Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

RINGKASAN

MATEMATIKA KEUANGAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Ekonomi
Dosen Pengampu: Shovia Indah Firdiyanti, M. E.

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Aden Sandy Febriansyah (23050260173)

Muhammad Aufa Khoirun Ni'am Ali (23050260178)


Dimas Erlangga Febrio (23050260179)
Siti Nur Azizah (23050260181)
Fitria (23050260187)
Rafina Aulia Anhary (23050260188)

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2023/2024
BAB 11
BARISAN DAN DERET

11.1 Pendahuluan
• Barisan (sequence) adalah susunan bilangan yang dibentuk menurut sutu
urutan tertentu.
❖ Suku adalah bilangan-bilangan yang tersusun dalam barisan.
❖ Macam-macam barisan berdasarkan perubahan di antara suku-suku yang
berurutan, yaitu sebagai berikut:
1. Barisan aritmatika adalah barisan yang suku berurutannya mempunyai
ketambahan bilangan yang tetap.
2. Barisan geometri adalah barisan yang suku berurutannya mempunyai
kelipatan bilangan yang tetap.
❖ Macam-macam barisan berdasarkan banyaknya suku, yaitu sebagai
berikut:
1. Barisan terhingga (finite) memiliki suku-suku terbatas.
2. Barisan tak terhingga (infinite) memiliki suku-suku yang tak terbatas.
• Deret (series) adalah jumlah bilangan dalam suatu barisan.
❖ Macam-macam deret berdasarkan perubahan di antara suku-suku yang
berurutan, yaitu sebagai berikut:
1. Deret aritmatika
2. Deret geometri
▪ Macam-macam deret geometri berdasarkan banyaknya suku, antara
lain:
a. Deret geometri terhingga (finite geometric series) adalah deret
yang mempunyai kelompok bilangan tertentu.
b. Deret geometri tak terhingga (infinite geometric series) adalah
deret yang mempunyai kelompok bilangan yang tidak terbatas.
Deret geometri tak terhingga dibagi lagi menjadi 2, yaitu:
✓ Deret geometri tak tentu konvergen yaitu deret yang
mempunyai nilai bilangan nyata.
✓ deret geometri tak tentu divergen adalah suatu deret yang tidak
menghasilan bilangan yang nyata.
Untuk membedakan di antara deret tak tentu konvergen dan
divergen dapat dilihat pada notasi berikut ini. Jika 𝑆𝑖 mewakili
suatu bilangan dalam barisan dan b adalah bilangan nyata,
maka deret tak tentu konvergen adalah:

∑ Si = b
i=1

Dan suatu deret geometri tak tentu divergen adalah:


∑ Si = tak didefinisikan
i=1

11.2 Barisan dan Deret Aritmetika


Suatu barisan (sequence) adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk
menurut urutan tertentu. Misalnya,
5, 8, 11, 14, 17, …
Masing-masing suku dalam barisan setelah suku pertama diperolah dengan
cara menambahkan nilai 3 pada suku sebelumnya atau suku yang mendahuluinya.
Untuk suku pertama dan beberapa suku lainya dapat kita lihat sebagai berikut.
a =5
S2 = 5 + 3 = 8
S3 = 8 + 3 = 11
S4 = 11 + 3 = 14
Dan sampai seterusnya sampai ke Sn
Barisan aritmatika (arithmetic sequence) adalah suatu barisan di mana
selisih antara dua suku yang berurutan mempunyai nilai yang konstan. Nilai
konstan ini disebut dengan beda yang sama, biasanya dilambangkan dengan huruf
b. Barisan aritmetika dapat ditentukan nilai suku ke-n jika suku pertama a dan beda
yang sama b diketahui. Bentuk suku-suku barisan aritmatika secara umum adalah
sebagai berikut.
a, S2 , S3 , S4 , S5 , . . . , Sn
di mana: S2 = a + b = suku kedua
S3 = S2 + b = (a + b) + b = a + 2b = suku ketiga
S4 = S3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b = suku keempat
S5 = S4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b = suku kelima
Koenfisien dari b dalam suku-suku tertentu adalah lebih besar dari satu.
Jadi, suku ke-n atau suku terakhir dalam suatu barisan aritmatika adalah:
Sn = a + (n − 1)b 11.1)
di mana : Sn = Suku ke-n
a = Suku pertama
b = Beda yang sama
n = Banyaknya suku
Deret aritmatika adalah jumlah dari suku-suku dalam suatu barisan aritmatika.
Bentuk deret aritmatika ini adalah sebagai berikut.
Dn = a + (a + b) + (a + 2b) + ⋯ + {a + (n − 1)b}
atau
Dn = S1 + S2 + S3 + ⋯ + Sn
Hal tersebut dapat dinyatakan secara umum sebagai berikut.
n

