Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

BABAK 1 ( opening )

Di buka dengan tarian abis itu puisi

Hukum Negeriku hukum yang memaksa

Tapi kau tak mampu melihat dengan kedua mata

Karena kau telah menjadi budak para penguasa

Rakyat miskin yang tak berdaya dikambinghitamkan

Uangnya mereka sita untuk memenuhi hasrat nafsu dunia semata

Pejabat : “Wahai rakyatku yang sengsara dan tersiksa, akulah wajah-wajah pemimpin Indonesia yang
selama ini kalian kritik habis-habisan. Apakah hati kami tergerak? Apakah hukum negara akan
bertindak? TIDAK. Kalian hanya manusia-manusia lemah dengan suara lantang yang mencicit tanpa
ada perubahan, PERCUMA saudara-saudara, PERCUMA.”

BABAK 2

Janji Presiden: Tekad saya membela kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Kekayaan Indonesia untuk
rakyat Indonesia, bukan untuk bangsa lain! Kita tidak mau menjadi antek, kacung, dan budak bangsa
lain! Kalau kalian miskin, jangan sampai anakmu miskin juga. Kalau anak kalian miskin juga, berarti
republik ini gagal! Tidak boleh ada yang lapar di Indonesia, tidak boleh ada yang putus asa dan bunuh
diri karena gagal memberi makan anaknya di Indonesia!

Di lanjut dengan nari.

Setelah nari dan membagi uang di lanjut puisi

Kekuasaan mulai usang

Ruang demokrasi mulai petang

Terdengar genderang perang

Saling menghantam pedang

Rakyat tumbang
Pemimpin berang

Musuh senang

Pemimpin: “Terima kasih telah memilih saya saudara saudara sekalian, saya berjanji akan amanah,
tidak korupsi, dan akan mendengarkan aspirasi dari saudara saudara sekalian, Terima kasih
saudaraku, terima kasih”

Lalu pemimpin memasuki ruang rapat untuk membahas RUU CIPTA KERJA. Di dalam rapat tersebut
membahas tujuan di ciptakan RUU CIPTA KERJA.

Ketua Rapat: ’’Salah satu isu utama yang dimiliki Indonesia adalah masalah
pengangguran. Setiap tahun setidaknya ada 2 (dua) juta penambahan angkatan kerja
baru yang membutuhkan lapangan pekerjaan untuk menyambung hidup mereka.

Untuk menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya diperlukan bauran


instrumen kebijakan pemerintah yang tepat. Hal ini juga merupakan concern dari
perguruan tinggi karena lulusannya juga membutuhkan pekerjaan’’

Tujuan dari RUU Cipta Kerja adalah membuka peluang usaha untuk pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas melalui kemudahan dan simplikasi perizinan,
pemberdayaan UMK-M dan koperasi, serta penciptaan lapangan kerja dan
kesejahteraan pekerja yang berkelanjutan..

Peserta Pro: “Ketua saya tidak setuju dengan RUU ini, Saya meminta untuk peninjauan ulang.”

Peserta Kontra; “Menurut saya peninjauan ulang tidak perlu dilakukan, karna RUU ini sudah sangat
pas.”

Namun pengesahan RUU ini tidak di setujui oleh Masyarakat, karna dapat merugikan pekerja dan
buruh di Indonesia dan hanya menguntukan pengusaha.Maka Masyarakat melaku demo ke Gedung
DPR.

(ada suara kericuhan)

Diawali musik Buruh Tani, dan mengelilingi panggung sambal bawa banner yang isinya menolak RUU
CIPTA KERJA di sah kan.

Demo: "tolak RUU Cipta Kerja!! RUU Cipta Kerja merugikan para buruh!!"
DPR: "Iya, nanti dirapatin lagi ya"

Anggota masuk kembali ke ruang rapat, dan memergoki anggota yang sedang bermain situs judi
online.

Anggota 1: “Woi bray lagi ngapain lu?”

