Professional Documents
Culture Documents
Dialog
Dialog
Pejabat : “Wahai rakyatku yang sengsara dan tersiksa, akulah wajah-wajah pemimpin Indonesia yang
selama ini kalian kritik habis-habisan. Apakah hati kami tergerak? Apakah hukum negara akan
bertindak? TIDAK. Kalian hanya manusia-manusia lemah dengan suara lantang yang mencicit tanpa
ada perubahan, PERCUMA saudara-saudara, PERCUMA.”
BABAK 2
Janji Presiden: Tekad saya membela kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Kekayaan Indonesia untuk
rakyat Indonesia, bukan untuk bangsa lain! Kita tidak mau menjadi antek, kacung, dan budak bangsa
lain! Kalau kalian miskin, jangan sampai anakmu miskin juga. Kalau anak kalian miskin juga, berarti
republik ini gagal! Tidak boleh ada yang lapar di Indonesia, tidak boleh ada yang putus asa dan bunuh
diri karena gagal memberi makan anaknya di Indonesia!
Rakyat tumbang
Pemimpin berang
Musuh senang
Pemimpin: “Terima kasih telah memilih saya saudara saudara sekalian, saya berjanji akan amanah,
tidak korupsi, dan akan mendengarkan aspirasi dari saudara saudara sekalian, Terima kasih
saudaraku, terima kasih”
Lalu pemimpin memasuki ruang rapat untuk membahas RUU CIPTA KERJA. Di dalam rapat tersebut
membahas tujuan di ciptakan RUU CIPTA KERJA.
Ketua Rapat: ’’Salah satu isu utama yang dimiliki Indonesia adalah masalah
pengangguran. Setiap tahun setidaknya ada 2 (dua) juta penambahan angkatan kerja
baru yang membutuhkan lapangan pekerjaan untuk menyambung hidup mereka.
Tujuan dari RUU Cipta Kerja adalah membuka peluang usaha untuk pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas melalui kemudahan dan simplikasi perizinan,
pemberdayaan UMK-M dan koperasi, serta penciptaan lapangan kerja dan
kesejahteraan pekerja yang berkelanjutan..
Peserta Pro: “Ketua saya tidak setuju dengan RUU ini, Saya meminta untuk peninjauan ulang.”
Peserta Kontra; “Menurut saya peninjauan ulang tidak perlu dilakukan, karna RUU ini sudah sangat
pas.”
Namun pengesahan RUU ini tidak di setujui oleh Masyarakat, karna dapat merugikan pekerja dan
buruh di Indonesia dan hanya menguntukan pengusaha.Maka Masyarakat melaku demo ke Gedung
DPR.
Diawali musik Buruh Tani, dan mengelilingi panggung sambal bawa banner yang isinya menolak RUU
CIPTA KERJA di sah kan.
Demo: "tolak RUU Cipta Kerja!! RUU Cipta Kerja merugikan para buruh!!"
DPR: "Iya, nanti dirapatin lagi ya"
Anggota masuk kembali ke ruang rapat, dan memergoki anggota yang sedang bermain situs judi
online.
Anggota 2: “Walahh, yudah lu mau ga anterin gua ke Minimarket buat depo lagi nih”
Anggota 2: “Oh yudah lah nanti aja depo nya, Btw lu tau ga kasus Sambo yang ga jadi di Vonis mati?.”
BABAK 3
" keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, nyatanya keadilan hanya untuk orang berduit "
Scene diawali dengan joshua ditembak setelah lagu habis, lalu scene masuk ke ruang persidangan.
Hakim Ketua : "anda di dakwa kasus pembunuhan ajudan anda sendiri, yaitu joshua herlambang. Pak
ferdy sambo, silahkan berikan pembelaan anda"
Sambo : " yang mulia, saya melakukan hal tersebut karena joshua telah melecehkan istri saya, saya
tidak bersalah pada kasus ini saya telah menegakkan hukum"
Hakim ketua : "jika memang itu pembelaan anda, pengacara silahkan berikan bukti"
Pengacara : "baik yang mulia, di sini saya telah membawa bukti fisik terkait kasus
persidangan kali ini. Seperti yang bisa yang mulia lihat pada foto ini memang benar joshua telah
melecehkan istri pak ferdy sambo"
Hakim ketua : "hanya ini saja? Ada yang lain? Kalau tidak ada saya anggap anda kekurangan bukti"
Pengacara : "tunggu yang mulai, saya membawa saksi pada persidangan kali ini, saudara richard
mohon ke berikan kesaksian'
Richard : " bohong yang mulia, apa yang disampaikan oleh mereka bohong, apalagi bukti yang
mereka sampaikan adalah kebohongan. Mereka telah membunuh teman seperjuangan saya"
Hakim ketua : "terima kasih saudara richard atas kesaksiannya. Saudara ferdy sambo, anda divonis
hukuman mati (ketuk palu 3x).
Hakim ketua : "tawaran anda memang menggiurkan, tapi tidak terima kasih"
Hakim ketua : " mohon maaf, ada kekeliruan dalam memutuskan vonis tadi. Saudara ferdy sambo,
anda divonis hukuman penjara seumur hidup."
Puisi
BABAK 4 ( CLOSING )
Pemeran : *Duduk di kursi halaman rumah, membaca koran tentang
penjualan pulau*
Pemeran : “Hah? Pulau dijual?”
((Pemeran beranjak pergi meninggalkan stage, dilatarbelakangi oleh lagu
Di Udara – Efek Rumah Kaca))