Dn = ∑ S1
n=1

Untuk memperoleh jumlah suku-suku ke-n atau Dn dari suatu barisan


aritmatika dengan a sebagai suku pertama dan b sebagai beda yang sama, maka
rumusnya adalah:
n 11.2
Dn = [2a + (n − 1)b]
2

11.3 Barisan dan Deret Geometri


Barisan geometri adalah susunan bilangan yang dibentuk menurut urutan
tertentu, di mana susunan bilangan di antara dua suku yang berurutan mempunyai
rasio yang tetap. Rasio yang tetap ini dilambangkan dengan huruf r. Jadi, jika a
adalah suku pertama dan r adalah rasio yang tetap maka suku ke-2 dan seterusnya
adalah:
S2 = ar = suku kedua
S3 = S2 r = ar 2 = suku ketiga
S4 = S3 r = ar 3 = suku keempat
Dengan demikian, bentuk umum dari barisan geometri untuk suku ke-n adalah
sebagai berikut :
Sn = ar (n−1) 11.3)
di mana :
Sn = Suku ke-n
a = Suku pertama
r = Rasio yang tetap
n = Banyaknya suku
Deret geometri adalah jumlah dari suku-suku atau bilangan dalam suatu
barisan geometri. Deret geometri ini bentuknya adalah sebagai berikut.
Sn = a + ar + ar 2 + … + ar n−2 + ar n−1 11.4)
Atau persamaan (11.4) dapat ditulis secara singkat seperti berikut.
n

Sn = ∑ ar n−1
n=1

Untuk mmemperoleh jumlah suku ke-ndari sutu barisan geometri atau nilai
dari deret geometri suku ke-n (Sn ) dengan a sebagai suku pertama dan r adalah
sebagai rasio tetap, maka rumusnya adalah:
a1 (1 − r n )
Sn = di mana r < 1 atau
(1 − r)

a1 (r n − 1)
Sn = di mana r > 1 11.5)
(r − 1)
Jika r-1, maka rumus (11.4) di atas menjadi,
Sn = a + a + ⋯ + a
Sn = na 11.6)
Jumlah suku-sukunya pada rumus (11.5) adalah terbatas, oleh karena itu,
deret tersebut dinamakan deret geometri terhingga (finite geometric series). Tetapi,
bila jumlah suku-suku adalah tak terhingga jumlahnya, yaitu n = ∞, maka deret
geometri ini dinamakan deret geometri tak hingga (infite geometric series), dan
bentuknya adalah sebagai berikut.
Sn = a + ar + ar 2 + … + ar ∞ 11.7)
Atau persamaan (11.7) dapat ditulis secara singkat menjadi,

Sn = ∑ ar n
n=0

Untuk meperoleh jumlah suku ke-n dari suatu barisan geometri tak terhingga
atau nilai dari deret geometri takk hingga ke-n = ∞ atau 𝑆∞ , dengan asebagai suku
pertama dan r adalah sebagai rasio tetap yang nilai mutlaknya lebih kecil dari satu
(r < 1), maka rumusnya adalah sebagai berikut.
𝑎 11.8)
Sn=∞ =
(1 − r)
Jika suatu deret jumlah suku-sukunya terbatas seperti pada persamaan (11.5)
maka deret tersebut dinamakan sebagai deret tak hingga (finite). Sedangkan jumlah
suku-sukunya tak terbatas seperti pada persamaan (11.7) maka deret itu disebut
sebagai deret tak hingga (infinite). Selanjutnya, deret tak hinggadapat dibagi lagi
menjadi dua, yaitu sebagia berikut.
1. Jika rasio yang tetap r mempunyai nilai mutlak (absolut) lebih kecil satu
atau | r < 1|, maka deret adalah konvergen (berkumpul pada satu titik).
2. Jika rasio yang tetap r mempunyai nilai mutlak (absolut) lebih besar satu
atau | r < 1|, maka deret adalah divergen.
BAB 12
PENERAPAN BARISAN DAN DERET