Anggota 2: “Gua main Candy Crush bro”


Anggota 1: ”Santai aja bray gua tau ko lu main slot gusah ada rahasialah diantara kita, semalem gua
abis rungkad banyak”

Anggota 2: “Walahh, yudah lu mau ga anterin gua ke Minimarket buat depo lagi nih”

Anggota 1: “Jangan sekarang bray di luar lagi rame yang demo”

Anggota 2: “Oh yudah lah nanti aja depo nya, Btw lu tau ga kasus Sambo yang ga jadi di Vonis mati?.”

BABAK 3

" keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, nyatanya keadilan hanya untuk orang berduit "

Diawali koreo dari lagu di udara - efek rumah kaca

Scene diawali dengan joshua ditembak setelah lagu habis, lalu scene masuk ke ruang persidangan.

Hakim Ketua : "anda di dakwa kasus pembunuhan ajudan anda sendiri, yaitu joshua herlambang. Pak
ferdy sambo, silahkan berikan pembelaan anda"

Sambo : " yang mulia, saya melakukan hal tersebut karena joshua telah melecehkan istri saya, saya
tidak bersalah pada kasus ini saya telah menegakkan hukum"

Hakim ketua : "jika memang itu pembelaan anda, pengacara silahkan berikan bukti"

Pengacara : "baik yang mulia, di sini saya telah membawa bukti fisik terkait kasus

persidangan kali ini. Seperti yang bisa yang mulia lihat pada foto ini memang benar joshua telah
melecehkan istri pak ferdy sambo"

Hakim ketua : "hanya ini saja? Ada yang lain? Kalau tidak ada saya anggap anda kekurangan bukti"

Pengacara : "tunggu yang mulai, saya membawa saksi pada persidangan kali ini, saudara richard
mohon ke berikan kesaksian'

Richard : " bohong yang mulia, apa yang disampaikan oleh mereka bohong, apalagi bukti yang
mereka sampaikan adalah kebohongan. Mereka telah membunuh teman seperjuangan saya"
Hakim ketua : "terima kasih saudara richard atas kesaksiannya. Saudara ferdy sambo, anda divonis
hukuman mati (ketuk palu 3x).

Sambo : "tunggu yang mulia, bisa kali dibicarakan dulu"

Hakim ketua : "tawaran anda memang menggiurkan, tapi tidak terima kasih"

Sambo : "kalo gini gimana pak? (Sambil ngasih uang sekoper)"

Hakim ketua : " kalo gini sih……(langsung ngambil koper)."

Hakim ketua : " mohon maaf, ada kekeliruan dalam memutuskan vonis tadi. Saudara ferdy sambo,
anda divonis hukuman penjara seumur hidup."

Puisi

Aku bingung dengan hukum di Negeri ini


Banyak kasus kejahatan yang belum selesai dan penuh misteri
Kejahatan yang lebih jahat dari sebuah kejahatan
Kejahatan yang mampu memperosokan
Negeri ini ke dalam jurang kehancuran

Hakim dan jaksa dibeli


Untuk mendiamkan permasalahan yang ada
Hukum Negeriku seperti hukum rimba
Yang berkuasa semakin berjaya
Yang lemah semakin menderita

Hukum Negeriku hukum yang memaksa


Tapi kau tak mampu melihat dengan kedua mata
Karena kau telah menjadi budak para penguasa

Rakyat miskin yang tak berdaya dikambinghitamkan


Uangnya mereka sita
Untuk memenuhi hasrat nafsu dunia semata

Mereka semuanya lupa


Bahwa Indonesia menjunjung tinggi nilai Agama
Itu yang terpahat dalam sila pertama Pancasila

BABAK 4 ( CLOSING )
Pemeran : *Duduk di kursi halaman rumah, membaca koran tentang
penjualan pulau*
Pemeran : “Hah? Pulau dijual?”
((Pemeran beranjak pergi meninggalkan stage, dilatarbelakangi oleh lagu
Di Udara – Efek Rumah Kaca))

You might also like