n − 1
di mana: Sn = Jumlah nilai masa datang
P = Jumlah pembayaran per periode
i = Tingkat bunga per tahun
n = Jumlah periode pembayaran
Jadi, jika P merupakan pembayaran per periode yang dibuat dalam rupiah
maka nilai sekarang dari anuitas An , selama n periode pembayaran adalah :
1−(1+i)−n 12.16)
An = P [ ]
i
CICILAN PINJAMAN
Cicilan pinjaman adalah proses pembayaran kembali suatu utang atau
pinjaman yang telah diterima saat ini dengan pembayaran-pembayaran cicilan
secara periodik.
➢ Persamaan cicilan pinjaman (loan amortization) dan dana cadangan (sinking
fund):
Keduanya bertujuan untuk pembayaran cicilan utang atau pinjaman secara
periodik.
➢ Perbedaan cicilan pinjaman dan dana cadangan:
• Dana cadangan: pembayaran cicilan utang secara periodik saat ini agar
di masa mendatang dapat terlunasi.
• Cicilan pinjaman: pembayaran cicilan utang atau pinjaman secara
periodik sehingga akan terlunasi pada waktu tertentu.
Jumlah pembayaran cicilan utang atau pembayaran ini dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus nilai sekarang dari anuitas, yaitu memindahkan
variabel P ke sisi sebelah kiri tanda sama dengan.
An
P= 1−(1+i)−n
[ ]
i
atau
i 12.17)
P = An 1−(1+i)−n
di mana:
An = Nilai sekarang dari anuitas
P = Jumlah pembayaran per periode
i = Tingkat bunga tahunan
n = Jumlah periode pembayaran
12.8 Perpetuitas
Anuitas yang akan dibahas adalah anutias dimana periode waktu pembayaran
atau penerimaan adalah tidak terbatas waktu pembayaarannya. Anutias semacam
ini disebut sebagai perpetuitas. Jadi, perpetuitas (perpuity) atau juga bisa disebut
anutias abadi adalah serangkaian pembayaran yang sama jumlahnya dan berlanjut
untuk selamanya.
Nilai sekarang dari perpetuitas adalah mengikuti rumus deret geometri
sehingga (infinite geometric series) yang konvergen. Rumusnya adalah sebagai
berikut.
P P P
PV = (1+i)
+ (1+i)2 + (1+i)3 +…
Suku-suku di dalam tanda kurung siku-siku adalah deret geometri tak hingga.
Selanjutnya, Persamaan (12.9) dikaitkan dengan (1 + i) maka persamaanya akan
menjadi:
P P
PV(1 + i) = P + ( 1 + i ) + ( 1+ i )3 +… 12.19)
dilambangkan dengan huruf k. Huruf k ini menyatakan jika terjadi perubahan dalam
investasi (I), maka akan terjadi perubahan dalam pendapatan (Y) sebesar k kali,
artinya jika k=5, perubahan Rp1 dalam pengeluaran investasi maka akan
mengakibatkan perubahan Rp5 pada pendapatan.
Secara umum angka pengganda (multiplier) dapat didefinisikan sebagai rasto
antara perubahan dalam pendapatan dan perubahan dalam komponen-komponen
pengeluaran dalam perekonomian, berupa perubahan pengeluaran investasi (AI)
dan perubahan pengeluaran pemerintah (AG).
Proses perubahan komponen pengeluaran pada tahap awal bermula ketika
pengeluaran investasi meningkat sebesar ΔI, maka pendapatan juga ikut meningkat
sebesar AY stau ΔY = ΔI. Kemudian, di tahap ke-2 kenaikan pendapatan ini akan
meningkatkan konsumsi sebesse nilai kecenderungan mengonsumsi marginal
(Marginal Propensity to Consum-MPC) dikalikan dengan perubahan investasi (Δl)
atau MPC xΔl, di mana nilai MPC antara 0 dan 1 (0 < MPC < 1). Ingat proses
perubahan tal berlanjut pada tahap ke-3, yaitu (MPC × ΔI) MPC karena nilai (MPC
× ΔI) merupakan pendapatan bagi kelompok ke-2; terjadi juga pada tahap ke-4,
yaitu ( MPC2 × ΔI) MPC karena nilai sebesar ( MPC 2 × ΔI ) menunjukan
pendapatan bagi kelompok ke-3; terjadi juga pada tahap ke-5, yaitu ( MPC 3 × ΔI)
MPC, di mana nilai (MPC 3 × ΔI) merupakan pendapatan bagi kelompok ke-4.
Proses ini terus berlanjut sampai tahap ke-n yang merupakan tahap akhir dari proses
tersebut dan nilainya menjadi nol. Proses perubahan yang teras-menerus ini dapat
dilihat secara rinci pada tabel perubahan pendapatan yang diakibatkan perubahan
investasi di bawah ini.
Tahap Perubahan Pendapatan Penerimaan Pendapatan
Ke-1 ΔY = ΔI
Ke-2 ΔY = MPC × ΔI Kelompok ke-1 = ΔI
Ke-3 ΔY = (MPC2) × ΔI Kelompok ke-2 = (MPC × ΔI)
Ke-4 ΔY = (MPC3) × ΔI Kelompok ke-3 = (MPC 2 × ΔI)
Ke-5 ΔY = (MPC4) × ΔI Kelompok ke-4 = (MPC 3 × ΔI)
… … …
Ke-n ΔY = (MPC n−1 ) × ΔI Kelompok ke n-1 = (MPC n−2 ) × ΔI
Pola perubahan pendapatan (ΔY) pada tabel di atas seperti pada deret
geometri tek hingga (infinite geometric series) yang konvergen, lihat pade
Persamaan (11.4). Jadi, bila ditulis kembali adalah
ΔY = ΔI+(ΔI×MPC)+(ΔI×MPC 2 )+(ΔI×MPC3 )+…+(ΔI×MPC n−1 ) (12.22)
Bila persamaan (12.13) difaktorkan ke luar ΔI, maka persamaannya adalah:
ΔY = ΔI (I + MPC + MPC 2 + MPC 3 +…+ MPC n−1)
ΔY
= I+ MPC+ MPC2 +MPC 3 +…+MPC n−1 12.23)
ΔI
ΔY
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya adalah angka pengganda
ΔI