12.1 Pendahuluan
Penerapan barisan dan deret dalam ekonomi dan bisnis sering kita temukan,
terutama dalam bidang keuangan yang meliputi prosedur untuk mengombinasikan
antara tingkat bunga dan pertimbangan waktu ke dalam pertanyaan-pertanyaan
yang dialamatkan pada pembayaran pinjaman, nilai dari berbagai aset-aset
keuangan, dan strategi investasi.
Dalam analisis di bidang keuangan terdapat beberapa variabel sebagai
berikut:
a. Variabel bebas adalah nilai dari periode waktu dan tingkat bunga;
b. Variabel terikat adalah ukuran nilat rupiah yang berupa: nilai dari suatu
perkiraan baik nilai masa datang maupun nilai sekarang, pembayaran periodik
yang dibutuhkan dalam suatu investasi, atau pembayaran per periode dari
suatu pinjaman.
Untuk memperoleh nilai-nilai perkiraan dari variabel di atas, kita bisa
menghitung menggunakan kalkulator tangan dengan berdasarkan pada rumus-
rumus yang akan diberikan. Bisa juga menggunakan cara lain yang lebih cepat dan
mudah, yaitu mengggunakan peralatan komputer dengan bantuan fasilitas program
(sotfware) kertas kerja berupa Microsoft Excel. Namun, dalam pembahasan bab ini
akan digunakan alat bantu berupa garis waktu (time line) kemudian diperjelas lagi
dengan penggunaan tabel (table), serta cara perhitungan yang menggunakan
kalkulator tangan yang berdasarkan pada rumus aljabar yang sesuai dengan topik-
topik bahasan pada setiap subbab.

12.2 Garis Waktu


Dasar untuk mempelajari nilai waktu dari uang (time value of money), kita
sebaiknya menggunakan alat bantu yang disebut dengan garis waktu (time line).
Garis waktu ini adalah suatu grafik yang menunjukan arus kas masuk dan keluar,
apakah di permulaan, di pertengahan, atau di akhir tahun dari arus kas tersebut.
Gambar dari garis waktu dapat dilihat di bawah ini.
Pada gambar di atas garis horisontal menunjukkan waktu dan garis-garis
vertikal pendek yang memotong garis horisontal menunjukan periode-periode
pembayaran atau penerimaan arus kas. Interval dari masing-masing periode waktu
ini biasanya tahunan, tetapi ada juga berupa semesteran, bulanan, atau bahkan
harian.
Waktu 0 (nol) adalah waktu sekarang dan merupakan juga waktu permulaan
atau awal dari periode pertama: waktu 1 adalah akhir dari periode pertama dan
merupakan awal dari periode ke-2; waktu 2 adalah akhir dari periode ke-2, tetapi
merupakan awal dar periode ke-3; waktu 3 adalah akhir dari periode ke-3, tetapi
merupakan awal dari periode ke-4; dan seterusnya. Dengan kata lain, angka-angka
di atas garis waktu menunjukkan akhir dari periode sekaligus awal dari periode
waktu berikutnya.
Selanjutnya, angka-angka untuk nilai arus kas diletakkan di bawah batas
garis tegak yang memisahkan periode. Jika kita menganggap arus kas adalah arus
kas keluar (outflow cash) maka diberi tanda negatif (-), sedangkan bila arus kasnya
adalah arus kas masuk (inflow cash) maka diberi tanda positif (+). Angka-angka
arus kas yang dimaksud in dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai arus adalah arus kas keluar karena
bertanda negatif (-), artinya Rp2.000 diinvestasikan pada permulaan atau awal
periode pertama; nila Rp3.000 diinvestasikan pada awal periode ke-2; nilai Rp4.000
diinvestasikan pada awal periode ke-3; dan seterusnya.
Angka persentase tingkat bunga di masing-masing periode ditempatkan di
atas garis waktu dan di antara periode-periode tersebut. Jika tingkat bunga sama
dari periode awal sampai akhir maka cukup ditempatkan pada periode awal saja,
tetapi bila angka persentase tingkat bunga berbeda-beda untuk setiap periode maka
angka persentase tingkat bunga ditempatkan sesuai dengan periode waktunya.
Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar di bawah ini.

Garis waktu ini berguna dan bisa membantu memecahkan persoalan-


persoalan pada nilai waktu dari uang, terutama bila terjadi arus kas (cash flow) dan
nilai tingkat bunga yang berbeda-beda pada setiap periode.

12.3 Bunga Sederhana dan Potongan Harga


Bunga dalam teori bisnis merupakan suatu balas jasa yang dibayarkan
bilamana kita menggunakan uang. Kita membayar bunga kepada pihak bank jika
kita meminjam uang dari bank tersebut. Sebaliknya, pihak bank membayar bunga
kepada kita bila kita menginvestasikan uang berupa tabungan atau deposito di bank.
Selanjutnya, jumlah uang yang dipinjamkan atau diinvestasikan di bank disebut
modal awal atau pinjaman pokok (principal). Jadi, bunga dilihat dari satu pihak
merupakan pendapatan, tetapi di pihak lain merupakan biaya. Di pihak orang yang
meminjamkan uangnya mendapatkan pendapatan bunga dan dipihak orang yang
menerima pinjaman akan membayar biaya bunga.
Misalkan investasi dari P rupiah dan jika i adalah tingkat bunga tahunan maka
pendapatan bunga (interest earned) pada akhir tahun pertama adalah Pi sehingga
nilai akumulasi dari P adalah P+P; pada akhir tahun ke-2, nilai akumulasi adalah P
+ P(2i); pada akhir tahun ke-3, nilai akumulasi dari P adalah P+P3i; dan seterusnya
sampai pada akhir tahun ke-n, yaitu nilai yang terakumulasi dari P adalah P+ Pin.
Jadi, pendapatan bunga hanya diperoleh dari modal awal saja untuk setiap akhir
tahun atau periode, sehingga nilai dari pendapatan bunga berjumlah tetap setiap
tahun. Pendapatan bunga menurut metode ini disebut dengan bunga sederhana
(simple interest) dan dapat dinyatakan dengan rumus berikut ini.
I = Pin 12.1)
di mana: I = Jumlah pendapatan bunga
P = Pinjaman pokok atau jumlah yang diinvestasikan
i = Tingkat bunga tahunan
n = Jumlah tahun
Kemudian, untuk memperoleh nilai dari modal awal (P) yang terakumulasi di
masa datang atau pada akhir tahun ke-n (Fn ) dapat dihitung dengan cara, modal
awal (P) ditambah dengan semua pendapatan bunga selama periode waktu (n).
Dinyatakan dengan rumus berikut.
Fn = P + Pin
atau
Fn = P(1 + in) 12.2)
Potongan sederhana adalah (simple discount) adalah proses yang digunakan
untuk memperoleh perhitungan nilai sekarang dari suatu nilai masa datang tertentu.
Bila dari masa datang (Fn ), tingkat bunga (i), dan jumlah tahun (n) telah
diketahui maka rumus untuk memperoleh nilai sekarang adalah sebagai berikut.
Fn
P=
(1 + in)
atau
1 12.3)
p = Fn [ ]
(1 + in)
di mana: P = Nilai sekarang
Fn = Nilai masa datang tahun ke-n
i = Tingkat bunga
n = Jumlah tahun
Rumus (12.3) hanya digunakan untuk memperoleh nilai sekarang dari suatu
nilai masa datang dengan bunga yang bukan majemuk.

12.4 Bunga Majemuk


Suatu investasi dari P rupiah berada pada tingkat bunga i per tahun maka
pendapatan bunga pada tahun pertama adalah Pi, selanjutnya nilai investasi pada
akhir tahun pertama akan menjadi,
P + Pi = P (1+i)
Hasil dari P(1+i) dianggap sebagai modal awal pada permulaan tahun kedua dan
pendapatan bunga yang diperoleh adalah:
P(1+i)i,
Sehingga hasil nilai investasi pada akhir tahun kedua adalah :
P(1+i)+P(1+i)i=P + Pi +Pi + Pii
= P(1 + 2i + i2 )
=P(1 + i)2
Selanjutnya, hasil dari P(1+i) dianggap sebagai modal awal pada permulaan
tahun ketiga dan pendapatan bunga yang diperoleh adalah:
P(1 + i)2 i,
Sehingga total investasi pada akhir tahun ketiga adalah:
P(1 + i)2 + P(1 + i)2 i = P(1 + i)2 (1 + i) = P(1 + i)3 dst sampai pada
tahun ke- n:
Dengan demikian, rumus umumnya adalah sebagai berikut.
Fn = P(1 + i)2 12.4)
di mana: Fn = Nilai masa datang
P = Nilai sekarang
i = Bunga per tahun
n = Jumlah tahun
Jadi, pendapatan bunga yang diinvestasikan kembali pada modal awal untuk
setiap permulaan tahun atau periode disebut dengan bunga majemuk (compound
interest). Pendapatan bunga dari metode bunga majemuk ini sejumlah akan
meningkat setiap tahun. Hal ini disebabkan modal awal yang meningkat setiap
permulaan tahun.
Rumus (12.4) hanya berlaku pada pembayaran bunga untuk setiap tahun
saja.tetapi dalam praktik bisnids sehari-hari seperti pada bank-bank
komersial,frekuensi pembayaran bunga kepada nasabah dilakukan bukan hanya
satu kali dalam setahun melainkan lebih satu kali.Misalnya,pembayaran bunga
majemuk secara kuartal,bulanan,atau bahkan harian.Jika frekuensi pembayaran
bunga ini dimisalkan m kali dalam setahun maka nilai masa datangnya adalah
sebagai berikut.
i (n)(m) 12.5)
Fn = P (1 + )
m
di mana: Fn = Nilai masa datang tahum ke-n
P = Nilai sekarang
i = Tingkat bunga per tahun
m = Frekuensi pembayaran bunga dalam setahun
n = Jumlah tahun
Jadi, berdasarkan rumusan tingkat suku bunga dikonversikan menjadi
“tingkat suku bunga periodik” dan jumlah tahun dikonversi juga menjadi "jumlah
periode" dengan rumus sebagai berikut.
1) Tingkat suku bunga periodik
Tingkat suku bunga tahunan i
= Frekuensi pembayaran bunga per tahun = m

2) Jumlah periode
= (jumlah tahun) (frekuendsi pembayaran bunga per tahun) = (n) (m)

12.5 Nilai Sekarang dengan Bunga Majemuk


Sebagaimana kita ketahui bahwa suatu investasi dari P rupiah akan
terakumulasi di masa datang menjadi P= (1+i) pada akhir tahun ke-n dengan tingkat
bunga per tahun. Tetapi kadang kadang kita perlu menentukan berapa banyak nilai
uang dari seseorang yang hasil di investasikan sekarang supaya mempunyai jumlah
tertentu pada akhir tahun ke-n. Dengan kata lain, kita perlu mengetahui berapa nilai
uang sekarang dari sejumlah nilai uang yang telah kita tentukan nilainya di masa
datang.
Untuk mengetahui nilai sekarang dengan bunga majemuk dari suatu nilai
masa datang dapat diperoleh dengan cara berikut.

Fn
P = (1+i)n

atau
1 12.7)
P = Fn
(1 + i)n
di mana: P = Nilai sekarang
Fn = Nilai masa datang tahun ke-n
i = Tingkat bunga per tahun
n = Jumlah tahun
Serupa dengan nilai masa datang, pembayaran bunga majemuk pada nilai
sekarang dapat dilakukan beberapa kali dalam setahun. Misalkan frekuensi
pembayaran bunga dalam setahun m kali, maka rumus untuk menghitung nilai
sekarang adalah sebagai berikut.
Fn
P= i (n)(m)
(1+ )
m

atau
12.8)
1
P = Fn [ ]
i (n)(m)
(1 + m)

12.6 Nilai Masa Datang Dari Anuitas


Pada baian terdahulu telah dibicarakan mengenai cara memperoleh nilai masa
datang atau nilai sekarang dari sejumlah nilai uang tertentu. Tetapi, sering kali
sejumlah uang tertentu dapat didepositokan ke dalam suatu bank untuk pembayaran
secara periodik selama waktu tertentu. Suatu rangkaian pembayaran yang dibuat
secara periodik dan dalam jumlah uang yang tetap atau sama selama waktu tertentu
disebut dengan anuitas. Di samping itu, anuitas ini diasumsikan bahwa semua
pembayaran dibuat pada akhir periode dengan bunga majemuk. Demikian pula
dengan pembayaran pendapatan bunga akan diperoleh dari nilai anuitas pada akhir
periode. Hal ini beralasan karena akhir dari setiap periode akan bersamaan dengan
permulaan dari periode berikutnya. Contohnya pada pembayaran secara bulanan,
kuartal, atau tahunan untuk pembayaran cicilan pada utang atau pinjaman,
pembayaran premi pada polis asuransi jiwa, pembayaran tabungan di bank, dan lain
sebagainya.
Total nilai yang terakumulasi dari anuitas ini adalah jumlah dari nilai-nilai
yang terakumulasi dari setiap pembayarn. Ini dilambangkan dengan Sn jadi,
Sn = 1+(1+i)+(1+i)(1 + i)2 + ⋯ + (1 + i)(n−2) + (1 + i)(n−1) 12.9)
Rumus di atas sama dengan rumus pada deret geometri berikut:
Pada rumus deret geometri (11.4), suku pertama adalah 1 dan rasio tetapnya
(1+i). Selanjutnya, setiap suku-suku dalam rumus(12.8) ruas kiri maupun ruas
kanan dikalikan dengan (1+i) sehingga rumus (12.8) menjadi,
(1+i) sn = (1 + i) + (1 + i)2 + ⋯ + (1 + i)(n−1) + (1 + i)n atau
Sn +iSn = (1 + i) + (1 + i)2 + ⋯ + (1 + i)(n−1) + (1 + i)n (12.10
)
Rumus (12.9) ini dikurangkan dengan rumus (12.8) maka hasilnya menjadi,
iSn = (1 + i)n − 1n (12.11)
Jika persamaan (12.10) disederhanakan maka nilai masa datang dari Rp 1
dengan pembayaran per periode selama n periode dengan tingkat bunga I persen
per periode adalah:
(1+i)n −1
Sn = [ ]n (12.12)
i

Jadi, jika desposito P rupiah dibuat pada akhir dari setiap periode maka nilai
total yang terakumulasi dari anuitas setelah n periode pembayaran adalah:
(1+i)n −1
Sn = P [ ]n (12.13)
i

di mana: Sn = Jumlah nilai masa datang dari anuitas setelah n periode


P = Jumlah dari anuitas
i = Tingkat bunga
n = Jumlah periode pembayaran

Dana Cadangan
Dana cadangan (sinking fund) adalah uang kas di suatu organisasi bisnis yang
digunakan untuk pembayaran utang-utang tersut dalam jumlah yang telah
ditentukan dan disepakati bersama. Jumlah pembayaran setiap periode ini dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus nilai massa datang dari anuitas (12.10),
yaitu dengan car memindahkan variabel P ke sisi sebelah kiri tanda sama dengan.
Jumlah pembayaran setiap periode (P) dapat ditulis kembali rumusnya sebagai
berikut.
Sn
P=
(1 + i)n − 1
[ ]
i
atau
i 12.14)
P = Sn [ ]
(1 + i)n − 1
di mana: Sn = Jumlah nilai masa datang
P = Jumlah pembayaran per periode
i = Tingkat bunga per tahun
n = Jumlah periode pembayaran

12.7 Nilai Sekarang dari Anuitas


Nilai sekarang dari suatu anuitas adalah jumlah dari nilai-nilai sekarang dari
setiap periode pembayaran atau penerimaan uang tertentu. Nilai sekarang dari
anuitas biasanya dilambangkan dengan An . Nilai sekarang dari anuitas adalah
jumlah dari nilai-nilai sekarang dari masing-masing pembayaran, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1−(1+i)−n
An = [ ] (12.15)
i

Jadi, jika P merupakan pembayaran per periode yang dibuat dalam rupiah
maka nilai sekarang dari anuitas An , selama n periode pembayaran adalah :

1−(1+i)−n 12.16)
An = P [ ]
i

CICILAN PINJAMAN
Cicilan pinjaman adalah proses pembayaran kembali suatu utang atau
pinjaman yang telah diterima saat ini dengan pembayaran-pembayaran cicilan
secara periodik.
➢ Persamaan cicilan pinjaman (loan amortization) dan dana cadangan (sinking
fund):
Keduanya bertujuan untuk pembayaran cicilan utang atau pinjaman secara
periodik.
➢ Perbedaan cicilan pinjaman dan dana cadangan:
• Dana cadangan: pembayaran cicilan utang secara periodik saat ini agar
di masa mendatang dapat terlunasi.
• Cicilan pinjaman: pembayaran cicilan utang atau pinjaman secara
periodik sehingga akan terlunasi pada waktu tertentu.
Jumlah pembayaran cicilan utang atau pembayaran ini dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus nilai sekarang dari anuitas, yaitu memindahkan
variabel P ke sisi sebelah kiri tanda sama dengan.
An
P= 1−(1+i)−n
[ ]
i

atau
i 12.17)
P = An 1−(1+i)−n

di mana:
An = Nilai sekarang dari anuitas
P = Jumlah pembayaran per periode
i = Tingkat bunga tahunan
n = Jumlah periode pembayaran

12.8 Perpetuitas
Anuitas yang akan dibahas adalah anutias dimana periode waktu pembayaran
atau penerimaan adalah tidak terbatas waktu pembayaarannya. Anutias semacam
ini disebut sebagai perpetuitas. Jadi, perpetuitas (perpuity) atau juga bisa disebut
anutias abadi adalah serangkaian pembayaran yang sama jumlahnya dan berlanjut
untuk selamanya.
Nilai sekarang dari perpetuitas adalah mengikuti rumus deret geometri
sehingga (infinite geometric series) yang konvergen. Rumusnya adalah sebagai
berikut.
P P P
PV = (1+i)
+ (1+i)2 + (1+i)3 +…

Bila P difaktorkan keluar, maka:


1 1 1
PV = P [(1+i) + (1+i)2 + (1+i)3 + ⋯ ] (12.18)

Suku-suku di dalam tanda kurung siku-siku adalah deret geometri tak hingga.
Selanjutnya, Persamaan (12.9) dikaitkan dengan (1 + i) maka persamaanya akan
menjadi:
P P
PV(1 + i) = P + ( 1 + i ) + ( 1+ i )3 +… 12.19)

Kemudian kurangkan Persamaan (12.10) dengan Persamaan (12.9), maka hasilna


adalah sebagai berikut.
{PV(1+i)}-PV= p
PV + PVi-PV= p
PVi = P
P 12.20)
PV= i

di mana: PV = Nilai sekarang dari perpetuitas


P = Jumlah pembayaran per periode
i = Tingkat bunga per tahun

12.9 Tingkat Bunga Nominal dan Efektif


Seseorang atau perusahaan dalam rangka membuat keputusan untuk
berinvestasi atau meminjam uang dari pihak bank atau pihak mana pun sebagai
pemberi pinjaman, faktor utama yang dianggap penting untuk diperhitungkan
adalah besarnya persentase tingkat raku bunga tahunan. Tingkat suku bunga
tahunan sering disebut juga tingkat bunga nominal. Jadi, tingkat suku bunga
nominal atru tingkat bunga tertera atau tingkat bungs tercatat adalah tingkat suku
bunga yang ditetapkan dalam perjanjian atau kontrak.
Misalkan suatu bank memberikan bunga pinjaman sebesar 12% per tahun,
sedangkan bank lainnya memberikan bunga pinjaman sebesar 1% per bulan kepada
nasabahnya, maka tingkat bunga 12% dan 1% adalah tingkat sulcu bunga nominal.
Hal ini dikarenakan kedua tingkat suku bunga telah ditetapkan dalam perjanjian
atau kontrak. Kedus suku bungs ini tidak dapat dibandingkan karena tingkat suku
bunga 12% dibayarkan secara tabunan. sedangkan tingkat suku bunga 1%
dibayarkan secara bulanan. Tingkat suku bunga hanya dapat dibandingkan jika
memiliki periode pembayaran bunga yang sama. Oleh karena itu, untuk
membandingkan kedua tingkat suku bunga ini kita harus menggunakan
perhitungan.
Tingkat suku bunga efektif tahunan adalah tingkat suku bunga yang
dimajemukkan setiap tahun yang menghasilkan tingkat suku bunga yang sama
dengan tingkat suka bunge nominal, jika dimajemukkan sebanyak m kali per tahun.
Berdasarkan definisi ini, maka;
inom m.n
(1 + i)n = (1 + )
m
inom m
(1 + i) = (1 + )
m

Jadi, tingkat suku bunga efektif tahunan adalah:


inom m (12.21)
1 = (1 + ) −1
m
di mana: i = Tingkat suku bunga efektif tahunan
inom = Tingkat suku bunga normal
m = Periode pemmbayaran bunga dalam setahun
Jika tingkat suku bunga dibayarkan tahunan maka tingkat bunga efektif
tahunan akan sama dengan tingkat bunga nominal. Tetapi, jika semakin sering
periode pembayaran bunga dalam setahun maka semakin besar tingkat suku bunga
efektif sehingga nilai masa datangnya dan pendapatan bunganya semakin besar
pula.

12.10 Angka Pengganda


Suatu pasar barang dikatakan terjadi keseimbangan (equilibrium) dalam
sebuah perekonomian apabila pendapatan aktual/riil sama dengan pengeluaran
yang direncanakan atau dapat ditulis dalam bentuk matematis sebagai berikut.
Y = AE
di mana: Y = Pendapatan aktual/rill (GDP Riel)
AE = Belanja agregat (aggregate expendeture)
AE adalah belanja yang direncanakan oleh sektor rumah tangga,
perusahaan, dan pemerintah, atau dapat ditulis menjadi:
AE = C+1+G
Kondisi keseimbangan di pasar barang ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Selanjutnya, jika terjadi perubahan pada pengeluaran agregat (AE),
misalnya belanja investasi (I) maka kondisi keseimbangan di pasar barang akan
berubah. Hal ini dapat dilihat pada pergeseran atau pergerakan dari titik E ke titik
E. Perubahan kondisi keseimbangan di pasar barang ini dapat dilihat pada di bawah.

Pada gambar perubahan kondisi keseimbangan di pasar barang terlihat


bahwa perubahan kenaikan pengeluran investasi (ΔI) mengakibatkan perubahan
kenalkan dalam pendapatan (ΔI), di mana ΔY lebih besar dan pada ΔI. Rasio antara
ΔY
ΔY dan ΔI atau disebut sebagai angka pengganda pengeluaran investasi dan
ΔI

dilambangkan dengan huruf k. Huruf k ini menyatakan jika terjadi perubahan dalam
investasi (I), maka akan terjadi perubahan dalam pendapatan (Y) sebesar k kali,
artinya jika k=5, perubahan Rp1 dalam pengeluaran investasi maka akan
mengakibatkan perubahan Rp5 pada pendapatan.
Secara umum angka pengganda (multiplier) dapat didefinisikan sebagai rasto
antara perubahan dalam pendapatan dan perubahan dalam komponen-komponen
pengeluaran dalam perekonomian, berupa perubahan pengeluaran investasi (AI)
dan perubahan pengeluaran pemerintah (AG).
Proses perubahan komponen pengeluaran pada tahap awal bermula ketika
pengeluaran investasi meningkat sebesar ΔI, maka pendapatan juga ikut meningkat
sebesar AY stau ΔY = ΔI. Kemudian, di tahap ke-2 kenaikan pendapatan ini akan
meningkatkan konsumsi sebesse nilai kecenderungan mengonsumsi marginal
(Marginal Propensity to Consum-MPC) dikalikan dengan perubahan investasi (Δl)
atau MPC xΔl, di mana nilai MPC antara 0 dan 1 (0 < MPC < 1). Ingat proses
perubahan tal berlanjut pada tahap ke-3, yaitu (MPC × ΔI) MPC karena nilai (MPC
× ΔI) merupakan pendapatan bagi kelompok ke-2; terjadi juga pada tahap ke-4,
yaitu ( MPC2 × ΔI) MPC karena nilai sebesar ( MPC 2 × ΔI ) menunjukan
pendapatan bagi kelompok ke-3; terjadi juga pada tahap ke-5, yaitu ( MPC 3 × ΔI)
MPC, di mana nilai (MPC 3 × ΔI) merupakan pendapatan bagi kelompok ke-4.
Proses ini terus berlanjut sampai tahap ke-n yang merupakan tahap akhir dari proses
tersebut dan nilainya menjadi nol. Proses perubahan yang teras-menerus ini dapat
dilihat secara rinci pada tabel perubahan pendapatan yang diakibatkan perubahan
investasi di bawah ini.
Tahap Perubahan Pendapatan Penerimaan Pendapatan
Ke-1 ΔY = ΔI
Ke-2 ΔY = MPC × ΔI Kelompok ke-1 = ΔI
Ke-3 ΔY = (MPC2) × ΔI Kelompok ke-2 = (MPC × ΔI)
Ke-4 ΔY = (MPC3) × ΔI Kelompok ke-3 = (MPC 2 × ΔI)
Ke-5 ΔY = (MPC4) × ΔI Kelompok ke-4 = (MPC 3 × ΔI)
… … …
Ke-n ΔY = (MPC n−1 ) × ΔI Kelompok ke n-1 = (MPC n−2 ) × ΔI
Pola perubahan pendapatan (ΔY) pada tabel di atas seperti pada deret
geometri tek hingga (infinite geometric series) yang konvergen, lihat pade
Persamaan (11.4). Jadi, bila ditulis kembali adalah
ΔY = ΔI+(ΔI×MPC)+(ΔI×MPC 2 )+(ΔI×MPC3 )+…+(ΔI×MPC n−1 ) (12.22)
Bila persamaan (12.13) difaktorkan ke luar ΔI, maka persamaannya adalah:
ΔY = ΔI (I + MPC + MPC 2 + MPC 3 +…+ MPC n−1)
ΔY
= I+ MPC+ MPC2 +MPC 3 +…+MPC n−1 12.23)
ΔI
ΔY
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya adalah angka pengganda
ΔI

pengeluaran investasi, dengan demikian persamaan (12.22) dapat ditulis kembali


menjadi,
k = I+ MPC+ MPC 2 +MPC3 +…+MPC n−1
Sesuai dengan rumus geometri, maka:
1 − MPC n
k=
1 − MPC
Karena MPC = 1 dan nilai pangkatnya n menjadi sangat besar, maka nilai MPCn
akan menjadi nol atau tak berarti, sehingga nilai k adalah:
1 12.24
k=
1 − MPC
Nilai angka pengganda k atau perubahan pendapatan sebagai akibat dari
perubahan pengeluaran investasi ini diilustrasikan oleh gambar di bawah ini.

Pada gambar di atas terlihat bahwa perubahan pendapatan pada tahap 1


dimulai dari titik A ke titik B; tahap II dari titik C ke titik D; tahap III dari titik F
ke titik G; dan seterusnya hingga semakin lama semakin mengecil nilainya dan
berakhir menjadi nol di titik E. Hal ini ini terbukti bahwa nilai MPC n sebagai suku
terakhir adalah nol.

You might also like